Upload
dangtram
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN,
BUDAYA ORGANISASI, DAN KINERJA MANAJERIAL
PADA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
YUDHA SAKTI WIBOWO
F1307574
PROGRAM STUDI SI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
Participation in Budgeting, Organizational Culture, and Managerial
Performance in the the Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
YUDHA SAKTI WIBOWO F1307574
This study aims to determine the level of budgetary participation, organizational
culture, and managerial performance at the Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. This research is using as many as 43 respondents of middle-level officials in the BBWS Bengawan Solo. Data collection techniques using questionnaires that measured by five points Likert scale. While the technique of data analysis using descriptive analysis.
Based on the results of data analysis: (1) there was a budgetary participation on the Solo BBWS with fairly good levels (58%). (2) there is a culture-oriented organization People in the Solo BBWS at levels well enough (65%). (3) there is a satisfactory managerial performance in the Solo BBWS very good at levels (88%). Third result reflects that the preparation of the budget has not been optimally implemented (grade C) and application-oriented organizational culture in people who have not applied the maximum planned as well (grade C), but with yet a second application of these variables did not affect maximal performance managerial (grade A).
Based on the results of this study are the existence of budgetary participation, cultural orientation to the people, and satisfaction with the performance of management in BBWS Bengawan Solo.
Key word: participatory budgeting, organizational culture, managerial
performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAKSI
Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran,
Budaya Organisasi, dan Kinerja Manajerial
pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
YUDHA SAKTI WIBOWO
F1307574
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi penyusunan
anggaran, budaya organisasi, dan kinerja manajerial pada Balai Besar Wilayah
Sungai Bengawan Solo. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan
responden sebanyak 43 pejabat level menengah kebawah di lingkungan BBWS
Bengawan Solo. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diukur
dengan skala Likert 5 poin. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil : (1) terdapat partisipasi
penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo dengan tingkatan cukup baik
(58%). (2) terdapat Budaya Organisasi yang berorientasi pada Orang di BBWS
Bengawan Solo pada tingkatan cukup baik (65%). (3) terdapat kinerja manajerial
yang memuaskan di BBWS Bengawan Solo pada tingkatan sangat baik (88%).
Ketiga hasil tersebut mencerminkan bahwa penyusunan anggaran belum secara
maksimal dilaksanakan (grade C) dan penerapan budaya organisasi yang
berorientasi pada orang yang dicanangkan belum diterapkan secara maksimal juga
(grade C), tetapi dengan belum diterapkannya kedua variabel tersebut secara
maksimal tidak berpengaruh dengan kinerja manajerialnya (grade A).
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat adanya partisipasi penyusunan
anggaran, budaya yang ber orientasi pada orang, dan kepuasan terhadap kinerja
manajerial di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Key word : partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, kinerja manajerial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA
ORGANISASI, DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BALAI BESAR
WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
.
Surakarta,
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing,
Sri Suranto, SE., Msi., Ak. NIP. 19720305 199702 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA
ORGANISASI, DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BALAI BESAR
WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
Telah disahkan oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Tim Penguji Skripsi
Drs. Yacob Suparno, Msi, AK
NIP. 195210111980031002 Ketua Penguji
Lulus Kurniasih, SE, MSi, AK
NIP. 198005302005012016 Anggota Penguji
Sri Suranto, SE., Msi., Ak. NIP. 19720305 199702 1001 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Sibukkan Hidup Mu atau Sibuklah Untuk Mati”
(Film The Shawshank Redemption: Andy Dufresne)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Penelitian ini penulis persembahkan kepada kepada semua pihak yang
membutuhkan informasi dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA
ORGANISASI, DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BALAI BESAR
WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Ekonomi jurusan Akuntansi pada
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa telah selesainya
Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama banyak pihak. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih setulusnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses dan penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini Sehingga penulis terbuka dan menerima saran ataupun kritik
demi perbaikan Namun demikian penulis berharap penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua. Terima Kasih.
Surakarta, 2010
Yudha Sakti Wibowo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
ABSTRACT ………………………………………………................... ii
ABSTRAKSI .............. …………………………………………………….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN ..…………………………………………….. v
HALAMAN MOTTO ..…………………………………………………….. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..…………………………………………… vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ .. 1
B. Perumusan Masalah .……………………………………….... 6
C. Tujuan Penelitian …………….……………………………. 6
D. Manfaat Penelitian .... ………….……………………………. 6
E. Sistematika Penulisan ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….. .... 8
A. Landasan Teori ....................................................................... 8
1. Pengertian Anggaran ........................................................... 8
2. Pengertian Partisipasi dalam penyusunan anggaran ........... 14
2. Pengertian Budaya Organisasi ............................................ 17
3. Kinerja Manajerial .............................................................. 22
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 27
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................... 27
C. Sumber Data dan Responden ................................................ 29
D. Populasi dan Sampling .......................................................... 29
E. Instrumen Penelitian (Kuesioner) .......................................... 30
F. Uji Instrumen Penelitian......................................................... 31
G. Metode Analisis Data ............................................................ 32
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 34
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 34
B. Penyusunan Anggaran Pada BBWS Bengawan Solo ............. 39
C. Budaya Organisasi BBWS Bengawan Solo ........................... 52
D. Data Penelitian ....................................................................... 58
E. Analisis Data ......................................................................... 62
F. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................... 64
BAB V PENUTUP ................................. ..............................................… 68
A. Kesimpulan .... ........................................................................ 68
B. Kerbatasan Penelitian ........................................................... 68
C. Saran ........................................................................... ........ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Karakteristik Dimensi Budaya Organisasi Orientasi pada Orang
dan Orientasi pada Pekerjaan ................................................... 21
Tabel 2 Rincian Jumlah Sampel Dan Tingkat Pengembalian Kuisioner 59
Tabel 3 Uji Validitas Butir Instrumen Partisipasi Anggaran (X1)......... 60
Tabel 4 Uji Validitas Butir Instrumen Budaya Organisasi (X2) ............ 61
Tabel 5 Uji Validitas Butir Instrumen Kinerja Manajerial (X3) ........... 61
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................... 62
Tabel 7 Hasil Analisis Deskriptif Partisipasi Anggaran ........................ 63
Tabel 8 Hasil Analisis Deskriptif Budaya Organisasi ........................... 63
Tabel 9 Hasil Analisis Deskriptif Kinerja Manajerial ........................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Triangular Fuzzy Grade ............................................................. 32
Gambar 2 Struktur Organisasi BBWS Bengawan Solo .............................. 38
Gambar 3 Diagram Proses Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara / Lembaga ................................ 46
Gambar 4 Diagram Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Intern BBWS Bengawan Solo .......................................... ......... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Input Data Penelitian dan Analisis Deskriptif (X1, X2, X3)
Lampiran 3 Output Uji Validitas & Uji Reliabilitas
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian dari BBWS Bengawan Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini, hasil penelitian mengenai partisipasi anggaran,
budaya organisasi, dan kinerja manajerial masih menunjukkan pertentangan.
Hasil penelitian yang bertentangan tersebut mendorong para peneliti untuk
memeriksa variabel-variabel yang terlibat, dengan tujuan memperjelas hubungan
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial (Yusfaningrum, 2005: 656).
Para peneliti dalam bidang akuntansi telah lama berusaha untuk memahami
hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajer. Banyak riset
telah dilakukan terhadap hubungan tersebut. Para periset akuntansi di Amerika
Serikat telah banyak melakukan riset untuk memahami hubungan antara
partisipasi penganggaran dan kinerja manajer. Dalam riset-riset tersebut
partisipasi penganggaran merupakan variabel independen dan kinerja manajer
merupakan variabel dependen (Supriyono, 2003: 955).
Anggaran partisipatif merupakan pendekatan manajerial yang umumnya
dinilai dapat meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan
kinerja manajerial. Bukti empiris menunjukkan adanya ketidakjelasan pengaruh
anggaran partisipatif terhadap peningkatan kinerja manajerial. Beberapa
penelitian menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara anggaran
partisipatif dengan kinerja manajerial, beberapa penelitian menyatakan hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang tidak signifikan, bahkan beberapa peneliti menemukan hubungan yang
negatif (Tintri, 2002).
Penelitian Gul, dkk. (1995) dalam Tinri (2002) bahwa partisipasi yang
tinggi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
manajerial pada struktur desentralisasi, dan mempunyai pengaruh negatif pada
struktur sentralisasi. Pada penelitian Tinri (2002) menunjukkan bahwa partisipasi
dalam penyusunan anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap kinerja manajerial. Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran
akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial pada struktur
desentralisasi dan pengaruh negatif pada struktur sentralisasi. Partisipasi yang
tinggi dalam penyusunan anggaran akan mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kinerja manajerial pada kultur organisasional yang berorientasi pada
orang, dan mempunyai pengaruh yang negatif pada kultur organisaional yang
berorientasi pada pekerjaan.
Hasil penelitian Yusfaningrum (2005) menunjukkan partisipasi anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Yahya (2008)
menunjukkan terdapat pengaruh secara langsung partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial, tetapi hasil penelitian tersebut tidak dapat digeneralisasi pada
semua jenis organisasi.
Menurut Poerwati (2002: 737) partisipasi penyusunan anggaran merupakan
pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja
manajerial. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai
pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
konsekuensi moral untuk meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam
anggaran. Kinerja manajerial adalah kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi,
pengaturan staf (staffing), negosiasi dan perwakilan.
Nor (2007: 2) dalam penelitiannya menyatakan bahwa masalah-masalah
yang berkaitan dengan hubungan partisipasi anggaran dan kinerja telah diteliti
secara luas, namun kebanyakan bukti-bukti empiris memberikan hasil yang
bervariasi dan tidak konsisten. Misalnya Kenis, 1979; Brownell, 1982; Brownell
dan MccInnes 1986; Frucot dan Shearon, 1991; Indriantoro, 1995; menemukan
bahwa partisipasi penganggaran dan kinerja memiliki hubungan yang sangat
positif. Peneliti lain seperti Sterdy, 1960; Bryan dan Locke, 1967; Chenhall dan
Brownell, 1988; Milani, 1975, menemukan partisipasi penganggaran tidak
meningkatkan kinerja.
Hasil penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa hasil
temuan mereka tidak konsisten antara satu dengan lainnya, artinya beberapa
peneliti menghasilkan temuan yang tidak signifikan dan sebagian lainnya
menemukan hasil yang signifikan.
Dalam penelitian Supriyono dan Syakhroza (2003: 956) terdapat
pernyataan banyak riset yang telah dilakukan di Amerika Serikat untuk meneliti
variabel-variabel moderating yang mempengaruhi hubungan partisipasi
penganggaran dengan kinerja manajer, misalnya insentif berbasis anggaran
(Aranya, 1990), locus of control (Brownell, 1982; Frucot dan Shearon, 1991;
Kren, 1992), gaya kepemimpinan (Brownell, 1985), bidang fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
(Brownell, 1985), standarisasi produk (Brownell dan Merchant, 1990; Merchant,
1984)), otomasi proses (Brownell dan Merchant, 1990), asimetri informasi
(Dunk, 1995), ketidakpastian lingkungan (Govindarajan, 1986), desentralisasi
(Gui, Tsui, Fong, dan Kwok, 1995), ketercapaian anggaran (Lindquist, 1995),
ukuran organisasi (Merchant, 1981, 1984), daur hidup produk (Merchant, 1984),
motivasi (Mia, 1988), kesulitan tugas (Mia, 1989), peresponan keinginan sosial
(Nouri, Blau, dan Shahid, 1995), kecukupan anggaran (Nouri dan Parker, 1995),
komitmen organisasi (Nouri dan Parker, 1995), insentif (Tiller, 1983), keketatan
standar (Tiller, 1983).
Menurut Holmes dalam Poerwati (2002: 740), kultur organisasional
mempunyai pengaruh terhadap perilaku, cara kerja, serta motivasi para manajer
dan bawahannya dalam rangka mencapai kinerja organisasi. Anggaran yang
disusun secara partisipatif lebih mencerminkan bahwa keputusan-keputusan yang
penting dalam proses penyusunan anggaran dibuat secara kelompok dari pada
dibuat secara individual.
Dalam penelitian Supriyono dan Syakhroza (2003: 956) terdapat
pernyataan partisipasi penganggaran adalah luasnya pengaruh dan keterlibatan
manajer bawahan dalam penyusunan anggaran (Milani, 1975; Brownell, 1982b;
Nouri dan Parker, 1998; Poon, 2001). Kinerja manajer adalah kemampuan
manajer dalam melaksanakan tanggungjawabnya terhadap kualitas produk,
kuantitas produk, ketepatwaktuan produk, pengembangan produk baru,
pengembangan personel, pencapaian anggaran, pengurangan biaya (peningkatan
pendapatan), dan urusan publik (Govindarajan dan Gupta, 1985; Nouri dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Parker, 1998). Asimetri informasi adalah keadaan yang terjadi jika bawahan
memiliki informasi yang lebih banyak mengenai aktivitas organisasinya
dibandingkan dengan atasannya (Baiman dan Evans, 1983; Kren dan Liao, 1988;
Dunk, 1993).
Kenyataan yang dialami bahwa penyusunan anggaran pada BBWS
Bengawan Solo sudah menerapkan anggaran partisipasi yang melibatkan berbagai
tingkatan manajerial atau tingkatan pejabat struktural dalam organisasi, namun
peranan pejabat struktural tersebut belum diterapkan secara maksimal. Dalam
menjalin hubungan tersebut, budaya organisasi yang berorientasikan orang sangat
dibutuhkan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan. Pada saat partisipasi
penyusunan anggaran tinggi, dan budaya organisasi berorientasikan orang
semakin tinggi maka kinerja manajerial akan semakin tinggi. Sebaliknya pada
saat partisipasi penyusunan anggaran tinggi, dan budaya organisasi
berorientasikan orang rendah maka kinerja manajerial akan semakin rendah.
Penelitian ini mendeskripsikan partisipasi penyusunan anggaran, budaya
organisasi, dan kinerja manajerial pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan
Solo, menggunakan variabel yang digunakan dalam penelitian Poerwati (2002)
yang meneliti mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial: budaya organisasi dan motivasi sebagai variabel moderating.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada obyek
penelitian, metode penelitian, dan variabel motivasi tidak digunakan. Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul:
PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ORGANISASI, DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BALAI BESAR
WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas,
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat partisipasi
penyusunan anggaran, budaya organisasi, dan kinerja manajerial pada Balai Besar
Wilayah Sungai Bengawan Solo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat
partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, dan kinerja manajerial pada
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengembangkan teori yang diperoleh di
perkuliahan khususnya akuntansi manajemen.
2. Manfaat Praktis
Sebagai informasi pada BBWS Bengawan Solo tentang tingkat partisipasi
penyusunan anggaran, budaya organisasi, dan kinerja manajerial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang pengertian kinerja manajerial, partisipasi
penyusunan anggaran, budaya organisasi, , dan penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi jenis penelitian, definisi operasional dan pengukuran,
sumber data dan responden, populasi dan sampling, instrumen penelitian
(kuesioner), uji instrumen penelitian, dan metode analisis data.
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi gambaran umum Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Bengawan Solo, data penelitian, analisis data dan pembahasan.
Bab V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Landasan Teori
1. Pengertian Anggaran
Manajer dan karyawan dalam setiap organisasi pada umumnya
diarahkan pada pencapaian tujuan bersama, di mana tujuan menunjukan
rencana yang ingin dilaksanakan organisasi. Untuk mengkoordinasikan
kegiatan manajer dan karyawan, dikembangkan strategi yang menggambarkan
arah kebijakan-kebijakan, petunjuk-petunjuk umum serta program-program
kegiatan dalam pencapaian tujuan. Salah satu bentuk dari berbagai rencana
yang mungkin disusun oleh organisasi adalah anggaran.
Anggaran berbeda dengan forecast atau proyeksi. Dalam hal ini
Anthony dan Govindarajun (2007: 381) menyatakan pendapatnya:
"A budget is a management plan, with the implicit assumption that positive
steps will be taken by the budgetee-the manager who prepares the budget-to
make actual events correspond to the plan; a forecast is merely a prediction
of what -will most likely happe, carrying no implications that forecaster will
attempt to so shape events that forecast will be realized".
Pendapat tersebut menerangkan bahwa anggaran adalah rencana manajemen
dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif yang akan diambil untuk
merealisasikan rencana yang telah disusun, sedangkan ramalan semata-mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
merupakan prediksi tentang apa yang mungkin terjadi, tanpa ada usaha untuk
mempunyai apa yang akan terjadi, agar sesuai dengan ramalan.
Di bagian lain Schiff dan Lewin dalam Supomo dan Indriantoro (1998:
63) mengungkapkan bahwa anggaran adalah rencana keuangan perusahaan
yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja, alat untuk
memotivasi kinerja para anggota organisasi, alat koordinasi dan komunikasi
antara pimpinan dengan bawahan dalam organisasi dan alat untuk
mendelegasikan wewenang pimpinan kepada bawahan. Pendapat ini
menekankan bahwa dari berbagai fungsi anggaran, pada dasarnya merupakan
konsep anggaran yang lebih luas sebagai alat pengendalian. Pengendalian
dalam anggaran mencakup pengarahan atau pengaturan orang-orang
(direction of people) dalam organisasi.
Peneliti menyimpulkan bahwa pengertian anggaran adalah suatu
satuan moneter dan atau angka-angka meliputi periode tertentu dari suatu
kegiatan operasional perusahaan yang disertai dengan langkah-langkah
konkrit untuk merealisasikan rencana tersebut dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Konsep anggaran sektor publik menurut Bastian (2006: 163)
dinyatakan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran
yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.
Hal ini dapat diterangkan bahwa anggaran selalu menyertakan data
penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu. Pada organisasi sektor
publik melakukan pembedaan krusial antara tambahan modal dan penerimaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
serta tambahan pendapatan dan pengeluaran. Jenis anggaran sektor publik
adalah :
a. Anggaran negara dan Daerah APBN/APBD (Budget ox state).
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran
usaha setiap BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan
publik swasta.
Beberapa karakteristik anggaran sektor publik adalah sebagai berikut :
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan nonkeuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa
tahun.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusun anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
Anggaran pada organisasi sektor publik berfungsi sebagai berikut :
a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b. Anggaran merupakan cetak biru yang akan dilaksanakan di masa
mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai
unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan.
d. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien
dalam pencapaian visi organisasi.
f. Anggaran merupakan instrumen politik.
g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
Prinsip penganggaran yang paling umum dikenal adalah ekonomis,
efisien, dan efektif. Bastian (2006: 178) menyatakan bahwa anggaran sektor
publik mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Demokratis
Anggaran negara (di pemerintah Pusat dan Daerah) baik yang
berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran
harus ditetapkan melalui suatu proses mengikutsertakan sebanyak
mungkin unsur masyarakat, selain harus dibahas dan mendapatkan
persetujuan dari lembaga perwakilan rakyat.
b. Adil
Anggaran negara harus diarahkan secara optimum bagi
kepentingan orang banyak dan secara proporsional, dialokasikan bagi
semua kelompok dalam masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
c. Transparan
Proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggungjawaban
anggaran negara harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga
oleh masyarakat umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Bermoral tinggi
Pengelolaan anggaran negara harus berpegang pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan juga senantiasa mengacu ada etika
dan moral yang tinggi.
e. Berhati-hati
Pengelolaan anggaran negara harus dilakukan secara berhati-hati,
karena jumlah sumber daya yang terbatas dan mahal harganya.
f. Akuntabel
Pengelolaan keuangan negara harus dapat dipertanggungjawabkan
setiap saat secara intern maupun ekstern kepada rakyat.
Sistem penganggaran telah berkembang sesuai dengan pencapaian
kualitas yang semakin tinggi. Menurut Bastian (2006) perkembangan sistem
penganggaran bervariasi yaitu mulai dari Line Item Budgeting (Traditional
Budgeting) hingga Performance Budgeting.
a. Line Item Budgeting (Traditional Budgeting)
Line Item Budgeting dikenal dengan Traditional Budgeting adalah
penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana berasal dan
untuk apa dana tersebut digunakan. Tujuan utamanya adalah untuk
melakukan kontrol keuangan. Dalam pelaksanaannya karakteristik Line
Item Budgeting dinilai mengandung banyak kelemahan. Kelemahan-
kelemahan Line Item Budgeting yaitu perhatian terhadap laporan
pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran sangat sedikit,
mengabaikan pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang dianggarkan. Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional
dalam menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.
b. Incremental Budgeting
Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan
yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan. Suatu keunggulan jenis
tersebut dapat mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran,
sedangkan kelemahannya sama halnya dengan sistem anggaran line item.
c. Planning Programming Budgeting System
Planning Programming Budgeting System adalah suatu proses
perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang di dalamnya
terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin
timbul. Jenis anggaran ini juga dinilai masih banyak kelemahan, sehingga
mulai ditinggalkan oleh banyak pihak.
d. Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan
pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu
dan setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah.
e. Performance Budgeting
Performance Budgeting adalah sistem penganggaran yang berorientasi
pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
rencana strategis organisasi. Jenis anggaran ini telah berkembang pesat
dan telah banyak diterapkan terutama pada organisasi sektor publik.
2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran.
Partisipasi diambil dari bahasa asing participation artinya
mengikutsertakan pihak lain. Peningkatan partisipasi dalam organisasi
berkaitan dengan salah satu cara memotivasi karyawan. Pengertian partisipasi
adalah salah satu cara mengikutsertakan pihak lain (bawahan) secara langsung
dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan perencanaan,
menjelaskan maksud dan tujuan, meminta saran dan tanggapan, meminta.
informasi, serta meningkatkan pendelegasian wewenang. Menurut
Mangkunegara (2007) pengertian partisipasi adalah keterlibatan emosi dan
mental pegawai dalam situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk
menyumbang pada tujuan kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal
tersebut. Partisipasi manajemen adalah perilaku manajerial yang tidak
otokratik yaitu membatasi metode kerja bawahan dan mengontrol penyesuaian
bawahan. Pada tingkat partisipasi manajemen yang demokratis, atasan
menentukan tujuan bersama-sama dengan bawahannya. Begitu pula dalam
menentukan metode kerja yang akan digunakan dalam aktivitas kerja. Atasan
biasanya memberikan gambaran mengenai penggunaan berbagai metode
kerja, tetapi tidak menentukan sendiri metode kerja yang akan digunakan
dalam aktivitas kerjanya. Jadi hasil kerja dinilai bersama-sama dengan
bawahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Menurut PP RI Nomor 13 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 5 dijelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Jabatan Struktural adalah "Kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara".
Pengertian pejabat Struktural adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab untuk menduduki jabatan struktural tenentu
dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi di lingkungan pemerintah
Kota/Kabupaten yang ditempuh melalui penyelenggaraan Diklatpim sesuai
dengan Eselon yang dimiliki.
Kenis (1979) dalam Darlis (2002: 90) menyatakan bahwa partisipasi
anggaran adalah tingkat partisipasi manajer dalam mempersiapkan anggaran
dan berpengaruh dalam menentukan pencapaian tujuan anggaran di pusat
pertanggungjawabannya.
Argyris dalam Supomo dan Indriantoro (1998: 63) pernah melakukan
studi lapangan terhadap proses penyusunan lapangan terhadap proses
penyusunan anggaran pada empat perusahaan manufaktur skala menengah,
menemukan dampak fungsional anggaran terhadap sikap dan perilaku. Misal,
anggaran yang terlalu menekan cenderung akan menimbulkan agresi pekerja
(bawahan) terhadap manajemen (atasan) dan menyebabkan inefisiensi. Hal
tersebut dapat terjadi karena kemungkinan anggaran yang disusun terlalu kaku
(rigid) atau target yang ditetapkan dalam anggaran terlalu sulit untuk dicapai.
Aspek negatif dari anggaran dapat menimbulkan konflik dan
ketidaknyamanan di antara anggota organisasi. Untuk mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kemungkinan dampak disfungsional. Argyris dalam Supomo dan Indriantoro
(1998) menyarankan perlunya bawahan diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Tujuan yang diinginkan
perusahaan akan lebih dapat diterima, jika anggota organisasi dapat bersama-
sama dalam suatu kelompok mendiskusikan pendapat mereka mengenai
tujuan perusahaan, dan terlibat dalam menentukan langkah-langkah untuk
mencapai tujuan tersebut.
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses
organisasional, dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam
pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap para
individu tersebut. Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam
penyusunan anggaran merupakan proses di mana para individu. yang
kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkaji pencapaian
target anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target
anggaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Milani yang dikutip oleh Supomo
dan Indriantoro (1998: 63), bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan
dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang
membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran nonpartisipatif.
Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran
partisipatif dibandingkan dengan anggaran nonpartisipatif. Anggaran
partisipatif lebih memungkinkan bagi para manajer (sebagai bawahan) untuk
melakukan negosiasi dengan atasan, mengenai target anggaran yang menurut
mereka dapat dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3. Pengertian Budaya Organisasi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan
budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang
bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya
membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan
bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota
kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan
keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu,
budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya
dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan
(Asfiah: 2010).
Dalam Asfiah (2010) terdapat beberapa pengertian budaya organisasi
menurut beberapa ahli:
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn
(2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai
yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari
anggota organisasi itu sendiri.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar
(2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan
bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau
yang ada pada bagian-bagian organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah,
membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan
kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang
benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
e. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan
sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan
dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sistem
nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian
mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.
Menurut Robbins (1996 : 294) dalam Asfiah (2010), fungsi budaya
organisasi sebagai berikut :
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan
yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk
dilakukan oleh karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Menurut Robbins (2002: 247) budaya organisasi adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu sistem dari
makna bersama Menurut (Rivai, 2004: 271) budaya organisasi merupakan
standar untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima dengan baik
dan yang tidak dapat diterima.
Menurut Hofstede yang dikutip oleh Supomo dan Indriantoro (1998:
66), budaya atau kultur organisational merupakan keseluruhan pola
pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial, yang
membedakan dengan kelompok sosial yang lain. Menurut Hofstede dalam
Poerwati (2002: 739), budaya organisasi dapat diklasifikasikan ke dalam
berbagai tingkat, yaitu : nasional, daerah, gender, generasi, kelas sosial,
perusahaan/organisasi. Shein (1986), Hofstede (1980), Sackman (1992) dan
Meschi dan Roger (1995) dalam Supomo dan Indriantoro (1998: 66)
menyatakan bahwa pada tingkat organisasi, budaya merupakan serangkaian
asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan (belief), nilai-nilai dan persepsi dari para
anggota kelompok organisasi yang mempengaruhi dan membentuk sikap dan
perilaku kelompok yang bersangkutan. Di samping tercermin pada nilai-nilai,
kultur organisasional juga dimanifestasikan (diwujudkan) pada praktik-praktik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
organisasional, yang membedakan antara satu kelompok organisasional
dengan kelompok organisasional lain.
Hofstede dkk. yang dikutip oleh Supomo dan Indriantoro (1998: 67)
membagi kultur organisasional ke dalam enam dimensi praktis : (1) Process-
Oriented vs Results-Oriented, (2) Employee-Oriented vs Job-Oriented, (3)
Parochial vs Profesional, (4) Open systeem vs Closed System. (5) Loose
Control v.s Tight Control. (6) Normative; vs Pragmatic. Dari keenam dimensi
praktik kultur organisasional tersebut, menurut Hofstede dalam Poerwati
(2002: 740), dimensi praktik budaya organisasi yang mempunyai kaitan erat
dengan praktik-praktik pembuatan keputusan partisipasi penyusunan
anggaran, yaitu orientasi pada orang (employee oriented) dan orientansi pada
pekerjaan (Job oriental). Dimensi tersebut digunakan dalam penelitian ini
sebagai variabel kontijensi yang mempengaruhi hubungan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Tabel 1 menyajikan identifikasi karakteristik dimensi budaya
organisasi orientasi pada orang dan orientasi pada pekerjaan (Soepomo dan
Indriantoro, 1998: 67).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tabel 1
Karakteristik Dimensi Budaya Organisasi Orientasi pada Orang dan
Orientasi pada Pekerjaan
Orientasi pada Orang
Orientasi pada Pekerjaan
1. Keputusan-keputusan yang penting
lebih dibuat secara kelompok.
1
.
Keputusan-keputusan yang
penting lebih dibuat oleh
individu.
2. Lebih tertarik pada orang yang
mengerjakan daripada hasil
pekerjaan.
2
.
Lebih tertarik pada hasil
pekerjaan daripada orang yang
mengerjakan.
3. Memberikan petunjuk kerja yang
jelas kepada pegawai baru.
3
.
Kurang memberikan petunjuk
kerja yang jelas kepada pegawai
baru.
4. Peduli terhadap masalah pribadi
pegawai.
4
.
Kurang peduli terhadap masalah
pribadi pegawai.
Sumber: Hofstede, dikutip oleh Soepomo dan Indriantoro (1998: 67)
Sasangko (2002: 95) dalam penelitiannya menyatakan bahwa budaya
berdampak terhadap kinerja, budaya asli suatu organisasi diturunkan dari
filsafat pendirinya selanjutnya mempengaruhi perilaku seluruh jajaran
karyawan yang ada pada organisasi tersebut. Terbentuknya budaya suatu
organisasi untuk selanjutnya berkembang sesuai dengan perkembangan
organisasi itu sendiri.
Menurut Holmes yang dikutip oleh Poerwati (2002: 740), budaya
organisasi mempunyai pengaruh terhadap perilaku, cara kerja dan motivasi
para manajer dan bawahannya untuk mencapai kinerja organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan kultur (budaya),
ditentukan bahwa dimensi budaya mempunyai pengaruh terhadap partisipasi
penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja manajerial. Selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini, dimensi kultur praktik yang
bagaimana yang menyebabkan anggaran partisipatif dapat meningkatkan
kinerja manajerial.
4. Kinerja Manajerial
Pada dasarnya kepemimpinan dan manajemen adalah dua konsep yang
berbeda namun saling melengkapi. Persamaannya terletak pada pencapaian
keberhasilan atau sukses organisasi, sedangkan perbedaannya terletak pada
fungsi dan aktivitasnya. Menurut Gary Yuki (1994: 3) "Leadership is the
process of influencing, the activities of an organized group toward goal
achievement" (Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan mempengaruhi
kelompok dalam organisasi untuk mencapai prestasi sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan).
Menurut Mustopadidjaja (2008: 1) perbedaan antara pemimpin dan
manajer tampak dari kompetensi atau pun perannya masing-masing; yaitu:
pemimpin adalah orang yang dapat menentukan secara benar apa yang harus
dikerjakan, sedangkan manajer adalah orang yang dapat mengerjakan secara
benar semua tugas dan tanggung jawab yang ditentukan.
Menurut Mangkunegara (2007: 67) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja manajerial pada organisasi sektor publik pada umumnya
memiliki fungsi yang sama dengan perusahaan dimana keduanya didalamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
terkandung fungsi pengelolaan dan komplesitas tugas. Setiap organisasi
berkepentingan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja manajerial baik
dari level bawah, menengah dan level puncak.
Kinerja manajerial menurut Mahoney dalam Riyadi (2000) adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial,
antara lain: perencanaan, investigasi (pemeriksaan), pengkoordinasian,
pengevaluasian, pengawasan, pemilihan staf (staffing), negosiasi, dan
perwakilan representasi. Kegiatan-kegiatan manajerial tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan yaitu penentuan tujuan/kebijakan, skedul kerja, pembuatan
program, penganggaran, perencanaan prosedur dan lain-lain.
b. Investigasi (pemeriksaan) yaitu pengumpulan dan penyiapan informasi
dalam bentuk catatan, laporan, dan rekening, melakukan inventarisasi
(penentuan persediaan), penyiapan laporan keuangan, analisis pekerjaan.
c. Pengkoordinasian yaitu tukar menukar informasi dengan bagian lain untuk
menghubungkan dan menyesuaikan progam yang telah dibuat, hubungan
dengan manajer lain, pengaturan pertemuan-pertemuan, memberikan
informasi terhadap atasan, mencari kerja sama dengan departemen lain.
d. Pengevaluasian yaitu penilaian anggaran, kinerja yang diamati dan
dilaporkan (penilaian pegawai, penilaian laporan keuangan, dan
pemeriksaan produk.
e. Pengawasan yaitu pengarahan dan pengembangan bawahan
(membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja kepada bawahan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dan memberikan tugas atau pekerjaan serta menangani keluhan dari
bawahan.
f. Pemilihan staf (staffing) yaitu merekrut, mewawancarai, memilih pegawai
baru, menempatkan, mempromosikan, memutasi, memotivasi pegawai dan
memelihara kondisi kerja.
g. Negosiasi yaitu pembelian, penjualan dan kontrak untuk barang dan jasa,
menghubungi pemasok, melakukan perundingan dengan wakil penjual,
mengiklankan produk, mengumpulkan penawaran barang dan jasa.
h. Perwakilan/representasi yaitu menghadiri pertemuan-pertemuan dengan
perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara
kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, mempromosikan tujuan
umum perusahaan.
C. Penelitian Terdahulu
Brownell dalam Supomo dan Indriantoro (1998) melakukan studi
lapangan terhadap 48 manajer pusat biaya level menengah yang bekerja pada
perusahaan-perusahaan manufaktur skala besar di San Fransisco yang bertujuan
untuk mengukur hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial, menemukan hubungan posilif dan signifikan antara partisipasi dengan
kinerja manajerial. Selanjutnya, Brownell dan Melnnes dalam Supomo dan
Indriantoro (1998) melakukan penelitian dengan mengirimkan kuesioner kepada
para manajer tingkat menengah dari berbagai fungsi pada tiga perusahaan
manufaktur, dua, bergerak dalam industri elektronik dan satu industri baja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berdasarkan jawaban dari 224 responden, mereka menemukan bahwa partisipasi
yang tinggi dalam anggaran meningkatkan kinerja manajerial.
Penelitian Indriantoro (1993) dalam Riyadi (2000:135) menemukan
hubungan positif signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial. Penelitian Supomo dan Indriantoro (1998: 74) menunjukkan
partisipasi penyusunan anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap kinerja manajerial.
Penelitian Poerwati (2002: 737) partisipasi penyusunan anggaran
merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan
kinerja manajerial. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan
mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai
tanggung jawab dan konsekuensi moral untuk meningkatkan kinerja sesuai yang
ditargetkan dalam anggaran. Kinerja manajerial adalah kinerja manajer dalam
kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi,
supervisi, pengaturan staf (staffing), negosiasi dan perwakilan.
Hasil penelitian-penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak
konsisten. Sejalan pendapat Govindarajan dalam Riyadi (2000: 135), untuk
menyelesaikan perbedaan dari berbagai hasil penelitian, dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kontijensi (contigency approach). Pendekatan ini
secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial. Berdasarkan telaah hasil penelitian yang menguji pengaruh faktor
kondisional sebagai variabel moderating yang mempengaruhi partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
penyusunan anggaran dalam peningkatan kinerja manajerial, menurut Brownell
yang dikutip oleh Supomo dan Indriantoro (1998:62) mengelompokkan faktor-
faktor kondisional ke dalam empat kelompok variabel, yaitu : kultural,
organisasional, interpersonal dan individual.
Dalam penelitian Supomo dan Indriantoro (1998) yang menggunakan 79
responden yaitu manajer perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa pariisipasi penyusunan anggaran tidak secara langsung
mempengaruhi kinerja manajerial. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial signifikan positif pada kultur organisasi yang
berorientasi orang dan merunjukkan hasil yang negatif pada kultur organisasi
yang berorientasi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan
instrumen kuisioner (survei) dan wawancara di BBWS Bengawan Solo dengan
menitikberatkan pada deskripsi untuk setiap variabel.
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Kinerja Manajerial
Definisi operasional variabel kinerja manajerial adalah hasil suatu
pekerjaan dan kontribusi anggota pada organisasi yang berkaitan dengan
fungsi-fungsi manajerial. Instrumen kinerja manajerial, diukur dengan
menggunakan indikator yang dikembangkan Mahoney (1963) yaitu:
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, supervisi, pemilihan
staff, negosiasi, dan perwakilan.
Instrumen kinerja manajerial menggunakan kuesioner yang diukur
dengan skala Likert 5 poin (Sangat Memuaskan = 5, Memuaskan = 4, Cukup
Memuaskan = 3, Tidak Tidak Memuaskan = 2 dan Sangat Tidak Memuaskan
= 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran
Definisi operasional variabel partisipasi penyusunan anggaran adalah
tingkat sejauh mana keterlibatan para manajer (pejabat struktural) dalam
menyusun anggaran yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk
mendukung/mendorong para manajer lainnya (level pejabat struktural) untuk
lebih aktif di dalam memahami anggaran yang disusun. Instrumen partisipasi
penyusunan anggaran diukur dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Milani (1975) dan telah dimodifikasi yaitu: tingkat
keterlibatan (partisipasi), pengaruh yang dirasakan dan kontribusi dalam
proses penyusunan anggaran.
Instrumen partisipasi penyusunan anggaran menggunakan kuesioner
yang diukur dengan skala Liken 5 poin (Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Netral
= 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = l).
3. Variabel Budaya Organisasi
Definisi operasional variabel budaya organisasi adalah suatu kesatuan
pandangan/persepsi, perasaan serta perilaku dari individu-individu dalam
organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama (organisasi). Instrumen
budaya organisasi dengan jumlah pertanyaan sebanyak 8 butir. Variabel ini
diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Hofstede (1999), setiap
item kuesioner berisi pernyataan mengenai dimensi kultur organisasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mempertentangkan antara orientasi pada orang dan orientasi pada pekerjaan.
Instrumen budaya organisasi menggunakan kuesioner yang diukur dengan
skala Likert 5 poin (Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Netral = 3, Tidak Setuju =
2 dan Sangat Tidak Setuju = 1).
C. Sumber Data dan Responden
Data penelitian ini bersumber dari data primer berupa data persepsi atau
hasil jawaban responden terhadap kuesioner penelitian. Data yang diperlukan
berupa data persespi responden tentang partisipasi penyusunan anggaran, budaya
organisasi, dan kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini adalah 43
pejabat level menengah ke bawah di BBWS Bengawan Solo. dengan perincian: 5
orang Kepala Bagian/Bidang, 3 Kepala Sub Bagian, 8 Kepala Seksi, 7 Kepala
Urusan, 15 Kepala Sub Seksi, dan 5 Pejabat Pembuat Komitmen.
D. Sampling
Metode penentuan sampel pada penelitian ini adalah purposif sampel
yang kriteria penentuan sampelnya merupakan tujuan penelitian. Kriteria sampel
pada penelitian ini adalah semua pejabat level menengah kebawah di BBWS
Bengawan Solo dan pejabat pada satuan kerja BBWS Bengawan Solo sejumlah
43 responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
E. Instrumen Penelitian (Kuesioner)
Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner yaitu dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden yang berhubungan
dengan penelitian dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia.
Pengiriman kuesioner ditujukan kepada responden yaitu para pejabat struktural di
BBWS Bengawan Solo. Mengingat variabel-variabel dalam penelitian ini
merupakan hal yang subyektif dan berdasar atas persepsi responden, oleh karena
itu variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin.
Data yang diperoleh dari kuesioner dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok I, berisi pertanyaan tentang diri responden: nama, jenis kelamin
(Laki-laki/Perempuan), jabatan (Kepala bidang/Kepala bagian/Kepala sub
bagian/Kepala Seksi/Kepala urusan/Kepala sub Seksi/Pejabat Pembuat
Komitmen), dan pendidikan tertinggi (SMA/DIII/S1/S2). Data ini tidak
dikenakan pengukuran dan hanya sebagai identitas responden.
b. Kelompok II, berisi 3 Bagian Instrumen : Bagian I mengenai pertanyaan yang
berhubungan dengan partisipasi penyusunan anggaran dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 7 butir. Bagian II mengenai pertanyaan yang
berhubungan dengan budaya organisasi jumlah pertanyaan sebanyak 8 butir.
Bagian III mengenai pertanyaan yang berhubungan dengan kinerja manajerial
dengan jumlah sebanyak 9 butir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
F. Uji Instrumen Penelitian
Untuk menguji kelayakan instrumen dalam penelitian ini dilakukan Uji
validitas dan reliabilitas instrumen sebagai berikut:
1. Uji validitas
Uji validitas adalah perhitungan yang digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya satu kuesioner (Ghozali, 2005: 131). Tujuan uji validitas
dalam penelitian ini untuk mengukur ketepatan atau valid tidaknya butir
pertanyaan instrumen partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi,
dan kinerja manajerial. Pengujian dilakukan dengan rumus Pearson
Correlation dan perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS. Butir
pertanyaan dinyatakan valid jika pada tingkat signifikan 5% masing-masing
butir menghasilkan nilai p value < 0.05 atau rhitung > rtabel. Sebaliknya butir
pertanyaan dinyatakan tidak valid jika pada tingkat signifikan p value > 0,05
atau rhitung < rtabel .
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah perhitungan untuk menguji tingkat seberapa
besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Tujuan uji
reliabilitas dalam penelitian ini untuk menguji tingkat
kestabilan/kekonsistenan instrumen partisipasi penyusunan anggaran, budaya
organisasi, dan kinerja manajerial. Rumus uji reliabilitas menggunakan rumus
Cronbach Alpha. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan kriteria yang dikemukakan Nunnally yaitu instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dinyatakan reliabel jika dari hasil perhitungan memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,6. (Ghozali, 2005: 42).
G. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap semua
variabel yang digunakan dengan merata-rata nilai poin hasil jawaban survei
kuisioner. Rata-rata tersebut kemudian diprosentasekan dan diklasifikasikan
sesuai dengan skala yang telah ditentukan untuk setiap variabel.
Menurut Betrianis (2006: 224) penentuan tingkat penilaian didasarkan
pada Triangular Fuzzy Grade. Fuzzifikasi dilakukan dengan memetakan score ke
dalam fungsi keanggotaan.. Fuzzy grade set ini diindikasikan dengan vektor fuzzy
G = {A, B, C, D, E, F}. Enam tingkatan ini menunjukkan hasil penilaian yang
bersifat gradasi mulai dari yang baik sampai yang buruk. Seluruh tingkat ini
didefinisikan dengan menggunakan triangular fuzzy number dari angka penilaian
sebagai berikut.
Gambar. 1 . Triangular Fuzzy Grade
1.0
0.0
0 2 4 6 8 10
F E D C B A
S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Keterangan :
F = (0,0,2) = Sangat Buruk
E = T(0,2,4) = Buruk
D = T(2,4,6) = Cukup
C = T(4,6,8) = Cukup Baik
B = T(6,8,10) = Baik
A = T(8,10,10) = Sangat Baik
Grade diatas digunakan dalam pembahasan hasil analisa untuk
menentukan tingkat keberhasilan variabel-variabel yang di pakai dalam
penelitian (Partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, dan kinerja
manajerial).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo
1. Sejarah Perkembangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan
Solo
Sejarah perkembangan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
tidak terlepas dari pengelolaan sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan
Solo merupakan sumber air yang cukup potensial bagi usaha-usaha
Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA), untuk memenuhi berbagai
keperluan antara lain Domestik, Air Baku Perkotaan, Industri, Irigasi, dll.
Di samping sifat yang menguntungkan seperti tersebut di atas, Bengawan
Solo juga mempungai sifat yang merugikan, yaitu berupa bencana
kekeringan pada musim kemarau dan bencana banjir pada saat tertentu di
musim hujan. Dampak negatif banjir ini menimbulkan kerugian harta benda
dan jiwa manusia yang tidak sedikit.
Akibat terjadinya banjir besar tahun 1966, pemerintah membentuk
“Proyek Penanggulangan Bencana Alam” yang tugasnya antara lain untuk
menangani akibat banjir tersebut, sedang pengembangan sumber daya air
(SDA) di wilayah sungai Bengawan Solo dimulai pada tahun 1969, setelah
terjadinya banjir besar dengan membentuk Badan Pelaksanan “Proyek
Bengawan Solo”, berpusat di kota Surakarta, berdasarkan Kep Men PUTL
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
No: 135/KPTS/1969, dengan kegiatan berupa perbaikan-perbaikan
kerusakan akibat banjir tahun 1966 dan 1968. Pada tahun 1972, dengan
bantuan teknis Overseas Technical Cooperation Agency (OTCA) dari
Jepang (saat ini dikenal dengan nama Japan International Cooperation
Agency atau JICA), yang dimulai dengan survei dan studi menyeluruh pada
Wilayah Sungai. Rumusan Master Plan / Rencana Induk selesai pada tahun
1974. Fokus Master Plan OTCA adalah pada pengembangan beberapa
bendungan serbaguna dengan sasaran pengembangan irigasi/pertanian,
perbaikan sungai, rencana pengendalian banjir, pengembangan tenaga
listrik, bangunan penahan pasir, dan pengembangan daerah rawa. Sampai
saat ini rencana induk telah dikaji ulang yang disebut Rencana Induk
(2001) Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Satuan wilayah
Sungai Bengawan Solo atau yang disebut pula CDMP ( Comprehensive
Development and Management Plan), yang telah mendapatkan persetujuan
dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta dalam
penyusunannya telah berusaha melakukan konsultasi dengan masyarakat
dan partisipasi stakeholders untuk mengidentifikasi masalah-masalah
pengelolaan air dan kebutuhan pengembangan untuk merumuskan
kebutuhan pengembangan sumberdaya air dan strategi pengelolaan
Sumberdaya Air di Satuan Wilayah Sungai Bengawan Solo.
Sesuai dengan berjalannya waktu organisasi pengelola wilayah sungai
Bengawan Solo selalu berubah dan sampai akhir tahun 2006 menjadi
“Induk Pelaksana Kegiatan Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Solo” (IPKPWSBS). Pada tahun 2007, pemerintah membentuk organisasi
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air untuk Wilayah Sungai Bengawan Solo dengan nama “Balai Besar
Wilayah Sungai Bengawan Solo” (BBWSBS).
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo saat ini dipimpin
oleh Bapak Ir. Graita Sutadi, MSc. Sedangkan landasan hukum
didirikannya organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
adalah:
a. UU No. 7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
d. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
e. Permen PU No. 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria & Penetapan
Wilayah Sungai.
f. Persetujuan Men.PAN No. B/1616/M.PAN/6/2006 tentang
Pembentukan UPT dilingkungan Ditjen. SDA & Ditjen. Bina Marga
Dep. PU.
g. Persetujuan Men PAN No. B/2427/M.PAN/10/2006 tentang
Pembentukan UPT dilingkungan Ditjen. SDA & Ditjen. Bina Marga
Dep. PU.
h. Permen PU No. 12/PRT/M/2006 tentang Susunan Organisasi & Tata
Kerja Balai Besar Wil. Sungai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
i. Permen PU No. 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan atas Permen PU
No: 12&13 tentang Susunan Organisasi & Tata Kerja Balai Besar/Balai
Wil. Sungai.
2. Struktur Organisasi
Susunan organisasi BBWS Bengawan Solo terdiri atas Organisasi
Struktural dan Organisasi Non Struktural. Bagan struktur organisasi BBWS
Bengawan Solo dapat dilihat sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. Penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo
1. Sistem penganggaran pada BBWS Bengawan Solo
Sistem penganggaran pada BBWS Bengawan Solo adalah sistem
anggaran berbasis kinerja, cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan
pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang
telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk
belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan
diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau
tidak. Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang
diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya
dihubungkan dengan hasil dari pelayanan.
Anggaran kinerja mencerminkan beberapa hal. Pertama, maksud dan
tujuan permintaan dana. Kedua, biaya dari program-program yang diusulkan
dalam mencapai tujuan ini. Dan yang ketiga, data kuantitatif yang dapat
mengukur pencapaian serta pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap
program. Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini berfokus pada efisiensi
penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah perbandingan
antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien, apabila output
yang dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau output yang
dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit. Anggaran ini tidak
hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi pada
sistem anggaran tradisional, tetapi juga didasarkan pada tujuan/rencana
tertentu yang pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
anggaran biaya yang cukup dan penggunaan biaya tersebut harus efisien dan
efektif.
Berbeda dengan penganggaran dengan pendekatan tradisional,
penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi output.
Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja, maka
mindset kita harus fokus pada "apa yang ingin dicapai". Kalau fokus ke
"output", berarti pemikiran tentang "tujuan" kegiatan harus sudah tercakup di
setiap langkah ketika menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada
segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil
kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah
performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan
menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem
penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran
tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan
hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan
Anggaran Berbasis Kinerja (ABK).
Siklus anggaran adalah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran
disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undang-
undang. Siklus anggaran berbeda dengan tahun anggaran. Tahun anggaran
adalah masa satu tahun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
anggaran atau waktu di mana anggaran tersebut dipertanggungjawabkan.
Jelaslah, bahwa siklus anggaran bisa mencakup tahun anggaran atau melebihi
tahun anggaran karena pada dasarnya, berakhirnya suatu siklus anggaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
diakhiri dengan perhitungan anggaran yang disahkan oleh undang-undang.
Siklus anggaran terdiri dari beberapa tahap (fase) yaitu:
a. Tahap penyusunan anggaran
b. Tahap pengesahan anggaran
c. Tahap pelaksanaan anggaran
d. Tahap pegawasan peaksanaan anggaran
e. Tahap pengesahan perhitungan anggaran
Untuk dapat menyusun Anggaran Berbasis Kinerja terlebih dahulu
harus disusun perencanaan strategik (Renstra). Penyusunan Renstra dilakukan
secara obyektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada di dalam
pemerintahan dan masyarakat. Agar sistem dapat berjalan dengan baik perlu
ditetapkan beberapa hal yang sangat menentukan yaitu standar harga, tolok
ukur kinerja dan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundangundangan. Pengukuran kinerja (tolok ukur) digunakan
untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Salah
satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah adalah
aspek keuangan berupa ABK. Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja
perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator
masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar
input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu
dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan keluaran (output) yang dihasilkan, peran Analisa Standar Biaya (ASB)
sangat diperlukan. ASB adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya
yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Rencana Strategis Kementerian PU 2010-2014 disusun sesuai dengan
Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan bahwa setiap Kementerian/
Lembaga diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra
K/L), yang merupakan dokumen perencanaan Kementerian/ Lembaga untuk
periode 5 (lima) tahun.
Penyususunan Renstra 2010-2014 ini, disamping berdasarkan pada
tugas dan fungsi Kementerian, juga berlandaskan pada pemetaan kondisi
lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang serta mengacu pada
arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 maupun Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 205-2025. Susunan Renstra 2010-2014 ini
dimulai dengan pemaparan tentang kondisi dan tantangan penyelenggaraan
bidang pekerjaan umum dan permukiman; visi, misi, tujuan dan sasaran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman; strategi penyelenggaraan
infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman; serta program dan kegiatan.
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum ini selanjutnya akan menjadi acuan
dalam penyusunan rencana aksi masing-masing unit utama (satminkal) di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum serta Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014.
Sesuai PMK Nomor 69/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Revisi
Anggaran Tahun Anggaran 2010, bahwa anggaran dapat dilakukan revisi
dalam rangka menyesuaikan anggaran belanja Pemerintah Pusat dengan
perubahan keadaan, prioritas kebutuhan, dan percepatan pencapaian kinerja
kementerian negara/lembaga. Revisi anggaran adalah perubahan dan/atau
pergeseran rincian anggaran belanja pemerintah pusat yang telah ditetapkan
dalam satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK) tahun anggaran 2010
dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Revisi anggaran terdiri
atas:
a. perubahan berupa penambahan Pagu (jumlah dana) anggaran belanja;
dan/atau
b. perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal pagu
anggaran tetap atau berkurang.
Revisi anggaran memiliki batasan sebagai berikut.
a. Revisi anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan
pengurangan alokasi anggaran terhadap:
1). kebutuhan biaya operasional satuan kerja (kegiatan 0001 dan kegiatan
0002) kecuali untuk memenuhi biaya operasional pada satuan kerja
lain;
2). Pembayaran berbagai tunggakan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3). Kebutuhan pegadaan bahan makanan untuk tahanan/narapidana
kecuali untuk memenuhi kebutuhan pengadaan bahan makanan untuk
tahanan/narapidana pada satuan kerja lain;
4). Rupiah murni pendamping PHLN;
5). kegiatan yang bersifat multi years; dan
6). kelompok pengeluaran /subkegiatan/kegiatan yang telah dikontrakkan
dan / atau direalisasikan dananya sehingga menjadi minus.
b. Revisi anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah target kinerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
1). Tidak mengubah sasaran program;
2). Tidak mengubah jenis dan satuan keluaran (output) kegiatan; atau
3). Tidak mengurangi volume keluaran (output) kegiatan prioritas
nasional atau prioritas kementerian negara/lembaga.
2. Partisipasi Penyusunan Anggaran pada BBWS Bengawan Solo
Menurut hasil wawancara (Proses penganggaran internal) dan PP
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKAKL,
penyusunan anggaran di BBWS Bengawan Solo melibatkan seluruh level
pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan yang ada mulai dari level paling bawah
yaitu: kepala urusan (kaur), dan kepala sub seksi/pelaksana teknik (kasubsi),
sampai dengan level manajerial paling atas yaitu: kepala bidang, kepala satuan
kerja (ka satker), dan kepala Balai. Hal tersebut menandakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo menerapkan partisipasi
dalam penyusunan anggaran.
Penganggaran di BBWS Bengawan Solo untuk tahun anggaran 2010
didasarkan pada PP Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan RKAKL, PMK No.119/PMK.02/2009 tentang petunjuk
penyusunan dan penelaahan RKAKL 2010, PMK No. 91/PMK.06/2007
tentang Bagan Akun Standar, Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-
33/PB/2008 tentang pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja
Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal sesuai dengan PMK No.
91/PMK.06/2007, dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-08/PB/2009
tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar. Proses penyusunan
anggaran dari mulai penyusunan anggaran sampai dengan disahkannya
dokumen anggaran atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang
menjadi acuan kerja selama satu periode atau satu tahun anggaran pada
BBWS Bengawan Solo adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
Gambar 3.
Lampiran IV PP RI No. 21 Tahun 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar .4
Diagram Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Intern
BBWS Bengawan Solo
(Hasil Wawancara dengan Kasi Program, Bidang Program dan Evaluasi)
Ditjen
SD
A
Bagian / Bidang
Masing - masing
Bid Program &
Evaluasi
Ka. Satker
Direktorat di Link.
Ditjend. SDA
Kementerian PU
Direktorat Bina
Program Ditjen SDA
Kaur / Ka. Subsi
Ka.Sub. Bag / Kasi /
PPK
Pen
yusu
nan
Intern
al di L
ingkungan
BB
WS
Ben
gaw
an S
olo
Ka. Balai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo dimulai dari
penyusunan rencana strategis (Renstra) yang dibuat dengan periode 5
(lima) tahun anggaran sesuai dengan renstra Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), yang
kemudian penyusunan rencana kerja yang dibuat dalam periode 1 (satu)
tahun anggaran sesuai dengan renstra.
Proses penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo secara
umum yang dirinci pada gambar 3 dan 4 adalah sebagai berikut.
a. Penyusunan anggaran dimulai dari penyusunan Renstra yang
merupakan acuan penyusunan renja selama 5 (lima) tahun.
b. Langkah kedua adalah penyusunan renja secara manual yang
kemudian diinput kedalam aplikasi RKA-KL untuk mempermudah
dalam Penyusunan anggaran yang dibuat dalam berbagai form isian
sesuai kebutuhan.
Prosedur penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo adalah
sebagai berikut.
a. Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Intern BBWS
Bengawan Solo.
1). Kaur/Kasubsi dibantu staff menyusun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Kerangka Acuan kerja (KAK) sesuai dengan prioritas
program yang telah dibuat dalam renstra untuk renja tahun
anggaran tersebut. RAB berisi mengenai rincian
kegiatan/pekerjaan, honor/bahan/alat, volume, dan perkiraan harga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
bahan yang digunakan pada kegiatan/kegiatan. KAK berisi
penjelasan dasar pelaksanaan kegiatan/pekerjaan yaitu: input,
output, dan outcome, serta angkah pelaksanaan kegiatan/pekerjaan
(desain, jadwal pelaksanaan, dll). RAB dan KAK diserahkan
kepada Kasub. Bag/Kasi/PPK untuk diotorisasi (1 copy untuk
arsip).
2). RAB dan KAK kemudian diserahkan kepada Bagian/Bidang
masing-masing (Bagian Tata Usaha, Bidang Operasional &
Pemeliharaan, Bidang PJSA, Bidang PJPA, dan Bidang Program
Evaluasi) untuk seleksi kegiatan sesuai Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) yang telah ditetapkan DPR. Bidang masing-masing
menyeleksi dan menginput data yang diperoleh dalam bentuk RAB
dan KAK kedalam aplikasi RKA-KL, sehingga menjadi satu-
kesatuan anggaran untuk setiap bidang. Data backup RKA-KL
beserta RAB&KAK sebagai pendukung diserahkan kepada Bidang
Perencanaan & Evaluasi sebagai koordinator penganggaran (1 set
copy untuk arsip).
3). Bidang Perencanaan & Evaluasi menerima backup RKA-KL
beserta RAB&KAK sebagai pendukung, kemudian melakukan
penggabungan backup RKA-KL dari setiap bidang sehingga
menjadi satu-kesatuan anggaran Satuan kerja (satker) dan
melakukan pengecekan ulang mengenai kesesuaian terhadap RKP,
Bagan Akun Standar (BAS), dan standar biaya yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Bidang Perencanaan & Evaluasi mencetak anggaran satker melalui
aplikasi RKA-KL yang kemudian meminta otorisasi kepala satker
dan melaporkan hasil pelaksanaan anggaran internal kepada kepla
balai.
4). Bidang Perencanaan & Evaluasi mengkoordinasi anggaran yang
telah diotorisasi kepala satker untuk penelaahan anggaran di
Direktorat jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum.
Penelaahan di Dirjen SDA oleh Direktorat di lingkungan Dirjen
SDA (Dir. Sungai, Danau, dan Waduk/SUDAWA; Dir. Irigasi, dan
Dir. Rawa&Pantai) untuk kesesuaian dengan kegiatan prioritas di
masing-masing bidang kegiatan, yang kemudian penelaahan oleh
Direktorat Bina Program untuk kesesuaian BAS, dan Standar
Biaya yang berlaku.
b. Proses Penyusunan Rencana kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
1). RKA-KL hasil pembahasan diDirjen SDA kemudian dilakukan
pembahasan di Kementerian Perencanaan untuk kekonsistenan
terhadap RKP.
2). RKA-KL hasil pembahasan di kementerian perencanaan kemudian
dilakukan pembahasan kekonsistenan kegiatan prioritas anggaran
dalam RKP dan penelaahan lampiran pendukungnya (RAB &
KAK) sesuai RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Negara) untuk tahun anggaran tersebut oleh Dirjen Anggaran,
Kementerian Keuangan.
3). Bersama Surat pengesahan Menteri Keuangan mengenai anggaran
yang diusulkan, RKA-KL dibahas di DPR mengenai kesesuaian
anggaran terhadap RAPBN dan Undang-undang APBN.
4). RKA-KL hasil pembahasan di DPR kembali ke Kementerian
Keuangan (Dirjen Perbendaharaan) untuk pengubahan data RKA-
KL menjadi konsep Dokumen Pelaksanaan Anggaran (konsep
DIPA). Konsep DIPA dilakukan pengecekan ulang oleh Bidang
Program & Evaluasi BBWS Bengawan Solo didasarkan pada
RKA-KL hasil pembahasan di DPR. Jika konsep DIPA sudah
benar, maka DIPA disahkan dan diserahkan kepada BBWS
Bengawan solo sebagai Pedoman operasional Kerja selama 1 tahun
anggaran. DIPA merupakan ringkasan RKA-KL yang mencakup
program kegiatan sampai dengan mata anggaran, volume, dan
jumlah dana anggaran 1 tahun anggaran, sedangkan RKA-KL
mencakup program sampai dengan rincian pekerjaan, volume
rincian kebutuhan dalam 1 pekerjaan, dan biaya rincian kebutuhan
dalam 1 pekerjaan dalam 1 tahun anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
C. Budaya Organisasi BBWS Bengawan Solo
Budaya organisasi yang diterapkan pada BBWS Bengawan Solo
adalah Budaya organisasi yang berorientasi pada orang dengan tujuan
membangun budaya kerja prestatif melalui perubahan pola pikir, sikap mental,
dan perilaku. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memenuhi 7 (tujuh) aspek
sebagai berikut (Pedoman Pusdiklat Dept. Pekerjaan Umum).
1. Kepribadian
Kepribadian adalah suatu kesatuan yang dinamis dan merupakan
unit dari sistem psikofisik yang menentukan perilaku dan pemikiran
seseorang secara khas, serta membimbing dan memberi arah pada seluruh
tingkah laku tersebut. Ciri khas kepribadian merupakan integrasi dari sifat
bawaan dan pengaruh lingkungan yang tampil dalam bentuk sikap,
perilaku, dan perbuatan seseorang.
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi merujuk kepada; kemampuan mengenali
perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,
serta kemampuan pengendalian diri/mengelola informasi diri sendiri dan
dalam hubungannya dengan orang lain. Atas dasar itu kecerdasan
emosional mencakup 5 kacakapan, yaitu: kesadaran emosi, pengelolaan
emosi/pengendalian diri, motivasi diri, empati pada sesama, dan
keterampilan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3. Hubungan antar Manusia
Dalam konteks instansi, lingkungan terbaik dalam tumbuhnya
kepemimpinan yang baik adalah lingkungan dengan hubungan
interpersonal yang berlangsung baik. Hubungan antar manusia yang baik
akan berpengaruh positif terhadap hubungan antara bawahan dengan
atasan dan lebih luas lagi berpengaruh terhadap performa manajerial
instansi.
4. Jenjang / tangga kebutuhan manusia
Jenjang kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya
adalah sebagai berikut.
a. kebutuhan fisik
b. kebutuhan perlindungan
c. kebutuhan sosial
d. kebutuhan penghargaan
e. kebutuhan aktualisasi diri
5. Kepuasan dan Ketidak puasan Kerja
Kepuasan dalam bekerja adalah kondisi dasar untuk mencapai
kinerja unggul. Faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja adalah
faktor material (misalnya: gaji, fasilitas kerja,dll). Faktor yang
menyebabkan kepuasan kerja lebih bersifat Imaterial yang lebih cenderung
untuk memenuhi hasrat kejiwaan manusia (misalnya: bidang kerja yang
sesuai, penghargaan terhadap prestasi, dll).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
6. Potensi unik
Potensi unik merupakan potensi yang spesifikasi dimiliki
seseorang yang lain dari pada lainnya. Salah satu indikasi keunikan
tersebut adalah adanya kesulitan yang tinggi untuk bisa disamai/ditiru
orang lain.
7. Penetapan tujuan hidup
Seperti halnya sebuah organisasi manusia sebagai individu dalam
kehidupannya di dunia ini menyandang sebuah misi kehidupan, maka
untuk memberikan motivasi dalam gerak langkah kehidupannya
diperlukannya pada visi kehidupan. Kebebasan manusia untuk memilih
jalan hidupnya memiliki konsekuensi untuk menciptakan manajemen
kehidupan dengan tahapan diantaranya: merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengontrol diri apa yang ia
laksanakan dalam hidupnya.
Realisasi dan evaluasi penerapan budaya organisasi pada BBWS
Bengawan Solo adalah sebagai berikut.
1. Realisasi Budaya organisasi
BBWS Bengawan Solo merupakan satuan kerja dibawah
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum yang
menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, wilayah
kerjanya mulai dari Kabupaten Wonogiri sampai dengan Kabupaten
Bojonegoro. BBWS Bengawan Solo dipimpin oleh seorang Kepala Balai
dan membawahi kepala Bidang / kepala Bagian. Kepala Bidang / Kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Bagian membawahi Kepala Seksi / Kepala Sub Bagian, yang selanjutnya
Kepala Seksi / Kepala Sub Bagian membawahi Kepala Sub Seksi / Kepala
Urusan.
Tugas dan tanggung jawab pejabat tersebut diatas adalah sebagai
berikut.
a. Kepala Balai
Kepala Balai bertugas dan bertanggung jawab untuk
menetapkan kebijakan umum, menjalankan pengawasan,
Pengendalian, dan pembinaan pada BBWS Bengawan Solo.
b. Kepala Bidang / Kepala Bagian
Kepala Bidang / Kepala Bagian merupakan pimpinan
tertinggi dalam pelaksanaan operasional dan memegang kebijakan
sehari-hari perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Kepala Balai, serta mempertanggungjawabkan kegiatan
perusahaan secara periodik kepada Kepala Balai.
c. Kepala Seksi / Kepala Sub Bagian
Kelapa seksi / Kepala sub Bagian bertugas dan bertanggung
jawab dalam mengkoordinasikan, mengendalikan, dan menyusun
sistem prosedur seluruh kegiatan pada unit kerja yang dipimpinnya.
d. Kepala Sub Seksi / Kepala Urusan
Kepala Sub Seksi / Kepala Urusan bertugas dan bertanggung
jawab dalam hal memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan
kerja, serta meningkatkan kedisiplinan kerja bawahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Sebagian besar pegawai pada BBWS Bengawan Solo adalah
pegawai negeri sipil pusat dan pegawai negeri sipil dinas pemerintah
daerah yang diperbantukan. Pelaksanaan kerja pada BBWS Bengawan
Solo menerapkan 5 (lima) hari kerja dalam satu minggu yang dimulai dari
hari senin sampai dengan hari jumat. Jam kerja pada BBWS Bengawan
Solo dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dan satu
jam istirahat pada pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
Penerapan disiplin kerja pada BBWS Bengawan Solo menggunakan
Daftar hadir kerja harian yang diawasi langsung oleh Kepala seksi /
Kepala sub Bagian untuk masing-masing unit kerja.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap jalannya disiplin kerja
pada BBWS Bengawan Solo pada umumnya sebagian besar pegawai telah
mematuhi peraturan yang dicanangkan, tetapi sering terjadi pelanggaran
jam kerja. Sebagian pegawai sering meninggalkan kerja sebelum
waktunya, ini dikarenakan lemahnya pengawasan yang diakibatkan dari
penerapan Daftar Hadir Kerja Harian untuk awal jam kerja saja atau tidak
adanya Daftar absensi kerja untuk jam akhir / pulang kantor. Pelaksanaan
Operasional dan tugas kerja menurut peneliti pada BBWS Bengawan Solo
sudah baik, yang ditandai dengan pelaksanaan pekerjaan yang selesai tepat
waktu dan sasarannya. Hal tersebut mencerminkan atasan hanya
memandang hasil akhir kerja, tetapi kurang memperhatikan masalah
personal / pribadi pegawai nya dalam hal ini masalah kedisiplinan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dalam proses pengambilan keputusan atasan telah melibatkan
bawahannya, tetapi sebagian bawahan kurang memberikan tanggapan
yang serius mengenai hak berpendapatnya yang akan digunakan dalam
pengambilan keputusan tersebut. Dalam masalah pengambilan keputusan
ini sebagian bawahan tidak maksimal menggunakan kesempatan
berpendapatnya, yang dikarenakan kurang percaya diri atas kemampuan
pribadi pegawai atau merasa sungkan dalam mempertahankan
pendapatnya (Senioritas).
2. Evaluasi realisasi budaya terhadap Budaya organisasi yang telah
dicanangkan.
Berdasarkan pengamatan mengenai realisasi budaya kerja diatas,
peneliti melihat penerapan budaya organisasi yang berorientasi pada orang
yang dicerminkan pada sikap pegawai dan atasanya dalam hal
kedisiplinan, pencapaian kerja, dan pengambilan keputusan. Hal tersebut
pada BBWS Bengawan Solo terlihat beberapa penyimpangan dari tujuan
penerapan budaya organisasi yang berorientasi pada orang yang telah
dicanangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Budaya organisasi yang
berorientasi pada orang menurut Kementerian Pekerjaan Umum dapat
dicapai dengan membangun budaya kerja prespektif melalui pola pikir,
sikap mental, dan perilaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
D. Data Penelitian
1. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pejabat level menengah ke
bawah pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Data
dalam penelitian ini terdiri data partisipasi anggaran (X1) dan data budaya
organisasi (X2), dan data kinerja manajerial (X3). Data tersebut diperoleh
melalui instrumen kuesioner, sedangkan teknik pengukurannya
menggunakan skala Likert 5 poin. Pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan tahap penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mengantar
langsung ke tempat kerja responden. Setiap paket kuesioner terdiri dari
dua bagian yang harus dijawab oleh responden dengan mengikuti perintah
yang terdapat di dalam setiap bagian. Bagian pertama berisi data Identitas
Responden yang meliputi nama, jenis kelamin, jabatan, dan pendidikan
tertinggi. Data ini tidak dikenakan pengukuran dan hanya sebagai identitas
responden. Bagian kedua berisi 4 bagian instrumen yaitu :
a. Bagian I instrumen partisipasi pejabat struktural dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 7 butir.
b. Bagian II adalah instrumen budaya organisasi dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 8 butir.
c. Bagian III instrumen kinerja manajerial dengan jumlah sebanyak 9
butir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner semua responden
mengembalikan kuesioner. Seleksi ulang dari 43 kuesioner yang
terkumpul, semua kuesioner dapat digunakan sebagai data penelitian.
Rincian jumlah sampel dan tingkat pengembalian kuesioner disajikan
seperti pada tabel berikut.
Tabel 2
Rincian Jumlah Sampel Dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang diberikan responden 43
Kuesioner yang tidak kembali 0
Kuesioner yang kembali 43
Kuesioner yang tidak lengkap 0
Kuesioner yang dapat digunakan 43
Tingkat pengembalian (Respon Rate) %10043
43x
100%
Sumber : Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil tersebut kuesioner yang digunakan sebagai data
penelitian sebanyak 43 kuesioner dengan tingkat pengembalian 100%.
Skoring data masing-masing variabel penelitian yang dapat dianalisis.
Tahap-tahap penelitian selanjutnya adalah 1) pengujian instrumen
penelitian ; dan 2) analisis deskriptif. Untuk memperoleh hasil analisis
yang maksimal, seluruh pengolahan data dilakukan dengan bantuan
program SPSS 12.
Responden dalam penelitian ini adalah pejabat level menengah ke
bawah pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dengan
rincian: pejabat laki-laki sebanyak 39 orang, dan pejabat perempuan
sebanyak 4 orang, serta dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
sebanyak 6 orang, D3 sebanyak 6 orang, S1 sebanyak 10 orang, dan S2
sebanyak 21 orang.
2. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen penelitian dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS versi 12, sedangkan rumus yang
digunakan adalah korelasi product moment (Korelasi Pearson). Kriteria
pengujian menggunakan tingkat signifikansi 5%, apabila masing-
masing butir menghasilkan nilai rhitung > rtabel atau p value < 0,05, maka
butitr pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Tabel 3
Uji Validitas Butir Instrumen Partisipasi Anggaran (X1)
Pernyataan rhitung rtabel p value Kesimpulan
X1_1 0,855 0,294 0,000 Valid
X1_2 0,854 0,294 0,000 Valid
X1_3 0,836 0,294 0,000 Valid
X1_4 0,866 0,294 0,000 Valid
X1_5 0,848 0,294 0,000 Valid
X1_6 0,837 0,294 0,000 Valid
X1_7 0,819 0,294 0,000 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa semua butir
pernyataan (7 butir) untuk instrumen partisipasi pejabat struktural
dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel atau p value < 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4
Uji Validitas Butir Instrumen Budaya Organisasi (X2)
Pernyataan rhitung rtabel p value Kesimpulan
X2_1 0,798 0,294 0,000 Valid
X2_2 0,853 0,294 0,000 Valid
X2_3 0,845 0,294 0,000 Valid
X2_4 0,809 0,294 0,000 Valid
X2_5 0,839 0,294 0,000 Valid
X2_6 0,754 0,294 0,000 Valid
X2_7 0,853 0,294 0,000 Valid
X2_8 0,794 0,294 0,000 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa semua butir
pernyataan (8 butir) untuk instrumen budaya dalam penyusunan
anggaran dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel atau p value < 0,05.
Tabel 5
Uji Validitas Butir Instrumen Kinerja Manajerial (X3)
Pernyataan rhitung rtabel p value Kesimpulan
X3_1 0,607 0,294 0,000 Valid
X3_2 0,621 0,294 0,000 Valid
X3_3 0,575 0,294 0,000 Valid
X3_4 0,550 0,294 0,000 Valid
X3_5 0,482 0,294 0,001 Valid
X3_6 0,488 0,294 0,001 Valid
X3_7 0,604 0,294 0,000 Valid
X3_8 0,624 0,294 0,000 Valid
X3_9 0,598 0,294 0,000 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa semua butir
pernyataan (9 butir) untuk instrumen kinerja manajerial dinyatakan
valid karena nilai rhitung > rtabel atau p value < 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat
dari alat ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
akurat, stabil dan konsisten. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian tersebut dikatakan andal (reliable) apabila memiliki
koefisien cronbach’ alpha lebih dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dari
variabel-variabel penelitian yang menggunakan Cronbach’s alpha
dengan bantuan program SPSS Versi 12 adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Instruyen N
Hasil
Cronbach
Alpha Kesimpulan
Partisipasi Anggaran (X1) 43 0,9320 Tinggi
Budaya Organisasi (X2) 43 0,9281 Tinggi
Kinerja Manajerial (X3) 43 0,7443 Tinggi
Sumber: Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa semua instrumen
penelitian ini reliabel karena maisng-masing instrumen menghasilkan
Cronbach Alpha > 0,6. Besarnya Cronbach Alpha untuk instrumen
partisipasi anggaran sebesar 0,9320, besarnya Cronbach Alpha untuk
instrumen budaya organisasi adalah 0,9281; sedangkan Cronbach
Alpha untuk instrumen kinerja manajerial sebesar 0,7443.
E. Analisis Data
Hasil analisis deskriptif untuk partisipasi anggaran, budaya
organisasi, dan kinerja manajerial disajikan seperti tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 7
Hasil Analisis Deskriptif
Partisipasi Anggaran
Skala Jumlah Prosentase
Penilaian Res
Sangat Setuju (5) 0 0%
Setuju (4) 25 58%
Netral (3) 17 40%
Tidak Setuju (2) 1 2%
Sangat Tidak Setuju (1) 0 0%
43 100%
Sumber : Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk partisipasi anggaran di
atas menunjukan bahwa responden yang menjawab sangat setuju tidak ada
atau 0%; setuju sebanyak 25 responden atau 58%; netral sebanyak 17
responden atau 40%; tidak setuju sebanyak 1 responden atau 2%; dan sangat
tidak setuju tidak ada atau 0%.
Tabel 8
Hasil Analisis Deskriptif
Budaya Organisasi
Skala Jumlah Prosentase
Penilaian Res
Sangat Setuju (5) 0 0%
Setuju (4) 28 65%
Netral (3) 14 33%
Tidak Setuju (2) 1 2%
Sangat Tidak Setuju (1) 0 0%
43 100%
Sumber : Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk budaya organisasi di
atas menunjukan bahwa responden yang menjawab sangat setuju tidak ada
atau 0%; setuju sebanyak 28 responden atau 65%; netral sebanyak 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
responden atau 33%; tidak setuju sebanyak 1 responden atau 2%; dan sangat
tidak setuju tidak ada atau 0%.
Tabel 9
Hasil Analisis Deskriptif
Kinerja Manajerial
Skala Jumlah Prosentase
Penilaian Res
Sangat Memuaskan (5) 1 2%
Memuaskan (4) 38 88%
Cukup (3) 3 7%
Tidak Memuaskan (2) 1 2%
Sangat Tidak Memuaskan (1) 0 0%
43 100%
Sumber : Data primer diolah, 2010
Berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk kinerja manajerial di
atas menunjukan bahwa responden yang menjawab Sangat Memuaskan
sebanyak 1 responden atau 2%; Memuaskan sebanyak 38 responden atau
88%; Cukup sebanyak 3 responden atau 7%; Tidak Memuaskan sebanyak 1
responden atau 2%; dan Sangat Tidak Memuaskan tidak ada atau 0%.
F. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Hasil penelitian ini menunjukkan 25 responden atau 58%
menyatakan ikut serta dalam penyusunan anggaran pada Balai Besar
Wilayah Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut menggambarkan bahwa
penyusunan anggaran pada BBWS Bengawan Solo melibatkan 58%
pejabat menengah ke bawah yang pendapatnya menjadi faktor penting
hingga penyusunan anggaran selesai dan memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan Triangular Fuzzy Grade hasil tersebut sudah
membuktikan adanya penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran
di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, pada tingkat cukup baik /
grade C (5,8).
Berdasarkan hasil wawancara mengenai dan PP RI No.21 tahun
2004 sistem dan prosedur penyusunan anggaran di BBWS Benawan Solo
dapat dilihat bahwa BBWS Bengawan solo menerapkan penyusunan
anggaran partisipatif yaitu dengan melibatkan pejabat level bawah (kaur,
ka.subsi) sampai dengan top manajemen (kepala Balai). Seorang
kaur/kasubsi berpartisipasi menyusun dan mengusulkan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk tahun anggaran yang akan datang, Kasubag/Kasi
berpartisipasi dalam hal Otorisasi dan Verifikasi kesesuaian usulan
Kaur/Kasubsi dengan kebutuhan/kegiatan prioritas untuk unit kerja yang
dipimpinnya, dan Kabid/Kabag berpartisipasi dalam hal menyeleksi
kegiatan sesuai dengan RKP yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut
hasil analisa deskriptif yang menunjukan 58%/grade C, hal ini
menunjukan partisipasi dalam penyusunan anggaran belum diterapkan
secara maksimal pada penganggaran BBWS Bengawan Solo.
2. Budaya Organisasi
Hasil penelitian ini menunjukkan 28 responden atau 65%
menyatakan adanya budaya organisasi yang berorientasi pada orang di
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
menggambarkan dalam bekerja semua keputusan diambil secara kelompok
dan melibatkan seluruh pejabat pada tingkatan manajemen, serta penilaian
hasil pekerjaan tidak hanya didasarkan pada hasilnya saja, tetapi juga
menilai proses pengerjaan suatu pekerjaan sampai selesai.
Berdasarkan Triangular Fuzzy Grade hasil penelitian di atas
budaya organisasi yang ada pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan
Solo berorientasi pada orang dengan tingkatan cukup baik / grade C (6,5).
Berdasarkan penjelasan budaya organisasi, BBWS Bengawan Solo
belum menerapkan budaya organisasi yang berorientasi pada orang secara
maksimal, hal ini didukung hasil analisa diskriptif yang bersumber dari
data kuisioner yang disebar BBWS Bengawan solo menunjukkan
65%/grade C dalam penerapan Budaya organisasi yang berorientasi pada
orang.
3. Kinerja Manajerial
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kinerja
manajerial yang memuaskan di BBWS Bengawan Solo dengan
ditunjukkan 38 responden atau 88%. Hal tersebut menggambarkan
pelaksanaan kegiatan manajerial seperti: perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, pengevaluasian, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi,
dan perwakilan representasi sudah dilaksanakan secara baik atau
memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Berdasarkan Triangular Fuzzy Grade hasil penelitian di atas
kinerja manajerial secara keseluruhan di Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo menunjukan hasil yang memuaskan dan pada tingkatan
sangat baik / grade A (8,8).
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat dilihat bahwa pada Balai
Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk anggaran tahun 2010
penyusunan anggaran belum secara maksimal dilaksanakan secara maksimal
(grade C) dan penerapan budaya organisasi yang berorientasi pada orang yang
dicanangkan belum diterapkan secara maksimal juga (grade C), tetapi dengan
belum diterapkannya kedua variabel tersebut secara maksimal tidak
berpengaruh dengan kinerja manajerialnya (grade A).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Adanya partisipasi penyusunan anggaran pada tingkatan cukup baik di
BBWS Bengawan Solo.
2. Adanya budaya yang berorientasi pada orang dengan tingkatan cukup baik
di BBWS Bengawan Solo.
3. Adanya kepuasan terhadap kinerja manajerial pada BBWS Bengawan Solo
dengan tingkatan sangat baik.
Ketiga hasil tersebut mencerminkan bahwa penyusunan anggaran belum
secara maksimal dilaksanakan secara maksimal (grade C) dan penerapan
budaya organisasi yang berorientasi pada orang yang dicanangkan belum
diterapkan secara maksimal juga (grade C), tetapi dengan belum
diterapkannya kedua variabel tersebut secara maksimal tidak berpengaruh
dengan kinerja manajerialnya (grade A).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
B. Kerbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya berdasarkan pada kasus di Balai Besar Wilayah
Sungai (BBWS) Bengawan Solo, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan dengan kasus yang berbeda. Penelitian ini mengunakan
analisa deskriptif yang banyak kelemahan karena menggunakan data kualitatif.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis
memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan memperluas ruang lingkup penelitian, serta menggunakan
metode analisis lain.
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N, dan Vijay Govindrajan, 2007, Management Control System,
Twelfth Edition, MeGraw-Hill Inc., New York.
Bastian, Indra, 2006, Akuntami Sektor Publik Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta.
Betrianis, dan Adithya Wardhana, 2006, ” Penilaian Kinerja Manajemen Rantai
Pengadaan Dengan Menggunakan Metode Teori Himpunan Fuzzy Dan
Metode Penilaian Kinerja Yang Khas (Typical Performance
Measurement)”, Jurnal Teknologi, Edisi No. 3, September 2006, 221-229.
Darlis, Eclfan, 2002, "Analisis Pengaruh Komitmen Organisational dan
Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipas:
Anggaran dengan Senjangan Anggaran", Jurnal riset Akuntansi,
Indonesia, Vol. 5, No. 1, Januari 2008, p. 85-101.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
http://nurulasfiah.staff.umm.ac.id/2010/03/13/pengertian-budaya-organisasi/
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Milani, K, 1975, “The Relationship of Participation in BudgetSetting to Industrial
Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study” The Accounting
Review, April, h. 274-284.
Mustopadidjaja AR, 2008, Beberapa Dimensi Dan Dinamika Kepemimpinan
Abad 21, Artikel Internet, (http://aparaturnegara.bappenas.go.id).
Nor, Wahyudin, 2007, ”Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel
Moderating dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dan Kinerja Manajerial”, Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas
Makassar 26-28 Juli 2007.
Peraturan Menteri Keuangan No. 69/PMK.02/2010 tentang Tatacara Revisi
Anggaran Tahun Anggaran 2010
Poerwati, Tjahjaning, 2002, "Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial: Budaya Organisasi dan Motivasi Sebagai
Vanabel Moderating", Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang 5-6
September 2002.
Peraturan Pemerintah Republi Indonesia No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
RKAKL.
Pusdiklat Dept. PU, 2010, “Membangun Budaya Kerja Prestatif melalui
Perubahan Pola Pikir, Sikap Mental, dan Perilaku, Bogor.
Rivai. Veilhzal, 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Kedua,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyadi, Slamet, 2000, "Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel
Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran
dan Kinerja Manajerial", Jurnal JRAI, Juli 2000.
Robbins, Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi Jilid I, Jakarta : PT. Prenhalindo.
Sasongko, Noer, 2002, "Budaya Organisasi Membawa Pengaruh Terhadap
Kinerja” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Jurusan Akuntansi FE UMS,
Vol. 1 No. 1 April, Surakarta.
Supomo, Bambang dan Nur Indriantoro, 1998, “Pengaruh Struktur dan Kultur
Organisasional terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif dalam
Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur Indonesia”, Jurnal Kelola, No. 18, Vol. VIII.
Syakhroza, Akhmad, dan Supriyono R.A, 2003, “Peran Asimetri Informasi dan
Peresponan Keinginan Sosial Sebagai Variabel Moderating Hubungan
Antara Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Manajer di Indonesia”,
Simposium Nasional Akuntansi IV, Surabaya 16-17 Oktober 2003.
Tintri, Darma, 2002, “Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap
Keefektifan Anggaran Partisipasif Dalam Peningkatan Kinerja
Manajerial”, Journal Ekonomi & Bisnis, No. 2 Jilid. 7, Tahun 2002.
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Yahya, Moh Nor, 2008, “Budgetary Participation and Performance: Some
Malaysian Evidence”, International Journal of Public Sector
Management, Vol. 2 No. 6,2008.
Yuki, Gary, 1994, Leadership in Organization, Prentice Hall International, Inc.,
New York.
Yusfaningrum, Kusnasriyanti, dan Imam Ghozali, 2005, “Analisis Pengaruh
Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen
Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) sebagai Variabel
Intervening (Penelitian Terhadap Perusahaan Manufaktur di Indonesia)”
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo 15-16 September 2005.