Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
DIKTAT PENGANTAR SKRIPSI
MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
Oleh
I Ketut Wijaya
(Dipergunakan di lingkungan sendiri sebagai
pegangan mata kuliah Pengantar Skripsi)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DESEMBER 2017
ii
KATA PENGANTAR
Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Diktat Pengantar Skripsi ini yang
sangat sederhana ini dalam waktu singkat.
Diktat Pengantar Skripsi ini diambil dari beberapa Diktat Pengantar
Skripsi dengan beberapa pengarang. Diktat ini disajikan untuk
mahasiswa DI Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana Bukit
Jimbaran, terbatas pada cara praktis dan sangat sederhana dalam
mempelajari Diktat Pengantar Skripsi. Materi dalam diktat pedoman
Diktat Pengantar Skripsi ini juga tidak terlalu mendalam dan sangatlah
dangkal serta sangat perlu perubahan disetiap saat diperlukan.
Pedoman pada diktat ini disusun sebagai pegangan dan dipakai
dikalangan sendiri. Penyusun pedoman Diktat Pengantar Skripsi sangat
berterimakasih kepada teman-teman dan pegawai di jurusan yang telah
banyak membantu dalam terselesainya diktat pedoman ini.
Diktat pedoman ini diharapkan banyak membantu mahasiswa di Jurusan
Teknik Elektro dalam kaitan menyelesaikan tugas di bidang Diktat
Pengantar Skripsi.
Bukit Jimmbaran, Desember 2017 Penyusun
I Ketut Wijaya
iii
Kontrak Perkuliahan
1 Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Jumlah SKS
Semester
: Pengantar Skripsi
: TE
: 2 SKS
: 1
2 Manfaat Mata Kuliah : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar
dari : Pengantar Skripsi
3 Diskripsi Mata Kuliah : Kegiatan kuliah Pengantar Skripsi dilakukan
secara berkesinambungan antara teori dan
tugas yang diberikan
4 Standar Kopetensi : Pengantar Skripsi diberikan secara
terstruktur yang diselesaikan dalam satu
semester dengan 2 SKS
5 Kopetensi Dasar : Mampu memahami teori-teori dasar dalam
penerapan dan mempraktikan dalam tugas
yang diberikan
6 Strategi Perkuliahan : Menggunakan strategi Student Centred
Learning (STL) dengan memberikan
beberapa topik yang dibahas mahasiswa
secara berkelompok ataupun perorangan
7 Materi Pokok : Materi bahan-bahan yang dipergunakan
pada pemberian kuliah dan tugas
8 Buku Bacaan : Buku-buku yang berkaitan dengan materi
bahan-bahan yang dipergunakan pada
penyelesaian tugas dengan Pengantar
Skripsi
9 Tugas-tugas : Yang berkaitan dengan hubungan Statistik
dan aplikasi pada penerapan Pengantar
Skripsi
10 Kreteria Penilaian : Penilaian berdasarkan kontrak perkuliahan
dengan mahasiswa dengan bobot 60% nilai
perkuliahan dan 40% nilai tugas-tugas
11 Rancangan Acara
Perkuliahan
: Perkuliahan dilakukan secara menyeluruh
sebanyak 16 kali pertemuan dengan 2 SKS
teori dan tugas-tugas yang diserahkan pada
minggu berikutnya
Wakil Mahasiswa Bukit Jimbaran, Desember 2017
Pengampu
iv
SAP (Satuan Acara Perkuliahan)
No Kompetensi Dasar Indikator Capaian Materi Pokok
1 2 3 4
1 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Sistematika
Penulisan Skripsi
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimplementasikan
perspektif tentang
Sistematika Penulisan
Skripsi
2. Menganalisis Teori
Sistematika Penulisan
Skripsi
1. Pengertian
tentang Teori
Sistematika
Penulisan
Skripsi
2. Mampu
memahami
tentang teori
Sistematika
Penulisan
Skripsi yang
diberikan.
2 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Tinjauan Melalui
Struktur Skripsi
.
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimlementasikan
perspektif tentang
Tinjauan Melalui
Struktur Skripsi
2. Menganalisis Tinjauan
Melalui Struktur
Skripsi
1. Pengertian
tentang
Tinjauan
Melalui
Struktur
Skripsi
2. Mampu
memahami
tentang
Tinjauan
Melalui
Struktur
Skripsi 3 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Bahasa, Format,
Dan Tatatulis
Skripsi
Setelah mengikuti
perkuliahan ini, mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Mengimlementasikan
perspektif tentang Bahasa, Format, Dan
Tatatulis Skripsi
2. Menganalisis Tentang
Bahasa, Format, Dan
Tatatulis Skrips
1. Pengertian
tentang Bahasa,
Format, Dan
Tatatulis
Skripsi
2. Mampu
memahami
tentang Bahasa,
Format, Dan
Tatatulis
Skripsi
v
4 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Pengertian Skripsi
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimlementasikan
perspektif tentang
Pengertian Skripsi
2. Menganalisis
Pengertian Skripsi
1. Pengertian tentang
Pengertian
Skripsi.
2. Mampu
memahami
Pengertian
Skripsi
5 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Persyaratan
Akademik,
Administratif, Dan
Pembimbing
.
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimlementasikan
perspektif tentang
Persyaratan
Akademik,
Administratif, Dan
Pembimbing.
2. Menganalisis tentang
Persyaratan
Akademik,
Administratif, Dan
Pembimbing.
1. Pengertian tentang
Persyaratan
Akademik,
Administratif,
Dan
Pembimbing.
2. Mampu
memahami
Persyaratan
Akademik,
Administratif,
Dan
Pembimbing.
6 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Prosedur
Penyusunan Skripsi
.
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimlementasikan perspektif tentang
Prosedur Penyusunan
Skripsi
2. Menganalisis Prosedur
Penyusunan Skripsi
1. Pengertian
Prosedur
Penyusunan
Skripsi 2. Mampu
memahami
Prosedur
Penyusunan
Skripsi
7 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Kode Etik Dan
Penulisan Rujukan
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimlementasikan
perspektif tentang
1. Pengertian
tentang Kode
Etik Dan
Penulisan Rujukan
2. Mampu
vi
Kode Etik Dan
Penulisan Rujukan
2. Menganalisis Kode
Etik Dan Penulisan
Rujukan
memahami
Kode Etik Dan
Penulisan
Rujukan
8 Mendeskripsikan
perspektif tentang
Studi Literatur,
Analisis
Dan Sintesis
Setelah mengikuti
perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Mengimlementasikan
perspektif tentang
Studi Literatur,
Analisis Dan Sintesis
2. Menganalisis Studi
Literatur, Analisis
Dan Sintesis
1. Pengertian
tentang Studi
Literatur,
Analisis
Dan Sintesis
2. Mampu
memahami
Studi
Literatur,
Analisis
Dan Sintesis
vii
DAFTAR ISI
Lembar Judul ................................................................................. i
HalamanPengesahan ...................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................... iii
Kontrak Perkuliahan ...................................................................... iv
SAP ................................................................................................ v
BAB I. Sistematika Penulisan Laporan Skripsi ........................... 1
BAB II. Tinjauan Melalui Struktur Skripsi ................................. 6
BAB III. Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skripsi ......................... 10
BAB IV. Pengertian Skripsi ......................................................... 22
BAB V. Persyaratan Akademik, Administratif, Dan
Pembimbing .................................................................. 24
BAB VI. Prosedur Penyusunan Skripsi ....................................... 26
BAB VII. Kode Etik Dan Penulisan Rujukan ............................. 30
BAB VIII. Studi Literatur, Analisis Dan Sintesi ......................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 37
1
BAB I
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN SKRIPSI
1.1 Sistematika Penulisan Skripsi
Bagi seorang mahasiswa, penulisan skripsi merupakan tugas yang
mungkin sangat memberatkan. Mulai dari menyusun proposal,
melakukan observasi, melaporkan dan meminta arahan dosen
pembimbing, dan sampai pada ujian skrips itu sendiri.
Dalam menulis skripsi, seorang mahasiswa harus memperhatikan tata
tulis skripsi itu sendiri dengan sebaik dan seteliti mungkin. Berikut ini,
adalah sistematikan/tata tulis laporan penelitian/skripsi;
1 Judul
2 Abstrak (berisi ringkasan dari laporan, hasil penelitian,
kesimpulan, dan saran)
3 Kata Pengantar
4 Daftar Isi, tabel, gambar, tabel lampiran
5 Bab I
a) Latar Belakang
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan Penelitian
d) Manfaat Penelitian
e) Definisi Operasional/Variabel
f) Asumsi dan Keterbatasan (kekurangan saat melakukan
penlitian)
6. Bab II a) Landasan Teori/Kajian Pustaka
b) Teori-teori yang relevan dengan variable/masalah yang
diteliti
c) Teori-teori yang relevan dengan aspek-aspek yang diteliti
d) Hasil Penelitian yang Relevan dengan yang dilakukan oleh
Peneliti Lain
7. Bab III a) Populasi dan Sampel/Subyek Penelitian
b) Metode Pengumpulan Data (wawancar, tes, observasi, dll.)
c) Tekhnik Pengelolaan Data/Analisis Data
2
d) Pengembangan Instrumen
8. Bab IV a) Penyajian Data (tabel, grafik, dll.)
b) Analisis Data
c) Interpretasi Hasil Analisis Data
9. Bab V Kesimpulan dan Saran (jawaban berdasarkan rumusan masalah)
Keterangan Tata Penulisan (cetakan print out)
a) Daftar Pustaka, abstrak, kutipan, tabel, ringkasan ditulis 1
spasi
b) Lampiran isinya : instrument-instrumen, data-data, kuesioner
c) Kertas yang digunakan kwarto 80 gram
d) Sampul menggunakan kertas buffalo/linen/hardcover dengan
disertakan tahun waktu laporan
e) Pengetikan menggunakn huruf Times New Roman ukuran 12
dan menggunakan 2 spasi
f) Paragraf first line dengan menjorok jauhnya 5 karakter
g) Top margin (atas) : 4 cm
h) Bottom margin (bawah) : 3 cm
i) Right margin (kanan) : 3 cm
j) Left margin : 4 cm
k) Pengetikan bab menggunakan huruf capital (contoh : BAB I)
tanpa titik
1.2 Tujuan Penyusunan Skripsi
Penyusunan skripsi bertujuan memantapkan wawasan pengetahuan
dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan kegiatan ilmiah, dengan
cara memberi kesempatan memformulasikan ide, konsep, pola berpikir,
dan kreativitas yang dikemas secara komprehensif, dan
mengkomunikasikan dalam format yang lazim digunakan di kalangan
masyarakat ilmiah.
1.3 Persyaratan
Mahasiswa yang mengajukan usulan penyusunan skripsi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) Telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 110 sks.
2) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00.
3
3) Mendapat rekomendasi dari ketua program studi.
1.4 Etika Penyusunan Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa diharapkan berkualitas tinggi dari
sudut keilmuan dan memenuhi persyaratan administratif yang ditentukan
serta standar etika akademik, baik proses maupun produknya.
Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu dipenuhi oleh
mahasiswa, antara lain, sebagai berikut ;
1. Kejujuran akademik, yang tercerminkan dalam;
a. Karya yang disusun benar-benar merupakan karyanya sendiri,
bukan hasil jiplakan (plagiasi) seluruh ataupun sebagian.
b. Dicantumkannya secara jelas semua referensi yang digunakan
sebagai bahan kajian, dan menunjukkan izin pencantuman atau
penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).
c. Disusunnya tugas akhir sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk menerima kritik atau masukan
demi peningkatan kualitas hasil kajian.
3. Tidak memaksa dan merugikan subjek penelitian.
4. Menjaga kerahasiaan dan keamanan subjek penelitian, yaitu
dengan tidak mempublikasikan nama dan identitas subjek yang
sebenarnya, kecuali seizin yang bersangkutan.
1.5 Penelitian Historis
Paling tidak ada tujuh permasalahan yang berkaitan dengan tata tulis
tugas akhir skripsi penelitian historis. Ketujuh permasalahan tersebut
adalah ukuran dan macam kertas, cara pengetikan, margin, nomor
halaman, halaman judul, footnote dan daftar pustaka. Untuk lebih
jelasnya disampaikan satu persatu.
1. Ukuran dan Macam Kertas
Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS ukuran kuarto
80 gram.
2. Cara Pengetikan
Uraian diketik dengan jarak 2 spasi dengan font Times New
Roman 12. Setiap alinea baru dimulai setelah tujuh ketikan
kosong. Cara pengetikan kutipan langsung, bila kurang dari lima
baris, maka penulisannya langsung dalam barisan kalimat
dengan menggunakan tanda kutip ganda untuk membedakan
antara kalimat penulis dengan kalimat hasil kutipan.
Untuk kutipan langsung yang lebih dari lima baris maka :
4
a. Kutipan ditulis terpisah dari barisan kalimat, ditulis pada
garis baru dengan jarak empat ketikan kosong dari sisi
margin.
b. Kutipan ditulis dengan jarak 1 spasi.
c. Kutipan tidak perlu menggunakan tanda kutip di awal dan
akhir kutipan.
Kutipan langsung yang terlalu panjang dapat dipersingkat (dibuang
sebagian), dengan catatan :
a. Tidak boleh mengganti kata-kata atau kalimat-kalimat dengan
kata atau kalimat kita sendiri.
b. Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah.
c. Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan, diganti dengan tanda
titik sebanyak tiga buah (. . .).
3. Margin
Margin sebelah atas dan kiri masing-masing 4 cm, sebelah
kanan dan bawah masing-masing 3 cm.
4. Nomor Halaman
Halaman pada bagian awal diberi nomor angka Romawi kecil (i,
ii, iii, dan seterusnya). Nomor halaman bagian isi, untuk
halaman yang berisi judul bab ditulis ditengah-tengah halaman
bagian bawah dengan jarak kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah
dengan menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst). Untuk halaman
yang tidak berisi judul bab ditulis di bagian atas sebelah kanan
dengan jarak kira-kira 1,5 cm dari tepi atas dan 3,5 cm dari tepi
kanan.
5. Halaman Judul
Judul ditulis kira-kira 5 cm dari tepi atas dengan huruf kapital.
Di bawah judul kira-kira 2,5 cm ditulis skripsi dengan huruf
kapital. Sekitar 3 cm di bawahnya diberi keterangan “Diajukan
untuk dipertahankan dalam ujian mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah/Sarjana Sastra”. Di
bawahnya sekitar 4 cm ditulis kata “oleh” dengan menggunakan
huruf kecil. Pada jarak 2,5 cm di bawahnya ditulis nama
penyusun dengan menggunakan huruf kapital, di bawahnya
disertakan nomor induk mahasiswa. Di bawahnya sekitar 5-7 cm
dituliskan FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO BUKIT JIMBARAN, dan tahun skripsi tersebut
diselesaikan. Contoh terlampir.
5
6. Footnote
Penulisan footnote sebagai berikut : nama pengarang tanpa
dibalik. judul buku. Kota terbit : Penerbit, tahun terbit, hlm.
Nama pengarang tanpa dibalik, “judul artikel”, dalam nama
pengarang, judul buku. kota terbit : penerbit, tahun terbit, hlm.
Ibid (ibidem), menunjukkan bahwa sumber kutipan dalam tulisan
sama dengan kutipan yang telah mendahuluinya secara langsung.
Op.cit. menunjukkan sumber kutipan dalam tulisan sama dengan
sumber kutipan yang mendahuluinya tetapi telah diselingi dengan
sumber lain yang halamannya berbeda.
Loc.cit. menunjukkan sumber kutipan sama dengan sumber
kutipan yang telah mendahuluinya, halamannya juga sama, tetapi
telah diselingi oleh sumber-sumber yang lain.
6
BAB II
TINJAUAN MELALUI STRUKTUR SKRIPSI
Struktur tugas akhir skripsi terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir.
Uraian secara rinci, sebagai berikut ;
2.1 Bagian awal
Bagian awal skripsi terdiri atas:
1. Halaman sampul memuat hal-hal sebagai berikut: judul, maksud
penulisan, lambang UNUD, nama dan nomor mahasiswa, nama
program studi dan jurusan, nama fakultas, nama universitas, dan
tahun penyelesaian.
Halaman sampul berupa kertas tebal berwarna sesuai warna
bendera fakultas dan dibuat setelah skripsi diujikan dan
dinyatakan diterima (Contoh pada Lampiran 1).
2. Halaman antara berupa halaman putih kosong yang diletakkan di
antara sampul skripsi dan halaman judul. Halaman ini dibuat
setelah skripsi dinyatakan diterima.
3. Halaman judul memuat unsur yang sama dengan isi halaman
sampul (Contoh pada Lampiran 2).
4. Halaman persetujuan memuat pernyataan persetujuan
pembimbing bahwa skripsi yang disusun mahasiswa sudah layak
diujikan. Halaman ini diberi judul PERSETUJUAN (Contoh dapat
dilihat pada Lampiran ).
5. Halaman pernyataan berisi pernyataan mahasiswa bahwa skripsi
yang disusun benar-benar merupakan karyanya sendiri dan tanda
tangan penguji adalah asli, dengan disertai tanda tangan. Halaman
ini diberi judul PERNYATAAN (Contoh pada Lampiran ).
6. Halaman pengesahan memuat bukti pengesahan akademik oleh
tim penguji dan administratif oleh dekan fakultas. Unsur-unsur
yang ada dalam halaman ini adalah judul skripsi, nama penulis, dan
pernyataan pengesahan tim penguji serta dekan fakultas. Halaman
ini diberi judul PENGESAHAN.
Nama-nama tim penguji yang dicantumkan hanya yang benar-
benar hadir menguji. Pembimbing (pertama atau utama) bertindak
sebagai ketua tim penguji. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 4.
7. Halaman motto. Halaman ini tidak diberi judul, cukup
mencantumkan kata “Motto:”, disertai satu atau lebih kata-kata
mutiara, ayat-ayat dari Kitab Suci dan sebagainya yang selaras
dengan topik atau tema skripsi.
7
8. Halaman persembahan. Istilah persembahan lebih bersifat
penghalus dari hadiah atau pemberian. Dengan demikian, skripsi
dapat “dipersembahkan”kepada siapa saja yang dianggap memiliki
makna bagi penulisnya. Contoh: “Skripsi ini dipersembahkan
kepada atau untuk:” Ayahanda, Ibunda.
9. Halaman abstrak berisi abstrak skripsi. Abstrak skripsi ditulis
dalam tiga paragraf, dengan jarak antar baris satu spasi. Isi abstrak
secara keseluruhan maksimal berjumlah 200 kata. Paragraf pertama
berisi uraian singkat permasalahan dan tujuan penelitian. Paragraf
kedua memuat metode atau prosedur penelitian. Paragraf ketiga
berisi hasil penelitian.
Pada bagian bawah dicetak miring kata-kata kunci dari isi (topik,
tema) skripsi (Contoh dapat dilihat pada Lampiran 5).
10. Halaman kata pengantar berisi informasi secara garis besar
mengenai maksud penulisan skripsi serta ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi,
pejabat ataupun perorangan. Pejabat boleh disebutkan namanya
atau “kata antaran kesantunan” terhadapnya(Bapak/Ibu). Halaman
ini diberi judul KATA PENGANTAR.
11. Halaman daftar isi memuat seluruh isi skripsi, yaitu; halaman
sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pernyataan,
halaman pengesahan, dan halaman motto, halaman abastrak
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/daftar
gambar/daftar lampiran, judul bab dan subbab, serta daftar
pustaka. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 6.
12. Halaman daftar tabel dibuat jika di dalam skripsi terdapat
beberapa tabel (tiga lebih) memuat nomor urut dan judul tabel
serta halaman tempat tabel itu tercetak. Halaman ini diberi judul
DAFTAR TABEL.
13. Halaman daftar gambar dibuat jika di dalam skripsi terdapat
gambar, grafik, diagram, peta dan sebagainya, yang memuat
nomor urut dan judul gambar, grafik, diagram, peta dan
sebagainya serta halaman tempat gambar, grafik, diagram, peta
dan sebagainya itu tercetak. Halaman ini diberi judul DAFTAR
GAMBAR.
14. Halaman daftar lampiran dibuat jika di dalam skripsi terdapat
beberapa lampiran (tiga lebih), memuat nomor urut dan judul
lampiran serta halaman tempat lampiran itu tercetak. Halaman ini
diberi judul DAFTAR LAMPIRAN.
8
2.1 Bagian inti (isi)
Bagian ini merupakan isi skripsi yang terdiri atas bab-bab beserta
subbab dan anak subbabnya. Setiap bab diberi nomor urut dengan angka
romawi, dicetak dengan huruf besar seluruhnya, dan dituliskan di tengah
halaman atas simetris kiri-kanan.
Struktur bab dan isinya sangat tergantung pada jenis penelitian yang
dilakukan mahasiswa. Pada umumnya, struktur bagian isi, sebagai
berikut ;
1. Bab pendahuluan (BAB I); memuat:
a. Latar belakang yang menjelaskan rasional atau justifikasi arti
penting pemilihan permasalahan (topik) yang akan diteliti. Pada
latar belakang yang isinya memuat tentang tiga hal yaitu : umum,
isi masalah yang akan dibahas, dan terakhir adalah bagaimana
menganalisis masalah yang ada. Latar belakang tidak terlepas dari
judul yang akan dibahas dan pada latar belakang semua pengertian
dalam judul harus dijelaskan.
b. Identifikasi masalah yang berisi kajian berbagai masalah yang
relevan dengan ruang lingkup dan kedalaman topik penelitian
c. Pembatasan masalah, yaitu penetapan masalah (dari berbagai
masalah yang telah diidentifikasi) yang akan diteliti dengan
mempertimbangkan aspek metodologis, kelayakan lapangan
(kemungkinan untuk diteliti), dan keterbatasan yang ada pada
penulis untuk melakukannya, tanpa mengorbankan kebermaknaan
arti, konsep, atau topik yang diteliti.
d. Perumusan masalah, yaitu penegasan permasalahan yang akan
diteliti yang dinyatakan dalam kalimat tanya yang lugas dan jelas.
e. Tujuan penelitian yang menyatakan target yang akan dicapai
melalui penelitian yang akan dilakukan.
f. Kegunaan (manfaat) penelitian yang menjelaskan manfaat
temuan penelitian, baik bagi kepentingan teoretis maupun praktis.
2. Bab kerangka atau kajian teori (Bab II)
Bab ini berisi kajian (telaah) teori (dari literatur dan hasil penelitian)
yang relevan dengan permasalahan penelitian. Kajian teori dilakukan
dalam rangka menelaah aspek (konsep-konsep) atau variabel yang
akan diteliti, untuk menemukan jawaban teoritik terhadap
permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
9
Pada umumnya, kerangka atau kajain teori, mencakup:
a. Deskripsi teori dan hasil penelitian yang relevan yang menguraikan
teoriteori dan hasil penelitian yang berupa konsep-konsep dan
variabel serta definisinya, asumsi-asumsi, dan hubungan antar
variabel sesuai dengan judul penelitian yang dapat memperjelas
(menegaskan) apa yang akan diteliti.
b. Kerangka pikir yang berisikan gambaran logis bagaimana
variabelvariabel saling berhubungan (berkorelasi).
c. Hipotesis penelitian yang merupakan hasil sintesis (simpulan)
kajian teori. Hipotesis ini dirumuskan secara singkat, lugas, dan
jelas dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan mengenai hubungan
antar variabel.
Catatan:
Tidak semua penelitian memerlukan rumusan hipotesis, sehingga bagian
ini harus disesuaikan.
3. Bab metode penelitian (Bab III)
Bab ini menguraikan langkah-langkah penelitian, yang memuat hal-
hal sebagai berikut ;
a. Model atau metode penelitian dan desain (rancangan) penelitian
yang digunakan.
b. Sumber informasi (informan) atau subjek penelitian dan sampel
penelitian yang digunakan. Jika penelitian menggunakan sampel,
maka teknik pengambilan sampel dan alasannya perlu dijelaskan.
Dalam penelitian tindakan perlu dijelaskan pula siapa yang
menjadi “partisipan” penelitian (yang dikenai “tindakan”) dan
kolaborator penelitian (jika ada).
c. Lokasi penelitian, yang menunjuk pada tempat diselenggarakannya
penelitian dan alasan-alasan pemilihannya. Dalam penelitian yang
bersifat kualitatif, perlu dikemukakan prosedur memasuki lapangan
penelitian.
d. Teknik pengumpulan data yang digunakan disertai alasan
pemilihannya. Pada bagian ini dipaparkan pula instrumen
pengumpulan data yang digunakan dan proses penyusunannya. Jika
menggunakan alat ukur tes dan sejenisnya, maka perlu pula
disertakan uji instrumen tersebut (validitas, reliabilitas, indeks
kesulitan, daya beda, dan lain-lain).
e. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisi data disertai
alasan pemilihannya.
10
4.Bab hasil penelitian dan pembahasan (Bab IV)
Pada bab ini dipaparkan temuan-temuan yang diperoleh. Untuk
penelitian hipotetik (yang berhipotesis) dan kuantitatif, pemaparan
temuan dilakukan atas dasar rumusan hipotesis yang diajukan. Hasil
uji hipotesis kemudian dibahas (ditafsirkan maknanya seara
konseptual) disertai bahasan mengapa dan bagaimana hasil-hasil
penelitian itu terjadi. Untuk penelitian yang bersifat kualitatif, temuan
penelitian dipaparkan Pembahasan dilakukan manakala ada alasan
logis untuk membahas temuan.
5. Bab simpulan dan saran atau rangkuman (Bab V)
Pada bab ini dibuat simpulan hasil penelitian secara singkat, lugas,
tetapi mencakup. Pada penelitian tertentu yang tidak memerlukan ada
penyimpulan (penelitian “deskriptif”) yang dibuat bisa hanya berupa
rangkuman hasil penelitian yang meringkas butir-butir penting hasil
penelitian. Saran (jika secara logis memang harus ada penelitian
deskriptif mungkin tidak mengundang harus ada saran) diajukan
sesuai dengan simpulan atau temuan hasil penelitian, yang berupa
implikasi dari temuan dimaksud. Saran harus bersifat operasional atau
konkret, yakni menyebutkan apa-apa kegiatan atau tindakan yang
harus (seyogyanya) dilakukan oleh pihak yang diberi saran.
2.3 Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran.
1. Daftar pustaka
Daftar pustaka memuat daftar nama buku, jurnal, laporan
penelitian, dan sumber lain yang digunakan. Penulisan daftar
pustaka dibahas pada bab tersendiri.
2. Lampiran
Lampiran memuat bahan-bahan penunjang yang digunakan dalam
penulisan skripsi. Lampiran dapat berupa antara lain surat ijin
penelitian, instrumen, data-data, rumus-rumus dan perhitungan
statistik yang dipakai, prosedur perhitungan dan hasil uji coba
instrumen, dan catatan lapangan.
11
BAB III
BAHASA, FORMAT, DAN TATATULIS SKRIPSI
3.1 Bahasa dan Format
1. Bahasa
TA ditulis dengan bahasa Indonesia baku yang baik dan benar. TA
ditulis dengan bahasa Indonesia baku yang baik dan benar dengan
mengikuti Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Khusus pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan
program studi Sastra Inggris tugas akhir ditulis menggunakan
bahasa Inggris baku.
2. Format Kertas dan Huruf
a. Ukuran kertas
Naskah TA (selain sampul) diketik pada kertas HVS ukuran
kuarto (12,5 cm x 28 cm) dengan berat 70 atau 80 gram,
berwarna putih dan diketik tidak bolak-balik. Apabila
menggunakan kertas khusus, seperti kertas milimeter untuk
grafik, kertas kalkir untuk bagan, dan sejenisnya, boleh di luar
batas ukuran, akan tetapi harus dilipat sesuai dengan ukuran
kertas naskah.
b. Sampul
Sampul luar menggunakan karton tebal dan dilapis plastik
bening dengan warna hijau.
c. Jenis huruf
Naskah secara umum diketik dengan menggunakan jenis huruf
Times New Roman 12 atau Arial 11. Perkecualian ditetapkan
tersendiri.
d. Huruf miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) judul buku, nama terbitan berkala, atau nama publikasi lain
pada daftar pustaka;
2) istilah, kosakata atau kalimat dalam bahasa daerah dan
bahasa asing yang masuk ke dalam teks;
3) huruf, kosakata, frasa, atau kalimat sebagai aspek linguistik;
4) nama spesies atau varietas dalam ilmu biologi;
5) huruf yang digunakan untuk simbol-simbol dalam statistika
atau aljabar.
12
3.2 Format Pengetikan
a. Spasi
Jarak pengetikan antara baris dua spasi. Bagian yang harus
diketik dengan jarak satu spasi adalah: judul bab, judul tabel
dan gambar yang lebih dari satu baris, abstrak, kutipan
langsung yang lebih dari empat baris, dan daftar pustaka.
b. Petak pengetikan
Tulisan naskah harus berada dalam (tidak boleh melebih atau
di luar) “petak pengetikan” dengan batas-batas tepi (margin)
dari tepi kertas sebagai berikut.
Tepi kiri : 4 cm
Tepi atas : 3 cm
Tepi kanan : 3 cm
Tepi bawah : 4 cm (nomor halaman pada batas 3 cm).
c. Indensi
Pengetikan naskah skripsi maupun TABS menggunakan pola
berindensi (menjorok), yaitu setiap alinea baru yang berada
dalam “petak pengetikan” seperti disebutkan di atas diektik
menjorok ke dalam, yaitu dimulai pada ketikan (huruf)
keenam. Alinea baru yang tidak dimulai pada ketukan
keenam dari batas kiri pengetikan “petak pengetikan”
tersebut di atas, menggunakan pola rata kiri.
d. Penomoran halaman
Nomor halaman diletakkan di bawah halaman dua spasi (1
cm di bawah baris terakhir teks atau 3 cm dari tepi bawah
kertas). Halaman teks (bagian tengah atau isi dan akhir) mulai
dari bab pendahuluan sampai dengan lampiran-lampiran
menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dst), sementara halaman
sebelumnya (bagian awal) seperti halaman judul, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar
menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dst).
e. Penomoran hirarki uraian
Uraian yang berhirarki (berjenjang) menggunakan nomor
jenjang dengan pola sebagai berikut ;
I., A., 1., a., 1), a), (1), (a), (i)
Nomor angka rumawi besar (I, II, III dst) digunakan untuk
penomoran bab. Judul uraian yang “bernomor huruf besar”
13
(A, B dst) untuk judul subbab dan angka Arab (1, 2 dst) untuk
sub-subbab).
Hirarki uraian artinya yang besar (luas) dibagi-bagi menjadi
sub-sub atau bagian-bagian yang lebih kecil, dan ini pun dibagi-
bagi lagi menjadi sub atau bagian yang lebih kecil lagi. Jadi
berbeda dengan nomor-nomor (angka) membilang.
3.3 Tata Tulis
1. Penulisan Judul Bab, Sub-bab, dan Seterusnya
a. Nomor dan judul bab diketik dengan huruf kapital (huruf besar)
cetak tebal seluruhnya. Nomor bab (BAB I, BAB II dst) diketik
pada jarak 3 cm dari tepi atas di tengah-tengah (simetris kiri-
kanan). Di bawahnya diketik judul bab.
Jika judul bab lebih dari satu baris, diketik dengan pola piramida
terbalik.
b. Nomor dan judul sub-bab (cetak tebal seluruhnya) diketik mulai
pada batas tepi (margin) kiri “petak pengetikan.” Huruf awal
setiap kata judul sub-bab ditulis dengan huruf kapital, kecuali
kata sambung, kata depan, dan kata sandang. Nomor sub-bab
ditulis dengan hurup kapital diikuti tanda titik (A., B., C., dan
lain seterusnya).
c. Nomor dan judul sub-subbab (cetak tebal seluruhnya) dimulai
juga pada batas tepi kiri “petak pengetikan.” Huruf awal setiap
kata juga ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata sambung,
kata depan, dan kata sandang. Nomor sub-subbab ditulis
dengan angka Arab diikuti tanda titik (1., 2., 3., dst) cetak tebal
seluruhnya.
d. Nomor dan judul sub-sub-subbab (cetak tebal seluruhnya)
dimulai pada ketukan keempat dari tepi kiri “petak
pengetikan,” sehingga judulnya akan berada pada ketukan
keenam. Judul ditulis dengan huruf kecil seluruhnya kecuali
huruf pertama. Alinea pertama dari bagian ini akan diketik
mulai pada ketukan keenam, sementara baris berikutnya akan
mulai pada tepi (margin) kiri “petak pengetikan.” Nomor sub-
sub-subbab ditulis dengan huruf kecil diikuti tanda titik (a., b.,
c., dan lain seterusnya).
e. Nomor dan judul sub-subsub-subbab diketik mulai pada
ketukan keenam dari tepi kiri “petak pengetikan.” Nomor sub-
subsub-subbab ditulis dengan angka Arab diikuti tanda kurung
tutup, tidak diikuti tanda titik [1), 2), 3) dst]. Nomor dan judul
14
dtiulis dengan huruf kecil cetak tebal seluruhnyadiakhiri tanda
titik. Uraian selanjutnya meneruskan baris judul (tidak pada
baris berikut).
3.4 Penyajian Tabel dan Gambar
a. Tabel
1) Setiap tabel yang disajikan diberi nomor tabel (Tabel 1,
Tabel 2, dst) urut dari tabel yang berada pada pertama kali
muncul dalam seluruh naskah TA sampai dengan halaman
terakhir teks atau bab simpulan dan saran). Nomor tabel
mendahului judul tabel.
2) Nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel.
3) Penulisan nomor tabel (kata Tabel 1, Tabel 2 dan seterusnya
yang diikuti tanda titik) dimulai dari tepi kiri diikuti judul
tabel.
4) Tulisan tabel dan nama tabel menggunakan huruf kecil
kapitalisasi (setiap awal kata dimulai dengan huruf besar
kecuali kata sandang, kata sambung, dan kata depan)
5) Nomor tabel menggunakan angka Arab baik dalam teks
maupun dalam lampiran. Nomor tabel dalam teks ditulis
secara urut tanpamemperhatikan dalam bab mana tabel
disajikan. Tabel dalam lampiran dimulai dengan nomor
baru.
6) Setiap tabel sedapat mungkin disajikan pada halaman yang
sama, meskipun harus memodifikasi ukuran huruf.
3.5 Gambar
Gambar meliputi foto, grafik, diagram, peta, bagan, skema, dan
sejenisnya. Penyajian gambar mengikuti ketentuan sebagai
berikut.
1) Tulisan gambar, nomor gambar, dan nama gambar
diletakkan di bawah gambar.
2) Penulisan kata gambar, nomor gambar, dan nama gambar
diletakkan di tengah.
3) Tulisan gambar dan nama gambar menggunakan huruf kecil
kapitalisasi (setiap awal kata dimulai dengan huruf besar
kecuali kata sandang, kata sambung, dan kata depan).
4) Nomor gambar menggunakan angka Arab baik dalam teks
maupun dalam lampiran. Nomor gambar dalam teks ditulis
secara urut tanpa memperhatikan dalam bab mana gambar
15
disajikan. Gambar dalam lampiran dimulai dengan nomor
baru.
3.6 Kutipan
a. Cara Menulis Kutipan Langsung
1) Kutipan langsung ditulis sama persis dengan sumber
aslinya, baik mengenai bahasanya maupun ejaannya.
2) Kutipan yang terdiri dari lima baris atau lebih, diketik
diluar bodi teks dimulai pada ketukan ke enam.
3) Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris
dimasukkan dalam teks, diawali dan diakhiri oleh tanda
petik (“...“).
4) Kutipan yang dihilangkan beberapa bagian kalimatnya,
bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik. Bila
yang dihilangkan satu kalimat atau lebih, bagian yang
dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang
satu baris.
5) Kutipan yang diberi penjelasan atau digaris bawahi, diberi
keterangan dalam tanda kurung.
6) Sumber kutipan langsung ditulis dengan menyebut nama
pengarang, tahun terbitan, dan nomor halaman yang
dikutip.
b. Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung
1) Kutipan tidak langsung diketik sebagai bodi teks
2) Sumber kutipan tidak langsung ditulis dengan menyebut
nama pengarang dan tahun terbitan.
Contoh :
(1)Menurut Safrit (2007: 11-14), .….......
(2)………(Safrit, 2007: 11-14).
3.7 Penulisan Daftar Pustaka
a. Penulisan daftar pustaka diurutkan secara alfabetis menurut
nama pengarang dan tidak perlu menggunakan nomor urut.
b. Penulisan buku yang dijadikan rujukan mengikuti urutan: nama
pengarang, tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan,
dan nama penerbit.
Contoh:
a) Buku dengan pengarang satu orang
Oliva, Peter F. (2007). Developing the Curriculum. 5rd. ed.
New York: Harper Collins.
16
Lexy J Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
b) Buku dengan pengarang dua orang
Strunk, W., Jr., & White, E.B. (1979). The Elements of
Style. 3rd. ed.
– bedakan contoh antara editor dan edisi ke ....- New York :
Macmillan.
Paul, Richard & Elder, Linda. (2001). Critical Thinking. New
York: Prentice Hall.
c) Buku dengan pengarang tiga orang
Nadler, D., Gerstein, M.S. & Shaw R.B. (1992).
Organizational Architecture: Design for Changing
Organizations. San Francisco:
Jossey-Bass.
Beer, M., Einstant, R.A., & Spector, B. (1990). The Critical
Path to
Corporate Renewal. Boston: Harvard Bussiness School Press.
d) Buku dengan pengarang lebih dari tiga orang
Mohrman, A.M. et al. (1989). Large-scale Organizational
Change. San Francisco: Josse-Bassy.
Senge, Peter. et. al. (2000). School that Learn. New York:
Dubleday.
e) Buku yang disunting
Popkewitz, Thomas S. & Fendler, Lynn (eds). 1999). Critical
Theories in Education. New York: Routledge.
Elmore, R.F. (ed). Restructuring School: The Next
Generation of Educational Reform. San Francisco: Jossey-
Bass.
f) Buku yang direvisi
Cohen, J. (2000). Statistical Power Analysis for the
Behavioral Science. rev.ed. New York: Academic Press.
g) Buku yang diterjemahkan
Gardner, Howard. (2003). Kecerdasan majemuk: Teori dalam
praktik.
(Alih bahasa: Drs. Alexander Sindoro). Batam Center:
Penerbit Interaksara.
Hoerr, Thomas R. (2007). Becoming a multiple intelligences
school (Buku kerja multiple intelligences). Penerjemah: Ary
Nilandari. Bandung: Penerbit Kaifa.
17
c. Penulisan artikel jurnal yang dijadikan rujukan mengikuti
urutan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel,
nama jurnal, nomor jurnal dan halaman.
Contoh :
1. Artikel dengan satu pengarang
Abdur Rahman As’ari. (2001). "Penggunaan Strategi
Pemampatan dalam Pembelajaran Matematika." Jurnal
MIPA (Nomor 1 tahun 30). Hlm. 1-14.
2. Artikel dengan dua pengarang
Sarmino dan Husain Haikal. (2001). "Segi Kultural
Religius Perpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta."
Jurnal Penelitian dan Evaluasi. 4(III). Hlm. 103-121.
d. Penulisan artikel majalah yang dijadikan rujukan mengikuti
urutan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel,
nama majalah, dan halaman.
Contoh:
Tatang Iskarna. (2002). "Diaspora dan Postkolonialsime".
Ekspresi. Hlm. 20-21.
e. Penulisan Artikel surat kabar yang dijadikan rujukan
mengikuti urutan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul
artikel, nama surat kabar, tanggal terbit, dan halaman.
Contoh:
Abdurahrahman Wahid. (2002). “Islam, Agama Populer atau
Elitis”. Kompas (6 September 2002). Hlm.4.
f. Penelitian, Tesis, Disertasi yang diterbitkan
Contoh:
Foster-Havercamp. M.E. (1982). "An Analysis of the
Relationship between Preservice Teacher Training and
Directed Teaching Performance." Doctoral dissertation.
University of Chicago. 1981. Dissertation Abstract
International. 42.4409A.
Djemari Mardapi, dkk. (1994). "Daya Prediksi Tes Masuk
IKIP Jakarta terhadap Prestasi dan Lama Studi Mahasiswa
Pascasarjana IKIP Yogyakarta." Abstrak Hasil Penelitian
IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP.
g. Penelitian, Tesis, Disertasi yang tidak diterbitkan
Contoh :
Ryeson. J.F. (1983). "Effective Management Training: Two
Models."Unpublished master’s thesis. Clarkson College of
Technology. Postdam.
18
N.Y. Suparno, dkk. (1988). "Studi Experimental Metode
Membaca PQRST dan Metode Membaca STUDY terhadap
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS
IKIP Yogyakarta." Laporan Penelitian. IKIP Yogyakarta.
Nandang Supriyatna. (2001). "Daya Prediksi Nilai Rapor
dan STTB terhadap Prestasi Belajar jalur PMDK FPTK
UPI." Tesis. PPs-UNY.
h. Artikel dari internet
Contoh:
NASPE. (2006). “Moving into the Future: National
Standards for Physical Education, 2ndEdition”. Diambil
darihttp://www.aahperd.org/naspe/template.cfm?template=
publicationsnationalstandards_ 3.html , pada tanggal 06
Mei 2006.
3.8 PENUTUP
Pada bab penutup ini akan ditegaskan kembali bahwa buku
panduan penyusunan skripsi ini hanya memuat kerangka kerja
penyusunan skripsi dan belum menjangkau aspek-aspek substansi
kajian. Oleh karena itu, peran pembimbing sangat diharapkan
demi kesuksesan penulisan skripsi ini. Pada akhirnya, mohon
saran dan masukan demi perbaikan mutu buku panduan ini di
masa mendatang.
19
3.9 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Contoh Halaman Sampul PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMAL
UNTUK MENURUNKAN RUGI PADA SISTEM TRANSMISI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Uiversitas
Udayana untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Elektro
SIMBOL
Oleh
I Wayan Jendra
NIM. 06202411008
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS UDAYANA
APRIL 2011
20
Lampiran 2: Format Halaman Persetujuan
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “--------------------------------” ini telah disetujui
oleh pembimbing untuk diujikan.
Bukit Jimbaran, ………..………
Pembimbing I, Pembimbing II,
…………………………… …………………………..
NIP. ……………………. NIP. …………………..
Lampiran 3: Format Halaman Pengesahan
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “-----------------------------------------------------
--” ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal
…………… dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
NAMA JABATAN TANDA TANGAN TANGGAL
............... Ketua Penguji ............... ...............
............... Sekretaris Penguji ............... ...............
............... Penguji I (Utama) ............... ...............
............... Penguji II ............... ...............
............... (Pendamping) ............... ...............
Bukit Jimabara,,………
Fakultas …………….
Dekan,
…………………………
NIP …………………..
21
Lampiran 4. Contoh Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecualsebagai acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan
adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium
pada periode berikutnya.
Yogyakarta, 20 Maret 2010
Yang menyatakan,
(I Wayan Jandra)
NIM. 06202411008
22
BAB IV
PENGERTIAN SKRIPSI
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil
penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dalam suatu
bidang ilmu tertentu. Penelitian adalah kegiatan yang terencana, terarah,
sistematis dan terkendali dalam upaya memperoleh data dan informasi
dengan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan atau
menguji hipotesis dalam bidang ilmu tertentu.
Sumber data untuk penyusunan skripsi dapat diperoleh melalui
data primer, data sekunder, dan data tersier. Data primer adalah data
yang diperoleh peneliti di lapangan, baik melalui wawancara maupun
hasil pengukuran langsung lainnya. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dengan memanfaatkan hasil pengumpulan data pihak lain,
misalnya profil kelurahan, data Badan Pusat Statistik, dan rekam medik.
Data tersier dapat diperoleh dari tesis, disertasi, jurnal, dan majalah
ilmiah.
4.1 Kedudukan Skripsi dan Bobot SKS Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain,
tetapi berbeda bentuk pada proses pembelajarannya, serta cara
penilaiannya. Skripsi ini merupakan tugas akhir (final assignment).
Bobot skripsi ditetapkan sebesar 4-6 SKS, yang setara dengan kegiatan
akademik setiap minggu 16-20 jam (bagi yang 4 SKS) atau 24-30 (bagi
yang 6 SKS), atau setara dengan kegiatan akademik 400-500 jam (bagi
yang 4 SKS) atau 600-750 jam (bagi yang 6 SKS) selama satu semester.
4.2 Tujuan Penulisan Skripsi Penyusunan skripsi dilaksanakan dengan tujuan agar:
1. Mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah,
sesuai dengan bidang ilmu yang ditempuh.
2. Mahasiswa mampu melakukan penelitian mulai dari merumuskan
masalah, mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data,
dan menarik suatu kesimpulan.
3. Membantu mahasiswa dalam menyampaikan, menggunakan,
mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh menjadi
suatu sistem yang terpadu untuk pengembangan ilmu.
23
4.3 Materi Skripsi Permasalahan yang akan diangkat menjadi topik skripsi
dikembangkan dari bidang ilmu masing-masing dan bidang ilmu yang
terkait. Materi karya tulis ilmiah didasarkan atas data dan/atau informasi
yang berasal dari studi kepustakaan, penelitian laboratorik/klinik,
dan/atau penelitian lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa
memperoleh pengalaman penelitian, baik kepustakaan,
laboratorik/klinik, dan/atau lapangan, serta menuangkannya dalam
bentuk paparan karya tulis ilmiah.
24
BAB V
PERSYARATAN AKADEMIK, ADMINISTRATIF, DAN
PEMBIMBING
5.1 Persyaratan Akademik Persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang
akan menyusun skripsi adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa sekurang-kurangnya telah memiliki tabungan kredit
(huruf D ke atas, kecuali bagi yang mempersyaratkan serendah-
rendahnya C atau B) sebesar 75% dari beban studi kumulatif yang
harus ditempuh.
2. Mahasiswa telah menyelesaikan semua mata kuliah prasyarat
sebagaimana ditentukan oleh program studi masing-masing.
5.2 Persyaratan Administratif Persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
yang akan menyusun skripsi adalah sebagai berikut:
1. Telah memenuhi persyaratan akademik sebagaimana pada butir
5.1
2. Memiliki kartu mahasiswa yang berlaku pada semester
bersangkutan
3. Mencantumkan/memprogramkan skripsi pada KRS semester
bersangkutan yang telah ditandatangani oleh dosen wali.
5.3 Persyaratan Pembimbing Selama proses penelitian, penyusunan, dan penulisan skripsi,
mahasiswa harus dibimbing oleh tim pembimbing dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Sekurang-kurangnya dua orang pembimbing, yaitu
a. satu orang pembimbing utama, selaku penanggung jawab, dan satu
orang pembimbing pendamping/anggota atau lebih, dan/atau
apabila diperlukan, dapat diangkat satu orang pembimbing
lapangan atau yang memiliki keahlian khusus di bidangnya yang
ditunjuk dengan surat keputusan (SK) dekan atas usul mahasiswa
dan jurusan/bagian/ laboratorium.
2. Jumlah dan komposisi pembimbing dapat disesuaikan dengan
memperhatikan rasio antara mahasiswa yang harus dibimbing dan
jumlah dosen yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing (lihat butir
2.3.1 dan 2.3.2).
25
3. Pembimbing utama dan pembimbing pendamping/anggota ditunjuk
oleh jurusan/bagian/laboratorium dan disahkan dengan SK dekan.
5.4 Persyaratan Pembimbing Utama
1 Pembimbing utama pada dasarnya adalah tenaga pengajar tetap
fakultas, yang ada di jurusan/bagian/laboratorium, serendah-
rendahnya memiliki jabatan lektor dan memiliki ijazah S-2/Sp-1
2 Apabila tenaga pengajar tetap yang memenuhi persyaratan butir (1)
di atas tidak ada atau jumlahnya tidak mencukupi, fakultas/jurusan
/bagian/laboratorium dapat menunjuk tenaga pengajar tetap yang
memenuhi persyaratan serendah-rendahnya memiliki jabatan
asisten ahli dan memiliki gelar tambahan doktor (S-3).
5.5 Persyaratan Pembimbing Pendamping/Anggota Pembimbing Pendamping/anggota pada dasarnya adalah tenaga
pengajar tetap fakultas, yang ada di jurusan/bagian/laboratorium, yang
serendah-rendahnya berjabatan asisten ahli dan memiliki ijazah S-2/Sp-1
5.6 Persyaratan Pembimbing Lapangan/Keahlian Khusus 1. Apabila untuk skripsi tersebut dilakukan melalui penelitian
lapangan, fakultas/jurusan/laboratorium dapat menetapkan
seorang pembimbing lapangan yang diangkat dengan SK dekan,
yaitu tenaga dari instansi/lembaga tempat mahasiswa melakukan
kegiatan penelitian.
2. Pembimbing lapangan/keahlian khusus sekurang-kurangnya
adalah lulusan program sarjana atau diakui memiliki kepakaran
di bidangnya.
26
BAB VI
PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI
Mengingat pelaksanaan pendidikan atas dasar sistem kredit
semester, sehingga mengharuskan dilakukannya evaluasi pada akhir
semester, maka evaluasi terhadap proses penyusunan skripsi harus
melalui prosedur di bawah ini.
6.1 Proses Awal Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan dengan
mencantumkan/memprogramkan skripsi. Pada saat pengisian KRS
diharapkan mahasiswa sudah memiliki topik penelitian tentatif.
6.2 Prosedur Penunjukan Pembimbing 1. Penunjukan pembimbing (utama dan pendamping/anggota)
dilakukan oleh jurusan/bagian/laboratorium setelah mahasiswa
menyerahkan topik tentatif kepada jurusan/bagian/laboratorium.
2. Atas dasar topik tentatif tersebut, jurusan/bagian/laboratorium
menunjuk pembimbing utama dan satu orang pembimbing
pendamping/anggota atau lebih.
3. Ketua Jurusan/Kepala Bagian/Kepala Laboratorium secara tertulis
menyampaikan penunjukan pembimbing utama dan pembimbing
pendamping/anggota kepada dekan. Dekan segera mengeluarkan
SK pengangkatannya yang berlaku untuk dua semester dan dapat
diperpanjang sampai dengan tiga semester.
4. Apabila dipandang perlu, ketua jurusan/kepala bagian/kepala
laboratorium dapat pula menyarankan penunjukan berikut:
a. Pembimbing lapangan, yaitu tenaga ahli dari instansi/lembaga
tempat mahasiswa melakukan penelitian.
b. Narasumber, yaitu tenaga ahli dari luar fakultas/jurusan
/bagian/laboratorium yang diminta informasinya berkaitan
dengan materi skripsi.
c. Konsultan, yaitu tenaga pengajar tetap atau tidak tetap
fakultas/jurusan/bagian/laboratorium atau tenaga dari luar
fakultas/jurusan/bagian/laboratorium yang diminta
konsultasinya untuk penyusunan skripsi dalam bidang
metodologi penelitian dan/atau statistika (tidak menyangkut
skripsi dan bahasa).
5. Penunjukan pembimbing lapangan, narasumber, dan/atau
konsultan dari luar fakultas/jurusan/bagian/laboratorium
didasarkan pada kesediaan yang bersangkutan serta pada
keahlian di bidang ilmu yang berkaitan dengan materi skripsi
27
(untuk pembimbing lapangan dan nara sumber) atau berkaitan
dengan metodologi penelitian dan/atau statistika (bagi
konsultan).
6.3 Penggantian Pembimbing Apabila karena suatu alasan atau adanya halangan sehingga
pembimbing utama dan/atau salah satu pembimbing pendamping
/anggota tidak dapat menjalankan tugasnya lebih dari tiga bulan baik
berturut-turut maupun tidak berturut-turut, mahasiswa yang
bersangkutan melapor kepada pimpinan fakultas/jurusan/bagian
/laboratorium dan pimpinan fakultas/ketua jurusan/kepala bagian/kepala
laboratorium dapat menunjuk penggantinya dengan memperhatikan
persyaratan pembimbing tersebut.
6.4 Prosedur Pembimbingan Tim pembimbing diharapkan untuk terus-menerus memantau
bimbingannya dengan menggunakan kartu bimbingan skripsi. Dengan
demikian, tim pembimbing dapat mengetahui perkembangan mahasiswa
secara mendalam dengan mengikuti proses kegiatannya dalam menyusun
dan menulis skripsi. Adapun proses yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Mahasiswa bersama pembimbing utama dan pembimbing pendamping
/anggota mendiskusikan judul, outline (garis besar), desain/rancangan
penelitian, bahan dan metode, parameter yang diamati, dan alat ukur
yang digunakan.
2. Usulan penelitian yang telah disetujui tim pembimbing wajib
diseminarkan di tingkat fakultas/jurusan/bagian/ laboratorium
(pelaksanaan seminar disesuaikan dengan kondisi
fakultas/jurusan/bagian/laboratorium yang bersangkutan).
3. Usulan penelitian yang telah diseminarkan harus terdaftar di
jurusan/bagian/laboratorium.
4. Mahasiswa melakukan penelitian dengan supervisi tim pembimbing
serta menyusun skripsi sesuai dengan proses seperti yang diuraikan
dalam Bab IV.
5. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan pada semester bersangkutan,
diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. Mahasiswa diperkenankan menyelesaikan pada semester berikutnya
dengan mencantumkan kembali pada KRS (topik dan
pembimbingnya tetap sama)
b. Pada semester bersangkutan pembimbing utama memberikan tanda
sehingga tidak digunakan untuk perhitungan IP/IPK
28
c. Semester bersangkutan tetap diperhitungkan dalam waktu maksimal
studi.
6. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan dalam dua semester berturut-,
tetap diberlakukan penilaian seperti di atas, yaitu:
a. Mahasiswa diperkenankan menyelesaikan pada semester
berikutnya dengan mencantumkan kembali pada KRS (topik
dan pembimbingnya tetap sama);
b. Pada semester bersangkutan pembimbing utama memberikan
tanda sehingga tidak digunakan untuk perhitungan IP/IPK;
c. Semester bersangkutan tetap diperhitungkan dalam waktu
maksimal studi ;
d. Pembimbing utama, melalui Pembantu Dekan Bidang
Akademik, memberikan peringatan tertulis kepada mahasiswa
yang berisi pernyataan, bahwa jika pada semester
perpanjangan kedua skripsi tidak dapat diselesaikan,
mahasiswa yang bersangkutan akan dikenai sanksi
sebagaimana disebut di bawah ini.
7. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan dalam tiga semester
berturut-turut, diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembimbing utama memberikan huruf mutu E.
b. Mahasiswa diharuskan menempuh kembali skripsi tersebut
dengan topik yang berbeda (tim pembimbing bisa tetap sama
atau berbeda).
c. Selanjutnya berlaku ketentuan pengambilan skripsi mulai dari
awal lagi.
d. Penunjukan tim pembimbing dimulai dari awal lagi.
e. Apabila skripsi tidak diselesaikan pada semester yang
bersangkutan, berlaku peraturan seperti di atas.
8. Setelah skripsi selesai dalam bentuk first draft (konsep pertama)
dan telah disetujui tim pembimbing, sebelum diajukan dalam
sidang ujian sarjana, draf tersebut harus diseminarkan dahulu di
tingkat jurusan/bagian/laboratorium (pelaksanaan seminar
disesuaikan dengan kondisi jurusan/bagian/laboratorium yang
bersangkutan).
a. Apabila dalam seminar tersebut tidak ada masukan/saran
perbaikan, tim pembimbing dapat melakukan evaluasi final.
b. Apabila dalam seminar tersebut terdapat masukan/saran
perbaikan, mahasiswa perlu mempertimbangkan penulisan
akhir.
29
9. Penulisan akhir dilakukan mahasiswa setelah seminar dengan
mempertimbangkan masukan/saran perbaikan (kalau ada) dari
hasil diskusi dalam seminar tersebut. Setelah penulisan akhir
selesai, tim pembimbing melakukan evaluasi final.
10. Final draft (konsep akhir) skripsi, yang belum dijilid, dibuat
sekurang-kurangnya dalam rangkap lima, dengan rincian:
a. Satu buah untuk pembimbing utama;
b. Satu buah (atau lebih) untuk pembimbing pendamping /
anggota;
c. Dua buah (atau lebih) untuk penguji;
d. Satu buah untuk mahasiswa.
11. Setelah ujian sidang sarjana (komprehensif), apabila dinyatakan
lulus, dan setelah dilakukan perbaikan seperlunya, skripsi yang
telah disetujui tim pembimbing harus dibuat sekurang-kurangnya
dalam rangkap enam (kecuali jika fakultas menetapkan lain),
dengan rincian:
a. Dua buah untuk fakultas dan jurusan/bagian/laboratoium
b. Satu buah untuk pembimbing utama
c. Satu buah (atau lebih) untuk pembimbing pendamping/anggota
d. Satu buah untuk UPT Perpustakaan Universitas Padjadjaran
e. Satu buah untuk mahasiswa.
30
BAB VII
KODE ETIK DAN PENULISAN RUJUKAN
4.1 Standar Kompetensi Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan
kerangka penulisannya, memahami metode penulisan karya ilmiah;
memahami kode etik dan cara-cara menulis rujukan; serta format
penulisan ilmiah.
4.2 Kompetensi dasar Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan
mampu:
1. Peserta latih dapat mengenali kode etik penulisan karya ilmiah.
2. Peserta latih dapat menulis daftar pustaka untuk jurnal dan makalah
bahan seminar serta laporan penelitian.
3. Peserta latih dapat menulis karya ilmiah dengan menggunakan format
penulisan ilmiah.
4.3 Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam
penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan
perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan
sumber data atau informasi.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur
menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari
sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang
lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan
pencurian.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak
kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak
kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain
yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui
sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu,
penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan
dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan
merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip
merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat
31
dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu
pengembangan ilmu.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen,
bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik
bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik
bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya
dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil
sebagian, domodifikasi atau dikembangkan.
Namun sumber data dan informasi, terutama dalam penelitian
kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut
dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama
sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama
samaran. Setelah bagian pendahuluan ini akan diuaraikan secara
berturut-turut tentang skripsi dan tesis hasil penelitian kuantitatif, dan
penelitian kualitatif, kajian pustaka dan hasil kerja pengembangan
(proyek)
32
BAB V
STUDI LITERATUR, ANALISIS DAN SINTESIS
5.1 Studi Literatur
Studi literatur adalah salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh
mahasiswa dalam melaksanakan sebuah penelitian. Mahasiswa dalam
pengertian sebuah studi literatur tidak asing lagi pada saat mengerjakan
tugas atau proyek dari dosen ataupun tugas praktikum dan penelitian
seperti skripsi teknik. Studi literatur adalah cara untuk mnyelesaikan
persoalan denga menelusuri persoalan sumber-sumber tulisan yang
pernah dibuat sebelumnya. Istilah studi literatur ini juga sangat familier
dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang hendak di
jalankan seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait
objek yang diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam persentasi
yang besar bahwa penelitian tersebut akan gagal.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan studi pustaka
tidak boleh sembarang. Tidak semua tulisan hasil penelitian dapat
dijadikan acuan. Beberapa yang umum dan layak digunakan adalah
buku-buku adalah buku-buku karya pengarang terpercaya ( lebih
disarankan karya akademis), jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi, hasil-hasil
penelitian mahasiswa dalam berbagai bentuk misalnya skripsi, tesis,
dasertasi, laporan praktikum dan sebagainya. Metode yang dapat
dilakukan untuk melakukan studi literatur seperti mengupas (criticize,
membandingkan (compare), meringkas (summarize) dan mengumpulkan
(synthesize) suatu literatur.
Teknik studi literatur ini dapat digunakan sebagai salah satu senjata
yang ampuh. Penelitian tidak hanya akan mengetahui hal-hal seputar
objek penelitian secara luas, namun dengan melakukan studi literatur
juga dapat membuat kesimpulan dari hasil tulisan peneliti-peneliti
sebelumnya sehingga peneliti dapat membuat pembaharuan dalam
penelitiannya supaya memiliki hasil akhir yang berbeda dari penelitian
yang pernah dilakukan.
Studi literatur penting dilakukan untuk menghindari timbulnya
masalah terkait hak cipta. Jika Mahasiswa melakukan studi literatur
dengan cara yang benar, maka mahasiswa tidak akan melanggar hak
cipta orang lain. Studi literatur malah menjadi ajang copy paste terhadap
hasil karya orang lain.
Studi literatur adalah teknik mempelajari kembali tulisan-tulisan
yang telah ada untuk menunjukkan sikap profesional seorang peneliti
dan seorang penulis.
33
Penggunaan literatur baik pada penelitian kuantitatif maupun pada
penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Literatur digunakan untuk
memberikan suatu gambaran hal-hal yang telah diketahui dan yang
belum diketahui dari suatu fenomena khusus. Penelusuran dan
peninjauan ulang berbagai literatur yang relevan dengan suatu topik
penelitian dapat dilakukan sebelum, selama dan setelah dilakukannya
proses pengambilan dan analisis data penelitian tersebut. Khususnya
pada penelitian kualitatif, penggunaan literatur memiliki berbagai tujuan
berdasarkan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan. Secara umum,
untuk mempertahankan kealamiahan data, penggunaan literatur secara
ekstensif dilakukan setelah penelitian dilakukan.
Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan teknik
penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang
akan diambil. Begitu pula yang dilakukan penulis dalam penelitian ini,
langkah pertama yaitu dengan melakukan studi literatur pada buku-buku
yang membahas tentang Theory of Constraints, jurnal, dan penelitian
yang telah dilakukan yang berkaitan dengan TOC. Data yang didapat
dari studi literatur ini akan digunakan sebagai acuan untuk membuat
kuesioner penelitian.
5.2 Double Relationship Analisis Vs Sintesis
1. Pendahuluan
Tradisi keilmuan dan teknologi yang berkembang sekarang adalah
tradisi yang berkembang dari sistem logika yang berkembang dari
Yunani, dilanjutkan dengan logika renaissans Arab, diteruskan dengan
renaissans Eropa, dan menjadi ilmu dan teknologi muktahir. Unsur
utama dalam tradisi sistem logika adalah rasionalitas dan empiri.
Rasionalitas menjadi unsur pertaama untuk berilmu pengetahuan, dan
empiris menjadi unsur keduanya. Rasio dan empiri merupakan dua
perangkat atau unsur dasar untuk mengembangkan ilmu. Untuk
mendayagunakan dua perangkat atau unsur tersebut seorang
menggunakan analisis dan sintesis.
2. Hakikat Metode Analisis dan Sintesis a) Hakikat Metode Analisis
Analisis pada akhirnya dimaknai sebagai kegiatan berpikir
yang melakukan perincian terhadap istilah-istilah atau
pernyataanpernyataan ke dalam bagian-bagiannya agar dapat
menangkap makna yang dikandungnya atau memahami
komponen terlebih dahulu kemudian menguraikan komponen.
Berkaitan dengan itu, penalaran merupakan suatu kegiatan
34
berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan
kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut
adalah logika penalaran yang bersangkutan. Jadi tidak salah
kalau ada yang menyatakan bahwa analisis adalah gerbang
logika.
b) Hakikat Metode Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-
bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan.
Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep
yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran
induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk
memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan
berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan
yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat
Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang
utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat
diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam
perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
adalah mengategorikan, mengkombinasikan, menyusun,
mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah,
mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali,
menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan,
menuliskan, mengatur.
5.3 Double Relationship (Relasi Ganda) Metode Analisis vs Sintesis Istilah “analisis” dan “sintesis”, sebagai label pembedaan metode
argumentasi antara yang deduktif dan induktif setidak-tidaknya
seusia dengan Euklides. Dalarn Elements-nya, Euklides
menerangkan sejelas-jelasnya bahwa dua metode ini sebaiknya tidak
dipahami sebagai saling terpisah, tetapi saling melengkapi.
Metodenya memperlihatkan ketepatan teorema-teorema
geometrisnya dengan mula-mula menggunakan metode argumentasi
analitik (deduktif), dan kemudian mendukung simpulannya dengan
penalaran sintetik (induktif). Proses praktis penyusunan deduksi
(berlawanan dengan bentuk tertulisnya) berawal dengan perumusan
35
suatu simpulan, lain pembuktiannya dengan pencarian dua atau lebih
asumsi yang benar yang bisa berhingsi sebagai landasannya. Proses
induksi berawal dengan pengumpulan potongan-potongan bukti
empiris, lalu ini digunakan sebagai landasan untuk menarik
kesimpulan.
Logika analitik dapat digunakan untuk menghasilkan pengetahuan
kapan saja bilamana yang terpikir dipaparkan di dalam tapal batas
transendental (umpamanya, sesuatu yang dapat kita lihat).
Sedangkan bila berhadapan dengan persoalan yang tidak begitu kita
ketahui dengan pasti, kita bisa menemukan hal-hal yang kita yakini
dengan memanfaatkan logika sintetik untuk memperoleh wawasan
yang dibutuhkan untuk mendukung keyakinan-keyakinan itu.
5.4 Metode Analisis dan Sintesis dalam Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah merupakan gabungan antara penalaran induktif
dan deduktif. Kerlinger (1969) memberi definisi pendekatan ilmiah
sebagai “penyelidikan yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris
atas suatu relasi fenornena alam.” Sedangkan menurut Susilo (2009)
pendekatan ilmiah adalah proses berpikir di mana kita bergerak secara
induktif dari pengamatan menuju pembentukan hipotesis dan kemudian
berbalik secara deduktif membuat verifikasi atas hipotesis kita tadi
kepada penerapan logisnya.
Proses kerja dalam pendekatan ilmiah menimbulkan tiga sifat yang
membedakannya dengan sumber pengetahuan dari pengalaman.
Pertama, pendekatan ilmiah bersifat sistematis dan terkontrol karena
menggunakan dua penalaran, yaitu induksi dan deduksi.
Kedua, ia bersifat empiris yang menghendaki validasi atas semua
keyakinan subjektif seseorang. Sedangkan yang
Ketiga, bersifat self-correcting yang berarti bahwa prosedur yang
sistematis dan terkontrol tersebut memungkinkan seseorang terhindar
dari kesalahan yang signifikan tatkala menggunakan proses pendekatan
ilmiah ini untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
Penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan pendekatan
ilmiah sebagai prinsip kerjanya. Penelitian merupakan suatu proses
pencarian kebenaran melalui prosedur ilmiah dan biasa dikatakan
sebagai kebenaran ilmiah yang objektif karena kesimpulan itu ditarik
berdasarkan data empirik dengan prosedur yang sistematis serta
menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam mencapai kebenaran ilmiah
tersebut, kita hams melalui proses kegiatan penelitian yang secara umum
bisa meliputi langkah berikut :
36
(1) perumusan masalah,
(2) pengumpulan data,
(3) analisis data, dan
(4) penarikan kesimpulan.
5.5 Implikasinya Bagi Teori Ilmiah Teori ilmiah didefinisikan sebagai “seperangkat konsep (konstruk),
definisi, atau proposisi yang menggambarkan sebuah pandangan yang
sistematis atas fenomena dengan cara memberi spesifikasi hubungan
antarvariabel yang tujuan akhirnya adalah memprediksi atau
menerangkan sebuah fenomena tersebut. Ada dua fungsi utama dari teori
ilmiah, yaitu: mengorganisasikan temuan dari berbagai pengamatan dan
penyelidikan yang tercecer sehingga sebuah kerangka teori yang bisa
menjelaskan suatu fenomena, dan menjelaskan keterkaitan antarvariabel,
serta menjelaskan bagaimana sifat keterkaitannya. Melalui sebuah
kerangka teori yang bisa dijelaskan seorang ilmuwan bisa memberi
prediksi dan kontrol terhadap suatu fenomena.
5.6 Penutup Sebagai penutup ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
1. Secara umum, analisis didefinisikan sebagai suatu metode yang
prosedurnya memecah suatu substansi menjadi bagian-bagian atau
komponen-komponen. Sedangkan sintesis diartikan sebaliknya yaitu
menggabungkan elemen-elemen atau komponen-komponen yang
terpisah menjadi suatu kesatuan yang koherem
2. Metode analisis dan metode sintesis sangat berguna dalam
membangun pengetahuan keilmuan. Pengetahuan keilmuan meliputi
semua apa yan dapat diteliti dengan jelas atau dengan eksperimen
sehingga bisa terjangkau oleh rasio atau otak dan pancaindra manusia.
3. Ilmu pengetahuan diperoleh secara sahib dan andal dengan suatu
penyelidikan ilmiah, yaitu penelitian, maka ia merupakan sebuah
proposisi yang timbul sebagai hasil dari kesimpulan suatu proses
pencarian pengetahuan yang sistematis dan terkontrol. Proposisi inilah
yang apabila terakumulasi akan menjadi teori ilmiah
37
DAFTAR PUSTAKA
1 Pedoman Tata Tulis Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Kristen
Petra Edisi 4 Universitas Universitas Kristen Petra Surabaya
2008
2 Pedoman Penyusunan Skripsi Fakultas Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta Juli 2011
3 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Ke-3institut Pertanian
Bogor Bogor 2012.
4 Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Yudanto/FIK UNY, 2013
5 Pedoman Penuliisan Tugas Akhiir Atau Skriipsii Dan Artiikel
Iilmiiah Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang 2014
6 Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana
Universitas Padjadjaran
7 Wibisono Sastrodiwiryo, 2010. Studi Literatur. Diakses 17
Januari 2016.
8 Jurnal Internasional Scopus, 2016. Application Method
Algorithm Genetic Optimal To Reduce Losses In Transmission
System. Sedang di ajukan