Upload
dayanr02
View
264
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 1/24
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma maksilofasial merupakan salah satu trauma yang umum ditemukan. Trauma
maksilofasial memerlukan perhatian khusus karena kedekatan lokasi fraktur dan sering
terlibatnya struktur-struktur vital pada leher dan kepala. Oleh karena itu, evaluasi kedua regio ini
harus selalu dilakukan. Selain itu, trauma maksilofasial juga dapat memberikan dampak
psikologis kepada pasien karena dapat mengganggu estetika bentuk wajah bila tidak dikoreksi.
Insiden dan penyebab epidemiologis trauma maksilofasial bervariasi secara luas pada
daerah yang berbeda di dunia karena perbedaan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural,
kesadaran masyarakat mengenai peraturan lalu lintas dan konsumsi alkohol. !erdasarkan studi
dari negara berkembang, penyerangan atau kekerasan merupakan penyebab utama fraktur fasial,
sisanya sebagian besar disebabkan oleh peristiwa kecelakaan lalu lintas, olahraga, dan
kecelakaan industri, tetapi penyebab utama bergeser ke kecelakaan lalu lintas di negara-negara
berkembang.
"raktur yang paling sering ditemukan pada trauma maksilofasial adalah fraktur pada os.
maksila #$%&', diikuti dengan os. nasalis #$(,)&', os. *ygoma #$+,$&', os. mandibula #%,&',
os. frontalis #%,&', dan os. nasoethmoidoorbitalis #),&'. i bawah ini merupakan data
epidemiologis yang menggambarkan trauma maksilofasial berdasarkan lokasi anatomis dan
mekanisme trauma.
Gambar 1. "rekuensi fraktur fasial berdasarkan lokasi anatomis.
1
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 2/24
Gambar 2. umlah fraktur berdasarkan mekanisme trauma.
Gambar 3. umlah fraktur midfasial berdasarkan mekanisme trauma.
2
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 3/24
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fraktur Tulang Fasal
Trauma pada wajah dapat menyebabkan fraktur pada tulang-tulang penyusun wajah.
Tulang-tulang tersebut antara lain os. nasalis, os. orbitalis, os. *ygomatikus, os. mandibularis, os.
maksilaris, dan os. frontalis.
Fraktur !s. Nasal
"raktur os. nasal dapat terjadi bersama-sama dengan trauma kerusakan fasial lainnya atau
fraktur tunggal.$
/idung ditunjang oleh kartilage pada bagian anterior dan inferiornya dan oleh tulang
posterior serta superiornya. Os. nasal yang berpasangan, os. maksila, dan prosesus nasalis dari
os. frontalis membentuk kerangka yang menunjang bagian kartilage dari hidung. Os. nasalis
berpasangan, berbentuk baji dan bergabung di midline. Setengah bagian bawah dari os. nasalis
tipis dan luas, sedangkan bagian atas lebih tebal dan kuat, ditunjang oleh artikulasio dengan os.
frontalis dan prosesus frontalis os. maksilaris. !agian yang lebih tipis dari os. nasalis yang lebih
mudah fraktur, sedangkan bagian yang lebih tebal dan dekat dengan os. nasalis lebih sulit
mengalami fraktur. 0alaupun demikian, kekuatan yang diperlukan untuk menyebabkan fraktur
os. nasalis lebih rendah daripada tulang-tulang penyusun wajah yang lain. Selain itu, bentuk
alami hidung yang meruncing menyebabkan septum nasi yang menunjang hidung semakin tipis
dan cenderung mengalami fraktur semakin kearah ujung hidung. "raktur dari septum
mempengaruhi alignment hidung secara buruk selama proses penyembuhan.$
"raktur tulang hidung dapat melibatkan kedua os. nasalis, prosesus frontalis dari os.
maksilaris, septum nasi, dan pada trauma yang berat, dapat melibatkan naso-orbito-ethmoid
complex #1O2', yaitu ketika fraktur melalui os. etmoid melalui hidung. "raktur ini dapat
menyebabkan kerusakan pada dura dan kebocoran cairan serebrospinalis. 3urigai fraktur 1O2
bila ditemukan telekantus pada pasien #pelebaran nasal bridge dengan terlepasnya kantus
media'. 4asien ini seringkali juga mengalami rinore likuor serebrospinalis, epistaksis, atau
keduanya.$
3
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 4/24
Gambar ". 5natomi tulang-tulang penyusun hidung.$
2pistaksis umum terjadi pada trauma nasal dan mudah dijelaskan karena adanya jaringan
vaskular yang banyak #pleksus 6iesselbach' yang mensuplai hidung. 4erdarahan juga bisa
berasal dari lokasi lainnya di dalam hidung ketika hidung mengalami fraktur. 4erdarahan nasal
anterior dapat berasal dari arteri etmoidalis anterior #cabang dari arteri oftalmika' dan perdarahan
nasal posterior dapat berasal dari cabang arteri sfenopalatina. engan memberikan tampon
biasanya dapat mengontrol perdarahan ini. ika gagal maka konsultasi spesialistik diperlukan.$
6omplikasi yang sering ditemukan akibat fraktur nasal meliputi septal hematom,
obstruksi nasal, dan deformitas yang signifikan. Septal hematom yang tidak teridentifikasi dapat
mengganggu vaskularisasi kartilage septum sehingga dapat menyebabkan kerusakan kartilage.
Infeksi sekunder pada hematom oleh S. aureus juga dapat terjadi. /ematom tersebut dapat
berkembang menjadi abses dan menyebabkan nekrosis cartilage. 6erusakan septum dapat
menyebabkan deformitas yang dikenal sebagai saddle nose deformity.$
Fraktur !rbta
Trauma pada wajah dapat menyebabkan fraktur di sepanjang titik lemah dari orbita.
!eberapa pola fraktur orbita, yaitu orbital-zygomatic, naso-orbito-ethmoid , dan internal orbital .
6ombinasi yang berbeda dari ketiga pola dasar ini dapat disebut sebagai fraktur kombinasi atau
fraktur orbita kompleks.$
aerah paling tipis dan terlemah pada orbita adalah pada lantai orbita # orbital floor '.
7mumnya, fraktur terjadi pada regio posteromedial dari lantai orbita, disebut sebagai fraktur
4
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 5/24
blow-out . 8ekanisme umumnya adalah terjadi pukulan #blow' terhadap mata dengan kekuatan
yang ditransmisikan oleh soft tissue orbita kearah bawah melalui lantai orbita yang tipis. 6etika
fraktur ini terjadi, isi dari orbita #meliputi lemak, soft tissue, otot oblikus inferior, atau otot rektus
inferior' dapat mengalami protrusi melalui fraktur dan menjadi terperangkap. Terperangkapnya
otot oblikus inferior atau rektus inferior dapat menyebabkan restriksi pergerakan bola mata dan
menyebabkan diplopia. Terperangkapnya kedua otot tersebut bersama dengan soft tissue dapat
menyebabkan pergeseran bola mata kearah posterior dan inferior, menyebabkan timbulnya
diplopia dan enolftalmos. iplopia lebih jelas apabila pasien melihat kearah atas. $
Gambar #. 9ambaran 3T scan dan :-ray dari fraktur blow-out.$
6arena nervus infraorbita melalui lantai orbita, hipestesia seringkali terjadi pada
distribusi sensorik saraf ini pada fraktur lantai orbita.$
Gambar $. 8ekanisme fraktur blow-out.$
4ada anak-anak, sering terjadi trapdoor , yaitu istilah untuk mendeskripsikan fraktur
dengan pergeseran fragmen tulang yang minimal. "raktur lantai orbita pada anak-anak memiliki
5
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 6/24
insiden trapdoor #terperangkapnya otot atau lemak' yang tinggi. aringan orbita yang
terperangkap ini dapat mengalami iskemia dan nekrosis. Tulang yang lebih lunak dan fleksibel
pada anak-anak menyebabkan lantai orbita cenderung bengkok atau retak dan membentuk
trapdoor . 4ergeseran jaringan dapat menyebabkan kenampakan putih pada mata. 4ada anak-
anak, mual dan muntah dapat menjadi faktor prediktif adanya fraktur trapdoor dengan jaringan
yang terperangkap.$
"raktur dari rima superior, lateral, dan inferior dari orbita dapat terjadi tunggal atau
bersama-sama dengan trauma kraniofasial lainnya. 4alpasi dengan teliti dapat menentukan
adanya step off pada lokasi fraktur. 4arestesia pada pipi umum ditemukan pada fraktur rima
orbita inferior yang mencederai nervus infraorbita.$
"raktur atap orbita pada orang dewasa jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan
trauma dengan kekuatan besar pada kepala dan wajah. 6omplikasi fasial dan neurologis multipel
umum pada trauma ini. 4ada anak-anak, fraktur atap orbita ditemukan pada trauma dengan
kekuatan yang lebih kecil.$
Fraktur !s. %g&ma
;igoma membentuk malar eminence #tonjolan pipi', menentukan jumlah proyeksi anterior dan
lateral pipi, dan mendukung dinding lateral serta lantai orbita. 8erupakan tulang yang prominen
pada wajah, sehingga membuatnya rentan terhadap trauma dan fraktur. Terdapat bagian atau
prosesus dari *igoma, yaitu prosesus maksilaris, prosesus temporalis, prosesus frontalis, dan
prosesus orbitalis. 6e arah inferior, prosesus maksilaris berartikulasi dengan maksila pada sutura
*igomatikomaksilaris. 6e arah lateral, prosesus temporalis dari *igoma bergabung dengan tulang
temporal dan membentuk arkus *igomatik, anterior dari kanalis auditori. 6e arah, prosesus
orbitalis berartikulasi dengan greater wing dari os. sphenoid. 6e arah superior, prosesus frontalis
berartikulasi dengan os. frontalis pada sutura *igomatikofrontalis.$
6
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 7/24
Gambar '. 5natomi os. *igoma.$
6arena *igoma adalah tulang yang tebal, fraktur *igoma tunggal jarang dijumpai.
Seringkali fraktur terjadi sepanjang tulang-tulang disekitarnya yang lebih tipis. "raktur arkus
*igomatik cenderung terjadi pada dua #terkadang tiga' tempat bersama dengan arkus *igoma.
Sebuah fraktur dapat terjadi pada masing-masing ujung dari arkus atau di tengahnya,
menghasilkan fraktur yang berbentuk <. Ini dapat mengenai muskulus temporalis dan
menyebabkan trismus.$
Gambar (. 9ambaran :-ray # submentovertex view' yang menunjukkan fraktur arkus *igoma.$
Suatu fraktur *igomatikomaksilaris #fraktur tripod atau malar' merupakan fraktur akibat
kekerasan langsung pada pipi. "raktur terjadi pada artikulasi *igoma dengan os. frontalis dan
arkus *igomatik. "raktur ini merupakan fraktur orbita karena struktur internal orbita dapat
terganggu oleh pergeseran dari badan *igoma. 6omponen maksilaris dari fraktur ini meliputi
dinding anterolateral dari antrum maksilaris. "raktur *igomatikomaksilaris sering berhubungan
dengan edema fasial berat, jadi batas trauma yang sebenarnya menjadi tidak jelas. iplopia dapat
dilaporkan oleh pasien akibat kerusakan pada orbita. epresi pada rima orbita inferior atau
parestesia pada distribusi dari nervus infraorbitalis menunjukkan daerah kerusakan meluas ke
orbita atau maksila.$
Fraktur !s. Man)bula
7
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 8/24
8andibula mengelilingi lidah dan merupakan satu-satunya tulang kranial yang memiliki
mobilitas, mengandung gigi-gigi rahang bawah dan pembuluh darah yang signifikan, otot, dan
saraf. 8andibula sebenarnya adalah dua tulang yang mengalami fusi menjadi satu di midline
symphysis #simfisis mandibula'. 8asing-masing tulang memiliki korteks buccal dan lingual yang
tebal dan kavitas medula yang tipis. 1ervus alveolar inferior memasuki mandibula pada
foramina mandibularis dengan arteri alveolar inferior dan melintasi kavitas medula, lalu keluar
melalui foramina mentalis. 1ervus ini melintasi kavitas medulla dibawah akar gigi. 1ervus ini
memberikan sensasi pada gigi rahang bawah dan juga kulit serta mukosa dari bibir bawah.$
8andibula dihubungkan dengan kranium pada sendi temporomandibular
#temporomandibular joint , T8'. 8andibula yang berfungsi dengan baik menentukan kontak
oklusi dari gigi. "raktur mandibula dapat menyebabkan berbagai gangguan jangka pendek dan
jangka panjang, meliputi nyeri T8, maloklusi, ketidakmampuan untuk mengunyah, gangguan
salvias, obstructive sleep apnea, dan nyeri kronik. fraktur mandibula dapat terjadi pada simfisis,
body, angle, ramus, dan kondilus atau subkondilus.$
Gambar *. 5natomi mandibula dan frekuensi fraktur pada tiap-tiap lokasi anatomis.,$
6etika area maksilaris atau mandibula mengalami kerusakan, pemeriksa harus
mencurigai kemungkinan trauma terhadap kelenjar parotis dan duktusnya. 6elenjar parotis
berada dibawah sepertiga tengah dari garis antara komisura bibir dan tragus dari telinga. =aserasi pada area ini kemungkinan menyebabkan trauma pada duktus parotis dan eksplorasi luka harus
dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan ini. ika trauma duktus telah terjadi, identifikasi
segmen proksimal dan distal dengan reanastomosis primer adalah terapi yang ideal.$
8andibula seringkali mengalami fraktur pada lebih dari satu lokasi karena strukturnya
yang seperti cincin yang dibentuk melalui artikulasinya pada T8. Selain klasifikasi fraktur
8
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 9/24
tradisional #open, closed , simple, complex, atau comminuted ', fraktur mandibula juga
dideskripsikan sebagai favorable atau unfavorable, tergantung dari apakah otot-otot pengunyah
cenderung mengalami reduksi atau mengacaukan fraktur.$
"raktur alveolar terjadi diatas gigi pada bagian alveolar dari maksila atau mandibula.
Seringkali sekelompok gigi longga dan darah mungkin ditemukan pada ginggiva. "raktur
dentoalveolar dan fraktur dengan perluasan kearah dentoalveolar melibatkan hanya tonjolan
alveolar dan gigi yang berhubungan dengannya, dan termasuk fraktur terbuka.$
Gambar 1+. "raktur dentoalveolar yang termasuk dalam fraktur terbuka mandibula. $
Fraktur !s. Maksla
Tulang maksila adalah tulang terbesar dari wajah dan membentuk rahang atas. 8aksila
terdiri dari body dan empat prosesus, yaitu prosesus *igomatik, prosesus frontalis, prosesus
alveolaris, dan prosesus palatine. 8aksila membentuk palatum durum #hard palate', lantai# floor ' dari hidung, bagian dari orbita, dan tooth socket dari gigi-gigi rahang atas.$
"raktur maksila lebih jarang daripada fraktur mandibula dan seringkali berhubungan
dengan fraktur fasial lainnya. 6eluhan seperti mulut tidak tertutup dengan baik sering dikeluhkan
karena pada sebagian besar fraktur maksila melibatkan oklusi dental. 5nak-anak kurang
memiliki kecenderungan untuk mengalami fraktur maksila hingga berusia + tahun karena
tingginya kelenturan tulang mereka dan gigi-gigi yang belum tumbuh.$
Secara klasik, fraktur maksila diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi =e "ort. 6lasifikasi
ini dibuat pada tahun >++ oleh ?ene =e "ort yang menggunakan kadaver trauma untuk
mendapatkan deskripsi yang mendetail dari ketiga klasifikasi dasar dari fraktur midfasial.$
9
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 10/24
Gambar 11. "raktur midfasial berdasarkan klasifikasi =e "ort.$
"raktur =e "ort I adalah fraktur hori*ontal diatas akar gigi dan terjadi mulai dari sinus piriformis
hidung ke fisura pterigomaksilaris, memisahkan tuberositas maksilaris dari lempeng pterigoid.
"raktur merupakan hasil dari kekuatan hori*ontal yang mengenai maksila anterior dan dapat
menjadi fragmen tunggal atau comminuted fragmen.$
"raktur =e "ort II terjadi menuju rima infraorbita, melalui orbita media dan os. nasalis.
6arena fragmennya membentuk segitiga maka sering disebut pyramidal fracture.$
"raktur =e "ort III terjadi melalui maksila, kompleks nasoetmoid, dan os. *igoma.
"raktur ini sering disebut craniofasial dislocation atau pemisahan karena seluruh midfasial
menjadi dapat bergerak #mobile'. "raktur komplit bilateral =e "ort III jarang terjadi dan biasanya
disebabkan oleh trauma yang hebat. 6ebocoran likuor serebrospinal sering terjadi. Sisa soft
tissue yang melekat seringkali hanya nervus optikus, jadi evaluasi yang hati-hati sangat
diperlukan.$
"raktur =e "ort sederhana sebenarnya jarang terjadi karena dua alasan. @ang pertama,
fraktur pada midfasial jarang mengikuti garis sutura yang dideskripsikan oleh =e "ort. "raktur
mengikuti jalur dengan resistensi yang terendah dan dapat menjadi comminuted dan multipel.
6edua, kekuatan yang mengarah ke wajah umumnya dari suatu sisi, jadi fraktur fasial mungkin
memiliki =e "ort II pada satu sisi dan komponen =e "ort III pada sisi lainnya.$
Fraktur !s. Fr&ntal
Sinus frontalis bervariasi dari dapat diabaikan hingga mengisi seluruh regio dahi dari os.
frontalis. ahi #tabula eksterna atau skuama' dan prosesus *igomatik sangatlah tebal, terdiri dari jaringan diploik yang terdapat dalam dua lamina yang kompak, jaringan diploik tidak ditemukan
pada regio yang ditempati oleh sinus udara frontalis. !agian orbita tipis, translusen, dan tersusun
seluruhnya atas tulang kompak dan membran mukus. Tabula eksterna tebal dan berat. Sedangkan
bagian dalam dari tabula interna dilapisi dengan dura mater.$
10
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 11/24
Trauma sinus frontalis baik pada orang dewasa maupun anak-anak seringkali disebabkan
oleh trauma tumpul. !ila dibandingkan dengan fraktur fasial, fraktur dari sinus frontalis jarang
terjadi, kemungkinan karena ketebalan tulang yang terlibat. Sinus frontal mengalami fraktur pada
(-)+& pasien yang mengalami trauma maksilofasial. Sinus frontalis relatif resisten terhadap
fraktur dan kekuatan yang signifikan diperlukan untuk terjadi fraktur.$
7mumnya, perbaikan untuk tabula posterior penting untuk mencegah komplikasi sistem
saraf pusat seperti pneumosefalus atau kebocoran likuor serebrospinalis. 4erbaikan tabula
anterior penting untuk alasan kosmetik.$
=aserasi sering terjadi pada fraktur sinus frontalis dan dapat menutupi kerusakan yang
lebih dalam. 4emeriksa harus waspada ketika menghadapi pasien yang telah mengalami benturan
pada dahi. Trauma ini harus dieksplorasi secara teliti untuk memastikan ada atau tidaknya
fraktur. 3T scan kepala diindikasikan untuk evaluasi yang komplit, karena pasien dapat
mengalami fraktur displace tabula posterior tanpa fraktur anterior yang teraba. 6repitus dapat
ditemukan bila pasien memiliki fragmen tulang multipel yang mobile.$
B. Dagn&ss Trauma Maksl&,asal
iagnosis trauma maksilofasial dimulai dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta
didukung oleh pemeriksaan tambahan, terutama pencitraan pada kraniofasial.
Anamn-ss
Tanyakan pasien yang responsif pertanyaan-pertanyaan berikutA
. Bagian mana dari wajah anda yang terasa sakit?
0alaupun ini adalah pertanyaan mendasar, adanya nyeri pada lokasi spesifik dapat
mengarahkan pemeriksa pada lokasi fraktur. 4ertanyaan ini dapat menjadi tidak reliabel pada
pasien yang terintoksikasi atau pasien dengan trauma multipel.$
$. dakah bagian dari wajah anda yang mati rasa?
5danya defisit sensoris dapat menunjukkan dimana fraktur fasialis telah terjadi dan apakah
fragmen telah mengenai atau merusak kanalisBalurBforamina tempat cabang nervus
trigeminalis melintas.$
a. pakah bibir atau dagu anda mati rasa?
11
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 12/24
1ervus alveolaris inferior berjalan melalui bagian tengah mandibula dari bagian tengah
ramus menuju foramina mentalis dan memberikan sensasi pada bibir bawah serta dagu.
ika pasien merasa kebas pada bibir bawah dan dagu, kemungkinan terdapat fraktur pada
sisi kebas tersebut.$
b. pakah pipi! bibir atas! sisi hidung atau gusi pada rahang atas mati rasa?
1ervus infraorbitalis dan alveolaris superior memberikan sensasi pada gusi dan gigi
maksilaris, bibir atas, sisi hidung, dan kelopak mata bawah. ika pasien merasa kebas
pada area ini, kemungkinan terdapat fraktur pada maksila atau lantai orbita.$
c. pakah kelopak mata bawah! pipi! atau bibir atas anda mati rasa?
1ervus infraorbitalis berjalan sepanjang lantai orbita dan sering terganggu pada fraktur
kompleks *igomatikomaksilaris.$
). pakah rahang anda dapat menutup dengan normal"sempurna?
"raktur mandibula danBatau maksila umumnya berhubungan dengan perasaan rahang yang
tidak mengatup dengan normalBsempurna. =okasi kontak gigi sering dapat membantu untuk
menentukan lokasi fraktur.$
. pakah anda merasa sakit saat membuka mulut? #imana yang terasa sakit?
1yeri ketika pasien mengusahakan gerakan fungsional dari mandibula dapat
mengindikasikan adanya fraktur mandibula atau maksila. 6ontusio mandibula atau T8 juga
dapat menghasilkan nyeri yang sama. 3ontohnya, nyeri pada daerah preaurikular dengan
pergerakan mandibula dapat mengindikasikan fraktur prosesus kondilus. 1yeri pada daerah
pipi ketika pasien berusaha untuk membuka mulut dapat mengindikasikan fraktur kompleks
*igomatikomaksilaris. 1yeri pada angulus mandibula dapat mengindikasikan fraktur pada
area tersebut. Otot masseter melekat pada badan *igoma dan berinsersio pada ramus
mandibula. 6etika fraktur kompleks *igomatikomaksilaris terjadi, otot masseter mengalami
kontraksi akibat fraktur ini, sehingga terjadi trismus. 4ada kasus yang jarang, *igoma dapat
mengalami displace dan menutupi prosesus koronoid dari mandibula sehingga membatasi
pembukaan rahang.$
(. pakah ada gangguan pada penglihatan anda?
ika memungkinkan, visus sebelum trauma harus diperoleh dari pasien. <isus segera setelah
trauma juga harus ditentukan. /ilangnya persepsi cahaya yang kembali normal
12
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 13/24
mengindikasikan suatu oklusi vaskular atau kontusio nervus optikus. 6ehilangan persepsi
cahaya segera dan persisten mengimplikasikan cedera yang berat terhadap retina atau nervus
optikus. <isus awal baik yang memburuk seiring berjalannya waktu mengindikasikan
neuropati okular kompresif dan merupakan suatu keadaan emergensi. ika pasien melaporkan
adanya kilatan cahaya atau floater , robekan retina atau lepasnya retina atau perdarahan
vitreus harus dicurigai. 6ondisi oftalmologi lain yang menjadi diagnosis banding antara lain
abrasi kornea, iritis traumatic, ruptur bola mata, dan dislokasi lensa.$
C. pakah penglihatan anda ganda?
5danya diplopia dapat mengindikasikan fraktur periorbita dengan atau tanpa terkenanya otot-
otot ekstraokuler. iplopia merupakan gejala yang relatif tidak spesifik dan bias disebabkan
oleh edema periorbita saja. ika pasien mengeluh diplopia, 3T scan orbitaBtulang fasial harus
dilakukan. 9ejala okular dari fraktur fasial orbita meliputi nyeri orbita, enoftalmos, dan
diplopia vertikal.$
D. pakah leher anda terasa sakit?
Ini merupakan pertanyaan yang penting karena adanya asosiasi antara trauma fasial dengan
fraktur servikal.
!ila memungkinkan, mekanisme trauma #mechanism of injury' perlu diketahui. ?iwayat
kejadian dapat menyediakan petunjuk terhadap tipe trauma yang dialami pasien. 8isalnya,
trauma tumpul terhadap wajah cenderung menyebabkan fraktur, sedangkan trauma tajamBtembus
dapat mencederai saraf dan pembuluh darah mayor. 4ertengkaran interpersonal cenderung
menyebabkan fraktur nasal, blow-out , dan fraktur mandibula, sedangkan kecelakaan kendaraan
bermotor menyebabkan trauma yang serius. 6ecurigaan yang tinggi terhadap cedera yang serius
harus muncul ketika mengevaluasi pasien yang mengalami benturan kecepatan tinggi pada
wajah, seperti terkena bola atau tongkat pemukul.$
?iwayat medis sebelumnya harus selalu diperoleh bila memungkinkan. 3ari tahumengenai ada atau tidaknya riwayat kejang, konsumsi alkohol, riwayat trauma atau operasi
kepala atau leher, masalah pada T8, gangguan nutrisi atau metabolic. 4enggunaan aspirin,
warfarin, clopidogrel atau enoEaparin harus dipastikan karena agen ini dapat meningkatkan
perdarahan pada luka atau kepala.$
13
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 14/24
P-m-rksaan Fsk
4emeriksaan fisik yang teliti penting dalam mendiagnosis cedera kraniofasial. Selama
pemeriksaan awal ini, cedera yang mengancam jiwa dan masalah medis sistemik harus
diidentifikasi.
alan napas merupakan cedera penting pertama yang mungkin berhubungan dengan
trauma fasial. alan napas pada trauma maksilofasial dapat terganggu akibat hilangnya
pendukung lidah karena fraktur fasial atau obstruksi jalan napas karena darah atau debris. 4asien
tidak sadar dengan trauma fasial yang signifikan memerlukan intubasi segera atau
krikotiroidotomiBtorakostomi sesuai kondisi pasiendan kemudahan intubasi. Intubasi ini harus
dilakukan dengan cervical spine control .$
4asien dengan trauma fasial yang signifikan harus selalu diasumsikan juga memiliki
cedera servikal. 6ecurigaan ini rendah bervariasi mulai dari rendah pada fraktur nasal tunggal
hingga sangat tinggi pada fraktur kompleks fasial akibat kecelakaan kendaraan bermotor.$
5pabila airway with $-spine control , breathing , circulation with hemorrhage control
telah dilakukan, lakukan secondary survey secara sistematik. /ilangkan darah dan benda asing
dari luka secara hati-hati untuk mengevaluasi kedalaman dan luas cedera.$
Selain itu, selalu evaluasi cedera lain yang berhubungan. 8isalnya, pasien dengan trauma
fasial seringkali juga mengalami cedera kepala, atau cedera pada struktur-struktur lain pada
wajah sepeti kelenjar parotis, mata, dan lain-lain.$
4eriksa gigi pasien dan ada atau tidaknya maloklusi. 4eriksa rongga mulut, perhatikan
adanya laserasi, trauma tajam, dan perdarahan aktif. =idah seringkali mengalami laserasi pada
trauma fasial dan menyebabkan gangguan pada jalan napas melalui pembengkakkan atau
perdarahan yang signifikan. 2ksplorasi trauma soft tissue pada rongga mulut, fragmen gigi, dan
benda asing. 4erhatikan area dengan ekimosis dan pembengkakkan fasial.$
2valuasi jumlah gigi dan hitung untuk setiap socket yang kosong. 9igi dapat mengalami
displace kedalam soft tissue, terdorong kedalam socket , atau mengalami avulsi dan teraspirasi,
tertelan, atau tertinggal pada tempat kejadian trauma. Setiap gigi yang hilang memerlukan :-ray
dada untuk memastikan gigi tersebut tidak teraspirasi. 2valuasi mobilitas gigi yang dapat
mengindikasikan fraktur alveolar. 5danya step off atau iregularitas susunan gigi dapat
mengindikasikan adanya fraktur. 5danya darah pada gusi harus dicurigai adanya fraktur.
2valuasi stabilitas gigi pada rahang atas dan rahang bawah.$
14
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 15/24
4emeriksaan klinis pada wajah dimulai dengan pemeriksaan detail pada area dengan
nyeri lokal, mati rasaBkebas, perdarahan, deformitas, ekimosis, edema periorbital, otorrhea,
rhinorrhea, dan asimetri fasial. 5simetri fasial paling mudah diperiksa dari arah kepala dari
tempat tidur pasien. ?ima superior dan inferior orbita, arkus *igomatik, hidung, maksila,
mandibula, dan alveola harus dipalpasi dan dievaluasi.$
"raktur *igoma umumnya dicurigai dengan adanya ekimosis periorbita, perdarahan
subkonjungtiva lateral, hipoestesi infraorbita, step off tulang rima orbita, dan depresi dari malar
eminence. 4ergeseran tulang kearah medial dapat menutupi prosesus koronoid dari mandibula
dan menyebabkan trismus. Sebagian besar fraktur *igomatikomaksilaris terjadi pada sutura
fronto*igomatik, dan step off dapat ditemukan pada pertemuan antara dua per tiga superior dan
satu per tiga inferior dari rima orbita lateral.$
epresi malar eminence dengan nyeri mengindikasikan fraktur *igoma, arkus *igomatik,
atau fraktur tripod. "raktur arkus *igomatik sulit ditemukan secara klinis karena tanda satu-
satunya hanyalah depresi dari arkus atau keterbatasan membuka mulut. 4asien mungkin memiliki
edema yang berat karena trauma pada soft tissue yang terjadi jadi depresi mungkin sulit untuk
dideteksi. 4asien mungkin merasakan nyeri pada pipi, nyeri pada pipi dengan pergerakan rahang,
atau trismus. Trismus mungkin jelas bila fraktur *igomatik menutupi otot temporalis. 5rkus
malar yang datar dapat dinilai dengan jelas melalui palpasi dari belakang kepala pasien atau
melihat pasien dengan posisi supinasi dari arah kepala pasien. !andingkan simetri pada sisi yang
berlawanan.$
3urigai fraktur tripod setelah benturan pada pipi menyebabkan edema periorbita dan
ekimosis. 8ungkin terdapat pendataran malar eminence, tetapi trauma yang juga terjadi pada
soft tissue dapat menutupi hal ini.$
ika *igoma mengalami displace ke inferior, dapat menyebabkan depresi kantus lateral.
6etika fraktur terjadi hingga melalui orbita, nervus infraorbita dapat mengalami kerusakan atau
edema dan menyebabkan hipestesia dari distribusi nervus tersebut.$
ika pemeriksa mempalpasi arkus *igomatikomaksilaris dari dalam mulut, step off
mungkin ditemukan. Titik step off lainnya adalah pada sutura *igomatikofrontal atau pada
*igoma.$
15
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 16/24
Gambar 12. "raktur kompleks *igomatikomaksilaris #tripod'.
4eriksa dengan teliti mata, walaupun mata mengalami pembengkakkan dan menutup. 2valuasi
terhadap adanya cedera, pergerakan bola mata, dan visus bila memungkinkan. 4eriksa persepsi
cahaya dengan menyinari mata pasien walaupun dalam keadaan tertutup dan menanyakan
apakah pasien mampu mendeteksi adanya cahaya. 2kimosis pada kelopak mata, emfisema
subkutan, ptosis, epistaksis, cedera sistem lakrimalis, dan dilatasi pupil memiliki asosiasi dengan
fraktur fasial. 4eriksa pergerakan bola mata dan pastikan tidak adanya keterbatasan gerak atau
orbital compartement syndrome.$
6apanpun terdapat pembengkakkan kelopak mata atau edema periorbital yang membatasi
pembukaan mata secara volunter, pemeriksa harus berhati-hati. 4ertimbangkan mekanismes
trauma dan cari kemungkinan adanya trauma tajam. 5danya hifema, perdarahan vitreus, atau
ketidakmampuan untuk memvisualisasikan fundus mengharuskan pemeriksa untuk melakukan
konsultasi oftalmologi.$
Stabilitas midfasial harus dievaluasi. Ini dapat dilakukan dengan memegang gigi dan
palatum durum dan secara hati-hati mendorong ke depan dan ke belakang, kemudian ke atas dan
ke bawah. 4erhatikan adanya pergerakan atau instabilitas dari midfasial. ika mobilitas dideteksi,
tentukan tingkat fraktur dengan cara mempalpasi dengan tangan yang lain pada wajah, yaitu pada
hidung, rima infraorbita, dan sepanjang *igoma.$
"raktur =e "ort I meliputi edema fasial dan mobilitas dari palatum durum. 4egang gigi
taring dan palatum durum dan secara hati-hati dorong kearah dalam dan keluar. 4ada fraktur =e
"ort I struktur ini akan bergerak.$
"raktur =e "ort II meliputi edema fasial yang jelas, perdarahan subkonjungtiva bilateral,
dan mobilitas dari maksila. Telekantus biasanya ditemukan. 4asien mungkin mengalami
16
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 17/24
epistaksis atau rhinorrhea likuor. ika hidung bergerak bersama dengan maksila, fraktur =e "ort
II harus dicurigai.$
"raktur =e "ort III meliputi pendataran dan pemanjangan fasial. 8aksila mungkin
mengalami displace kearah posterior, menyebabkan mulut terbuka. 4egang gigi anterior dan
menggerakkannya akan menyebabkan pergerakan dari seluruh wajah #dislokasi kraniofasial'.
?hinorrhea likuor dan epistaksis cenderung terjadi. ika hidung, rima infraorbita, dan *igoma
bergerak bersama dengan maksila maka terdapat kemungkinan adanya fraktur =e "ort III.$
4emeriksaan fisik harus meliputi evaluasi internal dan eksternal hidung, tidak tergantung dari
bagaimanapun mekanisme trauma yang terjadi. 4alpasi hidung untuk mengetahui adanya nyeri
tekan atau krepitus. !ukti klinis dari fraktur nasal meliputi pembengkakkan # swelling ', nyeri
tekan, deformitas, epistaksis, krepitus, obstruksi nasal, ekimosis periorbita. 4ada pemeriksaan
hidung, perhatikan derajat deformitas tulang #lateral atau depressed ' dan juga adanya deformitas
kartilagenus dan soft tissue yang ikut mengalami cedera #seperti, laserasi mukosa, soft tissue
swelling , epistaksis, hematom septum atau periorbita, emfisema subkutan'.$
=akukan inspeksi pada septum nasi untuk mencari ada atau tidaknya hematom septum. Suatu
massa yang terlihat berwarna biru, pembengkakkan septum yang nyeri mengindikasikan
hematom septum dan memerlukan evakuasi hematom tersebut.$
4eriksa hidung untuk mencari ada tidaknya likuor serebrospinalis. 5danya rhinorrhea likuor
mengindikasikan disrupsi dari basis kranii, yang umumnya terjadi pada cribiform plate dari os.
etmoidalis #berhubungan dengan fraktur 1O2 atau disrupsi dinding posterior dari sinus anterior'.
=okasi alternatif lain adalah fraktur basis kranii atau fraktur os. temporalis yang kemudian
membocorkan likuor ke telinga tengah dan mengalami drainase ke tuba eustasius lalu menuju ke
hidung.$
4erhatikan adanya telekantus dan pelebaran dari nasal bridge. 4elebaran jarak interkantus #F
+ mm' mengindikasikan kemungkinan fraktur 1O2.$
=aserasi frontal harus membuat pemeriksa curiga adanya fraktur pada pasien yang terlibat
kecelakaan berkendara. =aserasi harus secara teliti diperiksa untuk mencari ada tidaknya step off .
Orbita harus juga dievaluasi. eformitas dari fraktur seringkali tidak terlihat akibat edema, jadi
pemeriksaan fisik saja mungkin tidak cukup pada pasien dengan laserasi dahi yang substansial.$
"raktur mandibula dapat jelas bila memiliki derajat pergeseran #displacement ' yang jelas
dan telah menyebabkan laserasi pada mukosa atau kulit. Selam pemeriksaan, perhatikan adanya
17
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 18/24
tanda asimetri dan pembengkakkan. 9ejala yang paling umum pada pasien dengan fraktur
mandibula adalah nyeri dan maloklusi. Tanda tambahan lainnya adalah perdarahan intraoral,
hipestesia atau anesthesia bibir bawah dan dagu, trismus, deviasi dengan pergerakan rahang,
pembengkakkan atau hematom dasar mulut, dan ekimosis dari ginggiva. 0alaupun hematom
sublingual bukan temuan yang konsisten, jika ditemukan pada pemeriksaan harus meningkatkan
kecurigaan kita terhadap adanya fraktur mandibula. 5danya salah satu dari temuan klinis ini
harus dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang pencitraan radiografi.$
Gambar 13. Step pada occlusal plane #panah' dan ruptur ginggiva serta adanya hematom
sublingual yang berhubungan dengan fraktur mandibula.
Terkadang wajah pasien akan terlihat melebar. Ini dapat terjadi ketika kedua kondilus fraktur dan
juga terdapat fraktur simfisis, sehingga mandibula terbuka seperti buku.$
apat juga dilakukan tongue blade test #T!T'. 4asien yang sadar diinstruksikan untuk
menggigit tongue spatel dengan giginya, kemudian merusaknya dengan merotasikan tongue
spatel tersebut . ika pasien dapat melakukannya pada kedua sisi rahang maka kemungkinan
adanya fraktur mandibula kecil. Tes ini memiliki sensitivitas >(,D& jika pasien dapat
merusaknya tanpa nyeri.$
6analis auditori eksterna terkadang dapat dirusak oleh fraktur mandibula, jadi harus
diperhatikan keduanya pada pasien dengan trauma pada rahang. T8 dapat dirasakan dengan
menaruh jari ke dalam liang telinga dan menekan ke arah depan atau anterior. Teknik ini dapatlebih sensitif daripada palpasi T8 pada area preaurikuler. ika pasien tidak merasakan nyeri
pada pemeriksaan ini, kemungkinan adanya fraktur kecil.$
4ada pasien yang sadar dan kooperatif, pemeriksaan nervus kranialis yang detail harus
dilakukan. 1ervus optikus dapat dievaluasi dengan pemeriksaan visus dan persepsi cahaya.
4eriksa juga pergerakan bola mata untuk memeriksa nervus kranialis III, I<, dan <I.$
18
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 19/24
2valuasi distribusi sensoris nervus supraorbita, infraorbita, alveolar inferior, dan nervus
mentalis terhadap ada tidaknya hipestesia atau anesthesia. 3edera pada nervus fasialis dapat
menyebabkan paresis atau paralisis otot-otot ekspresi wajah.$
4emeriksaan nervus kranialis pada pasien tidak sadar lebih sulit dan bergantung pada
pemeriksaan refleks batang otak. 4enilaian terhadap penglihatan dapat menjadi sulit. ?efleks
pupil dapat tetap intak selama jalur eferen dari nervus III tetap intak, bahkan ketika terdapat
kehilangan penglihatan unilateral. 2valuasi jalur nervus II dan jalur parasimpatik eferen nervus
III pada pasien tidak sadar dapat dilakukan dengan swinging test . !ila refleks 8arcus-9unn
positif maka terdapat kerusakan nervus II.$
4ada pasien tidak sadar, pergerakan otot-otot ekstraokuler dapat dinilai melalui refleks
doll%s eye #refleks okulosefalik'. ?efleks muntah untuk menilai nervus I: dan :. Tes kalori untuk
menilai nervus <III. ?efleks kornea untuk menilai nervus < #aferen' dan nervus <II #eferen'.$
. P-m-rksaan Tamba/an 0a)a Trauma Maksl&,asal
P-ntraan
4emeriksaan tambahan untuk trauma maksilofasial berupa pencitraan dapat dilakukan
dengan radiografi :-ray dan computed tomography #3T' scan. 7ntuk pencitraan fasial dengan
:-ray, terdapat jenis proyeksi yang mendasar # fasial series', yaitu &ater%s view, $aldwell view,
lateral view, dan submentovertex view.$ Sedangkan, pencitraan fasial dengan menggunakan 3T
scan dapat menggunakan reformasi multiplanar #penampang aksial, koronal, sagital $-' dan
rekonstruksi )-.)
?adiografi :-ray walaupun dapat digunakan untuk menunjang diagnosis namun tidak
dapat memberikan informasi yang cukup untuk mengevaluasi derajat trauma dan pergeseran
#displacement ' yang terjadi, yang padahal merupakan $ aspek kunci esensial untuk penanganan
emergensi dan perencanaan operasi. Selain itu, memposisikan pasien sulit dan berbahaya pada pasien dengan trauma multipel.) 1amun radiografi dengan :-ray merupakan pencitraan yang
banyak tersedia di daerah dan merupakan pilihan untuk menunjang diagnosis klinis
dibandingkan dengan 3T scan. Sedangkan, 3T scan memiliki keunggulan cepat, aman, cost
effective, dan sensitif untuk mengevaluasi trauma pada tulang dan soft tissue. engan reformasi
multiplanar dan rekonstruksi )-, 3T scan meningkatkan akurasi diagnosis #dapat mengevaluasi
19
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 20/24
pergeseran fragmen fraktur dan rotasi serta identifikasi pola fraktur' dan memudahkan dalam
perencanaan operasi.) 1amun, 3T scan tidak tersedia di semua rumah sakit, terutama rumah sakit
daerah.
a. Fraktur Nasal
4ada fraktur nasal, pemeriksaan klinis biasanya sudah cukup dan pemeriksaan radiografi
dengan :-ray hanya memberikan sedikit manfaat. 5pabila fraktur nasal merupakan bagian dari
pola fraktur yang lebih luas, misalnya, fraktur os. frontal atau maksila, pada pemeriksaan klinis
terdapat epistaksis danBatau rhinorrhea likuor yang persisten maka pemeriksaan 3T scan terhadap
tulang-tulang fasial perlu dilakukan.,$,)
Gambar 1". "raktur nasal pada penampang aksial dan koronal 3T scan.)
b. Fraktur !rbta
4ada fraktur orbita, derajat pergeseran dasar orbita #orbital floor ' dan adanya soft tissue
yang mengalami protrusi melalui fraktur dapat didiagnosis secara akurat dengan 3T scan
penampang koronal pada orbit dan tulang-tulang fasial.) 4enampang aksial dapat berguna, tetapi
tidak seakurat penampang koronal. Operasi diperlukan bila terdapat disrupsi dasar orbita yang
signifikan, soft tissue yang terjebak, enoftalmos, atau diplopia yang persisten.$
20
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 21/24
Gambar 1#. 9ambaran fraktur orbita pada 3T scan penampang aksial dan koronal.)
. Fraktur %g&ma
"raktur arkus *igoma dapat dilihat dengan submental view #bucket-handle view', &ater%s
view, 'owne%s view, atau fasial series.$
ika dicurigai adanya fraktur tripod # fraktur zigomatikomaksilaris, ;83', lakukan
pencitraan :-ray dengan $aldwell view dan submental view. $aldwell view untuk mengevaluasi
sutura *igomatikofrontal dan prosesus frontalis dari *igoma.$
ika terdapat kemungkinan fraktur orbito*igomatik, lakukan 3T scan. 0alaupun &ater%s
view dapat menunjukkan beberapa tanda fraktur, foto polos dianggap inadekuat untuk evaluasi
fraktur *igoma.$
Gambar 1$. "raktur kompleks *igomatikomaksilaris #fraktur tripod' pada gambaran 3T
scan rekonstruksi )-, penampang aksial, dan &ater%s view.
). Fraktur Man)bula
4encitraan mandibula dengan :-ray terdiri dari $ foto lateral oblik, reverse 'owne%s view,
dan proyeksi 54 mandibula. 'owne%s view adalah foto 54 dengan leher difleksikan ke anterior,
digunakan untuk mevisualisasikan regio kondilus dan ramus ascenden mandibula. "oto 45
berguna untuk melihat simfisis mandibula. "raktur kondilus dan koronoid adalah yang paling
sulit untuk dideteksi dibandingkan area lainnya pada mandibula. 4ada kasus gigi yang hilang,
lakukan :-ray dada untuk mengevaluasi adanya aspirasi. "raktur servikal terjadi pada $& pasien
dengan fraktur mandibula dan harus dievaluasi secara rutin.$
21
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 22/24
Satu pencitraan :-ray yang dapat memberikan informasi yang banyak dalam
mendiagnosis fraktur mandibula adalah orthopantomogram #O49' "panoramic radiograph
#4anoreE'. Ini lebih superior dibandingkan dengan radiografi :-ray sederhana. !ila
dibandingkan dengan 3T scan, 3T scan memiliki sensitivitas ++& untuk mendiagnosis fraktur
mandibula dibandingkan dengan 4anoreE dengan sensitivitas %C&.$,)
Gambar 1'. 9ambaran 3T scan penampang koronal dan aksial serta panoramic radiograph
untuk mendeteksi fraktur mandibula.)
-. Fraktur Maksla )an M),asal
Tulang-tulang midfasial lebih sulit dievaluasi dengan menggunakan foto polos
dibandingkan dengan mandibula. 5danya tulang yang sangat tipis, sinus yang berisi cairan
#congestion atau darah', dan soft tissue membuat penilaian yang akurat menjadi problematik.
iagnosis semua fraktur midfasial dapat ditingkatkan dengan penggunaan 3T scan penampang
aksial dan koronal atau dengan tambahan rekonstruksi )-.$,) 4enggunaan 3T scan
direkomendasikan untuk menunjang semua jenis fraktur ini.$
22
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 23/24
Gambar 1(. "raktur =e "ort II pada 3T scan penampang koronal dan rekonstruksi )-.
)
,. Fraktur Fr&ntal
3T scan kepala diindikasikan untuk evaluasi secara menyeluruh dari suatu trauma os.
frontalis, sebab pasien dapat mengalami fraktur displace tabula posterior tanpa fraktur anterior
yang terpalpasi. 6repitus mungkin ditemukan apabila pasien memiliki fragmen tulang multipel
yang mobile. 3T scan juga memberikan gambaran dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
cairan dalam sinus, adanya trauma atau udara intraserebral dan fraktur fasial. $,)
Gambar 1*. "raktur sinus frontal pada gambaran 3T scan penampang aksial dan sagital. )
23
7/23/2019 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang Trauma Maksilofasial
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-dan-pemeriksaan-penunjang-trauma-maksilofasial 24/24
Gambar 2+. $linical pathway diagnosis dan tatalaksana trauma maksilofasial
BAB III
SIMPULAN
Saat ini trauma maksilofasial merupakan kasus dengan presentasi yang umum dan
terutama terjadi akibat kecelakaan berkendara. (uideline 5T=S harus diterapkan pada
penanganan awal pasien dengan trauma maksilofasial, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
komprehensif trauma maksilofasial, terutama fungsi penglihatan dan mobilitas tulang-tulang
fasial. iagnosis dapat dilakukan mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan diperkuat dengan
pemeriksaan tambahan berupa pencitraan :-ray atau 3T scan.
24