34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatan 1. Pengertian Keperawatan Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial (ANA,2000). Dalam keperawatan moderen respon manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal dari kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Kusnanto, 2003). Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, menurut word medical association (1991) yaitu semakin tertibnya pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada gilirannya akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup serta derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

  • Upload
    vankien

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keperawatan

1. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia

terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial (ANA,2000). Dalam

keperawatan moderen respon manusia yang didefinisikan sebagai

pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan

suatu fenomena perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal dari kata

nutrix yang berarti merawat atau memelihara.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit

maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

(Kusnanto, 2003).

Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin

tertib, menurut word medical association (1991) yaitu semakin tertibnya

pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada

gilirannya akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup

serta derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai pelayanan

keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk

membantu orang sakit maupun yang sehat dalam bentuk peningkatan

pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga seseorang dapat

melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tranpa memerlukan bantuan

atau tergantung orang lain ( Henderson, 1980).

2. Perawat

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang

berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat

adalah seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan,

tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan

keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Perawat

(nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat

atau memelihara. Sedangkan perawat menurut Wardhono (1998) adalah

orang yang telah menyelesaikan pendidikan professional keperawatan, dan

diberi kewenangan untuk melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat

(nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat

atau memelihara.

Menurut Harlley, (1997) menjelaskan pengertian dasar seorang

perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri, dan proses

penuaan. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan

berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan

kewenangannya. ( Depkes RI,2002).

Perhatian perawat profesional dalam pelayanan keperawatan adalah

pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Profil perawat profesional

adalah gambaran dan penampilan menyeluruh dimana dalam melakukan

aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan, dimana

aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberi asuhan

keperawatan, praktek keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan,

pendidikan dalam keperawatan.

3. Peran dan Fungsi Perawat

Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada individu yang

sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan dengan

berbagai cara untuk mengendalikan kepribadian pasien secepat mungkin

dalam bentuk proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, identifikasi

masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi.

B. Dokumentasi Keperawatan

1. Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh perawat, berkaitan dengan pencatatan dan penyimpanan informasi

yang lengkap dan benar, tentang keadaan pasien selama dirawat. Kegiatan

konsep pendokumentasian meliputi ketrampilan berkomunikasi,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

ketrampilan pendokumentasian proses keperawatan, dan ketrampilan

standart (Nursalam, 2001).

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pelayanan keperawatan

yang profesional. Karena dengan dokumentasi, semua aspek baik

pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh tim kesehatan tertulis

dengan teratur sehingga dapat membuatkan gambaran kondisi kesehatan

pasien secara keseluruhan (Setyowaty, 2005).

Dokumentasi keperawatan sangat penting bagi perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan. Dokumentasi ini penting karena

pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien membutuhkan catatan

dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan

tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien

baik masalah kepuasan maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan yang

diberikan. (Hidayat, 2001).

Semua tatanan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi

keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien. Catatan ini

berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam

menentukan keefektifan perawatan dan untuk membantu menyusun

prioritas untuk perawatan yang berkesinambungan. Dalam upaya untuk

menyederhanakan laporan dan untuk meningkatkan pencatatan yang

akurat dan tepat waktu, banyak institusi menggunakan flowsheet untuk

mendokumentasikan aktivitas rutin, pemantauan, dan perawatan pasien.

Flowsheet mengurangi kebutuhan untuk menulis catatan kemajuan yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

rinci. Selain itu, hanya variasi dari nilai dasar yang tercatat dan

perkecualian yang memerlukan penjelasan lebih banyak ditulis dalam

catatan kemajuan. (Doenges et al., 1998).

Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung jawab

perawat untuk perawatan pasien. Catatan klinis memfasilitasi pemberian

perawatan, meningkatkan kontinuitas perawatan, dan membantu

mengkoordinasikan pengobatan dan evaluasi. (Iyer, 2004).

Sementara ANA dalam Iyer (2004) menekankan peran dokumentasi

dengan peryataan bahwa perawat bertanggung jawab untuk

mengumpulkan data dan mengkaji status kesehatan klien; menentukan

rencana asuhan keperawatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan

perawatan; mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan dalam mencapai

tujuan perawatan; dan mengkaji ulang serta merevisi kembali rencana

asuhan keperawatan.

a. Fungsi Dokumentasi

Dokumentasi bukan hanya syarat untuk akreditasi, tetapi juga

syarat hukum di tatanan perawatan kesehatan. Berdasarkan fokus

keperawatan, dokumentasi memberikan catatan tentang penggunaan

proses keperawatan untuk memberikan perawatan pasien individual.

Pengkajian awal dicatat dalam riwayat pasien atau data dasar pasien.

Identifikasi masalah/kebutuhan pasien dan perencanaan

perawatan pasien dicatat dalam rencana perawatan. Implementasi

rencana perawatan dicatat dalam catatan kemajuan dan/atau flowsheet.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Akhirnya, evaluasi perawatan dapat didokumentasikan dalam catatan

kemajuan dan/atau rencana perawatan. Dimana tujuan sistem

dokumentasi adalah untuk :

1. Memfasilitasi pemberian perawatan pasien yang berkualitas

2. Memastikan dokumentasi kemajuan yang berkenaan dengan hasil

yang berfokus pada pasien

3. Memfasilitasi konsistensi antar disiplin dan komunikasi tujuan dan

kemajuan pengobatan

b. Teknik-Teknik untuk Penulisan Catatan Deskriptif

Kemungkinan pembaca catatan yang ditulis di rekam medik

meliputi : pembantu perawat, perawat spesialis klinik, praktisi perawat,

dokter, ahli terapi, psikiater, psikolog, pekerja sosial, peninjau perawat,

pengacara, hakim, peninjau penggunaan, petugas asuransi, peneliti,

wakil institusi, orangtua atau wali, dan juga pasien. Karena banyaknya

jumlah pembaca, maka kejelasan dan akurasi catatan kemajuan

merupakan prioritas.

Catatan-catatan diatas mengajak pembaca untuk dapat

membentuk gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi dengan

pasien. Cara yang paling baik untuk memastikan deskriptif (atau

observasional). Pedoman untuk menulis catatan berdasarkan observasi

berikut ini membandingkan dan membedakan bahasa penilaian dan

bahasa deskriptif.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

c. Dokumentasi Pengkajian Keperawatan

Pengkajian, diagnosis dan rencana keperawatan merupakan

langkah-langkah awal dari proses keperawatan sebagai dasar untuk

pemberian asuhan keperawatan yang aktual :

1. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengumpulkan,

mengorganisir, dan mencatat data yang menjelaskan respon

manusia yang mempengaruhi pola-pola kesehatan pasien.

2. Tujuan dari diagnosis keperawatan adalah untuk

menginterpretasikan dan memberikan nama pola-pola respon

manusia terhadap masalah-masalah kesehatan.

3. Tujuan dari rencana keperawatan adalah untuk merancang suatu

rencana keperawatan untuk memberikan intervensi keperawatan

berdasarkan respon manusia masalah-masalah kesehatan.

Pengkajian yang komprehensif atau menyeluruh, sistematis yang

logis akan mengarah dan mendukung pada identifikasi masalah-

masalah pasien. Masalah-masalah ini dengan menggunakan data

pengkajian sebagai dasar formulasi yang dinyatakan sebagai diagnosa

keperawatan (Nursalam, 2001).

d. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan

Teung (1994) mendefinisikan diagnosis keperawatan sebagai

perumusan masalah kesehatan yang aktual atau potensial dari individu,

keluarga atau kelompok dimana perawat dapat secara legal membantu

secara independen atau mandiri.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Dalam melakukan diagnosa, perawat harus mengacu pada

rumusan yang telah ditetapkan. Rumusan diagnosa keperawatan adalah

sebagai berikut : (1) Diagnosis keperawatan yang bersifat nyata

(aktual) yang tersusun atas Problem Etiology, Symtomp. (2) Diagnosis

keperawatan yang bersifat potensial dirumuskan sesuaidengan masalah

yang mungkin timbul berdasarkan kondisi yang pasien hadapi

sekarang. (Gordon, 1987)

e. Dokumentasi Perencanaan Keperawatan

Menurut Teung (1994) menyatakan bahwa tahap ini meliputi

menentukan prioritas masalah, menentukan dan menetapkan hasil yang

akan dicapai atau tujuan asuhan keperawatan, menentukan rencana

tindakan keperawatan atau intervensi, dan menentukan hasil yang akan

dicapai. Dalam menentukan prioritas masalah perlu dipertimbangkan

masalah yang mengancam kehidupan, masalah yang mengancam

kesehatan dan masalah yang menyangkut kesenangan pasien.

Perumusan tujuan pada perencanaan keperawatan adalah untuk

mengarahkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar

hasil yang diinginkan tercapai dan masalah yang tengah dihadapi

pasien dapat dihilangkan atau dikurangi. Pernyataan tujuan harus ada

subyek, predikat dan kriteria. Subjek yaitu pasien atau bagian dari

pasien, predikat adalah kegiatan atau aksi dari pasien, sedangkan

kriteria dari tujuan adalah Specific, Measurable, Achiavable, Realistic

dan Time Limited. (Carpenito, 1999).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

f. Dokumentasi Implementasi atau Intervensi Keperawatan.

Teung (1994) mendefinisikan implementasi keperawatan adalah

pelaksanaan atau penerapan tindakan-tindakan yang telah

direncanakan. Sedangkan menurut Nettina (1996), implementasi

keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien,

keluarga, anggota tim kesehatan lain, mengawasi dan mencatat respon

pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

g. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah langkah akhir dari proses perawatan. Tugas

selama tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi

rencana tindakan keperawatan dan intervensi jika perlu. Lebih lanjut,

pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang

pengaruh intervensi yang direncanakan pada keadaan kesehatan klien

(Nursalam, 2001).

Evaluasi merupakan fase pengkajian proses keperawatan, menilai

keefektifan tindakan keperawatan dan mengindikasi kemajuan klien

terhadap tujuan pencapaian. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan

seberapa efektifnya tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau

mengobati respon manusia terhadap prosedur, kesehatan. Sedangkan

komponen evaluasi dicatat untuk (Nursalam, 2001) :

1. Mengkomunikasikan status klien dan hasilnya berhubungan

dengan semua arti umum untuk semua perawat.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

2. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk memutuskan

apakah mengawali, melanjutkan, memodifikasi atau menghentikan

tindakan keperawatan.

3. Memberikan bukti revisi untuk perencanaan perawatan yang

berdasarkan pada catatan penilaian ulang atau reformulasi diagnosa

perawatan.

4. Standar dokumentasi untuk terus mencatat pernyataan evaluasi

perawatan yang merefleksikan keefektifan asuhan keperawatan,

respon klien untuk intervensi perawatan, dan revisi rencana

keperawatan.

C. Asuhan Keperawatan

1. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan bentuk kegiatan essensial dari

pelayanan keperawatan yang berisi tentang kegiatan praktek keperawatan.

Asuhan keperawatan dilakukan menurut proses keperawatan, yaitu

tindakan yang berurutan, dilakukan secara sistematis untuk menentukan

masalah klien, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi

keberhasilan dari masalah yang dihadapi oleh pasien (Kozier, 1991)

Menurut Carpenito (1998) asuhan keperawatan adalah kegiatan

profesional perawat yang dinamis yang membutuhkan kreativitas dan

berlaku rentang kehidupandan keadaan. Adapun tahap dalam melakukan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

keperawatan adalah pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

kepertawatan, intervensi / implementasi dan evaluasi.

Proses keperawatan menurut Allen (1998) adalah suatu metode

untuk mengkaji respon manusia terhadap kesehatan dan membuat rencana

keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan

yang berhubungan dengan klien, keluarga, orang tredekat atau masyarakat.

Proses keperawatan ada lima langkah, yaitu pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses keperawatan ini bersifat

dinamis, yaitu berubah menurut kebutuhan dan perkembangan pasien,

siklus yaitu terus berkesinambungan dan interdependen yaitu setiap tahap

dapat dilaksanakan jika tahap sebelumnya sudah dilakukan atau semua

tahap proses keperawatan tidak dapat dipisah-pisahkan dan di ubah-ubah

urutannya.

2. Pelayan dan Asuhan Keperawatan

Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien

merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan untuk membantu

klien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya memalui

tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara komprehensif dan

berkesinambungan sampai klien mampu untuk melakukan kegiatan

rutinitasnya tanpa bantuan.(Nurochmah, 2001)

Bentuk pelayanan ini seyogyanya diberikan oleh perawat yang

memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

tuntutan profesi keperawatan; dan untuk itu tenaga keperawatan ini harus

dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terrencana, dan kontinyu.

Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan

sistem pengelolaan asuahan keperawatan yang diberikan kepada klien agar

menjadi berdaya guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan

berhasil apabila seseorang perawat yang memiliki tanggung jawab

mengelola tersebut mempunyai pengatahuan tentang manajemen

keperawatan dan kemampuan meminpin orang lain di samping

pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula.

(Nurochmah, 2001)

Keberhasilan pengelola pelayanan keperawatan akan menimbulkan

keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan oleh para perawat

pelaksananya. Demikian pula sebaliknya, keberhasilan kerja para perawat

pelakasana akan sangat tergantung dari upaya menejerial keperawatan.

Pelayanan keperawatan di ruang rawat terdiri dari serangkaian

kegiatan yang dikoordinatori dan menjadi tanggung jawab kepala ruang

rawat yang berperan sebagai manajer. Pelayanan keperawatan profesional

berfokus pada berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan klien melalui

intervensi keperawatan yang berlandaskan kiat dan ilmu keperawatan.

Para manajer keperawatan senantiasa harus menjamin bahwa

pelayanan yang diberikan oleh para pelaksana keperawatan adalah

pelayanan yang aman dan mementingkan kenyamanan klien. Selain itu,

para manajer perawat seyogyanya menggunakan perkembangan ilmu

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

pengetahuan dan teknologi kesehatan/keperawatan sebagai upaya untuk

mewujudkan praktik keperawatan yang berdasarkan pengetahuan dan fakta

(knowledge/evidence based nursing practice) (Nurochmah, 2001)

Kelancaran pelayanan keperawatan di suatu ruang rawat baik rawat

inap maupun rawat jalan dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu :

a. Visi, misi dan tujuan rumah sakit yang dijabarkan secara lokal ruang

rawat.

b. Struktur organisasi local, mekanisme kerja (standar-standar) yang

diberlakukan di ruang rawat.

c. Sumber daya manusia keperawatan yang memadai baik kuantitas

mapun kualitas.

d. Metoda penugasan/pemberi asuhan dan landasan model pendekatan

kepada klien yang ditetapkan.

e. Tersedianya berbagai sumber/fasilitas yang mendukung pencapaian

kualitas pelayanan yang diberikan.

f. Kesadaran dan motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang ada.

g. Komitmen dari pimpinan rumah sakit (Nurochmah, 2001)

Seluruh aspek pelayanan keperawatan di atas sudah lama menjadi

tuntutan suatu sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit agar pelayanan

yang diberikan dapat memuaskan klien dan keluarga pengguna jasa

pelayanan kesehatan. Tuntutan ini terjadi karena beberapa situasi yang

telah terjadi pada dekade terakhir ini menunjukkan bahwa;

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

a. Keadaan ekonomi negara telah mempengaruhi aspek ekonomi sistem

pelayanan kesehatan termasuk sistem pembayaran pelayanan

kesehatan dan asuransi kesehatan.

b. Makin meningkatnya tuntutan terhadap hasil pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

c. Ketatnya tuntutan dari profesi keperawatan yang sesuai standar dan

pemberdayaan tenaga keperawatan.

d. Dampak perkembangan IPTEK kesehatan telah meningkatkan tekanan

terhadap pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien namun aman

bagi konsumen (Swansburg & Swansburg dalam Nurochmah, 2001).

Terwujudnya suatu bentuk pelayanan yang profesional ditentukan

oleh berbagai aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap pimpinan dan

penanggung jawab pelayanan kesehatan demi untuk memnuhi kepentingan

masyarakat yang dilayaninya.

3. Asuhan Keperawatan Bermutu

Asuhan keperawatan profesional diberikan kepada klien oleh

tenaga keperawatan yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang

telah ditetapkan oleh profesi. Asuhan keperawatan ini seyogyanya

berlandskan ilmu pengetahuan, prinsip dan teori keperawatan serta

keterampilan dan sikap sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang

diemban kepada perawat tersebut.

Asuhan keperawatan yang bermutu merupakan asuhan manusiawi

yang diberikan kepada klien, memenuhi standar dan kriteria profesi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

keperawatan, sesuai dengan standar biaya dan kualitas yang diharapkan

rumah sakit serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi

harapan klien. Kualitas asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh

berbagai faktor antara lain: kondisi klien, pelayanan keperawatan termasuk

tenaga keperawatan di dalamnya, sistem manajerial dan kemampuan

rumah sakit dalam melengkapi sarana prasarana, serta harapan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan/keperawatan yang diberikan di rumah sakit

tersebut.

Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika

pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan

yang dimiliki oleh para perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu

kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya

untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan

standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri

dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi

tindakan keperawatan yang telah diberikan.

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik seorang perawat

perlu memiliki kemampuan untuk (1) berhubungan dengan klien dan

keluarga, serta berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lain; (2)

mengkaji kondisi kesehatan klien baik melalui wawancara, pemeriksaan

fisik maupun menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang; (3)

menetapkan diagnosis keperawatan dan memberikan tindakan yang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

dibutuhkan klien; (4) mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah

diberikan serta menyesuaikan kembali perencanaan yang telah dibuat.

Disamping itu, asuhan keperawatan bermutu dapat dilaksanakan

melalui pendekatan metodologis keperawatan. Pendekatan ini dapat

berupa pendekatan keperawatan tim, modular, kasus, atau keperawatan

primer (Grohar-Murray & DiCroce dalam Nurochmah, 2001). Penetapan

pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh visi, misi, dan tujuan rumah sakit

dan ruang rawat, ketersediaan tenaga keperawatan baik jumlah mapun

kualifikasi, fasilitas fisik ruangan, tingkat ketergantungan dan mobilitas

klien, tersedianya prosedur dan standar keperawatan, sifat ruangan dan

jenis pelayanan keperawatan yang diberikan.

Mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa

komponen yang harus dilaksanakan oleh tim keperwatan yaitu (1) terlihat

sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien,

(2) adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik, (3) kolaborasi

dengan anggota tim kesehatan lain, dan (4) kemampun dalam memenuhi

kebutuhan klien, serta (5) kegiatan jaminan mutu (quality assurance).

Dengan demikian, upaya pimpinan rumah sakit dan manajerial

keperawatan seyogyanya difokuskan pada kelima komponen kegiatan

tersebut yang akan diuraikan berikut ini.

a. Sikap “caring” perawat

Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat

dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap “caring”

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan

keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan

harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap “caring” sebagai

media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, &

Burroughs dalam Nurochmah, 2001). Para perawat dapat diminta

untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk

memberikan asuhan dengan menggunakan spirit “caring”.

Spirit “caring” seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri

perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spritit “caring”

bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawata yang

bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh

karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berada

ketika memberikan asuhan kepada klien.

“Caring” merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari

praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. “Caring” bukan

semata-mata perilaku. “Caring” adalah cara yang memiliki makna dan

memotivasi tindakan (Marriner-Tomey dalam Nurochmah, 2001).

“Caring”juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan

memberikan asuhan fisik dan perhatikan emosi sambil meningkatkan

rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all dalam Nurochmah,

2001).

Sikap ini diberikan memalui kejujuran, kepercayaan, dan niat

baik. Prilaku “caring” menolong klien meningkatkan perubahan positif

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini, bersikap

“caring” untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai

lingkungan merupakan esensi keperawatan.

Watson menekankan dalam sikap”caring” ini harus tercermin

sepuluh faktor kuratif yaitu:

1) Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat

menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu

kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemapuan

diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.

2) Memberikan kepercayaan - harapan dengan cara memfasilitasi dan

meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu,

perawat meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolngan

kesehatan.

3) Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat

belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien,

sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan

bersikap wajar pada orang lain.

4) Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat memberikan

informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu

turut merasakan apa yang dialami klien.

5) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif

klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan

semua keluhan dan perasaan klien.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

6) Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk

pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses

keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada

klien.

7) Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal,

memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan

memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.

8) Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual

yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan

internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit

klien.

9) Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi.

Perawat perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien.

Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih

ke tingkat selanjutnya.

10) Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar

pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai.

Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada

pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah

agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri

sendiri.

Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalui dilakukan oleh

perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain

itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar

untuk lebih memahami diri sebelum mamahami orang lain.

Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik

dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada

klien adlah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan

penekanan pada bentuknya tinteraksi aktif antara perawat dan klien.

Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan

memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi

kesehatannya.

b. Hubungan perawat-klien

Hubungan perawat dan klien adalah suatu bentuk hubungan

terapeutik/profesional dan timbal balik yang bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas hasil intervensi keperawatan melalui suatu

proses pembinaan pemahaman tentang dua pihak yang sedang

berhubungan. Hubungan profesional ini diprakasai oleh perawat

melaui sikap empati dan keinginan berrespon (“sense of

responsiveness”) serta keinginan menolong klien (“sense of caring”).

Menurut Peplau, dalam membina hubungan profesional ini,

kedua pihak seyogyanya harus melewati beberapa tahapan (Marriner-

Tomey dalam Nurochmah, 2001) yaitu : (1) tahap orientasi ; (2) tahap

identifikasi ; (3) tahap eksploitasi ; dan tahap resolusi.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Pada tahap orientasi, setelah saling memperkenalkan diri,

perawat berupaya menolong klien mengidentifikasi maslah yang

sedang dihadapi klien. Penjelasan, penekanan perlu dikemukakan oleh

perawat agar klien menyakini masalah atau beberapa masalah yang

perlu diatasi. Tahap identifikasi terjadi ketika klien mampu mampu

mengidentifikasi sesorang atau beberapa orang yang dapat

menolongnya. Pada tahap ini perawat memberi kesempatan klien untuk

mengkaji lebih jauh perasaan tentang diri, penyakit, dan kemampuan

yang dimilikinya.

Tujuannnya adalah agar perawat dapat membimbing klien

periode penyakitnya sebagai pengalaman yang memungkinkan klien

mengenali kembali perasaan dan kekuatan internal yang pernah

dimiliki sehingga dapat memberikan kepuasan yang diperlukan klien.

Tahap eksploitasi terjadi ketika klien mampu menguraikan nilai

dan penghargaan yang dia peroleh dari hubungan profesional dari

hubungan profesional antara perawat dan dirinya. Beberapa tujuan

baru yang perlu dicapai melalui upaya diri klien dapat dikemukakan

oleh perawat, dan kekuatan akan dialihkan oleh perawata kepada klien

apabila klien mengalami hambatan akibat ia tidak mampu mencapai

tujuan baru tersebut.

Tahap akhir dari hubungan profesional perawat - klien adalah

tahap resolusi ditandai dengan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

dan tidak lagi menjadi prioritas kegiatan klien. Pada tahap ini klien

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

membebaskan diri dari keterkaitannya dengan perawat dan

menunjukkan kemampuannya untuk bertanggung jawab terhadap

kesehatan dirinya. Keempat tahapan dalam hubungaan profesional ini

dapat terjadi tumpang tindih antara satu tahapan dengan tahapan

berikutnya.

Membina hubungan profesional, asuhan keperawatan juga

merupakan media edukatif dimana suatu kekuatan internal yang kokoh

dari seseorang perawat dapat mempengaruhi klein untuk meningkatkan

perilaku dan kepribadian klein selama sakit ke arah kehidupan yang

kreatif, konstruktif, dan produktif. Bberapa peran perlu diemban opelh

perawat ketika menjalankan dan membina hubungan profesional yaitu:

(1) peran sebagai orang asing (“starnger”), (2) narasumber (“resource

person”), (3) pendidik (‘teacingrole”), (4) pemimpin (“leadersip role”),

dan (5) peran pengganti (“surrogate role”) (Marriner-Tomey dalam

Nurochmah, 2001)

Keberhasilahn hubungan profesional/terapeutik anatara perawat

dan klien sangat menentukan keberhasilan hasil tindakan yang

diharapkan. Disamping itu, hubungan profesional yang baik anatara

perawat-klien dapat menghindari, memprediksi, dan mengantisipasi

berbagai penyulit yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, berbagai

peran diatas seyogyanya menjadi fokus perhatian perawat ketika

menolong klien melewati tahapan dlam hubungan profesionalnya

dengan perawat (Nurochmah, 2001)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

c. Kolaborasi/kemitraan

Kaloborasi merupakan salah satu model interaksi yang terjadi

diantara dan antar praktisi klinik selama pemberian pelayanan

kesehatan/keperawatan. Kolaborasi meliputi kegiatan berkomunikasi

parallel, berfungsi parallel, bertukar informasi, berkoordinasi,

berkonsultasi, mengelola kasus bersama (ko-manajemen), serta

merujuk.

Kolaborasi merupakan suatu pengakuan keahlian seseorang

oleh orang lain di dalam maupun di luar profesi orang tersebut (ANA,

1995). Kaloborasi ini juga merupakan proses interpersonal dimana dua

orang atau lebih membuat suatu komitmen untuk berinteraksi secara

kontruktif untuk menyelesaikan masalah klien dan mencapai tujuan,

target atau hasil yang ditetapkan.

Para individu ini mengenali dan mengartikulasikan nilai-nilai

yang membuat komitmen ini menjadi terwujud. Kemampuan

mewujudkan komitmen untuk berinteraksi secara kontruktif tergantung

dari persamaan persepsi, tentang tujuan bersama, kompetensi klinik,

dan kemapuan interpersonal, humor, keprcayaan, menghargai dan

menghormati pengetahuan dan praktik keilmuan yang berbeda

(Hanson & Spross dalam Nurochmah, 2001)

Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa

kreiteria yaitu (1) adanya rasa saling percaya dan menghormati, (2)

saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing, (3)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

memiliki citra diri positif, (4) memiliki kematangan profesional yang

setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman), (5) mengakui

sebagai mitra kerja bukan bawahan, dan (6) keinginan untuk

bernegosiasi (Hanson & Spross, 1996 dalam Nurocmah).

Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan

saling tergantung (interdependensi) untuk kerja sama dan bekerja

sama. Bekerja bersama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi

kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi

pekerjaan agar tujuan auat target yang telah ditentukan dapat dicapai.

Selain itu, menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan

suatu alat untuk berkomunikasi anatar profesi secara formal tentang

asuhan klien.

d. Kegiatan menjamin mutu

Asuhan keperawatan bermutu hanya dapat dicapai dan

dipertahankan apabila disertai dengan kegiatan dan rencana untuk

mempertahankan mutu asuhan tersebut. Kegiatan jaminan mutu

(“quality assurance”) adalah membandingkan antara standar yang telah

ditetapkan dengan tingkat pencapaian hasil.

Kegiatan jaminan kualitas pelayanan/asuhan keperawatan

merupakan kegiatan menilai, memantau, atau mengatur pelayanan

yang berorientasi pada konsumen (klien). Dalam keperawatan, tujuan

asuhan bermutu adalah untuk menjamin mutu sambil pada saat yang

sama mencapai tujuan institusi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan menjamin mutu

dipengaruhi oleh beberapa faktor anatara lain dukungan dari manager

puncak (pimpinan rumah sakit), terutama terkait dengan dukungan

biaya dan sumebr daya manusia. Selain itu, pencapaian kriteria

keberhasilan perlu disepakati. Seandainya instuisi menginginkan

pelayanan keperawatan adalah pelayanan terbaik di suatu wilayah,

maka standar dan kriteria keberhasilannya perlu ditetapkan optimal

dan bukan minimal.

Kegiatan jaminan mutu dapat meliputi aspek struktur, proses,

dan outcome. Kegiatan penilaian dan pemantauan dalam pelayanan

keperawatan juga selayaknya diarahkan pada ketiga aspek tersebut.

Oleh karena itu, standar pelayanan, kriteria keberhasilan, alat pengukur

perlu dikembangkan, dan tahapan dlam pelaksanaan kegiatan

menjamin mutu perlu ditetapkan.

Strategi untuk kegiatan jaminan mutu antara lain dengan

benchmarking dan manajemen kualitas total (total quality

management) (Marquis & Huston dalam (Nurochmah, 2001).

Benchmarking atau meneliti praktik terbaik (“best practice research”)

adalah kegiatan mengkaji kelemahan tertentu instiusi dan kemudian

mengidentifikasi instuisi lain yang memiliki keunggulan dalam aspek

yang sama. Kegaiatan dilanjutkan dengan berkomunikasi, menetapkan

kesepakatan kerjasama untuk mendukung dan meningkatkan

kelemahan tersebut

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Manajer pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat pula

bekerjasama dengan rumah sakit lain yang tidak saling berkompetensi

untuk meningkatkan satu atau beberapa aspek yang dianggap lemah.

Kerjasama ini bersifat konfidensial dan hanya meningkatkan aspek

yang dianggap masih lemah.

Manajemen kualitas total dilakukan berdasarkan harapan

bahwa individu merupakan fokus produksi dan pelayanan. Penakanan

manajeman kualitas total adalah mengidentifikasi dan melakukan

kegiatan dengan benar, cara yang benar, waktu yang sesuai dan

mencegah masalah. Strategi menjamin kualitas ini sangat menyerap

biaya karena proses ini terus menerus, dan setiap subyek maupun

kegiatan diarahkan pada peningkatan secara berkesinambungan.

Strategi lain dari kegiatan jaminan mutu ynag bersifat

kontemporer adalah penggunaan “critical patways”. Critical pathways

adalah menetapkan kemajuanj yang harus dicapai klien sejak saat klien

diterima di rumah sakit. Keuntungan cara ini adalah standar

pencapaian yang ditetapkan untuk seorang klien dapat diterapkan

untuk klien lain yang berdiagnosis sama. Namun, kelemahannya

adalah tidak dapat mengakomodasi keunikan individual klien. Selain

itu, pendokumentasian critical pathways memerlukan banyak catatan

dan pengkajian ulang (Marquis & Huston dalam Nurochmah, 2001).

Pelaksanaan kegiatan jaminan mutu pelayanan keperawatan di

rumah sakit dapat pula dilakukan dalam bentuk kegiatan pengendalian

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

mutu (“quality control”). Kegaiatannya dapat dilaksanakan dalam dua

tingkat yaitu tingkat rumah sakit dan tingkat ruang rawat. Tingkat

rumah sakit dapat dilaksanakan dengan cara mengembangkan tim

gugus kendali mutu yang memiliki program baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

Kegiatan menilai mutu pada tingkat rumah sakit, akan diawali

dengan penetapan kriteria pengendalian, mengidentifikasi informasi

yang relevan dengan kriteria, menetapkan cara mengumpulakan

informasi/data, mengumpulkan dan menganailisis informasi/data,

membandingkan informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan,

menetapkan keputusan tentang kualitas, memperbaiki situasi sesuai

hasil yang diperoleh, dan menetapkan kembali cara mengumpulkan

informasi (Marquis & Huston dalam Nurochmah, 2001)

Ada 10 indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit

yaitu : (1) angka infeksi nosokomial, (2) angka kejadian klien

jatuh/kecelakaan, (3) tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan

kesehatan, (4) tingkat kepusan klien terhadap pengelolaan nyeri dan

kenyamanan, (5) tingkat kepuasan klien terhadap informasi/pendidikan

kesehatan, (6) tingkat kepuasan klien terhadap asuhan keprawtan, (7)

upaya mempertahankan integritas kulit, (8) tingkat kepasan perawat,

(9) kombinasi kerja anatara perawat profesional dan non profesional,

(10) total jam asuhan keperawatan per klien per hari (Marquis &

Huston dalam Nurochmah, 2001)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

Pada tingkat ruangan, selain ada individu ruangan yang duduk

sebagai wakil pada tim gugus kendali mutu rumah sakit, maka

seyogyanya dibentuk pula tim ruangan yang disebut tim sirkulasi

kualitas. Tim sirkulus kualitas yang terdiri dari tiga sampai empat

orang perawat ruangan ini berfungsi untuk mengidentifikasi masalah-

masalah pelayanan keperawatan tingkat ruangan, membahas masalah

di dalam tim, menyusun beberapa alternatif solusi, dan menyampaikan

kepada kepala ruangan untuk ditetapkan solusi yang akan diambil dan

dilaksanakan oleh ruangan. Sementara itu, tim ini akan bekerjasama

kembali mengidentifikasikan masalah-masalah lain yang terjadi. Siklus

kegiatan akan berjalan seperti sebelumnya.

D. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoadmodjo, 2003).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Winkel, 1991) yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan, tingkatan :

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

Contoh : menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada

anak balita.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang belum

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan mengapa

harus makan makanan yang bergizi.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi penggunaan kaidah, metode,

prinsip dan sebagainya sesuai kontek dan situasi tertentu.

d. Analisis (Analysis)

Analysis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam suatu struktur tersebut, dan masih ada kaitannya satu dengan

yang lain. Kemampuan abtraks ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan atau membuat bagan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkasnya dan

menyelesaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat

membandingkan antara anak yang cukup gizi dan anak yang kurang

gizi, dapat menanggapi terjadinya diare disuatu tempat, dapat

menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut penyuluhan

dan sebagainya.

Berdasarkan pengalaman bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 1997).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

a. Tingkat Pendidikan

Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal

yang sangat pokok. Sudah barang tentu tingkat pendidikan dapat

menghasilkan suatu perubahan dalam pengetahuan seseorang.

Umumnya personel keperawatan ingin mendapatkan kehidupan yang

lebih baik maka dipertahankan oleh program pengembangan SDM

yang mencakup pendidikan profesional, teknis dan liberal ( pendidikan

umum, seni liberal). Pendidikan akan meningkatkan produktifitas

perawat apabila manajemen mengakui bahwa pendidikan dan

produktifitas adalah berkaitan.

b. Informasi

Kurangnya informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat,

cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan

sebagainya akan menurunkan tingkat pengetahuan seseorang tentang

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

hal tersebut. Di dalam keperawatan pada seorang perawat dalam

menerima laporan harian tertulis pada pasien tertentu kebanyakan dari

informasi tersebut kurang bermanfaat untuknya karena sedikit

keterangan yang berhubungan dengan masalah keperawatan seorang

pasien atau asuhan keperawatan yang ditentukan

c. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

seseorang, karena informasi-informasi baru akan disaring kira-kira

sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut. Budaya

mencakup jaringan komunikasi baik formal maupun informal. Budaya

mencakup peran yang berhubungan dengan karakteristik seseorang.

Suatu kebudayaan berfokus pada kehidupan kerja, ada potensial

konflik antara pengumpulan normal individu yang berbeda dan normal

kebudayaan yang berlawanan. Budaya yang kuat yang mendorong

partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam pembagian pembuatan

keputusan mempengaruhi kinerja secara positif.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur, dengan tingkat

pendidikan seseorang, maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman

akan lebih luas sedang umur semakin bertambah.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

e. Sosial ekonomi

Sosial ekonomi yang rendah berpengaruh pada pengetahuan

seseorang tentang tumbuh kembang anak, dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehat terutama perawatan kebersihan diri dan makanan bergizi.

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan

(modifikasi : Notoatmodjo, 2003).

Pelaksanaan Pendokumentasian

asuhan keperawatan

- Enabling :

1. Faktor Intern : kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi.

2. Faktor Ekstern : objek, orang, kelompok dan hasil-hasil kebudayaan

- Faktor Prediposisi

1. Tingkat Pengetahuan 2. Sikap 3. Keyakinan 4. Kepercayaan 5. Nilai agama 6. Mitos 7. Pengalaman

- Reinforcing 1. Sikap Perawat 2. Perilaku perawat 3. Lama kerja perawat 4. Pengalaman

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keperawatandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-retnosafit... · Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat

G. Hipotesis

a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pendokumentasian asuhan

keperawatan di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal

b. Ada hubungan antara masa kerja dengan pendokumentasian asuhan

keperawatan di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal

c. Ada hubungan antara pendidikan dengan pendokumentasian asuhan

keperawatan di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal.

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Pengetahuan

Masa kerja

Pendidikan