Upload
agussiswanto097
View
38
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Deny
Citation preview
MAKALAH PEMAHAMAN INDIVIDU ll
( Tinjauan tentang jenis-jenis tes dari berbagai sudut dan kepentingan )
DI SUSUN
Oleh :
Nama : 1. Edwin ( 2012.141.014 )
2. Ayu Marsela ( 2012.141.020 )
3. Deni Indrawati ( 2012.141.189 )
4. Reni Anggraeni ( 2012.141.020 )
5. Okta Astarina ( 2012.141.044 )
6. Lusi Ulandari ( 2012.141.063 )
Kelas : 2ASemester : 2 (dua)
Mata Kuliah : Pemahaman Individu ll
Program Studi : Pend.Bimbingan Konseling
Dosen Pembimbing : Arum Ningsih, S.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami kelompok 4, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal. Makalah ini di buat
sebagai tugas mata kuliah pemahaman individu ll yang diasuh oleh ibuk Arum
Ningsih,S.Pd. Makalah ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran oleh
mahasiswa-mahasiswi.
Kami kelompok 4 menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan, tapi kami berusaha secara maksimal untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.
Demikianlah, apabila ada kata-kata yang salah kami mohon maaf. Kami
ucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Palembang, Februari 2013
Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................
C.TUJUAN MANFAAT.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian individu………………………………………………………..
B. Perilaku yang telah ada pada diri manusia……………………………
C. Kemampuan dasar konseling di sekolah……………………………..
D. Tijauan beberapa teknik tes………………………………………….
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Materi pemahaman individu ada dua macam yaitu teknik tes dan non-tes. Meski mencakup
teknik tes dan non-tes, tetapi dalam buku ini hanya disajikan teknik tes,”, teknik tes
lazimnya diberikan secara terpisah dalam materi “Pemahaman individu 2”
Mengingat aspek yang hendak dipahami utamanya berkaitan dengan gejala-gejala
seseorang dalam kerangka bimbingan dan konseling, maka prasyarat yang diperlukan
sebelum mempelajari pemahaman individu baik pemahaman individu 1 maupun 2 adalah
Psikologi dan Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.
pengetahuan dasar psikologi ini mutlak, mengingat gejala yang dipahami adalah gejala-
gejala yang bersifat psikologis yang muncul dalam bentuk ucapan dan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari. Sedang kebutuhan akan pengetahuan dasar bimbingan dan konseling
mengingat, bahwa hasil pemahaman terhadap individu adalah untuk kepentingan layanan
bimbingan, bukan untuk kepentingan selainnya.
Petunjuk Belajar
1. Sebelum pelatihan dilaksankan seharusnya peserta pelatihan telah membaca terlebih
dahulu materi, dan akan lebih bagus lagi jika ada teman yang bisa diajak berdiskusi
dalam memahami isi buku dan jika masih belum terjawab bisa ditanyakan kepada
dosen atau instruktur ketika acara pelatihan berlangsung.
2. Ikuti ceramah yang diberikan oleh dosen atau instruktur dengan cermat, dan catatlah
hal-hal yang menurut ada penting. Jika diberi kesempatan bertanya oleh dosen,
manfaatkanlah untuk minta penjelasan hal-hal yang belum bisa saudara pahami dengan
baik, dan jika saudara menemukan sumber yang berbeda tanyakan pula kepada dosen
saudara dengan cara yang baik.
3. Pada akhir setiap bab yang membahas suatu teknik, diberikan juga tugas-tugas yang
harus saudara lakukan untuk melakukan persiapan hingga melakukan tindakan praktek
teknik tertentu. Meski sifatnya latihan, seharusnya saudara lakukan dengan sungguh-
sungguh dan lakukan pencatatan dengan sebaik-baiknya sebagai laporan praktek.
4. Untuk mempraktekkan teknik-teknik yang disajikan dalam buku ini tidak terlalu sulit,
karena subyek yang bisa saudara gunakan untuk praktek bias juga yang ada di sekitar
saudara; subyek itu bisa tetangga sebelah, teman duduk, teman kost, teman guru, atau
murid di sekolah di mana saudara bertugas. Untuk itu praktekkanlah dan manfaatkan
setiap kesempatan untuk berlatih memahami sifat-sifat atau karakteristik orang lain.
5. Untuk lebihlebih manambah ilmu pengetahuan kita, ada baiknya saudara suka
membaca buku-buku yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
Kompetensi dan Indikator
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor di samping menguasai konsep dan
praksis pendidikan, kesadaran dan komitmen etika professional, menguasai konsep
perilaku dan perkembangan individu, mampu mengelola program bimbingan dan
konseling, menguasai konsep dan perilaku riset dalam bimbingan dan konseling
menguasai konsep dan praksis asesmen. Oleh sebab itu, indikator tercapainya tujuan
pelatihan mata latih pemahman individu adalah jika peserta latih telah menunjukkan
penguasaan minimal 80% dari konsep-konsep asesmmen, mampu merancang asesmen,
dan melakukan asesmen dengan memanfaatkan teknik-teknik yang dilatihkan secara
benar
Rumusan masalah
a. Apa pengertian individu?
b.Bagaimana tinjauan tentang jenis-jenis tes menurut kalian ?
c. bagaimana cara bimbingan konseling di sekolah ?
TUJUAN
a. Menjelaskan pengertian individu
b. Mengetahui dan memahami karakteristik individu
c. Mengetahui jenis – jenis tes
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Individu “Manusia” adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai
sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek
filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia
dengan berbagia kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk
yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang
dapat di didik atau homo educandum dan seterusnya. Kini bangsa Indonesia telah
menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud dengan manusia secara utuh adalah
manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai
berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai
segi, yaitu antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan
akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara
manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitar
atau lingkungannya, dan manusi dengan Tuhan. Dalam kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk
individu dan makhluk sosial. Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya
tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan. Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah
kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Individu
menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai
mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya
suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha
mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras
dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan Kelompok I Kelas C PTIK UNIMA |
Karakteristik dan Perbedaan Individu 3 .
Perilaku yang telah ada pada dirinya. Manusia sebagai individu salalu berada di
tengah- tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi
pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya.
Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi
ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi. Pengaruh lingkungan
masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya
adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya
dengan manusia. Manusia sebagai makhluk individu adalah bahwa manusia itu
merupakan keseluruhan atau totalitas yang tidak dapat dibagi. Maksudnya, manusia tidak
dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya, rohani dan jasmani. Setiap manusia memiliki
berbagai potensi manusiawi, seperti bakat, minat, kebutuhan sosial – emosional -
personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui
proses pendidikan dan pengajaran, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara utuh
menjadi manusia dewasa atau matang. Sejak lahir, bahkan sejak masih di dalam
kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang tetrus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu
merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara saksama. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan – kebutuhan. Pada
awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum
peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan
fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai
mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman,
keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non
fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.2. Karakteristik Individu Karakteristik individu
itu sendiri adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor Kelompok I Kelas C.
Profil kemampuan dasar konseling sekolah adalah :
1. Menguasai bahan bimbingan,
2. Mampu mengelola layanan bimbingan,
3. Mampu mengelola layanan konseling,
4. Mampu menggunakan media dan sumber-sumber bimbingan,
5. Mampu menyelenggarakan administrasi bimbingan di sekolah,
6. Mampu melaksanakan tugas-tugas bimbingan yang berkaitan dengan pengajaran,
7. Menguasai landasan-landasan kependidikan/bimbingan,
8. Memahami proses pengajaran,
9. Memahami asas-asas penelitian dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan/bimbingan
Dari tinjauan kami ada beberapa teknik tes
1. Tes Intelligensi
Maksud dan Tujuan Tes Intelligensi
Inteligensi merupakan faktor pembawaan atau faktor dasar yang dimiliki seseorang
yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajarnya,
sehingga bagaimanapun diusahakannya peralatan, kondisi, serta metode yang
sempurna, pada akhirnya hasil belajar seseorang akan ditentukan oleh tingkat
kecerdasan orang tersebut. Untuk mengetahuinya dapat menggunakan instrumen tes
inteligensi.
Tes intelegensi merupakan suatu teknik atau alat yang digunakan untuk
mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam
berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif. Tes Inteligensi sebagai
suatu instrumen dalam tes psikologi dapat menyajikan fungsi-fungsi tertentu.
Adapun tujuan dari tes intelegensi secara umum, antara lain :
1. Membantu siswa untuk memahami dirinya, sehingga para siswa mampu
mengambil keputusan, perencanaan, dan pemecahan masalah secara arif dan
bijaksana.
2. Membantu Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran, guru pembimbing, dan orang
tua siswa agar mereka mengerti dan memahami anak didiknya sehingga mereka
dapat menyediakan lingkungan yang memadai dan dibutuhkan anak.
Sedangkan tujuan pengukuran intelegensi antara lain :
a) Untuk tujuan seleksi
Karena melalui tes inteligensi, faktor-faktor yang ada pada diri seseorang,
termasuk faktor yang karena suatu sebab belum berkembang tetapi jelas
dimiliki, ikut diperhitungkan. Sehingga, apabila penggunannya benar-benar
terlaksana dengan teliti dan objektiif, maka akan dapat membantu pembimbing
dalam menyeleksi individu dan menempatkannya secara tepat.
Misalnya, secara kelompok hasil tes inteligensi dapat dipakai sebagai tes seleksi
penerimaan siswa baru.
b) Untuk tujuan diagnostik
Karena melaui tes inteligensi dapat diketahui mengenai kesulitan-kesulitan yang
dialami seseorang yang disebabkan oleh taraf inteligensi seseorang tersebut.
c) Hasil tes inteligensi dapat dipakai sebagai dasar penggolongan kelas secara
homogin.
d) Hasil tes inteligensi disambungkan untuk bimbingan belajar. Dar hasil tes
inteligensi dapat diidentifikasikan anak yang lambat belajar.
e) Hasil tes inteligensi dapat berguna untuk menentukan siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
f) Hasil tes inteligensi dapat disambungkan pada program pemilihan jurusan
dan study sambungan.
g) Hasil test inteligensi sangat berguna untuk mengidentifikasi anak yang
cerdas dan superior.
h) Apabila hasil tes inteligensi ini dilengkapi dengan data-data hasil tes
kepribadian prestasi, bakat, minat dan hasil tes lain Maka semua data yang
terpadu ini sangat berguna bagi kepala sekolah, guru, orang tua untuk lebih
memahami anak didiknya dan mereka dapat menyediakan lingkungan yang
dibutuhkan anak didiknya.
2. Tes Bakat
Maksud Dan Tujuan Tes Bakat
Tes bakat adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan
kemampuan intelligensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka
proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga
akan lebih mudah mencapai hasil.
Tes bakat dilakukan dengan tujuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
dan industri. Dalam bidang pendidikan, dengan mengetahui bakat siswa maka ia
dapat diarahkan sesuai dengan bakatnya tersebut agar siswa dapat mencapai
prestasi sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Hasil tes bakat sangat
bermanfaat khususnya pada saat penjurusan, baik di SMA maupun SMK, dan
untuk menentukan pilihan fakultas atau jurusan yang diinginkan di perguruan
tinggi.
Dalam bidang industri, bakat seseorang perlu diketahui apakah ia tepat
menduduki jabatan tertentu. Hasil tes bakat bisa membantu suatu perusahaan
atau lembaga untuk menempatkan karyawan atau calon karyawan pada posisi
yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
Dengan tes bakat dapat diramalkan bakat-bakat seseorang dalam berbagai
bidang atau dalam hal pelajaran, pekerjaan yang dipilihnya, serta kesuksesan-
kesuksesan bekerja di masa datang
Oleh karena itu apabila tes bakat itu diberikan pada awal sebelum seseorang
individu memilih suatu jurusan sekolah atau pekerjaan tertentu maka akan dapat
dipastikan akan dapat menghemat biaya dan waktu yang terbuang akibat tidak
tepatnya seseorang individu memilih suatu sekolah atau lapangan pekerjaan.
Orang yang dapat memilih, meyesuaikan dengan pekerjaan yang sesuai dengan
bakatnya akan membuat seseorang tersebut mempunyai semangat kerja yang
tinggi dan kepuasan kerja akan tercapai. Sebaliknya seseorang individu yang
dipaksa atau terpaksa bekerja tidak sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan
kelesuan kerja, semangat kerja rendah, ketidakpercayaan pada diri sendiri,
banyak membuat kesalahan-kesalahan dan menimbulkan frustrasi bagi individu
yang bersangkutan.
Tes bakat memiliki tujuan, antara lain:
a. Untuk membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan
pendidikan maupun pekerjaan,
b. Untuk mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang,
c. Sebagai sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki
a. DAT (Differential Aptitude Test)
Tes ini berusaha untuk menentukan ke arah manakah kecenderungan bakat
seseorang itu. Dari hasil tes tersebut dapat diperoleh skor seseorang dari
masing-masing sub tes, yaitu:
1. Tes Kemampuan Verbal (Verbl Reasoning)
Sebagai kemampuan memberikan pengertian dalam hal bahasa. Untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-
konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Selain itu untuk mengetahui
seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah
yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
2. Tes Kemampuan Numerik (Numerical Reasoning)
Sebagai kemampuan dalam hal hitungan angka. Untuk mengetahui seberapa
baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan
dalam bentuk angka-angka. Selain itu, seberapa mudah seseorang dapat
berpikir dan memecahkan masalah-masalah dengan angka-angka.
3. Tes Penalaran abstrak (Abstract Reasoning)
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum testee.
Kemampuan dalam memberikan pengertian dan pemahaman materi yang
bersifat abstrak.
4. Tes Kecepatan dan Ketelitian (Clerical speed and accurary)
Kemampuan di dalam hal kecepatan dan ketelitian. Tujuannya adalah untuk
mengukur kecepatan memberi jawaban atau tanggapan dalam suatu persepsi
sederhana, mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat,
kemampuan memberi tanggapan. Untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti
seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis menulis, pekerjaan
pembukuan atau ramu meramu yang sangat diperlukan di kantor- kantor,
laboratorium, perusahaan dagang, gudang, dan tempat- tempat lain.
5. Tes Pengertian Mekanik (Machanical Reasoning)
Kemampuan di dalam hubungannya dengan permesinan. Mengukur aspek
daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika, yang merupakan
salah satu faktor intelligensi dalam arti luas. Penyajian tes ini dapat dilakukan
secara perseorangan maupun kelompok. Waktu yang ditentukan untuk
mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar
lima sampai dengan sepuluh menit.
Tujuan tes ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang
kemampuan mekanik. Dengan mengetahui kemampuan ini maka dapat
ditentukan jurusan studi maupun untuk memilih pekerjaan. Bidang pekerjaan
yang membutuhkan kemampuan ini antara lain tukang kayu, ahli mesin,
pemelihara mesin, dan perakit (assembler). Tes ini juga untuk mengetahui
seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu
pengetahuan alamiah sebagaimana terlihat dalam kejadian sehari-hari yang
berhubungan dengan kehidupan. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang
mengerti tata kerja atau hokum-hukum, yang berlaku dalam perkakas-
perkakas sederhana, mesin-mesin, dan peralatan-peralatan.
6. Tes Ruang Bidang (Space Relation)
Kemampuan dalam hubungannya dengan ruang. Tes ini mengukur
kemampuan berpikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar
dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi. Tes ini dapat disajikan
secara individual maupun secara klasikal. Waktu penyajian total waktu sekitar
delapan menit dengan perincian tiga menit untuk memberikan penjelasan dan
lima menit untuk mengerjakan soal.
7. Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language Usage)
Mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, tanda
baca, dan penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik seseorang
mengeja kata dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
Adapun tujuan dari DAT adalah :
1) Untuk mendapat prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan
standard.
2) Untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
3) untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi
hubungan antara benda-benda.
4) untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu agar lebih
spesifik (kemampuan khusus).
8. Kraeplin
Tes kraeplin adalah tes bakat tuggal. Tes kraeplin ini untuk mengetahui bakat
(kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor- factor yang diungkap dalam
tes ini adalah:
a) Kecepatan kerja (Panker), yang ditunjukan pada berapa prestasi yang
dicapai dalam mengerjakan tes.
b) Ketelitian kerja (Tianker), yang ditunjukan pada berapa kesalahan
(salah+loncatan) yang diperbuatdalam mengerjakan tes.
c) Keajegan kerja (Janker), yang ditunjukan dengan irama kerja seseorang di
dalam mengerjakan tes.
d) Ketahanan kerja (Hanker), yaitu ditunjukan oleh garis ausdaner dalam
mengerjakan tes.
3. Tes Minat
Maksud Dan Tujuan Tes Minat
Pada dasarnya para ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang sebagai aspek
non kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif. Sebagai
konsekuensinya,untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrumen (yang
antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek kognitif, yang
biasanya disebut kemampuan. Sejarah tes minat dimulai tahun 1921 dengan
diterbitkannya tes minat yang pertama, yakni Carnegie Interest Inventory.
Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical
performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau
tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi
berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang
tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya.
Tujuan dari tes ini, antara lain :
1) Untuk menunjukkan jabatan-jabatan bagi studi lebih lanjut. Jabatan-jabatan ini
meliputi tipe kerja yang disukai, atau yang ditampilkan oleh seorang siswa.
Tetapi disamping itu siswa harus memperhatikan tentang kemampuan yang
dimilikinya.
2) Untuk menguji seseorang yang telah memilih suatu jabatan tertentu. Kuder
Preference Record khususnya dipergunakan sebagai suatu pemeriksaan apakah
pilihan jabatan seseorang itu sesuai dengan tipe kesukaan yang dikerjakannya.
Apabila jabatan ini tidak memuat kegiatan-kegiatan yang biasanya ia sukai, maka
berarti bahwa pilihannya itu salah.
3) Untuk mengcek pilihan karier sebelum meningkat lebih lanjut. Mengetahui
derajat kedalaman minat sehingga dapat dipergunakan sebagai kontribusi untuk
mencapai hasil pendidikan.
a. Tes Minat Jabatan Lee-ThorpeTes ini dirancang untuk mengukur dan menganalisa minat jabatan individu. Tujuan utama dari tes ini adalah untuk membantu menemukan minat jabatan dasar dari individu. Dalam tes ini, terdapat 6 bidang minat yaitu:1. Bidang Pribadi social/ personal-social, mencakup pekerjaan- pekerjaan yang menuntut hubungan dan bidang layanan.2. Bidang Natural/ natural, mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dan yang member banyak kesempatan untuk bergaul dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan.3. Bidang Sains/ science, mempuyai minat yang tinggi untuk memanipulasi lingkungan fisik.4. Bidang Seni/ art, mempunyai minat yang berhubungan dengan seni, keinginan untuk meningkatkan estetika melalui kehidupannya sehari-hari.5. Bidang Bisnis/ business, mempunyai minat dalam bidang perniagaan dan kontak social (ada nuansa laba/ rugi)6. Bidang Mekanik/ mechanical, mempunyai minat yang memerlukan pemahaman tentang mekanik dan permesinan.
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak
ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal
yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa,
perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan
kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar
belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
B. SARAN
Syukur alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walupun masih ada kekurangan
dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak,
terutama Dosen. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca, baik bagi
siswa,orang tua,guru dan masyarakat.Jika yang membaca adalah seorang siswa,
hendaknya ia mengetahui dan mempelajari tugas-tugas perkembangan dengan baik serta
dapat menerapkannya.Jika orang tua, hendaknya ia dapat mengontrol tugas-tugas
perkembangan anak yang belum diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta
mengantarkan ke arah yang positif.Orang tua dan guru membantu menyelesaikan tugas
perkembangan sehingga mencapai tingkat sempurna.