9
Dermatitis Kontak Iritan pada Ibu Rumah Tangga Adriel Jezreel Pokatong/102013381 Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia Alamat email: [email protected] Pendahuluan Pada kasus PBL skenario 9, seorang perempuan berusia 25 tahun yang merupakan ibu rumah tangga yang pembantunya pulang kampung, datang dengan keluhan tangan gatal sejak 2 minggu lalu. Gatal yang dirasakan seiring waktu bertambah parah dan disertai perih serta kemerahan. Kulit tangannya juga menjadi kering. Dari hasil pembahasan pertama bersama kelompok PBL, ditentukan working diagnosis buat kasus ini adalah dermatitis kontak iritan, serta differential diagnosisnya dermatitis kontak alergi dan dermatitis numuralis. Dermatitis kontak adalah sebutan generic untuk reaksi radang akut atau kronik terhadap zat yang mengenai kulit. 1 Dermatitis kontak dapat dibagi menjadi 2 tipe utama, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan disebabkan oleh iritan kimia. Bentuk akut dari dermatitis iritan terjadi setelah sekali tereksposnya zat yang beracun ke kulit. Bentuk akut ini bergantung pada konsentrasi zat penyebabnya serta ketebalan dan gampang tidaknya penetrasi pada stratum korneum. 1 Tinjauan pusataka ini akan membahas lebih mendalam tentang working diagnosis kasus PBL ini, dermatitis kontak iritan serta penatalaksanaan juga prognosisnya, setelah menganalisa kembali anamnesis serta pemeriksaan fisik yang telah dan harus dilakukan.

Dermatitis Kontak Iritan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hasil ketikan sendiri

Citation preview

Dermatitis Kontak Iritan pada Ibu Rumah TanggaAdriel Jezreel Pokatong/102013381

Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Alamat email: [email protected] kasus PBL skenario 9, seorang perempuan berusia 25 tahun yang merupakan ibu rumah tangga yang pembantunya pulang kampung, datang dengan keluhan tangan gatal sejak 2 minggu lalu. Gatal yang dirasakan seiring waktu bertambah parah dan disertai perih serta kemerahan. Kulit tangannya juga menjadi kering. Dari hasil pembahasan pertama bersama kelompok PBL, ditentukan working diagnosis buat kasus ini adalah dermatitis kontak iritan, serta differential diagnosisnya dermatitis kontak alergi dan dermatitis numuralis.

Dermatitis kontak adalah sebutan generic untuk reaksi radang akut atau kronik terhadap zat yang mengenai kulit.1 Dermatitis kontak dapat dibagi menjadi 2 tipe utama, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan disebabkan oleh iritan kimia. Bentuk akut dari dermatitis iritan terjadi setelah sekali tereksposnya zat yang beracun ke kulit. Bentuk akut ini bergantung pada konsentrasi zat penyebabnya serta ketebalan dan gampang tidaknya penetrasi pada stratum korneum.1Tinjauan pusataka ini akan membahas lebih mendalam tentang working diagnosis kasus PBL ini, dermatitis kontak iritan serta penatalaksanaan juga prognosisnya, setelah menganalisa kembali anamnesis serta pemeriksaan fisik yang telah dan harus dilakukan.Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis dapat dilakukan kepada pasien secara langsung apabila kondisinya memungkinkan, namun dapat ditanyakan pula pada orang terdekat atau orang yang mengantar pasien ke dokter. Sesuai dengan kasus, pertanyaan yang diajukan dapat meliputi identitas diri, keluhan utama, sejak kapan keluahan utama muncul, keluhan lain yang mungkin dirasakan, riwayat penyakit yang diderita saat ini, riwayat penyakit dahulu, pengobatan yang sudah dilakukan dan kondisi sosial ekonomi pasien.Dari yang diberitahu pasien, harus digali lagi lebih mendalam tentang ciri-ciri keluhan dengan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Dengan begitu akan didapatkan gambaran yang lebih luas dan lengkap. Selain itu, diperlukan juga riwayat klinis yang mencakup semua sumber yang mungkin menyebabkan alergi ataupun iritasi pada pasien. Sangatlah penting untuk mengidentifikasi pekerjaan pasien sekarang dan pekerjaan-pekerjaan yang pernah dia punya. Serta mengidentifikasi pada pekerjaan-pekerjaan tersebut apakah ada faktor-faktor penyebab alergi dan iritasi, faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, airflow, ataupun tereksposnya akan sinar ultraviolet.2Dari skenario, didapatkan keluhan utamanya yaitu rasa gatal pada kedua tangan yang mulai makin parah gatalnya, perih dan kemerahan serta kering. Pemeriksaan FisikYang pertama dilakukan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital. Kemudian inspeksi, dimana kita melihat tanda-tanda yang menonjol pada pasien, bila ketemu, diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas dan efloresensi yang khusus. Setelah itu dilakukan palpasi. Disini kita memperhatikan tanda radang akut, indurasi, fluktuasi dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata yang teraba. Melalui palpasi juga kita bisa membedakan kemerahan kulit, yang terbagi 3, yaitu eritema, purpura, dan telangiektasis.

Pemeriksaan PenunjangPatch TestingAdapun patch testing, yang dilakukan saat diduga ada komponen alergi dari dermatitis yang diderita. Patch testing telah ditunjukkan sangat berarti dalam mengkonfirmasi sensitifitas kontak dan menemukan sensitifitas yang tidak terduga.2Patch testing melibatkan penerapan alergen spesifik langsung ke kulit di bawah kondisi yang terkendali, menyebabkan reaksi alergi lokal dalam orang rentan. Ini mengirimkan agen yang menyebabkan penyakit ini; lalu menerapkan agen ke organ target, dan dia mereproduksi secara lokal mekanisme patogen dan imunologi dan perubahan morfologi dari penyakit itu sendiri, sehingga mereproduksi dermatitis 'dalam bentuk miniatur'. Alergen biasanya tergabung dalam petrolatum, meskipun untuk beberapa alergen lain, kendaraan yang berbeda seperti air, aseton, etanol 70%, atau minyak zaitun, harus digunakan. Alergen-alergen diterapkan di ruang hypoallergenic, yang dipasang pada pita perekat dan dilekatkan pada bagian belakang atas dari pasien. Ada juga tes sistem siap digunakan (TRUE Test (TM) [Allerderm, AZ, AS]), di mana alergen dilarutkan dalam larutan air atau etanol dan kemudian dimasukkan dalam dried-in-gel seperti povidone atau turunan selulosa. Lapisan tipis gel ini kemudian dilapisi ke lembaran poliester dan dikeringkan untuk membentuk patch. Lembar dipotong menjadi 9 9 mm2 patch dan diatur dalam panel pada strip pita selotip. Tes ini biasanya disimpan di tempat selama 48 jam, meskipun di beberapa tempat tes diterapkan hanya 24 jam.2 Differential DiagnosisDermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi adalah salah satu masalah kulit yang paling sering terjadi, menjengkelkan dan menghabiskan uang untuk diobati. Merupakan dermatitis yang eczematous (papula, vesikel-vesikel, pruritus) sebab pasien terpapar kembali dengan zat yang dia peka terhadap.1 Dalam ACD, dua tahap yang diperlukan: tahap awal, di mana sensitisasi diperoleh, diikuti dengan elisitasi reaksi inflamasi kulit.2Dermatitis numuralis

Dermatitis numuralis adalah inflammatory dermatitis yang kronik, pruritus, yang terjadi dalam plak-plak berbentuk koin yang terdiri dari papula-papula kecil dan vesikel-vesikel diatas dasar erythemaous. Terutama biasa diderita pada bagian kaki bawah laki-laki, selama musim dingin, sering terlihat pada individu atopik.1Berikut contoh gambar dermatitis kontak alergi dan dermatitis numuralisWorking DiagnosisEtiologi

Yang umumnya dapat menyebabkan terjadi dermatitis kontak iritan ,yaituEtiologic Agents : Abrasives (penggosok), bahan pembersih, bahan oksidator (sodium hypochlorite), bahan pereduksi (phenols, hydrazine, aldhydes, thiophosphates), tumbuh-tumbuhan (spurge, Boracinaceae, Ranunculaceace), enzim hewani, sekresi, debu, tanah, terkena air berlebihan dan kelamaan

Predisposing Factors : Seseorang dengan sejarah dermatitis atopic memiliki resiko tinggi terkena dermatitis kontak iritan; kulit putih; suhu rendah; kelembaban rendah, oklusi, iritasi mekanis.1PatofisologiDermatitis kontak iritan adalah hasil klinis peradangan langsung yang timbul dari pelepasan sitokin proinflamasi dari sel-sel kulit (terutama keratinosit) dalam menanggapi kimia (dalam banyak kasus) atau rangsangan fisik yang berbahaya. Tergantung pada jenis iritasi dihubungi, ada berbagai efek mengganggu pada epidermis. Tiga perubahan patofisiologi utama dermatitis iritan adalah: gangguan penghalang kulit, perubahan epidermal sel dan pelepasan mediator, yang semuanya saling berhubungan. Gangguan hasil fungsi penghalang epidermal dalam pelepasan sitokin proinflamasi dari sel cornified rusak dan dari keratinosit yang layak yang menjadi aktif. Iritasi kulit yang dapat mengaktifkan kekebalan bawaan kulit secara independen dari jalur presentasi antigen, dengan induksi mediator proinflamasi yang secara langsung merekrut dan mengaktifkan limfosit T, tanpa induksi sel memori T-antigen spesifik. Sebagian besar sitokin/faktor dan molekul adhesi sel yang sebelumnya dikaitkan dengan ACD, seperti ICAM-1, antigen limfosit fungsi terkait (LFA) -1, IL-1, IL-1b, TNF-, granulocyte macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) dan IFN-g, telah ditemukan pada epidermis dan dermis dalam reaksi iritan.2Agen kimia maupun fisik dapat berupa iritan, yang menyebabkan kerusakan sel apabila di aplikasikan selama waktu yang cukup lama serta dengan konsentrasi yang cukup. Dermatitis kontak iritan terjadi saat kemampuan kulit memperbaiki dan melindungi diri tidak cukup kuat dan tidak bisa mempertahankan fungsinya atau saat ada zat menembus masuk, kemudian menyebabkan reaksi radang. Reaksi pertamanya pada umumnya terbatas pada lokasi terkenanya iritan.1 Gejala KlinisGejala dermatitis kontak iritan terbakar, menyengat, menusuk-nusuk, nyeri dan sakit kulit (bisa ada pruritus).2 Rasa sakit bisa terasa dalam hitungan detik setelah terkena iritan, misalkan terkena asam, chloroform, dan methanol. Adapula yang rasa sakitnya tertunda, rasa sakit terasa 1 sampai 2 menit kemudian memuncak diantara 5 sampai 10 menit kemudian, dan setelah mendekati 30 menit perlahan menghilang. Ini biasanya disebabkan iritan seperti aluminum chloride, phenol, propylene glycol, dan lain-lain. Pada dermatitis kontak iritan tertunda akut (acute delayed irritant contact dermatitis), gejala objektif pada kulit tidak mulai tampak sampai 8 hingga 24 jam setelah terpapar. Contoh zat penyebabnya, yaitu anthralin, ethylene oxide,dan benzalconium chloride. Setelah tampak, diikuti bukan dengan rasa gatal, tetapi rasa terbakar.1Penatalaksanaan

Mendidik pasien tentang praktik sehari-hari mereka dan bagaimana untuk menghindari iritasi atau alergen sangat penting. Seringkali, praktek kerja dapat ditingkatkan untuk mengurangi kontak dengan iritan seperti sabun, pelarut, minyak, alkali, asam atau bahan abrasif. Namun, hal ini tidak selalu mungkin, karena karakteristik pekerjaan tertentu melakukan kontak dengan agen yang berpotensi membahayakan tak terelakkan. Ketika kontak tidak dapat dihindari, menciptakan hambatan pelindung adalah alternatif berikutnya. Langkah-langkah perlindungan, seperti sarung tangan yang tepat dan pakaian, atau krim penghalang, bisa signifikan untuk mengurangi kontak dengan kedua iritasi dan alergi. Ada bukti dari studi berkualitas tinggi yang krim tertentu penghalang, tinggi-lipid konten pelembab, pakaian pelindung dan penggunaan liners kapas ketika sarung tangan oklusif dikenakan, efektif dalam mencegah pengembangan dermatitis kontak iritan.2Adapun tindakan yang bisa dilakukan untuk menangani masalah kulit ini, yaitu:

1. Vesikel bisa dikuras tapi bagian atas tidak boleh dilepas.

2. Kompres dengan Burrows solution dan diganti setiap 2 sampai 3 jam.

3. Saat dermatitisnya mulai mereda, kortikosteroid topikal disarankan,tapi tidak terlalu membantu pada tahap-tahapan awal.3Preventif

Beberapa cara preventif yang bisa dilakukan untuk menghindari terkenanya dermatitis kontak iritan ialah :

1. Menghindari iritasi kimia atau kaustik dengan mengenakan pakaian pelindung

2. Jika kontak tidak terjadi, bersihkan dengan air atau larutan penetral lemah

3. Gunakan krim-krim penghalang

4. Bila dermatitis kontak iritan yang dihubungkan dengan pekerjaan tetap bertahan meskipun sudah patuh terhadap langkah-langkah di atas, perubahan pekerjaan mungkin diperlukan.1Prognosis

Kesembuhan biasa terjadi dalam jangka 2 minggu setelah stimulus berbahayanya disingkirkan/dihindari. Dalam kasus yang lebih kronis, kemungkinan 6 minggu atau lebih waktu yang diperlukan untuk sembuh ada. Dalam kasus kronis dengan level subcritical atau irritant, dapat terjadi toleransi atau hardening.1Daftar Pustaka1. Wolf K, Johnson RA, Suurmond D. Flitzpatrick's color atlas & synopsis of clinical dermatology, 5th ed. United States of America: The McGraw-Hill Companies; 2005:18-31.2. Ale IS, Maibach HA. Diagnostic approach in allergic and irritant contact dermatitis. Expert Review of Clinical Immunology 2010 03;6(2):291-310.3. Fitzpatrick TB, Polano MK, Suurmond D. Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. United States of America: The McGraw-Hill Companies; 1983:6-9.