6
Destilasi fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didih yang bedekatan. Prinsip kerja dari pemisahan dengan destilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan diembunkan secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, destilasi ini menggunakan kolom vigreux. Pada percobaan ini kita menggunakan sampel berupa bensin, dimana dalam pemisahannya dibagi menjadi dua fraksi. Maka diperoleh destilat pada fraksi 40 – 60 °C, bensin terdiri atas komponen dichlorometane dan acetone. Sedangakan pada fraksi 61 – 80 °C, bensin terdiri atas komponen berupa chloroform, methanol, heksane,carbon tetrachloride, ethyl acetate, ethanol, dan benzene. Adapun salah satu kelebihan destilasi fraksionasi yaitu hasil yang didapatkan lebih murni, karena proses pemisahannya dilakukan secara bertingkat dan berulang- ulang. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Data Hasil Pengamatan Bensin = 200 ml *pada suhu 40 – 60 °C, maka jumlah destilat = 26 ml *pada suhu 61 – 80 °C, maka jumlah destilat = 78,5 ml 2.2 Pembahasan Pada percobaan kali ini, pemisahan zat dilakukan dengan metode destilasi fraksionasi. Destilasi fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedan

Destilasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

destilasi

Citation preview

Page 1: Destilasi

Destilasi fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedaan

titik didih yang bedekatan. Prinsip kerja dari pemisahan dengan destilasi fraksionasi yaitu

pemisahan suatu campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan diembunkan

secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, destilasi ini menggunakan  kolom vigreux.

Pada percobaan ini kita menggunakan sampel berupa bensin, dimana dalam pemisahannya

dibagi menjadi dua fraksi. Maka diperoleh destilat pada fraksi 40 – 60 °C, bensin terdiri atas

komponen dichlorometane dan acetone. Sedangakan pada fraksi 61 – 80 °C, bensin terdiri

atas komponen berupa chloroform, methanol, heksane,carbon tetrachloride, ethyl acetate,

ethanol, dan benzene. Adapun salah satu kelebihan destilasi fraksionasi yaitu hasil yang

didapatkan lebih murni, karena proses pemisahannya dilakukan secara bertingkat dan

berulang-ulang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Data Hasil Pengamatan

Bensin = 200 ml

*pada suhu 40 – 60 °C, maka jumlah destilat = 26 ml

*pada suhu 61 – 80 °C, maka jumlah destilat = 78,5 ml

2.2 Pembahasan

            Pada percobaan kali ini, pemisahan zat dilakukan dengan metode destilasi fraksionasi.

Destilasi fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedan titik didih

yang bedekatan. Adapun prinsip kerja dari pemisahn dengan destilasi fraksionasi yaitu

pemisahan suatu campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan diembunkan

secara bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, destilasi ini menggunakan  kolom vigreux.

Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat dstilasi faksionasi adalah zat yang mudah

menguap dan memiliki perbedaan titik didih yan saling berdekatan.

            Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah bensin. Sebelum percobaan

dilakukan, maka terlebih dahulu alat destilasi fraksionasi dirangkai seperti gambar di bawah

ini :

Setelah dirangkai alat destilasi fraksionasi, maka dimasukkan sampel berupa bensin

sebanyak 200 ml ke dalam labu destilasi, yang telah dipasangkan kolom vigreux. Fungsi

Page 2: Destilasi

kolom vigeux ini adalah sebagai penyambung atau penghubung tempat terjadinya

pengembunan dan penguapan secara bertingkat, atau sebagai tempat yang dilalui oleh uap

dan kondensat untuk menjadi destilat. Kolom vigreux juga dapat mengatur keseimbangan

suhu.

Kemudian dimasukkan beberapa butir batu didih. Fungsi batu didih disini untuk

mengurangi atau meredam letupan-letupan maupun gelembung pada labu destilat saat

melakukan pemanasan.

Pada percobaan ini dipisahkan masing-masing fraksi (40 – 60 °C) dan (61-80 °C).

Pada saat dipanaskan, maka komponen-komponen larutan sama-sama mengalami proses

penguapan, hal ini dikarenakan komponen zat pada bensin  memiliki perbedaan titik didih

yang berdekatan, tapi komponen yang lebih volatil akan terus menguap ke atas masuk ke

kondensor, sedangkan yang non volatil akan masuk dan jatuh kembali ke dalam labu

destilasi.

Tekanan uap pada komponen yang lebih volatil akan akan terus menguap ke atas,

yaitu pada fraksi 40 – 60 °C. Uap-uap tersebut  akan masuk ke dalam kondensor. Dimana

pada kondensor akan mengalami proses perubahan fase yaitu dari fase gas ke fase cair,

sehingga cairan tersebut akan turun ke dalam erlenmeyer yang dijadikan sebagai tabung

penampung destilat. Peristiwa ini akan terus  berjalan selama fraksi suhu 40 – 60 °C. Maka

pada fraksi suhu tersebut diperoleh komponen zatnya terdiri dari dichlorometane (40 °C) dan

acetone (56 °C).

Setelah mencapai suhu 60 °C, maka erlenmeyer diganti, sehingga pada fraksi 61 – 80

°C diperoleh destilat yang berbeda. Pada fraksi ini, maka komponen zatnya yaitu chloroform

(61 °C) , methanol (65 °C), heksane (69 °C), carbon tetrachloride (77 °C), ethyl acetate (77

°C), ethanol (78 °C), dan benzene (80 °C).

            Setelah mencapai suhu 80 °C, maka pemanas dimatikan dan termometer distabilkan

kembali. Kemudian diukur volume destilat masing-masing fraksi suhu. Pada fraksi 40 – 60

°C volume destilat sebanyak 26 ml. Sedangkan untuk fraksi 61 – 80 °C volume destilatnya

sebanyak 78,5 ml.

            Kelebihan dari destilasi fraksionasi ini salah satunya adalah hasil destilat yang

didapatkan lebih murni, karena proses pemisahannya dilakukan secara berulang-ulang.

            Pada percobaan ini kita menggunakan sampel berupa bensin. Bensin yang kita

gunakan pada percobaan ini memiliki nama lain yaitu petroleum dan petromax. Bensin

ditemukan pada tanggal 14 Agustus 1825 oleh Michael Faraday, seorang ahli fisika dan kimia

asal Inggris. Bensin merupakan bahan turunan dari minyak. Secara sederhana bensin tersusun

Page 3: Destilasi

dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai C11. Dengan kata lain, bensin

terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu

dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Dengan bertambah panjangnya rantai

hidrokarbon maka akan ikut menaikkan titik didihnya, sehingga kita bisa memisahkan

hidrokarbon ini dengan cara destilasi. Prinsip inilah yang diterapakan untuk memisahkan

berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah. Hingga kini bensin digunakan sebagai

bahan bakar dibidang transportasi dan industri. Namun bensin juga berdampak negatif bagi

lingkungan, karena hasil pembakaran yang berupa karbon monoksida (CO),dimana

pembakarannya tidak sempurna dan dapat menyebabakan efek rumah kaca hingga

menipisnya lapisan ozon.

BAB V

KESIMPULAN

            Adapun kesimpulan dari percobaan ini, diantaranya adalah sebagai berikut

1. Prinsip kerja dari destilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu campuran dimana

komponen-komponennya diuapkan dan diembunkan secara bertingkat dengan

menggunakan kolom vigreux.

2. Pada fraksi 40 – 60 °C, bensin terdiri atas komponen dichlorometane dan acetone.

3. Sedangakan pada fraksi 61 – 80 °C, bensin terdiri atas komponen berupa chloroform,

methanol, heksane,carbon tetrachloride, ethyl acetate, ethanol, dan benzene.

4. Salah satu kelebihan destilasi fraksionasi yaitu hasil yang didapatkan lebih murni,

karena proses pemisahannya dilakukan secara bertingkat dan berulang-ulang.

5. Destilat yang diperoleh pada fraksi 40 – 60 °C sebanyak 26 ml. Dan jumlah destilat

yang diperoleh pada fraksi 61 – 80 °C sebanyak 78,5 ml.

LAMPIRAN

Jawaban dari soal:

Page 4: Destilasi

1. Prinsip kerja pemisahan dengan destilasi fraksionasi adalah : me tode pemisahan

suatu campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan diembunkan secara

bertingkat. Kedua campuran memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan,

komposisinya tetap, dan titik didih tetap pula (non azeotrop). kedua larutan tersebut

cenderung volatil (mudah menguap).pada tahapan pemisahannya, destilasi ini

menggunakan kolom fraksionasi.

2. Kriteria zat / senyawa yang dapat dipisahkan melalui alat destilasi fraksionasi,

diantaranya : zat / senyawa yang mudah menguap, dan memiliki perbedaan titik didih

yang saling berdekatan dan bersifat non azeoptrop.

3. Fungsi kolom vigreux pada destilasi fraksionasi adalah : sebagai penyambung atau

penghubung  yang merupakan tempat terjadinya pengembunan dan penguapan secara

bertingkat, atau sebagai tempat yang dilalui oleh uap dan kondensat untuk menjadi

destilat. Kolom vigreux juga dapat mengatur keseimbangan suhu.

4. Komponen-komponen zat yang terdapat dalam bensin diantaanya: methanol, heksana,

dan ethanol.