Upload
muchid-muhaimin
View
173
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aaaaaaaaaa
Citation preview
DIAC
1. DASAR PEMBENTUKAN
DIACS adalah salah satu jenis dari bidirectional thyristor . Rangkaian ekuivalen DIACS adalah merupakan dua buah dioda empat lapis yang disusun berlawanan arah dan dapat dianggap sebagai susunan dua buah latch.DIACS singkatan dari Diode Alternating Current Switch. Namun secara umum DIACS hanya disebut dengan DIAC, komponen ini paling sering digunakan untuk menyulut TRIAC.
Berikut ini adalah gambar :
a). Konstruksi Pembentukan DIACS b). Simbol DIACS
2. SUSUNAN DIAC.
DIACS yang tersusun dari 2 buah dioda empat lapis dengan bahan silicon memungkinkan bekerja pada tegangan tinggi dan arus yang sebatas kemampuannya . Namun DIACS perlu mendapat perhatian khusus karena setelah mencapai tegangan UBRF tertentu, kemudian tegangan dengan sendirinya turun tapi arus IF tiba-tiba naik secara tajam.
Untuk itu rangkaian DIACS memerlukan R seri sebagai pembatas arus.Dan karena konstruksinya yang kalau kita lihat dari simbol terdiri dari 2 dioda yang tersambung secara anti paralel, maka DIACS dapat dipergunakan pada rangkaian AC.
Berikut ini adalah gambar :
a). Simbol Teknis DIACS b). Simbol DIACS yang beredar dikalangan umum
3. Karakteristik DIAC
Semua alat-alat yang dikeluarkan pabrik pasti mempunyai harga batas . Begitu pula DIACS , komponen ini mempunyai beberapa harga batas. Harga batas ini di keluarkan oleh pabrik pembuat komponen melalui pengukuran yang teliti di laboratorium dengan suhu udara tertentu , sehingga dalam tabel yang dikeluarkan pabrik selalu mencamtumkan suhu saat pengukuran.Data harga batas ini sangatlah penting bagi pemakai dalam merencanakan sebuah rangkaian elektronika yang handal . Untuk mencari harga batas tersebut , anda dapat mencarinya dalam tabel / kurva di bawah ini .
Kurva Karakteristik DIACS
Dari kurva diats dapat kita lihat :
U ( BR )F artinya tegangan patah simetris arah maju
U ( BR )Rartinya tegangan patah simetris arah mundur
I ( BR )F artinya arus patah arah maju
I ( BR )R artinya arus patah arah mundur
Berikut ini adalah tabel DIACS A 9903
Ptot 150 mW
Imax 1 A
S -50oC sampai 150oC
UBR 32 4V
IBRF, IBRR 0,4 mA typ
1,0 mA max
U 8 V typ
6 V min
UBR 0,1 % / oC
Dari tabel diatas dapat mengambil besaran angka untuk :
1. Ptot
2. Imax
3. UBR
4. IBRF , IBRR
4. CONTOH APLIKASI DIAC
Gambar 2. Skema Rangkaian Fase Kontrol yang sesuai untuk Dimmer Lamp; Kontrol Panas dan Kontrol Kecepatan Motor. (DIACS sebagai komponen pendukung).
THYRISTOR/ SCR
THYRISTOR
Thyristor merupakan peralatan berlapis empat , yang dapat di saklarkan dari keadaan mati ke keadaan menghantar . Thyristor adalah bidirectional ( satu arah ) yang memungkinkan arus mengalir hanya satu arah .
Sekali Thyristor menyala , arus akan mengalir terus sampai tegangan lintas alat tersebut membalik Untuk keperluan pemicuan thyristor sejumlah peralatan pentrigeran telah di kembangkan , yang dapat mengatur titik di mana thyristor mulai menghantar .
Dengan cara ini daya AC maupun DC dapat di atur untuk mengatur lampu , pemanasan dan pengatur kecepatan motor .
KONSTRUKSI SCR
Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 SCR adalah alat empat lapis PNPN .Salah satu konstruksi SCR terdiri dari paduan bahan type N pada suatu bahan PNP , seperti di tunjukkan pada gambar 2 . Ini digunakan sebagai dua terminal utama , anoda dan katoda Kontak Gate kemudian di padukan ke daerah P
Gambar 1.
A. PENDAHULUAN
1. SIFAT
1.1 Thyristor bekerja sebagai dioda1.2. Thyristor akan menghantar dengan memberikan arus pada Gate1.3. Setelah arus pada Gate dimatikan Thyristor tetap menghantar
2. FUNGSI
Catu daya DC Thyristor dapat digunakan untuk pengontrol daya rata-rata DC ke beban atau memindahkan daya DC yang ada pada daya AC pada harga yang ditetapkan.
3. CARA-CARA MENGHIDUPKAN SCR
UG = 0 IG tidak mengalir
maka Thyristor tidak menghubung
UG dinaikkan saat IG mencapai harga tertentu
maka Thyristor menghubung.
Gambar 1a.
4.1. Mengurangi arus Thyristor dibawah harga arus holdinga) Dengan cara mengurangi U sumberb) Dengan menghubung singkat Anoda dan Katoda
4.2. Melepas tegangan Anoda dan Katoda (membuat tegangan Anoda lebih negatif terhadap tegangan Katoda)
B. Karakteristik Statis
Kurva karakteristik pada gambar 1b menunjukkan bagaimana arus Gate yang masuk ke SCR menentukan besarnya tegangan yang diperlukan dari Anoda ke Katoda untuk membuat SCR hidup atau menghantar .
Jika Gate terbuka (IG=0), dengan tegangan maju diterapkan ke Anoda -Katoda,SCR dalam keadaan mati.
Namun jika tegangan Anoda - Katoda melampaui tegangan dadal UBo,SCR akan menghantar,dan arus hanya akan dibatasi oleh tegangan sumber dan tahanan luar (tahanan yang dihubungkan seri dengan SCR).
Pada kondisi dadal kurva karakteristik digambarkan sebagai garis putus-putus, karena keadaan ini tidak stabil, daerah pensaklaran cepat.
Jika arus Gate bertambah,tegangan dadal maju berkurang, sehingga untuk nilai IG yang sangat besar (sekitar 50 mA).SCR akan hidup segera setelah tegangan diterapkan.
Sekali SCR on arus genggam (holding current) IH diperlukanuntuk menjaga alat tetap on.
Jika arus lebih rendah dari IH dengan cara menaikkan hambatan luar, SCR akan mati.
Perlu diperhatikan bahwa sekali SCR on,gerbang tidak dapat mengontrol lagi,tidak dapat membuat SCR off.
Hanya jika UA-K dikurangi ke nol atau jika arus dikurangi dibawah IH alat akan mati.
Gambar 1b. Karakteristik SCR
C. Analisis SCR
SCR dapat dianalisis dengan cara menggunakan persamaan dua transistor yang membagi SCR ditengah-tengah, seperti Gambar 2.
(a) (b) (c)
Gambar 2.
Misalkan tegangan positip diterapkan pada Anoda terhadap Katoda, tanpa adanya sinyal Gate.
Arus anoda dalam keadaan ini hanya terdiri dari arus bocor kedua transistor, IA = ICO1 + ICO2
Ingat bahwa persamaan arus dasar untuk suatu transistor CE.IC = . IB + ( + 1) ICo = . IB + ..ICo + ICo = .( IB + ICo) + ICo = hFE (IB + ICo) + Ico ..................... (1).
Pada Q1 : Perhatikan, bahwa arus Basis IB untuk Q1 merupakan arus kolektor bagi Q2, IC2.
IC1 =hFE1 (IC2 + IC01) + IC01 ....................... (2)
Pada Q2 : Perhatikan bahwa arus Basis IB untuk Q2 adalah arus kolektor bagi Q1,IC1.
IC2 = hFE2 (IC1+ IC02) +IC02 .........................(3)
Karena IA = IC1 + IC2.
= (1 + hFE1) (1 + hFE2) (IC01 + IC02) 1- hFE1 x hFE2
Dengan tanpa arus Gate marilah kita buktikan bahwa persamaan akan membuktikan rumus awal kita yaitu
IA = IC01 + IC 02
Tanpa adanya arus Gate ( IE = 0 ) maka hFE mendekati nol, ini merupakan sifat transistor silikon. Sehingga penguatan loop ,G = hFE1 x hFE2, jauh lebih kecil dari 1 dan dalam persamaan untuk IA kita dapatkan:
IA = (IC01 + IC02) (1 + 0+) (1 + 0+) 1 - 0+ x 0+
IC01 +IC02
0+ menyatakan suatu besaran sedikit lebih besar dari 0. Maka SCR mati dan membuktikan hambatan yang tinggi. Sekarang misalkan suatu tegangan positif diterapkan dari Gate ke Katoda untuk menginjeksikan lubang ke Basis Q1, ini merupakan bias maju bagi sambungan Basis
Emiter, menambah IC1.
Namun arus kolektor ini adalah juga arus Basis Q2, sehingga transistor Q2 hidup, menambah arus kolektor dan emitornya. Arus kolektor Q2 sekarang dapat menjadi arus trigger dan menyebabkan Q1 lebih menghantar lagi.
Kejadian ini merupakan umpan balik positip internal, sampai kedua transistor dikendalikan ke keadaan jenuhnya, semua sambungan terbias maju dan arus Anoda IA hanya dibatasi oleh tegangan dan hambatan luar.
Memutuskan IGT setelah IA mencapai arus penguncian /latching ( 3x IH) tidak akan mematikan SCR, jadi hanya suatu pulsa arus diperlukan untuk memicu SCR ON.
Setelah SCR dipicu hFE1 dan hFE2 mendekati 1, jadi persamaan dalam kondisi hidup adalah:
IA = (1 + 1-) (1 + 1-) (IC01 + IC02)1 - 1- x 1-
4 (IC01 +IC02) 0+
1- menyatakan suatu besaran yang sedikit kurang dari 1.Tentu saja dalam praktek arus tidak dapat mencapai harga yang tidak tentu, namun bertambah sampai suatu batas yang ditentukan oleh rangkaian luar.SCR dapat juga dipicu hidup dengan cara sebagai berikut :
1. Teganan yang tinggi dari Anoda ke Katoda (lebih besar dari Ubo), ICo dapat membesar, menyebabkan efek banjir, G = hFE1 X hFE2. 1
2. Oleh kapasitansi sambungan PN, suatu laju kecepatan kenaikan tegangan dari Anoda ke Katoda, dv/dt akan menyebabkan suatu arus pengisian I = C. dv/dt, yang akan menyebabkan G 1 (laju kritis khas kenaikan tegangan pada TC = 100 adalah 200V/sec).
3. Kenaikan temperatur yang akan menyebabkan arus bocor bertambah, sehingga G 1.
HARGA BATAS
Untuk dapat menggunakan komponen elektronika, kita harus mengetahui persyaratan-persyaratan atau batas-batas yang diperbolehkan, terutama kalau kita akan membuat rancangan sendiri.Untuk melatih cara membaca tabel, kita lihat tabel berikut ini :
Tabel 1.
Type Device Short description Flg. Comparison types VolumeBSt D03 40BSt D03 53BSt D03 66BSt D03 80
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
= BStD0313:600V= BStD0313:800V= BStD0313:1000V= BStD0313:1200V
21b21b21b21b
CS8-069
CS8-069
CS8-069
CS8-069
thtthtthttht
BSt D10 26BSt D10 33BSt D10 40BSt D10 46BSt D10 53BSt D10 26 MBSt D10 33 MBSt D10 40 MBSt D10 46 MBSt D10 53 M
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
400V.8A(TC+85C), Igt/Ih<25/<80mA=BStD1026:500V=BStD1026:600V=BStD1026:700V=BStD1026:800V400V.10A(TC+85C), Igt/Ih<25/<80mA=BStD1026M:500V=BStD1026M:600V=BStD1026M:700V=BStD1026M:800V
17e17e17e17e17e17e17e17e17e17e
BStD1026M,TIC126D,T7,5N400,TAG680-400++9
BStD1033M,TIC126E,T7,5N600,TAG680-500++9
BStD1040M,TIC126M,T7,5N600,TAG680-600++9
BStD1046M,TIC126S,T7,5N700,TAG680-700++9
BStD1052M,TIC126N,T7,5N800,TAG680-800++9
T9,5N400,CS15-049
T9,5N500,CS15-069 T9,5N600,CS15-069
T9,5N700,CS15-079
T9,5N800,CS15-089
thtthtthtthtthtthtthtthtthttht
BSt D16 66 MBSt D16 80 MBSt D16 66 NBSt D16 80 NBSt D16 66 P BSt D16 80 P
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
1000V, 7,5A(Tc=85C), Igt/Ih<10/<50mA=BStD1666M:1200V=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA
17e17e17e17e17e17e
------
thtthtthtthtthttht
BSt D36 66 MBSt D36 80 MBSt D36 66 NBSt D36 80 NBSt D36 66 PBSt D36 80 P
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
1000V, 7,5A(Tc=45C), Igt/Ih<10/<50mA=BStD1666M:1200V=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA
27b27b27b27b27b27b
(BStD1666M)4
(BStD1680M) 4
(BStD1666N) 4
(BStD1680N) 4
(BStD1666P) 4
(BStD1680P) 4
thtthtthtthtthttht
BSt D40 26BSt D40 33BSt D40 40BSt D40 46BSt D40 53BSt D40 26 M BSt D40 33 MBSt D40 40 MBSt D40 46 MBSt D40 53 M
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
400V,12A, Igt<10mA=BStD4026:500V=BStD4026:600V=BStD4026:700V=BStD4026:800V400V,15A, Igt<10mA=BStD4026M:500V=BStD4026M:600V=BStD4026M:700V=BStD4026M:800V
29b29b29b29b29b29b29b29b29b29b
T10N400H,S6200D,BStD4026M,C232D9
T10N500H,S6200M,BStD4033M,C232E9
T10N600H,S6200M,BStD4040M,C232M9
T10N700H,BStD4046M9
T10N700H,BStD4046M9
C232D9
C232M9
C232M9
-9
-9
thtthtthtthtthtthtthtthtthttht
Tabel 2.
Type Device Short description Flg. Comparison types VolumeBSt D4126BSt D4133BSt D4140BSt D4146BSt D4153BSt D4126 MBSt D4133 MBSt D4140 MBSt D4146 MBSt D4153 M
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
= BStD4026= BStD4033= BStD4040= BStD4046= BStD4053= BStD4026 M= BStD4033 M= BStD4040 M= BStD4046 M= BStD4053 M
21b21b21b21b21b21b21b21b21b21b
T10N400C,S6210D,BStD4126M,C230D,BStE41269
T10N500C,S6210D,BStD4133M,C230D,BStE41269
T10N600C,S6210D,BStD4140M,C230D,BStE41269
T10N700C,BStD4146M,,BStE4146,BStE4146MT10N800C,BStD4153M, BStE4153BStE4153MC230D,BStE4126,BStE4126M9
C230E,BStE4133,BStE4133M9
C230M,BStE4140,BStE4140M9
BStE4146,BStE4146M9
BStE4153,BStE4153M9
thtthtthtthtthtthtthtthtthttht
BSt E0326BSt E0333BSt E0340BSt E0346
F-ThyF-ThyF-ThyF-Thy
400V.0,6A(TA=45C),Igt/Ih<35/<50mA=BStE0326:500V=BStE1026:600V=BStE1026:700V
27b27b27b27b
(S5800D,BT153,TAG650S-400,TAG655S-400)11
(S5800E,BT153,TAG650S-500,TAG655S-500)11
(S5800M,,TAG650S-600,TAG655S-600)11
(S5800S,CSF11-08)11
thtthtthttht
BStE0426BSt E0333BSt E0340BSt E0346
F-ThyF-ThyF-ThyF-Thy
400V.4A(TC=77C), Igt/Ih<50/<100mA=BStE1026M:500V=BStE1026M:600V=BStE1026M:700V
22a22a22a22a
T3S400,TAG670S-400,TAG675S-400T3S500,TAG670S-500,TAG675S-500T3S600,TAG670S-600,TAG675S-600T3S700,TAG670S-700,TAG675S-700
thtthtthttht
BStE4026BStE4033BStE4040BStE4046BStE4053
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
400v,18A,Igt<50mA=BStE4026:500V=BStE4026:600V=BStE4026:700V=BStE4026:800V
29b29b29b29b29b
BStE4026m9
BStE4033m9
BStE4040m9
BStE40469
BStE4053m9
thtthtthtthttht
BStE4026 MBStE4033 MBStE4040 MBStE4046 MBStE4053 M
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
400v,22A,Igt<50mA=BStE4026:500V=BStE4026:600V=BStE4026:700V=BStE4026:800V
29b29b29b29b29b
-9
-9
-9
-9
-9
thtthtthtthttht
BStE4126BStE4133BStE4140BStE4146BStE4153BSTE4126M
50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy
=BStE4126=BStE4133=BStE4140=BStE4146=BStE4153=BSTE4126M
21b21b21b21b21b21b
CS13-04,T15,IN400,TAG16N400,BTW40/400++9
CS13-06,T15,IN600,TAG16N600,BTW40/600++9
CS13-06T15,IN600,TAG16N600,BTW40/600++9
CS13-08T15,IN800,TAG16N800,BTW40/800++9
CS13-08T15,IN800,TAG16N800,BTW40/800++9
T17N400,T24N400,TAG24N400,CS23-04, ++9
thtthtthtthtthttht
KOLOM 1 ( TYPE )
Jenis ini merupakan rancangan menurut pabrik pembuatnya. Kadang-kadang tertulis pada komponennya dalam bentuk singkatan atau kode.
Pemilihan identifikasi melalui penambahan huruf atau bilangan hanya dilakukan bila merupakan hal penting dalam praktek dan dengan jenis pembanding (setara).
KOLOM 2 ( DEVICE )
Arti singkatan komponen semi konduktor, pada thyristor singkatan yang digunakan adalah :
50 Hz - Thy Thyristor terutama untuk beroperasi pada 50 Hz.
F - Thy Thyristor kecepatan hubung tinggi.
KOLOM 3 ( PENJELASAN SINGKAT / SHORT DISCRIPTION )
Merupakan data atau penjelasan dari fungsi setiap komponen singkatan yang digunakan misalnya :
B Menyatakan penguatan arus maju DC
S Tingkat pensaklaran.
KOLOM 4 ( GAMBAR / FIG )
Berkaitan dengan nomor gambar dan identifikasi kaki dari komponen discrete. Pada tabel identifikasi, kolom yang bersesuaian ( Transistor, FET, Thyristor, Dioda, Z - IC ) harus diamati.
Semua gambar diletakkan pada halaman akhir. Tanda derajad ( ) berarti : dipasang dengan penyalur panas tambahan ( heat sink ).
KOLOM 5 ( JENIS-JENIS YANG SEPADAN = COMPARISON TYPE )
Alternatip pilihan, yang mempunyai sifat dekat dengan jenis aslinya, sering lebih disukai karena mudah diperoleh.
Dalam praktek biasanya ada banyak jenis yang dapat dipakai yang tidak tertulis didalam buku ini.Tanda “ + + “ setelah kode jenis pengganti merupakan hal (jenis) yang perlu mendapat perhatian khusus sebagai pengganti.
KOLOM 6 ( ECA VOLUME )
Nama volume ECA yang mana data secara eksak dan komponen lebih lanjut untuk pengganti jenis asli didapatkan. Dalam hal pemakaian khusus parameter yang sesuai dengan jenis-jenis pengganti dibandingkan dengan sifat asli untuk mencegah keterkejutan pemakai.
PIN - CODETransistor + Darlington Thyristor, Triac, Tetroden Dioden
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
abcdefghjkl
mnopqrstuv
EEBBCCEEBB
ECCEBEEBCB
BCCEBEBCCE
BBBBECBEEC
CBECEBCBEC
CEECCEEBBB
GehCC
Geh
CCBBEBCCEE
abcdefghjkl
mnopqrstuv
KKGAKGKK
A1K
A1A1AK
A2A1AKGKG
GAAKA
(A)GkGkA2
GGGGGGK
GaK
A1
AGKGGK
GaAGGGA2KA
A1A2GGkAA
A2
abcdefghjkl
mnopqrstuv
abcdefghjkl
mnopqrstuv
AKAK
A2A(1)
AK(1)A(1)
KA2A
K(1)
A1A1
KA
KA(2)K(1)
AK
A1
K(2)
AK
A2/K1K2
KA
A1K
K(2)K(2)A(2)
A
KA
KA
K2A2/K1
(K)(A)
K
A
abcdefghjkl
mnopqrstuv
FET + MOS-FET UJT Z-IC (Stabi-IC)1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
abcdefghjkl
mn
SSGGDD
G1DSSSDS
GDDSGS
G2G2DDDSG
DGSDSGD
G1GGG2GD
(D)
SSD
SubG1SubSub
abcdefghjkl
mn
B1B2B1B1EEE
B2
EE
B2B1B1B2B1
B2B1B2E
B2B1E
E
B2
abcdefghjkl
mn
QEMQEMAAKE
RegQ
Reg
EMEMQQ
K
RegQ
RegE
MQQEMEK
AQEEQ
(M)(E)
abcdefghjkl
mn
o o o E Q Reg o
Geh = case or mounting surfaceSub = Subtrate = if Dual Gates* = if Pin 4 is present** = often without Pin 2
E = input M = ground Q = output Reg = adjust
APLIKASI SCRMateri
1. Sifat Thyristor Terhadap Arus Searah
- Thyristor bekerja seperti dioda, ia menghantarkan arus dari arah Anoda ke Katoda- Thyristor dapat dibuat menghantar (di ON kan ) dengan memberikan arus pada Gate. Setelah arus pada gate dimatikan SCR akan tetap bekerja. Selama tegangan antara A dan K ada
lebuh besar dari 0,7V
2. Fungsi
Catu daya DC. Thyristor dapat digunakan untuk rangkaian tambahan pada pengontrol daya rata-rata DC ke beban atau untuk memindah dari daya DC yang ada ke AC pada harga yang ditetapkan, sedangkan frekuensi variabelnya tergantung pada kebutuhan.
3. Rangkaian Thyristor Untuk Sumber Arus Searah
- Jika UG pada keadaan nol volt dan arus gate (IG) tidak mengalir, maka thyristor dalam keadaan tidak menghubung (OFF), lihat Gambar 1.
Gambar 1.
- Jika UG dinaikkan dan saat IG mencapai pada harga tertentu, maka thyristor menghubung (ON)- Pada saat thyristor sudah menghubung, gate tidak dapat berfungsi sebagai kendali thyristor.- Ketika thyristor pada posisi ON praktis Anoda ke Katoda terhubung singkat, sedangkan selisih
tegangan antara Anoda dan Katoda maksimum 1 volt (biasanya 0,7 volt).
4. Mengembalikan Thyristor ke Posisi OFF Dapat Dilakukan Dengan Cara
1. Mengurangi arus thyristor dibawah harga arus genggam (hold)- Dengan cara mengurangi tegangan sumber US- Dengan cara menghubung singkat Anoda ke Katoda (cara ini harus dilakukan dengan tegangan gate dilepas terlebih dahulu).2. Melepas tegangan Anoda atau membuat tegangan Anoda lebih negatip terhadap katoda.
5. Rangkaian Thyristor Sebagai Saklar
- Th2 mengontrol (daya dari sumber ke beban)
- Ketika Th2 ON arus DC mengalir dari sumber DC ke beban
- Kapasitor komutator C mengisi dengan polaritas seperti ditunjukkan pada GB.2. dengan konstanta waktu (time constan) C.R detik
Gambar 2.
- Ketika Th1 ditriger, tegangan pada Anoda Th1 jatuh mendekati nol volt, yang menyebabkan pelat kapasitor sebelah kiri menjadi nol volt.
- Maka kapasitor menempatkan tegangan balik (negatif) pada Th2 yang menyebabkan Th2
OFF.
6. Karakteristik Thyristor Sebagai Saklar
- Th1 dan Th2 dipicu bergantian oleh pulsa gate VG1 dan VG2,Thyristor mati dan hidup secara bergantian seperti terlihat pada GB.3.
- Tegangan Anoda naik secara praktis dari -V ke +V pada konstanta waktu
C.RL1 ........Untuk VA1
dan C.RL2 ........Untuk VA2
Gambar 3.- Ketentuan :
t1 > t q1 ................ t q1 = waktu pertukaran untuk Th1.t2 > t q2 ................ t q2 = waktu pertukaran untuk Th2
Pada saat thl off VA1 diturunkan ke - V, maka harga sesat untuk tegangan dan arus pada RL1 adalah 2 kali harga normal. Semua arus mengalir melalui Th2 melalui kapasitor C. Arus puncak Th2 besarnya = jumlah arus itu (RL1) dan arus yang melewati RL1 adalah :
Catatan :
Agar kemampuan arusnya tidak melampaui, maka untuk pemilihan Th2
Untuk pemakaiannya perlu diperhatikan.
7. Thyristor Dengan Penyulut Vertikal.
Gambar 4.
Dari gambar tersebut penyulutan di - akukan dengan menggunakan tegangan AC/DC.
Diagram Penyulutan
Sistim Kerja
Pada gambar rangkaian untuk penyulutan Thyristor dengan sudut phasa, menggunakanpengontrolan vertikalSebab titik sudut dipengaruhi oleh tegangan pengontrol (Ust)melalui arah vertikal dalam gambar 4.Secara teoristis Thyristor dapat bekerja pada pengontrolan vertikal pada sudut phasa antara 0 - 90.Pada dasarnya potensiometer pada gambar 4 dapat juga dipasang langsung pada sumber tegangan.Setelah penyulutan dari Thyristor tegangan kerja tetap tinggal pada Potensiometer
8. Thyristor Dengan Penyulut Horizontal :
Diagram penyulutan horizontal dari thyristor berikut.
Gambar 6.
Dari gambar sebelah penyulutan dilakukan dengan menggunakan tegangan AC/DC.
Lengkapilah diagram penyulutan sudut phasa berikut :
Gambar 7.
Sistim Kerja
- Pada Gb. 6 rangkaian untuk penyulutan thyristor dengan sudut phasa menggunakan pengontrolan Horizontal.
- Tahanan R dan kapasitor C mengakibatkan Tegangan Penyulut yang berpulsa dan juga berfungsi untuk Pengatur Waktu ( + ) penyulutan.