100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 06 NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: DWI PRASETYOWATI K7108131 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 06 NGRINGO KECAMATAN

JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

DWI PRASETYOWATI

K7108131

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dwi Prasetyowati

NIM : K7108131

Jurusan/Program Studi : IP/PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN PENDEKATAN

PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS

III SD NEGERI 06 NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 “ ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Dwi Prasetyowati

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 06 NGRINGO KECAMATAN

JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh :

DWI PRASETYOWATI

K7108131

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. MG. Dwijiastuti, M. Pd

NIP 19500712 197903 2 001

Drs. Samidi, M. Pd

NIP 19511108 198803 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jumat

Tanggal : 27 Juli 2012

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah

urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.”

(QS. Al-Insyirah:6-8)

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan

menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

(QS. Muhammad: 7 )

“Allah menyukai pekerjaan yang dilakukan terus-menerus walaupun pekerjaan itu

kecil atau sedikit.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan

selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

(HR. Tirmidzy)

“Tak ada kesuksesan instan. Kegagalan sering mewarnai perjalanan hidup kita,

tetapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti untuk meraih impian.

Harapan janganlah pudar hanya karna sebongkah kecewa ataupun sebutir sakit

yang menyapamu. Bahkan akan nada kemudahan setelah kesulitan.”

(Penulis)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Puji Syukur Alhamdulilah atas Rahmad dan Hidayah Allah SWT

serta Sholawat salam penulis sampaikan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW atas selesainya skripsi ini

Orang tuaku:

Ibuku (Zuliyati) yang memberikan arti tulusnya kasih sayang tanpa mengharap

balas jasa dan aku selalu mendoakan semoga beliau diampuni dosanya serta

dimasukan ke dalam surga-Nya nantinya. Amiin.

Bapak Wardoyo yang telah memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang

dengan tulus ikhlas, bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mencukupi

kebutuhan keluarga, dan mendoakan aku dalam setiap langkahku. Terima

kasih ayah.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Dwi Prasetyowati. K7108131. PENERAPAN PENDEKATAN

PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS

III SD NEGERI 06 NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli

2012.

Tujuan penelitian ini untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan

Sederhana Pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan jaten

kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 06 Ngringo Jaten

Karanganyar Tahun Pelajaran 201012012 berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 17

siswa puta dan 21 siswa putri. Sumber data yang digunakan adalah informasi dari

nara sumber yaitu guru kelas III dan siswa. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, kajian dokumen, dan tes. Untuk menguji validitas

data, peneliti menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode.

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Miles dan

Huberman meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan simpulan atau verifikasi. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua

siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan,

(3) observasi, dan (4) refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan pendekatan pembelajaran realistik dapat meningkatkan pemahamn

konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan

Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya prosentase sikap siswa

pada aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kesungguhan pada siklus I dan siklus

II. Kualitas hasil dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata hasil kondisi awal

sebelum tindakan (prasiklus) yaitu 66,98 dengan ketuntasan klasikal 39,47%.

Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 75,05 dengan ketuntasan

klasikal 65,78%. Setelah tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat

menjadi 83,86 dengan ketuntasan klasikal 92,10%.

Kata kunci: Pembelajaran Realistik, Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Dwi Prasetyowati. K7108131. THE APPLICATION OF REALISTIC

TEACHING APPROACH TO IMPROVE GRADE III STUDENTS’

CONCEPT-UNDERSTANDING OF SIMPLE FRACTION IN SD NEGERI

06 NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis: Teacher Training and Education Faculty

Sebelas Maret University Surakarta, July 2012.

The objective of this research is to improve grade III students’ concept-

understanding of simple fraction in SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten

Kabupaten Karanganyar Academic Year 2011/2012.

This research is a Class Action Research (CAR). The subjects of the

research were grade III students of SDN 06 Ngringo Jaten Karanganyar academic

year 2011/2012 consisting 38 students, 17 males and 21 females. The source of

data used was information taken from teacher and students. The techniques of

collecting data were observation, document analysis, and test. To check the

validity of the data, the researcher used triangulation source and triangulation

method. The technique of data analysis was interactive analysis model introduced

by Miles and Hubberman which consists three components, namely data

reduction, data display and conclusion drawing or verification. The research was

conducted in two cycles. Each cycle consisted of four steps, namely (1) planning,

(2) action, (3) observation, dan (4) reflection.

Based on the research, it can be concluded that the application of realistic

learning-teaching approach can improve grade III students’ concept-understanding

of simple fraction in SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar academic year 2011/2012.

It can be proven from the improvement of percentage of students’

behavior in cognitive, affective, psychomotor aspects and students’ effort in Cycle

I and II. The result quality was taken from mean score before action, 66,98 with

classical passing grade 39,47%. In cycle I, the mean score increased becoming

75,05 with classical passing grade 65,78%. After action in Cycle II, the mean

score increased becoming 83,86 with classical passing grade 92,10%.

Keyword: Realistic teaching, concept-understanding of simple fraction

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula

skripsi dengan judul ”Penerapan Pendekatan Pembelajaran Realistik Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana Pada Siswa Kelas

III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012” ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. MG Dwijiastuti, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. Samidi, M.Pd selaku pembimbing II skripsi penulis yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan

motivasi dan pengarahan kepada penulis.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Ibu Nunuk Sri Susilawaty, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 06

Ngringo yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Sri Rahayu, S. Pd SD selaku guru kelas III SD Negeri 06 Ngringo yang

dengan senang hati membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

10. Guru-guru dan murid-murid SD Negeri 06 Ngringo yang telah memberikan

motivasi dan sebagai informan terhadap penyusunan skripsi ini.

11. Keluarga penulis tercinta yang memberikan bantuan materiil dan nonmaterial

serta dukungan demi kelancaran penyelesaian skripsi penulis.

12. Teman-temanku se almamater yang telah memberikan semangat dan

kerjasamanya.

Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan

skripsi ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.

Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan

pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat

diharapkan.

Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak

tersebut di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii

PENGAJUAN ................................................................................................ iii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iv

PENGESAHAN ……………………………………………………………… v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

1. ..................................................................................... Haki

kat Pembelajaran matematika ............................................. 7

a. Pengertian Belajar ....................................................... 7

b. Tujuan Belajar ............................................................. 7

c. Pengertian Pembelajaran ............................................. 8

d. Pengertian Matematika ................................................ 9

e. Pembelajaran Matematika ........................................... 10

f. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD .................... 10

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Evaluasi Pembelajaran Matematika ............................ 11

2. ..................................................................................... Haki

kat Pendekatan Pembelajaran Realistik ............................... 12

a. Pengertian Pendekatan ................................................ 12

b. Pengertian Pembelajaran Realistik .............................. 13

c. Komponen Pendekatan Pembelajaran Realistik .......... 16

d. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Realistik di Kelas 17

e. Ciri-ciri Pendekatan Pembelajaran Realistik .............. 18

f. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran

Matematika Realistik .................................................. 20

g. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan

Pembelajaran Realistik ................................................ 21

h. Tinjauan Pendekatan Pembelajaran Realistik di Kelas

III yang diteliti ..…....................................................... 21

3. ..................................................................................... Haki

kat Pemahaman Konsep …………………………….. ........ 24

a. ............................................................................... Peng

ertian Pemahaman ........................................................ 24

b. ............................................................................... Peng

ertian Konsep ............................................................... 25

c. ............................................................................... Peng

ertian Pemahaman Konsep .......................................... 25

4. ..................................................................................... Haki

kat Pecahan Sederhana ……………………………… ....... 26

a. ............................................................................... Peng

ertian Pecahan .............................................................. 26

b. ............................................................................... Kons

ep Pecahan di Sekolah Dasar ....................................... 27

c. ............................................................................... Maca

m-macam Pecahan . ...................................................... 30

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 30

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 32

D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………… ... 37

D. Data dan Sumber Data … ........................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 39

F. Validitas Data .......................................................................... 40

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 41

H. Indikator Kinerja ……………………………………………... 43

I. Prosedur Penelitian ………………………………………….. 43

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................. 47

A. Deskripsi Pratindakan ……………………………………….. 47

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................... 50

1. Tindakan Siklus I ................................................................ 50

a. Perencanaan Tindakan .................................................... 50

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................... 51

c. Observasi ......................................................................... 57

d. Refleksi ........................................................................... 60

2. Tindakan Siklus II ............................................................... 61

a. Perencanaan Tindakan .................................................... 61

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................... 62

c. Observasi ........................................................................ 67

d. Refleksi .......................................................................... 70

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ............................ 71

D. Pembahasan ………………………………………………….. 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 79

A. Simpulan ................................................................................. 79

B. Implikasi .................................................................................. 79

C. Saran ........................................................................................ 80

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81

LAMPIRAN .................................................................................................. 84

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ……………………. 33

Tabel 4.1. Distribusi nilai Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

Pada Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Kondisi Awal…… 48

Tabel 4.2. Distribusi nilai Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

Pada Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Siklus 1………… 55

Tabel 4.3 Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana

Sebelum Tindakan dengan Siklus 1 ................................................. 56

Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Afektif Siklus 1 ....................................... 59

Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Psikomotor Siklus 1……………………. 60

Tabel 4.6 Distribusi nilai Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

Pada Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Siklus II ………….. 66

Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Afektif Siklus II ……………………. 68

Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Psikomotor Siklus II ……………...... 70

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana Pada

Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Kondisi Awal, Siklus 1,

Siklus II …………………………………………........................ 72

Tabel 4.10 Distribusi nilai Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

Pada Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Siklus 1………… 74

Tabel 4.11 Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebelum Tindakan dengan Siklus 1 ................................................. 75

Tabel 4.12 Distribusi nilai Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

Pada Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Siklus II …………... 76

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana Pada

Siswa Kelas III SD N 06 Ngringo Pada Kondisi Awal, Siklus 1,

Siklus II …………………………………………........................ 78

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Matematisasi Konseptual Nyimas Aisyah .................................. 19

Gambar 2.2 Semangka .. ................................................................................. 22

Gambar 2.2. Apel .. .......................................................................................... 22

Gambar 2.4 Pipet Minuman.. .......................................................................... 22

Gambar 2.5 Melon .......................................................................................... 22

Gambar 2.6 Semangka ................................................................................ 22

Gambar 2.7 Kue ......................................................................................... 23

Gambar 2.8 Semangka ……………………………………………………… 23

Gambar 2.9 Kerangka Berfikir……………………………………………… 33

Gambar 3.1 Model PTK ……………………………………………………. 37

Gambar 3.2 Komponen Analisis Data………………………………………. 43

Gambar 4.1 Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana Pada Kondisi

Awal……………………………………………………………. 48

Gambar 4.2 Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana Pada Siklus

………………………………………………………………… 55

Gambar 4.3 Bagan Grafik Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan

Sederhana Sebelum Tindakan dengan Siklus 1……………… 56

Gambar 4.4 Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif Siklus 1…. 59

Gambar 4.5 Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek Psikomotor

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siklus 1…………………………………………………………… 60

Gambar 4.6 Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana Pada

Siklus II ………………………………………………………….. 66

Gambar 4.7 Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif Siklus II … 69

Gambar 4.8 Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek Psikomotor

Siklus II ………………………………………………………….. 70

Gambar 4.9 Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana Pada Kondisi

Awal, Siklus 1, Siklus II …………………………………………. 72

Gambar 4.10 Bagan Grafik Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan

Sederhana Sebelum Tindakan dengan Siklus 1……………… 75

Gambar 4.11 Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana Pada

Siklus II ………………………………………………………….. 77

Gambar 4.12 Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana Pada Kondisi

Awal, Siklus 1, Siklus II …………………………………………. 78

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Waktu dan Jadwal Penelitian ………………………………….. 85

Lampiran 2. Silabus Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2 …………………...... …… 86

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Siklus 1 Pertemuan 1…….. ...................... .. 88

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 pertemuan 1 ......... 90

Lampiran 5. Soal Tes Siklus 1 Pertemuan 1... ................................................. 99

Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Siklus1 Pertemuan 1 …………………… 101

Lampiran 7. Lembar Kerja Kelompok Siklus1 Pertemuan 1 ........................ 102

Lampiran 8. Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus I ................................ 103

Lampiran 9. Lembar Observasi Aspek Psikomotor Siklus I …… ................ 105

Lampiran 10. Lembar Observasi Guru…… ................................................... 107

Lampiran 11. Pedoman Observasi Guru..... .................................................... 108

Lampiran 12. Hasil Rekapitulasi Observasi Guru Siklus 1 dan II …………… 112

Lampiran 13. Kisi-kisi Instrumen Siklus 1 Pertemuan II………… ............... 113

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 pertemuan 2…… 115

Lampiran 15. Soal Tes Siklus 1 Pertemuan 2………….. ............................... 123

Lampiran 16. Kunci Jawaban Tes Siklus1 Pertemuan 2 ................................. 125

Lampiran 17. Lembar Kerja Kelompok Siklus1 Pertemuan 2 ........................ 127

Lampiran 18. Silabus Siklus 2 Pertemuan 1 …………………… ................. 129

Lampiran 19. Kisi-kisi Instrumen Siklus 2 Pertemuan 1…………………… 132

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 pertemuan 1…… 134

Lampiran 21. Soal Tes Siklus 2 Pertemuan 1 ................................................. . 144

Lampiran 22. Kunci Jawaban Tes Siklus2 Pertemuan 1 ……………………… 145

Lampiran 23. Lembar Kerja Kelompok Siklus2 Pertemuan 1 ……………….. 146

Lampiran 24. Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus II ……………………. 148

Lampiran 25. Lembar Observasi Aspek Psikomotor Siklus II ……………….. 150

Lampiran 26. Silabus Siklus 2 Pertemuan 2 ………………………………….. 152

Lampiran 27. Kisi-kisi Instrumen Siklus II Pertemuan II ……………………. 155

Lampiran 28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 pertemuan 2 ….. 157

Lampiran 29. Soal Tes Siklus 2 Pertemuan 2 …………………………………. 165

Lampiran 30. Kunci Jawaban Tes Siklus2 Pertemuan 2 …………………….. 166

Lampiran 31. Lembar Kerja Kelompok Siklus2 Pertemuan 2 ……………….. 167

Lampiran 32. Daftar Nilai pada Kondisi Awal ……………………………….. 168

Lampiran 33. Nilai Total pada Siklus 1 ……………………………………….. 170

Lampiran 34. Nilai Total pada Siklus II ……………………………………… 171

Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian ……………………………………….. 172

Lampiran 36. Dokumentasi Penelitian Siklus 1 ……………………………… 174

Lampiran 37. Dokumentasi Penelitian Siklus 2 ……………………………… 177

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Karena banyak persoalan dalam kehidupan yang

memerlukan pemecahan dengan pemahaman matematika. Seperti contoh

pekerjaan mengukur, dan menghitung pecahan. Menyadari akan pentingnya

matematika dalam kehidupan, maka belajar metematika selayaknya menjadi

kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Namun, kenyataannya

bahwa belajar matematika seakan menakutkan dan dianggap sulit bagi sebagian

besar siswa sehingga sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini terjadi

karena pembelajaran matematika selama ini cenderung hanya berupa menghitung

angka-angka dan menghafal rumus-rumus yang seolah-olah tidak ada makna dan

kaitannya dalam dunia nyata atau kehidupan sehari-hari siswanya.

Salah satu mata pelajaran di sekolah yang rata-rata hasilnya rendah

adalah matematika terutama pada materi pecahan sederhana. Hal ini dikarenakan

peserta didik sering takut terhadap matematika, mereka menganggap matematika

sebagai suatu pembelajaran yang sangat rumit sehingga sering terjadi peserta

didik kehilangan ketertarikan untuk mencobanya.

Menurut hasil pengamatan peneliti di SD Negeri 06 Ngringo Kelas III

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika guru hanya menggunakan

metode ceramah tanpa menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif

khususnya pada pokok bahasan pecahan sederhana. Hal ini menjadikan siswa

merasa jenuh dan tidak tertarik dengan pembelajaran tersebut. Suasana kelas juga

terasa sangat monoton dan membosankan sehingga siswa merasa sulit untuk

memahami dan menguasai konsep pecahan tersebut. Akibatnya hasil belajar

matematika rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya 23 dari 38 peserta didik

yang memperoleh nilai ulangan harian tentang pecahan di bawah 75 Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM).

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada dasarnya belajar matematika merupakan belajar konsep. Untuk itu

dalam proses pembelajaran guru harus dapat menyampaikan konsep tersebut

kepada siswa dan bagaimana siswa memahamainya. Pengajaran pada matematika

dilakukan dengan memperhatikan urutan konsep dimulai dari yang paling

sederhana.

Perolehan nilai siswa kurang memenuhi batas ketuntasan minimal

dikarenakan pelaksanaan pembelajaran matematika di SD sekarang ini pada

umumnya guru masih mendominasi kelas dengan metode mengajar yang

konvesional dan siswa cenderung pasif. Guru mengajarkan konsep matematika

khusunya dalam pecahan sederhana dan siswa hanya menerima bahan jadi.

Seringkali guru juga menanamkan konsep belajar hanya agar dapat lulus dengan

nilai yang baik. Sehingga siswa memandang belajar adalah suatu kewajiban yang

dipikul atas perintah orang tua, guru atau lingkungannya. Belum memandang

belajar sebagai suatu kebutuhan.

Guru belum menggunakan pendekatan “dunia nyata” sebagai sarana

untuk memperjelas materi dalam proses pembelajaran pecahan sederhana karena

guru masih terbiasa mengajar secara konvensional yaitu guru lebih banyak

ceramah dari pada melibatkan peserta didik secara langsung. Apalagi materi yang

diajarkan materi pecahan sederhana yang dianggap peserta didik kelas III

merupakan materi yang paling sulit karena bilangan yang digunakan merupakan

pecahan dari keseluruhan. Jika pemahaman peserta didik terhadap materi pecahan

rendah maka akan berdampak pada kesulitan dalam memecahkan soal dalam

kehidupan sehari-hari serta hasil belajar peserta didik juga akan rendah.

Dengan demikian, guru dituntut untuk menemukan cara dan berusaha

agar anak didiknya terlibat secara aktif dalam suatu mata pelajaran dengan

presentasi waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa

menggunakan teknik yang memaksa. Pemahaman konsep pecahan sederhana

perlu dilakukan karena masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM). Pecahan sederhana kalau tidak ditingkatkan akan

mengalami kesulitan dalam pecahan yang lebih kompleks. Salah satu upaya untuk

meningkatkan keberhasilan belajar yaitu dengan menggunakan pembelajaran aktif

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dimana siswa melakukan sebagian besar pekerjaan dalam pembelajaran. Oleh

karena itu, dikembangkan beberapa cara untuk lebih mengaktifkan siswa (student

centered) sehingga keefektifan pembelajaran dapat tercipta, salah satunya adalah

dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik

minat belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka akan dilakukan penelitian untuk

meningkatkan pemahaman konsep dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran Realistik ( Realistic Mathematical Education) dalam pembelajaran

metematika khusunya materi pecahan sederhana.

Realistic Mathematical Education/ RME dikembangkan oleh Freudental

dan Treffers, yang pada awalnya di Belanda dan digunakan sebagai pendekatan

untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika, melalui kegiatan yang

disebut pematimatikaan. Pematimatikaan dimaksutkan untuk memulai

pembelajaran matematika secara kontekstual atau keadaan kehidupan sehari-hari

siswa. Dengan cara pendekatan pembelajaran realistik, siswa merasa dekat dan

tertarik terhadap materi pelajaran matematika (Gatot Muhseto, dkk: 1.16).

Realistic Mathematical Education adalah sebuah pembelajaran matematika yang

menekankan pada penyelesaian masalah secara informal sebelum menggunakan

cara formal.

Cara informal ini bisa berupa permainan, lagu atau segala sesuatu yang

dekat dengan peserta didik. Dekat dengan peserta didik di sini, berarti

berhubungan dengan kehidupan nyata peserta didik, sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik dan terjangkau oleh peserta didik. Realistic

Mathematical Education dimulai dari masalah yang kemudian diarahkan menuju

pemecahan secara formal.

Daitin Tarigan menyatakan bahwa pembelajaran matematika realistik

merupakan pendekatan yang orientasinya menuju kepada penalaran siswa yang

bersifat realistik sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi yang

ditujukan kepada pengembangan pola pikir praktis, logis, kritis, dan jujur dengan

berorientasi kepada penalaran matematika dalam menyelesaikan masalah (2006:

4).

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pembelajaran matematika realistik di awali dengan masalah-masalah

yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara

langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat

mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat

mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata.

Treffers (1987) merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika

Realistik, yaitu: Penggunaan konteks (dunia nyata), Penggunaan model-model

(matematisasi), Pemanfaatan hasil konstruksi dan produksi siswa, Menggunakan

interaktif (Interaktivitas), dan Menggunakan keterkaitan/intertwinment (Ariyadi

Wijaya, 2012:21).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Realistik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Penerapan Pendekatan Pembelajaran Realistik Dapat Meningkatkan

Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana pada Siswa Kelas III SD Negeri 06

Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012 ?

2. Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan

pemahaman konsep pecahan sederhana pada Siswa Kelas III SD Negeri 06

Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012?

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana pada Siswa

Kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Realistik dalam rangka Meningkatkan

Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana pada Siswa Kelas III SD Negeri 06

Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki beberapa

manfaat, diantaranya yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang pembelajaran

matematika materi tentang pecahan sederhana pada kelas III SD.

2. Manfaat Praktis

a. Guru

1) Menambah pengalaman guru dalam pembelajaran

2) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembelajaran, khususnya

dalam bidang matematika

3) Mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif, dan

meningkatkan ketrampilan guru untuk mengatasi kesulitan pembelajaran

dalam bidang matematika khususnya materi pecahan sederhana dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran realistik, sehingga tercipta

suasana pembelajaran yang menyenangkan.

b. Siswa

1) Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, sehingga dapat

mengembangkan potensi diri secara optimal terutama dalam belajar

matematika selanjutnya.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2) Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran melalui pendekatan

pembelajaran realistik.

c. Sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran

2) Menjadi pendorong untuk selalu mengadakan proses pembelajaran

kearah yang lebih baik

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Istilah belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua

lapisan masyarakat. Bagi pelajar, kata”belajar” merupakan kata yang tidak asing.

Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Banyak pendapat yang menerangkan tentang

belajar. Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interakasi dengan

lingkungannya (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 2). Menurut Sri Anitah W, dkk

belajar yaitu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya (2007:

2.4).

Dimyati dan Mudjiono berpandangan bahwa belajar merupakan tindakan

dan perilaku siswa yang kompleks, kegiatan yang tidak terpisahkan dari

kehidupan manusia dan dilakukan oleh setiap orang. Sebagai tindakan, maka

belajar hanya dialami oleh siswa sendiri (2009: 17).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan,

bahwa belajar merupakan suatu aktivitas proses yang kompleks berdasarkan pada

pengalaman untuk mengubah tingkah laku suatu organisme yang berlangsung

secara progresif.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan hasil yang hendak dicapai setelah siswa

melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang didasari oleh siswa sendiri sangat

bermakna dalam upaya menggerakkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang

optimal. Menurut Dimyati dan Mudjiono belajar merupakan proses internal yang

kompleks (2009: 18). Yang terlibat dalam aktifitas internal tersebut adalah seluruh

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ranah kognitif menurut Bloom, Siswa yang belajar akan memperbaiki

kemampuan internalnya dari kemampuan awal pada pra-belajar, meningkat

memperoleh kemampuan-kemampuan yang tergolong pada jenis perilaku yang di

didikkan di sekolah (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 29).

Ranah afektif menurut Krathwohl, Bloom, Siswa yang belajar akan

memperbaiki kemampuan-kemampuan internalnya yang afektif. Siswa

mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai

sehingga menjadi suatu pegangan hidup (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 29).

Ranah psikomotorik menurut Simpson, Belajar berbagai kemampuan

gerak dapat dimulai dengan kepekaan memilah-milah sampai pada kreatifitas pola

gerak baru (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 31-32).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar

adalah mengubah tingkah laku berbagai ranah kognitif, afektif, psikomotorik agar

menjadi lebih baik.

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran akan lebih efektif jika sesuai dengan minat, kebutuhan,

perkembangan dan perbedaaan individu setiap anak. Belajar terjadi pada suatu

situasi tertentu, yang berbeda dari situasi lain, yaitu yang disebut dengan

pembelajaran. Pembelajaran menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar (Sri Anitah W, 2007: 1.15).

Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan (St. Y. Slamet &

Suwarto, 2007: 158).

Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah upaya orang yang

tujuannya membantu orang belajar. Secara terperinci Gagne mendifinisikan

pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk

mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Nyimas

Aisyah, 2007: 1-3).

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berdasarkan definisi-definisi pembelajaran yang diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses mengatur lingkungan agar

terjadi interaksi aktif antara guru dan siswa, dengan mengoptimalkan faktor

internal maupun eksternal yang datang dari lingkungan individu.

d. Pengertian Matematika

Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu

menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya

antara hakikat anak dan hakikat matematika.

Menurut pandangan Mulyono Abdurrahman, banyak orang menyamakan

antara matematika dengan aritmatika atau berhitung. Padahal, matematika

memiliki cakupan yang lebih luas dari pada aritmatika. Arimatika hanya

merupakan bagian dari matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di

sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para

siswa (2009: 251-252).

Menurut Andi Hakim Nasution , Istilah matematika berasal dari bahasa

yunani, mathein yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat

hubungannya dengan kata sansekerta, medya atau widya yang artinya kepandaian,

ketahuan atau intelegensi (Karso, 1980: 1.39). Russefendi memberikan pengertian

matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,

difinisi-difinisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya,

sehingga matematika disebut ilmu deduktif (1988: 23).

Menurut Karso matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal,

hierarkis, anstrak, bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para

ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika (2007: 1.4).

Dari berbagai pendapat di atas tentang matematika yang telah

dikemukakan menunjukkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan

yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.

Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep,

struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

e. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika di SD berguna untuk kepentingan hidup pada

lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari

ilmu-ilmu yang kemudian. Menurut Brunner pembelajaran matematika adalah

belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat

di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep

struktur-struktur matematika itu (Nyimas Aisyah, 2007: 1-5).

Menurut Gatot Muhseto, pembelajaran matematika adalah proses

pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang

terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

matematika yang dipelajari (2007: 1.26).

Dari uraian di atas hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

(kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di

sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses

yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh

ilmu pengetahuan dan ketrampilan matematika. Suatu proses yang dimaksud

adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi agar

siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

(http://wawan junaidi.blogspot.com/2010/06/pembelajaran-matematika.html)

diakses tanggal 25Januari 2012. Pukul 20.25 WIB.

f. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Tujuan pembelajaran matematika merupakan komponen yang paling

penting didalam rencana pembelajaran matematika, karena tujuan pembelajaran

matematika mendasari hampir semua komponen lain di dalam rencana

pembelajaran matematika.

Tujuan mata pelajaran matematika di SD menurut Kurikulum KTSP SD/

MI (Nyimas Aisyah, 2007: 1-4) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut:

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan

mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan umum dan khusus dalam Kurikulum KTSP SD/MI 2007

merupakan pelajaran matematika di sekolah yang memberikan gambaran belajar

tidak hanya dibidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor dan

afektif. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan

pembentukan kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat matematika, ini

berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran

matematika.

g. Evaluasi Pembelajaran Matematika

Endang Poerwanti menyatakan bahwa penilaian atau evaluasi merupakan

proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara

membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu (2008:

1-5). Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, dan untuk

memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Alat evaluasi yang digunakan untuk melakukan evaluasi proses dan

evaluasi hasil yaitu:

1) Alat evaluasi untuk mengukur aspek kognitif

Evaluasi ranah kognitif, yaitu untuk mengetahui pemahaman konsep

matematika materi pecahan sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tes, baik dalam bentuk objektif maupun dalam bentuk uraian (esai). Peneliti

akan memberikan lembar kerja kelompok. Serta untuk mengetahui evaluasi

pada akhir pembelajaran, siswa akan diminta untuk mengerjakan soal yang

dikerjakan secara individu.

2) Alat evaluasi untuk mengukur aspek afektif

Ranah afektif berhubungan dengan sikap yang dimilki seseorang. Untuk

mengetahui keberhasilan ranah afektif, maka guru perlu menetukan alat

evaluasi untuk mengamati sikap setiap siswa. Dalam proses pembelajaran

pecahan sederhana, peneliti mengamati sikap siswa, baik dalam melakukan

kerja kelompok maupun kegiatan belajar lainnya. Aspek yang diamati meliputi:

kemauan untuk menerima pelajaran dari guru, perhatian siswa terhadap apa

yang dijelaskan oleh guru, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru,

hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat, keberanian siswa

mengerjakan soal di papan tulis, kemauan berdiskusi dengan teman kelompok,

keberanian siswa dalam mendemonstrasikan alat peraga (lihat lampiran 8

halaman 103).

3) Alat evaluasi untuk mengukur ranah psikomotor

Ranah psikomotor melatih siswa untuk terampil dalam pembelajaran

matematika. Dalam pembelajaran pecahan sederhana, ranah psikomotor

dilakukan dengan mengaktifkan siswa dalam kerja kelompok yang dinilai

dengan lembar observasi ranah psikomotor. Aspek yang diamati meliputi:

segera memasuki kelas pada waktu guru datang, mencatat bahan pelajaran

(informasi) dengan baik dan sistematis, mengatur peran dalam diskusi,

mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran yang

belum jelas, meminta saran dengan guru dalam pembelajaran (mencari

informasi) (lihat lampiran 9 halaman 105).

2. Hakikat Pendekatan Pembelajaran Realistik

a. Pengertian Pendekatan

Aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran tidak lepas dari

pendekatan. Menurut Sri Anitah pendekatan diartikan sebagai suatu cara pandang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

terhadap sesuatu (2009: 45). Dalam konteks pembelajaran, pendekatan menurut

Soli Abimanyu diartikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan

dan atau obyek kajian. Pendapat ini dapat diibaratkan sebagai seseorang yang

menggunakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam.

Kacamata hijau akan menyebabkan dunia kelihatan kehijau-hijauan, kacamata

berwarna coklat akan membuat dunia nampak kecoklat-coklatan, dan seterusnya

(2008: 2.4).

Menurut Sagala pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai

aktivitas pembelajaran yang dipilih oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan pendekatan

pembelajaran adalah kondisi peserta didik secara keseluruhan, sebab peserta

didiklah yang paling dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran.

Ruminiati menjelaskan bahwa model pendekatan pembelajaran merupakan salah

satu faktor yang mempunyai andil cukup besar dalam pencapaian tujuan

pembelajaran yang sudah ditentukan. Dalam memilih model pendekatan, guru

harus mempertimbangkan beberapa faktor yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lainnya (Ruminiati, 2008: 1.15).

Berdasarkan beberapa pengertian pendekatan pembelajaran tersebut

dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan seperangkat cara

kerja yang dapat diterapkan untuk mempermudah dalam mendesain pembelajaran

sehingga peserta didik menjadi lebih aktif menyelesaikan tugas-tugas belajar.

Kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut diharapkan

mampu mempengaruhi hasil belajar menjadi lebih optimal sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang sudah ditentukan.

b. Pengertian Pembelajaran Realistik

Belajar matematika merupakan suatu proses berfikir disertai dengan

aktivitas afektif dan fisik. Pembelajaran matematika yang ingin dicapai yaitu

memiliki kemampuan berfikir kritis dan kenyataan yang ada dilapangan.

Matematika harus dikaitkan dengan realita sehingga dalam pembelajaran

matematika seharusnya dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata

sehari-hari. Realistik berasal dari kata riil yang artinya nyata, terlihat dengan jelas.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menurut Frudental bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia

yang melandasi pengembangan pendidikan matematika realistik (Realistic

Mathematics education). Pendidikan matematika realistik merupakan suatu

pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda (Ariyadi Wijaya, 2012:

20).

Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Frudental bahwa

matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan ini bahwa kelas

matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru terhadap siswa,

melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui

eksplorasi masalah-masalah nyata (Nyimas Aisyah, 2007: 7-3).

Daitin Tarigan menyatakan pembelajaran matematika realistik

merupakan pendekatan yang orientasinya menuju kepada penalaran siswa yang

bersifat realistik sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi yang

ditujukan kepada pengembangan pola pikir praktis, logis, kritis, dan jujur dengan

berorientasi kepada penalaran matematika dalam menyelesaikan masalah (2006:

4).

Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan

realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses

pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika

secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal

yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat

membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan

tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun

masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut

juga kehidupan sehari-hari.

(http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-

realistik/. Diunduh pada tanggal 31 juli 2012. Pukul 15.00 WIB.)

Pembelajaran matematika realistik adalah atau Realistic Mathematics

Education (RME) adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang

dikembangkan Freudenthal di Belanda. Gravemeijer (1994: 82) dimana

menjelaskan bahwa yang dapat digolongkan sebagai aktivitas tersebut meliputi

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

aktivitas pemecahan masalah, mencari masalah dan mengorganisasi pokok

persoalan. Matematika realistik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan

pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik

digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau

pengetahuan matematika formal.

(Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-rme-atau-

realistic.html#ixzz22AEiSdbz. Diunduh pada tanggal 31 Juli 2012. Pukul 15.00

WIB).

Menurut Supinah dan Agus D.W RME (Realistic Mathematical

Education) adalah suatu teori pembelajaran yang telah dikembangkan khusus

untuk matematika. Konsep matematika realistik ini sejalan dengan kebutuhan

untuk memperbaiki pendidikan matematika di Indonesia yang didominasi oleh

persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan

mengembangkan daya nalar (2009: 71).

Freudenthal berpendapat bahwa siswa tidak dapat dipandang sebagai

penerima pasif matematika yang sudah jadi. Pendidikan matematika harus

diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan

siswa menemukan kembali (reinvention) matematika berdasarkan usaha mereka

sendiri. Dalam RME (Realistic Mathematical Education), dunia nyata digunakan

sebagai titik awal untuk pengembangan ide dan konsep matematika (Supinah &

Agus D.W, 2009: 70).

Devrim“Uzel and Sevin¸c Mert Uyang”OR (2006) dalam International

Journal of Mathematics education: RME theory is a promising direction to

improve and enhance learners’ understandings in mathematics (http://m-

hikari.com/imf-37-40-2006/uzel). Teori RME merupakan arah yang

menjanjikan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajar di bawah

klasemen dalam matematika.

Hayley Barnes (2004) dalam International Journal mathematical in science

and Technology:

RME has played a role in eliciting and addressing alternative conceptions

of learners in this intervention This has been done firstly through the

application of the principle of guided reinvention in the design of contextual

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

problems. (Hayley Barnes (2004) dalam International Journal mathematical

in science and Technology:

Hayley Barnes (2004) dalam Jurnal matematika dalam sains dan Teknologi:

RME telah memainkan peran dalam memunculkan dan mengatasi konsepsi

alternatif dari peserta didik dalam intervensi ini ini telah dilakukan terlebih

dahulu melalui penerapan prinsip reinvention dipandu dalam desain masalah

kontekstual. (Hayley Barnes (2004) dalam Jurnal matematika dalam sains

dan Teknologi:

RME adalah suatu teori pembelajaran yang telah dikembangkan khusus

untuk matematika, yang bertolak dari masalah-masalah yang realistik dalam

kehidupan sehari-hari siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan

pembelajaran realistik adalah pembelajaran yang harus dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari anak-anak atau dunia nyata sehingga memberi kesempatan

kepada siswa untuk menemukan kembali dan memahami konsep-konsep

matematika berdasarkan pada masalah realistik yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran matematika realistik di awali dengan masalah-masalah

yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara

langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat

mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat

mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata.

c. Komponen Pendekatan Pembelajaran Realistik

Dalam pembelajaran matematika realistik ada tiga prinsip kunci yang

dapat dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran (Supinah & Agus D.W

2009: 72-73) yaitu:

1) Reinvention dan Progressive Mathematization (“penemuan terbimbing’ dan

proses matematisasi yang makin meningkat). Memberikan kesempatan bagi

siswa untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual yang

realistik bagi siswa dengan bantuan dari guru.

2) Didactical phenomenology (Fenomena yang mengandung muatan didaktik).

Topik-topik matematika disajikan atas dasar aplikasinya dan kontribusinya

bagi perkembangan matematika. Pembelajaran matematika yang cenderung

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berorietasi kepada memberi informasi atau memberitahu siswa dan memakai

matematika yang sudah siap pakai untuk memecahkan masalah, diubah dengan

menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk mengawali pembelajaran

sehingga memungkinkan siswa dengan caranya sendiri mencoba

memecahkannya.

3) Self-developed models (Pembentukan model oleh siswa sendiri) pada waktu

siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa mengembangkan suatu model.

Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses

matematisasi horizontal maupun vertikal.

d. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Realistik di Kelas

Untuk memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran

matematika realistik, misalnya diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di

sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan pecahan kepada siswa sebaiknya

pembelajaran pecahan dapat di awali dengan pembagian menjadi bilangan yang

sama misalnya pembagian kue, semangka, apel, dll supaya siswa memahami

pembagian dalam bentuk yang sederhana dan yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari. Sehingga siswa benar-benar memahami pembagian setelah siswa

memahami pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah

pecahan.

Di awal pengajaran konsep bilangan pecahan di kelas rendah, diperlukan

alat-alat peraga yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak. Alat-alat peraga

tersebut dapat berupa gambar buah-buahan, benda nyata seperti pipet minuman,

gambar bangun datar dari kertas yang telah dipotong-potong menjadi bagian yang

sama besar dan saling kongruen. Alat peraga tersebut sangat berguna untuk

memperluas pemahaman siswa terhadap bilangan pecahan (Siti Kamsiyati, 2006:

3-4). Contohnya: Murid disuruh menggambar kemudian disuruh memberi garis,

daerah yang dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang kongruen. Lalu mereka

disuruh menghitami sejumlah bagian tertentu seperti gambar berikut:

Arsirlah daerah yang menunjukkan pecahan tiga per delapan !

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

e. Ciri-ciri Pendekatan Pembelajaran Realistik

Pemahaman matematis (mathematical understanding) terbentuk ketika

suatu strategi bersifat general dan tidak terkait pada konteks situasi masalah

realistik. Menurut Treffers (1987) merumuskan lima karakteristik Pendidikan

Matematika Realistik (Ariyadi Wijaya, 2012: 21) yaitu:

1) Penggunaan konteks (dunia nyata)

Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran

matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa

dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal

tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa.

2) Penggunaan model-model (matematisasi)

Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang

dikembangkan oleh siswa sendiri (self developed models). Peran self developed

models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau

dari matematika informal ke matematika formal. Artinya siswa membuat

model sendiri dalam menyelesaikan masalah. Model dapat pula berupa alat

peraga yang dibuat dari bahan-bahan yang juga ada disekitar siswa.

3) Pemanfaatan hasil konstruksi dan produksi siswa

Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah

sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan

konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep

matematika.

4) Menggunakan interaktif (Interaktivitas)

Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa

saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5) Menggunakan keterkaitan (intertwinment)

Pendidikan matematika realistik menempatkan keterkaiatan antar konsep

matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses

pembelajaran. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pelajaran

matematika yang memang ada hubungannya dengan dunia nyata.

Menurut Gravermeijer pembelajaran matematika realistik mempunyai

beberapa karakteristik dan komponen (Daitin Tarigan, 2006: 6) sebagai berikut:

1) Penggunaan konteks (dunia nyata): Proses pembelajaran di awali dengan

keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah kontekstual. Hubungan

variabel pembelajaran realistik dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1

Matematisasi Konseptual Nyimas Aisyah, dkk (2007: 7.4)

Matematisaisi horizontal adalah proses penyelesaian soal-soal kontekstual

dari dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba

menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri, dan

menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri. Sedangkan matematisasi

vertikal, yaitu siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung tanpa

bantuan konteks.

2) Instrumen vertikal: Konsep atau ide matematika direkonstruksikan oleh

siwa melalui model-model instrumen vertikal, yang bergerak dari prosedur

informal ke bentuk formal.

3) Konstribusi siswa: Siswa aktif mengkonstruksi sendiri bahan matematika

berdasarkan fasilitas dengan lingkungan belajar yang disediakan guru,

secara aktif menyelesaikan soal dengan cara masing-masing.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) Kegiatan interaktif: Kegiatan bersifat interaktif, yang memungkinkan

terjadi komunikasi dengan negosiasi antar siswa.

5) Keterkaitan topik: Pembelajaran suatu bahan matematika terkait dengan

berbagai topik matematika secara terintegrasi.

f. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

Oleh karena pentingnya pendekatan ini digunakan dalam pembelajaran

matematika materi pecahan sederhana, maka menjadi kewajiban guru

mamperhatikan bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pendekatan

pembelajaran realistik dalam pembelajaran matematika.

Menurut Supinah & Agus D.W langkah-langkah pembelajaran

matematika realistik adalah sebagai berikut (2009: 77):

1) Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang real bagi

siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga

siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna.

2) Permasalahan yang diberikan harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.

3) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara

informal terhadap persoalan/permasalahan yang diajukan.

4) Pembelajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan

memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami

jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya,

menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain,

dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh terhadap

hasil pembelajaran.

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pendekatan pembelajaran realistik

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Tanya jawab dengan siswa mengenai masalah pecahan sederhana

2) Menjelaskan pengertian pecahan sederhana

3) Siswa menyelesaiakan masalah pecahan sederhana menurut model mereka

sendiri menggunakan benda nyata yaitu apel dan semangka

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

g. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Realistik

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika materi pecahan sederhana

dengan penerapan pendekatan pembelajaran realistik ini, mempunyai kelebihan

dan kekurangan, diantaranya yaitu:

1) Kelebihan

a) Karena membangun sendiri pengetahuannya, maka siswa tidak pernah

lupa.

b) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena

menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan

untuk belajar matematika.

c) Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena sikap belajar

siswa ada nilainya.

d) Memupuk kerjasama dalam kelompok.

e) Melatih keberanian siswa karena siswa harus menjelaskan

jawabannya.

f) Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat.

g) Mendidik budi pekerti.

2) Kelemahan

a) Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa

masih kesulitan dalam menentukan sendiri jawabannya.

b) Membutuhkan waktu yang lama.

c) Siswa yang pandai kadang tidak sabar menanti jawabannya terhadap

teman yang belum selesai.

d) Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran

saat itu.

e) Belum ada pedoman penilaian sehingga guru merasa kesal dalam

evaluasi/memberi nilai.

(http://www.papantulisku.com/2011/12/pendekatan-pembelajaran-

matematika.html) diakses pada tanggal 11 Februari 2012. Pukul 06.07 WIB

h. Tinjauan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas III SD

yang Diteliti

Materi Pembelajaran yang akan diajarkan pada penelitian ini sesuai

dengan pokok bahasan ”Pecahan Sederhana” dengan penerapan pendekatan

pembelajaran Realistik.

Pecahan sederhana di kelas III SD ini dapat diajarkan dengan

menggunakan media nyata atau gambar, misalnya dengan buah-buahan, bangun

persegi, lingkaran dan lain sebagainya yang dapat dilihat pada gambar 2.2, 2.3,

2.4, dan 2.6 berikut ini.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 2.2. Semangka Gambar 2.3. Apel

Gambar 2.4. Pipet minuman Gambar 2.5. Melon

Media berikutnya yaitu seperti di bawah ini:

1). Pecahan dapat diperagakan dengan buah semangka yang berbentuk

lingkaran atau sebagai penggantinya yaitu kertas, melipat kertas yang berbentuk

persegi atau lingkaran sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain.

Kemudian bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai yang dikehendaki, atau

dapat dilihat gambar 2.6 sebagai berikut:

Gambar 2.6. Semangka

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pecahan dibaca setengah atau satu per dua. “1” disebut pembilang yang

merupakan daerah pembagian, dan “2” disebut penyebut, yaitu 2 bagian yang

sama besar dari keseluruhan.

2). Pecahan dapat diperagakan dengan gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.7. Kue

3). Pecahan dapat diperagakan dengan kertas yang berbentuk persegi panjang.

Kemudian kertas tersebut dilipat menjadi dua bagian yang sama dan dilipat lagi

dengan arah yang berbeda. Kertas akan terlihat empat lipatan yang membagi sama

besar, kemudian arsir yang dikehendaki.

Contoh yang lain, yaitu dengan menggunakan buah semangka dapat dilihat pada

gambar 2.8 berikut.

3. Hakikat Pemahaman Konsep

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Pengertian Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah

pemahaman. Menurut Gordon pemahaman yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu. Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan

masalah matematika manakala ia memahamai konsep-konsep matematika (Wina

Sanjaya, 2008: 7).

Menurut Endang Poerwanti pemahaman adalah kemampuan yang

menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa

yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus

menghubungkan dengan hal-hal lain (2008: 1.23).

Menurut Nana Sudjana pemahaman dapat di artikan sebagai

kesanggupan menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri suatu yang dibaca

atau didengarnya, memberi contoh lain dan yang telah dicontohkan atau

menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain (1990: 24).

Tingkat pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Pemahaman Terjemahan (tingkat terendah)

Mulai terjemahan dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, menerapkan

prinsip-prinsip.

2) Pemahaman Penafsiran (tingkat kedua)

Menghubungkan bagian – bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya

atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

3) Pemahaman Ekstrapolasi (tingkat tertinggi)

Kemampuan melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang

konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus,

ataupun masalahnya.

Karakteristik soal pemahaman misalnya mengungkapkan tema, topik

atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan tetapi

materinya berbeda. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar,

denah, diagram, atau grafik. Dan dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe

benar - salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

adalah suatu kemampuan siswa untuk lebih mengetahui maksut yang ada dalam

suatu pelajaran berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari kognitif yang

dimilikinya. Dengan kemampuan ini siswa dapat menterjemahkan dan

mengorganisasikan bahan-bahan yang diterima dalam bahasa sendiri.

b. Pengertian Konsep

Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan

merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan

masalah. Konsep menurut Moore adalah sesuatu yang tersimpan dalam suatu

pikiran, suatu ide atau suatu gagasan (Fakih, 2001: 10-12). Parker menyatakan

bahwa konsep merupakan suatu gagasan tentang sesuatu yang ada dan dapat

diwujudkan dengan contoh.

Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk yaitu konkrit atau abstrak,

luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep adalah konkrit, misalnya

yang berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian seperti: manusia,

gunung, daratan, rumah, negara, dan lain sebagainya. Sementara itu konsep

lainnya abstrak misalnya, demokrasi, toleransi, adaptasi, kejujuran, dan lain

sebagainya.

Menurut Trianto konsep merupakan suatu hal yang sangat penting,

namun bukan terletak pada konsep itu sendiri tetapi terletak pada bagaimana

konsep itu dipahami oleh subjek didik (2011: 6).

Dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu gagasan, pengertian, atau

kesimpulan dari sesuatu yang tersimpan/ yang ada atau dari sekelompok

data/fakta yang sama, sebagai alat intelektual untuk berfikir atau suatu rancangan

dimana hal itu bisa dipahami oleh subjek.

c. Pengertian Pemahaman Konsep

Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat

mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu

yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak hanya seperti menuang

air dalam gelas pada subjek didik (Trianto, 2011: 6).

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pengertian pemahaman konsep adalah cara memahami sesuatu yang

sudah terpola dalam pikirannya yang diakses oleh simbol verbal atau tertulis.

Seorang siswa apabila dirinya sudah memahami konsep, artinya konsep tersebut

sudah tersimpan dalam pikirannya berdasarkan pola-pola tertentu yang

dibutuhkan oleh siswa untuk ditetapkan dalam pikiran mereka sendiri sebagai ciri

dari kesan mental untuk membuat suatu contoh konsep dan membedakan contoh

dari non contoh (Costa, 1988). Menurut Heruman pemahaman konsep adalah

pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih

memahami suatu konsep matematika (2007: 3).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk mengerti/

menguasai suatu materi pelajaran.

4. Hakikat Pecahan Sederhana

a. Pengertian Pecahan

Tidak mudah untuk membawa para siswa mampu memahami konsep dan

makna pecahan. Menurut Heruman menyatakan pecahan adalah bagian dari

sesuatu yang utuh (2008: 43). Gatot Muhseto menyatakan bahwa konsep pecahan

dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai, sebagai

bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya dan bahan bukan

matematika yang terkait (2007: 4.20). Pecahan pada prinsipnya menyatakan

beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Sejumlah bagian yang sama

tersebut sama-sama membentuk satuan (unit).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pecahan adalah barang yang

sudah dipecah (dipecahkan, diceraiberaikan,dsb:serpihan, kaca) atau pecahan juga

bisa diartikan bilangan yang bukan bilangan bulat (1990: 656).

Cholis Sa’dijah (2001: 74) menyatakan bahwa pecahan merupakan suatu

bentuk penulisan yang dapat di nyatakan sebagai b

a, dimana a dengan dan b

bilangan cacah dan b ≠ 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

penyebut. Pengertian lain mengenai bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang

menyatakan sebagai bilangan pecahan dari suatu keseluruhan,

Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa

pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh yang dapat dinyatakan dengan b

a.

b. Konsep Pecahan di Sekolah Dasar

Konsep bilangan dikenal siswa dari kemampuan mereka untuk

memusatkan perhatian mengenal suatu objek tunggal. Pemahaman konsep

dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar memahami topik pecahan

sederhana ini.

Menurut Bell (1983) ”A Riview of Research in Mathematical Education

Part A” yang dikutip Siti Kamsiyati dalam jurnal Ilmiah (2006: 342)

dikemukakan bahwa konsep pecahan di Sekolah Dasar terdiri atas 7 sub konsep

yang diurutkan menurut tingkat kesulitan tertentu yaitu:

1) Bagi suatu himpunan, bagian-bagiannya kongruen (Part group

congruent part). Peserta didik mengasosiasikan pecahan dengan

memperhatikan ”a” objek himpunan tersebut.

Contoh:

4

3 objek yang diberi bayangan atau yang diarsir

2) Bagian suatu daerah, bagian-bagiannya kongruen (Parts whole

congruent part). Peserta didik mengasosiasikan pecahan a/b dengan daerah

geometris yang dibagi ke dalam b bagian yang kongruen dan memperhatikan a

bagian.

dimana b≠0

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Contoh:

4

3 gambar yang diberi bayangan/diarsir

3) Bagian suatu himpunan, bagian-bagiannya tidak kongruen (part group

non congruen part). Peserta didik mengasosiasikan pecahan a/b dengan suatu

himpunan yang terdiri dari b objek yang tidak kongruen dan memperhatikan a

objek dalam himpunan tersebut.

Contoh:

4

3 objek yang diberi bayangan/diarsir

4) Bagian suatu himpunan, perbandingan (Part group comparison).

Peserta didik mengasosiasikan pecahan a/b dengan perbandingan relative dua

himpunan A dan B. dalam hal ini banyaknya objeknya pada himpunan A

adalah a dan himpunan B adalah b semua objek kongruen.

Contoh:

Himpunan A Himpunan B

Himpunan a adalah 4

3 himpunan b

5) Garis bilangan

Peserta didik mengasosiasikan pecahan a/b dengan suatu titik pada garis

bilangan setiap satuan segmen garis itu sudah dibagi ke dalam b bagian yang

sama, dan titik a pada garis bilangan mengatakan relasi ini.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Contoh:

0 x 1

Titik pada garis bilangan yang diberi tanda X mengatakan 4

3

6) Bagian suatu daerah perbandingan (Parts whole comparison). Peserta

didik mengasosiasikan pecahan a/b dengan perbandingan relative dua

geometri A dan B. jumlah bagian yang kongruen dalam gambar A adalah

a, sedang dalam gambar B adalah b semua gambar A dan B kongruen.

Contoh:

Gambar A adalah 4

3 gambar B

7) Bagian suatu daerah, bagian-bagiannya tidak kongruen (parts whole non

congruent part). Siswa mengasosiasikan pecahan a/b dengan daerah geometri

yang sudah dibagi ke dalam b bagian yag sama dalam luas, tetapi tidak

kongruen dan memperhatikan a bagian.

Contoh:

gambar yang diberi bayangan/diarsir

Dengan demikian tujuh subkonsep tadi dapat dikelompokkan menjadi

tiga model, yaitu:

a) Model bagian suatu himpunan (Parts group model), terdiri dari

subkonsep 1, 3 dan 4

b) Model bagian suatu daerah luasan atau geometri (Parts whole model) ,

terdiri atas sub konsep 2, 6 dan 7

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c) Model garis bilangan (Number line model) terdiri atas sub konsep 5

Dengan demikian konsep pecahan yang harus dikuasai oleh guru yang

akan mengajar pecahan di Sekolah Dasar.

c. Macam-Macam Pecahan

Menurut Siti kamsiyati (2006: 2-3) ada 5 macam pecahan, yaitu:

1) Pecahan sederhana, yaitu pecahan yang pembilang dan penyebut merupakan

bilangan-bilangan bulat yang koprim. FPB dari pembilang dan penyebut

adalah 1. Contoh: , , , dst.

2) Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebut.

Contoh: , , , dst.

3) Pecahan tidak murni, yaitu pecahan pembilangnya lebih besar dari penyebut.

Contoh: , , , dan seterusnya.

4) Pecahan mesir, yang pecahan dengan pembilang 1.

Contoh: , , dan seterusnya.

5) Pecahan campuran, yaitu suatu bilangan yang terbentuk atas bilangan cacah

dan pecahan biasa.

Contoh: 4 , 2 , 6

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan

subtansi yang diteliti. Ada beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan

penelitian ini di antaranya:

1. Anna Kurniawati (2011) menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran

matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri Wonoharjo Nguntoronadi. Hal

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ini dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas pada pra tindakan 68,75 terjadi

peningkatan pada siklus I sebesar 76,25 dan siklus II 92,5. Persamaan

Penelitian antara Anna Kurniawati dan peneliti terletak pada variabel

terikatnya yaitu penerapan pembelajaran matematika realistik. Sedangkan

perbedaannya terletak pada pengambilan populasi, waktu, dan tempat

penelitian yang berbeda.

2. Asmi Widyaningsih (2010) menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika

pada materi pecahan meningkat dengan penerapan pendekatan matematika

realistik baik dilihat dari segi kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Hal ini

dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal

sebesar 56,66, siklus I 68,33; dan pada siklus II naik menjadi 72,77.

Persamaan penelitian antara Asmi Widyaningsih dan peneliti terletak pada

pendekatan matematika realistik. Perbedaan penelitian terletak pada variabel

bebasnya. Asmi Widyaningsih mengukur peningkatan prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan pecahan, sedangkan peneliti mengukur

pemahaman konsep pecahan sederhana dengan menerapkan pembelajaran

realistik pada siswa kelas III SD 06 Ngringo. Selain itu, pengambilan

populasi, waktu, dan tempat penelitian juga berbeda.

3. Ari Nugraheni (2011) menyimpulkan bahwa dari seluruh pelaksanaan

tindakan di kelas V SDN 01 Pucung terjadi peningkatan hasil belajar

matematika dimana presentase ketuntasan pra tindakan 31,25%, siklus I

presentase ketuntasan 68,75%, dan pada siklus II presentase ketuntasannya

81,25%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa strategi

pembelajaran realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

siswa kelas V SDN 01 Pucung Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011.

Perbedaan penelitian terletak pada variabel bebasnya. Ari Nugraheni

menerapkan upaya meningkatkan hasil belajar matematika, sedangkan peneliti

mengukur materi pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III

SD Negeri 06 Ngringo.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan. Matematika selalu dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran

yang rumit dan sangat sulit sekali.

Pada kondisi awal, tingkat pemahaman konsep pecahan sederhana di

Kelas III tergolong rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu

faktornya adalah guru ketika mengajar masih menggunakan metode pembelajaran

konvensional, sehingga siswa menjadi jenuh, tidak tertarik dengan pembelajaran

ini, sulit dalam mengerjakan soal dan siswa pun kurang aktif dalam pembelajaran

matematika khususnya pecahan sederhana ini. Guru belum menggunakan

pendekatan dunia nyata (pendekatan pembelajaran realsitik) sebagai sarana untuk

memperjelas materi dalam proses pembelajaran.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk memecahkan masalah

tersebut adalah menerapkan pendekatan pembelajaran Realistik. Penerapan

pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk terlibat secara langsung dalam

pembelajaran sehingga siswa lebih senang dan bersungguh-sungguh dalam

mengikuti pelajaran. Pendekatan realistik ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Kelebihannya yaitu memupuk kerjasama dalam kelompok, suasana

dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas

kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.

Kekurangan/kelemahannya yaitu membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan

alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.

Dengan penerapan pendekatan pembelajaran realistik, dapat

meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III

sehingga prestasi belajarpun menjadi lebih baik atau meningkat.

Hubungan variabel pembelajaran realistik dengan pemahaman konsep

pecahan sederhana dapat dilihat pada gambar 2.9 sebagai berikut:

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Alur Kerangka Berpikir

Gambar 2.9. Kerangka berpikir

Kondisi

awal

(Data

Reductio

n) l

Tindakan

Pembelajaran

dengan pendekatan

realistik

Siklus I

Melalui pendekatan pembelajaran

realistic, dapat meningkatkan

pemahaman konsep pecahan

sederhana

Kondisi akhir

Pemahaman

konsep pecahan

sederhana rendah

Siklus 2

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Observasi

4. Refleksi

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Observasi

4. Refleksi

Guru belum

menerapkan

pendekatan

pembelajaran realistik

dalam proses belajar

mengajar

Kelebihan: memupuk kerjasama

dalam kelomok

Kekurangan: membutuhkan waktu

yang lama

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat dituliskan hipotesis sebagai

berikut:

“Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dapat

Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana pada Siswa Kelas III SD

Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012.”

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 06 Ngringo, Kecamatan Jaten,

Kabupaten Karanganyar. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian

adalah:

1. Merupakan Sekolah Dasar yang dekat dengan tempat tinggal, sehingga

mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran matematika materi pecahan

sederhana.

Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu bulan Februari

sampai Juli 2012. Rincian waktu dan jenis-jenis kegiatan penelitian dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1. Tabel Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Jenis

Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4

1

Penyusunan

dan Pengajuan

Proposal

2 Mengurus izin

penelitian

3.

Pelaksanaan

penelitian

siklus1

4.

Pelaksanaan

Penelitian

siklus2

5. Penyusunan

Laporan

6.

Pelaksanaan

Ujian skripsi

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas CAR (classroom

action research). Menurut McNiff Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk

penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum,

pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian

mengajar dan sebagainya (Suharsimi arikunto dkk, 2006: 102). Dalam Penelitian

tindakan Kelas guru/peneliti dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau

bersama guru lain ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi

aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.

Menurut I.G.A.K Wardhani Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat (2007: 1.4) .

Adapun tahapan penting dalam PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart,

yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing), dan

refleksi (reflecting) (Kunandar, 2010: 71).

1. Perencanaan (planning)

Yaitu mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi.

2. Tindakan (acting)

Maksutnya yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang

merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

3. Observasi (observasing)

Kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM.

4. Refleksi (reflecting)

Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah

dicatat dalam observasi.

Secara jelas tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai

berikut:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 3.1. Model PTK (pengembangan)

(Sarwiji Suwandi, 2009: 28)

Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan

sebagai berikut:

1. Siklus pertama ( I )

a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.

c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan

d. Melakukan refleksi oleh peneliti.

2. Siklus kedua ( II )

a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan

meningkatkan prosentase.

b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.

c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II

d. Melakukan refleksi oleh peneliti.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini tergantung pada setting penelitian dan peneliti.

Menurut Sarwiji Suwandi, subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat

dalam pelaksanaan pembelajaran (2009: 55). Subjek dalam penelitian ini adalah

Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

Dengan jumlah siswa sebanyak 38, yang terdiri 17 siswa putra dan 21 siswa putri.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Objek Penelitian

Suharsimi Arikunto menyebutkan objek penelitian harus merupakan

sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas (2006: 102). Objek dalam penelitian

ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan

pemahaman konsep pecahan sederhana. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa

variabel penelitiannya adalah penerapan pendekatan pembelajaran realistik

sebagai independent variable (X) dan pemahaman konsep pecahan sederhana

sebagai dependent variable (Y). Menurut Arikunto independent variable (X)

adalah variable bebas atau variable yang mempengaruhi, sedangkan dependent

variable (Y) adalah variable terikat atau variable yang dipengaruhi (2006: 119)

Berdasarkan kajian teori yang dipaparkan pada bab II, pendekatan

pembelajaran realistik adalah pembelajaran yang harus dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari anak-anak atau dunia nyata sehingga memberi kesempatan

kepada siswa untuk menemukan kembali dan memahami konsep-konsep

matematika berdasarkan pada masalah realistik yang diberikan oleh guru.

Sedangkan pemahaman konsep adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa

untuk mengerti/ menguasai suatu materi pelajaran.

D. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang pecahan

sederhana dalam pemahaman konsep (Sarwiji Suwandi, 2009: 56). Data penelitian

itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1. Informan atau nara sumber yaitu siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo.

2. Tempat dan peristiwa

a. Tempat: Ruang kelas III

b. Peristiwa: Proses pembelajaran matematika dengan materi pecahan

sederhana.

3. Dokumen yang ada meliputi Kurikulum, RPP ( Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ), foto kegiatan pembelajaran.

4. Tes hasil belajar: Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep pecahan

sederhana pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

E. Teknik Pengumpulan Data

Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada

selanjutnya dikemukakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Menurut Suharsimi Arikunto Observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran (2006: 127). Observasi yang dilakukan peniliti dalam

penelitian ini adalah dengan observasi kolaboratif yaitu observasi yang dibantu

oleh teman sejawat. Observasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan

siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan siklus yang ada.

Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru

dan siswa didalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat

pelaksanaan dan sampai akhir tindakan. Observasi terhadap guru dalam

pembelajaran yaitu persiapan pembelajaran, membuka pelajaran, kejelasan

sistematika penyampaian materi, ketepatan strategi pembelajaran, ketepatan

dan daya tarik media (lihat lampiran 12 halaman 112). Observasi terhadap

siswa dalam pembelajaran meliputi aspek afektif, psikomotor siswa selama

pembelajaran.

2. Kajian Dokumen

Menurut Sarwiji Suwandi Kajian dokumen digunakan untuk

mencocokkan data yang diperoleh dari berbagai sumber dokumen, yaitu RPP,

Silabus, foto-foto kegiatan pembelajaran dengan materi pecahan dan hasil tes

unjuk kerja siswa. Seluruh data yang diambil dari dokumen yang berbeda

kemudian ditinjau ulang, apakah data yang diperoleh saling menguatkan,

sehingga validitas data dapat dipertanggung jawabkan (2009: 59). Dalam

kajian dokumen ini, dokumen dapat berupa daftar nilai formatif siswa kelas III

materi pecahan sederhana, RPP, silabus, dan foto-foto selama penelitian.

3. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes ini diberikan

pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dalam pembelajaran pecahan sederhana. Selain itu tes ini dilakukan di setiap

akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu siswa. Dengan kata lain tes

disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan pemahaman

konsep pecahan sederhana pada siswa (Sarwiji Suwandi 2009: 59).

Untuk mengevaluasi hasilnya yaitu guru memberikan tes yang

dilaksanakan setelah akhir penyajian bahan ajar atau setelah diberikan materi

pada pecahan sederhana.

F. Validitas Data

Maksutnya yaitu data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dicacat

dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.

Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data maksudnya adalah semua

data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diteliti

atau diukur. Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi.

Menurut St. Y. Slamet & Suwarto Trianggulasi merupakan tehnik yang didasari

pola fikir fenomologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, untuk menarik

kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang, melainkan

bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat

ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya

(2007: 54). Adapun dari trianggulasi yang ada menggunakan 2 teknik:

1. Triangulasi data (sumber)

Dengan cara mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda.

Dengan teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan informasi yang

lebih cepat, sesuai keadaan siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo. Yaitu dapat

berupa data nilai ulangan keseharian siswa (lihat lampiran 32 halaman168)

atau dengan membandingkan hasil pengamatan dengan data isi dokumen yaitu

arsip nilai, absensi siswa, dll.

2. Triangulasi metoda

Dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan tehnik

pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa menggunakan metode

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pengumpulan data yang sejenis dengan menggunakan tehnik observasi pada

saat melakukan kegiatan. Kemudian dilakukan tes untuk mengetahui informasi

yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan

menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan.Misalnya dengan

membandingkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dan hasil

pengamatan guru itu sendiri.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak, sebelum memasuki

lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Yang dimaksud analisis data menurut

Sugiyono adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

(2008: 89). Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang

diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis

model interaktif Milles dan Huberman. Kegiatan pokok analisa model ini

meliputi: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasi.

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Menurut Matthew B. Miles Reduksi data yaitu proses pemilihan

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan

cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi (2009: 16).

Reduksi data dapat dilakukan peneliti setelah data terkumpul. Reduksi

data ini sendiri meliputi data observasi dan data tes.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Penyajian data (Data display)

Menurut Matthew B. Miles Penyajian data yaitu sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data

yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang

valid. Untuk menampilkan data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan

penyajian yang menarik pula (2009: 17).

Dalam penyajian data ini, peneliti menampilkan data observasi dan tes

secara sistematis. Untuk memperjelas analisis, data penelitian dipaparkan

dilengkapi dengan tabel, gambar, dan grafik.

3. Kesimpulan-kesimpulan/ penarikan /verifikasi/ verification

Setelah data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya

penarikan kesimpulan, penarikan/verifikasi. Data yang telah didapatkan dari

hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini

hanyalah bagian dari konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan

tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah

tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji

kebenarannya, kekokohannya merupakan valiliditasnya.

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk

membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data

itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif (Matthew B. Miles, 2009: 17).

Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut

dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram 3.2 berikut ini:

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 3.2. Komponen dalam analisis data (interactive model)

Matthew B. Miles dan Huberman (2009: 20 )

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menetukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi Sarwiji,

2009: 61). Penelitian ini dikatakan berhasil jika penerapan pembelajaran realistik

untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa

kelas III SD Negeri 06 Ngringo yang dapat berinteraksi, berdiskusi, bertukar

pendapat dan mengekspresikan ide-idenya secara lebih leluasa dengan temannya

bahkan kepada guru. Yang dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai di atas KKM

yaitu 75 dengan prosentase 85 % pada siklus I dan siklus II.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklusnya

mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4)

refleksi. Berikut ini adalah gambaran rancangan tiap siklus.

1. Rancangan Siklus I

Prosedur pada siklus 1 ini akan dirinci sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:

Pengumpulan

Data

Data

Collection

Penarikan

Kesimpulan

Verification

Reduksi

Data

Data

Reduction

Penyajian

Data

Data

Display

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a. Membuat skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran Realistik (Realistic Mathematic Education).

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengajar, misalnya buku-

buku penunjang, media, dan alat tulis.

d. Menyiapkan media yang dipakai yaitu gambar-gambar/ benda yang nyata

tentang materi pecahan sederhana.

e. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.

f. Menyiapkan lembar penilaian.

g. Membuat lembar observasi.

2. Pelaksanaan (Action)

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran Matematika dengan SK memahami pecahan sederhana dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah yang di tulis dalam pembelajaran

Matematika Realistik. Pelaksanaan ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri

dari 2 kali pertemuan.

3. Pengamatan (Observasing)

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan

sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika materi pecahan sederhana

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Realistik. Observasi juga dilakukan

pada peneliti yang berperan sebagai guru yang menerapkan pendekatan

pembelajaran realistik.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam

pembelajaran pada siklus I ini tentang pecahan sederhana didapatkan suatu

kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan atau

tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus

ke II. Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi

dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 65,78% siswa kelas III nilai

matematika pada materi pecahan sederhana mencapai KKM maka dapat

disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan pembelajaran realistik telah

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berhasil meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana. Akan tetapi karena

target akhir penelitian yang diharapkan adalah 85% dari seluruh siswa tuntas

KKM, maka perlu diadakan lagi pembelajaran pada siklus berikutnya.

2. Rancangan Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan rencana

pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana pembelajaran

siklus I. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi pada siklus I, ditambah

KD sedikit. Akan tetapi, perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari

siklus I. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus II, masih sama seperti

siklus I. Hanya saja, perencanaan siklus II lebih dipersiapkan lebih matang lagi

untuk memperbaiki kekurangan/ kelemahan pada siklus I, berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan siklus I.

2. Pelaksanaan (Action)

Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun. Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan pada siklus

I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaaan penerapan pendekatan

pembelajaran realistik untuk memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul

pada siklus I. Melalui pembelajaran ini dapat melibatkan dan mengaktifkan

peserta didik dengan bimbingan guru, sehingga aktivitas/ sikap peserta didik

dalam pembelajaran dapat diperbaiki dan dapat meningkatkan hasil belajar pada

materi pecahan sederhana ini.

3. Pengamatan (Observasing)

Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik

tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk melihat peningkatan hasil tes untuk

dan perubahan perilaku/ aktivitas peserta didik.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan untuk mengetahui pemahaman konsep dengan

penerapan pendekatan pembelajaran Realistik bagi penguasaan materi peserta

didik pada materi pecahan sederhana dan memperbaiki sikap/ perilaku peserta

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

didik saat mengikuti pembelajaran pada siklus 1 dan siklus II. Untuk melihat

peningkatan pemahaman konsep materi pecahan sederhana pada peserta didik,

dapat dilihat dari hasil evaluasi peserta didik pada materi pembelajaran siklus II.

Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan

hasil observasi saat pembelajaran. Jika 85% siswa kelas III nilai matematika pada

materi pecahan sederhana mencapai KKM maka dapat disimpulkan bahwa

penerapan pendekatan pembelajaran realistik dapat meningkatkan pemahaman

konsep pecahan sederhana. Kalau sudah mencapai target atau indikator kinerja,

Penelitian Tindakan Kelas sudah cukup.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas III yang terdiri dari

17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan, dan guru kelas yang bernama Ibu Sri

Rahayu, S. Pd. Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang

ada di lapangan serta mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang

dihadapi sekolah dalam proses pembelajaran matematika khususnya kelas III.

Hasil survey adalah rendahnya nilai matematika siswa khususnya materi pecahan

sederhana.

Berdasarkan data hasil pengamatan langsung oleh peneliti di SD Negeri

06 Ngringo terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika materi pecahan

sederhana masih terdapat banyak kekurangan antara lain guru sebagai pusat

pembelajaran terlalu dominan, siswa pasif, siswa kurang antusias saat merespon

tindakan guru, siswa menunjukkan sikap jenuh saat pembelajaran, kadang

bermain sendiri. Guru belum mengajak siswa kedunia nyata sehingga

pengetahuan siswa hanya bersifat abstrak.

Kebanyakan siswa menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran

yang sulit, pemahaman konsep matematika masih rendah sehingga hasil belajar

matematika dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika kurang optimal.

Siswa masih banyak yang tergantung pada guru dalam memecahkan masalah

matematika. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata

pelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan sederhana.

Rendahnya pemahaman konsep pecahan sederhana dapat diketahui dari

nilai hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari ulangan sehari-hari tentang

pecahan sederhana. Dari siswa kelas III yang berjumlah 38 siswa, hanya terdapat

15 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 dalam konsep

pemahaman konsep pecahan sederhana pada kondisi awal (lihat lampiran 32

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

halaman 168). Hasil pada materi pecahan sederhana dapat dilihat pada tabel 4.1

di bawah ini:

Tabel 4.1. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada kondisi awal.

No Interval Nilai fi

Nilai Tengah fi . xi

Presentase (%) Keterangan

(xi)

1 45-51 6 48 288 15,78 < KKM

2 52-58 5 55 275 13,15 < KKM

3 59-65 5 62 310 13,15 < KKM

4 66-72 7 69 483 18,42 < KKM

5 73-79 8 76 608 21,05 ≤ KKM ≤

6 80-86 7 83 581 18,42 > KKM

Jumlah

38

2454 100

Nilai Rata-rata = = = 66,98

Ketuntasan Klasikal = x 100% = x 100% =

39,47%

Nilai dibawah KKM = 23anak

Nilai yang tuntas = 15 anak

Nilai Tertinggi = 85

Nilai Terendah = 45

Berdasarkan tabel 4.1 dapat disajikan dengan grafik 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1. Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana pada

Kondisi Awal

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan gambar dan tabel di atas, tingkat pemahaman konsep

pecahan sederhana dalam pembelajaran matematika peserta didik kelas III

sebelum diterapkannya pendekatan pembelajaran realistik diperoleh rata-rata kelas

sebesar 39,47%. Siswa yang memperoleh nilai 45-51 sebanyak 6 siswa atau

5,78%. Siswa yang memperoleh nilai 52-58 sebanyak 5 siswa atau 13,15 %.

Siswa yang memperoleh nilai 59-65 sebanyak 5 siswa atau 13,15%. Siswa yang

memperoleh nilai 66-72 sebanyak 7 siswa atau 18,42%. Siswa yang memperoleh

nilai 73-79 sebanyak 8 siswa atau 21,05%. Siswa yang memperoleh nilai 80-86

sebanyak 7 siswa atau 18,42%. Jadi, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

(75) yaitu sebanyak 23 siswa atau 60,52% dan siswa yang mendapat nilai sama

atau di atas KKM yaitu sebanyak 15 siswa atau 39,47%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa

kelas III SD Negeri 06 Ngringo masih tergolong rendah.

Rendahnya tingkat pemahaman konsep pecahan sederhana disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu: Guru didalam melaksanakan pembelajaran masih

menggunakan metode yang konvensional atau pembelajaran kurang berfariativ

masih berpusat pada guru, belum digunakannya penerapan pendekatan

pembelajaran yang bisa menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia

nyata, materi mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang pada dasarnya

banyak menghitung sehingga siswa merasa jenuh dan menganggapnya mata

pelajaran yang sulit. Dari hasil observasi dan diskusi yang dilakukan antara

peneliti dengan guru, faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat

pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06

Ngringo adalah guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional.

Oleh karena itu, diperlukan suatu penerapan pendekatan pembelajaran

yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran realistik. Dengan penerapan pendekatan pembelajaran

realistik diharapkan tingkat pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa

kelas III meningkat sehingga ketuntasan belajar peserta didik dapat tercapai.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri

dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan/observasi, dan (4) refleksi.

1. Tindakan Siklus 1

Tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran (3X35 menit) yang dilaksanakan selama

dua minggu yaitu pada tanggal 8 Maret 2012 dan 14 Maret 2012. Adapun tahapan

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan tindakan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7

Maret 2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan

dilaksanakan berdasarkan suatu permasalahan yang muncul yaitu dengan

penerapan pendekatan pembelajaran realistik.

Dengan berpedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD

2008 kelas III, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

materi pecahan sederhana dengan menggunakan buah semangka, buah apel, serta

pisau.

Penggunaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yaitu

peneliti ingin meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa

kelas III, antara lain:

1) Peneliti bersama guru merancang dan menyusun RPP dengan indikator siswa

dapat membaca nama lambang bilangan pecahan, menjelaskan pecahan

sederhana, membilang dan menuliskan pecahan dalam kata-kata dan lambang.

2) Menyiapkan media buah semangka, buah apel, pisau, dan gambar pecahan

yang akan digunakan dalam pembelajaran.

3) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan Soal Evaluasi setelah dilaksanakan

pembelajaran.

5) Menyiapkan lembar penilaian.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Pelaksanaan

Dalam tahap ini guru menerapkan pendekatan pembelajaran realistik

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada siklus 1. Peneliti

disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer.

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 8 Maret 2012.

Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah menjelaskan pecahan sebagai

bagian dari keseluruhan (setengah, seperempat, seperenam), menulis dan

membaca lambang bilangan pecahan. Adapun tahap pelaksanaan sebagai berikut:

Kegiatan awal

a) Berdo’a bersama pada awal pembelajaran.

b) Merapikan tempat duduk, presensi siswa, persiapan sarana dan prasarana

pembelajaran.

c) Menyanyikan salah satu lagu nasional.

d) Menyanyikan lagu potong buah.

“potong-potong apel, jadi dua potong

Potong-potong tomat, jadi empat potong

Mana setengah, mana setengah

Silahkan pilih 3X

Mana perempat, mana perempat

Coba pilih pilih yang paling tepat

e) Apersepsi:

(1) Anak-anak, pernahkah kalian memotong semangka?

(2) Menjadi berapa bagiankah potongan semangkanya?

f) Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

a) Tanya jawab dengan siswa mengenai pecahan sederhana (eksplorasi).

b) Guru menjelaskan tentang pecahan sederhana (eksplorasi).

c) Siswa mengamati beberapa benda (buah apel, semangka) yang dipotong

menjadi dua, empat, atau enam bagian yang sama. (elaborasi/

permodelan).

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d) Siswa memotong buah apel menjadi dua, atau empat bagian yang sama

dan seterusnya sehingga menjadi pecahan-pecahan dari benda utuh

(elaborasi/ mengkontruksi).

e) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok (elaborasi).

f) Tiap kelompok diberi buah apel dan diminta untuk memotong menjadi 2

atau 4 bagian yang sama panjang (penggunaan konteks).

g) Salah satu kelompok maju kedepan untuk menunjukkan hasil potongan

buah dan menyebutkan nama pecahannya (konfirmasi).

h) Guru mendemonstrasikan pecahan dengan membelah buah apel menjadi

dua bagian 4,6,8 bagian yang sama besar serta memotong kertas menjadi

bagian yang sama panjang (eksplorasi).

i) Siswa menyebutkan beberapa bagian buah, kertas, yang terbelah maupun

yang dipotong (elaborasi).

j) Siswa mengerjakan LKK.

k) Guru memberi soal evaluasi dan siswa mengerjakan (elaborasi).

l) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi (konfirmasi).

m) Memberikan reward pada siswa yang mendapat nilai bagus.

Kegiatan Akhir

a) Siswa menulis kesimpulan.

b) Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang baru

diberikan.

c) Pemberian PR.

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 14 Maret 2012.

Pada Pertemuan yang ke-2 ini materi yang diajarkan yaitu membilang dan

menuliskan dalam kata-kata dan lambang serta menyajikan nilai pecahan dengan

menggunakan berbagai bentuk gambar.

Kegiatan awal

a) Berdo’a bersama pada awal pembelajaran.

b) Merapikan tempat duduk, presensi siswa, persiapan sarana dan prasarana

pembelajaran.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c) Menyanyikan salah satu lagu nasional.

d) Menyanyikan lagu potong kertas.

“potong-potong kertas, jadi dua potong

Potong-potong kertas, jadi empat potong

Mana setengah, mana setengah

Silahkan pilih 3X

Mana perempat, mana perempat

Coba pilih pilih yang paling tepat.

e) Apersepsi: Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ”anak-anak, masih

ingtakah kalian tentang pecahan?”

f) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang penyajian pecahan ke bentuk gambar

(eksplorasi).

b) Siswa mengamati beberapa bentuk gambar pecahan yang ditunjukkan

guru, untuk menemukan gambar mana yang merupakan bentuk pecahan

, , dst (pemodelan).

c) Siswa diminta menuliskan bentuk gambar yang bernilai pecahan , ,

dst, serta sebaliknya menuliskan bentuk pecahan dalam bentuk gambar

(mengkontruksi/ elaborasi).

d) Siswa mengamati pipet minuman yang dipotong menjadi 2, 4 atau 6

bagian yang sama panjang (elaborasi/permodelan).

e) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (elaborasi).

f) Tiap kelompok diberi bentuk gambar pecahan, batang pipet minuman dan

diminta untuk memotong menjadi 2 bagian yang sama dan menuliskan

nama pecahan dan lambang pecahan dengan cara diskusi kelompok

(elaborasi/ interaktivitas).

g) Dengan bimbingan guru, siswa bekerjasama dengan kelompok untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru (eksplorasi).

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

h) Masing-masing kelompok maju kedepan untuk menunjukkan gambar

sesuai dengan lambang pecahan (konfirmasi).

i) Guru mendemonstrasikan pecahan dengan beberapa gambar bangun datar

yang diarsir daerah pecahannya, siswa menyebutkan nama pecahan dan

menuliskan dalam bentuk kata-kata (eksplorasi).

j) Siswa mengerjakan LKK.

k) Guru memberi soal evaluasi dan siswa mengerjakan (elaborasi).

l) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi (konfirmasi).

m) Memberikan reward pada siswa yang mendapat nilai bagus.

Kegiatan akhir

a) Siswa menulis kesimpulan.

b) Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang baru

diberikan.

c) Pemberian PR.

Adapun data dari hasil yang diperoleh pada siklus 1 dapat dibuat

distribusi frekuensi dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.2. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada siklus 1.

No Interval Nilai fi

Nilai Tengah fi . xi

Presentase (%) Keterangan

(xi)

1 45-53 2 49 98 5,26 < KKM

2 54-62 5 58 290 13,15 < KKM

3 63-71 6 67 402 15,78 < KKM

4 72-80 12 76 912 31,57 ≤ KKM ≤

5 81-89 8 85 680 21,05 > KKM

6 90-98 5 94 470 13,15 > KKM

Jumlah

38

2852 100

Nilai Rata-rata = = = 75,05

Ketuntasan Klasikal = x 100% = x 100% =

65,78 %

Nilai dibawah KKM = 13anak

Nilai yang tuntas = 25anak

Nilai Tertinggi = 95

Nilai Terendah = 45

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disajikan dengan grafik 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2. Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana pada

Siklus 1

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai pemahaman konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III dalam siklus 1 diperoleh rata-rata nilai sebesar

75,05 (lihat lampiran 33 halaman 170). Siswa yang memperoleh nilai 45-53

yaitu 2 siswa atau 5,26%. Siswa yang memperoleh nilai 54-62 yaitu 5 siswa atau

13,15%. Siswa yang memperoleh nilai 63-71 yaitu 6 siswa atau 15,78%. Siswa

yang memperoleh nilai 72-80 yaitu 12 siswa atau 31,57%. Siswa yang

memperoleh nilai 81-89 yaitu 8 siswa atau 21,05%. Siswa yang memperoleh nilai

90-98 yaitu 5 siswa atau 13,15%. Pada siklus 1 ini, terdapat peningkatan hasil

belajar pada materi pemahaman konsep pecahan sederhana dengan jumlah siswa

yang mendapat nilai diatas KKM (75) yaitu 25 siswa yang sebelumnya hanya 15

siswa.

Untuk lebih jelas tentang perkembangan pemahaman konsep pecahan

sederhana sebelum tindakan dengan siklus I dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana

Sebelum Tindakan dengan Siklus I

Keterangan Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal

Sebelum Tindakan 66,98 39,47%

Siklus I 75,05 65,78%

Dari tabel 4.3 dapat disajikan dengan grafik 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3. Bagan Grafik Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan

Sederhana sebelum Tindakan dengan Siklus I

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakannya tindakan siklus 1, nilai

tertinggi yaitu 85, nilai terendah 45, rata-ratanya yaitu 66,98 dengan presentase

ketuntasan 39,47 %. Setelah diadakannya tindakan Pada siklus 1 perkembangan

pemahaman konsep pecahan sederhana nilai rata-ratanya meningkat menjadi

75,05 dengan prosentase ketuntasan 65,78 %. Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai

terendah 45. Akan tetapi nilai tersebut belum memenuhi indikator kinerja yang

diinginkan. Maka, akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian ini, masih banyak beberapa kekurangan diantaranya

yaitu:

1) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada saat

proses belajar mengajar.

2) Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan

pelajaran (bermain sendiri).

3) Guru belum optimal dalam memberikan pujian bagi siswa yang telah

menjawab pertanyaan dengan benar.

4) Masih ada beberapa anak yang sulit memahami pecahan sederhana.

5) Masih adanya siswa yang ramai didalam mengerjakan tugas kelompok.

Siswa mulai aktif dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi perlu

ditingkatkan lagi agar hasilnya lebih maksimal.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran matematika

berlangsung, yang meliputi: aktivitas siswa dan guru, aktivitas siswa meliputi

aspek afektif dan aspek psikomotor (lihat lampiran 8, 9, 10 halaman 103-107).

Pada tahap observasi ini, guru melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran realistik. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III dengan

RPP yang telah disusun. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan

guru kelas dalam pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu

dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk

mendapatkan data mengenai aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pembelajaran yang disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Data observasi dalam siklus 1 diperoleh sebagai berikut:

a) Lembar observasi guru ( lihat lampiran 12 halaman 112 )

(1) Persiapan pembelajaran sudah baik

(2) Guru dalam membuka pelajaran sudah cukup baik

(3) Kejelasan dan sistematika penyampian materi sudah baik

(4) Ketepatan strategi pembelajaran cukup

(5) Ketepatan dan daya tarik media sudah baik

(6) Kemampuan menggunakan media sudah cukup baik

(7) Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media sudah baik

(8) Menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam pembelajaran sudah

baik

(9) Memantau kemajuan belajar selama proses sudah baik

(10) Menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis secara jelas, lancar, baik dan

benar

(11) Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik dan benar

sudah baik

(12) Menutup pembelajaran sudah baik

b) Lembar observasi siswa aspek afektif (lihat lampiran 8 halaman 103)

(1) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru sudah terlihat adanya

peningkatan

(2) Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan oleh guru sudah baik akan tetapi

perlu ditingkatkan lagi

(3) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru sudah baik

(4) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sudah baik

(5) Keberanian siswa mengerjakan soal dipapan tulis sudah baik

(6) Kemauan berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik

(7) Keberanian siswa dalam mendemonstrasikan alat peraga sudah baik

Adapun lembar observasi siswa aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.5

dibawah ini:

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4. 4. Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif Siklus I

Keterangan Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Total skor 18 22

Rata-rata skor 3,14 3,14

Rata-rata skor siklus 1 3,14

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disajikan dalam grafik 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4. Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif

Siklus I

Berdasarkan gambar 4.4 di atas, nilai aspek afektif siswa dalam

pembelajaran siklus 1 yaitu: pada pertemuan 1 jumlah skornya 22 dibagi tujuh

aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3,14. Kemudian pada pertemuan II jumlah

skornya yaitu 26 dibagi dengan tujuh aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3,71.

Dengan total rata-rata pada siklus 1 yaitu 3,42.

c) Lembar observasi aspek psikomotor (lihat lampiran 9 halaman 105)

(1) Siswa segera memasuki kelas pada waktu guru datang sudah baik

(2) Siswa mau mencatat bahan pelajaran (informasi) dengan baik dan sistematis

(3) Mengatur peran dalam diskusi sudah cukup baik

(4) Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran

yang belum jelas sudah cukup

(5) Meminta saran dengan guru dalam pembelajaran (mencari informasi)

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Adapun lembar observasi siswa aspek psikomotor dapat dilihat pada

tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5. Lembar Observasi Siswa Aspek Psikomotor Siklus I

Keterangan Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Total skor 13 17

Rata-rata skor 2,6 3,4

Rata-rata skor siklus 1 3,0

Dari tabel 4.5 dapat disajikan dengan grafik 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5. Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek

Psikomotor Siklus I

Berdasarkan gambar 4.5 di atas, nilai aspek psikomotor siswa dalam

pembelajaran siklus 1 yaitu: pada pertemuan 1 jumlah skornya 13 dibagi lima

aspek yang diamati, hasilnya yaitu 2,6. Kemudian pada pertemuan II jumlah

skornya yaitu 17 dibagi dengan lima aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3, 4.

Dengan total rata-rata pada siklus 1 yaitu 3,0.

d. Refleksi

Hasil pengamatan dan hasil tes pada siklus 1 menunjukkan bahwa

pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran realistik telah meningkatkan pemahaman konsep

pecahan sederhana.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan hasil analisa dari data hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat

diketahui bahwa presentase hasil tes siswa yang tuntas naik menjadi 65,78% yang

pada awalnya atau sebelum diadakan tindakan hanya 39,47%. Sebanyak 25 siswa

dari seluruh siswa kelas III telah berhasil menyelesaikan soal evaluasi dengan

nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75). Akan tetapi target penelitian

pada siklus 1 yaitu sebanyak 85% dan siklus II 85% dari seluruh siswa kelas III

tuntas KKM dalam mengerjakan soal materi pecahan sederhana. Maka dari itu

perlu diadakannya perbaikan pada siklus selanjutnya.

Hasil penelitian terhadap guru menunjukkan bahwa Guru dalam

mengajar sudah baik, memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan

tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa sehingga siswa lebih paham

tentang materi pecahan sederhana. Guru dalam mengajar mengaitkan

pembelajaran matematika khususnya pecahan sederhana dengan dunia

nyata/realistik serta memberikan contoh-contoh dengan benda-benda nyata seperti

buah semangka dan buah apel untuk memperagakan bentuk bilangan pecahan.

2. Tindakan Siklus II

Proses penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua minggu. Setiap

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi.

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran (3X35 menit) yang dilaksanakan selama

dua minggu yaitu pada tanggal 21 Maret 2012 dan 29 Maret 2012. Adapun

tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus 1 diketahui

bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep materi

pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo Tahun Pelajaran

2011/2012, akan tetapi belum sesuai dengan target capaian indikator kinerja. Hal

ini ditunjukkan masih adanya 13 siswa atau 34,21 % siswa yang belum tuntas

dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana ini. Hal yang perlu

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

diperbaiki guru dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran realistik sebagai upaya untuk

mengatasi kekurangan yang ada yaitu dengan menggunakan strategi belajar yang

lebih menarik. Adapun deskripsi pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam RPP ini, disusun 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan 3 jam

pelajaran atau 3 X 35 menit. Dalam perencanaan RPP ini mencakup: Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Dampak Pengiring, Tujuan

Pembelajaran, Media, Metode, Sumber Pembelajaran, Langkah-langkah

Pembelajaran, dan Penilaian.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana

Fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan dalam siklus II ini masih

sama dengan fasilitas dan sarana yang dipersiapkan dalam siklus 1, hanya saja

media dan angka yang digunakan lebih bervariasi.

3) Menyiapkan lembar penilaian dan pengamatan

4) Mempersiapkan hadiah yang akan diberikan kepada siswa

b. Pelaksanaan

Dalam tahap ini guru menerapakan pendekatan pembelajaran realistik

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Perbedaan

dengan siklus 1 yaitu pada tujuan pembelajarannya.

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 21 Maret 2012.

Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah mengulang kembali materi

pecahan sederhana dengan ditambah KD membandingkan pecahan sederhana.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Kegiatan awal

a) Berdo’a bersama pada awal pembelajaran.

b) Merapikan tempat duduk, presensi siswa, persiapan sarana dan prasarana

pembelajaran.

c) Menyanyikan salah satu lagu nasional.

d) Menyanyikan lagu potong buah.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

“potong-potong apel, jadi dua potong

Potong-potong tomat, jadi empat potong

Mana setengah, mana setengah

Silahkan pilih 3X

Mana perempat, mana perempat

Coba pilih pilih yang paling tepat

e) Apersepsi:

1. Anak-anak, pernahkah kalian memotong buah apel ?

2. Menjadi berapa bagiankah potongan apelnya?

f) Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

a) Tanya jawab dengan siswa mengenai perbandingan pecahan (eksplorasi).

b) Guru menjelaskan tentang materi membandingkan pecahan menggunakan

gambar (eksplorasi).

c) Siswa mengamati dua buah apel yang dibelah menjadi 2 atau 4 bagian,

selanjutnya murid diminta untuk membandingkan mana buah yang lebih

besar (eksplorasi/ permodelan).

d) Siswa disuruh memotong 2 pipet minuman masing-masing menjadi 4

bagian yang sama dan selanjutnya siswa diminta untuk membandingkan

mana yang lebih panjang (mengkontruksi).

e) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6

anak (elaborasi).

f) Tiap kelompok diberi LKK untuk dikerjakan (masyarakat belajar).

g) Guru mengawasi kerja kelompok yang berdiskusi.

h) Tiap kelompok disuruh maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

i) Guru dan siswa membahas bersama hasil pekerjaan kelompok

(eksplorasi).

j) Guru memberi soal evaluasi dan siswa mengerjakan (elaborasi).

k) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi (konfirmasi).

l) Memberikan reward pada siswa yang mendapat nilai bagus.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kegiatan Akhir

a) Siswa menulis kesimpulan.

b) Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang baru

diberikan.

c) Pemberian PR.untuk pembelajaran selanjutnya.

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 29 Maret

2012. Pada Pertemuan yang ke-2 ini materi yang diajarkan yaitu memecahkan

masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Langkah-langkanya sebagai

berikut:

Kegiatan awal

a) Berdo’a bersama pada awal pembelajaran.

b) Merapikan tempat duduk, presensi siswa, persiapan sarana dan prasarana

pembelajaran.

c) Menyanyikan salah satu lagu nasional.

d) Menyanyikan lagu potong buah.

“potong-potong melon, jadi dua potong

Potong-potong apel, jadi empat potong

Mana setengah, mana setengah

Silahkan pilih 3X

Mana perempat, mana perenam

Coba pilih pilih yang paling tepat

e) Apersepsi:

Anak-anak, kemaren kita sudah belajar tentang penjumlahan pecahan yang

berpenyebut sama, siapa yang masih ingat hasil dari + ?

f) Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

a) Tanya jawab dengan siswa mengenai pecahan sederhana (eksplorasi).

b) Guru menjelaskan tentang materi pecahan sederhana dalam kehidupan

sehari-hari menggunakan media gambar (eksplorasi).

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c) Guru memberikan permasalahan berupa soal cerita yang berhubungan

dengan penjumlahan dan perbandingan pecahan (elaborasi/ permodelan).

d) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6

anak (elaborasi).

e) Tiap kelompok diberi LKK untuk dikerjakan (masyarakat belajar).

f) Guru mengawasi kerja kelompok yang berdiskusi.

g) Tiap kelompok disuruh maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

h) Guru dan siswa membahas bersama hasil pekerjaan kelompok

(eksplorasi).

i) Guru memberi soal evaluasi dan siswa mengerjakan (elaborasi).

j) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi (konfirmasi).

k) Memberikan reward pada siswa yang mendapat nilai bagus.

Kegiatan Akhir

a) Siswa menulis kesimpulan.

b) Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang baru

diberikan.

c) Pemberian PR.

d) Kelompok yang hasil kerjanya bagus, diberi reward.

Adapun data dari hasil yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6

dan grafik 4.6 di bawah ini:

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.6. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada siklus II

No Interval

Nilai fi

Nilai

Tengah fi . xi

Presentase

(%) Keterangan

(xi)

1 54-61 1 57,5 57,5 2,63 < KKM

2 62-69 2 65,5 131 5,26 < KKM

3 70-77 10 73,5 735 26,31 ≤ KKM ≤

4 78-85 7 81,5 652 18,42 > KKM

5 86-93 8 89,5 805,5 21,05 > KKM

6 94-101 10 97,5 780 26,31 > KKM

Jumlah

38

3180 100

Nilai Rata-rata = = = 83,86

Ketuntasan Klasikal = x 100% = x 100% = 92,10

%

Nilai dibawah KKM = 3 anak

Nilai yang tuntas = 35 anak

Nilai Tertinggi = 100

Nilai Terendah = 54

Dari tabel 4.6 dapat disajikan dengan grafik 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6. Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana pada

Siklus II

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai pemahaman konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III dalam siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar

83,68. Siswa yang memperoleh nilai 54-61 yaitu 1 siswa atau 2,63%. Siswa yang

memperoleh nilai 62-69 yaitu 2 siswa atau 5,26%. Siswa yang memperoleh nilai

70-77 yaitu 10 siswa atau 26,31%. Siswa yang memperoleh nilai 78-85 yaitu 7

siswa atau 18,42%. Siswa yang memperoleh nilai 86-93 yaitu 8 siswa atau

21,05%. Siswa yang memperoleh nilai 94-101 yaitu 10 siswa atau 26,31%. Pada

siklus II ini, terdapat peningkatan hasil belajar pada materi pemahaman konsep

pecahan sederhana dengan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM (75)

yaitu 35 siswa yang sebelumnya pada siklus 1 hanya hanya 25 siswa.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep pecahan

sederhana dengan penerapan pendekatan pembelajaran realistik pada siswa kelas

III SD Negeri 06 Ngringo meningkat.

c. Observasi

Observasi pada siklus II ini, dilkakukan oleh guru kelas III. Guru

melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika materi pecahan

sederhana dengan menerapkan pendekatan pembelajaran realistik dari awal

hingga akhir. Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran

matematika berlangsung, yang meliputi: aktivitas guru dan siswa yang terdiri dari

aspek afektif, aspek psikomotor dan nilai tes individu (lihat lampiran 10, 24, 25

halaman 107, 148, 150). Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan

lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II ini, diketahui bahwa

pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan pendekatan

pembelajaran realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan

sederhana.

a) Lembar observasi guru ( lihat lampiran 12 halaman 112)

(1) Persiapan pembelajaran memuaskan

(2) Guru dalam membuka pelajaran sangat memuaskan

(3) Kejelasan dan sistematika penyampian materi memuaskan

(4) Ketepatan strategi pembelajaran memuaskan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(5) Ketepatan dan daya tarik media memuaskan

(6) Kemampuan menggunakan media sangat memuaskan

(7) Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media sangat memuaskan

(8) Menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam pembelajaran sangat

memuaskan

(9) Memantau kemajuan belajar selama proses memuaskan

(10) Melakukan penilaian/evaluasi sudah memuaskan

(11) Menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis secara jelas, lancar, baik dan

benar sudah memuaskan

(12) Menutup pembelajaran memuaskan

b) Lembar observasi siswa aspek afektif (lihat lampiran 24 halaman 148)

(1) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru sudah meningkat

(2) Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan oleh guru sudah baik

(3) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru sangat baik

(4) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sudah baik

(5) Keberanian siswa mengerjakan soal dipapan tulis sudah baik

(6) Kemauan berdiskusi dengan teman kelompok sangat baik

(7) Keberanian siswa dalam mendemonstrasikan alat peraga sudah baik

Adapun lembar observasi siswa aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.7

dibawah ini:

Tabel 4.7. Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif Siklus II

Keterangan Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Total skor 21 26

Rata-rata skor 3,0 3,71

Rata-rata skor siklus II 3,35

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dari tabel 4.7 dapat disajikan dengan grafik 4.7 sebagai berikut:

Gambar 4.7. Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek Afektif

Siklus II

Berdasarkan gambar 4.7 di atas, nilai aspek afektif siswa dalam

pembelajaran siklus II yaitu: pada pertemuan 1 jumlah skornya 21 dibagi tujuh

aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3,0. Kemudian pada pertemuan II jumlah

skornya yaitu 26 dibagi dengan tujuh aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3,71.

Dengan total rata-rata pada siklus 1 yaitu 3,35.

c) Lembar observasi aspek psikomotor (lihat lampiran 25 halaman 150)

(1) Siswa segera memasuki kelas pada waktu guru datang sangat baik

(2) Siswa mau mencatat bahan pelajaran (informasi) dengan baik dan sistematis

(3) Mengatur peran dalam diskusi baik

(4) Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran

yang belum jelas baik

(5) Meminta saran dengan guru dalam pembelajaran (mencari informasi) dengan

baik.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Adapun lembar observasi siswa aspek psikomotor dapat dilihat pada

tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8. Lembar Observasi Siswa Aspek Psikomotor Siklus II

Keterangan Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Total skor 16 19

Rata-rata skor 3,2 3,8

Rata-rata skor siklus 1 3,5

Dari tabel 4.8 dapat disajikan dengan grafik 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.8. Bagan Grafik Lembar Observasi Siswa Aspek

Psikomotor Siklus II

Berdasarkan gambar 4.8 di atas, nilai aspek psikomotor siswa dalam

pembelajaran siklus II yaitu: pada pertemuan 1 jumlah skornya 16 dibagi lima

aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3,2. Kemudian pada pertemuan II jumlah

skornya yaitu 19 dibagi dengan lima aspek yang diamati, hasilnya yaitu 3, 8.

Dengan total rata-rata pada siklus II yaitu 3,5.

d. Refleksi

Pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II ini merupakan tindakan

perbaikan dari tindakan siklus 1. Pada pelaksanaan siklus II ini, segala kendala

dan kesulitan yang dihadapi siswa sudah dapat diatasi. Sehingga pada

pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan menggunakan

penerapan pendekatan realistik dapat diikuti dengan baik.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dari hasil penelitian tindakan pada siklus II ini, peneliti mengulas dengan

cermat bahwa dilihat dari frekuensi data nilai pemahaman konsep pecahan

sederhana dengan menerapkan pendekatan pembelajaran realistik sudah berhasil.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah siswa yang sudah tuntas atau mencapai

KKM sudah memenuhi indikator kinerja, bahkan lebih tinggi dari yang

ditargetkan, yaitu meningkat menjadi 92,10 %.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan pada hasil penelitian siklus 1 dan siklus II dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada materi pecahan sederhana

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran realistik, dapat meningkatkan

pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06

Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar baik dari hasil belajar kognitif,

afektif dan psikomotor.

Hasil observasi pada kondisi awal siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo

yang berjumlah 38 siswa, terdapat 15 anak atau 39,47% siswa yang mendapat

nilai diatas KKM (75) dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85. Sedangkan

23 anak atau 60,52% siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Dengan demikian

pemahaman konsep matematika pada materi pecahan sederhana masih rendah.

Dari hasil belajar tes siswa pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa

prosentase ketuntasan naik menjadi 65,78% dengan nilai tertinggi 95 dan nilai

terendah 45. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM yaitu 25 anak. Rata-rata pada

siklus 1 ini yaitu 75,05. Akan tetapi nilai tersebut belum diatas rata-rata yang

diinginkan penulis. Maka dari itu perlu dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II dapat simpulkan bahwa hasil tes belajar siswa yang tuntas

naik menjadi 92,10% dengan nilai teringgi 100 dan nilai terendah 54. Siswa yang

tuntas yaitu ada 35 anak dengan nilai rata-rata 83,86. Nilai tersebut sudah

mencapai pada indikator kinerja yang diinginkan peneliti. Maka tidak perlu

dilanjutkan ke siklus berikutnya. Perbandingan hasil tes awal, siklus 1 dan siklus

II dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.9. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada kondisi awal, siklus 1, dan

siklus II

Keterangan Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal

Sebelum tindakan 66,98 39,47%

Siklus I 75,05 65,78%

Siklus II 83,86 92,10%

Gambar 4.9. Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana

pada kondisi awal, siklus 1, siklus II

Berdasarkan pada bagan grafik di atas, dapat diketahui bahwa pada

kondisi awal nilai terendah yaitu 45, nilai tertinggi 85, presentase ketuntasan atau

siswa yang tuntas yaitu 15 anak atau 39,47 % dengan nilai rata-rata 66,98.

Pada siklus 1, nilai terendah yaitu 45, nilai tertinggi 95, jumlah anak yang

tuntas 25 anak atau 65,78% dengan nilai rata-rata 75,05.

Pada siklus II, nilai terendah yaitu 54, nilai tertinggi 100, jumlah anak

yang lulus yaitu 35 anak atau 92,10% dengan nilai rata-rata 83,68.

Berdasarkan pada gambar dan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat nilai diatas KKM (75) pada siklus II yaitu 35 anak atau 92,10% itu

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

berarti mengalami kenaikan yang sangat drastis dari sebelum diadakannya

penerapan pendekatan pembelajaran realistik. Dengan diterapkannya pendekatan

pembelajaran realistik pada mata pelajaran matematika materi pecahan sederhana

dapat dinyatakan berhasil.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase pemahaman konsep

pecahan sederhana pada siswa kelas III telah meningkat. Hal ini terbukti dengan

adanya peningkatan siswa mencetuskan pendapat, mengeluarkan pendapat,

berinteraksi dengan teman bahkan guru, kerja sama dengan teman kelompok juga

bagus, dan mampu menyelesaikan soal-soal dengan baik. Dengan pasrtisipasi

siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat,

suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan pada akhirnya pemahaman

konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo ini

meningkat. Berdasarkan peningkatan pemahaman konsep pecahan sederhana yang

telah dicapai siswa maka pelaksanaan tindakan kelas ini dianggap cukup dan

sekian sampai disini.

D. Pembahasan

Sebelum dilaksanakan tindakan, pemahaman konsep pecahan sederhana

siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo masih rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai

keseharian siswa tentang materi pecahan sederhana yaitu dari 38 siswa kelas III

hanya 15 siswa yang nilainya mencapai KKM. Adapun rinciannya sebagai

berikut: Siswa yang memperoleh nilai 45-51 sebanyak 6 siswa atau 5,78%. Siswa

yang memperoleh nilai 52-58 sebanyak 5 siswa atau 13,15 %. Siswa yang

memperoleh nilai 59-65 sebanyak 5 siswa atau 13,15%. Siswa yang memperoleh

nilai 66-72 sebanyak 7 siswa atau 18,42%. Siswa yang memperoleh nilai 73-79

sebanyak 8 siswa atau 21,05%. Siswa yang memperoleh nilai 80-86 sebanyak 7

siswa atau 18,42%. Berdasarkan data tersebut terdapat 23 siswa atau 60,52% yang

mendapat nilai dibawah KKM, dan siswa yang mendapat nilai sama atau diatas

KKM yaitu sebanyak 15 siswa atau 39,47%.

Setelah diadakan siklus 1, terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa

kelas III SD Negeri 06 Ngringo. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil rekapitulasi

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

nilai pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang dapat dilihat pada lampiran

33 halaman 170. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada siklus 1.

No Interval Nilai fi

Nilai Tengah fi . xi

Presentase (%) Keterangan

(xi)

1 45-53 2 49 98 5,26 % < KKM

2 54-62 5 58 290 13,15 % < KKM

3 63-71 6 67 402 15,78 % < KKM

4 72-80 12 76 912 31,57 % ≤ KKM ≤

5 81-89 8 85 680 21,05 % > KKM

6 90-98 5 94 470 13,15 % > KKM

Jumlah

38

2852 100

Nilai Rata-rata = = = 75,05

Ketuntasan Klasikal = x 100% = x 100% =

65,78 %

Nilai dibawah KKM = 13anak

Nilai yang tuntas = 25anak

Nilai Tertinggi = 95

Nilai Terendah = 45

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai pemahaman konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III dalam siklus 1 diperoleh rata-rata nilai sebesar

75,05 (lihat lampiran 33 halaman 170). Siswa yang memperoleh nilai 45-53

yaitu 2 siswa atau 5,26%. Siswa yang memperoleh nilai 54-62 yaitu 5 siswa atau

13,15%. Siswa yang memperoleh nilai 63-71 yaitu 6 siswa atau 15,78%. Siswa

yang memperoleh nilai 72-80 yaitu 12 siswa atau 31,57%. Siswa yang

memperoleh nilai 81-89 yaitu 8 siswa atau 21,05%. Siswa yang memperoleh nilai

90-98 yaitu 5 siswa atau 13,15%. Pada siklus 1 ini, terdapat peningkatan hasil

belajar pada materi pemahaman konsep pecahan sederhana dengan jumlah siswa

yang mendapat nilai diatas KKM (75) yaitu 25 siswa yang sebelumnya hanya 15

siswa.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Untuk lebih jelas tentang perkembangan pemahaman konsep pecahan

sederhana sebelum tindakan dengan siklus I dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.11. Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana

Sebelum Tindakan dengan Siklus I

Keterangan Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal

Sebelum Tindakan 66,98 39,47%

Siklus I 75,05 65,78%

Dari tabel 4.11 dapat disajikan dengan grafik 4.10 sebagai berikut:

Gambar 4.10. Bagan Grafik Perkembangan Pemahaman Konsep Pecahan

Sederhana sebelum Tindakan dengan Siklus I

Dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakannya tindakan siklus 1, nilai

tertinggi yaitu 85, nilai terendah 45, rata-ratanya yaitu 66,98 dengan presentase

ketuntasan 39,47 %. Setelah diadakannya tindakan Pada siklus 1 perkembangan

pemahaman konsep pecahan sederhana nilai rata-ratanya meningkat menjadi

75,05 dengan presentase ketuntasan 65,78 %. Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai

terendah 45. Akan tetapi nilai tersebut belum memenuhi indikator kinerja yang

diinginkan. Maka, akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Pada siklus II, terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa kelas III SD

Negeri 06 Ngringo. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai pada

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

siklus II pertemuan 1 dan pertemuan II yang dapat dilihat pada lampiran 34

halaman 171. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada siklus II

No Interval

Nilai fi

Nilai

Tengah fi . xi

Presentase

(%) Keterangan

(xi)

1 54-61 1 57,5 57,5 2,63% < KKM

2 62-69 2 65,5 131 5,26% < KKM

3 70-77 10 73,5 735 26,31% ≤ KKM ≤

4 78-85 7 81,5 652 18,42% > KKM

5 86-93 8 89,5 805,5 21,05% > KKM

6 94-101 10 97,5 780 26,31% > KKM

Jumlah

38

3180 100

Nilai Rata-rata = = = 83,86

Ketuntasan Klasikal = x 100% = x 100% = 92,10

%

Nilai dibawah KKM = 3 anak

Nilai yang tuntas = 35 anak

Nilai Tertinggi = 100

Nilai Terendah = 54

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dari tabel 4.12 dapat disajikan dengan grafik 4.11 sebagai berikut:

Gambar 4.11. Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana pada

Siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai pemahaman konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III dalam siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar

83,68. Siswa yang memperoleh nilai 54-61 yaitu 1 siswa atau 2,63%. Siswa yang

memperoleh nilai 62-69 yaitu 2 siswa atau 5,26%. Siswa yang memperoleh nilai

70-77 yaitu 10 siswa atau 26,31%. Siswa yang memperoleh nilai 78-85 yaitu 7

siswa atau 18,42%. Siswa yang memperoleh nilai 86-93 yaitu 8 siswa atau

21,05%. Siswa yang memperoleh nilai 94-101 yaitu 10 siswa atau 26,31%. Pada

siklus II ini, terdapat peningkatan hasil belajar pada materi pemahaman konsep

pecahan sederhana dengan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM (75)

yaitu 35 siswa yang sebelumnya pada siklus 1 hanya hanya 25 siswa.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep pecahan

sederhana dengan penerapan pendekatan pembelajaran realistik pada siswa kelas

III SD Negeri 06 Ngringo meningkat.

Berdasarkan data sebelum tindakan sampai siklus II di atas, terjadi

peningkatan presentase ketuntasan dan nilai rata-rata klasikal kelas dan dapat

dibuat tabel 4.13 sebagai berikut:

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.13. Distribusi nilai frekuensi Matematika Materi Pecahan Sederhana

pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo pada kondisi awal, siklus 1,

siklus II

Keterangan Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal

Sebelum tindakan 66,98 39,47%

Siklus I 75,05 65,78%

Siklus II 83,86 92,10%

Dari tabel 4.13 dapat disajikan dengan grafik 4.12 sebagai berikut:

Gambar 4.12. Bagan Grafik Nilai Matematika Pecahan Sederhana pada

kondisi awal, siklus 1, siklus II

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan

pembelajaran realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus dengan menerapkan pendekatan pembelajaran realistik materi

pecahan sederhana dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas III SD

Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada kondisi awal

sebesar 66,98 dengan ketuntasan klasikal 39,47%. Pada siklus 1 nilai rata-rata

meningkat menjadi 75,05 dengan ketuntasan klasikal 65,78% kemudian pada

siklus II meningkat drastis nilainya menjadi 83,86 dengan ketuntasan klasikal

92,10%. Penerapan pendekatan pembelajaran realistik dapat dilaksanakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika materi pecahan sederhana

dikelas III sehingga hipotesis yang berbunyi “Penerapan Pendekatan

Pembelajaran Matematika Realistik Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep

Pecahan Sederhana pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.”

Cara penerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan

pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06

Ngringo Kecamatan Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 merupakan

perwujudan dari lima ciri pendekatan pembelajaran realistik yaitu penggunaan

konteks (dunia nyata), penggunaan model-model (matematisasi), pemanfaatan

hasil kontruksi dan produksi siswa, menggunakan interaktif, dan menggunakan

keterkaitan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diimplikasikan (hubungan

keterlibatan) yang berguna dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep

pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo sebagai berikut:

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan diterapkannya pendekatan

pembelajaran realistik, dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan

sederhana pada siswa kelas III SD Negeri 06 Ngringo serta mendapatkan

respon yang positif dari para siswa. Dengan diterapkannya pendekatan

pembelajaran realistik ini, menjadikan siswa tidak bosan, tidak jenuh dalam

mengikuti mata peajaran matematika khususnya pecahan sederhana. Suasana

kelas menjadi lebih menyenangkan karena peneliti menggunakan media nyata.

2. Implikasi Praktis

Dalam penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran realistik

dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana pada siswa kelas

III SD Negeri 06 Ngringo. Pendekatan pembelajaran realistik ini memperjelas

suatu konsep menjadi sesuatu yang konkrit, karena pendekatan pembelajaran

realistik menggunakan alat peraga/media dari lingkungan siswa sendiri.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam penutupan skripsi ini:

1. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya mengupayakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

belajar mengajar seperti menyediakan alat peraga yang mendukung

pembelajaran dengan pendekatan realistik. Serta media yang sudah ada di

sekolah dimanfaatkan dengan baik.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya merancang pembelajaran yang baik, dengan menggunakan

strategi, metode, pendekatan yang berfariativ atau yang tepat sesuai dengan

kondisi dan situasi siswa yang akan menerima pelajaran agar siswa didalam

menerima pembelajaran matematika tidak cepat bosan dan jenuh.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ... filepenerapan pendekatan pembelajaran realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan sederhana ngringo kecamatan jaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya berperan aktif dengan menyampaikan ide pemikiran pada

proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar dan akhirnya memperoleh nilai hasil belajar yang optimal.