22
DIAC 1. DASAR PEMBENTUKAN DIACS adalah salah satu jenis dari bidirectional thyristor . Rangkaian ekuivalen DIACS adalah merupakan dua buah dioda empat lapis yang disusun berlawanan arah dan dapat dianggap sebagai susunan dua buah latch. DIACS singkatan dari Diode Alternating Current Switch. Namun secara umum DIACS hanya disebut dengan DIAC, komponen ini paling sering digunakan untuk menyulut TRIAC. Berikut ini adalah gambar : a). Konstruksi Pembentukan DIACS b). Simbol DIACS 2. SUSUNAN DIAC. DIACS yang tersusun dari 2 buah dioda empat lapis dengan bahan silicon memungkinkan bekerja pada tegangan tinggi dan arus yang sebatas kemampuannya . Namun DIACS perlu mendapat perhatian khusus karena setelah mencapai tegangan UBRF tertentu, kemudian tegangan dengan sendirinya turun tapi arus IF tiba-tiba naik secara tajam. Untuk itu rangkaian DIACS memerlukan R seri sebagai pembatas arus. Dan karena konstruksinya yang kalau kita lihat dari simbol terdiri dari 2 dioda yang tersambung secara anti paralel, maka DIACS dapat dipergunakan pada rangkaian AC. Berikut ini adalah gambar :

DIAC SCR TRIAC.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaaaaaaaaa

Citation preview

Page 1: DIAC SCR TRIAC.docx

DIAC

1. DASAR PEMBENTUKAN

DIACS adalah salah satu jenis dari bidirectional thyristor . Rangkaian ekuivalen DIACS adalah merupakan dua buah dioda empat lapis yang disusun berlawanan arah dan dapat dianggap sebagai susunan dua buah latch.DIACS singkatan dari Diode Alternating Current Switch. Namun secara umum DIACS hanya disebut dengan DIAC, komponen ini paling sering digunakan untuk menyulut TRIAC.

Berikut ini adalah gambar :

a). Konstruksi Pembentukan DIACS b). Simbol DIACS

2. SUSUNAN DIAC.

DIACS yang tersusun dari 2 buah dioda empat lapis dengan bahan silicon memungkinkan bekerja pada tegangan tinggi dan arus yang sebatas kemampuannya . Namun DIACS perlu mendapat perhatian khusus karena setelah mencapai tegangan UBRF tertentu, kemudian tegangan dengan sendirinya turun tapi arus IF tiba-tiba naik secara tajam.

Untuk itu rangkaian DIACS memerlukan R seri sebagai pembatas arus.Dan karena konstruksinya yang kalau kita lihat dari simbol terdiri dari 2 dioda yang tersambung secara anti paralel, maka DIACS dapat dipergunakan pada rangkaian AC.

Berikut ini adalah gambar :

Page 2: DIAC SCR TRIAC.docx

a). Simbol Teknis DIACS b). Simbol DIACS yang beredar dikalangan umum

3. Karakteristik DIAC

Semua alat-alat yang dikeluarkan pabrik pasti mempunyai harga batas . Begitu pula DIACS , komponen ini mempunyai beberapa harga batas. Harga batas ini di keluarkan oleh pabrik pembuat komponen melalui pengukuran yang teliti di laboratorium dengan suhu udara tertentu , sehingga dalam tabel yang dikeluarkan pabrik selalu mencamtumkan suhu saat pengukuran.Data harga batas ini sangatlah penting bagi pemakai dalam merencanakan sebuah rangkaian elektronika yang handal . Untuk mencari harga batas tersebut , anda dapat mencarinya dalam tabel / kurva di bawah ini .

Kurva Karakteristik DIACS

Dari kurva diats dapat kita lihat :

U ( BR )F artinya tegangan patah simetris arah maju

U ( BR )Rartinya tegangan patah simetris arah mundur

Page 3: DIAC SCR TRIAC.docx

I ( BR )F artinya arus patah arah maju

I ( BR )R artinya arus patah arah mundur

Berikut ini adalah tabel DIACS A 9903

Ptot 150 mW

Imax 1 A

S -50oC sampai 150oC

UBR 32 4V

IBRF, IBRR 0,4 mA typ

1,0 mA max

U 8 V typ

6 V min

UBR 0,1 % / oC

Dari tabel diatas dapat mengambil besaran angka untuk :

1. Ptot

2. Imax

3. UBR

4. IBRF , IBRR

4. CONTOH APLIKASI DIAC

Gambar 2. Skema Rangkaian Fase Kontrol yang sesuai untuk Dimmer Lamp; Kontrol Panas dan Kontrol Kecepatan Motor. (DIACS sebagai komponen pendukung).

Page 4: DIAC SCR TRIAC.docx
Page 5: DIAC SCR TRIAC.docx

THYRISTOR/ SCR

THYRISTOR

Thyristor merupakan peralatan berlapis empat , yang dapat di saklarkan dari keadaan mati ke keadaan menghantar . Thyristor adalah bidirectional ( satu arah ) yang memungkinkan arus mengalir hanya satu arah .

Sekali Thyristor menyala , arus akan mengalir terus sampai tegangan lintas alat tersebut membalik Untuk keperluan pemicuan thyristor sejumlah peralatan pentrigeran telah di kembangkan , yang dapat mengatur titik di mana thyristor mulai menghantar .

Dengan cara ini daya AC maupun DC dapat di atur untuk mengatur lampu , pemanasan dan pengatur kecepatan motor .

KONSTRUKSI SCR

Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 SCR adalah alat empat lapis PNPN .Salah satu konstruksi SCR terdiri dari paduan bahan type N pada suatu bahan PNP , seperti di tunjukkan pada gambar 2 . Ini digunakan sebagai dua terminal utama , anoda dan katoda Kontak Gate kemudian di padukan ke daerah P

Gambar 1.

A. PENDAHULUAN

1. SIFAT

1.1 Thyristor bekerja sebagai dioda1.2. Thyristor akan menghantar dengan memberikan arus pada Gate1.3. Setelah arus pada Gate dimatikan Thyristor tetap menghantar

2. FUNGSI

Page 6: DIAC SCR TRIAC.docx

Catu daya DC Thyristor dapat digunakan untuk pengontrol daya rata-rata DC ke beban atau memindahkan daya DC yang ada pada daya AC pada harga yang ditetapkan.

3. CARA-CARA MENGHIDUPKAN SCR

UG = 0 IG tidak mengalir

maka Thyristor tidak menghubung

UG dinaikkan saat IG mencapai harga tertentu

maka Thyristor menghubung.

Gambar 1a.

4.1. Mengurangi arus Thyristor dibawah harga arus holdinga) Dengan cara mengurangi U sumberb) Dengan menghubung singkat Anoda dan Katoda

4.2. Melepas tegangan Anoda dan Katoda (membuat tegangan Anoda lebih negatif terhadap tegangan Katoda)

B. Karakteristik Statis

Kurva karakteristik pada gambar 1b menunjukkan bagaimana arus Gate yang masuk ke SCR menentukan besarnya tegangan yang diperlukan dari Anoda ke Katoda untuk membuat SCR hidup atau menghantar .

Jika Gate terbuka (IG=0), dengan tegangan maju diterapkan ke Anoda -Katoda,SCR dalam keadaan mati.

Namun jika tegangan Anoda - Katoda melampaui tegangan dadal UBo,SCR akan menghantar,dan arus hanya akan dibatasi oleh tegangan sumber dan tahanan luar (tahanan yang dihubungkan seri dengan SCR).

Pada kondisi dadal kurva karakteristik digambarkan sebagai garis putus-putus, karena keadaan ini tidak stabil, daerah pensaklaran cepat.

Jika arus Gate bertambah,tegangan dadal maju berkurang, sehingga untuk nilai IG yang sangat besar (sekitar 50 mA).SCR akan hidup segera setelah tegangan diterapkan.

Sekali SCR on arus genggam (holding current) IH diperlukanuntuk menjaga alat tetap on.

Jika arus lebih rendah dari IH dengan cara menaikkan hambatan luar, SCR akan mati.

Perlu diperhatikan bahwa sekali SCR on,gerbang tidak dapat mengontrol lagi,tidak dapat membuat SCR off.

Hanya jika UA-K dikurangi ke nol atau jika arus dikurangi dibawah IH alat akan mati.

Page 7: DIAC SCR TRIAC.docx

Gambar 1b. Karakteristik SCR

C. Analisis SCR

SCR dapat dianalisis dengan cara menggunakan persamaan dua transistor yang membagi SCR ditengah-tengah, seperti Gambar 2.

(a) (b) (c)

Gambar 2.

Misalkan tegangan positip diterapkan pada Anoda terhadap Katoda, tanpa adanya sinyal Gate.

Page 8: DIAC SCR TRIAC.docx

Arus anoda dalam keadaan ini hanya terdiri dari arus bocor kedua transistor, IA = ICO1 + ICO2

Ingat bahwa persamaan arus dasar untuk suatu transistor CE.IC = . IB + ( + 1) ICo = . IB + ..ICo + ICo = .( IB + ICo) + ICo = hFE (IB + ICo) + Ico ..................... (1).

Pada Q1 : Perhatikan, bahwa arus Basis IB untuk Q1 merupakan arus kolektor bagi Q2, IC2.

IC1 =hFE1 (IC2 + IC01) + IC01 ....................... (2)

Pada Q2 : Perhatikan bahwa arus Basis IB untuk Q2 adalah arus kolektor bagi Q1,IC1.

IC2 = hFE2 (IC1+ IC02) +IC02 .........................(3)

Karena IA = IC1 + IC2.

= (1 + hFE1) (1 + hFE2) (IC01 + IC02) 1- hFE1 x hFE2

Dengan tanpa arus Gate marilah kita buktikan bahwa persamaan akan membuktikan rumus awal kita yaitu

IA = IC01 + IC 02

Tanpa adanya arus Gate ( IE = 0 ) maka hFE mendekati nol, ini merupakan sifat transistor silikon. Sehingga penguatan loop ,G = hFE1 x hFE2, jauh lebih kecil dari 1 dan dalam persamaan untuk IA kita dapatkan:

IA = (IC01 + IC02) (1 + 0+) (1 + 0+) 1 - 0+ x 0+

IC01 +IC02

0+ menyatakan suatu besaran sedikit lebih besar dari 0. Maka SCR mati dan membuktikan hambatan yang tinggi. Sekarang misalkan suatu tegangan positif diterapkan dari Gate ke Katoda untuk menginjeksikan lubang ke Basis Q1, ini merupakan bias maju bagi sambungan Basis

Emiter, menambah IC1.

Namun arus kolektor ini adalah juga arus Basis Q2, sehingga transistor Q2 hidup, menambah arus kolektor dan emitornya. Arus kolektor Q2 sekarang dapat menjadi arus trigger dan menyebabkan Q1 lebih menghantar lagi.

Kejadian ini merupakan umpan balik positip internal, sampai kedua transistor dikendalikan ke keadaan jenuhnya, semua sambungan terbias maju dan arus Anoda IA hanya dibatasi oleh tegangan dan hambatan luar.

Memutuskan IGT setelah IA mencapai arus penguncian /latching ( 3x IH) tidak akan mematikan SCR, jadi hanya suatu pulsa arus diperlukan untuk memicu SCR ON.

Setelah SCR dipicu hFE1 dan hFE2 mendekati 1, jadi persamaan dalam kondisi hidup adalah:

IA = (1 + 1-) (1 + 1-) (IC01 + IC02)1 - 1- x 1-

4 (IC01 +IC02) 0+

1- menyatakan suatu besaran yang sedikit kurang dari 1.Tentu saja dalam praktek arus tidak dapat mencapai harga yang tidak tentu, namun bertambah sampai suatu batas yang ditentukan oleh rangkaian luar.SCR dapat juga dipicu hidup dengan cara sebagai berikut :

Page 9: DIAC SCR TRIAC.docx

1. Teganan yang tinggi dari Anoda ke Katoda (lebih besar dari Ubo), ICo dapat membesar, menyebabkan efek banjir, G = hFE1 X hFE2. 1

2. Oleh kapasitansi sambungan PN, suatu laju kecepatan kenaikan tegangan dari Anoda ke Katoda, dv/dt akan menyebabkan suatu arus pengisian I = C. dv/dt, yang akan menyebabkan G 1 (laju kritis khas kenaikan tegangan pada TC = 100 adalah 200V/sec).

3. Kenaikan temperatur yang akan menyebabkan arus bocor bertambah, sehingga G 1.

HARGA BATAS

Untuk dapat menggunakan komponen elektronika, kita harus mengetahui persyaratan-persyaratan atau batas-batas yang diperbolehkan, terutama kalau kita akan membuat rancangan sendiri.Untuk melatih cara membaca tabel, kita lihat tabel berikut ini :

Tabel 1.

Type Device Short description Flg. Comparison types VolumeBSt D03 40BSt D03 53BSt D03 66BSt D03 80

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

= BStD0313:600V= BStD0313:800V= BStD0313:1000V= BStD0313:1200V

21b21b21b21b

CS8-069

CS8-069

CS8-069

CS8-069

thtthtthttht

BSt D10 26BSt D10 33BSt D10 40BSt D10 46BSt D10 53BSt D10 26 MBSt D10 33 MBSt D10 40 MBSt D10 46 MBSt D10 53 M

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

400V.8A(TC+85C), Igt/Ih<25/<80mA=BStD1026:500V=BStD1026:600V=BStD1026:700V=BStD1026:800V400V.10A(TC+85C), Igt/Ih<25/<80mA=BStD1026M:500V=BStD1026M:600V=BStD1026M:700V=BStD1026M:800V

17e17e17e17e17e17e17e17e17e17e

BStD1026M,TIC126D,T7,5N400,TAG680-400++9

BStD1033M,TIC126E,T7,5N600,TAG680-500++9

BStD1040M,TIC126M,T7,5N600,TAG680-600++9

BStD1046M,TIC126S,T7,5N700,TAG680-700++9

BStD1052M,TIC126N,T7,5N800,TAG680-800++9

T9,5N400,CS15-049

T9,5N500,CS15-069 T9,5N600,CS15-069

T9,5N700,CS15-079

T9,5N800,CS15-089

thtthtthtthtthtthtthtthtthttht

BSt D16 66 MBSt D16 80 MBSt D16 66 NBSt D16 80 NBSt D16 66 P BSt D16 80 P

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

1000V, 7,5A(Tc=85C), Igt/Ih<10/<50mA=BStD1666M:1200V=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA

17e17e17e17e17e17e

------

thtthtthtthtthttht

BSt D36 66 MBSt D36 80 MBSt D36 66 NBSt D36 80 NBSt D36 66 PBSt D36 80 P

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

1000V, 7,5A(Tc=45C), Igt/Ih<10/<50mA=BStD1666M:1200V=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<20/<80mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA=BStD1666M: Igt/Ih<50/<150mA

27b27b27b27b27b27b

(BStD1666M)4

(BStD1680M) 4

(BStD1666N) 4

(BStD1680N) 4

(BStD1666P) 4

(BStD1680P) 4

thtthtthtthtthttht

BSt D40 26BSt D40 33BSt D40 40BSt D40 46BSt D40 53BSt D40 26 M BSt D40 33 MBSt D40 40 MBSt D40 46 MBSt D40 53 M

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

400V,12A, Igt<10mA=BStD4026:500V=BStD4026:600V=BStD4026:700V=BStD4026:800V400V,15A, Igt<10mA=BStD4026M:500V=BStD4026M:600V=BStD4026M:700V=BStD4026M:800V

29b29b29b29b29b29b29b29b29b29b

T10N400H,S6200D,BStD4026M,C232D9

T10N500H,S6200M,BStD4033M,C232E9

T10N600H,S6200M,BStD4040M,C232M9

T10N700H,BStD4046M9

T10N700H,BStD4046M9

C232D9

C232M9

C232M9

-9

-9

thtthtthtthtthtthtthtthtthttht

Tabel 2.

Type Device Short description Flg. Comparison types VolumeBSt D4126BSt D4133BSt D4140BSt D4146BSt D4153BSt D4126 MBSt D4133 MBSt D4140 MBSt D4146 MBSt D4153 M

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

= BStD4026= BStD4033= BStD4040= BStD4046= BStD4053= BStD4026 M= BStD4033 M= BStD4040 M= BStD4046 M= BStD4053 M

21b21b21b21b21b21b21b21b21b21b

T10N400C,S6210D,BStD4126M,C230D,BStE41269

T10N500C,S6210D,BStD4133M,C230D,BStE41269

T10N600C,S6210D,BStD4140M,C230D,BStE41269

T10N700C,BStD4146M,,BStE4146,BStE4146MT10N800C,BStD4153M, BStE4153BStE4153MC230D,BStE4126,BStE4126M9

C230E,BStE4133,BStE4133M9

C230M,BStE4140,BStE4140M9

BStE4146,BStE4146M9

BStE4153,BStE4153M9

thtthtthtthtthtthtthtthtthttht

BSt E0326BSt E0333BSt E0340BSt E0346

F-ThyF-ThyF-ThyF-Thy

400V.0,6A(TA=45C),Igt/Ih<35/<50mA=BStE0326:500V=BStE1026:600V=BStE1026:700V

27b27b27b27b

(S5800D,BT153,TAG650S-400,TAG655S-400)11

(S5800E,BT153,TAG650S-500,TAG655S-500)11

(S5800M,,TAG650S-600,TAG655S-600)11

(S5800S,CSF11-08)11

thtthtthttht

BStE0426BSt E0333BSt E0340BSt E0346

F-ThyF-ThyF-ThyF-Thy

400V.4A(TC=77C), Igt/Ih<50/<100mA=BStE1026M:500V=BStE1026M:600V=BStE1026M:700V

22a22a22a22a

T3S400,TAG670S-400,TAG675S-400T3S500,TAG670S-500,TAG675S-500T3S600,TAG670S-600,TAG675S-600T3S700,TAG670S-700,TAG675S-700

thtthtthttht

BStE4026BStE4033BStE4040BStE4046BStE4053

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

400v,18A,Igt<50mA=BStE4026:500V=BStE4026:600V=BStE4026:700V=BStE4026:800V

29b29b29b29b29b

BStE4026m9

BStE4033m9

BStE4040m9

BStE40469

BStE4053m9

thtthtthtthttht

Page 10: DIAC SCR TRIAC.docx

BStE4026 MBStE4033 MBStE4040 MBStE4046 MBStE4053 M

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

400v,22A,Igt<50mA=BStE4026:500V=BStE4026:600V=BStE4026:700V=BStE4026:800V

29b29b29b29b29b

-9

-9

-9

-9

-9

thtthtthtthttht

BStE4126BStE4133BStE4140BStE4146BStE4153BSTE4126M

50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy50Hz-Thy

=BStE4126=BStE4133=BStE4140=BStE4146=BStE4153=BSTE4126M

21b21b21b21b21b21b

CS13-04,T15,IN400,TAG16N400,BTW40/400++9

CS13-06,T15,IN600,TAG16N600,BTW40/600++9

CS13-06T15,IN600,TAG16N600,BTW40/600++9

CS13-08T15,IN800,TAG16N800,BTW40/800++9

CS13-08T15,IN800,TAG16N800,BTW40/800++9

T17N400,T24N400,TAG24N400,CS23-04, ++9

thtthtthtthtthttht

Page 11: DIAC SCR TRIAC.docx
Page 12: DIAC SCR TRIAC.docx

KOLOM 1 ( TYPE )

Jenis ini merupakan rancangan menurut pabrik pembuatnya. Kadang-kadang tertulis pada komponennya dalam bentuk singkatan atau kode.

Pemilihan identifikasi melalui penambahan huruf atau bilangan hanya dilakukan bila merupakan hal penting dalam praktek dan dengan jenis pembanding (setara).

KOLOM 2 ( DEVICE )

Arti singkatan komponen semi konduktor, pada thyristor singkatan yang digunakan adalah :

50 Hz - Thy Thyristor terutama untuk beroperasi pada 50 Hz.

F - Thy Thyristor kecepatan hubung tinggi.

KOLOM 3 ( PENJELASAN SINGKAT / SHORT DISCRIPTION )

Merupakan data atau penjelasan dari fungsi setiap komponen singkatan yang digunakan misalnya :

B Menyatakan penguatan arus maju DC

S Tingkat pensaklaran.

KOLOM 4 ( GAMBAR / FIG )

Berkaitan dengan nomor gambar dan identifikasi kaki dari komponen discrete. Pada tabel identifikasi, kolom yang bersesuaian ( Transistor, FET, Thyristor, Dioda, Z - IC ) harus diamati.

Semua gambar diletakkan pada halaman akhir. Tanda derajad ( ) berarti : dipasang dengan penyalur panas tambahan ( heat sink ).

KOLOM 5 ( JENIS-JENIS YANG SEPADAN = COMPARISON TYPE )

Page 13: DIAC SCR TRIAC.docx

Alternatip pilihan, yang mempunyai sifat dekat dengan jenis aslinya, sering lebih disukai karena mudah diperoleh.

Dalam praktek biasanya ada banyak jenis yang dapat dipakai yang tidak tertulis didalam buku ini.Tanda “ + + “ setelah kode jenis pengganti merupakan hal (jenis) yang perlu mendapat perhatian khusus sebagai pengganti.

KOLOM 6 ( ECA VOLUME )

Nama volume ECA yang mana data secara eksak dan komponen lebih lanjut untuk pengganti jenis asli didapatkan. Dalam hal pemakaian khusus parameter yang sesuai dengan jenis-jenis pengganti dibandingkan dengan sifat asli untuk mencegah keterkejutan pemakai.

PIN - CODETransistor + Darlington Thyristor, Triac, Tetroden Dioden

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

abcdefghjkl

mnopqrstuv

EEBBCCEEBB

ECCEBEEBCB

BCCEBEBCCE

BBBBECBEEC

CBECEBCBEC

CEECCEEBBB

GehCC

Geh

CCBBEBCCEE

abcdefghjkl

mnopqrstuv

KKGAKGKK

A1K

A1A1AK

A2A1AKGKG

GAAKA

(A)GkGkA2

GGGGGGK

GaK

A1

AGKGGK

GaAGGGA2KA

A1A2GGkAA

A2

abcdefghjkl

mnopqrstuv

abcdefghjkl

mnopqrstuv

AKAK

A2A(1)

AK(1)A(1)

KA2A

K(1)

A1A1

KA

KA(2)K(1)

AK

A1

K(2)

AK

A2/K1K2

KA

A1K

K(2)K(2)A(2)

A

KA

KA

K2A2/K1

(K)(A)

K

A

abcdefghjkl

mnopqrstuv

FET + MOS-FET UJT Z-IC (Stabi-IC)1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

abcdefghjkl

mn

SSGGDD

G1DSSSDS

GDDSGS

G2G2DDDSG

DGSDSGD

G1GGG2GD

(D)

SSD

SubG1SubSub

abcdefghjkl

mn

B1B2B1B1EEE

B2

EE

B2B1B1B2B1

B2B1B2E

B2B1E

E

B2

abcdefghjkl

mn

QEMQEMAAKE

RegQ

Reg

EMEMQQ

K

RegQ

RegE

MQQEMEK

AQEEQ

(M)(E)

abcdefghjkl

mn

Page 14: DIAC SCR TRIAC.docx

o o o E Q Reg o

Geh = case or mounting surfaceSub = Subtrate = if Dual Gates* = if Pin 4 is present** = often without Pin 2

E = input M = ground Q = output Reg = adjust

APLIKASI SCRMateri

1. Sifat Thyristor Terhadap Arus Searah

- Thyristor bekerja seperti dioda, ia menghantarkan arus dari arah Anoda ke Katoda- Thyristor dapat dibuat menghantar (di ON kan ) dengan memberikan arus pada Gate. Setelah arus pada gate dimatikan SCR akan tetap bekerja. Selama tegangan antara A dan K ada

lebuh besar dari 0,7V

2. Fungsi

Catu daya DC. Thyristor dapat digunakan untuk rangkaian tambahan pada pengontrol daya rata-rata DC ke beban atau untuk memindah dari daya DC yang ada ke AC pada harga yang ditetapkan, sedangkan frekuensi variabelnya tergantung pada kebutuhan.

Page 15: DIAC SCR TRIAC.docx

3. Rangkaian Thyristor Untuk Sumber Arus Searah

- Jika UG pada keadaan nol volt dan arus gate (IG) tidak mengalir, maka thyristor dalam keadaan tidak menghubung (OFF), lihat Gambar 1.

Gambar 1.

- Jika UG dinaikkan dan saat IG mencapai pada harga tertentu, maka thyristor menghubung (ON)- Pada saat thyristor sudah menghubung, gate tidak dapat berfungsi sebagai kendali thyristor.- Ketika thyristor pada posisi ON praktis Anoda ke Katoda terhubung singkat, sedangkan selisih

tegangan antara Anoda dan Katoda maksimum 1 volt (biasanya 0,7 volt).

4. Mengembalikan Thyristor ke Posisi OFF Dapat Dilakukan Dengan Cara

1. Mengurangi arus thyristor dibawah harga arus genggam (hold)- Dengan cara mengurangi tegangan sumber US- Dengan cara menghubung singkat Anoda ke Katoda (cara ini harus dilakukan dengan tegangan gate dilepas terlebih dahulu).2. Melepas tegangan Anoda atau membuat tegangan Anoda lebih negatip terhadap katoda.

5. Rangkaian Thyristor Sebagai Saklar

- Th2 mengontrol (daya dari sumber ke beban)

- Ketika Th2 ON arus DC mengalir dari sumber DC ke beban

- Kapasitor komutator C mengisi dengan polaritas seperti ditunjukkan pada GB.2. dengan konstanta waktu (time constan) C.R detik

Gambar 2.

- Ketika Th1 ditriger, tegangan pada Anoda Th1 jatuh mendekati nol volt, yang menyebabkan pelat kapasitor sebelah kiri menjadi nol volt.

- Maka kapasitor menempatkan tegangan balik (negatif) pada Th2 yang menyebabkan Th2

OFF.

Page 16: DIAC SCR TRIAC.docx

6. Karakteristik Thyristor Sebagai Saklar

- Th1 dan Th2 dipicu bergantian oleh pulsa gate VG1 dan VG2,Thyristor mati dan hidup secara bergantian seperti terlihat pada GB.3.

- Tegangan Anoda naik secara praktis dari -V ke +V pada konstanta waktu

C.RL1 ........Untuk VA1

dan C.RL2 ........Untuk VA2

Gambar 3.- Ketentuan :

t1 > t q1 ................ t q1 = waktu pertukaran untuk Th1.t2 > t q2 ................ t q2 = waktu pertukaran untuk Th2

Pada saat thl off VA1 diturunkan ke - V, maka harga sesat untuk tegangan dan arus pada RL1 adalah 2 kali harga normal. Semua arus mengalir melalui Th2 melalui kapasitor C. Arus puncak Th2 besarnya = jumlah arus itu (RL1) dan arus yang melewati RL1 adalah :

Catatan :

Agar kemampuan arusnya tidak melampaui, maka untuk pemilihan Th2

Untuk pemakaiannya perlu diperhatikan.

7. Thyristor Dengan Penyulut Vertikal.

Gambar 4.

Dari gambar tersebut penyulutan di - akukan dengan menggunakan tegangan AC/DC.

Page 17: DIAC SCR TRIAC.docx

Diagram Penyulutan

Sistim Kerja

Pada gambar rangkaian untuk penyulutan Thyristor dengan sudut phasa, menggunakanpengontrolan vertikalSebab titik sudut dipengaruhi oleh tegangan pengontrol (Ust)melalui arah vertikal dalam gambar 4.Secara teoristis Thyristor dapat bekerja pada pengontrolan vertikal pada sudut phasa antara 0 - 90.Pada dasarnya potensiometer pada gambar 4 dapat juga dipasang langsung pada sumber tegangan.Setelah penyulutan dari Thyristor tegangan kerja tetap tinggal pada Potensiometer

Page 18: DIAC SCR TRIAC.docx

8. Thyristor Dengan Penyulut Horizontal :

Diagram penyulutan horizontal dari thyristor berikut.

Gambar 6.

Dari gambar sebelah penyulutan dilakukan dengan menggunakan tegangan AC/DC.

Lengkapilah diagram penyulutan sudut phasa berikut :

Gambar 7.

Sistim Kerja

- Pada Gb. 6 rangkaian untuk penyulutan thyristor dengan sudut phasa menggunakan pengontrolan Horizontal.

- Tahanan R dan kapasitor C mengakibatkan Tegangan Penyulut yang berpulsa dan juga berfungsi untuk Pengatur Waktu ( + ) penyulutan.