19
1 HASIL PEMERIKSAAN TAHUN ANGGARAN 2005 ATAS KEGIATAN/PROYEK DALAM PROGRAM PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2004 PADA DITJEN PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DI JAKARTA I. Gambaran Umum 1. Tujuan Pemeriksaan Untuk menguji dan menilai apakah: a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai ketentuan yang ditetapkan. b. Pelaksanaan kegiatan proyek telah memenuhi persyaratan dan peraturan tertentu. c. Sistem pengendalian intern dalam menyusun laporan keuangan dan pengamanan kekayaan negara telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai. 2. Sasaran Pemeriksaan a. Administrasi proyek; b. Pelaksanaan pengadaan alat pengolah data dan naskah/buku; c. Perencanaan proyek dan penyusunan rencana program. 3. Metode Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas dokumen pertanggungjawaban keuangan, wawancara dan konfirmasi kepada pihak terkait. 4. Jangka Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan selama 25 hari kerja terhitung mulai tanggal 4 Mei 2005 sampai dengan 9 Juni 2005 berdasarkan Surat Tugas BPK-RI Nomor 33/ST/III-XI.3/4/2005 tanggal 26 April 2005.

Depnakertrans

Embed Size (px)

DESCRIPTION

juknis BKK

Citation preview

Page 1: Depnakertrans

1

HASIL PEMERIKSAAN TAHUN ANGGARAN 2005

ATAS KEGIATAN/PROYEK DALAM

PROGRAM PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2004

PADA DITJEN PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM

NEGERI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DI JAKARTA

I. Gambaran Umum

1. Tujuan Pemeriksaan Untuk menguji dan menilai apakah:

a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai ketentuan yang ditetapkan. b. Pelaksanaan kegiatan proyek telah memenuhi persyaratan dan peraturan

tertentu. c. Sistem pengendalian intern dalam menyusun laporan keuangan dan

pengamanan kekayaan negara telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai.

2. Sasaran Pemeriksaan

a. Administrasi proyek; b. Pelaksanaan pengadaan alat pengolah data dan naskah/buku; c. Perencanaan proyek dan penyusunan rencana program.

3. Metode Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas dokumen pertanggungjawaban keuangan, wawancara dan konfirmasi kepada pihak terkait.

4. Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan selama 25 hari kerja terhitung mulai tanggal 4 Mei 2005 sampai dengan 9 Juni 2005 berdasarkan Surat Tugas BPK-RI Nomor 33/ST/III-XI.3/4/2005 tanggal 26 April 2005.

Page 2: Depnakertrans

2

5. Objek Pemeriksaan Kegiatan/Proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan

Kerja adalah obyek pemeriksaan yang berada pada entitas Direktorat Jenderal

Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen PPTKDN)

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja meliputi 3 proyek

yaitu: Proyek Perluasan Lapangan Kerja Produktif, Proyek Penempatan Tenaga

Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja, dan Proyek Pengembangan Sistem

Perluasan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja.

Adapun tujuan dan sasaran dari ketiga proyek tersebut adalah:

No. Nama Proyek Tujuan proyek Sasaran proyek 1. Proyek Perluasan Lapangan

Kerja Produktif

Merumuskan kebijakan program dan strategi pengembangan & perluasan kerja sebagai salah satu upaya penciptaan perluasan kesempatan kerja & kesempatan berusaha bagi tenaga kerja penganggur.

Tersusunnya rencana program & teknis, penyusunan buku lainnya, pendidikan pelatihan teknis, pengembangan kelembagaan, penyuluhan & penyebaran informasi, pemantauan & evaluasi.

2. Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja

Menciptakan lapangan kerja dan penyebarluasan kesempatan kerja.

Terlaksananya rencana teknis, naskah buku, pendidikan & pelatihan teknis, pengembangan kelembagaan, penyuluhan dan penyebaran informasi dan pemantauan/evaluasi.

3. Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja

Mengembangkan sistem perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja secara nasional, pengendalian pelaksanaan kegiatan perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja di daerah.

Meningkatkan perluasan kesempatan kerja & penempatan tenaga kerja melalui kegiatan penyusunan rencana teknis, perencanaan dan penyusunan program, penyusunan naskah buku lainnya, pengembangan kelembagaan, penyuluhan & penyebaran informasi, pemantauan & evaluasi.

Page 3: Depnakertrans

3

Anggaran proyek untuk kegiatan dalam Program Perluasan dan

Pengembangan Kesempatan Kerja bersumber dari APBN murni. Berikut ini

adalah realisasi anggaran tersebut selama Tahun Anggaran 2004 yaitu:

(Rp) %1. Proyek Perluasan Lapangan Kerja

Produktif 4,990,430,000 4,938,100,913 98.95 100.00

2. Proyek Penempatan Tenaga Kerja danPengembangan Bursa Kerja

3,490,637,000 3,107,804,701 89.03 100.00

3. Proyek Pengembangan Sistem PerluasanKerja dan Penempatan Tenaga Kerja

2,497,267,000 2,494,948,200 99.91 100.00

Jumlah 10,978,334,000 10,540,853,814 96.02 100.00

Fisik %Anggaran (Rp)No Jenis Kegiatan Realisasi Keuangan

Data di atas menunjukkan bahwa realisasi anggaran untuk Program

Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja TA 2004 sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 mencapai Rp.10.540.853.814,00 atau 96,02% dari anggaran sebesar Rp.10.978.334.000,00 dengan prosentase fisik sebesar 100%.

6. Cakupan dan Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan

Data secara rinci tentang anggaran, realisasi, nilai yang diperiksa dan nilai penyimpangan dimuat dalam daftar berikut ini:

Page 4: Depnakertrans

4

II. Hasil Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

Pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern (SPI) atas kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja pada Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen PPTKDN) dengan menggunakan pokok-pokok pengujian SPI kerangka Coso meliputi: 1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian pada kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja belum dilaksanakan secara memadai, karena setiap kebijakan dan perencanaan atas kegiatan belum seluruhnya dapat dilaksanakan secara efektif,

2) Penilaian Resiko Tujuan dan sasaran kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja belum sepenuhnya sesuai dengan misi, sasaran dan tujuan dari Direktorat Jenderal PPTKDN yaitu untuk membangun sektor ketenagakerjaan melalui pengembangan dan pembinaan penempatan serta peningkatan kualitas tenaga kerja dalam negeri. Berdasarkan penilaian resiko atas pelaksanaan kegiatan proyek diketahui bahwa perencanaan kegiatan belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Aktivitas Pengendalian Penilaian lebih lanjut atas aktivitas pengendalian diketahui adanya beberapa kelemahan antara lain : a. Perencanaan

Kegiatan kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja belum dibuat secara profesional, sehingga antara rencana dan pelaksanaan belum sepenuhnya mengarah pada efisiensi.

b. Pelaporan Penyampaian laporan kegiatan belum dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga pimpinan atau atasan langsung belum dapat memanfaatkan hasil kegiatan tersebut secara optimal.

c. Pengawasan intern Pengawasan oleh Sekretaris Ditjen PPTKDN, Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja (Diaguna), Direktur Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas), dan Pimpro belum dilakukan secara optimal, hal tersebut tampak dari laporan pelaksanaan kegiatan yang belum dibuat.

Page 5: Depnakertrans

5

4) Komunikasi dan Informasi Komunikasi dan informasi dilingkungan Ditjen PPTKDN telah dilaksanakan secara memadai. Selama ini proses komunikasi dan informasi dilakukan melalui pengumpulan data, penyebaran quesioner dan monitoring pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya data tersebut diproses dan dilaporkan kepada Dirjen PPTKDN sebagai bahan masukan, analisa dan evaluasi untuk perencanaan kegiatan yang akan datang.

5) Monitoring Pengawasan oleh Sekretaris Ditjen PPTKDN, Direktur Diaguna, Direktur Bangas, dan Pimpro belum dilakukan secara optimal pada setiap tahapan kegiatan.

III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut

Dari ketiga proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja tersebut yang pernah diperiksa oleh BPK adalah Proyek Perluasan Lapangan Kerja Produktif, yaitu terakhir diperiksa oleh BPK pada Tahun 2002 berdasarkan Surat Tugas BPK-RI Nomor 4/ST/III-XI.3/3/2002 Tanggal 23 Maret 2001. Hasil Rapat Pra Pembahasan Tindak Lanjut menetapkan bahwa seluruh temuan (7 temuan) dinyatakan telah selesai ditindaklanjuti.

Untuk Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja, dan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja belum pernah dilakukan pemeriksaan oleh BPK-RI.

Page 6: Depnakertrans

6

IV. Temuan Pemeriksaan

1. Kegiatan penyelenggaraan bimbingan teknis administrasi kepegawaian Ditjen

PPTKDN senilai Rp. 46.825.000,00 tidak sesuai dengan tujuan proyek

Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen pertanggungjawaban keuangan dan laporan

hasil kegiatan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen

PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam TA 2004 telah

melaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Kepegawaian di lingkungan

Ditjen PPTKDN dengan realiasasi sebesar Rp46.825.000,00

Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Kepegawaian di lingkungan Ditjen

Binapendagri dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 12 Juni 2004 dengan pelaksanaan

selama 3 (tiga) hari, bertempat di Villa Mas Puncak (Cisarua) Bogor Jawa Barat.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini meliputi: pembinaan karier dan

pengangkatan dalam jabatan, mekanisme pengusulan kenaikan pangkat, daftar

susunan pegawai, cuti pegawai negeri sipil, peraturan disiplin pegawai negeri sipil

dan tata cara pengusulan jabatan dan angka kredit jabatan fungsional.

Pemeriksaan lebih lanjut atas kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi

Kepegawaian di lingkungan Ditjen PPTKDN diketahui bahwa Kegiatan Bimbingan

Teknis Administrasi Kepegawaian di lingkungan Ditjen PPTKDN dilaksanakan

dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai pada

Ditjen Binapendagri, Meningkatkan profesionalisme terhadap sebagian bidang

tugasnya dan meningkatkan performance unit organisasi dalam melayani tuntutan

publik. Sedangkan Sasaran kegiatan ditujukkan untuk meningkatkan daya guna dan

hasil guna dalam pelaksanaan tugas Ditjen Binapendagri serta menciptakan

keseragaman pemahaman dan keterpaduan pelaksanaan, kerjasama, koordinasi yang

lebih baik antar unit kerja.

Page 7: Depnakertrans

7

Berdasarkan pemeriksaan dan analisa tim pemeriksa disimpulkan bahwa :

a. Sasaran dan tujuan kegiatan tersebut di atas tidak relevan atau tidak sesuai dengan

tujuan /sasaran kegiatan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan

Penempatan Kerja yang ditetapkan dalam DIP/PO.

b. Apabila dibandingkan antara rencana pelaksanaan kegiatan, TOR dan laporan hasil

kegiatan proyek tersebut di atas dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan

dalam Kepmenaker RI No. KEP.219/MEN/2002 tanggal 27 November 2002,

diketahui bahwa Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Kepegawaian di

lingkungan Ditjen PPTKDN ini seharusnya dilaksanakan oleh Bagian

Kepegawaian dan Umun sebagai salah satu unit kerja pada Sekretariat Direktorat

Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Kelompok

Jabatan Fungsional sebagai bagian dari unit kerja pada Direktorat Pengembangan

dan Perluasan Kerja atau dilaksanakan Badan Pelatihan dan Produktifitas melalui

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai sebagai salah satu unit kerja yang

mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan dan

pelatihan pegawai.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

1. Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) huruf a antara lain menetapkan bahwa

pelaksanaan anggaran belanja Negara didasarkan atas prinsip-prinsip efektif,

terarah dan terkendali sesuai rencana, program/kegiatan serta fungsi setiap

departemen/lembaga.

2. Sesuai dengan DIP/PO tujuan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan

Penempatan Kerja yaitu untuk mengembangkan system perluasan kesempatan

kerja dan penempatan tenaga kerja secara nasional, pengendalian pelaksanaan

kegiatan perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja di daerah dengan sasaran

penyusunan rencana teknis/program, pengembangan kelembagaan, penyebaran

informasi, penyusunan naskah buku, penyuluhan, pemantauan dan evaluasi

Page 8: Depnakertrans

8

Kondisi tersebut mengakibatkan :

Kegiatan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja

senilai Rp.46.825.000,00 menjadi kurang efektif dan merupakan pemborosan

keuangan negara.

Hal tersebut terjadi karena :

a. Perencanaan kegiatan tidak berdasarkan Tupoksi dari unit kerja/entitas masing-

masing.

b. Pimpinan Proyek dan Tim Teknis dalam menyusun perencanaan proyek tidak

memperhatikan kegiatan yang menjadi prioritas utama sesuai sasaran dan tujuan

proyek

Pimpro Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja menjelaskan

bahwa kegiatan tersebut dialokasikan pada Proyek karena tidak tersedia alokasi

dananya pada anggaran rutin. Untuk masa yang akan datang masalah tersebut akan

diperhatikan.

BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN melalui Sesditjen Binapendagri:

a. Supaya memberi teguran secara tertulis kepada bagian perencanaan proyek

supaya konsisten dan disiplin dalam menggunakan anggaran proyek sesuai

dengan tujuan/sasaran proyek dan dalam membuat perencanaan disesuaikan

dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit kerja.

b. Pengawasan oleh Sesditjen PPTKDN lebih ditingkatkan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan/anggaran.

Page 9: Depnakertrans

9

2. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring pengguna tenaga kerja asing

sebesar Rp.154.206.400,00 tumpang tindih

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja (Proyek PPTKPBK) TA 2004 telah melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Monitoring Pengguna Tenaga Kerja Asing. Tujuan kegiatan tersebut sebagaimana dinyatakan dalam Petunjuk Pelaksanaan Proyek dan Laporan Paripurna adalah: 1) untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan pembinaan serta pemahaman kepada para petugas di daerah agar dalam memberikan Ijin Kerja Tenaga Kerja Asing (TKA) sesuai dengan peraturan yang berlaku; 2) untuk mengetahui jumlah TKA serta pensosialisasikan penarikan DPKK yang merupakan bagian dari penerimaan negara bukan pajak; 3) untuk mengetahui manfaat penggunaan TKA dari sisi tenaga kerja, kesempatan kerja dan dampak sosial ekonomi atas permasalahan penggunaan TKA yang disesuaikan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dimaksud, Pimpro PPTKPBK telah membentuk Tim Pembinaan dan Monitoring Penggunaan TKA yang beranggotakan 17 orang dengan Surat Keputusan Nomor: KEP.06/DPPTKDN/PPTKPBK/ 2004 Tanggal 19 April 2004. Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2004 realisasi kegiatan tersebut adalah sebesar Rp.154.206.400,00 dengan target pembinaan yang telah dilakukan meliputi 10 Propinsi, yaitu Sumatera Utara (Medan), Sumatera Barat, Riau (Pekanbaru), Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan (Makasar), Propinsi Gorontalo, Bali (Denpasar), NTB (Mataram), dan Papua (Jayapura). Kegiatan tersebut dilakukan melalui pengambilan data pendukung di kantor dinas tenaga kerja dan pengolahan data tersebut untuk menjadi laporan pelaksanaan kegiatan. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa: a. Pembukuan atas pengeluaran biaya untuk kegiatan tersebut di atas telah

dibukukan sebagaimana mestinya. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 10 propinsi.

Page 10: Depnakertrans

10

b. Dalam Daftar Kuesioner Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri untuk kegiatan Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri ternyata daftar pertanyaan tersebut sebagian sudah menampung pertanyaan mengenai penggunaan TKA yaitu pada pertanyaan Kuesioner No. 19 s/d 23, yaitu: 1) Pertanyaan 19 = Apakah Kantor Dinas Saudara melayani penggunaan TKA? 2) Pertanyaan 20 = Apabila jawaban Nomor 19 ya, apa bentuk pelayanan

penggunaan TKA? (pilihan jawaban: RPTKA, Rekom Ijin Tinggal Baru/Perpanjangan, IMTA Baru/Lama, Surat Pengantar Permohonan Perpanjangan IMTA).

3) Pertanyaan 21 = Apabila Saudara menjawab nomor 20, apa dasar hukumnya? 4) Pertanyaan 22 = Apabila Saudara menerbitkan IKTA/IMTA, disetor ke mana

DPKK tersebut? (pilihan jawaban: Kas Negara, Kas Daerah, lain-lain ….) 5) Pertanyaan 23 = Sebutkan dasar hukum penyetoran DPKK terkait dengan

jawaban nomor 22? (pilihan jawaban UU No. 20/1997, UU No. 13/2003, PP 92/2000; Perda; lain-lain).

Dari kondisi tersebut di atas dapat dapat disimpulkan bahwa: a. Sebagian kegiatan Pembinaan dan Monitoring Pengguna Tenaga Kerja Asing

ternyata telah tertampung dalam Kegiatan Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri. Hal tersebut menunjukkan kurang terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan proyek antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Pernyataan senada disampaikan oleh Pimpro PPTKPBK dalam Laporan Paripurna Proyek yang menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh masing-masing Kasubdit sebagai penanggung jawab kegiatan, walaupun Pimpro berkedudukan sebagai koordinator pelaksanaan proyek namun kewenangan Pimpro dibatasi oleh kewenangan para Kasubdit.

b. Berdasarkan Laporan Kegiatan Pembinaan dan Monitoring Penggunaan TKA sebagaimana telah disebutkan di atas diketahui bahwa terdapat tujuan kegiatan yang tidak dilaksanakan/belum dipenuhi oleh Tim Pembinaan dan Monitoring yaitu mengenai manfaat penggunaan TKA dari sisi tenaga kerja, kesempatan kerja dan dampak sosial ekonomi atas permasalahan penggunaan TKA yang disesuaikan dengan pelaksanaan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Page 11: Depnakertrans

11

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) huruf b, yang menetapkan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsip-prinsip, antara lain : efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, serta fungsi setiap departemen/lembaga/pemerintah daerah.

Keadaan tersebut di atas mengakibatkan : a. Terjadinya tumpang tindih pelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring

pengguna tenaga kerja asing. b. Pemborosan penggunaan keuangan negara sebesar Rp.154.206.400,00 Hal tersebut terjadi karena: a. Tidak adanya koordinasi yang baik antara subdit di lingkungan Direktorat

Diaguna b. Pimpro PPTKPBK, Kasubdit Penempatan Tenaga Kerja dan Kasubdit Tenaga

Kerja Asing lalai dalam melaksanakan tugasnya. c. Pengawasan Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja (Diaguna)

lemah. Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja sependapat dengan temuan tersebut dan akan segera ditindaklanjuti.

BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN melalui Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja memberi teguran tertulis kepada Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja dan para Kasubdit terkait supaya dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan monitoring tenaga kerja asing dilaksanakan dan dikoordinasikan secara baik untuk mencegah terjadinya pemborosan keuangan negara.

Page 12: Depnakertrans

12

3. Laporan perkembangan usaha dan laporan pelaksanaan kegiatan senilai

Rp.831.290.800,00 belum dibuat

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

(Ditjen PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Proyek

Perluasan Lapangan Kerja Produktif (PLKP) dan Proyek Penempatan Tenaga Kerja

dan Pengembangan Bursa Kerja (Proyek PTKPBK) pada Tahun Anggaran 2004 telah

melaksanakan beberapa kegiatan bidang ketenagakerjaan senilai Rp.831.290.800,00

dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Kegiatan Nama Proyek Jumlah

Dana Bergulir (Rp)

1 Pilot proyek Pengembangan Volunteer

Proyek PLKP 110.000.000

2 Penyusunan model tenaga kerja mandiri sector informal (dana bergulir)

Proyek PLKP 90.000.000

3 Pengembangan model perluasan kerja sub sektor perikanan (dana bergulir)

Proyek PLKP 120.000.000

4 Penyempurnaan model pengembangan kesempatan kerja dan berusaha system padat karya (dana bergulir)

Proyek PLKP 90.000.000

5 Pengembangan Model perluasan kerja pola terapan teknologi tepat guna (dana bergulir)

Proyek PLKP 90.000.000

6 Penyempurnaan model perluasan kerja melalui system pendampingan institusi lokal (dana bergulir).

Proyek PLKP 90.000.000

7 Pengolahan analisis dan penyebarluasan informasi pasar kerja (dana bergulir)

Proyek PTKPBK 241.290.800

Jumlah 831.290.800

Pemeriksaan atas atas dokumen pertanggungjawaban keuangan proyek dan

laporan hasil kegiatan diketahui bahwa :

a. Kegiatan proyek dalam bentuk Bantuan sarana usaha (dana bergulir)

disampaikan/diberikan melalui proyek Perluasan Lapangan Kerja Produktif

(PLKP) kepada masing-masing kelompok yang telah lulus seleksi oleh tim teknis

dengan syarat masing-masing kelompok wajib mengembalikan dana bergulir

Page 13: Depnakertrans

13

tersebut dalam jangka waktu maksimum 3 (tiga) tahun dengan tenggang waktu 3

(tiga) bulan sebesar dana yang diterima dan hal ini tertuang dalam bentuk Berita

Acara Serah Terima Bantuan Dana Bergulir Proyek PLKP. Kegiatan bantuan

sarana usaha (dana bergulir) tersebut di laksanakan di daerah-daerah sehingga

pelaksanaan pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh LSM, Tim Teknis,

dan Pemandu Swadaya di masing-masing daerah, sedangkan Ditjen PPTKDN

melalui Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas) berfungsi untuk

mengevaluasi dan mengawasi program kegiatan melalui laporan yang

disampaikan LSM/Ordes, Tim Teknis dan Pemandu Swadaya.

b. Dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Proyek PPTKPBK telah ditetapkan pula

bahwa pada akhir kegiatan Pengolahan Analisis dan Penyebarluasan IPK, Tim

pelaksana wajib melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur Penyediaan

dan Penggunaan Tenaga Kerja (Direktur Diaguna) melalui Pimpro PPTKPBK.

Juklak proyek tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan proyek

sehingga pencapaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai target yang

telah ditetapkan.

Pemeriksaan lebih lanjut atas kegiatan tersebut di atas menunjukkan bahwa :

a. Laporan perkembangan usaha atas pemberian dana bantuan sarana usaha (bergulir)

yang terdiri atas laporan bulanan, triwulanan dan laporan tahunan belum diterima

Proyek atau Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas). Laporan

tersebut sangat penting terutama sebagai bahan evaluasi, masukan dan bahan

pengendalian bagi Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam

Negeri serta Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas) untuk

mengetahui tindaklanjut dari program bantuan sarana usaha (dana bergulir)

setelah kegiatan selesai dilaksanakan sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan

program tersebut.

b. Kegiatan pengembangan usaha dalam bentuk bantuan sarana usaha (dana bergulir)

pada umumnya dilaksanakan di daerah-daerah sehingga tim tidak dapat

melakukan konfirmasi atas kegiatan tersebut.

Page 14: Depnakertrans

14

c. Laporan atas pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Analisis dan Penyebarluasan IPK

belum dibuat padahal laporan tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

untuk pelaksanaan kegiatan yang akan datang.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:

a. Mekanisme yang diatur dalam buku Model Pengembangan dan Perluasan Kerja,

dalam rangka pengendalian kegiatan seharusnya setiap lembaga

pendamping/LSM/ Pemandu Swadaya, dan Tim Teknis wajib melaporkan secara

berkala atas pengelolaan dana bantuan sarana (dana bergulir) kepada

Depnakertrans d.h.i Ditjen PPTKDN c.q. Direktorat Bangas.

b. Petunjuk Pelaksanaan Proyek PPTKPBK Tahun Anggaran 2004, dalam rangka

pengendalian kegiatan seharusnya laporan pelaksanaan kegiatan Pengolahan

Analisis dan Penyebarluasan IPK dibuat secara lengkap sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan sebagai bahan masukan dan

evaluasi bagi pimpinan dalam merencanakan kegiatan yang akan datang.

Keadaan tersebut mengakibatkan:

a. Pengeluaran anggaran senilai Rp831.290.800,00 menjadi kurang efektif

b. Evaluasi atas pelaksanaan program atau kegiatan pemberian bantuan sarana usaha

(dana bergulir) dan Kegiatan Pengolahan Analisis dan Penyebarluasan Informasi

Pasar Kerja tidak dapat dilakukan karena laporan hasil kegiatan yang dijadikan

standar/tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan proyek/program sebagai

bahan evaluasi dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan di tahun yang akan

datang tidak ada.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Lembaga pendamping/LSM/Pemandu Swadaya, dan Tim Teknis/Pelaksana

Kegiatan lalai dalam melaksanakan kewajibannya.

b. Pimpro Perluasan Lapangan Kerja Produktif dan Pimpro Penempatan Tenaga

Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja tidak melaksanakan tugas dengan baik.

c. Pengendalian dan pengawasan oleh Atasan Langsung Lemah.

Page 15: Depnakertrans

15

Pimpro PLKP dan PPTKPBK sependapat dengan temuan tersebut dan akan segera

ditindaklanjuti.

BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN memerintahkan Direktur Diaguna dan

Direktur Bangas untuk memberikan teguran secara tertulis kepada tim

teknis/pelaksana kegiatan, Pimpro Perluasan Lapangan Kerja Produktif dan Pimpro

Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja supaya segera membuat

dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dimaksud sebagai bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada pimpinan di unit terkait dan

digunakan sebagai bahan evaluasi serta perencanaan kegiatan Tahun Anggaran

berikutnya.

4. Pengadaan barang cetakan senilai Rp.32.187.000,00 belum dimanfaatkan dan

terdapat kekurangan penerimaan barang senilai Rp.4.314.700,00

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

(Ditjen PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Proyek

Perluasan Lapangan Kerja Produktif (PLKP), Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan

Pengembangan Bursa Kerja (Proyek PTKPBK) dan Proyek Pengembangan Sistem

Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja (Proyek PSPKPK) pada Tahun Anggaran

2004 telah melaksanakan beberapa pengadaan barang cetakan dan alat tulis kantor

senilai Rp.167.437.500,00 dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Kegiatan Nama Proyek Nilai (Rp) 1 Buku Pedoman Kerja Pemandu Pengembangan

Kesempatan Kerja dan berusaha Sistem Padat Karya (PKKBSPK) sebanyak 600 buah.

Proyek PLKP 14.700.000

2 Buku Modul Pengembangan Kesempatan Kerja dan Berusaha Sistem Padat Karya sebanyak 600 buah.

Proyek PLKP 14.910.000

3 Buku Model Pengembangan dan Perluasan Kerja Sub Sektor Perikanan sebanyak 500 buah

Proyek PLKP 12.375.000,00

4 Buku Petunjuk Teknis Bursa Kerja Khusus sebanyak 700 buah

Proyek PTKPBK 20.300.000

5 Buku Lembar Pasar Kerja I sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 6 Buku Analisis Pasar Kerja Triwulan I sebanyak

300 buah Proyek PTKPBK 7.500.000

7 Buku Pedoman Evaluasi Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Proyek PTKPBK 7.000.000

Page 16: Depnakertrans

16

sebanyak 350 buah 8 Buku Analisis Pasar Kerja II sebanyak 300

buah Proyek PTKPBK 7.500.000

9 Buku Analisis Pasar Kerja III sebanyak 300 buah

Proyek PTKPBK 7.500.000

10 Buku Lembar Pasar Kerja II sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 11 Buku Lembar Pasar Kerja III sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 12 Buku Analisis Pasar Kerja IV sebanyak 300

buah Proyek PTKPBK 7.500.000

13 Buku Lembar Pasar Kerja IV sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 14 Alat Tulis Kantor

Kwitansi No.17/VI/2004 Tgl 21 Juni 2004 Proyek PSPKPK 4.995.000

15 Alat Tulis Kantor Kwitansi tanpa nomor Tgl 30 April 2004

Proyek PSPKPK 4.500.000

16 Alat Tulis Kantor, Kwitansi No.108/0101/5290/V/2004 12 April 2004

Proyek PSPKPK 4.657.500

Jumlah 167.437.500

Pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen pertanggungjawaban keuangan proyek

dan hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa:

a. Hasil konfirmasi harga pasar yang didasarkan pada harga yang berlaku pada saat

pengadaan dilakukan dan dengan spesifikasi yang sama sesuai kontrak/SPK.

Harga tersebut telah memperhitungkan PPN 10 %, keuntungan penjualan dan

biaya pengiriman (biaya umum atau overhead). Hasil konfirmasi harga pasar

menunjukkan bahwa harga pengadaan tersebut masih dalam batas-batas

kewajaran harga.

b. Barang cetakan hasil pengadaan Proyek PLKP masih ada yang belum

dimanfaatkan sebanyak sebanyak 1.036 buah senilai Rp25.552.000.00, dengan

rincian sebagai berikut :

No. Uraian Sisa Buku Harga/satuan Jumlah 1 Buku Pedoman Kerja Pemandu

Pengembangan Kesempatan Kerja dan berusaha Sistem Padat Karya

436 buah Rp24.500,00 436 x Rp24.500,00 =Rp 10.682.000,00

2 Buku Model Pengembangan Kesempatan Kerja dan Berusaha Sistem Padat Karya

200 buah Rp24.850,00 200 x Rp24.850,00 =Rp4.970.000,00

3 Buku Model Pengembangan dan Perluasan Kerja Sub Sektor Perikanan

400 buah Rp24.750,00 400 x Rp24.750,00 =Rp9.900.000,00

Jumlah Rp25.552.000,00

Page 17: Depnakertrans

17

c. Barang cetakan hasil pengadaan Proyek PTKPBK masih ada yang belum

dimanfaatkan sebanyak 265 buku senilai Rp.6.635.000,00 dengan rincian sebagai

berikut:

No Nama BarangNomor dan Tgl Surat

Perjanjian KerjaSatuan

Barang yang masih ter-

sedia

Harga per unit

Total Ketidak-

hematan (Rp)

A B C D E F G

1 Buku Petunjuk TeknisBursa Kerja Khusus

Print.370/DPPTKDN/PPTK PBK/XI/2004 22 Nop 2004

Buku 140 29,000 4,060,000

3 Buku Lembar Pasar Kerja Print.363/DPPTKDN/PPTK PBK/XI/2004 8 Nop 2004

Buku 5 15,000 75,000

4 Buku Analisis Pasar KerjaTriwulan I

Print.364/DPPTKDN/PPTK PBK/XI/2004 8 Nop 2004

Buku 10 25,000 250,000

5 Buku Pedoman EvaluasiPenempatan TenagaKerja Antar Kerja AntarDaerah (AKAD)

Print.48B/DPPTKDN/PPTK PBK/V/200419 Mei 2004

Buku 60 20,000 1,200,000

6 Buku Analisis Pasar Kerja Print.128A/DPP TKDN/PPTK PBK/ V/2004 19 Mei 2004

Buku 10 25,000 250,000

7 Buku Analisis Pasar Kerja Print.320/DPP TKDN/PPTK PBK/ X/2004 4 Oktober 2004

Buku 10 25,000 250,000

8 Buku Lembar Pasar Kerja Print.319/DPP TKDN/PPTK PBK/ X/2004 4 Oktober 2004

Buku 5 15,000 75,000

9 Buku Lembar Pasar Kerja Print.128/DPP TKDN/PPTK PBK/ VI/2004 29 Juni 2004

Buku 5 15,000 75,000

10 Buku Analisis Pasar Kerja Print.49A/DPP TKDN/PPTK PBK/ V/2004 18 Mei 2004

Buku 10 25,000 250,000

11 Buku Lembar Pasar Kerja Print.49B/DPP TKDN/PPTK PBK/ V/2004 18 Mei 2005

Buku 10 15,000 150,000

265 6,635,000

d. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tanggal 31 Mei 2005 menunjukkan

bahwa terdapat kekurangan penerimaan buku sebanyak 195 eksemplar dengan

nilai sebesar Rp.2.925.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama Buku

Jumlah Barang

Yang dibeli

Barang Yang telahDidistribusi-

kan

Hasil Cek Fisik

Kekurangan Kuantitas Barang

Jumlah (Rp)

1. Buku Lembar Pasar Kerja

900 buku 5 buku 700 buku 195 buku 2.925.000

Jumlah 2.925.000

Page 18: Depnakertrans

18

e. Hasil pemeriksaan fisik atas penatausahaan alat-alat tulis kantor menunjukkan

adanya alat-alat tulis kantor yang diterima tidak sesuai dengan jumlah barang

yang dibeli senilai Rp.1.389.700,00 yaitu :

No. Jenis Barang Jumlah Barang

sesuai pembelian

Jml Barang yg

Didistribusikan

Barang yang kurang

Diterima

Hasil Cek Fisik

Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Blok Note Name Care Kertas Kertas Fax Tinta BC 20 Tinta 7115 A

800 buah 800 buah 105 rim 7 buah 1buah 6 buah

676 buah 680 buah 75 buah 3 buah - 3 buah

89 buah 93 buah 7 rim 3 buah 1 buah 2 buah

35 buah

27 buah

23 rim

1 buah

-

1 buah

89 x Rp. 4000,00 = Rp356.000,00

93 x Rp. 400,00 = Rp. 37.200,00 7 x p.34.500,00= Rp241.500,00

3 x Rp. 35.000,00 = Rp105.000,00 Rp. 400.000,00 2 x Rp125.000,00= Rp 250.000,0

Jumlah Rp. 1.389.700,00

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan APBN yaitu pada: a. Pasal 12 ayat 1 ditetapkan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan

atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pelaksanaan anggaran belanja negara juga didasarkan atas prinsip-prinsip efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan serta fungsi setiap departemen/lembaga.

b. Pasal 41 ditetapkan bahwa Pemimpin proyek/bagian proyek bertanggung jawab baik dari segi keuangan maupun dari segi fisik atas pelaksanaan proyek/bagian proyek sebagaimana ditetapkan dalam DIP.

Keadaan tersebut mengakibatkan: a. Sisa buku hasil pengadaan Proyek PLKP dan Proyek PTKPBK sebanyak 1.301

(1.036 + 265) buku atau senilai Rp.32.187.000,00 (Rp25.552.000,00 + Rp.6.635.000,00) jika tidak segera dimanfaatkan berpotensi hilang atau rusak yang dapat menimbulkan pemborosan keuangan Negara.

Page 19: Depnakertrans

19

b. Kekurangan penerimaan buku dan alat tulis kantor hasil pengadaan Proyek PTKPBK dan Proyek PSPKPK mengakibatkan terjadinya kerugian negara sebesar Rp.4.314.700,00 (Rp.2.925.000,00 + Rp1.389.700,00).

Hal tersebut terjadi karena: a. Penanggungjawab kegiatan dan panitia pengadaan barang kurang kurang cermat

dan teliti dalam melakukan penerimaan barang.hasil pekerjaan dan perencanaan pengadaan tidak dibuat secara cermat dan hanya berorientasi pada pagu anggaran yang tersedia tanpa mempertimbangkan kebutuhan buku cetakan yang sebenarnya.

b. Pimpro PLKP, Pimpro PTKPBK dan Pimpro PSPKPK tidak cermat dalam melakukan perencanaan pengadaan barang yaitu tidak berdasarkan kebutuhan yang sebenarnya, hanya mengacu pada plafon yang tersedia dan tidak adanya rencana distribusi yang baik atas hasil pengadaan barang sehingga terjadi penumpukan barang.

c. Adanya itikad tidak baik dari rekanan penyedia barang/jasa. d. Pengawasan Direktur Diaguna, Direktur Bangas dan Sesditjen Binapendagri

lemah. Pimpro Perluasan Lapangan Kerja Produktif, Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja dan Pimpro Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja mengakui temuan tersebut dan untuk selanjutnya akan segera dimanfaatkan secara optimal. BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN melalui Direktur Diaguna, Direktur Bangas dan Sesditjen Binapendagri supaya memberikan teguran tertulis kepada para Pimpro terkait supaya segera mendistribusikan dan memanfaatkan barang-barang hasil pengadaan yang masih tersimpan kepada unit-unit pengguna sesuai kebutuhan senyatanya. Selanjutnya Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja, dan Pimpro Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja supaya mempertanggungjawabkan kekurangan penerimaan barang senilai Rp.4.314.700,00 dan hasilnya disetorkan ke kas negara.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA