13
GEJALA (PPDGJ) Menurut PPDGJ, schizophrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental pada karakteristik pikiran dan persepsi serta afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciouness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Dalam melakukan diagnosa schizophrenia pada penderita, terdapat beberapa pedoman diagnostik yang harus diikuti, yaitu pertama harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas). a) Isi Pikiran a) Thought Echo. Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang dan bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda. b) Thought Insertion atau Withdrawl. Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawl) c) Thought Broadcasting. Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya. b) Delusi a) Delusion of Control. Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

DIAGNOSIS Skizofrenia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIAGNOSIS Skizofrenia

GEJALA (PPDGJ)

Menurut PPDGJ, schizophrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang

fundamental pada karakteristik pikiran dan persepsi serta afek yang tidak wajar

(inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciouness) dan

kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu

dapat berkembang kemudian.

Dalam melakukan diagnosa schizophrenia pada penderita, terdapat beberapa pedoman

diagnostik yang harus diikuti, yaitu pertama harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang

amat jelas (biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas).

a) Isi Pikiran

a) Thought Echo.

Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang dan bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan

isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.

b) Thought Insertion atau Withdrawl.

Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya

diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawl)

c) Thought Broadcasting.

Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

b) Delusi

a) Delusion of Control.

Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

b) Deluasions of Influence.

Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

c) Delusions of Passivity.

Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.

"Tentang dirinya" artinya secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak

atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus).

d) Delusional Perception.

Pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,

biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

c) Halusinasi Auditorik.

a) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku penderita.

b) Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara

yang berbicara)

Page 2: DIAGNOSIS Skizofrenia

c) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d) Waham yang menurut budaya dianggap tidak wajar

Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak

wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan adama atau politik tertentu,

kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca,

berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Kedua, dalam melakukan diagnosa schizophrenia pada penderita paling sedikit

terdapat 2 (dua) gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas.

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengembang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandunganafektif

yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide yang berlebihan (overvalued ideas) yang

menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-

bulan terus menerus.

b. Arus pikiran yan terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),

yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh

tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

d. Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial. Tetapi, harus jelas bahwa semua hal tersebut

tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Ketiga, adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal.

Keempat, harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan

(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi

sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri

sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

GEJALA (DSM-IV-TR)

DSM-IV-TR telah mendaftar lima karakteristik gejala-gejala dari Skizofrenia, yaitu

delusi, halusinasi, pembicaraan yang kacau (disorganized speech), perilaku yang kacau

(disorganized or catatonic behaviour) dan gejala negatif. Gejala negatif merupakan

penurunan atau bahkan hilangnya fungsi-fungsi normal pada individu, seperti bahasa dan

Page 3: DIAGNOSIS Skizofrenia

perilaku. Berikut ini adalah penjelasan mengenai gangguan-gangguan yang dapat terjadi pada

diri individu.

1. Gangguan Bahasa dan Pikiran

Berikut ini adalah gangguan-gangguan yang termasuk ke dalam gangguan

bahasa dan pikiran.

a. Delusi

Delusi merupakan suatu kepercayaan yang tidak berdasarkan pada realitas.

Delusi biasanya muncul pada keadaan psikologis tertentu, seperti mania, depresi,

overdosis obat-obatan dan paling banyak ditemukan pada kasus Skizofrenia.

Banyak penderita Skizofrenia tidak menyadari bahwa individu lain mengetahui

kepercayaan delusi mereka merupakan hal yang tidak mungkin terjadi. Berikut ini

adalah bentuk-bentuk delusi.

- Delusi Penyiksaan

Merupakan kepercayaan bahwa ia dimusuhi oleh suatu komplotan tertentu,

dimata-matai, diancam, serta dianiaya.

- Delusi Kontrol atau Pengaruh

Merupakan kepercayaan bahwa individu lain atau ada kekuatan lain yang

mengontrol pemikiran, perasaan dan tindakannya. Ia percaya bahwa ada alat

tertentu yang menghubungkan sinyal-sinyal tertentu ke dalam otaknya, sehingga

individu lain mampu mengendalikannya.

- Delusi Keterhubungan

Merupakan kepercayaan dimana ia berhubungan dengan sesuatu hal atau

peristiwa tertentu, padahal sebenarnya ia tidak ada hubungannya sama sekali

dengan hal atau peristiwa tersebut. Contohnya, penderita Skizofrenia mungkin

berpikir bahwa kehidupan mereka diceritakan di televisi atau berita.

- Delusi Kebesaran

Merupakan kepercayaan dimana ia merasa ia sangat terkenal dan ia adalah

individu yang sangat berkuasa. Delusi seperti ini dapat berkembang menjadi delusi

identitas, dimana suatu saat ia bisa saja mengatakan bahwa ia adalah Joan of Arc,

Yesus dan lainnya.

- Delusi Rasa Bersalah dan Dosa

Page 4: DIAGNOSIS Skizofrenia

Merupakan kepercayaan bahwa ia telah melakukan suatu dosa yang tidak

termaafkan dan ia telah mencelakai seseorang. Contohnya, penderita Skizofrenia

dapat mengatakan bahwa ia telah membunuh anak-anaknya.

- Delusi Kesehatan (Hypochondriac)

Merupakan kepercayaan yang tidak berdasar bahwa ia menderita penyakit

fisik yang mengerikan.

- Delusi Nihilisme

Merupakan kepercayaan dimana ia dan semua orang di dunia telah lenyap.

Pasiennya dapat mengatakan bahwa ia adalah roh yang telah kembali dari

kematian.

Pada akhirnya, beberapa penderita Skizofrenia mengeluhkan bahwa pemikiran

mereka telah dirusak dengan cara-cara tertentu. Beberapa delusi ada yang

berhubungan dengan Delusions of Control, diantaranya adalah sebagai berikut.

- Penyebarluasan Pikiran

Merupakan kepercayaan bahwa pemikiran seroang individu telah

disebarluaskan pada seluruh dunia, sehingga individu lain dapat mengetahui

pemikiran individu tersebut.

- Pemasukan Pikiran

Merupakan kepercayaan bahwa individu lain memasukkan pemikirannya ke

dalam pemikiran individu.

- Pemindahan Pikiran

Merupakan kepercayaan bahwa individu lain telah memindahkan

pemikirannya.

Beberapa penderita Skizofrenia terkadang mengalami Blocking, yaitu

ditengah-tengah pada saat ia membicarakan sesuatu, ia kemudian tiba-tiba diam

dan ia tidak ingat apa yang sedang ia bicarakan.

b. Kehilangan Keterhubungan

Bleuler menyatakan bahwa Skizofrenia adalah tidak berhubungannya antara

ide-ide yang berbeda atau fungsi mental yang berbeda. Salah satu contoh

perpecahan yang jelas adalah pembicaraan yang melantur yang biasanya muncul

pada penderita Skizofrenia yang masih muda. Apa yang mereka ucapkan seringkali

tidak menunjukkan adanya asosiasi di dalamnya. Mereka berpindah dari satu topik

Page 5: DIAGNOSIS Skizofrenia

ke topik lain, padahal topik tersebut jauh dari topik sebenarnya yang ingin ia

bicarakan.

c. Kemiskinan Isi

Sebagai akibat dari hilangnya asosiasi, bahasa yang dikemukakan penderita

Skizofrenia mungkin sangat sedikit. Meskipun individu menggunakan beberapa

kata saat berbicara, yang secara benar secara perbendaharaan kata, ia tidak

menyampaikannya dengan luas. Berikut ini adalah contoh surat yang

menggambarkan kemiskinan isi pembicaraan (Poverty of Content).

Yang tersayang, Ibuku.

Saya sedang menulis di kertas. Pulpen yang saya gunakan dibuat dari pabrik “Perry

& Co.” Pabrik ini ada di Inggris. Saya menduganya. Di belakang nama Perry Co.

kota London di tuliskan; tapi bukan kotanya. Kota London ada di Inggris. Saya

mengetahuinya dari hari sekolah. Lalu, saya selalu menyukai Geografi. Guru

Geografi saya yang terakhir adalah Profesor August A. Ia seorang pria dengan

mata hitam. Saya juga suka mata hitam. Ada juga warna biru, mata abu-abu dan

warna mata lainnya. Saya telah mendengar bahwa dikatakan bahwa ular memiliki

mata hijau. Semua orang memiliki mata. Ada beberapa juga yang buta. Orang-

orang buta ini dipimpin oleh anak laki-laki. Pasti sangat buruk tidak bisa melihat.

Ada orang-orang yang tidak bisa melihat dan tambahan tidak bisa mendengar. Saya

tahu beberapa yang mendengar terlalu banyak. Seseorang bisa mendengar terlalu

banyak.

d. Neologisme

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kerancuan bahasa yang digunakan

oleh penderita Skizofrenia umumnya dianggap sebagai akibat dari pemikiran yang

bingung. Beberapa peneliti saat ini menyatakan bahwa keganjilan bahasa yang

dikemukakan penderita Skizofrenia mungkin bukan dikarenakan gangguan pikiran

secara radikal, tetapi dikarenakan ketidakmampuan untuk mendapatkan simbol

verbal yang umum dan disetujui. Untuk itu, apa yang dikatakan penderita

Skizofrenia mungkin saja masuk akal, hanya saja mereka tidak tahu bagaimana

cara menyampakainnya.

Kata-kata yang digunakan mungkin jarang sekali digunakan dan bahkan tidak

terdapat di dalam kamus. Pemakaian kata-kata tersebut disebut neologisme

(Neologisms). Neologisme dibuat dengan cara menggabungkan beberapa kata atau

bisa juga menyatakan kata-kata biasa tetapi dengan cara yang berbeda.

Page 6: DIAGNOSIS Skizofrenia

e. Clanging (Gemerincing)/ Penggabungan Kata

Kejanggalan lain yang terkadang ditemukan dalam pembicaraan seorang

penderita Skizofrenia adalah Clanging. Clanging adalah penggabungan kata-kata

yang tidak memiliki hubungan satu sama lain dan diucapkan seperti menggunakan

rima tertentu.

f. Campur Aduk Kata

Dalam beberapa kasus, bahasa penderita Skizofrenia menunjukkan proses

penurunan asosiasi secara keseluruhan. Hal tersebut pada akhirnya tidak

memungkinkan pendengar untuk mengikuti hubungan antara kata dan frase yang

digunakan. Pola bahasa demikian disebut Word Salad. Word Salad adalah

penggabungan kata dan frase, tetapi gaya pernyataannya sama sekali tidak

berhubungan.

2. Gangguan Persepsi

Beberapa pasien Skizofrenia mengalami perubahan persepsi, termasuk ilusi

visual, gangguan pendengaran akut, tidak mampu memfokuskan perhatian, sulit

mengenali indviidu lain dan sulit memahami apa yang individu lain katakan. Berikut ini

adalah gangguan-gangguan yang termasuk ke dalam gangguan persepsi yang paling

sering dibicarakan.

a. Gangguan Perhatian Selektif

Individu normal melakukan seleksi atensi tanpa memikirkan hal tersebut

terlebih dahulu. Mereka tidak sulit untuk memutuskan akan fokus pada rangsang apa.

Untuk penderita Skizofrenia, hal tersebut belum tentu dapat dilakukan. Para peneliti

saat ini merasa bahwa penurunan seleksi atensilah yang mendasari banyak simptom

Skizofrenia. Karena sulit melakukan pemilihan perhatian, penderita Skizofrenia

kemudian membuat asosiasi yang aneh, berbicara melantur, mengalami emosi yang

tidak tepat dan bahkan melakukan pola perilaku yang aneh.

b. Halusinasi

Gangguan persepsi pada penderita Skizofrenia diantaranya adalah mereka

merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dirasakannya stimulus eksternal yang

tidak tepat disebut halusinasi. Halusinasi auditori paling banyak muncul, yaitu sekitar

70 persen. Halusinasi auditori adalah didengarnya satu atau dua suara yang saling

berbicara. Halusinasi lain yang banyak muncul adalah halusinasi visual.

Page 7: DIAGNOSIS Skizofrenia

Penderita Skizofrenia tidak hanya mengalami masalah persepsi saja, tetapi

juga masalah monitoring kenyataan (realitas), yang berhubungan dengan kesulitan

mereka untuk melakukan pemilihan perhatian. Ketidakmampuan mereka untuk

mengetahui stimulus yang tidak relevan mungkin menyulitkan mereka untuk

membedakan suara yang ia kira ada dengan suara yang memang benar-benar ada.

3. Gangguan Suasana Hati

Gangguan suasana hati tidak banyak muncul pada kasus Skizofrenia, tetapi

lebih banyak kasusnya pada gangguan suasana hati psikosis. Gangguan suasana hati

melibatkan depresi yang dalam atau Manic Elation (sangat bahagia) atau bergantian

antara keduanya. Beberapa pasien tidak hanya mengalami Manic Depressive tetapi

juga menunjukkan simptom-simptom Skizofrenia. Sindrom intermediate ini disebut

gangguan Skizoafektif (Schizoaffective Disorder). Rata-rata penderita Skizoafektif

lebih baik daripada penderita Skizofrenia, tetapi lebih buruk daripada penderita

gangguan suasana hati.

Dalam Skizofrenia, gangguan suasana hati terdiri dari dua bentuk, yaitu

pengaruh yang tumpul atau datar dan pengaruh yang tidak tepat. Pengaruh yang

tumpul adalah sedikitnya emosi yang ditunjukkan. Sedangkan pengaruh yang datar

adalah tidak adanya emosi yang ditunjukkan. Pengaruh yang tidak tepat adalah tidak

sesuainya ekspresi emosi dengan situasi yang terjadi. Penurunan emosi biasanya

diikuti dengan Anhedonia, yaitu penurunan rasa gembira.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penderita Skizofrenia cenderung

menunjukkan gestur yang sama, ekspresi muka dan pandangan terhadap pendengar

yang sama, tanpa memperhatikan apakah emosinya mendeskripsikan rasa senang,

sedih atau marah. Lebih jauh lagi, pada semua situasi diatas, gestur, ekspresi muka,

tatapan wajah penderita Skizofrenia cenderung sama dengan mereka yang tidak

menderita Skizofrenia ketika mereka menggambarkan sesuatu yang bahagia.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien-pasien memiliki kesulitan dalam

mengekspresikan dan merasakan emosi yang berbeda, tetapi mereka tidak sulit untuk

merasakan emosi itu sendiri.

4. Gangguan Perilaku Motorik

Pengulangan sikap motorik tertentu, seperti menggosok-gosok kepala,

meremas-remas pakaian dan merobek-robek kertas, dalam situasi tertentu merupakan

Page 8: DIAGNOSIS Skizofrenia

sikap abnormal. Tindakan tanpa tujuan yang dilakukan berulang-ulang untuk jangka

waktu yang lama disebut dengan Stereotypy.

Pasien Skizofrenia terkadang menunjukkan tingginya aktivitas motorik,

berlari-lari, merusak perabotan dan aktivitas lain yang membutuhkan banyak energi.

Selain daripada itu, pasien Skizofrenia juga sering tidak melakukan apa-apa untuk

waktu yang lama. Mereka bahkan sampai pada kategori Catatonic Stupor, yaitu tidak

melakukan apapun dan tidak bergerak untuk waktu yang lama.

5. Penarikan Diri Sosial

Seperti yang kita ketahui, tanda-tanda Skizofrenia diantaranya adalah emosi

yang tidak stabil, kurangnya minat terhadap dunia luar. Dikarenakan asyik dengan

pemikiran sendiri, penderita Skizofrenia secara berangsur-angsur menarik dirinya untuk

tidak terlibat dengan lingkungannya. Mereka kemudian menarik dirinya dari

keterlibatan dengan individu lain.

Salah satu studi yang dilakukan terhadap remaja pria berusia 18 – 20 tahun,

yang mengalami beberapa masalah sosial selama masa kecil hingga remaja,

diprediksikan akan menderita Skizofrenia. Masalah sosial tersebut diantaranya adalah

memiliki dua orang teman atau kurang, lebih memilih untuk bersosialisasi dalam

kelompok kecil, lebih sensitif dari yang lain dan tidak memiliki pacar.

Penarikan diri pasien Skizofrenia berhubungan dengan masaah atensi mereka

sendiri. Masalah mental yang sekiranya merupakan akibat dari kurangnya atensi, dapat

membuat komunikasi menjadi sulit dan sangat sedikit sekali komunikasi dilakukan.

Menyadari bahwa pasien Skizofrenia tidak mau dimengerti dan diketahui, hal tersebut

mengakibatkan mereka diperlakukan kasar. Untuk itu, pasien Skizofrenia lebih memilih

untuk fokus pada apapun selain pada individu lain.