114
i DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA RENTAK MELAYU DI MEDAN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: FAJRI MUHARDI NIM : 100707005 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2016

DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

  • Upload
    hanhi

  • View
    254

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

i

DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP

AL-AULIA RENTAK MELAYU DI MEDAN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: FAJRI MUHARDI

NIM : 100707005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2016

Page 2: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

ii

DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP

AL-AULIA RENTAK MELAYU DI MEDAN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: FAJRI MUHARDI

NIM : 100707005

Disetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. NIP 196512211991031001 NIP 196102201998031003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2016

Page 3: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

iii

ABSTRAK

Skripsi ini bertajuk Deskripsi Pertunjukan Musik oleh Grup Al-Aulia Rentak Melayu di Medan, dengan satu pokok masalahnya yaitu bagaimana terjadinya proses pertunjukan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan penelitian lapangan dan peneliti bertindak sebagai partisipant observer. Teori yang digunakan untuk mendeskripsikan pertunjukan musik ini adalah teori semiotik pertunjukan oleh Pavis, berdasar 14 paramater pertunjukan. Hasilnya adalah: (1) Diskusi umum tentang pertunjukan musik oleh Al-Aulia Rentak Melayu, secarta umum mempertunjukkan musik-musik Melayu dengan disertai genre musik lain. (2). Skenografi pertunjukan adalah mengikuti pola-pola umum pertunjukan dalam musik tradisi Melayu, (3) Tata cahaya biasanya dilakukan di ruangan pertunjukan tertentu yang memerlukan tata cahaya, (4) Properti panggung ditentukan menurut tema atau keindahan yang diinginkan, dalam hal ini bekerjasama dengan penata dekorasi. (5) Kostum secara umum menggunakan kostum tradisi Melayu dan Arab; (6) Pertunjukan mengikuti pola-pola pertunjukan musik tradisi Melayu. (7) Fungsi musik dan efek suara sebagai pertunjukan musik tentu saja menguatkan suasana, tema, dan komunikasi dengan para penonton, (8) Tahapan pertunjukan, dimulai dari tahap pembuka (basamalah lagu), isi berupa lagu-lagu pasangan dan juga permintaan dari pengunjung, serta bahagian penutup pertunjukan, (9) Pertunjukan musik oleh Al-Aulia Rentak Melayu memiliki cerita lagu demi lagu dengan temanya masing-masing, (10) Teks dalam pertunjukan adalah sesuai dengan lagu yang dibawakan, ada yang mengacu kepada pantun, ada pula yang mengacu kepada tema agama, tema alam, nasihat, dan lainnya, yang dapat ditafsir dari lagu-lagu yang dibawakan. (11) Penonton di kota Medan umumnya adalah masyarakat yang multikultural, selain etnik Melayu juga etnik-etnik lain. (12) Produksi pertunjukan oleh Al-Aulia Rentak Melayu adalah disesuaikan dengan permintaan dari tuan rumah, dengan juga mempertimbangkan situasi pertunjukan, (13) Umumnya pertunjukan Al-Aulia Rentak Melayu dapat diuraikan baik oleh para penonton apalagi oleh para pengamat. (14) Sejauh pengalaman penulis, tidak ditemukan masalah-masalah khusus dalam pertunjukan musik oleh Al-Aulia Rentak Melayu. Kata kunci: deskripsi, pertunjukan, musik, rentak, Melayu, multikultural

Page 4: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

iv

DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1 1.2 Pokok Permasalahan ........................................................ 3 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 3 1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................. 3 1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................ 4 1.4 Konsep dan Teori ............................................................ 5 1.4.1 Konsep .................................................................. 5 1.4.2 Teori ...................................................................... 7 1.5 Metode Penelitian ............................................................ 8 1.5 Lokasi Penelitian ............................................................ 12 BAB II: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUSIK MELAYU DI MEDAN 2.1 Sejarah Musik Melayu .................................................... 13 2.2 Perkembangan Grup Musik Melayu di Medan ................. 14 2.3 Genre Musik Melayu di Medan ........................................ 16 2.4 Musik Melayu dan Masyarakat Pendukungnya di Medan . 26 2.4.1 Seniman Musik Melayu .......................................... 30 2.4.2 Penyanyi ................................................................. 33 2.4.3 Penonton Pendukung ............................................... 33 2.4.3 Pengelola Musik Melayu ......................................... 33 BAB III: GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK AL-AULIA RENTAK MELAYU 2.1 Sejarah Terbentuknya Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu ............................................................................ 35 2.2 Alat-alat Musik Grup Al-Aulia Rentak Melayu ................ 40 2.3 Susunan Personil Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu ... 42 2.4 Sistem Pengelolaan Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu 43 BAB IV: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK GRUP AL-AULIA RENTAK MELAYU DALAM KONTEKS HIBURAN 4.1 Deskripsi Umum Pertunjukan Musik ............................... 43 4.2 Skenografi Musik............................................................. 47 4.3 Tata Cahaya ..................................................................... 47 4.4 Properti Panggung ........................................................... 47 4.5 Kostum ............................................................................ 48 4.6 Proses Pertunjukan ........................................................... 50 4.7 Fungsi Musik dan Efek Suara .......................................... 51 4.8 Tahapan Pertunjukan ....................................................... 51 4.9 Interpretasi Pertunjukan ................................................... 51 4.10 Teks Nyanyian ............................................................... 51 4.11 Penonton ........................................................................ 52

Page 5: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

v

4.12 Mencatat Produksi Pertunjukan ...................................... 53 4.13 Tanda-tanda Pertunjukan yang Tak Teruraikan .............. 54 4.14 Masalah-masalah Khusus Pertunjukan ........................... 55 4.15 Genre Musik yang Disajikan .......................................... 55 4.16 Minat Masyarakat Medan Terhadap Musik Melayu........ 55 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan ..................................................................... 57 5.2 Saran ............................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 59 DAFTAR INFORMAN

Page 6: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik adalah satu cabang kesenian yang disajikan melalui dimensi nada dan

ritme, baik itu untuk hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara

bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau

juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang bersifat tradisional,

dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi orang lain. Namun belakangan

sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk pertunjukan musik.

Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat1 pendukungnya. Di dalam

musik terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang diwariskan secara turun

temurun maupun menjadi menjadi bahagian dari proses akulturasi2 budaya sejalan

dengan perkembangan jaman. Demikian juga yang terjadi pada musik dalam

kebudayaan Melayu.

1Pengertian masyarakat dalam konteks penelitian ini adalah mengacu kepada pendapat

yang merumuskan bahwa masyarakat atau society adalah: ... the largest gruping in which common customs, traditions, attitudes and feelings of unity are operative." Unsur gruping dalam definisi itu menyerupai unsur "kesatuan hidup" dalam definisi kita, unsur common customs, traditions, adalah unsur "adat-istiadat", dan unsur "kontinuitas" dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity adalah sama dengan unsur "identitas bersama.” Suatu tambahan dalam definisi Gillin adalah unsur the largest, yang "terbesar," yang memang tidak kita muat dalam definisi ini. Walaupun demikian konsep itu dapat diterapkan pada konsep masyarakat sesuatu bangsa atau negara, seperti misalnya konsep masyarakat Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Belanda, masyarakat Amerika (Lihat lebih lanjut J.L. dan J.P. Gilin, 1942).

2Akulturasi adalah proses bercampurnya dua kebudayaan atau lebih, setiap kebudayaan yang telah bercampur tersebut tetap menyumbangkan karakter atau identitasnya masing-masing. Akulturasi ini dalam konteks budaya music misalnya adalah genre dangdut yang merupakan akulturasi antara budaya music Melayu, India, Arab, yang kemudian berkembang juga dengan masuknya unsure musik Eropa, Jawa, Sunda, Batak, dan sebagainya, yang kemudian menjadi salah satu musik khas Indonesia.

Page 7: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

7

Musik Melayu adalah musik yang tumbuh berkembang di negara-negara

yang termasuk rumpun Melayu, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura dan

Brunei Darussalam. Di dalam budaya musik Melayu terdapat juga musik tradisional

yaitu musik yang diwarisi secara turun-temurun yang dipergunakan dalam berbagai

kegiatan seperti pesta adat, penyambutan tetamu kehormatan, dan kegiatan

keagamaan. Hal yang menarik dari musik Melayu ini terletak pada alat dan

aransemen musiknya yang khas bergaya Melayu, serta lirik lagu yang mengandung

syair tentang kehidupan sehari-hari dan penuh pesan moral, diisi dengan suara atau

vokal khas cengkok Melayu.

Pada awal perkembangan Musik Melayu, alat musik yang digunakan lebih

didominasi oleh tingkahan rebana, petikan gambus, gesekan biola, picitan akordion,

tingkahan gong, dan tiupan serunai. Ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari tanah

Arab dan Eropa tradisional. Pada masa ini berbagai genre atau jenis Musik Melayu

yang ditemui antara lain: senandung, mak inang, lagu rakyat, lagu dua, nasyid,

hadrah, ghazal, irama padang pasir, zapin, dan lain-lain (Takari dan Dewi, 2008).

Seiring dengan perkembangan teknologi, alat-alat musik tradisional Melayu

kemudian diganti dengan alat musik elektronik berupa keyboard.3 Walaupun

demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut

masih tetap digunakan demi melestarikan warisan budaya musik Melayu. Demikian

3Pada masa sekarang ini, musik yang disebut keyboard, selain pengertiannya sebagai alat

music yang masuk ke dalam teknologi canggih, juga dapat diartikan sebagai genre musik, terutama di Sumatera Utara. Genre musik keyboard ini, lazim digunakan dalam berbagai fungsinya di dalam masyarakat di Sumatera Utara. Jika keyboard itu mendominasi pertunjukan lagu-lagu etnik Karo disebut dengan keyboard (kibod) Karo, demikian pula untuk Melayu disebut keyboard Melayu. Sementara di dalam kebudayaan Batak Toba dikenal genre suling dan keyboard (diakronimkan dengan sulkib), atau juga sulkibta (kepanjangan dari keyboard, suling, dan taganing). Itulah fenomena yang menarik dari alat musik keyboard di Sumatera Utara.

Page 8: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

8

pula fenomena kebudayaan music yang disajikan oleh salah satu kelompok musik

Melayu di Medan yaitu Grup Al-Aulia Rentak Melayu.

Grup Al-Aulia Rentak Melayu adalah salah satu grup musik Melayu yang

dalam setiap penampilannya selain mengunakan keyboard juga diiringi dengan alat-

alat musik tradisional lainnya seperti gendang, akordion, gitar gambus, dan biola.

Ciri khas tampilan musik ini merupakan cerminan kecintaan mereka terhadap

budaya Melayu dan selalu mereka pegang teguh dengan moto, “Memadu Resam

Terbilang Agar Adat Budaya Takkan Hilang.”

Grup Al-Aulia Rentak Melayu pertama kali dibentuk tahun 2001 di Medan

yang diprakarsai dan didirikan oleh Nurdin Wahyudi. Kata “Rentak Melayu” pada

nama grup ini merupakan penggabungan dari seluruh rentak,4 baik rentak musik,

rentak lagu maupun rentak tari. Artinya pertunjukan musik yang ditampilkan oleh

grup Al-Aulia Rentak Melayu tidak hanya sebatas dalam bentuk instrumen dan

vokal saja tetapi juga terkadang diiringi dengan pantun dan tari-tarian sebagai satu

kesatuan yang terpisahkan dalam kebudayaan Melayu.

Dengan semakin bertambahnya keinginan dari konsumen yang

membutuhkan jasa Grup Al-Aulia Rentak Melayu, sehingga grup ini tidak hanya

sekedar menampilkan musik-musik irama Melayu maupun irama Arabian, tetapi

4Dalam kebudayaan Melayu, istilah rentak memiliki pengertian sebagai berikut. Yang

pertama adalah hentakan kaki bersama-sama. Yang kedua menghentak-hentakkan kaki karena marah. Yang ketiga, bersama-sama melakukan sesuatu, secara serempak. Yang keempat adalah melakukan secara serentak (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam music Melayu rentak memiliki arti yang bersinonim dengan irama, yaitu pola-pola ritme dan anomatope yang terutama diwakili oleh bunyi gendang, dalam membawakan sajian music, yang selalu juga diiringi dengan lagu atau nyanyian. Di antara rentak dalam musik Melayu adalah: senandung, mak inang, lagu dua atau joget, zapin, gubang, sinandong, dan lain-lainnya.

Page 9: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

9

juga menampilkan genre musik lainnya seperti pop, dangdut, dan musik etnik

lainnya, bahkan lagu mancanegara, tergantung permintaan dari si empunya hajatan.

Grup Al-Aulia Rentak Melayu adalah salah satu grup musik Melayu yang

cukup terkenal dan amat diminati di Medan. Grup musik ini kerap diundang atau

tampil untuk memberikan hiburan kepada masyarakat di Medan dalam berbagai

acara hajatan seperti pesta perkawinan, khitanan dan pesta penabalan anak. Tidak

saja tampil di Medan, grup ini juga sering diundang atau tampil dalam berbagai

hajatan yang serupa di berbagai daerah atau kota lainnya seperti Deli Serdang,

Binjai, Stabat, Kisaran, Rantau Prapat, Banda Aceh, dan kota lainnya di pulau

Sumatera. Bukan itu saja, grup Al-Aulia Rentak Melayu ini bahkan diundang pada

perhelatan pernikahan di negara jiran Malaysia.

Selain piawai menghibur masyarakat dalam setiap pertunjukan musiknya,

grup Al-Aulia Rentak Melayu juga terkenal dengan prestasi yang telah diraih dalam

berbagai ajang perlombaan seni dan budaya Melayu se-Sumatera Utara. Di antara

prestasi kelompok musik ini adalah sebagai berikut.

(a) Sebagai Juara I Festival Orkes Irama Padang Pasir pada Ramadhan Fair di Kota

Medan,

(b) Juara I Festival Nasyid Putri dan di Mandailing Natal,

(c) Juara II Festival Nasyid Putra di Mandailing Natal,

(d) Juara I Festival Langgam Melayu di Hamparan Perak, dan

(e) Juara I dalam Festival Melayu Dua Dimensi di Batang Kuis.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis menganggap bahwa grup

musik ini penting dikaji secara etnomusikologi, karena prestasinya, baik secara

Page 10: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

10

fungsional dalam masyarakat atau dalam perlombaan. Selain itu grup Al-Aulia

Rentak Melayu yang dapat bertahan dan berkembang selama belasan tahun hingga

saat ini. Untuk itu perlu dijelaskan terlebih dahulu apa itu etnomusikologi yang

digunakan sebagai ilmu utama untuk mendeskripsikan keberadaan grup musik

Melayu di Medan ini.

Apa yang dimaksud etnomusikologi itu adalah seperti berikut ini:

Ethnomusicology is the study of music in its cultural context. Ethnomusicologists approach music as a social process in order to understand not only what music is but why it is: what music means to its practitioners and audiences, and how those meanings are conveyed.

Ethnomusicology is highly interdisciplinary. Individuals working field may have training in music, cultural, anthropology, folkore, performance studies, dance, cultural studies, gender studies, race or ethnic studies, area studies, or other fields in the humanities, and social sciences. Yet all ethnomusicologists share a coherent foundation in the following approaches and methods: (1) Taking a global approach to music (regardless of area of origin, style, or genre). (2) Understanding music as social practice (viewing music as a human activity that is shaped by its cultural context). (3) Engaging in ethnographic fieldwork (participating in and observing the music being studied, frequently gaining facility in another music tradition as a performer or theorist), and historical research.

Ethnomusicologists are active in a variety of spheres. As researchers, they study music from any part of the world and investigate its connections to all elements of social life. As educators, they teach courses in musics of the world, popular music, the cultural study of music, and a range of more specialized classes (e.g., sacred music traditions, music and politics, disciplinary approaches, and methods). Ethnomusicologists also play a role in public culture. Partnering with the music communities that they study, ethnomusicologists may promote and document music traditions or participate in projects that involve cultural policy, conflict resolution, medicine, arts programming, or community music. Ethnomusicolo-gists may work with museums, cultural festivals, recording labels, and other institutions that promote the appreciation of the world’s musics. http://www. Ethnomusi-cology.org/ ?page= whatisethnomusicology

Page 11: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

11

Dari kutipan dalam situs web etnomusikologi.org tersebut, maka dapat

dipahami bahwa etnomusikologi adalah studi musik dalam konteks budayanya.

Etnomusikolog biasanya melakukan pendekatan musik sebagai proses sosial untuk

memahami tidak hanya apa musik tapi mengapa: apa artinya praktik musik dan

khalayak, dan bagaimana makna yang disampaikan musik tersebut.

Etnomusikologi sangat interdisipliner. Para ilmuwan yang bekerja di

lapangan etnomusikologi ini mungkin saja berasal dari pelatihan musik, ilmuwan

antropologi budaya, cerita rakyat, kajian pertunjukan, tari, studi budaya, studi

gender, studi ras atau etnik, studi kawasan, atau bidang lainnya di bidang ilmu-ilmu

humaniora dan sosial. Namun, semua etnomusikolog berbagi landasan yang

koheren dalam pendekatan dan metodenya, seperti berikut: (1) Mengambil

pendekatan global untuk musik (terlepas dari daerah asal, gaya, atau genre). (2)

Memahami musik sebagai praktik sosial (melihat musik sebagai aktivitas manusia

yang dibentuk oleh konteks budaya). (3) Melakukan penelitian lapangan etnografi

(berpartisipasi aktif dalam mengamati musik yang sedang dipelajari, mengkaji

tradisi musik baik sebagai pemain atau ahli teori sekeligus), dan penelitian sejarah

musik.

Etnomusikolog aktif dalam berbagai bidang. Sebagai peneliti, mereka belajar

musik dari setiap bagian di dunia ini dan menyelidiki koneksi ke semua elemen

kehidupan sosial. Sebagai pendidik, mereka mengajar kursus musik dunia, musik

populer, studi budaya musik, dan berbagai kelas yang lebih khusus (misalnya,

tradisi musik sakral, musik dan politik, mengajarkan pendekatan disiplin ilmu dan

metode). Etnomusikolog juga berperan dalam budaya masyarakat. Bermitra dengan

Page 12: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

12

komunitas musik yang mereka pelajari, etnomusikolog dapat mempromosikan dan

mendokumentasikan musik tradisi atau berpartisipasi dalam proyek-proyek yang

melibatkan kebijakan budaya, penyelesaian konflik, pengobatan, pemrograman

seni, atau komunitas musik. Etnomusikolog dapat bekerja pada museum, festival

budaya, rekaman label, dan lembaga lain yang mempromosikan apresiasi musik

dunia. Dengan demikian, kerja keilmuan yang penulis lakukan untuk

mendeskripsikan keberadaan dan pertunjukan kelompok musik Al-Aulia Rentak

Melayu, adalah sesuai dengan uraian mengenai apa itu etnomusikologi seperti

tersebut di atas.

Untuk mengetahui lebih dalam, penulis berniat untuk melakukan suatu

penelitian ilmiah melalui deskripsi pertunjukan musik. Dalam hal ini penulis

memfokuskannya melalui penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: “Deskripsi

Pertunjukan Musik Oleh Grup Al-Aulia Rentak Melayu di Medan.”

1.2 Pokok Permasalahan

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas yang dapat

mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi penulisannya pada pokok

permasalahan yaitu Bagaimana pertunjukan musik oleh grup Al-Aulia Rentak

Melayu di Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok pemasasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pertunjukan musik oleh grup Al-

Page 13: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

13

Aulia Rentak Melayu di Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pengetahuan tentang keberadaan dan eksistensi gugup

Al-Aulia Rentak Melayu yang menyajikan musik Melayu dalam setiap

pertunjukannya.

2. Sebagai wujud pengaplikasian ilmu penulis peroleh selama studi di

Departemen Etnomusikologi.

3. Salah satu bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang

memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan sebagai

rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian kongkrit,

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan

oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan menurut Mely G. Tan

(dalam Koentjaraningrat, 1991:21) konsep merupakan suatu definisi secara singkat

dari sekelompok fakta atau gejala. Dari dua pengertian konsep ini memberi makna

bahwa dalam membahas suatu topik haruslah ada konsep yang digunakan sebagai

pembatas pemahaman dengan tujuan agar pembahasan tidak keluar dari topik yang

Page 14: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

14

sudah ditentukan.

Adapun konsep yang perlu dijelaskan dalam tulisan ini, sesuai dengan yang

terkandung di dalam judul penelitian ini, adalah konsep-konsep: (1) deskripsi, (2)

pertunjukan, (3) music, (4) Al-Aulia Rentak Melayu, dan (5) Medan. Kelima

konsep ini diuraikan sebagai berikut.

(1) Kata deskripsi merupakan unsur sarapan bahasa Inggris description.

Menurut Echols dan Shadily (2000:176) pengertiannya adalah gambaran atau

lukisan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi elektronik,

deskripsi adalah bersifat menggambarkan apa adanya (www.kbbi.web.id). Dalam

penelitian ini, dekripsi yang penulis lakukan adalah menggambarkan atau

melukiskan pertunjukan grup musik Al-Aulia Rentak Melayu, yang di dalamnya

mencakup: proses produksi, pentas, alat-alat music, sistem suara (sound system),

seniman (penyanyi, laki-laki dan perempuan), pemain musik (keyboard, gendang,

dan lainnya), teks yang disajikan, melodi, rentak, dan hal-hal sejenis.

(2) Pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang dilakukan oleh satu orang

atau lebih pengirim pesan, yang merasa berperan kepada seseorang atau lebih

sebagai penerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan harus ada penyaji, penonton,

pesan yang dikirim, dan cara penyampaian pesan yang khas. Mediumnya boleh

auditif visual atau hubungan keduanya, gerak laku, secara multimedia dan

sebagainya. Di depan kata pertunjukan biasanya dibubuhkan kata seni yang berarti

bahwa tontonan yang memiliki nilai seni bila disampaikan kepada sejumlah

penonton (http://en.wikipedia.org).

Page 15: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

15

Menurut Murgianto (1996:156), pertunjukan adalah sebuah komunikasi

yang dilakukan satu orang atau lebih, pengirim pesan merasa bertanggung jawab

pada seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah tradisi yang mereka

pahami bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas. Dalam sebuah

pertunjukan harus ada pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan cara

penyampaian yang khas. Seni pertunjukan terbagi menjadi seni musik, tari dan

teater. Bidang disiplin ilmu tersebut meluas sampai kepada sirkus, kabaret,

olahraga, ritual, upacara prosesi pemakaman, dan lain-lain

(3) Musik adalah gubahan bunyi yang menghasilkan bentuk dan irama yang

diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan

selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam, misalnya

bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya, segala bunyi yang dihasilkan secara

sengaja oleh seseorang atau kumpulan orang dan disajikan sebagai musik (Takari,

2008:19).

(4) Al-Aulia Rentak Melayu adalah nama grup musik Melayu yang

dipimpin oleh Bapak Nurdin Wahyudi. Al Aulia artinya utama, yang diutamakan,

nama diberikan oleh Rabiatul Adawiyah yang sekarang menjadi salah satu personil

Al Aulia. Rentak Melayu adalah penggabungan dari seluruh rentak, baik rentak

tarik, musik dan irma. Nama Rentak Melayu ini diberikan oleh Nurdin Wahyudi.

(5) Medan adalah salah satu nama lokasi tempat penelitian yang dilakukan

peneliti. Kini Medan merupakan kota sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Medan adalah kota terbesar keempat di Indonesia, setelah Jakarta, Surabaya, dan

Bandung. Medan adalah tempat dan markas kelompok musik Al-Aulia Rentak

Page 16: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

16

Melayu, tepatnya di Sunggal.

1.4.2 Teori

Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai

suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan (Suriasumantri, 1993:143).

Kemudian Koentjaraningrat (1991:30) mengatakan bahwa pengetahuan yang

diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri

merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teori-

teori yang bersangkutan.

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori adalah

pendapat yang dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk melihat, membahas

dan membahas suatu fenomena atau permasalahan.

Untuk mengetahui fungsi pertunjukan musik yang disajikan oleh grup Al-

Aulia Rentak Melayu, penulis mengacu kepada teori Soedarsono (1999:170) yang

mengatakan bahwa secara garis besar fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan

manusia dikelompokkan menjadi 3 yaitu: (1) untuk kepentingan sosial atau sarana

upacara; (2) sebagai ungkapan perasaan pribadi yang dapat menghibur diri, dan (3)

sebagai penyajian estetika.

Selanjutnya dalam rangka usaha untuk memahami secara diteil bagaimana

makna yang diciptakan dan dikomunikasikan melalui pertunjukan musik yang

disajikan oleh grup Al-Aulia Rentak Melayu, penulis berpedoman kepada teori

Semiotika yang dipelopori dua pakar pertunjukan budaya Tadeuz Kowzan dan

Patrice Pavis dari Perancis. Kowzan menawarkan 13 sistem lambang dari sebuah

Page 17: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

17

pertunjukan yaitu kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, makeup, gaya

rambut, kostum, properti, setting, lighting, musik, dan efek suara. Sedangkan Pavis

menyusun daftar pertanyaan yang lugas dan diteil untuk mengkaji sebuah

pertunjukan. Ada empat belas aspek yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau

mendeskripsikan pertunjukan. Keempat belas aspek itu adalah:

(1) Diskusi umum tentang pertunjukan,

(2) Skenografi,

(3) Sistem tata cahaya,

(4) Properti panggung,

(5) Kostum,

(6) Pertunjukan,

(7) Fungsi musik dan efek suara,

(8) Tahapan pertunjukan,

(9) Interpretasi cerita dalam pertunjukan,

(10) Teks dalam pertunjukan,

(11) Penonton,

(12) Mencatat produksi pertunjukan secara teknis dan imaji apa yang menjadi

fokus,

(13) Apa yang tidak dapat diuraikan dari tanda-tanda pertunjukan, dan

(14) Masalah-masalah khusus yang perlu dijelaskan.

Kemudian untuk mengkaji pengelolaan dalam grup Al-Aulia Rentak

Melayu, penulis juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Terry dan Rue

(2000:1) yang mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses atau kerangka kerja,

Page 18: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

18

yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah

tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Sedangkan menurut

Siswanto (2005:4) menyebutkan bahwa manajemen (pengelolaan) adalah ilmu dan

seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang spesifikasinya meliputi

perencanaan, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang agar

mencapai tujuan.

1.5 Metode Penelitian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:7), metode penelitian

diartikan sebagai cara mencari kebenaran dan azas-azas alam, masyarakat atau

kemanusiaan yang bersangkutan. Dalam kaitan ini Hasan (1985:7) mengatakan

metode merupakan cara atau sistematika kerja untuk memahami objek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang bersifat deskriptif,

bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala,

kelompok tertentu, untuk menentukan frekuensi penyebaran suatu gejala atau

frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam

masyarakat. Dalam hal ini tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang

masalah yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1991:29), sedangkan menurut

Soedarsono (1999:46) penelitian kualitatif data-data hasil penelitian harus dicermati

dengan cermat dan dianalisa.

Bahan ataupun data penelitian dapat diperoleh dari tulisan-tulisan atau

ceramah yang terekam dalam konteks yang berbeda-beda, bisa dari observasi, berita

Page 19: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

19

surat kabar dan sebagainya. Salah satu sifat dari data kualitatif adalah data ini

merupakan data yang memiliki kandungan yang kaya, yang multi dimensional dan

kompleks.

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan 3 (tiga) teknik

pengumpulkan data yaitu teknik penelitian lapangan, kerja laboratorium, dan studi

kepustakaan. Ketiganya saling terkait dan menjadi satu kesatuan dalam kerangka

kerja secara etnomusikologis.

1.5.1 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan yaitu dengan cara mengikuti berbagai pertunjukan yang

dilakukan Orkes Al-Aulia Rentak Melayu, melakukan wawancara kepada para

pelaku pertunjukan atau kepada anggota Orkes Al-Aulia Rentak Melayu dan juga

kepada pengunjung disaat Orkes Al-Aulia Rentak Melayu melakukan sebuah

pertunjukan.

Dalam penelitian lapangan, penulis melakukan beberapa hal yang begitu

sering dilakukan. Kegiatan ini termasuk: observasi atau pengamatan dan

wawancara.

1. Observasi

Observasi, yaitu terlibat dalam pertunjukan, tanpa memposisikan diri

sebagai pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya pertunjukan dari

awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan lebih jauh lagi

jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Dalam

observasi ini penulis berhubungan langsung dengan informan kunci yaitu anggota

Page 20: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

20

grup musik Orkes Al-Aulia Rentak Melayu khususnya Hendri Perangin angin yang

juga sebagai ketua dari Orkes Al-Aulia Rentak Melayu.

Penulis mengadakan perkenalan, ngobrol, dan semampu mungkin untuk

menjalin hubungan emosional kepada para informan ini agar penelitian ini berjalan

lancar. Penulis berusaha meyakinkan kalau penulis adalah teman baik mereka yang

mampu membawakan diri kedalam lingkungan mereka.

2. Wawancara

Wawancara, yaitu melalui wawancara terfokus dan wawancara bebas.

Wawancara terfokus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya dan

tidak membosankan atau membuat kaku suasana antara penulis dan informan.

Sedangkan wawancara bebas dilakukan secara tidak terfokus, tetapi mendapatkan

banyak informasi yang dibutuhkan.

Dalam wawancara menggunakan alat tulis. Setiap pembicaraan yang

memberikan informasi penting sesegera mungkin dicatat, namun tidak pada saat

ngobrol atau wawancara berlangsung, tetapi pada saat mengobrol lagi atau ada

pembicaraan singkat dari informan kepada orang lain dan dalam dokumentasi

penulis melakukan rekaman baik itu audio visual atau video atau pun mengambil

gambar dengan kamera, kemudian menganalisis semua data yang diperoleh.

1.5.2 Kerja Laboratorium

Kerja laboratorium yaitu dengan cara mengolah data yang didapat sewaktu

penelitian lapangan dan disaring sebaik mungkin untuk dijadikan sebagai tulisan.

Kerja laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data yang

Page 21: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

21

diperoleh dari kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis, kemudian disusun

secara sistematis sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan yang akurat

dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis

mengumpulkan data-data yang didapat dari lapangan, kemudian memilih data yang

relevan dengan tulisan ini.

1.5.3 Penelitian Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca berbagai buku dan

skripsi yang berhubungan dengan tulisan sehingga dapat menambah wawasan

peneliti untuk mengembangkan tulisan tersebut. Selain itu penulis juga mengambil

sebagian data dari internet yang berhubungan dengan tulisan dengan tujuan untuk

membuat tulisan semakin sempurna. Studi kepustakaan dilakukan penulis untuk

memperoleh data tambahan di luar data lapangan, baik berupa konsep-konsep dan

teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan juga dalam

pembahasan serta penulisan.

Di dalam penelitian ini beberapa maeri kepustakaan yang menjadi rujukan

dalam skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut.

1. Muhammad Takari dan Heristina Dewi dalam bukunya yang berjudul Budaya

Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara, Medan 2008. Tulisan ini dapat

membantu penulis untuk mendapatkan informasi tentang musik, lagu-lagu dan

tarian Melayu.

2. Muhammad Takari dan Fadlin Muhammad Dja’far dalam bukunya Ronggeng

dan Serampang Dua Belas dalam kajian Ilmu-ilmu Seni. Medan 2014. Tulisan

Page 22: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

22

ini dapat membantu penulis untuk mendapatkan informasi tentang rentak

Melayu.

3. Sansri Nuari Silitonga “Nur’ainun sebagai Penyanyi Melayu Sumatera Utara:

Biografi dan Analisis Struktur Lagu-lagu Rentak Senandung, Mak Inang dan

Lagu Dua yang Dinyanyikan-Nya”. Skripsi tersebut dapat membantu penulis

untuk mendapatkan informasi tentang lagu Melayu dan penulis akan mengambil

teori biografi dari skripsi tersebut.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di rumah Bapak Nurdin Wahyudi, S.Sos., yang

berada di Kecamatan Medan Sunggal, dengan alamat lengkapnya Jalan Pertahahan-

Patumbak, Kompleks Vila Permata Indah, Blok D 18/19, dekat dengan Jembatan

laying Amplas Patumbak, dengan nomor telefon grup: 081370997022.

yang sekaligus dijadikan sebagai Kantor Sekretariat Al-Aulia Rentak

Melayu. Selain kantor sekretariat ini, peneliti juga memilih lokasi penelitian

tempat-tempat di mana grup musik Al-Aulia Rentak Melayu melakukan

pertunjukan khususnya di Medan.

Page 23: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

23

Bagan1.1: Latar Belakang Kajian Etnomusikologis terhadap Pertunjukan Musik

Grup Al-Aulia Rentak Melayu di Medan dengan Teori Semiotik Pertunjukan

Page 24: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

24

BAB II MUSIK MELAYU DI DUNIA MELAYU

DAN DI KOTA MEDAN

2.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan (Melayu Jawi: میدان) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,

Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan

kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kota

Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai

pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah

dataran tinggi Karo, objek wisata penangkaran orangutan di Bukit Lawang, serta

kawasan Danau Toba.

Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590.

John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833

menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk

200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak

beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan

pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi

memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya menjadi ibukota Karesidenan

Sumatera Timur sekaligus ibukota Kesultanan Deli. Tahun 1909, Medan menjadi

kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka

perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari

12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi

besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa

sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan

Page 25: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

25

berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari

meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian

sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang

Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan

sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau,

Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh

perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal,

dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo

25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir

delapan belas kali lipat.

Kota Medan saat ini dipimpin oleh seorang pelaksana harian, yakni Syaiful

Bahri Lubis pasca habisnya masa jabatan wali kota terakhir, Dzulmi Eldin. Wilayah

Kota Medan dibagi menjadi 21-kecamatan & 151-kelurahan: Medan Tuntungan,

Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Area, Medan Kota, Medan

Maimun, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan

Helvetia, Medan Petisah, Medan Barat, Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan

Tembung, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°

30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

Page 26: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

26

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter

di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: (a)

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka; (b) Seebelah selatanberbatasan

dengan Kabupaten Deli Serdang; (c) sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten

Deli Serdang; dan (d) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Dengan demikian Kota Medan dikelilingi oleh Kabupaten Deli Serdang. Demikian

pula di siang hari banyak penduduk Kabupaten Deli Serdang yang bekerja di Kota

Medan.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan

sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena

secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam,

seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan

secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang

sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah

sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan

perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri

(ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota

dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota

Medan saat ini.

Page 27: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

27

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan

telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria,

(1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan

penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari

500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah

2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659

perempuan. Bersama kawasan metropolitannya (Kota Binjai dan Kabupaten Deli

Serdang) penduduk Medan mencapai 4.144.583 jiwa. Dengan demikian Medan

merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatera dan keempat di

Indonesia.

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-

39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur

umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-

59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah

penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia

tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik

jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung

mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000

adalah sebesar 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Jumlah penduduk

paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan

Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan

Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi

Page 28: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

28

ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun

2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita

adalah 71 tahun.

Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis

Jawa, Batak Toba, Mandailing-Angkola, dan Tionghoa. Adapun etnis aslinya

adalah Minangkabau, India, dan Melayu serta etnis lain-lain.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan

vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul

Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang

keturunan India.

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826

jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia,

8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras-ras yang ada di Asia lainnya.

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826

jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia,

8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.

Page 29: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

29

Tabel 2.1: Perbandingan Etnik di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, dan 2000

Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

Jawa 24,89% 29,41% 27,03%

Batak 2,93% 14,11% 19,69%

Tionghoa 35,63% 14,80% 17,65% Mandailing 6,12% 7,90% 8,36%

Minangkabau 7,29% 7,02% 7,57%

Melayu 7,06% 6,22% 6,18%

Lain-lain 14,31% 9,43% 8,42%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut *Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%

Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun,

sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.

Dari data tersebut di atas, pada tahun 2000, orang-orang Batak di Kota

Medan, menduduki peringkat kedua setelah etnik Jawa. Jumlah orang Batak adalah

19,69 % dari keseluruhan penduduk Kota Medan. Dalam sensus ini, orang Batak

didukung oleh sub-subnya yaitu Simalungun, Batak Toba, Pakpak, dan Nias.

Page 30: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

30

Peta 2.1

Administrasi Kota Medan

Page 31: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

31

Medan dipandang sebagai tempat wilayah budaya etnik Melayu, walaupun

kini telah menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, dan kota Medan dihuni oleh

berbagai kelompok etnik setempat maupun pendatang. Dengan keadaan yang

sedemikian rupa maka Medan adalah kota multikulturalisme, artinya dihuni oleh

berbagai kebudayaan yang saling berinteraksi dalam konteks Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Demikian pula terapannya di dalam Grup Al-Aulia

Rentak Melayu, meskipun menggunakan istilah Melayu dan dengan focus utama

pertunjukan music melayu, dalam kenyataannya mereka juga menerima tawaran

pertunjukan untuk music-musik etnik Sumatera Utara, Tionghoa, Jepang, Barat,

dan lain-lainnya yang disesuaikan dengan konteks pertunjukan.

2.2 Periodesasi Musik Melayu

Musik Melayu adalah aliran musik, baik dalam bentuk tradisional atau

akulturasi, yang bermula dan berkembang di wilayah pantai timur Sumatra,

Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Musik ini biasanya dinyanyikan oleh

orang-orang dari suku bangsa Melayu yang tidak jarang diiringi pula dengan tarian

khas Melayu setempat misalnya tari Persembahan dalam perhelatan atau pesta adat,

penyambutan tetamu kehormatan, dan dalam kegiatan keagamaan. Yang menarik

dari aliran musik ini terletak pada susunannya yang terdiri dari lirik lagu yang

mengandung syair yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari dan penuh

dengan tunjuk ajar (pesan moral), diisi dengan suara atau vokal khas cengkok

Melayu, dan aransemen musik yang tersusun rapi.

Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang

berasal sebagai kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara pada tahun

Page 32: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

32

635-1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian

dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari

gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk

mengiringi tarian. Sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan

Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa

alat musik gambus dan bermain musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan

musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti

gong, serunai, dan lain sebagainya. Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik

Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan

asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan

syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan

pengiring tarian khas Orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung

Malaysia. Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950,

maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan

keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak

tahun 1950.

Berdasarkan perkembangan zaman menurut waktu lahirnya dan alat musik

yang dipakai termasuk di Sumatera Utara khususnya di Medan, maka ada 3 jenis

Musik Melayu, yaitu:

1. Musik Melayu Asli, hanya dengan pukulan kendang atau rebana seperti

Qasidah, diperkirakan tahun 635-1600,

2. Musik Melayu Tradisional, sudah memakai alat musik gong, rebana, rebab,

serunai, diperkirakan tahun 1800-1940

Page 33: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

33

3. Musik Melayu Modern, memakai alat musik modern, di samping tradisional,

seperti biola, guitar, akordeon, dan terakhir dengan keyboard, diperkirakan

setelah tahun 1950 (Tengku Luckman Sinar, 1995).

2.3 Perkembangan Grup Musik Melayu di Medan

Perkembangan grup musik Melayu di Medan pada dasarnya sejalan dengan

perkembangan musik Melayu itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan sikap pendukung atau masyarakat

Melayu itu sendiri, sementara faktor eksternal berhubungan dengan penetrasi

kebudayaan asing dan kebudayaan etnik di sekitarnya.

Muncul dan berkembangnya grup-grup musik Melayu di Medan saat ini

seperti Al-Aulia Rentak Melayu, El Annida, Al Syifa Medan, dan lain-lain adalah

sejalan dengan perkembangan alat musik sebagai hasil dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dimana sebuah pagelaran musik tidak perlu

mempergunakan banyak pemain musik serta banyak alat musik, namun diiringi

dengan satu alat musik dapat menghasilkan suara dari alat musik yang lain.

Alat musik itu disebut dengan keyboard atau yang disebutkan dengan istilah

organ tunggal amatlah sederhana dan murah harganya, pemain dari keyboard

tersebut cukup satu orang sudah bisa mengoperasikan atau memainkan sebuah

musik sesuai dengan kehendak dan selera masing-masing. Alat musik keyboard ini

mampu tampil dalam pagelaran musik tidak dengan alat musik lain. Suara yang

dikeluarkan oleh keyboard pun semakin mendekati hasil yang sempurna dari

berbagai suara atau pun irama dari alat musik lain

Page 34: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

34

Keyboard hadir ditengah-tengah masyarakat dan mempunyai pengaruh

tersendiri sehingga masyarakat menaikkan gengsi bagi masyarakat. Apabila sebuah

perayaan tanpa hadirnya musik keyboard baik dalam acara pernikahan, sunatan,

ataupun perayaan-perayaan lain yang dianggap belum lengkap.

Bila ditinjau kembali, kehadiran keyboard yang menjadi alat musik utama

yang digunakan oleh grup-grup musik Melayu di Medan memberikan dampak yang

signifikan bagi masyarakat Melayu sendiri. Keyboard telah membius dan

menimbulkan rasa kekaguman yang ditunjukkan oleh masyarakat Melayu di Medan

dengan memilih keyboard sebagai pilihan yang paling utama dalam hal hiburan dan

mengyampingkan hiburan-hiburan lainnya seperti orkes Melayu maupun nasyid.

2.4 Genre Musik Melayu di Medan

2.4.1 Genre Musik Tradisi dari Masa Pra Islam, Islam, dan Globalisasi

Menurut Takari dan Heristina Dewi (2008) jika dikaji dari aspek sejarah,

maka musik Melayu dapat diklasifikasikan kepada masa-masa: Pra Islam; Islam,

dan Globalisasi. Untuk masa Pra-Islam terdiri dari masa animisme, Hindu, dan

Budha. Masa Pra-Islam yang terdiri dari lagu anak-anak: lagu membuai anak atau

dodo sidodoi; si la lau le; dan lagu timang. Lagu permainan anak yang terkenal

tamtambuku. Musik yang berhubungan dengan mengerjakan ladang terdiri dari:

dedeng mulaka ngerbah, dedeng mulaka nukal, dan dedeng padang rebah. Musik

yang berhubungan dengan memanen padi; lagu mengirik padi atau ahoi, lagu

menumbuk padi, dan lagu menumbuk emping. Musik yang bersifat animisme

terdiri dari: dedeng ambil madu lebah (nyanyian pawang mengambil madu lebah

secara ritual), lagu memanggil angin atau sinandong nelayan (nyanyian nelayan

Page 35: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

35

ketika mengalami mati angin di tengah lautan), lagu lukah menari (mengiringi

nelayan menjala ikan), dan lagu puaka (lagu memuja penguasa gaib yang telah

telah diislamisasi). Selain itu dijumpai juga lagu-lagu hikayat, yang umum disebut

syair.1 Terdapat juga musik hiburan: dedeng, gambang, musik pengiring silat,

musik tari piring (disebut juga lilin atau inai).

Kemudian “musik” pada masa Islam, di antaranya adalah azan (seruan

untuk shalat), takbir (nyanyian keagamaan yang dipertunjukkan pada saat Idul Fitri

dan Idul Adha), qasidah (musik pujian kepada Nabi), marhaban dan barzanji

(musik yang teksnya berdasar kepada Kitab Al-Barzanji2 karangan Syekh Ahmad

Al-Barzanji abad 15). Di samping itu dijumpai pula barodah (seni nyanyian diiringi

gendang rebana dalam bentuk pujian kepada Nabi Muhammad), hadrah (seni

musik dan tari sebagai salah satu seni dakwah Islam, awalnya adalah seni kaum

sufi), gambus/ zapin (musik dan tari dalam irama zapin yang selalu dipergunakan

dalam acara perkawinan), dabus (musik dan tari yang memperlihatkan kekebalan

penari atau pemain dabus terhadap benda-benda tajam atas ridha Allah), dan syair

(nyanyian yang berdasar kepada konsep syair yaitu teks puisi keagamaan), dan lain-

lain.

Pada masa pengaruh Barat, terdapat musik dondang sayang (musik dalam

tempo asli (senandung), satu siklus ritme dalam 8 ketukan dasar, iramanya lambat

1Syair adalah satu jenis sastra dalam kebudayaan Melayu, yang tumbuh dan berkembang dari

proses inovasi dari dalam kebudayaan Melayu, walaupun istilahnya sendiri diadopsi dari budaya Arab dan Persia, namun bentuk, norma, isi, dan fungsinya khas Melayu. Syair ini biasanya disajikan menggunakan melodi, meggunakan rima, berbentuk naratif dan non-naratif. Perbedaan utama syair dengan pantun adalah di dalam syair tidak digunakan sampiran dan isi, yang ini menjadi dasar utama dalam pantun.

2Kitab Al-Barzanji digubah oleh seorang ulama yang bernama Sheikh Ahmad Al-Barzanji. Diperkirakan kitab ini ditulisnya pada abad kelima belas. Secara umum Kitab Al-Barzaji ini berupa riwayat tentang Nabi Muhammad SAW. Isinya berupa syair-syair yang sangat memperhatikan keterkaitan baris, dikumpulkan dalam bait demi bait. Demikian pula diksi-diksinya yang syarat dengan aspek estetis, puitis, dan makna-maknanya yang religius.

Page 36: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

36

yang awalnya adalah untuk menidurkan anak, dan kemudian menjadi satu genre

yang terkenal, terutama di Melaka). Selanjutnya ronggeng dan joget (tari dan musik

sosial yang mengadopsi berbagai unsur tari dan musik dunia, dengan rentak inang,

joget, dan asli), pop Melayu (yaitu lagu-lagu Melayu yang digarap berdasarkan

gaya musik kontemporer Barat). Pengaruh Barat ini dapat dilihat dengan

didirikannya kumpulan-kumpulan kombo atau band yang terkenal di antaranya

band Serdang dan Langkat di Sumatera Timur.

Genre musik Melayu tersebut sebenarnya adalah mencerminkan aspek-

aspek inovasi seniman dan masyarakat Melayu ditambah dengan akulturasi secara

kreatif dengan budaya-budaya yang datang dari luar. Masyarakat Melayu sangat

menghargai aspek-aspek universal (seperti yang dianjurkan dalam Islam), dalam

mengisi kehidupannya.

Para seniman musik dan tari Melayu tradisi lazim mengklasifikasikan musik

dan tari berdasarkan rentak yang digunakan. Dalam hal ini secara umum music dan

tari Melayu terdiri dari rentak-rentak: (A) senandung atau asli yang bertempo

lambat (yaitu sekitar 60 ketukan per menit) dengan siklus rentak delapan ketukan

dasar, contoh musik dan tari ini adalah Makan Sirih, Sri Mersing, Patah Hati, dan

lain-lain. (B) Mak inang atau inang, yaitu musik dan tari yang rentaknya sedang

(dengan ketukan dasar sekitar 110 per menit), meternya empat dalam satu siklus,

contohnya musik dan tari: Mak Inang Selendang, Mak Inang Pak Malau, Mak

Inang Pulau Kampai, Mak Inang Srii Langkat, dan lain-lainnya. (C) Lagu dua atau

joget, yaitu rentak yang cepat dengan tanda birama 6/8, diperkirakan secara

etnomusikologis diasopsi dari rentak tari dan musik branle Portugis. Rentak ini

selalu digunakan untuk mengiringi tari0tarian rentak joget. Musik dan tari rentak ini

Page 37: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

37

contohnya: Joget Serampang Laut, Joget Pahang, Joget Pancang Jermal,

Serampang Dua Belas (Pulau Sari), dan lain-lainnya.

Selanjutnya, (D) Zapin, yaitu rentak bertempo sedang, dengan meter 4 pada

satu siklus, diolah secara estetis dari tari dan musik zapin, yang berasal dari Negeri

Yaman (Hadralmaut), awalnya digunakan dalam upcara-upacara perkawinan.

Contoh musik dan tari zapin adalah: Lancang Kuning, Selabat Laila, Bulan

Mengambang, Zapin Deli,. Zapin Serdang, Zapin Kasih dan Budi, Zapin

Persebatian, Zapin Puan, Zapin Menjelang Maghrib (karya Yos Rizal Firdaus dan

Rizaldi Siagian), Zapin Tampi (karya Tengku Sitta), Zapin Ya Salam, dan lain-

lainnya. (E) Rentak patam-patam, yang bertempo cepat dengan meter dua,

merupakan kelipatan dari rentak inang, dan selalu digunakan untuk mengiringi tari

silat. (F) Rentak-rentak yang berciri khas daerah-daerah Melayu tertentu saja,

misalnya gubang dari Asahan dan Batubara, Demikian pula rentak-rentak musik

dan tari pada teater makyong, rentak-rentak musik dan tari pada teater bangsawan,

Dendang Siti Fatimah, dan lain-lainnya. Demikian klasifikasi berdasarkan rentak

musik dan tari.

Seterusnya, berdasarkan aspek fungsional, maka nyanyian (lagu) hiburan

sambil kerja (working song) atau dalam konteks bekerja juga terdapat dalam

kebudayaan Melayu. Musik seperti ini biasanya dilakukan dalam rangka bercocok

tanam, bekerja menyiangi gulma, menuai benih, mengirik padi, menumbuk padi,

sampai menumbuk emping. Begitu juga dengan nyanyian sambil bekerja di laut,

yang dikenal dengan Sinandung Nelayan atau Sinandung Si Air dan Gubang yang

dijumpai di kawasan Batubara, Asahan, dan Labuhanbatu.

Page 38: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

38

Sebagai masyarakat yang egaliter, terbuka menerima pengaruh luar, maka

akulturasi dengan kebudayaan luar menjadi sebuah fenomena yang menarik dalam

budaya Melayu. Dalam musik tradisional Melayu, berbagai unsur musik asing

mempengaruhi perkembangannya baik dari alat-alat musik maupun nyanyian.

Pengaruh itu misalnya dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Barat. Unsur-unsur

musik yang datang dari Indonesia juga memiliki peran strategis dalam

perkembangan musik Melayu di Malaysia, Singapura, dan wilayah budaya melayu

lainnya, seperti musik gamelan, angklung, talempong, dan lainnya. Berbagai musik

yang terdapat di Sumatera dan Jawa juga terdapat di Semenanjung Malaysia dan

Singapura, seperti gambus, keroncong, kecapi, ronggeng, dan sebagainya.

Seterusnya hubungan kultural antara rakyat yang diperintah dan golongan

yang memerintah juga terekspresi dalam seni musik. Nobat merupakan ensambel

musik yang menjadi lambang kebesaran negara, dan berhubungan dengan struktur

sosial masyarakat. Secara etnomusikologis, nobat diperkirakan berasal dari Persia

(Iran sekarang). Perkataan nobat berasal dari akar kata naba (pertabalan), naubat

berarti sembilan alat musik. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu upacara

penobatan raja-raja Melayu. Nobat yang dipercayai berdaulat telah diinstitusikan

sejak zaman Kesultanan Melayu Melaka pada abad kelima belas. Ensambel musik

ini biasanya memainkan berbagai jenis lagu yang khas dan orang yang

memainkannya dihidupi oleh kerajaan dan disebut dengan orang kalur (kalau).

Alat-alat musik nobat dipercayai mempunyai daya magis tertentu, dan tak semua

orang dapat menyentuhnya. Nobat menjadi musik istiadat (upacara) di istana-istana

Melayu Patani, Melaka, Kedah, Perak, Johor, Selangor, Terengganu, Deli, Serdang,

Siak, dan lainnya. Alat-alat musik nobat yang menjadi dasar dalam kesatuan

Page 39: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

39

ensambelnya adalah: gendang, nafiri, dan gong. Selain itu, serunai, nobat besar

dan kecil, dan gendang nekara juga dipergunakan.

Kemudian, ensambel gamelan yang berasal dari Tanah Jawa, juga menjadi

bagian dari musik istana di pada kesultanan-kesultanan Melayu. Pada akhir abad

kesembilan belas, sudah terdapat kelompok musik gamelan diraja di istana Sultan

Riau-Lingga dan Pahang. Joget gamelan Lingga tidak mempunyai pelindung ketika

Sultan Lingga terakhir turun takhta dan pindah ke Singapura tahun 1912. Namun

ketika Sultan Ahmad dari Pahang wafat tahun 1914, putrinya Tengku Mariam yang

kawin dengan Sultan Sulaiman dari Terengganu, membawa musik gamelan ke

Terengganu dan dinamakan gamelan diraja Terengganu (Takari dan Heristina

Dewi, 2008).

Selain itu, di dalam budaya Melayu dikenal pula ensambel makyong yang

mengiringi teater makyong. Alat-alat musik yang dipergunakan adalah rebab,

gendang anak, gendang ibu, gong ibu, gong anak, dan serunai. Dalam

pertunjukannya, makyong mempergunakan unsur-unsur ritual. Teater ini memiliki

lebih dari 100 cerita dan 64 jenis alat musik, dan 20 lagu. Di antara lagu-lagu

makyong yang terkenal adalah Pak Yong Muda, Kijang Mas, Sedayung, Buluh

Seruan, Cagok Manis, Pandan Wangi, dan lainnya (Nasuruddin, 2000).

Wayang kulit juga memiliki unsur-unsur musik tersendiri, menjadi suatu

bentuk seni pertunjukan untuk masyarakat umum. Di antara lagu-lagu dalam

wayang kulit Melayu yang terkenal adalah lagu Bertabuh yang menjadi lagu

pembuka pertunjukan. Selain itu lagu Seri Rama, Rahwana Berjalan, Maha Risi,

Pak Dogol, dan lainnya.

Page 40: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

40

Selanjutnya, pada genre pertunjukan main puteri (boneka yang diisi roh)

tampak adanya unsur magis yang dipandu oleh dukun (bomoh). Genre ini

mengekspresikan kepercayaan masyarakat Melayu kepada alam-alam ghaib, namun

disesuaikan dengan asas ajaran-ajaran agama Islam.

Pada genre hadrah, marhaban, zikir, tampak pengaruh yang diserap dari

Timur Tengah. Pada genre-genre ini aspek ajaran-ajaran agama Islam muncul.

Biasanya alat musik yang menjadi dasarnya adalah jenis rebana. Genre musik

seperti ini memainkan peran penting dalam berbagai aktivitas sosial seperti upacara

perkawinan, khitanan, dan khatam Al-Qur’an.

Di dalam kebudayaan Melayu, di Semenanjung Tanah Melayu terdapat pula

boria adalah sebuah genre musik dan tari yang diperkirakan berkembang dan

berasal dari Pulaupinang. Pertunjukan boria umumnya dilakukan pada awal

(tanggal 1 sampai 10) bulan Muharram setiap tahun. Pada saat itu setiap kumpulan

boria pergi ke suatu tempat yang dianggap dan diasosiaasikan sebagai Padang

Karbala, dan sebagai tempat penolak bala. Genre musik dan tarian ini berhubungan

dengan kelompok muslim dari Persia untuk memperingati kemenangan mereka

dalam perang bersama dengan Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, selepas

era khulafaur rasyiddin. Secara historis, boria ini masuk ke dalam kebudayaan

Melayu bersama kedatangan orang-orang Hindustani pada saat Pulaupinang dibuka

oleh Inggris.

Pengaruh musikal Hindustani lainnya dalam kebudayaan Melayu terdapat

pada genre ghazal. Pertunjukan ghazal adalah satu genre musik Melayu yang kuat

dipengaruhi budaya musik Hindustani. Di dalamnya terdapat alat musik sarenggi,

sitar, harmonium, dan tabla. Orang-orang Melayu menerima musik ini karena

Page 41: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

41

berkaitan erat dengan fungsi keagamaan. Lagu-lagunya sebagian besar memuji

Allah dan Nabi Muhammad. Alat-alat musik Hindustan seperti harmonium dan

tabla tetap dipergunakan. Di sisi lain, alat musik sarenggi digantikan biola; dan

sitar digantikan gambus, dan ditambah gitar.

Genre keroncong tumbuh dan berkembang di dalam kebudayaan Melayu di

Semenanjung Tanah Melayu, yang sangat kuat dipengaruhi oleh tradisi keroncong

di Indonesia. Awalnya keroncong muncul di daerah Tugu Jakarta, yang merupakan

musik paduan antara budaya setempat dengan Portugis. Genre musik ini

menggunakan alat-alat musik Barat, seperti: biola, ukulele, cuk, bas akustik, drum

trap set, dan lainnya dengan gaya melismatik dan up beat yang menghentak-hentak.

Lagu-lagu seperti Bengawan Solo, Keroncong Moresko, Sepasang Mata Bola,

Jembatan Merah, merupakan contoh-contoh lagu keroncong yang populer di Alam

Melayu.3

Komedi stambul adalah genre seni hasil pertemuan (akulturasi) antara

budaya Melayu Semenanjung Malaysia dengan Melayu di Indonesia yang

berasaskan cerita Arabian Nights atau ceritas seribu satu malam. Genre musik ini

menggabungkan unsur-unsur musik Barat dan Asia yang menyebabkan dapat

3Di Johor Malaysia seni keroncong ini menjadi salah satu materi siaran setiap malam di

radio-radio di kawasan tersebut. Realitas sosial ini dilatarbelakangi oleh kecintaan Sultan Johor kepada musik keroncong. Di Nusantara juga ditemui perkembangan keroncong di setiap kawasan. Penelitian-penelitian dilakukan terhadap genre kesenian ini. Di antaranya adalah: (1) Sudiro Agus Riyanto, 1996. Eksistensi Keroncong Tugu dalam Aktivitas Kehidupan Masyarakat Kampung Tugu, skripsi sarjana di ISI Yogyakarta; (2) Yapi Tambayong, 2000. “Keroncong, Dangdut, Prejudis, kekuasaan” dalam koran Kompas 1 Januari; (3) Harmunah, 1994.Musik Keroncong, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi; (4) Abdulrachman, 1992. Keroncong Tugu, Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI; (5) Victorius Ganap, 1999. “Tugu Village: A Historical Monument of Kroncong Music in the Indonesian Cultural Map,” Laporan Penelitian, ISI Yogyakarta; (6) Bronia Kornhauser, 1978. “In Defence of Kroncong,” Monash Papers on Southeast Asia No. 7, Center of Southesat Asian Studies, Monash University; (7) Ernst Heins, 1975, dalam tajuk “Kroncong and Tanjodor: Two Cases of Urban Folk Music in Jakarta,” dalam Asian Music, vol. VII No. 1; dan lain-lainnya.

Page 42: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

42

menarik minat segenap lapisan masyarakat. Pengaruh musik dari Timur Tengah

dalam kebudayaan Melayu adalah gambus atau zapin.

Musik Barat populer sejak etnik Melayu berinterkasi dengan budaya Barat

yaitu sejak awal abad keenam belas. Masyarakat Melayu menyerap genre-genre

musik dan tari seperti: fokstrot, rumba, tanggo, mambo, samba, beguin, hawaian,

wals, suing, blues, bolero, dan sebagainya. Rentak jazz dan swing juga sangat

populer dalam lagu-lagu Melayu. Genre-genre seperti ini lazim dipertunjukkan

dalam seni ronggeng atau joget Melayu.

Genre musik lainnya adalah ronggeng atau joget. Musik ini adalah hasil

akulturasi antara musik Portugis dengan musik Melayu. Di Sumatera Utara genre

ini juga mengambil unsur-unsur musik etnik, seperti Karo, Batak Toba,

Simalungun, Minangkabau, Jawa, Banjar, dan lain-lain. Musik ronggeng terdapat di

kawasan yang luas di Dunia Melayu. Genre musik dan tari ronggeng adalah seni

pertunjukan hiburan yang melibatkan penonton yang menari bersama ronggeng

yang dibayar melalui kupon atau tiket dengan harga tertentu. Tari dan musik

ronggeng termasuk ke dalam tari sosial, yang lebih banyak melibatkan perkenalan

antara berbagai etnik, bangsa, dan ras. Di dalam seni ronggeng juga terdapat unsur

berbagai budaya menjadi satu. Hingga sekarang seni ini tumbuh dan berkembang

dengan dukungan yang kuat oleh masyarakat Melayu, walau awalnya dipandang

rendah. Demikian sekilas keberadaan musik Melayu di Asia Tenggara.

2.4.2 Genre Musik Islam di Medan

Seiring dengan berkembangnya group musik di kota Medan, maka pada

tahun 1960-an peta permusikan di kota Medan mulai terdesak dengan kehadiran

Page 43: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

43

musik rock dan musik lainnya yang lebih menggairahkan. Maka group musik

tersebut memasukkan elemen-elemen musik Melayu ke dalam lagu-lagu yang

mereka bawa. Namun demikian bukan berarti musik ini berawal dari Barat.

Karakter yang ada adalah sesuai dengan karakter asli Indonesia baik dari idiom,

gaya, dan liriknya semua dapat dikatakan mencerminkan budaya Indonesia.

Pada era 1960-an inilah masa hangat-hangatnya disebut dengan istilah

kembali kepada kepribadian Indonesia melawan pengauh musik Barat ataupun

kebudayaan asing di nusantara. Pada awal tahun 1970-an qasidah gambus mulai

berkembang seiring dengan qasidah rebana. Qasidah gambus diiringi dengan alat

musik yang biasanya terdiri dari gambus, biola, seruling, gendang, tabla, dan

sebagainya.

Biasanya mereka membawakan lagu-lagu dakwah atau lagu-lagu yang

bertemakan keagamaan, dengan melodi dan irama bergaya Timur Tengah. Pada

masa yang sama wujud orkes musik gambus biasanya juga membawakan lagu-lagu

asli Timur Tengah. Di antara orkes-orkes musik di Kota medan yang amat terkenal

adalah orkes musik El Suraya yang berdiri pada tahun 1964. Awal pembentukan

ataupun latar belakang berdirinya orkes musik El Suraya dikarenakan sangat

sedikitnya lagu-lagu bernafaskan Islam serta anjuran dari teman-teman Ahmad

Baqi yang menggeluti bidang agama di Pesantren Darul Ulum Tapanuli Tengah.

Berdirinya orkes musik El Suraya di kota Medan, dengan tujuan agar menjadi

suatu bukti bahwa di antara pemusik (Ahmad Baqi) dan ulama (sahabat-sahabatnya

Page 44: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

44

Ahmad Baqi yaitu Al. Ustad Azra’i Abdul Rauf dan H. Abdul Razak kedua-duanya

sebagai guru qori4 International di kota Medan, foto terlampir pada lampiran).

2.4.2 Genre Musik Rock Melayu

Pada tahun 1988 s/d 1993 adalah masa era keemasan rock Melayu Malaysia.

Betapa begitu banyaknya band-band rock baru bermunculan dengan albumnya

seperti Arena, Lestari, Aryan, Melissa, Handy Black, Kejora, Zodiak, Putra,

Fotograf, GAMMA, Teras, Blackrose, CRK, Hidayu, Qiara, Garuda, Olan, Sweat,

Ekamatra, Mercury, Lipan Bara, Iklim, Scarecrow (MASA), Sera, Menara, Evolusi,

Erat, Garuda, Skala, Dinamik, Okid, Analisis, Dayana, Vagrant, Rajawali, G.E.T,

Stra T.G, Illusi, Les Mayor, Loving Born, Strangers, Desire, Cinema, Sherox,

Crossfire, Metafora, Terra Rossa, XPDC, Wild Age, UG14, Teja, MAY, Viking,

Hevea, Belantara, dan banyak lagi.

Lalu di Singapura juga ada band rock seperti Lovethunters, FF (Flaying

Funeral), Justice, Aces, Oblivion, Rockerz/s, Rusty Blade, Helter Skelter dan

banyak lagi. Hingga dari Brunai Darussalam pun sempat juga meramaikan dengan

adanya band Printis. Lalu banyak juga musisi laki-laki tampil secara solo seperti

Rahim Maarof, Kamal, Ramli Sarif, Azmeer, dan lain-lain. Penyanyi solo wanita

yang distilahkan dengan Awek Rocker juga ikut ambil bagian seperti Ella, Wohnen,

Tila, Shima, dan lain-lain. Sementara itu juga ada bermunculan band-band yang

4Qori adalah pembaca Kitab Al-Qur’an, jenis kelamin lakilaki, dan ilmu dasarnya disebut

dengan tajwid, dalam konteks keilmuan Al-Qur’an di dalam agama Islam. Untuk pembaca kitab Al-Qur’an berjenis kelamin wanita disebut dengan qoriah. Setiap qori dan qoriah biasanya membaca Al-Qur’an dengan menggunakan sistem tangga nada dan ritme yang terdapat dalam peradaban Arab, yang disebut dengan sistem maqam (dimensi nada) dan iqa’at (dimensi waktu). Sistem maqam yang digunakan para qori dan qoriah di Indonesia, umumnya mengacu kepada maqam yang terdapat di Mesir. Di antara maqam yang digunakan dalam membaca Al-Qur’an ini adalah: bayati, sama’ani, nahawand, jiharkah, hijaz, yaman hijaz, husaini, dukkah, sikkah, yaman sikkah, kurd, dan lain-lainnya.

Page 45: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

45

lebih memilih dengan membawa aliran underground dari subgenre Trash Metal,

Black Metal seperti Cromok, FTG, Samurai, dan lain-lain .

Pada masa era keemasan rock Melayu Malaysia pada tahun 1988 masa itu

ternyata bukan tanpa masalah. Band-band rock tidak diperkenankan dan

”diharamkan” berada di ruang stasiun elektronik milik Kerajaan Malaysia, seperti

Radio dan Televisyen Malaysia (RTM). Hal ini disebabkan oleh penampilan dari

kebiasaan mereka berambut gondrong dan berpakaian glamour seperti

menggunakan celana ketat, baju tanpa lengan, adapun yang lengkap dengan jaket

kulit berwarna hitam yang dipandang negatif oleh masyarakat dan pihak kerajaan.

Bila ingin tampil mereka harus memotong rambut mereka dan berpakaian lebih

sederhana dan sewajarnya, itu pun lagunya dibatasi dengan irama slow rock dan

rock balada. Sedangkan irama heavy metal, rock n’roll, hard rock dibawakan pada

saat konsert saja. Hal ini merugikan industri musik Malaysia dalam

perkembangannya. Namun saluran media swasta yaitu TV3 pada saat itu ternyata

tidak menghalangi menampilkan band-band rock. Sehingga banyak dari mereka

berpindah ke stasiun tersebut dan menjadikan TV3 sebagai tempat saluran utama

band-band rock untuk mengasah bakatnya.

Kepopuleran rock Melayu Malaysia pada masa keemasannya juga sampai

ke Indonesia, ditandai dengan kemunculan Search dengan lagu hits andalannya

yaitu Isabela di tahun 1989 dan sempat dibuat filmnya dari judul lagu tersebut pada

tahun 1990 yang dibintangi oleh pemeran utama Amy Search dan Nia Zulkarnain.

Kemudian banyak band-band rock Malaysia bermunculan membanjiri pasar

Indonesia dari media elektronik seperti radio dan televisi serta kaset albumnya. Di

antaranya Iklim, MAY, Ruhil & Metal Child, Dinamik, Arena, Wings, Ukays

Page 46: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

46

(Ukay), Senario, Samudera, Damasutra, S.O.S, Sweat, Mercury, Mega, Dinamik,

Sofea, Ekamatra, XPDC, Kalahari, Classmate, Gersang, GAMMA, Melissa, Lipan

Bara, Cinema, Exists (Exist), Lela, Menara, Febians, Spring, Okid, Lagenda, Alfa,

Roses, dan banyak lagi. Salah satu perusahan label kaset album rock Malaysia di

Indonesia adalah Akurama Records (Indonesia). Pada masa itu Akurama Records

tidak pernah mengedarkannya dalam bentuk keping CD.

Selanjutnya bermunculan perusahaan label record lain dari Indonesia yang

mengedarkan kaset album rock Malaysia seperti Blackboard, Musica Studios, EMI,

dan lain-lain. Antara edaran album rock Malaysia di Indonesia dengan di Malaysia

berbeda. Album Rock Malaysia di Indonesia biasanya menggunakan lagu andalan

atau hits sebagai nama albumnya atau diganti dari asal nama albumnya. Uniknya

mereka (musisi/penyanyi band rock dari Malaysia) tidak terlalu mengetahui

ternyata albumnya juga sampai dipasarkan ke Indonesia. Hasil keuntungan dari

penjualan album yang berada di Indonesia hanya diraup oleh pihak pengedar.

Rupanya di awal tahun 1990-an muncul juga band-band rock dari Indonesia

sempat terpengaruh dari rock Malaysia seperti band Caesar, Keyboard Rock Band,

Lochness,dan lain-lain. Lalu ada juga penyanyi wanita seperti Cut Irna, Poppy

Mercury, Inka Christie, kemudian ada Nike Ardilla yang merupakan didikan dari

Deddy Dores. Deddy Dores yang sebelumnya pernah bermain band bersama

Lipstik dan Caezar cukup andil besar terhadap perkembangan musik rock Melayu

di Indonesia dengan karya-karya nya yang berimakan slow rock, sebagian besar

bertemakan tentang cinta. Begitu Banyak sudah Deddy Dores mempopulerkan

penyanyi Lady Rocker seperti Anie Carera, Tiara, Tresita, Nin Samantha, Mayang

Sari, Lady Avisha, Ikko, dan lain-lain.

Page 47: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

47

Begitu luar biasanya kepopuleran musik Malaysia sempat menguasai pasar

di Indonesia membuat keberadaan mereka dibatasi. Bila ingin tampil di televisi

(Stasiun Televisi Republik Indonesia/ TVRI pada saat itu) dan stasiun radio mereka

harus mengubah atau menyesuaikan judul dan lirik lagu ke dalam bahasa Indonesia.

Selain itu ada juga penyanyi solo dari Malaysia mesti berduet dengan penyanyi

Indonesia juga pada albumnya seperti apa yang dilakukan oleh Amy Search

dengan Inka Christie, Rahim Maarof dengan Conny Dio, dan lain-lain.

Kembali kepada perkembangan musik rock Malaysia dan Singapura pada

pertengan tahun 1990-an muncul istilah populer untuk sebutan rock Melayu yaitu

rock kapak. Entah kapan, dari mana dan siapa secara jelas yang memulai istilah

rock kapak ini. Ada yang bilang ceritanya dulu ketika ada sekumpulan anak-anak

muda di pinggir jalan sedang menyanyi dengan gitarnya membawakan lagu dari

band Search tanpa diduga ada masyarakat yang sedang membawa kapak mengejar

mereka karena menggangu ketentraman kampung. Lalu ada juga yang bilang band-

band rock tersebut memainkan drumnya seolah-olah sedang menabuh (benda)

kapak. Namun rock kapak dapat dipahami sebagai istilah untuk penyebutan rock

dulu-dulu. Seumpama kapak adalah benda zaman batu (purbakala) dibandingkan

sekarang berada di zaman lebih modern. Istilah selain Rock Kapak atau Era Rock

Kapak juga ada yang cukup populer seperti Rock Zaman Batu, Rock Dulu-Dulu,

Rock Klasik, Rock Otai, Era (Kegemilangan) Rock, Rock Kangkang. Untuk musisi

yang berambut gondrong dengan segala atribut pakaiannya sudah ada sejak era

80an diistilahkan ”sempoi” oleh anak-anak muda ataupun mereka yang

berpenampilan sama. Di awal 90-an ada juga muncul istilah untuk sebutan lagu

slow rock yaitu tangkap lentuk/lentok. Kebanyakan lagu-lagunya adalah

Page 48: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

48

bertemakan tentang cinta namun ada juga tentang ketuhanan dan sosial walau tidak

terlalu didominasi. Istilah selain tangkap lentok adalah seperti Rock Leleh, Rock

Cintan. Keunikan dari ciri khas musik slow rock mereka adalah kadang biasanya

menambahkan berupa instrumen Melayu dengan balutan distorsi gitar elektrik

ataupun akustik. Ada juga dipadukan dengan istrumen keyboard. Lalu ciri khas lain

permainan dari peran lead guitar biasanya akan menampilkan gitar solo pada

pertengahan dimasa lagu sedangkan peran ritme gitar lebih sebagai pelengkap lead

guitar. Selain itu lirik yang puitis dari estetika bahasa yang indah juga menjadi

kelebihannya

Semenjak itu dari perkembangannya juga di Indonesia, masyarakat lebih

mengenal musik rock Malaysia pada awamnya telanjur disebut sebagai istilah slow

rock Melayu selain itu ada juga yang mengistilahkannya dengan sebutan rock

Melayu, Malaysian blues, dan rock balada Malaysia, Musik Melayu. Musisi

band/penyanyinya pun juga ikut telanjur disebut slow rock Melayu oleh masyarakat

Indonesia sendiri. Istilah rock kapak tidak begitu populer di Indonesia. Kalaupun

ada yang pernah dengar istilah ini mungkin akan terdengar unik, aneh dan lucu.

Sebenarnya bila mendengar musik mereka yang berirama cadas dari segi

permainan musikalitasnya tidak perlu diragukan, skill mereka juga tinggi, ganas,

liar dan berani.

Pada perkembanganya pada tahun 1994 sampai 1997 masih banyak kembali

band-band rock pendatang baru bermunculan seperti Stings, EYE, Umbrella, Leon,

To’ki, Screen, Versi, AXL’s, Fair, Arrow, Espiranza, Data, Sejati, Samudera, dll

serta band-band 80-awal 90-an ada yang kembali aktif. Dalam masa ini penampilan

cara berpakaian mereka cenderung mulai lebih polos dari sebelumnya. Mereka

Page 49: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

49

tidak lagi berpenampilan glamour. Rambut gondrong masih ada namun tidak terlalu

mendominasi lagi. Musik berirama slow rock masih menjadi andalan mereka

namun masih ada tetap terselip lagunya yang berirama cadas.

Kemudian pada tahun 1997 sampai 2001 band-band pendatang baru dengan

suasana lebih segar dan mulai kearah modern memberikan suasana baru dalam

perkembangannya seperti adanya Scoin, Spin, Scorr, Jelmol, Sup, Spoon, Data, dll.

Ciri khas musik mereka begitu lebih kental nuansa kemelayuannya secara totalitas.

Warna suara sang vokalis terdengar mengalun mendayu-dayu serasa merintih.

Biasanya lirik lagu bertemakan tentang cinta kesedihan yang mengharu biru.

Kemudian muncul lagi istilah populer yaitu rock jiwang untuk sebutan mereka.

Tidak bisa dimungkiri istilah rock jiwang menjadi sebuah subgenre baru untuk rock

Melayu selain rock kapak. Pada masa itu juga hadir band-band baru dari

sekumpulan anak-anak muda remaja seperti New Boyz, Boboy, Q-face, dll yang

mengusung aliran Slow/Pop Rock. Istilah rock jiwang boleh juga disebut lagu-lagu

slow rock yang berada di era 80-an dan awal 90a-n. Rupanya keberadaan seperti

Search, MAY, Wings, Handy Black, Bloodshed, dan puluhan band lain dari

angkatan era lama masih tetap terdengar gaungnya dan tetap berjaya hingga awal

tahun 2000an.

Kembali ke Indonesia pada tahun 1997 sampai 2001 rock Melayu masih

tetap ada pengaruhnya. Deddy Dores masih tetap menghadirkan penyanyi-penyanyi

Lady Rockers dengan karya-karyanya yang sering menjadi hits. Adapun penyanyi

wanita yang dihadirkan dari hasil pencarian (audisi) seperti Sonia yang berasal dari

Bandung, Jawa Barat di mana lagu-lagunya sebagian besar adalah karya Iwan.

Kemudian juga penyanyi solo laki-laki seperti Rudiath, Iwan, Ferhad Najib,

Page 50: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

50

Darmansyah, Sultan, Adi Sahrul, dan lain-lain. Lalu ada band Gen Rose kemudian

ada Fenomena dari Jakarta tahun 1998 dan band Asahan dari Kabupaten Asahan,

Sumatera Utara tahun 1999 meramaikan musik rock Melayu. Tidak sedikit

masyarakat Indonesia sendiri mengira mereka adalah artis penyanyi dari Malaysia

lantaran aliran musik yang mereka bawa.

Pada tahun 1999 musik dan edaran album Rock Malaysia berangsur mulai

dibatasi di Indonesia. Hingga tahun 2005 sudah jarang atau tidak terlihat lagi.

Kalaupun ada album baru dari mereka itupun cuma beberapa saja yang beredar

ataupun album kompilasi dari ambilan lagu-lagu lama. Perkara ini ternyata sedikit

terobati dengan hadirnya penyanyi-penyanyi beraliran slow rock nuansa Melayu

dari Padang, Sumatera Barat seperti Thomas Arya, Nelson’s, Yelse kemudian

tahun-tahun berikutnya muncul pendatang baru dari daerah tersebut seperti Febian,

Rhiena, Jhon Kinawa, Anton, Delta, Yulis Udo, Vina, JQ, Guslian, Sania, Boy

Sandy, Rhenyma, dan lain-lain.

Sejak tahun 2001 hingga memasuki lewat 2010 industri musik Malaysia

didominasi oleh musik dari Indonesia. Ada beberapa band lama seperti Exists yang

sejak 2001 sudah mengubah alirannya menjadi rock progresif dan unsur

kemelayuannya sudah diminimalisir. Kemudian banyak band-band baru hadir

dengan memilih kejalur indie. Kalau di engar sekilas mirip dengan lagu band-band

Indonesia. Lirik lagu nya juga cenderung lebih sederhana dari kosa kata yang

awam sering didengar. Namun dalam keadaan itu ternyata band-band dengan aliran

underground dari subgenre Black Metal, Trash Metal, Nu Metal, dan lain-lain.

muncul memeriahkan dalam industri musik Malaysia dan juga Singapura seperti

hadirnya kembali band Cromok, lalu ada juga hadir seperti Metalasia, Sil Khannaz,

Page 51: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

51

Herriot, As-Sahar, dan lain-lain. Kemudian ada band baru seperti Khalifah yang

membawa aliran dari pengaruh Rock Kapak 80-90an dengan kombinasi yang lebih

modern dari aliran Hard Rock berbalut nuansa ala Timur Tengah, unsur

kemelayuan juga masih ada.

Musik rock Melayu tidak bisa dimungkiri menjadi bagian dari genre atau

aliran musik yang berkembang di negara serumpun (Malaysia, Singapura,

Indonesia, dan Brunai Darussalam) dan memiki penikmatnya sendiri yang juga

banyak. Walaupun kadang dari kalangan masyarakat aliran ini menyebutnya

dengan istilah musik cengeng, kampungan, ketinggalan zaman, kuno, dan

sebagainya. Semoga dengan mengetahui sejarah dan filosofi dari musik Rock

Melayu membuat kita tidak langsung serta merta hanya memproklamirkan sebuah

lagu slow rocknya saja dengan ciri khasnya vokalnya yang mendayu-dayu

melengking dengan balutan khas distorsi musik instrumen melayu nya. Jangan pula

dibilang musik yang berirama cadas bukan tidak berarti juga masuk bagian dari

rock Melayu. Harapannya musik rock Melayu dapat berkembang dan dapat sejajar

dengan genre musik lain seiring dengan perkembangan zaman yang ada dan hadir

dengan menciptakan karya-karya yang baru.

Musik adalah satu cabang kesenian yang disajikan melalui dimensi nada dan

ritme, baik itu untuk hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara

bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau

juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang bersifat tradisional

dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi orang lain. Namun belakangan

sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk pertunjukan musik.

Page 52: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

52

1.1 Musik Melayu dan Masyarakat Pendukungnya di Medan

Musik tradisional Melayu kembali muncul, seperti musik angkatan

Makyong Serdang pimpinan T. Luckman Sinar, yang mengiringi tari-tarian dari

Himpunan Seni Budaya Melayu Sri Indra Ratu Medan yang penulis pimpin.

Penampilan pertama pada tahun 1976 mendapat respon dari masyarakat, baik

masyarakat Melayu maupun masyarakat daerah lain. Hal itu menunjukkan bahwa

masyarakat masih merindukan jenis musik tersebut. Berbagai perkumpulan dan

organisasi kesenian yang menggunakan alat musik campuran juga muncul di luar

kota.

Selain itu juga tumbuh minat kaum muda untuk membawakan lagu-lagu

Melayu dengan orkes, band, dan musik kecil yang membuahkan aransemen baru

yang terpengaruh musik Barat, seperti tempo cha-cha, mambo, rumba, dan

sebagainya. Kelompok yang terpengaruh tersebut seperti SIRlS Combo pimpinan

Tengku Haji Muhammad Daniel. Dia dan rekanrekannya meneruskan warna dan

corak orkes Tropicana.

Minat masyarakat daerah lain pun semakin besar. Ini ditandai dengan

dibawakannya lagu-lagu Melayu oleh orkes Minangkabau. Bahkan penyanyi-

penyanyi pop pun sering membawakan lagu-lagu Melayu, seperti lagu Bunga

Tanjung, Seringgit Dua Kupang, Mak Inang Pulau Kampai, dan sebagainya.

Tumbuhnya tari-tari kreasi baru juga menghasilkan aransemen musik Melayu baru,

walaupun sebagian besar lagu yang mengiringi tarian tersebut masih seperti lagu-

lagu yang biasa didengar.

Musik Melayu dipengaruhi oleh musik asing, termasuk musik India yang

membuahkan rentak atau tempo yang disebut chalti. Chalti ini kemudian melejit

Page 53: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

53

dan lebih dikenal sebagai musik dangdut. Sebagian orang mengakui bahwa lagu

dangdut adalah lagu Melayu, sedang masyarakat Melayu sendiri ada yang enggan

mengakuinya sebagai lagu Melayu. Jika melihat sejarah, mungkin pengaruh itu ada

pada musik Melayu awal. Sekarang pengaruh tersebut sudah tidak jelas, karena ada

pengaruh lain sehingga berbeda dengan rentak dan tempo chalti. Hal ini belum

penulis ketahui dengan pasti, tetapi merupakan perkembangan baru yang

menambah ragam rentak lagu Melayu yang telah ada dan akan menambah

khazanah musik Indonesia.

Dibukanya jurusan Musikologi Etnik (Etnomusikologi) pada Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara yang mencantumkan teori dan praktik musik

Melayu telah menumbuhkan harapan cerahnya kehidupan musik Melayu pada masa

mendatang. Dampaknya pada generasi muda sangat positif. Generasi muda di

Sumatera Utara,khususnya Medan tidak lagi merasa “kampungan” bila memainkan

musik tradisi Melayu.

Demikian beberapa catatan yang menandai kemajuan dan perkembangan

musik Melayu di Sumatera Utara saat ini. Dari beberapa kemajuan dan

perkembangan musik Melayu tersebut masih ada yang perlu dibicarakan dan

penulis ingin mengaitkannya dengan tari Melayu, karena keduanya berkaitan erat.

Hampir setiap pergelaran musik diiringi tari dan begitu pula sebaliknya. Frekuensi

penyajian dan wilayah pengenalan dari keduanya telah meluas. Usaha untuk

memperluas lagi dilakukan dengan menambah sarana dan fasilitas, serta dengan

melakukan penggodokan terhadap para pendukungnya secara terus-menerus. Musik

dan tari mendapat tempat dalam masyarakat luas, sehingga mendapat pengaruh dari

beragam kultur yang kemudian membuahkan bermacam-macam gaya.

Page 54: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

54

Kita menyadari bahwa setiap perkembangan selalu menuju kemajuan.

Namun perlu diingat bahwa kemajuan itu hendaknya disesuaikan dengan

kepribadian bangsa kita. Perkembangan kesenian daerah harus diselaraskan dengan

ciri khas daerah tersebut agar tidak tercerabut dari akar budayanya. Dalam makalah

ini juga akan dikemukakan arah yang bisa dipegang agar pembicaraan mengenai

tari dan musik tidak membingungkan, karena keduanya mempunyai persamaan dan

perbedaan. Musik atau lagu dan tari Melayu mempunyai kekhasan yang bisa

ditandai dari beberapa hal, misalnya dalam lagu Melayu dikenal istilah gerenek,

tekuk, berenjut, dan sebagainya. Sementara dalam tari dikenal istilah gentan,

terkam, angguk legar, cicing, jinjit, menumit, sauk, dan sebagainya.

Gerak dan gaya khas dan unik dalam tari dan lagu Melayu yang diberi nama

tertentu tersebut akan dapat segera dirasakan oleh orang yang memahami tari dan

lagu Melayu. Memang tidak seluruh penyanyi atau penari dapat melakukan gerak

dan gaya khas Melayu, dan jika ada yang bisa melakukannya, belum tentu sesuai

degan “rasa” orang Melayu. Orang Melayu sendiri tidak dapat menjelaskan yang

dimaksud dengan “rasa.” Hal itu karena “rasa” sangat abstrak dan tidak ada takaran

yang sahih mengenai hal itu. Barangkali “rasa” condong kepada ekspresi jiwa atau

pengungkapan seperti yang ada pada setiap manusia, sehingga “rasa” sulit

diverbalkan.

Pengaruh dari berbagai bentuk dan jenis kesenian yang ada tentu tidak dapat

dihindari. Seorang penata tari tertarik pada suatu gerak tertentu, lalu

mengembangkannya, dan pada proses seperti itu terjadi perubahan nilai estetika

kesenian Melayu, sehingga dalam rentang waktu tertentu kita kehilangan ciri khas

kemelayuannya. Contoh yang ingin penulis kemukakan di sini adalah yang terjadi

Page 55: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

55

pada lagu-lagu Melayu. Seorang biduan Minang membawakan lagu Bunga Tanjung

yang dikenal sebagai lagu Melayu. Cara membawakan lagu tersebut akan segera

ditandai oleh pendengaran orang Melayu.

Trend (kecenderungan) Melayu di belantika musik Indonesia mengundang

polemik. Hal ini terjadi seiring adanya komentar dari beberapa musisi tanah air

yang mencap music jenis ini sebagai sebuah degradasi (penurunan mutu). Hal ini

sampai menimbulkan kesan ‘perang dingin’ antara musisi yang –terus terang –

membuat saya suka senyum-senyum sendiri. Sebegitu immaturenya kah musisi

kita?

Dalam wikipedia dijelaskan bahwa perkembangan musik Melayu di

Indonesia telah mulai sejak lama. Dahulu, kita mengenal adanya music Orkes

Melayu yang masih menggunakan gitar akustik, akordeon, rebana, gambus dan

suling sebagai instrument utamanya. Pada periode 50 dan 60-an, orkes-orkes

Melayu di Jakarta ini memainkan lagu-lagu Melayu Deli asal Sumatera (sekitar

Medan). Perlahan, seiring perkembangannya, unsur India mulai juga masuk ke

dalam music Melayu. Ellya Khadam dengan hits “Boneka India”nya merupakan

representasi dari gejala ini. Selain itu masih ada penyanyi lain seperti P. Ramlee

(Malaysia), Said Effendi (dengan lagu Seroja) dan lainnya yang mempopulerkan

genre musik ini.

Tonggak perkembangan musik Melayu (yang berkelindan dengan musik

dangdut) adalah dengan adanya Soneta Group, pimpinan Rhoma Irama di tahun

1970-an. Setelah itu, music Indonesia diwarnai oleh beragam genre yang

merupakan unsur-unsur asing seperti Rock, Reggae, Heavy Metal hingga SKA dan

Grundge (Alternative). Pada masa ini, musik Melayu memasuki periode hiatus alias

Page 56: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

56

mati suri. Hal ini terbukti dengan tidak banyaknya musisi baik solo maupun group

yang mengusung genre Melayu. Di periode ini, lagu Melayu yang paling diingat

umum adalah Isabela yang disuarakan grup Searh dari Malaysia.

Namun sebagaimana jenis seni apapun, musik juga mengalami proses

recycle. Unsur-unsur Melayu yang pernah dinyatakan “mati,” usang dan tidak

berseni itu mulai naik daun lagi dengan adanya grup-grup seperti ST 12, Wali,

Hijau Daun, dan lainnya. Bahkan Soneta “reinkarnasi” kembali melalui sosok

Ridho Roma. Inilah fenomena music Melayu secara umum di dunia Melayu

termasuk di Medan dan Sumatera Utara.

1.1.1 Seniman Musik Melayu

Seniman atau tokoh musik Melayu yang cukup terkenal secara nasional atau

internasional antara lain adalah Husein Bawafie. Husein Beliau adalah pemimpin

dari orkes Melayu Chandralela merupaka salah satu tokoh seniman dan tokoh

pembeharu lagu Melayu atau dangdut Indonesia. Ia telah banyak menciptakan lagu

melayu. Lagu Melayu ciptaannya ini memiliki musik yang dinamis dan struktur

lirik lagu yang lebih bebas yang biasannya lagu Melayu memiliki lirik yang

berpantun, dari sinilai Husein Bawafie disebut sebagai pembeharu lagu Melayu.

Lagu yang telah ia ciptakan sekitar 200 lagu.

M. Thahar, merupakan pengarang lagu yang berjudul Cinta Hampa. Lagu

Melayu ini menjadi terkenal selain karena lagunya bagus juga karena suara

penyanyinya yang enak dan bagus untuk didengar.

Muhammad Mashabi, merupakan salah satu penulis lagu dan penyanyi

musik Melayu pada masa 1950-an dan 1960-an di Indonesia. Bersama-sama dengan

Page 57: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

57

H. Bawafie dan Munif Bahaswan, ia merombak gaya musik Orkes Melayu Deli

dengan mengganti beberapa instrumen dan struktur lirik dan lagu. Bila sebelumnya

lagu-lagu Melayu Deli berisikan pantun, pada masa mereka musik Melayu mulai

memasukkan tema-tema percintaan. Penggunaan gong pun mulai ditinggalkan.

Tempo lagu lebih cepat. Perubahan yang dilakukan merintis bentuk dangdut

modern seperti yang dikenal sekarang. M. Mashabi pernah berkolaborasi dengan

Ellya, Si Boneka dari India, dan Johana Satar. Beberapa lagu ciptaannya yang

menjadi abadi dapat disebutkan Renungkanlah, Harapan Hampa, Hilng Tak

Berkesan, Kecewa (kini dipopulerkan kembali oleh Iis Dahlia), dan Keluhan Anak

Tiri (lebih dikenal dengan judul Ratapan Anak Tiri, judul film yang menggunakan

lagu ini sebagai soundtracknya). M. Mashabi wafat pada usia muda dan belum

pernah berkeluarga.

Said Effendi, adalah pencipta lagu Melayu di Indonesia yang patut

diperhitungkan prestasinya. Beliau merupakan pelopor lagu Melayu dengan format

songform. Lagu ciptaannya itu dibawakan dengan suara alto bercengkok. Ia adalah

seniman lagu Melayu di era 1950-1970, lagu yang sangat terkenal sampai

mancanegara adalah Seroja. Selain itu, lagu Bahtera Laju menempatkan dirinya

menjadi seniman Lagu Melayu yang sangat diperhitungkan karena kualitasnya

dalam bermusik, baik dari lagu yang ia ciptakan maupun lagu dari karya orang lain

yang ia nyanyikan. Lagu yang ia ciptakan antara lain Bahtera laju, Timang–timang,

dan Fatwa Pujangga.

Tengku Perdana atau Dahlan Siregar, yang menciptakan lagu Pulau Putri,

dan Tengku Zubir yang lebih dikenal dengan nama Tengku Cubit yang

menciptakan Kuala Deli. Lagu ini sangat terkenal di tanah Deli.

Page 58: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

58

Usman, menciptakan lagu Dodoi Di Dodoi. Nama-nama pengarang dan

lagunya sudah didaftar oleh Dewan Kesenian Medan dan Bidang Kesenian Kanwil

Depdikbud Sumatera Utara.

Ahmad Setia, pastilah tidak lepas dari gejolak musik irama Melayu yang

mendayu-dayu dan sempat berjaya pada dekade 1950 an hingga 1970-an. Selain

lihai mengalunkan senandung-senandung irama-irama Melayu, Ahmad juga dikenal

mahir memainkan akordion, menabuh kendang, menari Serampang Dua Belas dan

Zapin.

Burhanuddin Usman, adalah pemusik Saksofon dalam kebudayaan Musik

Melayu Peranan Burhanuddin Usman yang bergabung dengan grup orkes “Hitam

Manis” yang kerap dikenal sebagai pengisi acara RRI Nusantara III Medan. Di grup

ini, Ahmad juga piawai menggunakan alat musik akordion, yang sebelumnya sudah

diakrabinya dengan belajar pada Datuk Muhammad Nur.

1.1.2 Penyanyi

Perkembangan musik Melayu sejalan dengan munculnya beberapa penyanyi

Melayu. Beberapa penyanyi legendaris Melayu yang sangat terkenal di era tahun

50-an dan 70-an antara lain: Rubiah, Nur'Ainun, Saloma, Said Effendi, Alfin.

Sementara penyanyi Melayu terkenal di era 80-an ke atas yaitu Asmidar Darwis,

Yan Juned, Susi, Nurul Azmi, Fauziah Idrus, Haida, dan lain-lain.

1.1.3 Penonton Pendukung

Penonton merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu

pertunjukan, khususnya acara musik. Penonton merupakan bagian dari pertunjukan,

Page 59: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

59

bisa dibilang mereka adalah pemanis dalam suatu program acara. Sebuah acara

musik tidak akan meriah jika tak ada penonton.

Demikian pula halnya keberadaan penonton pendukung yang sangat

berperan penting sekali untuk menghidupkan suasana sebuah pertunjukan musik

untuk memancing penonton lainnya agar ikut menyanyi, menari, tepuk tangan dan

lain sebagainya.

1.1.4 Pengelola Bisnis Musik Melayu

Pertunjukan Musik Melayu selain bertujuan untuk mempertahankan atau

melestarikan nilai-nilai budaya Melayu juga dijadikan sebagai sumber penghasilan

atau pendapatan dengan cara memberikan hiburan musik, baik dalam upacara adat,

acara pernikahan, khitanan, ulang tahun, dan berbagai bentuk acara lainnya sesuai

permintaan yang punya hajatan.

Page 60: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

60

BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK

AL-AULIA RENTAK MELAYU

3.1 Sejarah Terbentuknya Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu

Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu pertama kali dibentuk tahun 2001 di

Medan yang diprakarsai dan didirikan oleh Nurdin Wahyudi (39 tahun) dengan

niat yang suci dalam mengembangkan budaya Melayu dan Islam khususnya

dalam bidang seni. Beliau pro aktif dalam gerak laju seni budaya khususnya di

Medan dan Sumatera Utara, dan hingga saat ini beliau memegang tampuk

manajemen Al-Aulia Rentak Melayu.

Dari hobi mempelajari musik etnik membuat Nurdin Wahyudi, S.Sos (37

tahun) akhirnya mendirikan Grup Musik Al-Aulia Rentak yang cukup dikenal di

Medan. Nurdin mengisahkan, awalnya Nurdin hanyalah seorang pemain keyboard

biasa yang sudah manggung di beberapa pesta. Kepiawaiannya bermain alat

musik keyboard juga belajar dari abang ke-7 Nurdin. Dengan alasan ingin

menekuni musik etnik Melayu, Nurdin Wahyudi yang biasa disapa dengan Bang

Yudi ini memutuskan untuk gabung pada salah satu grup musik Melayu Asyabab

yang dipimpin oleh Zulfan Efendi Lubis selama 4 tahun.

Ternyata, setelah mempelajari secara dalam tentang musik Melayu, ia

merasa bahwa musik Melayu yang dimainkannya selama ini berbeda dengan

musik Melayu aslinya. Nurdin pun semakin tertantang. Ia pun rela mendapat

honor sedikit asal memperoleh ilmu yang banyak. Setelah merasa cukup

memahami musik Melayu, Nurdin mulai berpikir dan berniat untuk

mengembangkan grup Melayu dengan mendirikan orkes Melayu. Serta untuk

Page 61: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

61

mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam memahai musik Melayu yang ia

pelajari selama ini.

Kendati menjadi seorang seniman, ia juga tidak ingin hanya sampai di

bangku Sekolah Menengah Atas saja karena Nurdin juga berniat ingin menjadi

seorang seniman yang intelektual. Oleh sebab itu, dari tahun 1999-2003, Nurdin

pun mengambil kuliah Jurusan Ilmu Politik, di Universitas Islam Sumatera Utara

selama 5 tahun. Jadi posisi masih kuliah Nurdin Wahyudi mendirikan grup musik

Al-Aulia Rentak Melayu di tahun 2001.

Nurdin menjelaskan, dipilihnya nama Al-Aulia Rentak Melayu juga

memiliki maksud tersendiri. Ia menjabarkan, aulia merupakan sebuah doa dan

harapan yang mengandung arti luas, mulia, dan diutamakan. Sedangkan rentak

Melayu dipilih karena mereka menampilkan seluruh khasanah musik Melayu

seperti zapin, langgam, ghazal, dan lainnya.

Dalam wawancara (15 Januari 2016), ia menyatakan, "Misalnya jika musik

zapin yang dimainkan, kami bagi lagi berdasarkan derahnya misalnya Zapin Riau

atau Zapin Palembang tergantung permintaan.” Nurdin mengaku, setiap kali

tampil memang selalu mengombinasikan unsur Melayu dengan daerah yang ia

datangi. Jadi tidak murni Melayu saja.

Bagi audiensnya yang ingin melepaskan rindu dengan daerah yang mereka

tinggali, maka Nurdin berusaha memadukan unsur Melayu dengan daerah itu.

Ibaratnya sesuai dengan falsafah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Apalagi, menurutnya, Melayu tidak hanya di Sumatera Utara saja melainkan juga

ada di Langkat, Labuhan Batu, Riau, Jambi, dan Palembang, serta masih banyak

lagi yang lainnya.

Page 62: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

62

Awal terbentuknya grup musik Al-Aulia Rentak Melayu hanya ada Nurdin

dan istrinya saja. Nurdin bermain di keyboard dan sang istri (Rabiatul Adawiyah)

sebagai penyanyi. Kemudian di tahun 2001, ia mencari lagi 1 orang penyanyi

pemula yang ia didik sampai mahir hingga lengkap menjadi 9 personil seperti

sekarang.

Dalam melakukan perekrutan personil, ucap Nurdin, ia tidak sembarangan

sehingga Nurdin betul-betul mempelajari jiwa para anggotanya. Kata beliau,

"Saya lebih suka orang yang kemampuannya biasa-biasa saja atau tidak bisa

ketimbang yang sudah mahir.” Awal berdiri, orkes Melayu yang didirikannya

masih fokus pertunjukan di Medan saja. Namun setelah 2 tahun, barulah grup

musik ini menunjukkan “taringnya” dengan banyak melakukan pertunjukan di

beberapa provinsi di Indonesia.

Untuk daerah Sumatera, sebut Nurdin, mereka sudah menjelajahi Langkat,

Stabat, dan lainnya. Dari Provinsi Aceh, orkes Melayu ini sudah singgah ke Kuala

Simpang, Nagan Raya, Aceh Singkil, Subulussalam, Tapak Tuan, serta daerah

lainnya. Selain Medan, Aceh merupakan daerah yang paling sering kami

kunjungi. Dalam sebulan bisa 2 sampai 3 kali manggung di hari-hari biasa.

Page 63: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

63

Gambar 3.1: Nurdin Wahyudi dan Istri (Rabiatul Adawiyah) (Pendiri dan Pimpinan Al-Aulia Rentak Melayu)

Nurdin mengatakan dalam membangun orkes Melayu yang telah 15 tahun

berdiri ini bukanlah hal yang mudah, karena memerlukan perjuangan yang cukup

panjang . Ia mengisahkan, ketika orkes Melayu ini pertama kali manggung mereka

harus dihadapkan pada keadaan serba kekurangan. Kendala yang dirasakan ketika

itu dalam hal kostum. "Kami serba tidak ada, baju seragam saja tidak punya,"

kenang Nurdin. Kendati begitu, semangat untuk membangun terus membara

dalam hatinya. Ia terus optimistis bahwa usahannya akan berhasil dan setiap

keberhasilan selalu berawal dari tantangan serta kepahitan. Sehingga ia rela

menyewa baju dengan uangnya sendiri tanpa memotong honor anggotanya. Jadi,

dalam hal ini, Nurdin tidak mengorbankan personil melainkan dirinya sendiri

untuk melengkapi kostum para anggotanya agar performance mereka terlihat baik

di panggung. Diceritakannya, ketika itu, bayaran yang mereka terima terbilang

Page 64: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

64

minim sebesar 1 juta rupiah saja. Dari uang 1 juta rupiah itu harus dibagi untuk

honor 6 personilnya dan membayar sewa baju sebanyak 2 stel untuk tiap personil.

Otomatis, Nurdin harus rela tidak mendapat honor karena uang yang

diterimannya terpaksa harus membayar baju seragam yang telah digunakan oleh

anggotanya tersebut. Bahkan, ia pernah menggadaikan emas milik istrinya untuk

menyewa baju seragam. Kejadian ini berlangsung secara bervariasi selama 2

tahun. Untuk bayaran yang mereka terima, sebut Nurdin, mulai dari 1 juta rupiah

sampai 4 juta rupiah sekarang ini. Memang Nurdin tidak pernah mematok bayaran

yang cukup mahal.

Namun, usaha Nurdin akhirnya berbuah manis, di tahun 2004, orkes

Melayu bentukannya ini mulai dikenal orang. Nurdin menjelaskan, agar cepat

dikenal, ia melakukan berbagai usaha dan upaya mulai dari mencetak kartu nama

dalam jumlah banyak, membuat nomor handphone (HP) di buku lagu, membuat

blog pribadi dengan nama alauliarentakmelayu.blogspot.com yang sekarang

sudah dilihat sebanyak 7000 orang, membuat facebook dengan sahabat yang

berbeda, dan mencantumkan nomor HP dan nama grupnya di mobil pick up yang

biasa membawa mereka kemana-mana. Bahkan, aku Nurdin, ia juga

mengumpulkan nama dan nomor HP dari setiap orang yang menghubunginya

untuk dikirim pesan berisi nama grup dan nomor kontak grup mereka sebagai

ajang perkenalan grup melalui internet.

Eksistensi grup musik Al-Aulia Rentak Melayu hingga saat ini

menjadikannya sebagai salah satu grup musik yang terkenal di Sumatera Utara

khususnya di Kota Medan beralamat di Jalan Pertahanan-Patumbak, Kompleks

Villa Permata Indah. Grup ini menampilkan dalam khazanah spesial irama

Page 65: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

65

Melayu dan padang pasir, Arabian. Dalam perkembangannya saat ini, untuk

menjawab tantangan pasar grup ini menampilkan:

1. Sajian musik, pantun, dan tari Melayu,

2. Lagu dan musik berirama padang pasir,

3. Lagu dan musik multi etnik (Tapanuli Selatan, Ranah Minang, Jawa, Batak

dan lainnya),

4. Lagu dangdut dan pop, baik pop nostalgia maupun pop masa kini.

5. Lagu mancanegara misalnya lagu Jepang, China, Barat, walau tidak spesial.

Gambar 3.2: Suasana Latihan pada Sekretariat Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu, beralamat

di jalan Pertahanan-Patumbak Kompleks Vila Permata Indah , Blok D 18/19 (Dekat Jembatan Layang Amplas-Patumbak), Telefon: 0813 7099 7022

Page 66: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

66

3.2 Alat-alat Musik Grup Al-Aulia Rentak Melayu

Fenomena perkembangan alat musik yang terjadi pada saat sekarang

adalah hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dimana sebuah

pagelaran musik tidak perlu mempergunakan banyak pemain musik serta banyak

alat musik, namun diiringi dengan satu alat musik dapat menghasilkan suara dari

alat musik yang lain. Alat musik itu disebut dengan keyboard yang amatlah

sederhana dan murah harganya, pemain dari keyboard tersebut cukup satu orang

sudah bisa mengoperasikan atau memainkan sebuah musik sesuai dengan

kehendak dan selera masing-masing

Musik adalah satu cabang kesenian yang disajikan melalui dimensi nada

dan ritme, baik itu untuk hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati

secara bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri

atau juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang bersifat

tradisional dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi orang lain. Namun

belakangan sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk

pertunjukan musik.

Page 67: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

67

Gambar 3.3: Alat-alat Musik Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu (Gendang Ronggeng, Akordion, Keyboard, dan Biola)

3.3 Susunan Personil Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu

Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu saat ini digaungi oleh 9 Personil,

yaitu sebagai berikut.

1. Nurdin Wahyudi, S.Sos., sebagai pimpinan dan sekaligus keyboardist. Beliau

adalah alumni FISIP UISU Medan, fakultas Ilmu Sosial dan Politik, sekarang

sedang menggeluti Production House dan Event Organizer, sekarang ia

membangun jaringan dengan mendirikan Komunitas Melayu Sumatera Utara,

dan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Budaya Melayu dan Budaya

Islam Indonesia.

2. Rabiatul Adawiyah S.PdI biasa disapa Cek Awi sebagai vokalis lagu-lagu

Melayu padang pasir dan lagu lainnya “All Round,” baik lagu Tapsel, Batak,

Page 68: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

68

Dangdut dan sebagainya. Beliau juga pernah menjuarai Festival Nasyid

tingkat Propinsi Sumatera Utara di Madina sebagai Juara I , Cek Awi ini juga

fasih berbahasa Arab dan Membaca Al Qur’an.

3. Budi adalah sebagai pemain acordion atau juga pemusik all round.

4. Safrizal AR, S.S. sebagai vokalis lagu-lagu Melayu.

5. Subuh Safi’i sebagai vokalis semua genre lagu. Beliau juga selain sebagai

penyanyi, pernah sebagai juara satu dalam festival dongeng di Tanjung Balai

Asahan, Sumatera Utara.

6. Putri Rizkya Nina, pernah sebagai juara pertama Festival Lagu Melayu dan

Dangdut di Kota Medan.

7. Muhammad Jamil adalah pemain biola, yang sudah sering keliling dunia

karena menggesek biola terutama Malaysia dan Brunei Darussalam.

8. Bahriunsyam sebagai pemain gendang pak pung (istilah lain dari gendang

ronggeng), tipung, atau marawis. Beliau ahli juga di dalam bidang tarian

khususnya sebagai penari dan koreografer.

9. Ridho Fahrezy adalah sebagai keyboardist dan pemain akordion (yang dalam

grup ini berada dalam posisi asisten Nurdin Wahyudi, S.Sos.).

3.4 Sistem Pengelolaan Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu

Sistem pengelolaan Grup Musik Al-Aulia rentak Melayu ini menurut

penulis dapat digolongkan sebagai organisasi musik yang berdasarkan tradisi.

Yang dimaksud dengan tradisional dalam skripsi ini adalah sebuah gagasan,

kegiatan, atau benda-benda yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya secara teratur mengikuti norma-norma yang terjadi di dalam

Page 69: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

69

masyarakat itu. Tradisi ini erat kaitannya dengan budaya sebuah masyarakat atau

sebuah kelompok etnik tertentu. Misalnya tradisi mangupa-upa pada masyarakat

Mandailing, yaitu upacara menyambut seseorang yang baru ditimpa kemalangan

atau mendapatkan rezeki yang baik, atau untuk mendoakan keselamatan, dan

lainnya. Seni tradisional yang dimakud dalam tulisan ini adalah seni yang

didukung masyarakat tradisi, dan berfungsi secara sosial selama bertahun-tahun.

Menurut Takari (2008), manajemen seni yang dilakukan masyarakat di

Nusantara ini [termasuk Melayu] secara tradisional adalah sebagai berikut. (a)

Berkesenian bukan profesi utama tetapi kerja sampingan atau sambilan.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, setiap organisasi harus memilili tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian tujuan ini bisa dicapai

dengan menggunakan sistem manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian,

staffing, actuating, pengawasan. Hal yang paling mendasar, biasanya organisasi

kesenian tradisi di Nusantara, menetukan tujuan utamanya bukan sebagai

organisasi bisnis, hanya sekedar meneruskan tradisi yang telah ada dengan istilah

melestarikan atau mengembangkannya. Jarang ditemukan sebuah organisasi seni

sebagai organisasi bisnis dan keutamaan pada profesionalisme, layaknya sebuah

perusahaan waralaba. Dengan tujuan sebagai kelompok yang mengusung kesenian

sebagai kerja sambilan, maka manajemennya pun ditangani secara “sambilan”

pula. Tujuan tidak akan diraih atau diusahakan untuk berhasil dengan sebaik-

baiknya. Waktu yang diluangkan untuk kegiatan berkesenian juga adalah waktu

sambilan, di luar kerja utama profesi seseorang seniman.

Walau demikian, ada sebahagian kecil seniman profesional dalam

masyarakat tradisional, yang keseluruhan waktu dan hidupnya digunakan untuk

Page 70: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

70

berkarir di bidang-bidang seni. Dalam konteks Sumatera Utara misalnya, ada

Datuk Ahmad Fauzi yang bekerja sebagai seniman musik Melayu yang bekerja di

bidang seni musik Melayu. Berdasarkan penjelasannya kepada penulis, ia dapat

hidup dan menghidupi keluarganya memang benar-benar penuh dari bidang seni

musik tradisi Melayu. Kerja utamanya adalah seniman, dan kerja sambilannya

adalah dosen. Demikian pula yang terjadi di dalam grup Al-Aulia Rentak

Melayu. Di antara pemusiknya ada yang memang sangat bergantung ekonominya

sebagai seniman musik Melayu, tetapi sebahagian ada yang menjadikan kinerja di

dalam music tiup ini sebagai kerja sambilan saja.

(b) Menonjolkan pimpinan yang biasanya juga sebagai seniman utama

dan pendukung dana utama organisasinya. Sebagaimana masyarakat yang hidup

dalam kebudayaan agraris, pola hubungan antara anggota masyarakat adalah

hubungan yang sangat menonjolkan pimpinan. Bahkan adakalanya pimpinan

memiliki sifat-sifat indivdualis yang hanya mementingkan kepentingannya.

Dalam sistem sosial masyarakat yang demikian, maka kontinuitas kelompoknya

sangat tergantung pada pimpinan. Sangat bersyukurlah apabila pimpinan

masyarakat itu memiliki sikap yang baik dan mampu mengayomi masyarakat

yang dipimpinnya. Di lain sisi, akan sengsaralah masyarakat yang dipimpin oleh

pimpinan yang egosentris.

Karena menumpuknya kekuasaan pada seorang pemimpin ini, sistem dan

norma sosial pun bisa ia rubah dan akibatnya akan diteruskan oleh genrasi

berikutnya. Demikian juga dalam manajemen seni secara tradisional di Nusantara

ini, umumnya kekuasaan dan pengarahan tertumpu pada seorang pimpinan.

Pengawasan (controlling) biasanya tak berjalan efektif dalam pola sosial

Page 71: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

71

masyarakat tradisional. Pengawasan bisa dianggap sebagai menjatuhkan

kekuasaan pimpinan kesenian. Organisasi biasanya dilakukan atas dasar kehendak

pimpinan. Ia akan merekrut seniman dan kru seni sesuai dengan keinginannya.

Namun demikian, dalam beberapa kelompok masyarakat atau etnik, ada

juga sistem musyawarah untuk mufakat, termasuk dalam organisasi kesenian.

Dalam kedudukan demikian, maka sistem sosial kesenian menjadi hidup dan

berperan, bukan menonjolkan peran pemimpin.

Secara mendasar, manajemen seni di Nusantara ini memang menonjolkan

peran sosial dan budaya pimpinannya. Hal ini bisa dibuktikan, jika seorang

pimpinan organisasi kesenian yang punya kekuatan manajerial kuat, dan ia tidak

mewariskan pada generasi selanjutnya, maka akan mati pula kelompok kesenian

yang dipimpinnya ini. Atau pun kalau ada yang meneruskan dengan mengikuti

pola yang sama, tetapi dengan kapasistas yang kurang, maka terjadi degradasi

sosial dalam kelompok kesenian ini.

Agak berbeda dengan kepemimpinan tradisional, pada Kelompok Aulia

Rentak Melayu, meski wewenang utama ada pada pemimpinnya yaitu Nurdin

Wahyudi, S.Sos., namun beliau membagi kewenangannya dengan para anggota

lain.

(c) Pembagian honorarium yang agak bersifat rahasia, dan biasanya

dicarikan kata-kata yang “manis” seperti “uang pupur,” “uang lelah,” dan

sejenisnya. Ciri manajemen seni secara tradisional di Nusantara ini, adalah

pembagian hasil jerih payah bersama, kurang menghargai peran integral

keseluruhan pelaku seni (seniman, kru, dan pihak pimpinan). Biasanya

honorarium sangat ditentukan oleh seorang pimpinan saja. Ada juga pimpinan

Page 72: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

72

yang mengambil homor 50 persen lebih untuk dirinya pribadi, dan selebihnya

untuk pekerja seni. Akibatnya biasanya adalah munculnya perasaan tidak senang

di antara para pekerja seni yang dipimpinnya. Atau ada juga yang dengan ikhlas

menerimanya, terutama seniman-seniman yang baru direkrut. Agar uang hasil

kerja bersama ini dapat diambil sebesar-besamya oleh pimpinan kesenian, maka

istilah yang digunakan pun bukan dengan istilah profesionalisme, seperti gaji atau

honor kerja, dan sejenisnya—tetapi cenderung menggunakan kata-kata yang

bemosi kerja yang dilakukan sebagai kerja sampingan, seperti uang pupur (uang

bedak), uang lelah, uang rokok, uang terima kasih, uang jalan, dan sejenisnya.

Keadaan seperti ini, sering terjadi dalam kelompok-kelompok kesenian tradisional

di Nusantara ini.

Namun demikian, ada juga sebahagian kecil kelompok seni tradisional

yang membagikan honorarium hasil kerja bersama yang memperhatikan aspek

peran, kemanusiaan, keseimbangan, terhadap masing-masing individu di dalam

kelompok organisasi keseniannya. Sebagian lagi bahkan telah mengadopsi sistem

manajemen Eropa yang melakukan sistem kontrak dan pembayaran dengan

melibatkan notariat dalam mengurusnya. Tujuan utama kelompok ini adalah

menjaga seacra yuridis pendapatan-pendapat yang diperoleh agar kelompok ini

berkelanjutan dan tak ada masalah dengan pendapat yng diperoleh oleh masing-

masing individu dalam organisasi tersebut.

Untuk uraian poin ini, kelompok music Melayu yang disebut Al-Aulia

Rentak Melayu ini menggunakan kata-kata yang tegas sebagai hak para pemain

dalam berprofesi sebagai pemusik. Mereka menggunakan kata gaji (sebagaimana

layaknya buruh di perusahaan) atau kadangkala menggunakan istilah honorarium.

Page 73: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

73

(d) Pembagian tugas tidak begitu spesifik. Ciri lainnya manajemen

kelompok seni tradisional adalah tugas tumpang tindih setiap orang dalam

organisasi tersebut. Jarang seorang pemain hanya memainkan satu jenis tari atau

musik atau peran teater. Sebagian besar seniman biasanya harus melakukan

berbagai kerja di dalam organisasi kesenian. Kadang sebagai seniman, ia juga

harus mengangkat alat musik, sound system, tata lampu, properti tari, sebelum dan

setelah pertunjukan. Bahkan ironisnya, seniman-seniman yang berusia relatif tua

ikut mengangkat alat musik gordang yang besar dan berat. Ini biasa terjadi dalam

kelompok kesenian tradisional. Pembagian kerja yang tidak spesifik ini biasanya

akan pula mengurangi tanggung jawab dan tugas khususnya. Katakanlah jika

terjadi hilangnya alat musik atau properti tari, maka para seniman saling

melepaskan tanggung jawab, mereka tidak tahu ke mana alat musik dan properti

tari yang hilang. Mereka hanya menduga-duga atau bahkan saling tuduh

menuduh. Pembagian tugas yang tidak spesifik atau tugas ganda ini, biasanya

akan mengakibatkan pula waktu dan tenaga tidak terkonsentrasi ke arah

profesionalisme permainan dan pembayaran honorarium. Biasanya pendekatan

semacam ini, berdasar kepada asumsi mereka adalah keluarga besar, tanggung

jawab dipikul bersama-sama. Kerja pun harus dikerjakan bersama-sama dalam

sistem gotong royong, dan seterusnya. Dengan cara kerja seperti ini, biasanya

para seniman muda dan yang berjenis kelamin laki-laki yang diutamakan untuk

bekerja ekstra keras, dengan alasan tenaganya masih kuat, masih muda, dan masih

jauh masanya berkarir di bidang seni. Demikian pula yang terjadi di dalam

kelompok musik Al-Aulia Rentak melayu, mereka memainkan peran yang tidak

spesifik, ada yang sifatnya all round namun ada pula karena keterbatasannya

Page 74: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

74

sebagai seniman hanya memilih salah satu peran saja, misalnya alat musik tertentu

atau penyanyi saja.

(d) Organisasi kesenian tradisional jarang yang dibentuk dengan

mendasarkan pada aspek yuridis. Artinya sebuah organisasi kesenian biasanya

dibentuk hanya berdasarkan musyawarah mufakat untuk kelestarian budaya

semata. Mereka memang memiliki motivasi yang kuat untuk melestarikan

kesenian tradisionalnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, jika terjadi

masalah-masalah di antara mereka, sebahagian memang bisa dipecahkan secara

adat dan musyawarah. Namun jika telah masuk ke wilayah masalah hukum,

seperti plagiarisme, bajakan produksi, pengakuan hal cipta dan sejenisnya, maka

permasalahan ini selalu tidak bisa diselesaikan secara adat. Maka perlu

diselesaikan secara hukum. Untuk itu, supaya kuat, maka sebaiknya setiap

organisasi kesenian didirikan atas dasar yuridis. Karena dengan demikian, maka

segala macam permasalahan yang mencakup aspek hukum dapat diselesaikan

mengikut norma-norma hukum, dan akhimya akan memberikan keadilan bagi

sebagian seniman atau pekerja seni. tidak memakai hukum rimba, yaitu siapa yang

kuat mengalahkan yang lemah. Pengertian kuat di sini juga bermacam-macam.

Bisa kekuatan politis, ekonomis, dan lainnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka sudah banyak pula sekarang

ini organisasi-organisasi kesenian tradisional yang didirikan berdasarkan aspek

yuridis, dan biasanya tertulis dalam bentuk akte notaris. Contoh organisasi

kesenian seperti ini adalah Sri Indra Ratu di Kesultanan Deli, Sinar Budaya Grup

yang awalnya diketuai olehTengku Luckman Sinar, Lembaga Studi Tari Patria

Page 75: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

75

yang berpusat di Tanjungmorawa, Deli Serdang, pimpinan H. Jose Rizal Firdaus,

S.H., dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dalam kasus kelompok musik Al-Aulia Rentak Melayu, mereka

mendaftarkannya kepada notariat, dengan tumpuan pada dasar yuridis formal atau

hukum positif dalam membentuk organisasinya. Mereka juga selain dalam bentuk

formal selalu memutuskan perkara berdasarkan musyawarah bersama, dan

sifatnya adalah lisan, namun diingat di dalam memori mereka masing-masing

sebagai penyanggah grup musik ini.

(e) Perekrutan seniman sifatnya “cabutan.” Dalam rangka penentuan

sumber daya manusia atau staffing, banyak kelompok seniman tradisional

Nusantara, yang membentuknya berdasarkan, seniman-seniman “cabutan.”

Maksud seniman cabutan dalam tanda kutip ini, adalah seniman dari kelompok

lain atau seniman yang tak terikat oleh kelompok disatu-satukan untuk memenuhi

permintaan kesenian dalam satu atau beberapa kali pertunjukan. Pemakaian

seniman cabutan ini, adalah fenomena yang umum terjadi di Sumatera Utara

misalnya. Alasan melakukan ini adalah, banyak seniman ingin menambah

penghasilan keuangannya melalui banyaknya pertunjukan. Ia tak mau terikat

hanya dalam satu organisasi kesenian saja. Karena jarang sekali ada sebuah

organisasi kesenian yang membayar gaji seniman setiap bulan dengan jumlah

tertentu sebagaimana layaknya tenaga kerja. Apalagi jika dikaitkan dengan upah

minimum regional. Oleh karena itu, sebagian besar seniman di Sumatera Utara

misalnya adalah seniman cabutan, yang bisa main dengan organisasi seni di luar

organisasi utamanya.

Page 76: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

76

Ke masa depan tentu saja sistem seperti ini perlu dikurangi dan perlu

diimbangi dengan sistem kerja hanya untuk satu organisasi seni semata dan

dibayar gaji pokoknya oleh sebuah oraganisasi seni dengan sistem kontrak.

Tujuannya agar seniman lebih profesional, dapat main dan menciptakan seni

dengan tenang, terarah, terpadu, dan tidak lagi pusing memikirkan income per

capitanya setiap bulan. Paling tidak organisasi kesenian harus bisa melakukan

kegiatan seperti layaknya organisasi sebuah pabrik sepatu atau pabrik ban mobil

misalnya.

Dalam kasus organisasi kelompok musik Al-Aulia Rentak Melayu ini para

pemainnya adalah bersifat tetap, memiliki gaji yang tetap yang besarannya

dimusyawarahkan bersama, dan menjadi keputusan bersama. Dengan demikian,

mereka dapat fokus melakukan fungsinya sebagai anggota kelompok musik ini,

tidak bercabang-cabang.

(f) Asas keluarga dan kekeluargaan. Sistem manajemen ini banyak

diterapkan oleh organisasi-organisasi kesenian di Nusantara. Sistem manajemen

ini memang ada kelebihannya di satu pihak, yaitu para anggotanya merasa

sebagai satu keluarga besar, yang terikat hubungan kekerabatan dan darah,

sehingga masalah yang timbul dengan mudah dapat dipecahkan dengan landasan

mereka satu keluarga yang sesungguhnya baik di bidang kesenian maupun

kekerabatan. Di sisi lain, sistem ini agak kurang demokratis. Artinya bakat-bakat

seniman yang handal di luar keluarga, agak sulit untuk masuk ke dalam organisasi

seni tersebut. Kualitas sumber daya manusia dan produksi seni dalam organisasi

seperti ini hanya menjadi nomor sekian saja. Selain itu, karena berdasar kepada

keluarga dan kekeluargaan, maka pengembangan yang ekstensif kurang

Page 77: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

77

diperhatikan. Misalkan saja sejak zaman dahulu, mereka mewarisi kesenian

istana Melayu, maka sampai sekarang pun mereka akan memproduksi kesenian

yang sama. Untuk membuka diri memproduksi seni rakyat atau etnik lain agak

kurang, karena pembatasan sumber daya manusia seni tadi. Tentu mereka akan

enggan memakai seniman etnik Nias misalnya. Ataupun kalau dipakai sifatnya

bukan sebagai anggota tetap hanya sebagai pemain cabutan. Atau seniman Nias

ini hanya melatih dan kemudian mereka yang mengambilalih persembahan

kesenian Nias tadi. Itu banyak terjadi di kawasan Nusantara.

Berbeda dengan cirri kelompok kesenian tradisional seperti diurai di atas,

maka kelompok musik Al-Aulia Rentak Melayu dalam perekrutan anggota-

anggotanya adalah berdasarkan atas asas proses. Artinya pemipin kelompok ini

lebih suka mendidik seniman yang belum jadi dan moralnya baik, ketimbang

memilih seniman yang sudah jadi dan terkenal namun moralnya diragukan. Proses

menjadi dan berkembang secara bersama inilah yang dijadikan dasar perekrutan

anggota, bukan berdasarkan atas asas keluarga dan kekeluargaan.

(g) Sangat erat dengan ritual masyarakat. Produksi seni tradisional,

umumnya sangat erat dengan ritual-ritual yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam

keadaan sedemikian, uang bukanlah aspek terpenting, bahkan kadang seniman

berbuat bukan dimotivasi oleh uang tetapi dimotivasi oleh sistem religinya.

Kegiatan yang dilakukannya benar-benar sebagai bagian dari ibadahnya kepada

Tuhan. Ia melakukan dan mempraktikkan seni untuk Tuhan bukan untuk

ekonominya. Banyak peristiwa seni di Nusantara yang mengabsahkan gabaran ini.

Misalnya dalam masyarakat Islam di Sumatera Utara, para seniman penyanyi

(pembaca) barzanji dan marhaban, yaitu satu genre seni vokal yang memuji-muji

Page 78: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

78

abi Muhammad dalam bentuk syair berbahasa Arab, yang biasanya digunakn

untuk mengiringi uoacara perkawinan, sunatan, atau menyambut bayi lahir. Setiap

seniman tidak mengharapkan uang lelah atau uang honorarium. Mereka biasanya

tidak akan keberatan jika hanya diberi pulut kuning atau bunga telur, sebagai

balasan dari yang empunya acara. Tetapi mereka pun tidak akan menolak bila

diberi amplop yang berisi uang, katakanlah mereka menerima Rp 10.000 setiap

orangnya. Para seniman ini merasa mereka membantu sesama muslim dan

perbuatan mereka adalah ibadah langsung kepada Allah dan ibadah sosial kepada

sesama manusia.

Keadaan seperti ini merupakan ciri utama dalam masyarakat Timur yang

religius. Jadi manajemen di bidang seperti ini yang perlu diatur adalah bagaimana

menggerakkan sumber daya manusia yang ada untuk menjadi bagian dari

pertunjukan upacara atau pertunjukan budaya. Sekali lagi uang atau honor

berkesenian bukan yang utama di sini. Yang berperan adalah konsep-konsep dan

aktivitas religius, yang memotivasi setiap orang dan seniman untuk melakukan

menurut fungsi individunya dalam konteks masyarakat luas, yang memiliki cita-

cita dan tujuan bersama.

Sesuai dengan uraian Takari di atas, maka dalam kasus kelompok music

atau grup Al-Aulia Rentak Melayu, aspek ibadah adalah yang utama dalam

kelompok ini, artinya yang mereka pertunjukan adalah bagian dari ibadah kepada

sesama manusia, hablum minannas. Honorarium adalah bagian dari tujuan

silaturrahmi ini. Jadi aspek ibadah dan ekonomi dalam grup-grup ini berjalan

dengan seiring dan saling menguatkan, tidak hanya didominasi oleh aspek ibadah

saja, sehingga mereka ikhlas jika tidak diberi honor.

Page 79: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

79

(h) Ikut berperannya pemerintah daerah. Dalam rangka melestarikan seni

budaya tradisional, maka pemerintah Republik Indonesia, mencanangkan perlunya

pembinaan, pelestarian, pemungsian kesenian tradisional terutama untuk

pariwisata dalam kehidupan masyarakat pendukungnya, maka pihak pemerintah

ikut serta mengarahkan atau memanajemeni seni-seni tradisional seluruh

Indonesia. Tak jarang pemerintahan di tingkat kecamatan atau kabupaten

memiliki sanggar kesenian daerahnya. Biasanya didukung pula oleh isteri camat

atau gubernur, dan tentu saja tak segan-segan mengucurkan dana untuk bidang

kesenian daerah ini. Itu semua dilakukan untuk berbagai tujuan. Bisa tujuan

politis, popularitas, atau memang juga dengan ikhlas ingin mengembangkan

kebudayan daerahnya, karena ia menjadi orang nomor satu di daerah yang

dipimpinnya tersebut.

Di Sumatera Utara misalnya, di masa kepemimpinan Gubemur Tengku

Rizal Nurdin, ia membentuk kesenian gubernuran yang langsung diketuai oleh

isterinya. Grup kesenian ini bemama Cindai. Beberapa seniman, kemudian

dimasukkannya menjadi pegawai negeri sipil. Beberapa persembahan dilakukan di

Sumatera Utara dan manca negara. Satu sisi berkembang dan bertambahlah

organisasi kesenian di Sumatera Utara. Di sisi lainnya, timbullah “kecemburuan”

organisasi seni lainnya, yang merasa kurang diperhatikan.

Dalam kasus grup Al-Aulia Rentak Melayu ini, maka campur tangan

pemerintah tidak begitu tampak di sini, kecuali oleh pihak keamanan. Setiap akan

tampil pastilah pihak penyelenggara pesta melaporkannya kepada pihak keamanan

setempat agar upacara tersebut berjalan dengan tertib, tenang, dan tak ada

keributan.Untuk berjalannya organisasi music Melayu ini, mereka mengaku

Page 80: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

80

tidak ada dana yang mereka peroleh dari pemerintah. Demikian uraian mengenai

pola-pola organisasi grup musik Al-Aulia Rentak Melayu.

Page 81: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

81

BAB IV DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK GRUP AL-AULIA

RENTAK MELAYU DALAM KONTEKS HIBURAN

4.1 Deskripsi Umum Pertunjukan Musik

Musik adalah satu cabang kesenian yang disajikan melalui dimensi nada dan

ritme, baik itu untuk hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara

bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau

juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang bersifat tradisional

dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi orang lain. Namun belakangan

sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk pertunjukan musik.

Dalam kaitannya dengan pertunjukan grup musik Al-Aulia Rentak Melayu,

secara umum dibagi dua. Yang pertama adalah mereka tampil di acara-acara

memeriahkan upacara pernikahan, yang bisa saja dilakukan di pentas di depan

rumah mempelai wanita atau pria, atau juga di gedung-gedung tempat upacara

persemian pernikahan, hotel-hotel, dan lain-lainnya. Yang kedua, mereka tampil

dalam acara di luar peresmian pernikahan, seperti festival, hiburan, menyambut

tetamu, meresmikan gedung baru, dan lain-lainnya.

Berikut ini adalah visual dari pertunjukan Grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu di acara-acara pernikahan di Kota Medan, yang penulis rekam dalam

rentang waktu 2015 sampai 2016 ini.

Page 82: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

82

Gambar 4.1: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Peresmian

Perkawinan di Medan Sunggal (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.2: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Peresmian

Perkawinan di Medan Maimun (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Page 83: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

83

Gambar 4.3: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Peresmian

Perkawinan di Medan Bersama Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia,

Dato’ Seri Syamsul Arifin, S.E. (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Berikut ini adalah contoh tampilan visual pertunjukan Grup Musik Al-Aulia

Rentak Melayu di berbagai lembaga dan instansi pemerintahan.

Gambar 4.4: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara

Penghormatan Pejabat di Medan (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Page 84: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

84

Gambar 4.5: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Adat

Melayu Deli di Istana Maimun Kesultanan Deli di Kota Medan

(sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.6: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Adat

Melayu Deli di Istana Maimun Kesultanan Deli di Kota Medan

(sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Page 85: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

85

Berikut ini adalah salah satu tampilan gambar ketika Grup Musik Al-Aulia

Rentak Melayu tayang di berbagai media televisi.

Gambar 4.7: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Hiburan

di i-News Televisi (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.8: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Hiburan di Net.TV

(sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Page 86: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

86

Gambar 4.9: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Hiburan

di Net.TV (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.10: Pertunjukan dalam Salah Satu Acara Hiburan

di TVRI Stasiun Medan (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Page 87: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

87

4.2 Skenografi Musik

Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu dalam mengelola atau menata

musiknya dilakukan secara mandiri tanpa menggunakan skenografi musik, yang

disusun sebelumnya secara tertib dan tertulis. Biasanya skenografinya adalah

pertunjukan selayaknya pertunjukan music Melayu, yang setiap bagian terdiri dari

pasangan lagu, yaitu lagu bertempo lambat ke cepat. Dengan kata lain penataan

musik grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu ditata sendiri yang disesuaikan dengan

perkembangan musik dan selera konsumen yang menggunakan jasa grup ini

terutama dalam konteks hiburan musik-musik melayu maupun musik-musik non

Melayu seperti musik dangdut, pop dan musik etnik lainnya.

4.3 Tata Cahaya

Penataan cahaya dalam kegiatan pertunjukan musik oleh grup Musik Al-

Aulia Rentak Melayu disesuaikan dengan permintaan konsumen disesuaikan

dengan tema pertunjukan baik itu dalam acara-acara pernikahan, khitanan, dan lain

sebagainya. Tata cahaya dibutuhkan ketika penampilan dilakukan di malam hari

atau di dalam gedung tertutup. Dalam hal yang sedemikian rupa, maka pihak grup

ini biasanya bekerjasama dengan pihak lighting dan juga sound system pertunjukan

di mana itu dilakukan. Dalam hal ini Grup Al-Aulia Rentak Melayu masih belum

memiliki peralatan tata cahaya dan tata bunyi dalam konteks pementasan music

yang mereka lakukan.

Page 88: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

88

4.4 Properti Panggung

Properti panggung yang digunakan oleh grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu juga biasanya dikemas sesuai dengan pesanan atau keinginan yang punya

hajatan sesuai dengan tema yang ingin ditampilkan. Properti panggung bisa berupa

perhiasan di panggung seperti bunga hias, back ground visual panggung, spanduk,

tirai, dan hal-hal sejenis. Biasanya properti panggung ini dibicarakan dengan para

pendekor pentas di suatu acara yang diisi oleh Al-Aulia Rentak Melayu. Menurut

penulis, yang paling jelas adalah alat-alat musik ini juga berfungsi sebagai property

panggung, berupa: satu gendang ronggeng, satu keyboard (sebagai alat music

utama), satu biola, dan satu akordion, bila perlu ditambah lagi. Yang tidak pernah

dilupakan adalah meletakkan nama grup, alamat, dan nomor handphone grup di

depan keyboard dan juga stand untuk teks lagu di depan panggung.

4.5 Kostum

Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu dalam menyajikan pertunjukan

musiknya menggunakan beraneka kostum yang disesuaikan tema yang ditampilkan.

Menurut penilitian penulis, hampir semua pakaian atau busana kelompok musik

Melayu ini adalah berkarakter pakaian tradisi Melayu.

Untuk pakaian pemusik dan penyanyi laki-laki menggunakan tutup kepala

peci atau destar, kemudian bajunya baju Melayu kecak musang, ditambah celana

yang sewarna dengan pakaian atas, ditambah kain sesamping yang terbuat dari

songket, dan juga sandal khas Melayu atau terkadang menggunakan sepatu warna

hitam. Jadi sangat menyimbolkan budaya Melayu, pakaian yang mereka kenakan.

Page 89: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

89

Selanjutnya pakaian penyanyi perempuan juga adalah pakaian tradisi

Melayu berupa baju kurung, dan menggunakan penutup kepala, disertai kain, dan

kasut atau sepatu, yang warnanya seirama. Kadangkala mereka juga memakai kain

songket dan selendanagnya. Yang jelas busana mereka mengacu kepada busana

adat Melayu yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam, melaui syariatnya.

Menurut penjelasan pimpinan grup ini, yaitu Nurdin Wahyudi, S.Sos., pakaian yang

mengikuti syariat Islam adalah: tidak tipis dan transparan, tidak ketat, dan menutup

aurat seperti yang diajarkan agama Islam.

Berbagai aneka kostum yang menjadi ciri khas Grup Musik Al-Aulia

Rentak Melayu didominasi oleh warna-warna cerah antara lain seperti yang dapat

dilihat melalui gambar-gambar berikut ini.

Gambar 4.11: Kostum Tradisi Melayu Berwarna Maron dan

Kain Samping Abu-abu (sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Page 90: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

90

Gambar 4.12: Kostum Tradisi Melayu untuk Pertunjukan

Berwarna Kuning Muda (untuk Perempuan) dan Hijau Pucuk Pisang (untuk Laki-laki)

(sumber: rekproduksi dari dokumentasi Nurdin Wahyudi oleh Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.13:

Kostum Tradisi Melayu untuk Pertunjukan Berwarna Biru Muda (Langit)

(sumber: rekproduksi dari dokumentasi Nurdin Wahyudi oleh Fajri Muhardi, 2016)

Page 91: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

91

Gambar 4.14: Kostum Tradisi Melayu untuk Pertunjukan Berwarna Kombinasi Kuning dan Maron

(sumber: reproduksi dari dokumentasi Nurdin Wahyudi oleh Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.15:

Kostum Busana Arab untuk Pertunjukan Berwarna Putih dan Hitam untuk Mendukung Tampilan Kesenian Padang Pasir

(sumber: reproduksi dari dokumentasi Nurdin Wahyudi oleh Fajri Muhardi, 2016)

Page 92: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

92

Gambar 4.16:

Kostum Tradisi Melayu untuk Pertunjukan Berwarna Biru Dongker

(sumber: dokumentasi Fajri Muhardi, 2016)

Gambar 4.17: Kostum Perpaduan Arab dan Melayu untuk Pertunjukan

Kombinasi Krem dan Hijau Tua (sumber: rekproduksi dari dokumentasi Nurdin Wahyudi oleh Fajri Muhardi, 2016)

Page 93: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

93

Gambar 4.16: Kostum Tradisi Melayu untuk Pertunjukan Berwarna Kombinasi Abu-abu dan Oranye

(sumber: rekproduksi dari dokumentasi Nurdin Wahyudi oleh Fajri Muhardi, 2016) 4.6 Proses Pertunjukan

Dalam setiap pertunjukan yang dilakukan oleh grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu diperlukan proses mulai dari tahap pembukaan, isi, dan penutup

pertunjukan. Dalam pertunjukannya, menurut penelitian penulis, maka Grup Al-

Aulia Rentak Melayu ini menggunakan struktur pertunjukan yang terdapat dalam

tradisi pertunjukan musik Melayu.

Pada tahap awal selalu dimulai apa yang disebut basmallah lagu, yang

terdiri dari lagu Gunung Sayang, Serampang Laut, dan Pulau Sari. Setelah itu

adalah pasangan-pasangan lagu Melayu dari yang bertempo lambat ke tempo cepat.

Lagu kedua ini disebut dengan pecahan. Kemudian lagu-lagu bukan Melayu bisa

juga disajikan sesuai dengan permintaan tuan rumah atau yang punya hajat. Atau

adakalanya penonton juga maju untuk menyajikan lagu kesayangannya yang tidak

dibatasi genre maupun jenisnya. Biasanya ada pula penonton yang selalu

menyanyikan lagu pop yang lagi hits di masa itu. Misalnya di tahun 2016 ini yang

lagi populer adalah lagu Maumere.

Page 94: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

94

Pada penghujung pertunjukan biasanay dinyanyikan lagu Si paku gelang,

sebagaimana yang lazim dilakukan dalam pertunjukan musik tradisi Melayu di

kawasan ini. Demikian proses pertunjukan secara umum. Namun demikian, pihak

Al-Aulia Rentak Melayu biasanya juga melakukan negosiasi dengan pihak

pengundang atau pemakai jasa mereka, apa yang harus ditampilkan. Bisa saja

mereka mengiringi tarian, baik yang disediakan yang punya hajat (tuan rumah) atau

yang diadakan oleh pihak Al-Aulia Rentak Melayu.

4.7 Fungsi Musik dan Efek Suara

Fungsi musik dalam kegiatan pertunjukan yang dilakukan oleh grup Musik

Al-Aulia Rentak Melayu pada dasarnya sebagai sarana hiburan dan penyampaian

pesan-pesan moral sebagaimana yang terkandung atau termuat dalam lirik-lirik lagu

Melayu. Dari segi efek suara, grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu menggunakan

peralatan music yang umum di dalam ensambel keyboard, yaitu terdiri

dari:keyboard, akordion, gendang melayu, dan biola. Semua peralatan ini

ditanggungjawabi oleh rodes, yang mengurus alat dan sound system. Dalam

pertunjukan ini, maka musik baik instrumentalia maupun disertai vokal tujuannya

adalah untuk menghibur hadirin. Efek suara yang dapat dimunculkan melalui

keyboard adalah untuk mendukung suasana komunikasi seni antara seniman dan

penontonnya. Misalnya suara tepukan tangan di akhir lagu, suara alam dalam lagu-

lagu tertentu, dan seterusnya.

Page 95: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

95

4.8 Tahapan Pertunjukan

Musik adalah satu cabang kesenian yang disajikan melalui dimensi nada dan

ritme, baik itu untuk hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara

bersama-sama. Hiburan itu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau

juga yang dibuat untuk orang lain. Pada awalnya hiburan yang bersifat tradisional

dibuat untuk kebutuhan sendiri dan tertutup bagi orang lain. Namun belakangan

sudah mulai dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk pertunjukan musik.

4.9 Interpretasi Pertunjukan

Pertunjukan musik yang disajikan oleh grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu

diinterpretasikan tidak saja dalam bentuk nyanyian tetapi juga dibarengi dengan

pantun dan kadang-kadang juga diiringi dengan tari-tarian Melayu sesuai dengan

permintaan yang punya hajatan.

4.10 Teks Nyanyian

Teks nyanyian atau lagu merupakan salah satu hasil karya yang dapat

menghibur penikmatnya. Penciptaan sebuah teks nyanyian membutuhkan proses

yang cukup panjang serta membutuhkan prosese pemahaman yang sangat

mendalam. Melalui proses tersebut, pecipta lagu berusaha mencurahkan semua

inspirasi yang ada di dalam benaknya. Inspirasi tersebut bisa berupa pengalaman

pribadi pengarang di masa lampau maupun pengalamn orang lain. Dari inspirasi-

inspirasi yang sudah muncul, maka terciptalah sebuah teks lagu yang berisikan

ungkapan perasaan, seperti marah, benci, cinta, sedih, dendam, dan sebagainya.

Penyair mempunyai maksud tertentu ketika menyusun baris dan bait-baitnya

Page 96: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

96

sedemikian rupa, demikian pula dengan pemakaian kata, lambang, kiasan, dan

sebagainya. Semua yang ditampilkan penyair mempunyai makna, karena kata-kata

yang dipakai oleh penyair merupakan kata-kata pilihan yang maknanya sudah

dipadatkan.

Grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu dalam menyajikan pertunjukan musik

menggunakan teks nyanyian yang sudah ada yang dikemas dalam bentuk buku

lagu-lagu Melayu maupun non Melayu. Para penyanyi/biduan Grup Musik Al-

Aulia Rentak Melayu pada umumnya sudah hafal dengan lagu-lagu khususnya

lagu-lagu Melayu yang sudah terkenal/top sehingga penggunaan teks nyanyian ini

hanya kadang-kadang digunakan. Adapun penggunaannya lebih sering

diperuntukkan bagi penonton atau orang-orang yang ingin mengumandangkan lagu

saat yang diiringi oleh personil grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu.

4.11 Penonton

Penonton merupakan bagian dari pertunjukan musik karena sebuah acara

pertun jukan musik tidak akan meriah jika tak ada penonton. Pertunjukan musik

yang ditampilkan oleh grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu dalam konteks hiburan

biasanya diselenggarakan untuk mengisi berbagai acara-acara atau hajatan seperti

pernikahan, khitanan, mengayunkan anak dan sebagainya. Dengan demikian

adapun yang menjadi penontonya adalah para undangan yang datang ke

acara/hajatan yang dihibur oleh grup ini maupun masyarakat sekitarnya yang turut

menonton pertunjukan musik yang disajikan oleh Grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu dalam suatu acara/hajatan.

Page 97: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

97

4.12 Mencatat Produksi Pertunjukan

Produksi pertunjukan dapat diartikan suatu proses pengubahan sumber daya

atau faktor-faktor produksi agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses

produksi pertunjukan musik digerakan oleh manajemen.

Mencatat produksi pertunjukan adalah merupakan bagian penting dalam

melakukan terhadap adalah kegiatan pertunjuknan musik yang dilakukan oleh

manajer grup musik Al-Aulia Rentak Melayu dalam mengupayakan agar kegiatan-

kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Adanya

pengawasan ini dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan, kesalahan-

kesalahan dan kegagalan sehingga dapat segera dicari pemecahannya. Pengawasan

produksi yang dilakukan oleh manajer grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu yaitu

dengan melihat secara langsung dari proses latihan para personel sampai dengan

pementasan dan bagaimana persiapan para personel dari segi fisik maupun mental,

kematangan materi lagu yang akan dibawakan grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu. Pengawasan sound dan alat-alat yang digunakan saat pementasan

dilakukan oleh kru, pada saat menjalankan check sound dan pada saat pementasan

berlangsung, sampai dengan pementasan tersebut selesai, dan seorang manajer juga

mengontrol kinerja kru.

Kondisi properti atau alat musik yang digunakan saat pementasan juga

diawasi oleh manajer. Kemudian dijadikan sebagai bahan untuk dibahas pada

briefing selanjutnya, apakah ada masalah atau tidak, sehingga berjalan lancar dan

menjadi lebih baik. Dengan adanya penerapan manajemen melalui kegiatan

Page 98: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

98

pencatatan produksi dengan tahapan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan yang baik tersebut menjadikan salah satu faktor yang membuat

grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu.

4.13 Tanda-tanda Pertunjukan yang Tak Teruraikan

Keberhasilan pentas atau pergelaran musik akan tercapai apabila dapat

memuaskan penonton. Jenis lagu-lagu yang disajikan, baik yang berupa nyanyian

atau instrumentalia harus enak didengar, komunikatif, dapat menggetarkan rasa,

sehingga penonton dapat ikut terhanyut di dalamnya. Selain itu, nada-nada yang

digunakan harus sesuai dan serasi atau selaras dengan komponen musik yang ada.

Perlu memerhatikan unsur melodi yang meliputi tangga nada, interval,abreviatura,

ornamentasi atau hiasan nada, unsur irama (sukat atau birama), dan unsur harmoni.

Dari hasil pengamatan penulis langsung selama mengikuti kegiatan

pertunjukan musik Melayu yang diselenggarakan oleh grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu, ternyata tanda-tanda pertunjukan yang tidak teruraikan ternyata tidak

ditemui. Pertunjukan musik oleh grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu terbukti

sangat memuaskan para penonton karena lagu karena lagu dan nada-nada yang

digunakan serasi atau selaras dengan komponen musik yang ada dan komunikasi

antar penyanyi dan pemusik terjalin dengan baik dan akrab selama berlangsung

bertunjukan.

4.14 Masalah-masalah Khusus Pertunjukan

Dalam setiap pertunjukan musik tidak terlepas dari timbulnya masalah-

masalah khusus yang menjadi kendala selama berlangsung kegiatan pertunjukan

Page 99: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

99

mulai dari tahap persiapan hingga proses pementasan. Dalam pertunjukan musik

yang dilakukan oleh grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu masalah-masalah khusus

hampir tidak ditemui.

4.15 Genre Musik yang Disajikan

Pertunjukan musik oleh grup Al-Aulia Rentak Melayu dalam konteks

hiburan selain menampilkan menampilkan genre (jenis) musik Melayu dan irama

Arabian, juga menampilkan berbagai genre musik lainnya seperti dangdut, pop

nostalgia dan populer, genre musik etnik lainnya seperti Tapsel, Ranah Minang,

Jawa dan Batak, serta lagu manca negara misalnya lagu Barat, China dan Jepang

tergantung permintaan dari si empunya hajatan.

4.16 Minat Masyarakat Medan Terhadap Musik Melayu

Musik melayu Indonesia adalah musik tradisional yang khas di daerah

Pantai Timur Sumatra dan Semenanjung Malaya. Biasanya musik melayu

Indonesia di dominasi oleh permainan rebana, petikan gambus, pukulan gong,

accordion, serta alunan serunai dengan membawakan lagu-lagu kasidah ataupun

melayu seperti zapin, cindai, berbudi dan lainnya yang pada umumnya berisi

nasehat.

Musik Melayu di Indonesia termasuk di Kota Medan lahir pada tahun 1950-

an, dan menjadi primadona masyarakat pada saat itu hingga tahun 1980-an,

sebelum maraknya musik barat yang berkembang seperti sekarang ini yang mulai

berkembang pesat dari awal 1990-an hingga sekarang ini.

Tetapi seiring perkembangan zaman, kini musik-musik Melayu telah

banyak ditampilkan dengan perpaduan instrumen modern seperti keyboard, yang

Page 100: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

100

terbentuk dalam grup musik Melayu yang biasanya dimainkan dengan 1 pemain

keyboard, 1 pemain biola/akordion, dan dua orang vokal. Kolaborasi ini dilakukan

untuk tetap mempertahankan unsur kekhasanya dari musik melayu tersebut, dan

ternyata ini membawa sedikit dampak positif terhadap semakin tingginya minat

masyarakat di Kota Medan terhadap musik Melayu. Hal ini sejalan dengan

munculnya grup-grup musik Melayu, salah satunya grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu.

Dalam setiap menyajikan pertunjukan musiknya, Al-Aulia Rentak Melayu

mengkolaborasikan permainan musik Melayu dengan sentuhan modern dengan

menambahan keyboard sebagai salah satu instrumennya agar terkesan menarik,

modern, dan tidak di anggap kampungan. Upaya ini ternyata cukup berhasil dalam

menarik minat masyarakat Medan dan sekitarnya terhadap pertunjukan musik

Melayu. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya minat dan keinginan

masyarakat Medan untuk menggunakan jasa grup ini antara lain dalam acara-acara

pernikahan, khitanan, mengayunkan anak, dan lain sebagainya.

4.17 Contoh Struktur Lagu Lancang Kuning yang Dipertunjukan

Berikut adalah salah satu contoh lagu zapin yang berjudul Lancang Kuning

yang didendangkan oleh Rabiatul Adawiyah S.PdI, di salah satu pesta pernikahan

di Sunggal Kota Medan. Lagu zapin Lancang Kuning ini, menggunakan rentak

zapin yang dihasilkan terutama dari bunyi alat musik gendang ronggeng dan

keyboard, ditambah gesekan biola dan melodi akordion. Pada bagian ini

dideskripsikan struktur teks dan melodi, sebagai bahan kajian khas disiplin

etnomusikologi.

Page 101: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

101

Menurut Mohd Anis Md Nor (1995) zapin atau gambus adalah salah satu

genre seni yang dikenal sebagai seni berunsurkan ajaran Islam. Zapin ini berasal

dari daerah Yaman di Semenanjung Arab, yang fungsi utamanya adalah untuk

hiburan di majlis perkahwinan (walimatul arsy). Zapin itu sendiri mengandung

makna sebagai musik dan tari. Masyarakat Melayu mengembangkan zapin ini

dalam kaedah estetika budaya Melayu. Antaranya yang sangat termasyhur sampai

Page 102: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

102

ke Sumatera Utara adalah zapin Lancang Kuning yang berasal dari kawasan

Melayu Riau.

Struktur dalam lagu Lancang Kuning ini adalah menggunakan meter empat

dalam tanda birama 4/4, rentaknya zapin, yang pukulan dasarnya terdiri dari not

tiga perdelapan ditambah up beat not seperempat dua kali, seperdelapan dan

seperempat. Dalam konteks pertunjukan, zapin ini menggunakan taqsim (yaitu

melodi pembuka), bahagian isi, dan bahagian penutup. Pada bahagian isi, biasa pula

digunakan pukulan kuat (senting)1, kemudian kembali lagi ke pukulan dengan

dinamik biasa.

Tangga nada yang digunakan oleh lagu Lancang Kuning ini sangat unik di

mana di dalamnya terkandung tangga nada mayor. Dalam notasi ini, tangga nada

tersebut adalah D Mayor, dengan susnan sebagai berikut.

D - E - Fis - G - A - B - Cis - D’

200 200 100 200 200 200 100 cent

1Di beberapa tempat di kawasan budaya Melayu, digunakan istilah yang maknanya sama

dengan senting, yaitu kopak. Istilah kopak digunakan di Semenanjung Malaysia. Makna musikalnya adalah setelah memainkan rentak zapin dalam dinamik lirih, maka di bahagian tertentu komposisi musik, pukulan dikuatkan, untuk menambah suasana riang, gembira, dan bahagia. Dalam sistem musik Barat, pukulan atau nyanyian yang dikuatkan ini biasa disebut dengan forte (kuat) dengan variannya fortissimo (sangat kuat) dan fortisissimo (amat sangat kuat). Secara akustik, kuat dan lemahnya pertunjukan musik ini disebut dengan dinamik, yang biasanya diukur dengan dalam satuan desibel (dB) dalam ilmu fisika.

Page 103: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

103

Aspek tangga nada lagu ini memang sangat unik, dan ini membuktikan

bahwa orang Melayu, khususnya pencipta lagu ini dahulu kala telah memperhatikan

aspek akulturasi dan kreativitas, mengolah berbagai tangga nada dunia dalam

jatidiri Melayu yang jelas.

Wilayah nada lagu Lancang Kuning ini adalah nada terbawah adalah Cis

Tengah, dan nada teratasnya adalah E. Dengan demikian dalam hitungan lasa, maka

wilayah nada lagu Lancang Kuning adalah sebesar 8 laras atau 1600 cent. Wilayah

nada tersebut dapat digambarkan dalam notasi berikut.

Cis - E’

8 laras

1600 cent

Kemudian nada dasar lagu Lancang Kuning ini, berdasarkan kebiasaan

mendengarkan lagu-lagu Melayu adalah nada C.

Page 104: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

104

Nada-nada yang digunakan dalam lagu ini adalah nada-nada anggota dalam

tangga nada D Mayor, yaitu nada D-E-Fis-G-A-B-Cis-D’. Nada-nada itu adalah

sebagai berikut.

D - E - Fis - G - A - B - Cis - D’

Interval yang digunakan adalah: (a) sekunde minor, (b) sekunde mayor, (c)

ters minor, (d) ters mayor, dan (e) prima murni. Dengan demikian lagu Lancang

Kuning ini mengutamakan progresi melangkah ketimbang melompat, apalagi

lompatan yang relatif jauh.

Bentuk atau formula lagu lancang Kuning ini adalah ternari, yang dimulai

dari bentuk A diulang kembali A, kemudian B dan diulang ke B’ dan kemudian

diselesaikan dengan C dan C’. Bentuk lagu lancang Kuning ini adalah sebagai

berikut.

Page 105: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

105

Selanjutnya struktur teks lagu Lancang Kuning ini adalah sebagai berikut.

Lancang Kuning

Lancang kuning lancang kuning belayar malam belayar malam

Lancang kuning lancang kuning belayar malam belayar malam

Haluan menuju haluan menuju ke laut dalam

Page 106: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

106

Haluan menuju haluan menuju ke laut dalam

Lancang kuning belayar malam

Lancang kuning belayar malam

Lancang kuning lancang kuning menentang badai hai menentang badai

Lancang kuning lancang kuning menentang badai hai menentang badai

Tali kemudi tali kemudi berpilin tiga

Tali kemudi tali kemudi berpilin tiga

Lancang kuning belayar malam

Lancang kuning belayar malam

Kalau nakhoda kalau nakhoda kuranglah faham hai kuranglah faham

Kalau nakhoda kalau nakhoda kuranglah faham hai kuranglah faham

Alamatlah kapal alamatlah kapal akan tenggelam

Alamatlah kapal alamatlah kapal akan tenggelam

Lancang kuning belayar malam

Lancang kuning belayar malam

Dalam strukturnya, teks lagu Lancang Kuning ini juga mengandung

lambang dalam konteks budaya Melayu. Lancang kuning itu adalah lambang

orang Melayu dan kebudayaannya dalam mengharungi dunia ini, termasuk

zaman globalisasi budaya sekarang, yang dilambangkan dengan lautan luas.

Page 107: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

107

Pada bait pertama dengan teks sebagai berikut: Lancang kuning lancang

kuning brlayar malam belayar malam; Haluan menuju haluan menuju ke laut

dalam; Lancang kuning belayar malam. Teks ini mencoba menyampaikan

pesan bahwa lancang kuning (perahu tradisional yang berwarna kuning, sebagai

simbol kebudayaan Melayu) sedang berlayar malam, yang itu lebih berbahaya

ketimbang berlayar siang hari, malam gelap, perlu suluh, lampu atau penerangan

yang cukup agar bisa belayar malam. Sementara haluannya pun menuju laut

dalam bukan laut tepi, sehingga perlu berhati-hati seluruh anak kapalnya,

terutama nakhoda. Teks ini melambangkan kebudayaan Melayu yang dihimpit

oleh berbagai tekanan budaya asing.

Bait kedua menggambarkan lebih jauh tekanan kebudayaan asing kepada

budaya Melayu melalui teks sebagai berikut ini. Lancang kuning lancang kuning

menentang badai hai menentang badai; Tali kemudi tali kemudi berpilin tiga;

Lancang kuning belayar malam. Dalam pelayaran, lancang kuning menghadapi

badai lautan, yang perlu diatasi dengan perjuangan seluruh anak buah kapal.

Keadaan ini menggambarkan sekian besarnya tantangan yang dihadapi

masyarakat dan kebudayaan Melayu dalam merentas dan menjalani hidup di

dunia ini. Namun pada ayat berikutnya disebutkan bahwa tali kemudi berpilin

tiga, artinya untuk menghadapi tantangan budaya ini masyarakat Melayu sudah

bersiap-siap dengan pilinan tali kemudi berjumlah tiga. Maknanya dalam

menghadapi tantangan peradaban, masyarakat Melayu sudah menyiapkan unsur

ulama, pemerintah, dan rakyat yang bekerja bersama-sama.

Bait ketiga lagu ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan

keberpihakan pihak penguasa (pemerintah) kepada rakyat yang dipimpinnya,

Page 108: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

108

dengan berdasarkan kepada ilmu yang diturunkan oleh generasi pendahulu

orang-orang Melayu. Dalam hal ini nakhoda harus faham akan ilmu kelautan,

ke arah mana yang hendak dituju, bagaimana menghadapi gelombang. Dalam

arti lain, pemimpin Melayu harus faham dengan sistem pendidikan Melayu yang

tercakup dalam adat Melayu, seperti yang dikonsepkan dalam adat bersendikan

syarak dan syarak bersendikan kitabullah. Dengan mengikuti ajaran ini, insya

Allah pimpinan dan rakyat Melayu akan selamat menghadapi gelombang zaman,

seperti yang tercermin dalam teks berikut: Kalau nakhoda kalau nakhoda

kuranglah faham hai kuranglah faham; Alamatlah kapal alamatlah kapal akan

tenggelam; Lancang kuning belayar malam.

Dalam kebudayaan Melayu di Sumatera Utara, untuk memohon kepada

Allah agar ssebuah kampung terhindar dari musibah dan malapetaka, maka

masyarakat Melayu hingga kini mengadakan upacara yang disebut melepas

lancang. Upacara ini dilakukan pada masa-masa ketika sebuah desa mengalami

musibah, seperti beberapa warganya hilang di laut, banjir besar, wabah penyakit

dan sebagainya. Jadi lancang (perahu) mempunyai makna dan lambang

tersendiri dalam kebudayaan Melayu di Sumatera Utara. Demikian makna teks

lagu Lancang Kuning yang selalu disajikan Grup Musik Al-Aulia Rentak

Melayu ini, baik di Kota Medan ataupun di berbagai tempat di kawasan

kebudayaan Melayu pada umumnya.

Page 109: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

109

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah diuraikan secara rinci dari Bab I sampai Bab IV, maka pada Bab V

ini, penulis menarik kesimpulan, yangtujuan utamanya adalah menjawab secara

umum pokok permasalahan yang telah ditetapkan pada bab pendahuluan. Adapun

pokok masalah itu adalah bagaimana pertunjukan musik grup Al-Aulia Rentak

Melayu, dengan pendekatan teori semiotika pertunjukan.

1. Diskusi umum tentang pertunjukan musik yang diperankan oleh Al=-Aulia

Rentak Melayu, secarta umum mer45eka mempertunjukkan musik-musik

Melayu dengan disertai genre musik lain baik musik etnik Sumatera Utara,

musik Asia (Jepang, India), dan juga musik yang mengekspresikan kebudayaan

Islam yang disebut irama Padang Pasir.

2. Skenografi pertunjukan adalah mengikuti pola-pola umum pertunjukan dalam

musik tradisi Melayu namun disesuaikan dengan perkembangan masa dan

situasi acara atau upacara.

3. Tata cahaya biasanya dilakukan di ruangan pertunjukan tertentu misalnya hotel,

atau juga panggung pada malam hari, dalam hal ini kelompok Al-Aulia Rentak

Melayu bekerjasama dengan bahagian tata cahaya.

4. Properti panggung ditentukan menurut tema atau keindahan yang diinginkan,

dalam hal ini bekerjasama dengan penata dekorasi.

5. Kostum Al-Aulia Rentak Melayu secara umum menggunakan kostum tradisi

Melayu yang disesuaiakan untuk keperluan pertunjukan, dan ditambah dengan

Page 110: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

110

kostum bergaya pakaian Arab, untuk menguatkan suasana pertunjukan musik

Arab (Islam).

6. Pertunjukan mengikuti pola-pola pertunjukan musik tradisi Melayu.

7. Fungsi musik dan efek suara sebagai pertunjukan musik tentu saja menguatkan

suasana, tema, dan komunikasi dengan para penonton.

8. Tahapan pertunjukan, dimulai dari tahap pembuka (basamalah lagu), isi berupa

lagu-lagu pasangan dan juga permintaan dari pengunjung, serta bahagian

penutup pertunjukan.

9. Pertunjukan musik oleh Al-Aulia Rentak Melayu memiliki cerita lagu demi lagu

dengan temanya masing-masing.

10. Teks dalam pertunjukan adalah sesuai dengan lagu yang dibawakan, ada yang

mengacu kepada pantun, ada pula yang mengacu kepada tema agama, tema

alam, nasihat, dan lainnya, yang dapat ditafsir dari lagu-lagu yang dibawakan.

11. Penonton di kota Medan umumnya adalah masyarakat yang multikultural,

selain etnik Melayu juga etnik-etnik lain.

12. Produksi pertunjukan oleh Al-Aulia Rentak Melayu adalah disesuaikan dengan

permintaan dari tuan rumah, dengan juga mempertimbangkan situasi

pertunjukan, artinya berkembang di pentas dan lapangan pertunjukan.

13. Umumnya pertunjukan Al-Aulia Rentak Melayu dapat diuraikan baik oleh para

penonton apalagi oleh para pengamat.

14. Sejauh pengalaman penulis, tidak ditemukan masalah-masalah khusus dalam

pertunjukan musik oleh Al-Aulia Rentak Melayu.

Page 111: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

111

Dalam realitasnya, grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu adalah satu grup

musik Melayu di kota Medan yang cukup terkenal dan banyak masyarakat Kota

Medan menggunakan jasa grup ini khususnya dalam acara atau hajatan pernikahan,

khitanan, mengayunkan anak. Disamping itu grup ini juga kerap diundang oleh

lembaga/instansi pemerintah untuk memberikan jasa hiburan bahkan diundangkan

untuk mengisi acara di beberapa stasiun televisi seperti TVRI, TV-One, Net TV,

dan DAAI TV.

Eksistensi grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu khususnya di Medan karena

masyarakat sangat terhibur dan puas dengan hiburan karena mengkolaborasikan

permainan musik Melayu dengan sentuhan modern dengan menambahan keyboard

sebagai salah satu instrumennya agar terkesan menarik, modern sesuai selera

masyarakat saat ini. Hal ini juga didukung oleh kepiwaian pimpinan dan personil

dalam menyajikan pertunjukan musik yang dengan jenis lagu serta nada dan iringan

musik yang ditata dengan serasi dan harmonis.

5.2 Saran

Sebagai grup musik Melayu yang cukup terkenal dan diminati oleh

masyarakat khususnya di Medan, diharapkan grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu

agar selalu dapat mengembangkan dan mempertahankan identitas pertunjukannya,

yang berakar dari budaya Melayu, dengan mempertimbangkan pula kebudayaan

multi etnik Sumatera Utara. Dengan ciri khas ini, kelompok Al-Aulia Rentak

melayu terus akan diminati oleh masyarakat luas.

Peran serta grup Musik Al-Aulia Rentak Melayu hendaknya lebih

ditingkatkan terutama untuk lebih meningkatkan minat generasi muda di Medan

Page 112: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

112

dan sekiat untuk berpartisipasi dalam melestarikan musik Melayu sebagai warisan

budaya yang harus dipertahankan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan

musik saat ini maupun di masa mendatang.

Page 113: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

113

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Echols, M dan Hasan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris. Jakarta ; Gramedia. Koentjaraningrat, 1991. Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Murgianto, Sal. 1996. Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas dan Arti

Pertunjukan, Jakarta : Jurnal MSPI Siswanto, H B. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara. Suriasumantri, Yuyun S. 1993. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor dan

Leknas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Soedarsono, R.M. 1999. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.

Jakarta. Takari, Muhammad. 2005. Komunikasi Dalam Seni Pertunjukan Melayu. Jurnal

Etnomusikologi, Vol.1 No.2. Departemen Etnomusikologi FIB Universitas Sumatera Utara.

Takari, Muhammad. 2008. Manajemen Seni. Medan : Studia Kultura Fakultas

Sastra USU. Takari, Muhammad. 2013. Kesenian Di Sumatera Utara : Beberapa Pemikiran

Mengenai Arah Dan Pengembangan Fungsinya. Makalah dalam Kegiatan Gelar Seni Budaya Sumatera Utara 6 sampai 8 November 2013 di Taman Budaya yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Departemen Etnomusikologi FIB USU dan Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia.

Takari, Muhammad dan Heristina Dewi. 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu

Sumatera Utara. Medan: USU Pres. Terry, George R. dan Leslie W. Rue, 2000. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta:

Bumi Aksara. alauliarentakmelayu.blogspot.com www.kbbi.web.id http://en.wikipedia.org/wiki/The_arts

Page 114: DESKRIPSI PERTUNJUKAN MUSIK OLEH GRUP AL-AULIA … · demikian, dalam kegiatan atau acara-acara tertentu alat musik tradisional tersebut masih tetap digunakan demi melestarikan warisan

114

DAFTAR INFORMAN