3
DIFTERI PADA ANAK Ikatan Dokter Anak Indonesia DefinisiDifteri adalah suatu penyakit saluran nafas akut yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri gram positif batang Corynebacterium diphteriae yang terdiri atas 4 serotipe yaitu; gravis, intermedius, mitis, dan belfanti. EpidemiologiDi Indonesisa, wabah difteri muncul kembali sejak tahun 2001 di Cianjur, Semarang, Tasikmalaya, Garut, dan Jawa Timur dengan case fatality rate (CFR) 11,7-31,9%. Di Jawa Timur sejak tahun 2000-2011, tercatat 335 kasus dengan jumlah kematian 11 orang dan pada tanggal 10 Oktober 2011 Provinsi Jawa Timur dinyatakan berstatus KLB. Manifestasi KlinisPenularan terutama melalui saluran napas dengan gejala bervariasi dari asimtomatis (dan penderita bertindak sebagai karier) sampai berat yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas atau adanya komplikasi (miokarditis yang dapat menyebabkan complete heart block, neuritis; paralisis palatum molle, paralisis okular, paralisis diafragma, atau paralisis ekstremitas, gagal ginjal). Masa inkubasi antara 1-5 hari dengan perjalanan penyakit bersifat insidious (perlahan-lahan) dimulai dengan gejala yang tidak spesifik seperti demam, lesu, nafsu makan menurun sampai kemudian muncul gejala klinis yang khas diantaranya; sekret hidung bercampur darah (serosanguinus) dan kemudian mukopurulen, membran putih keabu-abuan di tonsil/faring/laring (psudomembran) yang bila dilepaskan akan mengakibatkan perdarahan, limfadenitis servikalis dan submandibula disertai dengan edema jaringan lunak leher (bullneck), serta stridor akibat obstruksi jalan nafas atas.DiagnosisPemeriksaan penunjang untuk isolasi C. diphteriae, bahan pemeriksaan diambil dengan cara apusan dari tepi atau bagian bawah tepi pseudomembran dan ditanam pada media Loefller atau pemeriksaan preparat langsung meskipun sangat jarang memberi hasil yang positif. Meskipun demikian, diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis tanpa menunggu konfirmasi pemeriksaan laboratorium untuk menemukan kuman

Difteri Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Difteri Pada Anak

Citation preview

DIFTERI PADA ANAK

Ikatan Dokter Anak Indonesia

DefinisiDifteri adalah suatu penyakit saluran nafas akut yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri gram positif batang Corynebacterium diphteriae yang terdiri atas 4 serotipe yaitu; gravis, intermedius, mitis, dan belfanti.EpidemiologiDi Indonesisa, wabah difteri muncul kembali sejak tahun 2001 di Cianjur, Semarang, Tasikmalaya, Garut, dan Jawa Timur dengan case fatality rate (CFR) 11,7-31,9%. Di Jawa Timur sejak tahun 2000-2011, tercatat 335 kasus dengan jumlah kematian 11 orang dan pada tanggal 10 Oktober 2011 Provinsi Jawa Timur dinyatakan berstatus KLB.Manifestasi KlinisPenularan terutama melalui saluran napas dengan gejala bervariasi dari asimtomatis (dan penderita bertindak sebagai karier) sampai berat yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas atau adanya komplikasi (miokarditis yang dapat menyebabkan complete heart block, neuritis; paralisis palatum molle, paralisis okular, paralisis diafragma, atau paralisis ekstremitas, gagal ginjal).

Masa inkubasi antara 1-5 hari dengan perjalanan penyakit bersifat insidious (perlahan-lahan) dimulai dengan gejala yang tidak spesifik seperti demam, lesu, nafsu makan menurun sampai kemudian muncul gejala klinis yang khas diantaranya; sekret hidung bercampur darah (serosanguinus) dan kemudian mukopurulen, membran putih keabu-abuan di tonsil/faring/laring (psudomembran) yang bila dilepaskan akan mengakibatkan perdarahan, limfadenitis servikalis dan submandibula disertai dengan edema jaringan lunak leher (bullneck), serta stridor akibat obstruksi jalan nafas atas.DiagnosisPemeriksaan penunjang untuk isolasi C. diphteriae, bahan pemeriksaan diambil dengan cara apusan dari tepi atau bagian bawah tepi pseudomembran dan ditanam pada media Loefller atau pemeriksaan preparat langsung meskipun sangat jarang memberi hasil yang positif. Meskipun demikian, diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis tanpa menunggu konfirmasi pemeriksaan laboratorium untuk menemukan kuman C. diphteriae karena penundaan pengobatan akan membahayakan jiwa pasien. PengobatanTujuan pengobatan adalah menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya, mengeliminasi C. diphteriae untuk mencegah penularan, serta mengobati penyulit dan infeksi penyerta.

Secara umum, pasien diisolasi selama kurang lebih 2-3 minggu (sampai masa akut terlampaui dan biakan hapus tenggorok negatif 2 kali berturut-turut), dan dukungan nutrisi serta cairan yang baik. Pengobatan khusus terdiri atas (1) Anti Diphteria Serum (ADS) untuk menginaktivasi toksin yang masih beredar dengan dosis sesuai lokasi membran dan lama sakit, (2) Antibiotik yang bertujuan untuk membunuh bakteri dan menghentikan produksi toksin serta memutus rantai penularan dengan Penisilin Prokain 50.000-100.000 IU/kgBB/hari selama 10 hari atau bila ada riwayat hipersensitivitas pensilin, diganti dengan eritromisin 50 mg/kgBB/hari selama 5 hari, (3) Kortikosteroid bila ada indikasi, yaitu pada keadaan obstruksi jalan nafas atas serta miokarditis, Prednison 2 mg/kgBB/hari selam 2 minggu kemudian diturunkan bertahap.PrognosisBila antitoksin diberikan pada hari pertama, angka kematian pada penderita kurang dari 1%, namun dengan penundaan lebih dari hari ke-6 akan menyebabkan angka kematian meningkat sampai 30%.PencegahanSecara khusus dilakukan dengan memberikan imunisasi DPT dan pengobatan karier.

ImunisasiImunisasi DPT merupakan vaksin mati, sehingga untuk mempertahankan kadar antibodi menetap tinggi di atas ambang pencegahan, kelengkapan ataupun pemberian imunisasi ulangan sangat diperlukan. Imunisasi DPT lima kali harus dipatuhi sebelum anak berumur 6 tahun.

Apabila belum pernah mendapat DPT, diberikan imunisasi primer DPT tiga kali dengan interval masing-masing 4 minggu. Apabila imunisasi belum lengkap segera dilengkapi (lanjutkan dengan imunisasi yang belum diberikan, tidak perlu diulang), dan yang telah lengkap imunisasi primer (< 1 tahun) perlu dilakukan imunisasi DPT ulangan 1x.Pengobatan karierPengobatan yang diberikan adalah Penisilin 100 mg/kgBB/hari oral/suntikan, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama satu minggu.