Upload
satriyo-widodo
View
66
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
juknis BKK
Citation preview
1
HASIL PEMERIKSAAN TAHUN ANGGARAN 2005
ATAS KEGIATAN/PROYEK DALAM
PROGRAM PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2004
PADA DITJEN PEMBINAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM
NEGERI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
DI JAKARTA
I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan Untuk menguji dan menilai apakah:
a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai ketentuan yang ditetapkan. b. Pelaksanaan kegiatan proyek telah memenuhi persyaratan dan peraturan
tertentu. c. Sistem pengendalian intern dalam menyusun laporan keuangan dan
pengamanan kekayaan negara telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai.
2. Sasaran Pemeriksaan
a. Administrasi proyek; b. Pelaksanaan pengadaan alat pengolah data dan naskah/buku; c. Perencanaan proyek dan penyusunan rencana program.
3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas dokumen pertanggungjawaban keuangan, wawancara dan konfirmasi kepada pihak terkait.
4. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan selama 25 hari kerja terhitung mulai tanggal 4 Mei 2005 sampai dengan 9 Juni 2005 berdasarkan Surat Tugas BPK-RI Nomor 33/ST/III-XI.3/4/2005 tanggal 26 April 2005.
2
5. Objek Pemeriksaan Kegiatan/Proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan
Kerja adalah obyek pemeriksaan yang berada pada entitas Direktorat Jenderal
Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen PPTKDN)
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja meliputi 3 proyek
yaitu: Proyek Perluasan Lapangan Kerja Produktif, Proyek Penempatan Tenaga
Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja, dan Proyek Pengembangan Sistem
Perluasan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja.
Adapun tujuan dan sasaran dari ketiga proyek tersebut adalah:
No. Nama Proyek Tujuan proyek Sasaran proyek 1. Proyek Perluasan Lapangan
Kerja Produktif
Merumuskan kebijakan program dan strategi pengembangan & perluasan kerja sebagai salah satu upaya penciptaan perluasan kesempatan kerja & kesempatan berusaha bagi tenaga kerja penganggur.
Tersusunnya rencana program & teknis, penyusunan buku lainnya, pendidikan pelatihan teknis, pengembangan kelembagaan, penyuluhan & penyebaran informasi, pemantauan & evaluasi.
2. Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja
Menciptakan lapangan kerja dan penyebarluasan kesempatan kerja.
Terlaksananya rencana teknis, naskah buku, pendidikan & pelatihan teknis, pengembangan kelembagaan, penyuluhan dan penyebaran informasi dan pemantauan/evaluasi.
3. Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja
Mengembangkan sistem perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja secara nasional, pengendalian pelaksanaan kegiatan perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja di daerah.
Meningkatkan perluasan kesempatan kerja & penempatan tenaga kerja melalui kegiatan penyusunan rencana teknis, perencanaan dan penyusunan program, penyusunan naskah buku lainnya, pengembangan kelembagaan, penyuluhan & penyebaran informasi, pemantauan & evaluasi.
3
Anggaran proyek untuk kegiatan dalam Program Perluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja bersumber dari APBN murni. Berikut ini
adalah realisasi anggaran tersebut selama Tahun Anggaran 2004 yaitu:
(Rp) %1. Proyek Perluasan Lapangan Kerja
Produktif 4,990,430,000 4,938,100,913 98.95 100.00
2. Proyek Penempatan Tenaga Kerja danPengembangan Bursa Kerja
3,490,637,000 3,107,804,701 89.03 100.00
3. Proyek Pengembangan Sistem PerluasanKerja dan Penempatan Tenaga Kerja
2,497,267,000 2,494,948,200 99.91 100.00
Jumlah 10,978,334,000 10,540,853,814 96.02 100.00
Fisik %Anggaran (Rp)No Jenis Kegiatan Realisasi Keuangan
Data di atas menunjukkan bahwa realisasi anggaran untuk Program
Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja TA 2004 sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 mencapai Rp.10.540.853.814,00 atau 96,02% dari anggaran sebesar Rp.10.978.334.000,00 dengan prosentase fisik sebesar 100%.
6. Cakupan dan Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan
Data secara rinci tentang anggaran, realisasi, nilai yang diperiksa dan nilai penyimpangan dimuat dalam daftar berikut ini:
4
II. Hasil Evaluasi Sistem Pengendalian Intern
Pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern (SPI) atas kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja pada Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen PPTKDN) dengan menggunakan pokok-pokok pengujian SPI kerangka Coso meliputi: 1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian pada kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja belum dilaksanakan secara memadai, karena setiap kebijakan dan perencanaan atas kegiatan belum seluruhnya dapat dilaksanakan secara efektif,
2) Penilaian Resiko Tujuan dan sasaran kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja belum sepenuhnya sesuai dengan misi, sasaran dan tujuan dari Direktorat Jenderal PPTKDN yaitu untuk membangun sektor ketenagakerjaan melalui pengembangan dan pembinaan penempatan serta peningkatan kualitas tenaga kerja dalam negeri. Berdasarkan penilaian resiko atas pelaksanaan kegiatan proyek diketahui bahwa perencanaan kegiatan belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Aktivitas Pengendalian Penilaian lebih lanjut atas aktivitas pengendalian diketahui adanya beberapa kelemahan antara lain : a. Perencanaan
Kegiatan kegiatan/proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja belum dibuat secara profesional, sehingga antara rencana dan pelaksanaan belum sepenuhnya mengarah pada efisiensi.
b. Pelaporan Penyampaian laporan kegiatan belum dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga pimpinan atau atasan langsung belum dapat memanfaatkan hasil kegiatan tersebut secara optimal.
c. Pengawasan intern Pengawasan oleh Sekretaris Ditjen PPTKDN, Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja (Diaguna), Direktur Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas), dan Pimpro belum dilakukan secara optimal, hal tersebut tampak dari laporan pelaksanaan kegiatan yang belum dibuat.
5
4) Komunikasi dan Informasi Komunikasi dan informasi dilingkungan Ditjen PPTKDN telah dilaksanakan secara memadai. Selama ini proses komunikasi dan informasi dilakukan melalui pengumpulan data, penyebaran quesioner dan monitoring pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya data tersebut diproses dan dilaporkan kepada Dirjen PPTKDN sebagai bahan masukan, analisa dan evaluasi untuk perencanaan kegiatan yang akan datang.
5) Monitoring Pengawasan oleh Sekretaris Ditjen PPTKDN, Direktur Diaguna, Direktur Bangas, dan Pimpro belum dilakukan secara optimal pada setiap tahapan kegiatan.
III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut
Dari ketiga proyek dalam Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja tersebut yang pernah diperiksa oleh BPK adalah Proyek Perluasan Lapangan Kerja Produktif, yaitu terakhir diperiksa oleh BPK pada Tahun 2002 berdasarkan Surat Tugas BPK-RI Nomor 4/ST/III-XI.3/3/2002 Tanggal 23 Maret 2001. Hasil Rapat Pra Pembahasan Tindak Lanjut menetapkan bahwa seluruh temuan (7 temuan) dinyatakan telah selesai ditindaklanjuti.
Untuk Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja, dan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja belum pernah dilakukan pemeriksaan oleh BPK-RI.
6
IV. Temuan Pemeriksaan
1. Kegiatan penyelenggaraan bimbingan teknis administrasi kepegawaian Ditjen
PPTKDN senilai Rp. 46.825.000,00 tidak sesuai dengan tujuan proyek
Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen pertanggungjawaban keuangan dan laporan
hasil kegiatan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja
Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen
PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam TA 2004 telah
melaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Kepegawaian di lingkungan
Ditjen PPTKDN dengan realiasasi sebesar Rp46.825.000,00
Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Kepegawaian di lingkungan Ditjen
Binapendagri dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 12 Juni 2004 dengan pelaksanaan
selama 3 (tiga) hari, bertempat di Villa Mas Puncak (Cisarua) Bogor Jawa Barat.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini meliputi: pembinaan karier dan
pengangkatan dalam jabatan, mekanisme pengusulan kenaikan pangkat, daftar
susunan pegawai, cuti pegawai negeri sipil, peraturan disiplin pegawai negeri sipil
dan tata cara pengusulan jabatan dan angka kredit jabatan fungsional.
Pemeriksaan lebih lanjut atas kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi
Kepegawaian di lingkungan Ditjen PPTKDN diketahui bahwa Kegiatan Bimbingan
Teknis Administrasi Kepegawaian di lingkungan Ditjen PPTKDN dilaksanakan
dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai pada
Ditjen Binapendagri, Meningkatkan profesionalisme terhadap sebagian bidang
tugasnya dan meningkatkan performance unit organisasi dalam melayani tuntutan
publik. Sedangkan Sasaran kegiatan ditujukkan untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna dalam pelaksanaan tugas Ditjen Binapendagri serta menciptakan
keseragaman pemahaman dan keterpaduan pelaksanaan, kerjasama, koordinasi yang
lebih baik antar unit kerja.
7
Berdasarkan pemeriksaan dan analisa tim pemeriksa disimpulkan bahwa :
a. Sasaran dan tujuan kegiatan tersebut di atas tidak relevan atau tidak sesuai dengan
tujuan /sasaran kegiatan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan
Penempatan Kerja yang ditetapkan dalam DIP/PO.
b. Apabila dibandingkan antara rencana pelaksanaan kegiatan, TOR dan laporan hasil
kegiatan proyek tersebut di atas dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan
dalam Kepmenaker RI No. KEP.219/MEN/2002 tanggal 27 November 2002,
diketahui bahwa Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Kepegawaian di
lingkungan Ditjen PPTKDN ini seharusnya dilaksanakan oleh Bagian
Kepegawaian dan Umun sebagai salah satu unit kerja pada Sekretariat Direktorat
Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Kelompok
Jabatan Fungsional sebagai bagian dari unit kerja pada Direktorat Pengembangan
dan Perluasan Kerja atau dilaksanakan Badan Pelatihan dan Produktifitas melalui
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai sebagai salah satu unit kerja yang
mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan dan
pelatihan pegawai.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
1. Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) huruf a antara lain menetapkan bahwa
pelaksanaan anggaran belanja Negara didasarkan atas prinsip-prinsip efektif,
terarah dan terkendali sesuai rencana, program/kegiatan serta fungsi setiap
departemen/lembaga.
2. Sesuai dengan DIP/PO tujuan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan
Penempatan Kerja yaitu untuk mengembangkan system perluasan kesempatan
kerja dan penempatan tenaga kerja secara nasional, pengendalian pelaksanaan
kegiatan perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja di daerah dengan sasaran
penyusunan rencana teknis/program, pengembangan kelembagaan, penyebaran
informasi, penyusunan naskah buku, penyuluhan, pemantauan dan evaluasi
8
Kondisi tersebut mengakibatkan :
Kegiatan Proyek Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja
senilai Rp.46.825.000,00 menjadi kurang efektif dan merupakan pemborosan
keuangan negara.
Hal tersebut terjadi karena :
a. Perencanaan kegiatan tidak berdasarkan Tupoksi dari unit kerja/entitas masing-
masing.
b. Pimpinan Proyek dan Tim Teknis dalam menyusun perencanaan proyek tidak
memperhatikan kegiatan yang menjadi prioritas utama sesuai sasaran dan tujuan
proyek
Pimpro Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja menjelaskan
bahwa kegiatan tersebut dialokasikan pada Proyek karena tidak tersedia alokasi
dananya pada anggaran rutin. Untuk masa yang akan datang masalah tersebut akan
diperhatikan.
BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN melalui Sesditjen Binapendagri:
a. Supaya memberi teguran secara tertulis kepada bagian perencanaan proyek
supaya konsisten dan disiplin dalam menggunakan anggaran proyek sesuai
dengan tujuan/sasaran proyek dan dalam membuat perencanaan disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit kerja.
b. Pengawasan oleh Sesditjen PPTKDN lebih ditingkatkan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan/anggaran.
9
2. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring pengguna tenaga kerja asing
sebesar Rp.154.206.400,00 tumpang tindih
Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Ditjen PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja (Proyek PPTKPBK) TA 2004 telah melaksanakan kegiatan Pembinaan dan Monitoring Pengguna Tenaga Kerja Asing. Tujuan kegiatan tersebut sebagaimana dinyatakan dalam Petunjuk Pelaksanaan Proyek dan Laporan Paripurna adalah: 1) untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan pembinaan serta pemahaman kepada para petugas di daerah agar dalam memberikan Ijin Kerja Tenaga Kerja Asing (TKA) sesuai dengan peraturan yang berlaku; 2) untuk mengetahui jumlah TKA serta pensosialisasikan penarikan DPKK yang merupakan bagian dari penerimaan negara bukan pajak; 3) untuk mengetahui manfaat penggunaan TKA dari sisi tenaga kerja, kesempatan kerja dan dampak sosial ekonomi atas permasalahan penggunaan TKA yang disesuaikan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dimaksud, Pimpro PPTKPBK telah membentuk Tim Pembinaan dan Monitoring Penggunaan TKA yang beranggotakan 17 orang dengan Surat Keputusan Nomor: KEP.06/DPPTKDN/PPTKPBK/ 2004 Tanggal 19 April 2004. Sampai dengan Tanggal 31 Desember 2004 realisasi kegiatan tersebut adalah sebesar Rp.154.206.400,00 dengan target pembinaan yang telah dilakukan meliputi 10 Propinsi, yaitu Sumatera Utara (Medan), Sumatera Barat, Riau (Pekanbaru), Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan (Makasar), Propinsi Gorontalo, Bali (Denpasar), NTB (Mataram), dan Papua (Jayapura). Kegiatan tersebut dilakukan melalui pengambilan data pendukung di kantor dinas tenaga kerja dan pengolahan data tersebut untuk menjadi laporan pelaksanaan kegiatan. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa: a. Pembukuan atas pengeluaran biaya untuk kegiatan tersebut di atas telah
dibukukan sebagaimana mestinya. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 10 propinsi.
10
b. Dalam Daftar Kuesioner Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri untuk kegiatan Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri ternyata daftar pertanyaan tersebut sebagian sudah menampung pertanyaan mengenai penggunaan TKA yaitu pada pertanyaan Kuesioner No. 19 s/d 23, yaitu: 1) Pertanyaan 19 = Apakah Kantor Dinas Saudara melayani penggunaan TKA? 2) Pertanyaan 20 = Apabila jawaban Nomor 19 ya, apa bentuk pelayanan
penggunaan TKA? (pilihan jawaban: RPTKA, Rekom Ijin Tinggal Baru/Perpanjangan, IMTA Baru/Lama, Surat Pengantar Permohonan Perpanjangan IMTA).
3) Pertanyaan 21 = Apabila Saudara menjawab nomor 20, apa dasar hukumnya? 4) Pertanyaan 22 = Apabila Saudara menerbitkan IKTA/IMTA, disetor ke mana
DPKK tersebut? (pilihan jawaban: Kas Negara, Kas Daerah, lain-lain ….) 5) Pertanyaan 23 = Sebutkan dasar hukum penyetoran DPKK terkait dengan
jawaban nomor 22? (pilihan jawaban UU No. 20/1997, UU No. 13/2003, PP 92/2000; Perda; lain-lain).
Dari kondisi tersebut di atas dapat dapat disimpulkan bahwa: a. Sebagian kegiatan Pembinaan dan Monitoring Pengguna Tenaga Kerja Asing
ternyata telah tertampung dalam Kegiatan Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri. Hal tersebut menunjukkan kurang terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan proyek antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Pernyataan senada disampaikan oleh Pimpro PPTKPBK dalam Laporan Paripurna Proyek yang menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh masing-masing Kasubdit sebagai penanggung jawab kegiatan, walaupun Pimpro berkedudukan sebagai koordinator pelaksanaan proyek namun kewenangan Pimpro dibatasi oleh kewenangan para Kasubdit.
b. Berdasarkan Laporan Kegiatan Pembinaan dan Monitoring Penggunaan TKA sebagaimana telah disebutkan di atas diketahui bahwa terdapat tujuan kegiatan yang tidak dilaksanakan/belum dipenuhi oleh Tim Pembinaan dan Monitoring yaitu mengenai manfaat penggunaan TKA dari sisi tenaga kerja, kesempatan kerja dan dampak sosial ekonomi atas permasalahan penggunaan TKA yang disesuaikan dengan pelaksanaan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
11
Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) huruf b, yang menetapkan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsip-prinsip, antara lain : efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, serta fungsi setiap departemen/lembaga/pemerintah daerah.
Keadaan tersebut di atas mengakibatkan : a. Terjadinya tumpang tindih pelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring
pengguna tenaga kerja asing. b. Pemborosan penggunaan keuangan negara sebesar Rp.154.206.400,00 Hal tersebut terjadi karena: a. Tidak adanya koordinasi yang baik antara subdit di lingkungan Direktorat
Diaguna b. Pimpro PPTKPBK, Kasubdit Penempatan Tenaga Kerja dan Kasubdit Tenaga
Kerja Asing lalai dalam melaksanakan tugasnya. c. Pengawasan Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja (Diaguna)
lemah. Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja sependapat dengan temuan tersebut dan akan segera ditindaklanjuti.
BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN melalui Direktur Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja memberi teguran tertulis kepada Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja dan para Kasubdit terkait supaya dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan monitoring tenaga kerja asing dilaksanakan dan dikoordinasikan secara baik untuk mencegah terjadinya pemborosan keuangan negara.
12
3. Laporan perkembangan usaha dan laporan pelaksanaan kegiatan senilai
Rp.831.290.800,00 belum dibuat
Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
(Ditjen PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Proyek
Perluasan Lapangan Kerja Produktif (PLKP) dan Proyek Penempatan Tenaga Kerja
dan Pengembangan Bursa Kerja (Proyek PTKPBK) pada Tahun Anggaran 2004 telah
melaksanakan beberapa kegiatan bidang ketenagakerjaan senilai Rp.831.290.800,00
dengan rincian sebagai berikut:
No. Jenis Kegiatan Nama Proyek Jumlah
Dana Bergulir (Rp)
1 Pilot proyek Pengembangan Volunteer
Proyek PLKP 110.000.000
2 Penyusunan model tenaga kerja mandiri sector informal (dana bergulir)
Proyek PLKP 90.000.000
3 Pengembangan model perluasan kerja sub sektor perikanan (dana bergulir)
Proyek PLKP 120.000.000
4 Penyempurnaan model pengembangan kesempatan kerja dan berusaha system padat karya (dana bergulir)
Proyek PLKP 90.000.000
5 Pengembangan Model perluasan kerja pola terapan teknologi tepat guna (dana bergulir)
Proyek PLKP 90.000.000
6 Penyempurnaan model perluasan kerja melalui system pendampingan institusi lokal (dana bergulir).
Proyek PLKP 90.000.000
7 Pengolahan analisis dan penyebarluasan informasi pasar kerja (dana bergulir)
Proyek PTKPBK 241.290.800
Jumlah 831.290.800
Pemeriksaan atas atas dokumen pertanggungjawaban keuangan proyek dan
laporan hasil kegiatan diketahui bahwa :
a. Kegiatan proyek dalam bentuk Bantuan sarana usaha (dana bergulir)
disampaikan/diberikan melalui proyek Perluasan Lapangan Kerja Produktif
(PLKP) kepada masing-masing kelompok yang telah lulus seleksi oleh tim teknis
dengan syarat masing-masing kelompok wajib mengembalikan dana bergulir
13
tersebut dalam jangka waktu maksimum 3 (tiga) tahun dengan tenggang waktu 3
(tiga) bulan sebesar dana yang diterima dan hal ini tertuang dalam bentuk Berita
Acara Serah Terima Bantuan Dana Bergulir Proyek PLKP. Kegiatan bantuan
sarana usaha (dana bergulir) tersebut di laksanakan di daerah-daerah sehingga
pelaksanaan pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh LSM, Tim Teknis,
dan Pemandu Swadaya di masing-masing daerah, sedangkan Ditjen PPTKDN
melalui Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas) berfungsi untuk
mengevaluasi dan mengawasi program kegiatan melalui laporan yang
disampaikan LSM/Ordes, Tim Teknis dan Pemandu Swadaya.
b. Dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Proyek PPTKPBK telah ditetapkan pula
bahwa pada akhir kegiatan Pengolahan Analisis dan Penyebarluasan IPK, Tim
pelaksana wajib melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur Penyediaan
dan Penggunaan Tenaga Kerja (Direktur Diaguna) melalui Pimpro PPTKPBK.
Juklak proyek tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan proyek
sehingga pencapaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai target yang
telah ditetapkan.
Pemeriksaan lebih lanjut atas kegiatan tersebut di atas menunjukkan bahwa :
a. Laporan perkembangan usaha atas pemberian dana bantuan sarana usaha (bergulir)
yang terdiri atas laporan bulanan, triwulanan dan laporan tahunan belum diterima
Proyek atau Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas). Laporan
tersebut sangat penting terutama sebagai bahan evaluasi, masukan dan bahan
pengendalian bagi Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam
Negeri serta Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja (Bangas) untuk
mengetahui tindaklanjut dari program bantuan sarana usaha (dana bergulir)
setelah kegiatan selesai dilaksanakan sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan
program tersebut.
b. Kegiatan pengembangan usaha dalam bentuk bantuan sarana usaha (dana bergulir)
pada umumnya dilaksanakan di daerah-daerah sehingga tim tidak dapat
melakukan konfirmasi atas kegiatan tersebut.
14
c. Laporan atas pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Analisis dan Penyebarluasan IPK
belum dibuat padahal laporan tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
untuk pelaksanaan kegiatan yang akan datang.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
a. Mekanisme yang diatur dalam buku Model Pengembangan dan Perluasan Kerja,
dalam rangka pengendalian kegiatan seharusnya setiap lembaga
pendamping/LSM/ Pemandu Swadaya, dan Tim Teknis wajib melaporkan secara
berkala atas pengelolaan dana bantuan sarana (dana bergulir) kepada
Depnakertrans d.h.i Ditjen PPTKDN c.q. Direktorat Bangas.
b. Petunjuk Pelaksanaan Proyek PPTKPBK Tahun Anggaran 2004, dalam rangka
pengendalian kegiatan seharusnya laporan pelaksanaan kegiatan Pengolahan
Analisis dan Penyebarluasan IPK dibuat secara lengkap sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan sebagai bahan masukan dan
evaluasi bagi pimpinan dalam merencanakan kegiatan yang akan datang.
Keadaan tersebut mengakibatkan:
a. Pengeluaran anggaran senilai Rp831.290.800,00 menjadi kurang efektif
b. Evaluasi atas pelaksanaan program atau kegiatan pemberian bantuan sarana usaha
(dana bergulir) dan Kegiatan Pengolahan Analisis dan Penyebarluasan Informasi
Pasar Kerja tidak dapat dilakukan karena laporan hasil kegiatan yang dijadikan
standar/tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan proyek/program sebagai
bahan evaluasi dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan di tahun yang akan
datang tidak ada.
Hal tersebut terjadi karena:
a. Lembaga pendamping/LSM/Pemandu Swadaya, dan Tim Teknis/Pelaksana
Kegiatan lalai dalam melaksanakan kewajibannya.
b. Pimpro Perluasan Lapangan Kerja Produktif dan Pimpro Penempatan Tenaga
Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja tidak melaksanakan tugas dengan baik.
c. Pengendalian dan pengawasan oleh Atasan Langsung Lemah.
15
Pimpro PLKP dan PPTKPBK sependapat dengan temuan tersebut dan akan segera
ditindaklanjuti.
BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN memerintahkan Direktur Diaguna dan
Direktur Bangas untuk memberikan teguran secara tertulis kepada tim
teknis/pelaksana kegiatan, Pimpro Perluasan Lapangan Kerja Produktif dan Pimpro
Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja supaya segera membuat
dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dimaksud sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada pimpinan di unit terkait dan
digunakan sebagai bahan evaluasi serta perencanaan kegiatan Tahun Anggaran
berikutnya.
4. Pengadaan barang cetakan senilai Rp.32.187.000,00 belum dimanfaatkan dan
terdapat kekurangan penerimaan barang senilai Rp.4.314.700,00
Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
(Ditjen PPTKDN) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Proyek
Perluasan Lapangan Kerja Produktif (PLKP), Proyek Penempatan Tenaga Kerja dan
Pengembangan Bursa Kerja (Proyek PTKPBK) dan Proyek Pengembangan Sistem
Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja (Proyek PSPKPK) pada Tahun Anggaran
2004 telah melaksanakan beberapa pengadaan barang cetakan dan alat tulis kantor
senilai Rp.167.437.500,00 dengan rincian sebagai berikut:
No. Jenis Kegiatan Nama Proyek Nilai (Rp) 1 Buku Pedoman Kerja Pemandu Pengembangan
Kesempatan Kerja dan berusaha Sistem Padat Karya (PKKBSPK) sebanyak 600 buah.
Proyek PLKP 14.700.000
2 Buku Modul Pengembangan Kesempatan Kerja dan Berusaha Sistem Padat Karya sebanyak 600 buah.
Proyek PLKP 14.910.000
3 Buku Model Pengembangan dan Perluasan Kerja Sub Sektor Perikanan sebanyak 500 buah
Proyek PLKP 12.375.000,00
4 Buku Petunjuk Teknis Bursa Kerja Khusus sebanyak 700 buah
Proyek PTKPBK 20.300.000
5 Buku Lembar Pasar Kerja I sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 6 Buku Analisis Pasar Kerja Triwulan I sebanyak
300 buah Proyek PTKPBK 7.500.000
7 Buku Pedoman Evaluasi Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
Proyek PTKPBK 7.000.000
16
sebanyak 350 buah 8 Buku Analisis Pasar Kerja II sebanyak 300
buah Proyek PTKPBK 7.500.000
9 Buku Analisis Pasar Kerja III sebanyak 300 buah
Proyek PTKPBK 7.500.000
10 Buku Lembar Pasar Kerja II sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 11 Buku Lembar Pasar Kerja III sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 12 Buku Analisis Pasar Kerja IV sebanyak 300
buah Proyek PTKPBK 7.500.000
13 Buku Lembar Pasar Kerja IV sebanyak 900 buah Proyek PTKPBK 13.500.000 14 Alat Tulis Kantor
Kwitansi No.17/VI/2004 Tgl 21 Juni 2004 Proyek PSPKPK 4.995.000
15 Alat Tulis Kantor Kwitansi tanpa nomor Tgl 30 April 2004
Proyek PSPKPK 4.500.000
16 Alat Tulis Kantor, Kwitansi No.108/0101/5290/V/2004 12 April 2004
Proyek PSPKPK 4.657.500
Jumlah 167.437.500
Pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen pertanggungjawaban keuangan proyek
dan hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa:
a. Hasil konfirmasi harga pasar yang didasarkan pada harga yang berlaku pada saat
pengadaan dilakukan dan dengan spesifikasi yang sama sesuai kontrak/SPK.
Harga tersebut telah memperhitungkan PPN 10 %, keuntungan penjualan dan
biaya pengiriman (biaya umum atau overhead). Hasil konfirmasi harga pasar
menunjukkan bahwa harga pengadaan tersebut masih dalam batas-batas
kewajaran harga.
b. Barang cetakan hasil pengadaan Proyek PLKP masih ada yang belum
dimanfaatkan sebanyak sebanyak 1.036 buah senilai Rp25.552.000.00, dengan
rincian sebagai berikut :
No. Uraian Sisa Buku Harga/satuan Jumlah 1 Buku Pedoman Kerja Pemandu
Pengembangan Kesempatan Kerja dan berusaha Sistem Padat Karya
436 buah Rp24.500,00 436 x Rp24.500,00 =Rp 10.682.000,00
2 Buku Model Pengembangan Kesempatan Kerja dan Berusaha Sistem Padat Karya
200 buah Rp24.850,00 200 x Rp24.850,00 =Rp4.970.000,00
3 Buku Model Pengembangan dan Perluasan Kerja Sub Sektor Perikanan
400 buah Rp24.750,00 400 x Rp24.750,00 =Rp9.900.000,00
Jumlah Rp25.552.000,00
17
c. Barang cetakan hasil pengadaan Proyek PTKPBK masih ada yang belum
dimanfaatkan sebanyak 265 buku senilai Rp.6.635.000,00 dengan rincian sebagai
berikut:
No Nama BarangNomor dan Tgl Surat
Perjanjian KerjaSatuan
Barang yang masih ter-
sedia
Harga per unit
Total Ketidak-
hematan (Rp)
A B C D E F G
1 Buku Petunjuk TeknisBursa Kerja Khusus
Print.370/DPPTKDN/PPTK PBK/XI/2004 22 Nop 2004
Buku 140 29,000 4,060,000
3 Buku Lembar Pasar Kerja Print.363/DPPTKDN/PPTK PBK/XI/2004 8 Nop 2004
Buku 5 15,000 75,000
4 Buku Analisis Pasar KerjaTriwulan I
Print.364/DPPTKDN/PPTK PBK/XI/2004 8 Nop 2004
Buku 10 25,000 250,000
5 Buku Pedoman EvaluasiPenempatan TenagaKerja Antar Kerja AntarDaerah (AKAD)
Print.48B/DPPTKDN/PPTK PBK/V/200419 Mei 2004
Buku 60 20,000 1,200,000
6 Buku Analisis Pasar Kerja Print.128A/DPP TKDN/PPTK PBK/ V/2004 19 Mei 2004
Buku 10 25,000 250,000
7 Buku Analisis Pasar Kerja Print.320/DPP TKDN/PPTK PBK/ X/2004 4 Oktober 2004
Buku 10 25,000 250,000
8 Buku Lembar Pasar Kerja Print.319/DPP TKDN/PPTK PBK/ X/2004 4 Oktober 2004
Buku 5 15,000 75,000
9 Buku Lembar Pasar Kerja Print.128/DPP TKDN/PPTK PBK/ VI/2004 29 Juni 2004
Buku 5 15,000 75,000
10 Buku Analisis Pasar Kerja Print.49A/DPP TKDN/PPTK PBK/ V/2004 18 Mei 2004
Buku 10 25,000 250,000
11 Buku Lembar Pasar Kerja Print.49B/DPP TKDN/PPTK PBK/ V/2004 18 Mei 2005
Buku 10 15,000 150,000
265 6,635,000
d. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tanggal 31 Mei 2005 menunjukkan
bahwa terdapat kekurangan penerimaan buku sebanyak 195 eksemplar dengan
nilai sebesar Rp.2.925.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
No. Nama Buku
Jumlah Barang
Yang dibeli
Barang Yang telahDidistribusi-
kan
Hasil Cek Fisik
Kekurangan Kuantitas Barang
Jumlah (Rp)
1. Buku Lembar Pasar Kerja
900 buku 5 buku 700 buku 195 buku 2.925.000
Jumlah 2.925.000
18
e. Hasil pemeriksaan fisik atas penatausahaan alat-alat tulis kantor menunjukkan
adanya alat-alat tulis kantor yang diterima tidak sesuai dengan jumlah barang
yang dibeli senilai Rp.1.389.700,00 yaitu :
No. Jenis Barang Jumlah Barang
sesuai pembelian
Jml Barang yg
Didistribusikan
Barang yang kurang
Diterima
Hasil Cek Fisik
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Blok Note Name Care Kertas Kertas Fax Tinta BC 20 Tinta 7115 A
800 buah 800 buah 105 rim 7 buah 1buah 6 buah
676 buah 680 buah 75 buah 3 buah - 3 buah
89 buah 93 buah 7 rim 3 buah 1 buah 2 buah
35 buah
27 buah
23 rim
1 buah
-
1 buah
89 x Rp. 4000,00 = Rp356.000,00
93 x Rp. 400,00 = Rp. 37.200,00 7 x p.34.500,00= Rp241.500,00
3 x Rp. 35.000,00 = Rp105.000,00 Rp. 400.000,00 2 x Rp125.000,00= Rp 250.000,0
Jumlah Rp. 1.389.700,00
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan APBN yaitu pada: a. Pasal 12 ayat 1 ditetapkan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan
atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pelaksanaan anggaran belanja negara juga didasarkan atas prinsip-prinsip efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan serta fungsi setiap departemen/lembaga.
b. Pasal 41 ditetapkan bahwa Pemimpin proyek/bagian proyek bertanggung jawab baik dari segi keuangan maupun dari segi fisik atas pelaksanaan proyek/bagian proyek sebagaimana ditetapkan dalam DIP.
Keadaan tersebut mengakibatkan: a. Sisa buku hasil pengadaan Proyek PLKP dan Proyek PTKPBK sebanyak 1.301
(1.036 + 265) buku atau senilai Rp.32.187.000,00 (Rp25.552.000,00 + Rp.6.635.000,00) jika tidak segera dimanfaatkan berpotensi hilang atau rusak yang dapat menimbulkan pemborosan keuangan Negara.
19
b. Kekurangan penerimaan buku dan alat tulis kantor hasil pengadaan Proyek PTKPBK dan Proyek PSPKPK mengakibatkan terjadinya kerugian negara sebesar Rp.4.314.700,00 (Rp.2.925.000,00 + Rp1.389.700,00).
Hal tersebut terjadi karena: a. Penanggungjawab kegiatan dan panitia pengadaan barang kurang kurang cermat
dan teliti dalam melakukan penerimaan barang.hasil pekerjaan dan perencanaan pengadaan tidak dibuat secara cermat dan hanya berorientasi pada pagu anggaran yang tersedia tanpa mempertimbangkan kebutuhan buku cetakan yang sebenarnya.
b. Pimpro PLKP, Pimpro PTKPBK dan Pimpro PSPKPK tidak cermat dalam melakukan perencanaan pengadaan barang yaitu tidak berdasarkan kebutuhan yang sebenarnya, hanya mengacu pada plafon yang tersedia dan tidak adanya rencana distribusi yang baik atas hasil pengadaan barang sehingga terjadi penumpukan barang.
c. Adanya itikad tidak baik dari rekanan penyedia barang/jasa. d. Pengawasan Direktur Diaguna, Direktur Bangas dan Sesditjen Binapendagri
lemah. Pimpro Perluasan Lapangan Kerja Produktif, Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja dan Pimpro Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja mengakui temuan tersebut dan untuk selanjutnya akan segera dimanfaatkan secara optimal. BPK-RI menyarankan agar Dirjen PPTKDN melalui Direktur Diaguna, Direktur Bangas dan Sesditjen Binapendagri supaya memberikan teguran tertulis kepada para Pimpro terkait supaya segera mendistribusikan dan memanfaatkan barang-barang hasil pengadaan yang masih tersimpan kepada unit-unit pengguna sesuai kebutuhan senyatanya. Selanjutnya Pimpro Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Bursa Kerja, dan Pimpro Pengembangan Sistem Perluasan Kerja dan Penempatan Kerja supaya mempertanggungjawabkan kekurangan penerimaan barang senilai Rp.4.314.700,00 dan hasilnya disetorkan ke kas negara.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA