101
PEMBERIAN ARO TEKANAN D Ny. M DEN RSUD D PROG SEKOLAH TIN OMATERAPI LEMON TERHADAP DARAH PADA ASUHAN KEPERA NGAN HIPERTENSI DIRUANG AN Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMAR WONOGIRI DI SUSUN OLEH : NINING KURNIAWATI P13101 GRAM STUDI DIII KEPERAWATA NGGI ILMU KESEHATAN KUSUM SURAKARTA 2016 P PENURUNAN AWATAN NYELIR RSO AN MA HUSADA

DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON

TEKANAN DARAH

Ny. M DENGAN

RSUD Dr.

PROGRAM STUDI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

AROMATERAPI LEMON TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN HIPERTENSI DIRUANG AN

Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI

DI SUSUN OLEH :

NINING KURNIAWATI

P13101

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

LAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

TERHADAP PENURUNAN

KEPERAWATAN

DIRUANG ANYELIR

MARSO

DIII KEPERAWATAN

LAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON

TEKANAN DARAH

Ny.M DENGAN HIPERTENSI

RSUD Dr.

Untuk Meme

Dalam Menyelesaaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

AROMATERAPI LEMON TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny.M DENGAN HIPERTENSI DIRUANG ANYELIR

Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

NINING KURNIAWATI

P13101

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

TERHADAP PENURUNAN

PADA ASUHAN KEPERAWATAN

YELIR

MARSO

Dalam Menyelesaaikan Program Diploma III Keperawatan

DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nining Kurniawati

NIM : P. 13101

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah :Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap

Penurunan Tekanan Darah pada Ny. M dengan

Hipertensi di Ruang Anyelir RSUD Dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis

ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini

adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 26 Maret 2016

Yang Membuat Penyataan

NINING KURNIAWATI

NIM. P.13101

Page 4: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan oleh :

Nama : Nining Kurniawati

NIM : P13101

Program studi : D III Keperawatan

Judul : Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Ny. M dengan Hipertensi di ruang

Anyelir RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2016

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns.Aria Nurahman H.K, M.Kep ( )

NIK. 201387139

Penguji I : Ns.Joko Kismanto, S.Kep ( )

NIK. 200670020

Penguji II : Ns.Aria Nurahman H.K, M.Kep ( )

NIK. 201387139

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES KusumaHusada Surakarta

Ns. MeriOktariani, M. Kep

NIK. 200981037

Page 5: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena

berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “PemberianAromaterapi lemon terhadap penurunan

tekanan darah pada asuhan keperawatan Ny.M dengan hipertensi di ruang Anyelir

RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso.”

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

selaku Ketua STIkes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

kesempatan untuk menimba ilmu di STIkes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadya,M.Kep, selaku sekretaris Program Studi DIII keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Aria Nurahman H.K, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

Page 6: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

v

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ns. Joko Kismanto, S.Kep, Selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, membimbing penulis dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi

penulis demi kesempurnaan studi kasus ini.

6. Ns. Aria Nurahman H.K, M.Kep, Selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, membimbing penulis dengan cermat,

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

membimbing serta memfasilitasi penulis demi kesempurnaan studi kasus ini.

7. Direktur RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso yang telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.

M di ruang Anyelir RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

8. Ns. Niken S.Kep, selaku pembimbing lahan di RSUD Dr. Soediran Mangun

Sumarso yang telah memberikan banyak masukkan dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan asuhan keperawatan selama di RSUD Dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri.

9. Semua dosen program studi DIII keperawatan STIKes Kusuma Husada yang

telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan serta ilmu yang

bermanfaat.

10. Kedua orang tuaku (Joko Rahayu dan Paniyem) yang selalu memberikan

kasih sayang, dukungan dan doa serta menjadi inspirasi dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan.

Page 7: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

vi

11. Adik tercinta saya Ansela Sherly Dwi Anjani dan Indah Tri Anjarwati yang

selalu memberikan semangat, dukungan dan doa sehingga penulis mampu

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

12. Sahabat- sahabat terbaik saya (Tiyas Apriliani, Ratna Kurniawati, Anik

Purwaningsih, Nurhalimah, Devi, Eka Puji A, Maya Winda Agustina, Reni,

Yuni dan iyan , Yueli, dan Fikri) yang selalu memberi semangat dan motivasi

sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

13. Penyemangatku Ishmed Fachri Pradana yang selalu memberi semangat dan

dukungan tanpa lelah untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

14. Mahasiswa satu angkatan khususnya kelas 3B Program Studi DIII

keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang

tidak mampu penulis sebutkan satu – persatu, yang memberikan dukungan.

Semoga laporan karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan.Amin.

Surakarta, 26 Maret 2016

(Nining Kurniawati)

Page 8: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

SURAT PERNYATAN TIDAK PLAGIATISME ...................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 6

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8

1. Hipertensi ........................................................................ 8

2. Tekanan darah ................................................................. 29

3. Aromaterapi Lemon ........................................................ 33

B. KERANGKA TEORI ............................................................ 38

BAB III METODE PENULISAN APLIKASI RISET

A. Subjek aplikasi riset ............................................................... 39

B. Tempat dan waktu .................................................................. 39

C. Media dan alat ........................................................................ 39

D. Prosedur tindakan ................................................................... 39

E. Alat ukur evaluasi .................................................................. 40

Page 9: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

viii

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien....................................................................... 41

B. Pengkajian .............................................................................. 42

C. Rumusan Diagnosa ................................................................ 48

D. Perencanaan............................................................................ 49

E. Implementasi .......................................................................... 52

F. Evaluasi .................................................................................. 57

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .............................................................................. 61

B. Perumusan Masalah ............................................................... 65

C. Perencanaan............................................................................ 71

D. Implementasi .......................................................................... 74

E. Evaluasi .................................................................................. 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 82

B. Saran ...................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

ix

DAFTAR TABEL

1. Table 2.1. Klasifikasi hipertensi .......................................................... 10

2. Table 2.2 Klasifikasi hipertensi ........................................................... 11

Page 11: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1. Pathway ........................................................................... 14

2. Gambar 1.2. Kerangka Teori ............................................................... 38

3. Gambar 1.3. Genogram ........................................................................ 43

Page 12: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Usulan Judul Aplikasi Jurnal

Lampiran 3. Surat Pernyataan

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5. Jurnal Utama

Lampiran 6. Asuhan Keperawatan

Lampiran 7. Lembar obsevasi Aplikasi Jurnal

Lampiran 8. Lembar kegiatan mahasiswa

Page 13: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka kejadian hipertensi meningkat menurut WHO (2012) dalam

Kartikasari (2012) menyatakan bahwa terdapat prevalensi penderita

hipertensi sebanyak 839 juta orang, dengan kenaikan presentase 18% pada

tahun 2009 menjadi 80% pada tahun 2012 yang penderitanya lebih banyak

pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Hasil Riset Kesehatan Daerah

(Riskesdas) mencatat bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat

dari 31,7% menjadi 33,24% pada tahun 2008 dimana usia 55 tahun sampai

dengan 74 tahun wanita beresiko lebih tinggi dari pada laki-laki. Di Jawa

Tengah, terdapat prevalensi hipertensi sebesar 7,9% yang diklasifikasikan

menurut hasil pengukuran tekanan darah sebesar 7,6% dan 0,3% menurut

pengobatan non farmakologi. Kabupaten Surakarta tercatat sebagai daerah

dengan prevalensi tertinggi di Jawa Tengah dan angka kejadian penyakit

sebesar 13,4%.

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan penting didunia

karena prevalensinya yang tinggi serta hubunganya dengan penyakit

kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, The Third

National Health and Nutrition Examination Survey menyatakan bahwa

terdapat prevalensi hipertensi 12% pada resiko penyakit jantung koroner,

Page 14: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

2

24% pada stroke dan 6,8% berakhir pada kematian. Penyakit hipertensi

seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus

menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi

atau disebut juga silent killer. Hal ini sangat penting untuk melanjutkan

pemantauan tekanan darah secara rutin dan hal ini sangat penting jika ada

riwayat keluarga penyakit jantung (Triyanto, 2014)

Hipertensi merupakan penyebab kematian dini ketiga di dunia.

Penyebab kematian hipertensi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua

yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan

hipertensi sekunder yang disebabkan penyakit renovaskuler, jantung,

aldosteronisme dan gagal ginjal. Disisi lain, kejadian hipertensi pada

penderita dapat dipengaruhi dari pola perilaku hidup masyarakat seperti

merokok, kurang olah raga, stress, kegemukan dan alcohol (Kartikasari,

2012).

Pola perilaku hidup masyarakat yang tidak terkontrol dapat

meningkatkan resiko komplikasi jangka panjang penyakit kardiovaskuler

pada pasien hipertensi, seperti infark miokardium, gagal jantung, stroke,

gagal ginjal, dan mortalitas dini (Sargowo, 2012). Oleh karena itu,

pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya

komplikasi dan kematian pada penderita hipertensi (Indrawati dkk, 2009).

Penatalaksanaan hipertensi dapat digunakan dengan farmakologi dan

non farmakologis. Penanganan secara farmakologis terdiri atas pemberian

obat yang bersifat diuretik, simpatik, beta bloker dan vasodilator yang

Page 15: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

3

mempunyai efek samping penurunan curah jantung. Pemberian terapi non

farmakologis relative praktis dan efisien, terapi non farmakologis banyak

digunakan untuk mengatasi hipertensi karena bersifat alamiah dan tidak

menimbulkan efek samping yang berbahaya. Terapi non farmakologi yang

bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah akupresur (akupuntur

tanpa jarum), pengobatan herbal dari cina, terapi jus, terapi herbal, pijat,

yoga, aromaterapi, pernafasan dan relaksasi, pengobatan pada pikiran dan

tubuh biofeedback meditasi, hypnosis (Triyanto, 2014).

Salah satu terapi non farmakologi yang digunakan untuk hipertensi

yaitu aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon dapat menurunkan tekanan

darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi, karena kandungan

Bioflavonoids dan kalium sebagai antioksidan dan memperkuat dan

memperlebar lapisan dalam pembuluh darah dan dapat mengontrol darah

tinggi, mengontrol rasa mual dan pusing, serta memberikan sensasi

menenangkan untuk pikiran (Suranto, 2011). Ketika minyak atsiri dihirup,

molekul yang menguap (volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus

udara ke “atap” hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel

reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut

tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui bola dan

saluran olfactory ke dalam sistem limbic. Hal ini akan merangsang memori

dan respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator,

memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan ke bagian lain otak dan

bagian badan lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan

Page 16: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

4

yang berupa pelepasan senyawa eletrokimia yang menyebabkan relaks.

Relaks yang dapat menyebabkan peregangan otot tubuh, sehingga produksi

hormon adrenalin menurun, hal ini dapat membuat penurunan tekanan darah

(Jain, 2011 :197). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ardini Werdyastri,

Yunie Armiyati, Muslim Argo Bayu Kusuma pada bulan maret 2014

sebanyak 36 responden menunjukan bahwa terdapat penurunan tekanan darah

sitolik maupun tekanan darah diastolik setelah pemberian aromaterapi lemon

(Koensoemardiyah, 2009).

Sebagai perawat, pemantauan tekanan darah menjadi tindakan penting

karena dapat menjadi asuhan keberhasilan tindakan keperawatan yang

dilakukan dalam pencegahan komplikasi hipertensi lebih lanjut. Oleh karena

itu, perawat perlu memberikan penanganan non farmakologis sebagai

penanganan awal sebelum penambahan obat obatan hipertensi dan berperan

dalam keberhasilan penanganan hipertensi (Triyanto, 2014).

Berdasarkan hasil data dari RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso

kota Wonogiri pasien hipertensi menduduki peringkat ke 3 dari 5 besar

penyakit pada bulan Desember tahun 2015, sedangkan yang menduduki

peringkat pertama dyspepsia sebanyak 306 orang. Hipertensi mengalami

peningkatan di setiap tahunya. Jumlah pasien hipertensi 202 orang. laki-laki

sebanyak 98 orang perempuan 104 orang, sedangkan jumlah pasien yang

meninggal sebanyak 2 pasien. Sedangkan diruang Anyelir menduduki

peringkat pertama untuk 2 dari ruang penyakit dalam lainya pada tahun 2015

(Rekam Medik RSUD Wonogiri 2015).

Page 17: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

5

Data pasien diruang Anyelir RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri pada bulan Januari 2016 sebanyak 20 pasien respon terhadap

hipertensi pasien mengeluh nyeri kepala berputar karena peningkatan tekanan

darah dapat menyebabkan penglihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri

pada kepala, mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intra cranial,

lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, kesadaran menurun.

Hasil wawancara yang dilakukan pada perawat RSUD Dr. Soediran

Mangun Sumarso kota Wonogiri didapatkan hasil bahwa belum pernah ada

perawat yang menggunakan aromaterapi lemon sebagai salah satu teknik

nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

biasanya diruang Anyelir pasien hipertensi diberikan terapi medis injeksi IV

furosemide 40 mg/12 jam dan captropil 25 mg/8jam dan setelah diberikan

terapi farmakologi, tekanan darah mengalami penurunan secara cepat tetapi

tidak untuk jangka lama karena pengaruh obat, selain itu jika mengkonsumsi

obat farmakologi setiap hari tidak baik untuk kesehatan terutama di ginjal.

Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas, penulis tertarik

untuk mengaplikasikan tindakan pemberian aromaterapi lemon untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien Ny. M dengan hipertensi di RSUD

Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Page 18: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

6

B. TUJUAN PENULIS

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan hasil peneliti tentang pemberian Aromaterapi

lemon pada Ny.M dengan Hipertensi di RSUD Dr. Soediran Mangun

Sumarso kota Wonogiri.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny.M dengan hipertensi.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.M

dengan hipertensi.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.M

dengan hipertensi.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny.M dengan

hipertensi.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.M dengan hipertensi.

f. Penulis mampu menganalisa hasil dari pengaruh Pemberian

Aromaterapi lemon pada Ny.M dengan hipertensi.

C. MANFAAT PENULIS

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman dalam memberikan asuhan

keperawatan dengan Hipertensi.

Page 19: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

7

2. Bagi Institusi

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan

dating.

3. Bagi Rumah Sakit

Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan referensi baru bagi pelayanan

asuhan keperawatan dirumah sakit untuk mengelola pasien dengan

hipertensi.

4. Bagi Pasien dan Keluarga

Pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara

mengontrol tekanan darah dengan relaksasi aromaterapi.

Page 20: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di mana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

ditunjukkan oleh angka sistolik 140 (bagian atas) dan diastolik 90

(angka bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat

pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa

(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainya (Herlambang, 2013).

b. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

1. Hipertensi Esensial (Primer)

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi.Dimana

sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa

faktor yang mempengaruhi dalam terjadinya hipertensi esensial,

seperti : faktor genetic, stress dan psikologis, serta faktor lingkungan

dan diet (peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan

kalium dan kalsium). Peningkatan tekanan darah tidak jarang

merupakan satu- satunya tanda hipertensi primer. Umumnya gejala

Page 21: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

9

baru terlihat setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti

ginjal, mata, otak dan jantung.

2. Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab, dan patofisiologi dapat

diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan

oleh obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa

kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan

aorta, kelainan endokrin lainya seperti obesitas, resistensi insulin,

hiperteroidisme, dan pemakainan obat-obatan seperti kontrasepsi

oral dan kortikosteroid.

Menurut Susilo dan Ari (2011 : 48) bahwa hipertensi

disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi satu

sama lain. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

hipertensi yaitu : 1) toksin, 2) faktor genetik, 3) umur, 4) jenis

kelamin, 5) etnis, 6) stress, 7) kegemukan, 8) nutrisi, 9) merokok,

10) narkoba, 11) alkohol, 12) kafein, 13) kurang olahraga, 14)

kolessterol tinggi. Menurut pudiastuti (2013 : 21) bahwa penyebab

hipertensi dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Secara genetis

a. Gangguan fungsi barostat renal

b. Sensitifitas terhadap konsumsi garam

c. Abnormalitas tranportasi natrium kalium

d. Respon SPP (system saraf pusat) terhadap stimus psiko sosial

Page 22: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

10

e. Gangguan metabolisme seperti (glukosa, lipid, dan resistensi

insulin)

2. Faktor lingkungan

a. Faktor psikososial : kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental,

aktivitas fisik, status social ekonomi, keturunan, kegemukan

dan konsumsi minuman keras (beralkohol)

b. Faktor konsumsi garam

c. Pengguna obat-obatan seperti golongan kortikosteroid

(cortisone) dan beberapa obat antiradang (anti-inflamasi)

secara terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah

seseorang

d. Merokok juga merupakan faktor penyebab terjadinya

peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang

berisi nikotin

3. Adaptasi struktural jantung serta pembuluh darah

a. Pada jantung : terjadi hypertropi dan hyperplasia miosit

b. Pada pembuluh darah : terjadi vaskuler hypertropi.

c. Klasifikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

1. Berdasarkan JNC VII :

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi (Sumber: JNE VII, 2003).

Drajat Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan

diastolik

(mmHg)

Page 23: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

11

Normal < 120 dan<80

Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi

drajat I

140-159 atau 90-99

Hipertensi

drajat II

≥160 atau ≥100

2. Menurut European Society of Cardiology :

Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi (sumber : ESC , 2007)

Kategori Tekanansistolik

(mmHg)

Tekanan

diastolic

(mmHg)

Optimal < 120 Dan < 80

Normal 120-129 Dan/atau 80-84

Normal tinggi 130-139 Dan/atau 85-89

Hipertensi drajat I 140-159 Dan/atau 90-99

Hipertensi drajat II 160-179 Dan/atau 100-

109

Hipertensi drajat II ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistolik

terisolasi

≥ 190 < 90

Page 24: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

12

d. Manifestasi Klinis

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arteri tidak akan

pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala yang lazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataanya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis (Amin, 2013).

Menurut Pudiastuti (2013 : 22) tanda dan gejala pada

penderita hipertensi yaitu :

a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina

b. Nyeri pada kepala

c. Mual dan muntah

d. Edema

e. Patofisiologi dan Pathway

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan

lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan

kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh

Page 25: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

13

yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding arterinta telah

menebal dan kaku karena arterioskalierosis (Triyanto, 2014 : 12)

Pengaturan tekanan arteri meliputi kontrol system saraf yang

kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam

mempengaruhi curah jantung dan tekanan vaskuler perifer. Hal ini yang

ikut dalam pengaturan tekanan darah dan curah jantung ditentukan oleh

volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer ditentukan

oleh diameter anterior. Bila diameternya menurun (vasokontriksi),

tahanan perifer meningkat. Bila diameternya meningkat (vasodilatasi),

tahanan perifer akan menurun (Muttaqin, 2009 : 263). Tekanan akan

sangat mempengaruhi terhadap tingginya desakan darah. Tekanan ini

terjadi pada pembuluh darah perifer. Tahanan terbesar dialami oleh

arteriole sehingga perbedaan desakan besar bila arteriole menyempit

akan menaikkan desakkan darah. Stadium pertama dari hipertensi sensil

adalah kenaikan tonus dari arteriole (Murwani, 2011 : 83).

Page 26: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

14

Pathway (Perjalanan dari penyakit hipertensi)

Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok

Stress kurang olahraga, genetic, alcohol,

Konsentrasi garam, obesitas

Hipertensi Ansietas

Tekanan sistemik darah kerusakan vaskuler perubahan situasi

pembuluh darah

Beban kerja jantung perubahan struktur krisis situasional

Aliran darah makin cepat penyumbatan metode koping

keseluruh tubuh sedangkan pembuluh darah tidak efektif

nutrisi dalam sel sudah

mencukupi kebutuhan Vasokontriksi ketidakefektifan

koping

gangguan sirkulasi

ginjal otak pembuluh darah retina

vasokontrik Resistensi sistemik koroner spasme

pembuluh pembuluh arterior

darah darah otak Vasokontriksi iskemia

ginjal miokard

Nyeri kepala

Blood flow Aferload

darah

fatigue

Respon RAA

Merangsang

Aldosteron informasi yang

minim

Retensi NA

suplai O2 ke otak

Edema

(Amin, 2013 : 216-217)

Resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan otak

Kelebihan

volume cairan

Defisiensi

Pengetahuan

Penurunan

curah

jantung Intoleransi

aktifitas

Nyeri

dada

Risiko

cidera

Page 27: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

15

f. Komplikasi

Menurut pudiastuti (2013) bahwa orang mengidap penyakit

tekanan darah tinggi berpotensi pada penyakit berikut :

1. Stroke

2. Serangan jantung

3. Gagal ginjal

4. Kebutaan

5. Payah jantung

Menurut murwani (2011) bahwa komplikasi hipertensi adalah:

1. Ginjal

Komplikasi pada ginjal bisa menyebabkan hematuri, BAK sedikit

2. Otak

Komplikasi pada otak bisa menyebabkan stroke (stroke adalah

cidera serebrovaskuler dengan gangguan neurologis fokal yang

terjadi mendadak akibat proses patofisiologi dalam pembuluh darah

dan stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri

yang memperdarahi otak mengalami hiperteropi dan menebal,

sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya

berkurang)

3. Mata

Komplikasi pada mata bisa menyebabkan retinapati hipertensi

Page 28: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

16

4. Jantung

Komplikasi pada jantung bisa menyebabkan terjaadi pembesaran

ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung infark jantung

g. Pemeriksaan penunjang

Menurut Padila (2013 : 359) bahwa pemeriksaan penunjang

hipertensi yaitu :

1. Riwayat dan pemeriksaan secara menyeluruh

2. Pemeriksaan retina

3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ

seperti ginjal dan paru

4. EKG untuk mengetahui hiperteropi ventrikel kiri

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah glukosa

6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin,

7. Foto thorax CT-scan

Menurut taufan (2011 : 265) bahwa pemeriksaan penunjang

meliputi :

1. Mencari faktor resiko : kolesterol serum, trigliresida, gula darah

2. Mencari komplikasi : ureum, kreatinin, proteinuria, foto thorax.

3. Pemeriksaan tekanan darah meliputi TTV yaitu tekanan darah

untuk mengetahui perubahan atau peningkatan atau penurunan

pada sistolik dan diastolik, suhu, nadi, respirasi.

Page 29: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

17

h. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan non farmakologi

Penataan non farmakologis dengan modifikasi gaya hidup

sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan

bagiam yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah

tinggi (Syamsudin, 2011). Penatalaksanaan hipertensi dengan non

farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya

hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu:

a) Mempertahankan berat badan ideal

Mempertahankan berat badan ideal sesuai body mass

index (BMI) dengan rentang 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan, 2007).

BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan anda dengan

tinggi badan anda yang telah dikuadratkan dalam satuan

meter.Mengatasi obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan

sengan melakukan diet rendah kolesterol namun kaya denngan

serat dan protein.dan jika berhasilkan menurunkan berat badan

2,5-5 kg maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak

5 mmHg (Syamsudin, 2011).

b) Kurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara

diet rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira

6gr NaCl atau 2,4 gr gram/hari (Kaplan, 2007). Jumlah yang lain

dengan mengurangi asupan garam sampai kurang dari 2300 mg (1

Page 30: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

18

sendok teh) setiap hari pengurangan konsumsi garam menjadi ½

sendok teh/hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5

mmHg dan tekanan diastolik sekitar 2,5 mmHg (Syamsudin,

2011).

c) Batasi konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alkohol

berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum

berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih

besar daripada mereka yang tidak minum-minuman beralkohol

(Syamsudin, 2011).

d) Makan K dan Ca yang cukup dari diet

Pertahankan asupan diet potassium (>90 mmol

(3500mh)/hari) dengan cara konsumsi diet tinggi buah, sayur dan

diet rendah lemak dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh

dan lemak total (Kaplan, 2007). Kalsium dapat menurunkan

tekanan darah dengan meningkatkan natrium yang

terbuangbersama air kencing.Dengan setidaknya mengkonsumsi

buah-buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang bisa

mencapai asupan potassium yang cukup (Syamsudin, 2011).

e) Menghindari rokok

Merokok memang tidak berhubungan secara langsung

dengan timbulnya hipertensi, tetapi bahayanya merokok

dapatmeningkatkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi

Page 31: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

19

seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu sekali

menghindari mengkonsumsi tembakau (rokok) karena dapat

memperberat hipertensi. Nikotin dalam tembakau membut jatung

bekerja lebih keras karena menyempitkan pembuluh darah dan

meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah.

Maka pada penderita hipertensi dianjurkan untuk manghentikan

kebiasaan merokok (Dalimartha, 2008).

2) Pengobatan Farmakologi

a) Diuretic (Hidroklorotiazid)

Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan di tubuh

berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi

lebih ringan.

b) Penghambat Simpatetil (Metildopa, Klonidin, dan reserpin)

Menghambat aktifitas saraf simpatis

c) Betabloker (Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol)

1) Menurunkan daya pompa jantung

2) Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui

mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronchial.

3) Pada penderita Diabetes Mellitus : dapat menutup gejala

hipoglikemia

d) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)

Bekerja langsung pada pembuluh sarah dengan relaksasi otot

polos pembuluh darah.

Page 32: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

20

e) ACE inhibitor (Captropil)

1) Menghambat pembentukan zat angiotensi II

2) Efek samping : Batuk kering, pusing, sakit kepala, dan lemas

f) Penghambat reseptor angitensi II pada reseptor sehingga

memperingan daya pompa jantung

g) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapemil)

Menghambat kontraksi jantung (Kontraktilitas)

i. Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

Menurut Wijiyaningsih, 2013 Asuhan Keperawatan pada pasien

hipertensi meliputi :

a. Biodata

Biasanya terjadi pada orang usia tua, genetic, obesitas, stress

lingkungan dan hilangnya elastisitas pembuluh darah dan

aterosklerosis, jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari pada kulit

putih).

b. Keluhan utama

Klien mengeluh fatique, lemah dan suit bernafas. Temuan fisik

meliputi peningkatan frekuensi denyut jantung, disritmia dan

takipnea.

Page 33: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

21

c. Riwayat penyakit sekarang

Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala yaitu nyeri

kepala dan kelelahan.

d. Riwayat penyakit dahulu

Aterosklerosis, penyakit katu jantung, penyakit jantung koroner

atau stroke, episode palpitasi serta berkeringat banyak, DM,

Ginjal.

e. Riwayat penyakit keluarga

Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk

mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi.

Data dasar pengkajian menurut Padila (2013 : 359)

1. Aktivitas/Istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama

jantung, takipnea.

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner, penyakit serebrovaskuler

Tanda : kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi,

perubahan warna kulit, suhu dingin.

Page 34: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

22

3. Integritas Ego

Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,

euphoria, faktor stress multiple

Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue

perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang,

pernafasan menghela, peningkatan pola bicara

4. Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

5. Makanan / Cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup

makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

6. Neurosensori

Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit

kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode

epitaksis

Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggam,

perubahan retinal optic

7. Nyeri / Ketidaknyamanan

Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala

oksipital berat, nyeri abdomen.

Page 35: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

23

8. Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,

ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan

tanpa sputum, riwayat merokok

Tanda : distress respirasi / penggunaan otot aksesoris

pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis

9. Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi, cara berjalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi

postural

10. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala : faktor resiko keluarga, hipertensi, aterosklerosis,

penyakit jantung, DM, penyakit ginjal

Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon.

2) Diagnosa keperawatan

Menurut wijiyaningsih, 2013 Diagnosa keperawatan yang mungkin

muncul pada penderita hipertensi :

a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (nyeri

kepala).

c. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload vasokontriksi.

Page 36: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

24

d. Resiko tinggi terhadap injury atau trauma fisik berhubungan

dengan pandangan kabur.

e. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit.

3) Perencanaan

1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Kriteria hasil :

a) Pasien akan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.

b) Pasien akan melaporkan peningkatan toleransi aktifitas yang

dapat diukur.

c) Pasien akan menuju penurunan tanda-tanda intoleransi

fisiologi.

Intervensi :

a) Kaji respon pasien terhadap aktivitas.

Rasional : menyebutkan parameter membantu mengkaji respon

fisiologi terhadap stress aktivitas dan bila ada merupakan

indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat

aktivitas.

b) Intruksikan pasien tentang teknik penghematan energi (duduk

saat menggosok gigi, atau menyisir rambut) dan melakukan

aktivitas perlahan.

Rasional : membantu antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Page 37: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

25

c) Dorong untuk beraktivitas atau melakukan perawatan diri

bertahap.

Rasional : kemajuan aktivitas mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba.

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (nyeri

kepala).

Kriteria hasil :

a) Skala nyeri 1-3

b) Tanda-tanda vital dalam batas normal.

c) Pasien emngatakan nyeri / ketidaknyamanan hilang /

terkontrol.

d) Pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri.

Intervensi :

1. Kaji skala nyeri.

Rasional : untuk mengetahui karakteristik nyeri.

2. Berikan posisi nyaman

Rasional : untuk memberikan kenyamanan.

3. Berikan aromaterapi lemon

Rasional : menurunkan tekanan darah

4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri

Page 38: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

26

5. Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian analgesic yaitu

norages

Rasional : mengobati rasa nyeri secara cepat

6. Monitor tanda-tanda vital.

Rasional : untuk mengetahui vital sign pasien

3) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload vasokontriksi

Kriteria hasil :

a) Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan badan

yang dapat diterima

b) Pasien memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

dalam rentang normal

Intervensi

1. Pantau tekanan darah untuk evaluasi awal.

Rasional : perbandingan tekanan memberikan gambaran

tentang keterlibatan atau bidang masalah vaskuler

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

Rasional : denyut karotis, jugularis, radialis dan femoralis

terpalpasi sedangkan denyut tungkai mungkin menurun

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

Rasional : S4 terdengar pada pasien hipertensi berat karena ada

hipertropi atrium (peningkatan volume atau tekanan atrium)

Page 39: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

27

perkembangan S3 menunjukkan hipertropi ventrikel dan

kerusakan fungsi

4. Catat edema umum atau tertentu

Rasional : mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal

atau vaskuler

5. Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas

atau keributan dan batasi jumlah pengunjung dan lamanya

tinggal.

Rasional : membantu menurunkan rangsang simpatis dan

meningkatkan relaksasi.

4) Resiko tinggi terhadap injury atau trauma fisik berhubungan

dengan pandangan kabur

Kriteria hasil :

a) Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang

meningkatkan kemungkinan cedera.

b) Menunjukkan perilaku pola hidup untuk menurunkan resiko

dan melindungi diri dari cedera.

c) Pasien tidak mengalami injuri/jatuh.

d) Pasien akan mengubah lingkungan sesuai indikasi

meningkatkan kenyamanan.

Page 40: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

28

Intervensi

1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, dan orang lain.

Rasional : memberikan peningkatan kenyamanan dan

mengurangi resiko injuri

2. Pertahankan tirah baring ketat dalam posisi terlentang yang

ditentukan

Rasional : untuk kemungkinan viterus human bekerja sebagai

kekuatan memotifasi untuk mengontrol perdarahan.

3. Anjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata agar tidak lelah.

Rasional : mengurangi resiko perlukaan / pembuluh darah

retina yang akan menyebabkan menurunya penglihatan.

4. Modifikasi lingkungan sekitar pasien

Rasional : meningkatkan rasa nyaman.

5) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit.

Kriteria hasil :

a) Klien terpenuhi dalam informasi dan pengetahuan diri

Intervensi :

1. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan

prosedur.

Rasional : penjelasan tentang sifat penyakit dan tujuan dari

pengobatan dan prosedur dapat meminimalkan kecemasan.

Page 41: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

29

2. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh

dengan stress.

Rasional : menciptakan kenyamanan bagi pasien

3. Jelaskan pentingnya mempertahankan berat badan stabil.

Rasional : kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor

resiko terjadinya hipertensi.

4. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan

mengangkat berat.

Rasional : menghindari faktor predesposisi terjadinya

hipertensi.

5. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai

pesanan.

Rasional : membuka pengetahuan dan wawasan pasien

tentang diit hipertensi.

2. Tekanan darah

a. Definisi

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding

arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

curah jantung, ketegangan arteri, volume, dan laju serta kekuatan

(viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis.

Tekanan puncak terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah

biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan

Page 42: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

30

diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg

sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80

mmHg ( Smeltzer& Bare, 2002).

b. Komponen Tekanan Darah

Secara umum ada dua komponen tekanan darah (Triyanto, 2014) yaitu:

1. Tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat

pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah dengan

tekanan terbesar.

2. Tekana darah diastolic (angka bawah) yang merupakan kekuatan

penahan pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada

saat jantung dalam keadaan mengembang (saat beristirahat).

Tekanan darah normal (nurmotensi) sangat dibutuhkan

untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut

oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada dalam pembuluh darah,

sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesar

(Herlambang, 2013).

Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih besar dari

tekanan yang diperlukan untuk memelihara aliran darah yang

tetap.Saat tekanan darah diatas normal, saat itu volume darah

meningkat dan saluran darah terasa lebih sempit sehingga untuk

dapat menyuplai oksigen zat-zat makanan ke setiap sel didalam

tubuh, jantung harus memompa lebih keras. Progresifitas hipertensi

dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan

Page 43: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

31

meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada

pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat)

kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya

menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun

(Triyanto, 2014).

Tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg

(sistolik/diastolic). Batas normal adalah bila tekanan sistolik tidak

lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik tidak lebih dari 90

mmHg. Tekanan darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik

lebih dari 160 mmHg dan diastolic diatas 99 mmHg, dalam 3 kali

pemeriksaan berturut-turut selama selang waktu 2-8 minggu

(Triyanto, 2014).

c. Alat Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat yaitu

sphygmomanometer (tensimeter) dan stetoskop. Ada tiga tipe dari

sphygmomanometer yaitu :

1. Sphygmomanometer Air Raksa atau Merkuri.

Tipe air raksa adalah jenis sphygmomanometer yang paling

akurat.Tingkat bacaan dimana detak tersebut terdengar pertama kali

adalah tekanan sistolik. Sedangkan tingkat dimana bunyi detak

menghilang adalah tekanan diastolik.

Page 44: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

32

2. Sphygmomanometer Aneroid

Sphygmomanometer aneroid prinsip penggunaanya yaitu

menyeimbangkan tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul

metalis tipis yang menyimpan udara didalamnya.

3. Sphygmomanometer Elektronik

Sphygmomanometer elektronik merupakan pengukur tekanan darah

terbaru dan lebih mudah digunakan disbanding model standar yang

menggunakan air raksa, tetapi akurasinya juga relative rendah.

Sebelum mengukur tekanan darah yang harus diperhatikan yaitu :

jangan minum kopi atau merokok 30 menit sebelum pengukuran

dilakukan, duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh

lantai dan tangan sejajar dengan jantung (istirahat), memakai baju

lengan pendek, kemudian buang air kecil dulu sebelum diukur,

karena kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi hasil

pengukuran (Sustrani, 2004).

d. Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada pasien

setelah istirahat yang cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5

menit. Pengukuran dilakukan pada posisi terbaring, duduk, dan berdiri

sebanyak 2 kali atau lebih dengan interval 2 menit. Ukuran manset

harus cocok dengan ukuran lengan atas. Manset harus melingkari

paling sedikit 80% lengan atas dan lebar manset paling sedikit 2/3 kali

panjang lengan atas, pinggir bawah manset harus 2 cm diatas fosa

Page 45: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

33

cubiti untuk mencegah kontak dengan stetoskop. Sebaiknya disediakan

berbagai ukuran manset untuk dewasa, anak dan orang gemuk. Balon

dipompa sampai ke atas tekanan diastolik kemudian tekanan darah

diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg tiap denyut

jantung. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang

pertama (kortokoff 1) sedangkan tekanan diastolik dicatat jika bunyi

tidak terdengar lagi (kortokoff V). Pemeriksaan tekanan darah

sebaiknya dilakukan pada kedua lengan, pada posisi berbaring atau

duduk (Sustrani, 2004).

3. Aromaterapi Lemon

a. Definisi

Aromaterapi didefinisikan sebagai perlakuan dengan

menggunakan bau-bauan atau keharuman, biasanya minyak tumbuahan

(essential oil) sering digunakan untuk membantu pemijatan, dalam dua

kata yaitu aroma yang berarti wangi-wangian (fragrance) dan therapy

yang berarti perlakuan pengobatan, jadi secara ilmiah diartikan sebagai

wangi-wangian yang memiliki pengaruh terhadap fisiologis manusia.

Aromaterapi dalam praktek keperawatan dapat menggunakan minyak

essensial dari bau harum tumbuhan untuk mengurangi masalah

kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup (Jaelani, 2009).

Terapi yang menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat

membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan

Page 46: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

34

gangguan rasa nyaman seperti cemas, depresi, nyeri, dan

sebagainya.Adapun jenis essential oil yang bisa dijadikan aromaterapi

yaitu lemon, teh hijau dan basil, kayu putih, putri malu, kenanga, bunga

lavender, bunga mawar, bunga melati, cendana, strawberry,

peppermint, orange, mandarin, juniper, ginger, granium dan alang-

alang (Jaelani, 2009).

b. Kandungan Citrus Lemon

Dari berbagai jenis essential oil salah satunya lemon dengan

nama latin “Citrus Limon Brum” merupakan tanaman dari india. Buah

dengan ukuran kecil dan berwarna kuning ini memiliki rasa yang asam,

namun jeruk lemon sangatlah baik untuk kesehatan, salah satunya dapat

menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita

hipertensi (Koensoemardiyah, 2011)

Dengan metode aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan

tenang (rileks) pada jasmani, rohani, menciptakan suasana damai,

menjauhkan cemas, gelisah, maka dengan cara pemberian aromaterapi

dapat digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan yang membantu

penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat

normal dan meningkatkan kualitas kesehatanya secara maksimal

dengan cara memberi intervensi asuhan keperawatan yang mengacu

pada pengobatan nonfarmakologi dengan cara pemberian aromaterapi

lemon, sehingga dapat terjadi perbaikan kesehatan (Koensoemardiyah,

2009).

Page 47: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

35

Dibalik rasanya yang asam, jeruk lemon memiliki banyak sekali

manfaat bagi kesehatan.Kandungan vitamin C serta antioksidan dalam

jeruk lemon merupakan kombinasi yang baik dalam meningkatkan

sistem kekebalan tubuh (imunitas). Lemon membantu alkali dalam

tubuh, dengan mengembalikan keseimbangan pH tubuh, Lemon

ditemukan mengandung 22 senyawa anti kanker yang meliputi

limonese yang berfungsi memperlambat pertumbuhan tumor kanker

dan glikosida flavonol yang dapat menghentikan pembelahan sel pada

sel kanker vitamin P yang terkandung dalam lemon membantu

memperkuat pembuluh darah. Selain itu didalam minyak astiri jeruk

lemon mengandung alpha-terpinene, alpha-pinene, citral, felanden,

koumarins, bioflavonoids geraniol asetat, asam sitrat, linalil asetat yang

bersifat memberikan ketenangan hati juga meningkatkan mood

(Koensoemardiyah, 2013).

4. Cara kerja Aromaterapi Lemon

Saat pemberian aromaterapi, minyak atsiri masuk dalam tubuh

manusia melalui tiga jalan utama yaitu ingesti, olfaksi, dan inhalasi

(Koensoemardiyah, 2009 : 13). Menghirup minyak aromaterapi

dianggap sebagai penyembuhan yang cepat dan langsung, hal tersebut

dikarenakan molekul-molekul minyak esensial yang mudah menguap

bereaksi langsung pada organ penciuman dan langsung dipersepsikan

oleh otak (Sutrani, 2004 : 101). Hal tersebut dikuatkan oleh

(Koensoemardiyah, 2009 :15) yang menyatakan bahwa ketika minyak

Page 48: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

36

atsiri dihirup, molekul yang menguap (volatile) dari minyak tersebut

dibawa oleh arus udara ke “atap” hidung di mana silia-silia yang

lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu

menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan

ditransmisikan melalui bola dan saluran olfactory ke dalam sistem

limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.

Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan

pesan-pesan yang harus disampaikan ke bagian lain otak dan bagian

badan lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan

yang berupa pelepasan senyawa eletrokimia yang menyebabkan relaks.

Relaks yang dapat menyebabkan peregangan otot tubuh, sehingga

produksi hormon adrenalin menurun, hal ini dapat membuat penurunan

tekanan darah (Jain, 2011 :197).

Berdasarkan pengaplikasian dari peneliti Ardini

Werdyastri, Yunie Armiyati dan Muslim Argo Bayu Kusuma (2014 : 8)

analisis tekanan darah sistolik didapatkan didapatkan mean tekanan

darah sistolik sebelum pemberian aromaterapi lemon 178,83 mmHg,

setelah pemberian aromaterapi lemon didapatkan mean tekanan darah

167,44 mmHg, hasil penelitian juga didapatkan mean tekanan darah

diastolik sebelum pemberian aromaterapi lemon 100,78 mmHg, setelah

pemberian aromaterapi lemon didapatkan mean tekanan darah 93,89

mmHg. bahwa aromaterapi lemon berpengaruh sigifikan dengan

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah pemberian

Page 49: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

37

terapi (aromaterapi lemon) pada penderita hipertensi bahwa terdapat

perubahan penurunan pada tekanan darah, dari hasil peneliti

sebelumnya telah diobservasi setelah dilakukan pemberian terapi

(aromaterapi lemon) pada penderita hipertensi beberapa keluhan yang

dirasakan sudah mulai berkurang, tampak lebih rileks, senang dan

nyaman (Soenanto, 2009).

5. Prosedur Pemberian Aromaterapi Lemon

1. Mencuci tangan.

2. Lakukan pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan pemberian

aromaterapi lemon, hal ini bermanfaat untuk mengetahui perbedaan

antara sesudah dan sebelum dilakukan pemberian aromaterapi

lemon.

3. Selanjutnya meletakkan sungkup aromaterapi, lilin dan essential oil

dibawah samping lemari klien selama 15-20 menit.

4. Pasien diposisikan yang nyaman dan tenang dengan berbaring.

5. Kemudian lakukan pengukuran tekanan darah ulang setelah

dilakukan pemberian terapi lemon (selama 20 menit setelah

pemberian aromaterapi lemon)

6. Mencuci tangan.

Page 50: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

38

KERANGKA TEORI

Gambar 1.1 Kerangka Teori

Sumber : modifikasi Jain (2011), susilo dan ari (2011),

Pudiastuti (2013)

Hipertensi

Hipertensi primer

(esensial)

Tanda dan Gejala :

1. pengliatan kabur

karena kerusakan

retina

2. nyeri pada kepala

3. mual dan muntah

4. edema

Komplikasi :

1. Stroke

2. Serangan jantung

3. Gagal ginjal

4. Kebutaan

5. Payah jantung

Peningkatan tekanan darah

Farmakologi Non Farmakologi

Minyak essensial oil lemon ; kandungan

minyak astiri 70% limonene

Merangsang saraf penciuman

Merangsang

sistem limbik

Mengeluarkan

serotin

Tubuh, pikiran jiwa menjadi

tenang. Member efek rileks

Efek vasodilitas

pembuluh darah

peregangan otot tubuh

Mengurangi

kerja jantung

Penurunan

Tekanan

Darah

Hipertensi

sekunder

penyebab

1. Usia

2. Jenis

kelamin

3. Pendidikan

4. pekerjaan

1. kelainan ginjal

2. tumor

3. diabetes

4. obesitas

5. pemakaian obat

kontrasepsi oral

1. Diuretic

(Hidroklorotiazid)

2. Metildopa,

Klonidin, dan

reserpin

3. Metoprolol,

propanolol dan

antenolol

4. Vasodilator

1. Akupresur

2. Terapi jus

3. Pijat

4. Relaksasi

yoga

Aromaterapi

Minyak essensial

lavender :

kandungan ester

Produksi hormon adrenalin menurun

Page 51: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

39

BAB III

METODE PENYUSUNAN APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset

Subyek dari aplikasi riset ini adalah Ny. M dengan diagnose hipertensi.

B. Tempat dan Waktu

Aplikasi riset ini dilakukan di Ruang Anyelir RSUD Dr.Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri pada tanggal 4-7 Januari 2013 selama 4 hari, tindakan

pemberian aromaterapi lemon dilakukan selama 3 hari. Satu hari satu kali

dalam waktu 15-20 menit.

C. Media dan Alat

1. Alat ukur tensi jarum atau air raksa dan stetoskop

2. Sungkup aromaterapi, lilin dan essential oil

3. Lembar observasi yang digunakan untuk mencatat identitas dan hasil

pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi

aromaterapi lemon.

D. Prosedur Tindakan

1. Menghentikan sementara obat antihipertensi selama 3 hari selama proses

penelitian.

2. Mencuci tangan.

Page 52: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

40

3. Lakukan pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan pemberian

aromaterapi lemon, hal ini bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara

sesudah dan sebelum dilakukan pemberian aromaterapi lemon.

4. Selanjutnya meletakkan sungkup aromaterapi, lilin dan essential oil

dibawah samping lemari klien selama 15-20 menit.

5. Pasien diposisikan yang nyaman dan tenang dengan berbaring.

6. Kemudian lakukan pengukuran tekanan darah ulang setelah dilakukan

pemberian terapi lemon (20 menit setelah pemberian aromaterapi lemon)

7. Mencuci tangan.

E. Alat ukur evaluasi

Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan tekanan

darah adalah Chek List sebelum dan sesudah aromaterapi lemon, Tensi Meter

dan Stetoskop (Shadine, 2010).

Page 53: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

41

BAB IV

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan laporan kasus tentang Asuhan Keperawatan pada

Ny. M dengan Hipertensi di Bangsal Anyelir RSUD Wonogiri. Pengelolaan

asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016. Asuhan

keperawatan dimulai dari pengkajian, kemudian menegakkan diagnosa

keperawatan, membuat intervensi keperawatan, memberikan tindakan atau

implementasi keperawatan serta melakukan evaluasi dari tindakan yang sudah

dilakukan.

A. Identitas Pasien

Pasien merupakan seorang perempuan yang berinisial Ny. M, berusia

61 tahun, beragama islam, berpendidikan SD (sekolah dasar) dan bertempat

tinggal di Talunombo Wonoharjo Wonogiri, dengan diagnosa medis

hipertensi, pasien masuk rumah sakit tanggal 2 Januari 2016 pukul 17.40

WIB. Selama di rumah sakit yang bertanggung jawab atas nama Tn. T, umur

37 tahun, pendidikan SMA (sekolah menengah atas) pekerjaan swasta

bertempat tinggal di Talunombo Wonoharjo Wonogiri, hubungan dengan

pasien adalah anak.

Page 54: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

42

B. Pengkajian

1. Riwayat Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pukul 10.00

WIB dengan metode pengkajian Autoanamnesa dan Alloanamnesa.

Keluhan utama pasien mengatakan kepala pusing dan terasa cekot-cekot,

nyeri dikepala sudah sejak dua minggu yang lalu. Di rumah hanya

diberikan obat dari warung tetapi tidak ada perubahan, sehingga pada

tanggal 2 januari 2016 pukul 17.40 WIB. Pasien dibawa oleh keluarganya

ke IGD RSUD Wonogiri. saat di IGD pasien mengatakan mengeluh

kepala pusing dan terasa cekot cekot, kemudian dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital, meliputi : Tekanan Darah 180/110 mmHg, Nadi 80 kali

permenit, respirasi 22 kali permenit, dan suhu 36,5 derajat celcius, dan

mendapatkan terapi infus Ringer Laktat 20 tetes permenit, injeksi norages

1000mg/8jam, furosemid 40mg/8jam, ranitidin 25mg/12jam, captropil

3x12,5mg. Pasien juga mengeluh nyeri kepala akibat pusing, pasien

mengatakan nyeri terasa cekot-cekot, nyeri terasa dibagian kepala, skala

nyeri 7, nyeri terasa terus menerus.

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan 1

tahun yang lalu mengalami penyakit yang sama, tetapi tidak pernah

memiliki penyakit lain ataupun kecelakaan, serta tidak memiliki alergi

apapun.

Pada pengkajian riwayat penyakit keluarga pasien mengatakan

seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 2 anak, ibu dan suaminya

Page 55: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

43

meninggal karena riwayat penyakit yang sama yaitu hipertensi. Adapun

gambar genogram pada keluarga Ny. M adalah sebagai berikut :

Keterangan

: meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien/Klien

: Tinggal Serumah

: Garis keturunan

Pada riwayat kesehatan keluarga pasien mengatakan keadaan

lingkungan merupakan lingkungan yang bersih dan jauh dari pabrik dan

polusi udara.

HTTT

HTTT

Page 56: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

44

1. Pengkajian pola kesehatan fungsional

pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien mengatakan

bahwa kesehatan itu sangatlah penting, jika ada keluarga yang sakit

segera dibawa ke pelayanan kesehatan.

Pola nutrisi dan metabolisme pasien mengatakan sebelum sakit

makan 3 kali sehari, jenis makanan nasi, sayur, buah, 1 porsi habis, 7-8

gelas 1800cc dan tidak ada keluhan saat makan. Selama sakit pasien

mengatakan makan 3 kali sehari, dengan ¼ porsi, 4-5 gelas 1400cc,

dengan jenis makanan yang disajikan dari Rumah sakit bubur, lauk,

sayur, buah, air putih, teh dan tidak ada keluhan.

Pola eliminasi pasien mengatakan sebelum sakit BAK 5-6 x

sehari kurang lebih 200cc warna kuning jernih dan tidak ada keluhan,

BAB 1 x sehari dengan konstipasi lembek warna kuning dan berbau

khas pasien tidak ada keluhan saat BAB. Selama sakit pasien

mengatakan sering BAK, dengan frekuensi 6-7 x sehari, kurang lebih

200-250cc per BAK, warna kuning pekat dan tidak ada keluhan, BAB

lancar dengan konstipasi lembek warna kuning kecoklatan dan berbau

khas.

Pola aktifitas dan latihan pasien mengatakan selama sakit

melakukan aktivitas makan dan minum, toileting, berpakaian, mobilitas

ditempat tidur, berpindah, ambulasi atau rom dibantu dengan keluarga.

Pola istirahat dan tidur pasien mengatakan sebelum sakit tidur ±

8 jam, pada malam hari dan terkadang disiang hari tidur 2-3 jam.

Page 57: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

45

Selama sakit pasien mengatakan istirahat tidur tidak bisa nyenyak

karena tidak terbiasa dengan suasana keramaian dirumah sakit ± 2 jam

pasien terbangun, istirahat tidur ± 1-2 jam.

Pola kognitif dan perceptual sebelum sakit pasien mengatakan

pasien berbicara dengan lancar, melihat dan mendengar dengan jelas,

penciuman dan mampu mengidentifikasi bau-bauan seperti minyak

kayu putih. Selama sakit pasien mengatakan kepala pusing dan terasa

cekot-cekot, Dengan pengkajian nyeri P : Nyeri saat berdiri, Q : Nyeri

kepala terasa cekot-cekot, R : Nyeri terasa dikepala, S : Nyeri skala 7, T

: Nyeri terus menerus. Pasien tampak pucat, tampak memegangi kepala,

dan tampak merintih.

Pola persepsi konsep diri pasien mengatakan sebelum sakit

dirinya dihargai oleh keluarga dan masyarakat, selama sakit pasien

mengatakan dirinya dihargai oleh keluarga, bila ada masalah dalam

keluarganya selalu dibicarakan atau di musyawarahkan bersama-sama.

Pola hubungan peran pasien mengatakan sebelum sakit

mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangganya.

Selama sakit pasien mengatakan masih tetap memiliki hubungan yang

baik dengan kelurga dan tetangganya dan memiliki hubungan yang baik

juga dengan sesama pasien.

Pola seksualitas reproduksi pasien mengatakan seorang janda

yang mempunyai 2 orang anak

Page 58: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

46

Pola mekanisme koping pasien mengatakan sebelum sakit

apabila mempunyai masalah selalu bercerita dengan keluarga, selama

sakit pasien mengatakan masih tetap menyelesaikan masalah dengan

keluarganya.

Pola nilai dan keyakinan sebelum sakit pasien mengatakan

selalu menjalankan sholat 5 waktu dan sering mengikuti pengajian,

selama sakit pasien mengatakan tetap menjalankan sholat 5 waktu dan

berdoa untuk kesembuhanya.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dari keadaan atau penampilan umum dengan

kesadaran pasien composmentis. Pada pemeriksaan TTV didapatkan

tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 80 kali permenit, respirasi 22 kali

permenit, dan suhu 36,5 derajat Celsius. Pemeriksaan kepala

didapatkan bentuk kepala mesecephal, kulit kepala berketombe dan

kurang bersih, rambut hitam sedikit beruban dan kusam. Pemeriksaan

mata didapatkan palpebra tidak terdapat kantug mata, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter ka/ki simetris, reflek

terhadap cahaya positif. Pemeriksaan hidung bersih tidak ada polip dan

tidak ada secret. Pemeriksaan mulut simetris, bibir kering dan tidak ada

stomatitis. Dan pada pemeriksaan telinga kurang bersih, terdapat sedikit

serumen dan simetris ka/ki. Pemeriksaan leher di dapatkan tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid, nadi karotis teraba, dan tidak ada kaku

kuduk.

Page 59: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

47

Pemeriksaan dada pada paru-paru inspeksi tampak normo chest,

tidak ada jejas, dan ekspansi paru sama. Palpasi vocal vremitus

getaranya sama, perkusi suara paru sonor, auskultasi vasikuler pada

seluruh lapang paru. Pemeriksaan jantung inspeksi iktuscordis tidak

tampak, perkusi bunyi jantung pekak, palpasi pada jantung ictus cordis

teraba di ICS V dan auskultasi BJ 1-2 murni, lup dup. pemeriksaan

abdomen inspeksi bentuk perut simetris tidak ada jejas dan bersih,

auskultasi bising usus 22x/menit, perkusi thympani, palpasi tidak

terdapat nyeri tekan.

Pemeriksaan genetalia tampak bersih dan tidak terpasang kateter

dan pada rectum tampak bersih, tidak ada lesi, dan tidak ada hemoroid.

Pemeriksaan ekstremitas atas kekuatan otot ka/ki 5/4, ROM ka/ki

normal, capillary refile ditekan 2 detik kembali normal, dan perabaan

akral dingin. Pada ekstremitas bawah kekuatan otot ka/ki 5/4, ROM

ka/ki normal, capillary refile di tekan 2 detik kembali normal dan

perabaan akral dingin.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4 januari 2016 di

dapatkan hemoglobin 14.6 g/dl (nilai normal 12.00-18.00), hematokrit

40.5 % (nilai normal 37.00-51.00), leukosit 7.07 k/uL (nilai normal 4,1-

10,9) ttrombosit 3.24 m/uL (nilai normal 150-100), eritrosit 4.62 10^uL

(nilai normal 400-500), MPV 7.9 Fl (nilai normal 6.5-12), PDW 15.9 %

(nilai normal 9.0-17.0), MCV 87.6 Fl (nilai normal 82.0-92.0), MCH

Page 60: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

48

31.6 Pg (nilai normal 27.00-32.00), MCHC 36.1 g/dL (nilai normal

32.0-37.0), gran 53.5 % (nilai normal 50.0-70.0), limfosit 41.1 % (nilai

normal 25.0-40.0), monosit 2.4 % (nilai normal 3.0-9.0), eosinophil 2.7

% (nilai normal 0.5-5.0), basophil 0.3 % (nilai normal 0.1-1.0), GDS 93

mg/dL (nilai normal 70-150).

4. Terapi Medis

Pada tanggal 4 januari 2016 pasien mendapatkan terapi infus RL

20 Tpm fungsinya untuk pengganti cairan tubuh, injeksi IV norages

1000 mg/8jam fungsinya untuk meredakan nyeri, injeksi IV ranitidine

50 mg12 jam fungsinya untuk saluran pencernaan, injeksi IV furosemid

40 mg/12jam fungsinya untuk menurunkan hipertensi ringan maupun

sedang, captropil 25 mg (3x1tablet) fungsinya untuk obat hipertensi

berat-ringan, amlodipine 5 mg (1x1tablet) fungsinya untuk menurunkan

tekanan darah.

C. Rumusan Diagnosa

Pada hari senin, 4 januari 2016 pukul 10.00 WIB, ditemukan masalah

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, dengan

data subyektif pasien mengatakan kepala pusing dan terasa cekot-cekot, data

pengkajian nyeri, nyeri terasa saat berdiri, nyeri terasa cekot-cekot, nyeri

terasa di kepala, nyeri skala 7 dan nyeri terus menerus. Ditemukan pula data

obyektif pasien tampak pucat, tampak memegangi kepala, dan tampak

merintih. Tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 80 kali permenit, respirasi 22

kali permenit, suhu 36,5 derajat Celsius.

Page 61: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

49

Pada hari senin, 4 januari 2016 pukul 11.15 WIB, ditemukan masalah

keperwatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, dengan data

subyektif pasien mengatakan badan terasa lemas dan lemah dan aktivitas

dibantu keluarga. Ditemukan pula data obyektif pasien tampak lemas dan

lemah, tampak berbaring di tempat tidur, pola aktifitas dan latihan makan dan

minum, ke kamar mandi, berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah,

rom dibantu keluarganya.

Pada hari senin, 4 januari 2016 pukul 11.50 WIB, ditemukan masalah

keperawatan gangguan pola tidur berhubungan dengan adaptasi hospitalisasi

(bising), dengan data subyektif pasien mengatakan istirahat tidur tidak bisa

nyenyak karena tidak terbiasa dengan suasana keramaian dirumah sakit ± 2

jam pasien terbangun, istirahat tidur ± 1-2 jam. ditemukan pula data obyektif

pasien tampak lesu mata tampak sayu dan pasien tidak fresh, tampak sering

menguap.

D. Perencanaan

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 4 Januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa pertama yaitu nyeri akut

berhubugan dengan agen cidera biologis. Tujuan yang diharapkan yaitu

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri

berkurang, dengan kriteria hasil skala nyeri hilang atau berkurang dengan

skala 1, tanda-tanda vital dalam rentang normal TD 120/80 mmHg, nadi 16-

24 x/menit, respirasi 60-100 x/menit, suhu 36-37 derajat Celsius, mengatakan

Page 62: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

50

rasa nyaman setelah nyeri hilang, pasien mampu menggunakan teknik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri. Dengan intrvensi keperawatan

lakukan observasi tanda-tanda vital pada klien dengan rasional untuk

mengetahui perkembangan kondisi pasien, lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif (PQRST) dengan rasional untuk mengetahui intensitas, lokasi

nyeri dan waktu yang dirasakan nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

dengan rasional pasien dapat lebih nyaman dan mengurangi rasa nyeri,

berikan pengetahuan tentang aromaterapi lemon dan berikan aromaterapi

lemon dengan rasional untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dan

untuk merilekskan serta menurunkan tekanan darah, berikan posisi yang

nyaman dengan rasioal untuk membantu klien memberi rasa nyaman,

kolaborasi dengan perawat dan dokter pemberian analgesik dengan rasional

untuk membantu klien mengurangi rasa nyeri.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 4 Januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa kedua yaitu intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kelemahan. Tujuan yang diharapkan yaitu setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan intoleransi

aktivitas teratasi dengan kriteria hasil mampu melakukan aktivitas sehari-hari

(ADLs) secara mandiri, kekuatan otot menjadi 5, TTV dalam rentang normal

TD 120/80 mmHg, nadi 16-24 x/menit, respirasi 60-100 x/menit, suhu 36-37

derajat Celsius, mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat. Dengan

intervensi keperawatan mengkaji kekuatan otot klien dengan rasional

Page 63: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

51

mengevaluasi keadaan secara umum, berikan dorongan untuk melakukan

aktivitas secara bertahap dengan rasional untuk memberikan dukungan

dengan hal-hal yang positif, berikan rom aktif kepada pasien dengan rasional

berguna untuk mencegah kontraktur dan mempertahankan kekuatan otot,

libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas dan latihan pasien dengan

rasional membantu klien melakukan ADLs secara mandiri.

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 4 Januari 2016

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa ketiga yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan adaptasi hospitalisasi (bising). Tujuan yang diharapkan

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil jumlah jam tidur

dalam batas normal 6-8 jam/hari, perasaan segar sesudah tidur atau istirahat.

Dengan intervensi keperawatan jelaskan pentingya tidur yang adekuat dengan

rasional menambah pengetahuan pentingnya istirahat, ciptakan lingkungan

yang nyaman dengan rasional untuk memberikan kenyamanan klien saat

beristirahat, monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan setiap jam

dengan rasional untuk memantau pola tidur pasien setiap hari, kolaborasi

dengan dokter pemberian obat tidur dengan rasional untuk membantu klien

tidur dengan nyaman, anjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung

dengan rasional untuk memberikan waktu istirahat pada pasien.

Page 64: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

52

E. Implementasi

Pada tanggal 5 januari 2016 Pukul 08.00 WIB dilakukan pemantauan

tanda-tanda vital, dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

diperiksa. Data obyektif tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 80 kali

permenit, respirasi 22 kali permenit, suhu 36,5 derajat Celsius. Pukul 08.15

WIB mengkajian nyeri pada klien dengan pola PQRST dengan data subyektif

pasien mengatakan bersedia diperiksa, nyeri terasa saat berdiri, nyeri terasa

cekot-cekot, nyeri terasa di kepala, nyeri skala 7 dan nyeri terus menerus.

Data obyektif pasien tampak pucat, tampak memegangi kepala, tampak

merintih. Pukul 08.30 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan

data subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak

kooperatif, pasien melakukan selama 5 menit. Pukul 08.35 WIB memberikan

pengetahuan tentang aromaterapi lemon dapat menurunkan hipertensi dengan

data subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak

memahami pentingnya aromaterapi lemon dalam menurunkan hipertensi.

Pukul 08.40 WIB memberikan aromaterapi lemon 1 hari satu kali selama 15-

20 menit dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif

pasien tampak menghirup aromaterapi lemon, pasien tampak nyaman dan

rileks, pasien tampak kooperatif. Pukul 09.00 WIB menganjurkan klien

beristirahat yang cukup dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia.

Data obyektif pasien tampak kooperatif, pasien tampak pucat dan mau

beristirahat. Pukul 10.15 WIB mengukur vital sign tiap 2 jam dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia diperiksa. Data obyektif tekanan darah

Page 65: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

53

170/100 mmHg, nadi 80 kali permenit, respirasi 22 kali permenit, suhu 36,5

derajat Celsius. Pukul 10.30 WIB memberikan obat melalui intravena yaitu

injeksi ranitidine 50mg/12jam, injeksi norages 1000mg/8jam dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia diinjeksi. Data obyektif pasien tampak

tenang dan injeksi masuk melalui intravena. Pukul 11.00 WIB mengkaji

kemampuan klien dalam melakukan gerak dengan data subyektif pasien

mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak lemah, kekuatan otot

kurang dibandingkan sisi lain, ekstremitas kanan atas 5 bawah 5, ekstremitas

kiri atas 4 bawah 4. Pukul 11.30 WIB ajarkan teknik ROM aktif dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak

kooperatif pasien tampak menggerakkan ekstremitas atas dan bawah dengan

bantuan keluarga. Pukul 11.45 menganjurkan pasien untuk melakukan

aktivitas secara bertahap dengan data subyektif pasien bersedia untuk

melakukan aktivitas. Data obyektif pasien tampak makan dan ke kamar

mandi diantar keluarganya. Pukul 13.00 WIB mengobservasi dan memantau

tanda-tanda vital dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

diperiksa. Data obyektif tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80 kali

permenit, respirasi 22 kali permenit, suhu 36,5 derajat Celsius. Pukul 13.15

WIB memberikan pengetahuan tentang pentingnya pola tidur dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak

memahami pentingnya istirahat dan tidur. Pukul 13.20 WIB memonitor

kebutuhan tidur pasien dengan data subyektif pasien mengatakan tidak bisa

tidur karena tidak terbiasa dengan suasana keramaian dirumah sakit, istirahat

Page 66: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

54

tidur kurang lebih 2 jam, dan sering terbangun. Data obyektif pasien tampak

lesu, mata sayu, dan pasien tidak fresh, tampak sering menguap. Pukul 13.30

WIB menganjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung dengan data

subyektif keluarga pasien mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak

beristirahat.

Rabu, 6 januari 2016 pukul 08.10 WIB dilakukan pemantauan tanda-

tanda vital, dengan data subyektif pasien mengatakan mau diperiksa. Data

obyektif tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 70 kali permenit, respirasi 20

kali permenit, suhu 36 derajat Celsius. Pukul 08.30 WIB mengkaji nyeri yang

dirasakan klien dengan pola PQRST, dengan data subyektif pasien

mengatakan bersedia, nyeri terasa saat berdiri, nyeri terasa cekot-cekot, nyeri

terasa di kepala, nyeri skala 5 dan nyeri terus menerus dan data obyektif

pasien tampak pucat, tampak merintih. Pukul 08.45 WIB melakukan teknik

relaksasi nafas dalam dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia.

Data obyektif pasien tampak kooperatif, pasien melakukan selama 10 menit.

Pukul 09.00 memberikan aromaterapi lemon 1 hari satu kali selama 15-20

menit dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diberi aromaterapi

lemon. Data obyektif pasien tampak menghirup aromaterapi lemon, pasien

tampak lebih rileks dan nyaman. Pukul 09.20 WIB mengukur vital sign tiap 2

jam dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diperiksa. Data

obyektif tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 70 kali permenit, respirasi 20kali

permenit, suhu 36 derajat Celsius. Pukul 09.40 WIB mengajarkan teknik

ROM aktif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif

Page 67: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

55

pasien bisa menggerakkan ekstremitas atas dan bawah kekuatan otot

ekstremitas kanan atas 5 bawah 5, ekstremitas kiri atas 5 bawah 4. Pukul

11.00 WIB memberikan obat melalui intravena yaitu injeksi ranitidine

50mg/12jam, injeksi norages 1000mg/8jam dengan data subyektif pasien

mengatakan bersedia diinjeksi. Data obyektif pasien tampak tenang dan

injeksi masuk melalui intravena. Pukul 12.15 menganjurkan pasien untuk

melakukan aktivitas secara bertahap dengan data subyektif pasien

mengatakan sudah bisa makan sendiri. Data obyektif pasien tampak makan

dan ke kamar mandi dengan sedikit bantuan keluarga. Pukul 13.20 WIB

memonitor kebutuhan tidur pasien dengan data subyektif pasien mengatakan

sudah bisa tidur, walaupun belum nyenyak istirahat tidur kurang dari 4-5 jam

sehari. Data obyektif pasien tampak sering menguap. Pukul 13.45 WIB

mengobservasi dan memantau tanda-tanda vital kembali dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia diperiksa. Data obyektif tekanan darah

150/90 mmHg, nadi 70 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, suhu 36

derajat Celsius. Pukul 14.00 menganjurkan keluarga untuk membatasi

pengunjung dengan data subyektif keluarga pasien mengatakan bersedia.

Data obyektif pasien tampak beristirahat.

Kamis , 7 januari 2016 pukul 08.10 WIB dilakukan pemantauan

tanda-tanda vital, dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

diperiksa. Data obyektif tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 70 kali permenit,

respirasi 20 kali permenit, suhu 36 derajat Celsius. Pukul 08.30 WIB

mengkaji nyeri yang dirasakan klien dengan pola PQRST, dengan data

Page 68: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

56

subyektif pasien mengatakan bersedia, nyeri terasa saat berdiri lama, nyeri

terasa cekot-cekot, nyeri terasa di kepala, nyeri skala 3 dan nyeri hilang

timbul. Data obyektif pasien tampak lebih rileks. Pukul 09.00 WIB

melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan data subyektif pasien

mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak kooperatif, pasien

melakukan ± 10 menit. Pukul 10.00 WIB memberikan obat melalui intravena

yaitu injeksi furosemid 40mg/12 jam, injeksi ranitidine 50mg/12jam, injeksi

norages 1000mg/8jam dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia

diinjeksi. Data obyektif pasien tampak tenang dan injeksi masuk melalui

intravena. Pukul 10.30 mengukur tekanan darah kembali dengan data

subyektif pasien mengatakan bersedia diperiksa dan data obyektif tekanan

darah 140/90 mmHg. Pukul 11.00 WIB memberikan aromaterapi lemon 1

hari satu kali selama 15-20 menit dengan data subyektif pasien mengatakan

bersedia diberi aromaterapi lemon. Data obyektif pasien tampak kooperatif,

pasien tampak menghirup aromaterapi lemon, pasien tampak lebih rileks dan

nyaman. Pukul 11.40 WIB memonitor aktifitas kegiatan pasien dengan data

subyektif pasien mengatakan sudah bisa makan dan ke kamar mandi sendiri.

Data obyektif pasien tampak melakukan aktivitas secara mandiri. Pukul 12.30

WIB memantau tanda-tanda vital dengan data subyektif pasien mengatakan

bersedia diperiksa. Data obyektif tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 70 kali

permenit, respirasi 20 kali permenit, suhu 36 derajat Celsius. Pukul 12.45

WIB memonitor kebutuhan tidur pasien setiap hari dengan data subyektif

pasien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak istirahat tidur 7-8 jam sehari.

Page 69: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

57

Data obyektif pasien tampak segar dan fresh. Pukul 13.00 WIB

menganjurkan klien beristirahat dengan data subyektif pasien mengatakan

mau beristirahat. Data obyektif pasien tampak tenang.

F. Evaluasi

Evaluasi pada hari selasa, 5 januari 2016 pukul 13.30 WIB dengan

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,

data subyektif pasien mengatakan kepala pusing dan terasa cekot-cekot, nyeri

saat berdiri, nyeri terasa cekot-cekot, nyeri terasa dikepala, nyeri skala 6,

nyeri terus menerus dan data obyektif pasien tampak memegangi kepala,

tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80 kali permenit, respirasi 22 kali

permenit, suhu 36,5 derajat Celsius. Assessment masalah belum teratasi,

skala nyeri 6, pasien mengatakan masih nyeri, pasien belum mampu

menggunakan teknik non farmakologi aromaterapi lemon, tekanan darah

160/90 mmHg. Planning lanjutkan intervensi dengan melakukan pengkajian

nyeri dengan pola PQRST, memberikan aromaterapi lemon 1 hari satu kali

selama 15-20 menit, ajarkan relaksasi nafas dalam dan berikan posisi yang

nyaman, berikan analgesik untuk mengurangi nyeri.

Diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan pukul

13.45 WIB dengan data subyektif pasien mengatakan badan terasa lemas dan

lemah, dan aktivitas dibantu keluarga dan data obyektif pasien tampak lemas

dan lemah, pasien tampak berbaring ditempat tidur, pasien tampak makan dan

ke kamar mandi dibantu keluarganya. Pola aktifitas dan latihan makan dan

minum 2, toileting 2, berpakaian 2, mobilitas ditempat tidur 2, berpindah 2,

Page 70: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

58

ambulasi rom 2. Assessment masalah belum teratasi, pasien belum mampu

melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri, kekuatan otot

ekstremitas kanan atas 5 kiri 5, ekstremitas kiri atas4 bawah 4, pasien masih

diantu keluarga dalam pemenuhan aktifitas. Planning lanjutkan intervensi

dengan mengkaji kekuatan otot pasien dalam melakukan gerak, berikan ROM

aktif, menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap.

Diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan adaptasi

hospitaliasi (bising) pukul 13.45 dengan data subyektif pasien mengatakan

istirahat tidur tidak bisa nyenyak karena tidak terbiasa dengan suasana

keramaian dirumah sakit ± 2 jam pasien terbangun, istirahat tidur ± 1-2 jam

dan data obyektif pasien tampak lesu, mata tampak sayu, dan pasien tidak

fresh tampak sering menguap. Assessment masalah belum teratasi jumah jam

tidur ± 2 jam dan sering terbangun, pasien tampak lesu dan tidak fresh.

Planning lanjutkan intervensi jelaskan pentingnya tidur, ciptakan lingkungan

yang nyaman, monitor atau catat kebutuhan tidur pasien setiap hari,

kolaborasi pemberian obat tidur.

Evaluasi pada hari rabu, 6 januari 2016 pukul 14.00 WIB dengan

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,

data subyektif pasien mengatakan kepala terasa pusing, nyeri saat berdiri,

nyeri terasa cekot-cekot, nyeri terasa dikepala, nyeri skala 5, nyeri terus

menerus dan data obyektif pasien tampak merintih kesakitan, tekanan darah

150/90 mmHg, nadi 70 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, suhu 36

derajat Celsius. Assessment masalah belum teratasi, skala nyeri 5, pasien

Page 71: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

59

mengatakan masih nyeri, tekanan darah 150/90 mmHg. Planning lanjutkan

intervensi dengan melakukan pengkajian nyeri dengan pola PQRST,

memberikan aromaterapi lemon 1 hari satu kali selama 15-20 menit, berikan

posisi yang nyaman, berikan analgesik untuk mengurangi nyeri.

Diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan pukul

14.15 WIB dengan data subyektif pasien mengatakan masih sedikit lemas dan

data obyektif pasien tampak makan sendiri dan ke kamar mandi sedikit

bantuan keluarga. Pola aktifitas dan latihan makan dan minum 0, toileting 2,

berpakaian 2, mobilitas ditempat tidur 0, berpindah 1, ambulasi ROM 1.

Assessment masalah belum teratasi, pasien belum mampu melakukan

aktivitas toileting dan berpakaian secara mandiri, kekuatan otot ekstremitas

kanan atas 5 kiri 5, ekstremitas kiri atas 5 bawah 4, tekanan darah 150/90

mmHg. Planning lanjutkan intervensi dengan memberikan ROM aktif,

menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap.

Diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan adaptasi

hospitaliasi (bising) pukul 14.30 WIB dengan data subyektif pasien

mengatakan masih sedikit kurang tidur, ± 4-5 jam sehari dan data obyektif

pasien tampak sering menguap. Assessment masalah belum teratasi jumah

jam tidur ± 4-5 jam pasien tampak sering menguap. Planning lanjutkan

intervensi mencatat kebutuhan tidur pasien setiap hari, kolaborasi pemberian

obat tidur.

Evaluasi pada hari kamis, 7 januari 2016 pukul 13.00 WIB dengan

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,

Page 72: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

60

data subyektif pasien mengatakan kepala masih sedikit pusing, nyeri saat

berdiri lama, nyeri terasa cekot-cekot, nyeri terasa dikepala, nyeri skala 3,

nyeri hilang timbul dan data obyektif pasien tampak lebih rileks, tekanan

darah 130/80 mmHg, nadi 70 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, suhu

36 derajat Celsius. Assessment masalah belum teratasi sebagian, pasien

mengatakan masih sedikit pusing, tekanan darah 130/80 mmHg, nyeri skala

3. Planning lanjutkan intervensi dengan memberikan aromaterapi lemon 1

hari 1 kali selama 15-20 menit, memberikan analgesik untuk mengurangi

nyeri.

Diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan pukul

13.20 WIB dengan data subyektif pasien mengatakan sudah bisa melakukan

aktivitas sendiri dan data obyektif pasien tampak makan dan ke kamar mandi

sendiri tanpa bantuan orang lain atau keluarga. Pola aktifitas dan latihan

makan dan minum 0, toileting 0, berpakaian 0, mobilitas ditempat tidur 0,

berpindah 0, ambulasi rom 0. Assessment masalah teratasi, Pasien mampu

melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri, kekuatan otot 5.

Planning intervensi dihentikan.

Diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan adaptasi

hospitaliasi (bising) pukul 13.40 WIB dengan data subyektif pasien

mengatakan sudah bisa tidur nyenyak, istirahat tidur ± 7-8 jam dan data

obyektif pasien tampak fresh dan segar. Assessment masalah teratasi, jumlah

jam tidur dalam batas normal 6-8 jam, pasien merasa segar setelah bangun

tidur atau istirahat. Planning intervensi dihentikan.

Page 73: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

61

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini penulis akan membahas tentang hasil pelaksanaan pemberian

aromaterapi lemon dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

pada asuhan keperawatan Ny. M dengan hipertensi di bangsal Anyelir RSUD

Wonogiri. Pembahasan pada bab ini membahas tentang kesesuaian maupun

kesenjangan antara teori dengan kasus yang meliputi: pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi pada Ny. M dengan

hipertensi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.

Pengkajian merupakan tahap yang paling menetukan bagi tahap berikutnya.

Kemampuan mengidetifikasi masalah kerawatan yang terjadi pada tahap ini

akan menentukan diagnosis keperawatan. Diagnosis yang diangkat akan

menentukan desain perencanaan yang di tetapkan. Selanjutnya, tindakan

keperawatan dan evaluasi mengikuti perencanaan yang dibuat. Oleh karena

itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh

kebutuhan perawatan pada klien dapan diidentifikasi (Nikmatur dan saiful,

2012).

Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah seseorang

berada diatas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik 80

Page 74: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

62

mmHg untuk diastoliknya. Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung

memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung berkontraksi).

Diastolik adalah tekanan darah saat jantung mengembang (Wahdah, 2011).

Pada tahap ini penulis mengunakan metode wawancara kepada pasien

dan keluarga, metode observasi, metode studi dokumentasi yang mana

penulis mengambil data dari catatan medis pasien. Dimana catatan medis

tersebut berisi tentang riwayat kesehatan pasien, progam terapi dan

penunjang lainya yang berubungan dengan perkembangan pasien.

Dari pengkajian pada Ny. M tanggal 4 januari 2016 pukul 10.00 WIB

didapatkan keluhan utama pasien mengatan kepala nyeri dan terasa cekot-

cekot. Kondisi pasien lemah, tampak pucat, tampak memegangi kepala, dan

tampak merintih. Dengan pengkajian nyeri provoking (P): nyeri saat berdiri,

quality (Q): nyeri terasa cekot-cekot, region (R): nyeri terasa dikepala,

severity (S): nyeri skala 7, time (T): nyeri terasa terus menerus. Pengkajian

nyeri terdiri atas dua komponen utama, yaitu: (a) riwayat nyeri untuk

mendapatkan data klien dan (b) observasi langsung pada respon perilaku dan

fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman

objektif terhadap pengalaman subjektif, dengan mengunakam (P,Q,R,S,T). P:

provoking atau pemicu yaitu faktor pemicu yang menimbulkan nyeri , Q:

quality atau kualitas nyeri (misal: tumpul atau tajam), R: region atau daerah

yaitu daerah perjalanan kedaerah lain, S: severity atau keganasan yaitu

intensitasnya, T: time atau waktu yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan

sebab (mubarok, 2008).

Page 75: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

63

Data tersebut telah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

tekanan darah di dalam pembuluh arteri meningkat, peningkatan ini

menimbulkan masalah sehingga jantung dipaksa bekerja lebih keras dari

biasanya untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan

darah meningkat melebihi batas normal lebih dari 120/80 mmHg. Hal ini

yang menyebabkan adanya keluhan nyeri kepala pada pasien hipertensi

(medkes, 2013).

Pada riwayat kesehatan dahulu pasien mengatakan 1 tahun yang lalu

mengalami penyakit yang sama yaitu hipertensi, tetapi tidak pernah memiliki

penyakit lain ataupun kecelakaan. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapat

tekanan darah 180/110, nadi 80 kali permenit, suhu 36,5 derajat Celsius.

Data yang didapat telah sesuai dengan teori pengkajian bahwa

keluhan utama yang muncul pada pasien hipertensi yaitu kepala terasa pusing

(nyeri) dan tidak bisa tidur. Riwayat kesehatan dahulu penyakit hipertensi

adalah penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan

pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captropil. Riwayat kesehatan

keluarga biasanya penyakit hipertensi adalah penyakit keturunan (Brunner &

Suddarth, 2005).

Pada pola aktivitas dan latihan kemampuan perawatan diri pasien

seperti makan atau minum, toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur,

berpindah, ambulasi atau ROM dibantu orang lain (skor: 2). Dan pasien

tampak lemas dan letih. Hal ini dibuktikan pada teori pengkajian pada pola

aktivitas atau istirahat bahwa gejala yang muncul pada pasien hipertensi yaitu

Page 76: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

64

kelemahan, letih, aktivitas dan latihan pasien tidak bisa mandiri (Brunner &

Suddarth, 2005).

Pada pengkajian pola gordon, pola istirahat tidur pasien Pola istirahat

dan tidur pasien mengatakan istirahat tidur tidak bisa nyenyak karena tidak

terbiasa dengan suasana keramaian dirumah sakit ± 2 jam pasien terbangun,

istirahat tidur ± 1-2 jam dan pasien tampak lesu mata tampak sayu dan pasien

tidak fresh, tampak sering menguap.

Data tersebut telah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

kualitas tidur pada penderita hipertensi akan mengalami gangguan tidur, dan

pasien biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulai tidur

(Marsor, 2002 dalam Ahdiyat 2012). Tidak seperti orang normal yang

biasanya tertidur dalam waktu 20 menit (Schachter, 2008 dalam ahdiyat

2012). Salah satu penyebab pasien sukar tidur adalah rasa tidak nyaman

(Ahdiyat, 2012).

Hipertensi yang berlanjut dapat menyebabkan penyakit jantung,

menimbulkan stroke, dapat mengakibatkan gagal ginjal (Wijaya & Mariza,

2013). Sehingga keluhan utama dari Ny. M yaitu nyeri di kepala tidak jauh

berbeda dengan teori tersebut.

pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4 januari 2016 di dapatkan

hemoglobin 14.6 g/dl (nilai normal 12.00-18.00), hematokrit 40.5 % (nilai

normal 37.00-51.00), leukosit 7.07 k/uL (nilai normal 4,1-10,9) ttrombosit

3.24 m/uL (nilai normal 150-100), eritrosit 4.62 10^uL (nilai normal 400-

500), MPV 7.9 Fl (nilai normal 6.5-12), PDW 15.9 % (nilai normal 9.0-17.0),

Page 77: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

65

MCV 87.6 Fl (nilai normal 82.0-92.0), MCH 31.6 Pg (nilai normal 27.00-

32.00), MCHC 36.1 g/dL (nilai normal 32.0-37.0), gran 53.5 % (nilai normal

50.0-70.0), limfosit 41.1 % (nilai normal 25.0-40.0), monosit 2.4 % (nilai

normal 3.0-9.0), eosinophil 2.7 % (nilai normal 0.5-5.0), basophil 0.3 % (nilai

normal 0.1-1.0), GDS 93 mg/dL (nilai normal 70-150).

Terapi yang digunakan yaitu infus RL 20 Tpm fungsinya untuk

pengganti cairan tubuh, injeksi IV norages 1000 mg/8jam fungsinya untuk

meredakan nyeri, injeksi IV ranitidine 50 mg12 jam fungsinya untuk saluran

pencernaan, injeksi IV furosemid 40 mg/12jam fungsinya untuk menurunkan

hipertensi ringan maupun sedang, captropil 25 mg (3x1 tablet) fungsinya

untuk obat hipertensi berat-ringan, amlodipine 5 mg (1x1tablet) fungsinya

untuk menurunkan tekanan darah.

B. Perumusan Masalah

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah atau respon kehidupan

aktual maupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan

untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab (Nikmatur dan

saiful, 2012).

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hipertensi yaitu

penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas, nyeri, kelebihan volume

cairan, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak, ketidakefektifan koping

(Herdman, 2014). Pada Ny. M ditemukan diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan kelemahan

Page 78: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

66

umum dan gangguan pola tidur berhungan dengan adaptasi hospitalisasi

(bising).

Diagnosa pertama yang diangkat penulis pada asuhan keperawatan

Ny. M yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis dengan mengacu

dari hasil analisa data yang didapatkan data subyektif yaitu pasien

mengatakan kepala pusing dan terasa cekot-cekot. Dengan pengkajian nyeri

Provoking (P): nyeri saat berdiri, Quality (Q): nyeri terasa cekot-cekot,

Region (R): nyeri terasa dikepala, Severity (S): nyeri skala 7, Time (T): nyeri

terasa terus menerus. Data objektif pasien tampak pucat, tampak memegangi

kepala, tampak merintih. tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 80 kali

permenit, suhu 36,5 derajat celsius.

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan

hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi

perasaan tersebut (long, 1996). Secara umum nyeri dapat didefinisikan

sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Priharjo, 1992).

Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai pengalaman sensori yang

tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan

(international Association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau

perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan

(Wilkinson, 2007).

Page 79: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

67

Penulis mengangkat diagnosa nyeri berhubungan dengan agen cidera

biologis karena telah sesuai dengan batasan karakteristik (Wilkinson, 2007)

yang menyebutkan bahwa batasan karakteristik nyeri yaitu mengungkapkan

secara verbal atau melaporkan dengan isyarat, gerakan menghindari nyeri,

posisi menghindari nyari, perubahan autonomik dari tonus otot (dapat dalam

rentang tidak berenergi sampai kaku), respon-respon autonomik (misalnya

diaphoresis, tekanan darah, pernafasan atau perubahan nadi, dilatasi pupil),

wajah topeng (nyeri), perilaku menjaga dan melindungi, berfokus pada diri

sendiri, gangguan pola tidur, perilaku ekspresif (misalnya geisha, merintih,

menangis, kewaspadaan berlebih, peka terhadap rangsang, dan menarik nafas

panjang).

Berdasarkan dengan teori, batasan karakteristik : maka etiologi yang

dapat diambil penulis adalah agen cidera biologis. Agen cidera biologis yang

dialami pasien yaitu peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah

terjadi karena tekanan darah dipembuluh arteri meningkat, peningkatan ini

menimbulkan masalah sehingga jantung dipaksa bekerja lebih keras dari

biasanya untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh (Medkes, 2013).

Sehingga sesuai dengan batasan karakteristik menurut teori.

Memberikan Aromaterapi lemon bertujuan untuk mengurangi tekanan

darah tinggi pada pasien hipertensi. Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi

diagnosa yang pertama. Pemberian Aromaterapi lemon dilakukan dengan

cara mengukur tekanan darah pasien hipertensi sebelum dilakukan pemberian

aromaterapi lemon kemudian setelah mengetahui tekanan darah pasien

Page 80: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

68

penulis menyalakan lilin di dalam sungkup yang diatasnya terdapat essensial

oil lemon dan meletakkan sungkup aromaterapi lemon di bawah meja pasien

selama 15-20 menit tindakan ini dilakukan penulis 1 hari sekali selama 3 hari.

Saat pemberian aromaterapi, minyak atsiri masuk dalam tubuh manusia

melalui tiga jalan utama yaitu ingesti, olfaksi, dan inhalasi

(Koensoemardiyah, 2009 : 13). Menghirup minyak aromaterapi dianggap

sebagai penyembuhan yang cepat dan langsung, hal tersebut dikarenakan

molekul-molekul minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung

pada organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh otak (Sutrani, 2004 :

101). Hal tersebut dikuatkan oleh (Koensoemardiyah, 2009 :15) yang

menyatakan bahwa ketika minyak atsiri dihirup, molekul yang menguap

(volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap” hidung di

mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-

molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan

elektrokimia akan ditransmisikan melalui bola dan saluran olfactory ke dalam

sistem limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.

Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-

pesan yang harus disampaikan ke bagian lain otak dan bagian badan lain.

Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa

pelepasan senyawa eletrokimia yang menyebabkan relaks. Relaks yang dapat

menyebabkan peregangan otot tubuh, sehingga produksi hormon adrenalin

menurun, hal ini dapat membuat penurunan tekanan darah (Jain, 2011

:197).Kemudian mengukur kembali tekanan darah setelah dilakukan

Page 81: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

69

pemberian aromaterapi lemon dengan tujuan untuk mengetahui apakah terjadi

pengaruh yang signifikan.

Penulis juga memberikan edukasi tentang tujuan pemberian

aromaterapi lemon agar nantinya timbul kesadaran dari pasien untuk

melakukan pemberian aromaterapi lemon untuk mengatasi hipertensi.

Memberikan edukasi tentang pemberian aromaterapi lemon dirasa penting

bagi penulis karena merupakkan salah satu menjaga keefektifan implementasi

ini.

Diagnosa kedua yang diangkat oleh penulis pada asuhan keperawatan

Ny. M yaitu intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

dengan mengacu dari hasil analisa data yang didapatkan data subyektif pasien

mengatakan badan terasa lemas dan lemah dan tampak berbaring ditempat

tidur, dan tampak makan dan ke kamar mandi dibantu keluarga.

Intoleransi aktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan

seorang individu yang tidak cukup mempunyai energi fisiologis untuk

bertahan atau memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari yang diinginkan

(Wilkinson, 2007).

Penulis mengangkat diagnosa intoleransi aktivitas karena telah sesuai

dengan batasan karakteristik (Wilkinson, 2007) yaitu respon tekanan darah

abnormal terhadap aktifitas, respon frekuensi jantung abnormal terhadap

aktivitas, respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas,

ketidaknyamanan setelah beraktifitas, dyspnea setelah beraktivitas, pasien

menyatakan letih menyatakan merasa lemah, perubahan EKG yang

Page 82: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

70

mencerminkan iskemia, perubahan EKG yang mencerminkan aritmia.

Berdasarkan batasan karakteristik maka etiologi yang diambil oleh penulis

adalah kelemahan umum karena terjadi ketidaknyamanan setelah beraktivitas

dan merasa lemah dan letih (Herdman, 2014).

Diagnosa ketiga yang diangkat oleh penulis pada asuhan keperawatan

Ny. M yaitu pola tidur berhubungan dengan adaptasi hospitalisasi (bising).

Gangguan pola tidur dapat di definisikan sebagai gangguan jumlah dan

kualitas tidur yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas (Wilkison,

2007).

Prioritas diagnosa mengacu dari hasil analisa data yang didapatkan

data subyektif pasien mengatakan istirahat tidur tidak bisa nyenyak karena

tidak terbiasa dengan suasana keramaian dirumah sakit ± 2 jam pasien

terbangun, istirahat tidur ± 1-2 jam. ditemukan pula data obyektif pasien

tampak lesu mata tampak sayu dan pasien tidak fresh, tampak sering

menguap. Tekanan darah 180/110, nadi 68x/menit, suhu 36 derajat celsius.

Penulis mengangkat diagnosa gangguan pola tidur karena telah sesuai

dengan batasan karakteristik (wilkinson, 2007) yang menyebutkan bahwa

batasan karakteristik gangguan pola tidur yaitu bangun lebih awal atau lebih

lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur, keluhan verbal tentang

kesuilitan untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat

beristirahat dengan baik. Batasan karakteristik lain yang mungkin muncul

yaitu perubahan tidur normal, keluhan dari pasien yang merasa kurang

istirahat, kurang puas tidur, penurunan kemampuan fungsi (Herdman, 2014).

Page 83: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

71

Gangguan pola tidur adalah gangguan yang dialami seorang individu berupa

gangguan kualitas dan kuantitas waktu istirahat tidur akibat faktor eksternal

(Herdman, 2014). Berdasarkan karakteristik maka etiologi yang dapat

diambil oleh penulis yaitu adaptasi hospitalisasi (bising).

Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis sebagai prioritas pertama didasarkan pada teori Hieraki

Maslow (fisiologi, rasa aman nyaman, mencintai dan memiliki, harga diri dan

aktualisasi diri) dan menurut Griffith Kenney Christense (ancaman kehidupan

dan kesehatan, sumber daya dan dana yang tersedia, peran serta klien, dan

prinsip ilmiah dan praktik keperawatan) (Dermawan, 2012). Nyeri

merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat

subyektif dan akan menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Maka

penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis sebagai diagnosa yang pertama.

C. Perencanaan

Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah di

identifikasi dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan

menggambarkan sejauh mana perawat mampu menetapkan cara

menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien ( Nikmatur dan saiful,

2012).

Penulis menyusun rencana tindakan dalam diagnosa keperawatan

nyeri akut, gangguan pola tidur dan intoleransi aktivitas berdasarkan NIC

Page 84: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

72

(Nursing Intervention Classification) dengan menggunakan metode ONEC

(Observasi, Nursing, Intervetion, Education, Collaboration). Tujuan dan

kriteria hasil ini disusun berdasarkan NOC (Nursing Outcomes

Classification) dengan menggunakan metode SMART (Specific, Meausrable,

Achievable, Realistic, Time) (Dermawan, 2012).

Pada diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis penulis mencantumkan tujuan yang dilakukan pada Ny. M adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatana selama 3x24 jam nyeri akut dapat

teratasi, batas waktu pencapaian tujuan ini adalah suatu tujuan yang

diharapkan dapat dicapai dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu

minggu. Kriteria waktu ini didasarkan pada unsur etiologi dalam diagnosis

keperawatan yang ada (Nursalam, 2011). Kriteria hasil skala nyeri 1, tanda-

tanda vital dalam batas normal tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-

100x/menit, respirasi 16-24x/menit, suhu 36-37 derajat Celsius, pasien

mengatakan nyeri atau ketidaknyamanan hilang atau terkontrol, pasien

mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri

(Amin, 2013).

Intervensi pada diagnosa pertama yaitu melakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital, rasionalnya untuk mengetahui perkembangan, kondisi

klien. Pengkajian nyeri rasionalnya untuk mengetahui karakteristik nyeri.

Ajarkan tentang teknik non farmakologi atau relaksasi nafas dalam untuk

mengurangi nyeri, berikan aromaterapi lemon untuk menurunkan tekanan

Page 85: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

73

darah, berikan posisi yang nyaman untuk membantu klien member posisi

yang nyaman, berikan analgesik untuk mengurangi nyeri (Amin, 2013).

Pada diagnosa kedua intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum penulis mencantumkan tujuan yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan intoleransi aktivitas dapat

teratasi dengan kriteria hasil berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai

peningkatan tekanan darah, nadi, respirasi, mampu melakukan aktivitas

sehari-hari (ADLs) secara mandiri, tanda-tanda vital normal tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 16-24x/menit, respirasi 60-100x/menit, suhu 36-37

derajat Celsius, mampu berpindah: dengan atau tanpa alat bantu (Amin,

2013).

Intervensi pada diagnosa kedua yaitu mengkaji kekuatan otot klien

untuk mengevaluasi keadaan umum pasien, berikan dorongan untuk

melakukan aktivitas secara bertahap untuk memberikan dukungan dengan

hal-hal yang positif, berikan ROM aktif untuk mencegah kontraktur dan

mempertahankan kekuatan otot, libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas

dan latihan pasien untuk membantu klien melakukan (ADLs) secara mandiri

(Amin, 2013).

Pada diagnosa ketiga gangguan pola tidur berhuubungan dengan

adaptasi hospitalisasi (bising) penulis mencantumkan tujuan yaitu setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pola

tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil jumlah jam tidur dalam batas normal

Page 86: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

74

6-8 per hari, perasaan segar sesudah tidur atau istirahat, mampu

mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur (Amin, 2013)

Intervensi pada diagnosa kedua yaitu jelaskan pentingnya tidur yang

cukup, ciptakan lingkungan yang nyaman untuk memberikan kenyamanan,

monitor atau catat kebutuhan tidur pasien untuk mengetahui pola tidur pasien

setiap hari, anjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung untuk

menghindari kebisingan, kolaborasi pemberian obat tidur untuk

meningkatkan pola tidur (Amin, 2013).

D. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah diteapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga

meliputi pengumpulan data berkelanjutan, megobservasi respom klien selama

dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Nikmatur

dan saiful, 2012).

Pada diagnosa yang pertama yaitu nyeri berhubungan dengan agen

cidera biologis implementasi yang dilakukan oleh penulis yaitu melakukan

pemeriksaan TTV untuk mengetahui perkembangan dan kondisi klien,

Pengkajian nyeri secara komperhensif dengan pola PQRST untuk

mengetahui karakteristik nyeri. Ajarkan tentang teknik non farmakologi atau

relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri, berikan posisi yang nyaman

untuk membantu klien memberi posisi yang nyaman, memberikan

aromaterapi lemon untuk menurunkan tekanan darah, aromaterapi lemon

diberikan saat tekanan darah pasien diatas normal. Aromaterapi lemon 1 hari

Page 87: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

75

satu kali diberikan selama 15-20 menit. Menurut teori aromaterapi lemon

secara umum bertujuan untuk membuat perasaan tenang (rileks) pada

jasmani, rohani, menciptakan suasana damai, menjauhkan cemas, gelisah.

Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional. Hipotalamus

berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus

disampaikan ke bagian lain otak dan bagian badan lain. Pesan yang diterima

kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa

eletrokimia yang menyebabkan relaks. Relaks yang dapat menyebabkan

peregangan otot tubuh, sehingga produksi hormon adrenalin menurun, hal ini

dapat membuat penurunan tekanan darah (Jain, 2011 :197). Pemberian

aromaterapi lemon pada Ny. M 1 hari satu kali selama 15-20 menit terbukti

efektif sesuai dengan hasil penelitian yang ditulis dalam jurnal Ardini

Werdyastri, dkk (2014). Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri

(Amin, 2013).

Diagnosa yang kedua intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum implementasi yang dilakukan oleh penulis yaitu mengkaji

kemampuan klien dalam melakukan gerak untuk mengevaluasi keadaan

secara umum, memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas secara

bertahap untuk memberikan dukungan dengan hal-hal yang positif,

memberikan ROM aktif untuk mecegah kontraktur dan mempertahankan

kekuatan otot, melibatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas dan latihan

pasien untuk membantu klien melakukan (ADLs) secara mandiri (Amin,

2013).

Page 88: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

76

Diagnosa yang ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan

adaptasi hospitalisasi (bising) yang dilakukan oleh penulis yaitu menjelaskan

pentingnya tidur yang cukup, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk

memberikan kenyamanan, memonitor atau catat kebutuhan tidur pasien untuk

mengetahui pola tidur pasien setiap hari, menganjurkan keluarga untuk

membatasi pengunjung untuk menghindari kebisingan, kolaborasi pemberian

obat tidur untuk meningkatkan kebutuhan tidur (Amin, 2013).

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria

hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Nikmatur dan saiful, 2012).

Evaluasi dari tinadakan yang dilakukan pada tanggal 7 januari 2016

dengan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Asessment, Planning). Evaluasi

pada hari pertama diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis, selasa 5 januari 2016 pukul 13.30 WIB dengan hasil

Subyektif (S): pasien mengatakan kepala pusing, Provoking (P): nyeri saat

berdiri, Quality (Q): nyeri terasa cekot-cekot, Region (R): nyeri terasa

dikepala, Severity (S): skala nyeri 6, Time (T): terasa terus menerus. Obyektif

(O) pasien tampak memegangi kepala, Tekanan Darah 160/100 mmHg, Nadi

80 kali permenit, Respirasi 22 kali permenit, Suhu 36,5 Derajat celsius.

Asessment (A) Masalah belum teratasi hal ini ditandai dengan skala nyeri

masih 6, pasien mengatakan kepala masih pusing, pasien belum mampu

menggunakan teknik non farmakologi aromaterapi lemon, tekanan darah

Page 89: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

77

160/100 mmHg dan Planning (P) lanjutkan intervensi dengan melakukan

pengkajian nyeri yang komperhensif, memberikan aromaterapi lemon 1 hari

satu kali selama 15-20 menit, ajarkan relaksasi nafas dalam dan berikan

posisi yang nyaman, berikan analgesik untuk mengurangi nyeri.

Evaluasi diagnosa kedua yaitu intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan umum, selasa 5 Januari 2016 pukul 14.00 WIB Subyektif

(S) pasien mengatakan badan terasa lemas dan lemah dan aktivitas dibantu

keluarga, Obyektif (O) pasien tampak lemas dan lemah, pasien tampak

berbaring ditempat tidur, tampak makan dan ke kamar mandi dibantu

keluarga, Asessment (A) Masalah belum teratasi hal ini ditandai dengan

pasien belum mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri,

kekuatan otot ekstremitas kanan atas 5 bawah 5, ekstremitas kiri atas 4 bawah

4, pasien masih dibantu keluarga dalam pemenuhan aktivitas dan Planning

(P) Lanjutkan intervensi mengkaji kekuatan otot pasien dalam melakukan

gerak, berikan ROM aktif, menganjurkan pasien untuk melakukan aktifitas

secara bertahap.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu ganguan pola tidur berhubungan

dengan adaptasi hospitalisasi (bising) selasa 5 Januari 2016 pukul 13.45 WIB

Subyektif (S) pasien mengatakan istirahat tidur tidak bisa nyenyak karena

tidak terbiasa dengan suasana keramaian dirumah sakit ± 2 jam pasien

terbangun, istirahat tidur ± 1-2 jam. Obyektif (O) pasien tampak lesu, mata

tampak sayu, dan pasien tidak fresh, tampak sering menguap. Asessment (A)

masalah belum teratasi hal ini ditandai dengan jumlah jam tidur kurang lebih

Page 90: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

78

2 jam dan sering terbangun, pasien tampak lesu dan tidak fresh dan Planning

(P) lanjutkan intervensi jelaskan pentingnya tidur yang adekuat, anjurkan

keluarga untuk membatasi pengunjung, ciptakan lingkungan yang nyaman,

monitor atau catat kebutuhan tidur pasien setiap hari, kolaborasi pemberian

obat tidur.

Evaluasi pada hari kedua diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis, Rabu 6 Januari 2016 pukul 14.00 WIB dengan hasil

Subyektif (S): pasien mengatakan kepala masih pusing, Provoking (P): nyeri

saat berdiri, Quality (Q): seperti terasa cekot-cekot, Region (R): nyeri terasa

dikepala, Severity (S): skala nyeri 5, Time (T): terasa terus menerus. Obyektif

(O) pasien tampak merintih kesakitan, Tekanan Darah 150/90 mmHg, Nadi

70 kali permenit, Respirasi 20 kali permenit, Suhu 36 Derajat celsius.

Asessment (A) Masalah belum teratasi hal ini ditandai dengan skala nyeri

skala 5, pasien tampak merintih kesakitan, tekanan darah 150/100 mmHg dan

Planning (P) lanjutkan intervensi dengan melakukan pengkajian nyeri yang

komperhensif dengan pola PQRST, memberikan aromaterapi lemon 1 hari

satu kali selama 15-20 menit, berikan posisi yang nyaman, berikan analgesik

untuk mengurangi nyeri.

Evaluasi diagnosa kedua yaitu intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan umum, Rabu 6 Januari 2016 pukul 14.30 WIB Subyektif

(S) pasien mengatakan masih sedikit lemas, Obyektif (O) pasien tampak

makan sendiri dan ke kamar mandi sedikit dibantu keluarga, Asessment (A)

Masalah belum teratasi hal ini ditandai dengan pasien belum mampu

Page 91: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

79

melakukan aktifitas toileting dan berpakaian secara mandiri, kekuatan otot

ekstremitas kanan atas 5 bawah 5, ekstremitas kiri atas 5 bawah 4, tekanan

darah 150/90 dan Planning (P) Lanjutkan intervensi memberikan ROM aktif,

menganjurkan pasien untuk melakukan aktifitas secara bertahap.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu ganguan pola tidur berhubungan

dengan adaptasi hospitalisasi (bising) Rabu 6 Januari 2016 pukul 14.15 WIB

Subyektif (S) pasien mengatakan masih sedikit kurang tidur, istirahat tidur

kurang lebih 4-5 jam sehari, Obyektif (O) pasien tampak sering menguap.

Asessment (A) masalah belum teratasi hal ini ditandai dengan jumlah jam

tidur kurang lebih jam 4-5 jam, pasien tampak sering menguap dan Planning

(P) lanjutkan intervensi catat atau monitor kebutuhan tidur pasien setiap hari,

kolaborasi dengan dokter dan perawat untuk pemberian obat tidur.

Evaluasi pada hari ketiga diagnosa nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis, Kamis 7 Januari 2016 pukul 13.00 WIB dengan hasil

Subyektif (S): pasien mengatakan kepala masih sedikit pusing, Provoking (P):

nyeri saat berdiri lama, Quality (Q): nyeri terasa cekot-cekot, Region (R):

nyeri terasa dikepala, Severity (S): skala nyeri 3, Time (T): nyeri hilang

timbul. Obyektif (O) pasien tampak lebih rileks, Tekanan Darah 130/80

mmHg, Nadi 70 kali permenit, Respirasi 20 kali permenit, Suhu 36 Derajat

celsius. Asessment (A) Masalah belum teratasi sebagian hal ini ditandai

dengan skala nyeri skala 3, tekanan darah 130/80 mmHg, pasien mengatakan

kepala masih sedikit pusing dan Planning (P) lanjutkan intervensi dengan

Page 92: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

80

memberikan aromaterapi lemon 1 hari satu kali selama 15-20 menit, berikan

analgesik untuk mengurangi nyeri.

Evaluasi diagnosa kedua yaitu intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan umum, Kamis 7 Januari 2016 pukul 13.40 WIB Subyektif

(S) pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas sendiri, Obyektif (O)

pasien tampak makan dan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu keluarga,

Asessment (A) Masalah teratasi ditandai dengan pasien mampu melakukan

aktifitas (ADLs) secara mandiri, kekuatan otot 5 dan Planning (P) intervensi

dihentikan.

Evaluasi diagnosa ketiga yaitu ganguan pola tidur berhubungan

dengan adaptasi hospitalisasi (bising) Kamis 7 Januari 2016 pukul 13.20 WIB

Subyektif (S) pasien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak, istirahat tidur

kurang lebih 7-8 jam, Obyektif (O) pasien tampak fresh dan segar, Asessment

(A) masalah teratasi ditandai dengan jumlah jam tidur dalam batas normal 6-

8 jam, perasaan segar setelah bangun tidur dan Planning (P) intervensi

dihentikan.

Berdasarkan jurnal yang telah diaplikasikan oleh penulis dengan judul

“Pemberian Aromaterapi lemon terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi”. Hal ini sesuai dengan yang telah diaplikasikan oleh

penulis yaitu pemberian aromaterapi lemon untuk menurunkan tekanan darah

pada asuhan keperawatan Ny.M dengan hipertensi di Bangsal Anyelir RSUD

Wonogiri.

Page 93: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

81

Hasil penelitian A. Widyastuti, Yunie Armiyati dan Muslim Argo

Bayu Kusuma (2014) yang dilakukan didapat hasil frekuensi tekanan darah

sistolik sebelum diberikan aromaterapi lemon terbanyak pada rentang >159

mmHg dengan presentase 94,4% dan setelah diberikan aromaterapi lemon

frekuensi tedarah sistolik pada rentang >159 mmHg menjadi 66,7%. Hasil

penelitian juga didapatkan mean tekanan darah diastolik sebelum pemberian

aromaterapi lemon 100,78 mmHg, setelah pemberian aromaterapi lemon

didapatkan mean tekanan darah 93,89 mmHg. sehingga dapat disimpulkan

bahwa tekanan sistolik dan diastolic mengalami penurunan setelah diberikan

aromaterapi lemon.

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan oleh penulis dalam

mengaplikasikan jurnal pemberian aromaterapi lemon terhadap penurunan

tekanan darah pada Ny.M maka dapat diketahui bahwa tindakan pemberian

aromaterapi lemon efektif terhadap penurunan tekanan darah sesuai dengan

yang dicantumkan dalam jurnal.

Page 94: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, melakukan implementasi dan

evaluasi serta mengaplikasikan pemberian aromaterapi lemon terhadap

penurunan tekanan darah pada Ny.M dengan hipertensi di rumah sakit umum

daerah wonogiri maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pengkajian

Setelah penulis melakukan pengkajian pada Ny. M diperoleh

Subyektif (S): pasien mengatakan kepala masih sedikit pusing, Provoking

(P): nyeri saat berdiri lama, Quality (Q): nyeri terasa cekot-cekot, Region

(R): nyeri terasa dikepala, Severity (S): skala nyeri 3, Time (T): nyeri

hilang timbul. Obyektif (O) pasien tampak lebih rileks, pasien mengatakan

sudah bisa melakukan aktifitas sendiri dan sudah bisa tidur nyenyak,

istirahat tidur kurang lebih 7-8 jam. Tekanan Darah 130/80 mmHg, Nadi

70 kali permenit, Respirasi 20 kali permenit, Suhu 36 Derajat celsius.

2. Diagnosa keperawatan

Hasil perumusan diagnosa keperawatan pada Ny. M yaitu nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera biologis, intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kelemahan umum, gangguan pola tidur berhubungan

dengan adaptasi hospitalisasi (bising).

Page 95: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

83

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan selanjutnya yang bisa dilakukan keluarga

dirumah untuk diagnosa keperawatan yang pertama nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis adalah anjurkan kepada

keluarga memberikan aromaterapi lemon 1 hari 1 kali selama 15-20 menit

dan memberikan terapi obat jalan sesuai dosis dari dokter.

Diagnosa kedua intoleransi aktifitas berhubungan dengan

kelemahan adalah kriteria hasil dari diagnosa tersebut sudah teratasi jadi

tidak ada intervensi lanjut bagi keluarga maupun pasien.

Diagnosa ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan adaptasi

hospitalisasi (bising) adalah kriteria hasil dari diagnosa tersebut sudah

teratasi jadi tidak ada intervensi lanjut bagi keluarga maupun pasien.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan yang pertama adalah mengkaji karakteristik nyeri P,Q,R,S,T

(Provoking incident, Quality of pain, Region, Severty of pain, Time ),

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan pengetahuan

tentang aromaterapi lemon dan memberikan aromaterapi lemon selama 1

hari 1 kali selama 15-20 menit, memberikan posisi yang nyaman,

berkolaborasi pemberian obat analgesik.

Untuk masalah keperawatan yang kedua adalah mengkaji kekuatan

otot klien, berikan dorongan untuk melakukan aktivitas secara bertahap,

Page 96: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

84

berikan rom aktif kepada pasien, libatkan keluarga dalam pemenuhan

aktivitas dan latihan pasien.

Untuk masalah yang ketiga jelaskan pentingnya tidur yang adekuat,

ciptakan lingkungan yang nyaman, monitor/catat kebutuhan tidur pasien

setiap hari dan setiap jam, kolaborasi dengan dokter pemberian obat tidur,

anjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung.

5. Evaluasi keperawatan

Setelah penulis implementasi, penulis melakukan evaluasi selama

3x24 jam didapatkan hasil, masalah keperawatan pertama nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis pada hari Kamis 7 Januari 2016

pukul 13.00 WIB dengan hasil Subyektif (S): pasien mengatakan kepala

masih sedikit pusing, Provoking (P): nyeri saat berdiri lama, Quality (Q):

nyeri terasa cekot-cekot, Region (R): nyeri terasa dikepala, Severity (S):

skala nyeri 3, Time (T): nyeri hilang timbul. Obyektif (O) pasien tampak

lebih rileks, Tekanan Darah 130/80 mmHg, Nadi 70 kali permenit,

Respirasi 20 kali permenit, Suhu 36 Derajat celsius. Asessment (A)

Masalah belum teratasi sebagian hal ini ditandai dengan skala nyeri skala

3, tekanan darah 130/80 mmHg, pasien mengatakan masih sedikit pusing

dan Planning (P) lanjutkan intervensi dengan memberikan aromaterapi

lemon 1 hari satu kali selama 15-20 menit, berikan analgesik untuk

mengurangi nyeri.

Evaluasi pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum, Kamis 7 Januari 2016 pukul 13.40 WIB Subyektif (S)

Page 97: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

85

pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas sendiri, Obyektif (O)

pasien tampak makan dan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu keluarga,

Asessment (A) Masalah teratasi ditandai dengan pasien mampu melakukan

aktifitas (ADLs) secara mandiri, kekuatan otot 5 dan Planning (P)

intervensi dihentikan.

Evaluasi pada diagnosa ganguan pola tidur berhubungan dengan

adaptasi hospitalisasi (bising) Kamis 7 Januari 2016 pukul 13.20 WIB

Subyektif (S) pasien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak, istirahat tidur

kurang lebih 7-8 jam, Obyektif (O) pasien tampak fresh dan segar,

Asessment (A) masalah teratasi ditandai dengan jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam, perasaan segar setelah bangun tidur dan Planning

(P) intervensi dihentikan.

6. Analisa Pemberian Aromaterapi Lemon

Pemberian Aromaterapi lemon untuk menurunkan tekanan darah

pasien dapat menunjukkan hasil yang cukup signifikan karena dalam

waktu 3 hari pemberian Aromaterapi Lemon tekanan darah pasien

menurun dari 180/110 mmHg menjadi 130/80 mmHg.

Aromaterapi lemon dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan

diastolik pada penderita hipertensi, karena kandungan Bioflavonoids dan

kalium sebagai antioksidan dan memperkuat dan memperlebar lapisan

dalam pembuluh darah dan dapat mengontrol darah tinggi, mengontrol

rasa mual dan pusing, serta memberikan sensasi menenangkan untuk

pikiran. Teknik pemberian aromaterapi lemon dilakukan selama 3 hari 1x

Page 98: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

86

sehari selama 15-20 menit dilakukan dipagi hari. Mengukuran tekanan

darah sebelum dilakukan pemberian aromaterapi lemon, hal ini

bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara sesudah dan sebelum

dilakukan pemberian aromaterapi lemon, selanjutnya meletakkan sungkup

aromaterapi, lilin dan essential oil dibawah samping lemari klien selama

15-20 menit, pasien diposisikan yang nyaman dan tenang dengan

berbaring, kemudian melakukan pengukuran tekanan darah ulang setelah

dilakukan pemberian terapi lemon (20 menit setelah pemberian

aromaterapi lemon).

B. SARAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan

hipertensi, penulis akan memberikan asuhan keperawatan dan masukan

positif, khususnya dibidang keperawatan antara lain :

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim

kesehatan maupun pasien, diharapkan rumah sakit juga dapat

memberikan informasi lebih tentang pemberian aromaterapi lemon

kepada para perawat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

asuhan keperawatan pada umumnya dan pasien hipertensi khususnya.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Hendaknya perawat memiliki tanggung jawab dan keterampilan

yang baik untuk melakukan tindakan secara nonfarmakologi dengan

Page 99: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

87

pemberian aromaterapi lemon dan selalu berkoordinasi dengan tim

kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien hipertensi

khususnya, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu membantu

dalam kesembuhan pasien serta memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas sehingga dapat menghasilkan perawat yang profesional,

terampil, inovatif dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan

secara nonfarmakologis dengan tindakan relaksasi aromaterapi,

komperhensif berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

4. Bagi penulis

Setelah melakukan tindakan keperawatan dengan nonfarmakologi

yaitu pemberian aromaterapi lemon pada pasien hipertensi diharapkan

penulis dapat lebih mengetahui cara penanganan pada penyakit hipertensi

dan dapat menambah wawasan dalam menangani masalah keperawatan

hipertensi.

5. Bagi peneliti lainya

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien hipertensi dalam pemeberian aromaterapi lemon dan apabila

pasien tidak menyukai aromaterapi lemon bisa mencoba aromaterapi

yang lain seperti aromaterapi mawar terhadap penurunan tekanan darah.

Memberikan pengalaman penulis dalam mengembangkan karya tulis

ilmiah.

Page 100: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

88

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, jantung dan

stroke.Yogyakarta : Dianloka.

Amin Huda, N. (2013) Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Dalimartha, dkk. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta : penebar plus.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Perencanaan Konsep Dan Kerangka Kerja.

Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Dinas Kesehatan. (2012). Buku Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun

2012.http://www.Depkes.go.id/downloads/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/13_

Profil_Kes.Prov.JawaTengah_2012.pdf. Diakses pada tanggal 8 Desember 2015.

Doengoes, M E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Herlambang. (2013). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Cetakan Pertama. Jakarta : Tugu

Publisher.

Jaelani.(2009). Aromaterapi. Ed. 1 .Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Jain, R. (2011). Pengobatan Alternatif Untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Kaplan, N, M, Flynn, J.T, (2006). Clinical hypertension. Nioth Edition.USA : Lippincolt

Williams.

Koensoemardiyah.(2009). A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, Dan Kecantikan.

Yogyakarta : Andi.

Murwani, A. (2011). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler

dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Padila.(2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Pudiastuti, R. D. (2013).Penyakit-penyakit Mematikan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Smeltzer, Suzanna C, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart

edisi 8 volume 1,2,3. Jakarta : EGC.

Soenanto, H. (2009). 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta :

Gramedia.

Suranto, A. (2011). Pijat Anak. Jakarta : Penebar Plus.

Page 101: DI SUSUN OLEHdigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-niningkurn... · Daftar Riwayat Hidup ... stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. di Amerika, ... digunakan untuk

89

Susilo, Y., Ari W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Darah Tinggi “Hipertensi”. Yogyakarta :

Andi.

Sustrani, L. (2004). Hipertensi .Jakarta : Gramedia.

Syamsudin.(2011). Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler dan Renal. Jakarta : Salemba

Medika.

T. Heather Herdman, PhD, RN. (2014). Nanda internasional diagnosis keperawatan definisi

dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Tara. (2005). Buku Ajar Pintar Aromaterapi, Panduan Lengkap Aromaterapi untuk Kesehatan

dan Kecantikan. Jakarta : Inovasi.

Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.

Yogyakarta : Graha ilmu.

UPN. (2006). Universitas Pembangunan Nasional Veteran Ilmu Kesehatan

Keperawatan.http://www.pasca.upnvj.ac.id/pdf/4s1keperawatan. Diakses pada

tanggal 8 Desember 2015.

Wahdah. N., (2011). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta : Nuha Medika.

Watt, G., Janca, A. (2008). Aromatherapy In Nursing and Mental Health Care. Journal of

Contemporary Nurse, 30(1):69-75.

Wijaya. A. S & utri. Y. M., (2013). Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta : Nuha

Medika

Wilkinson, J. M. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan

Kriteria Hasil NOC Edisi 7. Buku Kedokeran. Jakarta : EGC.

Wong. (2010). Eashing Anxiety with Aromatherapy.About.Com Alternative Medicine (Jurnal

Online). Diperoleh Tanggal 8 Desember 2015 dari

http://altmedicine.about.com/od/anxiety/anxiety_acupuncture.htm.