37
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2014 2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 23 Juni 2015 3. Waktu : 14.52 WIB Selesai 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : 1. H. Irman Gusman, SE., MBA (Ketua DPD RI) 2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI) 3. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal DPD RI) 2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI) 7. Panitera : Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II) 8. Acara : 1. Pengambilan Keputusan Pertimbangan DPD RI terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2016; 2. Pengambilan Keputusan DPD RI terhadap Pedoman Pelaksanaan Dukungan dan Pengelolaan Dana untuk Bencana. 9. Hadir : Orang 10. Tidak hadir : Orang

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 ... Luar Biasa ke-4 adalah berdasarkan putusan rapat pleno Panitia Musyawarah ke-11 tanggal

Embed Size (px)

Citation preview

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4

MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2014 – 2015

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 23 Juni 2015

3. Waktu : 14.52 WIB – Selesai

4. Tempat : R. Rapat Nusantara V

5. Pimpinan Sidang :

1. H. Irman Gusman, SE., MBA (Ketua DPD RI)

2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)

3. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)

6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal

DPD RI)

2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI)

7. Panitera : Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II)

8. Acara : 1. Pengambilan Keputusan Pertimbangan DPD RI terhadap

Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

Fiskal 2016;

2. Pengambilan Keputusan DPD RI terhadap Pedoman

Pelaksanaan Dukungan dan Pengelolaan Dana untuk

Bencana.

9. Hadir : Orang

10. Tidak hadir : Orang

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 1

II. JALANNYA SIDANG :

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Mohon perhatian, Segera kita mulai.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Om swastyastu.

Sebelum mecmulai Sidang Paripurna Luar Biasa Dewan Perwakilan Daerah, marilah

kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta seluruh

hadirin dimohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA: PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD

Duduk kembali. Sebelumnya, perlu disampaikan bahwa pelaksanaan Sidang Paripurna

Luar Biasa ke-4 adalah berdasarkan putusan rapat pleno Panitia Musyawarah ke-11 tanggal

SIDANG DIBUKA PUKUL 14.52 WIB

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 2

22 Juni 2015. Berdasarkan catatan hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai

saat ini telah hadir 66 anggota dan telah menandatangani daftar hadir. Dengan demikian,

sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan mengucapkan

bismillahirrahmanirrahiim, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-4 Dewan Perwakilan Daerah ini

kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Sidang Dewan yang mulia, sebelum masuk pada agenda sidang, kami baik secara

pribadi dan mewakili segenap Pimpinan mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa

Ramadhan 1436 Hijriah bagi seluruh rekan-rekan senator dan jajaran kesesjenan yang

melaksanakannya. Semoga ibadah puasa kali ini dapat menambah energi positif guna

meningkatkan semangat kerja kita dalam meningkatkan kualitas kerja kelembagaan dalam

menyuarakan kehendak rakyat dan daerah, teristimewa bagi kenyamanan penyelenggaraan

Sidang Paripurna Luar Biasa yang diselenggarakan di bulan suci ini. Selain itu, kita turut

berbelasungkawa atas wafatnya Bapak Siswo Purwanto, ayahanda dari Senator Insinyur

Anang Prihantoro, Senator DPD RI dari Provinsi Lampung pada tanggal 8 Juni 2015 yang

lalu. Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga

yang ditinggalkan diberi ketabahan. Mari kita sama-sama menundukkan kepala berdoa

sejenak menurut agama masing-masing. Selesai. Terima kasih.

Pada tanggal 4 bulan Juni 2015 yang lalu, Pimpinan telah menerima surat dari Presiden

Republik Indonesia untuk meminta keterlibatan DPD dalam pembahasan RUU dari

pemerintah. Rapat Panmus telah menyepakati bahwa untuk RUU tentang pencabutan

peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring

Pengaman Sistem Keuangan akan dibahas lebih lanjut oleh Komite IV, sedangkan untuk

RUU tentang Hukum Pidana akan dibahas oleh Komite I. Kami telah meminta Pimpinan

Komite I untuk membuka peluang bagi masukan para anggota guna memperkaya

pembahasan dalam menyiapkan pandangan DPD. Kami berharap kedua RUU ini dari sisi

substansi dapat lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan daerah.

Sidang pleno Panmus juga membicarakan hubungan persoalan yang menarik perhatian

masyarakat bersama. Terkait dengan pembangunan kantor di daerah, kita tetap mengacu pada

amanat undang-undang dengan menyerahkan kepada Pimpinan untuk menyikapi pendapat

yang mendiskreditkan lembaga atas pihak lain yang merasa kecewa. Segala pemikiran itu

menjadi pertimbangan agar pembangunan dilakukan lebih hemat, efisien, dan efektif. Dalam

hal ini, kita serahkan kepada alat kelengkapan yang berkompeten, yaitu PURT.

Selanjutnya, terkait dengan perjuangan amandemen, pleno mengharapkan agar BPKK

Kelompok DPD di MPR secara regular menginformasikan perkembangan perjuangan

tersebut kepada para anggota. Dari hasil perkembangan rapat di daerah, Panmus juga

menekankan agar DPD mengambil langkah-langkah yang lebih menggetarkan perhatian

publik dan elite- elite, antara lain dengan menghadirkan perwakilan tokoh-tokoh daerah, adat,

agama, masyarakat, dan pimpinan DPRD di seluruh Indonesia untuk menyatakan aspirasi

dan kritisi daerah kepada pemerintah pusat sebagaimana yang telah diprogramkan

sebelumnya. Selain itu, diinformasikan pula bahwa Pimpinan masih terus melakukan

pendekatan dengan ketua-ketua umum partai politik untuk menjadwalkan agenda pertemuan

membahas usul amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Sesuai dengan jadwal acara, Sidang Paripurna hari ini mempunyai dua agenda pokok,

yaitu: satu, pengambilan keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap

kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016 yang executive summary-

nya sudah disampaikan kepada para anggota; kedua, pengambilan keputusan DPD RI tentang

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 3

pedoman pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban bencana. Mudah-mudahan

juga sudah dibagi kepada yang terhormat para Senator.

Sidang Dewan yang mulia, pelaksanaan Sidang Paripurna kali ini dilaksanakan sebagai

tindak lanjut surat Pimpinan Komite IV yang mengajukan permohonan pelaksanaan Sidang

Paripurna Luar Biasa untuk pengambilan keputusan tentang pertimbangan DPD.

Pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal

merupakan ruang lingkup pertimbangan DPD terhadap Undang-Undang tentang APBN

sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan DPD Nomor 4 Tahun 2014 tentang pedoman

pelaksanaan pemberian pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang APBN. Hasil

keputusan yang akan kita ambil bersama nanti diharapkan dapat menjadi bahan masukan

DPD kepada DPR dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN 2016 dengan pemerintah

sehingga kebijakan anggaran terhadap daerah dapat lebih diperhatikan dalam penyusunan

APBN tahun 2016. Selain keputusan terkait pembahasan oleh Komite IV, kita juga akan

mengambil keputusan dari hasil kerja tim kajian dan mekanisme Panmus DPD RI.

Untuk kesempatan pertama, kami persilakan kepada Komite IV menyampaikan

laporannya.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)

Sebelum saya menyampaikan laporan, saya mau menggunakan hak anggota

mempertanyakan Pimpinan DPD lain yang tidak hadir pada hari ini. Mohon informasi, Bapak

Wakil Ketua, karena ini pengambilan keputusan yang sangat strategis menurut saya sehingga

kita perlu tahu Ketua itu ke mana.

Terima kasih. Saya mohon informasi, Pak.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Mohon maaf, tadi saya belum sampaikan. Ketua bagi tugas dengan saya. Ketua

sekarang menghadiri sidang bersama Pimpinan DPR dalam pembahasan pembangunan

gedung redevelopment kompleks parlemen, yaitu di mana Pimpinan DPR semula sidang

yang dilakukan oleh staf ternyata diangkat ke tingkat pimpinan sehingga lebih tepat Ketua

yang menghadiri di sana, kira-kira begitu.

Terima kasih.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)

Baik, terima kasih Bapak Wakil Ketua selaku Bapak Pimpinan Rapat.

Laporan pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI pada Sidang Paripurna Luar Biasa

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Selasa, 23 Juni 2015.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastyastu.

Yang saya hormati Bapak Wakil Ketua DPD RI Pimpinan Sidang yang kami muliakan,

hadirin yang berbahagia. Terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita

sekalian sehingga dapat menghadiri Sidang Paripurna Luar Biasa Dewan Perwakilan Daerah

pada hari ini dalam suasana yang luar biasa karena di hari kita berpuasa bagi yang

melaksanakan puasa. Kami sampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan dan

selanjutnya sesuai dengan jadwal rapat hari ini perkenankan kami menyampaikan laporan

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 4

pelaksanaan tugas Komite IV. Materi tentang pertimbangan terhadap kerangka ekonomi

makro, pokok-pokok kebijakan fiskal, dan dana transfer daerah dalam RAPBN tahun 2014.

Saya klarifikasi bahwa yang kami bagikan kepada Bapak-Ibu itu sedikit berbeda karena

ini sifatnya dibacakan secara lisan, tetapi yang resmi itu yang terbagi pada Bapak-Ibu yang

sempat memperolehnya. Ada beberapa penyesuaian sesuai dengan cara pembacaan. Yang

ditanda tangan Pimpinan adalah yang resmi. Ada bagian-bagian saya tidak bacakan, tetapi

yang disajikan di sini adalah Bapak dapat lihat di layar. Saya tidak bacakan pasal-pasalnya

lagi, saya langsung.

Pemerintah telah menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan

fiskal tahun 2016 pada Rapat Paripurna DPR pada tanggal 20 Mei 2015. Kemudian, juga

menyampaikan tembusannya kepada DPD RI dan secara resmi disampaikan dalam rapat

kerja Komite IV dengan tim anggaran Komite I, Komite II, dan Komite III dengan Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas pada tanggal 4 Juni 2015 dan rapat

kerja Komite IV dengan tim anggaran Komite I, II, III dengan Menteri Keuangan pada

tanggal 17 Juni 2015.

Pimpinan, Anggota, dan hadirin, serta peserta Sidang Paripurna yang berbahagia,

berdasarkan pedoman Panmus Nomor 04 Tahun 2014, pada tahapan pembahasan APBN

tersebut, paralel dengan kegiatan yang dilakukan oleh DPR dan pemerintah, DPD

memberikan pertimbangan terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan

fiskal, dan dana transfer daerah. Pertimbangan ini merupakan tahap lanjutan dari

rekomendasi DPD terhadap rencana kerja pemerintah tahun 2016 yang telah disampaikan

Komite IV kepada pemerintah melalui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala

Bappenas pada tanggal 16 April 2015. Bahan yang disampaikan Komite IV tersebut adalah

akumulasi dari seluruh usulan program masing-masing daerah provinsi se-Indonesia.

Sehubungan dengan itu, Komite IV bersama tim anggaran Komite I, Komite II, Komite III

telah membahas dan merumuskan pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro,

pokok-pokok kebijakan fiskal, dan dana transfer daerah tahun 2016. Selanjutnya, agar

pertimbangan DPD dapat segera menjadi masukan dan pembahasan antara DPR dengan

pemerintah, maka perlu diputuskan dalam Sidang Paripurna Luar Biasa yang diagendakan

pada hari ini.

Dalam perumusan pertimbangan DPD tersebut, Komite IV bersama tim anggaran

Komite I, II, dan III telah mengadakan serangkaian pembahasan, baik yang bersifat internal

maupun rapat-rapat kerja dengan kementerian, yang dalam hal ini ada langsung dengan

menteri, ada juga dengan para pejabat eselon satu dari Kementerian Keuangan, Kementerian

Dalam Negeri, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas.

Pembahasan itu juga mendapatkan inspirasi dari aspirasi daerah dan masyarakat melalui

dengar pendapat dengan para pakar, pelaku pembangunan dalam berbagai kesempatan kerja,

dan kunjungan kerja ke daerah, serta secara khusus masukan atas kajian Budget Office

sebagai unit pendukung akademis, termasuk kegiatan expert meeting. Akhirnya, perumusan

terhadap materi ini dapat diselesaikan oleh Komite IV dan tim anggaran Komite I, II, dan III

pada kegiatan finalisasi materi pada tanggal 20 Juni 2015. Pertimbangan disajikan dalam dua

bentuk, yaitu pertimbangan secara lengkap dan kedua dalam bentuk executive summary.

Pimpinan, Anggota, serta hadirin dan peserta Paripurna yang kami hormati, pokok-

pokok pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan

fiskal, dan dana transfer ke daerah tahun 2016 kami rangkum dengan ringkas sebagai berikut.

1. Memperhatikan, menganalisis, dan mengkaji kerangka ekonomi makro yang diajukan

pemerintah kepada DPR dan disampaikan pula kepada DPD RI telah dibahas dan

dipertimbangkan dengan usulan sebagai berikut.

a. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% sampai 6,0%. Pemerintah, sayang tidak

disajikan matriks persandingannya, tetapi kalau di pertimbangan lengkap, Bapak

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 5

bisa lihat itu persandingan antara yang diajukan pemerintah dengan yang

dirumuskan oleh tim DPD oleh Komite IV bersama dengan tim anggaran masing-

masing komite.

b. Inflasi sebesar 4,5% sampai 5,2%.

c. Suku bunga SPN tiga bulan sebesar 4,5 sampai 6%.

d. Nilai tukar rupiah ini sama dengan pemerintah.

e. Harga minyak sama dengan usulan pemerintah, minyak juga sama dengan usulan

pemerintah.

f. Selain itu, DPD juga mengusulkan agar persentase penduduk miskin, tingkat

pengangguran terbuka, serta indeks gini sudah dimasukkan dalam asumsi makro

ekonomi. Penduduk miskin ditargetkan sebesar 11,21%, tingkat pengangguran

terbuka sebesar 5,85%, dan indeks gini sebesar 0,413%. Maksudnya, pada tahun

2016 yang akan datang.

2. DPD merekomendasikan kebijakan fiskal yang akan diterapkan pada tahun 2016 untuk

perpajakan, yakni pemberian insentif fiskal diberikan pada sektor-sektor yang terkena

dampak luas bagi penyerapan tenaga kerja di daerah, menetapkan target-target yang

lebih realistis, serta penggalian potensi pajak di sektor ekonomi kreatif, dan kepatuhan

wajib pajak perusahaan asing, serta law enforcement terhadap aparatur pajak dan

pembayar pajak. Sementara, penerimaan bukan pajak (PNBP), pemerintah harus

menjaga tertib administrasi dan menghapuskan berbagai penyimpangan yang terjadi

dalam pengolahan PNBP di berbagai kementerian dan lembaga.

3. DPD RI mengharapkan kepada DPR untuk mendesak pemerintah agar konsisten

dengan perencanaan dan penganggaran sesuai dengan RPJMN 2015 – 2019. Rencana

kerja pemerintah tahun 2015 (RKP) itu rencana kerja pemerintah dan usulan prioritas

daerah diharapkan fokus pada pembangunan sumber daya manusia, pendekatan

kewilayahan, terutama daerah kepulauan. DPD RI berharap penetapan harga BBM

diperpanjang, harga BBM bersubsidi diperpanjang 6 bulan sampai 1 tahun, serta tetap

memberikan subsidi solar kepada nelayan, sedangkan subsidi pupuk dan benih

dialihkan dalam bentuk subsidi harga.

4. DPD juga meminta pemerintah untuk fokus perbaikan manajeman pengolahan

pinjaman utang, pinjaman (utang) dan manajemen pembiayaan lainnya. Selain itu juga,

BUMN perlu melakukan kerja sama secara intensif dengan pemerintah daerah melalui

Badan Usaha Milik Daerah.

5. DPD RI berpendapat dengan pemerintah untuk meningkatkan dana transfer ke daerah

lebih besar dari belanja kementerian dan lembaga sekitar 10 sampai 20%. DPD RI

berharap DPR menetapkan program pembangunan infrastruktur para tenaga kerja serta

memberikan tambahan dana penyesuaian daerah (dana insentif daerah, dana P2D, dan

sebagainya) yang berbentuk block grant sebagai stimulus jangka pendek. DPD juga

mendesak agar formula DAU dapat memasukkan dimensi pertumbuhan dan

perkembangan daerah serta luas wilayah laut, sementara DAK perlu di-redesign

dengan sebagian di antaranya menjadi block grant, khususnya di bidang pendidikan,

kesehatan, dan infrastruktur. Selain memperbaiki persoalan DAK, problem DAK,

DPD juga mendesak agar DAK lebih aspiratif, dapat berbasis kewilayahan, termasuk

konsisten melakukan pengalihan dan rekonsentrasi dan tugas pembantuan menjadi

DAK. Untuk DBH, DPD RI meminta pemerintah melakukan perubahan penghitungan

menjadi, ini ada rumusan disebut P2 dan lebih transparan dalam penghitungan DBH,

serta peningkatan DBH untuk mendireklamasi dan pemulihan lingkungan.

6. DPD mengharapkan kepada DPR dan pemerintah untuk memantapkan koordinasi dan

sinergi antarlembaga, antar kementerian dan lembaga, serta pembinaan dan

pendampingan secara terus-menerus pada pengelolaan dana desa. Ada yang terputus

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 6

mungkin di sana. Penyederhanaan pedoman umum dan pedoman teknis, serta program

dan kegiatan dengan peningkatan kapasitas bagi aparat pemerintah desa dan badan

perwakilan desa. Ada yang hilang dalam ketikan.

7. Pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan

fiskal serta dana transfer dalam RAPBN tahun 2016 ini adalah merupakan usulan DPD

RI kepada DPR untuk dijadikan pertimbangan pemerintah dalam menyusun RAPBN

tahun 2016, khususnya dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang berkeadilan.

Bapak Pimpinan, para anggota, dan hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati, pada

Sidang Paripurna yang terhormat ini, kami menyampaikan materi tersebut yang sudah ada di

tangan Pimpinan dan mengharapkan dapat diambil keputusan sebagai berikut. Keputusan

DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok

kebijakan fiskal, dan dana transfer daerah untuk Rancangan Undang-Undang tentang APBN

Tahun 2016.

Demikian laporan pelaksanaan tugas Komite IV yang dapat kami sampaikan dalam

Sidang Paripurna ini. Sebelum kami mengakhiri laporan ini, rasanya kurang bagus, tetapi

harus kami sampaikan karena berkembang selama 2 hari 2 malam dalam rapat-rapat kami di

Komite IV bersama dengan tim anggaran DPR, namun tidak menjadi keputusan Komite IV

bersama tim anggaran dan juga tidak diharapkan menjadi keputusan Paripurna ini. Tetapi,

saya selaku pelapor dan selaku unsur Pimpinan Komite IV berkewajiban menyampaikan

pada forum ini, apalagi mohon maaf kemarin saya tidak sempat hadir dalam rapat Panmus.

Pertama, peserta rapat di Komite IV dan tim anggaran di komite-komite menyesalkan

pernyataan Bapak Irman Gusman Ketua DPD RI kepada pers terhadap penolakannya tentang

dana aspirasi anggota DPR. Diskusi yang berkembang dalam pertimbangan ini disampaikan

karena selaku Ketua DPD dan sebagai Bapak Irman Gusman, DPD tidak berkewenangan

menurut Undang-Undang yang berkaitan dengan dana aspirasi tersebut. Jadi, kita melampaui

batas kewenangan memasuki wilayah pihak lain dan kita ingin membangun kemitraan yang

harmonis antara DPR dengan DPD. Anggota DPR memiliki hak tersebut, DPD tidak. Karena

itu, sangat tidak etis kita memasuki wilayah yang bukan wilayah kita.

Pada forum tersebut dalam kami diskusikan, Bapak Wakil Ketua yang saya hormati,

Bapak-bapak yang tidak sempat hadir, ini diskusi di anggota Komite IV bersama dengan tim

anggaran komite teragenda satu malam khusus mulai pukul 8 sampai pukul 11 malam, Pak.

Begitu seriusnya, tetapi kemudian kita simpulkan jangan menjadi pendapat DPD karena ini

di luar kewenangan dan karena itu mengharapkan kepada Bapak Pimpinan DPD yang

terhormat, tolong dibedakan statement atas nama DPD dan statement atas nama individu.

Kalau Pimpinan DPD mengeluarkan statement kepada publik itu seakan-akan mewakili

lembaga Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana tugas Pimpinan DPD bertindak ke luar dan

ke dalam dalam pengendalian kelembagaan. Beda kalau anggota DPD yang berkomentar.

Anggota DPD yang berkomentar tidak berarti Bapak mewakili lembaga. Saya boleh

berkomentar itu mewakili Ajiep Padindang pun belum tentu mewakili Sulawesi Selatan.

Tetapi, Pimpinan DPD, boleh baca tata tertib, kapan berkomentar sesungguhnya mewakili

lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Karena itu, pembicaraan malam ini hanya saya

menyampaikan hasil kesepakatan, Pak, bukan pembicaraan Ajiep pribadi. Karena itu,

mengimbau kalau Bapak Pimpinan DPD, khususnya Bapak Ketua, mengeluarkan statement

terutama yang berkait dengan tugas pokok, fungsi, kewenangan DPD tolong dibicarakan

secara internal.

Demikian penyampaian kami. Terima kasih kepada seluruh Pimpinan dan Anggota

Komite IV, seluruh tim anggaran Komite I, II, III yang luar biasa partisipasinya pada

kesempatan ini. Mudah-mudahan ini berkembang terus. Terima kasih kepada staf ahli,

kepada staf ahli BO (Budget Office), kepada Sekretariat Jenderal, teman-teman wartawan

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 7

yang sempat terlibat meliput, dan lebih khusus kepada Pimpinan DPD yang memberi

kesempatan kepada kami. Kami mohon maaf jika ada pernyataan saya yang kurang berkenan.

Tentu saja permohonan maaf ini jika pernyataan pribadi, tetapi sebagai anggota dewan kan

tidak saatnya minta maaf. Kalau pribadi, Ajiep Padindang mohon maaf karena setiap saat

secara pribadi kita harus saling memaafkan. Dalam konteks tugas kewenangan, tidak tepat

untuk saling memaafkan. Kami ucapkan selamat kepada Bapak-Ibu yang melaksanakan

ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini.

Semoga berlipat ganda pahala yang kita peroleh, insya Allah. Maaf lahir batin.

Wabillahi taufik walhidayah, sekian. Wassalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.

Om shanti shanti shanti om.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, kita tepuk tangan beri applause kepada Komite IV. Terima kasih Pimpinan

Komite IV atas kerja kerasnya menyiapkan. Insya Allah apa yang menjadi catatan akan kami

sampaikan dan bicarakan dengan Pimpinan.

Setelah kita bersama, hanya tadi ada koreksi bukan tahun 2014, tetapi 2016. Terlalu

semangat. Setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan Komite IV, apakah kita

dapat menyetujui keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap kerangka

ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016?

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Belum, Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Tentang ini ya, silakan.

PEMBICARA: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (SUMUT)

Terima kasih.

Saya tanpa mengurangi apresiasi saya kepada Komite IV, saya ingin mengoreksi

sedikit kalau boleh. Ini di nomor 3, di sini ada penggalian potensi pajak di sektor ekonomi

kreatif, ini menurut saya tidak memperlihatkan perjuangan di DPD karena kami di Komite III

sedang, walaupun ada teman-teman di Komite III ya kemarin pasti, sedang berjuang untuk

membantu ekonomi kreatif karena ekonomi kreatif itu masih sangat, belum pernah ada

bantuan dari pemerintah. Mereka hanya di ini 10% itu sudah memberikan masukan kepada

negara, tetapi mereka adalah orang-orang yang dari ekonomi lemah dan sebagainya. Hanya

sedikit yang masuk berada di ekonomi kuat. Kalau boleh ini jangan dimasukkan dulu

sekarang ini karena di sini potensi pajak ini. Jadi, di satu sisi kami memperjuangkan di

HAKI-nya sendiri supaya ada keringanan-keringanan dari pemerintah untuk mereka

mendapatkan hak karena di ekonomi kreatif kan inovasinya yang dibangun, kreativitasnya,

bukan sejenis industri yang berkembang yang selama ini kita tahu sebagai industri

konvensional. Jadi mohon, kalau boleh izin Komite IV ini dihilangkan penggalian potensi ini

mohon dihilangkan potensi pajaknya. Jadi, saya berharap tahun ini sampai tahun depan

jangan ada dikenakan pajak mereka justru. Justru kita bantu karena ini memperlihatkan

perjuangan DPD di situ.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 8

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Di halaman berapa itu? Halaman 3 Nomor 2. Terima kasih.

Baik, berikut. Silakan, Pak Syukur.

PEMBICARA: M. SYUKUR, SH (JAMBI)

Terima kasih, Pak Ketua. Saya usulkan di poin 3 itu memang kita di Komite II fokus

pada pengalihan subsidi pupuk untuk dijadikan subsidi harga. Tetapi, tidak masuk pada

subsidi benih karena saya pikir benih perlu juga dibantu oleh pemerintah karena untuk

mendapatkan benih-benih yang berkualitas yang punya sertifikat. Tetapi, kalau untuk pupuk

27 triliun ditambah utang pemerintah terhadap perusahaan 34 triliun, 34 triliun itu yang kita

harapkan untuk jadi subsidi harga. Contoh misalnya begini, gabah sekarang harganya

Rp3.900, diharapkan 34 triliun itu dibantu melalui apakah Bulog, apakah melalui BUMD di

daerah untuk menyerap membeli gabah masyarakat dengan harga misalnya Rp7.000 kalau

subsidi pupuk itu dihitung misalnya Rp3.000 perkilo. Itu yang kita harap. Tetapi, kalau untuk

benih, saya masih berharap pemerintah tetap membantu masyarakat untuk mendapatkan

kualitas benih.

Terima kasih, Pak Wakil Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Cukup dua?

Pak Asri, silakan.

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Terima kasih, Pak Ketua.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan yang kami hormati, kemudian para senator yang kami hormati,

mendengarkan penjelasan dari Komite IV tentang asumsi ekonomi makro 2016, beberapa hal

saya pikir, Ketua dan kita semua, perlu mendengarkan penjelasan termasuk tentu adalah

dengan perbandingan hasil tes kesepakatan sementara tentang asumsi makro antara DPR

dengan pemerintah yang sudah berjalan kemarin. Kita butuh klarifikasi dari Komite IV

tentang ini.

Yang pertama adalah merujuk asumsi dasar makro 2016, saya melihat beberapa

perbedaan yang secara mendasar yang menjadi pandangan Komite IV antara pemerintah,

DPR, dengan DPD. Misalnya, untuk pertumbuhan inflasi, untuk inflasi, pemerintah dan DPR

itu menjadikan patokan 4,0% inflasi 2016, sedangkan kita 4,5%. Tentu butuh penjelasan dari

Komite IV. Kemudian, yang lain adalah tingkat pengangguran. Pemerintah menargetkan

tingkat pengangguran dengan DPR 5,2%, kemudian DPD 5,85%. Butuh penjelasan juga,

termasuk persentase penduduk miskin, DPD sangat tinggi 11,2%, pemerintah dan DPR 9,0%,

termasuk IPM menurut saya, saya secara pribadi butuh penjelasan, Ketua, tentang ini dari

Komite IV. Saya sudah mendapatkan uraian dari hasil kesepahaman, kesepakatan sementara

DPR dengan pemerintah yang diputuskan kemarin tentang asumsi makro sementara di

pembahasan APBN 2016. Itu yang pertama, Ketua, karena angka-angka ini sangat besar

ketika bicara tentang makro ekonomi 2016.

Kemudian yang kedua, mohon maaf Ketua, melihat pertimbangan ini rasanya secara

pribadi setiap tahun kita membaca, tidak ada sesuatu hal yang luar biasa dari pandangan kita

terhadap asumsi makro APBN di setiap tahun yang kita berikan. Misalnya, Ketua, dan ini

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 9

mohon juga penjelasan dari Komite IV tentang formula dana DAU pemerataan keuangan

daerah sebenarnya yang mana yang diinginkan DPD terhadap formula yang disebut oleh

Komite IV dalam pemaparannya dimensi pertumbuhan dan perkembangan daerah. Kalau

membaca lampiran, misalnya pertumbuhan ekonomi provinsi mulai 2010 – 2014 harusnya

ada analisa dari Komite IV menurut kami formula DAU itu terhadap tiap provinsi seperti apa

yang diinginkan, secara makro juga seperti apa. Rasanya tidak ada sesuatu yang wah dari

pertimbangan kita. Biasa-biasa saja, setiap tahun hanya begini. Formula DAU yang

dimaksudkan oleh Komite IV dengan pertumbuhan dan perkembangan daerah yang seperti

apa? Kenapa? Karena, kita hadir di sini salah satunya adalah memperjuangkan kepentingan

daerah dan ruang yang terbesar itu adalah di DAU.

Kemudian yang kedua, yang selanjutnya adalah yang mana yang disebut oleh Komite

IV jenis DAK yang aspiratif. Kan Presiden Jokowi sudah menyampaikan dalam

pengantarnya bahwa dana daerah melalui DAK itu akan jauh lebih besar dari kementerian.

Nah, pertanyaan kami adalah, saya berikan contoh saja, Ketua, harusnya kalau pandangan

saya secara pribadi, harus ada keberanian dari DPD untuk mengungkapkan beberapa hal tata

kelola DAK yang menurut kami tidak beres selama ini, baik oleh pemerintah maupun oleh

DPR. Salah satunya, Ketua, DAK 2015 ada namanya DAK tambahan 2015 sebesar Rp23

triliun tidak memiliki indikator jelas tata kelolanya. Ada daerah yang sangat miskin tidak

mendapatkan DAK sama sekali tambahan, ada daerah yang kaya mendapatkan satu

kabupaten sampai 100 miliar. Harusnya ini yang dicermati oleh Komisi IV, tata kelola DAK

yang seperti apa. DAK diputuskan 23 Januari 2015 sampai sekarang belum bisa berjalan oleh

daerah. Kenapa banyak daerah yang tidak mau menjalankan? Karena, tidak jelas

indikatornya, apalagi melalui supervisi BPKP. Menurut kami, harus ada keberanian dari

Komite IV bahwa yang namanya DAK tidak melalui mekanisme pembahasan yang

prosedural, pemerintah atau kalau perlu triparti itu tidak boleh dilakukan. Menurut kami,

Ketua, mohon maaf, apa yang dijelaskan oleh teman-teman Komite IV tentu saya sangat

mengapresiasi, tetapi tidak ada sesuatu yang luar biasa dalam pandangan ini, apalagi bicara

tentang APBN 2016. Saya tidak tahu bagaimana teman-teman yang lainnya, tetapi menurut

saya biasa-biasa saja, begitu. Itu saja, Ketua. Tentu kami butuh penjelasan dengan ini.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih.

B-96, silakan.

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Terima kasih, Pak Waka, yang insya Allah segera menjadi ketua DPD.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan interupsinya apa, silakan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 10

PEMBICARA:BENNY RHAMDANI (SULUT)

Saya pikir Pak Parlin tidak ada, ketua tim sukses kan kemarin. Sorry, Pak Parlin.

Terima kasih, Pimpinan, atas kesempatan yang diberikan.

Yang pertama, tentu saya tidak akan masuk terlalu jauh, ada hal-hal yang lebih detail,

substantif ya karena ini adalah wilayah kerja dan urusan Komite IV. Saya Komite I. Kedua,

juga saya harus sadar diri saya orang yang tidak ahli di bidang ekonomi dan tidak pernah

studi khusus di Fakultas Ekonomi. Saya di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Yang pertama,

saya menyatakan sikap tentu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh sahabat Asri. Kalau

executive summary yang dibacakan oleh Pak Ajiep Padindang Wakil Komite IV yang

kemudian ini akan diminta persetujuan rapat Paripurna dianggap biasa-biasa, tidak ada yang

istimewa, ya tentu saya tidak setuju. Itu artinya kita tidak memberikan apresiasi dan

penghargaan atas kerja keras sahabat-sahabat kita di Komite IV. Banyak hal yang luar biasa

dalam catatan saya, tentu dengan kelemahan saya tidak ahli di bidang ekonomi. Tetapi, saya

ingin mengkritisi satu hal, executive summary yang saya pahami apa pun bentuknya,

rekomendasikah misalnya, itu harus memposisikan secara tegas standing position dan orang

harus mencerna bahwa itu sikap politik DPD. Nah, dalam konteks ini, DPD masih dinilai

banci, tidak jelas jenis kelaminnya karena di poin 2 misalnya, kita hanya berani mengatakan,

saya bacakan ya, ulangi, "Di tengah situasi global serta perekonomian yang terjadi saat ini”,

apa penilaian komite, apa penilaian DPD berkaitan dengan situasi ekonomi bangsa kita saat

ini. Saya pendukung Jokowi-JK, tetapi saya juga orang yang kecewa melihat ekonomi

nasional hari ini. Proses penyerapan anggaran yang lambat, ekonomi kita yang melemah,

semua sektor yang mengalami degradasi, semua pihak stakeholder di wilayah-wilayah

ekonomi juga menyampaikan keluhan dan ini fakta nasional kita. Harusnya Komite IV

mengangkat ini ke permukaan, mempertegas kondisi global dan perekonomian saat ini itu

apa, dan di sinilah publik akan melihat jenis kelamin DPD yang sebenarnya.

Kita harus berani sedikitlah. Ya sudah kewenangannya tidak ada, terus berani, ini kan

persoalan.Apalagi, jika kewenangan itu tidak pernah diurus, kan begitu. Jadi, sudah

kewenangan tidak ada, kemudian kita tidak mempertegas posisi kita seperti apa. Ini maksud

saya. Jadi, catatan penting saja di luar hal-hal yang sudah luar biasa yang sudah dilakukan

oleh komite. Saya berterima kasih sebagai bagian dari anggota DPD yang tentu akan segera

mengambil sikap untuk menyetujui executive summary saja. Tetapi, kalau bisa mohon

ditambahkan dan dibuka kepada publik, dimuat secara detail apa yang berkaitan dengan

kondisi global perekonomian saat ini.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih.

Baik. Kita serahkan saja kepada Pimpinan Komite IV. Ada dua usulan: ekonomi kreatif

dan subsidi benih versus pupuk Dari Prof. Darmayanti dan Pak Syukur. Kemudian, dari

Senator Asri Anasdan Pak Benny lebih bersifat minta klarifikasi. Saya persilakan.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)

Terima kasih, Bapak Pimpinan Bapak Wakil Ketua yang saya hormati.

Asri yang saya hormati, saudara saya, saya tidak dalam kapasitas dan waktu yang

cukup untuk memberikan penjelasan panjang terhadap semua yang dimaksud tadi, tetapi

silakan baca tabel ini. Saya ulang sebenarnya, kan ada dua produk yang kita serahkan nanti.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 11

Yang satu lengkap, coba ditayangkan semua lengkapnya begitu, supaya ini kan memang

kalau baca sedikit-sedikit. Yang kedua itu, executive summary untuk membantu membaca

secara sekilas.

Lengkapnya ini, Pak, 8 atau11 halaman kalau tidak salah mulai dari pendahuluannya,

terus, sudah ada kan? Maka, tidak perlu saya jelaskan.

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Izin, Ketua. Tidak perlu dijelaskan, hanya perlu dijawab sekarang.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)

Saya tidak menjawab untuk menjelaskan ya.

Kedua, yang saya mau tegaskan, DPD berani berbeda dengan pemerintah dan baru

kemarin DPR juga berbeda terhadap indikator-indikator makro, terutama tiga hal. Pertama, di

pertumbuhan ekonomi; yang kedua, di inflasi; ketiga, di IPM. Bahkan, pemerintah tidak

menjadikan IPM sebagai indikator makro dalam penyusunan perencanaan APBN 2016. Kita

yang meminta dimasukkan itu. Tetapi, untuk menjelaskan uraiannya mengapa kami Komite

IV dengan tim anggaran 5,5% dan 6% yang kebetulan kemarin jadi sama, Pak, jadi saya

perlu sampaikan di forum ini. Kami rumuskan ini kemarin dulu, artinya hari ini Selasa,

Senin, sebenarnya kami sudah sepakati hari Sabtu. Baru kemarin Senin, pemerintah dengan

DPR justru menemukan angka ini, menyepakati angka ini. Duluan rumusan DPD. Hanya

karena tidak ter-publish, maka seakan-akan kita nanti sama. Saya berani jaminkan bahwa

kami rumuskan ini Jum'at malam ya, Sabtu pagi teman-teman di Komite IV, kita sudah

putuskan angka ini, Pak. Ini banyak rumusannya, dan kalau ada teman yang berminat lebih

mendalami, Sekretariat Komite IV siap memberikan itu.

Kedua, kami tidak menjelaskan panjang, Pak Asri yang saya hormati, karena

sebenarnya perwakilan komite sudah ada di dalam rapat tersebut. Kami berasumsi

perwakilan komite tersebut sebagaimana diatur dalam Pedoman Nomor 6 Tahun 2016

tentang pembahasan APBN di DPD, wakil-wakil komite mengutus tim anggaran mewakili

komitenya menyampaikan hal-hal. Karena itu, untuk dua hal yang terhormat, soal ekonomi

kreatif, kita bisa sempurnakan, Pak. Tetapi, Ibu yang saya hormati, tetap harus kita katakan

sebagian dari industri ekonomi kreatif tersebut wajar kena pajak. Jangan membayangkan

industri ekonomi kreatif adalah hal yang kecil itu, bukan. Siapa bilang pagelaran musik

internasional di Jakarta yang membuat orang antrean berbulan bulan untuk menghadiri acara

tersebut bukan industri kreatif. Jadi, jangan kita lihat industri kreatif semacam kerajinan yang

begini, bukan. Jadi, ada kategori tiga kan, Saya sependapat dengan Ibu. Yang besar ini kita

kenakan pajak, yang ini kita kenakan pajak, karena itu banyak pendapatan negara di sana,

bahkan yang menggunakan media teknologi yang canggih nanti yang ini kita tidak kenakan,

jadi saya sependapat dengan Ibu. Yang koreksi terakhir tentang subsidi benih, saya

sependapat, Pak Jabbar ya karena memang kita banyak bicara sebenarnya subsidi pupuk.

Bahwa ada koma benih, Kalau Komite II mengatakan cabut, kami cabut. Tetapi, saya perlu

menegaskan bahwa Menteri Keuangan sangat merespons gagasan DPD, Bapak Pimpinan,

teman-teman dari Komite II yang mewakili waktu itu tim anggarannya terhadap pendapat

kita, usulan kita agar subsidi pupuk dilakukan perubahan, bukan subsidi pupuk, tetapi subsidi

harga. Bahkan, pemerintah sedang berpikir model BLT untuk petani. Tetapi itu belum kita

bicarakan dan saya pribadi tidak setuju.

Bapak Pimpinan, saya serahkan sepenuhnya kepada Pimpinan Dewan seperti kemarin

juga di Panmus terhadap penjelasan lebih lanjut. Inilah kemampuan Komite IV. Bahwa Pak

Anas yang saya hormati masih begitu-begitu pertimbangan kita, karena Kelompok MPR kita

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 12

masih begitu perjuangannya. Beri kita kewenangan yang lebih, kami buatkan Bapak

pendapat dan pertimbangan lebih daripada apa yang bisa ini. Tetapi, memang harus kita akui

dan terima, DPR baru pertimbangannya kepada DPD ke DPR, Pak, kasihan ini pakai kasihan.

Bahkan, kita seakan-akan ini sudah harus memberi pertimbangan langsung pada pemerintah,

tidak. DPD hanya memberi pertimbangan kepada DPR yang kami mohon dengan hormat

pada Pimpinan, sebenarnya Pak Asri ini tujuannya ke Pimpinan, tetapi beliau gunakan teori

ke sini, baru ke sana, begitu ya. Ini puasa, langsung saja. Maksudnya kepada Pimpinan DPD,

tolong pendapat seperti ini Pimpinan konsultasikan kepada Pimpinan DPR agar betul-betul

ada tindak lanjutnya, Pak. Mohon maaf, Pak Asri, terima kasih banyak. Hanya itu

kemampuan saya dalam suasana seperti. Sekian.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Clear, Pak Asri, Prof., Pak Syukur?

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Ketua, Aceh, Ketua, sekali. Silakan....

Bismillahirrahmanirrahim. Rabbisrahli sadri wayasirli amri wakhlul ukhdatam

millisani yafkohu kouli.

Bapak A.M. Fatwa yang terhormat, Bapak Ketua yang sangat saya muliakan, Bapak

Ketua PPUU yang lebih dimuliakan lagi, teman-teman Senator yang berbahagia, saya ingin

mengatakan bahwa hari ini sebenarnya saya sangat bahagia bila Ketua berada di tengah-

tengah.

PEMBICARA:MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Pak Ketua, ini diklarifikasi dulu, Aceh ini atau Bali, Ketua?

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Tolong saya minta kalau bisa seusai dengan Tata tertib kita. Kembali ke tempat duduk

dulu.

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Mana ya tempat duduknya?

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Aceh di sini, Pak.

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Ya, baik-baik nanti kita duduk di sanalah. Kita lagi negosiasilah dengan Bali.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan lanjut saja, kita di sini. Silakan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 13

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Terima kasih. Mohon maaf, Ketua.

PIMPINAN SIDANG:Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Masih tentang pertimbangan, Pak, ya.

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Ketua yang terhormat, saya bahagia sekali hari ini Ketua kita Bapak Irman Gusman ada

di tengah-tengah kita. Harusnya, yang saya maksud begitu, harusnya. Tetapi, kondisinya Pak

Irman tidak ada. Saya ingin katakan tentang pembangunan kantor DPD yang dilobi hari ini,

malu sekali rasanya. Bangun kantor saja meninggalkan kita yang sekian banyak sebenanya

kita harus melakukan suatu kesepakatan gerakan sosial untuk penguatan fungsi kita sebagai

DPD yang representatif. Saya ulang lagi ini, sentuh hati kita mulai hari ini. Saya malu

sebenarnya di daerah. Kita DPD, kita itu senator. Cabut nama senator itu, teman-teman.

Cabut nama senator kita. Kita itu pembantu DPR idealnya. Oleh karena itu, saya ulangi

sekali lagi hari ini, saya ulangi lagi, kita jangan enjoy begini. Saya terus terang banyak di

daerah.

Pupuk contohnya, ini saya bicarakan persoalan pupuk. Ada empat PT pupuk terbesar

yang ada di Aceh yang sekarang suplai gasnya sudah tidak dapat lagi. Satu PIM, PIM 1

Pupuk Iskandar Muda, ada PIM 2. Ada lagi ASEAN, ada lagi yang lain. Sebenarnya stok gas

kami yang 4.200 kapal cukup untuk menghidupkan empat infrastruktur besar ini sampai

dengan usia 800 tahun. Tetapi, kenyataannya 30 tahun kami sudah kering. Nah, ini oleh

karena itu kita ingin mengatakan bahwa DPD ini adalah penyangga besar untuk

menyelamatkan Indonesia ini kalau kita mau bersepakat. Tetapi, kalau bentuknya seperti ini,

saya pikir kewibawaan dan martabat tinggi pusat ini tidak ada, kering. Pancasila pun kering

di mata kita, di mata saya secara pribadi. Jadi oleh karena itu, saya ingin katakan di sini

dalam sidang yang luar biasa ini, pembangunan kantor DPD di daerah itu ditiadakan saja.

Yang sudah ada dikasih menjadi asrama anak yatim saja. Ayo, tepuk tangan kalau semangat.

Terserahlah mau undang-undang apa, kek. Saya tidak mau tahulah yang namanya karena

undang-undang dan segala macam. Yang saya mau tahu sekarang adalah...

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (RIAU)

Pak Pimpinan, interupsi, Pak Pimpinan.

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Sebentar-sebentar sedikit lagi, saya ingin sampaikan lagi sedikit. Jadi oleh karena

itu,....

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (RIAU)

Topik kita sekarang kan membahas….

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Oke, saya paham, tetapi saya ingin sampaikan ini. Ini persoalan ini juga.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 14

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (RIAU)

Tentang asumsi-asumsi ekonomi makro. Jika memang tidak ada hubungan, Pak Ketua,

tolong ini lalu lintas Paripurna perlu di, kalau kita sekarang berada pada jalan, jangan masuk

ke gang. Kita beri kesempatan kepada siapa saja berpendapat, tetapi momen ini harus di-

issued dulu.

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Oke, sedikit lagi, Pak. Bapak jangan potong dulu. Ini penting saya sampaikan, Pak.

Sebentar, Pak. Baik, Pak, sebentar, Pak. Sedikit lagi ingin saya sampaikan.

Menurut saya, pembangunan kantor DPD yang dilakukan bertepatan dengan Sidang

Luar Biasa hari ini, seorang Ketua yang kita hargai yang kita hormati datang ke DPR untuk

melobi persoalan ini, ini persoalan kampungan dan murahan. Oleh karena itu, menurut saya

persoalan pembangunan kantor DPD itu kita stop saja dulu. Mending kita lebih kepada fungsi

kita sebagai DPD, insya Allah.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Walalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Saya persilakan kembali kepada yang mau kita putuskan tentang pertimbangan DPD

terkait dengan kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal. Memang ada

permasalahan di sini, permasalahan mekanisme. Sebenarnya kalau saja pertimbangan ini

sudah bisa kita telorkan sebelum pembahasan DPR, saya juga kaget kalau itu sudah

diputuskan, tetapi ini biarlah menjadi pelajaran bagi kita bagaimana ke depannya itu kita

sudah menghasilkan keputusan atau apa pun namanya sehingga kita sudah bisa masuk ke

dalam rapat bersama. Kenapa saya sampaikan, sebenarnya beberapa waktu yang lalu saya

sudah ketemu dengan Ketua Komisi XI menyampaikan, tolong Pak Ketua Komisi XI kalau

bisa pertimbangan DPD itu jangan hanya yang tertulis yang belum tentu Bapak-bapak baca.

Tolong beri kesempatan kami Pimpinan Komite IV bersama tim anggaran datang hadir

menyampaikan pokok-pokok pikiran dalam sidang bersama pemerintah dan DPR. Tetapi,

tampaknya ini masih tidak terkejar, tetapi nanti saya harapkan dalam surat pengantar Sesjen

terus dicantumkan kalimat bahwa agar kita diberi kesempatan untuk menyampaikan pokok-

pokok pikiran dalam sidang bersama DPR dan pemerintah.

Baik, saya kembali kepada pokok, apakah ini dapat kita....

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Ketua, izin, Ketua. Tambahan, Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Ada tambahan lagi?

Silakan, Pak Syukur.

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Terima kasih, Pak Ketua.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 15

Mungkin nanti kan ada agenda lain-lain, mungkin kita fokus pada ini dulu sehingga

diambil sebuah keputusan yang cepat. Saya sepaham dengan Komite IV apa yang

disampaikan ini. Cuma catatan tadi Komite IV juga teman-teman di anggaran juga sudah

menyanggupi. Artinya, ada kesepakatan bahwa benih itu tidak perlu dimasuki di dalam itu

dan kita fokus adalah subsidi itu menjadi subsidi harga. Kalau memang itu sudah sepakat.

Sebaiknya ketok palu saja, Pak Ketua.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih. Dapat kita setujui?

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Izin, Ketua. Tunggu Ketua, 114, Ketua. Asri Anas.

Jadi begini, ini mohon maaf, Pak Ketua Komite IV. Saya mengapresiasi apa yang

sudah disampaikan. Kita kan minta penjelasan ini, kenapa, satu saja, Ketua. Misalnya, untuk

tingkat pengangguran persentase penduduk miskin itu kok kita kayak tidak optimis 11,21%.

Pemerintah menetapkan 9,0% dengan DPR. Artinya, menurut saya, Ketua, begini kalau

masih ada waktu kita untuk merevisi ini, memperbaiki ini sebelum diserahkan, tidak ada

salahnya. Saya juga sepakat dengan saudara Benny bahwa paper pengantar ini harusnya

menjadi bagian dari sikap politik. Sikap politik DPD sesungguhnya memandang DAU seperti

apa, sikap politik DPD memandang DAK itu seperti apa, karena persentasi miskin, penduduk

miskin, pertumbuhan ekonomi itu penting, berdampak terhadap semua seperti yang

dijelaskan Saudara Syukur, terhadap subsidi pupuk, dan lain sebagainya.

Jadi, ini bukan persoalan bahwa kewenangan DPD ada di Kelompok, bukan di sana

asumsinya, bukan begitu cara menjawabnya dalam pandangan saya. Kita butuh penjelasan

kenapa, ini mewakili kita semua terhadap melihat asumsi ekonomi makro kita 2016, nol

koma sekian persen saja cara kita memberikan pandangan itu tidak tepat, orang akan ketawa

melihat kita, Ketua. Itu saja, jadi menurut saya kalau mau diterima, diterima. Hanya menurut

saya, tidak ada salahnya diberikan catatan-catatan perbaikan, kan begitu. Itu kira-kira, Pak,

Ajiep.

Terima kasih.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE I)

Bapak Pimpinan, sebenarnya saya tidak bisa lagi mewakili Komite IV dalam menjawab

tanggapan karena kami sudah melaporkan pada Panmus kemarin. Ini laporan Komite IV

bersama tim anggaran seluruh komite sudah menjadi bakal produk DPD karena itu telah saya

serahkan pada Pimpinan DPD. Kalau Pimpinan DPD meminta untuk penjelasan, bahkan

membuka rapat sekalipun untuk penjelasan, saya pribadi siap, tetapi belum tentu teman-

teman saya siap. Artinya kan mekanisme begini, wakil-wakil komite telah rapat 2 hari 2

malam di sebuah tempat. Bersama kami Komite IV membahas itu semua dengan segala

argumen. Yang saya bilang, kalau saya jelaskan 1% saja kita tambah sekian pertambahannya,

maka sekian rumusnya kan panjang.

Kami sudah serahkan kepada Pimpinan DPD, silakan Pimpinan punya kebijakan. Batas

Komite IV sudah selesai menyampaikan laporan, formalitasnya tadi, tetapi kemarin di

Panmus sudah dilaporkan lengkap. Jadi, kembali kepada Pimpinan DPD.

Terima kasih.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 16

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih.

Forum kira-kira dapat kita mengakomodir ada beberapa pemikiran di sini, terutama tadi

kalau soal ekonomi kreatif dalam hal tertentu bisa diterima ya? Soal pajak tadi. Soal benih

sudah dapat diterima, hanya soal perbedaan yang mencolok soal angka pengangguran. Saya

rasa mungkin nanti di dalam pembahasan, Pak Asri, tetapi ini menjadi catatan yang penting

karena bagaimanapun ini sudah melalui mekanisme Ini kan awal dari proses APBN, nanti ke

depannya akan menjadi perhatian dari Komite IV saja karena ini semua sudah....

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Kalau memang boleh di dalam rapat ada catatan, perlu juga ada catatan janji

pemerintah dalam satu tahun 10 juta tenaga kerja itu harus dikejar juga. Jadi, mengurangi

angka pengangguran tadi itu. Ini nyambungnya ke situ. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Jadi, ini semua kita jadikan catatan karena nanti bahan dalam proses lebih lanjut

Penyusunan APBN ini kan awal....

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Solusinya, Ketua, menurut saya Paripurna menerima dengan berbagai catatan untuk

dilengkapi lagi oleh Komite IV dengan tim-tim anggaran apalah dari komite-komite itu

karena kita juga ini, saya di Komite I tidak pernah mendengarkan ini penjelasan dari Komite

I tentang tim-tim anggaran menjelaskan kepada kita. Ini mohon maaf siapa pun yang ada di

sini. Jadi, kita terima saja, Ketua, sesuai dengan mekanisme, tetapi dengan catatan-catatan

yang tentu menurut saya dikembalikan ke Komite IV untuk melengkapi sebelum diserahkan.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KOMITE IV)

Sebentar, Pak. Saya bukan keberatan, tetapi tidak ada mekanismenya dikembalikan ke

Komite IV dan saya atas nama Komite IV tidak mau menerima penugasan itu lagi karena

tidak ada mekanisme. Kami serahkan pada Pimpinan. Kalau Paripurna ini mengatakan ada

catatan, Pimpinan bersama dengan tim ahlinya bisa memasukkan catatan ini. Tugas Komite

IV selesai.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Sebenarnya begini kita coba saja jalan keluarnya. Sebenarnya masih bisa ada jalan

keluar, tetapi okelah, Pak Asri, untuk kali ini coba kita lihat. Toh ini kan catatan yang sudah

dibuat di sini, nanti di dalam pembahasan lebih lanjut, saya rasa catatan tadi termasuk

pengangguran itu menjadi catatan. Yang lain? Oke?

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 17

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Pak Ketua, mengenai mekanisme, serahkan kepada Pimpinan. Kan mekanisme

pembahasan kan ada. Proporsi Paripurna ini kan posisinya hanya dua: menerima atau

menolak. Tentu proporsi saya menerima dengan catatan. Tetapi, kalau dipaksakan dengan

catatan yang ada sekarang, saya tidak berada pada barisan untuk menerima ini. Kalau tidak

ada catatannya, begitu lho. Ya mohon maaf, Ketua, misalnya saja angka pengangguran

11,21%. Pemerintah dan DPR menyepakati 9%. Terlalu jauh. Kalau itu dibuat dalam angka-

angka, sangat besar. Sehingga, menurut saya penting diberikan catatan-catatan. Mekanisme

melengkapi itu kan sudah jelas ada pembahasannya. Itu saja, Ketua.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Apakah ini angka 11 ini

Perkiraan DPD dihadapkan kepada realita? Pemerintah melihat perhitungan di atas

kertas sehingga lebih kecil, sedangkan DPD melihat realita lebih banyak, banyak sebenarnya

orang yang masih menganggur.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KOMITE IV)

Interupsi, Pak Ketua.

Bapak membuka front mau diskusi atau mau melanjutkan rapat? Mohon maaf. Saya

tidak terima untuk dikembalikan pertanyaan seperti itu karena saya juga tidak mendapat

mandat mewakili Komite IV bicara di forum seperti ini. Saya hanya membikin kewajiban

melaporkan. Jadi, kalau Bapak mau balikkan mendiskusikan lagi, saya siap buka forum,

tetapi bukan pada kesempatan ini. Dan, tidak ada gunanya kita buat Rapat Paripurna Luar

Biasa. Hari ini saya terlambat, apalagi besok. Panjang penjelasannya, Pak, kalau Bapak mau.

Silakan buka notulen rapat semua, serahkan pada Pimpinan. Ya, ada semua di Sekretariat.

Terima kasih.

Tolong Pimpinan baca kalau ada isu yang disampaikan, laporan ke Pimpinan begitu.

Itu intinya. Kalau Bapak lagi bertanya kepada kami, ya sama. Saya tidak ada dalam posisi

seperti sebagai di sini mewakili pendapat.

Terima kasih.

PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (DKI JKT)

Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan, Pak Fatwa.

PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (DKI JKT)

Jadi saya kira, Saudara Ketua, ini kan tidak perlu terlalu berlarut-larut. Komite IV telah

menyelesaikan tugasnya melaporkan. Ada catatan-catatan, mari kita akomodasi catatan itu.

Nanti kan gampang diformulasikan itu catatan-catatan dari Paripurna karena memang ini hak

Paripurna untuk melakukan penyempurnaan-penyempurnaan. Jadi, saya kira tidak ada

masalah. Komite IV sudah menyelesaikan tugasnya dan Komite IV pasti tidak tersinggung

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 18

kalau ada hal yang perlu sudah disempurnakan. Jadi, saya kita tidak perlu diperdebatkan. Ya

sudah, ya dengan catatan, ya silakan. Bukan berarti juga kalau ditaruh catatan itu lantas

Komite IV itu jadi rendah kualitasnya, tidak. Itu memang ini namanya Paripurna, lebih

lengkap dari komite, itu sangat, sangat elegan saja.

Terima kasih, Saudara Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Oke. Jadi, ini kan yang putuskan bukan Pimpinan sesudahnya, Sidang Paripurna. Jadi,

keputusannya kita menerima pertimbangan ini dengan catatan masukan-masukan itu dan

ditindaklanjuti sesuai dengan tatib. Setuju?

KETOK 2X

Tepuk tangan dulu. Barat sama Selatan.

Perlu disampaikan dalam Sidang Paripurna ini bahwa terkait mekanisme penyampaian

pertimbangan, tadi saya sudah sampaikan. Selanjutnya, kami persilakan tim kajian dan

mekanisme Panmus untuk menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya. Silakan.

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastyastu.

Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang kami hormati,

rekan-rekan Anggota dan Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia yang kami hormati, yang terhormat dan yang dihormati anggota Senator Indonesia

yang hadir pada Paripurna ini, Sekretaris Jenderal beserta perangkat dan jajarannya, para

wartawan, hadirin undangan yang berbahagia. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang

melaksanakan dan yang tidak melaksanakan memberikan kehormatan dan menghargai

sesama kita sebagai bangsa Indonesia yang setia pada Pancasila. Hadirin yang kami hormati,

terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha

Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat hadir bersama-sama dalam Sidang

Paripurna Luar Biasa ke-4 DPD RI yang mulia ini. Selanjutnya, perkenankanlah kami atas

nama Panitia Musyawarah yang diberi mandat kepada saya selaku Wakil ketua Tim yang

pada saat ini saya juga menyampaikan ketidakhadiran Ketua Tim karena mendapat tugas

kenegaraan dan lembaga ke Jepang.

Dalam rangka memperkuat eksistensi lembaga DPD sebagai lembaga legislatif dan

memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan meningkatkan akuntabilitas lembaga

DPD, Panitia Musyawarah telah menyusun pedoman kerja yang menjadi standar

kelembagaan DPD RI yang menjadi panduan bagi anggota DPD RI serta kelembagaan DPD

RI untuk melaksanakan fungsinya sebagai anggota parlemen. Pada Masa Sidang IV Tahun

Sidang 20014 – 2015 ini, Panitia Musyawarah DPD RI telah selesai menyusun pedoman

pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban bencana. Maksud dan tujuan

penyusunan pedoman pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban bencana sebagai

panduan bagi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, baik secara kelembagaan

maupun secara keanggotaan dalam pengelolaan dana sumbangan untuk penanggulangan

bencana di daerah-daerah. Keterlibatan DPD melalui pemberian bantuan untuk korban

bencana ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan kewajiban konstitusional dalam fungsi

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 19

representasi anggota Dewan Perwakilan Daerah guna memperjuangkan aspirasi dan solusi

permasalahan rakyat dan daerah serta mempertanggungjawabkannya secara moral maupun

politik kepada rakyat dan daerah yang diwakilinya.

Pedoman ini dapat dijadikan panduan kegiatan advokasi di daerah terhadap dana-dana

yang ditimpa bencana. Kegiatan anggota dalam rangka merespons daerah-daerah yang

tertimpa bencana tersebut merupakan salah satu upaya untuk melaksanakan tugas dan

kewajiban konstitusional Dewan Perwakilan Daerah dalam rangka memperjuangkan aspirasi

rakyat dan daerah juga merupakan bagian dari komitmen Dewan Perwakilan Republik

Indonesia dalam menjalankan tanggung jawab, moral, politik, dan tanggung jawab

kemanusiaan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan pengelolaan dana sumbangan untuk

penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara transparan, akuntabel, terencana, terarah,

efektif, dan efisien. Selain itu, dengan pedoman ini diharapkan DPD dapat memberikan

respons terhadap di berbagai daerah secara tepat dan cepat.

Pimpinan, Anggota, dan hadirin yang mulia, sebelum mengakhiri laporan, kami atas

nama tim Panitia Musyawarah DPD RI meminta kepada Sidang Paripurna untuk

mengesahkan Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Kemanusiaan untuk korban bencana

untuk dapat diputuskan menjadi Keputusan Dewan Perwakilan Daerah pada Sidang

Paripurna ini, sedangkan draf konsep secara lengkap sesuai dengan tata tertib telah

disampaikan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu para Anggota yang hadir pada Paripurna ini.

Oleh karena itu, Pimpinan, sesuai dengan mekanisme dalam penetapan keputusan Paripurna

ini telah kami sampaikan secara lengkap dan sempurna, dan kami sudah berasumsi ini telah

dibaca oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang hadir pada Paripurna ini. Untuk itu, dengan

segala harapan kami serahkan kepada Pimpinan untuk meminta persetujuan Paripurna, pada

kesempatan yang berbahagia ini.

Terima kasih.

Wabillahi taufik walhidayah. wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om shanti shanti shanti om.

Secara formal masih kami serahkan kepada Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik forum yang sama kami hormati, apakah pedoman dapat kita setujui? Saya

persilakan, Pak Syukur.

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Terima kasih, Pak Ketua.

Secara keseluruhan saya setuju, Pak Ketua, cuma di poin 3 ada di itu masalah sabotase.

Ini saya pikir pekerjaan yang sangat berat sekali kita bicara soal sabotase ini, Pak Ketua. Ini

mohon dipertimbangkan menjadi catatan.

Terima kasih, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Oke, sabotase di halaman 7. Ada lagi? Kalau tidak, oh Basri Salama, silakan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 20

PEMBICARA: BASRI SALAMA, S.Pd (MALUT)

Ya, Pimpinan, terima kasih.

Setelah membaca pedoman yang disampaikan, saya mengkritisi beberapa hal. Pertama,

kalau pedoman ini dijadikan bagian dari hasil keputusan Paripurna, pertama saya keberatan

karena kita tidak sedang mengelola APBN. Kita mengelola dana anggota untuk bantuan

bencana. Untuk apa dibawa ke dalam kelembagaan, pertama. Kalau ini dibahas dalam

Paripurna, lalu ditetapkan, saya khawatir bagaimana kita membuat pertanggungjawaban

secara hukum karena ini dibahas dalam Paripurna. Itu yang pertama.

Yang kedua, saya setelah mengikuti beberapa bantuan yang disampaikan ke daerah,

saya justru jadi malu daerah ketika ada di daerah-daerah tertentu yang bencananya sangat

besar, kita cuma kasih 20 juta. Saya juga cukup bisa kasih 20 juta, untuk apa atas nama

lembaga. Niat baik ini benar, tetapi saya menginginkan adanya formula kerja sama antara

DPD dengan badan bencana alam, antara DPD dengan Kementerian Sosial, khusus terkait

dengan bencana alam dan kerja-kerja sosial kemanusiaan. Ada programnya di kementerian

yang bisa dikelola kerja sama oleh DPD dan pihak kementerian.

Yang ketiga, saya keberatan sekali atas pedoman ini dan dibutuhkan untuk kesepakatan

kita bersama karena yang pertama kita tidak sedang mengelola APBN; kedua, ini hanya dana

santunan kita masing-masing anggota. Saya kira ini dibikin saja tim di luar kecil dikelola

oleh Ibu-ibu atau Bapak-bapak agar kita, di luar DPD-lah, kita kerja sosial sifatnya untuk

membantu saudara-saudara kita di daerah. Kalau saya misalnya ada kejadian kebakaran di

daerah saya di Maluku Utara atau ada tsunami kecil-kecilan di daerah saya, saya bawa 20

juta, malu saya Pak.

Terima kasih.

Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Walaikumsalam.

Sudah tidak ada ya? Saya kembali dulu yang Pak Gafar ada klarifikasi. Nanti saya

bantu juga kebetulan saya ikut di sini penjelasan yang lain, khususnya sabotase, atau ada

jawaban dari tim kerja?

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)

Baik, Pak Ketua.

Dalam halaman 7 ada Ayat (3) Bencana Sosial dan Kemanusiaan. Nah, kata-kata

sabotase ini kan penjelasan terhadap Pasal Bencana Sosial dan Kemanusiaan. Jadi, bukan

berdiri sendiri , jadi merupakan penjelasan dari pasal-pasal yang kita maksud dengan

bencana itu. Itu barangkali, Pak Ketua.

Kedua, apa yang disampaikan teman kita yang terhormat tadi bahwa apa pun yang kita

lakukan baik secara personal maupun secara kelembagaan perlu ada aturan-aturan yang

memberikan suatu dorongan, motivasi, tanggung jawab terhadap sesuatu yang kita lakukan.

Nah, dengan ditetapkan dengan Paripurna ini, maka dia akan menjadi satu pedoman yang

minimal memiliki tiga sifat. Pedoman itu satu sifatnya mengatur, karena kita telah sepakat

untuk memberikan sumbangan kepada lembaga yang akan disampaikan sesuai juga dengan

tugas pokok dan fungsi kita; kedua, sifatnya mengikat siapa yang mengelola; yang ketiga,

sifatnya memaksa untuk kita melakukan sesuatu yang terbaik. Itulah sebenarnya hakikat dari

pedoman yang kita tetapkan ini dengan ditetapkan pada Paripurna dan dia menjadi keputusan

lembaga untuk kita. Itu barangkali, Pak Ketua, ingin kami sampaikan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 21

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik.

Mungkin saya tambahkan.

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Ketua. Sedikit, Ketua, menanggapi

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Ini masalah konflik, Ketua.

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Ya Ketua, ini kok tiba-tiba saya dapat tambahan lagi di Sulawesi Barat ini.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Dalam rangka apa ini?

PEMBICARA: RAFLI (ACEH)

Ini masalah konflik, Ketua.

Kalau kita lihat di sini, konflik merupakan ancaman disintegrasi sosial yang dapat

melumpuhkan proses pembangunan di daerah, ini sekarang kondisionalnya terjadi di Aceh.

Baru-baru ini, Bapak yang terhormat, kalau kita mau selesaikan dengan biaya 20 juta, ini

juga tidak selesai. Baru-baru ini itu terjadi kontak lagi, kontak senjata di Aceh. Nah, ini

benar-benar persoalan yang menganggu kedaulatan Indonesia. Nah, ini bagaimana persoalan

seperti ini? Bagaimana kita selesaikan persoalan seperti ini, ini lebih kontekstual menurut

saya. Tetapi, kalau biaya-biaya kita patungan sejuta seorang, sekarang kita patungan buka

puasa bersama saja. Menurut saya, ini hal-hal yang artinya yang monumental yang harus kita

selesaikan. DPD ini, Dewan Perwakilan Daerah, subhanallah Allahu akbar. Hanya itu.

Terima kasih.

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Izin, Ketua, 114.

Pak Ketua, saya memahami pedoman ini dibuat itu tentu pertama adalah ingin

menciptakan sistem akuntabilitas di antara kita. Saya pahami, tetapi dalam konteks

pengambilan keputusan, kita memiliki strata, Ketua. Menurut saya, pedoman pengelolaan

bantuan kemanusiaan untuk korban bencana, kalau membaca detail teknis yang ada di

dalamnya, sebenarnya kan yang kita pahami ini kan adalah pengelolaan dana yang kita

kumpul-kumpullah kalau ada bencana, kira-kira begitu, kan begitu. Jadi menurut saya, Ketua,

alangkah baiknya ini tidak usah menjadi keputusan Paripurna. Terlalu tinggi, Ketua. Cukup

pedoman ini menjadi keputusan Pimpinan saja, menjadi keputusan Pimpinan tentang

mekanisme pengelolaan dana bencana di internal DPD. Karena, kalau membaca yang ini

banyak juga yang besar-besar, mohon maaf ini Ketua, terlalu melebar seperti yang

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 22

disampaikan oleh Pak Syukur tadi, sabotaselah dan lain sebagainya. Jadi menurut saya, saya

usulan secara pribadi Ketua, saya sepakat dengan Pak Basri, kita menyepakati dalam konteks

akuntabilitas pengelolaan anggaran itu, tetapi cukup diputuskan menjadi bagian dari

keputusan Pimpinan. Tidak usah menjadi keputusan Paripurna. Ini bukan dana besar yang

kita kelola, hanya dana-dana kecil yang kita kumpul-kumpul kadang-kadang itu. Ada banjir

besar, hanya dibantu 10 juta. Menurut saya, cukuplah menjadi keputusan Pimpinan saja

tentang pedoman pengelolaan anggaran DPD terhadap bantuan bencana. Itu saja, Pak Ketua.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih. Saya rasa saya bisa menangkap semua ini. Apa yang disampaikan

oleh Saudara saya Senator Basri didukung oleh Anas sangat-sangat rasional dan dapat

dipertanggungjawabkan. Memang kalau kita kembali di sini, secara keseluruhan pedoman ini

bukan mengatasi masalah bencana. Waktu dibahas oleh tim kerja ketika saya datang, saya

luruskan. Bedakan peranan DPD sebagai lembaga dan kolektif anggota secara kolektif dalam

memberikan kepedulian kepada sesama manusia. Nah, ini khusus itu. Kalau nanti ada lagi

tersendiri, saya sudah minta kepada tim, bikin lagi khusus menghadapi bencana oleh

lembaga. Fungsi lembaga itu ada dan itu di sini sudah disinggung, misalnya dalam kaitannya

ini sifatnya sangat perorangan dan individual, sangat menyentuh, harus ada korban manusia,

dan menyangkut warga tidak mampu. Itu yang kita. Jangan sampai ada banjir di Pondok

Indah, DPD turun tangan habiskan uang sumbang di situ. No, tidak ada itu. Jadi, di sini betul-

betul warga tidak mampu, warganya begitu.

Tetapi, kalau ada dari BNPB, di sini ada sudah disinggung BNPB memberikan itu, kita

ada kerja sama sekarang, cuma BNPB tidak mau dituangkan dalam bentuk MoU karena

merasa tidak seimbang. Tetapi, sekarang mulai dipraktikkan beberapa daerah, mereka setiap

ada bencana di daerah membuka peluang, DPD silakan kontak, mereka akan mengutamakan

DPD yang menyalurkan ada bantuan. Jadi, simbolik DPD tampil seperti yang saya lakukan di

Jawa Tengah, langsung dikasih 2 miliar. Wah, DPD Sumbang 2 miliar, padahal tidak ada itu,

Pak Rafli. Nah, di Sinabung banyak dilakukan oleh Senator Parlin. Jadi, saya setuju ini

sifatnya bukan putusan lembaga, tetapi meminta persetujuan kita secara kolektif, nanti

disahkan dengan keputusan Pimpinan saja.

Apakah itu bisa kita setujui dengan perbaikan catatan-catatan sesuai masukan tadi?

Dapat disetujui?

KETOK 2X

Baik, terima kasih. Nanti kalau ada catatan, kita tambahkan masuk, pokoknya terbuka

untuk diperbaiki.

PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)

Pak Ketua.

Mohon maaf saya tadi terlambat.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Sebentar, Bu. Ada Pak Syukur dulu, sesudah itu Bu Ema. Silakan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 23

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Jadi, Pak Ketua, sebenarnya pedoman petunjuk yang kita buat tujuannya adalah baik,

terlepas itu ada kepentingan lembaga atau individu. Tetapi, yang disampaikan Pak Asri, saya

setuju. Tetapi, mungkin karena lima tahun yang lalu saya juga di DPD ini mungkin yang

perlu kita sadari bersama dalam catatan Pak Ketua, apa pun nanti syarat-syarat pengajuan

untuk itu, mohon kiranya itu bisa dikirim semua ke ruangan, jadi semua anggota 132 itu tahu.

Kalau ada bencana dan segala macam, dia bisa menggunakan itu. Selama ini saya pikir,

banyak anggota yang tidak tahu soal itu dan soal laporan dan segala semacam. Mungkin itu

yang dibutuhkan, petunjuk itu. Jadi, tidak meluas sampai sabotase dan lain sebagainya.

Mungkin itu, Pak Ketua.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih, catatan.

Bu Emma.

PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)

Terima kasih.

Saya juga menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh rekan-rekan. Artinya kita

perlu kesepakatan, jadi sudah ada ketentuan nanti dari Pimpinan Kemudian, saya ingin

menyampaikan begini, tadi disebutkan contoh Bapak Pimpinan memberikan bantuan

umpamanya untuk satu daerah itu dari BNPB. Kami mengharapkan ini jangan satu anggota

saja yang dibawa, tetapi empat anggota DPD dari daerah tersebut harus mengetahui minimal.

Kalaupun dia tidak bisa hadir, tetapi minimal mereka tahu, jangan dengarnya dari media.

Wah, ternyata daerah saya dapat bantuan, tetapi saya tidak tahu. Saya karena ini mendengar

juga, Pak, kejadian-kejadian seperti itu. Kemudian juga, di samping kita dengan BNPB, pada

periode yang lampau sebetulnya Ibu Wakil Ketua, saya katakan langsung karena Ibu Ratu

Hemas yang sering memfasilitasi dengan lembaga-lembaga donor. Saya ingin menanyakan

kira-kira berapa kali kita bisa mendapatkan bantuan karena satu daerah itu sering dapat

musibah. Sumatera Barat umpamanya waktu itu berkali-kali kejadian gempa, banjir, tsunami,

dan kita itu dapat bantuan. Jadi, harus ada. Jangan umpama satu daerah atau Sinabung yang

tidak berkeputusan sampai hari ini umpamanya kan, kan dia juga harus dibantu. Jadi, harus

ada nanti ini Pimpinan membuat ketentuan-ketentuan seperti itu.

Terima kasih, Pak Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, bagian dari catatan nanti.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)

Saya sedikit, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 24

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)

Terima kasih, Pimpinan.

Saya hanya mengingatkan dalam pemahaman pengetahuan saya, tolong jangan ada

pungutan perbulan. Ini dalam sistem keuangan, Pak. Kita bicara sistem akuntansi, ini

rekeningnya dibuka atas nama siapa, apakah atas nama pribadi atau atas nama lembaga, dan

tentu saya tidak setuju atas nama lembaga DPD membuka rekening yang kemudian ada

pungutan masuk ke sana dari mana pun, apakah dari anggota. Bukan soal besarnya, berapa

pun misalnya kalau kita ikhlas kita bisa masukkan, tetapi dari segi teori mekanisme keuangan

ini tidak tepat jika seandainya Pimpinan DPD membuka rekening seperti ini, dan bahkan

Setjen pun membuka rekening seperti ini.

Yang saya sarankan adalah insidentil, kalau terjadi bencana, Pimpinan bicarakan secara

ke dalam, kita sepakat, pungut berapa, itu yang terjadi. Tetapi, kalau Bapak mau

melembagakan pungutan ini, maka menurut mekanisme keuangan akuntansi tidak tepat. Ini

pungutan liar terstruktur.

Terima kasih, Pimpinan. Saya sekadar mengingatkan saja.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih masukannya.

PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)

Interupsi, Pimpinan.

B-66, Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)

Sebenarnya, apa yang disampaikan teman-teman Senator kan dari dulu sudah mau

disampaikan tentang penggunaan dari dana task force ini. Sudah beberapa terjadi gara-gara

pengeluaran dana task force, teman-teman senator di masing-masing provinsi berkelahi. Itu

sudah banyak sekali kejadian di periode yang kemarin. Saya setuju dengan Pak Ajiep

Padindang, di dalam Paripurna ini saya sampaikan, untuk dana task force kalau bisa yang

akan datang ditiadakan. Karena, saya di PURT sampai saat ini sudah enam tahun, saya

sampaikan di PURT tidak ada tanggung jawab soal hal itu. Apalagi, baru saya mendengar

apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep, memang mari kita sikapi karena jangan sampai dana

ini menjadi satu masalah di masing-masing provinsi. Kami sudah pernah mengalami hal itu

di periode yang kemarin. Gara-gara teman kami yang mengajukan, padahal itu sangat baik

sekali, tetapi menyerahkan sendiri, apa yang disampaikan oleh Ibu Yohana kita tahu hanya di

media, terjadilah keributan di masing-masing provinsi. Nah, dengan adanya pengalaman ini,

saya setuju sekali dengan kemungkinan teman-teman yang lain biar tidak terjadi di provinsi

lain. Tentang kejadian yang kami alami, lebih baik dan hal ini ditiadakan dan tetap bilamana

ada suatu kejadian, jangankan 1 juta, kalau memang kejadian itu besar, lebih dari pada itu

pun kami siap untuk memberikan yang namanya dana sosial itu.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 25

Begitu Pimpinan, barangkali lagi sebentar dilanjutkan dengan agenda lain-lain karena

saya ada beberapa hal yang juga ingin saya sampaikan tentang pengalaman-pengalaman saya

tentang periode yang kedua ini.

Terima kasih, Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih.

Saya persilakan.

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)

Pimpinan yang kami hormati, rekan-rekan Senator yang kami muliakan, apa yang

pemikiran yang berkembang sebenarnya ini yang menjadi suatu landasan filosofi kenapa

harus kita lakukan pedoman dengan uraian-uraian yang dalam pertemuan yang kita lakukan,

berkembang apa yang disampaikan oleh rekan-rekan semua. Dari Bali, itu yang kita reduksi

dalam pedoman ini. Yang disampaikan oleh Pak Syukur dan disampaikan oleh Pak Anas,

justru akumulasi itulah maka muncul ini. Apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep justru

pengelolaan tata kelola asal menyangkut uang itu menyangkut tiga aspek: ada payung

hukumnya, ada administrasinya, ada prosesnya. Nah, supaya regulasinya dan payung

hukumnya punya pegangan untuk mengelola tata keuangan, maka kita tetapkan dalam

Paripurna. Nah, soal Paripurna menyerahkan kepada Pimpinan itu keputusan Paripurna juga.

Jika diserahkan kepada tim kembali itu juga keputusan Paripurna, cuma tiga aspek masalah

keuangan: ada payungnya, ada administrasinya, ada prosesnya. Jika yang tiga ini selesai,

tidak ada masalah. Saya juga atas nama Ketua BAP bersama-sama dengan BPK cuma itu

juga pengelolaan keuangan itu; ada proses, ada administrasi, ada payungnya. Inilah yang kita

minta sebetulnya. Nah, pemikiran-pemikiran yang berkembang kita akumulasikan, tetapi

yang namanya konsep pasti ada yang tidak sempurna. Oleh karena itu, ketidaksempurnaan ini

itulah juga kebahagiaan kita. Kita terima saja catatan kekurangan-kekurangan. Saya kira itu.

Terima kasih, Pak Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik.

Terima kasih. Saya lihat memang ada perubahan, misalnya sekarang kalau pengajuan

ini kan diajukan oleh anggota. Kalau pengajuan itu harus disetujui empat anggota ya? Betul?

Ya. Kemudian, waktu menyerahkan juga harus bersama-sama untuk menghindari

pengalaman Pak Kadek itu. Saya pikir itu yang sudah berjalan sekarang, mari kita lanjutkan

saja.

Bagaimana Pak Syukur, ada lagi?

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Sedikit, Pak Ketua.

Jadi begini, soal dana ini kalau memang ini menjadi masalah dan menjadi persoalan,

dihapus saja. Jadi kalau yang terjadi, misalnya kawan-kawan ngumpul di whatsapp itu bisa

sumbangan 2 juta, 3 juta perkasus saja. Tetapi, yang menyangkut bencana di daerah, tinggal

DPD mendorong Menteri Sosial bagaimana untuk membantu. Itu saja keputusan kita. Karena

mohon maaf, ini kita potong 500.000 perbulan, kemudian menjadi gundah di hati masing-

masing, ada kecurigaan dan segala macam dan saya juga bertanya juga sebenarnya. Jadi,

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 26

kalau memang sudah tidak ada task force, sudah dihapus saja tidak menjadi persoalan. Kalau

ada bencana di daerah, ada menteri tanggung jawab, kan orang miskin ditanggung jawab oleh

negara, kok. Begitu, Pak Ketua.

Itu usulan saya kalau memang itu menjadi. Jadi, tidak perlu lagi ada petunjuk soal-soal

seperti itu. Kalau Pak Asri nanti ada masalah di daerahnya, saya sumbang sejuta, Pak Kadek,

Pak Parlin sumbang, sudah begitu saja kalau memang perlu anggota sendiri-sendiri karena

menjadi persoalan juga di internal gara-gara Pak Ketua. Misalnya, Jambi ada sebelas

kabupaten. Yang terjadi di kabupaten saya, yang lain ada setuju, nah itu menjadi persoalan

juga.

Terima kasih, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih.

PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)

Sedikit, Pak Ketua. Saya menambahkan sedikit, Pak Ketua.

Saya menghormati apa yang disampaikan Bapak Senator. Tentunya sesuai dengan

mekanisme, semua memang benar. Tetapi, hasil terakhirnya membuat masalah di masing-

masing provinsi, ini yang perlu disikapi, Pimpinan. Kalau sudah semuanya baik, memang

semua serba benar, memang saya akui memang semua itu saya tidak ada kepikiran untuk

dana itu dibawa ke mana-mana, tidak. Tetapi, hasil akhirnya membuat anggota di masing-

masing provinsi bertengkar, itu yang perlu kita sikapi. Karena, memang beberapa kali dana

itu membuat suatu kekacauan di masing-masing provinsi. Saya pun pernah mengusulkan,

boleh tidak dana itu ditaruh di masing-masing provinsi biar provinsi tahu. Misalkan, saya

berempat setiap bulan dari provinsi. Kalau misalkan Pak Parlin ada bencana di sana, saya

dari provinsi memutuskan berempat sudah bawa ke sana.

Kalau misalkan provinsi saya Provinsi Bali membutuhkan, biar saya rapat bersama.

Kadang-kadang ada yang mendapatkan 20, ada yang sesuai dengan lobi-lobi lagi. Nah, ini

kan masalah juga. Makanya, yang saya harapkan lebih baik daripada itu ada masalah,

sedangkan uangnya juga tidak seberapa, hapus saja. Kalau dananya sebermiliar-miliar, baru

kita pertahankan. Ini dananya cuma sebegitu, tidak begitu banyak, menjadi masalah besar.

Begitu, ketua, pertimbangan saya.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik.

Saya sangat menghargai masukan.

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Saya pikir cukup, Ketua. Jadi, intinya adalah tidak menjadi keputusan Paripurna,

diserahkan ke Pimpinan saja untuk itu.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, tadi itu sudah. Jadi, keputusan ini bukan keputusan lembaga karena ini bukan

fungsi lembaga, tetapi ini kolektivitas dari kita semua. Karena kesempatan pada Paripurna,

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 27

diminta persetujuan bersama, nanti diputuskan oleh Pimpinan. Jadi, harus dibedakan betul

seperti apa yang dikatakan Pak Basri maupun Pak Anas tadi. Sekarang kan sudah kita

sepakati itu, sekarang biarlah ini coba jalan dengan penyempurnaan-penyempurnaannya.

Nanti kalau dalam beberapa bulan ke depan, tahun inilah ya masih tetap menimbulkan

masalah dengan perbaikan itu, nanti kita tinjau kembali. Apa dapat disetujui?

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)

Interupsi.

Saya mau selamatkan, Pimpinan. Interupsi, Pak, mohon maaf. Jangan Pimpinan

mengambil pembenaran karena dibicarakan di Paripurna dan disetujui peserta, lalu Bapak

mengambil keputusan untuk kepentingan yang berbahaya buat Bapak-bapak di Pimpinan.

Kapan Pimpinan DPD membuka rekening dan menerima sumbangan seperti itu dan dia

masuk di kategori rekening mana, nomor berapa, pertanggungjawabannya bagaimana, kapan

Bapak meminta Setjen membuka rekening seperti itu, dan menerima sumbangan dari mana.

Dasar hukumnya tidak boleh rapat ini jadikan dasar pertimbangan dasar hokum, dan saya

tidak setuju. Jadi, saya tidak mau Pimpinan terjebak di situ, saya tidak usah menyebut kasus.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, Pak Gafar tolong jawab rekening.

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)

Terima kasih, Pak Ajiep.

Sebenarnya kita, mohon maaf apa yang disampaikan kawan ini memang itu sesuatu

yang hakikinya dalam pedoman ini, Pak. Jadi, hakikinya ada pada pedoman ini dan itu sudah

kita antisipasi dalam konsep apa yang berkembang. Yang disampaikan Pak Ajiep

berkembang kemarin dalam kita, Pak Anas dan kawan-kawan semua ini sudah masuk dan

inilah dia secara hakiki sudah terakumulasi di sini. Namun, karena ini juga namanya konsep

pasti ada kelemahan. Nah, kelemahan inilah menjadi catatan yang kita putuskan, Paripurna

memutuskan pedoman ini diterima dan nanti diserahkan kepada Pimpinan. Oleh karena itu,

hal-hal yang menyangkut teknis nanti apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep ini kan termasuk

dalam catatan penyempurnaan. Nah, itu barangkali dan kami sangat senang nanti akan kita

lakukan lagi penyempurnaan sesuai yang dimaksud oleh kawan-kawan. Tetapi, mohon maaf

mungkin asumsi positif saya karena ini baru sampai kepada kawan-kawan, belum dibaca

secara parsial dan secara komprehensif karena namanya aturan itu ada sifatnya parsial, ada

sifatnya komprehensif. Nah dengan demikian, kita terima saja dengan senang hati catatan-

catatan yang telah kita putuskan, Paripurna memutuskan, nah ini kan Paripurna akan

menyerahkan kepada Pimpinan. Nah, nanti Pimpinan akan menyelesaikan pula dengan tata

tertib dan mekanisme kerja yang telah kita sepakati. Saya kira begitu, Pak Ketua.

PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)

Izin, Ketua. Pak Ketua, izin dulu.

Ini kelihatannya kita agak beda pendapat ini. Jadi, kalau standing posisi saya, Ketua,

adalah menolak ini menjadi keputusan Paripurna, pedoman ini. Tidak boleh menjadi

keputusan Paripurna. Kalau pun pedoman ini harus tetap diadakan, cukup menjadi keputusan

Pimpinan. Petunjuk teknis itu hanya keputusan Pimpinan. Terlalu besar kalau petunjuk tenis

ini dibawa ke Paripurna menjadi keputusan Paripurna. Ini bukan persoalan belum membaca,

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 28

ini kita sudah punya pengalaman kok ini. Kita sudah pernah dibantu 10 juta, 15 juta, kita

sudah pernah sehingga karena itulah kita menganggap terlalu tinggi kalau menjadi keputusan

Paripurna. Petunjuk teknisnya cukup menjadi keputusan Pimpinan. Itu maksud kami, Ketua.

Terima kasih.

PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMY ISMY (NTB)

Mohon maaf, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Ini ada dua isu ya, kita bedakan. Satu, isu formalnya itu keputusan oleh siapa,

bagaimana, itu formil. Kedua, substansi. Formil itu dikemukakan Pak Basri maupun Pak

Anas. Jadi, formil itu bukan ini putusan lembaga, bukan putusan Paripurna, tetapi Pimpinan

yang nanti akan memutuskan, tetapi meminta persetujuan dari seluruh anggota pada

kesempatan ini. Tadi sudah disetujui diserahkan kepada Pimpinan. Substansinya, ada hal-hal

yang perlu kita perbaiki, mari kita perbaiki. Rekeningnya Pak Ajiep, rekening khusus atas

nama tim kerja, tidak ada hubungannya dengan lembaga. Memang di sini kita harus hadapi,

terima kasih, supaya kami jangan dibawa ke dalam posisi seolah-olah

mempertanggungjawabkan ini ke lembaga.

Silakan, Pak Lalu.

PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMY ISMY (NTB)

Terima kasih, Pimpinan.

Tampaknya kita ini kan ada dua pendapat, Pak. Pertama, menyerahkan kepada

Pimpinan untuk kemudian menyempurnakan, tetapi tidak sedikit juga dari teman-teman tadi

mengusulkan untuk ditiadakan karena terus terang juga pengalaman di NTB, Pak. Itu

menjadi musibah besar yang membuat kami sampai dengan hari ini ya katakanlah "kurang

mesra", Pak.

Padahal, kita sudah koordinasikan, cuma untuk mengepaskan waktu empat orang itu

tidak segampang yang kita harapkan, begitu Pak, dengan berbagai kepentingan. Jadi, ada

yang di komite, ada di macam-macam, kemudian membuat kita tidak pernah bisa kompak

untuk bersama menyerahkan itu. Gara-gara itu kemudian kita menjadi, nah ini sangat tidak

ini, Pak. Dan, kita sudah bisa membuktikan kalau pun ini dihapus, ditiadakan itu kemarin kita

membantu Rohingya, Pak, dalam waktu yang singkat itu terkumpul uang yang jauh lebih

besar daripada uang bencana yang dikelola di Sekretariat ini. Itu kemarin lewat Pak Habib

Gorontalo dalam waktu singkat lewat whatsapp saja kemudian kita menyerahkan ini dan

terkumpul sekali lagi dua kali lipat dari jumlah yang selama ini kita bisa edarkan lewat

lembaga, Pak. Sekali lagi yang paling penting, yang paling jelas adalah ini menimbulkan

bencana bagi empat orang anggota, Pak. Untuk itu, kami usulkan untuk ditiadakan, tetapi

nanti kita insidentil saja sifatnya.

Terima kasih, Pak.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, saya menghargai pemikiran-pemikiran ini. Tetapi, tadi sudah kita putuskan

bersama, menyerahkan kepada Pimpinan. Pimpinan yang nanti akan mengatur keputusannya

karena ini sesuatu yang sudah berjalan, jadi saya pikir, mari kita lihat dulu. Kalau ini kan

memperbaiki yang sudah berjalan supaya bencana yang terjadi di NTB, di Bali, di mana-

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 29

mana itu jangan terjadi, ini dicoba. Tetapi, kalau juga masih tidak ampuh, ya sudahlah kita

bubarkan saja, kan begitu. Jadi saya pikir, Pak Lalu, begitu saja karena ini sudah kita

sepakati.

Yang menjadi masalah sekarang di sini pertama tidak menetapkan siapa susunan

timnya. Nanti susunan tim diserahkan kepada Pimpinan untuk memutuskan mendengarkan

Panmus. Kemudian, jumlah iurannya, jumlah iuran yang dulu sudah disepakati di Paripurna,

dulu Paripurna sudah pernah memutuskan 500.000. Cuma sekarang ada usulan tambahan di

Panmus kemarin supaya ditingkatkan menjadi 1 juta. Nah, ini saja yang minta, apakah kita

dengan segala kekurangan tadi catatan saya tadi ke depan akan kita tinjau kembali, untuk

sementara ini, kita bertahan pada 500.000 dulu atau kita tinggalkan dulu 1 juta mulai bulan

depan ini? Saya mohon persetujuan Pimpinan, dapatkah dinaikkan usulan kemarin dalam

Panmus? Panmus saya minta dalam rapat kemarin ditingkatkan 1 juta.

Pak Dedi dulu, baru Pak Basri. Pak Dedi, silakan.

PEMBICARA: DEDI ISKANDAR BATUBARA, S.Sos., SH., MSP (SUMUT)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya kira tadi Pimpinan sudah ketok palu memutuskan bahwa pedoman pengelolaan

dana bantuan kemanusiaan ini kemudian diserahkan kepada mekanisme Pimpinan untuk

meneruskan. Tidak usah dibahas lagi. Untuk apa kita bahas soal teknisnya, berapa nilainya,

kemudian bagaimana modelnya. Yang jelas ini sekarang putusannya diserahkan kepada

Pimpinan. Kita tunggulah kemudian Pimpinan untuk mengambil sikap berikutnya, apakah

pedoman ini akan dilaksanakan atau pedoman ini tidak dilaksanakan, terserah Pimpinan.

Saya kira begitu, tidak usah kita bahas lagi ini, sudah selesai pembahasan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih.

Pak Basri.

PEMBICARA: BASRI SALAMA, S.Pd. (MALUT)

Saya saran saja, Pimpinan.

Kita ini Dewan Perwakilan Daerah lembaga sangat tinggi membantu sebuah kejadian

sosial di daerah dengan nilai 20 - 30 juta, ini tidak logis sekali. Saya menyarankan kita

alihkan ini modelnya. Janganlah kita membantu dalam bentuk bencana alam karena kita

punya hubungan dengan Kementerian yang bisa dipakai. Kalau saya bisa sarankan dengan

nilai angka yang seperti ini peranggota Rp100.000, eh peranggota Rp1 juta, semestinya kita

pakai cukup satu bidang saja, misalnya soal beasiswa pendidikan misalnya. Tidak usah

bencana alam karena bencana alam itu butuh cost-nya terlalu tinggi Misalnya, di daerah

tertentu yang anaknya sangat cerdas dan orang tua tidak mampu sampai dia S2/S3, itu yang

kita ambil sebagai satu bagian dari bantuan sosial kita. Kalau dibantu seperti bencana alam,

kebakaran, dan lain sebagainya itu tidak seimbang dengan kejadian yang terjadi dan bantuan

dari lembaga yang cukup tinggi dari kita.

Model pengelolaannya, Pimpinan, saya sarankan anggaran ini Pimpinan cukup

meminta masing-masing provinsi untuk masuk dalam satu kepengurusan. Tanpa melalui

pembahasan di Paripurna, Pimpinan dapat mengeluarkan surat keputusan tentang anggota

DPD peduli pendidikan atau anggota DPD peduli sosial yang dikelola rekeningnya bersama

disepakati oleh seluruh provinsi. Masuk dalam rekening siapa tidak perlu diformalkan dalam

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 30

Paripurna sehingga tidak ada pertanggungjawaban hukum secara administrasi. Saya kira ini

tidak melebar kemana-mana. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih.

Bisa kita akhiri? Silakan, Pak Habib.

PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)

Usul konkret saja, Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Sebentar, Pak Habib. Tempat duduknya, Pak. Mohon kembali ke tempat duduknya,

ingat tatib.

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Pak Ketua, menjelang Habib sampai tempat duduknya, saya ngomong sebentar, Pak

Ketua.

PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)

Terima kasih, Pimpinan.

Konkret saja to the point. Saya sangat setuju akan dikatakan oleh Bang Dedi Batubara

ya bahwasanya sidang ini sudah selesai. Dan satu, kita ini adalah lembaga DPD RI yang

katanya tinggi, belum tentu tinggi ya, katanya saja yang tinggi ya, jadi kayaknya malu kita

membicarakan tentang uang 500 ribu, 1 juta, sampai ribut-ribut begini. Tutup saja dan karena

Pimpinan sudah terlanjur mengetokkan palunya tadi, untuk mengembalikan kepada

Pimpinan, maka kami akan terima apa saja keputusan Pimpinan tentang hal ini.

Sekian, terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Oke, saya mantap ini.

KETOK 2X

Sudah.

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Pak Ketua.

Saya usul catatan saja, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Nanti tambahkan sajalah, Pak Syukur, supaya ini mau sahkan.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 31

PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)

Ya, catatannya dua itu, Pak Ketua. Yang pertama soal perlu diteruskan atau dihapus.

kalau dihapus, tolong bagaimana, dan kalau diteruskan, pedomannya yang mesti dijelaskan.

Terima kasih, Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih masukannya.

Dengan demikian, termasuk soal dana, susunan tim kerja, itu semua sudah masuk

dalam ketokan tadi. Saya lanjut saja. Sebelum menutup Sidang Paripurna ini kami

mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-13 Masa Sidang IV DPD akan berlangsung

tanggal 9 Juli dengan agenda: laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan

DPD. Perlu disampaikan kemarin ada usulan di Panmus agar kita menyelenggarakan buka

puasa bersama tidak hanya di rumah Pimpinan, tetapi juga di kantor DPD. Kami akan

mengemas insya Allah ini sudah bisa disepakati kemarin di Panmus kita akan

menyelenggarakan setelah Sidang Paripurna, buka puasa bersama. Supaya juga mempunyai

arti social, kita undang hadirkan yatim piatu, kaum dhuafa untuk sama-sama kita dan juga

menghadirkan perwakilan dari tenaga kerja dan kita akan membuka memberikan peduli

bingkisan kepada mereka baik kepada dhuafa, yatim piatu, maupun pegawai-pegawai tenaga

kerja yang ada, seperti cleaning service, dan lain-lain tenaga honorer.

Baik, karena ini lagi-lagi tidak ada dana dari APBN, kita tidak perlu singgung, tetapi

secara masing-masing pribadi siapa yang mau share sumbangan mari silakan, nanti akan

diedarkan dimulai dari Pimpinan, dari Ketua Wakil Ketua akan mengedarkan. Saya

persilakan nanti kalau anggota mau share, semua untuk bingkisan, bukan untuk acara. Jadi,

pada nanti akan diserahkan di acara ini. Akhirnya, dengan mengucapkan alhamdulillah....

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Pak Ketua, interupsi sebelum ditutup, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Saya ingin menanyakan ada hal-hal lain di luar dua agenda yang menjadi agenda rapat

Paripurna Luar Biasa, mohon diberi kesempatan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, sebenarnya yang diputuskan dalam Panmus kemarin dua agenda: di dalam ini

tetapi kalau sekadar informatif, tidak perlu ada pembahasan, mungkin ada hal yang perlu

disampaikan.

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Ya. Mohon waktu, Ketua. Langsung, Pak Ketua.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 32

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Sifatnya interupsi atau apa ya?

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Terima kasih, Pak Ketua.

Berhubung buka puasa masih satu jam lagi saya ingin memanfaatkan waktu sesingkat-

singkatnya dan mohon izin tentu kepada para senator. Yang pertama, saya mencatat secara

baik, menyimak secara sungguh-sungguh apa yang disampaikan oleh Pak Ketua, khususnya

skenario pembukaan rapat Paripurna Luar Biasa yang tadi disampaikan oleh Pak Pimpinan.

Pertama, pernyataan Pimpinan yang mengatakan bahwa Ketua DPD tidak bisa hadir karena

kegiatan bersama dengan Pimpinan DPR. Saya mendapatkan informasi, bahkan dari anggota

DPD sendiri yang tadi mendampingi Ketua DPD dalam pertemuan dengan Pimpinan DPR,

itu sudah dilaksanakan dan sudah selesai tadi pagi. Ini harus clear. Ketidakhadiran Pimpinan

sangat penting untuk memimpin sebuah Rapat Paripurna. Tidak hanya persoalan kelebihan

pendapatan Pimpinan tentu, tetapi kewajiban konstitusional. Jadi, ini perlu clear bahwa

ketidakhadiran Ketua DPD karena apa karena urusan Ketua DPD dengan Pimpinan DPR

sudah selesai dan anggota DPD tadi lain juga mendampingi beliau.

Yang kedua, dalam skenario pengantar Rapat Paripurna Luar Biasa, saya mencatat satu

kalimat, yang ini jika tidak diklarifikasi oleh Pimpinan bisa menimbulkan fitnah dan

berdampak yang sangat negative, bahkan bisa menimbulkan saling curiga di antara sesama

anggota DPD. Kalimat apa? Kalimat yang berkaitan khususnya dinamika perkembangan

pembangunan kantor DPD. Telah ada pernyataan yang mendiskreditkan lembaga. Saya

mencatat kalimat itu. Siapa orang yang telah mengeluarkan kalimat yang mendiskreditkan

lembaga? Jangan-jangan saya tersangka atau tertuduh, jangan-jangan Pak Azis Khafia,

jangan-jangan Ibu Goreti, jangan-jangan Pak Farouk sendiri, jangan-jangan ibu yang lainnya,

ini perlu clear karena saya memahami perdebatan yang berkaitan dengan pembangunan

kantor DPD ini tidak lepas, satu dari pernyataan Ketua DPD Saudara Irman Gusman dalam

pernyataannya di media elektronik, televisi, dan juga media cetak. Saya kumpul klipingnya

karena kelebihan orang-orang yang berlatar belakang LSM itu adalah perang data. Saya

mengumpulkan data itu dan nanti akan saya laporkan langsung kepada BK sebetulnya.

Pertama, pernyataan Ketua DPD yang menyatakan bahwa DPD tidak perlu dana

aspirasi. Apakah pernyataan strategis ini sudah merupakan keputusan final dan sikap dari

seluruh 132 anggota DPD?

Yang kedua, pernyataan beliau yang kemudian itu diserang oleh kalangan LSM

menimbulkan kritik publik yang cukup luar biasa tajam, bahkan kita mendapatkan sorotan

yang sangat sejajar dengan DPR. DPR dalam kasus dana aspirasi dan DPD dalam kasus

pembangunan kantor DPD. Hal yang saya kritisi pada Pak Irman adalah Pak Irman

mengatakan di televisi dan juga di surat kabar, pembangunan kantor DPD adalah prioritas

dan kebutuhan yang sangat mendasar. Ini sangat menyakiti publik, ini sangat mengganggu

suasana kebatinan masyarakat dalam kondisi dan situasi ekonomi hari ini. Saya orang yang

mengatakan bahwa kantor DPD itu penting, tetapi saya tidak sependapat kalau itu dinyatakan

sebagai prioritas dan kebutuhan mendesak. Ini bisa diuji dalam perdebatan panjang. Apa iya

hanya untuk empat orang ditambah staf yang juga tidak banyak, kita membutuhkan sebuah

gedung dengan nilai 25 miliar 3 lantai. Lalu, siapa yang mengisi itu? Ini perdebatan panjang

kalau ingin ditarik pada wilayah itu. Nah, saya menganggap apa yang disampaikan Pak

Irman ini benar-benar tidak mewakili lembaga, benar-benar sangat mencederai soliditas 132

anggota. Maka, saya mengusulkan tentu Pimpinan harus mencatat ini menjadi bahan

masukan agar segera dilakukan rapat Pimpinan secara tertutup dengan anggota untuk

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 33

membahas hal-hal yang saya sampaikan tadi. Tetapi, khusus untuk kalimat mendiskreditkan

lembaga kaitan dengan dinamika yang berkembang tentang pembangunan karena Pimpinan

tidak mampu menjelaskan siapa pihak yang dimaksud telah mendiskreditkan lembaga saya

bisa curiga kepada diri saya. Apakah itu berkaitan dengan pernyataan Benny Rhamdani pada

surat kabar tertentu? Tadi Pak Ajiep Padindang sangat jelas ada tidak tata tertib yang

menghalangi orang atau setiap anggota untuk berbicara atas nama dirinya sepanjang dia tidak

mengatasnamakan lembaga? Saya yakin tidak ada. Kalau itu ditujukan kepada saya, maka ini

sama artinya membangunkan harimau yang sedang tidur karena tindakan-tindakan yang

mendiskreditkan lembaga, saya juga punya fakta-fakta lain. Bagaimana kunjungan ke satu

daerah yang jelas-jelas menggunakan uang banyak melibatkan banyak orang turun, tetapi

tidak untuk ketemu rakyat, tidak untuk ketemu pemerintah daerah, tetapi hanya ketemu untuk

sebuah acara yang bermisi politik pencalonan yang kemudian orang-orang yang turun ini

menggunakan kaos tim sukses, saya punya fakta-fakta itu dan saya bisa buka suatu saat, dan

itu semua saya simpan dalam kamera saya. Apa itu bukan perilaku yang mendiskreditkan

lembaga? Kalau yang dimaksud oleh Ketua yang berkaitan dengan saya. Jadi, janganlah

membangun siapa pun yang sedang tidur dan masih menginginkan menyelesaikan masalah

ini secara beradab.

Saya dan juga beberapa teman ya , Pak Ketua, sebagai informasi awal dan ini masih

bergulir telah membuat sebuah konsep pernyataan sikap, sudah bertanda tangan di sini

anggota hingga hari ini 28 anggota. Terakhir Pak Habib Ismail tadi. Kenapa saya melakukan

ini? Karena, saya masih menginginkan proses kelembagaan kita normal, cara-cara berpolitik

kita beradab. Saya menginginkan apa pun tindakan dan hal-hal yang disorot terhadap

perilaku dan tindakan atau sikap Pimpinan, mari kita selesaikan dalam mainstream

kelembagaan. Surat pernyataan itu harus ditindaklanjuti sebelum kami mengambil langkah-

langkah yang bersifat keluar misalnya. Membangunkan macan tidur atau singa tidur itu salah

satunya. Saya kemarin sudah kumpul wartawan, saya sudah tanya kalau kontrak saya bicara

satu jam di media Metro TV itu berapa. Kita ada dana 60 juta ini, mau tidak tampilkan saya

dan kita kontrak, kemudian saya akan bicara banyak hal tentang DPD. Itu kalau kata

mendiskreditkan lembaga ditujukan pada saya. Yang berhak mengatakan seseorang telah

mendiskreditkan lembaga adalah Badan Kehormatan.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Masih cukup, Pak Benny?

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Saya pikir ini, Ketua. Mudah-mudahan ini direspons secara positif dan secepatnya oleh

Ketua agar soliditas di lembaga DPD ini kembali terjalin demi kepentingan kita semua.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Baik, saya pikir saya yang klarifikasi yang terakhir saja mendiskreditkan. Pak Benny

kemarin tidak ikut dalam rapat Panmus. Dalam rapat Panmus kemarin jelas disebut nama

orang, tetapi di dalam sini saya tidak mau sebut nama orangnya. Yang jelas bukan kita

karena di sini oleh pihak lain yang merasa kecewa. Pihak lain bukan kita, ada pihak di luar

kita, Pak Benny. Don't worry, tidak usah khawatir, bukan itu. Itu hak anggota Jadi, ada pihak

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 34

lain yang sampai-sampai mengatakan apa itu DPD. Ini laporan Panmus kemarin. Pergi ke

luar negeri, tidak bisa bahasa Inggris, tidak tahu begini, tidak berkualitas; apa ini bukan

mendiskreditkan lembaga? Itu yang kita keberatan itu. Jadi, itu diserahkan kepada Pimpinan,

hadapi orang itu. Saya jawab kemarin, saya sudah coba mau saya hadapi orang itu.

Berkembang lagi, saya klarifikasi, saya dibawa lagi ke medsosnya. Itu persoalannya, Pak

Benny. Jadi, ada pihak lain yang mau mendiskreditkan kita sampai mengungkit-ungkit soal

kemampuan bahasalah, soal begini-begitu. Saya lagi mau cari dia punya anu ini di dalam ini.

Soal ke luar negeri kita, ternyata dia ke luar negerinya itu berapa puluh kali habis.

Jangan, jadi tidak usah khawatir Pak Benny itu. Ini oleh pihak lain yang merasa kecewa

di sini, bukan Pak Benny. Itu hak kita semua dan saya selalu terbuka. Kemarin juga ada

masukan-masukan dalam Panmus kritikan kepada Pimpinan saya sampaikan, saya juga yang

memimpin. Walaupun saya sendiri, anggaplah di sini ada tiga orang kami di sini dan saya

buka hati lebar sekali, saya menerima kritikan itu. Biarlah oke anggaplah semua mendengar

itu, begitu juga saya sampaikan dalam forum ini. Kritikan yang membangun ini saya terima.

Saya walaupun seorang diri, ada tiga orang berdampingan saya. Ini akan saya tampung dan

menjadi catatan untuk kebaikan lembaga, bukan perorangan, lembaga DPD yang harus kita

amankan dan harus kita perbaiki terus ke depan.

Terima kasih, Pak Benny.Baik. Saya sekali lagi apresiasi kepada teman-teman yang

menyampaikan ini, hal yang sangat positif supaya kita membangun hubungan kerja yang

lebih harmonis ke depannya.

PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)

Sedikit, Pimpinan.

B-66, Pimpinan Saya ingin menyampaikan sedikit pengalaman-pengalaman yang

periode yang kemarin. Barangkali teman-teman yang incumbent sangat merasakan ini semua.

Kalau memang tidak merasakan, mudah-mudahan saya saja yang merasakan ini. Tentang

pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Pimpinan DPD RI seringkali, apa yang

disampaikan Pak Benny, tidak melalui daripada mekanisme persidangan. Itu beberapa kali

terjadi pada saat periode yang kemarin. Sekarang periode DPD umur yang ketiga sekarang

terjadi baru awal daripada masa persidangan yang pertama sekarang. Nah, barangkali ke

depan ini akan terjadi, terjadi lagi. Silakan bagaimana mengatur teknis tentang hal ini. Itu

yang pertama.

Yang kedua, saya pengalaman enam tahun di PURT tentang kebijakan kewenangan

daripada PURT. Sekarang ada yang namanya tatib MD3. Seperti apa menyikapi ini? Apa

yang disampaikan oleh Pak Benny tentang pembangunan kantor, saya sedikitpun tidak tahu.

Bagaimana tentang hal itu terjadi? Apalagi, keputusan-keputusan yang lain. Nah, ini saya

sampaikan, makanya pernah pada saat persidangan di PURT sudah tidak usah lagi rapat

RURT. Ngapain rapat PURT lagi, sedangkan apa yang diambil keputusan dalam PURT tidak

pernah dijalankan. Semua, padahal kita adalah PURT, yaitu mensejahterakan semua anggota,

tetapi setelah menjadi suatu keputusan, kesimpulan rapat, enam tahun saya di PURT tidak

pernah terjadi itu. Semua yang dijalankan adalah semua angan-angan daripada Sekretariat

Jenderal mapun Pimpinan. Nah, inilah yang perlu saya sampaikan dalam Sidang Paripurna

ini karena kalau ini terus terjadi, saya keluar dari PURT, saya tidak mau di PURT lagi.

Karena apa yang saya putuskan di PURT, semua kesejahteraan teman-teman bagaimana

mengatur daripada keuangan ini. Tetapi, setelah kami breakdown semua, terakhir dianulir

hilang semua, bagaimana teman-teman? Akhirnya yang disalahkan kita-kita yang di PURT,

bagaimana itu PURT, bagimana itu PURT. Nah, sekarang saya sampaikan, inilah PURT.

Kalau memang kewenangan seperti itu lewat lembaga ini, lewat Sidang Paripurna, PURT

ditidakadakan saja, tidak ada keputusan yang bisa diambil.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 35

Terima kasih. Itu saja, Pimpinan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om shanti shanti shanti om.

PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)

Sedikit, Pimpinan.

Oke, terima kasih, Pimpinan.

Terakhir, terima kasih. Yang salah PURT kok, Pak Kadek ya Pak Kadek, yang salah

PURT, malu bisa merapat begitu lho. Begini Pimpinan, menanggapi apa-apa dan lain-lain

yang dikemukakan oleh rekan-rekan kita yang terhormat, yang mulia, yaitu Bang Benny

Rhamdani dan juga saudara kita Kadek Arimbawa, kayaknya sudah tepat andaikata apa yang

kita bicarakan di Panmus kemarin itu dilaksanakan walaupun yang tertinggal di ruangan ini

tidak ada sampai separuhnya dari seluruh anggota DPD RI yang terhormat ini, kalau bagi

saya sudah sepatutnya dan selayaknyalah kita kemukakan ini ke permukaannya itu. Sidang

yang terhormat ini mengambil keputusan untuk meminta kepada Badan Kehormatan DPD RI

untuk memberi teguran kepada saudara Irman Gusman sebagai Ketua DPD RI. Itu masalah

tepat sekarang ini. Tolong tepuk tangan, yang setuju tepuk tangan tolong. Sedikit saja ya,

berarti yang berani, yang lain tidak berani begitulah, oke.

Karena apa? Seperti kemarin disampaikan oleh Bang Benny, beliau sering

mengemukakan pendapat yang mengatasnamakan DPD RI, padahal kita belum pernah

membahas itu ya kan. Begitu juga Ibu Prof. Darmayanti dulu pernah marah-marah ya, Bu

Prof. ya kita bagaimana, tatkala ujian nasional, ini sekadar dibuka juga ya, kita waktu itu

pengawasan ujian nasional, belum pulang dari ujian nasional, Pak Irman dengan seenaknya

sudah ngomong DPD RI menghendaki ujian nasional dihapus. Untuk apa kita pengawasan ke

daerah kalau akhirnya keputusan diambil duluan, begitu lho.

Jadi, sekali lagi Pimpinan Sidang yang kami hormati, kami muliakan, anggap saja itu

minta maaf kepada Anda agar bisa menjadikan ini semua landasan untuk memberi teguran

karena tidak ada manusia yang sempurna. Karena Pak Irman andaikata tidak ditegur, kita

takut malah beliau salah jalan karena orang yang sudah kedudukannya di atas, andaikata

tidak ada yang menegur, berbahaya begitu lho.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik. Terima kasih.

PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)

Terima kasih, Pimpinan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Yang arif itu, batuk pun itu suatu teguran secara halus tanpa harus Badan Kehormatan,

itu Pak ya. Terima kasih. Baik, akhirnya....

PEMBICARA: EDISON LAMBE (PAPUA)

Pimpinan, terakhir Papua.

SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015

SELASA, 23 JUNI 2015 36

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Mohon kita sepakati ya, jam 5 ini. Mana ini Papua? Ohya, silakan.

PEMBICARA: EDISON LAMBE (PAPUA)

Terima kasih kesempatan, Pimpinan.

Pimpinan, saya menyikapi yang disampaikan oleh Kadek dari Bali. Itu persoalan

serius, Pimpinan perlu menyikapi hal itu. Saya waktu rapat PURT di Sentul Bogor sudah

mengatakan kepada Setjen dengan kesekretariatan bahwa saya anggota PURT yang tidak

akan pernah hadir rapat-rapat PURT karena saya kesal apa yang kita bahas yang menjadi

keputusan kita dengan mengorbankan waktu, kesempatan, pikiran, ide, gagasan kita tuangkan

buat lembaga ini yang kita berpikir untuk seadil-adilnya kepada seluruh anggota, itu mudah

saja dibatalkan atau ditiadakan saja dengan begitu.

Tolong, Pimpinan, buka ruang untuk kita hilangkan PURT di tatib. Saya sebagai

anggota yang terhormat dan saya dipilih dari 238.000 suara itu harus terhormat di sini juga.

Dan, itu wibawa saya dan saya harus lebih terhormat daripada kesekretariatan, dan keputusan

saya tidak boleh dianulir atau dihilangkan oleh secretariat. Pimpinan perlu buka ruang itu.

Saya minta dan ini harus diseriusi karena letak kehormatan saya di mana kalau keputusan

saya tidak pernah dan Pimpinan mendapatkan mandat daripada saya dan teman-teman dan itu

harus. Pimpinan buka ruang kita hilangkan PURT di dalam tatib.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, Terima kasih Pak Edison.

Saya dulu ada beberapa ini juga, saya kebetulan terus terang secara pribadi saya kan

tidak berurusan dengan PURT. Tetapi, kalau ada masalah, mereka pernah sampaikan kepada

saya, saya jembatani. Saya pikir clear juga begitu. Jadi baiklah, ini menjadi catatan masukan.

Saya akan bawa ke dalam rapat Pimpinan ya, tetapi tidak bisa kita bahas karena tidak

diagendakan di sini, saya terima kasih. Tampaknya yang bisa saya katakan, memang ada hal

yang perlu kita tinjau kembali, perlu kita duduk bersama terkait dengan mekanisme dan

peranan dari PURT ini supaya memang bisa lebih efektif menjembatani apa yang menjadi

aspirasi dari bawah dan apa yang menjadi kebijakan dan aturan dari atas.

Baik, dengan mengucapkan alhamdulillah, Sidang Paripurna Luar Biasa kami tutup.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

KETOK 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 16.53 WIB