15
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Desa sumber merupakan suatu desa yang memiliki keanekaragaman agama dan terdiri dari berbagai masyarakat yang memang terdapat cukup banyak penduduk yang tidak berasal dari daerah tersebut. Di desa ini banyak penduduk yang dapat hidup bersama walaupun berbeda agama dalam satu wilayah bahkan satu rumah. Di desa ini penduduknya mampu hidup rukun dengan segala aktifitas yang mereka lakukan tanpa memandang agama ataupun rasa sungkan dalam bersosialisasi sehari – hari. Pada kesempatan kali ini hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Kami mahasiswa dari universitas muhammadiah magelang mendapat kesempatan untuk melakukan obseravasi atau tinjauan langsung ke daerah tersebut, serta mewawancarai penduduk daerah tersebut untuk dapat belajar dari penduduk daerah tersebut, bagaimana cara bersosialisasi dengan orang – orang yang

Desa Sumber

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu sosial dan budaya dasar

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Desa sumber merupakan suatu desa yang memiliki keanekaragaman agama dan terdiri dari berbagai masyarakat yang memang terdapat cukup banyak penduduk yang tidak berasal dari daerah tersebut. Di desa ini banyak penduduk yang dapat hidup bersama walaupun berbeda agama dalam satu wilayah bahkan satu rumah. Di desa ini penduduknya mampu hidup rukun dengan segala aktifitas yang mereka lakukan tanpa memandang agama ataupun rasa sungkan dalam bersosialisasi sehari hari.

Pada kesempatan kali ini hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Kami mahasiswa dari universitas muhammadiah magelang mendapat kesempatan untuk melakukan obseravasi atau tinjauan langsung ke daerah tersebut, serta mewawancarai penduduk daerah tersebut untuk dapat belajar dari penduduk daerah tersebut, bagaimana cara bersosialisasi dengan orang orang yang berbeda agama. Kegiatan inijuga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Dan menambah wawasan atau pengetahuan kita tentang kehidupan bersama dalam suatu daerah yang sangat berbeda corak agamanya satu sama lain.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah

1.2.1 Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial dan budaya dasar.

1.2.2 Mengetahui cara bersosialisasi dalam kehidupan sehari hari dengan orang orang yang berbeda agama

1.2.3 Mengetahui keadaan masyarakat yang saling berbeda agama dan cara berinteraksinya

1.2.4 Mempunyai pengetahuan yang luas mengenai kehidupan diantara orang orang yang berbeda agama dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Hal hal yang dirumuskan:

1.3.1 Bagaimana terdapat mayoritas penduduk katolik ?

1.3.2 Faktor yang menyebabkan dusun diwak menjadi pengikut umat katolik saat terjadi G30 S / PKI ?

1.3.3 Jumlah penduduk desa diwak?

1.3.4 Presentase penduduk yang menjadi katolik dan menjadi islam?

1.3.5 Seperti apa islam di dusun diwak ini jaman dahulu ?

1.3.6 Bagaimana warga melakukan ibadah pada jaman dahulu ?

1.3.7 Bagaimana status pendirian mushola di Dusun diwak sedangkan islam adalah minoritas ?

1.3.8 Bagaimana proses pendirian mushola ?

1.3.9 Cara menangani masalah pendirian mushola ?

1.3.10 Bagaimana cara warga yang beragama islam melakukan ibadah saat sebelum terdapat mushola ?

1.3.11 Bagaimana proses pendirian masjid ?

1.3.12 Bagaimana pendalaman islam di Dusun Diwak ini ?

1.3.13 Bagaimana seseorang yang berpindah agama dan apa alasannya?

1.3.14 Apakah terjadi perbedaan antara agama islam dan agama katolik dalam keseharian ?

1.3.15 Apakah yang dilakukan oleh masing masing agama terhadap agama lain ketika umat suatu agama melaksanakan hari besarnya ?

1.3.16 Apakah ada masyarakat yang berbeda agama namun hidup dalam satu rumah tangga ?

1.3.17 Bagaimana cara melaksanakan pernikahan antara dua orang yang berbeda agama ?

BAB II

PEMBAHASAN

Desa Sumber, Desa ini terletak di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Magelang, kecamatan Dukun. Dusun Jumlah dusun di daerah ini ada 12 dusun. Dusun tersebut adalah Dusun Sumber, Dusun Diwak, Dusun Tutup Duwur, Dusun Tutup Ngisor, Dusun Tontro, Dusun Ngentak, Dusun Candi, Dusun Gumuk, Dusun Berut, Dusun Suruh, Dusun Dukuhan, Dusun Gowok. Mata pencaharian desa ini sebagai petani, penambang pasir, dan beberapamenjadi peternak ayam seperti yang terjadi di dusun tontro dan dusun berut. Dan penduduknya mayoritas adalah islam. Walaupun di beberapa dusun terdapat masyarakat yang mayoritasnya katolik.

Dusun diwak ini terletak di lereng barat gunung merapi. Jarak antara dusun diwak dengan Gunung Merapi sendiri kurang lebih adalah 9 kilometer dari puncak merapi. Dusun ini terletak di desa sumber, kecamatan dukun, kabupaten magelang jawa tengah dan mempunyai 354 jiwa. Narasumber yang kami wawancarai adalah Bapak Pawit Santoso dan Ibu Marsinah.Penduduk dusun diwak dimana penduduk dusun diwak mayoritas agamanya adalah agama katolik dengan jumlah 300 Dan islam sebagai minoritas sebanyak 54 Jiwa.

Dengan rincian sebagai berikut :

DATA KEPENDUDUKAN DUSUN DIWAK

TAHUN 2013

No

JENIS DATA KEPENDUDUKAN

JUMLAH

No

JENIS DATA KEPENDUDUKAN

JUMLAH

1

Jumlah KK

109

6

Mata pencaharian

2

Jumlah penduduk

354

Petani punya lahan

169

a. perempuan

169

Buruh tani

b. laki - laki

185

Pengusaha

3

Usia ( tahun) L P

Buruh industri

0 5 9 12

21

Buruh bangunan

6 12 10 14

24

Pedagang

13 21 28 22

50

Sopir

22 60 103 109

212

Pegawai negeri/ TNI /POLRI

15

60 ke atas 19 28

47

Pensiunan

1

4

Angka kependudukan

Lain - lain

Angka Kelahiran

7

Fasilitas umum

Angka Kematian

Fasilitas sosial

Angka kepindahan

Angka kedatangan

5

Agama

Islam

54

Katolik

300

Kristen

-

Hindu

-

budha

-

lainnya

-

Menurut penuturan dari narasumber. Mengenai bagaimana di dusun diwak ini mayoritas beragama Kristen adalah adanya G30S / PKI. Hal ini terjadi pada masa G30S / PKI dimana pada masa itu masyarakat bukan diharuskan melainkan dianjurkan untuk ikut agama. Dan masyarakat desa diwak sendiri lebih memilih untuk menjadi pengikut agama katolik. Dan alasan mereka sendiri memilih katolik adalah karena memang mereka sendiri belum punya pandangan namun memang dahulu sempat ada tokoh agama katolik yang menyebabkan masyarakat lebih memilih ke katolik. Dahulu yang mengikuti islampun ada, namun tidak sebanyak katolik. Dahulupun terdapat suatu mushola, namun hal itu hanya sebatas untuk satu atau dua keluarga dan hanya terdapat dipekarangannya sendiri sebatas untuk kepentingan keluarga, karena memang di desa ini dahulu yang menjadi masyarakat islam sangatlah minim tidak seperti sekarang. Namun sekarang sudah tidak ada lagi masyarakat muslim yang memiliki mushola di pekarangan rumah mereka. Namun pada akhir akhir ini penduduk yang beragama muslim dianjurkan untuk memiliki mushola, seperti halnya masyarakat yang beragama katolik memiliki sebuah gereja dan sekarangpun sudah didirikan secara permanen sebuah mushola untuk masyarakat beragama islam, melihat sekarang ini di desa ini sudah semakin banyak yang mengikuti ajaran agama islam.

Jika waktu pendirian yang terakhir mushola memang pernah ada perselisihan atau perbedaan pendapat dari pihak yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan informasi yang didapat dari panitia ke desa diwak hanya sebatas pengetahuan. Panitia hanya menginformasikan bahwa mereka akan membangun mushola di desa diwak tanpa meminta persetujuan dari masyarakat desa diwak ini. Namun harapan dari desa ini sendiri adalah adanya musyawarah atau rembug bersama. Dari situlah terjadi sebuah perbedaan atau perselisihan antara yang beragama silam dan beragama katolik. Tetapi semua itu bisa dirembug dengan musyawarah bagaimana caranya agar semua itu dapat terselesaikan dengan baik. Jadinya intinya adalah pencarian solusi untuk masalah ini.

Untuk Diwak sendiri, untuk mushola masih sangat baru namun untuk beribadah tidak pernah ada masalah. Sebelum di bangun mushola sendiri, jika masyarakat islam ingin menjalankan ibadah biasanya mereka menjalankannya di mushola tetangga desa atau di rumah mereka masing masing. Hal ini dilakukan sebelum mereka memiliki mushola sendiri. Pada waktu pendirian memang ada sedikit masalah namun dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Cara untuk menyelesaikannyapun dengan cara duduk bersama antara agama islam, agama katolik, dan perangkat desa mengenai bagaimana baiknya hal ini.

Terjadinya pendirian masjid ini adalah berkah dari erupsi merapi sendiri. Saat sebelum terjadi erupsi merapi dari warga luar sendiri belum ada perhatian khusus kepada masyarakat muslim sendiri. Karena memang penduduk muslim sendiri hanya minoritas dan yang benar benar islam tidak seberapa sedangkan yang lainpun kalau dipandang hanya sekedar islam KTP. Karena memang untuk pendalaman agama islam sendiri yang benar benar menjalankan ibadah sebelum erupsi dapat dihitung. Tapi setelah terdapat erupsi, kami mengungsi ke magelang. Dan disana terdapat beberapa tokoh dari silam yang memang mengetahui bahwa dari penduduk desa diwak ini juga terdapat umat muslimnya. Dan terdapat pula yang berkunjung dan ingin memberikan pendalaman mengenai islam kepada umat muslim desa diwak ini. Masyarakat sendiripun terbuka dan diberi tempat khusus untuk menjalankan agama. Dari kejadian setelah pulang dari erupsi merapipun hal itu masih terus berlanjut.

Banyak yang berpindah agama dari penduduk desa diwak ini. Baik yang beragama islam ke katolik maupun dari katolik ke islam. Faktor faktor yang menyebabkan seseorang berpindah agama biasanya adalah pernikahan.

Dalam kesehariannya, tidak ada perbedaan penduduk muslim maupun katolik. Semua berbaur apapun kegiatan yang dilakukan. Sebagai contoh waktu ada kegiatan keagamaan katolik, entah itu paskah entah itu natalan yang muslimpun diundang untuk mengikuti natal bersama atau merayakan hari kebesaran umat katolik. Hal ini juga terjadi saat masyarakat islam merayakan iedul fitri meskipun untuk kunjungan di hari lebaran suda memudar dari rumah ke rumah. Namun untuk semuanya baik katolik mapun islam semua merayakannya dan tidak terdapat batasan mengenai bagaimana mereka melaksanakannya.

Pada waku yang sudah sudah sebelumnya tidak ada masalah tidak enak hati dalam melakukan sesuatu hal diantara umat katolik maupun umat islam. Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa hidup bersama walaupun berbeda agama. Tidak ada perasaan sungkan atau tidak enak hati dari masyarakat sendiri ketikan ingin melakukan suatu hal walaupun pada berbeda agama. Walaupun itu menyangkut tentang agama mereka sendiri. Karena memang sudah dijalani sejak lama dan masyarakat diwak sendiripun paham dan telah terbiasa.

Tidak ada pengelompokan di desa tersebut terhadap yang islam maupun katolik. Semuanya bercampur menjadi satu. Di dalam rumah tanggapun sering ada dimana dalam satu keluarga itu terdapat yang beragama islam maupun katolik. Dan biasanya tidak terjadi larangan kepada seseorang untuk berpindah agama walaupun kepada anak sendiri. Pada keluarga bapak pawit santoso, Orang tuanya menganut islam namun anaknya katolik dan hal itupun tidak menjadi masalah.

Masyarakat sendiripun memberikan kebebasan berfikir dan melakukan apapun yang diinginkan. Hal ini juga termasuk dalam pernikahan. Jika seseorang menikah sesame islam maka pernikahan dilaksanakan sesuai dengan agama islam. Jika yang menikah agama katolik maka pernikahan dilaksanakan sesuai dengan agama katolik. Namun jika ternyata ada yang menikah berbeda agama, misalnya dari pihak laki laki sendiri katolik dan dari pihak wanita islam maka harus ada salah satu yang mau mengikuti ajaran agama dari salah satu agama pasangan ( berpindah agama). Jika pasangannya memilih untuk mengikuti katolik maka pernikahan dilakukan secara katolik. Jika pasangannya memilih agama islam maka pernikahannya dilakukan secara islam. Dalam artian mengikuti cara cara orang agama yang dianut. Dan hal ini tidak mejadikan sebuah masalah.

Baik dari kegiatan senang maupun dari suasana duka meninggal dsb semua membaur. Di desa diwak sering diadakan acar 7 hari. Misal yang umat muslim meinggal dan mengadakan acara 7 hari dengan membaca tahlil ataupun al fatehah. Umat katolikpun diminta berdoa secara katolik. Dalam 7 hari itupun kedua agama diminta berdoa secara katolik. Jadi tidak bermasalah. Ini juga terganting dari pihak keluarga yang ditinggalkan. Mereka meminta untuk ikut didoakan ataupun tidak.

Di desa ini sendiri sudah terbentuk organisasi kepemudaan. Sehingga waktu diadakan hajatan dan lain sebagainya. Organisasi kepemudaan inipun ikut menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan hajatan tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Penduduk Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang ini adalah penduduk dengan keanekaragaman agama. Walaupun terjadi perbedaan agama antar warga, namun masyarakat Desa Sumber khususnya Dusun Diwak ini hubungan antar warganya sangat harmonis. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya perbedaan atau perlakuan khusus pada masing masing agama. Contohnya, pada Dusun Diwak ini bumat muslim adalah minoritas. Hal ini tidak mengartikan bahwa umat muslim direndahkan. Mereka mampu bekerja sama dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam kehidupan sehari hari.