Upload
dinhthien
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY
DENGAN METODE C-CHART
PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Mencapai Gelar
AhliMadya Manajemen Bisnis
Oleh :
EDY RAHMAT
F3509022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Untuk memahami hati dan pikiran seseorang, jangan melihat apa yang telah di
raih. Lihatlah apa yang dia lakukan untuk menggapai cita-citanya.
(Kahlil Gibran).
Tak peduli masalah apa pun yang anda hadapi, jika anda berada pada tempat yang
tepat, waktu yang tepat, dengan pesan yang tepat anda akan mampu mengubah
persepsi orang lain.
(Lynne Franks, Pebisnis)
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu yang tercinta
2. Adikku yang ku sayangi
3. Teman-teman ku di manajemen industri
4. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung
5. almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan Karunianya yang telah dicurahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaiankan laporan tugas akhir ini. Dengan judul “PENGENDALIAN
KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY DENGAN METODE C-
CHART PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN”.
Laporan magang dan tugas akhir ini disusun guna untuk mengaplikasikan
ilmu kedalam dunia kerja dan mengetahui proses kerja secara langsung.
Menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini banyak mengalami
hambatan, tetapi berkat bantuan beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat
diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku ketua program Diploma III
ManajemenBisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan izin dalam penyusunan Tugas Akhir.
3. Drs. Mahastuti Agung, M.SIselaku pembimbing Tugas Akhir
4. Bapak Wahyu Suseno, selaku pemilik perusahaan PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA yang telah memberikan saya izin untuk dapat melakukan kerja
praktek di perusahaan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Bapak Rosimin selaku pembimbing selama menjalani kerja praktek di PT.
KOSOEMA NANDA PUTRA yang telah membantu dalam pelaksanaanya.
6. Staf dan karyawan PT. KOSOEMA NANDA PUTRA yang telah banyak
mendukung selama pelaksanaan kerja praktek.
7. Keluarga dan teman-teman yang telah banyak membantu dan memotivasi.
8. Rekan-rekan mahasiswa Diploma III Manajemen Bisnis 2009 yang telah
memberikan bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu baik tenaga, pikiran maupun materi.
Penulis menyadari sepenuhnya kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir
ini.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Namun
demikian karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Surakarta, 28 Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 5
E. Kerangka Pemikiran ....................................................... 6
F. Metode Penelitian .......................................................... 7
G. Metode Pengumpulan Data ............................................ 8
H. Teknik Analisis Data ...................................................... 9
I. Diagram Pareto ............................................................... 10
J. Diagram sebab akibat (Fisbone charts) ......................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengendalian ................................................... 13
B. Pengendalian Kualitas ....................................................... 13
C. Dimensi Kualitas .............................................................. 15
D. Penentuan Standart Kualitas .............................................. 16
E. Pentingnya Kualitas .......................................................... 17
F. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ................ 18
G. Tujuan Pengendalian Kualitas .......................................... 18
H. Tipe Pengendalian Kualitas .............................................. 19
I. Analisis C-Chart ............................................................... 20
J. Diagram Pareto ................................................................. 22
K. Diagram Sebab Akibat (Fish-bone Chart) ........................ 22
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .......................................... 24
B. Laporan Magang Kerja ...................................................... 48
C. Pembahasan Masalah ....................................................... 50
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 64
B. Saran ................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67
Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL
3.1. Data Kerusakan KainGreyTahun 2011 – 2012 ........................................ 52
3.2. Kerusakan Kain Grey Tahun 2011 – 2012 .............................................. 54
3.3. Jenis Kerusakan Produk Kain Grey .......................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
1.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 6
1.2. Diagram sebab akibat ............................................................................... 12
3.1. Struktur organisasi ................................................................................... 36
3.2. Gambar proses produksi kain Grey ........................................................... 46
3.3. Struktur produk kain Grey 30’s ............................................................... 47
3.4. Grafik C-chart Kerusakan Kain Grey Tahun 2011-2012 ...................... 55
3.5. Diagram Pareto Tingkat Kerusakan Kain Grey ....................................... 59
3.6. Diagram sebab akibat ............................................................................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Data Sekunder Perusahaan ..............................................................................
Surat Diterima Magang Kerja di Perusahaan ..................................................
Dokumentasi proses - proses produksi ...........................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAIN GREY
DENGAN METODE C-CHART PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN
EDY RAHMAT
F3509022
Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan kain grey, untuk mengetahui jumlah rata-rata kerusakan produk faktor penyebab batas pengendalian atas dan faktor penyebab batas pengendalian bawah. Penelitian dilakukan di PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN yang dilakukan pada tanggal 13 Februari sampai – 30 Maret 2012. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan manajer produksi tentang apa saja penyebab kerusakan kain grey dan data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan berupa data produk cacat pada Maret 2011 sampai Februari 2012 dengan jumlah kerusakan sebesar 398.353. Metode yang digunakan untuk menghitung jumlah rata – rata kerusakan produk, batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL) adalah dengan metode C-chart. Berdasarkan analisis C-chart pada tahun 2011 – 2012 dapat diketahui jumlah kerusakan yang terjadi sebesar 398.533. setelah dianalisis dapat diketahui rata- rata kerusakan sebesar 33.196,08. Kemudian batas pengendalian atas (UCL) sebesar 33.742,68 dan batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 32.649,49.
Berdasarkan data dan analisis diagram pareto yang dilakukan, diketahui bahwa jenis kerusakan dan persentase kerusakan meliputi putus pakan sebesar 23.59%, rapat / tebal tipis sebesar 21.38%, renggang pakan sebesar 20.08% , cacat pinggiran sebesar 18.41%, terkena noda sebesar 16.31%. Berdasarkan analisis yang diteliti terdapat beberapa penyebab kerusakan yang terjadi yaitu material, proses, mesin, manusia, dan lingkungan yang digambarkan dengan diagram sebab akibat. Agar kualitas produk tetap terjaga, maka perlu menjaga kestabilan proses produksi maupun pengendalian kualitas agar hasil produksi sesuai yang diinginkan oleh perusahaan, khususnya produk kain grey.
Kata kunci : Batas pengendalian atas (UCL), batas pengendalian bawah (LCL),
kain grey, analisis C-chart, diagram pareto, dan diagram sebab akibat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
END PRODUCT QUALITY CONTROL FABRIC GREY METHOD C-CHART
IN PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN
EDY RAHMAT F3509022
Final study was conducted to determine the process of making gray fabric,
to determine the average number of factors that cause product damage control limit upper and lower control limit factor. The study was conducted at PT. NANDA KOSOEMA PUTRA KLATEN conducted on February 13, until - March 30, 2012. The data required are the primary data and secondary data. Primary data obtained by interviews with production managers about what causes damage to the gray cloth and secondary data obtained from company documents in the form of defects in the product data in March 2011 until February 2012 with the amount of damages amounting to 398 353. The method used to calculate the - average number of product defects, upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) is a C-chart method. Based on the analysis of C-chart in the year 2011 - 2012 can be determined by the amount of damages 398 533. analyzed can be determined after an average of 33196.08 damage. Then the upper control limit (UCL) of 33742.68 and lower control limits (LCL) of 32649.49.
Based on data and analysis Pareto diagram is done, it is known that this type of damage and decay in the percentage of the feed end of 23:59%, meeting / thick and thin of 21:38%, 20:08% of the feed gap, the defect edges of 18:41%, 16:31% of stains. Based on the analysis of the study there are several causes damage to the material, process, machine, human, and the environment described by a causal diagram. In order to maintain product quality, it is necessary to maintain stable production processes and quality control of production according to the results desired by the company, especially the gray fabric products.
Keywords : Upper control limit (UCL), lower control limit (LCL), gray cloth, the
analysis of C-charts, pareto diagrams and cause and effect diagram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan di era globalisasi ini semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis
yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada
mutu atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan
merupakan faktor yang sangat penting dan merupakan faktor kunci yang
membawa keberhasilan bisnis dan peningkatan posisi bersaing. Perhatian
penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak langsung kepada
perusahaan berupa kepuasan pelanggan.
Masalah kualitas merupakan salah satu bagian penting dan perlu
mendapat perhatian serius bagi menager dalam menjalankan strategi
operasinya. Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang penting dalam
membangun dan mengolah operasi, karena membantu manager produksi
dalam memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan
kualitas produk yang sudah tinggi, dan mengurangi jumlah kerusakan produk.
Pengawasan kualitas merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam
setiap kegiatan produksi. Kualitas barang atau jasa merupakan suatu cermin
atau ukuran keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya.
Jika kualitas barang atau jasa kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan
yang diharapkan maka konsumen akan menilai bahwa perusahaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menghasilkan produk tersebut kurang baik, demikian juga sebaliknya jika
kualitas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan baik maka konsumen
akan menilai perusahaan tersebut menghasilkan produk yang baik.
Perusahaan harus bisa menghasilkan produk yang berkualitas, agar
tuntutan konsumen dapat terpenuhi. Produk yang berkualitas adalah produk
yang dapat diproduksi secara seragam dan konsisten dalam setiap kondisi
manufactur dan lingkungan yang kurang baik (Render dan Heizer, 2005
:262).
Pengendalian kualitas baru dalam suatu perusahaan memang sangat
penting. Hal ini terbukti dapat mengurangi produk yang tidak sesuai serta
dapat meningkatkan kualitas dalam setiap produksi, terlebih saat konsumen
semakin jeli dan selektif terhadap produk yang dianggap masih baru. Dengan
kualitas produk yang baik maka konsumen akan merasa puas, volume
penjualan akan meningkat dan membangun pangsa pasar yang kuat serta
keuntungan perusahaan bertambah. Secara umum dapat dikatakan bahwa
bahwa melalui kualitas produk perusahaan tersebut berorientasi pada
konsumen atau pelanggan (customer satisfaction).
Pelaksanaan pengendalian kualitas dilakukan setelah diketahui variabel
atau atribut yang membentuk dan menentukan tinggi rendahnya kualitas
produk. Teknik pengendalian dalam pelaksanaan kualitas salah satunya
adalah menggunakan metode C-chart.
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pertenunan khususnya produksi kain grey (setengah jadi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Perusahaan ini salah satu produsen kain grey di wilayah Klaten, tepatnya
berada di jalan raya Karangdowo Km.3 Kelurahan Jatimulyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten.
Banyaknya persaingan dalam dunia bisnis ini maka PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA harus meningkatkan kulitas produk kain grey, perusahaan
ini menetapkan batas toleransi sebesar 0,5% dengan kriteria diantaranya tidak
renggang pakan, tidak cacat pinggir, tidak nabrak atau ambrol, tidak rapat
atau tebal tipis dan tidak terkena noda oli. Tujuan dilakukannya analisis
pengendalian kualitas dengan menggunakan metode C-chart pada produk
akhir di PT. KOSOEMA NANDA PUTRA adalah untuk meminimalkan
tingkat kerusakan produk. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produksi jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kulitas menurut Griffin (2004:338) yaitu fasilitas operasi
seperti kondisi fisik bangunan, peralatan dan perlengkapan (tools and
aquipment), bahan baku atau material, dan pekerja ataupun staf organisasi.
Hasil produksi PT. KOSOEMA NANDA PUTRA dipasarkan di dalam
negeri sesuai pemesanan konsumen. Untuk itu produk yang dihasilkan harus
memenuhi standart kualitas yang sudah ditetapkan sehingga PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA harus mampu menjaga bahkan dapat meningkatkan kualitas
produknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini mengangkat permasalahan
tersebut ke dalam tugas akhir dengan judul “PENGENDALIAN KULITAS
PRODUK AKHIR KAIN GREY DENGAN METODE C-CHART PADA
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA KLATEN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas untuk memudahkan
pembahasan masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Berapakah rata-rata kerusakan produk kain grey pada PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA selama tahun 2011 – 2012 ?
2. Berapakah batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian
bawah (LCL) pada diagram pengendalian C-chart ?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan kain grey pada PT.
KOSOEMA NANDA PUTRA tahun 2011 – 2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk kain grey pada PT.
KOSOEMA NANDA PUTRA selama tahun 2011 – 2012.
2. Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL) dan batas
pengendalian bawah (LCL) pada diagram pengendalian C-chart.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan yang sering
terjadi pada kain grey yang dihasilkan PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
a. Memberikan bahan pertimbangan dan sumber pemikiran mengenai
pengendalian kualitas produk akhir yang dihasilkan.
b. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam menghasilkan produk yang
berkualitas.
2. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan serta dapat meberikan pengetahuan dan pemahaman
mengenai pengendalian kualitas.
b. Memperoleh gambaran secara langsung mengenai dunia kerja nyata
dari perusahaan yang diteliti.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman mengenai penelitian yang berkaitan dengan pengendalian
kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. 1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Pengendalian kualitas terhadap produk dilakukan untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan sesuai dengan
spesifikasi yang diterapkan. Berdasarkan pengendalian kualitas yang
dilakukan produk diklasifikasikan menjadi produk tidak rusak dan produk
rusak dengan menggunakan alat analisis, diantaranya adalah diagram control
Produk
Pengendalian Kualitas
Produk
Baik
Produk
Rusak
Diagram C-Chart, Diagram Pareto,
Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Chart)
Prosentase Kerusakan dan Jenis kerusakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C-chart, diagram pareto, dan diagram sebab akibat. Dari hasil perhitungan
dapat diketahui apakah persentase kerusakan produk masaih dalam batas-
batas pengendalian kualitas atau tidak. Dan hasil analisis dapat digunakan
sebagai tolak ukur dalam pengendalian kualitas dan mengantisipasi kerusakan
di masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kasus yaitu
berdasarkan permasalahan yang ditulis mengenai tingkat kerusakan pada
produk yang terjadi dalam proses produksi kain grey pada PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA Klaten.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini dilakukan di PT KOSOEMA NANDA PUTRA,
yang beralamat di Jalan Raya Karangdowo Km.3 Kelurahan Jatimulyo,
Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.
3. Sumber Data
Sumber data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan
yang menggunakan semua metode pengumpulan data original
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
( Kuncoro, 2003:127 ). Data primer pada penelitian ini berupa jenis-
jenis kerusakan yang terjadi pada kain Grey.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data ( Kuncoro, 2003:127 ).Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1) Data jumlah produksi pada tahun 2011 sampai 2012.
2) Data kain cacat pada tahun 2011 sampai 2012.
3) Data tentang sejarah perusahaan.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengalaman Langsung)
Yaitu metode pengumpulan data secara langsung dengan melakukan
pengamatan pada objek penelitian kemudian mencatat data yang terjadi
dimana terdapat kain langsung dengan proses produksi yang digunakan
sebagai bahan penulisan tugas akhir. Observasi ini dilakukan selama
kegiatan magang kerja yang berlangsung pada bulan Februari – Maret
2012.
2. Wawancara (interview)
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
secara langsung kepada pihak perusahaan atau kepada orang yang telah
ditunjuk oleh perusahaan guna meberikan data dan keterangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
digunakan untuk penulisan laporan ini. Data yang diperoleh dalam
wawancara ini adalah data yang menyebabkan kerusakan pada kain grey
dalam proses produksi.
3. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta salinan data,
foto, atau dokumen dari perusahaan. Data yang diperoleh adalah data
proses produksi dan struktur organisasi.
H. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
metode C-chart. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat
kerusakan produk yang terjadi di bagian produk akhir, yaitu rumusan
sebagai berikut :
a. Menentukan garis besar (center line) menurut Ariyani (2004:140)
g
cic iå== 1
Dimana :
c = garis pusat
ci = jumlah produk rusak
g = banyaknya observasi yang dilakukan
b. Menentukan batas pengawasan menurut Aryani (2004:140)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Batas atas ( Upper control limid )
UCL = cc 3+
Batas bawah ( Lower control limid )
LCL = cc 3-
Batas kendali atas (UCL) atau batas kendali bawah (LCL)
merupakan batas pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila
kerusakan berada di antara batas kendali atas (UCL) dan dari pusat
(center line) ataupun berada di antara batas kendali bawah (LCL) dan
dari pusat (center line), terlebih apabila kerusakan produk berada di
bawah batas kendali bawah (LCL) merupakan presentase yang bagus
bagi perusahaan dalam menjaga kualitasnya, karena diharapkan sedapat
mungkin mendapat kerusakan sampai mendekati angka nol.
Apabila kerusakan produk berada di luar batas kendali atas (UCL)
berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasilkan dan hal
tersebut harus segera diadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap
pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut.
I. Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan,
masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha
penyelesain masalah ( Render dan Heizer , 2005:266).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Adapun langkah-langkah pembuatan diagram pareto menurut Render dan
Heizer (2005:266) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan presentase untuk setiap jenis kerusakan, misalnya terdapat
kerusakan A, B, C, dan D yang jumlahnya masing-masing sebesar a%,
b%, c% dan d%.
2. Membuat diagram pareto
Membuat Diagram Pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan yang
jumlahnya paling besar ke jumlah yang paling kecil dari kiri ke kanan
J. Diagram sebab akibat (Fisbone charts)
1. Pengertian
Diagram sebab akibat merupakan salah satu dari banyak alat yang
dapat membantu mengidentifikasi lokasi yang mungkin dari terjadinya
masalah-masalah mutu dan lokasi pemeriksaan. Diagram sebab akibat
juga disebut diagram Ishikawa atau diagram tulang ikan (Render dan
Haizer, 2005:265 ).
2. Tujuan
Tujuan dari penggunaan diagram sebab akibat ini adalah untuk
mengidentifikasi kesalahan sehari-hari dari pengendalian mutu. Diagram
sebab akibat juga digunakan untuk penelusuran akar terjadinya masalah
aktif (Render dan Haizer, 2005:265 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Alat
Diagram sebab akibat bentuknya menyerupai tulang ikan. Data
yang digunakan untuk diagram sebab akibat adalah data yang diperoleh
dari wawancara dengan manajer tentang apa saja penyebab kerusakan
kain grey. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar berikut :
Gambar 1. 2
Diagram sebab akibat
Metode Manusia
Masalah
Mesin Material
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengendalian
Pengendalian dapat diartikan sebagai pengawasan, yang sekaligus dapat
mengambil beberapa tindakan yang diperlukan atau diinginkan. Dengan
demikian fungsi dari pengendalian ini bukan sekedar pengendalian
pengawasan dari pelaksanaan kegiatan pada perusahaan, melainkan juga
termasuk pengumpulan data sebagai masukan guna menetukan tindak lanjut
dalam usaha-usaha perbaikan pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan
datang (Ahyani, 2002:44).
Pengendalian (control) adalah pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi
agar elemen - elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas-
batas yang dapat diterima (Griffin, 2004:167).
B. Pengertian Kualitas
Faktor utama yang menentukan suatu perusahaan adalah kualitas barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut, barang dan jasa yang
berkualitas adalah barang dan jasa yang sesuai dengan yang diinginkan oleh
konsumen. Seorang produsen, akan selalu berusaha untuk menjaga reputasi
perusahaannya melalui kualitas dari barang yang dihasilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan menurut Ariani
(2004:5).
Menurut Render dan Haizer (2005:253) kualitas adalah totalitas dari
bentuk dan karakteristik barang dan jasa yang menunjukkan kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun
tersembunyi.
Sebagai elemen yang penting dalam proses produksi, kualitas memiliki
pengaruh. Ada 3 (tiga) pengaruh kualitas menurut Render dan Haizer
(2005:254) yaitu :
1. Reputasi Perusahaan
Suatu perusahaan menyadari bahwa reputasi akan mengikuti
kualitas apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai
persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan dan
hubungan pemasok promosi tidak akan menggantikan produk yang
berkualitas.
2. Keandalan produk
Suatu perusahaan tentunya tidak ingin memiliki desain, produksi
dan mengedarkan produk tau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan bagi pelangan. Untuk itu mereka akan
memproduksi barang yang sesuai dengan keinginan pelanggan dan
tentunya tidak mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan bagi
pelanggannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Keterlibatan Global
Dimasa teknologi seperti sekarang, kulitas menjadi perhatian
Internasional bagi perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara
efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi
harapan kualitas, desain dan harga global. Produk yang rendah mutunya
mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran.
C. Dimensi Kualitas
Ariani (2004;6) menguraikan dimensi kualitas sebagai berikut :
1. Performance (kinerja)
Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau
karakteristik operasi dari suatu produk.
2. Feature (Keistimewaan)
Yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang
baik bagi pelanggan.
3. Reliability (Keandalan)
Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena keandalannya
atau karena kemungkinan kerusakan yang rendah.
4. Comformance (Kesesuaian)
Kesesuaian produk dengan syarat atau kurang tertentu atau sejauh
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standart yang telah
ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Durability (daya tahan)
Yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.
6. Servicebility (pelayanan)
Yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudahan
memperoleh komponen produk tersebut.
7. Aesthetic (estetika)
Yaitu keindahan atau daya tarik yang dimiliki oleh produk tersebut
sehingga memiliki konsumen.
8. Perception (persepsi)
Yaitu fanatisme konsumen akan merk suatu produk tertentu karena
citra atau reputasi produk itu sendiri.
D. Penentuan Standart Kualitas
Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah standart
mutu produk, Langkah - langkah yang perlu dalam menentukan standar
produk :
1. Mempertahankan dan mempertimbangkan kualitas dan persaingan produk
lain. Dengan demikian kualitas produk pada PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA akan selalu terjaga.
2. Mempertahankan kegunaan akhir dari produk yaitu menjaga kualitas
produk agar produk yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3. Kualitas produk bersaing dan sesuai dengan harga jual. Dengan demikian
produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang
bergerak di bidang yang sama.
4. Diperlukan tim yang terampil dalam hal proses produksi berlangsung,
dengan tim yang terampil produk yang dihasilkan akan lebih baik.
5. Memproduksi yang menentukan biaya produksi sebagai kualitas
alternative.
6. Teknik yang mengatur desain dari kualitas.
7. Pembelian yang menentukan kualitas barang yaitu dengan pembelian
bahan yang bagus dapat menentukan kualitas produk akhir yang akan
dihasilkan.
8. Mempertahankan hasil dari pengendalian produk apabila telah sesuai
dengan sesuai keinginan konsumen.
E. Pentingnya Kualitas
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki
pengaruh lain. Ada alasan lain pentingnya kualitas menurut Render dan
Haizer (2005:254).
1. Reputasi Perusahaan
Suatu perusahaan menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas
apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang
produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan dan hubungan pemasok
promosi tidak akan menggantikan produk yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Keandalan produk
Suatu perusahaan tentunya tidak ingin memiliki desain, produksi dan
mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan bagi pelanggan. Untuk itu mereka akan
memproduksi barang yang sesuai dengan keinginan pelanggan dan
tentunya tidak mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan bagi
pelanggannya.
3. Keterlibatan Global
Dimasa teknologi seperti sekarang, kulitas menjadi perhatian
Internasional bagi perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara
efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi
harapan kualitas, desain dan harga global. Produk yang rendah mutunya
mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran.
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Terlepas dari komponen yang dijadikan objek pengukuran kualitas,
secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas menurut Griffin
(2004:338) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : fasilitas operasi seperti
kondisi fisik bangunan, peralatan dan perlengkapan, (Tools and equipment),
bahan baku atau material, dan pekerja ataupun staf organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
G. Tujuan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan dalam perusahaan untuk
menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan atau ditentukan oleh perusahaan. Menurut Yamit (2002:339)
menyatakan bahwa tujuan pengendalian kualitas adalah :
1. Untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan dan perbaikan.
2. Untuk menjaga atau menaikkan kualitas sesuai standart.
3. Untuk mengurangi keluhan atau penolakan konsumen.
4. Memungkinkan pengklasan output (output grading).
5. Untuk menaikkan atau menjaga compony image.
Pengendalian kualitas harus dapat menggerakkan beberapa tujuan terpadu,
sehingga konsumen dapat puas menggunakan produk, baik barang atau jasa
perusahaan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar tujuan dapat
tercapai antara lain :
1. Ada standart yang ditetapkan.
2. Menentukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
dengan standart yang ada.
3. Memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada pihak-pihak yang
bersangkutan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
H. Tipe Pengendalian Kualitas
Ada dua tipe pengendalian kualitas, yaitu :
1. Pengendalian Kualitas untuk atribut
Menurut Render dan Haizer (2005:296), pengendalian ini digunakan
untuk mengukur penolakan termasuk penghitungan jumlah mereka
(sebagai contoh jumlah bolam lampu yang rusak dalam satu lod tertentu)
dimana variabel biasanya diukur untuk panjang atau lebarnya.
Atribut digunakan apabila :
a. Barang-barang yang jelas baik atau tidak jelek
b. Karakteristik produk tidak dapat diukur dengan mudah, sehingga
memaksa pemeriksa untuk mempertimbangkan.
c. Bila suatu krakteristik dapat diukur tetapi ukuran yang tepat tidak
diperlukan.
2. Pengendalian kualitas untuk variabel
Menurut Render dan Haizer (2005:288), pengendalian ini digunakan
untuk hal-hal yang sifatnya dapat diukur. Variabel merupakan
karakteristik yang dimiliki dimensi yang berkesinambungan.
I. Analisis C-chart
Control C-chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah
suatu proses berada dalam keadaan in control atau out of control limit yang
meliputi batas atas dan bawah. Gambar ini dapat membantu kita untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
menggambarkan performance yang diharapkan dari suatu proses yang
menunjukkan bahwa proses tersebut konsisten.
Langkah – langkah yang digunakan :
1. Menentukan garis besar (center line) menurut Ariyani (2004:140)
g
cic iå== 1
Dimana :
c = garis pusat
ci = jumlah produk rusak
g = banyaknya observasi yang dilakukan
2. Menentukan batas pengawasan menurut Aryani (2004:140)
Batas atas ( Upper control limid )
UCL = cc 3+
Batas bawah ( Lower control limid )
LCL = cc 3-
Batas kendali atas (UCL) atau batas kendali bawah (LCL) merupakan
batas pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila kerusakan berada
di antara batas kendali atas (UCL) dan dari pusat (center line) ataupun
berada di antara batas kendali bawah (LCL) dan dari pusat (center line),
terlebih apabila kerusakan produk berada di bawah batas kendali bawah
(LCL) merupakan presentase yang bagus bagi perusahaan dalam menjaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kualitasnya, karena diharapkan sedapat mungkin mendapat kerusakan
sampai mendekati angka nol.
Apabila kerusakan produk berada di luar batas kendali atas (UCL)
berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasilkan dan hal
tersebut harus segera diadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap
pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut.
J. Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan metode untuk mencari sumber kesalahan,
masalah atau kerusakan produk untuk membantu memusatkan perhatian pada
usaha penyelesaian masalah. Diagram pareto menyatakan bahwa 80%
permasalahan yang terdapat pada perusahaan merupakan hasil dari penyebab
yang hanya 20% (Render dan Haizer, 2005:266).
Adapun langkah-langkah pembuatan diagram pareto menurut Render dan
Haizer (2005:266) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan presentase kerusakan untuk setiap jenis kerusakan, misalnya
terdapat kerusakan A, B, C, dan D yang jumlahnya masing-masing
sebesar a%, b%, c% dan d%.
2. Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan yang
jumlahnya paling besar atau jumlah yang paling kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
K. Diagram Sebab Akibat (Fish-bone Chart)
1. Pengertian
Diagram sebab akibat merupakan salah satu dari banyak alat yang
dapat membantu mengindentifikasi lokasi yang mungkin dari terjadinya
masalah-masalah mutu dan lokasi pemeriksaan. Diagram sebab akibat
juga disebut diagram Ishikawah atau diagram tulang ikan (Render dan
Haizer, 2005:265).
2. Tujuan
Tujuan dari penggunaan diagram sebab akibat ini adalah untuk
mengindentifikasi kesalahan sehari-hari dari pengendalian mutu. Diagram
sebab akibat juga digunakan untuk penelusuran akar penyebab terjadinya
masalah aktif (Render dan Haizer, 2005:265).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan tekstil PT KOSOEMA NANDA PUTRA adalah
perusahaan tekstil perseorangan yang terletak di Kecamatan Pedan.
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Di daerah ini banyak terdapat
perusahaan tekstil, baik perusahaan tekstil yang menggunakan alat tenun
mesin maupun yang menggunakan alat bukan mesin (ATBM).
Perusahaan tekstil PT. KOSOEMA NANDA PUTRA pada
awalnya bernama perusahaan tekstil KOSOMATEX dan didirikan pada
tahun 1949 yang berlokasi di Dusun Pencil, Kecamatan Pedan, Kabupaten
Klaten oleh Bapak Soemahartono. Penggantian nama tersebut terjadi pada
tahun 1991 yakni pada saat perusahaan ini membuka cabangnya di Desa
Jatimulyo, Pedan, Klaten.
Pada awalnya proses produksinya KOSOEMATEX masih
menggunakan alat tenun bukan mesin. Sejalan dengan perkembangan
teknologi dan permintaan pasar perusahaan menggunakan alat tenun
mesin.
Faktor-faktor yang mendorong Bapak Soemahartono mendirikan
perusahaan tenun pada waktu itu adalah karena besarnya permintaan pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan - perusahaan yang ada pada
saat itu, sekaligus membantu pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja,
karena alat-alat yang digunakan sebagian besar menggunakan tenaga
manusia.
Pada tahun 1960 perusahaan telah mempunyai 300 unit alat tenun
bukan mesin dan memperkerjakan 300 orang karyawan. Produk yang
dihasilkan adalah kain lurik, sarung, stagen, taplak, serbet, dan kain
panjang untuk bahan kebaya.
Pada tahun 1965 dalam proses produksinya perusahaan mulai
menggunakan alat tenun mesin meskipun sebagian alat tenun bukan mesin.
Hal ini berlangsung sampai tahun 1969, pada saat itu perusahaan sudah
memilki 40 unit alat tenun mesin sehingga alat tenun bukan mesin tidak
digunakan lagi. Produksi yang dihasilkan pada saat itu adalah sarung,
selimut, lurik, blaco. Ketika terjadi penggantian dari alat tenun bukan
mesin menjadi alat tenun mesin karyawan banyak yang diberhentikan
karena kurang efisien.
Pada tahun 1967 pemerintah Indonesia menjalankan politik pintu
terbuka, hal ini berarti produk-produk luar negeri dapat masuk ke
Indonesia, termasuk produk tekstil. Hal itu tentu saja mengakibatkan
terjadinya persaingan antara produk tekstil dalam negeri dan produk tekstil
luar negeri. Akibatnya permintaan produk tekstil yang dihasilkan
perusahaan tekstil dalam negeri mengalami penurunan termasuk produk
dari KOSOEMATEX.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perusahaan mengambil
kebijakan untuk lebih mengkonsentrasikan produknya pada jenis kain
grey, dengan mempertimbangkan bahwa kain grey dapat diolah kembali
menjadi kain jenis lain (fleksibel).
Pada tahun 1978 Bapak Soemahartono meninggal dunia dan
usahanya diteruskan oleh salah satu putranya yang bernama Wahyu
Suseno, yang saat itu juga telah aktif mengurusi perusahaan milik
ayahnya. Pelimpahan usaha dari Bapak Soemarhartono kepada putranya
menggunakan surat ijin pelimpahan usaha No. 2345.05.if/sub.teks/79.
Pada tahun 1991 status perusahaan ditingkatkan dari bentuk
perseorangan menjadi sebuah badan hukum yang terbentuk Perseroan
Terbatas dengan nama PT. KOSOEMA NANDA PUTRA dengan akte
pendirian NO. 04 tertanggal 2 Februari 1991. Semenjak saat itu PT
KOSOEMA NANDA PUTRA dipimpin oleh Bapak Wahyu Suseno,
seorang pengusaha yang cukup dinamis sehingga perusahaan menjadi
maju dan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
permintaan jumlah permintaan pasar dan pelanggan, terutama di Kota
Solo, Semarang, Yogyakarta, Madiun, dan pasar negeri (eksport).
Dengan adanya permintaan dan kondisi masyarakat yang terus
bersaing, maka pada tahun 1991 ini juga perusahaan memperLuas
usahanya dengan mendirikan perusahaan di Desa Jatimulyo, Pedan. Lokasi
cabang ini letaknya kurang lebih 1 km dari perusahaan pusat yang
berdekatan ini dimaksudkan untuk mempermudah penanganan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pengawasan. Perusahaan tekstil PT KOSOEMA NANDA PUTRA dengan
bantuan dari Bank Mandiri saat ini mempunyai mesin tenun sebanyak 604
unit mesin dengan junlah karyawan 750 orang.
Setelah adanya perusahaan cabang di Desa Jatimulyo, maka
perusahaan induk (KOSOEMA TEX) mengkhususkan diri pada produksi
kain selimut dan lurik.
2. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Tekstil PT. KOSOEMA NANDA PUTRA terletak di
daerah pinggiran Klaten, dimana daerah tersebut padat penduduknya dan
terdapat perusahaan di bidang lain. Sehingga dapat menampung tenaga
kerja di daerah tersebut. PT. KOSOEMA NANDA PUTRA berlokasi di
Jalan Raya Karangdowo Km. 3 Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Pedan,
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dengan luas tanah 20.000 m3.
Bangunan yang digunakan untuk produksi berjumlah satu buah yang
dibagai dalam tiga ruang produksi.
Lokasi ini dipilih oleh PT. KOSOEMA NANDA PUTRA karena :
a. Tersedia tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.
b. Tidak jauh dari jalan besar atau jalan raya sehingga tidak menyulitkan
bila terjadi proses pengangkutan maupun proses distribusi bahan baku
maupun produk jadi.
c. Terdapat jaringan telepon dan jaringan listrik.
d. Lokasi yang strategis.
e. Tidak jauh dari perusahaan induk (KOSOEMATEX).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Tujuan Perusahaan
Dalam setiap perencanaan kegiatan produksi yang dilakukan PT.
KOSOEMA NANDA PUTRA selalu berdasarkan filsafah usaha yang
berbunyi : "kepuasan pelanggan adalah kepuasan kami". Artinya
perusahaan telah mengutamakan kualitas atau mutu dalam setiap usaha
yang dilakukan. Didasarkan pada filsafah tersebut maka tujuan yang ingin
dicapai oleh PT. KOSOEMA NANDA PUTRA adalah :
a. Mengembangkan dan memperluas perusahaan tekstil dari
KOSOEMATEX menjadi PT. KOSOEMA NANDA PUTRA.
b. Memenuhi permintaan pasar domestik.
c. Membantu pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja.
d. Meningkatkan keterampilan tenaga lokal untuk menangani industri
tekstil dengan standar mutu internasional.
e. Melaksanakan salah satu model kerja sama antar bank pemerintah
dengan perusahaan swasta.
4. Struktur Organisasi Perusahaan, Tugas dan Wewenang
Sebagai sebuah perusahaan tekstil menengah, PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA tentu saja memiliki struktur organisasi yang tersusun
secara rapi. Dengan adanya struktur organisasi, maka PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA dapat melaksanakan setiap tugas dan wewenang dengan
penuh tanggung jawab. Struktur organisasi PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA menggunakan fungsional dengan ciri bawahan mendapat perintah
dari pejabat yang menguasai keahlian tertentu dan bertanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sepenuhnya pada ahli bidang masing-masing. Tujuan menggunakan
struktur organisasi yang menggunakan bentuk fungsional adalah agar
setiap karyawan mengetahui dengan jelas kepada siapa tugas dan tanggung
jawab diberikan. Selain itu, pembagian tugas dan tanggung jawab kepada
masing-masing karyawan jelas sehingga tidak terjadi kesimpang siuran.
Semua tersusun sesuai struktur garis/line yang ada. kekuasaan tertinggi
terletak pada Komisaris. Perusahaan dipimpin oleh Direktur. Direktur
membawahi Kepala Divisi, dan Kepala Divisi membawahi jajaran Kepala
Bagian. Adapun Struktur organisasinya sebagai berikut :
a. Komisaris
Tugas-tugas dari komisaris yaitu mengawasi perkembangan
perusahaan antara lain mengangkat dan memperhatikan direktur,
melaksanakan semua hal yang diamanati dalam keputusan yang telah
diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. Direktur
Perusahaan dipimpin oleh Direktur, yang mempunyai tugas antara
lain :
1) Bertanggung jawab atas semua aktivitas yang berkenaan dengan
operasional perusahaan.
2) Bertanggung jawab atas kebijaksanaan yang berhubungan
dengan pembuatan, perencanaan perusahaan, dan
pelaksanaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Bertanggung jawab selalu menjaga dan mempertahankan
aktivitas efisiensi struktur organisasi.
4) Bertanggung jawab melaporkan semua rencana atau program
kerja dan hasil dari pelaksanaanya dibidang operational kepada
Komisaris.
c. Kepala Divisi
Tugas-tugas dilaksanakan oleh Kepala Divisi antara lain :
1) Bertanggung jawab kepada Direktur atas pelaksanaan kegiatan
operasional sehari-hari.
2) Membantu Direktur dalam mengelola dan mengkoordinasikan
manajemen perusahan khususnya sumber daya manusia.
3) Melakukan koordinasi kerja dengan Kepala Bagian dalam
pembinaan manajemen perusahan khususnya pengembangan
sumber daya manusia.
d. Bagian Personalia dan Umum (HRD)
Dipimpin oleh Kepala Bagian Personalia dan Umum yang
mempunyai empat seksi, yaitu :
1) Seksi Umum
Bagian ini mempunyai tugas-tugas yaitu bertanggung jawab
atas semua kegiatan dan administrasi perusahan. Bagian ini
bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan meliputi
sirkulasi uang dalam setiap bagian, analisis pajak penghasilan dan
karyawan serta penentuan harga produk. Tugas tersbut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a) Memperkirakan jumlah karyawan yang diperlukan oleh
perusahaan, menyeleksi, dan mengatur penempatannya.
b) Memelihara kesehatan karyawan dengan mengawasi poliklinik
yang telah tersedia.
2) Seksi Penggajian
Bagian ini mempunyai tugas yaitu melakukan koordinasi dan
pendataan terhadap karyawan, yang meliputi :
a) Mengecek absensi karyawan.
b) Membuat data - data penggajian serta pelaksanaan pemberian
gaji karyawan.
3) Seksi Kendaraan
Bagian ini mempunyai tugas - tugas yaitu bertanggung jawab
atas semua kegiatan dan kelancaran lingkungan perusahaan. Seksi
Kendaraan mempunyai tugas antara lain :
a) Mengatur pemakaian kendaraan serta pemeliharaanya.
b) Mengawasi keluar masuk kendaraan.
c) Mencatat dan mengawasi pemakaian bahan bakar dan minyak
pelumas kendaraan.
d) Mengurus kelengkapan surat - surat kendaraan.
e) Mengatur tugas - tugas pengemudi.
f) Pengaturan antar jemput karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Seksi Keamanan
Bagian ini mempunyai tugas antara lain :
a) Mengatur tugas dan bertanggung jawab keamanan pabrik
maupun lingkungan.
b) Mengurus kelancaran transportasi di lingkungan perusahaan.
e. Manager Produksi
Manager Produksi mempunyai tanggung jawab terhadap segala
hal yang berkaitan dengan proses produksi, dari pengolahan bahan
baku hingga menjadi barang jadi yang siap dikirimkan. Bagian ini
dipimpin oleh Manager Produksi yang bertindak sebagai perencana
dan pelaksana yang berhubungan dengan proses produksi meliput
jumlah yang dihasilkan, jenis yang dihasilkan dan kualitas dari hasil
produksi. Tugas Manager Produksi antara lain :
1) Mengkoordinasi semua kegiatan tenaga kerja yang ada pada bagian
produksi.
2) Membuat perintah produksi untuk setiap bagian proses produksi.
3) Mencatat kebutuhan bahan baku dan bahan penolong, jumlah
tenaga kerja dan sebagainya.
4) Mengawasi pembuatan barang serta menerima laporan dari setiap
pelaksana produksi.
Manager produksi membawahi empat seksi, yaitu :
a) Kepala Seksi Mekanik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Bagian ini bertugas menyiapkan bahan baku untuk penenuan,
dimana benang lucy dan benang pakan diatur sesuai dengan
rencana produksi. Bagian ini meliputi mesin pelat, mesin kelos,
mesin cucuk, dan mesin kanji.
b) Kepala Seksi Produksi
Bagian ini bertugas melakukan proses produksi yaitu
mengadakan pertenunan benang lucy dan benang pakan menjadi
kain grey hingga proses-proses inspeksi, dan juga menyangkut
penyempurnaan produk setengah jadi dari bagian pertemuan
sampai menjadi produk jadi, seperti penghaluasan dan pemutihan.
c) Kepala Seksi PPC
Bagian ini bertugas menerima dan menyimpan sekaligus
mengeluarkan bahan baku untuk diproses. Selain itu juga
menerima kain dari bagian tenun, mengepak, dan mengirimkan
kain tersebut ke konsumen. Dimana kepala Seksi PPC ini
membawahi Kepala Urusan Warping dan Sizing dan Kepala
Urusan Palet.
d) Kepala Seksi Utility dan Bengkel
Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab terhadap
kelancaran jalannya mesin produksi, menyiapkan mesin diesel,
penyediaan listrik serta merawat dan memperbaiki mesin-mesin
yang memasuki masa maintenance atau mesin yang rusak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dimana yang memang Kepala Seksi Utility dan bengkel ini
membawahi Kepala Urusan Utility dan Kepala Urusan Bengkel.
f. Kepala Seksi Akuntasi dan Keuangan
Kepala bagian ini bertanggung jawab terhadap administrasi
keuangan meliputi keuangan dalam setiap bagian. Atas pengendalian
dan pembukuan keluar masuk keuangan perusahaan menjadi tanggung
jawab dari bagian ini. Kepala Seksi Akuntansi dan Keuangan
membawahi 4 bagian, antara lain :
1) Urusan Akuntansi dan Keuangan
Kepala urusan akuntansi dan keuangan mempunyai tugas antara
lain :
a) Analisis internal kontrol organisasi.
b) Mencatat semua masalah keuangan perusahaan dalam menjalan
kan operasinya.
c) Pengawasan biaya produksi.
d) Perencanaan anggaran belanja perusahaan.
e) Membuat laporan neraca, laba rugi dan perpajakan.
2) Urusan Marketing
Kepala urusan marketing mempunyai tugas yaitu marketing /
pemasaran menawarkan order dengan ketentuan - ketentuan
kualitas dan kuantitas tertentu serta waktu penyelesaiannya. Dan
bagian pemasaran mempunyai tugas berkoordinasi dengan bagian
peroduksi dalam hal Seksi Gudang untuk mengetahu stok bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
baku yang tersedia sehingga dapat dibuat perencanaan produksi
yang sesuai dengan stok bahan baku.
3) Urusan Piutang Dagang
Kepala urusan piutang dagang mempunyai tugas yaitu:
a) Membuat laporan, memcatat pengeluaran / pemasukan kas
yang bersifat piutang perusahaan berdasarkan bukti yang
sesuai.
b) Membuat laporan, mencatat pengeluaran / pemasukan kas bank
perusahaan yang bersifat piutang perusahaan berdasarkan bukti
yang sesuai.
c) Membuat buku besar piutang perusahaan.
4) Urusan Hutang Dagang
Kepala Urusan Hutang Dagang mempunyai tugas yaitu :
a) Membuat laporan, mencatat pengeluaran / pemasukan kas yang
bersifat hutang perusahaan berdasarkan bukti yang sesuai.
b) Membuat laporan, mencatat pengeluaran / pemasukan kas bank
yang bersifat hutang prusahaan berdasarkan bukti yang sesuai.
c) Membuat buku besar hutang perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 3. 1
Struktur organisasi
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
Stru
ktur
org
anis
asi P
T. K
OSO
EM
A N
AN
DA
PU
TR
A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
5. Personalia
a. Manajemen sumber daya manusia.
Perusahaan tekstil merupakan perusahaan yang proses produksinya
membutuhkan banyak mesin tekstil. Apalagi proses produksi dari
perusahaan tekstil pada umumnya menggunakan mesin yang
diskontinyu yang artinya bahwa mesin yang satu dengan mesin yang
lainnya tidak saling berhubungan. Jadi setiap produk yang dihasilkan
dari satu mesin harus dibawah secara manual oleh operator untuk di
proses ke dalam mesin berikutnya.
Selain itu juga tergolong dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini
membuat perusahaan tekstil seperti PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
membutuhkan tenaga kerja yang banyak. PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA mempunyai sebuah kebijakan mengenai tenaga kerja yang
mereka butuhkan yaitu tenaga kerja yang akan masuk diutamakan
berasal dari lingkungan sekitar pabrik itu sendiri.
Hal ini merupakan usaha PT. KOSOEMA NANDA PUTRA dalam
mengurangi jumlah pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar. Masyarakat menganggap bahwa PT.
KOSOEMA NANDA PUTRA telah menjadi sumber mata pencarian
yang memberikan penghasilan rata-rata. Adapun jumlah karyawan
tetap secara keseluruhan pada PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
adalah 710 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Agar proses produksi dapat terlaksana dengan baik maka perlu
diadakan suatu penerimaan tenaga kerja yang selektif, menggunakan
tolak ukur faktor efisiensi kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mencari
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Para tenaga kerja / karyawan mendapat perhatian khusus dari
manajemen perusahaan agar mereka dapat bekerja secara harmonis,
mempunyai motivasi kerja yang tinggi guna memberikan kontribusi
yang optimal bagi perusahaan. Sejak awal berdirinya perusahaan telah
membentuk badan usaha bersama untuk membentuk dan membina
kesejahteraan karyawan.
Hingga saat ini untuk meningkatkan produktivitas kerja,
perusahaan PT. KOSOEMA NANDA PUTRA dari menejemennya
memaksimalkan yaitu :
1) Manusia
Untuk meningkatkan produktifitas pada manusia dengan
menggunakan training, training untuk menambah skill dan
mengetahui tenaga kerja. Dan juga perlu adanya aspek pembinaan
yang di terapkan agar munculnya peningkatan kedisiplinan pada
tenaga kerja, dan juga berlakunya sanksi pada pelanggaran agar tidak
terulang pelanggaran yang kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Material
Perlu adanya pemilihan dan penanganan material yang sesuai
agar penghasilan produk yang berkualitas pula, serta tetap
mempertahankan mutu yang ada.
3) Mesin
Adanya perawatan terhadap mesin, perlunya kehati - hatian
terhadap mesin agar dapat bekerja sebagaimana mestinya.
4) Metode Kerja
Metode kerja meliputi kecerdasan dalam berfikir, dan bertutur kata
pada manusia baik berasal dari training maupun pembinaan sehingga
tercipta suasana yang kondusif sehingga terciptanya produktivitas
kerja yang optimal.
5) Lingkungan
Pembinaan lingkungan yang kondusif sehingga terciptanya
produktivitas kerja yang optimal.
b. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja
Sistem pengupahan yang dilaksanakan PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA dapat dibedakan menjadi :
1) Sistem pengupahan harian, upah diperhitungkan secara harian dan
di berikan pada hari sabtu kepada karyawan harian.
2) Sistem pengupahan bulanan, upah diberikan sebulan sekali kepada
pimpinan perusahaan, bagian produksi, bagian administrasi,
keuangan, teknisi, dan mandor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Sistem pengupahan borongan, upah ini diberikan kepada karyawan
operator, seperti bagian kelos, likasan, dan bagian tenun.
c. Jam Kerja Karyawan
Dalam satu minggu karyawan bekerja selama 6 hari, dari setiap
harinya karyawan bekerja selama delapan jam, dengan waktu istirahat
1 jam. Tiap harinya jam kerja karyawan diatur dalam 3 shift. Sebagai
berikut :
1) Shift pertama antara pukul 07.00 - 15.00 WIB.
2) Shift kedua antara pukul 15.00 - 23.00 WIB.
3) Shift ketiga antara pukul 23.00 - 07.00 WIB.
d. Jaminan Sosial
Setiap perusahaan menghendaki para karyawannya dapat bekerja
dengan baik dan merasa aman di dalam perusahaan sehingga efisiensi
kerja benar-benar dapat terlaksana. Perusahaan perlu untuk
memberikan jaminan sosial ini juga merupakan suatu motivasi bagi
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
Jaminan sosial yang diberikan PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
berupa antara lain :
1) Bantuan pengobatan apabila terjadi kecelakaan kerja.
2) Pakaian kerja.
3) Tunjangan hari raya.
4) Asuransi tenaga kerja.
5) Dharmawisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
6) Premi ( tambahan upah ) bagi karyawan yang bekerja penuh.
Dengan adanya fasilitas jaminan sosial tersebut tentunya
perusahaan menghendaki para karyawannya dapat bekerja dengan
baik dan merasa aman di dalam perusahaan sehingga efisiensi kerja
benar -benar dapat terlaksana.
6. Proses Produksi
Dalam proses probuksi yang dilakukan oleh PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA dilakukan secara continue yang berarti bahwa mesin yang satu
dengan yang lain tidak saling berhubungan. Setiap produk yang di hasil
pada mesin harus di bawah secara manual oleh operator ke dalam mesin
berikutnya. Pada PT. KOSOEMA NANDA PUTRA terdapat 7 tahap
dalam melakukan proses produksi, yaitu :
a. Tahap pengelosan/warving
Proses yang di lakukan pada tahap ini adalah proses pembuatan
benang lucy. Benang lucy adalah serat yang membusur dari penampang
kain.caranya yaitu gulung benang pada cone-cone merupakan bahan
baku. Mula - mula di pasang pada mesin warving untuk dijadikan
gulungan - gulungan yang lebih besar yang disebut boom warving.
Setiap boom warving terdapat 596 helai benang untuk dijadikan kain
dengan lebar 115 cm. Jadi proses memerlukan enam cone. Pada mesin
warving ini di pasang spedometer yang berguna untuk mengukur
panjang benang. Setiap boom mempunyai panjang lucy sepanjang 1500
yard. Proses warving berfungsi menentukan kontruksi atau tebal tipis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
helai benang yang dapat menentukan kualitas benang yang akan di
tenun menjadi kain.
b. Tahap pemeletan
Pada tahap ini terjadi proses pembuatan benang pakan. Benang
pakan adalah serat yang melintang dari benang kain, prosesnya adalah
sebagai berikut :
1) Benang tenun tang masih didalam cone digulung pada pelet-pelet
dengan menggunakan mesin pelet.
2) Pelet yang berisi gulungan benang tenun ini kemudian ditempatkan
pada mesin tenun dalam teropong dan siap untuk diproses.
c. Tahap pengkanjian/seazing
Benang lucy yang telah melalui tahap warving menghasilkan dalam
boom-boom warving dimasukan dalam proses pengkanjian. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan benang yang kuat, kaku dan licin. Benang
lucy yang telah digunakan dalam boom-boom dimasukkan dalam mesin
kanji yang memuat lima buah boom yang setelah di oles dan di campur
dengan tertes. Na, acrilic, dan kendal. Proses ini memerlukan beberapa
saat untuk merendam benang tersebut. Hal dari proses pengkanjian ini
berupa boom-boom yang lebih kecil dari boom warving yang disebut
dengan boom tenum.
d. Tahap pencucukan/Reaching
Benang tenun yang telah selesai menjalani proses pengkajian, yang
terletak di dalam boom tenun yang kemudian dicucuk. Prises
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pencucukan ini meliputi kegiatan pemisahan utas-utas benang pada
boom tenun dengan menggunakan alat cucuk yang berupa jarum. Mesin
cucuk ini terdiri dari 2 alat yaitu gun dan sisir. Ujung benang yang tepi
di pindahkan kemudian di pasang kedalam gun. Gun adalah alat yang
berlubang kecil untuk memasang ujung atas benang. Gun tersebut
kemudian dimasukkan kedalam sisir. Sisir adalah alat yang terbuat dari
kawat kogam yang setiap jajaranya dilewati oleh dua utas benang.
Benang tenun pada boom yang ujungnya telah dilewati gun dan sisir
siap diproses dalam mesin tenun dengan comber rank. Comber rank
adalah semacam sisir yang terletak pada mesin tenun yang akan
bergerak naik turun jika mesin tenun digunakan.
e. Tahap penenunan/weaving
Pada tahap ini lucy di letakkan memanjang, sedangkan benang
pakan digunakan sebagai benang yang melintang. Ada pun
perbandingan benang lucy dengan benang pakan adalah 49% benang
lucy berbanding 51% benang pakan. Benang tenun lucy didalam boom
tenun yang telah siap untuk menjalani proses disilang dengan benang
tenun pakan yang terletak pada palet-palet teropong. Jika mesin di
gerakan dalam satu tahap, dua jarak benang lucy yang akan dimasuki
teropong. Ini terjadi pada yang membawah benang pakan. Gerakan
melintas pada teropong ini terjadi karena terdorong (picker dan stagtik)
yang terletak pada bagian samping mesin tenun. Jika mesin tenun
bergerak terus menerus maka proses penembakan teropong terjadai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
berulang-ulang, sementara jajaran benang lucy bergerak perlahan-lahan
memanjang. Dengan demikian akan diperoleh tenunan sebagai hasil
penyilangan benang lucy dengan benang pakan secara terus menerus
pada mesin tenun yang digerakkan.
f. Tahap inspeksi
Pada tahap ini, inspeksi dilakukan dengan cara penerawangan pada
kain Grey. Penerawangan dilakukan pada sebuah alat yang berbentuk
kaca dan di balik kaci tersebut terdapat lampu yang terang, dengan
penerangan lampu yang terang tersebut dapat meneliti apakah kain yang
di hasilkan dapat berkualitas dengan baik.
Ada pun beberapa kerusakan/kecacatan pada kain diantaranya :
1) Renggang pakan
2) Cacat pinggiran
3) Nabrak/ambrol
4) Sobek
5) Terkena noda/kotoran
6) Terkena oil
7) Rapat/tebal tipis
g. Tahap meding
Tahap meding merupakan suatu tahap dimana memperbaiki kain
yang cacat. Kain yang cacat dan masih bisa diperbaiki dilakukan oleh
operator-operator yang memperbaiki tanpa mesin (manual).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
h. Pelipatan dan pengukuran
Kain Grey hasil teunan tersebut dimasukkan kedalam mesin
penyelup yang berfungsi untuk memutihkan atau untuk membersikan
warna pada kain Grey sekaligus menghaluskan. Setelah itu kain Grey
dilipat dengan mesin pelipat. Kain hasil tenun berupa kain Grey
digulung dalam gulungan standar/bentuk ball. Ball tersebut dengan
ukuran panjang tertentu yaitu 1510 m kemudian dilipat. Kain Grey yang
telah dilipat ini merupakan kain Grey yang siap dipasarkan.
i. Gudang barang jadi
Kain yang telah dilipat kemudian dimasukkan kedalam gudang
sebelum dipasarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 3. 2
Gambar proses produksi kain Grey
Benang Rayon
Pemaletan Benang Rayon
Pengkajian / Seazing
Pencucukan /Reaching
Penenunan /weaving
Inspeksi
Meding
Pelipatan dan pengukuran
Gudang barang jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 3. 3
Proses produk kain Grey 30’s
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
7. Aspek Pemasaran
Hasil produksi dari perusahaan tekstil PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA adalah kain Grey yang merupakan bahan dasar dari sandang atau
pakaian. Perusahaan mengkonsentrasikan produknya pada jenis kain Grey
dengan pertimbangan bahwa kain Grey mengalami permintaan yang cukup
besar dan juga kain ini fleksibel karena merupakan jenis kain yang dapat
diolah kembali menjadi kain jenis lain.
Daerah pemasaran perusahaan tekstil PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA, produk dipasarkan untuk kebutuhan lokal terutama di pulau jawa.
Dengan jaringan pemasaran yang luas PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
tidak menemui hambatan untuk mendapatkan konsumen yang lebih
banyak lagi dari sebelumnya.
Proses penjualannya biasa dilayani dengan cara datang langsung ke
kantor pemasaran PT. KOSOEMA NANDA PUTRA. Untuk penjualan
yang di tujukan kepada pasar lokal wilayah pulau jawa dan biasanya juga
Kain Grey 30 ‘ s
Benang Pakan Benang Lucy
Ball Benang Kanji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
melalui hubungan jarak jauh dengan telekomunikasi telepone. Pembelian
di lakukan dengan satuan meter (m) dari 10.000 meter hingga lebih, sesuai
permintaan terhadap perusahaan. Daerah pemasaran PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA antara lain yaitu :
1. Jawa tengah : solo, semarang, pekalongan, magelang. Muntilan.
2. DIY : Sleman, Bantul, Yogyakarta.
3. Jawa Timur : Madiun, Surabaya, Mojokerto.
4. Jawa Barat : Bandung.
5. Jakarta
6. Bali
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan
oleh mahasiswa secara berkelompok dengan tujuan ke masyarakat atau
dunia kerja. Sasaran tempat pelaksanaan kegiatan magang adalah macam-
macam unit kegiatan menengah, operasi instansi pemerintah atau swasta
dan kelompok masyarakat umum. Adapun bentuk kegiatan magang
meliputi praktek kerja, pendampingan, pelatihan, penyuluhan, pelaporan
dan lain-lain.
Sebelum melaksanakan kegiatan magang kerja, mahasiswa terlebih
dahulu dibekali dengan berbagai pengetahuan praktis, disamping
keahliannya dalam konsentrasi industri masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Tujuan Magang Kerja
Tujuan yang ingin dicapai dalam magang kerja adalah :
a. Sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
di DIII manajemen bisnis, khususnya pada mata kuliah pengendalian
kualitas.
b. Memberikan pengalaman sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai dunia kerja.
3. Pelaksanaan Magang Kerja
a. Pelaksanaan magang kerja
Waktu pelaksanaan magang kerja ini dibutuhkan waktu kurang lebih
dua bulan, yaitu dari tanggal 13 Februari sampai – 30 Maret 2012,
tempat pelaksanaan waktu magang :
1) Tempat
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA JL. Raya Karangdowo km.3
Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.
2) Waktu
Dari hari senin - jum'at mulai jam 08.00 - 15.00 dihari sabtu mulai
jam 08.00 - 12.00 dan di hari minggu libur.
b. Jadwal kegiatan magang
Jadwal kegiatan selama magang kerja di PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1) Mengamati peralatan yang di gunakan PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA.
2) Mengamati proses Pengelosan/warving dan pemeletan
3) Mangamati proses pengkanjian/Seazing dan pencucukan/Reaching
4) Mengamati proses penenunan/Weaving
5) Mengamati proses inspeksi dan meding
6) Mengamati proses pengukuran, pelipatan dan gudang barang jadi
Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan oleh penulis.
Melalui magang kerja diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan
teori-teori yang didapat dalam perkuliahan. Data yang diambil dari objek
penelitian digunakan sebagai bahan Tugas Akhir berupa data produk
rusak pada kain grey, yang kemudian akan dianalisis dengan
menggunakan metode statistikal quality control atau pengawasan kualitas
secara statistik yaitu dengan metode c-chart.
C. Pembahasan Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. KOSOEMA NANDA
PUTRA maka dilakukan pembahasan mengenai pengendalian kualitas dengan
menggunakan metode c-chart. Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
menentukan apakah kerusakan kain grey yang terjadi dalam proses produksi
masih dalam batas kendali atau tidak. Dan dalam analisis ini disertai diagram
pareto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1. Analisis C-chart
Bagan pengendalian c-chart digunakan untuk mengadakan
pengujian terhadap kualitas produk yang mengetahui banyaknya jumlah
produk yang rusak dan untuk mengetahui apakah ada kerusakan produk
yang masih dalam batas kendali apa tidak. Untuk itu mengetahui hal
tersebut penulis mengadakan perhitungan yaitu dengan metode c-chart.
Metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk
yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 3.1
Data Kerusakan Kain Grey
Di PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
Tahun 2011 – 2012
NO BULAN Jumlah Produksi
(m)
Jumlah produksi rusak
(m)
1 MARET 2011 1.730.379 34.608
2 APRIL 2011 1.670.021 33.400
3 MEI 2011 1.723.810 34.476
4 JUNI 2011 1.668.120 33.362
5 JULI 2011 1.722.746 34.455
6 AGUSTUS 2011 1.503.437 30.069
7 SEPTEMBER 2011 1.559.471 31.189
8 OKTOBER 2011 1.726.125 34.525
9 NOVEMBER 2011 1.613.476 32.270
10 DESEMBER 2011 1.718.057 34.361
11 JANUARI 2012 1.669.225 33.385
12 FEBRUARI 2012 1.612.655 32.253
Jumlah 19.917.522 398.353
Sumber : bagian produksi PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Data di atas dilakukan dengan menggunakan metode c-chart dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Mencari rata-rata kerusakan :
= 33.196,08 m
Rata – rata produk pada peta kendali c-chart adalah membantu garis
center line (CL). Rata-rata kerusakan produk sebagian besar 33.196,12
merupakan kondisi kerusakan yang ideal bagi perusahaan, karena jumlah
kerusakan yang berkisar diantara garis center line baik di atas maupun di
bawah garis center line adalah kondisi yang wajar.
b. Menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1) Batas kendali atas (UCL)
UCL = cc 3+
= 33.196,08 + 3
= 33.196,08 + 3 (182.19)
= 33.196 + 546,49
= 33.742,68 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Batas kendali bawah (LCL)
LCL = cc 3-
= 33.196,08 - 3
= 33.196,08 - 3 (182.19)
= 33.196 - 546,49
LCL = 32.649,49 m
c. Analisis C-chart dengan menggunakan POM for windows
Tabel 3. 2
Kerusakan Kain Grey Tahun 2011 – 2012
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar 3. 4
Grafik C-chart Kerusakan Kain Grey Tahun 2011-2012
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
Berdasarkan grafik diatas hasil perhitungan dengan analisis C-chart
menunjukkan bahwa untuk kain grey pada bulan Maret 2011 – Februari
2012, secara umum dapat diketahui bahwa produk kain grey sebagian
besar masih berada di luar batas pengendalian (Out of control), kecuali
pada bulan April 2011, Juni 2011 dan Januari 2012 yang berada di batas
pengendalian (In control).
Berdasarkan tabel tersebut pada bulan Maret, Mei, Juli, Agustus,
September, Oktober, November, Desember dan Februari 2012 kerusakan
yang paling besar adalah putus pakan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kerusakan putus pakan yang menyebabkan produk
kain grey berada di luar batas pengendalian (Out Of Control).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dengan demikian perusahaan perlu melakukan tindakan perbaikan
atau koreksi kembali terhadap kain grey agar tidak ada lagi produk yang
Out Of Control.
d. Analisis diagram pareto
Diagram pareto merupakan metode untuk mencari sumber kesalahan,
masalah atau kerusakan produk untuk membantu memusatkan perhatian
pada penyelesaian masalah. Diagram pareto menyatakan bahwa 80%
permasalahan yang terdapat pada perusahaan merupakan hasil dari
penyebab yang hanya 20% (Render Haizer, 2005:266).
Adapun langkah-langkah pembuatan diagram pareto menurut Render
Haizer (2005:266) adalah sebagai berikut :
1) Menentukan presentase untuk setiap jenis kerusakan, misalnya terdapat
kerusakan A, B, C, dan D yang jumlahnya masing-masing sebesar a%,
b%, c% dan d%.
2) Membuat Diagram Pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan yang
jumlahnya paling besar ke jumlah yang paling kecil dari kiri ke kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 3. 3
Jenis Kerusakan Produk Kain Grey
PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
Jenis kerusakan Jumlah kerusakan
M
Persentase kerusakan
%
Putus pakan
Rapat / tebal tipis
Renggang pakan
Cacat pinggiran
Terkena noda
94.000
86.000
80.000
73.353
65.000
23.59%
21.38%
20.08%
18.41%
16.31%
Sumber : bagian produksi PT. KOSOEMA NANDA PUTRA
tahun 2011 – 2012
Perhitungan Persentase jenis kerusakan
a) Putus pakan
=
= 23.60%
b) Rapat / tebal tipis
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
= 21.59%
c) Renggang pakan
=
= 20.08%
d) Cacat pinggiran
=
= 18.41%
e) Terkena noda
=
= 16.32%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 3.5
Diagram Pareto Tingkat Kerusakan Kain Grey
Berdasarkan hasil perhitungan dari diagram pareto diatas
menunjukkan bahwa kerusakan pada proses produksi kain grey tahun
2011 – 2012 terdapat lima jenis, yaitu :
(1) Kerusakan yang paling besar adalah putus pakan yaitu sebesar
23.59%.
(2) Kerusakan kedua ialah rapat atau tebal tipis, yaitu sebesar 21.58%
(3) Kerusakan ketiga adalah renggang pakan, yaitu sebesar 20.08%
(4) Kerusakan keempat adalah cacat pinggiran pada kain, yaitu sebesar
18.41%
(5) Kerusakan terkecil adalah terkena noda, yaitu 16.31%
Diagram Pareto
0
5
10
15
20
25
Putus pakan Rapat / tebaltipis
Renggangpakan
Cacat pinggir Terkenanoda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
e. Diagram sebab akibat (fish bone charts)
Diagram sebab akibat merupakan salah satu dari banyak alat yang
dapat membantu mengidentifikasi lokasi yang mungkin dari terjadinya
masalah – masalah mutu dan lokasi pemeriksaan. Diagram sebab akibat
juga disebut diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (Render dan
Haizer , 2005:265). Tujuan dari penggunaan diagram sebab akibat yaitu
untuk mengidentifikasi kesalahan sehari-hari dari pengendalian
mutu.diagram sebab akibat juga digunakan untuk penelusuran akar
penyebab terjadinya masalah aktif (Render dan Haizer, 2005:265).
Menurut pembahasan sebelumnya muncul permasalahan-
permasalahan dalam memproduksi kain grey, dengan diagram sebab akibat
dapat dicari penyebab-penyebab permasalahan yang muncul dalam upaya
pengendalian kain grey di PT. KOSOEMA NANDA PUTRA. Berikut ini
beberapa permasalahan yang dapat penulis ambil dari banyaknya
kerusakan dan penulis juga akan menjelaskan secara mendalam mengenai
permasalahan kualitas tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar 3. 6
Diagram sebab akibat
Dari diagram sebab akibat dapat dijelaskan mengenai permasalahan
yang muncul dari upaya pengendalian kualitas. Secara garis besar
penjelasan masing-masing permasalahan adalah sebagai berikut. :
Produk Cacat
Manusia
Mesin
Lingkungan
Kurang konsentrasi
Kelelahan
Kurang tenaga ahli
Kurangnya perawatan secara rutin
Usia mesin tua
Debu dan
kotoran
Temperatur tidak akurat
Formula pengkajian kurang tepat
Kualitas benang kurang baik
Material
Penyetingan mesin
Kurangnya pengawasan karyawan dan mesin
Metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1) Metode
Metode juga sangat penting dalam mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan. Penyetingan mesin yang tidak tepat akan
menimbulkan kualitas produk tidak sesuai yang diinginkan bahkan
akan dapat menyebabkan produk cacat. Selain itu, pengawasan
terhadap karyawan dan mesin juga dapat menyebabkan kualitas
produk menurun.
2) Manusia
Manusia merupakan faktor dominan yang menyebabkan kecacatan
pada produk, karena kurangnya tenaga ahli pada sebuah perusahaan
dapat mengakibatkan kualitas produk yang dihasilkan rendah,
kurangnya konsentrasi dan kelelahan karyawan pada saat bekerja juga
akan mempengaruhi kualitas produk tersebut.
3) Lingkungan
Lingkungan perusahaan juga mempengaruhi terhadap kondisi bahan
baku karena temperatur yang berubah-ubah dapat menyebabkan
benang mudah putus dan pada umumnya kondisi pabrik tekstil
memang berdebu dan kotor namun upaya untuk meminimumkan
kondisi tersebut harus ditingkatkan karena apabila tidak segera diatasi
maka akan banyak hasil produk yang akan rusak.
4) Material
Material atau bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses produksi. Dari bahan baku ini pula dapat diketahui kualitas kain
grey yang dihasilkan. Apabila bahan baku benang yang digunakan
kurang baik maka akan dapat menyebabkan kecacatan produk dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
selain itu juga dapat mengganggu proses produksi seperti banyaknya
benang yang putus.
5) Mesin
Mesin yang sudah tua adalah penyebab utama kecacatan produk yang
dihasilkan dan akan memperlambat proses produksi karena mesinnya
sudah tua akan sering mengalami macet. Hal ini juga dikarenakan
kurangnya perawatan yang dilakukan secara rutin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab III mengenai pengendalian kualitas
dengan menggunakan metode C-chart pada kain grey pada PT. KOSOEMA
NANDA PUTRA, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Dari analisis C-chart pada tahun 2011 – 2012 dapat diketahui bahwa rata-
rata kerusakan produk yang terjadi pada tahun 2011 – 2012 adalah sebesar
33.196,08 kemudian untuk batas kendali atas (UCL) adalah sebesar
33.742,68 dan batas kendali bawah (LCL) adalah sebesar 32.649,49.
Berdasarkan perhitungan dengan analisis C-chart pada tahun 2011 – 2012
dapat diketahui hampir semua kerusakan di luar batas kendali kecuali
bulan April 2011, Juni 2011, dan Januari 2012. Kerusakan yang paling
besar adalah putus pakan yang menyebabkan kerusakan di luar batas
kendali.
2. Berdasarkan analisis diagram pareto dapat diketahui tingkat kerusakan
yang paling besar adalah pada jenis putus pakan yaitu sebanyak 94.000 m
atau 23.59% dari total jenis kerusakan produk, kerusakan produk terbesar
kedua adalah rapat atau tebal tipis yaitu sebanyak 86.000 m atau 21.58%,
kerusakan ketiga adalah renggang pakan yaitu sebanyak 80.000 m atau
20.08%, kerusakan keempat adalah cacat pinggiran yaitu sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
73.353,52 m atau 18.41% dan kerusakan terkecil adalah terkena noda
sebanyak 65.000 m atau 16.31% dari kerusakan produk
3. Dari analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor-faktor penyebab
kerusakan pada PT. KOSOEMA NANDA PUTRA yaitu kurangnya
perhatian perawatan pemeliharaan dan pergantian spare part terhadap
mesin yang digunakan. Masalah ini merupakan masalah yang paling
banyak dihadapi oleh perusahaan tekstil pada umumnya, karena masalah
biaya untuk membeli mesin dengan teknologi yang baru, juga masih
kurangnya pelatihan-pelatihan kerja dan keterampilan terhadap karyawan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian
yang telah dikemukakan diatas maka peneliti memberikan saran yang
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak perusahaan untuk
menentukan langkah lebih mengenai pengendalian kualitas :
1. Pengendalian kualitas yang dilakukan selama tahun 2011 – 2012 masih
kurang baik. Terbukti hanya bulan April 2011, Juni 2011 dan Januari 2012
yang berada di dalam batas kendali. Dengan demikian perusahaan harus
melakukan koreksi terhadap produk kain grey agar produk yang dihasilkan
dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
2. Berdasarkan diagram pareto kerusakan yang paling besar adalah putus
pakan sebesar 23.69% dengan demikian perusahaan perlu menekan jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
kerusakan putus pakan menjadi sekecil mungkin agar dapat meminimalkan
kerusakan pada proses produksi.
3. Perlunya peningkatan perawatan mesin secara berkala terhadap mesin-
mesin produksi serta penggantian pada komponen mesin yang telah aus
ataupun rusak, sehingga akan mengefisiensikan proses produksi dan
mencegah kerusakan mesin. Sehingga disamping mesin produksi dapat
bertahan lama dapat pula dihindarkan kerugian akibat kerusakan tersebut.
Selain itu perusahaan juga perlu menambahkan pelatihan-pelatihan kerja
dan keterampilan terhadap karyawan agar karyawan lebih terampil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Perencanaan Sistem Produksi. Edisi Revisi,
Catatan kesepuluh. Yogyakarta : BPFE UGM
Ariani, Dorotea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Jakarta : Penerbit
Andi
Griffin, Ricky. 2004. Manajemen.Jakarta : Erlangga
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Reset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Erlangga
Render, Barry dan Jay Haizer. 2005.Manajemen Operasi. Edisi ketujuh.
Bandung : Salemba Empat.
Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonomi FE UII:
Yogyakarta