9
Diagnosa Keperawatan bblr ( 2010 ) Adapun diagnose keperawatan yang sering muncul pada BBLR pada bayi adalah : a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler b. Ketidakefektifan termoregulator berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan di dalam tubuh c. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh (imunologi ) d. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna) e. Kecemasan orangtua berhubungan dengan situasi krisis,kurang pengetahuan Rencana tindakan keperawatan 1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru dan neuro muscular. Tujuan : Pola nafas efektif . Kriteria Hasil : - RR 30-60 x/mnt - Sianosis (-) - Sesak (-) - Ronchi (-) - Wheezing (-) Intervensi dan rasional :

Diagnosa Keperawatan bblr

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan tentang diagnosa bayi lahir dengan berat ringan...

Citation preview

Page 1: Diagnosa Keperawatan bblr

Diagnosa Keperawatan bblr ( 2010 )

Adapun diagnose keperawatan yang sering muncul pada BBLR pada bayi adalah :

a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler

b. Ketidakefektifan termoregulator berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan di dalam tubuh

c. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh (imunologi )

d. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)

e. Kecemasan orangtua berhubungan dengan situasi krisis,kurang pengetahuan

Rencana tindakan keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru dan neuro muscular.

Tujuan : Pola nafas efektif .

Kriteria Hasil :

- RR 30-60 x/mnt

- Sianosis (-)

- Sesak (-)

- Ronchi (-)

- Wheezing (-)

Intervensi dan rasional :

Intervensi Rasionala. Posisikan untuk pertukaran oksigen yang optimal yaitu pada posisi terlungkup danterlentang dengan leher sedikit agak ekstensi

b. Hindarri hiper ekstensi

c. Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang di ingin kan.d. Lakukan penghisapan untuk

a. Posisi terlungkupmenghasil kan perbaikan oksigenasi’dan posisi terlentang untuk mencegah adanya penyempitan jalan napas.

b. Hiper ekstensi akan mengurangi diameter trakea.c. Untuk mengetahui kemunduran yang di alami bayi

d. Mucus yang berlebihan akan menyebab kan

Page 2: Diagnosa Keperawatan bblr

menghilang kan mucus.

e. Jangan pernah melakukan penghisapan secara rutin

f. Hindari posisi trendeleburg

g. Lakukan regimen yang di resep kan untuk terapi oksigen supplementalh. Pertahankan suhu lingkungan.i. Observasi dan kaji respon bayi terhadap terapi ventilasi dan oksigenasi.

penyumbatan jalan napas.e. Penghisapan yang terlalu sering dapat menyebab kan bronkosspasme,bradikardia dan hipoksia.f. Posisi ini dapat menyebabkan peningkatan TIKg. Untuk melancar kan oksigenase

h. Untuk penghematan penggunaan oksigeni. Mengetahui keadaan bayi terhadap terapi yang di lakukan’

2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.

Tujuan : Suhu tubuh kembali normal.

Kriteria Hasil :

- Suhu 36-37 C.

- Kulit hangat.

- Sianosis (-)

- Ekstremitas hangat.

Intervensi dan Rasional :

Intervensi Rasionala. Tempat kan bayi di incubator atau pakaian hangat

b. Pantau suhu aksila pada bayi yang tidak stabilc. Atur unit servokontrol atau control suhu sesuai kebutuhand. Gunakan pelindungan panas plastic

e. Pantau tanda-tanda hipertermi missalnya kemerahan, ruam, diaforesisf. Hindari situasi yang dapat mempredisposisi bayi ppada kehilangan panas. Seperti terpapar udara dingin, mandi

a. Incubator dapat mempertahan suhu tubuh yang stabil

b. Untuk mengetahui keadan bayic. Untuk mempertahankan suhu kulit dalam rentang termal yang dapat di terimad. Pelindung panas plastik untuk menurun kan kehilangn panase. Mengetahui bayi dalam keadaan gawat atau tidak

f. Agar bayi tetap dalam keadaan hangat

Page 3: Diagnosa Keperawatan bblr

3. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

- Suhu 36-37 C

- Tidak ada tanda-tanda infeksi.

- Leukosit 5.000 – 10.000

Intervensi dan Rasional :

Intervensi Rasionala. Perhatikan bahwa semua tindakan keperawatan dilakukan dengan mencuci tangan baik sesudah maupun sebelum prosedurb. Pastikan semua alat yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih

c. Cegah agar bayi tidak terinfeksi dari saluran pernapasan, dengan mengisolasikan bayi.d. Isolasi bayi lain yang terkena infeksie. Intruksikan perawat dan keluarga dalam prosedur control infeksi pada bayi

f. Beri antibiotic sesuai instruksi

g. Pastikan aspesis ketat atau atau sterilitas terhadap terapi

a. Dengan mencucitangan meminimalkan pemajanan pada organisme infektif.

b. Kemungkinan untuk terjadi nya infeksi nosokomial dapat di atas

c. Mencegah infeksi saluran pernapasan.

d. Meminimalkan terjadinya infaksi nosokomiale. Karma dari keluarga maupun tenaga kesehatan dapat mengantarkan mikro organisme penyebab infeksif. Untuk mematikan mikro organisme penyebab infeksi

g. Tindakan yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi

4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)

Tujuan : Nutrisi terpenuhi setelah

Kriteria hasil :

- Reflek hisap dan menelan baik

- Kembung (-)

- BAB lancer

Page 4: Diagnosa Keperawatan bblr

- Berat badan meningkat 15 gr/hr

- Turgor elastis.

Intervensi dan Rasional :

Intervensi Rasionala. Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total sesuai instruksib. Pantau adanya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi parenteralc. Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara ibu,kusus nya untuk mengkoordinasi kemampuan menelan dan bernapasd. Gunakan pemberian makanan orogastrik bila bayi mudah lelah,reflek muntah atau menelan yang lemahe. Bantu ibu mengeluarkan ASI

f. Bantu ibu untuk menyusui dengan benar

a. Pemberian nutrisi dengan pareteral lebih baik dari pada melalui oral

b. Terapi parenteral ada yang tidak sesuai dengan keadaan bayic. Bayi yang belum mampu menyusui di payudara ibu akan mudah terjadi aspirasi

d. Makan makanan dengan ASI dapat mengakibatkan penurunan berat badan

e. Untuk mempertahan kan laktasi sampai bayi dapat menyusui ASIf. Cara menyusui yang baik dapat mengurangi terjadi nya aspirasi dan muntah pada bayi

5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis.

Tujuan : Cemas berkurang

Kriteria hasil :

- Orang tua tampak tenang

- Orang tua tidak bertanya-tanya lagi.

- Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan

Intervensi dan rasional :

Intervensi Rasional

Page 5: Diagnosa Keperawatan bblr

a. Prioritaskan informasi

b. Dorong orang tua untuk mengajukkan pertanyaan mengenai status bayic. Jawab pertanayaan, fasilitasi ekspresi kekhawatiran mengenai perawatan dan prognosisd. Bersikap jujur, berespon terhadap pertanyaan yang di ajukan dengann jawaban yang benare. Dorong ibuu dan ayah untuk sering berkunjung dan menghubungi unit dengan sering.

f. Tekankan aspek positif dari status bayi

a. Membantu orang tua mengetahui aspek paling penting dari perawatan, tanda perbaikan, atau penyimpangan pada kondisi bayi.b. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua.

c. Untuk meunjukan rasa empati pada orang tua dan memberi kan pengetahuan pada orang tua.d. Meningkatkan rasa percaya dengan orang tua bayi

e. Dengan seringnya orang tua berhubungan dengan tenaga kesehatan orang tua akan lebih banyak mendapatkan informasi tentang kemajuan bayi.f. Dengan aspek positif yang ada pada bayi akan meningkatkan pengharapan pada orang tua bayi.

K. Penatalaksanaan Pediatrik

1. Perawatan Tali Pusat

Pada bayi dengan BBLR, perlu diberikan perawatan tali pusat untuk mencegah terjadinya infeksi. Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sampai tali pusat mengering dan lepas dengan spontan.

Adapun persiapan yang perlu dilakukan yaitu :

a. Persiapan Alat

- Alkohol 70% dalam tempatnya

- Kasa steril 1 buah

b. Persiapan klien

Page 6: Diagnosa Keperawatan bblr

1. Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus atau tempat tidur

2. Cuci tangan

3. Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa pembungkus terlebih dahulu dibasahi dengan lidi waten alcohol 70 %

4. Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat dengan lidi waten alcohol 70% dari pangkal menuju ujung tali pusar sampai bersih.

5. Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari pangkal ke ujung tali pusat

6. Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk segitiga) dan ikatkan dengan cara lipatkan.

7. Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan

8. Cuci tangan kembali

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Perawatan tali pusat dilakukan secara rutuin setiap selesai mandi dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

2. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk mencegah terjadinya infeksi

3. Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi iritasi pada kulit bayi

Adapun Pencegahan agar tali pusat tidak infeksi yaitu dengan cara pemberian toxoid tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut-turut pada trimester ke tiga dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan perawatan tali pusat selanjutnya.

2. Perawatan Bayi dalam Inkubator

Seperti yang kita ketahui bahwa bayi dengan BBLR itu mudah sekali mengalami hipotermi,terutama biasanya pada bayi kurang bulan atau premature. oleh karena itu kita harus tetap mempertahankan suhu tubuhnya. Adapun salah satu cara untuk mempertahankan suhu tubuh bayi tersebut adalah dengan cara dimasukkan ke dalam incubator.

Inkubator merupakan salah satu (cara ke 4) dari lima cara menghangatkan & mempertahankan suhu tubuh (kontak skin dg skin; kangaroo mother care/KMC;pemancar panas; ruangan yg hangat). Dimana sebelumnya & sesudahnya dilakukan monitoring & evaluasi pengukuran suhu tubuh .

Adapun tujuan daripada incubator untuk bayi ini adalah sebagai berikut :

a. Penghangatan berkelanjutan bayi

Page 7: Diagnosa Keperawatan bblr

b. Dengan berat badan < 1500 gr yang tidak dapat dilakukan kangaroo mother care/KMC. Untuk bayi sakit berat : sepsis, gangguan nafas berat

Dan cara menggunakan incubator untuk perawatan bayi premature itu adalah :

1. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari, dan bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan digunakan

2. Tutup matras dengan kain bersih

3. Kosongkan air reservoir, dapat tumbuh bakteria yang berbahaya dalam air dan menyerang bayi

4. Atur suhu sesuai dengan umur dan BB bayi

5. Hangatkan inkubator sebelum digunakan

6. Bila diperlukan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, lepas semua pakaian bayi & segera diberikan pakaian kembali setelah selesai

7. Tutup indikator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar inkubator tetap hangat

8. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi

.