42
LAPORAN KULIAH LAPANG DENDROLOGI KEBUN RAYA BOGOR Oleh: Ditas Ditania Yudhisti (E14130113) Hari, Tanggal: Rabu, 23 Desember 2014 Asisten Praktikum: 1. Tomi Yan Nurhuda E14110032 2. Iman Tochid E14120054 3. Muhammad Rifaldy E14120013 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Iwan Hilwan, MS 1

Dendrologi Ditas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Page 1: Dendrologi Ditas

LAPORAN KULIAH LAPANG DENDROLOGIKEBUN RAYA BOGOR

Oleh: Ditas Ditania Yudhisti (E14130113)Hari, Tanggal: Rabu, 23 Desember 2014

Asisten Praktikum:

1. Tomi Yan Nurhuda E141100322. Iman Tochid E141200543. Muhammad Rifaldy E14120013

Dosen Pembimbing:

Dr. Ir. Iwan Hilwan, MS

LABORATORIUM EKOLOGI HUTANDEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

1

Page 2: Dendrologi Ditas

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHutan adalah sebuah ekosistem yang dicirikan oleh penutupan pohon-

pohon yang cukup rapat dan luas, sering kali terdiri atas tegakan-tegakan yang beraneka ragam sifat, seperti komposisi jenis, struktur, kelas umur, dan proses-prose yang berhubungan; pada umumnya mencakup: padang rumput, sungai, ikan, dan satwa liar. Hutan mencakup pula bentuk khusus, seperti hutan industri, hutan milik non-industri, hutan tanaman, hutan publik, hutan lindung, dan hutan kota (Helms 1998). Adapun yang dimaksud dengan tegakan (stand) adalah sebidang lahan hutan yang homogen dan secara geografis terpusat serta memiliki kombinasi sifat-sifat fisik lahan, tumbuhan, dan fasilitas pengolahan yang relatif sama, serta dengan luas yang melebihi luas minimal yang ditetapkan dalam pengelolaan hutan.

Berkembangnya Ilmu Tumbuhan di Indonesia karena potensi keanekaragaman flora yang dimiliki melimpah sehingga Ilmu tumbuhan ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat mengikuti arus zaman. Bidang-bidang pengetahuan yang semula bagian dari cabang ilmu tumbuhan, sekarang telah menjadi ilmu yang dapat berdiri sendiri sehingga ilmunya lebih terperinci dan mendetail tentang bidang yang dibahas dan dikaji.

Dendrologi merupakan cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri dengan kajian yang lebih mendalam tentang ilmu pohon. Secara harfiah Dendrologi berarti ilmu tentang pohon, yaitu mempelajari sifat-sifat taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunannnya yang penting. Dendrologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hutan yang dapat menjelaskan tentang pohon-pohon yang jenis dan ragamnya banyak, memberikan gambaran dalam mengenal karakteristik pohon, serta memberikan pemahaman berbagai macam variasi pohon, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan.

Fakultas Kehutanan IPB itu sendiri memberikan mata kuliah Dendrologi wajib bagi semua mahasiswa yang bertujuan untuk pembekalan praktek lapang kehutanan. Kuliah dan praktikum Dendrologi ini diberikan selama satu semsester awal menginjak Fakultas setelah selesai di TPB. Pada praktikum akhir diadakan kuliah lapang yang dilaksanakan di Kebun Raya Bogor. Pada saat kuliah lapang, mahasiswa diarahkan mengenal lebih dekat pohon, baik itu menyangkut sifat morfologi pohon, penyebaran, ataupun kegunaannya.

1.2 Tujuan Kuliah lapang ke Kebun Raya Bogor bertujuan untuk :1. mengetahui sejarah dan perkembangan Kebun Raya Bogor2. mengidentifikasi berbagai jenis pohon yang ada di Kebun Raya Bogor3. melihat lebih dekat jenis pohon yang daunnya digunakan dalam praktikum

dendrologi sebelumnya.

2

Page 3: Dendrologi Ditas

BAB IIKONDISI UMUM KEBUN RAYA BOGOR

2.1 Letak

Kebun Raya Bogor terletak di Kota Bogor, provinsi Jawa Barat dengan ketinggian 200 mdpl dengan curah hujan 3000-4300 mm/ tahun (Kencana dan Arifin, 2010). Awalnya luas Kebun Raya Bogor sekitar 47 ha namun kemudian dikembangkan menjadi 87 ha termasuk halaman Istana Bogor. Disekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, plantologi, Museum Zoologi Bogor, dan pustaka (Kencana dan Arifin, 2010). Pembagian blok wilayah di Kebun Raya Bogor berdasarkan famili. Jumlah koleksi tanaman di kebun raya ini sekitar 222 suku (famili), 1257 Marga, dan 3423 jumlah spesies. Sedangkan jumlah spesimen hidup di kebun raya sekitar 13.684 spesimen.

2.2 Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti : s’Lands Plantentuin, Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang), Botanical Garden of Buitenzorg, Botanical Garden of Indonesia, Kebun Gede dan Kebun Jodoh

Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi eksitu yang bertujuan sebagai sarana koleksi tumbuhan tropika dataran rendah basah. Kebun Raya Bogor memiliki tugas atau fungsi Kebun Raya, antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai tempat konservasi Ex-situ,2. Sebagai sarana penelitian, terutama penelitian tumbuhan,3. Sebagai sarana penunjang pendidikan, dan4. Sebagai sarana wisata.

Kebun Raya Bogor berdiri pada 18 Mei 1817. Pemrakarsa berdirinya Kebun Raya Bogor adalah C.G.C. Reinwardt. Prof. Caspar Georg Carl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen,Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pada mulanya kebun ini

3

Page 4: Dendrologi Ditas

hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia).

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Untuk perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu:

1. Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium Cibodas) di Jawa Barat, didirikan oleh Teysman tahun 1866. Kebun Raya Cibodas luasnya 120 ha dengan ketinggian 1400 mdpl, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman sub-tropis. Tahun 1891 Kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk Penelitian flora dan fauna.

2. Kebun Raya Purwodadi (Hortus Purwodadi) di Jawa Timur, didirikan oleh Van Sloten tahun 1941. Luasnya 85 ha dengan ketinggian 250 m, untuk koleksi tanaman dataran rendah, iklim kering daerah tropis.

3. Kebun Raya “Eka Karya” Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering.

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional. Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘Slands Plantentiun te Buitenzorg’ berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Untuk pertama kalinya tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas. Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu: Herbarium, Museum, Laboratorium Botani, Kebun Percobaan, Laboratorium Kimia, Laboratorium Farmasi, Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha, Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).

4

Page 5: Dendrologi Ditas

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan tempatKuliah lapang Dendrologi bertempat di Kebun Raya Bogor pada hari Rabu

tanggal 23 Desember 2014 jam 08.00 – 12.30 WIB, kuliah dilakukan dengan berjalan mengitari Kebun Raya Bogor dengan melihat, memperhatikan, dan mengidentifikasi setiap pohon yang telah dipelajari pada kuliah maupun praktikum dendrologi.

3.2 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan pada praktikum saat kuliah lapang adalah

Alat tulis, Buku catatan, Kamera, dan bahan yang digunakan ialah 65 pohon yang diidentifikasi pada kuliah lapang ini.

3.4 MetodePada Kuliah Lapang Dendrologi kali ini, para mahasiswa dipandu dengan

dosen yaitu Dr. Ir. Iwan Hilman, MS dosen mata kuliah dendrologi dan asisten praktikum berjalan mengitari Kebun Raya Bogor untuk melihat dan mengidentifikasi tanaman yang telah di pelajari pada kuliah dan praktikum dendrologi. Dengan penjelasan dari dosen, mahasiswa mencatat dan menghafal setiap pohon yang dijelaskan oleh dosen. Penjelasan yang didapat dari dosen kemudian dituliskan kembali oleh mahasiswa dalam bentuk laporan Kuliah Lapang Dendrologi.

3.5 Rekapitulasi hasil pengamatan karakteristik jenis pohon di Kebun Raya Bogor1. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Kempas

: Kompassiana excels

: Fabaceae

: Daun majemuk ganda 2, bentuk daun oblong, tata daun alternate dengan anak daun opposite, plagiotropik, memiliki banir menyebar yang biasnya digunakan tempat bertengger beruang madu (Helactos malayanus) untuk mencari madu, dan strata A, jenis dilindungi.

2. Nama lokal : Merbabu

5

Page 6: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Intsia bijuga

: Fabaceae

: Daun berseling, bersirip genap dengan 2-4 pasang anak daun, stipula bertautan di pangkal, membentuk sisik yang menetap, anak daun opposite, memiliki banir papan yang kecil, kulit batang yang terlihat seperti “bopeng”, kayu untuk konstruksi bangunan, Asal Jawa Tengah- G. Merbabu, dominan di hutan Papua, strata B, tinggi ± 30 m.

3. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Angsana

: Pterocarpus indicus

: Fabaceae

: bergetah merah, daun majemuk, Root grapting (persambungan akar) pada angsana merupakan jenis perakaran khas tanaman Hutan Tropik yang berfungsi mengefisiensi penyerapan air, sebagai pohon peneduh, Pohon ini termasuk pohon tua yang di tanam di Kebun Raya Bogor, yakni pada tahun 1844.

4. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Liana

: Bauhinia wanitii

: Fabaceae

: Tumbuhnya merambat dengan batang kayu membelit batang pokok yang tinggi, sebagai peneduh tanaman lain , salah satu Famili Fabaceae yang liana, asal dari Thailand.

6

Page 7: Dendrologi Ditas

5. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Sindur

: Sindora siamensis

: Fabaceae

: Batangnya tidak berbanir karena akar menancap didalam tanah dengan kuat dan paling tinggi diantara fabaceae lainnya ±40 m, batangnya ada garis-garis seperti gelang, buah legum, merekah bulat gepeng berduri, Kayu sindur bercorak menarik banyak digunakan untuk perabotan berkualitas tinggi, panel dan keperluan interior lainnya, kayu sindur berwarna seragam digunakan unuk konstruksi ringan di dalam ruangan, misalnya kerangka pintu dan jendela, langit-langit, perabotan rumah tangga dan kayu lapis, Kayu sindur juga digunakan untuk lantai, dan jenis Strata A.

6. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Ki Hujan/Trambesi

: Samanea saman

: Fabaceae

: Tidak berbanir, simpodial, daun majemuk, berasal dari tumbuhan tropis Amerika, sebagai tanaman peneduh, banyak cabang dan tumbuhan ini adalah tumbuhan invasif, karena sebagai invasi spesies asli, dan penyerap karbon tinggi.

7

Page 8: Dendrologi Ditas

Ciri khas

7. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Kedawung

: Parkia timoriana

: Fabaceae

: Daun majemuk ganda 1, pohon tinggi besar, berbanir papan tidak terlalu besar dan bji dimanfaatkan sebagai obat pencernaan yang disangrai seperti kopi tetapi berbau petai, kayunya untuk konstruksi bangunan, Strata A, tumbuh di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, kondisi populasi sekarang sedikit.

8. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pohon Saga

: Adenanthera pavonina

: Fabaceae

: Daun Majemuk ganda 1, simpodial, biji dalam berwarna merah dan kering, Saga terdapat 2 macam, yaitu Saga pohon dan Saga merambat Aphrus precathorius daun saga untuk obat sariawan dengan 200 x sukrosa menjadikan rasa pahit.

9. Nama lokal : Ampupu

8

Page 9: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Eucalyptus alba

: Myrtaceae

: Keluarga Jambu-jambuan daun harum mengandung kelenjar minyak (pellucidots) jika diremas berbau resin. Batang terpilin (melintir) karena terkena penyakit dimanfaatkan daunnya untuk minyak eucalyptus dan bahan baku permen mint, daun tunggal, kulit batang mengelupas, kayu untuk konstuksi bangunan.

10. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pandan

: Pandanus conoides

: Pandanaceae

: daun lanset, batang berduri, tumbuh ditepi pantai dan pegunungan, untuk tanaman hias dan tumbuh banyak di Papua, buah dimanfaatkan untuk obat, daun dimanfaatkan untuk tikar.

11. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Gayam

: Inocarpus fagiferus

: Fabaceae

: Salah satu Fabaceae yang berdaun tunggal, tepi daun berduri, batang simpodial bentuk batang berlekuk-lekuk, untuk peneduh dan buah dapat dimakan dengan dibuat keripik, kebanyakan orang tidak menyukai pohon ini dikarenakan kurang menarik dan menyeramkan, habitat di pantai berpasir sampai dengan pegunungan

9

Page 10: Dendrologi Ditas

Ciri

khas

12. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Keben

: Baringtonia asiatica

: Lecythidaceae

: Pohon Simpodial, buah beracun untuk meracuni ikan di alam, tumbuh di hutan pantai, daun mengumpul di ujung ranting, berdaun duduk, buah mirip lampion, memiliki sabut atau serabut.

13. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pedada

: Soneratia caseolaris

: Sonneratiaceae

: Tangkai daun merah muda, daun tebal, opposite decusate (berhadapan bersilang), tumbuh di hutan mangrove, mempunyai akar pasak mampu beradaptasi dengan air tawar.

14. Nama lokal : Pohon Benuang laki

10

Page 11: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Duabanga moluccana

: Sonneratiaceae

: Tangkai daun berbentuk persegi, daun opposite, Marginal vein, interpetiolaris stipule, kayu untuk bangunan, tumbuh alami di NTT dan NTB

11

Page 12: Dendrologi Ditas

15. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Bisbul

: Diospyros philippinensis

: Ebenaceae

: Simpodial, pohon berbatang hitam namun berbeda dengan kayu hitam, daun tunggal, alternate, bentuk tajuk membulat, termasuk kayu mewah, tumbuh kebanyakan di Sulawesi, daun tunggal.

16. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Salam

: Syzygium polyanthum

: Myrtaceae

: Daun yang sudah tua berwarna merah, daun mengandung kelenjar minyak untuk memasak atau untuk obat, daun berbau harum.

17. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Sawit

: Alaeis guinensis

: Arecaceae

: Spesies pohon yang multi manfaat dari akar sampai daun dapat dimanfaatkan. Buah untuk minyak, asal dari afrika berpotensi menjadi invasif alliances, batangnya untuk kayu fiber.

12

Page 13: Dendrologi Ditas

Ciri khas18. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Kelapa

: cocos nucifera

: Arecaceae

: Spesies yang multi manfaat tumbuh dihutan pantai, batang silindris.

19. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Sagu

: Metroxylon sagu

: Arecaceae

: Pohon monocarpik (pohon yang jika sudah berbuah mati), jarak berbunga 1-10 tahun, batangnya dijadikan sebagai sagu, tumbuh dirawa Indonesia bagian timur.

20. Nama lokal : Lontar

13

Page 14: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Borassus flabellifer

: Arecaceae

: Daun pada zaman dahulu dimanfaatkan untuk menulis, buah dapat dimakan dan diminum airnya.

21. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Kayu Besi / Kayu Ulin

: Eusyderoxilon zwageri

: Lauraceae

: Monopodial, ujung daun merah, tumbuh alami di kalimantan, untuk atap, sirap, tumbuhan ini termasuk apendix II Cites, daun tunggal, Orthotropik.

22. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Ki Putri

: Podocarpus neriifollius

: Podocarpaceae

: Daun lanset tumbuh alami di hutan pegunungan,kayu untuk konstruksi bangunan, buah tertutup epimatum dan gymnospermae, ada filoklen yaitu ranting yang berkembang menjadi daun.

23. Nama lokal

Nama jenis

: Araukaria

: Araucaria cunninghamii

14

Page 15: Dendrologi Ditas

Famili

Ciri khas

: Araucariaceae

: Kulit batang mengelups ke samping, monopodial batang menghasilkan getah, sisik ujungtajam, biji bersatu dengan sisik berbentuk kerucut.

24. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pohon Melinjo

: Gnetum gnemon

: Gnetaceae

: Buah berbiji terbuka, pohon pralihan dari Gymnospermae ke Angiospermae, buah dapat dimanfaatkan untuk ceriping dan daun dapat dimasak.

25. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Agathis

: Agathis robusta

: Araucariaceae

: pohon mengelupas bulat-bulat menyamping, getah kopal, mudah terbakar getah dari kulit batang.

26. Nama lokal

Nama jenis

: Pinus

: Pinus caribaea

15

Page 16: Dendrologi Ditas

Famili

Ciri khas

: Pinaceae

: Daun Jarum, 1 Vesikel terdapat 3 helai daun, pohon pecah-pecah vertikal. Getah menghasilkan terpentin dan gondorukem, getah berasal dari kayu.

27. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Kopi

: Coffea canephora

: Rubiaceae

: Daun tunggal, opposite decusate, interpetiolaris stipule

28. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Karet Kerbau

: Ficus elastica

: Moraceae

: Bergetah putih, kunat cincin, alternate, daun penumpu lepas dan membentuk cincin di ranting sebelum ada getah karet, getah karet kerbau digunakan untuk Ban, habitusnya pohon strangler.

16

Page 17: Dendrologi Ditas

29. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Hoersfieldia

: Hoersfieldia iryagedhi

: Myristicaceae

: Bergetah merah, Arilus berwarna merah penuh.

30. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Matoa

: Pometia pinnata

: Sapindaceae

: Buahnya seperti kelengkeng, daun majemuk paripinet (Genap), buah daging bening, bisa dimakan arilus berwarna putih bening, tumbuh dominan di Papua, kayunya konstruksi bangunan.

31. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Rambutan

: Nephelium lapaceum

: Sapindaceae

: Monopodial, alternate, pohonnya tidak tinggi, daun majemuk buah bisa dimakan dan arilus berwarna putih.

17

Page 18: Dendrologi Ditas

Ciri khas

32. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Rerak

: Sapindus rerak

: Sapindaceae

: Biji dapat dimanfaatkan untuk sabun nabati.

33. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Lengkeng

: Dimocarpus longan

: Sapindaceae

: Pohon berumah dua, buah dapat dimakan, daun majemuk.

34. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Leci

: Litchi Chinensis

: Sapindaceae

18

Page 19: Dendrologi Ditas

Ciri khas

: Merupakan pohon tertua di Kebun Raya Bogor, ditanam pada tahun 1823, pohon Simpodial, buah dapat dikonsumsi.

35. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Bintaro

: Cerbera odolam

: Apocynaceae

: Alternate, mengumpul di ujung (terminalia) simpodial, mahkota seperti corong, bergetah putih, pohon bergetah putih, buah batu berpasang-pasangan 2, Sebagai tanaman peneduh, buahnya dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan tangan jika sudah kering, tumbuh alami di hutan pantai.

36. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Jelutung

: Dyera costulata

: Apocynaceae

: Pohon bergetah putih, daunnya verticillate, monopodial, silindris, silindris, besar, tinggi, tidak berbanir, buah seperti tanduk, getah untuk permen karet, jenis Strata A.

37. Nama lokal

Nama jenis

: Pulai

: Alstonia angustiloba

19

Page 20: Dendrologi Ditas

Famili

Ciri khas

: Apocynaceae

: Bergetah putih, Kulit batang mengelupas, buah berpasanagan, berbanir terbang, sebagai tanaman peneduh, habitat di hutan.

38. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Sawo duren

: Crhysophyllum cainito

: Sapotaceae

: Bergetah putih, buah dapat diamakan, pohon tidak terlalu tinggi, daun bagian bawah berwarna keemasan.

39. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Nyatoh

: Palaquieum rostratum

: Sapotaceae

: Bergetah putih, berbanir papan segitiga, Penghasil getah perca yang dimanfaatkan untuk membuat bola golf, batang besar bersilindris.

40. Nama lokal : Sawo Kecik

20

Page 21: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Manilkara kauki

: Sapotaceae

: Termasuk pohon Terminalia branching daun mengumpul diujung, daun bagian bawah berwarna keperakan, buah dapat dimakan, model aubrevile, kayu bagus untuk bangunan dan patung di Bali, sudah langka di alam.

41. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Tanjung

: Mimusops elengi

: Sapotaceae

: Tananman peneduh, daging buah tipis, buah dapat dikonsumsi, daun tunggal, bergetah putih.

42. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pala

: Myristica fragrans

: Myristicaceae

: Berdaun tunggal, bergetah merah, arilus merah berbentuk jala, buah dapat dimakan

43. Nama lokal

Nama jenis

: Sempur

: Billenia pteropoda

21

Page 22: Dendrologi Ditas

Famili

Ciri khas

: Myristicaceae

: Kulit pohon mengelupas, pertulangan daun sekunder ketepi daun, daun tunggal, daun mengumpul diujung, memiliki banyak cabang, daunnya mengelompok di ujung, banyak terdapat bekas daun penumpu, tepi daun bergerigi, tulang sekunder langsung ke tepi daun.

44.

Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Mendarahan

: Knema cinerea

: Myristicaceae

: Keluarga mendarahan, Arilus berwarna merah setengah jala

45. Nama lokal

Nama jenis

: Pohon Coklat

: Theobroma cacao

22

Page 23: Dendrologi Ditas

Famili

Ciri khas

: Sterculiaceae

: Buah muncul pada batang utama dan cabagnya, buahnya berwarna merah dan hiju, pohon yang bijinya dapat dimanfaatkan untuk bahan baku coklat, coklat dikenal sebagai salah satu bahan baku pembuat makanan Para Dewa

46. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Durian

: Durio zibhetinus

: Bombacaceae

: Daun tunggal, alternate, buah dapat dimakan. Permukaan daun bagian bawah berwarna perak, cauliflori, alternate, batangnya tinggi, buah berduri.

23

Page 24: Dendrologi Ditas

47. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Kepuh

: Sterculia foetida

: Sterculiaceae

: Daun majemuk menjari, Tumbuh baik didekat pantai, Kepuh sering didapati di hutan-hutan dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl., terutama di wilayah yang agak kering. Pohon ini di waktu-waktu tertentu menggugurkan daun.

48. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Bayur

: Pterospermum diversifolium

: Sterculiaceae

: Daun asimetris, pertulangan daun menyirip, tumbuh didekat pantai, baik untuk tiang, berdaun kasar tidak berbulu, buahnya folikel.

49. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Pohon Cola

: Cola acuminata

: Sterculiaceae

: Tumbuhan yang berasal dari afrika, Buah sebagai bahan baku minuman cola dan mengandung kafein.

24

Page 25: Dendrologi Ditas

Ciri khas50. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pohon Manggis

: Garcinia megaphylla

: Clusiaceae

: Pohon bergetah kuning, batang monopodial, berasal dari Brasil, daun mirip jambu-jambuan, tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter, buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah..

51. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Mamea

: Mamea siamensis

: Clusiaceae

: Pohon yang berasal dari Burma, bergetah kuning, daun opposite

52. Nama lokal : Gandaria

25

Page 26: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Bouea opposififolia

: Anacardiaceae

: Daun tunggal, bergetah hitam, daun opposite

53. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Rengas

: Gluta wallichii

: Anacardiaceae

: Bergetah hitam, monopodial, beracun bila mengenai kulit dapat gatal-gatal. Pohon besar, stratum A berbanir papan, Kayunya untuk konstruksi bangunan, ditanam pada tahun 1866

54. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Keruing

: Dipterocarpus turbinatus

: Dipterocarpaceae

26

Page 27: Dendrologi Ditas

Ciri khas: Berukuran besar dan tinggi dapat mencapai 40 meter. Kulit batang nya mengelupas, daun bersayap 2-5 dan mamiliki buah samara atau buah keras, penghasil kayu utama di Indonesia,buah bersayap 5 dengan sayap panjang 2 dan sayap panjang 3

55. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Resak

: Vatica Puciflora

: Dipterocarpaceae

: Tunggal, alternate, daunnya tebl, kaku, berbintik hijau tersusun di petulangan sekundernya.

56. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Meranti Tembaga

: Shorea leprosula

: Dipterocarpaceae

: Buah bersayap, sayap panjang 3 dan sayap pendek 2, kayu untuk konstruksi dan plywood, berbanir papan besar, kulit batangnya halus, dan berwarna putih, terdapat sarang lebah.

57. Nama lokal : Tengkawang

27

Page 28: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Shorea seminis

: Dipterocarpaceae

: Dimanfaatkan untuk lemak Nabati dari buahnya dan campuran coklat, berbanir papan.

58. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Pohon Gaharu

: Aquilaria malaccensis

: Thymelaeaceae

: Berupa pohon besar , kulit batang mengelupas, buah besayap lima helai sama panjang, daun tunggal dimanfaatkan untuk minyak gaharu dan akan mengeluarkan enzim mikroereksin sebagai penutup luka

59. Nama lokal

Nama jenis

: Kamper

: Dryobalanops aromatica

28

Page 29: Dendrologi Ditas

Famili

Ciri khas

: Dipterocarpaceae

: Pohon tinggi stratum A, berbanir papan, getah untuk kamper atau kapur barus

60. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Keluarga Beringin dan Meranti tembaga

: Ficus albiria dan Shorea leprosula

: Moraceae dan Dipterocarpaceae

: Ukuran pohon ini sudah sangat besar dan menjulang tinggi di Kebun Raya Bgor. Pohon ini adalah pasangan dari pohon pasangan “Pohon Jodoh” di Kebun Raya Bogor.

61. Nama lokal

Nama jenis

Famili

: Kayu Manis

: Cinnamomum burmanni

: Lauraceae

29

Page 30: Dendrologi Ditas

Ciri khas

: Pertulangan daun membusur, tunggal, alternate, Kulit batang dimanfaatkan untuk bumbu, daun 3 tulang daun daun tunggal.

62. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Nangka

: Artocarpus heterophyllus

: Moraceae

: Bergetah putih, memiliki kunat cincin, daun muda tidak seperti daun yang tua, buah dapat dimakan, kayu untuk konstruksi bangunan.

63. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Cemara Aru

: Casuarina sumatranum

: Casuarinaceae

: Daun sisik, berbuku-buku, pohon simpodial sebagai peneduh, dan tumbuh di dekat pantai.

64. Nama lokal : Pohon Kenari

30

Page 31: Dendrologi Ditas

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Canarium commune

: Burseraceae

: Kenari memiliki daun yang imparipinate, yakni di ujung ranting terdapat anak daun dan bersifat resinus (harum), daun majemuk ganjil, untuk minyak nabati, dan bijinya untuk souvenir.

65. Nama lokal

Nama jenis

Famili

Ciri khas

: Burahol

: Stelechocarpus burahol

: Annonaceae

: Plagiotropik, kulit tidak mudah patah, monopodial, daun tunggal, mengkilap, buah terdapat dibatang utama, buah dapat dimakan untuk pengharum tubuh, tersebar di Jawa Timur.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Hasil Praktikum Lapang dihasilkan sejarah tentang Kebun Raya Bogor, mampu mengunjungi dan mengidentifikasi 65 jenis pohon yang telah ada di Kebun Raya Bogor meliputi nama lokal, nama ilmiah, marga, famili, ciri khusus, keterangan, dan foto. Praktikum lapang ini memperlihatkan berbagai jenis pohon yang sebagian ada dalam praktikum, sehingga para praktikan dapat melihat daun secara lebih dekat dan persis seperti di alam aslinya.

31

Page 32: Dendrologi Ditas

3.2. Saran

a. Dalam praktikum lapang ini hendaknya dibentuk kelompok pengajar dan kelompok peserta yang lebih kecil lagi, dan ketika di Kebun Raya Bogor dipencar sesuai kelompok kecil tersebut. Hal ini dilakukan agar lebih efektif dalam penyampaian dan waktu.

b. Kuliah lapang ini dilakukan tidak hanya di Kebun Raya Bogor saja. Sekali-kali dilakukan di Kampus IPB juga hal ini bisa dilakukan ketika praktikum berlangsung yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKAAnonim.2008.Sejarah PKT KR- Bogor.http://bogorbotanicgardens.org

[terhubung berkala 26 Desember 2013] Anonim.2010.Kebun Raya Bogor Salah Satu Tertua di Asia.http://indonesia-

indahnya.blogspot.com/ [ terhubung berkala 26 Desember 2013]Kencana, Ira Puspa dan Nurhayati Hadi Susilo Arifin. 2010. Studi Potensi

Lanskap Sejarah untuk pengembangan wisata sejarah di Kota Bogor. Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No.1.

Helms JA. 1998. The Dictionary of forestry. Editor. Wallingford: The Society of American Foresters and CABI Publishing, Bethesda.

32

Page 33: Dendrologi Ditas

DOKUMENTASI KEGIATAN

Mahasiswa sedang foto di depan pohon jodoh

33

Page 34: Dendrologi Ditas

Mahasiswa sudah selesai praktikum

Lampiran

34

Page 35: Dendrologi Ditas

Pohon kempas yang pertama dikunjungi

Pohon Angsana yang diidentifikasi

Pohon Jodoh antara Ficus albipila dan Shorea leprosula

Buah Pandan

Buah Sempur Buah Terngguli

35

Page 36: Dendrologi Ditas

Bunga Keben Buah Sindora

Buah Keben

Penjelasan Materi

Pohon Burahol yaitu pohon terakhir yang dikunjungi

36

Page 37: Dendrologi Ditas

37