128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Program Studi Magister Teknologi Pendidikan Oleh : RUSWADI S 810809220 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ...eprints.uns.ac.id/6705/1/204951011201112231.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA

Embed Size (px)

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA

INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA

KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

TESIS

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Magister Program Studi

Magister Teknologi Pendidikan

Oleh :

RUSWADI S 810809220

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS

BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA

KELAS XII TPTL 2 SMK NEGERI 2 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

RUSWADI NIM: S 810809220

Disetujui oleh:

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama

Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

……………… 23-2-2011

Pembimbing II Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd.

……………… 25-2-2011

Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN TESIS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS

BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA

KELAS XII TPTL 2 SMK NEGERI 2 SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun oleh:

RUSWADI NIM: S 810809220

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Samsi Haryanto, M.Pd. …………… 17-3-2011

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. …………… 17-3-2011

Anggota 1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. …………… 17-3-2011

2. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. ……………. 17-3-2011

Mengetahui,

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Direktur,

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD. NIP. 195708201985031004

Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd NIP. 194307121973011001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari satu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan.

(QS. Al-Insyiroh: 6-8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulisan tesis yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL

PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN

METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK

NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011” dapat diselesaikan dengan

lancar oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak

dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Moch Syamsulhadi, Sp Kj, selaku rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Drs. Suranto, M. Sc. Ph.D selaku direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

sekaligus sebagai pembimbing I.

4. Ibu Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku sekretaris Program Studi Teknologi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd, selaku pembimbing II, yang dengan sabar

telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tesis ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu selama ini.

7. Seluruh karyawan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah membantu dan memberikan pelayanan dengan baik selama ini.

8. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pengarahan dan perbaikan tesis ini.

9. Bapak Drs. Subono, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen

yang telah memberikan kesempatan penulis dan ijin untuk mengadakan

penelitian.

10. Rekan guru dan karyawan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen yang

telah membantu kelancaran dalam penelitian ini.

11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi

kelancaran penyusunan tesis ini.

Peneliti sadar bahwa laporan penelitian ini banyak memiliki kekurangan.

Karena itu, peneliti berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan

saran yang membangun sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan lebih

sempurna. Mudah-mudahan laporan penelitian ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Maret 2011

Penulis,

Ruswadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………..

PENGESAHAN PEMBIMBING .………………………………………………

PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...……………………………………………

MOTTO ....................……………………………………………………………

PERSEMBAHAN ....……………………………………………………………

PERNYATAAN ...................................................................................................

KATA PENGANTAR ..…………………………………………………………

DAFTAR ISI .. ………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL ........... ………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

ABSTRAK .....................……………………………………………………….

ABSTRACT .................………………………………………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

xii

xiii

xiv

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................

B. Rumusan Masalah .........................................................

C. Tujuan Penelitian ..........................................................

D. Manfaat Penelitian ........................................................

1

9

9

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............. ……………………………..

1.Belajar dan Pembelajaran Efektif ............... ...……….

a. Teori Belajar ......................……………………….

b. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar .....

11

11

11

13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

c. Hasil Belajar .............................................................

d. Teori Pembelajaran ...................................................

e. Pembelajaran Efektif ..................................................

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK .....................

3.Pembelajaran Kooperatif ...............................................

a. Definisi Pembelajaran Kooperatif .............................

b. Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif .........

4. Teori Menulis .... ..........................................................

5. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ................................

B. Penelitian yang Relevan ................................................

C. Kerangka Berpikir .........................................................

D. Hipotesis ........................................................................

14

16

20

21

22

22

23

24

32

34

37

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian ..........……………………………….

1. Lokasi Penelitian .....................................................

2. Waktu Penelitian .....................................................

B. Subjek Penelitian ..........……………………………….

C. Methode Penelitian…………………………………….

D. Prosedur Penelitian ...............………………………….

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................

1. Sumber Data ............................................................

2. Teknik Pengumpulan Data ......................................

F. Indikator Keberhasilan ..................................................

38

38

40

40

41

46

49

49

49

51

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

G. Teknik Analisa Data ...................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................

1. Kegiatan Pra Tindakan ............................................

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas ...................................

a. Siklus Pertama ..................................................

b. Siklus Kedua ......................................................

c. Sklus Ketiga ......................................................

3. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................

54

54

60

60

74

86

92

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ..……………………………………………

B. Implikasi ......................................................................

C. Saran ….........…………………………………….

98

100

100

DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………………………… 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..…………………………………………………. 106

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Peningkatan Nilai pada Siklus 1 .................................................. 71

Tabel 4.2 Aspek Penilaian Tes Siklus 1 ....................................................... 71

Tabel 4.3 Peningkatan Nilai pada Siklus II .................................................. 82

Tabel 4.4 Aspek Penilaian Tes Siklus II ...................................................... 82

Tabel 4.5 Peningkatan Nilai pada Siklus III ................................................ 89

Tabel 4.6 Aspek Penilaian Tes Siklus III ..................................................... 90

Tabel 5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian .................................................. 96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Pre-Tes) …………….. 106

Lampiran 2 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 1) ………... 107

Lampiran 3 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 2) ………... 108

Lampiran 4 : Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 3) ………... 109

Lampiran 5 : Silabus Pembelajaran ......................................………... 110

Lampiran 6 : RPP Siklus 1 ....................................................………... 112

Lampiran 7 : RPP Siklus 2 ....................................................………... 116

Lampiran 8 : RPP Siklus 3 ....................................................………... 120

Lampiran 9 : Catatan Lapangan 1. Hasil Observasi Pratindakan .........123

Lampiran 10 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 1

Pertemuan 2 ................................................................... 124

Lampiran 11 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 2

Pertemuan 1 ................................................................... 127

Lampiran 12 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 3

Pertemuan 2 ................................................................... 130

Lampiran 13 : Foto-Foto Penelitian ....................................................... 131

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

Ruswadi, S 810809220. 2011. UPAYA MENINGKATKAN HASIL

PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS

XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/201. Tesis :

Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan mutu proses

pembelajaran menulis surat resmi siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen dan

(2) meningkatkan hasil kemampuan menulis surat resmi siswa setelah diberi

pelajaran melalui strategi belajar kooperatif jigsaw.

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode

Classroom Action Research yang biasa disebut CAR atau lebih dikenal dengan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang

bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Dalam

setiap siklus memiliki empat langkah yaitu : (1) tahap perencanaan (planning), (2)

tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap observasi (observing), dan (4) tahap

refleksi (reflecting). Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas XII berjumlah

34 Siswa SMK Negeri 2 Sragen terdiri dari Siswa putra 34 dan 1 orang guru. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1) pengamatan, 2) wawancara, 3)

dokumen, dan 4) keterampilan menulis surat resmi digunakan tes menulis. Pengujian

analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara trianggulasi sumber data

trianggulasi metode pengumpulan data. Teknik analisis data kualitatif menggunakan

deskriptif komparatif, teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik statistic

deskriptif.

Hasil penelitian adalah : 1) Penggunaan strategi koooperatif learning

jigsaw dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran menulis siswa kelas XII SMK

Negeri 2 Sragen. 2) Penggunaan strategi kooperatif learning dapat meningkatkan

kemampuan menulis siswa kelas XII SMK Negeri 2 Sragen. Penerapan strategi

pembelajaran kooperatif learning – Jigsaw ternyata mampu meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

kemampuan siswa dalam menulis/mengarang. Hal ini terindikasi adanya peningkatan

jumah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus I hingga siklus III.

Disamping itu juga adanya peningkatan nilai rata – rata kemampuan menulis narasi

dari siklus I hingga siklus III. Siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 11 siswa

(32.35%) dan nilai rata – ratanya adalah 65.64, Pada siklus II siswa yang tuntas

sebanyak 24 siswa (75%). Dan nilai rata – rata mencapai 69.5 Sehingga dilanjutkan

tindakan siklus III. Hasilnya cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas

mencapai 31 siswa (91.17%). Dan reratanya mencapai 73.2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

Ruswadi, S 810809220 2011. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2

SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/201. Thesis : The Graduate Program in

Education Technology, Graduate Program, Sebelas maret University, Surakarta

2011.

The aims of this research to improve : (1) the quality of formal letters

writing learning process of the students in Grade XII of SMK Negeri 2 Sragen, and

(2) the results of formal letters writing ability of the students following the writing

learning with Jigsaw cooperative learning strategy.

This research is a classroom action research aimed at solving the

problems in the learning through four cycles. Each cycle covered (1) planning, (2)

action, (3) observation, and (4) reflection. The subjects of the research were 34

students and all of them are male in Grade XII SMK Negeri 2 Sragen and a class

teacher. Its data were gathered through 1) observation, 2) in-depth interview, 3)

content analysis (document analysis), and 4) test of formal letters writing skill. The

data were validated through data source and data gathering method triangulations.

The data were then analyzed by means of qualitative and quantitative technique of

analysis. The former used the comparative descriptive technique, whereas the latter

used the descriptive statistic one.

The results of the research are as follows: 1) The use of Jigsaw

Cooperative Learning strategy can improve the writing interest of the students in

Grade XII SMK Negeri 2 Sragen. 2) The use of Jigsaw Cooperative Learning

strategy can improve the writing skill of the students in Grade XII SMK Negeri 2

Sragen. The application of Jigsaw cooperative learning strategy apparently is able to

improve the students’ writing ability as indicated by the increased number of the

students completing their writing subject matter from Cycle I through Cycle III.

Besides, the average scores of their narration writing also increase from Cycle I

through Cycle III. In Cycle I, the number of students completing their writing subject

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

is 11 (32.35%), and their average scores are 65.64. In cycle II, the number of

students completing their writing subject matter is 24 (75 %), and their average

scores are 69.5. In Cycle III, the number of students completing their writing subject

matter is 31 (91.17 %), and their average scores are 73.2; this result is somewhat

satisfactory compared to the first and second cycles.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting,

yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar hingga perguruan

tinggi. Hakikat diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia dijenjang

pendidikan menengah adalah sebagai wahana komunikasi dan alat ekspresi

budaya telah terbukti mampu mempersatukan dan memelihara eksistensi bangsa

Indonesia. Setiap berbahasa yang positif harus melandasi kemahiran berbahasa.

Pengembangan kemahiran berbahasa Indonesia di jalur pendidikan formal

(sekolah) dilaksanakan melalui mata diklat Bahasa Indonesia. Dengan demikian,

pada hakikatnya mata diklat Bahasa Indonesia adalah wahana bagi peserta didik

untuk mengembangkan kemahiran berbahasa Indonesia, menumbuhkan

kesadaran berbahasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan

bernalar dan membangun karakter, kesetiaan, kebanggan, dan kecintaan terhadap

bahasa dan bangsa Indonesia.

Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia bagi

kehidupan bangsa dan negara Indonesia, pembinaan bahasa Indonesia menjadi

hal yang penting pula. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dapat

dilakukan beberapa jalur, antara lain jalur media massa, media cetak, maupun

elektronik, jalur pendidikan, dan jalur kelembagaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Di antara jalur-jalur tersebut jalur pendidikan merupakan jalur yang

paling efektif dan efisien. Oleh karenanya, bahasa Indonesia menjadi mata

pelajaran pokok dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam

Ujian Akhir Nasional (UAN). Pembinaan san pengembangan Bahasa Indonesia

di jalur pendidikan saat ini diatur dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2006.

Sejalan dengan fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia, maka hakikat

diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia dijenjang pendidikan menengah

adalah sebagai wahana komunikasi dan alat ekspresi budaya telah terbukti

mampu mempersatukan dan memelihara eksistensi bangsa Indonesia. Setiap

berbahasa yang positif harus melandasi kemahiran berbahasa. Pengembangan

kemahiran berbahasa Indonesia di jalur pendidikan formal (sekolah)

dilaksanakan melalui mata diklat Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pada

hakikatnya mata diklat Bahasa Indonesia adalah wahana bagi peserta didik untuk

mengembangkan kemahiran berbahasa Indonesia, menumbuhkan kesadaran

berbahasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan bernalar dan

membangun karakter, kesetiaan, kebanggan, dan kecintaan terhadap bahasa dan

bangsa Indonesia.

Tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan dan Madrasah Aliyah adalah untuk:

(1) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa untuk mengetahui dan membekali

keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(2) Membekali siswa dengan konsep bahasa untuk mengatasi masalah bahasa

dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat

individu, rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional.

(3) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa Indonesia yang diperlukan untuk

mendalami ilmu bahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya.

(4) Membekali siswa nilai-nilai serta etika berbahasa dalam kehidupan sehari-

hari.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK,

terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang

dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca.

Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII

adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi

Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis

surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa

kelas XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan

kriteria kinerja yaitu:

(1) Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan

dan tujuan komunikasi.

(2) Surat undangan, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan

komunikasi.

(3) Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan

dan tujuan komunikasi.

(4) Pesan ditulis oleh peserta diklat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

(5) Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan

tujuan komunikasi.

(6) Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan

tujuan komunikasi (Sumber: Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK

Tingkat 3).

Tetapi, realitas menunjukkan bahwa kemampuan menulis surat resmi

siswa kelas XII-Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (TPTL) SMK Negeri 2

Sragen tahun ajaran 2010/2011 sangat rendah. Hal tersebut tentu saja

menimbulkan keprihatinan tersendiri, mengingat mereka telah memperoleh

materi menuis surat resmi sejak bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama.

Rendahnya kemampuan menulis mereka tercermin dari :

(1) Siswa merasa enggan dan merasa kesulitan apabila diberi tugas menulis.

(2) Sebagian besar hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

(3) Struktur kalimat yang tidak jelas, serta kekurangan kemampuan siswa

membedakan secara hakiki surat dinas, resmi dan pribadi.

(4) Siswa kesulitan di dalam mengembangkan ide di dalam menulis.

(5) Nilai rata-rata kelas untuk pelajaran menulis tidak memenuhi KKM. Nilai

rata-rata kelas mata pelajaran menulis pada semester 1 hanya 5.9. Padahal,

KKM untuk mata pelajaran menulis adalah 7.0.

Peneliti mencoba untuk menemukan penyebab rendahnya kemampuan

menulis siswa dengan melakukan observasi di kelas, tes tertulis, wawancara pre-

riset terhadap beberapa siswa, guru, dan orang tua siswa. Penulis melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

observasi di kelas selama pelajaran bahasa Indonesia terutama pada saat peajaran

menulis. Selain itu, peneliti juga meminta siswa untuk membuat surat resmi.

Pre-tes dilaksanakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis siswa.

Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari Ketua OSIS

kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat Panitia Idul Adha. Kriteria

penilaian tulisan siswa meliputi; sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi

sesuai perintah, dan kebersihan dan kerapihan. Hasil tes tertulis siswa

menunjukkan bahwa lebih dari 50% tulisan siswa tidak sistematis, hasil tulisan

siswa tidak sesuai dengan EYD (36%), isi tulisan tidak sesuai dengan perintah

(67%), dan tulisan kurang bersih dan rapi (40%).

Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XII-TPTL

SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis pada mata

pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya 11.7% siswa atau

hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-

tes untuk pelajaran menulis adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata

kelas dan nilai KKM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat

resmi siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah.

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, peneliti melakukan

wawancara informal terhadap beberapa siswa terkait dengan kesulitan mereka

dalam menulis. Peneliti menanyakan penyebab kesulitan mereka pada pelajaran

menulis. Berdasarkan hasil wawancara, kebanyakan siswa merasa kesulitan

dalam menulis karena mereka jarang praktik menulis, tidak terbiasa menulis, dan

juga tidak suka menulis. Selama pelajaran bahasa Indonesia dalam kelas, maupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

belajar di rumah, siswa lebih banyak fokus untuk mengerjakan soal-soal

persiapan ujian atau tes. Waktu mereka untuk menulis sangat terbatas.

Berdasarkan hasil pengamatan latar belakang social ekonomi keluarga

siswa, fakta menunjukkan bahwa sekitar 50% siswa berasal dari Keluarga Pra

Sejahtera. Hal tersebut menyiratkan bahwa kemungkinan mereka memperoleh

tambahan pengetahuan di luar sekolah sangat kecil. Siswa yang mengikuti les,

atau tambahan pelajaran di luar sekolah sangat sedikit. Bahkan beberapa dari

mereka ada yang harus membantu orang tua bekerja setelah sekolah. Jadi,

mereka hanya mengandalkan memperoleh ilmu di sekolah. Dan apabila ilmu

yang diperoleh dari guru dan sekolah kurang maksimal, maka kemampuan

mereka juga menjadi kurang maksimal juga.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pembelajaran bahasa

Indonesia di kelas XII-TPTL pada saat diampu guru lain, peneliti menemukan

fakta bahwa penyampaian materi kurang kondusif. Guru hanya menerangkan

materi secara satu arah, siswa mendengarkan dan menulis penjelasan guru, dan

untuk mengukur kemampuan siswa, guru meminta mereka mengerjakan soal-soal

latihan atau mengadakan ulangan harian.

Apa yang telah dilaksanakan oleh guru seperti tersebut diatas memiliki

beberapa kelemahan antara lain; (1) siswa tidak memiliki kesempatan untuk

berekspresi, (2) siswa menjadi tidak kreatif, dan (3) ruang lingkup siswa secara

social selama pelajaran menjadi terbatas. Siswa tidak dapat beriskusi, bertukar

pikiran, berekspresi dengan teman mereka selama pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Selain itu, guru mengajar dengan melakukan aktifitas yang rutin dan

sama, tanpa menyadari bahwa hal tersebut menyebabkan siswa menjadi bosan.

Akibatnya, siswa tidak dapat memahami materi sepenuhnya karena motivasi dan

partisipasi mereka turun atau hilang karena rasa bosan tersebut. Hal tersebut

sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Brown, “Routine activities in

learning can make the students bored. As a result, their motivation and

participation in learning will decrease” (Brown, 2001: 48).

Guru-guru juga mengalami kesulitan di dalam memberikan pelajaran

menulis surat. Hambatan yang dialami oleh guru adalah rendahnya minat siswa

dalam pembelajaran menulis. Metode pembelajaran yang kurang variatif serta

kurang menarik minat siswa, sehingga hasilnya kurang memuaskan.

Jadi, secara umum, hasil pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa

Indonesia di tingkat SMK masih rendah. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran

bahasa Indonesia juga tercermin dari hasil belajar mata pelajaran siswa kelas XII

TPTL, SMK Negeri 2 Sragen. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai teori

serta berlatih memecahkan masalah bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan

dan masyarakat.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, maka peneliti merencanakan

untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengattasi masalah

kesulitan menulis surat resmi pada siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen

tahun ajaran 2010/2011. Menurut Muslikah, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui

refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

belajar siswa akan meningkat (Muslikah, 2010: 33). Sementara menurut

Suwandi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suwandi, 2008: 15-16).

Peneliti merencanakan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jigsaw adalah metode

pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John Hopkins

(Trianto, 2009: 73). Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan

pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa

yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut

dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi

pelajaran yang baru.

Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagi topik

kepada tiap kelompok untuk dipelajari. Kemudian tiap kelompok mengirim 1

orang untuk menjadi tim ahli (expert team). Tim ahli akan berdiskusi mengenai

topik mereka dalam kelompok tersebut sehingga menjadi pengetahuan yang utuh

yang mengintegrasikan pengetahuan antar konsep. Selanjutnya mereka kembali

ke kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan pengetahuan yang

mereka peroleh (Suprijono, 2009: 89-90). Lebih lanjut, menurut Slavin dalam

Supriyanto (2009: 91), langkah-langkah pembelajaran Jigsaw adalah:

(1) Pendahuluan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok (home group). Setiap siswa

diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi

tanggung jawabnya.

(2) Pembentukan kelompok (Focused Exploration)

Anggota home group yang sudah memahami materi membentuk kelompok

fokus yang mendiskusikan materi yang dikuasainya.

(3) Pelaporan dan Penajaman (Reporting and Resharping)

Para siswa kembali pada kelompok semula. Kemudian ia melaporkan hasil

penguasaan materi dari kelompok fokus.

(4) Integrasi dan Evaluasi

Guru mengevaluasi tentang materi yang didapatkan pada pembelajaran dan

diskusi saat itu.

Manfaat dari metode Jigsaw ini adalah siswa dapat memperoleh lingkup

pembelajaran yang lebih luas dan mendalam mengenai beberapa topik dalam satu

sesi pembelajaran (Trianto, 2009: 156).

Melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan guru, diharapkan

akan ada peningkatan pada beberapa poin. Pertama, kemampuan menulis siswa

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia akan meningkat. Kedua, nilai rata-rata

ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai

batas ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa menjadi

aktif dan termotivasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di

SMKN 2 Sragen?

2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII

TPTL di SMKN 2 Sragen.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII

TPTL di SMKN 2 Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan dalam menjawab masalah-masalah yang dihadapi di sekolah dalam

mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, oleh sebab itu penulis secara rinci

mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan manfaat :

1. Manfaat Teoritis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan

hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif Jigsaw bagi siswa SMK Negeri 2 Sragen.

b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa

kelas XII TPTL SMK Negeri 2 Sragen.

b. Manfaat bagi Guru

Melatih guru dalam memvariasi model pembelajaran terutama penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

c. Manfaat bagi Sekolah

Memberikan pengetahuan umum tentang model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah

Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru lain.

d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah

Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan

hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif jigsaw.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini antara lain adalah teori

tentang pembelajaran, teori tentang pembelajaran kooperatif, dan teori tentang

pembelajaran tipe Jigsaw.

1. Belajar dan Pembelajaran yang Efektif

Belajar dan pembelajaran adalah satu kesatuan. Pembelajaran berasal dari

kata dasar ’belajar’. Pembelajaran merupakan terjemahan dari ’learning’, baik

belajar maupun pembelajaran berpusat pada peserta didik.

a. Teori Belajar

Definisi belajar secara lengkap dikemukakan oleh Slavin (2000) seperti

dikutip oleh Trianto (2009 yang mendefinisikan belajar sebagai;

Learning is usually defined as a chane in individual caused by

experience. Changes caused by development (such as growing taller)

are not instances of learning. Neither are characteristics of

individuals that are present as birth (such as reflexes and respons to

hunger or pain). However, humans do so much learning from the day

of their birth (and some say earlier) that learning and development

are inseparably linked (Slavin dalam Trianto, 2009: 16).

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang

terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau

perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja

dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada perubahan pada diri

pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh

individu, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.

Menurut Morgan dalam Dimyati dan Mudjiono (1994: 98) belajar

didefinisikan sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini

mencakup tiga unsur, yaitu: (1) belajar adalah perubahan tingkah laku (2)

perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena

unsur kedewasaan, dan (3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan

tetap ada untuk waktu yang cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan

proses jiwa yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus

dikembangkan. Fungsi-fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat,

kemampuan dan sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih.

Menurut Hamalik (2007) belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil

latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2007: 27).

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil

belajar memiliki ciri-ciri:

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berakumulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6) Permanen atau tetap.

7) Bertujuan da terarah.

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan (Trianto, 2009: 4).

b. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar

Menurut Staton dalam Suprijono (2009: 26-27), ada enam faktor

psikologis yang mempengaruhi proses belajar, yaitu:

(1) motivasi, yakni keinginan untuk belajar. Motivasi terjadi dari dua faktor

yaitu: a) pengertian yang jelas tentang apa yang akan dipelajari dan, b)

pengertian yang jelas tentang alasan-alasan mengapa mempelajarinya itu

penting,

(2) konsentrasi, yakni pemusatan segenap perhatian pada situasi belajar

tertentu. Proses belajar bertambah cepat bila konsentrasi diperkuat,

(3) reaksi, yakni penyerahan sesuatu bantuan untuk memungkinkan terjadinya

proses belajar,

(4) organisasi, yakni menempatkan bagian-bagian ke dalam suatu

keseluruhan yang berarti,

(5) Comprehension, yakni langkah terakhir dalam proses belajar dan,

(6) repetisi (ulangan), yakni pengawetan terbesar dari proses belajar. Ulangan

adalah pencegah kelupaan, tetapi harus disertai pemikiran dan tujuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Sementara itu, menurut Hamalik (2007), belajar yang efektif sangat

dipengaruhi faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut

adalah:

(1) Faktor kegiatan, pengunaan dan ulangan.

(2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan

reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan

pelajaran yang belum dikuasai dapat lebih mudah dipahami.

(3) Belajar akan lebih berhasil bila siswa merasa berhasil dan mendapat

kepuasannya.

(4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil dalam belajarnya

atau tidak.

(5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar.

(6) Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian

yang dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar.

(7) Faktor kesiapan belajar

(8) Faktor minat dan usaha.

(9) Faktor-faktor fisiologis.

(10) Faktor intelegensi (Hamalik, 2007: 32-33).

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang

kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada dasarnya

kemampuan kognitif merupakan hasil belajar, sebagaimana diketahui bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh

lingkungan (Sudjana, 1999:11).

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu kata “prestasi” dan

“belajar”. Poerwadarminta (2004: 787) “prestasi adalah hasil yang telah

dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan”. Selanjutnya Tim

Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud RI (1995 : 787)

merumuskan “bahwa pada hakekatnya belajar adalah penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh

guru”.

Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu

pekerjaan atau kecakapan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah

pengetahuan atau kecakapan. Prestasi belajar juga dapat dikatan sebagai

hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan

merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,

ketrampilan, maupun kecakapan daalm situasi tertentu. Dapat juga dikatakan

hasil maksimal dari apa yang diupayakan oleh siswa. Pretasi ini secara nyata

dapat dilihat dalam bentuk kuantitatif yakni angka. Prestasi belajar ini antara

siswa satudgn yang lainnya berbeda. Siswa yang belajar baik, tepat dalam

menggunakan waktu belajar cenderung akan mempunyai prestasi belajar

yang baik. Begitu juga sebaliknya.

Pengertian prestasi belajar disini diartikan dengan prestasi belajar

bahasa indonesia. Nilai atau prestasi belajar bahasa Indonesia ditekankan

pada vocabulary, reading, listening, writing, dan speaking. Prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pengajaran pada waktu tertentu dalam bentuk nilai (Depdikbud, 1990: 140).

Hasil belajar siswa adalah akumulasi nilai pada raport. Bermacam-macam

prestasi diantaranya adalah: prestasi baik, prestasi cukup, prestasi kurang.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam prestasi belajar antara lain: faktor

individu, faktor lingkungan belajar, dan faktor materi pembelajaran.

Beberapa cara untuk menentukan hasil belajar dengan menggunakan tes

tertulis, tes lisan, tes perbuatan atau ketrampilan proses.

Untuk mencapai suatu hasil belajar yang baik dan memuaskan,

banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu para pendidik

diharapkan mengetahuinya, sehingga dapat mengatur dan atau menggunakan

faktor-faktor tersebut agar sedapat mungkin menguntungkan dalam proses

interaksi belajar-mengajar.

Suryabrata (2001: 183), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang

berasal dari luar diri pelajar (faktor eksogen), dan juga faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri pelajar (faktor indogen). Faktor-faktor yang berasal

dari luar (eksogen) dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : faktor-

faktor non sosial dan faktor-faktor sosial. Sedangkan faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri pelajar (endogen) dapat dibedakan pula menjadi dua

golongan, yaitu faktor-faktor fisiologis serta faktor-faktor psikologis.

d. Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa

itu secara sadar dan terarah keinginan untuk belajar dan memperoleh hasil

belajar sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang

bersangkutan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar maksimal perlu

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.

Sesungguhnya terlalu banyak faktor yang dapat diketahu yang

mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu. Semua faktor yang

mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu dapat pula digolongkan

menjadi faktor-faktor yang berasal dari orang yang belajar mandiri maupun

yang berasal dari luar orang yang bersangkutan.

Menurut Morgan dan kawan-kawan (2006 : 98) belajar didefinisikan

sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga

unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku (2) perubahan tersebut

terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena unsur kedewasaan, dan

(3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang

cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan proses jiwa yang

didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan. Fungsi-

fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat, kemampuan dan

sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih.

Pada uraian diatas dinyatakan bahwa seseorang belajar dengan melalui

aktivitas dalam suatu sistem penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan,

pemikiran, kegiatan fisik atau ,aktivitas motor. Siswa harus aktif berusaha

dalam belajar, apakah suatu keterampilan menerima informasi, pengertian,

kebiasaan, suatu pendapat, sikap, minat atau tuntutan dari lingkungan.

Belajar adalah suatu proses yang diawali dengan aktivitas-aktivitas atau

suatu perubahan yang diakhiri dengan reaksi untuk menghadapi situasi baru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang dapat memberikan perubahan pada karakteristik anak sesuai dengan

kematangannya. Kimble and Garmezy yang dikutip oleh Snelbecker (2004 :

75), Learning is a relatively permanent change in a behavioral tendency that

occurs a result of reinforced practice.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari

penguatan praktek. Garry and Kingsley yang dikutip oleh Snelbecker (2004:

98) menyatakan, bahwa learning is the process by which behavior (in the

broad sense) is originated or changed trough practice or training.

(Snelbecker; 2004: 121). Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)

yang diubah melalui praktek atau latihan. Bigge yang dikutip oleh Snelbecker

(2004 : 57), memberi definisi belajar sebagai; learning. in contrast with

matl/ration. is a change iniliving individua which is not heralded by his

genetic in heritance. It may be a change in insight, behavior, perception, or

motivation. or a combination of these [Snelbecker 2004: 13]. Belajar yang

diaktifkan dengan kematangan adalah suatu perubahan dalam kehidupan

individu yang tidak dipengaruhi oleh faktor warisan. Be1ajar memungkinkan

adanya perubahan dalam insight, tingkah laku, persepsi, motivasi atau

gabungan dari semuanya.

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak adapat

dipisahkan dari kegiatan manusia, sebab kebutuhan manusia makin lama

makin bertambah banyak, baik kuantitas maupun kualitas. Tanpa belajar

manusia tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

seseorang yang menghasilkan perubahan pada dirinya, baik dalam bentuk

pengetahuan dan ketrampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif

selama berlangsung kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sebagai pengganti

istilah mengajar, pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara

sadar oleh seorang atau tim untuk melakukan kegiatan belajar sehingga

proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. (Tohar,

2004: 1). Kegiatan mengajar mencakup tahap-tahap: perencanaan, strategi

mengajar, persiapan pelaksanaan, termasuk penciptaan iklim belajar mengajar

yang serasi dan pemberian motivasi belajar, penilaian prestasi belajar hingga

pelaksanaan pengajaran remidial bagi siswa yang mengalami kesulitan

belajar.

Bagi tenaga kependidikan ada beberapa tahapan yang dilakukan supaya

proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, menurut Tohar (2004: 36)

tahap-tahap dalam pembelajaran adalah :

1) Perumusan tujuan pengajaran, merupakan pernyataan tentang apa yang

diharapkan untuk diketahui, dilakukan dan dihayati oleh siswa setelah

menyelesaikan suatu kegiatan belajar.

2) Pengembangan alat evaluasi, adalah suatu yang digunakan untuk mempermudah

seseorang untuk mengumpulkan informasi dan memanfaatkannya sebagai

penimbang dan pengambilan keputusan. Untuk mengukur keberhasilan

pencapaian tujuan, pengajaran disusun alat evaluasi dengan perubahan tingkah

laku diantaranya adalah : tes lisan, tertulis, perbuatan. Jika tertulis berbentuk

essei, obyektif, melengkapi angket studi kasus.

3) Analisis Tugas Belajar dan Identifikasi Kemampuan Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Kemampuan yang ingin dicapai sebagai tujuan pengajaran, diurai atas

unsur-unsur tingkah laku yang membentuk kemampuan tersebut. Unsur-

unsur yang telah diidentifikasi tersebut diseleksi sehingga hanya unsur-

unsur yang diidentifikasi karakteristik individual siswa seperti :

kecerdasan, bakat, kebiasaan belajar, motivasi belajar, kemampuan awal

dan kebutuhan belajar siswa terutama menyangkut kesulitan belajar.

4) Penyusunan Strategi Belajar Mengajar

Strategi belajar mengajar hakekatnya ialah rencana kegiatan belajar

yang dipilih guru untuk dilaksanakan baik oleh siswa maupun oleh guru

dalam rangka usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan. Penyusunan strategi belajar ini menyangkut uraian tentang

jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, format

lama waktu pertemuan. Kriteria yang digunakan dalam memilih strategi

ialah : efisiensi, efektifitas dan keterlibatan siswa.

5) Diskusi atau tanya jawab, kerja kelompok, perorangan. Diskusi dilakukan di

dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan dilakukan oleh

guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok.

6) Monitoring belajar mengajar. Melakukan monitoring terhadap kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh siswa apakah bisa berjalan sesuai tujuan yang

ditetapkan atau tidak (Tohar, 2000 : 38).

e. Pembelajaran Efektif

Untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam rangka untuk meraih

prestasi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya adalah sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Menumbuhkan keyakinan dan percaya diri bahwa seseorang dapat

melaksanakan tugas atau belajar dengan baik, dan keyakinan tersebut

akan mampu berkembang bila ada upaya yang bersungguh-sungguh.

2) Dalam melaksanakan tugas atau belajar untuk mencapai prestasi

dilakukan dengan rasa ikhlas dan senang, serta mempunyai tujuan yang

jelas.

3) Antara tujuan yang ingin dicapai dan keberhasilan yang dicapai pada diri

seseorang ada keterkaitannya.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan dan Madrasah Aliyah adalah untuk:

1) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa untuk mengetahui dan

membekali keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis.

2) Membekali siswa dengan konsep bahasa untuk mengatasi masalah bahasa

dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat

individu, rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional.

3) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa Indonesia yang diperlukan untuk

mendalami ilmu bahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya.

4) membekali siswa nilai-nilai serta etika berbahasa dalam kehidupan sehari-

hari.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK,

terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang

dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII

adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi

Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis

surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa

kelas XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan

kriteria kinerja yaitu:

(1) Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan

aturan dan tujuan komunikasi.

(2) Surat undangan, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan

komunikasi.

(3) Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan

aturan dan tujuan komunikasi.

(4) Pesan ditulis oleh peserta diklat.

(5) Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan

tujuan komunikasi.

(6) Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan

tujuan komunikasi (Sumber: Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK

Tingkat 3).

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Definisi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang luas meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009: 54). Pembelajaran kooperatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam

mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di

masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama

anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan

belajar (Solihatin, 2007:5).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru

harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami

berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa

untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran

yang mendukun pembelajaran kontekstual. Dalam format pembelajaran

kooperatif, setelah guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa

tergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan

menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok

kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan

kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi.

b. Unsur – Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif

Roger dan Johnson (dalam Suprijono: 2009) mengatakan bahwa tidak

semua belajar kelompok bisa dianggap pemelajaran kooperatif. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsure dalam pembelajaran kooperatif

harus diterapkan. Lima unsure tersbut adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Positive Interdepence ( saling ketergantungan positif).

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota

kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas

selanjutnya dalam kelompok bias dilaksanakan.

2) Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan).

Tugas dalam pembelajaran kooperatif dibuat sedemikian rupa sehingga

setiap anggota kelompok harus masing-masing anggota kelompok harus

melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam

kelompok bias dilaksanakan.

3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif).

Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan

kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini

akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota).

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keteramipaln berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.

5) Group processing (pemrosesan kelompok).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi hasil kerja sama agar selanjutnya dapat bekerjasama

dengan lebih efektif

4. Teori Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak berlangsung, tidak secara tatap muka

dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini penulis haruslah terampil

memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan

menulis ini tidaklah akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan

dan praktek yang banyak dan teratur.

Menulis juga merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu

atau intregatif, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut

karangan. Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok kemampuan yang

tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu :

a. Penguasaan bahasa tertulis yang akan berfungsi sebagai media karangan,

meliputi: kosakata, struktur, ejaan,. Pragmatik, dan sebagainya.

b. Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan dikarang

c. Penguasaan tentang jenis-jenis karangan dan teknik menulis yaitu tentang

bagaimana merangkai isi karangan dengan menggunakan bahasa tertulis

sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti makalah,

cerpen, puisi, dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Seseorang tidak mungkin terampil menulis kalau hanya menguasai

satu atau dua saja di antara ketiga komponen diatas. Betapa banyak orang

yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi tidak dapat

menghasilkan karangan karena tidak tahu apa yang akan dikarang dan

bagaimana menulisnya. Betapa banyak pula orang yang yang mengetahui

banyak hal untuk dikarang dan tahu pula bagaimana bahasa tertulis, tetapi

tidak dapat menulis karena tidak tahu caranya.

Dalam kehidupan modern keterampilan menulis sangat dibutuhkan.

Kiranya tidaklah berlebihan bila dikataan bahwa keterampilan menulis

merupakan suatu ciri orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.

Menulis dipergunakan oleh seorang terpelajar untuk mencatat /merekam,

meyakinkan, melaporkan/ memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud

serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang

yang dapat menyusyn pikiran dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan

ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur

kalimat yang jelas.

Untuk memberikan gambaran pembelajaran menulis dengan baik,

berikut disajikan konsep pembelajaran menulis. Secara garis besar, konsep

pembelajaran menulis sebagai berikut:

a. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya merupakan hasil dari sebuah

proses. Dengan konsep dasar seperti ini maka kesempatan menulis akan

diperoleh siswa dengan melalui proses, yang antara lain adalah pelatihan.

Sungguh omong kosong belaka bila seorang mampu menulis tanpa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

melalui proses pelatihan. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran menulis,

kegiatan pelatihan perlu mendapat perhatian yang cukup memadai dari

guru sebagai pengelola pembelajaran menulis. Semakin banyak porsi

pelatihan maka semakin besar kemungkinan siswa untuk mampu menulis.

b. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya kemampuan untuk

mengorganisasikan pikiran sehingga kejernihan dalam penalaran

merupakan hal yang esensial. Keruntutan dalam pengaturan jalan pikiran

perlu mendapatkan perhatian yang cukup.

c. Kemampuan menulis secara hakiki merupakan kemampuan menggunakan

diksi dan struktur bahasa. Kecermatan dalam pemilihan kata serta

penggunaan struktur secara benar pada hakikatnya merupakan hal yang

sangat penting peranannya dalam proses penulisa.

d. Meskipun menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif,

dilihat dari proses pelaksanaannya menulis dapat merupakan respons dari

sebuah stimulus, baik itu melalui penyimakan, pembicaraan, maupun

pembacaan. Dengan demikian pelatihan keterampilan menulis dapat

dilakukan melalui kegiatan awal aeperti menyimak, berbicara, maupun

membaca (Adidarmojo, 2001)

Pembelajaran keterampilan menulis tidak dapat dipisahkan dengan

pembelajaran bahasa Indonesia. Sesuai dengan kedudukan dan fungsinya,

pada dasarnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa

mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam

berbagai peristiwa komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Pembelajaran

keterampilan menulis berkenaan dengan pembinaan kemampuan

menggunakan bahasa secara tertulis.

Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut

dapatlah dikemukakan tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar

siswa mampu :

a. Mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan

dalam berbagai ragam tulisan nonsastra; dan

b. Mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan

dalam berbagai ragam tulisan sastra

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan

dari pembelajaran bahasa. Jadi, pembelajaran menulis tidak merupakan

kegiatan sampingan. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran

keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis.

Keterampilan menulis hasil keterampilan mendengar, berbicara, dan

membaca. Komunikasi pada abad ke-21 ini lebih banyak berlangsung secara

tertulis, khususnya bagi masyarakat maju. Dalam pembelajaran menulis perlu

diperhatikan beberapa prinsip berikut ini.

a. Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan

dasar, pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serentak.

b. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin

berbahasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda

baca.

d. Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang. Bermula dari

menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

Kondisi atau keadaan awal pembelajaran kompoetensi menulis siswa

mengalami kesulitan itulah sebabnya penulis melaksanakan penelitian

tindakan kelas untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis.

Berdasarkan identifikasi masalah ditemukan bahwa kesulitan siswa dalam

dalam menulis dapat diklarifikasikan menjadi enam kelompok, yaitu:

kesulitan menentukan topik pidato yang akan ditulis, kesulitan memilih kata,

kesulitan dalam menerapkan ejaan, kesulitan menyusun kalimat efektif,

kesulitan menghubungkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik, dan

kesulitan dalam menulis wacana yang koheren. Dari tahun ke tahun,

persoalan tersebut selalu dihadapi guru dan siswa dan belum mendapatkan

terapi yang baik.

Salah satu solusi untuk mengurangi kesulitan tersebut supaya

kompetensi menulis meningkat digunakan pembelajaran menulis dengan

metode kontektual yang meimplementasikan elemen- elemen bertanya,

inkuiri, diskusi, pemodelan, konstruktiristik penilaian dan refleksi pada tahap

kegiatan pramenulis, menulis dan revisi (menyunting)

Keterampilan menulis merupakan pengungkapan gagasan atau

perasaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Agar

yang diungkapkan secara tertulis dapat dipahami oleh pembaca atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

komunikatif, maka penggunaan diksi (pilihan kata), struktur kalimat,

kepaduan kalimat, serta ejaan dan tanda baca memiliki peranan yang cukup

besar dalam kaitannya dengan menulis. Adapun materi pokok dari

kompetensi dasar menulis indikatornya adalah mampu menulis dengan

sistematika dan bahasa yang efektif.

Johnson dan Medinus (2004: 87) mengemukakan bahwa banyaknya

stimulus informasi tentang menulis yang diberikan pada anak sebelum masuk

sekolah lebih berpengaruh daripada pengaruh perkembangan aspek atau

fungsi ontogenik. Salah satu stimulus informasi tentang membaca adalah

kesadaran fonologis pada anak-anak sekolah menengah. Menurut Bryant,

dkk. (2003: 69) kesadaran fonologis pada anak sekolah menengah merupakan

salah satu perolehan peningkatan keterampilan menulis yang dapat menjadi

prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan menulis selanjutnya.

Jika dihubungkan dengan konsep dasar menulis, pernyataan dan

temuan tersebut sangat relevan. Hirsh dalam Alsa (2004: 16) misalnya,

mengemukakan bahwa menulis merupakan proses asosiatif antara huruf

dengan bunyi-bunyi yang mewakili huruf atau kata-kata tersebut yang

terutama akan tampak bila diamati pada individu yang sedang belajar menulis

dengan berusaha menciptakan auditory-image terhadap simbol-simbol

tersebut. Menulis adalah mengeja atau melafalkan sesuatu yang tertulis dan

mengucapkannya. Menulis merupakan perkembangan keterampilan yang

bermula dari kata dan berlanjut kepada menulis kritis. Membaca juga

merupakan suatu proses psikologis dan sensoris (Harjasujana dan Mulyati,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2006, 2007: 5-25). Proses-proses yang menjadi dasar konsep menulis tersebut

menurut Hirsh dalam Alsa (2004: 16) akan tampak jelas diamati pada

individu yang sedang belajar membaca dengan berusaha menciptakan

auditory-image terhadap simbol-simbol tersebut.

Menulis di sekolah merupakan salah satu aspek yang sangat penting

sebab hasilnya akan menjadi landasan untuk memahami ilmu-ilmu yang amat

luas, lebih khusus lagi untuk pengajaran bahasa Indonesia (Dardjowidjojo,

2005: 19). Oleh karena itu, penyiapan peningkatan kesadaran fonologis pada

anak usia sekolah menengah menjadi sesuatu yang amat bermanfaat bagi

mereka pada saat membaca permulaan. Seperti dijelaskan Dardjowidjojo

(2005: 19) bahwa keterampilan menulis permulaan merupakan salah satu

kunci keberhasilan karena dengan cara seperti itu para siswa akan lebih

mampu menggali informasi dari berbagai sumber tulisan.

Menulis adalah dasar bagi kegiatan menulis lanjutan. Selain itu,

menulis merupakan bagian pengajaran yang penting untuk ditekankan di

kelas-kelas rendah (1 dan 2). Tujuan membaca permulaan adalah (1)

mengenalkan pada siswa huruf-huruf dalam abjad, sebagai tanda suara atau

bunyi; (2) melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam

kata menjadi suara; dan (3) mengetahui huruf-huruf dalam abjad dan melatih

keterampilan siswa untuk menyuarakan dan dalam waktu singkat dapat

mempraktikkannya dalam menulis lanjut.

Ehri (Torgessen dan Wagner, 2004:183) menunjukkan empat

kemungkinan hubungan antara kesadaran fonologis dengan kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menulis (dalam hal ini kesadaran sintaksis termasuk ke dalam kemampuan

sintaksis), yakni: (1) kemampuan membaca, (2) kemampuan fonologis

spesifik dapat menjadi fasilitator dalam mempercepat pemerolehan

keterampilan membaca anak, (3) kemampun fonologis spesifik kemungkinan

berkorelasi dengan keterampilan membaca.

Teori-teori permulaan menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak

menunjukkan bunyi-bunyi yang diucapkan diperlukan mereka untuk

mempelajari pemetaan/pengenalan bunyi-bunyi huruf ke dalam bunyi-bunyi

ujaran. Karena bunyi-bunyi dari suatu kata yang diucapkan digabung ke

dalam unit akustik (bunyi), bunyi-bunyi secara tersendiri dalam suatu kata

tidak dengan mudah/cepat kelas kelihatan. Anak-anak yang tidak mampu

menunjukkan bunyi-bunyi dari suatu kata dan yang tidak mampu

memisahkan suatu kata yang diucapkan ke dalam komponen bunyi cenderung

memiliki tingkat kesulitan dalam belajar menulis.

Chomsky (2005: 78) memandang bahwa pemerolehan dan

perkembangan bahasa anak-anak terjadi melalui interaksi-interaksi anak

dengan lingkungannya, khususnya lingkungan bahasa, yang dikenal dengan

S-R. Strateginya dikenal dengan tiruan dan uji-coba. Namun, kebenaran

pandangan Behavioris ini tidak seratus persen benar. Karena pembuktian

berikutnya menunjukkan bahwa terdapat kelemahan mendasar, yakni anak-

anak usia 3,0-5,0 sudah mampu memproduksi kalimat yang belum pernah

didengarnya di lingkungannya. Di samping itu, jauh sebelumnya dia sudah

dapat memahami ujaran-ujaran orang dewasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

5. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw

Jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin

di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73). Pembelajaran dengan metode

Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru

menanyakan siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan

sumbang saran tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif

siswa agar siap menghadapi pelajaran yang baru.

Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagi topik

kepada tiap kelompok untuk dipelajari. Kemudian tiap kelompok mengirim 1

orang untuk menjadi tim ahli (expert team). Tim ahli akan berdiskusi mengenai

topik mereka dalam kelompok tersebut sehingga menjadi pengetahuan yang

utuh yang mengintegrasikan pengetahuan antar konsep. Selanjutnya mereka

kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan

pengetahuan yang mereka peroleh (Suprijono, 2009: 89-90).Langkah-langkah

pembelajaran Jigsaw menurut Slavin dalam Trianto (2009: 56-61) adalah

sebagai berikut :

1) Pendahuluan

Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang

dinamakan home group, sampai dengan home group disesuaikan dengan

materi yang akan dibahas dan memberikan alasan pentingnya topik

tersebut, guru berupaya membuat siswa tertarik. Setiap siswa kemudian

diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi

tanggung jawabnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2) Pembentukan Kelompok (Facused Ecploration)

Anggota dari focus group ini berasal dari anggota home group dimana

mereka sudah membawa dan memahami sub pokok bahasan yang dibahas

di dalam home group-nya. Dalam mendiskusikan materi, masing-masing

anggota harus berani mengutarakan idenya sebagai bentuk klarifikasi

terhadap materi yang telah dikuasainya, sehingga setiap anggota memiliki

konsep yang sama tentang materi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru

diharapkan menyiapkan soal yang terkait dengan materi yang dibahsanya.

Materi baru ini, siswa harus mengerjakan/menyelesaikan tes atau soal yang

terkait dengan penjelasan guru. Hasil dari tes tersebut akan sangat terkait

dengan posisi kelompoknya.

3) Pelaporan dan Penajaman (reporting and resharping)

Para siswa kembali kepada kelompoknya semula (home group). Dalam

kelompoknya ini dia melaporkan hasil penguasaan materi dari masing-

masing anggota focus group dan meminta rekan-rekan lainnya untuk

menanyakan atau meminta penjelasan tentang materi yang telah berhasil

dikuasai.

4) Integrasi dan Evaluasi

Dalam fase ini guru menyusun tugas/tes yang diberikan kepada setiap

kelompok dengan fokus utama mengingatkan mereka pada materi yang

telah dikuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah

di kuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dibahas dengan cara menyelesaikan soal-soal latihan baik secara kelompok

maupun individu.

Kelompok Asal 5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokan

Kelompok Ahli (Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain berjudul ”Using

Think-Pair-Share in the College Classroom” (2001) oleh Sarah Ledlow.

Penelitian ini juga menggunakan metode pembelajaran kooperatif, tetapi dengan

menggunakan tipe Think-Pair-Share (TPS).

Penelitian internasional pertama sebagai bahan bandingan yang ditulis

oleh Shear pada tahun 2006 dengan judul Poe’s Fiction: The Hypnotic Magic of

The Senses. Penelitian ini berisikan tentang analisis unsur2 dramatis penting dari

.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

novel-novel karya Edgar Alan Poe, yaitu pikiran individual, dibentuk dan dibuat

oleh hidupnya perasaan. Sedangkan pikiran yang didisiplinkan dari karakter2nya

cenderung untuk menilai lingkungan sekitarnya sebagai masalah yang harus

diselesaikan, pikiran sebagai sebuah repon emosional pada dasarnya adalah

sebuah reaktor yang mengubah dan menyerap data sensorik menjadi pengalaman,

membentuk proses pematangan sebuah karakter yang secara meyakinkan

menjadikannya meyakinkan secara dramatis.

Penelitian internasional ke dua dilakukan oleh Goldberg pada tahun 2003

dengan judul Writing Away From Home: Migratory Moments In Short Strories.

Penelitian ini mensurvey karya Sonia Guralnik, yang secara jelas

menggambarkan secara paralel pengalaman penulis sendiri sebagai imigran muda

rusia keturunan yahudi di chile. Dia meneliti bahwa karya2 guralnik

menunjukkan gambaran kontras antara nilai2 kemanusiaan pada cerita2 awal

hingga penggambaran tentang ketidakseimbangan sosial, eksploitasi, dan

meneriakkan tentang sikap2 interpersonal pada karya-karya selanjutnya. Golberg

menggaris bawahi semua karakter utama pada karya2 guralnik mempunyai sikap

ambigu tentang eksistensi dirinya sendiri yang disebabkan oleh perpindahan

benua atau perpindahan dari kondisi tertentu yang digambarkan oleh gulanik

dalam karya2 nya, perasaan tentang perpindahan psikologis dan tubuh sangatlah

terasa.

Penelitian ke tiga yang dilakukan oleh Konrad dan Test pada tahun 2007

dengan judul Effects of GO 4 IT … NOW! Strategy Instruction on the Written IEP

Goal Articulation and Paragraph – Writing Skills of Middle School Students with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Disabilities, mengetengahkan tentang Gerakan reformasi pada standar sekarang,

yang menekankan pada kemampuan pengajaran akdemis pada siswa,

memberikan harapan pada siswa dengan keterbatasan. Tetapi, ada kekhawatiran

bahwa gerakan ini akan terlalu berfokus pada kemampuan akademis dan

mengesampingkan kemampuan kemandirian diri. Salah satu solusi yang mungkin

adalah dengan mengadakan intervensi dimana kemampuan kemandirian diri dan

kemampuan akdemis diajarkan secara bersamaan. Penelitian ini menemukan efek

dari pola pembelajaran tersebut (LAKUKAN SEKARANG) dengan 12 siswa

dengan keterbatasan fisik yang tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

adanya hubungan fungsional antara strategi pembelajaran dengan kemampuan

siswa dalam mengartikulasi tujuan program pembelajaran individual (IEP) dalam

menulis dan kemampuan menulis paragraf pada paragarf IEP tujuan Siswa.

Penelitian keempat dilakukan oleh Norton pada tahun 2004 dengan judul

Student Learning Portofolios: How They Are Being Implemented In Educational

Administration Programs. Penelitian ini berisikan tentang Variasi belajar murid

telah menjadi sangat populer pada administrasi pendidikan diakrenakan oleh

banyaknya kegunaan dan aplikasinya. Disini, Norton mendokumentasikan sifat

dan pengembangan kegunaanya di seluruh dunia.

Penelitian internasional terakhir sebagai pembanding adalah yang

dilakukan oleh Simpson pada tahun 2004 dengan judul Voicing The Text: The

Making of An Oral Poetics in Olive Senior’s Short Fiction. Penelitian ini

berisikan tentang Pembuatan puisi lisan atau perkembangan dari keindahan

bahasa lisan, sebagaimana diekspresikan secara bebas, pada karya fiksi india

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

barat mengubah dari budaya tutur menjadi budaya tulis dimana karya sastra

ditulis demi menyesuaikan dengan dengan kondisi2 dan keadaan paska kolonial.

Dengan menliti cerita pendek olive Senior, yang dibaca pada cahaya terang pada

esaynya dan komen wawancara, simon menggaisbawahi bahwa ada kemungkinan

olive mnggunakan sumber2 lisan untuk mengembangkan dan memperkaya

penulisan ceruta pendek kontemporer.

Posisi penelitian yang dilakukan penulis dengan kelima penelitian di atas

adalah penelitian ini bersifat memperkuat dan menambah perbendaharaan tulisan

tentang ‘menulis’. Kelima penelitian di atas juga dijadikan sebagai bahan acuan

tentang teknik dan strategi menulis bagi siswa di sekolah menengah kejuruan.

C. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran tipe Jigsaw dapat melatih siswa bekerjasama dan

berpikir logis terstruktur dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulus bahasa Indonesia siswa

kelas XII TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

D. Hipotesis

Berdasarkan paparan teori pembelajaran dan deskripsi metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah

bahwa diduga melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

meningkatkan hasil pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa

kelas XII-TPTL di SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sragen dalam pembelajaran

bahasa Indonesia kelas XII TPTL1 tahun pelajaran 2010/2011. SMK Negeri

2 Sragen beralamat di Jl. Dr. Sutomo No.4 Sragen, kode pos 57212 dan

nomor telepon (0271) 891316. Sekolah ini memiliki website

www.smkn2sragen.sch.id dan memiliki email [email protected].

Status sekolah ini adalah negeri dan merupakan salah satu Rintisan Sekolah

Berstandar Internasional (RSBI) di kabupaten Sragen. SMK 2 Sragen

memiliki visi; “Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertakwa,

kompeten, kompetitif, berkepribadian nasional dan berwawasan global”.

Sedangkan misi SMK Negeri 2 Sragen adalah; “(1) Membentuk

kepribadian yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, (2) Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan

knowledge, skills, dan attitude, (3) Menyiapkan tamatan yang berkualitas

seutuhnya dan mampu bersaing ditingkat nasional maupun internasional,

(4) Membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang berakar pada nilai-

nilai budaya bangsa Indonesia, (5) Menyiapkan tamatan agar

mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan ilmu dan teknologi,

dan (6) Menyiapkan tamatan yang mandiri dan berjiwa entrepreneur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

SMK Negeri 2 Sragen menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)

ISO 9001: 2008, dan dilengkapi dengan manajemen berbasis IT

(Information Technology), sehingga semua manajemen sekolah diatur

secara online dan realtime dengan SIM (Sistem Informasi dan Manajemen)

Sekolah. Sedangkan kurikulum yang dimiliki SMK Negeri 2 Sragen adalah

melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

Kurikulum Spektrum 2008 dengan pendekatan: (1) Kurikulum Berbasis

Dunia Kerja, Pelatihan Berbasis Kompetensi, Pelatihan Berbasis Produksi,

(2) Kurikulum Muatan Lokal, (3) Kurikulum hasil sinkronisasi

program, (4) SKKNI, (5) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan, (6)

Menerapkan pembelajaran berbasis IT, dan (7) Menggunakan

Bahasa Inggris pada pelajaran sains, kecuali bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris.

Hingga tahun diklat 2010/2011 jumlah rombongan kelas mencapai 43

kelas, dan tiap kelas berjumlah rata-rata 32 siswa yang terbagi dalam 5

program keahlian yaitu; (1) Teknik Konstruksi Kayu, (2) Teknik

Pemanfaatan Energi Listrik, (3) Teknik Permesinan, (4) Teknik Mekanik

Otomotif, (5) Teknik Komputer dan Jaringan.

Dengan luas tanah seluruhnya 27.410 m2 dan luas bangunan 5.856

m2, SMK Negeri 2 Sragen memiliki fasilitas sekolah anatara lain; ruang

kelas lengkap dengan PC dan proyektor, laboratrium bahasa, laboratorium

computer, laboratorium CNC, laboratorium PLC, mushola, bengkel Suzuki,

lapangan sepakbola, sport center, dan free hotspot 24 jam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun

pelajaran 2010/2011, dimulai bulan Oktober 2010 hingga bulan Februari

2011. bulan Oktober 2010 hingga awal Januari 2011 merupakan kegiatan

persiapan yang meliputi perizinan, 0bservasi awal, penyusunan proposal,

dan seminar proposal. Sedangkan pada pertengahan bulan Januari 2011

sampai dengan bulan Februari 2011 peneliti akan melakukan penelitian di

lapangandan penyusunan laporan akhir.

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Oktober 2010

sampai dengan Februari 2011. Adapun jadwal penelitian meliputi:

(1) Pembuatan proposal: Oktober 2010

(2) Pengembangan Landasan Teoretis: Oktober 2010-November 2010

(3) Penyusunan Instrumen: Desember 2010-Januari 2011

(4) Pengambilan Data: Januari 2011-Februari 2011

(5) Analisis Data: Februari 2011

(6) Penyusunan Laporan: Februari 2011

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XII TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen

tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 36 siswa, yang semuanya adalah laki-

laki.

Dasar pertimbangan dipilihnya di SMK Negeri 2 Sragen adalah bahwa

penulis adalah salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

tersebut. Dengan demikian hasil yang diperoleh nantinya dapat dijadikan acuan

dalam pengembangan pengelolaan kualitas pembelajaran terutama pelajaran

bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Sragen..

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Setting penelitian adalah SMK Negeri 2 Sragen yang berada di

lokasi lingkungan masyarakat menengah ke atas. Objek penelitian adalah

proses pembelajaran keterampilan menulis dengan strategi pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, sedangkan subjek penelitian adalah guru yang memiliki

permasalahan dalam pembelajaran keterampilan menulis dengan menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Bentuk penelitian tindakan ini

bersifat koloboratif partisipatorik, melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Rancangan penelitian: Tindakan dilakukan putaran demi putaran sampai

tercapainya tujuan PTK. Pada setiap akhir putaran atau siklus dilakukan

evaluasi dan refleksi. Tujuannya adalah untuk melihat hal-hal yang telah

dicapai dan yang belum dicapai pada setiap tindakan. Berdasarkan evaluasi

dan refleksi kemudian dilakukan penyempurnaan terhadap hal-hal yang

kurang, guna mengatasi secara keseluruhan masalah-masalah dalam

pembelajaran keterampilan menulis menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

2. Langkah-langkah tindakan: sebelum melakukan tindakan di kelas, disusun

langkah-langkah yang akan ditempuh, yaitu: (1) melatih guru yang akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

melakukan tindakan, yaitu latihan pelaksanaan model konsiderasi dengan

materi: (a) konsep, perinsip-prinsip model konsiderasi, (b) membuat

skenario pembelajaran, (c) memilih materi pembelajaran dan

mengaitakannya dengan masalah-masalah yang ada disekitar peserta didik,

terutama masalah-masalah yang mengandung situasi konflik moral yang

akan di konsiderasikan. Situasi ini disesuaikan dengan pokok bahasan yang

akan disampaikan, (d) cara melakukan pengajaran model konsiderasi, (e)

melatih keterampilan tanya jawab dan diskusi guna mengungkap sikap,

pendapat, wawasan guru dan peserta didik tentang nilai moral dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia, dan (f) membuat catatan lapangan; (2)

mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, seperti

buku-buku teks, RPP, dan media pengajaran, (3) mempersiapkan alat

observasi berupa lembar observasi kegiatan guru dan peserta didik,

menyediakan notebook untuk catatan lapangan, alat-alat tulis, dan camera

foto, dan (4) membuat skenario pembelajaran.

3. Perencanaan waktu; waktu yang direncanakan dalam kegiatan ini selama 5

bulan dengan rincian waktu; a) pertemuan awal,nb) pengurusan izin

tindakan, c) penetapan jadwal kegiatan, d) pelatihan guru, e) melakukan

tindakan, f) monitoring/ evaluasi.

4. Pelaksanaan kegiatan dan pengamatan: kegiatan di kelas dilakukan oleh

guru bidang studi bersama peneliti secara koloborasi. Kegiatan ini

dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada kegiatan guru maupun pada

peserta didik. Setiap pelaksanaan tahapan yang dilakukan guru maupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

peserta didik dilakukan pemantauan yang berbentuk lembaran pedoman

observasi yang telah disiapkan. Pemantauan ini dilakukan oleh peneliti

bersama guru kolaborator.

5. Refleksi: dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Dalam refleksi

ini guru dan peneliti membahas pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan,

mengevaluasi setiap tidakan dan hasil yang telah dicapai dari tindakan yang

dilakukan di dalam kelas. Bila terdapat kekurangan dan kelemahan, maka

dicarikan solusinya agar lebih meningkatnya kualitas pembelajaran pada

tindakan berikutnya. Namun bila terdapat kekuatan dan kebaikan

pelaksanaan, maka hal tersebut makin ditingkatkan dan dipertahankan pada

tindakan berikutnya.

6. Revisi rancangan: penyempurnaan rancangan dilakukan dengan

mempertimbangkan dan melihat hasil diskusi dan evaluasi peneliti dan

guru. Kemudian dibuat rancangan baru dengan perbaikan pada hal-hal yang

memiliki kelemahan guna pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.

7. Kriteria keberhasilan: indikator keberhasilan yang diperkirakan dalam

penelitian tindakan ini sebagai berikut: (1) meningkatnya hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dilihat dari keseriusan

dan gairah peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, (2)

meningkatnya keterlibatan peserta didik, dilihat dari keaktifan peserta didik

pada saat diskusi antar peserta didik, peserta didik dengan guru pada saat

tanya jawab antara guru dan peserta didik, (3) meningkatnya hasil belajar

peserta didik, dilihat dari perubahan sikap dan perilaku mereka di dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

kelas, di lingkungan sekolah, dan dari hasil tes formatif peserta didik, dan

(4) keberhasilan lainnya adalah meningkatnya kemampuan guru dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan model konsiderasi

dan meningkatnya kemampuan guru dalam melakukan PTK yang pada

gilirannya meningkatkan keprofesionalan guru yang bersangkutan.

Peneliti menggunakan PTK karena alasan sebagai berikut. Pertama,

peneliti sebagai guru di kelas XII TPTL1 ingin meneliti permasalaan yang

dihadapi siswa terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kedua, peneliti

berusaha membantu siswa memecahkan masalah dalam pelajaran Bahasa

Indonesia dengan mengadakan action research.n Adapun skema penelitian

tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Skema Kerangka Berpikir

KONDISI

AWAL

Guru: Menerapkan metode konvesional dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia

Siswa : Hasil pembelajaran bahasa Indonesia rendah

TINDAKAN

Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia

Tahap tindakan tiap siklus Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara terstruktur dalam berkelompok (1 kelompok 5-6 anak) pada pelajaran bahasa Indonesia

KONDISI AKHIR

Diduga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XII TPIL2 SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Prosedur Penelitian

1. Refleksi awal

Fase ini dilakukan melalui pengamatan di sekolah secara keseluruhan.

Yaitu meliputi pengamatan proses pembelajaran di kelas, wawancara dan

berdiskusi dengan guru kolaborator pada kelas yang bersangkutan.

Permasalahan yang ada kemudian didaftar dan dikelompokkan menjadi

fokus penelitian di kelas XII TPTL2. Akhir-akhir ini peneliti merasa siswa

merasa kesulitan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama menulis

terutama menulis surat-surat resmi yang bersifat formal. Sebelum penelitian

tindakan kelas dimulai, peneliti terlebih dahulu bertemu dengan guru

kolaborator untuk mempertegas keterlibatannya sebagai bagian dari

penelitian. Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan keterlibatannya,

apa yang harus dilakukan, serta bagaimana melakukannya..

2. Fact finding analysis

Dari hasil pre tes diketahui bahwa nilai rata-rata kelas hanya 59.35 .

penyebab utamanya adalah kurangnya waktu untuk menulis dan cara

penyampaian materi pembelajaran menulis yang kurang kondusif. Pada fase

ni, permasalahn sudah dikelompokkan, kemudian didiskusikan dengan

pihak terkait dan dilakukan pemilihan berdasarkan kemungkinan

pemecahannya, serta berada dalam jangkauan kemampuan untuk

dipecahkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3. Perencanaan tindakan

Atas dasar masalah dan penyebabnya, peneliti berencana menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Secara rinci permasalahan yang terpilih berdasarkan

kemungkinan pemecahannya yaitu;

(a) Siswa mengalami kesulitan dalam menulis.

(b) Siswa kurang bersemangat dalam pelajaran menulis.

(c) Siswa kurang menguasai perbendaharaan kata, diksi, struktur dalam

kalimat.

(d) Siswa kurang berani menyatakan ide.

(e) Siswa kurang percaya diri.

(f) Siswa kurang termotivasi dalam belajar.

Berdasarkan fase-fase diatas, maka disusunlah tindakan-tindakan yang

diberikan dalam kerangka prosedur mengutamakan aktifitas siswa yaitu:

(1) penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dengan cara membangun

iklim yang merangsang perilaku kerjasama

(2) menggunakan materi yang berbeda

(3) pengelolaan kelas yang mengutamakan aktifitas siswa

(4) pemberian motivasi yang tinggi

tindakan diatas dilaksanakan selama tiga siklus, dengan perincian waktu

selama delapan kali tatap muka, da alokasi waktu untuk tiap tatap muka

adalah 2 X 45 menit atau 90 menit. Jumlah tatap muka secara keseluruhan

adalah 8 X 90 menit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4. Pelaksanaan tindakan

Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ketika

mengajar, khususnya untuk topik menulis surat dinas resmi. Setiap siklus

terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

kegiatan refleksi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan atas rancanagan atau

rencana tindakan yang telah disusun. Peneliti adalah sebagai guru pelaksana

tindakan kelas sekaligus guru pengamat, sedangkan guru kolaborator

sebagai pengamat atas segala aktifitas yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung.

5. Pengamatan hasil tindakan

Peneliti menggunakan teknik tes, wawancara, dan pengamatan/observasi

untuk melihat efek penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat

pelaksanaan, sesuai sifat rencana yang fleksibel, maka rencana dapat

berubah sesuai kondisi lapangan. Bersama dengan tahap ini dilakukan pula

pengamatan pada proses tindakan, efeknya, serta efektivitasnya dalam

mengatasi masalah

6. Refleksi

Tahap ini merupakan pengkajian terhadap proses yang terjadi dan masalah

yang muncul, serta segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang

dilakukan. Pelaksanaan refleksi ini adalah melalui hasil diskusi atau urun

pendapat dari pihak yang terkait dalam penelitian. Peneliti mengkaji hasil

implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw beserta kelebihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dan kelemahannya. Refleksi dilaksanakan bersama-sama dengan

kolaborator.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini meliputi a) tempat dan peristiwa, yakni

kegiatan pembelajaran menulis surat resmi yang berlangsung di dalam kelas

dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b)

informan, yaitu guru kelas XII TPTL2 teman sejawat dan siswa kelas XII

TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen, c) dokumen yang berupa foto kegiatan

pembelajaran menulis, hasil tes siswa, buku pelajaran, silabus dan RRP.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan

data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes pembelajaran menulis

mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan data kualitatif berupa

informasi tentang keefektifan pembelajaran di dalam kelas ketika guru

mengajar bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

2. Teknik Pengumpulan data

Data kuantitatif (nilai) dikumpulkan dengan teknik tes, dan data

kualitatif dikumpulkan dengan teknis pengamatan dan wawancara.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan tergantung pada ruang

lingkup dan tujuan penelitian yang dilakukan. Metode dasar dalam

penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara (Muhadjir, 2002: 58).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Sehingga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara dan studi kepustakaan dan dokumentasi.

a. Teknik Observasi

Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman

gambar (Sutopo, 2002: 64). Tujuan dari observasi adalah untuk

mendeskripsikan setting kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam

kegiatan, waktu dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati

tentang peristiwa yang bersangkutan (Muhadjir, 2002: 58). Observasi

dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung. Dalam hal ini

peneliti melakukan observasi langsung dengan mendatangi peristiwanya,

yaitu melakukan pengamatan ke lokasi penelitian di SMK Negeri 2

Sragen.

b. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh

keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu. Wawacara ini

bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia

serta pendapat-pendapat mereka (Muhadjir, 2002: 95). Secara umum ada

dua jenis wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang

disebut wawancara mendalam (Sutopo, 2002: 58).

Dalam wawancara ini dilakukan dengan mengadakan komunikasi

langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna memperoleh data

baik lisan ataupun tulisan atas sejumlah data yang diperlukan.

Metode wawancara yang digunakan adalah metode campuran,

dengan menggabungkan metode terpimpin (terstruktur) dengan metode

bebas (tidak terstruktur) dengan cara peneliti membuat panduan

wawancara dalam mengembangkan secara bebas sebanyak mungkin

sesuai kebutuhan data yang diperoleh. Metode wawancara ini dilakukan

dalam rangka memperoleh data primer serta pendapat-pendapat dari

Kepala Sekolah dan para guru di SMK Negeri 2 Sragen tentang

peningkatan kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran bahasa

Indonesia siswa kelas XII TPTL.

c. Analisis Dokumentasi

Studi dokumen dilakukan dengan penelitian mengenai dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar mata pelajaran

menulis bahasa Indonesia siswa kelas XII TTL SMK Negeri 2 Sragen.

Penggunaan keempat metode dalam penelitian ini, dilakukan untuk saling

melengkapi. Metode dokumentasi diharapkan melengkapi metode

observasi atau sebaliknya. Metode wawancara untuk mendalami dan

melakukan cek ulang terhadap sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah 80 % atau lebih siswa

kelas XII TPTL2 mencapai nilai lebih dari 70 atau lebih dari 80 % atau lebih

siswa masuk dalam kategori nilai B.

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pembelajaran

No Nilai Kategori Catatan

1. X ≥ 80 A Sangat Baik

2. 70 – 79 B Baik

3. 60 – 69 C Sedang

4. Dibawah 60 D Kurang

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam PTK ini bersifat deskriptif analitik kritik

dan analistis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian

adalah :

1. Klasifikasi Data

Klasifikasi data merupakan pengelompokan data berdsakn kriteria tertentu

untuk mencari homogenitas yang dinginkan. Dalam penelitian ini klasifikasi

digunakan untuk mengelompokan hasil belajar siswa dari kegiatan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Penafsiran Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Penafsiran data bertujuan untuk mengambil kesimpulan sementara data yang

telah diperoleh. Penafsiran merupakan langkah awal untuk pembahasan

masalah secara mendalam.

3. Evaluasi Data

Data yang telah diklasifikasikan kemudian dievaluasi untuk mendapatkan

kebenaran antara hasil penafsiran denagn ralitas sesungguhnya. Apakah data

tersebut dapat dipertanggungjawabakan dalam penelitian atau tidak, apakah

penafsiran yang disampaikan sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan

dan sebagainya. Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai feed back (umpan

balik) untuk mengukur sejauh mana data yang diperoleh dalam penelitian

tersebut merupakan sesuatu yang bermanfat ataukah tidak. Apabila dirasa

kurang dapat mencapai KKM yang diinginkan, maka prosedur penelitian

dapat dilakukan secara berulang.

4. Penarikan Kesimpulan

Tujuan akhir dari setiap penelitian adalah mendapatkan kesimpulan

mengenai apa yang telah disampaikan dengan hasil penelitian. Kesimpulan

merupakan hasl tertinggi dalam suatu penelitian. Dengan diperolehnya

kesimpulan, maka masalah yang disajikan, dibahas dan dicarikan jalan

keluarnya akan nampak dengan jelas. Dengan demikian maka kesimpulan

merupakan penjabaran sistematis dari seluruh kegiatan penelitian.

Cara pengambilan kesimpulan berdasarkan sifat interaktif berada pada

semua model analisis yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan verifikasi

tersebut saling berkaitan dan berinteraksi, tak bisa dipisahkan dari kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pengumpulan data. Dalam bentuk ini guru tetap tidak bergerak di antara tiga

komponen analisis (reduksi data, sajian data, verifikasi) dengan proses

pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi penelitian ini merupakan jawaban atas permasalahan yang

dijelaskan pada bab sebelumnya. Secara garis besar, Bab IV menguraikan tiga hal

pokok yaitu: (1) Kegiatan pratindakan, (2) Pelaksanaan tindakan siklus I sampai

dengan siklus III, dan (3) Pembahasan penelitian.

1. Kegiatan Pratindakan

a. Pembahasan tentang Permasalahan dalam Pembelajaran Menulis

Surat Resmi

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti melakukan konsultasi

dengan teman-teman sejawat pada minggu pertama bulan Oktober 2010

untuk membahas permasalahan yang dihadapi selama proses

pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dari hasil konsultasi dengan

teman-teman sejawat diketahui bahwa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia khususnya mengarang/menulis surat resmi, siswa memperoleh

nilai yang sangat rendah. Lebih dari 80 % dari jumlah siswa kelas XII

TPTL 2 tidak memenuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 62.

Dalam diskusi tersebut, guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

secara terbuka mengungkapkan masalah yang dihadapi terutama pada

pengajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kesulitan siswa

dalam menulis disebabkan beberapa faktor, yaitu factor situasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pembelajaran menulis di kelas, faktor guru, dan juga faktor siswa sendiri.

Banyak siswa beranggapan bahwa belajar menulis kurang memberi

manfaat dalam kehidupan nyata, terutama dunia kerja mereka yang

didominasi praktek perteknikan. Pendapat siswa tersebut harus segera

diluruskan karena kalau tidak, akan berakibat kurangnya minat siswa

pada pembelajaran menulis. Berkurangnya minat mengakibatkan siswa

semakin malas menulis dan membuat pelajaran menulis menjadi

bertambah sulit.

Hasil pengamatan pratindakan adalah;

(1) Siswa tersibukkan dengan kegiatan praktik sehingga mereka

cenderung mengabaikan pelajaran menulis.

(2) Siswa banyak yang tidak menyukai kegiatan tulis menulis.

(3) Pembelajaran yang sering dilakukan di kelas adalah metode ceramah

yang berpusat pada guru sehingga kurang memberi kesempatan

kepada siswa untuk banyak menulis, dan berakibat pada hasil yang

sangat kurang.

(4) Guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan

keterampilan menulis, aktivitas dan sikap karena penggunaan strategi

pembelajaran yang kurang tepat.

(5) Aktivitas siswa belum tampak karena siswa sebagai pendengar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b. Pembahasan tentang Upaya Peningkatan Kualitas Proses

Pembelajaran

Berdasarkan uraian permasalahan yang dihadapi guru dalam

pembelajaran sebagaimana tersebut diatas, maka peneliti dan teman

sejawat berusaha untuk menemukan solusinya sebagai upaya perbaikan

kualitas pembelajaran sehingga keterampilan menulis dapat meningkat

secara optimal.

Dalam hal ini, guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang

terfokus pada upaya melibatkan secara aktif sehingga siswa bukan lagi

sebagai objek, tetapi sebagai subjek belajar dan ini sesuai dengan tuntutan

kurikulum saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jadi guru diharapkan dapat mengorganisir proses pembelajaran menulis

sedimikian rupa sehingga akhir tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

efektif sesuai pa yang diharapkan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis

harus dirancang dan disajikan dengan lebih menarik melalui proses

pembelajaran yang bernuansa kooperatif untuk mengembangkan

keterampilan, sikap dan aktivitas siswa sehingga hasil belajar yang

tercapai lebih optimal.

c. Menyusun Perencanaan Pembaharuan Pembelajaran

1) Pelaksanaan Pratindakan

Pelaksanaan pratindakan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal

terhadap siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen tahun

pelajaran 2010 / 2011. Materi pre tes adalah menulis surat undangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari

Ketua OSIS kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat

Panitia Idul Adha. Kriteria penilaian tulisan siswa meliputi;

sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi sesuai perintah, dan

kebersihan dan kerapihan.

Hasil tes tertulis siswa menunjukkan bahwa lebih dari 50% tulisan

siswa tidak sistematis, hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan EYD

(36%), isi tulisan tidak sesuai dengan perintah (67%), dan tulisan

kurang bersih dan rapi (40%).

Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XII-

TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis

pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya

11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM.

Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis adalah

59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM,

dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi

siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah.

Berdasarkan hasil observasi kelas sebelum pretes, diketahui

bahwa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih

berorientasi pada metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan

mencatat materi sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga

kurang pro aktif, kurang bergairah dalam pembelajaran menulis

karena mereka beranggapan nenulis kurang memberi manfaat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Ditambah lagi, kesibukan mereka dalam praktek perteknikan

menjadikan pelajaran menulis semakin dikesampingkan oleh mereka.

Sikap siswa semacam ini ternyata membawa akibat terhadap

rendahnya kemampuan menulis di sekolah sebagaimana hasil tes awal

terurai di atas. Hal ini perlu segera mendapat erhatian guru dan

mengatasinya dengan cara mengubah paradigma pembelajaran.

Pembelajaran yang digunakan haruslah dapat menarik minat siswa

dalam pembelajaran dan siswa bertindak sebagai subjek belajar dan

bukan lagi sebagai objek dalam belajar.

2) Menetapkan Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis

Solusi pembelajaran yang dipilih oleh peneliti dalam hal ini

adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Strategi pembelajaran tipe

jigsaw dipilih karena peneliti mempertimbangkan kondisi dan sikap

siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran menulis.

Selanjutnya guru kolaborator dan peneliti sepakat untuk

menerapkan strategi ini pada siswa kelas XII TPTL2 agar kebiasaan

belajar siswa dapat terpola sanpai pada tingkat berikutnya. Proses

pembelajaran ini mengoptimalkan peran serta siswa dan

membekalinya dengan sikap saling ketergantungan positif,

tanggungjawab individu dan kerjasama serta dapat mengembangkan

jiwa sosial siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sering dilakukan

sebagai jawaban tuntutan kurikulum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3) Penyamaan Persepsi antara Peneliti sebagai Guru Pelaksana

Tindakan dan Guru Kolaborator tentang Strategi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw

Agar memperoleh persepsi yang sama tentang tujuan penelitian,

peneliti dan kolaborator mendiskusikan hal pokok terlebih dahulu

sebelummenyusun rancangan dan melaksanakan tindakan. Dari hasil

diskusi penyamaan strategi, peneliti dan guru kolaborator sama-sama

mencatat point-point materi dan aktivitas yang harus dilaksanakan

siswa serta merancang pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya mereka

juga melakukan proses untuk menetapkan sistem penilaian.

Di samping itu, guru menentukan jumlah kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang

heterogen. Guru membagi siswa kelas XII TPTL 2 menjadi 6

kelompok, yang masing-masing kelompok diketuai oleh siswa yang

menduduki ranking 1 sampai 6.

Selain itu, peneliti juga memberikan penjelasan tentang tujuan

pembelajaran kepada siswa, membagi tugas yang harus dikerjakan

dalam kelompok, menyampaikan tata cara siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Guru dan kolaborator juga menyiapkan

peralatan dan strategi untuk memantau efektifitas kerja kelompok

secara bergiliran dan membantu siswa untuk memaksimalkan kerja

kelompok, dan merangkum materi pelajaran. Guru dan kolaborator

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

akhirnya merancang desain pembelajaran kooperatif dengan teknik

jigsaw.

d. Menyusun Rancangan Tindakan Pembelajaran Menulis Surat Resmi

Rancangan tindakan yang dbuat oleh guru dan kolaborator adalah

rancangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam desain

pembelajaran ini peran guru disamping sebagai fasilitator juga sebagai

manajer dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok. Guru

bertugas mengawasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran yaitu

keterampilan kooperatif yang muncul. Adapaun keterampilan kooperatif

yang dimaksud adalah sikap bekerjasama dan saling membantu dalam

diskusi, saling menghargai pendapat teman, berani berpendapat sopan,

adil, jujur, sabar, dan memiliki azas konsistensi yang tinggi.

Rancanagn pembelajaran disusun sebanyak 3 siklus dengan 2 kali

pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali untuk melaksanakan tes dengan

tema surat resmi.

Setelah akhir penerapan tindakan, guru dan kolaborator berdiskusi

sebagai langkah refleksi dari tindakan. Dari hasil pengkajian refleksi

maka guru dan kolaborator melakukan revisi rancangan sesuai

permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pelaksanaan tindakan kelas melalui 3 siklus yang berulang dan

berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (a) tahap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

perencanaan (planning), (b) implementasi tindakan (acting), (c) observasi

(observing), dan tahap refleksi (reflecting).

a. Siklus Pertama

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kolaborator menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi menulis

‘Surat Undangan Resmi’. Materi tersebut diterapkan dalam dua kali

pertemuan dengan kegiatan perubahan yang berbeda. Pertemuan

pertama merupakan diskusi kelompok ahli, pertemuan kedua

merupakan diskusi dan presentasi kelompok asal, dan pertemuan

ketiga digunakan untuk tes. Pada saat diskusi kelompok ahli, kegiatan

pelatihan difokuskan pada penyusunan draf surat undangan resmi.

Pada diskusi kelompok asal, kegiatan difokuskan pada menulis

mengembangkan draf dan kegiatan presentasi pengembangan

kerangka. Setelah itu dilakukan penilaian secara individu untuk

mengukur kemampuan siswa.

Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berjalan

lancar sesuai harapan, peneliti memberikan penjelasan dan masukan

kepada guru kolaborator tentang tata cara pembelajaran kooperatif

learning tipe jigsaw. Instrumen yang dipersiapkan antara lain adalah

lembar pengamatan dan lembar kerja siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2) Implementasi Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran siklus I mencakup kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pelaksanaan strategi pembelajaran menulis

dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan pada

hari Selasa, tanggal 30 November 2010 pada jam keenam dan

ketujuh yaitu pukul 11.00 sampai dengan pukul 12.45. Guru

terlebih dahulu membuka pelajaran dengan salam kemudian

mengabsen siswa dengan memanggil nama mereka satu persatu.

Sebelum memasuki materi pokok, guru bertanya jawab ringan

tentang menulis.

Guru kemudian menyampaikan kompetensi dasar yang harus

dilalui oleh siswa melalui beberapa indikator. Guru

menyampaikan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan

agar siswa tertarik dengan pembelajaran tersebut guru

menyampaikan manfaat penerapan model pembelajaran tersebut.

Guru menyampaikan bahwa manfaat model pembelajaran

kooperatif adalah strategi pembelajaran ini dapat memupuk

kerjasama siswa, menonjolkan nilai gotong royong, dan

menanamkan keyakinan pentingnya membina kerjasama dengan

orang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Sifat individualisme akhirnya akan merugikan diri sendiri.

Dengan penjelasan seperti diatas maka siswa diharapkan akan

lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Selanjtnya

siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum

mereka pahami mengenai tata cara dan strategi pembelajaran yang

akan mereka laksanakan.

Selanjutnya guru membagi siswa dalam 7 kelompok yang

masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan

yang heterogen. Masing-masing kelompok dipimpin oleh siswa

yang menduduki ranking 1 sampai dengan ranking 6 di kelas.

Kemudian guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing

kelompok.

Setiap kelompok mendapatkan tugas membuat draft surat

undangan resmi. Kelompok-kelompok tersebut mengirimkan satu

orang perwakilan untuk menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli

berkumpul dan berdiskusi untuk membahas draft karangan surat

undangan resmi. Dalam pembahasan kelompok ahli, guru

memberikan bimbingan kepada siswa sebagai pengetahuan untuk

disampaikan ketika siswa kembali ke kelompok semula.

Setelah mengadakan diskusi dalam kelompok ahli, siswa

diminta kembali ke kelompok masing-masing untuk memperbaiki

hasil kerja kelompoknya. Di dalam kelompok tersebut mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

saling memberi dan menerima masukan dari hasil kerja mereka

masing-masing.

Dalam kelompoknya siswa saling memperbaiki dalam

membuat draft surat undangan resmi. Apabila ada penulisan yang

kurang baik, mereka melakukan revisi dan penambahan apabila

ada yang kurang. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk

mengumpulkan hasil kerja mereka. Pada siklus pertama

pertemuan pertama ini, pembelajaran sampai pada tahap

pembuatan draft dan mulai mengembangkan draft. Presentasi,

revisi dan proses pengeditan akan dilanjutkan pada pertemuan

kedua.

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja mereka.

Kemudian guru membuat resume tentang surat-surat resmi. Guru

mengukur kemampuan siswa pada pembelajaran saat itu dengan

bertanyajawab tentang pengertian surat resmi, macam-macam

surat resmi, dan cirri-cirinya. Guru memberi pertanyaan secara

lisan. Siswa yang bersedia menjawab mengangkat tangan dan

menjawab pertanyaan guru. Apabila jawaban mereka kurang tepat

maka teman yang lain memperbaiki jawaban mereka.

Seteah sesi tanya jawab selesai, guru memberi kesempatan lagi

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

tentang materi tersebut. Setelah siswa mengerti penjelasan dari

guru kemudian pelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b) Pertemuan Kedua

Siklus pertama pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Jumat, 3 Desember 2010 pada pukul 7.45 sampai dengan pukul

9.15. Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari pertemuan

pertama yaitu tentang menulis surat undangan resmi. Dipilihnya

materi ini karena siswa banyak menemui ragam surat-surat resmi

dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan menemuinya di dunia

kerja nanti. Siswa akan lebih mudah memahami dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apabila sejak

sekolah sudah diperkenalkan dan mampu membuat, memahami,

dan mengenali macam-macam surat resmi. Pembelajaran saat ini

berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Fokus

kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah menulis

surat undangan resmi dan melakukan presentasi hasil kerja mereka

di depan kelas per kelompok untuk saling berbagi ilmu

pengetahuan dan menyamakan persepsi. Disini siswa melakukan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru meminta siswa

menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft surat undangan

resmi pada pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan inti, setelah guru menyampaikan indikator

kompetensi yang harus dikuasai siswa, tanpa diperintah lagi, siswa

membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum

selesai yaitu melakukan presentasi hasil karangannya.

Sebelumnya, siswa berdiskusi dahulu dengan anggota

kelompoknya. Mereka mematangkan rumusan draft surat

undangan resmi, membahas formatnya dan melakukan perbaikan

terhadap hasil pengedraftan mereka. Setelah proses diskusi

kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per kelompok.

Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan danb kerja masing-

masing kelompok tentang surat undangan resmi. Guru kolaborator

mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan mengisi

blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan

bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan.

Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka,

siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat

undangan resmi.

Berdasarkan hasil diskusi, siswa menyempurnakan atau

melakukan revisi terhadap hasil menulisnya. Alokasi kegiatan ini

adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40

menit untuk presentasi tiap-tiap kelompok, 10 menit untuk

merumuskan bersama hasil presentasi kelas.

Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis

untuk siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan

akhirnya guru menutup kelas dengan salam.

c) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus pertama dilaksanakan pada hari

Jumat, 10 Desember 2010 pukul 10.30 sampai dengan pukul

12.45. Pertemuan ketiga ini akan digunakan untuk melaksanakan

tes siklus 1. Setelah mengadakan tes, guru dan kolaborator

bermaksud mengadakan refleksi pembelajaran siklus 1 dan

wawancara formal terhadap beberapa siswa. Refleksi

dimaksudkan untuk meninjau kembali kegiatan pembelajaran

selama 1 siklus, menganalisis kelebihan dan kelemahannya untuk

dapat diperbaiki di siklus selanjutnya.

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama dan

mengabsen kehadiran siswa. Pada hari tersebut, siswa yang hadir

lengkap berjumlah 34 orang. Kemudian sebelum memulai tes,

guru memulai kegiatan pembelajaran dengan melakukan review

pembelajaran tentang surat menyurat. Setelah itu, guru memberi

informasi kepada siswa bahwa mereka akan melakukan tes

menulis secara individu. Guru membagikan lembar soal dan

lembar jawab. Siswa diminta mengerjakan soal secara individu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Mereka diminta membuat surat undangan resmi, yaitu surat

undangan kepada anggota panitia masjid sekolah untuk

berkumpul di sekretariat dan membahas tentang pembagian zakat

fitrah di sekolah.

Siswa mengerjakan tes dengan tenang dan serius. Tidak ada

siswa yang berbuat gaduh atau menggangu temannya, sehingga

dalam waktu tidak lebih dari 20 menit, siswa mampu menulis

surat undangan resmi hingga selesai. Setelah selesai membuat

surat undangan resmi, mereka mengumpulkan hasil tulisan mereka

di meja guru dan kembali ke bangku mereka masing-masing. Guru

mengumpulkan hasil tulisan siswa, menghitungnya, dan

menyusunnya sesuai nomor urut siswa.

Pada akhir pembelajaran, guru melakukan refleksi kegiatan

pembelajaran selama siklus pertama. Dalam refleksi ini, guru dan

kolaborator bertanya jawab dengan siswa mengenai kelebihan dan

kekurangan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Siswa juga diminta untuk memberikan kritik dan saran

selama kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai perbaikan bagi

pelaksanaan siklus selanjutnya.

Guru dan kolaborator meninggalkan kelas tepat pada saat bel

berbunyi. Sebelum meninggalkan kelas, guru tidak lupa

mengingatkan siswa untuk lebih rajin belajar dan mengucapkan

salam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3) Observasi dan Monitoring.

Pengamatan dan monitoring sungguh sangat penting untuk

lakukan sebab dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk

mengetahui tiap-tiap kemajuan siswa. Hal itu telah dilaksanakan oleh

penulis sebagai peneliti dan peninjau sepanjang implementasi

tindakan ketika para siswa sedang lakukan aktivitas mereka. Dengan

pengamatan dan monitoring pelajaran dan pengajaran siklus yang

pertama, penulis mengetahui berapa banyak efektivitas mengajar

berhubungan dengan teknik dan pendekatan guru sedang

menggunakan. Pengamatan lakukan oleh penulis dalam rangka

mengamati keikutsertaan para siswa dan menguji permasalahan

mereka selama menulis di kelas. Teknik adalah pengamatan aktif,

wawancara informal, analisis dokumen, terdiri dari tape rekaman.

Kegiatan siswa selama proses pembelajaran siklus I diamati oleh

guru dan kolaborator dan dicatat dalam blangko pengamatan. Dari

hasil pengamatan selama 3 pertemuan di siklus pertama didapatkan

hasil sebagai berikut;

a) Pengamatan terhadap Siswa

Siklus pertama pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Jumat tanggal 30 November 2010 ada jam keenam dan ketujuh,

yaitu pada pukul 10.30 sampai dengan 12.45. pembelajaran

berlangsung di kelas XII TPTL2. Pada siklus 1 pertemuan pertama

dilaksanakan, banyak siswa terlihat belum terlalu aktif dan agak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

canggung karena baik guru maupun siswa belum terbiasa

melaksanakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Terlihat ada beberapa siswa yang kurang focus dalam mengikuti

diskusi kelompok. Setelah guru maupun kolaborator mendekati

dan menasehati, siswa tersebut kembali mengikuti pelajaran

dengan baik. Meskipun demikian, aktivitas siswa dalam menerima

penjelasan guru masih cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam

berdiskusi membuat kelas menjadi gaduh dan ramai. Guru masih

terlihat kesulitan mengatasi situasi tersebut. Siswa masih saling

berkomentar ketika diberi tugas untuk menulis atau

mengarang.kebanyakan siswa merasa kesulitan, namun guru

memberi motivasi kepada siswa, misalnya ungkapan seperti

layaknya seorang teman memberi saran kepada temannya. Guru

mendorong siswa agar tidak lekas putus asa. Mereka harus saling

membantu dan bekerjasama dengan temannya, yang diam dan

pasif harus berupaya untuk menyumbangkan pendapatnya.

Demikian upaya guru dalam memotivasi para siswa. Ternyata

upaya ini cukup berhasil, siswa berusaha untuk aktif dalam diskusi

dan memberikan pendapatnya dalam diskusi dan presentasi

kelompok.

Hasil pengamatan pada pengamatan kedua siklus 1 adalah

bahwa siswa sudah mulai aktif dan menikmati kegiatan

pembelajaran kooperatif. Rasa malu atau canggung untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

berbicara di hadapan orang lain mulai berkurang. Akan tetapi

siswa terlihat kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini

terlihat pada saat siswa diminta untuk merebisis draft tulisan,

mereka tidak segera melaksanakan perintah guru, tetapi masih

berbincang-bincang dengan teman-temannya. Mereka kurang

menyadari bahwa alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tiap

sesi sangat terbatas, sehingga mereka kurang bias memanfaatkan

waktu dengan baik.

Kefiatan siswa selama menulis juga tidak luput dari

pengamatan guru dan kolaborator. Dari hasil pengamatan pada

saat menulis, banyak siswa yang kurang siap. Beberapa dari

mereka hanya sekedar mengamati hasil pekerjaan teman satu

kelompoknya tanpa segera melaksanakan tugas dari guru. Terlihat

juga beberapa siswa yajg kurang berminat atau kurang

bersemangat menulis. Ada kesan bahwa mereka belum tahu apa

yang akan dituliskan, siswa tersebut belum benar-benar

memahami tugas yang diberikan.

Akan tetapi secara umum, siswa sudah aktif dalam kegiatan di

kelompoknya. Untuk membuat draft penulisan. Draft yang

disususn siswa terlihat belum sistematis. Siswa kurang

memanfaatkan waktu untuk menuiskan hasil karangannya.

Demikian pula pada saat siswa mengembangkan draft karangan

menjadi tulisan surat undangan resmi. Tulisan yang dihasilkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kurang begitu baik karena dikerjakan tanpa memperhitungkan

waktu yang sesuai.

Pada kegiatan diskusi, beberapa siswa masih terlihat pasif

dalam diskusi. Mereka belum banyak komentar atau memberikan

saran dan komentar sebagai kontribusinya dalam kerja

kelompok.hal tersebut dikarenakan mereka kurang terbiasa

melakukan diskusi kelas. Siswa belum banyak mengeluarkan

pendapat atau berbicara secara formal di depan teman-temannya.

b) Pengamatan terhadap Hasil Tes Siklus 1

Selama proses kegiatan pembelajaran siklus 1, banyak dari

para siswa adalah pasif. Kebanyakan mereka namun mngerjakan

tes dan mereka banyak bertanya kepada temannya, meskipun

guru meminta mereka untuk melakukannya secara individu..

Tetapi, ada beberapa para siswa yang mulai mempertunjukkan

minat mereka pada pembelajaran menulis. Tabel yang berikut

adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka melaksanakan Tes

Siklus 1.

FASE PRE-TES SIKLUS 1 PENINGKATAN

Nilai rata-Rata 59.35 65.64 6.29

Perolehan KKM 11.7% 32.35% 20.65%

Table 4.1. Peningkatan Nilai pada Siklus 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Peningkatannya adalah 20.65%. Data dianalisa untuk

menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk

tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;

Aspek Isi Organisasi Penulisan Wacana Kosakata Syntaksis

Mekanisme Penulisan

Nilai

Rata-Rata 66.6 67.6 63 65.4 65 64.4

Tabel 4.2. Aspek Penilaian Tes Sklus 1

Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa para siswa

mendapat skor yang paling tinggi dalam aspek organisasi. Tulisan

mereka dapat dimengerti. Pilihan kata-kata mereka cukup. Tetapi,

beberapa siswa masih menemui kesulitan mengembangkan

gagasan mereka dalam bentuk tertulis.

4) Refleksi

Refleksi hasil implementasi di siklus yang pertama meliputi

peningkatan dan permasalahan sepanjang aplikasi mengajar menulis

dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Refleksi juga memberi

beberapa rekomendasi pada guru dan kolaborator tentang apa yang

mereka perlu lakukan untuk siklus yang berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan guru kolaborator yang

dituangkan dalam catatan lapangan dapat diketahui bahwa kegiatan

pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih berorientasi pada

metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga kurang pro aktif,

kurang bergairah dalam pembelajaran menulis karena mereka

beranggapan nenulis kurang memberi manfaat. Ditambah lagi,

kesibukan mereka dalam praktek perteknikan menjadikan pelajaran

menulis semakin dikesampingkan oleh mereka. Sikap siswa semacam

ini ternyata membawa akibat terhadap rendahnya kemampuan menulis

di sekolah sebagaimana hasil tes awal terurai di atas. Hal ini perlu

segera mendapat perhatian guru dan mengatasinya dengan cara

mengubah paradigma pembelajaran.

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa sangat

menyukai belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Mereka menyatakan bahwa dengan belajar dengan

menggunakan tipe jigsaw, belajar menjadi lebih hidup dan

menyenangkan.

a) Peningkatan Siklus 1

(1) Tulisan mereka menjadi lebih bervariasi dan cara mereka

mengembangkan gagasan itu bervariasi juga.

(2) Aktivitas kelas menjadi semakin aktif.

(3) Motivasi siswa meningkat.

(4) Mereka tampak senangan dan nyaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b) Kelemahan Siklus 1

(1) Beberapa para siswa masih pasif dalam proses belajar

mengajar. Beberapa di antara mereka merasa ragu untuk

menjawab pertanyaan guru secara lisan.

(2) Beberapa para siswa masih pasif dan diam sepanjang diskusi

dan tidak mengungkapkan gagasan bagi kelompoknya.

(3) Di (dalam) melakukan aktivitas, para siswa cenderung ramai.

(4) Ketika guru meminta mereka untuk melakukan tugas secara

individu, beberapa siswa hanya tergantung pada teman

mereka.

c) Rekomendasi

(a) Penting untuk melanjut siklus yang kedua masalah siswa

masih belum dipecahkan masih.

(b) Menyediakan dukungan penuh pada siswa untuk membangun

kepercayaan diri mereka sedemikian sehingga mendukung

mereka dalam menulis.

(c) Guru perlu memberi suatu motivasi tinggi dan untuk

mendukung mereka.

e) Meningkatkan peran guru untuk membuat kelas aktif.

b. Siklus Kedua

Setelah menyelesaikan siklus 1, guru dan kolaborator membahas hasil

yang telah diperoleh di siklus 1. Mereka menyimpulkan bahwa mereka

akan melanjutkan penelitian tersebut ke siklus berikutnya. Di siklus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

berikutnya, guru melakukan serangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan

tindakan (planning), menerapkan tindakan (implementing the action)

yang terdiri dari tiga pertemuan dan masing-masing terdiri dari untuk

membuka kelas (Opening the class), aktivitas utama (main activities), dan

penutup (closing). Berikut adalah informasi detil tentang hal di atas;

1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, guru melakukan beberapa

aktivitas. Aktivitas itu adalah: (a) berdiskusi dengan kolaborator; (b)

merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (c)

menyiapkan materi; (d) menyiapkan media; (e) menyiapkan evaluasi;

(f) menyiapkan kerja kelompok untuk masing-masing pertemuan.

Yang berikut adalah informasi yang detil tentang aktivitas diatas;

(a) berdiskusi dengan kolaborator

Tujuannya adalah untuk memperoleh persepsi yang sama tentang

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penulis dan kolaborator

membahas bagaimana cara menerapkan strategi pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dalam proses belajar mengajar. Setelah

memahami tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

kemudian mereka membahas tentang kondisi psikologis siswa.

Tujuannya adalah untuk memahami karakteristik siswa di kelas

tersebut sehingga penulis mempunyai persepsi sama dengan

kolaboratornya.

(b) merancang RPP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Guru dan kolaborator merancang tiga pertemuan untuk siklus

kedua ini. Dua pertemuan untuk diskusi dan presentasi dan satu

pertemuan untuk tes.

(c) menyiapkan materi

Materi yang dipersiapkan adalah pembelajaran menulis surat

undangan dinas.

(d) menyiapkan evaluasi

Guru dan kolaborator menyiapkan lembar evalusi dan

pengamatan untuk mencatat kegiatan dan perkembangan siswa

selama pembelajaran berlangsung.

(e) menyiapkan kerja kelompok

Untuk merencanakan kerja kelompok, guru membagi siswa

dalam 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 4

siswa dengan kemampuan yang heterogen dalam masing-masing

kelompok. Anggota kelompok diubah lagi dari siklus yang

pertama.

2) Implementasi Tindakan

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus kedua berlangsung pada hari Selasa,

tanggal 27 Desember 2010. Tema pembelajaran menulis pada

siklus kedua ini adalah menulis surat undangan dinas.

Setelah bel berbunyi pada pukul 11.00, penulis dan

kolaborator masuk kelas bersama-sama. Guru duduk di depan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kelas dan menghadap siswa, sedang kolaborator duduk di sudut

kelas. Ia bermaksud mengamati semua aktivitas terjadi di dalam

kelas itu. Guru memberi salam terlebih dahulu, "Selamat pagi,

anak-anak!" dan mereka menjawab dengan semangat. Setelah

salam, guru kemudian mengecek kehadiran siswa satu persatu.

Dia meminta mereka untuk mengacungkan jari tangan mereka

ketika namanya dipanggil. Sementara itu, untuk siswa yang absen,

guru meminta mereka mengatakan 'Absen'. Total siswa kelas XII

TPTL2 adalah 34 para siswa. Selanjutnya guru membagi siswa

dalam 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5

siswa dengan kemampuan yang heterogen. Masing-masing

kelompok dipimpin oleh siswa yang menduduki ranking 1 sampai

dengan ranking 6 di kelas. Kemudian guru membagikan lembar

kerja kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok

mendapatkan tugas membuat draft surat undangan dinas. Guru

menjelaskan, surat undangan resmi, yang telah dibahas dalam

siklus 1, agak berbeda dengan surat undangan dinas. Surat

undangan dinas biasanya menyertakan kop surat dan stempel

instansi pembuat surat. Bahasa yang digunakan surat undangan

dinas sama resminya dengan surat undangan resmi.

Setelah memberikan penjelasan detil mengenai surat undangan

dinas, guru meminta siswa membentuk kelompok ahli. Kelompok

ahli beranggotakan 6 orang yang terdiri dari perwakilan tiap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kelompok yang mengirimkan satu orang perwakilan untuk

menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli berkumpul dan berdiskusi

untuk membahas draft karangan surat undangan dinas. Diskusi

berjalan dengan lancer dan dalam pantauan penuh guru kelas.

Dalam pembahasan kelompok ahli, guru memberikan bimbingan

kepada siswa sebagai pengetahuan untuk disampaikan ketika

siswa kembali ke kelompok semula. Sementara kelompok ahli

berdiskusi, guru kolaborator membagikan lembar kerja kepada

anggota kelompok lainnya. Mereka diminta membuat draft

karangan surat undangan resmi. Perintah dan petunjuk pengerjaan

sudah tercantum dalam lembar kerja dan soal yang dibagikan.

Setelah mengadakan diskusi dalam kelompok ahli, siswa

diminta kembali ke kelompok masing-masing untuk memperbaiki

hasil kerja kelompoknya. Di dalam kelompok tersebut mereka

saling memberi dan menerima masukan dari hasil kerja mereka

masing-masing. Dalam kelompoknya siswa saling memperbaiki

dalam membuat draft surat undangan resmi. Apabila ada penulisan

yang kurang baik, mereka melakukan revisi dan penambahan

apabila ada yang kurang. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta

untuk mengumpulkan hasil kerja mereka. Pada pertemuan

pertama ini, pembelajaran sampai pada tahap pembuatan draft dan

mulai mengembangkan draft. Presentasi, revisi dan proses

pengeditan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Pada akhirnya kegiatan, guru memberi beberapa latihan

berhubungan dengan topik yang telah mereka pelajari. Latihan

dilaksanakan secara individu. Guru memberi waktu 15 menit

untuk menyelesaikan latihan. Setelah 15 menit, guru menyuruh

siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan kelompok dan

individu ke meja tulis guru. Setelah menyelesaikan semua

aktivitas pada hari itu, kemudian guru mengakhiri kelas dengan

mengatakan terima kasih kepada siswa yang telah berpartisipasi

di kelas tersebut dengan aktif dan dengan penuh perhatian. Di

samping, ia juga mengingatkan mereka untuk mempersiapkan

pertemuan mendatang dengan sesi presentasi. Guru kemudian

mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 31

Desember 2010. Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari

pertemuan pertama yaitu tentang menulis surat undangan dinas.

Pembelajaran saat ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45

menit). Siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi

draft surat undangan dinas pada pertemuan sebelumnya.

Kemudian, guru menyampaikan indikator kompetensi yang harus

dikuasai siswa. Siswa membentuk anggota kelompok untuk

melaksanakan presentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum

selesai yaitu melakukan presentasi hasil karangannya.

Sebelumnya, siswa berdiskusi dahulu dengan anggota

kelompoknya. Mereka menyempurnakan rumusan draft surat

undangan dinas, membahas formatnya dan melakukan beberapa

perbaikan terhadap draft hasil diskusi mereka. Setelah proses

diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per

kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan dan kerja

masing-masing kelompok tentang surat undangan dinas. Diskusi

berjalan dengan lancer, bahkan lebih lancar daripada diskusi

siklus sebelumnya. Sesekali terdengar kegaduhan dan tawa karena

ada beberapa anak yang melontarkan lelucon di kelas. Guru dan

kolaborator bertugas sebagai fasilitator dan pengontrol jalannya

diskusi dan presentasi di kelas agar berjalan sesuai pokok

pembahasan.

Guru kolaborator mengadakan pengamatan terhadap

aktivitas siswa dan guru pengajar dengan mengisi blangko

pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan

apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan. Setelah

semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka, siswa

diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat

undangan dinas. Kemudian berdasarkan hasil diskusi, siswa

menyempurnakan atau melakukan revisi terhadap hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menulisnya. Alokasi kegiatan ini adalah 20 menit untuk sesi

diskusi masing-masing kelompok, 40 menit untuk presentasi tiap-

tiap kelompok, 10 menit untuk merumuskan bersama hasil

presentasi kelas.

Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada

pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis

untuk siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan

akhirnya guru menutup kelas dengan salam.

c) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus kedua dilaksanakan tanggal 3 Januari

2011 pada hari Selasa. Guru memberi informasi kepada siswa

bahwa hari ini adalah pertemuan terakhir siklus kedua, dan

mereka akan melaksanakan tes menulis secara individu. Setelah

tes, beberapa di antara mereka akan diminta untuk melaksanakan

wawancara dengan guru kolaborator. Setelah membagi lembar

soal dan lembar jawaban, siswa diminta untuk menulis surat

undangan dinas dengan tema dan instansi yang telah ditentukan

die mbar soal. Para siswa mengerjakan tes dengan serius. Guru

berpindah dari satu meja ke meja lain untuk memeriksa dan

mengawasi para siswa. Dalam hal ini, guru tidak memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

bantuan kepada mereka. Mereka mengerjakan tes secara individu

dan bebas. Kelas menjadi tenang. Tidak ada siswa yang gaduh

atau bercakap-cakap dengan siswa lain.

Hanya 40 menit yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan

tugas tersebut. Setelah mereka telah menyelesaikan tes, mereka

mengumpulkan hasil kerja mereka ke meja tulis guru dan kembali

ke kursi mereka dengan tenang. Para siswa membicarakan tes

dengan teman mereka dengan suara rendah.

Setelah melakukan semua aktivitas, guru menutup kelas

dengan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan dan

kehadiran siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas itu dengan

baik. Tetapi, sebelum menutup kelas, guru tidak lupa untuk

mengingatkan mereka untuk belajar lebih keras, agar mereka bisa

menguasai menulis dengan baik. Akhirnya guru mengucapkan

salam perpisahan pada siswa.

3) Observasi

Secara umum kegiatan belajar mengajar di siklus 2 berjalan lebih

baik dibandingkan dengan siklus pertama. Para siswa lebih

bersemangat mengikuti pelajaran menulis. Mereka juga lebih

termotivasi dan aktif dalam pelajaran. Mereka nampak tertarik dalam

proses belajar bersama-sama, berdiskusi, dan presentasi serta

memecahkan masalah bersama-sama. Hasil kerja mereka juga lebih

baik daripada siklus sebelumnya. Nilai siswa terutama pada mata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

pelajaran menulis menjadi lebih baik pada siklus kedua ini. Siswa

juga lebih memperhatikan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut

dinilai baik karena kondisi pembelajaran menjadi semangat dan hidup.

Sebagai hasilnya, siswa tidak merasa bosan karena variasi kegiatan

pembelajaran yang mereka lakukan.

Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka

melaksanakan Tes Siklus 2.

FASE SIKLUS 1 SIKLUS 2 PENINGKATAN

Nilai rata-Rata 65.64 69.5 3.86

Perolehan KKM 32.35% 71% 42.65%

Table 4.3: Peningkatan Nilai pada Siklus 2

Peningkatannya adalah 42.65 %. Data dianalisa untuk

menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk

tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;

Aspek Isi Organisasi Penulisan

Wacana Kosakata Syntaksis Mekanisme Penulisan

Nilai

Rata-Rata 70 68.3 71.1 67.9 68.8 72

Tabel 4.4. Aspek Penilaian Tes Siklus 2

Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa para siswa

mendapat nilai yang paling tinggi dalam aspek mekanisme

penulisan. Tulisan mereka dapat tersusun dengan baik. Pilihan

kata-kata mereka cukup. Kesulitan dalam mengembangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

gagasan mereka dalam bentuk tertulis sudah berkurang karena

mereka terus dilatih untuk menulis dengan rapi dan terorganisir.

4) Refleksi

Tujuan refleksi ini adalah untuk menguji hasil akhir siklus kedua.

Refleksi ini digunakan sebagai suatu rekomendasi untuk

menyelesaikan masalah yang ada di siklus sebelunya.

Materi pembelajaran menulis masih sama dengan siklus I yaitu

menulis surat resmi. Hanya saja pada siklus II ini siswa belajar

menuls surat undangan resmi. Dipilihnya materi ini karena siswa

banyak menemui ragam surat-surat resmi dalam kehidupan sehari-hari

dan juga akan menemuinya di dunia kerja nanti. Siswa akan lebih

mudah memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

hari apabila sejak sekolah sudah diperkenalkan dan mampu membuat,

memahami, dan mengenali macam-macam surat resmi.

Fokus kegiatan pembelajaran adalah menulis surat undangan

resmi dan melakukan presentasi hasil kerja mereka di depan kelas per

kelompok untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan menyamakan

persepsi. Disini siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft

surat undangan resmi pada pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan inti, setelah guru menyampaikan indikator

kompetensi yang harus dikuasai siswa, tanpa diperintah lagi, siswa

membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum selesai yaitu

melakukan presentasi hasil karangannya. Sebelumnya, siswa

berdiskusi dahulu dengan anggota kelompoknya. Mereka

mematangkan rumusan draft surat undangan resmi, membahas

formatnya dan melakukan perbaikan terhadap hasil pengedraftan

mereka. Setelah proses diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan

presentasi per kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan

danb kerja masing-masing kelompok tentang surat undangan resmi.

Guru kolaborator mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa

dengan mengisi blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru

memberikan bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan

bimbingan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja

mereka, siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai

surat undangan resmi.

Berdasarkan hasil diskusi, siswa menyempurnakan atau

melakukan revisi terhadap hasil menulisnya. Alokasi kegiatan ini

adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40

menit untuk presentasi tiap-tiap kelompok, 10 menit untuk

merumuskan bersama hasil presentasi kelas.

Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum

dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada

pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan

siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan akhirnya guru

menutup kelas dengan salam.

a) Peningkatan Kemampuan Siswa di Siklus 2

(1) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan berjalan dengan baik

apabila siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

menulis kelas.

(2) Ada interaksi yang erat antar siswa selama diskusi. Mereka

melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah secara

tertulis. Hal tersebut menimbulkan peningkatan aspek menulis

antara lain isi, organisasi, sintaksis dan wacana.

(3) Meningkatnya perhatian siswa, pemahaman dan motivasi di

dalam) pembelajaran menulis.

(4) Banyak siswa menjadi aktif untuk mengungkapkan gagasan

selama diskusi.

(5) Motivasi dan rasa percaya diri siswa meningkat.

b) Kelemahan Pelaksanaan Siklus 2

(1) Perlu untuk lebih meningkatkan kemandirian siswa, banyak

siswa yang masih tergantung pada temannya.

(2) Ada beberapa siswa yang masih pasif dan tertutup.

(3) Motivasi siswa dalam menulis masih perlu ditingkatkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

c) Rekomendasi

(1) Berdasarkan analisa peningkatan dan masalah yang ada pada

siklus kedua ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan

menulis siswa.

(2) Siswa perlu lebih banyak berlatih menulis.

c. Siklus Ketiga

1) Perencanaan

Seperti halnya dilakukan di siklus kedua, di siklus ketiga ini guru

dan kolaborator melaksanakan serangkaian aktivitas antara lain; (1)

berdiskusi dengan kolaborator tentang pelaksanaan kegiatan di siklus

ketiga, (2) menyiapkan RPP dan materi pembelajaran, (3) menyiapkan

lembar observasi dan evaluasi dan (4) menyiapkan kelompok-

kelompok diskusi.

Berdasarkan observasi dan refleksi siklus 2, maka rencana

kegiatan siklus 2 antara lain adalah: (a) mengurangi dominasi guru

sehingga siswa belajar lebih bebas dan mandiri, (b) memberi

kesempatan pada siswa untuk berpikir bersama kelompoknya.

Berdasarkan hasil kajian peneliti, guru harus benar-benar membuat

desainpeelitian dengan baik.

2) Implementasi Tindakan

Pembelajaran tindakan ketiga merupakan pelatihan ulang dari

siklus sebelumnya. Hal ini dilakukan agar siswa memperoleh nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

maksimal dalam pembelajaran menulis dan nilainya mencapai KKM.

Siklus 3 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 4 jam pelajaran.

Pelaksanaan siklus 3 ini didasari refleksi siklus 2 dengan nilai rata-

rata 69.5 yang menunjukkan belum tercapainya KKM untuk mata

pelajaran menulis bahasa Indonesia.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus 3 dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 11 Januari 2011 di ruang kelas XII TPTL2. materi menulis

pada siklus ketiga ini adalah menulis surat lamaran kerja.

Pemilihan topik ini karena siswa akan dihadapkan pada membuat

surat lamaran kerja pada saat mendatang di dunia kerja.

Pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu mengadakan

apersepsi yaitu review pembelajaran menulis pada pertemuan

sebelumnya. Apersepsi dilakukan untuk menyegarkan kembali

ingatan siswa pada pembelajaran sebelumnya, sekaligus

meningkatkan motivasi siswa terhadap pelajaran menulis. Guru

memberikan pernyataan dan pertanyaan yang serta mendorong

siswa untuk tidak bosan menulis dan guru berdialog dengan siswa

untuk mengulas masalah penulisan. Guru kemudian menjelaskan

kembali tata cara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus

ketiga ini.

Pada kegiatan ini guru mengarahkan materi menulis surat

lamaran kerja pada kelompok ahli dan meminta mereka untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

membuat draft tulisan. Sementara itu pada kelompok asal, guru

juga memberikan tugas yang sama.

Kemudian siswa yang termasuk dalam kelompok ahli kembali

ke dalam kelompok asal. Selanjutnya siswa yang tergabung dalam

kelompok-kelompok tersebut mempunyai tugas mengembangkan

draft tersebut menjadi surat lamaran pekerjaan. Masing-masing

anggota kelompok berdiskusi, mengemukakan pendapat sehingga

pekerjaan yang dihasilkan adalah sebuah tulisan yang utuh dan

padu. Siswa dengan arahan guru saling memberi arahan dan

masukan pada temannya bila ada kalimat-kalimat yang janggal

dan tidak pas.

Metode yang digunakan adalah metode menemukan, bertanya,

masyarakat belajar, dan penilaian yang sebenarnya. Waktu yang

dialokasikan untuk tahap ini adalah 50 menit. Dalam hal ini siswa

dan guru menyimpulkan dan memberi penguatan pada hasil

tulisan siswa.

Pada 10 menit terakhir, guru melaksanakan sesi tanya jawab

dengan siswa. Dan setelah tanya jawab selesai, guru kemudian

menutup pelajaran dengan salam.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Jumat tanggal 14 Januari

2011 di ruang kelas XII TPTL2. Pertemuan kedua ini merupakan

kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan materi yang sama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

yaitu menulis surat lamaran kerja.pada pertemuan kedua, kegiatan

diawali dengan dialog dan pengarahan mengenaii seputar

pengembangan draft karangan menjadi karangan yang utuh dan

padu. Waktu yang digunakan adalah 10 menit. Kemudian, siswa

melanjutkan aktivitas menyusun surat lamaran kerja berdasarkan

draft yang telah disusun. Selama siswa melakukan aktivitas, guru

mengamati dan memberikan arahan terhadap siswa yang

memerlukan bimbingan.

Setelah menyelesaikan tulisannya, mereka mendiskusikannya

dalam kelompok. Mereka saling mengoreksi pekerjaan siswa lain

dan saling memberi masukan agar hasil tulisannya menjad lebih

baik. Bersama temannya siswa akan lebih berani mengemukakan

pendapat dan bekerjasama.

Pada akhir pembelajaran guru bersama-sama dengan siswa

mengadakan refleksi mengenai pembelajaran yang dilaksanakan.

Alokasi waktu yang digunakan untuk menutup pelajaran adalah 10

menit.

3) Observasi

Dalam hal ini, penulis dan kolaborator melakukan pengamatan

implementasi pembelajaran ketika siswa sedang melakukan aktivitas

mereka. Teknik yang digunakan untuk mengamati adalah sebagai

berikut: (1) pretes dan postes, (2) wawancara, dan (3) pengamatan

kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Berdasarkan pengamatan dari pertemuan pertama dan pertemuan

kedua, bisa jadi diketahui bahwa; (1) Kemampuan menulis siswa

meningkat, terutama menulis surat resmi. Hasil post-test telah

memenuhi KKM walaupun ada beberapa siswa yang gagal; (2) Para

siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan aktivitas dan

berpartisipasi tinggi dalam pelajaran; (3) Situasi kelas menjadi lebih

hidup dan menyenangkan.

Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka

melaksanakan Tes Siklus 3.

FASE SIKLUS 2 SIKLUS 3 PENINGKATAN

Nilai rata-Rata 69.5 73.2 3.7

Perolehan KKM 75 % 91.17 % 16.17 %

Table 4.5: Peningkatan Nilai pada Siklus 3

Peningkatannya adalah 16.17 %. Data dianalisa untuk

menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk

tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;

Aspek Isi Organisasi Penulisan Wacana Kosakata Syntaksis

Mekanisme Penulisan

Nilai

Rata-Rata 73 70.6 68 68 70 70.8

Tabel 4.6. Aspek Penilaian Tes Siklus III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa nilai siswa

telah memenuhi KKM. Tulisan mereka dapat tersusun dengan baik.

Pilihan kata-kata mereka cukup baik.

4) Refleksi

Hasil proses proses belajar mengajar dengan menggunakan stratrgi

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan peningkatan dari

siklus satu ke siklus tiga. Peningkatan yang terjadi cukup signifikan

terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis surat resmi. Hal

tersebut bisa dilihat dari hasil kondisi kelas dimana secara psikologis

para siswa telah didukung dan termotivasi untuk menguasai menulis.

Di samping itu]dapat juga dilihat dengan membandingkan pretes,

post tes siklus yang pertama dan kedua dan post-tes siklus yang

ketiga.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalami

peningkatan. Jumlah siswa pasif dalam pelajaran berkurang. Rasa

percaya diri mereka dalam menjawab pertanyaan guru meningkat.

Banyak di antara mereka bisa melakukan tugas dari guru dengan baik.

Mereka juga aktif dalam melaksanakan diskusi, presentasi, dan tugas

menulis dari guru tepat waktu. Para siswa bisa mematuhi aturan

aturan yang berlaku dalam diskusi dan presentasi dengan bak pula.

Dari hasil refleksi, bisa disimpulkan bahwa siklus yang ketiga

mencapai hasil terbaik dalam hal peningkatan motivasi siswa terutama

dalam menulis meskipun masih ada beberapa para siswa yang harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

diberi perhatian lebih, sedemikian sehingga mereka akan

mendapatkan hasil optimal dalam pelajaran menulis.

Berdasarkan hasil temuan dari siklus pertama sampai ketiga,

didapatkan rekomendasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sangat disarankan dengan memperhatikan beberapa kondisi yaitu: (1)

guru harus mampu mengatur kelas sebaik-baiknya, (2) guru harus

mempunyai kreativitas dan inovasi untuk menciptakan kondisi agar

siswa mampu belajar dan melakukan segala aktivitas, (3) guru tidak

harus selalu berada di kursinya atau berdiri di satu tempat, dan (4)

guru harus memberi instruksi secara tegas/eksplisit.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis

Menulis surat resmi merupakan kompetensi dasar dalm kurikulum yang

diajarkan pada siswa kelas XII di sekolah menengah kejuruan. Pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK, terutama kelas

XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang dikembangkan

dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca. Standar

Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII adalah

“berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi Unggul”,

dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis surat

sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan

kriteria kinerja.

Tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan

strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jigsaw adalah metode

pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John

Hopkins. Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan

topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa yang mereka

ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut dimaksudkan

untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi pelajaran

yang baru. Manfaat dari metode Jigsaw ini adalah siswa dapat memperoleh

lingkup pembeajaran yang lebih luas dan mendalam mengenai beberapa topik

dalam satu sesi pembelajaran.

Melalui penelitian tindakan kelas ini ada peningkatan pada beberapa poin.

Pertama, kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

akan meningkat. Kedua, nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan

setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai batas ketuntasan belajar mata

pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa menjadi aktif dan termotivasi

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi

personal yang efektif di dalam kelompok melalui diskusi. Model

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang mendukun

pembelajaran kontekstual. Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah

guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa tergabung dalam kelompok-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian

menyerahkan hasil kerja kelompok kepada guru. Selanjutnya guru memimpin

diskusi tentang pekerjaan kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan

atau klarifikasi.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan sebanyak tiga

siklus dan masing-masing siklus sebanyak 3 pertemuan. Berdasarkan hasil

obseravsi dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 pembelajaran menulis surat

resmi dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami penningkatan.

Peningkatan mencakup peningkatan kualitas pembelajaran meulis dan

peningkatan kemampuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen.

Sampai pada akhir siklus tiga, penulis telah mewawancarai beberapa

siswa terkai dengan penerapan tindakan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sebagai strategi mengajar untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh strategi ini dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Berdasarkan pada hasil wawancara, dan pengamatan, penulis menyimpulkan

bahwa kkeefektifan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah

sebagai berikut:

a. Ketika siswa ditanya bagaimana mereka belajar dengan menggunakan

jigsaw learning, kebanyakan mereka menyukai penggunaan jigsaw

learning. Pertimbangan mereka adalah jigsaw learning sebagai variasi

belajar dan lebih menyenangkan, sebab mereka dapat belajar dengan

berdiskusi, membuat presentasi, dan menulis bebas. Mereka tidak menjadi

bosan sebab mereka dapat belajar dengan bebas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

b. Ketika mereka ditanya apakah mereka merasakan kemajuan kemampuan

belajar dengan menggunakan jigsaw learning, mereka menjawab bahwa

dengan menggunakan jigsaw learning mereka belajar dengan lebih rileks,

kreatif dan mandiri. Mereka juga mempunyai banyak waktu untuk belajar

dengan bebas dalam diskusi dan aktivitas presentasi. Ini berarti bahwa ada

suatu kemajuan dalam hal belajar.

c. Ketika mereka ditanya apakah mereka mendapatkan gangguan dengan

penggunaan jigsaw learning, mereka menjawab bahwa mereka tidak

merasakan manapun gangguan.

2. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis

Setelah strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan dalam

pembelajaran menulis, didapat peningkatan kemampuan siswa dalam

menulis. Hal ini terlihat dari catatan hasil observasi yaitu;

a. Kemampuan menulis siswa meningkat

Sebelum tindakan, siswa kelas XII TPTL2 memiliki kemampuan

menulis yang rendah. Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80%

siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM.

KKM menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34

siswa, hanya 11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi

KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis

adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM,

dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi siswa

kelas XII-TPTL tergolong rendah. Hal ini tercermin dari perolehan nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

rata-rata kelas yang senantiasa meningkat dari siklus 1 sampai dengan

siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa

(32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %). Ada

peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-rat yang dicapai

pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang

dicapai siswa hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak

13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa

(75%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus

ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan.

Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa

memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %. Secara detil

dapat dilihat pada table dibawah ini;

Tabel 5: Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

Catatan Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tuntas 11 32.35% 24 71% 31 91.17%

Tidak Tuntas

23 67.65% 10 29% 3 8.83%

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pengajaran menulis

dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas XII TPTL2

SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

b. Siswa menjadi aktif dalam melaksanakan aktivitas dalam kelas dan

mereka mempunyai motivasi tinggi

Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran menulis dilakukan dengan

menggunakan pendekatan konvensional. Pembelajaran ini didominasi

oleh segi-segi teoretik. Guru banyak menjelaskan tentang draft karangan,

memnentukan tema tulisan, menyusun kerangka dan mengembangkan

karangan. Siswa mencatat semua penjelasan guru dan pembelajaran hanya

berjalan searah. Dengan demikian siswa menjadi sangat pasif dalam

pembelajaran. Namun setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw diterapkan dalam karangan, siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Siswa menjalin komunikasi secara langsung dengan guru

dan teman sekelompok. Keterlibatan siswa selama siklus I, II, dan III

berangsunr angsur meningkat.

c. Situasi kelas lebih hidup dan menyenangkan

Karena siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, maka suasana

kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Mereka saling bertukar pikiran,

menyatakan pendapat dan saran kepada teman. Terjadi hubungan

interaktif antar siswa maupun siswa dengan guru. Dalam hal ini, guru

bertindak sebagai fasilitator dan sumber. Siswa dapat belajar dengan

bebas, mandiri, bertanggungjawab dan dengan cara yang menyenangkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan sebanyak tiga siklus antara lain adalah: 1) Penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen dalam hal meningkatkan

kualitas pembelajaran menulis surat resmi dan mningkatkan keaktifan dan

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 2) Penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen.

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diketahui dari hasil pengamatan

keaktifan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis. Sedangkan

peningkatan kemampuan menulis dapat dilihat dari hasil tes selama tiga siklus.

Peningkatan-peningkatan tersebut antara lain adalah:

1. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat dari pelaksaaan

pembelajaran interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,

sehingga terjadi komunikasi yang hidup. Pembelajaran dengan proses bekerja

secara berkelompok berlangsung dengan terstruktur dan heterogen. Pada awal

pembelajaran, yaitu pada siklus pertama, memang ada hambatan dan

pembelajaran belum berjalan dengan optimal, tetapi pada siklus selanjutnya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

proses kerja kelompok berjalan dengan lancar. Proses kerja kelompok dapat

dilaksanakan oleh semua siswa dengan bersemangat dan penuh motivasi.

Aktivitas dan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai

tampak pada siklus kedua. Pembelajarn berjalan semakin optimal pad siklus

ketiga dimana siswa sudah memahami tentang manfaat pembelajaran. Jumlah

siswa aktif semakin meningkat. Mereka saling membantudan memecahkan

masalah, saling bertanya dan mengemukakan pendapat dilaksanakan dengan

lancar.

2. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata mampu

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis surat

resmi. Hal ini terindikasi dari meningkatnya jumlah siswa yang lulus

memenuhi Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yaitu 70 untuk mata

pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peningkatan ini

dapat dilihat dari hasil tes dari siklus 1 sampai siklus 3. Pada siklus 1 jumlah

siswa yang tuntas adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya

4 siswa (11.71 %). Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-

rat yang dicapai pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai

rata-rata yang dicapai siswa hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan

sebanyak 13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa

(71%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus

ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah

siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi

KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

B. Implikasi

Dalam kesimpulan telah dinyatakan bahwa Peningkatan kualitas

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dapat dilihat dari pelaksaaan pembelajaran interaktif antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa, sehingga terjadi komunikasi yang hidup. Pembelajaran

dengan proses bekerja secara berkelompok berlangsung dengan terstruktur dan

heterogen. Pada awal pembelajaran, yaitu pada siklus pertama, memang ada

hambatan dan pembelajaran belum berjalan dengan optimal, tetapi pada siklus

selanjutnya, proses kerja kelompok berjalan dengan lancar. Proses kerja

kelompok dapat dilaksanakan oleh semua siswa dengan bersemangat dan penuh

motivasi. Aktivitas dan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

mulai tampak pada siklus kedua. Pembelajarn berjalan semakin optimal pad

siklus ketiga dimana siswa sudah memahami tentang manfaat pembelajaran.

Jumlah siswa aktif semakin meningkat. Mereka saling membantudan

memecahkan masalah, saling bertanya dan mengemukakan pendapat

dilaksanakan dengan lancar.

Disamping itu penerapan strategi pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan kemapuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen. Hal

ini tercermin dari hasil tes yang senantiasa meningkat secara signifikan mulai

dari siklus 1 sampai dengan siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas

adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %).

Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai pada

siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang dicapai siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak 13 siswa (42.65%)

sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa (75%), dengan nilai rata-rata

mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus ketiga, nilai rata-rata siswa adalah

73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa,

artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah

16.17 %.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti efektif dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XII TPTL2 SMKN2 Sragen. Oleh karena itu, strategi

pembelajaran ini perlu diterapkan dan dikembangkan dalam pembelajaran

manapun terutama pembelajaran menulis. Guru harus menguasai strategi

pembelajaran ini agar dapat dipraktikkan secara efektif pada kegiatan

pembelajaran.guru hendaknya tidak hanya mengandalkan system pembelajaran

menulis yang diketahuinya saja, tetapi juga harus secara aktif belajar dan

menimba ilmu sehingga pembelajarannya lebih efektif dan berdaya guna.

Dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

pembelajaran menulis dapat mengantarkan siswa sehingga memiliki kemampuan

menulis sebagaimana tuntutan KKM 70, dan ketuntasan klasikal 80 %. Dengan

demikian strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dipilih sebagai

metode pilihan dalam rangka mengantarkan siswa untuk memperoleh

kemampuan menulis.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas selama tindakan, pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw ternyata mampu menarik keterlibatan siswa secara aktif

dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat benar-benar diminati siswa. Mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dapat belajar dengan senang, tidak tertekan, tidak bosan, dan merasa bahwa

materi yang dipelajarinya bermanfaat bagi dirinya. Disamping itu pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat memupuk rasa kerjasama siswa, saling menunjang,

mandiri, percaya diri, bertanggung jawab dan berani mengemukakan gagasan.

Pembelajaran menjadi aktif, siswa bias saling sharing dengan teman maupun

dengan guru.

Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk memotivasi siswa sebagai

implikasi dari penelitian ini adalah:

1. Melibatkan emosi siswa.

Karena kegiatan menulis tidak hanya terkait dengan logika (perencanaan,

outline, tata bahasa, penyuntingan dsb) tetapi juga terkait dengan emosi

(semangat, imajinasi), maka peran emosi harus didahulukan karena dengan

emosi inilah gagasan-gagasan baru bias muncul dan berkembang.

2. Kerjasama.

Iklim kerjasama antar guru perlu dibangun dan ditingkatkan. Guru sebaiknya

melibatkan teman sejawat dalam menyiapkan pembelajaran di kelas. Dengan

adanya kerjasama segala kelemahan dan masalah bias diselesaikan.

3. Reflektif

Kemampuan reflektif mendorong guru unrtuk mengkaji kemajuan dan

perkembngan siswa, sehingga dapat memberikan jalan keluar yang efektif

untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran.guru

juga dapat memberi support dan penghargaan bagi siswa yang dapat menulis

dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

4. Senang Menulis

Siswa perlu didorong untuk senantiasa menyukai menulis. Apabila hal ini

dilakukan, maka siswa akan terbiasa dan senang menuls yang pada akhirnya

tidak mustahil mereka menjadi ahli dalam bidang tulis menulis.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi diatas dapat diajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Guru-guru yang belum pernah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw hendaknya berusaha menambah wawasan terkait dengan

pembelajaran tersebut.

2. Guru-guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena

pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dan

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

3. Guru hendaknya menilai tulisan siswa tidak hanya dari hsilnya saja, tetapi

juga proses kreatifnya.

4. Siswa hendaknya banyak belajar dan menulis, sebagaiman belajar dengan

strategi kooperatif agar kemampuannya semakin maksimal.

5. Kepala sekolah hendaknya mendorong guru-gurunya agar meningkatkan

pemahaman tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan demikian

siswa tidak hanya belajar menulis dari tema atau judul yang disampaikan

saja, tetapi dapat menulis secara bebas dan kreatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1987. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung

Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles. Longman, San Francisco

State University.

Depdikbud. 1990. Peraturan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Armas Duta Jaya.

Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Depdikbud

Hamalik,O. 200 I. Media Pendidikan. Citra Aditya Bhakti. Bandung

Jamaludin. 2001. Pembelajaran yang Efektif Seri Informasi Pendidikan Agama

Islam No.7. Departemen Agama RI. Jakarta.

Kusumo, l.W. dan Mulyadi,U. 1988. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.

Bina Aksara. Jakarta

Ledlow, Susan. 2001. Using Think-Pair-Share in the College Classroom.

Arizona State University

MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sragen. 2009. Memahami Bahasa

Indonesia untuk SMK Kelas 3. Sragen

Maimun.A.dkk.2001. Sekolah for Tomorrow Sekolah Masa Depan. Seri Informasi Pendidikan Agama Is/am no. /3. f)cpartclllcn Agama Rl.Jakarta

Mastuki. 2001. Menelusuri Pertumbuhan Sekolah di Indonesia. Seri Informasi

Pendidikan Agama Islam No.6. Departemen Agama RI. Jakarta. Mudhoffir. 1999. Teknologi Instruksional. Remaja Rosda Karya Offset. Jakarta.

Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta. Interprebook

Nasution. 1991. Pengembangan Kurikulum. Citra Aditya Bhakti. Bandung __________.1999. Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Reigeluth.C.M. and Garfinke. 1994. Systemic Change in Education. Educational

Technology Publication Englewood Cliffs. New Jersey

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Siberman, Mel. (Pengantar: Prof. Dr. Komaruddin Hidayat). 2009. Active

Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan

Madani

Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta. Bumi Aksara

Sells.B.B. and Rickey. R.C. 1994. Instructional Technology: The Definition Domain of Field. Edisi Terjemahan oleh Mahasiswa S2 Program Studi Tekno1ogi Pembelanjaan PPS IKIP Malang Angkatan 1996. AECT. Wangshiton DC.

Snelbecker, G. E. 1974. Learning Theory. Instructional Theory and

Psychoeducational Design. Me. Graw Hill Book Company. New York. Soekamto, T. dan Winataputra, U. S. 1996. Teori Belajar dan Model-model

Pembelajaran. PAU-PPAI. Jakarta. Soenaewan. 1991. Pendekalan Sistem dalam Pendidikan. UNS Press. Surakarta. Suparman, A.. 1996. Design lnstruksional. PAU-PPAI. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar

Baru Algesindo

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Surakarta. Panitia Setifikasi Guru Rayon 13 Surakarta

Tim Dosen FKIP-IKIP Malang. 1987. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan.

Usaha Nasional. Surabaya

Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif.

Konsep Dasar, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Prenada Media Grup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113