Upload
suci-joe-armstrong
View
23
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM UJI BENEDICT DAN PERAGIAN
LAPORAN PRAKTIKUM UJI BENEDICT DAN PERAGIANSISTEM MEKANISME DASAR PENYAKIT (BMD)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2009
Nama
: Diah Karomah PutriNIM
: 2009730011Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 1 Desember 2009Dosen Pembimbing
: dr. Kartono
I. Tujuan Praktikum
Mengetahui bahwa glukosa dapat mereduksi pereaksi benedict
Mengetahui bahwa laktosa dapat mereduksi pereaksi benedict
Mengetahui bahwa glukosa dapat difermentasikan oleh sel sel ragi Mengetahui bahwa laktosa tidak dapat difermentasikan oleh sel-sel ragi
Dapat membedakan glukosa dan laktosa yang terdapat pada urin wanita hamil apabila tes urin benedict positif
II. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi2. Tabung Peragian
3. Mortar dan Stamper
4. Larutan Glukosa 2 %
5. Larutan Laktosa 2 %
6. Pipet tetes
7. Ragi
8. Larutan benedict
III. Landasan Teori
untuk menetukan gula ( Glukosa C6H12 O 6 dan laktosa) dapat difermentasikan maka dilakukan percobaan peragian.Untuk membedakan glukosa dan lactosa dilakukan peragian, glukosa bisa diragikan (dapat di fermentasikan), menghasilkan gas CO2 dan Laktosa dari hasil fermentasi tidak muncul gas CO2.
Reaksi kimia pada peragian yang berbunyi:
Glukosa
NAD+
NAD+ + H+2 Piruvat
Asetil Dehida
Alkohol
Piruvat dekarboksilasi
Alkohol Dehidrogenase
Pada Glukosa:
C6H1206
2CO2 + 2C2H5OH
Reaksi peragian lactose menghasilkan alcohol dan tidak menimbulkan gas CO2Reaksi kimia pada larutan benedict yang membuktikan suatu zat merupakan positif benedict adalah:
glukosa/laktosa
CuO
Cu2O
merah
biru
Warna biru menandakan bahwa zat adalah positif benedict.
IV. Tes Uji Benedict (semi kuantitatif)
Cu2+ + O=C-H Cu2+ + O=C-OH
(Biru) C6H12O6 (glukosa) (Merah) C6H12O6 (glukosa) Cu2+ + O=C-H Cu2+ + O=C-OH
(Biru) C12H22O11(laktosa) (Merah) C12H22O11(laktosaV. Prosedur Kerja Peragian
a. Haluskan dalam sebuah mortir 2 gram ragi roti dengan 20 ml larutan glukosa 2%, dalam mortir yang lain haluskan dengan cara yang sama dengan 20 ml larutan laktosa 2%b. Pindahkan campuran tersebut ke tabung peragian sampai bagian tertutup peragian terisi penuhc. Perhatikan perubahan pada tabung peragian selama 1 jam
Tes Benedict (semi kuantitatif)
a. Campurkan 2,5 ml pereaksi benedict kuantitatif dengan 4 tetes larutan glukosa 2%
b. Panaskan selama 5 menit pada penangas air mendidih atau didihkan diatas api kecil selama 1 menit. Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan.
c. Perhatikan perubahan warnanya.
Tabel Penafsiran Uji Benedict
WarnaPenilaianKadar
Biru / Hijau keruh0-
Hijau / Kuning hijau+Kurang dari o,5 %
Kuning kehijauan++0,5 1,0%
Jingga+++1,0 - 2,0%
Merah++++Lebih dari 2%
VI. Hasil dan Pembahasan1. Hasil Pengamatan
1.1. Tabung Peragian Berisi Larutan Ragi-Glukosa
Pada tabung peragian berisi glukosa, banyak timbul gas CO2 karena ragi mampu melakukan glikolisis anaerobik yang berguna untuk mengkatalis glukosa. Gas CO2 ini mampu menekan larutan ragi sehingga apabila didiamkan terlalu lama, larutan bisa keluar dari tabung peragian.
1.2. Tabung Peragian Berisi Larutan Ragi-Laktosa
Pada tabung peragian berisi laktosa, seharusnya tidak timbul gas CO2 karena ragi tidak mempunyai enzim laktase yang mengakatalis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Tetapi karena sebagian bahan telah tercemar sehingga tidak murni lagi larutannya, timbullah gas CO2 meskipun lebih sedikit daripada tabung peragian berisi glukosa.
Berikut skemanya:
Laktosa
Glukosa + Galaktosa
Laktase
Kunci terjadinya peragian karena glukosa adalah Hidrat Arang (HA). Semua HA dapat menjadi kunci tejadinya peragian, kecuali Galaktosa dan Laktosa.
TabungHasil pengamatanKeterangan
1 Jumlah larutan berkurang sangat banyak
Terjadi fermentasi di ujung tabung yang atasnya tertutup-
2 Jumlah larutan berkurang sangat sedikit, tidak sebanyak tabung pertama
Terjadi fermentasi di ujung tabung tapi jumlahnya sedikitMungkin ketika dihaluskan bercampur dengan larutan glukosa
KesimpulanTernyata glukosa dapat difermentasikan oleh sel-sel ragi, sedangkan laktosa tidak dapat difermentasikan karena sel-sel ragi tidak mempunyai enzim laktase untuk mengkatalis laktosa.
Fermentasi Alkohol terjadi pada proses pembuatan anggur (minuman beralkohol) dan tape. Dilakukan oleh bakteri anaerob dan bakteri ragi. Adapun langkah reaksi fermentasi alkohol, sebagai berikut :
1. Asam piruvat melepaskan CO2 menjadi asetildehid
2. Asetildehid direduksi oleh NADH, menghasilkan etanol dan dilepaskan NAD+ NAD+ masuk kembali ke glikolisis. Asetildehid berperan sebagai akseptor elektron. Hasil fermentasi setiap 1 alkohol glukosa, yaitu 2 etanol, 2 CO2, 2ATP
C6H12O6 peragian 2CO2 + 2 CH3CH2OH
alkohol
Peragian berlangsung menghasilkan gas CO2 karena mengalami dekarboxilase
Laktosa tidak dapat diragi
Laktosa + Ragi Tidak timbul gas
Hasil yang seharusnya di dapat
Hasil yang seharusnya di dapat
GlukosaLaktosa
Peragian+
VII. Tes Benedict
Untuk menguji keberadaan kadar glukosa, contohnya pada pemeriksaan urine seseorang yang menderita diabetes apakah dalam urinnya terkandung glukosa atau tidak, maka dilakukan tes benedict. Ketika praktikum , menggunakan pereaksi benedict sebanyak 2,5ml dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian diteteskan larutan glukosa 2% sebanyak 4 tetes. Kemudian dipanaskan kedalam pemanas dan terlihat perubahannya bahwa larutan yang tadinya berwarna biru berubah menjadi merah. Hal itu menandakan adanya glukosa.Kesimpulan
Uji peragian dapat dilakukan untuk membedakan glukosa dengan laktosa. Dalam proses peragian pada glukosa akan muncul gas CO2 yang artinya terjadi fermentasi. Karena mengalami dekarboksilase.
Sedangkan proses peragian pada laktosa tidak muncul gas CO2 karena tidak terjadi fermentasi. Karena sel-sel ragi tidak mempunyai enzim laktase untuk mengkatalis laktosa.Uji benedict dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa. Glukosa dan laktosa dapat mereduksi pereaksi benedict.
VIII. Pengaruh Glukosa dan Laktosa pada Urine Wanita Hamil
Fungsi peragian dapat digunakan dalam bidang kebidanan dengan menggunakan urine ibu hamil
a. Uji Benedict
- Glukosa : +
- Laktosa : +
b. Peragian
- Glukosa : + (menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami Diabetes Melitus sehingga memerlukan perawatann yang intensif)
- Laktosa: (menunjukkan adanya kandungan ASI di dalam urine merupakan kondisi normal yang akan dijumpai pada ibu hamil)