Upload
ngohanh
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH SEMENTARA
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI
MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2014 – 2015
I. KETERANGAN
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 13 Januari 2015
3. Waktu : 10.10 WIB – 12.33 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang :
1. H. Irman Gusman, SE., MBA (Ketua DPD RI)
2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II)
8. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang II Tahun Sidang 2014-2015
2. Pidato Pembukaan Masa Sidang II DPD RI Tahun Sidang
2014-2015
3. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di Daerah Pemilihan
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 1
II. JALANNYA SIDANG
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian. Karena waktu juga berjalan kita akan mulai ini.
Saya tau ya sudah rindu semua. Saya juga jadi karena kita akan memulai.
Sidang dewan yang mulia, nanti kita lanjutkan acaranya waktu menjelang makan
siang. Saya mohon untuk ke tempat masing-masing.
Baiklah Bapak Ibu sekalian, kita akan memulai Sidang Paripurna ini.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua
Om swasti astu
Baiklah Bapak Ibu sekalian sebelum kita memulai sidang paripurna ini, marilah kita
sejenak menyediakan waktu untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan
kepada seluruh anggota dewan yang hadir dalam ruangan ini kami mohon untuk dapat berdiri
dan bersama-sama kita nyanyikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
SIDANG DIBUKA PUKUL 10.10 WIB
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 2
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Sesuai dengan jadwal acara sidang sidang paripurna hari ini 3 agenda pokok :
Pembukaan Masa Sidang II Tahun Sidang 2014-2015. Kedua, pidato pembukaan pada awal
Masa Sidang II Tahun Sidang 2014-2015. Tiga, laporan kegiatan Anggota DPD di daerah
pemilihan. Poin yang ketiga mendengar laporan kegiatan yang diwakili anggota.
Sebelum kita memasuki agenda pokok sidang pertama kami ingin mengucapkan kami
ucapkan selamat kepada Saudara Abdul Azis Provinsi Sumatera Selatan, silakan berdiri Pak
Azis. Nah ini yang pada tanggal 15 Desember 2014 telah dilantik sebagai Anggota PAW
DPD RI. Jadi kita lantik waktu itu di masa reses untuk menggantikan Almarhum Bapak Aidil
Fitrisyah. Selamat datang dan bergabung kembali karena Pak Azis ini beliau ini adalah
Anggota DPD yang periode 2009-2014. Semoga bisa lebih baik lagi menjalankan tugas-
tugasnya pada kesempatan kali ini, juga kami atas nama Pimpinan mengucapkan Selamat
Natal bagi para anggota dewan yang merayakan, juga selamat tahun baru buat kita semua .
Semoga kerja-kerja kita pada tahun 2015 semakin dapat memberikan manfaat bagi rakyat.
Dan baiklah Bapak Ibu sekalian, bagaimana yang telah yang telah kita laksanakan sebelum
mengawali masa sidang sejenak bertafakur berdoa dikarenakan cara pelaksanaan kita dari
sekarang sampaikan ke depan. Kami mohon kepada saudara H. Abdurrahman Bahmid kami
persilakan.
PEMBICARA : H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc. (GORONTALO)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sama-sama kita berdoa sesuai kepercayaan kita masing-masing dan perkenankan
pada saat ini sesuai dengan Agama Islam.
Bismillahirrohmanirrohim.
Alhamdulillahirabil 'alamin Allahumasholli wa salim wabarik 'ala syaidina
Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in. Allah ja'aljama'anaha dja jama'ah
almarhummah taffarukonamimba' dihi taffarukama'sumah walaa taja'alfina syakiyan wa
laamahrumah.
Ya Allah, jadikanlah pertemuan kami pada saat ini sebagai pertemuan yang Engkau
naungi dengan rahmat-Mu, kebaikan rahmat-Mu, kepada lembaga yang kami cintai ini
berikan rahmat-Mu kepada diri-diri kami, berikan kami cinta-Mu dengannya kami bisa
berbagi kasih sayang dan kami jaga persaudaraan diantara kami, jauhkan dari diri-diri kami
dan lembaga ini sikap saling membenci, sikap curiga, dendam dan penuh kesombongan,
jangan cerai berai.
Allahuma rinal hakhakhon wa rujnatiba'ah waa arinal batila batilan
warzuknathinabah. Ya Allah berikan kami jiwa yang bening sehingga kami dapat melihat
kebenaran, berikan kami kekuatan untuk menjalankannya, perlihatkanlah kepada kami bahwa
ketidakbenaran itu adalah kebatilan, berikan kami kekuatan untuk bahkan melawannya.
Ya Allah ya Rob, yang menguasai jiwa dan hati kami, berikan kami jiwa yang sensitif
yang dengannya kami bisa merasakan keluhan, harapan, rintihan dan derita tentang rakyat.
Jangan jadikan kami orang yang khianat terhadap amanah dan kepercayaan rakyat kepada
kami. Sesungguhnya kami takut dengan pertanggung jawaban nanti di hadapan-Mu saat
lidah kami keluar, saat mata kami sayu, saat tidak ada lagi kebohongan, saat tidak ada lagi
kepura-puraan, saat semua sandiwara tidak lagi.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 3
Ya Allah yang memegang kerajaan langit dan bumi, selamatkanlah negeri ini, negeri
yang kami cintai dari segala bencana, malapetaka, musibah dan ancaman. Selamatkanlah
negeri ini dari manusia-manusia penyebab bencana dan selamatkan negeri ini dari pemimpin
yang tidak takut kepada-Mu dan tidak menyayangi rakyat. Berikan dan jadikan kami
pemimpin tulus dan sungguh-sungguh bekerja. Kami berdoa dan meminta kepada-Mu, kami
yakin Kau mendengar dan mengabulkan dan inilah pinta kami dan harap.
Rhobanaatina fiidunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar.
Wassalallahu 'alasayidina muhammad...
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Hadirin yang mulia, menyampaikan informasi kita bersama.. Menyampaikan secara
garis besarnya terutama di komite pada masa sidang ini tetap melanjutkan pembahasan
melengkapi dengan hal tersebut pengawasan supaya kita berupaya menyeluruh meningkat.
Kemudian selain itu juga Komite I sudah membahas pengawasan atas pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa singkapan Komite dijelaskan lebih detail Perda
yang akan kemudian untuk Komite II dimana akan melaksanakan pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang tahun 2004 tentang penanggulangan bencana dan atau
pengawasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
Kedua, Undang-Undang ini urgensi sebagai dasar penyelenggaraaan pengawasan
kedua bahkan mampu Komite III masa sidang ini pembahasan diharapkan dapat sektor
Asian berlangsung ya di awal tahun tentu dalam masa sidang III selesaikan pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang tahun 2013
Tiga, pengadaan dan pengawasan juga pelaksanaan Undang-Undang Nomor 339 tahun
2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri DPD RI
secara berkesinambungan akan terus melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kedua
undang-undang tersebut sebagai sumbangsih untuk mengentaskan permasalahan tenaga kerja
baik di dalam maupun diluar negeri disamping itu juga tugas-tugas yang telah sampaikan tadi
Komite III juga kami minta penjelasan kepada pemerintah melalui kementerian yang terkait
perihal implementasi kebijakan Kartu Indonesia Sehat prioritas program-program
kementerian yang berada di bawah koordinasi 3 pada tahun 2015 ini
Untuk Komite IV pada masa sidang ini akan melanjutkan pembahasan RPJMN tahun
2015-2019 keterlibatan DPD pada kali pertama untuk memberikan sumbangsih dalam
penyusunan RPJMN untuk kita manfaatkan dengan baik karena kita ketahui untuk
mengetahui bersama rencana pembangunan jangka menengah ini merupakan suatu landasan
yang akan dipergunakan pemerintah dalam menetapkan program prioritas pembangunannya
masa sidang ini Komite IV juga akan membahas pengawasan Undang-Undang Lembaga
Keuangan juga undang-undang perkoperasian, undang-undang UMKM yang sejalan dengan
tindak lanjut aspirasi masyarakat daerah terkait pembahasan usul RUU tentang Koperasi dari
DPD selain itu Komite IV juga akan melaksanakan agenda strategis lainnya tentang
pertimbangan RUU APBN Tahun anggaran 2016 di mana pembahasan praRKP dan
Musrenbang serta pertimbangan RUU APBNP tahun anggaran 2015 untuk itu sebagai bahan
penyusunan pertimbangan atas RUU APBN tersebut sesuai dengan Tatib DPD Nomor 1
tahun 2014. Setiap komite juga dapat menyampaikan bahan masukan dari hasil rapat kerja
dengan kementerian-kementerian sesuai bidang tugasnya.
Bapak Ibu hadirin yang saya hormati, di samping kerja beberapa alat kelengkapan
yang telah disebutkan tadi pada rapat Panmus kemarin juga disepakati tim kajian dan
mekanisme panmus akan melakukan kajian terhadap ruang lingkup dan mitra kerja komite
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 4
sehubungan dengan perubahan nomenklatur beberapa kementerian kami juga ingatkan
kepada seluruh alat kelengkapan DPD RI lainnya pada masa sidang ini juga memiliki agenda
kerja yang cukup padat untuk itu kami menghimbau agar anggota di setiap alat kelengkapan
dapat menggunakan waktu masa sidang kedua yang cukup singkat ini secara efektif dan
efesien dan menjaga disiplin kehadiran pada rapat sidang sehingga agenda kerja tersebut
dapat kita selesaikan dengan baik.
Sidang dewan yang mulia, pada kesempatan ini izinkan saya mengajak kita semua
untuk memperhatikan, mencatat dan menelaah lebih lanjut dalam perspektif tugas
konstitusional Anggota Dewan sebagai wakil daerah atas beberapa hal yang perlu kita
identifikasi bersama berikut ini di penghujung 2014, negeri ini kembali dihadapkan pada
kejadian bencana kejadian tanah longsor, banjir gunung meletus serta angin puting beliung
menjadi bencana dengan frekuensi tinggi pada bulan Desember 2014 sampai Januari 2015
dan memiliki kemungkinan akan berlanjut. Kita sadari bersama bahwa letak Indonesia
menjadikan kita sebagai negara dengan potensi bencana yang cukup besar. Sebagai upaya
untuk mengurangi kerugian akibat bencana yang terjadi DPD meminta kepada pemerintah
untuk melakukan pengintegrasian sistim litigasi bencana ke dalam program pembangunan
DPD juga mengimbau agar seluruh stakeholder dan masyarakat untuk semakin peduli
terhadap gejala alam dan degradasi lingkungan fisik dan menerapkan prinsip keseimbangan
sosio ekologikal dalam melakukan pengelolaan lingkungan hubungan dan sumberdaya alam
juga sebagai bentuk kepedulian dari pada DPD yang juga aktif dukungan ya di Aceh, di
Jawa Tengah di beberapa tempat lainnya masih terkait penanganan dari kesepakatan dalam
Rapat Panmus kemarin juga disepakati bahwa tim kajian dan mekanisme Panmus akan
menyusun pedoman penyaluran bantuan terhadap korban bencana sebagai langkah awal.
Rapat Pamus kemarin juga menyepakati bahwa setiap bulannya anggota DPD menyisikan
pendapatannya sebesar RP. 500.000,- sebagai dana task force. Disamping itu kita juga ikut
perihatin atas musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura pada
hari Minggu tanggal 28 Desember 2014 di perairan Selat Karimata dekat Pangkalan Bun
Kalimantan Tengah dimana DPD telah juga Komite II juga telah sidaknya ke Pangkalan Bun
yaitu Saudara Parlindungan Purba dimana kita ketahui kecelakaan tersebut menimpa 162
penumpang dan awak pesawat dan ini perlu disikapi dengan langkah-langkah pembenahan
terhadap standar keamanan dan keselamatan transportasi secara menyeluruh. Untuk itu kita
doakan semoga pihak keluarga diberikan ketabahan serta kesabaran untuk menghadapi
situasi ini dan untuk itu juga kita perlu memberikan apresiasi atas langkah cepat pemerintah
melalui Tim Basarnas, TNI, Polri serta swadaya masyarakat dan bantuan negara sahabat
dalam melakukan evakuasi korban dan badan pesawat dan diharapkan dengan telah
ditemukannya black box dapat menjadi bahan evaluasi penyebab kecelakaan serta menjadi
dasar telaah untuk meminimalisir potensi kecelakaan ke depan.
Jadi saudara-saudara sekalian, tentu kita prihatin terhadap apa yang terjadi bencana
dan juga jatuhnya pesawat Air Asia. Tentu atas nama Pimpinan dan Anggota DPD semuanya
menyampaikan duka yang dalam, mudah-mudahan semua arwah daripada korban diterima di
sisi Tuhan Yang Maha Esa dan juga keluarga diberikan ketabahan. Untuk itu kami DPD juga
telah mengirimkan juga, apa duka menyampaikan kepada seluruh kepada *** terhadap
pesawat kepada Air Asia maupun juga kepada korban yang ada untuk itu sekali lagi
menyampaikan duka yang dalam ini.
Saudara-saudara sekalian, DPD RI juga mengapresiasi langkah-langkah yang
dilakukan oleh pemerintah yang kembali melakukan koreksi harga BBM per 1 Januari 2015,
DPD meminta kepada pemerintah untuk melakukan telaah mendalam dalam penetapan harga
BBM, pemberlakuan harga BBM sesuai dengan harga lifting minyak dunia diapresiasi karena
dapat memberikan ruang fiskal di dalam APBN dan untuk itu dapat digunakan untuk
pembangunan infrastruktur seperti waduk irigasi serta jalan tol dan jalur kereta api terutama
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 5
di luar Jawa. Dengan lebarnya ruang fiskal pemerintah bisa lebih berfokus merealisasikan
gagasan konektifitas antar pulau yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi namun dewan
juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu menjaga stabilitas harga BBM agar tidak
berdampak meningkatnya inflasi serta instabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat .
Selain itu DPD RI juga akan senantiasa ikut mengawasi proses pengalihan subsidi
tersebut sehingga benar-benar diperuntukan pada koridor-koridor yang tepat di samping
penyesuaian harga BBM diawal tahun 2015 ini. Pemerintah juga melakukan penyesuaian
terhadap tarif dasar listrik dan juga harga LPG yang 12Kg. DPD berharap pemerintah dapat
mengkaji ulang kebijakan tersebut karena dikuatirkan dapat memakan daya beli masyarakat
yang pada akhirnya akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu dewan juga
meminta kepada pemerintah untuk mengawasi kebijakan penyesuaian harga LPG 12 Kg
meskipun kebijakan tersebut ditujukan terhadap pengguna kelas ekonomi menengah ke atas
namun kenaikan harga dapat menyebabkan pengalihan pengguna LPG tersebut ke LPG yang
3Kg yang memiliki segmentasi masyarakat ekonomi menengah bawah.
Sidang dewan yang mulia, kita juga perlu terus mengikuti perkembangan pembahasan
peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang pemilihan kepala daerah
yaitu Perpu No. 1 Tahun 2014 tentang pemilu gubernur, bupati dan walikota dan Perpu No. 2
Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah
daerah. Kami berharap bahwa DPR dapat sejalan dengan DPD untuk penetapan Perpu
tersebut sebagai landasan pelaksanaan pilkada langsung mengingat mayoritas masyarakat
Indonesia masih tetap menginginkan pelaksanaan pilkada langsung tersebut. Menyikapi hal
ini DPD akan berupaya untuk mengawal pembahasan Perpu tersebut dan dari hasil
komunikasi kepada DPR maupun pemerintah disepakati keterlibatan DPD dalam
pembahasannya nanti dimana kemarin Rapat Panmus telah memutuskan ya bahwa Sidang
Peripurna ini akan memberikan mandat kepada Komite I untuk menyusun pandangan
terhadap keterangan pemerintah atas Perpu dan pembahasan Perpu tersebut bersama DPR.
Dan di bidang pendidikan DPD RI meminta pemerintah untuk mencermati kembali
kurikulum 2013 dan mengevaluasi dalam tataran pelaksanaannya kurikulum yang
dilaksanakan harus mampu menciptakan kondisi yang nyaman dalam proses belajar mengajar
sehingga sekolah benar-benar mampu sebagai tempat pengembangan potensi diri bagi siswa.
Selain itu pemerintah juga perlu menyusun strategi untuk menjawab kebutuhan akan guru
yang berkualitas sekaligus memperhatikan tingkat kesejahteraannya karena sangat
disayangkan potensi besar yang dimiliki anak bangsa belum mampu ditingkatkan karena
belum terpenuhinya kebutuhan tenaga pengajar khususnya di daerah-daerah. Langkah-
langkah pembenahan tersebut diharapkan tidak hanya akan menghasilkan juara pada
olimpiade matematika, fisika, sains tapi juga menyiapkan generasi muda bangsa dalam
mewujudkan tantangan global ke depan.
Sidang dewan yang kami muliakan, sesuai dengan ketentuan Pasal 12 huruf h dan
Pasal 196 Ayat 3 Tata Tertib DPD RI, kegiatan Anggota DPD di daerah yang diwakilinya
dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban Anggota DPD RI untuk menyerap
menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah untuk
selanjutnya dilaporkan dalam sidang paripurna setiap awal masa sidang. Untuk itu secara
berurutan kami akan mempersilahkan kepada wakil masing-masing provinsi untuk
menyampaikan laporan kegiatan di daerah. Perlu kami ingatkan sesuai dengan kesepakatan
bahwa waktu penyampaian laporan masing-masing provinsi adalah maksimal 5 menit. Jadi
teman-teman sekalian mohon waktu ini kita agak sepakati ya karena kalau 33 provinsi
menyampaikan kali 5 itu sudah hampir 165 menit itu hampir 3 jam itu ya. Jadi memang tidak
terhindarkan kita harus ada istirahat nanti di jam 12.30 WIB dan kembali jam 14.00 WIB kita
akan lanjutkan ya. Jadi mohon untuk itu masing-masing provinsi untuk menggunakan waktu
semaksimal mungkin dan cukup disampaikan ya garis besarnya saja karena bagaimanapun
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 6
nanti laporan itu secara utuh ya melalui Sekretariat Jenderal akan dikompilasi kemudian akan
dibagikan kepada masing-masing komite untuk ditindaklanjuti nanti pembahasannya.
Jadi Bapak Ibu sekalian, inilah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, untuk
itu kita akan memulai agenda utama daripada sidang ini untuk mendengarkan laporan
masing-masing provinsi dan saya harapkan kepada kita semua untuk tetap berada di ruang ini
karena penting juga buat kita sebagai Anggota DPD untuk juga mengetahui mendengarkan
ya bagaimana ya dinamika perkembangan yang ada di masing-masing provinsi. Untuk itu
sebagaimana biasanya ya biasa kita mulai dari periode yang lalu dari kiri ya sekarang kalau
kita sepakati kita mulai dari kanan ya. Kemudian selanjutnya apakah kita bisa mulai mulai?
Baik.
Kami persilahkan dari Yogya kalau sudah siap.
PEMBICARA : Drs H. A. HAFIDH ASROM, MM (D.I. YOGYAKARTA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera dan Om swasti astu.
Pimpinan, Bapak Ibu yang kami hormati, Anggota DPD RI, Sesjen dan Wasesjen
beserta seluruh jajarannya. Kami dari Yogyakarta, sebelum mulai ingin menyampaikan
ucapan belasungkawa pada keluarga besar dari Jateng yang menerima musibah tanah
longsor, mudah-mudahan arwahnya diterima oleh Allah SWT. Selanjutnya kami juga
menyampaikan belasungkawa kepada keluarga besar Jatim yang telah menerima musibah
kemarin AirAsia jatuh di laut. Alhamdulillah sudah terindikasi walaupun sebagian besar
belum terindikasi. Mudah-mudahan beliau mendapat tempat di sisi-Nya Allah SWT.
Bapak Ibu yang saya hormati, dalam rangka agenda kegiatan di daerah periode tanggal
26 Desember sampai 11 Januari, Anggota DPD RI dari Daerah Istimewa Yogyakarta ingin
menyampaikan laporan sepintas. Pertama, Komite I melakukan tinjauan dan diskusi
bagaimana kesiapan aparatur desa menjalankan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
desa. Kemudian yang kedua berkaitan juga dengan implementasi Undang-Undang Desa, para
pamong desa di DIY berharap tetap dapat mengolah tanah pelungguh atau tanah bengkok
karena menurut Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta tanah bengkok itu adalah milik
Keraton Ngayokjokarto Pakualaman.
Kemudian Komite II melakukan implementarisasi materi mengenai pengelolaan
sumber daya kelautan, perikanan, perlindungan lahan pertanian, tanam pangan dan
pelaksanaan program kompensasi kenaikan BBM dan juga efektivitas mengenai program
listrik daerah . Berikutnya semua hasil implementarisasi materi tersebut sudah dicantumkan
di dalam laporan Komite II dan Komite II khususnya ada 2 bundle yaitu laporan 2014 dan
2015, ada 2 bundle sendiri begitu.
Bapak Ibu semua yang saya hormati, berkaitan dengan Komite III pertama berkaitan
tentang Undang-Undang RUU inisiatif perlindungan bahasa daerah ini direspon positif oleh
masyarakat Yogyakarta.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi om
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih pada perwakilan Yogya yang telah menggunakan waktunya dengan
efektif. Lebih kurang 4,5 menit. Terima kasih.
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 7
Selanjutnya Provinsi Jawa Tengah, kami persilakan.
PEMBICARA : Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, SE., MH (JAWA TENGAH)
Bismillahirohmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Salam sejahtera buat kita semuanya.
Om swasti astu.
Yang saya hormati Bapak Pimpinan, Bapak Ketua, Ibu Wakil Ketua, Bapak Sesjen
dan seluruh jajaran kesekjenan, teman-teman sekalian dan semuanya yang hadirin pada
kesempatan pagi hari ini hadir dan menghadiri Sidang Paripurna. Setelah kita melaksanakan
kegiatan reses kita di daerah selamat tahun baru kepada kita semuanya, semoga kita lebih
baik dari apa yang sudah kita lakukan terdahulu dan selamat untuk Pak Azis bersama kita
kembali di DPD RI untuk periode sekarang dan baiklah saya ingin membacakan laporan
kegiatan 4 Anggota Provinsi Jawa Tengah dalam kegiatan hasil penyerapan aspirasi kami di
daerah.
Pertama-tama tentunya kita sampaikan terima kasih atas perhatian dari lembaga
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas terjadinya bencana tanah longsor yang
cukup juga menyita perhatian kita semuanya di Kabupaten Banjarnegara dan juga memang
potensi bencana ada beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah juga ini sedang kita pantau
terus karena memang potensi-potensi itu ada dan semoga semua yang perhatian dan bantuan
yang diberikan kepada kami ini membawa banyak manfaat untuk kita semuanya.
Kemudian kami sampaikan laporan dari Komite I. Dalam hal ini disampaikan bahwa
berdasarkan hasil kunjungan ke beberapa lokasi dan kemudian serap aspirasi beberapa hal
yang didapatkan adalah kaitannya dengan pengelolaan dana desa dimana memang
pelaksanaan Undang-Undang Desa ini sangat-sangat dinantikan oleh rekan-rekan tentunya
pelaksana dari pemerintahan desa yang ada. Kemudian juga keberlanjutan daripada program
PNPM dimana hal ini bisa atas dasar identifikasi masalah tersebut beberapa hal yang
direkomendasikan supaya mendorong kepada Presiden Republik Indonesia untuk
melaksanakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa secara utuh dan
konskuen. Kemudian juga memberikan tugas dan wewenang pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa kepada Menteri Desa dan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi. Kemudian juga menyarankan agar Kementrian Dalam Negeri
melakukan mobilisasi fasilitator konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan PNPM sampai
April 2015. Kemudian juga mendorong DIPA untuk kegiatan PNPM masyarakat pedesaan
Tahun Anggaran 2015 di Kementrian Dalam Negeri dapat dipergunakan untuk memobilisasi
dan satker PNPM masyarakat pedesaan mengkoordinasikan Kementrian Dalam Negeri dan
Kementrian Desa PDT dan Transmigrasi agar kegiatan penyelesaian PNPM masyarakat
pedesaan Tahun Anggaran 2014 juga menjadi bagian dari transformasi pendampingan
persiapan perencanaan dan persiapan pelaksanaan Undang-Undang Desa tahun 2015.
Kemudian juga kaitannya dengan bidang tugas Komite II. Beberapa hal yang kita
dapatkan memang pemerintah pusat ataupun daerah lebih banyak perhatian kepada potensi-
potensi bencana yang ada di wilayah tanah air sehingga memang kesiapan-kesiapan itu bisa
dirasakan oleh masyarakat dimana pemerintah hadir saat masyarakat mengalami bencana-
bencana yang mungkin tidak kita inginkan semuanya. Kemudian kaitannya dengan kenaikan
harga BBM itu juga berdampak sampai sekarang walaupun harga bensin sudah turun akan
tetapi sekarang diganti dengan harga elpiji yang sampai 150 dalam kapasitas yang 12 liter.
Kemudian juga ketersediaan daripada elpiji 3Kg itu semakin sulit didapatkan karena
mungkin permintaan yang sangat banyak dan hal itu juga berdampak kepada kenaikan
beberapa harga-harga komoditas pokok yang ada di masyarakat. Menambah semakin
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 8
beratnya karena kompensasi yang diberikan oleh pemerintah dari kompensasi BBM itu
sebenarnya sama sekali mereka malah membuat ribet dan bingung oleh aparat yang
melaksanakannya terutama aparat yang ada di tingkat desa dan maka dari itu pemerintah
untuk bisa meninjau kembali kebijakan tersebut.
Kemudian Komite III kaitannya dengan beberapa hal yang didapatkan di aspirasi
daerah adalah bidang tenaga kerja dan transmigrasi dimana rekomendasinya perbaikan
mekanisme penentuan upah minimum provinsi dan kabupaten kota berdasarkan kaidah
kepastian, kesederhanaan dan transparansi dan keadilan. Kemudian juga sistem penentuan
UMP dan UMK juga sederhana dan transparan bagi semua pihak dan kemudian bidang
tenaga kerja dan transmigrasi dimana rekomendasinya adalah pemerintah harus bertindak
tegas dalam MoU ketenagakerjaan dengan negara tujuan. Jika belum disepakati MoU
ketenagakerjaan sebaiknya pengiriman TKI jangan dilakukan. Kemudian pemerintah juga
harus bertindak tegas dan hanya mengirimkan TKI formal yang memiliki ketrampilan dan
pemerintah harus menghentikan pengiriman TKI informal.
Kemudian bidang pendidikan. Atas dasar identifikasi masalah tersebut, sekolah yang
belum menggunakan kurikulum 2013 selama 3 semester untuk kembali ke kurikulum 2006.
Kemudian juga Kemendikbud RI agar melakukan evaluasi secara cermat terhadap kebijakan
implementasi kurikulum 2013 dan perubahannya. Bidang kesejahteraan sosial dimana perlu
pendataan ulang rakyat miskin yang dalam kategori dapat memperoleh Kartu Indonesia
Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Simpanan Keluarga
Sejahtera dan juga perlu regulasi agar distribusi Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia
Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera bisa tepat
sasaran dan memang kenyataannya Kartu Indonesia Sehat sampai sekarang juga belum bisa
banyak dirasakan manfaatnya.
Kemudian kaitannya dengan Komite IV ini dilaporkan juga beberapa hal yang bisa
diidentifikasikan, mungkin akan lebih baiknya laporan ini secara lengkap akan kami serahkan
pada alat kelengkapan masing-masing. Demikian yang bisa saya sampaikan. Akhirulkalam.
Wabillahitaufik wal hidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi om
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada Ibu Denty yang mewakili Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya
kami persilakan dari juru bicara dari Provinsi Jawa Barat.
PEMBICARA : ONI SUWARMAN, A.Md (JAWA BARAT)
Bismillahirohmanirahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swasti astu
Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, hadirin Sidang Paripurna. Puji dan syukur
kita panjatkan kehadiran illahirabbi Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat-Nya kita
semua bisa berkumpul kembali di ibukota negara setelah kurang lebih satu bulan seluruh
Anggota DPD melakukan kewajiban konstitusinya di daerah masing-masing. Semoga apa
yang telah kita lakukan selama ini menjadi jalan untuk kemajuan masyarakat dan bangsa
Indonesia yang kita cintai ini.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 9
Hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati, sebagai pelaksanaan amanat Undang-
Undang dari tanggal 6 Desember 2014 sampai dengan 11 Januari 2015, kami Anggota DPD
RI asal Jawa Barat telah melaksanakan kewajiban konstitusi dengan mengunjungi beberapa
kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat guna menyerap, menghimpun dan menampung
aspirasi yang datang dari pemerintah daerah maupun dari kelompok masyarakat. Jumlah
keseluruhan aspirasi yang berhasil dihimpun dalam masa kunjungan daerah kali ini
berjumlah 101 aspirasi terbagi atas 23 aspirasi bidang kewenangan Komite I, 20 aspirasi
bidang kewenangan Komite II, 35 aspirasi bidang kewenangan Komite III dan 23 Aspirasi
bidang kewenangan Komite IV.
Hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati secara keseluruhan dalam kegiatan
tersebut terdapat beberapa aspirasi yang menjadi perhatian Jawa Barat yang kiranya patut
menjadi pembahasan dan ditindaklanjuti oleh kita saat ini diantaranya yaitu yang pertama,
dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 6 tentang Desa tentu saja diperlukan
pelaksanaan sistem pengelolaan dan sistem pengawasan yang baik oleh karena selain
perlunya dibuat aturan turunannya dari Undang-Undang tersebut juga diperlukan sosialisasi
dan bimbingan teknis kepada seluruh pelaksana teknis terutama pengelolaan dana 1 milyar
untuk desa.
Dua, pembangunan infrastruktur seperti jalan umum, waduk, irigasi serta sarana dan
prasarana khususnya pendidikan dan kesehatan menjadi perhatian yang patut mendapatkan
perhatian khusus bagi Jawa Barat. Khusus dalam bidang kesehatan, dengan diberlakukannya
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional melalui program BPJS pada pelaksananya tentu saja
harus diimbangi oleh fasilitas kesehatan yang memadai. Terbatasnya rumah sakit rujukan
yang ada saat ini di Jawa Barat menyebabkan pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional ini belum optiomal berjalan. Oleh karena itu, pembangunan rumah sakit rujukan
daerah di beberapa kabupaten dirasakan menjadi sangat penting untuk segera ditindaklanjuti
bersama-sama dengan kementerian terkait.
Tiga, dalam bidang pendidikan beberapa hal yang dinilai sangat penting untuk
didorong oleh kita semua untuk melakukan pembenahan sesegera mungkin khususnya terkait
masalah kurukulum nasional, kesejahteraan guru khususnya guru honorer serta kualitas guru.
Bagaimanapun inti dari pembangunan Sumber Daya Manusia adalah melalui pendidikan dan
khusus pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Tahun Ajaran 2015 ini sepakat untuk memakai
kurikulum tahun 2013. Yang keempat, sebagai negara agraris, Indonesia yang memiliki
potensi ekonomi di bidang pertanian dan perikanan belumlah berdampak signifikan pada
kesejahteraan para petaninya. Biaya pupuk, pakan dan obat-obatan yang mahal menyebabkan
biaya produksi menjadi tinggi serta harga jual yang murah menjadi kendala klasik bagi petani
di Jawa Barat saat ini. Oleh karena itu bersama-sama dengan pemerintah diperlukan
perhatian khusus untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini.
Lima, terkait bidang otonomi daerah. Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB)
yang ada di Jawa Barat yang sudah menjalani proses bertahun-tahun sampai saat ini belum
bisa juga terealisasi. Oleh karena itu diperlukan dorongan dari kita untuk menindaklanjuti
dan merealisasikan pembentukan daerah otonomi tersebut.
Enam, dengan dibentuknya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kabinet
pemerintahan yang sekarang tentu saja menjadi sangat penting untuk segera dibentuk
Undang-Undang yang akan menjadi payung hukum dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu,
diperlukan pembahasan yanng intensif untuk segera merumuskan rancangan undang-undang
tersebut.
Tujuh, dalam bidang kesenian, seiring berkembangnya zaman khususnya kesenian
tradisional semakin hari semakin terkikis oleh masuknya budaya-budaya modern yang
bersumber dari budaya luar bahkan kini beberapa seni tradisional yang ada di Jawa Barat
terancam punah. Oleh karena itu diperlukan dukungan bersama dari pemerintah maupun
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 10
lembaga legislatif untuk semaksimal mungkin melestarikannya melalui berbagai peraturan-
peraturan dan program-program yang lebih komprehensif lagi.
Delapan, dalam bidang ketenagakerjaan, masih terjadinya kasus penganiayaan Tenaga
Kerja Indonesia di luar negeri seharusnya hal ini menjadi permasalahan yang sangat serius
bagi Indonesia. Selain diperlukan dorongan untuk memaksimalkan upaya perlindungan
hukum bagi TKI yang bekerja di luar negeri juga perlunya didorong didirikannya dan
penyempurnaan Balai Latihan Kerja yang lebih baik lagi karena bagaimanapun Tenaga Kerja
Indonesia saat ini menjadi salah satu penyumbang bagi devisa negara.
Sembilan, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Daerah oleh DPRD serta terbitnya Perpu Nomor 1 dan 2 tahun 2014 menyebabkan
ketidakpastian bagi sebagian masyarakat dan pemerintah daerah tentunya. Oleh karena itu
perlu dorongan bagi kita semua untuk segera menyelesaikan permasalah tersebut sehingga
ada kepastian payung hukum yang jelas.
Sepuluh, terkait program BLSM seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar.
Pada pelaksanaannya masih terjadi kendala di lapangan khususnya masalah pendataan
penerima bantuan dan ini berpotensi menjadi konflik di tengah-tengah masyarakat. Oleh
karena itu, perlu dorongan dari kita semua bersama-sama dengan pemerintah terkait dengan
segera menyelesaikan persoalan ini.
Pimpinan dan hadirin yang kami hormati, demikian beberapa aspirasi yang telah
berhasil kami himpun yang kami rasa perlu mendapatkan respon khusus dari kita sebagai
anggota lembaga legislatif DPD RI untuk menindaklanjuti aspirasi-aspirasi tersebut di tingkat
pusat sebagai sebuah kewajiban agar bermanfaat untuk kemajuan seluruh masyarakat. Tentu
saja tanpaa menganggap kecil berbagai aspirasi lain yang masuk yang telah kami himpun
yang tidak dapat kami sampaikan pada kesempatan ini, oleh karena itu maka kami Anggota
Dewan Perwakilan Daerah asal Jawa Barat telah menyusun sebuah lampiran rekapitulasi
aspirasi yang masuk kepada kami yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
naskah ini.
Pimpinan dan anggota serta hadirin yang kami hormati, dari seluruh rangkaian
kunjungan kami di daerah dapat disimpulkan secara garis besar hasil yang dianggap
bermanfaat diantaranya :
1. Respon positif pemerintah daerah dan masyarakat di daerah atas kunjungan Anggota
DPD RI sebagai pertanda kepercayaan yang tinggi terhadap kredibilitas, akuntabilitas
lembaga dan Anggota DPD atas amanat, aspirasi daerah dan masyarakat serta wadah
perjuangan demokrasi. Terima kasih yang tepuk tangan.
2. Semakin tersebarnya informasi dan sosialisasi di masyarakat dan daerah tentang
kedudukan, fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia.
Pimpinan, Anggota dan hadirin yang kami hormati, demikianlah laporan hasil dari
kami sebagai hasil penyerapan aspirasi di daerah yang berlangsung dari tanggal 6 Desember
2014 sampai dengan 11 Januari 2015 sebagai sebuah tugas dan kewajiban konstitusi selaku
Anggota DPD serta sebagai wujud pertanggungjawabaan moral dan politis kami kepada
masyarakat dan bangsa. Sekian laporan kami. Terima kasih atas perhatiannya. Semoga Allah
SWT selalu melimpahkan karunia dan kekuatan kepada kita dalam mengemban amanat dari
masyarakat dan daerah demi pengabdian kepada negeri Bangsa Indonesia.
Jakarta 13 Januari 2015, Anggota DPD RI asal Jawa Barat. H. Oni Suwarman, AMd.,
Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni, M.Kes., H. Aceng Cholid Munawar Fikri, S.Ag. dan Ir. H. Ayi
Hambali.
Ikan hiu makan teri, i love you DPD RI.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi om.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 11
Shaloom.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Mari kita beri tepuk tangan buat Kang Oni. Walaupun agak lebih satu menit tapi saya
lihat teman-teman menikmati tadi penyampainnya. Jadi Ibu Ratu tadi bilang itu udah lebih
itu, tidak apa-apa. Teman-teman sekalian ya mudah-mudahan seperti ini secara komplit nanti
disampaikan ke masing-masing itu. Baik terima kasih.
Selanjutnya kami persilahkan yang mewakili Provinsi DKI Jakarta.
PEMBICARA : DR. ABDUL AZIS KHAFIA, S.Si., M.Si (DKI JAKARTA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swasti astu
Yang sama-sama kita hormati Ketua DPD RI, Pimpinan DPD RI, para Anggota
Senator seluruh Indonesia, Saudara saudaraku sebangsa dan setanah air. Pertama-tama mari
panjatkan puja dan puji syukur kehadiran Allah SWT pada pagi yang penuh cerah ini kita
dapat sama-sama bertemu kembali. Pertama, saya juga atas nama Senator dari Provinsi DKI
Jakarta mengucapkan belasungkawa dan duka yang mendalam untuk saudara-saudara kita di
beberapa provinsi atas musibah yang terjadi.
Baiklah untuk menghemat waktu, saya tidak akan membacakan secara detail laporan
dari hasil reses kami berempat tapi hanya beberapa poin penting yang saya pikir yang saya
kemukakan pada siang hari ini.
Pertama, mengenai koordinasi antar daerah di wilayah Jabodetabekjur karena kami
memahami permasalahan ibukota permasalahan Jakarta tidak akan dapat diselesaikan oleh
hanya Gubernur Jakarta. Siapapun gubernurnya termasuk saya kalau jadi gubernur tanpa
dukungan dari Depok, Bogor, Tanggerang dan Bekasi tidak akan pernah selesai. Oleh karena
itu perlu didorong kerjasama kawasan terpadu Jabotabekjur yang kemarin pada masa sidang
di Komite I sudah disampaikan juga tentang usulan Undang-Undang Kawasan Terpadu
Jabotabekjur.
Yang kedua mengenai normalisasi kali Ciliwung. Seperti kita ketahui Jakarta dikepung
oleh beberapa sungai yang salah satunya adalah Kali Ciliwung dan masih sulitnya
diselesaikan karena keterbatasan kewenangan dari Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu
kami mendorong kiranya Menteri Pekerjaan Umum bersinergi dengan Menteri Perumahan
Rakyat dan stakeholder yang lainnya untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan ini.
Yang ketiga terkait dengan masalah kemasyarakatan yaitu mengenai penghapusan
BOP untuk madrasah swasta di Provinsi DKI Jakarta yang ini sangat merugikan dan sebagai
bentuk ketidakadilan dan diskriminasi yang masih terjadi oleh pihak yang ada di Jakarta.
Untuk itu kami mendorong kiranya Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah dapat
bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menjamin terlaksananya dan pemenuhan hak-
hak siswa madrasah swasta.
Masalah sosial lainnya adalah mengenai berbagai masalah sengketa lahan yang ada di
Provinsi DKI Jakarta yang masuk kepada kami dan juga masalah sosial lainnya mengenai
sengketa pengelolaan Masjid As-Salam yang ada di Cengkareng. Untuk itu kami mendorong
Gubernur Provinsi DKI Jakarta untuk mampu menyelesaikan masalah ini dengan cara
kekeluargaan. Yang selanjutnya dan usulan catatan poin terakhir yaitu mengenai usulan kami
tentang komunikasi politik antar anggota DPR RI, DPD RI dan DPRD Provinsi DKI Jakarta
sebagai salah satu isu strategis untuk bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada di
Jakarta.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 12
Hadirin yang saya hormati, demikianlah laporan kegiatan masa kerja di daerah di
Provinsi DKI Jakarta periode pelaksanaan 6 Desember hingga 12 Januari 2015. Semoga hasil
laporan kegiatan di daerah ini dapat ditindak lanjuti dengan baik melalui komite-komite dan
kelengkapan DPD RI lainnya.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om santi santi om
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada saudara Abdul Aziz Khafia yang telah menyampaikan laporan
dari provinsinya. Kami persilakan yang mewakili Provinsi Jawa Timur
PEMBICARA : H. AHMAD NAWARDI, S.Ag
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swasti astu
Shaloom.
Yang saya hormati Ketua dan Wakil Ketua, Pimpinan. Yang saya hormati para
Anggota DPD RI mulai Sabang sampai Merauke, para hadirin dan hadirot yang berbahagia.
Kenapa saya menyampaikan hadirin, hadirin bagian yang IN, hadirot yang OUT yang ada di
luar. Jadi semuanya kena semua hadirin dan hadirot.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan dari Jawa Timur belasungkawa dan
duka yang sedalam-dalamnya atas musibah musiman yang terjadi di Indonesia mulai dari
Aceh sampai Papua termasuk musibah bencana yang dialami oleh pesawat Air Asia
penerbangan dari Bandara Juanda ke Singapura beberapa hari yang lalu. Semoga musibah-
musibah ini menjadi semacam peringatan kepada bangsa ini bahwa bukan alam yang tidak
bersahabat tetapi manusianya yang mulai menjauh dari alam dan tidak bersahabat dengan
alam.
Pimpinan dan para Anggota DPD RI yang saya hormati, perkenankan kami dari DPD
RI Provinsi Jawa Timur menyampaikan beberapa hal hasil reses yang dimulai tanggal 6
Desember sampai 11 Januari 2015 kami berempat 2 kali melaksanakan reses bersama.
Pertama bertemu dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan banyak hal yang dibahas dan
banyak hasil yang telah disepakati bersama. Yang kedua, kami juga kunjungan atau reses
bersamaan dalam angka melihat langsung korban lumpur Lapindo yang sudah 10 tahun
penanganannya terkatung-katung sampai sekarang belum selesai dan alhamdulillah oleh
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dijanjikan ganti rugi yang kurang sebesar 781
milyar akan segera diganti pada RAPBD, mohon maaf RAPBN 2015.
Selain itu, kami berharap nanti DPD RI juga ikut mendorong pemerintah agar
penanganan lumpur ini segera diselesaikan. Kedua, persoalan sosialisasi tentang Undang-
Undang Dasar dan distribusi dana 1 triliun atau 1,4 milyar per desa ini perlu sosialisasi
bersama karena kepala desa dan pamong desa banyak yang belum tahu makanya kita
membutuhkan sosialisasi mungkin perlu dianggarkan dana sosialisasi ini nanti kalau kita
usulkan.
Yang kedua, persoalan pemberdayaan masyarakat desa, para kepala desa juga
mengusulkan pembangunan badan usaha milik desa di setiap desa itu juga perlu segera
dilestarikan, disosialisasikan dan butuh dukungan dari DPD RI. Persoalan migas, kenaikan
gas dan saat ini juga persoalan gas yang subsidi yang juga di masyarakat mulai berkurang
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 13
mulai hilang juga persoalan pupuk yang juga ya subsidi pupuk juga mulai hilang di
masyarakat ketika masyarakat membutuhkan petani membutuhkan saat ini untuk
menghilang, ini juga para petani menginginkan lebih baik subsidi itu hilang tidak ada subsidi
asalkan pupuknya ada. Itu juga perlu perjuangan yang keras dari kita meyakinkan pemerintah
bahwa penarikan subsidi juga diinginkan oleh masyarakat.
Selanjutnya persoalan pendidikan. Pendidikan terutama guru tidak tetap yang sampai
sekarang masih bernasib melebihi nasib buruh yang perbulannya honornya antara 130 ribu
sampai 200 ribu per bulan, ini juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah, baik
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Dan kita mengusulkan agar membebankan
kewajiban persoalan guru atau honor guru ini kepada pemerintah daerah agar
menganggarkan seperti UMK. Selanjutnya persoalan tenaga kerja luar negeri yang juga
menjadi persoalan kita bersama. Di Jawa Timur ini adalah salah satu lumbung TKI luar
negeri mulai dari Malaysia, Arab Saudi, HongKong dan lain sebagainya juga dibutuhkan
kerjasama pemerintah segera melakukan kerjasama dengan pemerintah antar negara sehingga
pata TKI ini selalu terlindungi . Jadi setiap tahun juga ini menjadi warisan kita semua bahwa
banyak TKI-TKI yang belum ada perlindungan, baik kesehatan, advokasi, dan lain
sebagainya.
Selanjutnya persoalan pelestarian bahasa daerah. Di Jawa Timur banyak bahasa-
bahasa daerah tidak hanya Jawa tetapi ada juga Madura, ada juga bahasa Osing dan bahasa-
bahasa daerah yang lain perlu pelestarian, jangan sampai bahasa ini kalau sudah dicaplok
oleh Malaysia nanti baru kita baru bangun, baru sadar kita mempunyai kaya dengan bahasa.
Selain itu persoalan ekonomi kreatif. Kita tahu bahwa bangsa ini mempunyai begitu kaya
dengan kreativitas, kaya dengan sumber daya alam eh sumber daya manusianya yang mana
di Jawa Timur mulai dari ujung Banyuwangi sampai Pacitan itu banyak namanya UKM-
UKM yang membuat mulai dari sepatu, baju, dan lain sebagainya. Inilah yang harus
mendapatkan perhatian dari kita semua bagaimana mulai soal permodalan, pelatihan, dan lain
sebagainya. Ini yang mereka inginkan, harapkan pemerintah terutama DPD memperjuangkan
kepada pemerintah menyampaikan kepada pemerintah perhatiannya mulai terutama
permodalan. Nah di sini kepada DPD, kepada Pimpinan terutama bagaimana serap aspirasi
yang begitu tebalnya ini bisa terealisasi tidak hanya disampaikan lewat Paripurna, tetapi ini
sampai kepada Presiden Jokowi sehingga kita nanti bisa dalam bentuk serap aspirasi atau
dana aspirasi yang perlu kita perjuangkan bersama kepada Pimpinan DPD sehingga kita
turun ke daerah kembali menyampaikan aspirasi ini bisa terealisasi dan kita bangga menjadi
Anggota DPD karena mampu memperjuangkan aspirasi-aspirasi selama reses kita
berlangsung.
Mungkin itu saja yang bisa kami sampaikan. Tidak bisa kami sebut satu-persatu. Ini
jumlahnya ada 1000 lembar karena tidak bisa saya hitung. Mengakhiri laporan ini kami
menyampaikan semoga hasil kegiatan Anggota DPD RI di daerah dapat ditindaklanjuti
secepatnya sehingga memberikan kepastian kepada daerah dan masyarakat atas persoalan
yang dihadapi. Saya atas nama pemerintah, mohon maaf, atas nama Anggota DPD RI
Provinsi Jawa Timur menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan para Anggota yang
senantiasa perhatian mendengarkan keluhan dan penyampaian hasil reses dari kami.
Wallahul muwafik ila aqwamit thariq.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada perwakilan Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya kami persilahkan
yang mewakili Provinsi Banten.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 14
PEMBICARA : KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (BANTEN)
Bismillahirrahmanirrahiim
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, yang saya hormati para Senator seluruh Indonesia,
yang saya hormati Sekretaris Jenderal dan hadirin yang Allah muliakan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah.. bahwa pada hari ini kita dapat bertemu dalam Pembukaan Sidang
kedua DPD RI. Kami atas nama DPD RI dari Banten mengucapkan belasungkawa atas
musibah yang terjadi di Indonesia khususnya di Jawa Tengah di Banjarnegara. Semoga Allah
meringankan beban para korban yang ditinggalkan. Juga kepada saudara-saudara kita di Jawa
Timur yang terkena musibah jatuhnya pesawat Air Asia. Mudah-mudahan yang ditinggalkan
dapat keringanan dari Allah SWT, juga musibah-musibah lain di Indonesia terutama musibah
banjir di Jakarta yang setiap tahun terjadi mudah-mudahan bisa ditanggulangi sekarang, juga
di Jawa Barat di Baleendah yang selalu juga hujan banjir setiap tahunnyadan lain-lain.
Hadirin yang kami muliakan, kami dari DPD RI dari Banten alhamdulillah telah
melaksanakan kunjungan kerja di daerah kami dalam rangka melaksanakan pelaksanaan
konstitusional selama dari tanggal 6 sampai 11 Januari. Dalam hal ini perkenankanlah saya
membacakan sedikit saja dari pokok-pokok aspirasi yang kami tampung pada masa kerja itu
karena kalau kita baca seluruhnya tidak mungkin dapat diselesaikan waktunya ini.
Pertama adalah bidang tugas Komite I, sama dengan yang lain saya rasa di seluruh
Indonesia ini masalah Undang-Undang Pemerintahan Desa ini mengakibatkan hal-hal yang
kita khawatirkan terjadi korupsi di desa-desa sehingga para kepala desa dan kita semua
harapkan ada pembinaan kepala suku, kepala desa sehingga ketika dana bantuan dari pusat
ini bisa dapat dilaksanakan dengan sebaik baiknya sehingga tidak banyak kepala desa yang
masuk penjara. Ini penting, artinya bahwa ini seluruh, bukan hanya dari kepala desa dan
seluruh masyarakat seperti itu, ini sama dengan provinsi lain .
Kedua adalah masalah Undang-Undang Pilkada. Di tahun 2015 ini banyak Undang-
Undang Pilkada akan datang juga di Banten. Kita harapkan perpu atau undang-undang
diselesaikan cepat oleh DPR RI sehingga pemerintah daerah ataupun KPU tidak merasa
bimbang dengan pelaksanaan pilkada pada tahun ini atau akan datang.
Untuk Komite II ini masalah, sebenarnya masalah yang sangat tidak kita harapkan.
Para petani sekarang musim hujan dan ... tetapi pupuk langka. Hampit sama dengan Jawa
Timur sama ya. Ini pupuk langka. Mereka mencari yang yang tidak bersubsidi saja tidak ada,
Jadi kita harapkan pemerintah secepatnya membuat koordinasi antara departemen, antara
pabrik pupuk dengan Kementerian Pertanian agar supaya kelangkaan pupuk ini bisa diatasi
sehingga petani dapat melaksanakan penanaman padi dengan cepat dan baik juga sistem
drainase di, irigasi-irigasi ini perlu diperbaiki. Irigasi yang ada itu sebenarnya dibuat pada
zaman Belanda dan kita sejak merdeka ini bukan memperbaiki, malahan merusak. Yang ada
kerusakan drainase itu, irigasi. Jadi kita memeliharanya tidak bisa apalagi membuat. Kita
harapkan Kementerian PU juga pemerintah daerah untuk secepatnya merehabilitasi irigasi
agar supaya drainase air dan untuk pertanian ini bisa lebih baik karena pertanian tanpa air itu
sia-sia. In yang penting diperhatikan untuk Komite II terutama ya. Juga masalah listrik di
daerah ini, banyak di Banten di desa perbatasan Jawa Barat dengan Banten itu daerah
Sukabumi ya di sini itu banyak desa yang masih padam, masih tidak ada listrik. Jadi kita ini
di sini tearng benderang ya, mereka masyarakat di desa itu masih gelap. Kita harapkan ini
secepatnya untuk merealisasikan bagaimana agar listrik itu sampai ke desa-desa yang
sekarang masih belum terang. Kemudian daripada itu BBM ini secepatnya tidak fluktuaktif
begitu harganya, tidak terus naik turun karena melibatkan juga harga listrik naik turun juga.
Juga kita harus menguraikan inflasi maka dari itu ini pemerintah harus betul-betul
memfokuskan agar supaya BBM ini tidak naik turun sehingga mengakibatkan
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 15
ketidakseimbangan di masyarakat. Juga masalah elpiji. Saya rasa tempat lain juga sama ini
juga kelangkaan pada 3Kg jadi masalah . Ini para tukang bakso, tukang-tukang pedagan
kecil ini mereka justru tidak terhenti akan berdagang, mereka tiap hari tapi ketika mencari
elpiji 3Kg tidakada, ini kita harapkan seperti pemerintah mengantisipasi hal yang tidak kita
inginkan agar supaya perekonomian kita jadi baik.
Komite III masalah pendidikan. Ini pemerintah terutama Kementrian Pendidikan
jangan sampai setiap pemerintah baru terus kurikulum diganti, ini kurikulum 2013 masih
baru dilaksanakan pada akhir 2013, ini 2015 ini sekarang awal jangan sampai diubah
kembali. Ini sudah berjalan dengan baik, masyarakat, para guru, kepala sekolah, pimpinan
sekolah/ yayasan mengharapkan agar kurikulum 2013 terus berlangsung sehingga betul-betul
mereka sekarang karena dilihat bahwa kurikulum 2013 lebih baik daripada kurikulum 2006
karna itu basisnya kepada perilaku, pendidikan akhlak itu sangat baik. Jadi ini diharapkan
kurikulum 2013 ini berlangsung dengan sampai artinya adanya koreksi-koreksi ya, boleh.
Kemudian masalah tenaga kerja. Ini KS akan ada perumahan 1000 bekerja, karena
BBM naik kemudian daripada persaingan baja di dunia, tolong ini kami ketemu mereka dan
jadi jangan sampai rumah mereka menjadi pengangguran. Maka diharapkan pemerintah saya
rasa bukan hannya yang di Banten ya untuk membangun BLK-BLK untuk pelatihan dan juga
membuat kader-kader untuk permodalan sehingga menjadi lebih mudah.
Komite IV adalah masalah Provinsi Banten sebagai daerah penyangga ibukota
diharapkan lebih diperhatikan terutama masalah pembangunan-pembangunan proyek yang
telah disepakati dan belum sempat dilaksanakan dan juga agar supaya terutama Pelabuhan
Bojonegara bisa dilaksanakan karena itu sangat penting dan beberapa proyek lainnya.
Itu mungkin aspirasi teman-teman kita dan kami dari DPD RI Banten dan mudah-
mudahan ini bermanfaat bagi kita semua. Harapan kami bisa menjaga amanah dan tanggung
jawab yang dibebankan kepada kita dengan ikhlas dan penuh kesabaran supaya kita selalu
mendapatkan ridho Allah SWT dalam meringankan tugas-tugas selanjutnya.
Terimakasih atas Pimpinan dan teman-teman seluruhnnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari Provinsi Banten, Andiara Aprilia Hikmat, Ahmad Subadri, Ahmad Sadeli Karim
dan Habib Ali Alwi
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik teman-teman, mohon waktunya dijaga dengan 5 menit supaya nanti bisa kita
menyelesaikan dengan waktu yagn tepat. Kami persilakan selanjutnya juru bicara dari
Provinsi Kalimantan Barat.
PEMBICARA : Hj. RUBAETI ERLITA, S.Sos.I., SH (KALIMANTAN BARAT)
Bismillahirohmanirohim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Pimpinan DPD RI dan ibu, maksudnya Ibu Pimpinan dan rekan-rekan
Senator yang saya banggakan. Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat-Nya pada pagi hari ini kita bisa berkumpul bersama-sama, kita
diberi kesehatan setelah masing-masing kita melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat
sebagai wakil rakyat untuk menyerap aspirasi masyarakat di daerah kita masing-masing.
Sebelum saya menyampaikan laporan kami dari Kalimantan Barat kami ingin
mengucapkan turut berdukacita berbelasungkawa kepada saudara-saudara kita yang
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 16
mendapat musibah baik itu dari Jawa Timur, Air Asia maupun dari Banjarnegara. Mudah-
mudahan almarhum diterima oleh Allah SWT, Aamiin ya rabbalalamiin.
Bapak Ibu yang saya hormati, kami dari Kalimantan Barat melaporkan hasil dari
kegiatan reses dari bulan Desember sampai Januari dimana pada kesempatan yang
berbahagia ini kami akan membacakan pokok-pokok aspirasi masyarakat dalam kegiatan di
daerah sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing komite.
Yang pertama kami sampaikan dari Komite I. Tata ruang atau tata kota sering kali
terabaikan untuk mengejar pendapatan daerah. Hal tersebut sering tidak kita sadari sebagai
penyebab rendahnya tingkat kesehatan dan produktivitas masyarakat. Untuk itu harus ada
pilot project kota percontohan untuk tata ruang yang mengedepankan aspek lingkungan,
kesehatan dan ketertiban kota. Jalan paling mudah adalah dengan mendesain kota
percontohan bagi daerah yang baru dimekarkan karena infrastruktur kota belum lengkap
masyarakatnya dapat dengan mudah bermusyawarah. Sedangkan masalah desa terkait dengan
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa aparatur desa mengalami kebingungan
terutama terkait dengan laporan pertanggungjawaban keuangan desa. Oleh karena itu
masyarakat memerlukan pelatihan teknis tentang implementasi Undang-Undang Desa. Selain
itu aparat desa memerlukan pendampingan bagi pemerintahan desa untuk menguatkan
kapasitas desa. Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang desa harus diikuti dengan
peraturan menteri untuk mendukung efektifitasnya pemerintahan desa karena sampai saat ini
peraturan menteri belum juga dikeluarkan hal ini disebabkan masih terdapat perbedaan tafsir
dan kepentingan antara dua kementerian yaitu Kementrian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Selanjutnya masyarakat
Kalbar mempertanyakan kapan terbentuknya Provinsi Kapuas Raya sebagai pemekaran dari
Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian juga peningkatan kualitas pemilu dan peningkatan
penegakan hukum dan profesional lembaga penegak hukum.
Kemudian dari Komite II. Kelurahan Kuala dan Kelurahan Pasiran di Kota
Singkawang ada beberapa permasalahan antara lain konektivitas Pesisir Utara Kalimantan
Barat yang menghubungkan dengan Malaysia belum berjalan dengan maksimal. Hal ini
dikarenakan jalan dan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Sambas dan Kabupaten
Bengkayang dengan Sarawak kondisinya dalam keadaan rusak parah sehingga menghambat
cepatnya pergerakan orang maupun barang. Selanjutnya juga untuk tetap mempertahankan
dan melanjutkan kesuksesan tersebut, daerah yang terkenal dengan makanan khasnya lempuk
durian, barangkali teman-teman pernah ke Kalimantan Barat pernah merasakan lempuk
durian, luar biasa enak, enak banget, nah memerlukan modal transportasi yang cepat, aman
dan murah. Hal ini mengingat kabupaten yang memiliki ibukota Sukadana ini sebagian besar
merupakan perairan dan laut sehingga akses ke daerah lain di Kakau susah. Selanjutnya juga
lemahannya SDM masyarakat kurang kepeduliannya terhadap pelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup, berbagai faktor yang berkaitan dengan terjadinya kerusakan
lingkungan antara lain karena adanya tekanan penduduk dan keterpaksaan yang dilakukan
untuk membangun demi kesejahteraan masyarakat seperti pembangunan perkebunan,
industri, hutan tanaman, perumahan dan sarana fisik lainnya. Selanjutnya juga kondisi
persediaan air terutama pada musim kemarau karena di Kalimantan Barat itu ada musin
panas, musim kemarau dan juga musim hujan. Jadi kalau musim kemarau kita itu selalu
mengalami kekeringan dan juga air di sana asin. Jadi konsumsi masyarakat dengan air asin
itu tetap setiap tahun kami rasakan. Kemudian juga harga karet. Di Kalimantan Barat itu
mungkin juga di daerah lain harga karet itu sekarang sedang turun, kasihan masyarakat kita
dengan kemarin kenaikan BBM mereka sangat sulit untuk kehidupan sehari hari karena harga
karet dengan harga kebutuhan pokok itu tidak seimbang sehingga masyarakat kami di
Kalimantan Barat banyak mencari pekerjaan ke luar negeri Bu ke Malaysia karena di sana
lebih mudah mendapatkan rezeki, lebih mudah mendapatkan ekonomi yang lumayan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 17
Kemudian juga dari Komite III, pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkenaan dengan evaluasi pelaksanaan
Kurikulum 2013. Di Provinsi Kalimantan Barat penerapan Kurikulum 2013 secara substantif
sangat bagus, kendala justru muncul dari sarana dan prasana yang kurang memadai seperti
belum tersalurkannya buku pelajaran secara merata hingga ke pelosok daerah hingga belum
siapnya perangkat IT sebagai salah satu prasarat sarana pendukung. Kemudian pemberlakuan
Kurikulum 2013 telah menuai pro kontra dari masyarakat terutama di kalangan pemerhati
maupun praktisi pendidikan. Pro kontra ini menyangkut berbagai hal antara lain kesiapan
guru, sarana prasarana, sosialisasi hingga sistem evaluasi pendidikan. Selanjutnya
pengembangan ekonomi kreatif. Masyarakat Kalimantan Barat menyayangkan dihapusnya
Kementrian Ekonomi Kreatif di Kabinet Gotong Royong pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.
Ada banyak potensi lokal di Kalimantan Barat yang dapat dikembangkan menjadi potensi
nasional seperti tanaman Aloevera yang dapat menjadi minuman bercitarasa alami kemudian
untuk kesehatan dan juga menjadi obat-obatan herbal yang berasal dari aloevera tersebut .
Kemudian juga perlindungan bahasa daerah, bahasa dari Kalimantan Barat masih ada dan
digunakan oleh masyarakat di dalam komunikasi dalam keluarga dan masyarakyat bahkan di
kantor-kantor pemerintah bahasa daerah seperti Bahasa Dayak dan Melayu digunakan oleh
para pegawai untuk berkomunikasi sehari hari terutama dengan pegawai lainnya yang sama-
sama menguasai bahasa yang bersangkutan. Pengembangan bahasa daerah memang perlu
dilakukan sebagai sarana ungkapan yang asli, ide, gagasan, pikiran dan perasaan tentang
kehidupan budaya masyarakat lokal yang dilaksanakan secara turun temurun. Selanjutnya
pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
telah meluncurkan suatu program untuk ujicoba penggunaan bahasa daerah di sekolah pada 3
kabupaten di 14 kabupaten/kota yakni Kabupaten Bengkayang dengan Bahasa Dayaknya,
Kabupaten Landak dan Sanggau dengan Bahasa Dayak. Oleh karena itu pemerintah perlu
mengalokasikan dana untuk penelitian dan pengembangan bahasa daerah terutama Bahasa
Dayak dan Melayu di Kalimantan Barat.
Kemudian juga pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan berkenaan dengan upah minimum provinsi atau upah minimum
regional. Provinsi Kalimantan Barat menetapkan UMP sebesar Rp. 1.510.000 berlaku sejak
Januari 2015 namun secara empiris belum banyak perusahaan di Kalimantan Barat yang
mengadaptasikan diri dengan jumlah nominal tersebut. Jadi Kalimantan Barat masih di
bawah UMP Bu gaji mereka.
Kemudian implementasi kebijakan pemerintah mengenai Kartu Indonesia Pintar,
Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera.
Menurut pengamatan kami seluruh program KIP, KIS, KKS dan KSKS masih sebatas
diketahui melalui media televisi. Ketika ditanya kepada desa, pengurus RT/RW seluruh
pihak-pihak yang merupakan ujung tombak pemerintah pusat di masyarakat ini belum
melihat faktanya dimasyarakat, baru sebatas mendengar sosialisai tapi belum ada
realisasinya.
Kemudian juga masalah kesehatan. Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan dan KB
dan prasarana dan sarana kesehatan dasar. Demikian yang bisa kami sampaikan. Mudah-
mudahan semua aspirasi yang kami bawa ke pusat ini mendapat respon dan jalan keluarnya.
Kami dari Provinsi Kalimantan Barat atas nama Bapak H. Oesman Sapta, Bapak H. Abdul
Rahmi, Ibu Maria Goreti dan saya sendiri Lubertilita mengucapkana terima kasih yang
sebesar besarnya dan demikian yang bisa kami sampaikan, mohon maaf jika ada kekurangan.
Kalau orang Melayu itu pasti berpantun, Burung kilik hinggap didahan, dahannya patah
burungnya jatuh.
Wabilahi taufik walidayah
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 18
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.
PIMPINAN SIDANG : GKR HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih dari Kalimantan Barat. Kita lanjutkan ke NTT, silakan.
PEMBICARA : Ir. ABRAHAM LIYANTO (NTT)
Yang saya hormati Pimpinan, yang terhormat Pimpinan alat kelengkapan DPD RI,
Pimpinan Kelompok, yang terhormat Saudara-saudara Anggota DPD RI, yang terhormat
Sesjen dan staf Sekretariat Jenderal DPD RI.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita sekalian.
Om swasti astu
Pimpinan dan Anggota Dewan Republik Indonesia yang saya hormati, pertama-tama
kita patut menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita
semua dapat hadir pada Sidang ke-8 Masa Sidang II Tahun 2014-2015 ini. Dan kami juga
mengucapkan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru bagi yang melaksanakannya, juga turut
berbelasungkawa atas musibah yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan juga Jawa Timur.
Pada kesempatan ini juga kami menyampaikan turut berdukacita yang sedalamnya atas
meninggalnya orangtua atau ayahanda dari rekan anggota kami DPD RI Pak Ibrahim Meda
ayahnya meninggal kemarin dan beliau tidak sempat hadir pada hari ini karena pulang
kemarin.
Melalui sidang yang terhormat ini kami ingin menyampaikan beberapa hal yang
terjadi di Provinsi Nuisa Tenggara Timur sebagai berikut:
Yang pertama Komite I menyangkut pemerintahan daerah. Ada persoalan masalah
dana desa, dana alokasi, dana di tiap-tiap desa. Dana desa yang dijanjikan oleh pemerintah
sebesar 1M sampai 1,4M diharapkan agar bisa terealisasikan dan banyak desa yang
persoalan ini masih menunggu sampai dengan saat ini belum terealisasikan.
Yang kedua di Komite I juga menemukan persoalan pembentukan atau pemekaran
beberapa DOB terutama DOB Adonara yang semestinya sudah harus terjadi pada periode
yang lalu tapi tertunda. Keinginan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan DOB baru
ini dan diharapkan pemerintah pusat dan seluruh stakeholder yang ada bisa mempercepat
proses DOB ini karena bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi penduduk setempat.
Yang berikut juga masalah pertanahan. Ditemukan beberapa persoalan pertanahan
terutama di daerah Nusa Tenggara Timur yang menyangkut tanah adat atau tanah ulayat yang
masih belum ada sertifikasinya. Diharapkan Nusa Tenggara Timur juga bisa menjadi
provinsi kepulauan karena daerah ini terdiri dari 1.192 pulau dan juga berbatasan dengan
dua negara yaitu RDTL dan Australia.
Untuk Komite II persoalan yang menonjol adalah masalah pekerjaan umum di bidang
pekerjaan umum menyangkut standar kualitas daripada pembangunan infrastruktur ada
beberapa proyek infrastruktur yang dari dana APBD itu mengalami masalah dan contohnya
beberapa umbung-umbung tidak dapat diselesaikan dengan baik terutama di Halmahera
sehingga fasilitas ini tidak dapat dipergunakan sampai saat ini dan ini menjadi temuan
daripada para anggota DPD yang melakukan reses ini. Juga NTT adalah provinsi kepulauan
tadi maka diharapkan infrastruktur seperti jalan, bandara, pelabuhan sangat penting dan
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuan ekonomi yang akan datang. Oleh karena itu RUU
Kepulauan ini diharapkan Komite II nanti dapat mendorongnya nanti menjadi RUU yang
bisa juga menjadi Undang-Undang.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 19
Kemudian di Komite III. Komite III menyangkut bidang ketenagakerjaan. NTT
merupakan salah satu provinsi pengirim tenaga kerja ke luar negeri terbesar kedua setelah
Jawa Timur dan banyak persoalan tenaga kerja ini terus bermunculan sampai dengan saat ini
juga melibatkan beberapa oknum pejabat baik dari kepolisian, ..., BNP2TKI sampai dengan
hari ini dan juga muncul di beberapa media massa nasional maupun internasional.
Diharapkan Komite III bisa mendorong persoalan ini untuk bisa diselesaikan secara nasional
supaya tenaga kerja Indonesia bisa dikirim secara baik dan terhormat di luar negeri. Ironisnya
harapan ini sangat berbeda dengan realisasi karena banyaknya kasus yang kerap kali
menimpa TKI asal Nusa Tenggara Timur. Kasus penyiksaan, pemerkosaan, pembayaran gaji
dan human trafficking ini masih terus berlanjut sampai dengan sekarang. Untuk mengatasi
persoalan human trafficking yang sering terjadi di Nusa Tenggara Timur maka Anggota DPD
RI asal Nusa Tenggara Timur berharap dan mendesak pemerintah agar dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
Yang pertama, perlu ditegaskan tentang cara pencegahan terhadap masalah calon TKI
sehingga calon TKI bisa berangkat secara legal. Ini perlu sosialisasi.
Yang kedua, perlu pemetaan semua masalah TKI ilegal agar instansi pemerintah dapat
mengatasi persoalan tersebut sesuai dengan tugas masing-masing.
Yang berikut, diusulkan agar pemerintah memberikan atau membantu proses
pengurusan dokumen calon tenaga kerja ini secara gratis yaitu seperti surat keterangan
kesehatan, paspor, KTP, akta kelahiran, dan lain-lain. Apabila ini diberikan secara gratis
diyakinkan maka calo atau middleman yang sering bermain untuk menjadikan tenaga kerja
ini ilegal bisa berkurang. Dan juga diharapkan pemerintah bisa mengintensifkan pelatihan
ketenagakerjaan ke luar negeri.
Yang berikut, masalah masih dalam Komite III, implementasi Kartu Indonesia Pintar
(KIP). Sosialisasi terkait KIP sampai dengan saat ini masih terbatas wacana yang sering
dibicarakan dan didengar baik melalui media massa maupun elektronik maupun surat kabar
harian mingguan Indonesia langsung dari narasumber masih sangat jarang dan malah di
sebagian wilayah NTT belum pernah dilakukan. Kemudian, menyangkut program Kartu
Indonesia Sehat (KIS) secara sederhana dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan program
BJPS atau Jamkesmas yang sebelumnya telah diluncurkan pemerintah dalam rangka
membantu keluarga kurang mampu dalam hal mendapatkan layanan kesehatan gratis.
Sosialisasi implementasi kebijakan KIS ini di daerah dinilai masih kurang. Namun kehadiran
program KIS memberikan manfaat bagi rakyat karena KIS menjadi sumber pembiayaan baru
bagi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di daerah.
Terakhir, Komite IV menyangkut sistem perencanaan anggaran berbasis daerah buttom
up bukan top down. Mayoritas pemerintah daerah di Nusa Tenggara Timur memerlukan
sistem perencanaan keuangan di republik ini sistem yang dibuat bukan berdasarkan usulan
dari bawah atau buttom up tetapi ditentukan dari atas ke pusat (top down). Akibatnya, yang
dibutuhkan di daerah tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan dari pusat implementasi
lanjutan adalah adanya proyek atau pembangunan yang mubazir karena tidak sesuai dengan
kebutuhan di daerah. Sebagai jalan keluar dari persoalan tersebut para kepala daerah di Nusa
Tenggara Timur mengharapkan sistem perencanaan diubah, sistem harus bersumber atau
berbasis usulan daerah bukan ditentukan dari atas. Forum musrembang harus benar-benar
digunakan bukan menyusun program berdasarkan proposal.
Demikian laporan kami selama melaksanakan tugas-tugas Anggota DPD RI Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Kami berharap agar dapat ditindaklanjuti pada komite-komite dan alat
kelengkapan DPD lainnya yang laporan resmi akan kami serahkan cukup tebal dan inilah
resume daripada laporan Anggota DPD RI. Atas nama 1. Drs. Ibrahim Agustinus Medah, 2.
Abraham Liyanto 3. Adrianus Garu 4. Syafrudin Atasoge.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 20
Salam damai sejahtera buat kita sekalian.
Om santi santi om
PIMPINAN SIDANG : GKR HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Bapak dan Ibu sekalian, dengan kita sepakati mungkin satu lagi dari NTB. Kemudian
kita akan istirahat pukul 12.30 WIB sehingga kita akan kembali pada pukul 14.00 WIB
PEMBICARA : BAIQ DIYAH RATU GANEFI, SH (NTB)
Bismilahirohmanirohim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swasti astu
Yang terhormat Pimpinan DPD RI, Saudara-saudara Pimpinan Alat Kelengkapan,
Kepanitiaan Badan Kehormatan DPD RI serta Saudara Pimpinan BPKK MPR RI yang kami
banggakan, seluruh Anggota DPD RI dan terutama sahabat saya Pak Aziz, selamat datang
kembali ke DPD RI, alhamdulillah. Sesjen dan seluruh jajarannya.
Pertama-tama, kami mengucapkan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Semoga di
tahun ini kita akan lebih baik lagi dari tahun-tahun yang lalu. Kemudian, kami juga prihatin
terhadap bencana alam di Indonesia. Kemudian kecelakaan, kemudian banyak sekali
bencana-bencana, semoga pemerintah cepat tanggap dalam menghadapi seluruh bencana
yang ada di negeri kita ini. Perkenankanlah kami pada Sidang Paripurna Masa Sidang II
Tahun 2014-2015 ini mengajak seluruh yang hadir untuk menghaturkan segenap puji dan
syukur kehadirat Allah SWT atas curahan anugerah rahmat dan hidayah-Nya yang tak
terhingga sehingga kita semua mendapat tetap menjalankan tugas yang diembankan negara
dalam menyerap aspirasi masyarakat di daerah. Teriring pula salawat dan salam semoga
selalu tercurah untuk suriteladan umat manusia Nabi Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat, dan pengikut setia hingga akhir zaman. Semoga Sidang Paripurna yang digelar hari
ini menjadi bagian dari langkah konstitusional kita guna membangun eksistensi lembaga
menuju lembaga perwakilan yang diidamkan masyarakat dan daerah.
Pimpinan dan Anggota DPD RI kalau kita melihat hampir semua permasalahan daerah
tadi sudah dijelaskan walaupun hanya baru sebagian saja, saya rasa hampir semua daerah
mempunyai permasalahan yang sama tetapi perlu juga kami dari NTB menyampaikan
beberapa hal, tidak kami bacakan semua tetapi hanya beberapa saja yaitu yang pertama
adalah masalah pembentukan pemekaran dan penggabungan daerah. Aspirasi pembentukan
daerah otonomi baru terutama adalah Provinsi Pulau Sumbawa yang telah mendapat ampres
dari Presiden semoga bisa segera direalisasikan. Itu yang kami harapkan terutama adalah
karena pemekaran Pulau Sumbawa ini sudah pada periode yang lalu sudah kita sahkan juga
di DPD RI.
Kemudian yang kedua, masalah pemilukada bahwa pada tahun 2015 ini akan diadakan
pemilukada untuk dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok
Utara. Pasca terbitnya Perpu Nomor 1 Tahun 2014 menggantikan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota ini menimbulkan
ketidakpastian di tengah masyarakat. Apakah tetap melalui pilkada langsung atau melalui
DPRD yang diharapkan dapat segera diputuskan dari DPD RI, kami harapkan segera dapat
bersikap untuk hal ini. Kemudian, yang kedua bahwa pemadaman listrik bergilir ini hampir
juga terjadi di seluruh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. Jadi mohon bantuannya
kepada Komite II. Ini pemadaman listrik ini betul-betul melalui Pimpinan tentunya Pak
Parlin bahwa listrik ini masih juga bermasalah. Kemudian juga, saya juga dengar tadi pupuk
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 21
bersubsidi kami juga punya, jalan dan transportasi juga, pencemaran lingkungan itu juga
menjadi bagian dari laporan kami dari Nusa Tenggara Barat. Kemudian juga saya juga harus
membacakan padahalnya tadi dari NTT juga sudah membacakan bahwa Kartu Indonesia
Sehat ini sangat bermasalah. Jadi kita tahu bahwa masyarakat mengetahui bahwa ketika
diluncurkan maka itu harus segera digunakan tetapi pada kenyataannya di lapangan bahwa
kartu-kartu itu tidak bisa dipergunakan. Jadi kami harapkan nantinya melalui Paripurna,
melalui DPD RI dan Pimpinan mudah-mudahan seluruh permasalahan di daerah ini juga bisa
kami segera direalisasikan.
Kemudian untuk Komite IV, kami juga sudah melampirkan data-data yang pada
Paripurna sebelumnya itu diberikan oleh Komite IV. Kami harapkan data yang kami berikan
itu agar diteruskan nanti kepada yang berwenang. Terakhir, usul/saran kami bahwa kami
harapkan setelah Paripurna ini dari DPD RI memberikan, mempublikasikan permasalah-
permasalahan daerah di seluruh Indonesia ini agar nanti daerah mengetahui bahwa
permasalahan kita di lapangan yang sudah menyerap aspirasi ini bisa juga mereka melihatnya
karena sampai dengan hari ini masyarakat menaruh perhatian sekali kepada DPD RI sehingga
seluruh permasalahan yang ada di daerah aspirasinya diberikan kepada kami. Kami usulkan
agar setelah ini dipublikasikan dan dipertegas bahwa kalau persoalannya di daerah maka
gubernur, bupati, walikota yang akan menyelesaikan tetapi kalau tahu persoalannya menjadi
persoalan nasional maka presiden dan pemerintah yang harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikan segala permasalahannya.
Demikianlah laporan yang dapat kami sampaikan sebagai aspirasi dari kami dari
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Semoga ini sangat bermanfaat dan semoga ini dapat
dipublikasikan sehingga permasalahan-permasalahan ini bisa dapat diselesaikan.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi om
Anggota DPD RI Provinsi Nusa Tenggara Barat. baiq diyah ratu ganefi, SH, Drs. H.
Lalu Suhaimy Ismy, Prof. Dr. Farouk Muhammad, Hj. Robiatul Adawiyah, SE. Terima
kasih.
PIMPINAN SIDANG : GKR HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Mungkin dengan kesepakatan satu lagi ya, satu deret karena supaya Bali terakhir.
Kami persilahkan dari Provinsi Bali.
PEMBICARA :
Sebelumnya interupsi, Pimpinan. Usul konkret saja untuk ishoma. Istirahat, shalat, dan
makan saya rasa kalau 90 menit kelamaan, 30 menit atau paling tidak 45 menit ishomanya.
Kalau 90 menit baru pukul 14.00 baru kita kerja lagi, itu kayaknya semangat kita sudah turun
lagi nanti.
Terima kasih.
PEMBICARA : I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swasti astu
Laporan kunjungan kerja hasil reses kami dari Provinsi Bali. Yang pertama terkait
dengan Komite I. Saya langsung saja, yang terhormat Pimpinan DPD RI dan seluruh teman-
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 22
teman Senator Indonesia yang saya hormati. Kami ada beberapa permasalahan secara singkat
saja saya sampaikan karena ini yang poin-poin saja terkait di Komite I, Pak Gede Pasek
Swardika.
1. Perlunya memperkuat tatanan adat budaya di Bali
2. Perlunya perbaikan sarana transportasi jalan dan penerangan
3. Masih belum maksimalnya pemenuhan kebutuhan air bersih di masyarakat
4. Perlunya pelatihan peningkatan skill sumber daya manusia masyarakat, khususnya
generasi muda dalam berwiraswasta
5. Perlunya revisi Undang-Undang No. 68 Tahun 1958 terkait pembentukan Provinsi
Bali, NTB, dan NTT
6. Agar desa adat dimasukkan dalam Undang-Undang Desa
7. Tapal batas antara desa perlu diperjelas agar dapat meminimalisasi konflik dalam
masyarakat
8. Pendataan dan pengawasan di Bali agar lebih diperketat, khususnya pada bandara dan
pelabuhan.
Terkait Komite II, ini permasalahan tentunya seluruh teman-teman di seluruh
provinsi. Kebetulan kami di Provinsi Bali ada sekitar hampir lebih 5.000 orang yang
kehilangan daripada kontrak yang pertama pemberhentian pendampingan secara sepihak
dan tidak disertai dengan panduan dan standar operasional prosedur (SOP) bagi
pemerintah daerah, kelembagaan maupun pelaku masyarakat menimbulkan beberapa
hambatan, kekhawatiran serta dampak yang kurang baik yaitu
a. Dana untuk penyelesaian pekerjaan yang masih di rekening UPK tidak bisa digunakan
oleh masyarakat karena spesimen rekening oleh fasilitator dimana tidak ada instruksi
untuk pengalihan spesimen dari fasilitator kepada pihak lain. Ini yaitu masalah PNPM
Mandiri
b. Tidak ada pihak yang ditunjuk untuk melakukan proses pengendalian terhadap
penyaluran dana pelaksanaan penyelesaian kegiatan dan pelestarian kegiatan
mengingat SK terkait penanggungjawaban operasional kegiatan tingkat provinsi,
kabupaten dan kecamatan berakhir tanggal 31 Desember 2014. Ini barangkali semua
provinsi punya permasalahan ini.
c. Khusus untuk dana bergulir simpan pinjam khusus perempuan (SPP) tidak ada
panduan yang dirujuk dalam pengelolaan pasca tanggal 31 Desember 2014. Hal ini
menjadi fatal karena aset dana bergulir sudah mencapai jumlah 183 miliar di seluruh
Bali. Dampaknya dana bergulir ini tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan jika
tidak segera ada kebijakan tata kelola dana bergulir akan berpotensi terjadi
penyimpangan.
d. Proses penataan kelembagaan dan peningkatan kinerja lembaga dalam rangka
persiapan alih kelola belum tuntas difasilitasi. Dengan demikian alih kelola belum siap
dilakukan.
e. Mempedomani Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN dan belajar dari
pengalaman PNPM MPD memunculkan semangat dari pemerintah daerah untuk
mereplikasi perencanaan pembangunan partisipatif yang diimplementasikan sampai ke
tingkat desa termasuk penyusun RKPDS dan RPJMDes dan bagi kades baru proses
fasilitasinya menjadi stagnan.
f. Terkait dengan kebutuhan di daerah direkomendasikan ke pemerintah pusat untuk
mengeluarkan kebijakan berupa aturan dan pendampingan berkaitan dengan :
a) Penyelesaian pekerjaan dan tahapan program tahun 2014
b) Pendampingan untuk persiapan alih kelola
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 23
c) Pendampingan dana desa sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa Pasal 112 Ayat (4).
Terkait Komite III bahwa Undang-Undang Perlindungan Bahasa Daerah sudah saatnya
untuk diperdalam dan direalisasikan terlebih di daerah yang deras terjangan arus globalisasi
dan arus informasinya seperti di Bali. Dua, Unsur kebudayaan, termasuk bahasa daerah,
masih merupakan daya tarik utama pariwisata di Bali karenanya perlu penanganan khusus.
Dari kunjungan reses ke lembaga penjaminan mutu pendidikan tanggal 9 Januari 2015
ditemukan di sebuah daerah menggunakan bahasa Korea sebagai petunjuk dan nama jalan.
Ini jelas mengancam kelestarian bahasa daerah setempat.
Terkait Komite IV. Dana yang bersumber dari APBN selama ini belum optimal
dirasakan oleh masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh belum transparan jumlah dan
alokasi anggaran tersebut. Seringkali yang terjadi adalah pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah tidak sejalan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali.
Anggaran pendidikan yang sudah dialokasikan 20% dalam APBN belum benar-benar
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang
tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya, biaya sekolah masih sangat tinggi, belum lagi
biaya kesehatan yang juga memberatkan masyarakat. Untuk itu DPD RI diharapkan mampu
mendorong penggunaan alokasi dana pendidikan, kesehatan dalam APBN benar-benar
dibutuhkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Baiklah Bapak dan Ibu para Senator yang saya hormati, itulah laporan kami dari
Provinsi Bali. Masih banyak yang belum kami sampaikan tetapi ini akan saya serahkan ke
Pimpinan DPD RI.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om santi santi om.
PIMPINAN SIDANG : GKR HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih dari Provinsi Bali Pak Kadek yang sudah membacakan untuk terakhir di
session pertama. Dengan ini kita skors sampai pukul 14.00 WIB dan kita akan kembali tepat
pukul 14.00 WIB.
Semoga semua tetap hadir dalam Sidang Paripurna ini.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Kembali kepada tempat duduk yang telah ditetapkan supaya kami dari meja pimpinan
bisa melihat siapa-siapa saja yang sudah hadir. Kepada Sekretariat Jenderal, khususnya
Protokol untuk mengundang para anggota dewan yang masih ada di ruangan atau yang masih
SIDANG DISKORS PUKUL 12.33 WIB
KETOK 2X
SKORS DICABUT PUKUL 14.03 WIB
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 24
di luar untuk bisa kembali kepada Sidang Paripurna ini karena masih banyak daripada
daerah-daerah, provinsi-provinsi yang menyampaikan. Dan, kami mohon supaya kedisiplinan
kita di Paripurna untuk bisa kita mengikuti dengan cermat dikarenakan teman-teman sekalian
sebagai anggota dewan kita harus melihat juga bagaimana persoalan-persoalan yang ada
daerah-daerah lain sehingga kita bisa melihat mana isu-isu yang bisa diangkat secara
nasional, mana saja isu yang hanya mungkin cukup diselesaikan pada tingkat lokal. Itu
gunanya dengan kita hadir di sini kita bisa melihat mana yang mrnjadi isu nasional, mana ini
isu yang cukup hanya bisa ditindaklanjuti pada tingkat daerah kita atau mungkin juga
semacam rekomendasi dan sebagainya. Harapan saya melalui Sekretariat Jenderal, mohon
supaya mengundang para anggota dewan.
Baiklah, Bapak-Ibu sekalian, tadi kita telah sepakat sebelum kita tutup skorsing di
awal sidang, kembali lagi untuk memulai acara ini dengan kesepakatan kita tadi, kita akan
mulai pukul 14.00 WIB dan waktu yang kita lihat di dinding itu telah hampir 15 menit.
Untuk itu, izinkan saya dari meja pimpinan untuk mencabut skorsing sidang ini untuk kita
mulai melanjutkan sidangberikutnya.
Baiklah, Bapak-Ibu sekalian, sembari kita menunggu para teman-teman yang lain
yang masih dalam perjalanan menuju ruang sidang ini, tadi terakhir kita telah mendengarkan
berbagai laporan secara ringkas daripada juru bicara-juru bicara dari perwakilan provinsi,
terakhir tadi kita sepakati tadi kita dimulai dari pojok kanan, kemudian telah mencapai Bali.
Selanjutnya, kita mulai daripada Sulawesi Utara ya. Karena Sulawesi Utara tidak ada
wakilnya, kita akan lanjutkan ke Kalimantan Timur. Saya mau tanya, yang mewakili juru
bicara Sulawesi Utara sudah hadir di ruangan ini? Belum ada ya. Kalau begitu kita sepakat ya
karena memang konvensi yang berjalan, bagi yang belum hadir itu nanti akan mulai lagi dari
belakang, kan begitu ya. Mungkin barangkali asumsinya mereka lagi menyiapkan bahannya
atau lain sebagainya, jadi kita tidak bisa memaksakan, tetapi harapan kita pada hari ini
semuanya bisa kita selesaikan dengan baik. Tunggu giliran ya, sabar, mendengar itu lebih
banyak di DPD, jadi kita mendengarkan dari semua apa yang nanti disampaikan.
Untuk itu, kami persilakan dari juru bicara yang mewakili provinsi Kalimantan
Timur. Kami persilakan.
PEMBICARA : DR. Drs. MARTHIN BILLA, MM. (KALTIM)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om swastyastu.
Shalom.
Yang terhormat Bapak Ketua DPD RI, yang terhormat Bapak-Ibu Senator yang hadir
pada hari ini, yang saya hormati Pak Sesjen beserta staf. Pertama-tama, perkenankan saya
atas nama rekan-rekan dari DPD Kaltim menyampaikan hasil reses, kunjungan, maupun
penyerapan aspirasi selama melaksanakan reses yang pertama DPD RI. Namun, pada
kesempatan yang baik ini saya tidak membacakan secara keseluruhan. Kami hanya akan
menyampaikan materi yang dianggap inti dari masing-masing komite yang sudah masuk di
dalam rekap laporan reses ini.
Yang pertama dari Komite I sesuai dengan bidang tugasnya, yaitu masalah
perbatasan. Masalah perbatasan Kalimantan Timur-Kaltara yang sebelum dilaksanakan reses
merupakan isu yang cukup penting, apalagi dengan adanya tiga desa di Kabupaten Nunukan,
KETOK 1X
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 25
Kalimantan Utara, informasinya masuk atau pindah ke negara tetangga Malaysia atau Sabah.
Pada saat dilaksanakan reses kami langsung mengunjungi ke daerah ini.
Memang masalah utama, Pak ketua, yang pertama adalah kurangnya perhatian yang
khusus menyangkut kebijakan-kebijakan pemerintah, baik itu pusat, provinsi, dan kabupaten
kota terhadap desa-desa yang ada di tapal batas ini. Panjang perbatasan Kaltim dengan
Malaysia itu 1.038 km dan tiga desa ini sebenarnya merupakan desa yang sudah tidak ada
namanya karena pada saat dilaksanakan regrouping desa, nama tiga desa yang ada di Lobis
Ogong ini dihapuskan, kemudian dia digabung dengan desa yang disebut Respen. Tetapi,
wilayahnya masih ada dan masyarakatnya juga ada. Oleh karena itu, isu ini dianggap penting
karena wilayah tiga desa ini adalah wilayah yang sangat potensial dari sisi potensi alam dan
ini sangat rawan kalau sampai kita kurang cepat untuk menangani masalah ini.
Yang kedua, masalahnya adalah apa sebab masyarakat dikatakan bahwa mereka itu
memiliki id card Malaysia Pak. Apa sebab mereka mendapat kartu id card Malaysia?
Karena, mereka memang bekerja di sana. Kedua, anak-anak mereka ada yang sekolah di
sana, kemudian fasilitas kesehatan free, Pak, di Malaysia itu. Jadi, inilah yang membuat
masyarakat kita jadi begitu sering dan betah di sana, tetapi warga negara Indonesia mereka
masih, Pak. Oleh karena itu, kita harapkan ke depannya ini kebijakan mengenai perbatasan.
Baik darat maupun laut perlu ada kebijakan khusus, Pak, yang benar-benar fokus sehingga
tidak akan menimbulkan biaya yang mahal. Kalau kita terlambat, seperti Sipadan-Ligitan,
maka ini akan memerlukan biaya besar, bukan saja dari sisi materi, tetapi kedaulatan, Pak.
Karena, bisa saja nanti wilayah ini akan menjadi wilayah Malaysia, karena bisa saja
masyarakatnya dibujuk supaya mereka ikut tanda tangan bahwa wilayah itu wilayah
Malaysia karena mereka sering ke Malaysia. Ini perlu. Sedangkan, infrastruktur menuju ke
sana, saya terus terang saja naik perahu, Pak ketua, perahu yang kecil itu, jauh sekali, 2 hari
baru sampai, tidak ada jalan, kemudian masyarakatnya begitu saya datang mereka sangat
senang. Belum lagi hal-hal lain menyangkut yang ada di Kaltim, itu juga ada sepuluh desa
itu, itu juga sama Pak. Tetapi, yang penting adalah perbatasan ini perlu ada perhatian khusus
kebijakan di tingkat pusat.
Yang kedua, menyangkut area dan tata ruang.Di beberapa kabupaten kota yang kami
kunjungi bahwa masalah pokok yang mungkin akan merupakan bom waktu adalah
menyangkut hak ulayat adat yang sampai sekarang belum diakomodasi oleh pemerintah kita
secara serius. Bukti, Pak, bahwa izin-izin perkebunan, tambang yang ada, baik itu izin
pemerintah pusat maupun provinsi kabupaten kota tidak dapat melaksanakan tanggung jawab
mereka. Seperti contoh, plasma ini rata-rata untuk plasma itu tidak dilaksanakan. Pada saat
ketentuan itu harus 20% plasma, Pak. Sampai sekarang belum dan ini harus kita merupakan
sebuah perhatian khusus pada Menteri Agraria untuk ke depan ini termasuk hukum HAM
bahwa hak-hak adat ini perlu diakomodasi dalam Hukum Agraria yang sedang kami proses.
Yang ketiga Pak, mungkin kita semua membaca di Kaltim sekarang isu yang sangat
katakanlah membumi di Kaltim adalah otsus. Kami mengikuti, sebagai wakil daerah kami
juga wajib ikut dan memang ini adalah isu dari masyarakat, juga dari aparatur pemerintah.
Apa sebab ini timbul? Oleh karena, kekecewaan masyarakat terhadap perhatian dari pusat
menyangkut hubungan pusat dan daerah, yaitu bagi hasil dan sebagainya, yaitu Undang-
Undang Nomor 33 ini, Pak. Sebagai contoh, Kaltim menghasilkan 400 sekian triliun
pertahun, yang turun hanya 10%, apalagi akhir ini oleh pusat kebijakan menghilangkan
sebagian kabupaten kota dana DAU-nya, itu nol Pak. Jadi, inilah isu yang ditimbulkan
menyangkut otsus ini diminta kepada kami untuk disampaikan ke DPD RI untuk nanti ke
depan mereka akan hadir di sini untuk menyampaikan.
Yang kedua, Komite II. Saya kalau menjelaskan terlalu banyak Pak, yang pokok
adalah infrastruktur perbatasan karena menyangkut kedaulatan bangsa. Kalau kita lihat, Pak
Ketua dan Bapak-Ibu Senator yang saya hormati, perbedaan Malaysia dan Indonesia itu jauh
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 26
sekali. Ini dari Kalbar, kalau desa-desa Malaysia sarana prasarana lengkap, infrastruktur baik.
Daerah kita masih hutan rimba, Pak, kemudian tidak ada jalan. Ini memerlukan perhatian dari
kita dan ini juga menyangkut dana.
Yang ketiga, Komite III, kami mendapat laporan di lapangan bahwa kartu KIP, KIS,
dan KSKS ini sampai sekarang belum diketahui masyarakat. Sebagian masih tidak tahu apa
itu ketiga kartu itu. Untuk itu, permintaan mereka agar sosialisasi ini betul-betul diperluas,
bukan saja kepada pemerintah daerah, tetapi juga kepada masyarakat sampai kepada aparat
yang di desa.
Kemudian, Komite IV ini tidak terlepas daripada anggaran karena menyangkut DPD.
Penekanan dari Komite IV adalah kunjungan ke daerah-daerah yang DAU-nya dihapuskan
agar ini menjadi perhatian kita dalam rangka perjuangan untuk bagaimana meningkatkan
alokasi DAU untuk Kalimantan Timur dalam rangka meningkatkan anggaran Provinsi
Kaltim dan Kaltara di masa yang akan dating.
Saya kira sekian laporan kami. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf. Sekian,
terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
Shalom.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik. Terima kasih kepada juru bicara dari Provinsi Kaltim.
Jadi, teman-teman sekalian, dengan kita bisa mendengarkan berbagai isu yang ada di
daerah, kita bisa melihat spektrum nasionalnya apa dan bagaimana sikap kita seperti tadi
yang telah sampaikan oleh Kaltim, katakan ya. Nah, ini tentu menjadi tanggung jawab kita
bersama untuk mencari jalan keluarnya karena Sumatera Barat, Kaltim bukan hanya,
Indonesia bukan saja Kaltim, Indonesia bukan saja Sumatera Barat, Indonesia bukan saja
Papua, tetapi Kalimantan Timur semua itu adalah Indonesia. Itulah gunanya kita di sini untuk
melihat dalam perspektif kita di Indonesia bagaimana melihat apa yang dirasakan oleh
teman-teman yang ada berbagai daerah. Baik, itu gunanya lanjut ya.
Kami persilakan, Kalsel.
PEMBICARA : ANTUNG FATMAWATI, S.T. (KALSEL)
Bismilahirrahmanirrahim.
Laporan kegiatan anggota DPD RI pada penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah
di daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Selatan, 16 Desember 2014 s.d 11 Januari 2015
disampaikan pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2014 – 2015 Sidang Paripurna ke-8 DPD
RI, Nusantara V tanggal 13 Januari 2015.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Bapak Irman Gusman selaku Ketua, yang terhormat Bapak-bapak,
Ibu-Ibu Senator DPD RI se-Indonesia, yang terhormat Bapak Sesjen beserta jajarannya.
Alhamdulillahirrabbil ‘alamin… (Bahasa Arab, red.). Saya secara pribadi mengucapkan
Selamat Tahun Baru. Semoga pada tahun ini kita semua diberi keberkahan, keselamatan, dan
kesehatan, amin ya rabbal ‘alamin.
Bapak-bapak, Ibu-ibu DPD RI yang kami hormati, materi kegiatan reses disesuaikan
dengan tugas Anggota DPD RI di alat kelengkapan serta beberapa isu terkini. Kegiatan reses
ini dilakukan melalui berbagai pertemuan dengan basis konstituen dan stakeholder DPD
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 27
terkait. Ada delapan kali pertemuan yang dilakukan oleh empat Anggota DPD selama selama
satu bulan kegiatan reses. Saya akan sampaikan dalam forum terhormat ini seluruh kegiatan
penyerapan aspirasi yang telah kami lakukan sebagai berikut.
Hasil kegiatan penyerapan aspirasi:
Kegiatan Komite I
a. Permasalahan desa
Masyarakat menginginkan kenaikan BBM, tetapi sekarang sudah turun normal
kembali. Pada intinya, mereka mempermasalahkan keperluan solar di masyarakat
untuk mencari ikan. Tetapi, ini sudah sudah normal kembali, alhamdulillah.
b. Permasalahan pertanahan dan tata ruang
Ditemukannya beberapa hal yang harus diperhatikan oleh berbagai pihak mengenai
proses menata kawasan kumuh di kabupaten atau kota. Contohnya, program
pembebasan pemukiman bantaran sungai dengan memindahkan ke rumah susun sewa
(rusunawa).
c. Isu strategis dalam pelaksanaan otonomi daerah dan hubungan pusat dan daerah serta
antar-daerah.
Yang pertama, agar pemerintah pusat memfasilitasi untuk melakukan renegosiasi
terhadap perjanjian dalam hal perjanjian dana bagi hasil royalti batu bara.
d. Permasalahan di wilayah perbatasan
Tidak adanya patok perbatasan yang jelas sehingga menyulitkan dalam proses
mengeluarkan surat-surat tanah bagi masyarakat yang bermukim di daerah tersebut.
e. Permasalahan Aparatur Sipil Negara
Mendesak pemerintah untuk juga mengeluarkan peraturan pemerintah sebagai tindak
lanjut dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 sebagai kepastian untuk
implementasi undang-undang tersebut.
f. Permasalahan persiapan pemilihan gubernur, walikota, dan bupati
Agar Perpu No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah segera disetujui oleh
DPR RI sebagai kepastian hukum pelaksanaan pemilihan kepala daerah tahun 2015.
Selain kegiatan rapat kerja pada kesempatan ke sini juga anggota DPD RI melakukan
monitoring secara langsung di beberapa titik wilayah terkait suasana politik
menjelang suksesi pilkada 2015 di mana menjelang pilkada banyak sekali proses
pencitraan dari tokoh-tokoh masyarakat yang dimaksud untuk ikut menjadi kontestan
pilkada. Berbagai atribut berupa baliho, spanduk, dan media publikasi lainnya telah
bertebaran sebagai ajang penonjolan pigur. Hal tersebut banyak terlihat di berbagai
sudut perkotaan dan tempat strategis dalam ruang publik.
Kegiatan Komite II
a. Perhatian khusus untuk bidang pertanian dan perikanan
Masyarakat berharap DPD RI dapat memperjuangkan kucuran dana dari pusat,
terutama dana-dana yang bersentuhan langsung dengan kegiatan pertanian, perikanan,
agar sektor pertanian dan perikanan dapat meningkat hasil usahanya.
b. Permasalahan listrik
Masyarakat menanyakan permasalahan listrik yang seringnya mati, pemadaman
bergilir di antaranya kelayakan mesin PLTU Asam-asam yang berakibat menurunnya
tekanan ketinggian waduk 53,8 meter dari permukaan laut pada musim kemarau
untuk PLTA Riam Kanan berkapasitas 3x10 megawatt. Masyarakat juga menanyakan
rencana akan dibangunnya pembangkit tenaga listrik untuk Kalselteng pada tahun
untuk 2021 sehingga ada harapan akan ada surplus daya listrik karena daya listrik
yang akan terpakai hanya 50,60% dari cadangan yang tersedia.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 28
c. Permasalahan energi dan sumber daya mineral
Selama ini di daerah menerima dampak kerusakan lingkungan akibat eksploitasi
sumber daya alam. Dampak buruknya yang diterima ditunjukkan oleh intensitas
bencana, seperti banjir, longsor, kekeringan, dan kesehatan. DPD juga diharapkan
melakukan pengawasan terhadap penambangan liar di daerah Kalsel. Juga
dipertanyakan bagaimana pemerintah pusat memfasilitasi untuk melakukan
renegosiasi terhadap perjanjian dalam hal perpanjangan dan hasil bagi royalti batu
bara yang sudah lewat batas waktu perjanjian, yakni Desember 2014 yang lalu.
d. Permasalahan lingkungan dan tata ruang.
Dengan menjamurnya komplek-komplek perumahan pemerintah diharapkan lebih
tegas dalam hal pemberian izin dan sanksi bagi pengembangan perumahan yang tidak
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
e. Program kompensasi kenaikan BBM bagi masyarakat
Masyarakat mengeluhkan dengan jumlah besaran yang diterima oleh masyarakat
tidak sebanding dengan perjuangan mereka selama mengantre untuk menukarkan
lembaran terdaftar menjadi uang rupiah. Maksudnya, kami di Kalimantan Selatan itu
kalau untuk beli BBM itu antre.
Kegiatan Komite III
a. Ekonomi kreatif
Bahwa Kalimantan Selatan sangat mengharapkan adanya keputusan tentang
nomenklatur tentang ekonomi kreatif, termasuk dalam Dinas Pariwisata atau dibentuk
semacam badan baru. Sementara ini, posisi ekonomi kreatif masih … (22.36)
Kalimantan Selatan
b. Perlindungan bahasa daerah
Untuk bahasa daerah Banjar, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sudah memiliki
peraturan daerah, termasuk peraturan tentang kesenian dan budaya Banjar. Harapan
untuk adanya Undang-Undang Perlindungan Bahasa Daerah memang menjadi
keinginan dari masyarakat di Kalimantan Selatan.
Kegiatan Komite IV
a. Permasalahan tentang UKM
Anggota DPD diharapkan dapat memfasilitasi pengembangan pelaku usaha guna
meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat dan kebijakan umum, antaranya
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan sikap kewiraswastaan, khususnya
bagi UKM.
b. Permasalahan tentang koperasi
Peran koperasi dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraannya masih rendah
di mana Kementerian Koperasi dan UKM membutuhkan tambahan anggaran dalam
RAPBN 2015 untuk menguatkan kelembagaan koperasi dan UKM tersebut di
Kalimantan Selatan.
c. Lain-lain terkait dengan aspirasi masyarakat terhadap DPD
Masyarakat menanyakan bagaimana meminta Anggota DPD agar memperjuangkan
kelanjutan program PNPM mandiri karena dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat
di desa. Anggota DPD RI seharusnya lebih sering turun ke daerah dan lebih kreatif
memperjuangkan kucuran dana dari pusat agar tepat sasaran sehingga pemerataan
pembangunan dapat terealisasi dengan baik.
Demikian laporan hasil reses DPD RI Provinsi Kalimantan Selatan dibuat. Besar
harapan kami apa yang sudah dilakukan oleh anggota DPD RI selama ini tidak kalah, tidak
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 29
akan bias ketika diperjuangkan, dan ditindaklanjuti oleh anggota DPD dalam bentuk regulasi
kebijakan sesuai dengan tugas wewenang Anggota DPD RI.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan:
H. Gusti Farid Hasan Aman, Habib Abdurrahman Bahasyim, Hamid Abdullah, Antung
Fatmawati.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada juru bicara dari Kalimantan Selatan. Selanjutnya,
kami persilakan juru bicara dari Kalimantan Tengah.
PEMBICARA : HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om swastyastu.
Shalom.
Pimpinan DPD RI, Saudara-Saudari Senator Republik Indonesia, juga hadirin
sekalian, alhamdulillah kita bisa semua hadir di sini dan sampai sekarang masih dengan
semangat bisa mengikuti Sidang Paripurna ini. Semoga kehadiran kita di tahun baru ini
menyongsong suasana baru ini pun akan menambah semangat baru kita dalam pengabdian
dan dedikasi dalam melaksanakan tugas konstitusional Anggota DPD RI. Pimpinan DPD RI
dan Anggota DPD RI sekalian, langsung saja saya laporkan ruang lingkup laporan.
Komite I
Dari Komite I dalam terselenggaranya kunjungan kerja ke daerah pemilihan masing-
masing. Yang pertama adalah Komite I dari H. Muhammad Mawardi. Di sini tentang aspirasi
pelaksanaan otonomi daerah dan hubungan pusat dan daerah serta antardaerah. Perlu adanya
revisi perubahan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 agar ada pasal yang mengatur
tentang sistem pengelolaan PAD sehingga daerah mampu meningkatkan lebih besar
pendapatan asli daerahnya masing-masing. Setelah itu, terkait dana perimbangan yang
menjadi permasalahan adalah realisasi dana alokasi khusus atau DAK, keterlambatan juklak
dan juklis membuat pencairan DAK menjadi terlambat. Setelah itu, program e-KTP
seharusnya tetap dilanjutkan. Juga, aspirasi permasalahan pertanahan dan penataan ruang,
permasalahan pertanahan dan tata ruang di Kalimantan Tengah hingga sekarang belum
selesai. Hal ini mengakibatkan terkendalanya pelayanan terhadap masyarakat tentang
pendaftaran tanah dan pembuatan sertifikat tanah. Setelah itu, aspirasi juga tentang persiapan
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Komite I DPD RI dari wilayah Kalteng
mengharapkan kepastian dari pemerintahan pusat tentang pelaksanaan pemilihan kepala
daerah yang langsung atau melalui DPR dan DPRD. Apabila dilaksanakan secara langsung,
maka agar segera membuat juklak dan juklis tentang pelaksanaannya. Masyarakat pun,
khususnya di Kalteng, mayoritas masyarakat meminta pemilihan kepala daerah dilakukan
secara langsung oleh rakyat.
Komite II
Dari Hj. Permanasari, program prioritas provinsi Kalimantan Tengah untuk APBNP
2015 dan APBN 2016. Konektivitas program pembangunan jalan, penuntasan pelebaran jalan
pintas Kalimantan Poros Selatan, batas Kalimantan Barat Pangkalan Bun sampai
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 30
Palangkaraya Pulang Pisau, dan juga program pembangunan pengembangan pelabuhan laut
Provinsi Kalimantan Tengah, pembangunan Pelabuhan Pulang Pisau, Batanjung, Segintung,
Bagendang. Juga dari Komite II, hasil penyerapan aspirasi masyarakat juga menambah
menginginkan penambahan kuota BBM untuk Kalimantan Tengah serta pembangunan
ketenagalistrikan, pembangunan jaringan transmisi, juga tentang ketahanan pangan dan fokus
swasembada beras, peningkatan produktivitas pada areal sentra padi di Kapuas, Katingan,
Barsel, dan daerah yang lainnya.
Komite III
Yang kami soroti adalah masih adanya kesenjangan kualitas pendidikan antara satuan
pendidikan, khususnya satuan pendidikan di perkotaan dan pedesaan atau pedalaman. Sangat
diperlukan tambahan anggaran untuk bantuan kesejahteraan atau insentif kepada guru-guru
daerah khusus terpencil atau pedalaman. Saat ini dana masih terbatas, tenaga pendidik masih
minim untuk daerah pedalaman dikarenakan gaji yang didapat oleh tenaga pengajar dalam
kota dan di pedalaman hampir sama. Seandainya ada perbedaan yang mendasar antara guru
di daerah pedalaman dan di dalam kota mungkin bisa menjadi daya tarik para pengajar untuk
untuk pergi atau mengajar di daerah pedalaman tersebut. Selain itu, perlu dukungan dan
kebijakan untuk pendidikan dan pelatihan kompetensi guru sebab sampai saat ini masih
sangat terbatas jumlahnya setiap tahun dan belum bisa melayani semua. Dan, juga sebagian
sekolah mengeluhkan kurikulum 2013 yang sampai sekarang tidak jelas karena tidak ada
kepastian dari Kemendiknas dan kurangnya sosialisasi untuk sarana yang membantu
tunjangan program kurikulum 2013 atau 2006 di lingkungan sekolah. Setelah itu, meminta
dengan sangat kepada pemerintah agar adanya pengangkatan tenaga honor menjadi PNS
karena sebagian ada yang sudah mengabdi bahkan sampai puluhan tahun sebagai tenaga
honor sampai sekarang belum juga bisa masuk menjadi tenaga PNS, sedangkan umur
kadang-kadang sudah melewati ambang batas. Permasalahan pelayanan haji di Kalimantan
Tengah, alhamdulillah sudah meningkat, namun adanya perlu peningkatan lagi dengan
adanya dukungan embarkasi antara di Palangkaraya agar bisa lebih maksimal. Dan, juga
perlunya bantuan dari pusat untuk pembangunan rumah ibadah yang memadai di daerah
terpencil dan di daerah pedalaman, baik Islam, Protestan, Katolik, ataupun agama yang
lainnya. Dan, juga persoalan kerukunan antaragama perlu didukung program-program dialog
maupun kerja sama yang melibatkan komponennya. Kalimantan Tengah sekarang masih
kekurangan tenaga kesehatan, apalagi daerah pedalaman. Kurangnya tenaga dokter, dan ada
yang masih belum punya sarana kesehatan, seperti puskesmas bahkan posyandu. Dan, juga
untuk program BPJS, ada satu masalah yang yang sangat krusial, yaitu perusahaan-
perusahaan, khususnya perusahaan sawit, batu bara, di Kalimantan Tengah itu kebanyakan
mempunyai rumah sakit sendiri dan karyawannya gratis untuk berobat di rumah sakit
tersebut. Namun, setelah ada kewajiban bahwasanya badan usaha wajib melaporkan tenaga
kerjanya untuk masuk BPJS, maka ada kendala. Dengan kartu BPJS, mereka tetap berobat
gratis di perusahaan. Jadi, untuk apa kartu BPJS tersebut karena fasilitas puskesmas, bahkan
rumah sakit di daerah masih jauh di bawah fasilitas rumah sakit perusahaan. Ini yang perlu
dipikirkan lagi oleh Komite III untuk dibicarakan lagi agar bisa menjadikan rumah sakit
perusahaan yang benar-benar mampu itu bisa dijadikan provider atau rumah sakit rujukan
untuk BPJS.
Komite IV
Program strategis Kalimantan Tengah untuk APBN 2015 ada enam bidang strategis
yang diharapkan diperhatikan oleh pemerintah, yaitu kebutuhan dasar, prasarana dasar,
peningkatan produktivitas pertanahan adat dan kebudayaan, mitigasi bencana untuk
kebutuhan dasar di bidang pangan. Program sains yang layak diangkat sebagai program
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 31
nasional adalah pengembangan tanaman padi, jagung, dan kedelai. Usul juga, pembentukan
Kanwil Dirjen Pajak di Provinsi Kalimantan Tengah dan telah diajukan oleh Gubernur
Kalimantan Tengah, berkirim surat bernomor 060/2038/V/Dipenda kepada Menteri
Pemberdayaan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, meminta agar di
Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak.
Demikian laporan ini dibuat berdasarkan hasil kunjungan kerja dari para senator
Kalimantan Tengah. Semoga hasil-hasil jaring aspirasi masyarakat daerah ini bisa diteruskan.
Mohon dukungan teman-teman para senator sekalian agar bisa kita majukan daerah
Kalimantan Tengah sebagai acuan untuk kemajuan bangsa kita dan negara kita. Itu saja,
insya Allah mudah-mudahan ada manfaatnya dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
apa yang kita kerjakan.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita sampaikan kepada juru bicara dari Kalimantan Selatan, Pak Habib.
Kalimantan Tengah maksud kami. Selanjutnya, kami persilakan juru bicara dari Provinsi
Sulawesi Tengah.
PEMBICARA : dr. DELIS JULKARSON HEHI, MARS (SULTENG)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Om swastyastu.
Pimpinan DPD, rekan-rekan senator dari seluruh Indonesia, Bapak Sesjen bersama
seluruh staf, serta seluruh hadirin yang saya hormati dan saya muliakan. Pada kesempatan
yang indah ini, izinkanlah kami untuk menyampaikan rasa berduka cita, belasungkawa yang
besar atas berbagai bencana alam yang menimpa di republik ini. Terbaru adalah bencana Air
Asia. Kita berdoa mudah-mudahan ke depan rekan-rekan yang biasa ke Singapura tidak
mengalami musibah yang sama. Bapak-ibu yang kami hormati, izinkan kami untuk
membacakan hasil kunjungan ke daerah pemilihan senator dari Sulawesi Tengah, yang kami
akan simpulkan secara garis besar.
Ruang lingkup Komite I
a. Alokasi dana desa yang hari ini jumlahnya belum maksimal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan perlunya pembinaan tentang pengelolaan serta
pelaporan ADD bagi kepala desa dan perangkat desa.
b. Isu keamanan dan terorisme di Poso yang sampai hari ini masih ada perlunya
pendekatan tidak hanya di hilir, tetapi juga dari hulu serta pendekatan yang lebih
persuasif dalam penanganan masalah ini.
c. Masalah pelayanan publik yang masih sangat jauh dari harapan masyarakat,
teristimewa penyelesaian aspirasi dari masyarakat Kabupaten Parigi Moutong.
d. Adanya usulan daerah otonomi baru untuk beberapa kabupaten, yaitu Parigi Moutong
dan Kabupaten Poso, yaitu peningkatan status Kota Poso menjadi kotamadya dan
daerah otonomi baru usulan baru, yaitu Kabupaten Tampolore.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 32
Ruang lingkup Komite II
a. Sebagai daerah yang kaya sumber daya alam, selama ini pengelolaan sumber daya
alam yang tidak menyejahterakan masyarakat sekitar, secara khusus daerah lingkar
tambang dan daerah secara umum.
b. Kemudian pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan masih jauh dari memadai,
masih j auh dari yang layak. Perlu dukungan dana APBN yang lebih besar lagi untuk
infrastruktur jalan dan jembatan di Sulawesi Tengah.
c. Permasalahan tarif angkutan yang sebagai dampak dari kenaikan BBM yang banyak
dikeluhkan oleh masyarakat.
d. Jaringan listrik yang belum memadai dan pemadaman listrik yang menjadi persoalan
di berbagai kabupaten kota yang ada di Sulawesi Tengah.
e. Permasalahan hak guna usaha yang telah merampok hak-hak masyarakat di mana hari
ini banyak persoalan HGU yang titik koordinatnya malah mengambil wilayah desa,
bahkan sudah sampai ke pemukiman desa.
Ruang lingkup Komite III
a. Sosialisasi Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan BPJS Kesehatan yang
belum maksimal sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham tentang ini.
b. Perlunya pendataan kembali penerima bantuan iuran untuk BPJS Kesehatan karena
banyak masyarakat yang seharusnya berhak mendapatkan, tidak mendapatkan
bantuan iuran. Tetapi, sebagian masyarakat yang seharusnya tidak mendapatkan
bantuan iuran, malah mendapatkan.
c. Permasalahan izin pembangunan rumah ibadah
d. Pemenuhan kebutuhan guru agama.
e. Pemenuhan kebutuhan guru dan kesejahteraan guru kontrak dan honor, khususnya
pemenuhan kebutuhan guru-guru di daerah-daerah perifer dan daerah terpencil.
f. Perhatian dan bantuan dari pemerintah bagi sanggar-sanggar seni, sanggar-sanggar
tari yang ada di daerah.
g. Peningkatan kesejahteraan tenaga medis, paramedic, dan tenaga kesehatan lainnya.
h. Dan, yang urgent yang mendesak pada saat ini adalah aturan BPJS, khususnya
pelayanan BPJS kesehatan di mana aturan dari Direktur BPJS yang menyatakan
bahwa sejak pengurusan, tujuh hari kemudian baru kartu BPJS bisa digunakan. Yang
persoalan adalah ketika ibu melahirkan anak, bayi baru lahir dan kemudian ternyata
harus dirawat, maka ini tidak bisa menggunakan kartu BPJS. Dia harus keluar dulu
dari rumah sakit, kemudian masuk kembali, baru bisa menggunakan. Sehingga, ini
yang menimbulkan persoalan sehingga banyak pasien yang harus pulang paksa atau
pulang atas permintaan sendiri. Hal ini akan bisa menimbulkan peningkatan kematian
bayi karena ketidakmampuan untuk membayar biaya rumah sakit. Ini yang harus
menjadi perhatian mungkin Komite III nanti bisa mengundang untuk Direktur BPJS
bisa mengenai hal tersebut. Yang kedua adalah bayi baru lahir dengan kelainan, ini
yang kami temukan fakta di rumah sakit, dengan kelainan kongenital atau kelainan
sejak lahir, kelainan bawaan itu untuk kelas 3 atau penerima bantuan iuran ini tidak
ditanggung oleh BPJS. Sementara, peserta BPJS mandiri itu ditanggung. Ini
diskriminasi yang tidak boleh dibiarkan.
Ruang lingkup Komite IV
a. Kontribusi pajak dalam APBN yang masih rendah sehingga perlunya peningkatan
SDM perpajakan, perencanaan implementasi perpajakan yang masih lemah, serta
tingginya praktik penghindaran dan penggelapan pajak.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 33
b. Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah yang perlu terus di-support dan
dikembangkan, khususnya akses permodalan dan pembinaan terhadap UMKM.
Demikian secara garis besar poin-poin persoalan dan aspirasi yang boleh kami
dapatkan selama kunjungan ke daerah. Semoga ini bisa dapat ditindaklanjuti oleh kita
bersama demi masyarakat yang kita wakili. Sekian dari kami.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kita sampaikan kepada juru bicara dari Sulawesi Tengah.
Selanjutnya kami persilakan dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Para Anggota Dewan yang terhormat, perlu kami sampaikan pada bulan Desember,
saya lupa tanggal persisnya, Desember tanggal 17 ya, telah ada kerja sama antara anggota
DPD RI Provinsi Sulawesi Selatan bersama pemerintah daerah yang diwakili oleh gubernur
Sulawesi Selatan yang saya menjadi saksi waktu itu, yaitu kerja sama menindaklanjuti
berbagai aspirasi yang telah dihimpun oleh pemerintah daerah Sulawesi Selatan. Ada
beberapa poin dan menurut saya ini sangat menarik sekali karena kesepakatan ini akan
ditindaklanjuti secara bersama. Jadi ada kolaborasi, jadi nanti melalui Pak Sesjen, saya
mintakan untuk dibagikan sehingga nanti bisa kita lihat sejauh mana para Anggota DPD yang
di daerah bersangkutan menindaklanjuti upaya-upaya yang telah dikerjasamakan. Begitu Pak
Aziz ya, tolong juga sampaikan sedikit. Untuk itu, kami persilakan Pak Aziz untuk
menyampaikan laporannya.
PEMBICARA : Ir. H. ABDUL AZIZ QAHAR MUDZAKKAR, M.Si. (SULAWESI
SELATAN)
Pak Ketua yang saya hormati, Wakil Ketua yang saya hormati, rekan-rekan Senator
juga saya hormati.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Kalau saya langsung menyambung apa yang disampaikan Pak Ketua bahwa untuk
reses kali ini ada satu hal baru. Sejak ada DPD, baru pertama kali dilakukan di Sulawesi
Selatan dan barangkali juga mungkin untuk keseluruhan. Ketika awal masa reses, kami
berempat bertemu gubernur. Gubernur kemudian menantang kita bahwa kita mau melihat
kira-kira bagaimana sepak terjang dari DPD untuk membawa aspirasi daerah. Mereka
menantang untuk memperjuangkan aspirasi-aspirasi daerah, khususnya infrastruktur yang
sudah lama terbengkalai. Akhirnya, kami mengontak Pak Ketua, ini kita ada ditantang begini
oleh gubernur, kira-kira Pak Ketua bisa tidak kita lakukan MoU sesuai dengan harapan Pak
Gubernur dan kita perjuangkan secara bersama. Ketua langsung merespons dan kemudian
datang ke Makassar. Kami mendiskusikan hal-hal yang bisa kita pikirkan. MoU dan
kemudian disepakati. Di MoU ini sebenarnya kelihatan agak banyak juga, walaupun
sebenarnya pada awalnya Pak Gubernur hanya ingin menegaskan beberapa infrastruktur yang
sangat-sangat mendasar untuk untuk Sulawesi Selatan dan juga bahkan se-Sulawesi.
Misalnya saja yang sesudah menjadi kesepakatan MoU ini dalam hal infrastruktur misalnya
masalah-masalah irigasi ini ada beberapa yang sejumlah potensi lahan pertaniannya sawah
yang tidak bisa optimal karena tidak ada irigasi, terkait dengan pembangunan bendungan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 34
Juga, misalnya menyangkut perhubungan darat, salah satunya adalah yang sudah lama
dijanjikan oleh pemerintah pusat, masalah adanya kereta api trans Sulawesi. Kami berharap
nanti seluruh provinsi di Sulawesi ini melalui Pak Ketua, kita sama-sama berjuang untuk
pengadaan ini karena ini kan janji sudah lama sebenarnya. Jadi, dari Makassar sampai
Manado ini kita akan memperjuangkan seperti itu.
Saya tidak akan menyebutkan satu persatu dari aspirasi yang sudah ditandatangani di
MoU antara Pak Ketua dengan Gubernur Sulawesi Selatan dan juga kami berempat, apalagi
tadi dikatakan akan dibagikan. Tetapi, pada intinya adalah bahwa aspirasi-aspirasi, terutama
terkait infrastruktur yang sudah lama terbengkalai yang selalu dijanji-dijanji. Akhirnya, kita
mencoba suatu model perjuangan baru yang kami mengatakan sebenarnya ini DPD
taruhannya. Apa yang sudah menjadi MoU ini sebenarnya menjadi taruhan bagi DPD, sejauh
mana DPD bisa berjuang di tingkat pusat karena kita selama ini dianggap sulit ya untuk
berjuang masalah-masalah aspirasi daerah. Saya kira ini tentang MoU.
Kemudian, sedikit saya ingin menambahkan sebenarnya aspirasi yang sudah
disampaikan teman-teman dari daerah lain, kurang lebih sama. Saya mungkin hanya
memberi catatan sedikit, misalnya terkait kurikulum karena yang paling aktual. Bahwa di
Sulawesi Selatan, sikap terhadap pelaksanaan kurikulum ini sangat bervariasi antardaerah.
Jadi, sama sekali tidak ada, ya terserah orang mau menyikapi apa. Jadi, sejumlah kabupaten
memang dari awal sudah menolak K13 karena guru-gurunya masih sedikit yang dilatih.
Tetapi, kemudian sejumlah kabupaten juga menganggap bahwa sudah terlanjur jalan, maka
kita lanjutkan saja pakai K13. Jadi, ini luar biasa kekacauan soal kurikulum ini. Saya kira
Komite III harus segera membahas dengan Kementerian Pendidikan karena benar-benar
kacau sekali. Sehingga, kita bisa membayangkan ujian nasional tahun depan di mana
sekarang kan anak kelas 1 dan kelas 2 kan itu yang sudah melaksanakan K13 yang sudah
berjalan, tetapi kemudian dihentikan sehingga tahun depan kira-kira seperti apa ujian
nasional, menggunakan kurikulum apa yang yang tahun depan itu. Kalau tahun ini tidak ada
masalah karena memang belum tersentuh K13. Ini saya kira masalah yang timbul pada
masalah K13.
Kemudian, secara umum yang dipersoalkan pada K13 ini adalah sistem evaluasinya
yang dianggap terlalu rumit. Jadi, item-item evaluasi sangat rumit sekali. Hampir semua
daerah atau semua sekolah yang kami datangi, baik yang pilot project pelaksanaan K13
maupun yang tidak semuanya mengeluh pada sistem evaluasi. Saya kira ini saja yang saya
sampaikan. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada juru bicara Sulawesi Selatan Pak Abdul Aziz. Juru bicara dari
Provinsi Maluku.
PEMBICARA : NOVITA ANAKOTTA, S.H., M.H. (MALUKU)
Yang kami hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para
anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, saudara sekjen DPD RI bersama
stafnya, serta saudara-saudara senator yang berbahagia
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Pertama-tama, marilah kita persembahkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang
Mahakuasa karena atas perkenan-Nya kita dapat melaksanakan tugas kita sebagai wakil
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 35
rakyat, yaitu untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat, khususnya daerah yang
kita wakili masing-masing. Amanat sebagai anggota DPD RI 2014 sampai 2019 adalah
tanggung jawab yang sangat besar, baik secara politik maupun moral. Untuk itu, harus secara
sungguh-sungguh mengusahakan dan memperjuangkan agar persoalan-persoalan yang
menghambat terpenuhinya hak-hak masyarakat di daerah maupun atas keadilan dan
kesejahteraan dapat dipecahkan melalui kebijakan, baik di tingkat nasional. Dan, pada
hakikatnya keberadaan kita sebagai anggota DPD adalah untuk mewujudkan kebijakan
nasional yang berorientasi untuk memenuhi kepentingan masyarakat dan daerah.
Adapun sejumlah permasalahan yang kami berempat temui di lapangan pada saat
bertatap muka dengan pemerintah daerah maupun dengan masyarakat yang terkait dengan
bidang komite kerja DPD RI di provinsi Maluku adalah sebagai berikut.
Komite I
a. Undang-Undang Pengadilan Keagrariaan di mana di sana sangat banyak sekali
konflik-konflik agraria yang terjadi, baik konflik horizontal antar masyarakat maupun
vertikal yang terjadi antara masyarakat dengan birokrasi pemerintahan. Sebagai
masukan, kita sangat kita sangat membutuhkan adanya Undang-Undang Pengadilan
Keagrariaan.
b. Undang-Undang desa di mana Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dalam Pasal 18
tentang pembentukan desa dan penggabungan beberapa desa menjadi satu desa.
Berkenaan dengan hal tersebut, diharapkan adanya sosialisasi terhadap undang-
undang tersebut yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan merata serta perlu
adanya bimtek, baik terhadap pemerintah desa untuk mengelola apa yang diupayakan
dalam Undang-Undang Desa yang dimaksud.
c. Kemudian yang selanjutnya masih dalam ruang lingkup Komite I, yaitu masalah
pelayanan publik. Masalah sangat serius dan terdapat di Provinsi Maluku adalah
pelayanan publik di semua lini kehidupan.
d. Masalah infrastruktur di daerah perbatasan, dalam hal ini mengenai jalan, jembatan,
pelabuhan laut dan udara. Provinsi Maluku adalah merupakan provinsi kepulauan
yang terdiri atas pulau besar dan kecil, sarat akan permasalahan di bidang
infrastruktur, tak terkecuali di area-area perbatasan dengan Benua Australia dan
Negara Republik Demokratik Timor Leste.
e. Ruang lingkup yang merupakan masukan tambahan yang sangat penting di dalam
ruang lingkup Komite I, yaitu masalah Blok Masela di mana di sini diharapkan
adanya Rancangan Undang-Undang tentang hak pendapatan pemerintah pusat dan
daerah dan juga tenaga kerja.
Komite II
a. Bidang pekerjaan umum di mana perlu adanya kemantapan jalannya sangat rendah di
mana panjang jalan provinsi hanya terdiri dari dengan kondisi mantap sepanjang
5.622,53 kilometer. Kawasan perbatasan perlu mendapat intervensi anggaran dari
pemerintah pusat terkait pembangunan infrastruktur di bidang pertanian di mana
sumber daya di sektor pertanian sangat rendah dengan tingkat lulusan SD
atau sederajat sehingga perlu dilaksanakan program transformasi di sektor pertanian
guna memacu kapasitas petani agar dapat meningkatkan daya saing.
b. Selanjutnya di bidang yang sangat penting untuk daerah Maluku, yaitu bidang
kelautan dan perikanan di mana yang pertama koordinasi implementasi itu tupoksi
dinas belum optimal. Yang kedua, sarana dan prasarana penunjang pelayanan belum
digunakan secara efektif dan efisien. Dan selanjutnya, PAD sektor kelautan dan
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 36
perikanan sangat fluktuatif serta kurangnya pengawasan pada pintu-pintu keluar
maupun kepada perusahaan perikanan yang melakukan ekspor.
c. Di bidang perhubungan, permasalahan yang ada di Provinsi Maluku adalah masalah
konektivitas antarwilayah, antargugus pulau, laut, bahkan masalah konektivitas dari
Provinsi Maluku menuju wilayah-wilayah nusantara lainnya.
Komite III
a. Pada umumnya sama dengan daerah lain di mana kita sangat ada keterbatasan untuk
tenaga mengajar maupun di bidang kesehatan, yaitu tenaga dokter.
b. Untuk masalah kurikulum, tidak merata melakukan kurikulum 2013 karena sebagian
juga melakukan KTSP 2006 dengan berbagai kendala. Di antaranya, sarana-prasarana
serta tidak adanya bimtek dan sosialisasi yang baik terhadap guru-guru masing-
masing bidang studi.
c. Untuk kartu implementasi KIP, KIS, maupun KKS, KSKS, maupun BPJS kurang
tersosialisasi dengan baik.
Komite IV
a. Perlu dipikirkan dan dibuat kebijakan transfer pusat ke desa-desa melalui pemerintah
kota atau kabupaten dengan terlebih dahulu melakukan reformasi birokrasi
pemerintah desa. Idealnya setiap desa harus ada jabatan bendahara desa dengan
kualifikasi pendidikan D3 akuntansi. Dengan begitu, maka prinsip akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan pengelolaan keuangan desa akan menjadi lebih baik.
b. Kemudian yang selanjutnya, pihak daerah yang menghendaki agar selain pajak bumi
dan bangunan diberikan sepenuhnya kepada daerah, tetapi juga pajak pertanahan,
perkebunan, pertanahan, serta pertambangan dan kehutanan serta kelautan juga
diberikan kepada daerah.
c. Yang terakhir dari ruang lingkup Komite IV, pengusaha-pengusaha daerah
menginginkan agar memperoleh fasilitas kredit dari pihak perbankan supaya lebih
mudah didapat, tidak dipersulit lamanya dengan persyaratan administrasi yang
bertele-tele, serta kriteria yang menghambat perolehan kredit bagi pengembangan
UMKM.
Demikian penyampaian laporan kami dan kami sangat berharap agar ada pembahasan
yang lebih mendalam dari komite masing-masing bersama pemerintah pusat, kementerian,
dan badan yang terkait. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami menyampaikan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
Jakarta 13 Januari 2015. Haji Anna Latuconsina, DR. Nono Sampono M.Si., Prof.
DR. John Pieris, S.H., M. S., Novita Anakotta.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kita sampaikan kepada juru bicara dari Provinsi Maluku.
Selanjutnya kami persilakan juru bicara dari Provinsi Sulawesi Barat.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 37
PEMBICARA : Pdt. MARTHEN, M.Th. (SULBAR)
Bapak dan Ibu Pimpinan DPD yang kami hormati, Bapak dan Ibu Senator yang kami
hormati, Bapak Sesjen dan staf yang kami hormati, para wartawan dan hadirin yang kami
hormati dan kasihi. Selamat siang menjelang sore. Selamat bertemu kembali di gedung
parlemen yang kami hormati ini. Kami juga menyampaikan selamat memasuki tahun baru
tahun 2015. Semoga karya politik kita makin bermakna bagi kemajuan bangsa kita ini. Patut
kita menaikkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah memberikan
kesempatan kepada kita untuk berkarya bagi kemajuan bangsa yang kita cintai ini. Kita telah
menyelesaikan satu tahap pengabdian melalui kerja menjaring aspirasi masyarakat di daerah
pemilihan masing-masing dengan melihat dan mendengar apa yang dialami dan dirasakan
masyarakat Indonesia. Di tengah-tengah pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kita di
daerah pemilihan kita, kita dikejutkan oleh beberapa peristiwa bencana yang memiriskan hati
dan menggugah rasa kemanusiaan kita. Kami prihatin atas bencana alam yang terjadi di
banyak tempat di tanah air, seperti Jawa Tengah, Aceh, dan lain-lain. Selain bencana alam,
kita juga sangat prihatin dan berbelasungkawa atas bencana jatuhnya pesawat Air Asia yang
memakan ratusan jiwa korban. Tanpa harus mencari dan melemparkan sumber atau penyebab
bencana yang masih kerap mendera bangsa ini, tetapi hendaknya semua ini menjadi tanda
awas kepada kita semua untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan yang
prokemanusiaan dan berwawasan keseimbangan dan kelestarian hidup.
Bapak-Ibu hadirin yang kami hormati, sebagai provinsi ke-33 atau provinsi termuda
kedua yang lahir di negara ini, waktu satu bulan bekerja secara langsung di masyarakat bisa
terasa sangat lama, tapi bisa juga sangat singkat. Jika dilihat dari jumlah kabupaten yang
hanya enam, maka seminggu pun bisa kita tuntaskan untuk menjaring aspirasi masyarakat di
daerah ini. Hal ini sangat berbeda dengan daerah lain yang mempunyai puluhan kabupaten
dan kota. Apalagi kalau kita lihat dari pembangunan yang telah dilakukan di daerah ini,
tidaklah terlalu susah untuk melacaknya. Namun, jika dilihat dari permasalahan kehidupan
masyarakat, maka waktu satu bulan rasanya masih sangat sebatas untuk menjangkau
masyarakat yang justru harus dilihat dan didengar apa masalahnya. Karena itu, sebagai wakil
rakyat dan daerah Sulawesi Barat, kami memohon maaf atas ketidakmampuan kami untuk
menjangkau masyarakat yang berada di pulau-pulau dan yang ada di pedalaman pegunungan.
Mereka semua masih terisolasi karena terbatasnya infrastruktur perhubungan dan
komunikasi. Terlalu banyak yang kami hendak sampaikan kepada Sidang Paripurna yang
sangat terhormat ini, tetapi karena waktu yang terbatas, maka kami hanya menyampaikan
pook-pokok ini saja.
a. Pelaksanaan Undang-Undang Desa perlu mendapat perhatian khusus, baik dalam
penganggaran di pemerintah pusat dan daerah maupun dalam mempersiapkan
infrastruktur manajemen keuangan desa dan sistem pembangunan yang berkelanjutan.
Perlu kami sampaikan banyak kepala desa yang resah karena katannya pelaksanaan
Undang-Undang Desa tidak akan merata di berbagai daerah. Bahkan, ada satu desa,
satu kabupaten yang sudah disosialisasikan dan mengatakan bahwa ada desa yang
hanya mendapat bantuan sebesar Rp 18 juta.
b. DPD RI diharapkan dapat mendorong pemerintah untuk segera membuat pemetaan
ulang kawasan hutan lindung sebab 35% desa di Kabupaten Polman dan 70% desa di
Kabupaten Mamasa adalah kawasan hutan lindung. Kawasan ini banyak yang sudah
dihuni oleh manusia sebelum NKRI dilahirkan oleh para pendiri bangsa ini. Mereka
setiap saat menjadi pelanggar undang-undang dan sulit untuk dibangun karena
mereka berada di kawasan hutan lindung.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 38
c. Infrastruktur jalan dan bandara di Kabupaten Mamasa. Jalan poros Mamasa-Polewali
sepanjang 92 kilometer yang seluruhnya parah diharapkan ditingkatkan statusnya dari
jalan provinsi menjadi jalan strategis nasional sebab jalan ini merupakan jalur
transportasi utama untuk menyuplai kebutuhan pokok masyarakat. Sementara itu,
pembangunan bandara hendaknya menjadi prioritas kedua sesudah jalan diperbaiki.
Perlu diketahui bahwa di Kabupaten Mamasa, bandara sementara dibangun.
Sementara itu, jalan masuk ke daerah ini tidak ada satu pun yang baik, padahal beras
dan kebutuhan pokok masyarakat tidak dibawa oleh pesawat yang hanya bisa
menampung 12 orang setiap minggu.
d. Energi sumber daya mineral. Sepanjang perjalanan kami sebagian besar SPBU tutup
karena kehabisan stok premium dan solar. Tetapi, aneh karena stok tetap ada pada
pengecer yang harganya sudah sangat mahal.
e. Pendidikan, pada umumnya sekolah di Sulawesi Barat, terutama SD di daerah
terpencil, guru hanya 1 atau 2 orang sehingga kurikulum tidak bisa dilaksanakan.
Kurikulum apa saja tidak bisa dilaksanakan.
f. Tenaga kesehatan, banyak kecamatan di Sulawesi barat yang tidak ada dokter dan
tidak ada bidan sehingga bukan hanya tiga kali mati, baru sampai rumah sakit, tetapi
empat 4 kali mati, rakyat baru sampai bisa menjangkau rumah sakit.
g. Data kependudukan harus segera diperbaharui karena pemberian kompensasi
kenaikan harga bbm tidak ada yang tepat sasaran karena data kependudukan tidak ada
yang benar ditambah lagi dengan pendataan tidak pernah melibatkan kepala desa di
berbagai desa di Sulawesi Barat.
h. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan, baik yang dibiayai oleh APBN
maupun oleh APBD perlu peningkatan sehingga pembangunan dapat dilaksanakan
dengan baik.
Demikianlah pokok-pokok pikiran dan apa yang sampaikan oleh masyarakat yang
kami sampaikan dalam Sidang Paripurna terhormat ini. Selamat memasuki masa sidang
kedua dan selamat siang menjelang sore. Terima kasih dan selamat sore.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada juru bicara dari Sulawesi Barat. Bapak-Ibu
sekalian, saya ingin mengingatkan lagi, ini baru yang ketujuh belas, masih ada enam belas
lagi provinsi yang menyampaikan. Jadi, kalau rata-rata 5 menit saja, berarti 80 menit. Jadi,
mohon menyampaikan itu bukan semuanya. Cari kira-kira apa yang menjadi isu nasional, isu
pokok, dan selebihnya nanti melalui laporan tertulis nanti akan dikaji oleh Setjen dan akan
dibagikan ke komite dan nanti pembahasan lanjutnya dengan mitra-mitra kerjanya. Ya saya
ingin mengigatkan saja.
Baik, terima kasih. Selanjutnya, kami persilakan yang mewakili Provinsi Gorontalo
PEMBICARA : H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc. (GORONTALO)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Shalom.
Yang saya hormati Pimpinan Bapak Ketua, Ibu Wakil Ketua, dan seluruh Anggota
DPD RI, Sekretaris Jenderal beserta seluruh jajaran, rekan-rekan wartawan. Puji syukur
marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita
kembali dapat berkumpul dalam Sidang Paripurna ke-8 DPD RI Masa Sidang II Tahun 2014
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 39
– 2015. Izinkan kami membacakan beberapa aspirasi yang telah kami peras dari banyaknya
aspirasi masyarakat Gorontalo.
a. Ini banyak aspirasinya yang mirip terkait dengan implementasi Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014, Undang-Undang tentang Desa. Penyaluran dana ke desa 1,4
miliar. Kami mengharapkan pemerintah untuk bisa menyiapkan segala hal yang
terkait dengan aturan ini, terutama yang terkait dengan SDM, aturan, dan
pendampingan.
b. Di Gorontalo sendiri dan mungkin di banyak tempat, sarana dan prasarana jalan,
terutama yang menuju kepada sentra-sentra ekonomi rakyat, baik nelayan maupun
petani ini masih perlu banyak perbaikan karena menimbulkan indefisiensi yang
menyebabkan pertambahan biaya kelompok masyarakat. Begitu juga, sarana dan
prasarana yang tidak memadai menimbulkan kelayakan pembangunan stasiun
pengisian bahan bakar untuk nelayan itu tidak bisa terpenuhi sehingga nelayan
mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan bahan bakar dari lokasi pelabuhan.
c. Untuk menujang swasembada pangan, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan
hidup, dan kehutanan, kami mengharapkan pemerintah pusat membuat program yang
terpadu dengan pemerintah daerah sehingga program dapat berjalan dengan baik dan
efektif.
d. Pemerintah juga diharapkan fokus pada kewenangan pengaturan legalitas dan
manajemen terhadap transportasi yang hidup di lokal masing-masing daerah. Kalau di
Gorontalo ada yang namanya bentor.
e. Surat keputusan bersama SKB tiga menteri tentang pembangunan tempat ibadah
diharapkan ditingkatkan menjadi undang-undang. Ini agar bisa menjamin proses dan
mekanisme pembangunan tempat ibadah dan agar mempunyai payung hukum yang
lebih kuat.
f. Kurikulum 2013 diharapkan tetap berlaku dengan adanya perbaikan-perbaikan.
Jangan mudah berganti-ganti kurikulum setiap ganti pemerintahan, apalagi hal
tersebut terjadi di tengah proses belajar mengajar. Selain membingungkan siswa dan
guru, pergantian kurikulum yang terlalu cepat akan menyebabkan tujuan pendidikan
yang diinginkan tidak akan tercapai.
g. Kami juga meminta pemerintah untuk melakukan kontrol terhadap adanya paham dan
aliran baru yang menyimpang yang berkembang di masyarakat hal tersebut karena
selain paham dan aliran tersebut merusak akidah, juga menimbulkan keresahan di
tengah masyarakat dan kami meminta pemerintah tidak mencabut Undang-Undang
Penistaan Agama.
h. Perlu peningkatan sosialisasi program pemerintah terkait dengan kompensasi
kenaikan harga bbmdan program peningkatan sektor pertanian, terutama pertanian
dan untuk nelayan, terutama untuk masyarakat pesisir dan pedalaman karena
minimnya bantuan yang mereka dapatkan. Pemerintah juga diharapkan tidak
menghapus program pemberian KUR bagi UKM.
i. Masyarakat mengharapkan pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor ekonomi
kreatif, ekonomi berbasis kultur dan pariwisata lokal yang potensial dalam rangka
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Demikianlah laporan dan aspirasi dari masyarakat yang kami sampaikan. Semoga
Allah Tuhan Yang Mahakuasa selalu membimbing kita sekalian.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 40
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih, Kepada Pak Abdurrahman yang telah menggunakan waktunya dengan
baik dan jelas dan juga mempercepat yang untuk selanjutnya. Baik, selanjutnya kami
persilakan yang mewakili provinsi juru bicara Sulawesi Tenggara.
PEMBICARA : Ir. H. ABDUL JABBAR TOBA (SULTRA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, yang say hormati Bapak-bapak dan Ibu
Anggota Senator Indonesia, Pak Sesjen beserta jajarannya, hadirin-hadirat yang berbahagia.
Saya ingin mengajak semua, mari kita panjatkan puji syukur karena sore hari ini kita masih
diberikan kesehatan sehingga dapat melaksanakan Sidang Paripurna. Mudah-mudahan hasil
ini bisa lebih dimanfaatkan ke depan.
Bapak-bapak dan Ibu yang saya hormati, berdasarkan kunjungan kerja dan reses di
ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, ada 24 masalah yang diketemukan. Komite I ada 13,
Komite II ada 9, Komite II ada 7, dan Komite IV ada 13.. Namun demikian, tidak mungkin
saya bacakan semua.
Komite I
a. Belum adanya kejaksaan negeri di daerah-daerah pemekaran baru, seperti Kolaka
Timur sampai saat ini masih menimbulkan masalah bagi penyelenggaraan penegakan
hukum dan penciptaan keadilan.
b. Pembentukan pemberlakuan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
Undang-Undang Pilkada di lapangan masih meninbulkan polemik, khususnya terkait
dengan keikutsertaan pegawai negeri sipil pada pilkada.
Komite II
a. Potensi kelautan dan perikanan di Sulawesi Tenggara sangat besar. Namun, alat
tangkap nelayan pada umumnya masih tradisional. Untuk itu, nelayan meminta
bantuan alat tangkap yang berupa perahu dan sekaligus mesinnya.
b. Permasalahan pertambangan di Sulawesi Tenggara, yaitu sering terjadinya tumpang
tindih izin usaha pertambangan yang kerusakan lingkungan sekitar daerah
pertambangan dan tidak membawa perubahan kesetaraan bagi masyarakat. Hanya
pengusaha yang diuntungkan, diperlukan adanya dana CSR yang tepat.
Komite III
a. Melihat kondisi di daerah permasalahan yang dihadapi belum meratanya distribusi
guru, bahkan ada beberapa sekolah di daerah-daerah yang dekat kota tidak memiliki
guru. Oleh karena itu, pemerintah perlu menangani hal ini.
b. Terkait dengan program pemerintah pusat dalam hal ini BPJS, masih banyak
masyarakat yang belum memahami tentang program tersebut, mulai dari mekanisme
pendaftaran hingga syarat-syarat menjadi peserta BPJS. Oleh karena itu, disarankan
pemerintah untuk mensosialisasikan dengan luas kepada masyarakat.
Komite IV
a. Permasalahan yang dialami masyarakat Kota Kendari adalah kenaikan pembayaran
pajak bumi dan bangunan yang terlalu tinggi dari antara 200% sampai 400%. Hal ini
membuat masyarakat tidak membayar karena pendapatannya masih rendah.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 41
b. Adanya kebijakan di bidang pertambangan yang mengharuskan pembangunan
semester, menyebabkan penerimaan pajak di bidang pertambangan menurun karena
perusahaan belum mampu, belum beroperasi.
c. Dana desa yang digulirkan pemerintah 1,4 triliun pada tahun 2015 rawan
diselewengkan oleh kepala desa meskipun di desa terdapat badan perwakilan desa,
tetapi bisa diintervensi oleh kepala desa.
Saya kira demikianlah saran, temuan-temuan kami yang kita dapatkan di Sulawesi
Tenggara. Mudah-mudahan apa yang didapatkan ini bisa ditindaklanjuti. Demikian terima
kasih.
Billaahi fisabilhaq fastabikhul khairat, wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kita sampaikan kepada juru bicara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Selanjutnya kami persilakan dari Provinsi Papua, Papua Papua Barat, maksud kami.
PEMBICARA : JACOB ESAU KOMIGI, S.H., M.M. (PAPUA BARAT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera dan selamat sore bagi kita semua.
Pimpinan DPD RI yang saya hormati, Saudara-saudara Anggota DPD RI yang saya
hormati, Saudara Sesjen beserta staf yang saya hormati, dan hadirin yang saya muliakan.
Pertama-tama patutlah kita naikkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa
karena atas kasih dan rahmat-Nya kita semua boleh ada tahun 2015 di dalam kondisi yang
sehat walafiat. Sebelumnya, saya menyampaikan Selamat Natal pada Bapak-Ibu yang
merayakan, kiranya berkah Natal itu menguatkan kita di Tahun 2015.
Bapak dan Ibu sekalian, dari kunjungan kerja yang kami lakukan di Provinsi Papua
Barat, ada beberapa poin yang menjadi isu yang perlu saya sampaikan pada Paripurna ini,
antara lain sebagai berikut.
a. Undang-Undang Otonomi Khusus Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 yang
sampai dengan hari ini belum menjadi solusi bagi kesejahteraan rakyat Papua
sehingga rakyat Papua telah mengusulkan Undang-undang Utonomi Khusus Plus
yang sampai dengan pada periode kemarin DPR tidak dapat menyetujuinya.
Sehingga, ini terus menjadi perjuangan bagi kami untuk dapat direalisasi.
b. Menyangkut pembentukan Daerah Otonomi Baru, bukan saja memperpendek rentang
pelayanan publik, tetapi juga dapat menyelesaikan sekaligus merupakan solusi
mengatasi konflik yang terjadi di beberapa daerah di wilayah Papua Barat.
c. Menyangkut batas wilayah Negara, Papua Barat berhadapan dengan wilayah negara
Republic of Palau, batas negara yang ada di sana tidak jelas sehingga itu merupakan
pintu masuk bagi nelayan-nelayan asing untuk melakukan illegal fishing dan pintu
keluar bagi praktik-praktik yang melakukan illegal mining di wilayah Papua Barat.
Setelah kami tinjau ke sana, di perbatasan itu hanya ada satu pelampung dan di
atasnya ada bendera Merah Putih yang sudah termakan oleh hujan dan angin sehingga
warnanya hanya putih sehingga terbaca oleh nelayan asing bahwa itu adalah wilayah
tak bertuan sehingga illegal fishing dilakukan di daerah ini secara besar-besaran.
d. Kami juga merekomendasi penanganan pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah
Papua dan Papua Barat lebih persuasive.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 42
e. Mengenai Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Sejahtera, KKSS sama sekali ini
tidak berfungsi di wilayah Papua Barat karena di samping nilai pertanggungannya
sangat kecil, urusan administrasi untuk mendapatkannya juga sangat mahal.
f. Anggota DPD RI Provinsi Papua Barat menyayangkan terjadinya peristiwa Paniai
berdarah. Kami merekomendasikan kepada Pimpinan DPD, jika telah ada konflik-
konflik semacam ini kiranya dapat dibentuk tim investigasi untuk menyelidikinya
sehingga ada data bagi DPD RI.
g. Kami memberikan apresiasi kepada Kapolri karena telah membentuk Polda Papua
Barat sekaligus melantik putra Papua untuk pertama kalinya menjadi Kepala
Kapolda. Saran kami, 52 tahun Papua berintegrasi dengan NKRI. Namun sampai
dengan saat ini, secara menyeluruh rakyat Papua Barat belum menikmati secara baik
infrastruktur dasar maupun hal-hal yang lain yang menjadi kewajiban dan tanggung
jawab pemerintah pusat.
Demikian laporan yang dapat kami sampaikan. Kiranya terus dapat diperjuangkan
oleh komite terkait ataupun badan alat kelengkapan terkait, demikian.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tuhan memberkati.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian, begitu luasnya Indonesia sehingga kita dari berbagai daerah
baru tahu untuk bendera saja kita kesulitan di sana. Mudah-mudahan nanti Komite I bisa
memperhatikan ya, ada ketuanya di sini untuk bisa berkunjung ya ke daerah sana. Baik,
teman-teman sekalian, selanjutnya kita dengarkan dari juru bicara di Provinsi Papua. Jadi,
kita bisa tahu ya, apa yang terjadi yang terekam di antara teman-teman selama masa reses ini.
PEMBICARA : EDISON LAMBE (PAPUA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Mahakuasa atas rahmat, bimbingan, serta penyertaan daripada-Nyalah sehingga kita dapat
berkumpul pada kesempatan yang berbahagia ini di tahun 2015. Yang terhormat Saudara
Pimpinan DPD RI, yang terhormat Saudara-saudari Anggota Dewan Perwakilan Daerah atau
Senator Republik Indonesia, Saudara Sesjen dan Wasesjen DPD RI dan staf, dan hadirin-
hadirat yang berbahagia.
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja ke daerah pemilihan adalah
dalam rangka penyerapan pengumpulan aspirasi masyarakat dan daerah, menjalankan fungsi
pengawasan sesuai dengan bidang dan tugas pada alat kelengkapan. Relevansi tugas dan
fungsi masing-masing anggota DPD RI sesuai konstitusi.
Ruang lingkup Komite I
a. Situasi perayaan Natal dan Tahun Baru di Provinsi Papua secara keseluruhan berjalan
aman dan lancar. Masyarakat Papua sangat antusias dalam perayaan Natal bersama
Presiden Republik Indonesia yang terhormat Insinyur Bapak Joko Widodo.
b. Situasi politik juga dalam keadaan baik. Hanya, telah terjadi penembakan Paniai dan
saat ini masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang untuk mengusut pelaku
penembakan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 43
c. Mengenai Otonomi Khusus Plus diharapkan mendapatkan dukungan dari Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
d. Pemerintah Provinsi Papua saat ini lebih menginginkan adanya dukungan dari
pemerintah pusat untuk pembangunan infrastruktur dan perbaikan kesejahteraan
masyarakat provinsi Papua.
e. Pemerintah propinsi Papua juga menyatakan bahwa pemekaran atau DOB yang sudah
dilakukan bukan menjadi solusi pemerataan pembangunan.
Ruang lingkup Komite I
a. Pembangunan perumahan masyarakat untuk keseluruhan di wilayah Papua.
b. Pemasangan instalasi listrik sangat dibutuhkan di wilayah keseluruhan Papua.
c. Perlu sinkronisasi program pembangunan jalan dan pemeliharaan.
Ruang Lingkup Komite III
a. Bidang pendidikan tentu sama dengan teman-teman dari provinsi yang lain.
b. Bidang kesehatan, kurangnya tenaga medis di daerah terpencil sehingga pelayanan
kesehatan bagi masyarakat kurang maksimal.
c. Terbatasnya sarana perumahan bagi tenaga medis yang bertugas di desa-desa, lebih
daripada itu di daerah-daerah pegunungan.
d. Fasilitas rumah sakit yang sangat terbatas di beberapa rumah sakit rujukan, seperti di
Rumah Sakit Uumum Jaya Wijaya atau Wamena.
e. Bidang social, kebutuhan perumahan bagi masyarakat adat di daerah terpencil.
f. Kurangnya tenaga penyuluh sosial di kabupaten dan distrik-distrik di wilayah
pegunungan.
g. Tenaga kerja, adanya usulan kemudahanprosedur bagi tenaga asing asing untuk dapat
bekerja di lembaga-lembaga sosial yang ada di Papua.
Ruang Lingkup Komite IV
a. Dana otonomi khusus agar dipastikan diturunkan di desa-desa atau kampung-
kampung di pedalaman Papua.
b. Dalam hal ini, masyarakat meminta untuk DPD dapat mengawal pelaksanaan
Undang-Undang Desa.
c. Disampaikan pada anggota DPD bahwa transfer dana dari pusat ke daerah seringkali
terlambat. Demikian juga transfer dana dari pemerintah provinsi ke kabupaten kota.
Melalui mekanisme bank juga sering terlambat
Jakarta 13 Januari 2015. Hormat kami, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Provinsi Papua: Pendeta Carles Simaremare S.Th., M.Si., Mesakh Mirin, Yanes Murib,
M.M., saya sendiri Edison Lambe. Sekian dan terima kasih.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada juru bicara dari Provinsi Papua yang telah menyampaikan
berbagai problematika yang ada di provinsinya. Selanjutnya, kami persilahkan kepada juru
bicara yang mewakili Provinsi Maluku Utara.
PEMBICARA : BASRI SALAMA, S.Pd (MALUKU UTARA)
Bismillahirrahmanirrahiim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 44
Pimpinan yang terhormat, Anggota Senator yang berbahagia, saya akan
menyampaikan beberapa pokok penting saja terkait dengan hasil reses.
a. Aspirasi masyarakat Maluku Utara terkait tuntutan otonomi khusus adalah merupakan
bagian dari respons terhadap kebijakan pemerintah pusat khusus terkait dengan
kebijakan anggaran yang sangat tidak adil antara daerah lain dengan daerah-daerah di
kawasan timur Indonesia. Kebijakan anggaran yang tidak adil ini menyebabkan
peningkatan kesejahteraan dan kerukunan masyarakat di kawasan daerah timur
menjadi sangat tertinggal dari seluruh sektor kehidupan. Untuk itu, tuntutan ini
janganlah dipandang remeh dan DPD RI harus menjadi ujung tombak dari tuntutan
dari daerah-daerah di kawasan timur Indonesia. Tuntutan otonomi khusus tidak hanya
pada Provinsi Maluku Utara. Ada satu daerah yang namanya Kota Tidore Kepulauan
meminta status, perubahan statusnya Kota Kepulauan menjadi Kota Istimewa atau
Otonomi Khusus. Juga disampaikan oleh seluruh masyarakat kota Tidore Kepulauan,
DPD RI diharapkan dapat memperjuangkan aspirasi ini karena kota ini puya andil
besar terhadap negara kesatuan Republik Indonesia, termasuk di dalamnya
menyerahkan Pulau Papua masuk dalam integrasi bangsa Republik Indonesia.
Otonomi khusus yang diminta oleh masyarakat Kota Tidore Kepulauan bukanlah
sejarah pendek. Ini sejarah panjang. Dia pernah menjadi ibu kota bagi Irian Barat.
Permintaan aspirasi masyarakat Kota Tidore Kepulauan hendaknya menjadi
perjuangan kita bersama karena dia telah menyerahkan besar pulau Papua ke dalam
negara kesatuan Republik Indonesia. Bahkan, Soekarno turun dan berpidato cukup
lama di Kota Tidore Kepulauan.
b. Terkait dengan infrastruktur, Provinsi Maluku Utara adalah provinsi kepulauan.
Provinsi ini memiliki geografis yang sangat luas dan pulau-pulaunya cukup banyak,
tetapi pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari APBN sangatlah minim.
Infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan laut, dan bandar udara masih sangat jauh
tertinggal. Untuk itu, diperlukan dorongan DPD RI untuk bisa menjembatani
percepatan pembangunan infrastruktur Maluku Utara.
c. Pengelolaan sumber daya alam, khususnya terkait dengan sumber daya mineral oleh
BUMN atau perusahaan swasta selama ini mengabaikan kesejahteraan masyarakat
lingkar tambang. Program CSR tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. DPD RI
diharapkan mampu memperjuangkan perubahan mekanisme dan prosedur penyaluran
dana CSR sehingga birokrasinya tidak bisa dipanjang-panjang. Penggunaannya
benar-benar dirasakan oleh masyarakat di lingkar tambang.
d. Dalam pengelolaan sumber daya air laut, khususnya di sektor perikanan, DPD RI
diharapkan dapat mendorong agar daerah ini menjadi lumbung ikan nasional karena
potensi perikanan di daerah ini sangatlah besar. Maka, sarana prasana terkait dengan
pengelolaan dalam bidang ini harus menjadi perhatian besar pemerintah pusat.
e. Soal listrik, data terakhir pelayanan wilayah Maluku dan Maluku Utara, hanya 65%
desa di Maluku Utara menikmati listrik. Ada 35% desa di Maluku Utara yang belum
menikmati listrik. Hal itu utamanya disebabkan oleh adanya kebijakan PLN dengan
pembatasan pemberian genset bagi daerah-daerah pulau, padahal Maluku Utara
adalah daerah kepulauan yang cukup banyak daerah pulaunya.
f. Soal RAPBN, salah satu program nasional pemerintah pusat tentang poros marim
dunia yang termaktub dalam program lewat cita Presiden Joko Widodo harus
berangkat dari batas dari basis kewilayahan. Indonesia timur dalam posisi ini harus
menjadi barometer arah dan gerak pembangunan yang berbasis kemaritiman.
Mengingat wilayah timur merupakan daerah kepulauan sehingga paradigma
pembangunan, baik dari segi anggaran maupun infrastruktur harus diprioritaskan
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 45
dalam agenda nasional. Terkait dengan kebijakan anggaran tersebut, maka sangat
membutuhkan kerja sama dalam visi pembangunan yang merata, baik dari pemerintah
daerah maupun pusat. Oleh karena itu, untuk mensinergikan antara pusat dan daerah,
kita membutuhkan kajian dan langkah prioritas anggaran daerah yang terkait dengan
realisasi anggaran pembangunan, terutama anggaran pembangunan infrastruktur
daerah yang menjadi program prioritas, terutama transportasi laut yang layak bagi
masyarakat terisolir dan terpencil.
g. Problem di atas menjadi pertimbangan penting dalam kunjungan kerja kami dan
beberapa temuan yang dianggap masih banyak untuk dibenahi. Dalam hal ini,
kebijakan anggaran dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, yakni bidang-bidang
strategis, antara lain kesehatan, kesempatan kerja, dermaga laut, dan pelabuhan udara,
kelautan dan perikanan, dan perindustrian. Dari keenam item di atas, maka usulan
program yang signifikan bagi kepentingan dan kebutuhan daerah adalah pembelian
lahan oleh pemerintah pusat untuk pertumbuhan ekonomi baru, terminal logistik tol
laut, kawasan industri, sentra industri maritime, dan perikanan.
Ini saja beberapa hal yang penting yang kami sampaikan. Secara detail akan kami
sampaikan pada masing-masing komite dan alat kelengkapan lainnya. Terima kasih.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kepada juru bicara dari Provinsi Maluku Utara. Pada kesempatan
ini, saya ingin menyampaikan bahwa salah satu anggota DPD RI dari Provinsi Maluku Utara,
yaitu Sultan Mudafarsyah dalam keadaan sakit. DPD telah melakukan dukungan dan dari
Pimpinan juga telah mencoba untuk datang, tetapi karena ada masalah internal. Tetapi, tadi
keluarga beliau telah datang dan segera mungkin antara kita yang mau membesuk di Pondok
Indah dan juga pimpinan nanti akan juga bisa melihat. Kita doakan semoga beliau bisa
sembuh seperti sedia kala.
Baik, selanjutnya kami persilakan Provinsi Aceh. Jadi, teman-teman sekalian, begini
tadi sebelum Ibu datang Sulawesi Utara ya. Karena sudah setengah jam ditunggu karena
tidak ada, jadi memutar. Jadi, nanti setelah selesai nanti Ibu lagi. Ya tidak apa-apa, ini sudah
begitu tadi ya. Nanti kita mendengar, tidak lama lagi nanti balik ke Ibu.
Baik, kami persilakan.
PEMBICARA : SUDIRMAN (NAD)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati Bapak Ketua DPD, yang saya hormati Wakil Ketua, yang saya
hormati Pak Sesjen dan stafnya, yang saya hormati Anggota DPD RI yang ada pada
kesempatan hari ini. Izinkan kami dari Provinsi Aceh menyampaikan beberapa aspirasi
masyarakat. Namun, sebelumnya kami dari Aceh mengucapkan ikut belasungkawa kepada
saudara-saudara kita yang ditimpa musibah di Jawa Tengah dan korban Air Asia masyarakat
Jawa Timur. Kemudian, warga Aceh juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada seluruh Anggota DPD RI yang telah memberikan bantuan kepada kami warga
masyarakat Aceh dan mudah-mudahan ini bisa menjadi amal ibadah kita semua.
Adapun yang ingin kami sampaikan dalam kesempatan ini, oleh karena banyak hal
yang ingin disampaikan, cuma kita singkatkan saja beberapa hal.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 46
a. Menyangkut dengan aspirasi umat Islam di Aceh terkait dengan pungutan zakat
sebagai faktor pengurang terhadap jumlah pajak penghasilan terhutang dari wajib
pajak. Ini menjadi amanah dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Undang-
Undang Pemerintahan Aceh Pasal 192, zakat yang dibayar itu menjadi faktor
pengurang terhadap jumlah pajak penghasilan terhutang dari wajib pajak. Tetapi, ini
belum terlaksana sampai saat ini karena tidak sinkron dengan Undang-Undang No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011.
Ini masih terus diupayakan, namun belum ada titik temunya.
b. Aspirasi guru dan dunia pendidikan di Aceh. Yang pertama, masalah kurikulum 2013,
penggunaan kurikulum tidak secara seragam, tidak sesuai dengan kesiapan sekolah.
Kurikulum 2013 memberatkan guru karena guru harus lebih banyak diberikan
pelatihan. Kemudian, pembentukan Dewan Pendidikan Nasional atau DPN sebagai
amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Undang-undang Sisdiknas yang
sudah dihentikan karena masa jabatan menteri sudah berhenti. Kemudian, selanjutnya
pembentukan komite independen pemantau pendidikan di daerah guna memastikan
muatan kurikulum sesuai nilai agama dan budaya yang berlaku di daerah. Kemudian,
peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung pendidikan di wilayah pedalaman.
c. Bidang pengawasan dan perdagangan dan pelabuhan bebas. Mohon kelanjutan
pembangunan pelabuhan perikanan di Pulau Aceh sebagai bagian dari kawasan BPKS
Sabang agar dimasukkan menjadi sektor unggulan pembangunan kemaritiman. Ini
adalah suatu program yang kita harapkan bisa maju di Aceh. Kemudian, mohon agar
dalam program aksi Jokowi dapat dimasukkan pelabuhan perikanan Pulau Aceh
dalam program Pembangunan 100 Sentral Perikanan sebagai tempat pelelangan ikan
terpadu dengan penyimpanan dan pengelolaan produk perikanan terpadu.
d. Forum komunikasi pemerintah kabupaten dan kota se Aceh ini ada harapan supaya
ada fungsi dan statistik agar dalam melakukan proses pendataan melakukan link
dengan pemerintah di daerah sering terjadinya ada data-data yang diberikan oleh
pemda kepada pusat tidak dipakai, tetapi yang digunakan adalah data dari pusat data
ini sehingga banyak penyaluran bantuan kepada orang miskin dan dhu'afa tidak tepat
sasaran.
e. Masyarakat yang menggunakan tanah PT KAI ini terjadi masalahan juga yang ada di
Aceh Utara, masyarakat menggunakan tanah PT KAI sementara digusur paksa oleh
pemerintah tanpa undang-undang yang jelas. Sementara, PT KAI tidak mau hadir
ketika ada rapat-rapat yang dilakukan oleh mayarakat. Bahkan, digunakan dengan
cara-cara kekerasan.
f. Pemerintah dan masyarakat kabupaten Aceh Tamiang yang ini ada perundingan
bersama kami penyebab banyak silpa dari APBA karena pemerintah provinsi tidak
jelas dalam mengelola proyek di kabupaten kota.
g. Perlindungan bahasa ini dipandang perlu juga dan masyarakat Aceh sangat
bersemangat sekali tentang adanya undang-undang masalah perlindungan bahasa
daerah dan masalah kurikulum. Pentingnya kita menjaga bahasa dan budaya daerah.
Demikian yang dapat kami sampaikan untuk mewakili Provinsi Aceh. Lebih dan
kurang kami mohon maaf. Mudah-mudahan bisa kita teruskan. Semoga Aceh menjadi baik
ke depan dan Indonesia menjadi sejahtera dan makmur lebih baik lagi ke depan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 47
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik kita apresiasi ya. Jadi, mohon yang pokok-pokonya tidak usah ada pengulangan
ya sehingga ini bisa menjadi isu yang bisa betul-betul kita tindaklanjuti secara nasional.
Selanjutnya kami persilakan Provinsi Jambi.
PEMBICARA : Hj. DARYATI UTENG S, S.E., M.M. (JAMBI)
Bismilahirrahmanirrahim, assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Shalom.
Om swastyasu.
Yang saya hormati dan saya banggakan Bapak Ketua dan Ibu Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia Indonesia, yang saya hormati rekan-rekan senator
Ibu-Bapak Senator yang sangat saya banggakan di seluruh Indonesia, yang saya hormati di
sini Bapak Sesjen Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia beserta staf yang saya
hormati. Sebagai insan yang bertakwa tentunya kita tak henti-hentinya memanjatkan puji dan
syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan karunia dan nikmat-Nya, pada sore hari ini
kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk melaksanakan Paripurna. Salawat dan
salam mari kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, yang telah membawa risalah
kebenaran sehingga kita bisa seperti sekarang ini.
Izinkan saya membacakan laporan dari empat Anggota DPD RI dari Provinsi Jambi.
Yang akan saya bacakan tentunya yang pokok-pokoknya saja. Namun sebelumnya, saya
menyampaikan turut belasungkawa kepada saudara-saudaraku yang dapat musibah dan juga
kepada saudara-saudaraku yang telah mendahului kita. Semoga amal baiknya diterima di sisi
Tuhan Yang Mahakuasa, aamiin ya rabbalalamiin. Juga saya sampaikan Selamat Tahun
Baru, semoga kita dapat menjalankan amanah dan sukses tentunya.
Berkaitan dengan Komite I
a. Mengenai tata ruang, permasalahan yang belum tuntas sengketa tapal batas antara
Kabupaten Kerinci dengan Kota Sungai Penuh. Di sini perbatasan dengan Sumatera
Barat, di sini Desa Kumun Sandaran Galeh dengan Desa Danau Pauh Mudik,
Kecamatan Keliling Danau yang sudah berlangsung lama hingga saat ini masih belum
menemukan solusi yang jelas. Kasus ini sedang ditengahi untuk mendapat jalan
penyelesaian di pemerintah Provinsi Jambi.
b. Pengawasan mengenai Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa telah disahkan dan disambut baik oleh masyarakat. Dana-dana tersebut
ditransfer langsung ke kas desa dari pemerintah pusat. Di sini yang menjadi kendala
di lapangan adalah tentang petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis atau juknis.
Para kades berharap ada konsultan pendamping bagi desa dan ada pelatih tim
anggaran tentang penyusunan rencana kegiatan harian.
Berkaitan dengan Komite II
a. Permasalahan masih sengketa tanah dan lahan. Sengketa lahan yang terjadi di
Provinsi Jambi hampir terjadi di tiap kabupaten. Permasalahan batas lahan antara
perusahaan dengan masyarakat yang sering menjadi pemicu permasalahan seperti
permasalahan antara Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan di Simpang Meranti
dengan PT Jaya Agrowijaya yang saat ini masih belum menemukan titik terang.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 48
Permasalahan ini sudah beberapa kali dilakukan. Kelompok ini tentunya minta
diselesaikan sengketa lahan tersebut
b. Selanjutnya, masalah pupuk. Pada masa reses, hampir semua masyarakat
mengeluhkan kesulitan untuk mendapatkan pupuk yang asli. Masyarakat sulit
membedakan antara pupuk yang asli dan yang palsu. Saat ini, banyak beredar pupuk-
pupuk yang palsu sehingga hal ini cukup meresahkan para petani. Di sini perlu upaya
serius pemerintah untuk memastikan masyarakat mendapat pupuk yang baik. Di
Jambi terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.
c. Masalah jalan, mungkin sama dengan rekan-rekan yang lain.
Berkaitan dengan Komite III
a. Banyak tenaga honorer yang sudah bertahun-tahun menjadi honorer, namun sampai
sekarang belum diangkat atau belum menjadi PNS, sedangkan tenaga honorer
tersebut sudah mengikuti tes. Namun, dalam hal ini masih tidak diberi penjelasa.
Untuk itu, mohon menjadi perhatian pemerintah.
b. Juga di sini masalah kesejahteraan social, sama dengan teman-teman semua yang dari
rekan-rekan seluruh Provinsi Jambi mengenai Kartu Indonesia Pintar, Kartu
Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera, dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera
ini perlu disosialisasikan kembali. Terus, jaminan sosial, mengenai BPJS juga di sini
bagaimana proses mendapatnya.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Mohon waktunya, Bu. Jadi yang pokok saja disampaikan.
PEMBICARA : Hj. DARYATI UTENG S, S.E., M.M. (JAMBI)
Pak belum 4 menit Pak.
Dan, apa manfaat penggunaannya, tentu masalah ini perlu adanya sosialisasi yang
lebih ditingkatkan.
Di sini masalah pariwisata tidak saya baca, masalah ekonomi kreatif tidak saya baca.
Banyak yang tidak saya bacakan, nanti saya laporkan.
Selanjutnya Komite IV karena sudah diperingati oleh Ketua, tetapi perlu dibaca ini
sedikit mengenai Komite IV. Nanti marah itu yang di depan saya, teman saya Bapak Abu
Bakar.
Berkaitan dengan Komite IV
a. Pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang RAPBN Perubahan 2015 dan RUU
APBN 2016. Ada beberapa tingkat kesulitan pada dinas pendapatan daerah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam menetapkan rencana APB. Salah satunya
adalah bahwa daerah dalam menetapkan pendapatan dari dana bagi hasil harus
berpedoman pada PMK dan selanjutnya.
b. Perimbangan keuangan pusat dan daerah. Terhadap penerimaan dana bagi hasil,
tentunya di sini para pengusaha yang memiliki usaha di wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat memiliki NPWP di Jakarta. Untuk itu, DPD perlu membuat
rekomendasi khususnya pada Kementerian Keuangan melalui Dirjen Pajak agar
membuat aturan yang bisa memperkuat masukan ke Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
c. Pajak dan pungutan lainnya. Sebagai daerah yang berbatasan dengan laut, Tanjung
Jabung Barat belum punya tentunya untuk transportasi untuk masuknya barang-
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 49
barang yang ilegal melalui jalur tikus di Teluk Serdang dan wilayah lain. Bisa dilihat
dari banyaknya truk-truk yang mengangkut barang-barang tersebut melintasi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Untuk itu, DPD RI perlu merekomendasikan pada
penegak hukum, khususnya Dirjen Bea Cukai untuk menertibkan persoalan tersebut
sehingga tidak merugikan pajak Negara. Mohon Pimpinan dapat menghadirkan
Dirjen Bea Cukai untuk dengar Pendapat dengan Komite IV DPD RI.
Pimpinan dan Anggota DPD RI yang sangat saya hormati, alhamdulillah kegiatan
kunjungan di daerah Provinsi Jambi berjalan aman dan sukses. Hanya saja kami masih
merasa belum optimal dalam melaksanakan tugas mengingat keterbatasan waktu, luasnya
wilayah, serta letak geografis daerah. Demikian laporan dari Provinsi Jambi yang dapat kami
sampaikan sebagai bahan untuk dapat ditindaklanjuti masukan dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf bila ada
kata-kata yang kurang berkenan di hati Bapak dan Ibu sekalian.
Jakarta, 13 Januari 2015. Anggota DPD RI Provinsi Jambi: M. Syukur, S.H, Hj.
Daryati Uteng S., S.E.., M.M., Dra. Hj. Juniwati T. Masjchun, H. Abu Bakar Jamalia.
Burung Irian Burung Cendrawasih. Sekian dan terima kasih.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian. Kita usahakan jam 5 sesuai masa sidang kita selesaikan.
Mohon perhatian, waktu kita ini coba sampaikan apa-apa dan pokoknya apa. Jadi, kita
mencoba 5 menit. Kalau di luar negeri itu cuma 2 menit. Kalau 2 menit kalau Pimpinan
Sidang saya bilang berhenti, ya sudah berhenti, betul itu ya. Bukan diskriminatif, saya ingin
menegakkan kebiasaan yang telah berdiri baik.
Selanjutnya, kami persilakan Provinsi Sumatera Selatan. Tidak ada ya? Jadi
tradisinya ini sudah berjalan, sudah menjadi kesepakatan. Kalau tidak ada dia nanti paling
terakhir. Bukan ada perbedaan, tidak. Toh kalau ada satu yang berhalangan kan masih ada
yang tiga. Kalau memang tidak bisa, bisa disampaikan secara langsung, boleh juga jadi itu
pilhan karena pada akhirnya ini akan dibahas di tingkat komite masing-masing. Itu
sebenarnya. Di sini hanya untuk mendapat perhatian apa yang kira-kira sudah menjadi isu
strategis yang harus disampaikan. Selanjutnya Sumatera Selatan. Kepulauan Riau.
PEMBICARA : RIA SAPTA RIKA (KEP. RIAU)
Urutan terakhir memang harus dengan sabar ya. Bismillahirahmanirahiim.
Laporan kegiatan di daerah Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Provinsi
Kepulauan Riau Tanggal 6 Desember 2014 sampai dengan 11 Januari 2015. Yang saya
hormati Ketua DPD RI, yang saya hormati Wakil Ketua DPD RI, yang saya hormati rekan-
rekan Anggota DPD RI, yang saya hormati Sesjen DPD RI beserta jajarannya, hadirin dan
hadirat yang berbahagia.
Asalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesehatan
keselamatan sehingga kita bisa berkumpul dalam Sidang Paripurna ini dalam keadaan sehat
walafiat. Marilah pula kita panjatkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW. Mengawali laporan ini kami mewakili rekan-rekan Senator dari Provinsi
Kepulauan Riau mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015. Semoga tahun baru ini menjadi
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 50
semangat kita Senator Indonesia untuk bekerja lebih baik dalam menyerap dan
memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah.
Saudara-saudara Anggota Senator DPD RI yang saya hormati, sebagaimana kita
ketahui bahwa Sidang Paripurna merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di di
lembaga yang kita cintai ini. Di tengah keterbatasan yang kita miliki ternyata masyarakat
daerah menaruh harapan yang tinggi sehingga kita diharapkan mampu mengakselerasikan
harapan masyarakat dan sekaligus harapan pemerintah daerah tingkat pusat. Sudah menjadi
kewajiban yang diatur dalam konstitusi bahwa setiap Anggota DPD RI atau yang saat ini
disebut Senator memiliki tugas untuk menampung, menyerap, serta menyalurkan aspirasi
konstituen di daerah. Reses atau yang dalam bahasa konstitusional DPD RI adalah kegiatan
Anggota DPD di daerah menjadi ajang atau momentum untuk menampung aspirasi
masyarakat. Momentum tersebut sangatlah sayang untuk disia-siakan mengingat selama ini
waktu kita banyak tersita di Senayan untuk membahas masalah-masalah yang begitu banyak
Permasalahan yang kita bahas bukan saja masalah internal DPD RI, melainkan juga masalah
lokal, nasional, hingga masalah internasional.
Bapak-bapak Senator Anggota DPD RI yang berbahagia, secara umum hasil jaring
aspirasi tersebut dapat kami laporkan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-
masing alat kelengkapan yang ada di DPD RI. Adapun klasifikasi tersebut, antara lain adalah
sebagai berikut. Tentu untuk menghemat waktu, kami hanya membacakan satu aspirasi saja
untuk masing-masing komite terkait.
Komite I
Usulan daerah otonomi baru. Tidak disahkannya usulan pemekaran Kabupaten
Kepulauan Kundur dalam paket 22 usulan DOB pada Paripurna DPR periode lalu membuat
kekecewaan yang mendalam di tengah warga masyarakat. Oleh karena itu, pada saat kegiatan
penyerapan aspirasi Anggota DPD RI, masyarakat Kundur secara khusus menyampaikan
kembali agar usulan pemekaran tersebut dapat dibahas dan disepakati menjadi pembentukan
otonomi baru. Pembahasan yang sudah melalui bersama antara DPD, DPR, dan pemerintah
dalam paket 22 usulan DOB hendaknya menjadi pertimbangan untuk segera menjadi 22
daerah tersebut ditetapkan sebagai daerah otonomi baru melalui peraturan pemerintah.
Komite II
a. Tentang perhubungan laut. Provinsi Kepulauan Riau menghadapi tantangan berat
dalam masalah transportasi laut untuk mengembangkan daerah dikarenakan wilayah
Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 96% adalah laut dan hanya 4% saja daratan.
Dalam rangka peningkatkan perekonomian dan pembangunan di daerah di Provinsi
Riau, Kepulauan Riau khususnya, di Kabupaten Anambas, Karimun, dan Natuna
adalah beberapa hal yang harus menjadi fokus pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, antara lain menyediakan dan memfasilitasi pembiayaan pembangunan dan
pengembangan infrastruktur dan pengembangan pembangunan daerah yang memadai,
seperti menyediakan akses hubungan jalur lintas laut dan sumberdaya manusia.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau oleh pemerintah pusat dijadikan kawasan
ekonomi khusus. Tentu sangat berdampak bagi kegiatan investasi berskala nasional
maupun internasional. Namun melihat kondisi ini di mana masih belum tersedianya
fasilitas umum yang baik, khususnya sarana perhubungan laut, maka diharapkan
kebijakan yang telah ada ini dapat diimbangi dengan kebijakan khusus melalui
peraturan pemerintah untuk mengakomodasi anggaran, khususnya untuk percepatan
pembangunan sarana transportasi laut.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 51
b. Pengembangan kawasan free trade zone yang sudah ditetapkan juga akan berdampak
khusus manakala perhatian pemerintah terhadap pengembangan Provinsi Kepulauan
Riau, khususnya transportasi tidak menjadi perhatian.
c. Rekomendasi dan saran. Beberapa usulan harusnya diperhatikan agar daerah-daerah
terisolasi dapat terbuka, antara lain perlunya penambahan anggaran untuk
pengembangan transportasi kelautan, penambahan kapal penumpang agar dapat
menjadi penghubung antara pulau-pulau terluar.
Komite III
Mungkin hal ini juga hampir sama dengan apa yang disampaikan rekan-rekan terkait
BPJS, begitu banyak catatan-catatan aspirasi masyarakat. Saya lewatkan.
Komite IV
Realisasi alokasi dana DAU dan DAK untuk daerah berciri kepulauan. Alokasi dana
DAU dan DAK untuk daerah berciri kepulauan sebagaimana diatur Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Mengingat Provinsi Kepulauan Riau berluas
wilayah 95% didominasi oleh laut, maka dana DAU dan DAK itu belum mencerminkan atau
belum dapat mengakomodir untuk wilayah yang mayoritas adalah laut.
Terakhir, demikianlah laporan kegiatan Anggota DPD RI Provinsi Kepulauan Riau
yang dapat kami sampaikan. Selain itu, kami juga berharap agar perjuangan kita dalam
melakukan amandemen penyempurnaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dapat terealisasi pada tahun 2015 ini.
Jakarta 13 Januari 2015, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Kepulauan Riau: Ir. Ria Saptarika, M.Eng, Drs. H. Hardi Selamat Hood, Djasarmen Purba,
S.H., Haripinto Tanuwidjaja. Demikian terima kasih.
Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, Saudara-saudara sekalian, waktu kita 30 menit menjelang pukul 17.00 WIB.
Harus membagi yang adil. Dimohon kepada selanjutnya untuk bisa menyampaikan hal yang
strategis, yang pokok. Selanjutnya, kami persilakan juru bicara dari Provinsi Sumatera Utara.
PEMBICARA : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (SUMUT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastyastu.
Yang kami hormati Saudara Pimpinan Bapak dan Ibu Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, yang saya hormati Saudara-saudari DPD RI, para hadirin yang kami
muliakan. Puji syukur kehadirat Allah kita panjatkan karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, hari ini merupakan Paripurna pertama di tahun 2015. Kita dapat hadir dalam
keadaan sehat wa'alfiat untuk melaksanakan tugas konstitusional kita sebagai wakil daerah.
Ya baik, saya mencoba karena tiga menit kata Pak Parlin. Saya mencoba tiap komite, jadi
tadi sekalian barangkali izinkan saya dari wakil Sumatera Utara menyampaikan
belasungkawa terhadap semua bencana yang terjadi, apakah bencana alam, apakah bencana
pesawat, dan sebagainya. Mudah-mudahan semua ada hikmahnya bagi bangsa kita.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 52
Komite I
Adalah masalah yang sangat biasa yang sering kita dengar. Masalah pemekaran yang
sampai sekarang belum diwujudkan di Kabupaten Simalungun walaupun sudah disetujui.
Diharapkan dan mereka sudah sangat siap menyangkut administrasi, teknis, dan sebagainya
data, namun belum ada tindak lanjut dari pusat.
Komite II
Ini memang tadi barusan kita terima pada saat istirahat setelah Pak Parlin barangkali
sudah berkunjung. Sama dengan kasus di Provinsi Aceh, Provinsi NAD bahwa ada
penggusuran rumah-rumah warga oleh tanah KAI yang berdampak masalah sosial ekonomi
pada masyarakat. Diharapkan DPD dapat meminta penjelasan kepada pihak terkait, dalam
hal ini pemerintahan, bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut dilaksanakan, terutama karena
ditengarai banyak isu yang berkembang bahwa tanah tersebut sebenarnya dialokasikan
diperuntukan kepada pemilik ekonomi kuat atau pengembang.
Komite III
Saya tidak mengulang lagi hal-hal yang sudah disampaikan, namun pembatalan
kurikulum 2013 atau evaluasi kurikulum 2013 oleh pemerintah yang baru ini memang
menimbulkan dampak yang bermacam-macam di masyarakat. Namun, yang ingin
dipertanyakan adalah: 1) bagaimana kemubaziran dana APBN yang telah digelontorkan
selama hari ini lewat program sosialisasi, koordinasi, pelatihan, dan pengadaan buku
terutama yang belum jelas realisasinya; 2) yang perlu ditanyakan adalah, yang perlu DPD
tindak lanjuti adalah bagaimana pengawasan terhadap masa transisi perubahan ini untuk
dapat dilakukan seoptimal mungkin sehingga efektif bagi siswa dan menjadi pintu masuk
bagi perubahan pendidikan Indonesia di masa yang akan datang.
Kartu-kartu sakti yang digelontarkan juga oleh pemerintah awal November yang lalu
ini terkesan belum siap karena jujur saja di Sinabung yang sampai sekarang masih berasap
panas itu bahwa sudah dibagikan kartu-kartu KIS dan KIP, namun sampai sekarang belum
jelas di mana dananya sebenarnya. Jadi, ini perlu perhatian bagi DPD untuk bisa mencari
tahu dan mencari solusi untuk tidak hanya seolah-olah masyarakat yang sebenarnya sedang
tersusahkan justru tidak mendapat penyelesaian.
Kemudian adalah kasus narkoba di Sumatera Utara yang semakin menjadi-jadi dan
masuk dari mulai laut dan sebagainya ini diharapkan mendapatkan pemerintah dari pusat
seharusnya dan pemerintah daerah karena dikhawatirkan banyak opnum yang ikut bermain
sehingga susah sekali memberantasnya.
Terakhir, masalah ekonomi kreatif ini perlu mendapatkan perhatian karena cukup
banyak masalah kultur, masalah budaya, dan masalah sumber daya alam yang sebenarnya
sangat bisa diolah secara kreatif oleh pemuda-pemuda, perempuan-perempuan, UMKM, dan
sebagainya, baik dari modal, kebijakan, dan lain-lain sebagainya.
Komite IV
Saya kira Komite IV juga mempersoalkan masalah UMKM untuk mendapat perhatian
sepenuhnya dari pemerintah.
Demikian laporan kunjungan kerja ini dari Sumatera Utara saya sampaikan.
Kemudian, semoga laporan ini bermanfaat bagi masyarakat daerah, termasuk bermanfaat
bagi pembangunan kapasitas serta citra DPD RI sebagai lembaga yang mewakili aspirasi
masyarakat dan daerah. Semoga laporan ini dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin oleh
pemerintah maupun oleh DPD melalui komite-komite. Sudah banyak janji-janji yang indah,
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 53
namun masyarakat yang mendambakan sesuatu yang nyata dan segera dapat dirasakan
manfaatnya. Semoga apa-apa yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah SWT.
Wabillahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om shanti shanti Shanti om.
Atas nama empat teman-teman saya, tiga teman saya Pak Rijal Sirait, Pak
Parlindungan Purba, Dedi Iskandar, dan saya sendiri Darmayanti Lubis.
Terima kasih
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik waktunya on time sekali, kalau tidak kena ketok juga, tadi
Baik selanjutnya yang mewakili juru bicara Sumatera Barat kami persilakan
PEMBICARA : H. NOVI CANDRA, S.E. (SUMBAR)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan DPD RI, Anggota DPD yang sama-sama kita hormati, Sesjen beserta
dengan seluruh staf hadirin-hadirat yang berbahagia. Alhamdulillah pada hari ini kita hadir
bersama-sama dalam rangka Sidang Paripurna ke-8 memasuki sidang ke-2. Mudah-mudahan
acara kita selama masa sidang kedua berjalan dengan lancar dan kami ucapan selamat kepada
seluruh Anggota Senator setelah pulang dari reses dan membawa hasil yang sangat luar biasa
sebagai acuan dan pertimbangan mendasar bagi DPD RI ke depan. Terkait dalam
pelaksanaan reses empat Anggota DPD RI di Sumatera Barat, sebenarnya banyak hal yang
akan kami sampaikan, tetapi itu cukup menjadi laporan atau berupa catatan yang akan nanti
kami berikan kepada Pimpinan. Tetapi, kami hanya menyampaikan berapa hal yang sangat
spesifik dalam kondisi Sumatera Barat terkini.
Terkait dalam tugas Komite I
Adalah adanya beberapa tokoh di Sumatera Barat yang menyepakati ingin
menjadikan Sumatera Barat menjadi daerah yang istimewa, seperti daerah Aceh dan Papua.
Karena, keistimewaan dari Sumatera Barat adalah sistem pemerintahan nagari yang
melibatkan pemuka adat.
Terkait dalam tugas Komite II
Cukup banyak permasalahan sebenarnya, tetapi yang menjadi kehidupan mendasar
bagi masyarakat Sumatera Barat, yaitu pertanian dan yang paling menjadi masalah dalam
pertanian yang pertama adalah masalah modal, yang kedua masalah sarana dan prasarana itu
melibatkan masalah pupuk yang mana pupuk yang disubsidi tidak sesuai dengan jumlah.
Seperti kita ketahui, kebutuhan pupuk di republik Indonesia ini adalah melebihi 27 ton, tetapi
yang disubsidi hanya 7,7 juta ton. Jadi, besar harapan kami melalui DPD RI agar yang
disubsidi itu adalah sesuai dengan jumlah bukan berdasarkan harga agar semua pupuk itu
disubsidi dan walaupun harganya naik. Terus juga ada beberapa masalah di bidang Komite
II, yaitu banyaknya tambang-tambang liar yang mana kepala daerah sendiri itu sudah sangat
kewalahan untuk mengatasinya. Itu pernah dulu Ketua DPD RI berserta dengan Anggota
DPD RI dan DPR RI periode yang lalu melakukan sidak dan melakukan tindakan dan itu
sudah berhenti, tapi sekarang marak lagi. Mudah-mudahan kita bersama-sama untuk kembali
melakukan hal tersebut dan berkesinambungan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 54
Terkait dengan tugas Komite III
Yang mana kita sepakat bahwa pendidikan merupakan masalah yang sangat penting,
tetapi tidak semua kita dapat menikmati pendidikan dengan layak. Jadi, sudah sepantasnyalah
pemberian beasiswa ditingkatkan kepada anak didik kita, kepada pelajar-pelajar kita. Dan, itu
tidak cukup di sekolah negeri, juga kita lakukan di sekolah swasta. Juga besar harapan
masyarakat kenapa Anggota DPD tidak seperti Anggota DPRD yang bisa memberikan dana
aspirasi mereka untuk memberikan beasiswa. Mudah-mudahan dengan perjuangan kita
bersama, kita bisa memperoleh dana aspirasi yang kita menjadi bapak angkat dari siswa-
siswa yang tidak mampu.
Terkait dalam tugas Komite IV
Kita akui pemerintahan republik Indonesia dalam hal pajak sudah cukup bagus, tetapi
kita sayangkan untuk program-program bantuan, misalnya bantuan untuk gotong royong juga
dipotong pajak. Seandainya bantuan-bantuan tersebut semuanya dipotong pajak dan alangkah
banyaknya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang tidak terwujudkan. Dan, adanya wacana
penghapusan PNPM itu risikonya sangat besar bagi pemerintahan Rata-rata masyarakat
penerima PNPM mereka tidak mau bayar lagi karena katanya PNPM sudah dihapus, jadi
hutang-hutang kami juga dihapus.
Demikian mungkin yang dapat kami sampaikan berdasarkan hasil laporan penyerapan
aspirasi masyarakat dan daerah yang dilakukan oleh empat Anggota DPD RI dari Sumatera
Barat. Sekali lagi, mudah-mudahan ini menjadi acuan dan pertimbangan mendasar bagi kita
dalam pelaksanaan tugas-tugas konstitusional di DPD RI. Demikian.
Wabillahitaufik walhidayah, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, lebih beberapa detik. Untuk selanjutnya, kami persilakan Provinsi Riau.
PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H. (RIAU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Yang terhormat Ketua dan Pimpinan DPD RI, yang terhormat dan yang kami sayangi
seluruh Anggota DPD RI. Laporan hasil kegiatan di daerah atas nama empat Anggota DPD
RI asal Riau. Kunjungan kami lakukan bersama-sama empat anggota; kunjungan kami
lakukan sebahagian bersama dengan Anggota DPR RI asal Riau karena November kemarin
kami sudah membuat sebuah forum yang disebut forum MD2, yaitu MPR, DPR, dan DPD 15
Anggota; kemudian kunjungan sendiri-sendiri. Dari semua aspirasi yang terserap, yang
terhimpun, dan kemudian kami susun dalam 38 halaman, maka yang menjadi prioritas untuk
direkomendasikan ke setiap komite sebagai berikut.
Komite I
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa untuk diusulkan
prioritas pada masa sidang ini. Kemudian, konflik lahan ataupun konflik agraria yang
menyangkut juga RTRW.
Komite II
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 55
Pengelolaan blok Migas, kami menginginkan untuk dapat diperjuangkan, dikelola
oleh pemerintah daerah. Kemudian, menyangkut pengadaan listrik.
Komite III
Status tenaga K2 honorer dapat diperjuangkan untuk menjadi segera pegawai negeri.
Komite IV
Prioritas revisi Undang-Undang tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
serta memberi porsi dana bagi hasil yang patut dan adil kepada daerah penghasil.
Terakhir yang menjadi rekomendasi lintas komite dan dapat kami usulkan dari Riau
untuk menjadi agenda lembaga yaitu patut dalam fungsi pengawasan yang melekat secara
konstitusi kepada lembaga dan seluruh Anggota DPD RI, maka kita laksanakan fungsi
pengawasan yang melekat dan mempertanyakan 100 hari dari pemerintahan ini kinerjanya
sampai di mana. Demikian laporan kami.
Wabillahitaufik walhidayah, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
Ibu Iin menggunakan waktu yang pas sekali ya, mantap. Selanjutnya, Provinsi
Bengkulu juru bicaranya kami persilakan.
PEMBICARA : H. AHMAD KANEDI, S.H., M.H. (BENGKULU)
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Ketua DPD RI, Wakil Ketua DPD RI, seluruh pejabat di lingkungan
Sekretariat DPD RI, rekan-rekan Senator se-Indonesia, hadirin sekalian yang berbahagia,
para wartawan dan tentunya juga yang tidak bisa kami sebuat satu persatu. Bersyukur kita
pada sore hari dapat hadir bersama untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab kita
sebagai Senator Indonesia. Perkenankan kami menyampaikan laporan kegiatan Anggota
DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu dalam rangka penyerapan aspirasi yang
kami selenggarakan tanggal 6 Desember 2014 sampai dengan 11 Januari 2015. Adapun
laporan ini kami susun dengan sistematik.
Komite I
Hal-hal yang penting tentunya berkaitan dengan pemilukada, pemerintahan desa, dan
yang berkaitan dengan perbatasan, serta dengan masalah kehutanan. Dan, semua
permasalahan tersusun dalam laporan kami ini.
Komite II
Masalah-masalah yang menonjol berkaitan dengan sektor-sektor energi,
pertambangan, dan juga keterlibatan masyarakat di sektor pertambangan. Ini juga kami susun
permasalahan dan solusi yang mungkin bisa dibahas di setiap komite.
Komite III
Berkaitan dengan rencana perlindungan terhadap nilai-nilai lokal, baik bahasa,
budaya, dan tentunya perilaku-perilaku otonomi bagi masyarakat, otonomi daerah sesuai
dengan semangat Undang-Undang Otonomi. Yang selanjutnya, berkaitan dengan pembagian
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 56
kartu yang sekarang lagi tren, ini perlu perbaikan. Dan, terhadap undang-undang yang
berkaitan dengan perlindungan tenaga kerja. Yang terakhir dari Komite III berkaitan dengan
penerapan kurikulum bagi dunia pendidikan. Ini juga tentunya permasalahan dan beberapa
usulan alternatif penyelesaian juga perlu kita sikapi secara bersama pada tugas-tugas
selanjutnya.
Komite IV
Berkaitan dengan kenaikan BBM juga harus disesuaikan dengan beban-beban
masyarakat. Dan, terakhir yang perlu kami soroti di Komite IV berkaitan dengan tentunya
kemampuan pembiayaan UKM bagi masyarakat yang memulai membangun usaha baru di
Provinsi Bengkulu.
Sebagai kesimpulan, kami sangat mengharapkan kepada kita semua untuk dapat
menindaklanjuti apa yang menjadi permasalahan kita dan mudah-mudahan dengan kita bahas
bersama nanti akan dapat meringankan beban masyarakat yang tentunya bagi kita menjadi
skala prioritas. Demikianlah, perbanyak maaf dan terakhir kami juga mengucapkan terima
kasih atas kebersamaan dan sekaligus kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-
dalamnya bagi belahan di Republik ini banyak kejadian dan termasuk kemarin kami juga di
Bengkulu ada pohon tumbang yang menimpa warga petani kami dan dari 5 yang kena, 1
yang meninggal. Jadi mudah-mudahan anak bangsa yang meninggal ini tentunya diterima di
sisi Allah SWT. Dan, bagi kita semua dapat memperbaiki mungkin kelemahan dan
kekurangan kita. Demikianlah laporan kami yang kami sampaikan.
H. Ahmad Kanedi, S.H., M.H. ditandatangani, Dra. Hj. Eni Khairani, M.Si.
ditandatangani, Riri Damayanti John Latief, S.Psi. ditandatangani, dan H. Mohammad Saleh,
S.E. ditandatangani.
Billahitaufik walhidayah, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Namanya pas. Baik, kita masih ada tiga lagi. Berikutnya, juru bicara dari Provinsi
Lampung.
PEMBICARA : Drs. H. ANDI SURYA (LAMPUNG)
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu, meskipun orang Bali sudah pulang semua.
Yang saya hormati Pimpinan DPD RI Pak Irman dan Bu Ratu, yang saya hormati
rekan rekan Senator Indonesia yang masih bisa menahan waktu dia di sini, yang saya hormati
jajaran dan seluruh undangan yang berkesempatan hadir. Izinkan kami untuk menyampaikan
sedikit laporan dari Lampung. Kebetulan yang masih hadir di sini Pak Jajuli di belakang.
Pertama-tama tentu kami mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015 bagi kita semua. Semoga
di tahun ini DPD bisa berperan lebih besar dan mendapatkan kewenangan yang lebih baik
meskipun masih ada tanda tanya besar terhadap perubahan-perubahan UU MD3.
Bapak-Ibu yang saya hormati, yang pertama mungkin dapat kami laporkan adalah
terkait dengan masalah keamanan di Lampung. Untuk beberapa wilayah di daerah-daerah
terpencil ini masih ada masalah-masalah keamanan serta ketertiban umum yang masih
dirasakan belum kondusif. Oleh karenanya, dibutuhkan penguatan kembali. Ini terkait
dengan peraturan Perpres No. 88 Tahun 2014 masalah penyempurnaan organisasi pertahanan
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 57
sipil (hansip) dan sishankamrata. Barangkali ini masih bisa kita lakukan dalam rangka
pertahanan dan keamanan desa-desa.
Kemudian, yang kedua adalah terkait dengan masalah konflik pertanahan. Di
Lampung ini sangat banyak sekarang ini, tetapi yang saat ini mencuat sama seperti yang
terjadi di Sumatera Utara seperti yang disampaikan oleh senator dari Sumatera Utara tadi,
yaitu diserobotnya sebagian tanah rakyat yang diakui sebagai tanah PT KAI. Ada sekitar 300
KK dengan jumlah penduduk sekitar 1.200 yang hak-hak mereka sekarang terancam. Oleh
karenanya, nanti kami akan juga melaporkan kepada Komite II yang nantinya juga kita bisa
komunikasi dengan kementerian yang terkait sehingga status tanah ini jangan sampai
menyebabkan rakyat kecil, ada janda, ada orang-orang tua, ada anak yatim yang dulu orang-
orang tua mereka bekerja pada PT KAI yang harus kita bela kondisi mereka saat ini
Kemudian, ada masalah-masalah terkait dengan distribusi masalah pupuk. Tadi sama dengan
beberapa kawan-kawan dari daerah lain, yang diperlukan sekarang adalah tata niaga yang
jelas, kemudian tata distribusi yang jelas sehingga pupuk bisa diperoleh oleh masyarakat tani
dengan baik, dan tidak menjadikan pupuk subsidi itu menjadi barang dagangan di seluruh
Indonesia.
Kemudian, masalah rencana pembangunan jalan tol di Lampung, ini sudah
diputuskan ada 150 kilometer dari Bakauheni menuju Terbanggi Besar itu ke arah Sumatera
Selatan dengan pembebasan sekitar 1.181 hektar. Persoalannya adalah belum adanya
sosialisasi yang kuat kepada masyarakat. Oleh karenanya, diperlukan tindakan-tindakan dari
pemerintah, dalam hal ini pemerintah pusat untuk bisa mensosialisasikan ini. Jangan sampai
patok jalan yang sudah direncanakan itu justru tidak produktif karena setahu kami tahun
2016 barangkali ini akan bisa kita laksanakan.
Selanjutnya juga kondisi infrastruktur jalan di Lampung diharapkan oleh masyarakat
bahwa kondisi jalan infrastruktur ini bisa diperbaiki ke depan karena 80% barangkali jalan-
jalan provinsi maupun jalan-jalan negara itu dalam kondisi rusak. Di sisi lain di bidang
pendidikan ini ada beberapa hal pokok, seperti masalah kepastian kurikulum, apakah 2006
yang dipakai atau 2013. Kemudian, perbaikan remunerasi guru, gaji maupun penghasilan
guru, serta ada isu sertifikasi ini mau dicabut sehingga menjadi persoalan bagi guru-guru dan
meminta agar sertifikasi tetap bisa berlangsung, tunjangan sertifikasi maksud saya, kemudian
perbaikan sarana dan prasarana sekolah, serta peningkatan kemampuan guru-guru.
Bapak-Ibu yang saya hormati, terakhir barangkali yang dapat saya laporkan adalah
kami berempat sudah bertemu dengan pemerintah daerah, dalam hal ini gubernur maupun
sekda. Pertama, kami melaporkan temuan-temuan dari BPK RI dan sudah dijawab 85%
temuan itu sudah dapat ditindaklanjuti, tinggal 15%. Kemudian, di sisi lain kami meminta
kepada pemerintah daerah untuk memberikan hibah tanah kepada DPD RI dalam rangka
membangun kantor, dan sudah disetujui. Pak Sesjen, barangkali nanti April sudah ada hibah,
Pak, ya sudah ada hibah itu. Paling lambat Mei sudah bisa kita lakukan pengalihan tanah dari
Lampung kepada DPD RI dan diharapkan 2016, Lampung bisa juga mensejajarkan diri
dengan kawan-kawan yang sudah punya kantor selama ini. Terima kasih. Demikian saja
laporan kami.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih pada juru bicara Lampung. Selanjutnya, kami persilakan dari juru
bicara dari Provinsi Kepulauan Riau, maaf Kepulauan Bangka Belitung.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 58
PEMBICARA : HERRY ERFIAN, S.T. (KEP.BABEL)
Bismilahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastyastu.
Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, yang terhormat Bapak-bapak,
Ibu-ibu rekan-rekan Senator seluruh Indonesia, yang terhormat Bapak Sesjen dan jajarannya,
hadirin yang berbahagia. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmat kasih sayang-Nya sehingga kita semua dapat hadir di
sini turut berpartisipasi dalam melaksanakan rangkaian kegiatan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia. Sebagai wujud partisipasi, izinkan kami atas nama Dewan Perwakilan
Daerah Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menyampaikan laporan
berkaitan dengan hasil kunjungan ke daerah kami yang mulai sejak tanggal 6 Desember 2014
sampai tanggal 11 Januari 2015.
Komite I
Anggota Komite I DPD RI daerah pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
telah melaksanakan kegiatan reses dengan agenda prioritas dan permasalahan desa dan
kelurahan. Adapun masalah-masalah yang kami dapati adalah kualitas SDM pemerintahan
desa yang memprihatinkan. Untuk itu, kami meminta pemerintah aktif untuk memberikan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut. Selanjutnya, permasalahan tapal batas
antara desa dan juga antarkabupaten yang belum terselesaikan sampai sekarang. Jangan
sampai nanti keterlambatan penyelesaian ini akhirnya menjadi konflik horizontal antara
masyarakat desa dan kabupaten tersebut.
Komite II
Beberapa hal yang kami dapati adalah masalah penyempurnaan tata niaga timah. Tata
niaga timah diatur melalui Permendag RI Nomor 32 Tahun 2013. Aturan tersebut tidak
memberikan kesempatan bagi daerah untuk ikut mengawasi dan memperoleh pendapatan.
Daerah seolah-olah hanya menjadi penonton dan dari komoditas yang menjadi andalan
daerah sejak ratusan tahun yang lalu. Mengusulkan adanya tambahan pembagian royalti dari
3% menjadi 10% untuk membiayai perbaikan lingkungan yang mengalami kerusakan.
Selanjutnya, percepatan transformasi ekonomi dari yang berbasis pertambangan ke sektor
industri dan jasa, seperti pariwisata. Kondisi ini tentunya memerlukan dukungan pelabuhan
dan bandara yang memadai. Khusus untuk mendorong percepatan pembangunan pariwisata,
kami memohon ditetapkan sebagai destinasi pariwisata nasional dan penetapan kawasan
ekonomi khusus pariwisata.
Komite III
Sama halnya dengan daerah-daerah yang lain, permasalahan-permasalahn yang kami
temui, seperti masalah pendidikan dan kesehatan, tetapi secara spesifiknya dapat dilihat
dalam lampiran laporan ini.
Komite IV
Permasalahan yang kami dapati adalah dana DAU dan dana DAK belumlah
mencerminkan keadilan bagi provinsi kepulauan, seperti Bangka Belitung. Selain itu juga
masalah UMKM minta perhatian dari pemerintah untuk mempermudah hal perizinan dan
memberi pelatihan kepada para UMKM dan tentunya bantuan untuk modal usaha. Demikian
pengantar laporan kegiatan reses daerah kami Kepulauan Provinsi Bangka Belitung.
Masyarakat dan pemerintah daerah menaruh harapan besar kepada DPD RI agar dapat
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 59
memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah, terlebih dengan kondisi ekonomi dan
sosial sekarang ini. Demikian dari kami.
Hormat kami Anggota DPD RI Kepulauan Bangka Belitung: Drs. Hudarni Rani
Tellie Gozelie, S.E., dan saya sendiri Herry Erfian.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih kepada juru bicara dari Provinsi Bangka Belitung. Karena kita telah
mengikuti semua putaran, jadi masih ada dua lagi, sekarang kita persilakan Provinsi Sulawesi
Utara untuk menyampaikan. Mohon waktunya sesuai dengan kesepakatan. Terakhir Sumsel.
PEMBICARA : Dr. MAYA RUMANTIR, M.A., Ph.D. (SULUT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastyastu.
Shalom.
Pimpinan DPD RI yang saya hormati, seluruh rekan-rekan Senator yang terhormat
yang saya cintai, Sesjen, Wasesjen, dan seluruh staf jajaran Kesetjenan DPD RI yang saya
hormati. Di hari yang indah ini perkenankan saya mewakili rekan-rekan senator dari
Sulawesi Utara untuk pertama-tama mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015. Semoga di
tahun baru 2015, tali persaudaraan dan persahabatan kita sebagai satu kandungan ibu pertiwi
Indonesia dan satu ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa semakin nampak nyata dan dirasakan
oleh kita sekalian dan juga oleh bangsa kita Indonesia, terutama di daerah kita masing-
masing. Sekalipun kondisi fisik saya tidak terlalu sehat, saya tetap menunggu sampai akhir
karena rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melaporkan sebagian daripada apa yang sudah
dirangkum bersama rekan-rekan senator Sulut terkait dengan komite kita masing-masing.
Baiklah, saya akan membacakan mulai dari hasil laporan aspirasi masyarakat dan
daerah Provinsi Sulut.
Komite I
a. Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara berharap daerah otonomi baru, maaf masyarakat
Provinsi Sulawesi Utara berharap dengan sangat agar DPD RI memperjuangkan
empat calon daerah otonomi baru Provinsi Bolaang Mongondow, yaitu Provisi
Bolaang Mongondow, yang kedua Kota Langowan, ketiga Kota Tahuna, dan
Kabupaten Talaud Selatan.
b. Berkaitan dengan pemilihan kepala daerah, maka melalui Anggota DPD RI
perwakilan Sulawesi Utara, khususnya Komite I kami mohon kiranya pemilihan
kepala daerah tetap dilaksanakan langsung oleh rakyat dan bukan pemilukada
dilakukan oleh DPRD.
c. Banyak ditemukan mafia tanah justru berasal dari oknum-oknum aparat dan yang
menjadi kaki tangan para pengusaha. Sejauh ini upaya apa yang seharusnya dilakukan
DPD RI, khususnya Anggota DPD RI dalam menyikapi dan menangani kasus-kasus
tersebut. Seperti yang sering kita dengar bahwa hukum saat ini tajam ke bawah dan
tumpul ke atas.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 60
Komite II
a. Kelautan dan perikanan, masih terbatasnya infrastruktur kelautan dan perikanan serta
dukungan sarana prasarana perikanan dan dukungan permodalan dari perbankan dan
lembaga keuangan lainnya untuk nelayan. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan
Perikanan supaya memprioritaskan pembangunan kampung nelayan dan
pengembangan sentra perikanan di provinsi kepulauan serta kabupaten perbatasan
laut serta mendirikan SPBN BBM untuk nelayan di wilayah pesisir dan pulau-pulau,
pemodalan bagi pelaku usaha dan perikanan dan kelautan, seperti kredit usaha rakyat
untuk nelayan, koperasi untuk nelayan, dan lembaga pengembangan modal untuk
kelautan dan perikanan atau LPMUKP perlu dikembangkan. Pembangunan pelabuhan
perikanan di Dago Kabupaten Kepulauan Sangihe yang tersendat bertahun-tahun
perlu segera dituntaskan dalam dua tahun ini agar masyarakat perbatasan dan lingkar
luar NKRI lebih sejahtera.
b. Khusus masukan untuk Badan Akuntabilitas Publik BAP DPD RI, berdasarkan surat
dari Setjen No. M-310640/DPD-11/2014 tanggal 28 November 2015 kepada
Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan BPK RI perihal kunjungan anggota
BAP dan BPK perwakilan pada masa reses, maka disampaikanlah bahwa telah
diadakan pertemuan dengan BPK RI kepala perwakilan Provinsi Sulawesi Utara pada
tanggal 8 Januari 2015. Laporan tentang hasil pertemuan tentang jawaban klarifikasi
DPD RI laporan hasil pemeriksaan BPK atas LKPD Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2012 akan disampaikan kepada Pimpinan BAP secara tertulis.
Komite III
a. beberapa tahun terakhir ini, Sulawesi Utara banyak isu-isu penting yang sangat urgent
untuk diperhatikan, antara lain banyaknya berbagai bentuk kejahatan, misalnya
perkelahian, pertikaian antarkampung atau tarkam, dan bahkan pembunuhan yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat yang juga di antara generasi muda sampai kepada
tingkat miras yang memicu di tengah-tengah masyarakat. Mohon dibuat peraturan
dan sanksi yang tegas tentang pembuat, pengedar, pengguna miras karena segala
bentuk kejahatan diakibatkan oleh miras yang saat ini timbul di Sulawesi Utara
b. Mengenai Pendidikan Moral Pancasila, masyarakat merasa perlu diberikan perhatian
khusus dan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Ada permintaan khusus supaya
DPD RI ikut mendorong supaya empat pilar yang dapat disosialisasikan, seperti P4
(Pedoman Penghayatan Pancasila) yang pernah dilaksanakan kantor BP7 dapat
digiatkan kembali untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan Pancasila.
Komite IV
a. Sehubungan dengan terjadinya bencana alam di daerah Manado dan Minahasa pada
awal tahun 2015 dan 2014 yang lalu yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur
jalan, jembatan, berbagai fasilitas publik, maka diusulkan kepada DPD RI mendesak
adanya alokasi anggaran APBN 2015 nanti untuk perbaikan infrastruktur yang rusak
akibat bencana alam, antara lain penguatan tebing sekaligus pelebaran jalan Manado-
Tomohon, perbaikan jembatan akibat longsor di Tambulinas, Tinoor, perbaikan dan
normalisasi daerah aliran sungai di Tondano dan lain-lain.
Demikianlah sebagian laporan kerja dari Anggota DPD RI utusan Provinsi Sulawesi
Utara. Semoga DPD RI semakin bersinar menjadikan Indonesia bersinar. Salam torang
samua basudara. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 61
Om shanti shanti shanti om.
Tuhan memberkati kita semua.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Terima kasih bu Bu Maya yang telah menyampaikan dari Sulawesi Utara. Ini yang
terakhir, kami persilakan juru bicara dari Provinsi Sumatera Selatan.
PEMBICARA : ABDUL AZIS (SUMSEL)
Bismilahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastyastu.
Mungkin dua menit insya Allah. Puji syukur kita panjatkan pada Allah karena berkat
limpahan hidayah, taufik, rahmat, dan hikmat-Nya kita dapat menjalankan kegiatan di daerah
pada Tahun Sidang I 2014 – 2015 ini dengan sebaik-baiknya. Yang pertama, saya
menyampaikan Selamat Tahun Baru kepada semua Senator Indonesia. Yang kedua, saya juga
mengucapkan selamat kepada Ketua ini,tadi dia sudah mengucapkan selamat saya belum
mengucapkan selamat sama beliau. Saya ucapkan selamat memimpin kembali DPD RI.
Beliau memang tokoh muda, tapi senior yang insya Allah bisa membawa DPD RI ini menjadi
lebih baik dan bisa menjadi Indonesia ke depan. Amin ya rabbal alamin.
Yang saya hormati Senator Indonesia dan keluarga besar DPD RI yang hadir pada
hari ini, Pak Sesen dan semua staf yang terhormat. Tidak banyak, ini saya pointer-nya saja
karena terakhir juga. Soal pengawasan yang dilakukan pada masa reses ini terkait dengan
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional. Yang akan kami sampaikan adalah bukan hanya
problemnya, tetapi solusi dan saran dari apa problem-problem legislasi yang kita hadapi di
daerah.
a. Terkait dengan klaim BPJS. Jadi, perlu BPJS itu mempertimbangkan menambah
cakupan klien pasien gawat darurat, seperti partus pervaginam tanpa penyulit yang
dikategorikan tidak termasuk gawat darurat, jadi ada problem ini di legislasi BPJS.
Yang kedua tentang rujukan apa namanya berjenjang. Ini menjadi problem juga, jadi
perlu terus-menerus disosialisasikan mekanisme rujukan itu. Terus yang terkait
pelayanan agar kementerian kesehatan dapat mengatur sebaran dokter spesialis
karena di daerah itu kalau tidak diatur dokter spesialis itu jarang mau dokter spesialis
ke daerah hingga pelayanan dari kesehatan tidak maksimal.
b. Mungkin butuh insentif dari pemerintah. Ini soal yang mendasar karena di daerah
sangat kesulitan, terutama di Sumatera Selatan.
c. Logistik, ini problem mendasar dari legislasi kesehatan ini proses pengadaan e-
katalog. Pemerintah harus menjamin ketersediaan obat itu karena obat ini tidak bisa
kita tunggu-tunggu karena orang sakit harus ini. Ini problem yang terjadi.
d. Tentang pelaksanaan kurikulum 2013. Saran dan solusi yang kita dapatkan perlu
punya peningkatan pelatihan dan pendampingan bagi pelaksanaan satuan pendidikan
agar pelaksanaan berjalan dengan sesuai yang diharapkan.
e. Pemerintah perlu membuat pengecualian terkait dengan Permendikbud Nomor 160.
Ini menjadi problem. Jadi, di daerah seperti di Palembang Kota Metropolitan itu
sudah sangat siap sebenarnya, tetapi karena ada peraturan Mendikbud ini dalam satu,
padahal sekolah tersebut sudah siap sudah satu semester berjalan tetapi karena
peraturan ini mereka tidak bisa menjalankan. Ini problem yang saya kira segera
dituntaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 62
f. Terkait dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ada satu yang,
terakhir ini, Ketua. Implementasi Undang-Undang Nomor 6 ini memerlukan
pengawasan, baik dari pembekalan bagi kepala desa dan perangkatnya tentang alokasi
pengunaan dan pertanggungjawaban dana tersebut hingga pelaksanaan dan
pertangungjawabannya mengikuti prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan. Yang
terkait aspirasi mengenai Perpu di Sumatera Selatan, ini lebih condong pada
bagaimana di Perpu ini diperkuat untuk pemilihan langsung.
Demikian, selanjutnya mungkin ada terkait di dalam laporan-laporan yang perkomite
terkait dalam lampiran dari laporan ini. Terima kasih atas waktu yang diberikan. Selamat
untuk semuanya. Saya siap lagi untuk melanjutkan perjuangan ini, insya Allah.
Nama saya Abdul Aziz, Pak. Percha Leanpuri, Asmawati, dan Siska Marleni.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih pada Senator Abdul Aziz. Ini satu-satunya yang masih belum
mendampingi, belum ada pendamping. Bagi Bapak-Ibu yang punya keponakan atau apa,
silakan.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, tadi kita telah mendengar semua berbagai artikulasi
walaupun tidak semuanya karena memang nanti akan diimplementasikan akan lebih
didetailkan di tingkat komite yang mekanismenya seperti kita lihat sudah semakin lebih baik
supaya nanti kita akan bisa melakukan rapat kerja dengan berbagai stakeholder yang terkait.
Tetapi, apa yang disampaikan tadi adalah merupakan hal-hal yang strategis yang dianggap.
Dari sana kita bisa melihat apa yang menjadi prioritas. Untuk itu, Bapak-Ibu sekalian, kita
mengharapkan kepada dewan komite dan juga anggota secara perseorangan. Jadi, anggota
100 orang itu bisa melakukan komunikasi politik kepada siapa pun, tidak ada persoalannya.
Tetapi, kalau memang butuh bimbingan nanti melalui Sesjen sehingga punya hak begitu,
kemudian provinsi, kemudian juga alat kelengkapan komite, dan selain sebagainya.
Begitulah cara mekanisme kerja kita, jadi tidak ada yang menunggu karena bagaimanapun
apa yang kita tugas konstitusional kita adalah untuk memperjuangkan apa yang telah
disampaikan oleh masyarakat.
Khususnya untuk masa sidang kedua ini, Bapak-Ibu sekalian, kita harus lebih
mengintensifkan ya rapat-rapat kerja ini karena waktu masa sidang kita ini relatif pendek ya.
Sama juga dengan DPR, kalau kita lihat harinya mulai dari sekarang sampai Selasa 13
Januari sampai pada masa sidang paripurna berikutnya 18 Februari, hari kalendernya cuma
36, tetapi hari kerjanya hanya 26 hari kerja. Coba bayangkan, padahal berbagai aspirasi yang
harus kita perjuangkan yang saya sudah bisa tangkap. Untuk itu, kami dari pimpinan besok
jam 12 siang ya akan ada pertemuan konsultasi dengan ketua-ketua lembaga negara ya
sebagaimana konvensi yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir yang pertama kali
diadakan oleh pemerintahan Jowoki-JK dengan tema, yaitu percepatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pengurangan ketimpangan pembangunan. Nah, apa yang telah
disampaikan tadi, tim di belakang telah menyiapkan sehingga besok menjadi bahan buat
kami sebagai ketua yang mewakili semua anggota untuk bisa menyampaikan apa-apa saja
respons policy yang cepat, katakan tadi soal Undang-Undang Perimbangan Pusat yang nomor
33 itu ya menjadi respons masalah kesenjangan, nah itu nanti jadi telah kita lakukan.
Yang kedua, kami pun juga telah minta waktu kepada Bapak Presiden untuk ada
pertemuan konsultasi antara Pimpinan DPD dengan Presiden. Biasanya kalau itu dilakukan di
DPD kita bisa melibatkan semua pimpinan alat kelengkapan bersama anggota DPD yang
tidak diwakili oleh alat kelangkapan. Tetapi, biasanya kalau di istana karena waktu terbatas
SIDANG PARIPURNA KE-8 DPD RI MS II TS 2014-2015 (SESI PAGI)
Selasa, 13 Januari 2015 63
hanya diwakili oleh ketua-ketua alat kelengkapan sehingga forum itu akan bisa juga kita
menyampaikan, membahas secara detail dan tentu nanti apa yang saya sampaikan akan saya
berikan ke semua anggota ya bahwasanya itu adalah bagian dari apa yang diperjuangkan oleh
Bapak-Ibu sekalian. Sebagaimana contoh Kalimantan Timur perbatasan ya apa tadi nanti di
belakang akan menyatakan apa saja prioritasnya.
Kemudian, juga kita harapkan para pimpinan dan anggota alat kelengkapan
sebagaimana rapat Panmus kemarin yang kami telah arahkan supaya menggunakan waktu-
waktu yang terbatas ini untuk bisa prioritas, Jadi, memang tidak bisa semua. Jadi, kalau
periode ini tidak bisa pada Masa Sidang II ini, kita mungkin Masa Sidang III sehingga tidak
ada merasa nanti seolah-olah kita tidak memperjuangkan. Tugas kita memperjuangkan. Soal
hasil, ya memang ya terkait juga dengan lembaga-lembaga lain yang terkait, baik pemerintah,
DPR, BPK, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung sebagaimana harapan masyarakat dan
juga bagi daerah.
Jadi, Bapak-Ibu sekalian, inilah yang bisa kami sampaikan. Mudah-mudahan apa
yang telah kita dengar hari ini, beginilah mekanisme kerja. Tentu kita akan tingkatkan terus
pola kerja kita, sistem kita sehingga makin baik dan makin bagus sekali sehingga apa yang
kita harapkan, apa yang masyarakat harapkan dari kita tentu bisa kita akan berjuang.
Memang sekali lagi selalu kita berjuang dan berjuang dan insya Allah ya secara bertahap,
secara baik tentu akan bisa kita hasilkan pikiran-pikiran maupun karya-karya kita ya sebagai
wakil daerah di tingkat nasional ini.
Inilah yang bisa kami sampaikan karena waktu juga telah melewati daripada masa
siding. Seharusnya kami meminta untuk ini diperpanjang, tetapi karena memang tadi kita
memulainya juga sudah terlambat 20 menit. Jadi, kalau sesuai dengan jam yang saya di sana
agak lebih cepat 3 menit, jadi kalau tadi melihat saya SMS ini, saya tidak lihat SMS-nya. Saya
itu waktunya sebetulnya ya, kayak timer-nya. Jadi, ada yang mengatakan tadi saya itu bukan
apa-apa, untuk mengingatkan supaya kita disiplin sehingga alhamdulillah saya ingin
mengatakan rapat paripurna ini berlangsung dengan baik sekali dan sangat efisien dan sesuai
dengan waktu yang ada ya. Kalau tidak, kita akan skors lagi dan kita akan lanjutkan lagi
malam/ Iya kan saying, lebih baik malam kita pergunakan untuk alat kelengkapan lainnya.
Itulah yang ingin saya sampaikan dan sekali dengan mengucapkan alhamdulillah, Sidang
Paripurna ke-8 ini kami tutup.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
Tepuk tangan buat kita semua.
SIDANG DITUTUP PUKUL 17.11 WIB
KETOK 3X