Upload
anitamarchelinaambarita
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Diagnosis Keperawatan Jiwaaaa
1/3
1. Diagnosis Keperawatan
Dalam pengkajian, semua diagnose terdapat dalam teori. Pada kasus Tn. R, kelompok menemukan tujuh Diagnosa Keperawatan, lima diagnosekeperawatan sesuai dengan teori, yaitu Dx 1 ; Isolasi osial. Diagnosa iniditegakkan !erdasarkan adanya data"data yang menunjang. seperti #Klien mengatakan malu kepada klien lain karena gangguan pendengaranyang dialami, klien tampak sering diam, sering duduk sendiri di ruang T$,Klien tertutup terhadap orang lain, apa!ila diajak !er!i%ara kurangnyam!ung
Dari diagnose keperawatan yang ditegakkan pada Tn. R, kelompokmemprioritaskan pada Dx 1 # Isolasi osial Karena data"data yangditemukan sangat mendukung, untuk dapat menegakkan DiagnosaKeperawatan.
Pada Dx ke & # 'arga Diri Rendah ditegakkan karena klienmengatakan !ahwa klien malu !ila !erinteraksi dengan orang lain karenaklien merasa sudah tua, agak tuli, sulit !i%ara dan sedih karenamengalami gangguan pendengaran, klien tampak sering menyindiri,sering diam dan tampak gelisah.
Pada Dx ke (# De)sit Perawatan Diri ditegakkan karena klien tidakmampu melakukan perawatan se%ara mandiri, seperti # *aju kurang rapih,+igi kuning, *adan sedikit !au, akan agak !erantakan, Ram!ut !au, *-*
!erantakan. akan !erantakan dan klien harus dimoti$asi oleh perawatdalam melakukan perawatan diri.
Pada Dx ke # Resiko perilaku Kekerasan ditegakkan karenamenurut data rekam medis klien mengatakan !ahwa klien pernah maumemukul orang lain, mengamuk, saat ditanya klien mudah tersinggungdan !i%ara kotor.
Pada Dx ke / # 'alusinasi ditegakkan karena enurut rekam medisklien pernah mengalami halusinasi pendengaran terakhir saat !ulan
0kto!er & 1/, dan saat ini klien mengatakan !ahwa halusinasinya sudah jarang mun%ul kem!ali.
Pada Dx ke 2 # Koping keluarga ine3ekti3 ditegakkan karena keluargatidak mampu merawat klien sehingga klien dititipkan di yayasan pantiwredha. Keluarga klien jarang mengunjungi klien, dank lien tampakkurang moti$asi dari keluarga.
7/26/2019 Diagnosis Keperawatan Jiwaaaa
2/3
Pada Dx ke 4 # Ine3ekti3 regimen terapeutik ditegakkan karena klienpernah mengalami putus o!at.
&. Implementasi KeperawatanPada tahap ini kelompok menga%u pada pedoman peren%anaan
yang telah dirumuskan se!elumnya dengan memprioritaskan masalahyang ada pada Tn.R dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sertake!utuhan dasar klien. Implementasi pada Tn.R dimulai pada tanggal
( s.d 11 no$em!er & 1/ dimulai dari pukul 4. s.d 1(.( 5I* dandilakukan per diagnosa.
Diagnosa 1 # Isolasi osial melakukan tindakan keperawatan s.d P (.
P 1 # " mengajarkan klien %ara !erkenalan dengan 1 orang
P & # " em!erikan kesempatan kepada klien untuk mempraktikkan%ara !erkenalan
dengan 1 orang
P ( # " em!erikan kesempatan kepada klien untuk mempraktikkan%ara !erkenalan
dengan & orang atau le!ih dan melakukan !er!in%ang 6 !in%angdengan orang lain.
Diagnosa & # 'arga Diri rendah melakukan tindakan Keperawatan s.d P &
P 1 # " mengidenti)kasi kemampuan yang dapat dilakukan klien danmelatih klien sesuai
dengan kemampuan yang dipilih.
P & # " melatih kemampuan kedua yang dapat dilakukan klien.
Diagnosa ( # De)sit Perawatan Diri s.d P
P 1 # " mem!antu klien mempraktikkan %ara menjaga ke!ersihan diri.
P & # " em!antu klien mempraktikkan %ara !erdandan.
P ( # " em!antu klien mempraktikkan %ara makan yang !aik
P # " em!antu klien mempraktikkan %ara eliminasi yang !aik
7/26/2019 Diagnosis Keperawatan Jiwaaaa
3/3
Diagnosa # Resiko Perilaku Kekerasan dilakukan s.d P &. P ( s.d !elumdapat
dilaksanakan karena adanya adanya keter!atasan waktu.
P 1# " mem!antu klien mempraktikkan latihan %ara )sikP & # " enjelaskan %ara mengontrol periilaku kekerasan dengan
meman3aatkan o!at
Diagnosa / # 'alusinasi dilakukan s.d P &. P ( s.d d !elum dapatdilaksanakan karena adanya adanya keter!atasan waktu.
P 1 # " engidenti)kasi jenis, isi, waktu, 3rekuensi halusinasi klien danengajarkan
klien %ara menghardik halusinasi
P & # " em!erikan Pendidikan Kesehatan tentang penggunaan o!atse%ara teratur.