53
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI VI DPR RI Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT PLN Hari, Tanggal : Kamis, 25 Juni 2020 Pukul : 11.02 WIB 14.35 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Lt.1 Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Aria Bima, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sekretaris Rapat : Dewi Resmini, S.E., M.Si., Kabag Sekretariat Komisi VI DPR RI Acara : Pendalaman terkait Pencairan Hutang Pemerintah ke BUMN Tahun Anggaran 2020 Hadir : PIMPINAN: 1. Faisol Riza, S.S (F-PKB) 2. Aria Bima (F-PDIP) 3. Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.AP. (F-PG) 4. Martin Manurung, S.E., M.A. (F-Nasdem) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 5. Adisatrya Surya Sulisto 6. Gilang Dhielafararez, S.H., LLM. 7. Darmadi Durianto 8. ST. Ananta Wahana, SH 9. Sonny T. Danaparamita 10. Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus M.A. 11. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 12. Sondang Tiar Debora Tampubolon 13. dr. H. Mufti A. N. Anam FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Ir. H.M. Idris Laena, M.H. 15. Drs. Mukhtarudin 16. Lamhot Sinaga 17. H. Singgih Januratmoko, S.K.H.,M.M

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI VI DPR RI

Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT

PLN Hari, Tanggal : Kamis, 25 Juni 2020

Pukul : 11.02 WIB – 14.35 WIB

Sifat Rapat : Terbuka

Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Lt.1 Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Aria Bima, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI

Sekretaris Rapat : Dewi Resmini, S.E., M.Si., Kabag Sekretariat Komisi VI DPR RI

Acara : Pendalaman terkait Pencairan Hutang Pemerintah ke BUMN Tahun Anggaran 2020

Hadir

: PIMPINAN: 1. Faisol Riza, S.S (F-PKB) 2. Aria Bima (F-PDIP) 3. Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.AP. (F-PG) 4. Martin Manurung, S.E., M.A. (F-Nasdem) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 5. Adisatrya Surya Sulisto 6. Gilang Dhielafararez, S.H., LLM. 7. Darmadi Durianto 8. ST. Ananta Wahana, SH 9. Sonny T. Danaparamita 10. Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus M.A. 11. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 12. Sondang Tiar Debora Tampubolon 13. dr. H. Mufti A. N. Anam

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Ir. H.M. Idris Laena, M.H. 15. Drs. Mukhtarudin 16. Lamhot Sinaga 17. H. Singgih Januratmoko, S.K.H.,M.M

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

2

Anggota Ijin Undangan

18. Doni Akbar, S.E. 19. Nusron Wahid

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 20. Khilmi 21. Andre Rosiade 22. Ir. H. La Tinro La Tunrung 23. Muhammad Husein Fadlulloh, B.Bus., M.M., MBA.

FRAKSI PARTAI NASDEM (F-NASDEM) 24. Drs. H. Nyat Kadir 25. Zuristyo Firmadata, S.E., M.M 26. Muhammad Rapsel Ali

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 27. Ir. H. M. Nasim Khan 28. Tommy Kurniawan 29. Marwan Ja’far 30. Drs. H. Mohammad Toha, S.Sos., M.Si. 31. Siti Mukaromah, S.Ag., M. AP

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 32. DR. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. 33. H. Anton Sukartono Surrato, M.Si. 34. Hj. Melani Leimena Suharli FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 35. Amin AK, M.M. 36. Drs. Chairul Anwar, Apt. 37. Hj. Nevi Zuairina 38. Rafli 39. Mahfudz Abdurrahman, S.Sos FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 40. Nasril Bahar, S.E 41. Eko Hendro Purnomo, S.Sos

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 42. H. Ach. Baidowi, S.Sos., M.Si. 43. Elly Rachmat Yasin Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H. (F-P.Gerindra) Dirut PT PLN Persero, Zulkifli Zaini dan Wakil Direktur Utama, Darmawan Prasodjo beserta jajaran.

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

3

Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA):

Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin

Sekretariat berapa yang sudah hadir secara fisik maupun secara virtual terutama komposisi mengenai kourum fraksinya. 7 fraksi ya? Berarti bisa kita buka ya.

Bapak, Ibu dan Saudara-saudara sekalian,

Laporan dari sekretariat sudah ada 7 fraksi, yang hadir secara fisik disini dengan pimpinan ada kurang lebih 8, secara virtual berapa itu, virtual 7 orang, 11 sudah tanda tangan 7 fraksi sudah kourum. Dengan demikian, Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan PLN Persero. Kamis, 25 Juni 2020 akan kita segera mulai.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejaterah buat kita semua, Om Swastiastu.

Yang kami kawan-kawan Pimpinan Komisi VI, hadir dalam hal ini Ketua Komisi VI, Bapak Faisol Riza, dan Wakil Ketua Pimpinan Komisi VI, Bapak Demmer kita sebut, biasa panggilan akrabnya Bli Demmer.

Kemudian, apakah di virtual hadir Pak Martin Manurung atau Pak

Haikal? Oh, Pak Martin juga akan hadir fisik kemari. Dan Yang saya hormati, seluruh kawan-kawan Anggota Komisi VI yang hadir secara fisik di Ruang Komisi VI atau pun yang hadir secara virtual.

Marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat kepada kita semua sehingga rapat pagi hari ini dengan yang terhormat Direktur PLN bisa kita lakukan dalam keadaan sehat wal’afiat.

Selamat datang kami ucapkan kepada yang terhormat Saudara Direktur PLN Persero, Saudara Zulkifli Zaini beserta Wadirutnya Pak Darmawan Prasodjo beserta seluruh jajarannya.

Pada kesempatan ini perlu kami sampaikan bahwa sudah ada sedikit perubahan mekanisme rapat di DPR dengan new normal. Kita bisa melaksanakan hadir secara fisik dengan ketentuan tentu dengan prosentase tertentu secara profesional di masing-masing anggota poksinya. Ini bisa kita lakukan dari semua jenis rapat yang mana itu diatur di dalam Pasal 254 Ayat (4) Peraturan DPR Nomor Tahun 2020, yang tentunya semua jenis rapat dihadiri oleh anggota kecuali dalam keadaan tertentu yakni : keadaan bahaya kegentingan yang memaksa, keadaan luar biasa, keadaan konflik dan bencana, sehingga rapat-rapat ini bisa dilakukan hadir secara virtual maupun secara fisik yang tentunya daftar hadir anggota dapat dilakukan secara

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

4

elektronik lewat anggota yang tercatat Di dalam list partisipasi dalam Aplikasi Zoom.

Sesuai Rapat Pimpinan DPR tanggal 17 April 2020, tata cara rapat komisi atau alat kelengkapan dewan pada masa new normal yang diikuti oleh seluruh Anggota Dewan Komisi VI fisik dan secara virtual, memang akan lebih efektif kita semaksimal mungkin, secepat mungkin nanti kita akan selesaikan maksimal jam 1. Kalau bisa sebelum jam 1 kita selesaikan, karena kita hanya punya waktu maksimal sampai jam 2, 4 jam.

Kemudian, kita harapkan nanti dalam rapat ini kita juga bisa atur di dalam pendalaman. Memang sudah tidak seperti saat PSBB hanya jubir yang menyampaikan, tapi yang secara fisik pun bisa mempunyai hak untuk menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan dengan berbagai persoalan rapat yang ada.

Bapak, Ibu dan Saudara-saudara sekalian.

Sebelum kami menyampaikan berbagai hal yang terkait background

rapat hari ini. Maka, tadi sudah disampaikan oleh Sekretariat 7 (tujuh) fraksi sudah hadir baik secara fisik maupun secara virtual dan lebih dihadiri secara virtual dan fisik di atas 15 ya Bu? 18. Maka, dengan semangat keinginan kita untuk selalu membuat suatu keputusan-keputusan politik yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan kepentingan publik dimana rapat dengan PLN ini juga sudah kita selenggarakan selama masa Covid, yang mana kinerja PLN yang secara maksimal untuk memberikan kontribusi besar dalam situasi akibat pandemi ini. Kita melihat memang ada beberapa hal plus minusnya, tapi kita yakin bahwa Pak Dirut beserta seluruh jajarannya mempunyai niat baik untuk bekerja secara maksimal. Maka, dengan niat baik dan dengan mengucap, bismillahirrohmanirrohim, rapat kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 11.02 WIB)

Bapak, Ibu dan Saudara-saudara sekalian.

Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 20 Ayat (1) yang

menyebutkan bahwa kita mempunyai hak fungsi legislasi atau DPR memiliki hak fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. Dalam rangka menjalankan fungsi anggaran, fungsi legislasi ya. Maka, Komisi VI telah mengadakan rapat kerja dengan Menteri BUMN pada tanggal 9 Juni 2020, yang membahas mengenai pemberian dukungan kepada Badan Usaha Milik Negara berupa penyertaan modal negara berupa dana talangan dan berupa pembayaran hutang negara.

Dalam Raker tersebut disampaikan bahwa akan ada pencairan hutang Pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara tahun 2020 sebesar 108,48 triliun. Adapun pencairan hutang pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara berfungsi untuk memastikan Badan Usaha Milik Negara dapat menyelesaikan tanggung jawabnya, pelayanan publik yang menyangkut kepentingan nasional dan menjaga aktivitas perekonomian masyarakat di tengah pandemi. Dan tentunya pencairan hutang ini tidak bisa lepas dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 tentang PEN, Penyelamatan Ekonomi

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

5

Nasional, yang selanjutnya kami sampaikan bahwa salah satu hal yang terkait dengan pencairan utang pemerintah kepada PLN sebesar 48,46 triliun ini nanti mohon dipastikan kepada PLN, apakah besaran itu sudah sama informasinya seperti yang PLN terima sebagai piutang subsidi pemerintah atas penugasan public service obligation.

Dalam rapat dengan PLN kali ini, terkait dengan pembayaran hutang Pemerintah sebesar 48,46 triliun. Dalam Pasal 66 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dijelaskan bahwa Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada Badan Usaha Milik Negara untuk menyelenggarakan kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN.

Sejumlah penugasan kepada BUMN PLN mulai dari investasi di sebagian mega proyek 35.000 megawatt, membangun jaringan distribusi hingga transmisi, membuat membuat PLN berhak menerima pembayaran hutang dari pemerintah. Sesuai presentasi dari Menteri BUMN dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI pada tanggal 9 Juni 2020, di sampaikan bahwa 75% dana yang digelontorkan Pemerintah atau sebesar 108,48 triliun diberikan dalam bentuk pencarian hutang pemerintah dan 44,67% nya disalurkan kepada PLN.

Sebagai BUMN strategis, PLN juga dituntut untuk menjadi entitas bisnis yang tak hanya mampu mencetak laba, tetapi juga memberikan nilai tambah perekonomian sehingga dukungan dana ini diharapkan dapat membantu PLN. Apalagi sekarang kinerja daripada BUMN tidak dilihat dari hal yang terkait dengan benefit profit ke korporasi, tapi benefit profit pada agent development nya, bagaimana BUMN memberi kontribusi terhadap situasi di mana produk domestik bruto saat ini mengalami suatu penurunan yang drastis terhadap dampak pandemi. Maka, kita harapkan project-project hal yang terkait dengan belanja BUMN seperti PLN, itu harus terkait hal-hal yang menyangkut bagaimana semakin tingginya TKDL, semakin tingginya hal-hal yang menyangkut penurunan angka impor kita. Ini menjadi hal yang penting dalam situasi seperti sekarang ini.

Ada hal yang perlu kami tanyakan juga seperti, dalam lampiran Perpres 54/2020, tercantum bahwa PLN mendapatkan PMN sebesar 5 Triliun. Namun berdasarkan paparan dari Kementerian BUMN kepada Komisi VI, memang yang baru disampaikan PLN hanya menerima dukungan dana berupa pembayaran utang pemerintah.

Dalam rapat ini kami ingin mengetahui sebenarnya bagaimana perkembangan mengenai hal tersebut? Dan dari apa yang diberikan kepada paparan kepada DPR. Kami sudah melihat di halaman 7 ada juga PMN tahun 2020 sebesar 5 triliun yang dialokasikan sebagai program yang nanti kami persilahkan untuk diuraikan. PLN hanya menerima dukungan dana berupa pembayaran hutang Pemerintah yang disampaikan oleh Pemerintah pada rapat dengan DPR. Dan kami berharap pembayaran hutang Pemerintah, dana talangan dan pemberian kepada BUMN yang diajukan oleh Menteri BUMN. Kami ingin mendapatkan atau kami ingin mendapatkan keyakinan karena di dalam forum politik inilah tujuan bagaimana memperbaiki struktur permodalan dan peningkatan kapasitas kepada BUMN itu sangat penting. Sangat penting sehingga dukungan politik di Komisi VI ini tidak sekedar abstrak atau hanya sekedar mengikuti hal yang terkait dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 20. Tapi kita berharap apapun namanya pemberian

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

6

dana talangan PMN atau pembayaran hutang, diharapkan berdampak pada rencana kerja atau rencana usaha dari kinerja perusahaan dimasa mendatang. Sehingga, menghasilkan multiplyer effect yang akan menggerakkan perekonomian masyarakat dan memberikan kontribusi kepada penerima negara saat ini.

Kemarin ada tahun 2020 Pak Dirut, deviden itu sekitar 46 sampai 48, tapi karena situasi pandemi ini akan sangat mungkin turunnya lebih dari, lebih dari 75%. Maka, kita sangat berharap memang kita bisa memahami ya. Kalau kita lihat return RO, ROA-nya, on asetnya kita itu 8.000 triliun, Pak. Komisi VI itu beratnya disitu. 8.000 triliun tapi ROA-nya itu itu hanya kemarin 49 saja dikritik banyak banyak banyak pengamat. Tapi, kami percaya Pak Dirut beserta jajarannya paham betul, karena background Pak Dirut ini ada ....... di dalam ROA keuangan.

Diharapkan di dalam rapat ini Komisi VI dapat melakukan fungsi pengawasan dengan baik, pemberian dukungan dana tersebut baik berupa pembayaran utang Pemerintah, dana talangan pada BUMN sebagai program pemulihan ekonomi nasional dapat terukur, tepat sasaran. Dan yang terpenting lagi adalah dapat berdampak pada pemulihan ekonomi secara nasional yang tentunya kita sudah pernah rapat di sini kepada PLN untuk membuat pemetaan-pemetaan. Bagaimana pemetaan dalam skenario dampak ringan, dampak menengah dan dampak berat. Karena, PLN ini adalah suatu industri strategis yang sangat berdampak pada hal yang terkait dengan kepentingan masyarakat, yang terkait dengan hajat hidup orang banyak. Maka, dukungan politik kepada PLN lewat rapat-rapat Komisi VI ini betul-betul sangat ditunggu rakyat. Rakyat ini jangan sampai merasa kesendirian, dari dan oleh rakyatnya itu diberikan pada kita pada tanggal 17 April sehingga, 54 Anggota Dewan itu ada disini, Pak. Untuk rakyatnya kita dituntut 5 tahun, termasuk untuk rakyat bagaimana mengawasi kerja PLN yang saat ini sangat penting dibutuhkan untuk hal-hal yang terkait dengan masa pandemi ini.

Demikian pengantar kepada kami dan selanjutnya kami mohon

persetujuan kepada kawan-kawan. Kami persilahkan kepada Pak Dirut untuk menyampaikan paparannya

terkait dengan pemanfaatan pembayaran utang dan tadi sudah disebutkan juga penggunaan dana pensiun sebesar 5 triliun.

Selanjutnya, akan kita berikan kesempatan pada teman-teman pedalaman dan yang akhirnya nanti akan kita minta respon baik secara lisan maupun secara tertulis sebagai dokumen kami, risalah rapat kami. Karena, ini menyangkut uang yang tidak kecil. Maka, pertanyaan jawaban tertulis pun juga sangat kami butuhkan atau sangat penting buat dokumen risalah rapat yang masuk dalam dokumen negara. Apakah usulan agenda kita bisa disetujui? Setuju ya.

(RAPAT:SETUJU)

Untuk pertama kita akan beri kesempatan rapat ini sampai 12.00, kalau

nanti kurang bisa kita perpanjang. Setuju?

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

7

(RAPAT:SETUJU) Selanjutnya, kepada yang terhormat Saudara Direktur PLN Persero

untuk menyampaikan paparannya dari pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah pernah juga kami sampaikan dalam rapat sebelumnya. Waktu dan tempat kami persilahkan.

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA):

Terima kasih, Bapak Ketua.

Bismillahirrohmanirrohim.

Yang terhormat Pimpinan Komisi VI DPR RI, Ibu dan Bapak Anggota Komisi VI DPR RI.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI yang terhormat.

Mengawali paparan ini, izinkan kami memperkenalkan jajaran direksi

PLN. Saat ini, PLN memiliki 11 jajaran direksi yaitu, kami sendiri Zulkifli Zaini Direktur Utama, kemudian Bapak Darmawan Prasodjo sebagai Wakil Direktur Utama, Ibu Sinthya Roesli sebagai Direktur Keuangan, Bapak Iqbal Nur sebagai Direktur Perencanaan Korporat, kemudian Bapak Bob Saril sebagai Direktur Niaga dan Manajemen pelanggan, Bapak Ikhsan Assaat sebagai Direktur Mega Project, Bapak Rudy Hendra Prastowo Direktur Energi Primer, Ibu Sofi Lukman Direktur Human Capital Management, kemudian Bapak Wiluyo Kusdwiharto sebagai Direktur Bisnis di Sumatra dan Kalimantan, kemudian Bapak Haryanto WS sebagai Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali, kemudian Bapak Samsul Huda sebagai Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.

Selanjutnya, kami menjelaskan secara ringkas dampak Covid-19 terhadap PLN, sehingga PLN harus melakukan hal-hal sebagai berikut, yaitu : meninjau kembali rencana investasi proyek-proyek ketenagalistrikan dengan menyesuaikan proyeksi pertumbuhan beban dan kondisi terkini, investasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan skala besar baik pembangkit, transmisi dan gardu induk dilakukan dengan skala prioritas dengan memperhatikan urgensinya. Proyek dengan prioritas tinggi didorong agar tetap berjalan dengan menyediakan anggaran sesuai kebutuhan sehingga, selesai pada tahun 2020. Proyek yang secara prioritas masih dapat ditunda penyelesaiannya, maka dilakukan penundaan dengan mitigasi yang baik sehingga, tidak berdampak signifikan terhadap sistem kelistrikan.

Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI yang ke terhormat.

Sebagaimana RDP sebelumnya, tanggal 22 Juni 2020 dimana

disebutkan tentang nilai hutang Pemerintah kepada PLN sebesar 48 triliun. Yang dimaksud dengan 48 triliun tersebut terdiri dari Rp45 triliun berasal dari

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

8

kompensasi tarif listrik 2018 dan 2019, dan Rp3 triliun berupa tambahan subsidi, kebijakan diskon tarif rumah tangga. Besarnya piutang PLN dari pemerintah sebenarnya adalah dari kompensasi tarif dengan total sebesar 45,42 triliun yang terdiri dari kompensasi tahun 2018 sebesar 23,17 triliun dan kompensasi tahun 2019 sebesar 22,25 triliun. Untuk kompensasi 2018 telah terdapat alokasi pembayaran sebesar 7 triliun 170 miliar koma 27 Juta, namun belum terbayar.

Dapat kami sampaikan juga bahwa telah terbit revisi DIPA subsidi 2020 sebesar Rp62,82 triliun yang mencakup subsidi rutin dan tambahan subsidi program stimulus rumah tangga kecil yang nilainya sebagai berikut : 15 triliun pencairan sampai dengan Juni 2020. Rp39 triliun sisa pagu subsidi listrik, sedangkan tagihan subsidi bulan Mei dan triwulan 1/2020 sebesar Rp4,8 triliun, serta realisasi diskon tarif rumah tangga sampai dengan bulan Juni 2020 sebesar 3,1 triliun masih dalam proses verifikasi dan pencairan.

Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI yang terhormat.

Kami jelaskan terkait kronologis kompensasi tarif yang dimulai sejak

2014 dimana tarif adjustment diberlakukan setiap bulannya atau monthly dan disesuaikan terhadap faktor ICP, kurs dan inflasi. Sejak 2017, tarif adjustment tidak diberlakukan lagi atau tarif tetap. Konsekuensi dari hal tersebut diberikan kompensasi tarif dari pemerintah ke PLN sebesar pada tahun 2018 nilainya Rp22,25 triliun yang sudah diakui melalui surat Menteri Keuangan.

Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI yang terhormat.

Terkait dengan alur proses pelaksanaan diskon tarif dan penambahan

alokasi subsidi, dapat kami jelaskan bahwa pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan memberi penugasan kepada PLN untuk memberikan keringanan pembayaran angka pandemi Covid 2019 yang terdiri dari: 1. Diskon 100% untuk pelanggan R1 450VA dan diskon 50% untuk pelanggan R1 900VA selama 3 bulan. Kedua, diskon 100% untuk pelanggan B1 450VA dan I1 450VA selama enam bulan. Ketiga, kebijakan diskon untuk pelanggan R1 450VA dan R1 900VA diperpanjang waktunya menjadi 6 bulan.

Kemudian, PT PLN Persero melaporkan mekanisme pelaksanaan diskon, estimasi tambahan subsidi dan permohonan penganggaran tambahan subsidi tersebut agar dapat dibayar di tahun berjalan kepada Pemerintah. Selanjutnya, dilakukan proses revisi daftar isian pelaksanaan anggaran atau dipa, dilanjutkan kemudian dengan proses penagihan verifikasi dan pencairan subsidi listrik.

Terkait dengan penyertaan modal Pemerintah tahun 2020, sebagaimana tadi disampaikan oleh Bapak Ketua Rapat, kami jelaskan sebagai berikut. PT PLN persero telah mendapatkan penyertaan modal negara PMN Tahun Anggaran 2020 sebesar 5 triliun, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. PMN tahun 2020 ini yang tadi sebesar 5 triliun, saat ini masih dalam proses pengajuan Peraturan Pemerintah atau PP-nya.

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

9

Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI yang kami hormati. Demikian paparan kami sampaikan. Atas perhatian Pimpinan beserta Bapak dan Ibu Anggota Komisi VI DPR

RI, kami menyampaikan terima kasih dan sidang kami kembalikan kepada Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Demikian, paparan dari Direktur PLN. Mohon izin, teman-teman karena ini menyangkut sesuatu yang

menyangkut tanggung jawab kita sebagai lembaga, marwah Komisi VI. Saya ingin menanyakan dulu, karena ini penting risalah rapat ini terkait dengan masalah penyertaan modal negara, maupun pembayaran utang.

Tadi, disebutkan di situ bahwa mengenai dana kompensasi 45,42 triliun ya. Jadi, ini kan kami menanyakan hal-hal yang terkait dengan kondisi yang sekarang ini, Pak kondisi yang sekarang ini kan PLN selalu menyampaikan pada hal-hal yang terkait dengan kerugian-kerugian posisi keuangannya. Nah, supaya clear apa yang yang yang saat ini sering kita baca tentang mengenai laporan keuangan triwulan 1 PLN yang rugi 38 triliun ya. Kami mendengar dari media maupun berdasarkan laporan keuangan PLN yang disampaikan kepada publik, mengalami kerugian 38 triliun. Nah, ini ini bagaimana penjelasannya ya, supaya masyarakat yang ramai beredar ini mengenai kerugian PLN ini dapat dalam laporan triwulan 2020, apa saja yang sebenarnya hal tersebut bisa terjadi ya.

Kita ingin mendapatkan koran secara langsung, tidak dari berita-berita yang ada ya, mengenai hal yang terkait dengan penurunan capex dan langkah-langkah yang akan dilakukan PLN tuh seperti apa. Kemudian, ada ada laporan keuangan yang rugi, sementara kita juga harus tahu kaget ternyata pemerintah pun juga punya piutang, punya utang terhadap PLN yang kali ini besaran yang dibayarkan sebesar 48 triliun.Sebenarnya, seperti apa sih pada embayaran-pembayaran dari pemerintah itu, kok sampai terjadi terjadi hal yang merugikan, sementara kita juga memberi beban berat untuk tugas PLN dalam situasi Covid ini. Kalau, sampai ada apa-apa, seperti kejadian mati lampu semacam itu ya. Ini kan membahayakan, ini yang kami inginkan.

Kemudian, mengenai yang sering juga kita bagaimana sebenarnya PLN ini menjelaskan tentang kondisi keuangan yang tadi saya sebutkan. Dimana PLN harus menyediakan tenaga listrik yang belum dibayarkan dengan dana kompensasi yang kemarin 450 watt nya, kemudian ada kompensasi lagi yang subsidi 900 Watt. Karena, terus terang Komisi VI akan sedikit menuntut lagi, karena situasi yang tidak miskin menjadi miskin, dimungkinkan kah itu mendapatkan subsidi dan situasi ini.

Dari jawaban Bapak nanti, akan ada satu lagi permintaan mungkin dalam rapat ini, yang kena PHK, yang kemudian di rumahkan, yang dulu bisa bayar. Kalau toh dia belum bisa bayar, apa kebijakannya.

Saya kira ini, hal yang perlu dijelaskan karena, nanti ke pendalaman, karena ini sangat terkait dengan 48 triliun itu yang saya kaget ternyata utang

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

10

itu juga baru sekarang ini dibayarkan. Mohon, bisa dijelaskan tentang laporan keuangan kerugian itu dengan utang, kalau itu di-combine kan jadi tidak tidak rugi, maksud saya itu.

Silakan, Pak.

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Terima kasih, Bapak Pimpinan. Pertama, kami mohon izin untuk menjelaskan mengenai laporan triwulan

1 PLN yang rugi Rp38 triliun. Sesuai ketentuan undang-undang, PLN wajib menyampaikan laporan keuangan setiap triwulan pada tahun pembukuan. Sesuai dengan yang telah kami sampaikan kepada Bapak, Ibu Anggota Dewan sebelumnya, kerugian yang tercatat dalam laporan keuangan triwulan 1/2020, merupakan kerugian yang sifatnya rugi kurs dan merupakan translation lost yang unrealise. Kerugian tersebut terjadi akibat adanya perbedaan kurs Dolar pada tanggal 31 Desember 2019 dengan 31 Maret 2020 pada saat laporan keuangan disampaikan. Berdasarkan praktek laporan keuangan koperasi, harga kurs Dolar yang digunakan sebagai basis perhitungan adalah harga Dolar yang tercatat pada hari dimana laporan keuangan tersebut dibuat. PLN memiliki likuiditas yang kami jaga secara pruden dan konservatif. Secara keuangan PLN juga telah bekerjasama dengan banl-bank himbara dengan memiliki committed facility yang diberikan oleh bank bank tersebut sebesar Rp28 triliun. Selain itu, PLN juga mencadangkan dari manday market line sebesar Rp7 triliun yang kami rencanakan untuk di up size sehingga menjadi 15 triliun hingga 20 triliun. PLN juga sedang mengusahakan pinjaman internasional dengan bunga sangat rendah dari pasar internasional untuk memastikan kestabilan keuangan perusahaan termasuk pinjaman jangka panjang untuk keperluan pengembangan bisnis yang kami jalankan.

Yang berikutnya,

Bapak Pimpinan dan Bapak, Ibu Anggota Komisi VI yang kami hormati. Kami izin untuk menyampaikan respon yang terkait dengan penurunan

capex dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh PLN.

Bapak, Ibu Anggota dewan yang terhormat. Dengan adanya penurunan capex sesuai dengan PLN saat ini. Kami

sedang melakukan penyisiran dan memilah untuk pembayaran biaya-biaya operasi secara bertahap dan menyusun berdasarkan prioritas sehingga, dampak dari penurunan belanja modal tetap dapat dikendalikan sesuai dengan anggaran operasi.

Kami sangat menyadari pentingnya menjaga biaya penyediaan listrik tetap stabil, menjaga layanan yang tetap andal dan berkualitas, sekaligus menjaga beban fiskal Pemerintah agar tetap terjaga. Pada saat yang sama kami juga menyadari pentingnya kepercayaan dari mitra-mitra PLN yang

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

11

bekerjasama dengan kami dalam menyelenggarakan dan menyediakan ketenagalistrikan. Sangat penting pula bagi PLN untuk tetap memperhatikan kondisi keuangan para mitra PLN. Sehingga, prioritasisasi pembayaran biaya operasi ditentukan berdasarkan faktor-faktor yang kami sebutkan tadi.

Penurunan capex juga mengharuskan PLN untuk menjaga kondisi keuangan, menyisir dan memeriksa kembali rencana dan biaya investasi dengan mengakomodasi kebutuhan atau demand tenaga listrik, yang juga berubah akibat adanya pandemi Covid-19. Penyisiran atas biaya investasi tersebut, kami lakukan dengan sangat hati-hati, karena pandemi memiliki tingkat kepastian yang sangat tinggi, mohon maaf, memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, sehingga kami tidak boleh melakukannya secara business as usual.

Kemudian yang berikutnya, yang disampaikan Bapak Pimpinan, yang terkait mengenai dana kompensasi Rp45,42 triliun.

Bapak, Ibu sekalian.

Pemerintah memutuskan tarif listrik yang diusahakan oleh PLN, tidak

mengalami kenaikan sejak Januari 2017. Untuk semua golongan pelanggan, bahkan untuk pelanggan dengan daya terkecil tarif listrik tersebut tidak naik sejak tahun 2003. Komposisi antara golongan tarif yang mendapatkan subsidi besarnya 25%, sedangkan golongan tarif mendapatkan kompensasi sebesar 75% dari seluruh pelanggan kami yang jumlahnya 75 juta pelanggan.

Sesuai dengan Undang-Undang 19, mohon maaf, Undang-Undang 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, penjelasan pada Pasal 66 yang merupakan bagian tak terpisahkan dari undang-Undang tersebut menyatakan, meskipun BUMN didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, tidak tertutup kemungkinan untuk hal-hal yang mendesak, BUMN diberikan penugasan khusus oleh pemerintah. Apabila penugasan tersebut menurut kajian financial tidak visible, Pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang dikeluarkan oleh BUMN termasuk margin yang diharapkan. Demikian Pasal 66 Undang-Undang 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Untuk menutupi selisih antara biaya penyediaan listrik dengan tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah, PLN menggunakan pinjaman. Apabila kompensasi yang sebesar Rp45,42 triliun tersebut dibayarkan. Maka, PLN akan dapat menutup pinjaman yang kami lakukan tersebut. Perlu kami sampaikan, pinjaman yang didapat PLN tersebut memiliki biaya modal atau cost of capital sehingga, apabila dapat dilunasi dari dana kompensasi tersebut, keuangan PLN akan semakin sehat dan PLN dapat menjaga biaya oprasi penyedia listrik. ………. :

Interupsi. Pak, sebentar Pak. Interupsikan Pak Bimo. Jadi, dengan adanya yang 45 triliun ini, keuangan Bapak yang tadinya

berat di Bulan Oktober itu bisa terselesaikan, pasti itu?

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

12

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): In Syaa Allah, Pak In Syaa Allah akan.

………. : Yakin nggak Bapak nggak ini dengan 45 triliun ini? Terus kemudian,

kan kalau tidak katanya dalam Oktober 2020 ini, kesulitan keuangan PLN begitu. Tapi, dengan turunnya 45 triliun ini, likuiditas Bapak jadi baik sampai kepada akhir tahun dan Bapak yakin itu ya.

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA):

Jadi, secara umum Pak, keuangan PLN akan sangat terbantu nantinya

In Syaa Allah dengan ada pembayaran dana kompensasi yang akan kami terima dari Pemerintah sebesar 45 triliun ini ya. Dengan masuknya dana tersebut, kami akan memastikan bahwa operasi PLN kan tetap aman sampai dengan berakhirnya tahun 2020.

Selain itu, PLN akan mengoptimalkan kan pendapatan dari penjualan listrik yang diterima setiap bulan dari pelanggan, juga sehingga secara operasional kami dapat tetap memberikan pelayanan ketenagalistrikan yang berkualitas dan dapat diandalkan.

Demikian, Pak.

KETUA RAPAT: Pak Dirut, jadi nggak bener dan Pak Dirut yakin bahwa PLN ini akan

collapse, akan bangkrut, hanya bertahan sampai Bulan Oktober. Pak Dirut yakin itu tidak akan terjadi?

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA):

Tidak akan terjadi, Pak In Syaa Allah kalau.

KETUA RAPAT: Kalau apa?

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Ada kompensasi tadi dibayarkan sebesar.

KETUA RAPAT: Jadi, keputusan Komisi VI ini kalau menyetujui, Bapak yakin bahwa

Bapak bisa mengatasi kesulitan likuiditas dalam bulan-bulan mendatang dengan pelayanan yang optimal untuk masyarakat.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

13

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Iya, Pak.

.......... :

Karena, pengaduannya banyak di kita, Pak. Jadi, kita.. KETUA RAPAT:

Demikian, kawan-kawan paparan yang cukup optimis dari Pak Dirut PLN

dengan kondisi yang akhir-akhir ini kita cukup prihatin, situasi keuangan yang selalu dihembus-hembuskan di media bahwa perusahaan negara yang mengalami hajat hidup orang banyak ini akan collapse, akan bangkrut karena situasi keuangan yang ada hanya sampai Bulan Oktober. Ternyata, Pak Dirut menyakinkan dengan bantuan yang kita putus kan nanti dalam rapat ini, optimis akan bisa mengatasi likuiditasnya.

Kami persilakan, yang sudah mendaftarkan dari sayap kiri. Ibu Nevi Zuairina, Pak Amin, Pak Nasim Khan. Dari sayap kanan, Pak Mufti Anam, Pak Lamhot Sianga, Pak La Tinro, Pak Muhammad Hasfi Ali, Pak Sonny, Pak Mukhtarudin, Pak Adisatrya dan Pak Mohammad Toha.

Untuk kehormatan hari ini, kami persilakan dari sayap kiri, perempuan dulu. Ibu Nevi Zuairina.

Kami persilakan, Bu.

F-PKS (Hj. NEVI ZUAIRINA): Terima kasih, Pimpinan. Lengkap hadir pada hari ini, makasih sekali lagi.

Anggota Dewan Komisi VI kami hormati dan juga dari PLN, mitra kerja kami kami Komisi VI.

Jadi, langsung saja karena waktu kita juga sebentar. Kita tahu, sudah

tahu tadi hutang Pemerintah itu bahkan kalau kita lihat dari paparan, di tahun 2018 terdapat alokasi pembayaran sebesar 7 triliun. Namun, belum dibayar. Nah, ini kailnya dimasukin ke dalam halaman yang keenam, totalnya itu 52 triliun. Jadi, 7 triliun 2017, 23 triliun 2018 dan 2019 22 triliun. Jadi, utang Pemerintah nih udah lama nih Pak ya, sudah jatuh tempo sejak tahun 2017 bahkan tidak, belum dibayarkan. Jadi, kita ini kalau bicara masa depan nih Pak, susah Pak ya. Artinya, kalau udah ini ya harus kita tagih ke Pemerintah gitu ya, harus dibayarkan. Karena kan, ini mau undang-undang kita lihat bahwa PMN ini untuk PSO, Pak ya, untuk melayani masyarakat. Kita fokus ya, mudah-mudahan masyarakat bisa terlayani listriknya dengan baik. Apalagi di daerah 3T ada hampir berapa persen lagi lah tidak terlayani dan kita membutuhkan dana yang juga tidak sedikit ya, karena masih ada daerah yang belum ada listriknya.

Untuk itu, kedepan ya kita harus ini apa yah jangan istilahnya lempar-lempar sini gitu ya. Ya, istilahnya Pemerintah ingin di bayar gitu, sesuai

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

14

dengan tahun ya gitu Pak ya. Jangan apa namanya, jangan ya jangan ya kita berteriak lah gitu ke Pemerintah agar dibayar karena, kita masa depan nggak tahu kondisi itu dan sekarang kita sudah rasakan. Kita nggak minta, tau-tau dibayar 52 triliun atau tadi Bapak sudah bilang 48 triliun, ya karena kondisi begini berat gitu untuk bayarnya. Ya, kalau bisa dicicil, tadi kata Pak Aria Bima kan supaya nggak bangkrut dibayar semua gitu ya. Tapi, sekarang kan berat Pak ya, rakyat membutuhkan dana yang segar untuk makanan dan kebutuhan primer dan penyelamatan UMKM, yang berdampak langsung pada masyarakat.

Tadi, Pak Dirut sudah menyampaikan beberapa poin langsung saja mungkin, sama di dapil saya ya. Listrik ya mahal dan tetap harus dibayar, sedangkan produksi mereka juga sepi pembeli akibat Covid ya, tadi sudah disampaikan ya. Kita minta diperpanjang bulannya ya atau digratiskan ya seperti disampaikan oleh Pak Pimpinan, Pak Aria Bima tadi. Ya karena, sekarang masyarakat tidak bisa membayar listrik. Banyak orang miskin baru di negara ini, ya karena dengan pandemic Covid-19 ini tidak ada transaksi jual beli yang mereka tidak dapatkan uang untuk bayar listrik. Iya dan kita harapkan mereka dibantu ya dengan daripada relaksasi PLN kepada masyarakat kita ini. Itu yang kedua, Pak.

Yang ketiga, Pak. Salah satu penyebab beban usaha PLN naik, karena naiknya pembelian tenaga listrik yang sangat besar oleh PLN dari perusahaan peindustrian listrik swasta, Pak yang mencapai 25,83 triliun, naik 29,4 triliun secara tahunan dari kurang 1 2019. Kami mencatat kenaikan paling tinggi adalah pembelian listrik dari PT Sumber Segara Primadaya yang naik hingga 124% menjadi 3,4 3 triliun. Selain itu, PLN juga membeli listrik dari PT Shenhua guohua PJBI senilai 1,38 triliun, dimana pada periode yang sama tahun lalu, PLN belum melakukan pembelian listrik dari perusahaan tersebut. Ini perlu dijelaskan, bagaimana pembelian listrik dari swasta bisa terjadi. Apakah PLN tidak mampu memperkirakan beban puncak listrik, sehingga PLN bisa mempersiapkan secara maksimal potensi sumber listrik yang lain diluar swasta? Berat Pak ya, kita beli apa namanya listrik dari swasta ya, harganya sangat tinggi sekali. Mungkin, itu menyebabkan kompensasi ya, kita yang besar.

Lalu yang keempat, Pak. Kita tahu bahwa ini sosialisasi Pak, bagaimana tagihan listrik naik 3 bulan, kita tadi sudah bapak udah sampaikan, kita juga sudah paham. Tapi, mungkin sosialisasi penting Pak ya, kan karena ada yang naik sampai 20 kali lipat, ada rumah kosong tagihan listriknya melonjak. Ini penting, Pak sosialisasi ya, baik dengan berbagai cara Bapak beritahu, juga paham tidak naik sejak 3 tahun yang lalu. Ya, kepada seluruh pelanggan, seluruh pelanggan pascabayar perlu disampaikan secara komprehensif ya. Dan tentu kami juga mengajukan, Pak, bagaimana adanya digitalisasi, Pak untuk pencatatan tagihan listrik ini. Jadi, ada transformasi ya yang baik supaya jangan konvensional, Pak ya dari rumah ke rumah mencatat ya, ya ini kita juga minta supaya PLN juga melakukan dengan baik.

Pak, lanjut tadi untuk 3T tadi kita minta perhatiannya. Untuk mencapai 100% butuh biaya 11 triliun, saat ini baru ada dana 2 triliun. Ini kita harapkan semua daerah terelektrikfikasi ya sampai 100%.

Itu saja, Pimpinan. Terima kasih.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

15

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

............ : Pimpinan, informatif sedikit, Pimpinan. Informatif sedikit. Ah, Pak Pak Dirut, itu kan ada 52,8 utang piutang ditambah pagu

Pemerintah. Terus yang dibayar sekarang 45 triliun, 7 triliunnya Bapak mau tutupin dari mana kalau memang. Ini mohon penjelasan, Pak kan ada 7 triliun itu CC -ya.

KETUA RAPAT:

Utangnya 52 piutangnya. Ada devisit 7,46 triliun ini pencarian utang

kompensasi ini info dari mana, Pak? Yang ada di halaman 6.

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Baik, Bapak Pimpinan. Hutang kompensasi pemerintah, itu 2017, 2018 dan 2019. Yang 2017

sebesar 7 triliun itu sudah dibayar di tahun 2019 akhir. Jadi, yang kita bicarakan pada kesempatan hari ini adalah kompensasi 2018 dan 2019 aja Pak. Itu yang 45, karena yang 7 sudah dibayar di akhir 2019.

KETUA RAPAT:

Kami persilakan, selanjutnya Bapak Muhammad Toha. Selanjutnya,

Bapak Adisatrya menyusul Bapak Mukhtarudin.

............ : Ke Banggar dulu sebentar.

KETUA RAPAT: Bapak Sonny T. Danaparamita.

F-PDIP (SONNY T. DANAPARAMITA): Terima kasih, Pimpinan.

Yang saya hormati teman-teman Anggota Komisi VI, dan Dirut PLN beserta seluruh jajaran.

Tadi sudah banyak, bukan pendala, bukan konfirmasi tapi pendalaman

dari Pimpinan sudah lumayan cukup ya. Tapi, saya melihat bahwa pertama, kalau lihat paparannya Pak Dirut, saya kira cukup menarik karena bahwa bicara soal di tengah pandemi ini lebih memikirkan soal mitigasi risikonya dan sebagainya. Ini kadang-kadang BUMN lain tidak melakukan itu dan tadi juga

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

16

sudah disampaikan dengan sangat optimis sekali kalau 45 ini clear ya, tidak jadi urep lagi lah. PLN kembali akan tetap satu-satunya BUMN yang habis gelap terbitlah terang. Lingkari ini, Pak. Jadi, meskipun Bapak sudah beberapa kali menyampaikan jawaban atas naiknya lonjakan listrik, tapi saya melihat belum ada kejelasan soal itu. Pertama, kalau saya lihat dari berbagai jawaban Pak Dirut atau pun yang lain, semua ada 2 hal : pertama, karena apa masa stay home, masa pandemi. Yang kedua, naiknya lonjakan penggunaan dengan berbagai cerita lah, karena banyak orang di rumah, ibu ibu kemudian bikin kue atau yang sempat dikritik oleh teman-teman Komisi VII, masa jawabannya kebanyakan nonton drakor. Jadi, sebetulnya berapa sih di rumah masyarakat kita itu yang punya TV sampai kalau dilihat 24 jam dan dan saya saya mohon maaf, saya Zoom juga menggunakan paparan, saya pengen tahu sejelas-jelasnya soalnya, Pak.

Jadi, pertama soal tagihan listrik ini In Syaa Allah bukan hanya di Komisi VI atau Komisi VI bahkan badan cyber pun juga meminta akan melakukan investigasi soal ini. Kalau di media, jawabannya investigasi belum bisa secara jauh menyimpulkan maksudnya apa, karena PLN sendiri belum menyerahkan data pelanggannya. Kemudian, Menko Kemaritiman juga menyampaikan bahkan agak agak keras dengan apa situasi ini. Ini yang bohong PLN ataukah masyarakat.

Kalau kita keliling di PLN, kemarin-kemarin itu awal, ketika pembayaran banyak sekali kantor-kantor PLN didatangi oleh pelanggan dan semuanya mempertanyakan kenapa naiknya kok sampai luar biasa. Disampaikan bahwa ya memang salah satunya karena pencatatan meterannya yang tidak ada mulai Maret kalau nggak salah, Pak ya. Maret diharapkan ini konsumen dibebani untuk menyampaikan penggunaan listriknya melalui foto, tapi saya kira pertama kalau Bapak menyampaikan Bulan Maret itu apa namanya, pencatat meternya berhenti, saya kira itu hanya terjadi di DKI. Karena setahu saya, saya juga coba mengakses webnya PLN, rilis terkait pencatat meteran tidak keliling dari rumah ke rumah itu hanya dilakukan oleh DKI Jakarta saja. Justru MPT pada bulan yang sama melakukan survei-survei ke rumah-rumah terkait dengan TNP2K. Jadi, saya kira jawaban jajaran PLN bahw ini karena meteran yang tidak dihitung secara langsung dan jawaban itu di generalisir untuk seluruh wilayah Indonesia ya hanya mengada-ada saja. Bahwa sekali lagi kalau kalau yang tidak melakukan pencatatan pemeteran hanya di DKI Jakarta, Pak. Tapi, silakan nanti ditanggapi. Karena, properti saya di slide selanjutnya saya tunjukkan bahwa NTT, seluruh karyawan PLN datang ke masyarakat dalam rangka segera menyelesaikan yang terkait dengan TNP2K.

Lalu kemudian, sekitar Maret, April, Mei tidak begitu banyak gonjang-ganjing karena semua juga pada takut di rumahnya masing-masing masa pandemi. Juni kemudian ramai lagi soal tagihan lonjakan listrik ini. Banyak berita yang viral itu misalkan, yang punya bengkel bengkel las di Malang, 20 juta tiba-tiba tagihannya. Tapi, sudah diklarifikasi hanya karena ada kondensator ya Pak kalau nggak salah. kondensatornya rusak. Tapi, Bapak harus ingat bahwa ini jawaban ini yang memang faktanya seperti itu. Tapi, sebagai sebuah badan usaha yang memberikan jasa, ada undang-undang konsumen yang salah satu hak konsumen adalah memberikan pendidikan kepada konsumen. konsumen dari bengkel las ini menyatakan bahwa, “loh saya nggak dikasih tahu”. Ini sama yang terjadi dengan, siapa Pak Mufti artis cantik istrinya Arie Untung itu. Jadi, dia ganti meteran tiba-tiba juga

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

17

mendapatkan tagihan 20 juta. Hah? Saya wajah istrinya yang ingat. Ganti meteran, maksudnya pingin untung, ga taunya bunting malah kena 20 juta, tapi kemudian ya syukur alhamdulilah PLN mengakui itu, itu kesalahan dari pihak PLN. Jadi, saya kira apa itu hanya satu contoh saja di permukaan. karena di bawahnya ada banyak.

Kalau kemarin, kemarin apa tadi Bu Evi menyampaikan keluhan masyarakat. Saya akan juga tunjukkan satu contoh bagaimana pelanggan yang naiknya meskipun tidak ratusan, puluhan juta, tapi sudah bisa sekian ratus persen. Jadi, Pak coba yang yang apa namanya terus, nah ini. Jadi ini, ini rumah dari sama dengan Dus Mufti, ini rumah dari seorang Gus di Banyuwangi, Putra Kyai di satu kecamatan di Banyuwangi sana. Rumah ini dibeli tidak sampai 2 tahun yang lalu dan rumah itu baru dipakai pada Bulan Februari. Tapi, Bapak bisa lihat kenapa tagihannya bisa fluktuatif seperti itu. Dari jawaban PLN, kalau rumah tidak dipakai tetap akan kena biaya beban minimal. Disitu, kalau saya lihat fluktuasinya dia hanya kena Rp 51.012,- Tapi, pada Bulan Agustus kena 86, pada Bulan Juli kena Rp100.600,- dan kemudian pada Bulan Juli tiba-tiba Rp 738.000,- Dia mengakui bahwa ini mau dipakai, Mas. Tapi, kenapa pakainya mahal. Sampai saya tanya apa aja barang elektronik di rumah Gus Amas, tapi bukan Amas Bupati kakaknya Mufti. Jawaban dia, dia hanya punya satu televisi jarang dipakai, karena lebih senang baca kitab kuning daripada nonton televisi apalagi drama Korea. Yang menyala setiap hari hanya kulkas yang tidak terlalu besar, AC tidak ada, lampu totalnya jumlahnya 10, nggak mungkin siang hari juga nyala ataupun kalau nyala semua nggak mungkin karena di total barang elektronik itu kalo nyala bareng pasti akan jeglek.

Jadi, sekali lagi pernyataan-pernyataan yang sudah disampaikan oleh PLN karena ini masa pandemi banyak orang di rumah. Yang kedua, penggunaan listrik yang maksimal. Menurut saya, sekali lagi masih tidak masuk akal karena, saya coba hitung bener di slide sebelumnya, berapa sih kebutuhan kita itu yang kita gunakan energi yang kita butuhkan dalam satu bulan. Itu nggak mungkin sampai besar sekali. Apalagi dimasa pandemi, bapak-bapaknya yang biasanya boros menggunakan listrik, pasti auto pilot emak-emaknya mengingatkan. Jadi, sekali lagi kita tadi Pimpinan juga menyampaikan kita akan bantu, apalagi ada rumor beredar mau collapse dan sebagainya. Kita akan lakukan itu. Tapi, tolong Pak sistemnya dibenahi semua. Bahwa soal digitalisasi itu sudah bukan bukan hanya tuntutan, keinginan teman-teman masyarakat, tapi PLN sendiri sebenarnya juga sudah mulai melakukan itu. Bahkan, di alat meteran yang salah pun juga pernah terjadi.

Jadi, sekali lagi mohon maaf kalau saya harus menyampaikan soal lonjakan tagihan ini lagi. Saya berani, karena Pak Dirut sebelumnya menyampaikan kalau ada kritikan kayak gini, bentuk cinta masyarakat kepada PLN, katanya gitu Pak. Kalau saya sampai nyampaikan sekarang, bukan hanya cinta lagi tapi juga sangat nafsu.

Jadi, terakhir. Saya hanya mengingatkan kepada PLN. Kalau Bapak melakukan jawaban-jawaban itu saja tanpa meletakkan para pelanggan sebagai seorang konsumen yang sesungguhnya, sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen, ya sangat potensi Bapak-bapak melanggar hukum.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

18

Yang kedua, yang namanya pelanggan di setiap rumah ada meterannya. Republik ini punya aturan soal tera-tera ulang dan sabagainya. Kalau tadi BSS ini menyampaikan data pelanggan diminta PLN aja belum jelas, saya pengen jawaban dari Pak Dirut pada siang hari ini sebetulnya berapa sih jumlah pastinya dari pelanggan PLN se-Indonesia? Berapa meteran yang sudah baru? Ada berapa meteran listrik yang perlu ditera ulang dan ada berapa meteran yang perlu diganti total? Saya kira, tidak fair kalau disampaikan bahwa kalau ada masyarakat yang mengadu, kemudian ditunjukkan meteran nya, datanya, “oh, kami punya data itu”. Data PLN dari mana, dari meteran, meteran yang mana, meteran yang boglek itu, yang sudah mohon maaf, yang sudah rongsokan itu kalau bisa digunakan sudah lebih dari 15 tahun. Jadi, konsumen dalam posisi korban semuanya termasuk Anggota DPR yang ada di disini, yang menggunakan rumah jabatan anggotanya. Saya nggak tahu, Pak Bimo, Pak Pimpinan. Itu terakhir diganti kapan meterannya? Yang lama-lama di sini kan mungkin sudah, ngeri-ngeri sedap Pak dan itu menjadi kewajiban PLN untuk segera membenahi. Karena, kalau jawaban lebih dari 15 tahun meteran itu, bukan hanya meteran nya aja yang udah gak jelas menghitung, tapi potensi untuk terbakarnya sebuah rumah ya sangat mungkin itu terjadi.

Saya kira, itu saja Pimpinan yang bisa disampaikan. Sekali lagi, mohon Pak. Jadi, saya tidak ingin jawaban yang seperti yang lain-lain bahwa hanya karena pandemi, hanya karena penggunaan itu saja dan tsaya juga tidak mau hanya menyampaikan. Oh, data di tempat saya ada. Ini satu contoh tadi, Gus Amestu menyampaikan, “oh diperiksa terus, datang ke PLN fotonya meteran ada, tapi dia nggak pernah keluar rumah. Padahal tukang meterannya nggak datang ke rumah itu.” Ini contoh-contoh kecil yang saya kira kalau semuanya buka pasti akan banyak. Nah, bisa jadi efisiensi juga dari sana, Pak. Paham pemerintah iya, di sini masih hutang 45,43 triliun iya, tapi kalau semua itu kita efesiensikan penggunaannya, kalau kalau sistemnya PLN bener, ya nggak akan terjadi seperti ini. PLN kan bisa menyatakan mengasumsikan berapa sih subsidi yang dibutuhkan untuk tiga bulan pertama. Dulu disampaikan sekitar 3,2 kalau ada pembengkakan berarti 3,5 triliun. Berarti sudah memperkirakan berapa pelanggan menggunakan daya listriknya. Tapi nggak, bisa nggak PLN dengan apa polemik seperti ini menghitung berapa sih daya yang sudah dijual ke masyarakat tanpa melihat dari meteran di tiap-tiap rumah.

Saya kira itu. Kalau ada kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Waalaikumsalam. Jadi, dalam forum ini nanti Pak Dirut mohon ada klarifikasi terkait

dengan keterkaitan masyarakat dengan adanya lonjakan-lonjakan dalam tagihan PLN, tagihan listriknya. Walaupun, itu sudah disampaikan dan ditindaklanjuti oleh PLN, apakah ini forumnya forum politik, nanti bisa di

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

19

sampaikan klarifikasi itu dan saya kira mau kita beri kesempatan dulu atau masih nunggu yang lain? Nggak, jadi untuk masalah lonjakan-lonjakan cukup dulu, konsentrasi kita mengenai masalah pemberian dana, pemberian pembayaran utang dan pemberian PMN yang 5 triliun, yang konsekuensinya tidak menutup kemungkinan tentang services terkait dengan pelayanan PLN ini untuk lebih ditingkatkan dan nanti kita beri klarifikasi resmi pada saat Pak Dirut memberikan diskon.

Selanjutnya, kami persilakan. Pak Amin? Oke.

F-PKS (AMIN AK, M.M.):

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Terima kasih.

Pimpinan Komisi VI dan seluruh jajaran Anggota Komisi VI yang saya hormati, saya cintai. Bapak Ibu Direksi PT PLN Persero yang saya hormati.

Sebelumnya, saya juga nggak ingin Pak bicara soal tagihan listrik

konsumen yang melonjak, tapi saya hanya mengingatkan aja. Pada RDP tanggal 16 April, Pak secara virtual, saya menanyakan masalah itu. Pertanyaan saya singkat waktu itu. Pak, ini subsidi listrik untuk pelanggan 450 volt ampere dan 900 ampere ini bener-bener ditanggung negara atau subsidi silang ini yang terjadi. Jadi, waktu itu tuh lonjak tagihan, lonjakan konsumen itu juga sudah ada. Tapi, belum begitu masive memang seperti terus belakang-belakang untuk itu masive dan ketika kita tanya mereka, ya dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan kritis mereka bisa membela diri, bisa menjelaskan bahwa tidak mungkin tagihan kami melonjak segini. Walaupun, saya WFH tapi saya siang nggak menyalahkan AC. Jadi, konsumsi listrik nggak berubah banyak, kok naiknya bisa sampai 100%, ada yang sampai 200%, itu lah kira-kira, Pak. Jadi, itu aja terkait dengan tagihan listrik yang apa, menjadi issue yang luar biasa ini.

Pertanyaan saya, Pak tadi masih terkait dengan apa namanya utang Pemerintah dan tadi sudah beberapa kali ditegaskan oleh Pimpinan, Pak ya. Pimpinan tadi malah minta jawaban yang pasti, andai hutang Pemerintah ini kami bayar, apakah PT PLN ini likuiditasnya sehat. Bapak bisa menjamin nggak, Bapak jawabnya iya ya tapi kok saya lihat kurang meyakinkan gitu. Jadi, itu pun saya tanyakan Pak. Artinya ini, kalo utang PLN, utang pemerintah pada PT PLN sebesar empat ratus 45 triliun itu dibayar, ini bagi PLN ini benar-benar menjadi semacam obat menyelesaikan seluruh penyakit gak, masalah-masalah mendasar di PLN benar-benar menolong likuiditasnya dalam arti jangka ya menengah lah atau ini semacam obat analgesik yang ia menghilangkan rasa sakit untuk sementara waktu. Itu pertanyaan saya. Kayaknya Bapak kalau memaparkan ini, kondisi likuiditas PT PLN, ya itu yang pertama.

Yang kedua, Pak. Pertanyaan saya ini juga masih terkait ya saling berhubungan, terkait dengan program proyek, program proyek 35.000 megawatt itu kan. Dalam RUU PTL 2019-2024 ya yang saya dengar itu nanti

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

20

akan di takeover atau akan diambil alih oleh oleh PT 70%, Pak ya. Sementara, PLN itu hanya 30%. Kenapa Pak? Ini kan apakah kaitannya juga dengan masalah likuiditas. Pertanyaan saya bener gak ini, yang kedua masalahnya apa kalau memang seperti itu? Apakah sekali lagi ini terkait dengan masalah likuiditas atau terkait dengan kebijakan pemerintah?

Masih terkait dengan itu juga, Pak yang ketiga. Benarkah ini IPP Pak ya, tadi kan sudah ditanyakan oleh Ibu Nevi tadi ya. Diantara beban besar PLN itu apa pembelian atau belanja listrik kepada penyedia listrik dari swasta itu kan, yang lonjakannya beberapa sampai di atas 100% yield to yield dengan tahun yang lalu gitu loh. Nah ini, pertanyaan kritis dan memang ada Pak di media ini. Benar kah ini IPP ini ya banyak yang memanfaatkan infrastruktur yang yang dimiliki oleh PLN tanpa perjanjian, tanpa ikatan perjanjian dan tentu saja tanpa rekomendasi. Ini pertanya, Pak ya bukan bukan apa ya, bukan tujuan, pertanyaan. Karena, saya nggak punya data, tapi ada suara-suara seperti itu.

Kemudian yang berikutnya, tadi ini masih terkait dengan konsumen, Pak. Ada wacana kan masalah tera meteran atau wacana yang berikutnya tentu yang lebih bagus soal digitalisasi bahwa yang mau dilakukan PLN mana, Pak ya untuk meng-upgrade atau memodernkan meteran-meteran yang tadi kata Pak Sonny apa Pak istilahnya, jegleg opo opo ini. Ya sudah gampang jegleg begitu, Pak dan kendalanya apa, mungkin tentu saja kalau bahasanya YLKI kalau dengan cara itu nggak menjawab menjawab permasalahan, idealnya itu dengan digitalisasi, tapi kan tentu saja membutuhkan anggaran yang mungkin tidak tidak sedikit.

Dan yang terakhir. Ini mungkin pertanyaan sekaligus ini harapan kepada Pimpinan. Jadi, munculnya utang-utang seperti ini sebetulnya nggak sehat, Pak. Saya juga bingung, kenapa masih, kok bisa muncul utang sampai 2 tahun seperti itu kan memang kasihan juga PT PLN seperti itu. Kenapa ini muncul, Pak Pimpinan ini juga kan sudah dianggarkan oleh ABID dalam APBN itu. Subsidi listrik itu kan sudah di anggarkan. Munculnya utang ini, apa karena adanya softball ya, perpajakan ya, tidak tercapainya target Pemerintah gitu dalam penerimaan sehingga akhirnya, yang dikorbankan ini subsidi untuk rakyat yang melalui dilewatkan oleh BUMN-BUMN seperti PLN dan Pertamina akhirnya menjadi utang pemerintah, ya ini saya nggak tahu ini. Terus terang saja ini saya tanya juga gitu.

Terima kasih. Itu beberapa pertanyaan yang saya sampaikan. Oh iya, terakhir Pak mohon maaf, Pak. Ini masih terkait juga dengan

proyek-proyek 35.000 megawatt itu, Pak. Kedepan walaupun ini mungkin bukan domain nya direksi ya, tapi mohon maaf direksi bisa menjawab juga ini. Terkait dengan wacana ini. Wacana banyak berkembang sampai di media tentang end bundling itu, Pak ya. Konsep end bundling bisnis yang akan dilakukan oleh Pemerintah terhadap PLN ini.

Terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Demikian, Pak Amin.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

21

Menarik itu tadi. Kok tinggal bayar saja utang nggak bayar-bayar itu,

coba yang semacam ini untuk kedepan jangan sampai terjadi, karena PLN ini lebih besar pemanfaatannya untuk public oriented nya. Sementara, kita juga sudah putuskan di dalam Undang-Undang APBN karena, tadi dampak utang terlambat terus penjemputan komersialnya yang yang menjadi pertanyaan dan kita akan optimalkan posisi Komisi VI ini untuk ikut membantu bagaimana kinerja korporasi akan berjalan, termasuk dalam hal secara bertahap pemberian pembayaran uang-uang atau pembayaran subsidi otoped ini bisa berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Selanjutnya, kami persilakan Pak Muhammad Rapsel Ali. Pak

Muhammad Rapsel Ali ini baru Pak Dirut dan jajarannya. Ini mantunya Pak Ma'ruf Amin. Dulu saya jangkung waktu waktu pernikahan. Silakan, Pak. Mbok dibuka maskernya biar kelihatan ganteng. Silakan, Pak.

F-P.NASDEM (MUHAMMAD RAPSEL ALI):

Terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan beserta seluruh rekan-rekan Komisi VI yang saya banggakan. Segenap Direksi PLN beserta seluruh jajarannya yang saya hormati.

Izin, Pimpinan.

KETUA RAPAT: Silakan, Pak

F-P.NASDEM (MUHAMMAD RAPSEL ALI): Kesempatan ini saya ingin gunakan untuk menyerahkan secara resmi

dokumen aspirasi dari Dapil saya Sulawesi Selatan 1. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan, Pak. Foto, foto, foto, foto mana, Pak? Foto, aspirasi dari Dapil. Ini temen-

temen ini malah jarang yang lama menyerahkan aspirasi. Foto, foto nih, Pak. Iya. Duh, Mbaknya yang merah ini wartawan atau? Saya nggak pernah di foto, foto dong.

......... :

Aspirasi dari sumbar ada juga.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

22

F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Jangan-jangan Dapilnya Mas Bimo.

........... : Andre nggak nyerahin aspirasi?

KETUA RAPAT: Biasanya Andre, Andre aspirasinya Dapil.

F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Itu aja tuh, mau ngomong.

KETUA RAPAT: Iya, silakan.

F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Pak Rapsel. Cukup?

KETUA RAPAT: Oh, cukup Pak. Oh, waduh. Selanjutnya, tetap kami berikan ke sayap kanan. Pak Lamhot Sinaga.

F-PG (LAMHOT SINAGA):

Baik, terima kasih Pimpinan.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan Komisi VI, Anggota yang saya hormati, Para Direksi PLN dan seluruh jajaran yang hadir pada rapat pagi hari ini.

Saya pertama menyampaikan turut prihatin ya dengan kondisi yang saat

ini. Saya kira tidak hanya PLN, tapi hampir semua dunia usaha, dunia korporasi, terutama baik swasta maupun BUMN mengalami hal yang sangat sulit di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini. Untuk itu, saya kira saya mohon supaya PLN juga bisa mencarikan solusi-solusi terbaik dalam rangka bisa exit plannya, bisa keluar dari persoalan-persoalan yang ada pada saat ini.

Tapi sebelumnya itu, Pimpinan. Saya ingin mengusulkan, saya juga agak tergelitik di tengah-tengah ini kan penugasan ya, PSO terhadap PLN segala macem. Nah, kemudian dalam kondisi normal dan dalam kondisi juga abnormal seperti ini, harusnya kan Pemerintah juga bisa segera melakukan

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

23

kompensasi dan pembayaran piutang ini terhadap BUMN yang ada. Karena, kalau tidak, karena kalau tidak nanti penugasan mereka ini akan terhalangi atau tidak bisa berjalan maksimal dalam rangka menjalankan pelayanan publiknya.

Oleh karena itu, saya mengusulkan, mungkin perlu juga kita Pimpinan, supaya Pimpinan mengusulkan kepada Pimpinan DPR diajak RDP gabungan dengan Komisi XI dengan mengundang Ibu Menteri Keuangan ya. Karena, saya juga kemarin Pak Demmer mengatakan, penggelontoran dana itu juga akan dengan Menteri Perindustrian yang sangat kecil dan lain sebagainya. Tapi di sisi lain juga ada yang penggelontoran sangat besar untuk yang ini. Mungkin, hal-hal ini juga perlu kita klarifikasi kepada Menteri Keuangan ya, karena ini juga tugas kita mendorong BUMN-BUMN seperti PLN ini, supaya mereka juga bisa melayang, mengoptimalisasi pelayanan publik mereka dengan skema keuangan yang sangat bagus dan sangat jelas. Nah untuk itu, ruang itu ada di kita. Oleh karena itu, melalui RDP pagi ini, saya ingin mengusulkan supaya Komisi VI dan Komisi XI melakukan RDP gabungan dan kemudian meminta Menteri Keuangan dan klarifikasi dalam skema-skema pembayaran kompensasi dan utang ini supaya dijalankan dalam rangka mengoptimalisasi pelayanan publik yang dilakukan oleh para BUMN. Kalau bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Saya ingat kemarin, ya saya ingat kemarin Komisi VI dengan Komisi VII juga sudah melakukan ini, RDP gabungan yang berbicara waktu itu mengenai masalah kesehatan Covid, peran dan fungsi BUMN untuk melaksanakan, penanggulangan Covid-19. Nah, Oleh karena itu, karena saya tergelitik dengan hal skema ini yang 7 triliun 23, saya kira ini juga perlu kita harus bantuin ini BUMN yang seperti ini. Supaya Menteri Keuangan ke depan juga punya care, supaya mereka bisa melaksanakan tugas pelayanan publiknya secara optimal. Itu yang pertama.

Yang kedua adalah saya juga ingin mengatakan, Pak Dirut dan seluruh Direksi PLN, seluruh jajaran ya. Apakah dengan kompensasi atau piutang ini yang sebesar ini ya? Jangan-jangan ini terjadi membengkak seperti ini adalah karena memang PLN-nya sendiri yang justru tidak efisien ya, tidak efisiensi. Saya tahu memang jajaran Direksi yang ada sekarang ini belum terlalu lama lah ya dan saya belum terlalu lama lah menjabat, belum terkooptasi dengan dengan birokrasi yang ada di PLN saat ini. Oleh karena itu, saya tidak bermaksud menuduh Bapak, Ibu yang ada di jajaran Direksi yang ada sekarang ini, mumpung belum terkooptasi. Saya menjadi menjadi, jujur aja saya agak ada sedikit kecurigaan. Jangan-jangan ini pembengkakan ini terjadi, jangan-jangan karena memang inefisiensi yang ada di dalam PLN itu sendiri gitu. Sehingga, seolah-olah subsidi itu besar, pemerintah kita salah kan, padahal PLNnya sendiri yang tidak efisien. Itu yang pertama.

Nah, saya sangat, kemarin saya sangat ini Pak Zulkifli ini kan background-nya adalah engineer, tapi background eksperimen adalah bankir. Ini kan sebuah multi background yang sangat paripurna saya kira untuk memimpin PLN, yang bisa menyelesaikan PLN pada hari. Itu yang kita harapkan, ekspektasi terhadap Pak Zulkifli ini sebagai Dirut ya. Ada disiplinnya ...... engineer, tapi backgroundnya dapet lah sebagai bankir. Maksud saya adalah mungkin saya yakin, ekspektasi saya terhadap direksi jajaran direksi yang ada sekarang ini, bagaimana PLN itu bisa efisien ya yang selama ini kultur korporasinya itu adalah tidak efisien. Saya ingin dalam 1

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

24

tahun ke depan ya, mudah-mudahan Covid ini bisa cepat berlalu. Saya ingin melihat Pak Pak Dirut, Pak Zulkifli. Bapak punya terobosan terhadap efisiensi PLN yang mengurangkan, mengurangi cost-cost produksi yang tidak perlu dan lain sebagainya.

Tadi, sudah di sebutkan Pak Sonny mengenai tera dan lain sebagainya. Itu juga mungkin salah satu. Hal yang bisa saya tunjukkan ketidakefisienan itu, saya sederhana saja dalam pencatatan meteran. Ini dalam kondisi aktual, saya tidak masuk pada wilayah yang sekarang ini gelombang masyarakat penuntutan itu, tapi saya ingin menunjukkan ketidak efisienan itu. Pertama, dalam konteks pencatatan meteran itu. Saya tadi Pak Zulkifli mengatakan, Pak Dirut mengatakan, pelanggan 75 juta. Kalau saya kali kan Pak, dalam pencatatan meteran yang datang secara manual, yang secara pencatatan meteran yang secara primitif itu, kalau sekali kan Rp 3.000,- aja, 3000 perak di kali 75 juta pelanggan, maka 225 miliar. Dikali 12 bulan, Pak 2,7 triliun ya, itu baru cost pencatatan, ya itu baru cost pencatatan. Kalau misalnya nanti, belum lagi cost kalibrasi atau terakhir tadi dikatakan. Belum lagi penggantian meteran itu yang sekali-sekali 5 tahun, setiap meteran itu harus diganti. Ini kan tidak efisien, Pak. Berapa cost, unit cost yang harus dibayarkan oleh PLN ya, mulai dari pencatatan nya, cost pencatatannya, teranya, pembelian meterannya dan sebagainya. Ini baru satu unit, di berbagai unit yang ada di PLN itu sendiri sehingga dengan demikian, ada potensi cost yang sangat besar di tubuh PLN ya dengan harga yang yang yang sangat tidak efisien ini.

Saya setuju tadi Pak Amin mengatakan bahwa ke depan ya, ini barusan. Ke depan pencatatan itu sudah lah digitalisasi aja. Itu lebih efisien, Pak. Kalau memang tadi saya sebelum RDP mulai saya ngomong Pak Dirut, maaf Pak, semeternya mahal per unit ya? Pak lakukan bertahan secara gradual. Bapak masa PLN sebesar ini yang usianya 75 tahun, pencatatannya masih sangat primitif, Pak. Pencatatan masa kalah dengan Go-jek yang baru tumbuh kemarin gitu. Masa kalah dengan startup-startup yang baru tumbuh kemarin gitu. Nah, yang saya maksudkan adalah jangan-jangan karena pencatatan yang sangat primitif ini, terjadi yang inefisiensi luar biasa sehingga, membengkak lah subsidi yang akan dibayarkan pemerintah. Itu mata rantai yang ingin saya gambarkan kepada kita semua. Nah oleh karena itu, Pak Dirut dan seluruh jajaran. Mata rantai ini semua harus kita putus. Kita putus perlahan, kalau memang bisa cepat diselesaikan lebih bagus, Pak ya. Tapi, kalau pun tidak, misalnya tadi kayak Pak Dirut sampaikan kepada saya, Pak itu smart meter nya mahal, bikin Pak, lakukan secara gradual ya. Misalnya, yang 2.200 kalau nggak bisa dilakukan serentak misalnya 2 yang 2.200 VA keatas dulu yang harus dilakukan pertama. Karena, mungkin itu yang bisa diakses secara jaringan. Saya kira nggak masalah itu, tapi yang paling penting adalah visi dari PLN sendiri sudah mengarah kepada sebuah korporasi yang efisien. Nah kemudian, dengan begitu juga Bapak nanti akan apa tidak akan banyak komplain seperti yang terjadi sekarang ini. Kemudian terjadi akurasi data, kemudian terjadi efisiensi. Banyak sekali yang diuntungkan kalau itu yang bisa dilakukan oleh PLN.

Nah oleh karena itu, catatan saya kepada kita adalah hanya dua hal itu, Pimpinan. Satu tadi soal Menteri Keuangan, yang kedua adalah soal efisiensi di tubuh PLN, yang ketiga adalah saya setuju mendorong PLN untuk melakukan digitalisasi dalam rangka pencatatan meteran mereka.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

25

Terima kasih, Pimpinan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Ya, terima kasih dari Pak Lamhot tentang inefisiensi ini. Kita percayakan

Pak Dirut. Pak Dirut ini kalau di pewayangan Pak, itu kelasnya sudah manditola,

kalau Satrio itu tukang perang Pak di lapangan Pak. Dalam usia seperti Pak Dirut itu udah mandito, mandito diturunkan lagi suruh jadi Satrio, Pak. Berarti, ada sesuatu yang diselesaikan Pak. Ya, menyelesaikan seperti apa yang disampaikan oleh Pak Lamhot, inefisiensi, Pak.

Ini penting sekali dan saya percaya betul bagaimana Bapak yang sudah mandito disuruh turun gunung untuk menyelesaikan berbagai persoalan di PLN ini dan dengan banyaknya pengalaman di korporasi-korporasi BUMN ini akan terjadi efisiensi dalam segala aspek di PLN yang salah satunya tadi era digitalisasi.

Kemarin, yang saya lihat di stasiun TV itu, transformasi PLN itu bagaimana bisa tidak hanya sekedar wacana, tapi juga bisa diimplementasikan. Kalau saya nih jadi Satrio nggak jadi pendito pendito, Pak. di meja ini 17 tahun, Pak. Di Komisi VI ini, pulang terus ketemu PLN gitu terus, pertama ya gitu terus. Nah, kita harapkan dengan Pak Dirut bisa mentransformasikan PLN, transformasi ada sesuatu yang dijungkirbalikkan cara berpikir, cara bersikap, cara melihat, view korporasi PLN ini bukan orientasi project, tapi lebih orientasi kepentingan publik.

Demikian dari Pak Lamhot. Selanjutnya, ke kanan lagi dulu karena masih beratnya banyak di

kanana. Pak Mufti Anam yang yang banyak mejanya banyak dikanan. Pak Mufti.

F-PDIP (dr. MUFTI A.N. ANAM):

Bismillahirrohmanirrohim,

Terima kasih, Pimpinan atas kesempatan yang diberikan.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pak Dirut Pak Zulkifli, Pak Darmawan, Pak Bob Saril serta seluruh jajaran yang hadir pada kesempatan siang hari ini.

Pertama, tentu kami sangat bersyukur, kami sangat bangga, sangat

mengapresiasi atas kerja keras dan kerja cerdas panjenengan semua ini. Luar biasa di tengah pandemi yang sangat sulit kita hadapi bersama, jenengan bisa membawa PLN untuk bisa tetap hadir memberikan energi yang

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

26

merata hingga seluruh pelosok negeri. Semoga jenengan semua selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam mengemban amanah ini begitu. Tapi tentu, sebagai tugas kami menjadi Anggota DPR ada beberapa hal yang kami sampaikan dan juga apa namanya masukan-masukan agar ke depan bagaimana PLN bisa menjadi jauh lebih baik, jauh lebih bermanfaat untuk masyarakat.

Tapi sebelumnya, saya menyampaikan banyak terima kasih atas apa namanya yang dilakukan PLN, khususnya saat itu saat kami di Jawa Timur. Waktu itu Pak Bob Saril, Beliau masih mimpin di PLN di Jawa Timur, Pak. Ini banyak teman-teman pengusaha muda beliau dilibatkan dalam segala kegiatan PLN. Sehingga, di apa di era beliau itu, pengusaha di Jawa Timur mulai tumbuh dan berkembang, Pak. Nah harapan kami, kami senang kemarin Pak Bob Saril masuk ke Jakarta. Harapan kami ini bisa ditularkan secara nasional, Pak. Karena, saya yakin ketika pengusaha mudah tumbuh dan berkembang, In Syaa Allah ekonomi di daerah juga bergerak yang lagi-lagi dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat begitu.

Tapi tentu, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan. Yang pertama, ini terkait infrastruktur dan sistem manajemen pelanggan yang masih, mohon maaf, masih sangat buruk begitu. Tapi kan, ini bukan dia era jenengan. Harapan kami, kita kan penting belajar dari masa lalu untuk kemudian di era Pak Zulkifli, Pak Darmawan yang profilnya sangat luar biasa ini bisa jauh lebih baik begitu. Nah yang pertama, banyak infrastruktur seperti yang disampaikan Pak Sonny tadi betul bahwa pelanggan kita ini yang sudah lama sekali, KWH-nya sudah di atas 10 tahun, Pak bahkan di atas 15 tahun sangat banyak sekali. Data di PLN yang kami dengar ada 15 juta KWH yang sudah apa sudah kadaluarsa begitu. Bahkan, kalau menurut data dari Kementerian, Badan Meteorologi di Kementerian Perdagangan, total yang belum di tera ulang itu ada sekitar 40 juta. Luar biasa, sangat banyak sekali tentu ini sangat merugikan, membuat ya bisa buat bisa buat dua belah pihak, juga bisa buat pelanggan begitu juga bisa juga merugikan buat PLN, kan begitu. Nah, kita ini kadang serba repot. Nah, manajemen yang dulu ini kan antaranya didorong karena tidak ada kompetisi, karena semua rakyat tidak ada pilihan lain harus mengambil listrik dari PLN kan begitu Pak Darmawan.

Nah, harapan kami kedepan bagaimana ini dilakukan inovasi-inovasi agar bagaimana rakyat ini tidak hanya merasa bahwa PLN ini ya kita hanya kita yang butuh PLN, bukan PLn butuh rakyat. Nah, harusnya dalam dunia bisnis ya apa juga penugasan-penugasan negara ini kan harus ada apa simbiosis mutualisme lah. Ada apa ketergantungan dari dua belah pihak. Sekarang kan merasa rakyat saja yang butuh. Nah, harapan kami di tengah orang-orang, di tangan orang-orang yang luar biasa seperti panjenengan hal-hal begini bisa diatasi dengan cara apa namanya salah satunya melakukan inovasi-inovasi agar hal itu tidak terjadi lagi.

Nah, sekarang ini kan proses pergantian terhadap KWH ini yang kami lihat dari data yang disampaikan oleh PLN itu ada sekitar 7 juta KWH begitu. Ada 7 juta meteran yang akan dilakukan sehingga, masih ada sekitar 8 juta, itu kalau data dari PLN. Tapi kalau ngikutin data dari Kementerian Perdagangan itu kan ada sekitar 40 juta, artinya kurang 33 juta lagi. Nah, harapan kami perlu segera dilakukan apa namanya perbaikan-perbaikan agar ini bisa kemudian rakyat ini bisa …(suara terputus) berprestasi, bekerja sama dengan badan cyber nasional BSSM untuk menginvestigasi ini anu

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

27

anunya gimana sih sebenarnya, kelemahan yang terjadi, sehingga bisa terjadi problem yang kemarin terjadi itu.

Nah, cuma kemarin saat kami Raker dengan beliau. Beliau kemarin kita lagi ada Raker di Banggar. Saya tanya ke Beliau, bagaimana Pak hasil investigasi itu. Itu penting buat kami, karena apa, karena kan dengan begitu kan kita bisa tahu. Oh, kemarin ternyata kesalahannya dari sisi kiri atau dari apa begitu, untuk kemudian hal itu tidak bisa terjadi lagi di kemudian, di kemudian hari begitu. Ternyata sampai hari ini, BSSM itu belum bisa menemukan hasilnya, belum bisa investigasi karena data yang diminta dari PLN ini belum didapatkan begitu. Data sudah disampaikan oleh panjenengan bahwa data yang diminta ini adalah data pelanggan selama setahun 1 tahun terakhir. Padahal sebenernya, dalam waktu satu malam itu kan sangat mudah sekali untuk dicari. Katanya, janjinya hari Selasa, tapi sampai hari ini kan belum tahu itu sudah apa belum dilakukan begitu.

Nah, harapan kami ini penting untuk segera data itu diberikan untuk kemudian BSM bisa segera menginvestigasi, agar kemudian ketika setelah diinvesgasikan bisa tahu nih. Jadi sebenarnya, kesalahannya dimana agar kemudian dari situ, ini penting untuk momentum PLN agar bisa menimbulkan trust di tengah-tengah masyarakat, di tengah hari ini terjadi krisis kepercayaan di apa namanya di buat PLN ini begitu.

Kemudian yang kedua, kami setuju, kami sepakat atas dana yang diberikan oleh Pemerintah pembayaran hutang tepatnya yaitu 4, 48 triliun begitu. Tapi, kami tentu berharap pembayaran yang dilakukan, diberikan oleh pemerintah ini bisa berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Nah hari ini, mohon maaf panjenengan tahu semua bahwa rakyat kita enak, kalau kita ini semua masih bisa makan enak di sini, tiap hari dapat kue kotak dapat ini, masih bisa makan dengan cukup dan layak begitu. Tapi, kita lihat bahwa rakyat kita di di bawah masih banyak yang belum bisa menjangkau makan dengan baik, dengan layak begitu sehingga, kalau 48 triliun sampeyan kalikan misalkan 100.000 sembako, itu sudah jadi berapa juta sembako itu. Nah artinya apa? Artinya kami optimis dengan kami setuju ini kami apa, kami juga akan support ini. Ini kami berharap ini bisa berimplikasi terhadap masyarakat secara luas. Salah satunya apa, salah satunya kami memohon kepada panjenengan semua agar rakyat yang tidak bisa membayar tagihan listrik ini, Pak mohon dimaklumi, mohon untuk diberikan kompensasi agar meterannya tidak dicabut, Pak, agar mereka tetap bisa menikmati listrik ini dengan dengan baik begitu.

Kemudian yang kedua ada aspirasi juga dari kawan-kawan kami, himpunan kawasan industri yang salah satu tadi pagi telepon kami, Pak. Mereka itu sudah mengajukan surat ke PLN untuk bisa mendapatkan kompensasi agar kebijakan dari PLN yaitu apa tagihan listrik yang selama ini tidak berdasarkan, selama ini kan tidak teratur dari yang PLN tidak ada subsidi bahkan apa namanya, ada tagihan minimal per bulan. Nah harapan mereka, mereka berharap agar bagaimana ini mereka di tengah pandemi yang sangat sulit ini mereka bisa membayar listrik sesuai dengan yang mereka pakai, Pak. Karena, banyak hal yang belum beroperasi di lapangan. Kalau PLN kan enak, Pak. Kalau PLN rugi kan Pemerintah masih membantu, kan istilahnya kita masih ikut membiayai lah ketika PLN rugi. Tapi, kalau pengusaha kita rugi, Pak. Mereka tidak bisa mengerjakan karyawannya,

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

28

mereka gulung tikar, mereka bangkrut dan mereka manusia sendirian, kalau PLN istilahnya kalau nangis kan kita ikut nangis bareng-bareng begitu.

Nah harapan kami, ini untuk bisa dipikirkan agar para pengusaha-pengusaha daerah ini yang merupakan bagian dari penyerapan tenaga kerja terbesar di Indonesia ini harapan kami juga diperhatikan agar mereka bisa mendapat keleluasaan kondensasi saat itu. Kalau itu tidak bisa dilakukan, minimal diberikan skema cicilan, Pak. Misalnya, dicicil dalam satu tahun atau berapa tahun dan sebagainya. Harapan kami, ini bisa menjadi solusi.

Mungkin ini sedikit dari karena kurang lebihnya mohon maaf salah.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh. Bapak Ibu dan Saudara-saudara sekalian, Pak Dirut.

Mengikuti rapat hari ini adalah Bapak Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPR

bidang Korinbang. Kami akan sapa dulu beberapa aspirasi melihat bahwa masalah-masalah hari ini, dulu dan ke depan ini tidak hanya di wilayah Komisi VI, Pak Wakil Ketua. Apakah ada sesuatu hal yang akan disampaikan dalam rapat dengan PLN terkait dengan pembayaran hutang pemerintah dan juga adanya PN, penyertaan modal negara sekitar 5 triliun yang kelihatannya kami sangat berharap kepada Bapak Wakil Ketua untuk mengadakan rapat gabungan supaya hal-hal yang terkait dengan persoalan PLN ini bisa ada solutif, karena leading sektornya tidak hanya di wilayah Komisi VI.

Kami persilahkan, Pak Rachmat Gobel.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Baik, terima kasih Pak.

KETUA RAPAT: Mute nya Pak, mute mute nya.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Sudah, saya ini kan.

KETUA RAPAT: Itu loh masih mute.

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

29

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Kedengeran, Pak?

KETUA RAPAT: Belum belum belum, Pak.

SEKRETARIAT KOMISI VI: Speakernya udah ini belum? Volume nya?

KETUA RAPAT: Belum, Pak belum, Pak belum. Mute mute.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Sudah saya buka nih, Pak.

KETUA RAPAT: Disana ada siapa, Pak?

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Sudah saya buka nih.

KETUA RAPAT: Ah, udah udah udah.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Pak Ario sudah kedengeran? KETUA RAPAT:

Belum.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Sudah kedengeran suara saya, Pak?

KETUA RAPAT: Suaranya nggak ada.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

30

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Test test test.

KETUA RAPAT: Nggak, suaranya mana nih. Kok nggak ada suaranya.

………. : Speakernya kali.

KETUA RAPAT: Speaker sana?

………. : Speaker kita.

KETUA RAPAT: Hah?

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Saya sudah buka.

KETUA RAPAT: Pak Agis, speakernya Pak. Speakernya, Pak.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Saya sudah buka nih, Pak.

KETUA RAPAT:

Speakernya, Pak. Speakernya, Pak. Speakernya Pak, Agis.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Ini sudah saya buka nih speakernya, Pak.

KETUA RAPAT:

Tolong disana komunikasi saya stafnya dong.

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

31

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Tapi saya nanti aja, Pak.

KETUA RAPAT: Nggak dengar, belum dengar.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Belum dengar?

………. : Ini nggak denger kita juga ya?

KETUA RAPAT: Dia nggak dengar kita juga.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Saya dengar saya dengar.

KETUA RAPAT: Coba speakernya. Ditelfon juga.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Test test. Kedengeran suara saya? Test Pak, Pak Ketua?

KETUA RAPAT: Tadi kalau aku bilang, persiapan Pak Agis itu.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL): Test, Pak. Denger Pak suara saya?

F-P.NASDEM (MARTIN MANURUNG, S.E., M.A.): Kesini kedengeran, tapi ke Zoom nya nggak.

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Pak Martin.

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

32

F-P.NASDEM (MARTIN MANURUNG, S.E., M.A.): Apa speaker aja ya?

WAKIL KETUA DPR RI BIDANG KORINBANG (RACHMAT GOBEL):

Yang lain aja dulu, saya nanti saja. Saya dengar aja.

F-P.NASDEM (MARTIN MANURUNG, S.E., M.A.): Oh, iya. Oke oke oke. Tunda lagi dulu.

KETUA RAPAT: Oke. Selanjutnya, kami persilakan ke sebelah kiri, Bapak Mukhtarudin. Mohon kawan-kawan, ini masih ada tujuh. Mohon saya tidak melarang,

tapi mohon bisa ada kesadaran kebersamaan kita untuk 2-3 menit saja. F-PG (Drs. MUKHTARUDIN):

Siap, Pak Ketua.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pimpinan dan Anggota Komisi VI yang saya hormati, Dirut PLN dan seluruh jajaran yang hadir.

Mohon maaf, kalau ada sedikit kekurangan karena saya tidak bisa

mengikuti dari awal dari teman-teman. Tapi yang pertama, saya ingin memberikan sebuah ..... nih kepada teman-teman yang lain bahwa tugas bapak bapak ini yang di PLN Ini adalah sebuah tugas di PLN. Bahwa tugas bapak-bapak ini yang di PLN ini adalah sebuah tugas yang berat dan mulia karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak baik menyangkut hidupnya, maupun kehidupannya. Oleh karena ini, oleh karena itu maka, tolong teman-teman di PLN agar betul-betul menjiwai yang kerja di PLN juga betul-betul menjiwai bahwa hajat hidup orang banyak itu sangat banyak tergantung kepada bapak-bapak yang ada di PLN. Kerjaan berat, mulia dan In Syaa Allah semua jadi ibadah. Bismillah saja In Syaa Allah ibadah bagi bapak-bapak sekalian.

Yang kedua, terkait dengan masalah transformasi pencatatan. Saya kira Ini sudah banyak teman-teman yang menyampaikan, masyarakat menyampaikan. Saya mau minta ketegasan aja, kira-kira kapan ini bisa transformasi digital, pencatatan ini bisa direalisasikan sehingga, tidak lagi terjadi seperti ini. Itu mau ada transmisi ....... 777 miliar dan juga pemasok distribusi 100 miliar. Dapatkah kami, terutama saya Dapil Kalimantan Tengah diberikan informasi atau pun data terkait titik lokasi yang akan menerimanya dan kapan waktu realisasinya terhadap rencana untuk transmisi, baik khususnya Kalimantan Tengah. Ini dalam rangka untuk kebutuhan kita untuk

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

33

kebutuhan Dapil ini Pak, supaya ada bahan kita untuk menyampaikan ke masyarakat bahwa ada dari PMN 5 triliun, ada 777 miliar untuk penggunaan untuk transmisi Sulawesi dan Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah. Kalau memang belum ada, tolong dimasukin Kalimantan Tengahnya, Pak. karena, ini kan gambarannya Sulawesi dan Kalimantan. Termasuk punya Pak Deddy Utara, ya Pak Deddy ya.

Kemudian, sedikit masalah kebijakan Pemerintah. Saya baru saja rapat di Banggar terkait masalah subsidi subsidi energi dan listrik. Bahwa Pemerintah itu kedepan akan melaksanakan transformasi subsidi energi dan listrik, dari berbasis komoditas ke basis orang. Nah, agar transformasi ini berhasil, tentu perlu diikuti dengan kesiapan PLN sebagai orang yang akan sebagai stakeholder yang terlibat dalam proses pemberian subsidi listrik kepada rakyat. Ini agar betul-betul mempersiapkan data sebaik mungkin, karena kalau datanya juga tidak akurat, transformasi subsidi listrik yang dari berbasis komoditas kepada orang ini nanti juga akan tidak bisa kita maksimalkan.

Saya kira itu saja dari saya, Ketua. Efesien, efektif, kurang lebih mohon

maaf.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Demikian, dari Pak Mukhtarudin. Yang selanjutnya, kami persilakan Bapak Muhammad Toha. Oh, Pak La

Tinro, Pak Latinro. Monggo, Pak La Tinro.

F-P.GERINDRA (Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG): Terima kasih.

Bapak Pimpinan yang saya hormati, Teman-teman Anggota Dewan Komisi VI yang saya hormati, Bapak Dirut Bersama seluruh jajaran yang saya hormati.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Mohon izin Pak, Bapak Pimpinan. Saya singgung sedikit juga masalah

listrik, karena bersinggungkan juga pengambilan kepada PLN. Apa yang terjadi kepada daerah kami, khususnya di Sulawesi Selatan dan kami secara pribadi juga mengalami hal yang demikian. Pada intinya bahwa kenaikan harga itu yang kami amati, karena masalah pencatatan, pencatatan saja. Oleh karena itu, kami sudah sampaikan bahwa untuk melakukan digitalisasi, itu saya anggap sangat baik, efisien dan tentu akurasinya lebih ....... Kami mengalami, bahkan pernah sampai satu tahun tagihan PLN itu yang kurang lebih sekitar 5 juta, secara pribadi padahal rumah ini tidak ditempati. Juga demikian dengan dirasakan dengan teman-teman yang lain dan pada

Page 34: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

34

kesimpulannya bahwa mereka mencatat karena rumahnya kosong, tertutup, sehingga cuma memperkirakan saja jumlah-jumlah tagihan itu. Tetapi, kami sangat bersyukur karena dari pihak PLN disana memberikan ruang untuk kita berkomunikasi dan tagihan kami itu yang pribadi kami hampir setahun, akhirnya menjadi deposit di PLN dan sampai saat ini pun, pasca pademi, kami tidak membayar, sudah berkembang karena adanya deposit itu. Jadi saya perlu menyampaikan bahwa ini tentu perlu kami apresiasi dan menyampaikan terima kasih, karena pihak PLN dengan kami dan teman-teman yang lain bisa berkomunikasi dengan baik sehingga, beban kelebihan kami yang dibayar lebih awal itu menjadi deposit di PLN.

Kemudian yang kedua, Bapak para Pimpinan. Tadi sudah disampaikan, ini sangat perlu mendapatkan dukungan kita semua. Karena, tadi juga PLN secara tegas sudah memberikan kita harapan bahwa dengan pembayaran 45 triliun ini, PLN tetap exist dan tidak akan mengalami yang disebut bankrupt. Dan harapan kita bahwa mudah-mudahan 45 triliun ini tidak dicicil-cicil lagi dan sudah dapat dalam bantuan para pimpinan agar supaya 45 triliun ini dapat dibayar sekaligus.

Yang terakhir, tadi juga disinggung masalah listrik swasta. Tidak semua bahwa listrik swasta itu dengan harga yang mahal. Resiko-resiko pada swasta ini juga sangat besar. Banyak teman-teman, banyak yang kami terima aspirasi dari para ....... yang investasi kita yang akan bangkit, itu banyak juga yang mengalami kerugian. Mereka sedang membangun, tiba-tiba bajir, temannya di Gorontalo bahkan bulan yang lalu, berat kerugian mereka karena tiba-tiba datang banjir bandang. Belum tentu bahwa swasta itu melakukan investasi yang seberapat keuntungan besar, resiko juga besar mereka alami. Tidak seperti PLN, karena ada mangkrak jadi bisa cepat diperbaiki, kalau swasta, ada kerugian sesuatu ya bangkrut, selesai urusannya.

Tadi disampaikan bahwa akan meninjau kembali pembangunan-pembangunan infrastruktur oleh ketenaga listrikan yang melalui itu ada standar prioritas. Dari asuransi-asuransi teman-teman, para pengembang khususnya pengembang-pengembang swasta nasional yang 100% sahamnya warga negara Indonesia sendiri tanpa bantuan asing, ini juga memenuhi. Oleh karena itu, perlu saya sampaikan bahwa ada pengembang yang suruh sampai 12 tahun, sampai sekarang belum bisa melakukan PJBL dengan PLN. Karena, mungkin ada aturan-aturannya selalu berubah-ubah. Mereka sudah melakukan survei, sudah sejak 12 tahun yang lalu, FS nya sudah selesai, Amdal sudah selesai, bahkan sudah ada penetapan bagi PLN pusat sebagai calon pengembang, itu pun masih sulit. Dan kita juga ketahui, bukan hanya isu-isu atau ...... PLN.

Ada Isu dari ..... yang isu penempatan masalah air. Ini hanya berlaku 5 tahun. Jadi, kalau mereka sudah lewat 5 tahun, kira-kira sudah memetakan bahwa isu ini bisa mereka cabut. Ada isu yang juga, harus ada ..... bupati. Bupati ...... hanya 1 tahun sekali diperpanjang-diperpanjang dan diperpanjang itu sampai pim mereka mengatakan bahwa kadang-kadang lupa itu sudah biasa bahkan memperpanjang sampai 10 sampai12 tahun yang harus diperpanjang tiap tahun.

Kemudian dari BKPN, BPKM juga selalu mempertanyakan, “mana investasinya, mana investasinya?” Padahal, ini investasi-investasi dari swasta nasional yang benar-benar menggunakan karena mereka sendiri dan tanpa bantuan asing mereka mampu berbuat untuk bisa membangun pembangkit.

Page 35: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

35

Oleh karena itu, harapan mereka. Kalau bisa, Pak Direktur PLN, Bapak sampaikan kepada yang induk-induk itu, yang induk, unit induk layanan PJB ini kalau memang tidak bisa dilakukan, disampaikan, tidak bisa dilakukan. Kalau pun kalau memang ada kemungkinan untuk itu, kanapa harus diperlambat dan bisa dipercepat. Itu keluhan mereka, karena dia mereka ajukan bahwa kami investasi dari awal. Sudah hampir 12 tahun bahkan ada yang 10 tahun dan beberapa tahun dari sekarang belum bisa PJBL. Mereka sudah melakukan ....., sudah melengkapi semua persyaratan-persyaratan, tetapi tidak PJBL. Bahkan, pada sandi jaringan pun mereka sudah lakukan dan semua dimulai dari awal, tentang kita sampai sampai ke gardu yang gede mereka sudah hitung semua dan siap untuk melakukan itu, tetapi mereka sangat terkendala dengan PLN. Oleh karena itu, harapan mereka bahwa tolong suatu saat, melalui kami menyampaikan kepada Pak Dirut agar bisa menyampaikan kepada ...... yang bisa dilakukan PJBL, karena kami sedikit terlambat, tolong bisa dipercepat.

Terima kasih.

Wabillahi Taufik Walhidayah, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selanjutnya, kami persilahkan Pak Mohammad Toha.

F-PKB (Drs. H. MOHAMMAD TOHA, S.Sos., M.Si.): Terima kasih, Ketua.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pimpinan yang kami hormati, Pak Dirut dan jajaran Direksi serta jajarannya yang saya hormati.

Yang pertama, berulang kali sudah disampaikan tentang komplain

kenaikan yang mengkagetkan konsumen ya, mengkagetkan konsumen. Yang pertama adalah pertanyaan saya, saya curiga pak, Pak Dirut. Pak Dirut, kalau saya hitung misalnya pelanggan itu kan ada 75 juta ya, 75 juta kalau masing-masing dinaikkan sekitar 35.000 atau 36.000, saya hitung itu ada 3 triliun. Saya curiga mohon nanti dijawab. Kecurigaan saya, apakah yang 3 triliun itu untuk mensubsidi ya Pak ya. Jadi, hutang pemerintah yang 3 triliun yang apa namanya memberikan diskon 50% kepada 900 dan 100% kepada 450 itu. Mohon nanti ada jawabannya. Tanpa dibayar oleh pemerintahpun sudah tercukupi kenaikan itu. Mohon maaf, saya sampaikan juga bukti-bukti rumah saya sendiri aja. Ini berulang kali juga disampaikan oleh teman-teman. Saya ada 4 ya Pak ya, semuanya naik naiknya nggak salah satu apartemen misalnya. Biasanya 2 juta 7 ratus sekarang menjadi 3 juta 8 ratus. Rumah saya itu biasanya 1 juta 8 ratus, sekarang 2 juta 6 ratus, 2 juta 5 ratus 3

Page 36: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

36

bulan ini, Pak. Jadi, hitungannya sama aja. Saya nggak banyak apa namanya mengguna penggunaannya juga sama aja. Lah ini, saya curiganya apakah mungkin ada yang dinaikkan 100.000, ada yang 200.000, ada yang 1 juta, ada yang 20.000, dirata-ratakan 36.000, kalau 75 ribu pelanggan itu ada 3 triliun. 75 juta pelanggan pada 3 triliun.

Yang kedua, Pak masalah digitalisasi. Saya memberikan saran Pak jalan jalan tengah. Jangan digitalisasi, lah Pak. Kasihan BPL apa itu namanya BTL-BTL ya Pak ya. BTL itu kan tugas nyatet ya Pak ya. Saya nggak tahu nanti caranya efisiensi untuk mencatat setiap bulan apa pembayaran listrik itu kayak apa. Kalau nanti digitalisasi berarti tenaga kerja yang mencatat dan punya income dari mencatat listrik ini, termasuk BTL-BTL ini. Ini kan hilang pekerjaannya semuanya. Tapi, kalau nggak digitalisasi ya keadaannya seperti kemarin-kemarin itu, ada masalah-masalah kekeliruan-kekeliruan itu. Nah oleh karena itu, saya mohon penjelasan kira-kira PLN mau kemana? Apakah digitalisasi, digital digitalisasi yang kayak apa? Kalau misalkan digitalisasi seluruhnya, apakah BTL-BTL atau pencatat-pencatat, mohon maaf lulusan SD, lulusan SMP ini nanti tidak digunakan lagi. Itu kalau dihitung juga memakan, katakan lah memakan konsumsi anggaran, mengkonsumsi anggaran, PLN itu sekitar 3 triliun kalau kita hitung, Pak untuk mencatat untuk mencatat itu saja.

Nah, pertanyaan yang ketiga Pak mohon nanti dijawab oleh Direktur Mega Proyek, Pak. Tanggal 22 Juni kemarin, kan akan diberikan PMN 20T ya Pak ya, 20T. Saya mohon penjelasannya untuk untuk pembangunan prasarana sarana atau infrastruktur apa saja dan yang kemarin ketinggalan-ketinggalan, yang tidak jadi membangun mega proyek itu kayak apa progresnya sampai sekarang.

Kemudian yang keempat, industri Pak. Permintaan listrik industri pada saat masa pandemi ini kan turun, Pak ya. Penurunannya seberapa dan ada beberapa industri tertentu yang itu masuk UMKM lah, menengah lah, artinya menengah kecil lah. Ini apakah ada skema pembayaran listrik yang di reschedule atau ditunda atau di diskon atau di bahkan digratiskan atau gimana? Bisa nggak kira-kira menginventarisir pengusaha-pengusaha kecil ya, UMKM yang termasuk juga pengusaha atau kalangan industri. Itu ada nggak skema untuk memberikan keringanan bagi mereka.

Lalu terakhir, Pak. Saya menyarankan untuk lebih meningkatkan pelayanan, ini pasti. Yang kedua juga meningkatkan efisiensi. Terkenal ketidakefisiensiannya PLN ini, mohon maaf harus saya sampaikan itu, termasuk pelayanannya, pelayanannya masih belum memuaskan.

Itu beberapa hal yang bisa saya sampaikan, Pak. Jadi, memang PLN ini kan maju kena mundur kena juga ya Pak ya. Hutang gak dibayar-bayar oleh Pemerintah, tapi harus segera segera apa namanya segera untung, segera baik dan seterusnya. Ini ini apa namanya buah simalakama juga, akan tapi memang listrik ini menjadi kebutuhan primer kita semuanya. Kalau kita laper pasti ngamuk Pak, listrik mati sama saja ngamuk juga. Kemudian misalnya beras mahal, itu juga kita juga emosi. Sama juga listrik mahal jadi emosi juga, sama kebutuhan primer kita semuanya. Ini menjadi pedoman kita untuk memperbaiki PLN ke depan.

Terima kasih.

Page 37: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

37

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Pak Muhammad Toha. Selanjutnya, Aji Satria. Belum? Selanjutnya, kami persilakan Pak Deddy

Sitorus. Di Virtual ada Pak Nyat Kadir ya nanti. Siap-siap Pak Nyat Kadir.

F-PDIP (IR. DEDDY YEVRI HANTERU SITORUS, M.A.): Makasih, Pimpinan. Saya sebenarnya ikut dari awal lewat webinar, tapi karena sinyal, jadi

saya putuskan datang ke ruangan. Yang pertama, saya mau bertanya kepada PLN, Pak. Itu terkait dari

RPTL yang konversi ke gas. Apakah masih akan dijalankan atau tidak? Saya kira ini harus kita jalankan untuk jangka panjang ya, karena apa inefisiensi IASD itu kan luar biasa, Pak ya. Saya kira sepanjang harga gas bisa dijamin lebih rendah dari ASD, harusnya itu terus dijalankan, Pak ya. Saya kira ini perlu menjadi komitmen dari kita. Karena, saya ingin tahu juga statusnya seperti apa ini pak di PLN. Apakah itu akan berjalan atau tidak.

Yang kedua, Pak. Saya agak bingung kemarin ketika tiba-tiba dengar ada RUPS di PLN dan beberapa direksi itu diganti. Kami ingin juga sedikit penjelasan di sini, kira-kira apa latar belakangnya. Apakah keperluan soliditas tim atau apa supaya karena ini banyak gugatan dari dalam sendiri Pak yang saya dengar. Saya menyampaikan suara dari dalam tempat bapak sendiri, karena ketidak pastian gitu ya dan saya kira ini bisa berpengaruh terhadap kinerja di dalam PLN sendiri ya.

Yang ketiga, pertanyaan juga yang muncul banyak di masyarakat terkait penunjukan Direktur PLN Batubara, Pak. Yang katanya adalah mantan Dirut Karutmin yang merupakan pemasok batubara ke PLN. Sekarang menjadi Dirut di PLN batubara. Ini apa tidak memungkinkan terjadi conflict of interest Pak, untuk dijelaskan kepada kita.

Yang ketiga, tadi teman-teman banyak mempertanyakan soal pencatatan meteran, Pak. Saya kira diskusi ini tahun 90 atau 90-an 98. Kalau saya tidak salah karena terjadi juga, bagaimana kah membuat digitalisasi dan sebagainya tetapi muncul perdebatan lalu orang-orang itu kerjanya apa. Karena seharusnya, PLN juga create jobs gitu ya. Jadi, tolong ini dipertimbangkan dengan baik. Karena menurut saya, mungkin pertimbangan dari bapak cost, tapi dari saya mungkin termasuk job creation. Ya ini supaya tidak juga serta-merta nanti dihapus kan begitu aja, ini menyangkut apa namanya hajat hidup orang banyak.

Yang keempat, Pak. saya minta evaluasi dong Pak terhadap IPP, Pak ya. Apakah ini sebenar-benarnya memberikan keuntungan untuk PLN dan rakyat gitu ya. Karena, saya ingin tahu juga seberapa besar kerugian yang ditanggung PLN karena skema take or pay. Listriknya kagak dipakai bayarnya full, ini seperti apa. Karena, kalau saya hitung-hitung mungkin dibanding pencatat meteran yang katanya 3 triliun, ini lost Bapak dari IPP ini juga, dari take or pay ini cukup besar. Ini bagaimana skema PLN dan pemerintah dalam menjawab persoalan-persoalan ini ya.

Page 38: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

38

Yang kelima, saya ingin, saya berharap bahwa dalam skema IPP itu energi primernya itu PLN bertanggung jawab, Pak. Ikut chip in di sana, investasi di sana, Pak ya. Karena kalau tidak ya, PLN ini cuma jadi lewatan aja Pak ke orang. Ini kita harus benar-benar jamin, supaya PLN benar-benar juga investasi di energi primernya. IPP itu hanya untuk pembangkit dan sebagainya.

Yang terakhir, saya ingin tekankan Pak. Saya berharap TKDN untuk semua produk-produk yang digunakan atau alat-alat yang digunakan oleh PLN, itu ditingkatkan secara signifikan, Pak. Ini tidak bisa kita tawar-tawar lagi, karena apa namanya account devisit kita itu kan terus melebar dan salah satu mengembang itu adalah impor. Saya kira tidak bisa tidak, karena kita membutuhkan barang-barang itu, tolong didorong TKDN-nya naik terus Pak ya. Jangan lagi kita hanya menjadi pemakai dari dari distribusi luar negeri, sementara industri kita tidak bisa berkembang. Karena, saya melihat juga ada kecenderungan di PLN ini, Pak. Kalau orang kita susah banget masuk, hanya orang lama terus sampai berkarat di dalam, Pak. Ini kan harus dirubah, Pak. Ya, jangan 1 sampai 2 orang yang begitu berkuasa di PLN, sehingga inovasi teknologi industri kita ini tidak bisa diserap oleh talent, Pak. Karena saya dengar, untuk dapat sertifikat PLN saja susahnya minta ampun, Pak. Ini kan kurang bagus buat pengembangan dan ketahanan industri nasional kita. Tolong ini menjadi perhatian.

Dan yang terakhir, tadi teman saya menyampaikan aspirasi dari Dapil. Saya jadi teringat juga, saya mau menyampaikan, Pak. Tadi sudah berulang-ulang bahkan saya WA ke Bapak. Kalimantan Utara itu, Pak daerah perbatasan masih cukup sangat membutuhkan sentuhan PLN. Ibukotanya, Tanjung Selor itu Pak, ...... Pak ya. Jadi, kan kacau ibukota provinsi nanti tetangga ibukota negara yang baru, tapi ...... ini saya tidak tahu itu dulu proyek Pelindo itu sampai kapan mau di launch. Kapan CMB-nya, nggak selesai-selesai, Pak.

Terakhir, Pak Jokowi pergi ke Kerayan, Pak. Itu PLN-nya sekarang hanya hidup 12 jam kadang 6 jam, karena tidak tersedia solar industri. Sementara, mereka tidak diperbolehkan memakai solar subsidi. Nah, pemasok penyedia solar industri di sana itu ngambil dari Malaysia, Pak. Ini bagaimana bapak bisa menjamin supaya orang di perbatasan itu betul-betul menikmati kemerdekaan Republik ini, Pak ya. Saya tolong itu dipikirkan bagaimana pemanfaatan apa namanya penyediaan solar industri nya itu benar-benar bisa, sehingga PLN disana bisa nyala Pak dengan sempurna.

Saya pikir itu. Terima kasih, Pimpinan.

KETUA RAPAT: Jadi, masih ada Kang Herman Khaeron, Mba Sondang, Adinda Ade

Rosiade, Pak Nasim Khan nggak ada? Sama satu, sesepuh kita yang Pak Nyat Kadir di virtual. Sudah nggak ada tambah ya, saya ketok dulu ya. Tambah terus nanti nggak makan siang.

(RAPAT:SETUJU)

Page 39: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

39

Terus kemudian kita selesai jam 1.

(RAPAT:SETUJU) Nah, selanjutnya ini senior komisi, kelihatannya pernah di Komisi VII

kita, Pak Herman Khaeron.

F-PD (DR. Ir. H.E. HERMAN KHAERON, M.SI):

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya kalau panjang, nanti takut takut ibu-ibu. Kalau kependekan,

kelebaran takut bapak-bapak yang nggak suka. Terima kasih, Pak Ario Bimo. Tadi saya perintahkan turun ya, ya saya

turun gitu Pak. Maka itu, kalau sudah turun ya kasih kesempatan gitu.

Bapak, Ibu sekalian yang saya hormati. Para Pak Dirut dan seluruh Direksi hadir Pak Wakil Dirut.

Pertama dalam situasi saat ini, PLN mengalami berbagai hal yang tentu

juga menurunkan daya tahan. Ini kalau ada Covid, paling mudah terserang itu adalah PLN itu sebetulnya. Pertama, demand menurun ya. Demand menurun karena sektor industri banyak yang berhenti, meskipun di sektor publik, di home connection nya agak naik gitu ya. Tapi, itu tidak mengejar saya kira terhadap hal itu, sehingga hubungannya tadi dengan apa yang disampaikan oleh Pak Deddy terkait dengan take or pay sehingga, berapa besar sih sebetulnya selisih dari setrum yang terjual dengan perjanjian take or pay terhadap IPP yang saat ini membebani terhadap keuangan PLN, gitu ya Pak Dirut ya sehingga, jelas bahwa ada beban-beban yang tentu ini menjadi beban korporasi terhadap terhadap IPP, karena perjanjian take or pay ini.

Yang kedua, terkait juga energi primer ya. Ini juga fluktuatif, karena belinya dalam Dolar kemudian jualnya dalam Rupiah sehingga, fluktuatif pembelian energi primer yang sekarang komandannya adalah Pak Rudi, yang berpengalaman banyak di bidang batubara khususnya 60% batu bara juga fluktuaktif dan harganya fix rate ditetapkan oleh Pemerintah dalam Rupiah. Berapa sih sebetulnya pendapatan dalam Rupiah terhadap beban energi primer yang fluktuaktif harganya akibat naik turunnya Dolar. Ini juga harus dihitung, Pak sehingga kalau kemudian publik menanyakan kenapa sih daya tahan keuangannya PLN ini kelihatan lemah sekali gitu ya. Nah, ini harus disampaikan gitu ya. Karena, bagi kami ya kami, kami itu akan diakui di Komisi VI atau kami, Fraksi Partai Demokrat atau saya ya barangkali. Bagi saya PLN ini harus dirawat, harus dijaga karena PLN ini adalah perusahaan yang ditugaskan oleh negara berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 mohon maaf Pasal 2 dan Pasal 3 atau dibalik Pasal 3 dan Pasal 2 karena hajat hidup orang banyak harus menjadi keuntungan masyarakat pada social plan cabang-cabang produksi yang penting dikuasai negara pun PLN sebagai pelaksana negara di dalam mengurus masalah setrum, masalah listrik.

Oleh karenanya, menurut saya, hal-hal hitungan seperti ini harus jelas sehingga pada waktu kita membicarakan persoalan kurang bayar, kalau kurang bayar itu tidak akan menjadi bagian penting di dalam menyehatkan

Page 40: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

40

keuangan di PLN, tidak. Justru, dalam pandangan saya untuk membuat teman-teman Direksi di PLN ini tersenyum, jika memang uangnya ada 45 triliun yang dialokasikan untuk kurang bayar, split aja. 25 triliun kurang bayar, 20 triliun adalah PMN, baru tersenyum Pak, gitu ya betul dong Pak. Kalau hanya kurang bayar, itu enggak dibayar pun menjadi piutang. Beban bunga ya audit itu dimasukkan juga dalam kurang bayar pemerintah. Bunga ya dibayarkan juga dalam, audit timnya BPK itu kan meliputi berbagai aspek ..... terhadap utang pemerintah terhadap korporasi, terhadap BUMN.

Jadi, seluruh instrumennya sudah masuk di situ, bener gak Direktur Keuangan? Bener ya. Artinya, ini harus jelaskan gitu dan kalau memang uangnya ada 45 triliun itu, lebih baik split. Oke lah, bayar kurang bayar supaya hutangnya berkurang kepada pihak ketiga turun gitu ya karena juga hutang-hutang kurang bayar yang 52,8 triliun, yang ini terakumulasi pada sampai tahun ini. Itu pun sebetulnya dimasukkan piutang dalam pembukuan PLN, ya sudah tidak ada masalah gitu dan hutang negara, hutang Pemerintah itu bagi perbankan juga tidak menjadi persoalan. Itu pasti dibayar, kecuali kalau hutangnya Pak Dirut, itu pasti dipertanyakan atau hutangnya kepada pihak ketiga pasti ini akan menjadi beban karena ini tidak akan menjadi kepercayaan di pembiayaan lainnya.

Nah oleh karena itu, dalam pandangan saya Pak Dirut coba menghitung beban take or pay terhadap demand berubah beban pendapatan Rupiah dan fix plate-nya harga yang ditetapkan oleh Pemerintah terhadap kebutuhan energi primer dan fluktuasinya harga serta per dekresiasinya Rupiah, ini dihitung. Nah, sehingga ini muncul. Ah, ini beban lagi segini. Tambah lagi beban penugasan untuk daerah terluar, daerah pulau-pulau terpencil untuk untuk mengakomodir pendapatan Pak Deddy Sitorus, yang tadi jam tayangnya harus diperpanjang.

Itu kan kalau dihitung dari sisi bisnis, menurut saya tidak akan tidak akan visible gitu dari sisi bisnis. Tapi kan, Bapak ini perusahaan negara. Ditugaskan oleh negara bahkan harus memenuhi elektrivikasi 100%, dari mana uangnya? Ya semestinya kan nggak dijamin negara memberikan uang gitu. Jangan kemudian bahwa justru penugasan-penugasan yang ada, menggerus terhadap kemampuan perusahaan keuangan perusahaan, gitu. Maksud saya nih, sehingga bisa jadi Pak, nggak apa-apa. Kalau di dalam stimulus Covid-19 yang berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 bahwa disitu ada alokasi 152 triliun, di dalamnya ada juga untuk kurang bayar 45 triliun untuk PLN, dimohonkan. Pak, bayarnya 25 triliun saja, 20 triliunnya untuk membantu, karena beban-beban PLN, ini bebannya, begitu loh Pak. Bapak kan ahli perbankan gitu. Sudah dipuji sehabis-habisan tadi oleh Pak Bimo. Kalau tidak menulis angka itu, ya dianggapnya PLN ini kok menjadi cengeng gitu. Seolah besar, tetapi sangat mudah daya tahan financialnya kok lemah sekali, gitu ya. Nah oleh karena itu, saya kira coba dihitung angka-angkanya dan saya mohon Pak Bimo ini kalau sudah ada hitungan, kita pikirkan. Wah, ini PLN ..... apa ini. Jangan tiba-tiba 17 tahun disini PLN rugi terus gitu. Kalau PLN untung kan CSR nya kan juga banyak, manfaat untuk rakyatnya banyak, gitu loh betul.

Itu Pak Amin, jadi kita juga jangan apriori lah terhadap dana stimulus, oke, tapi split nya dimana yang tepat untuk membantu PLN. Saya tidak harus menceritakan bagaimana saya juga dulu, Pimpinan seperti bantu membantu gitu untuk bisa supaya apa, supaya PLN survive. Masih banyak tuh yang

Page 41: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

41

sudah ekselor. Pak Waluyo, Pak Harianto, Pak Huda, ini senior-senior semua. Ibu Ibu siapa namanya, Ibu Sofi. Ibu Sofi dulu masih Kepala Biro Perencanaan, Bagian Perencanaan dulu gitu. Pak Bob, Pak Bob masih manager di Sulawesi. Saya teman semua gitu. Jadi, ini coba di di di apa namanya di evaluasi kembali gitu. Pemerintah menurut saya Pak Jokowi akan akan rasional kok gitu. Iya, kalau dibebani terus ini akan akan bangkrut ini. Kalau bangkrut, PLN tidak bisa beroperasi, yang rugi rakyat semua.

Saya pernah mati listrik dulu satu hari. Semua pangan yang ada di dalam kulkas saya busuk semua. Berarti, logika saya juga ditempat lain juga busuk sama, gitu loh. Artinya bahwa ..... sudah menjadi kebutuhan setara dengan kebutuhan pangan. Bahkan di luar negeri, semua pergerakan, semua transportasi juga sudah menggunakan, sebagiannya sudah menggunakan listrik. Oleh karena itu, hitung-hitungannya haru tepat, Pak. Jangan datang kesini, hitungnya begini lagi. Saya tuh bosan, kok ngitungnya begini lagi. Dihitung dong, berapa selisih take or pay terhadap demand, berapa selisih penjualan terhadap kebutuhan energi primer, berapa beban perusahaan, dihitung. Jadi, pendapatan perusahaan karena, lemahnya PLN itu karena harga jualnya dibatasi oleh pemerintah. Ditetapkan oleh pemerintah. Mungkin, kalau tidak ditetapkan oleh pemerintah, per KWH- nya sudah 2.000 sekarang, bukan 1.400 lagi.

Jadi, ini ini harus betul-betul harus menjadi argumentasi yang kuantitatif. Jangan kualitatif terus seperti ini ya kita juga susah, Pak Bimo aja juga bosen. Asal depan PLN begini lagi. Coba dihitung, Pak hitung hitung hitung. Kalau memang rasional dalam situasi Covid, apalagi Kementerian Industri hampir seluruh sektor industri meminta keringanan terhadap PLN atas apakah beban yang harus mereka bayar dimundurkan, apakah penundahaan pembayaran dan lain sebagainya. Ini kan menjadi. Kalau ..... nggak menjadi beban, Pak. Yang menjadi beban itu penundaan dan sebagainya, karena bunganya akan menjadi tanggungan korporasi. Berat pembayaran akan didasarkan kepada jumlah rekening saja. Karena apa, ini adalah bagian dari pada stimulus pemerintah. Tetapi apa, bebannya kepada PLN. Jadi, kalau PLN rugi juga jangan dicaci maki, ya memang pasti rugi, pasti rugi gitu. Cuma, perlu disampaikan hitung-hitungannya secara matematis, seperti apa sih sebetulnya gambarannya itu, seperti apa sih batubara dikurangi saat ini, berapa sih harga batubara.

Dulu, saya ngetok palu dengan beberapa petanam kepada saya. Saya ketok palu untuk untuk harga batubara dibatasi 70 US Dolar per matrix ton. Kalau mau saya, fragmatis mungkin bisa diam. Tapi, ini kepentingan nasional, kepentingan PLN untuk tetap hidup sehingga, kesimpulan saya Pak Bimo. Mungkin, coba secara tertutup saja lah kalau memang agak sungkan barangkali untuk diketahui publik keuangan real nya seperti apa atas beban-beban tadi, disampaikan kepada Pimpinan. Nanti usul saya, bisa saja di split dari kurang bayar itu untuk bisa mempertahankan kondisi keuangan yang lebih survive dan kemudian bisa memenuhi stimulus yang diinginkan terhadap sektor-sektor lainnya. Maka, bisa split dari 45, 20 triliunnya mungkin PMN. Supaya memperkuat posisi keuangan dari PLN.

Saya kira demikian. Terima kasih, Pak Bimo.

Page 42: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

42

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Waalaikumussalam. Demikian, Pak Herman Khaeron. Selanjutnya, kami mau ke virtual dulu. Pak Nyat Kadir.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Ok, siap.

KETUA RAPAT: Sehat-sehat Pak Nyat Kadir?

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Siap.

KETUA RAPAT: Kami persilakan, 2 menit Pak Nyat.

F-PKS (RAFLI):

Setelah Nyat Kadir, Rafli Ketua.

KETUA RAPAT: Check sound, check sound, hallo.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Siap-siap.

KETUA RAPAT: Hallo.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Siap.

KETUA RAPAT: Masih bermasalah, mohon dibetulkan.

Page 43: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

43

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Siap siap.

KETUA RAPAT: Selanjutnya, kami persilakan Pak Andre Rosiade. 2 menit. Sebentar, ayo aku check dulu Pak. Ini ada kita nya yang kacau atau

memang, hallo hallo. Oh, nggak nyala kok. Tempatku nggak nyala. Hallo. Nggak nyala, Pak. Iya, ditempat kita ini. Yang masalah tempat kita ini.

Apakah dari PLN bisa membetulkan?

F-PKS (RAFLI):

Ketua ketua.

F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE): Oke, kalau begitu kita jadi pemain pengganti Pak Nyat dulu kita ya.

Sambil menunggu Pak Nyat kadir bisa tersambung, saya jadi pemain pengganti Beliau dulu.

Baik. Terima kasih Pimpinan.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Seluruh Anggota DPR RI yang saya hormati dan juga Jajaran Direksi PLN.

Bicara soal PSO ya. Kita tahu dana kompensasi ini memang dibutuhkan

oleh PLN karena, hutang PLN itu sudah 500 triliun ya setahu saya. Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian.

Bayar bunga itu tiga setengah triliun perbulan, bunga tok. Dan, makanya waktu tanggal dari tanggal 20 Februari tahun 2020 dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN, saya sudah sampaikan ke Pak Menteri, Pak Erick, untuk ini menjadi prioritas. Saya sampaikan ke Beliau kalau seandainya tidak dibayar sampai akhir tahun ini, kemungkinan hutang kompensasi Pemerintah itu 80 triliun.

Nah, alhamdulillah kita lihat sekarang Pemerintah membayar hutang itu. Meskipun Pak, maaf Pak saya curiga sama Pemerintah. Sebenarnya, agak lucu waktu Pemerintah punya uang, Bu Sri Mulyani itu pelit banget sama Bapak bayar hutang. Sekarang lagi miskin, tiba-tiba berbaik hari bayar hutang ke Bapak maupun ke Pertamina. Kalau menurut saya nih, pendapat pribadi saya, ini Bapak dibayarin hutang ke Bapak nanti Bapak bayar hutang ke Himbara, supaya Himbara dapat likuiditas untuk bantu bank-bank yang

Page 44: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

44

bermasalah, itu kecurigaan saya. Tapi, sudah lah minimal hutang Bapak dibayar ya karena, agak menarik pas hutang banyak, Sri Mulyani nih pelit bener. Pas duit nggak ada, dia tiba-tiba mau bayar hutang. Nah, ini PR bagi kita di Komisi VI Pak Bimo dan Pimpinan lain, agar kita kawal, agar jangan sampai BUMN-BUMN yang dapat penugasan seperti apa namanya PLN, Pertamina, lalu pupuk juga terus jadi korban karena mereka harus berhutang ke pihak ketiga dengan bunga konvensional. Ini kan beban, nah itu. Terus pertama ya.

Lalu yang kedua, Pak. Soal cicilan yang disampaikan oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu Anggota DPR RI di sini. Saya sudah membaca dan mendengar keterangan langsung dari Pak Bob Saril ya bahwa ada cicilan sekitar 3 bulan. Nah, terus terang dalam rapat tanggal 9 Juni 2020 di ruangan ini juga dengan Pak Menteri BUMN, kami sudah menyampaikan tolong relaksasi itu digeser dikit dari 3 bulan ke-6 bulan supaya beban masyarakat itu semakin berkurang karena sekarang Pak semua orang terdampak Covid-19 ini. Semua masyarakat kita itu kesulitan. Nah, mungkin Bapak dapat membayar kompensasi 48 triliun ini berbaik hatilah, relaksasi menjadi 6 bulan.

Lalu, bicara digitalisasi yang kita perdebatkan tadi ya. Saya sudah juga menanyakan hal ini kepada Pak Menteri BUMN, Pak Erick Thohir waktu itu pas tanggal 9 Juni. Nah, ini jawaban resmi tertulis dari Menteri BUMN saya bacakan. Saya minta waktu itu bahwa kita agar PLN kedepan melakukan digitalisasi mitra. Ini saya sampaikan ke Pak Menteri BUMN, dijawab tertulis ini dengan Menteri BUMN. Saya bacakan jawaban tertulisnya, supaya kita semua tahu. Bulan Juni pertanyaan ini. Dapat kami sampaikan bahwa PLN saat ini setelah melakukan digitalisasi pada pencatatan meteran listrik. Metode pencatatan listrik saat ini telah dilakukan dengan menggunakan aplikasi catat meter yang terhubung ke server aplikasi terpusat. Melalui aplikasi tersebut, petugas tidak hanya mencatat angka stan KWH meter saja, mohon maaf ini ada telepon masuk. Namun juga dapat memfoto angka di meteran serta dilengkapi dengan GPS yang mampu mendeteksi posisi para petugas pencatat meter di lokasi berdasarkan hasil kaji street. Dengan menggunakan aplikasi catat meter, angka stand meter yang menjadi tagihan listrik bisa di cek melalui foto dan sistem PLN juga dapat dicek posisi petugas untuk memverifikasi, validasi validitas dan keakuratannya sehingga, setiap ada pelanggan yang melakukan aduan mengenai tagihan listriknya, PLN dapat mencocokkan bahwa antara angka di aplikasi catat meter, foto angka di Kwh meter rumah serta lokasi ..... rumah saat dilakukan percepatan. Hal ini dilakukan guna memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat. Ini catat, dilakukan resmi Menteri BUMN pada pertanyaan kami untuk digitalisasi meteran....... Nah, intinya ini pasti masih ada runyam ya. Bapak sudah melakukan digitalisasi materan versi PLN, tapi ternyata memang ada kekurangan dimana tetap membutuhkan petugas pencatat meter yang datang ke rumah. Nah, kedepan ini harus di evaluasi betul Pak. Kita tidak tahu apakah ada wabah Covid yang kedua akan datang atau mungkin wabah atau apa sesuatu hal. Tentu, ini harus menjadi pelajaran bagi PLN kedepan, jangan sampai terjadi kasus-kasus seperti ini.

Lalu, efisiensi yang disebutkan oleh teman-teman kemarin. Saya juga sudah mendengarkan keterangan dari Pak Menteri. Pak Menteri BUMN mengapresiasi Pak Zul dan seluruh jajaran direksi sudah berhasil menurunkan capex PLN dari 100 triliun menjadi 39 triliun ya Pak? Berapa

Page 45: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

45

Pak? Menjadi 53,59. Nah, ini sudah mulai untuk keselaraan PLN untuk melakukan efisiensi. Kedepan, harapan kita tentu PLN terus melakukan efisiensi terus menerus sehingga harapan kita, PLN semakin efisien, paling bagus pelayanan kepada masyarakat ya dan juga sekali lagi, Pimpinan Komisi VI, kita awal lah. Jangan sampai Pemerintah terlalu lama berhutang kepada PLN. Ini Penting karena, yang nunjuk-nunjuk itu yang ngasih tahu saya tuh tadi yang pegang handphone itu, sebelah Pak Dirut itu. , itu yang ngasih tahu saya bahwa kompensasi PLN itu kalau tidak salah membahayakan nasib PLN. Betul saja. Nah, gitu Pak. Cukup Pimpinan.

Jadi sekali lagi, kita mendukung penuh langkah-langkah pemerintah untuk membayarkan hutang PLN. Tapi, sekali lagi tolong lakukan efisiensi dan lakukan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang pimpinan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Teman saya satu ini kalau ngomong lebih smart, lebih halus, itu ya

menarik didengar. Tapi, pas jentil-jentil itu ya nggak terlalu enak di dengar. Itu Pak Andre ya, terima kasih.

Selanjutnya, dibuka pertanyaan pertama pada Bu Nevi Zuairina, kita

tutup itu juga Mba Sondang. 2 menit, Mba. Diskonnya hanya 2 menit karena terlambat.

F-PDIP (SONDANG TIAR DEBORA TAMPUBOLON):

Siap, terima kasih Pak Bimo. Mohon maaf, tadi saya mengikuti dari

virtual dari awal sebetulnya. Karena melihat .....(suara tidak jelas/suara sangat kecil).

F-PKS (RAFLI):

Siapa lagi ngomong?

KETUA RAPAT: Pak Nyat Kadir, kami persilakan.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Siap siap.

F-PKS (RAFLI): Habis Nyat Kadir, Rafli ya Ketua.

Page 46: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

46

KETUA RAPAT: Rafli kasih salam aja nanti.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR): Nggak kedengaran suaranya, Pak Ketua.

KETUA RAPAT: Di copy, di copy. Jelas suaranya.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR):

Oke. Terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pimpinan.

KETUA RAPAT: Langsung dari Batam, langsung dari Batam.

F-P.NASDEM (Drs. H. NYAT KADIR):

Bapak-bapak Ibu Anggota DPR RI, Pak Dirut PLN.

Saya Kadir dari Batam, Pak. Dapil Kepri. ......... yang ingin saya sampaikan, disampaikan teman-teman

semuanya. Memang, prihatin atas masalah PLN ini ya, dari atas PLN maupun ke rakyat, lingkaran setan lah. Nah, pemerintah dalam hal ini kita juga maklum, karena kesediaan keuangan, maka subsidinya itu barangkali dapat di bayar, itupun belum lunas.

Nah, saya harap PLN meningkatkan managemennya ya dan ada pertanyaan saya disini Pak Pak Dirut ya. Itu pelanggan yang seharusnya tidak terima subsidi yang 900 PA itu ya, dari 23 juta ada 19 juta yang belum, seharusnya tidak menerima subsidi ya, jumlahnya 6,9 triliun. Apakah itu sudah dieksekusi atau belum? Akan itu bisa menghemat ya. Subsidi pemerintah 6,9 perginya nanti ke PLN juga itu untuk menutup apa Namanya kerugian-kerugian ya yang selama ini terjadi.

Yang kedua, juga sudah banyak disampaikan oleh teman-teman tentang keluhan rakyat ya yang tagihan membengkak ini. Jadi, saya mendukung teman-teman yang tadi, sebaiknya pencatatan itu secara digital ya sehingga, tidak ada kecurigaan masyarakat ya bahwa sebenarnya PLN ini bermain ya, sengaja ya. Ah jadi ini, untuk menghilangkan kecurigaan ini seharusnya diperbaiki lah apa transformasi digital ini ya. Termasuk di rumah saya ya, tagihannya 100% jadinya pada Bulan Mei, sama dengan Pak Dirut ya,

Page 47: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

47

kabarnya 100% juga. Dan ini harapan saya, solusinya kepada masyarakat Pak Dirut ya dengan teman-teman di PLN ya, mengembalikan uang masyarakat ini ya dengan beban tagihan yang akan dating, diperkecil atau normal-normal sehingga kembali normal seperti biasa.

Yang ketiga terakhir, nih aspirasi ya. Penting saya sampaikan, karena ini, aspirasi ini belum pernah, sulit di dengar oleh Dirut PLN yang dahulu kala itu. Di Batam itu kan ada anak perusahaan sendiri, Bright Batam. Dia hanya mengurus masalah Batam sedangkan, Batam itu kelebihan daya 100 megawatt. Luar biasa tuh banyak. Sementara, di pulau-pulau itu ya sampai sekarang pulau-pulau itu banyak yang belum terima aliran listrik. Bayangkan 72 tahun lebih kemerdekaan sampai sekarang mereka belum terima aliran listrik, misalnya, genset tahu bagaimana.

Nah harapan saya, begini Pak Dirut ya. Di luar Batam, Pulau-pulau di luar Batam itu masuk wilayah kerja Provinsi Kepulauan Riau. Nah ini sulitnya, jadi Bright Batam tidak bisa menangani ini. Padahal dia kelebihan daya 100 megawatt itu. Nah, ada baiknya ini kalau memang sesuai dengan aturan di kembalikan saja, wilayah-wilayah di luar pulau Batam itu penanganan listrik ya dikembalikan kepada Bright Batam, anak perusahaan Bapak itu yang di Batam ya karena, pulau-pulau itu pada umumnya wilayah kerja dari PLN Provinsi Kepulauan Riau.

Nah, banyak sekali nih aspirasi yang berkembang, nanti saya akan kirim surat kepada Dirut PLN ya, pulau-pulau di sekitar Batam dan Kepulauan Riau yang belum dialirkan listrik ya. Solusinya barangkali yang dikehendaki masyarakat itu kalau solar cell itu banyak ditolak, Pak karena masalah bakteri yang baterainya yang apa namanya aki ya aki yang bermasalah itu mudah rusak dan segala macam, genset barangkali. Nanti, secara khusus saya akan kirim surat kepada Bapak sebagai aspirasi Dapil, di antaranya Selat Nenek, Jaluh, dekat-dekat aja dekat-dekat dengan Batam itu Pak 20 menit 30 menit dan segala macam.

Saya kira begitu, Pak Ketua Pak Aryo Bimo. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

F-PKS (RAFLI): Ketua, Ketua yang terhormat. Alah mana suaranya. Ketua Ketuaku

Ketuaku. Ketuaku. Sudah masuk suara?

KETUA RAPAT: Silakan, Pak Rafli.

F-PKS (RAFLI): Baik, baik, terima kasih. Salam. Mari lah mari mari Bersatu.

Page 48: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

48

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Hallo hallo, di copy.

KETUA RAPAT:

Waalaikumsalam.

F-PKS (RAFLI): Baik, baik, terima kasih Ketua.

Bapak DIrektur PLN beserta jajarannya, Teman-teman Komisi VI yang sampai hari ini diberikan kesehatan lahir dan batin.

Saya hanya ingin menyampaikan sedikit saja. Yang pasti hari ini

masyarakat sudah terbiasa dengan berbagai macam persoalan-persoalan yang di BUMN kita. Begitu tiba-tiba mendengar pemerintah berhutang 48 triliun, masyarakat mah biasa aja. Dah biasa aja, santai aja dia dengar.

Nah, hari ini bagaimana, kita Komisi VI harus betul-betul dapat mengawasi apa namanya PLN supaya dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, itu satu.

Kemudian, saya ingin juga menyampaikan bahwa kalau ada subsidi yang selama ini dari tahun 2 tahun, 2019 sampai 2020 atau dari tahun 2018 sampai 2020, yaitu subsidi kepada industri kecil dan menengah itu sebesar apa dan daftar industri kecil dan menengah yang diberikan subsidi. Karena kenapa? Kalau subsidi itu benar diberikan kepada pelanggan kita, rakyat miskin dan masyarakat biasa yang sudah menerima subsidi, mereka tidak kaget kalau negara itu berhutang kepada PLN. Bisa dicopy nih. Mana sih.

KETUA RAPAT:

Jelas Pak, jelas.

F-PKS (RAFLI): Kalau hari ini hutang itu hutang subsidi, subsidi kepada masyarakat

biasa, masyarakat yang lemah, masyarakat yang miskin, masyarakat itu mah mengapresiasi ya itu.

Kemudian, yang ingin saya sampaikan. Ini yang wabil khususkan wabil khusus saya ingin sampaikan keluhan masyarakat dari satu daerah, daerah salah satu daerah yang di Aceh ini yang sudah menahun, yang sudah menahun itu dalam seminggu itu bisa mati listrik berkali-kali. Ini dicatat betul supaya ini bisa diselesaikan ya. Itu ada satu daerah, satu kecamatan itu yang sudah dilaporkan kepada saya berulang kali. Saya sudah sampaikan ke GM PLN Aceh juga, tetapi hari ini saya pertegas sekali lagi kepada direktur ya, ini diselesaikan menyangkut listrik yang belum stabil pelayanannya di daerah Aceh wilayah Selatan, Kabupaten Aceh Selatan, wabil khusus Kecamatan

Page 49: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

49

sama dua. Ini sudah menahun dan listrik tidak stabil itu sudah menahun, dalam seminggu matinya berkali-kali. Tolong dicatat ini.

Jadi, bahwa ada pemadaman listrik yang terus berlanjut ya, padahal ada solusi untuk menyelesaikan persoalan ini, tapi PLN belum tanggap, belum tanggap, seperti : menyegerakan penyelesaian pembangunan dan mengaktifkan segera gardu induk yang berada di Kawasan Gunung Cut Kecamatan Sama Dua, Kabupaten Aceh Selatan. Ini senang sekali bahagia nih masyarakat kalau ini diselesaikan. Mungkin, itu yang ingin saya sampaikan itu tolong dicatat betul, Bapak Direktur.

Hal-hal lain sudah disampaikan oleh teman-teman saya dari PKS. Saya Rafli dari Fraksi PKS, saya ingin sampaikan hari ini juga. Ketua, kita ingin PLN bekerja baik, memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Jangan kita terus dicaci maki ya. Negara sudah memberikan pelayanan yang terbaik kepada PLN, kepada teman-teman karyawan PLN, itu negara sudah memberikan pelayanan, memberikan terbaiklah pokoknya. Hari ini bagaimana ya sisa waktu yang sedikit lagi kita berikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Hanya itu yang ingi saya sampaikan. Terima kasih, Ketua. Mari lah mari memulai dengan semangat baru.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

......(tidak ada suara).......

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA):

2020. Juli 2020 ya.

KETUA RAPAT: Itu yang ngomong siapa, Pak?

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Dari Kementerian Keuangan.

KETUA RAPAT: Nggak nggak, siapa? Direjnnya atau Menterinya? Siapa siapa? Coba.

Siapa? Oh. Bicara atau tertulis, Bu? Oh, bicara. Iya nggak apa-apa, Bu. Kalau bicara kan masih bisa tidak juga terjadi, gitu maksud saya. Nggak apa-apa, kita hanya pingin ngerti, Bu. Supaya seolah-olah kita sudah rapat begini, puas akan dibayar ternyata Desember dibayarnya, ini kacau karena, sekali lagi bahwa akan ada skenario 2, skenario 3, ini Pak.

Page 50: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

50

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Akan kami sampaikan tertulis, Bapak, Ibu Pimpinan. Yang jelas, kalau

secara stimulus 450 VA gratis dan 900 VA 50%, itu sudah ditetapkan oleh pemerintah sampai dengan September 2020. Sudah disampaikan. Jadi, selama 6 bulan ini yang untuk 450 gratis dan 900 VA diskon 50%, itu sudah sampai dengan September 2020 ya.

KETUA RAPAT:

Bayarnya 2020?

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Iya.

KETUA RAPAT: Ke PLN? Akan dibayar 2020?

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): In Syaa Allah.

KETUA RAPAT: Insya Allah. Aamiin, kita aminin kita aminin. Apakah cukup, Pak Dirut yang mau disampaikan?

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Tambahan sedikit tadi. Mohon maaf ada pertanyaan yang terkait

dengan data pelanggan ke BSSN. Sudah kami sampaikan melalui Menko Maritim dan Investasi. Menko maritim dan Investasi akan menyampaikan ke BSSN. Itu di yang kami ketahui. PLN rapat Hari Senin yang lalu dengan BSSN yang meminta penjelasan tentang lonjakan tarif ini. Namun, Bapak, Ibu sekalian, yang kami peroleh informasi pada waktu itu, BSSN memahami mengenai hal ini dan pada waktu itu sebetulnya tidak ada pembicaraan BSSN minta data kepada kami itu. Tapi, Bapak-bapak, Ibu ya ada surat Deputi Menko Maritim untuk meminta rekening pelanggan 12 bulan terakhir ya. Itu untuk dikirim ke Menko Maritim. Surat tersebut adalah tanggal 18 Juni 2020 dan sudah kami respon di tanggal 23 Juni 2020.

Saya kira itu tambahan kami, Pak Ketua. Yang lain, mungkin kalau

diizinkan kami jawab tertulis.

…………. : Saya kira ada yang nggak bisa tertulis, Mas.

Page 51: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

51

Saya ingin kepastian aja yang soal rencana konversi ke gas itu, Mas. Itu

kayak apa planning nya? Yang konversi ke gas itu, Pak.

DIREKTUR UTAMA PT PLN PERSERO (Ir. ZULKIFLI ZAINI, MBA): Baik. Kami jawab secara ringkas dulu. Nanti kami akan respon secara lebih

komprehensif. Kami PLN menjalankan Kepmen ESDM Nomor 13/2020, yaitu mengkonversi penggunaan BBM di 52 pembangkit, di 52 lokasi dengan menggunakan LNG. Program ini disebut gasifikasi dari pembangkit, yaitu mengubah bahan bakar minyak yang sebagian masih diimpor menjadi bahan bakar gas yang diproduksi di dalam negeri. Program ini kami tegaskan, Pak program ini jalan terus dan kami tindak lanjuti. Memang ada, akan ada sedikit adjustment, karena perubahan pola penurunan demand diseluruh Indonesia akibat Covid. Sehingga, ada perubahan pola operasi dari pembangkit kami dan pola konsumsi dari gas. Jadi, memang akan ada adjustment tapi kami terus akan melaksanakan ini dengan sebaik-baiknya.

KETUA RAPAT:

Iya, kawan-kawan saya kira cukup jawaban tertulis. Pak Dirut mohon

dikirim ke Komisi VI nanti karena jawaban tertulis itu lah yang nanti masing-masing Poksi akan pertimbangan di dalam Rapat Internal kita tentang catatan-catatan yang akan kita sampaikan bersama Menteri BUMN, baik terkait dengan pembayaran hutang maupun PMN di merger-in yang kita masih menunggu hal-hal yang terkait dengan keputusan atau menuggu Keppresnya.

Demikian kawan-kawan rapat segera akan kita akhiri. Sudah menunjukan jam 13.30, karena setelah ini kita masih ada rapat Kembali. Kami minta kepada Sekretariat untuk menampilkan beberapa pertanyaan-pertanyaan dari para Anggota dan Pimpinan.

Dari Ario Bimo, dari Pak Martin Manurung, dari Ibu Nevi ada 6 pertanyaan, dari Pak Sonny ada 7 pertanyaan, dari Pak Amin ada 6 pertanyaan, dari Pak M Ransel dari Pak Ramsel Ali ada pemberian dokumen, Pak Lamhot Sinaga ada 6 pertanyaan, Mufti Anam ada 5 pertanyaan, Pak Mukhtarudin ada pertanyaan 6, Pak La Tinro ada 3 pertanyaan, Pak Toha ada 5 pertanyaan dan Pak Deddy Sitorus ada 8 pertanyaan, Pak Herman Khaeron ada 5 dan Pak Andre Rosiade ada 4 pertanyaan, Mba Sondang ada 4 pertanyaan, Nyat Kadir ada 5 pertanyaan, Pak Rafli artis kita ada 3 pertanyaan dan 1 nyanyian.

Maka, kita akan melihat draft kesimpulan rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI dengan PT Perusahaan Listrik Negara Persero tentang pencatatan utang pemerintah kepada BUMN Tahun Anggaran 2020.

Komisi VI DPR RI menerima penjelasan, baru menerima penjelasan Pak ya pencarian utang pemerintah kepada PT Perusahaan Listrik Negara Persero tahun anggaran 2020 sebesar Rp 45.426.981.473.100,- yang berupa kompensasi tarif 2018-2019 untuk menutup membayar selisih antara biaya penyediaan listrik dengan tarif yang ditetapkan Pemerintah. 2020-nya belum

Page 52: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

52

masuk nih Pak ya. Belum ya, masih nanti kita rapat lagi Pak, kita kirim keputusan. Masih berjalan, iya.

Komisi VI DPR RI akan membahas pencairan hutang Pemerintah kepada BUMN tahun 2020 kepada PT Perusahaan Listrik Negara pada Rapat Pleno Komisi VI DPR RI sebagai bahan pengambilan keputusan dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN.

(RAPAT:SETUJU)

Belum lunas, pak baru pencairan dulu. Dalam rangka pelunasan ya. Kemudian, sebagai catatan dalam rapat ini tadi, Komisi VI meminta

kepada PLN sebagai catatannya meminta pada PLN untuk melakukan efisiensi ya. Tentunya efisiensi tertuama dengan duit yang dicairkan dan nanti kemungkinan kemungkinan PMN, Pak ya. Ini catatan, dicatat saja. Kita minta untuk melakukan efisiensi, ini tugas Pak Dirut ya, dengan melakukan peningkatan kualitas pengelolaan daya dengan menggunakan apa tadi smart grade yang dimulai dengan efisiensi dalam pencatatan meteran pelanggan dengan menggunakan digitalisasi dengan catatan tidak mengurangi pengangguran pencatat meteran. Situasi ini, digitalisasi untuk sementara, Pak secara bertahap sembari sembari dengan program prakerja apa namanya itu re re, pindah profesi itu apa? Refunction, refungsi atau apa itu. Jadi, catatan dulu ini Pak. Ini belum. Tidak lebih akan kita bahas secara khusus digitalisasi seperti apa, akan mengefisienkan tenaga manual berapa nanti kita berupa. Ini catatan dulu aja, Pak. Tapi, kita minta juga inefisiensi di dalam belanja, Pak. Tadi TKD, kemudian local content, orientasi proyek menjadi orientasi yang lebih baik pada function, pelayanan ya kan.

Saya pingin pokoknya Pak Dirut ini aman, Pak. Jangan ikut yang lain-lainnya dah, abaikan aja ini rekan-rekan politik baik dari DPR, dari Menteri, dari Wamen, dari orang-orang yang kalau bapak masuk penjara atau dipanggil KPK itu dia nggak bantu, Pak. Bapak itu tegak lurus aja pada fungsi bapak ya. Pengalaman-pengalaman itu sudah kelihatan. Tadi, apalagi dilaksanakan dengan program untuk lebih PLN ini maju. Bapak jangan mau jadi korban atau dikorbankan ya. Yang dapat keuntungan ketawa-tawa. Bapak dipanggil di PL di 3 huruf disana kan diredeli, Pak. Apalagi Bapak sudah sepuh. Wong, yang muda-muda ini aja bisa semalem nggak tidur loh, Pak. Badan saya turun 45 kilo, Pak kalau sudah urusan 3 huruf.

Komisi VI DPR RI tidak meminta izin kepada Pimpinan DPR nanti, Pak. Karena, tadi ada usulan dari temen-temen bahwa ini nggak rampung di Komisi VI, Pak. Di Komisi XI dan Komisi VII, maka kami akan minta rapat gabungan, Pak terutama soal pembayaran hutang, karena kepada BUMN-BUMN yang mempunyai lebih tugas pada fungsi publik, pelaksana PSO, pelaksana subsidi. Karena, kita melihat penugasan ini mempunyai amanat penyelenggaraan untuk fungsi yang berkaitan dengan kepentingan umum, sesuai dengan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 19, 23 bahwa BUMN terkait dengan hutang Pemerintah, dapat diberdayakan sesuai dengan tahun berjalan. Ini undang-undang, Pak ya. Pemerintah jangan melanggar undang-undangnya sendiri, membayar hutang tidak seperti tahun belajar sekarang ini salah, Pak. Bapak dibayar tahun 18, tahun 2019, dari tahun 2000. Ini melanggar undang-undang ini Menteri Keuangan. Kita akan kawal, Pak.

Page 53: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ......3 Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (ARIA BIMA): Kita lakukan. Kita akan segera membuka rapat pagi hari ini. Mohon, izin Sekretariat berapa

53

2020-nya harus dibayar di tahun 2020. Tapi, dengan rapat gabungan Pak, nanti kita akan usulkan.

Komisi VI meminta kepada PT Perusahaan Listrik Negara untuk memberikan jawaban secara tertulis dalam waktu 10 hari kerja atas pertanyaan Anggota Komisi VI.

(RAPAT:SETUJU)

(BERTEPUK TANGAN) Terima kasih. Kepada Pimpinan, kawan-kawan Anggota Komisi VI yang mengikuti

rapat secara fisik langsung hadir disini dan kepada kawan-kawan yang mengikuti rapat secara virtual, serta terima kasih dan juga kepada Pak Dirut, Pak Wadirut beserta jajaran PLN yang telah mengikuti rapat hari ini.

Sekali lagi, nawaitu kita, niat baik kita, situasi rakyat saat ini sangat membutuhkan, tidak hanya kita datang, tapi hadir menyelesaikan masalah-masalah berkaitan dengan kinerja-kinerja PLN yang lebih berorientasi kepada kepentingan publik, kepentingan negara dan kepentingan rakyat. Dengan semangat itu pula dan tentunya dengan selalu memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kita selalu sehat. Rapat saya tutup.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 14.35 WIB)

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, 25 Juni 2020 a.n Ketua Rapat

SEKRETARIS RAPAT,

TTD.

DEWI RESMINI, S.E., M.Si NIP. 197104071992032001