Upload
afinda-putri-dwiastuti
View
16
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Citation preview
Manual Material Handling
Material Handling merupakan seni dan ilmu yang meliputi penanganan
(handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan
(storing), dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya.
Gambar 1. Manual Material Handling
Sebagian besar pekerjaan dan aktivitas dalam dunia industri tidak lepas
dari penanganan material secara manual (Manual Material Handling).
NIOSH (National Institute Occupational for Safety and Health) adalah
sebuah lembaga yang menangani masalah K3 atau analisis terhadap biomekanika,
manual handling adalah penyebab utama yang paling sering menimbulkan rasa
nyeri pada bagian tubuh manusia. Sekitar 60% cedera akibat manual handling ini
disebabkan karena kegiatan ‘lifting’dan 20% karena kegiatan ‘pushing’ atau
‘pulling’ serta berakibat pada kerugian perusahaan secara eknomis hingga 25%
total upah akibat kesalahan penanganan material
.
1
A. Anatomy and Biomechanics of Manual Handling
Manual handling adalah suatu kegiatan yang menggunakan kekuatan
badan sebagai tumpuan. Kegiatan ini masih banyak ditemui di industri,
dikarenakan mempunyai kelebihan seperti contohnya untuk memindahkan beban
dalam ruang yang terbatas akan lebih efisien.
Akan tetapi dibalik kelebihan tersebut terdapat kekurangan, yaitu dalam
hal keselamatan yang disebabkan kesalahan penanganan material tersebut,
misalnya posisi tubuh yang salah (awkward posture) dalam bekerja, serta adanya
beban kerja yang berat (forceful exertions).
B. Forceful Exertion
Peradangan pada tendon, saraf, dan sendi
Contributing factors :
1. Cara menggenggam objek
2. Berat objek
3. Posisi tubuh
4. Jenis dan durasi pekerjaan
Gambar 2. Beban Kerja Berat(forceful exertion)
2
Satu standar yang biasa digunakan untuk menentukan batas angkat yang aman
adalah ISO Standard 11228 Bagian 1: Lifting. Standar ini memiliki massa
referensi untuk mengangkat menggunakan dua tangan dalam kondisi ideal :
1. 25 kg untuk 95% pria
2. 15 kg untuk 99% wanita
Kondisi ideal yang dimaksud adalah : posisi tubuh tegak, tubuh tidak
berputar, jarak tubuh dengan objek <25cm, durasi < 1 jam/hari, dan kondisi
lingkungan yg baik.
Gambar 3. Posisi Optimal Pekerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan
3
C. Back Injuries, Lifting and Carrying
Gambar 4. Slipped Disk
Pendekatan NIOSH, back up injury akibat arah beban yang diangkat dan
frekuensi aktivitas. Slipped Disk adalah piringan yang terselip di sepanjang tulang
belakang. Situasi tersebut terjadi disaat seluruh atau sebagian pusat piringan
tulang belakang yang lunak ditekan sepanjang bagian atau piringan yang lemah
sehingga bagian penutup pada piringan tulang belakang pecah sehingga
menyebabkan nyeri otot, saraf terjepit dan tertekan.
4
Gambar 5. (a)Kiri: Incorrect Lifting; (b) Kanan: Correct Lifting
Workspace Design
A. Design of Lifting Task
Ayoub (1982) telah merumuskan desain pengangkutan dalam jurnalnya
Journal of Occupational Medicine mengenai penentuan beban maksimum yang
mampu diterima pekerja berdasarkan frekuensi pengangkatan, jarak beban dari
tubuh, dan lain-lain.
Faktor-Faktor yang Meningkatkan Tekanan dalam Lifting Task
1. Ruang yang terbatas
2. Ketinggian Objek
3. Flooring
Meminimasi Beban yang Dikerjakan
1. Mengkondisikan kapasitas beban dengan jumlah pekerja
2. Merubah model pekerjaan dari mengangkat menjadi menurunkan, dari
menurunkan menjadi membawa, membawa menjadi menarik & menarik
menjadi mendorong
3. Menggunakan alat untuk memindahkan beban di permukaan
5
4. Menggunakan handles, pegas, atau tools lainnya yang memungkinkan
pekerja untuk mendapat pegangan dalam menggenggam objek yang
diangkut
5. Mendesain kontainer sedemikian rupa agar dekat dengan posisi tubuh
6. Ratakan permukaan atau flooring untuk memudahkan dalam menggerakan
kontainer
Meminimumkan Jarak Jangkauan dan Pengangkutan
1. Menyimpan komponen yang berat diantara rak meja dengan tinggi antara
bahu dan lutut
2. Menghindari penyimpanan yang terlalu dalam pada rak penyimpanan
3. Tumpukan benda tidak melebihi tinggi bahu
4. Memberikan ruang disekitar ruang kerja sehingga meningkatkan
jangkauan fungsional
5. Hindari pengangkatan dengan posisi duduk
Memperbesar Waktu yang Tersedia untuk Pengangkatan
1. Melebihkan waktu dengan melonggarkan standar waktu kerja
2. Memberikan siklus kerja serta istirahat yang sesuai
B. Pendekatan NIOSH untuk Desain dan Evaluasi Kerja
Pengangkutan
Metode ini digunakan untuk memperkirakan risiko yang berhubungan
dengan pekerjaan aktivitas lifting berdasarkan parameter NIOSH yang diperluas.
6
The NIOSH Approach’s Criteria:
1. Berat objek yang diangkat (W)
2. Jarak horizontal (H)
3. Jarak vertikal (V)
4. Jarak tempuh vertikal (D)
5. Frekuensi Lifting (F)
6. Durasi (DL)
Recommended Weight Limit
Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban
yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Hanya berlaku pada:
1. Beban statis tidak ada penambahan atau pengurangan beban di tengah
pekerjaan
2. Diangkat kedua tangan
3. Maksimum 8 jam(pengangkatan dan penurunan)
4. Tidak dilakukan dengan duduk dan ruang kerja sempit
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Load Constant
Konstanta beban ini bernilai 51 lbs (23 kg). Besaran tersebut merupakan beban
maksimum yang direkomendasikan untuk pengangkatan pada lokasi standar, yaitu
posisi diam pada 30 in (76 cm) dari lantai dan berjarak horizontal 10 in (25 cm)
dari titik tengah antara mata kaki, dan pada kondisi optimal, yaitu posisi sagital,
pengangkatan yang tidak terus menerus, pemegangan yang baik, dan perpindahan
vertikal kurang dari 10 in (25 cm).
7
Horizontal Multiplier
Faktor pengali horizontal ditentukan dari jarak horizontal dari titik tengah antara
mata kaki dan titik hasil proyeksi titik tengah pegangan kedua tangan ke lantai .
Faktor pengali horizontal dinyatakan dalam rumus:
HM = 10/H (untuk inci) dan HM = 25/H (untuk cm)
Vertical Multiplier
Faktor pengali vertikal ditentukan dari jarak vertikal dari lantai ke titik tengah
antara kedua
pegangan tangan. Faktor pengali vertikal dinyatakan dalam rumus:
VM = 1 – (0.003 │V-75│) (untuk cm)
Distance Multiplier
Faktor pengali jarak ditentukan dari perpindahan vertikal kedua tangan, mulai dari
titik asal
sampai ke tujuan pengangkatan.
Faktor pengali jarak dinyatakan dalam rumus:
DM = 0.82 + (1.8 / D) (untuk inci)
DM = 0.82 + (4.5/D) (untuk cm)
Asymmetry Multiplier
Faktor pengali asimetri dinyatakan dalam rumus:
AM = 1 – (0.0032 x A)
Frequency Multiplier
Faktor pengali frekuensi ditentukan berdasarkan banyaknya pengangkatan per
menit (frekuensi), lamanya waktu untuk aktivitas pengangkatan (durasi), dan jarak
vertikal pengangkatan dari lantai. Frekuensi pengangkatan dihitung dari rata-rata
pengangkatan yang dilakukan per menitselama rentang waktu 15 menit.
Pekerjaan digolongkan dalam durasi SINGKAT bila dilakukan selama 1 jam atau
kurang, lalu diikuti waktu istirahat selama 1-2 kali waktu kerja.
Pekerjaan digolongkan dalam durasi MODERAT bila dilakukan selama 1-2 jam,
diikuti dengan waktu istirahat setidaknya 0.3 kali waktu kerja.
Pekerjaan digolongkan dalam durasi PANJANG bila dilakukan selama 2-8 jam
dengan kelonggaran istirahat standar.
8
Coupling Multiplier
Persamaan NIOSH membagi pemegangan berdasarkan kualitas pemegangan dan
posisi vertikal beban. Pemegangan yang baik (GOOD) berarti kontainer memiliki
pegangan yang dirancang secara optimal; cukup (FAIR) berarti pegangan kurang
optimal; buruk (POOR) berarti kontainer berdimensi besar, sulit ditangani, atau
memiliki sudut tajam.
Untuk pekerja Indonesia, terdapat perbedaan dalam menentukan VM dan AM.
Untuk VM
a. VM = 1 – 0,0132 (V-69); untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di
atas 69cm
b. VM = 1 – 0,0145 (69-V); untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di
bawah 69cm
Untuk AM
a. AM = 1 – (0,005 A) ; untuk 0o ≤ A ≤ 30o
b. AM = 1 – (0,0031 A); untuk 30o < A ≤ 60o
c. AM = 1 – (0,0025 A); untuk A > 60o
Tabel 1. Faktor Pengali Frekuensi
9
Tabel 2. Faktor Pengali Kopling
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang, dengan membagi task load dengan RWL
Keterangan:
Jika LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang. Jika LI ¿ 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang
belakang.
Slips, Trips, and Falls: Catastrophic Failure of the Erect Position
Kerugian keseimbangan mengakibatkan slip, perjalanan, dan penyebab
utama cedera yang berhubungan dengan pekerjaan. Menurut Komisi Medis
Inggris Pencegahan Kecelakaan, lebih dari 40 persen dari kecelakaan industri
yang hilang-waktu yang karena sebab ini saja (Porritt, 1985).
Masalah ini adalah hasil asumsi oleh beberapa aspek yang mungkin di
tempat-tempat yang tak terduga; mungkin ada perbedaan dalam kedalaman atau
ketinggian langkah-langkah di tangga; atau mungkin ada karpet longgar atau
lantai tiba-tiba basah atau sangat halus. Semua faktor ini dapat meningkatkan
risiko tergelincir, tersandung, dan jatuh.
10
A. The Foot-Floor Interface
Salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi kejadian
tergelincir dan tersandung adalah desain permukaan antara kaki-lantai. Bahan
lantai seperti beton, besi, tanah, ubin, dan tikar karet berbeda dalam sifat gesekan
mereka, seperti halnya bahan sepatu seperti karet sintetis, kulit alami, dll gesekan
statis antara sepatu dan lantai tergantung pada sifat gesekan bahan masing-masing
dan pada daerah kontak antara mereka.
Sepatu hak tinggi lebih berbahaya daripada sol datar untuk alasan ini.
Karet dan sol sintetis memiliki gesekan yang lebih tinggi di lantai kering daripada
sepatu kulit tapi tidak di lantai yang basah. NIOSH merekomendasikan sepatu dan
permukaan kerja disesuaikan dengan menghasilkan koefisien gesek statis 0,5 dan
ada transisi halus antara daerah dengan sifat gesekan permukaan yang berbeda.
Swenson dkk. (1992) memperkirakan bahwa koefisien ambang gesekan untuk
berjalan adalah antara 0,2 dan 0,4.
B. Current and Future Research Directions
Sedikit penelitian telah dilakukan pada cedera punggung yang
berhubungan dengan pekerjaan di negara-negara berkembang. Daerah ini akan
muncul menjadi salah satu yang penting untuk penelitian masa depan karena
ekonomi negara-negara ini bergantung pada pekerjaan manual pada tingkat yang
jauh lebih besar dari negara-negara industri maju. Kepentingan particural adalah
topik penelitian berikut:
1. Evaluasi biomekanik dan postural praktek kerja tradisional
2. Pengembangan solusi murah dan alat bantu menyerahkan Panduan
11
DAFTAR PUSTAKA
Revised NIOSH Lifting Equation. Universitas Gunadarma.
R.S Bridger. 1995. Introduction to Ergonomics
Website:
Shrawan Kumar, Advances in Occupational Ergonomics and safety 2, IOSPress,
UK, 1998. Dalam http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/04/niosh.html
diunduh pada 1 Desember 2014
https://alvinburhani.wordpress.com/2012/06/08/mpl-rwl-calculator/ diunduh
pada 1 Desember 2014
http://jawiherbscentre.blogspot.com/2013/02/back-pain-slip-disc-sakit-tulang.html
diunduh pada 14 Desember 2014
12