Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
DIKTAT/BAHAN AJAR
MATA KULIAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)
Dr. Ani Marlina, M.Pd
Semester Gasal
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMANEGARA
STKIP KUSUMANEGARA - JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja puji serta rasa syukur kepada Sang
Penguasa alam semesta Allah SWT, sholawat serta salam terlimpah
curah kepada revolusioner Islam sedunia suri tauladan sepanjang
masa habibana wanabiyana Rasulullah SAW, akhirnya saya dapat
menyelesaikan diktat/bahan ajar mata kuliah “Pendidikan
Lingkungan Hidup”
Diktat ini dibuat dengan mengutip dari berbagai sumber
yang relevan sebagai salah satu rujukan pembelajaran mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup dengan harapan dapat menjadi salah
satu metode yang dapat mempermudah mahasiswa dalam proses
perkuliahan. Selain itu diktat ini digunakan sebagai buku pegangan
praktis untuk mahasiswa yang bisa memberikan pemahaman secara
khusus.
Semoga diktat ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan
untuk mahasiswa khususnya dan pembaca umumnya
Jakarta, 2018
Dr. Ani Marlina., M.Pd.
3
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….
Silabus Mata Kuliah ………………………………………………………………..
A. Azas - azas Lingkungan Hidup …………………………...................
B. Sumber Daya Alam…………………………………………………………….
C. Perkembangan Pendidikan Penduduk Indonesia……………….
D. IPTEK dan Lingkungan………………………………………………………..
E. Global Warming …………………………………………………………………
F. Education Fors Sustainable Development (EFSD) ………………
G. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
1
2
3
4
10
11
16
22
29
38
41
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KUSUMA
NEGARA JAKARTA
(STKIP-KUSUMA NEGARA JAKARTA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)
Nama Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
Kode Mata Kuliah : 318302
Bobot SKS : 2 (dua) SKS
Tingkat/Semester : III (Tiga) / 5 (Lima)
Ruang : 203
Pukul : 13.30 s.d 15.10 WIB
Dosen : Dr. Ani Marlina, M.Pd.
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup ini meliputi pengetahuan
tentang pengertian pendidikan lingkungan, jenis-jenis pendidikan
lingkungan hidup, ekologi sebagai dasar lingkungan, implementasi
Pendekatan Lingkungan Hidup, Konsep ekosistem: daur materi, daur
hidrologi, aliran energi, hukum entropi, rantai makanan, interaksi
komponen ekosistem, pola dan dinamika pertumbuhan, Konsep
lingkungan hidup: lingkungan hidup fisik dan sosial, daya dukung
lingkungan, kelentingan dan homeostatis lingkungan dan
pembangunan, Masalah lingkungan global dan masalah di Indonesia:
kependudukan, kemiskinan, sumber daya alam dan pencemaran,
Teknologi pembangunan industri dan bahan berbahaya, Pengelolaan
Lingkungan : undang-undang dan peraturan tentang lingkungan hidup,
baku mutu, proses daur ulang, pengelolaan limbah, dan aplikasi
sebagai pembiasaan dalam pembelajaran PLH dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Tujuan Mata Kuliah
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa memahami
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan hidup,
5
mahasiswa memahami pentingnya menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup, serta mahasiswa dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dalam berbagai
aspek kehidupan.
C. Materi Mata Kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup membahas mengenai pengertian
Pendidikan Lingkungan, Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan,
Lingkungan sebagai sumber, sarana, dan sasaran belajar, berbagai
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup di berbagai lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
D. Pendekatan Perkuliahan
Perkuliahan dilaksanakan dengan pendekatan konstruktivis,
pendekatan lingkungan, pendekatan kontekstual, dan pendekatan
Terpadu dengan metode yang digunakan:
- Metode Simulasi
- Metode ceramah, Tanya Jawab, diskusi, diskusi kelompok dan
demonstrasi
- Metode Pemberian Tugas lapangan secara mandiri dan kelompok
E. Media
Media pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan meliputi
lingkungan Sekitar, media cetak, media elektronik, laptop, dan LCD
proyektor.
F. Evaluasi
Keberhasilan mahasiswa dalam perkuliahan ditentukan oleh prestasi
yang bersangkutan dalam hal:
- Kehadiran
- Tes Tertulis (UTS dan UAS)
- Tes performance
- Penilaian tugas dan Partisipasi
G. Refferensi
Anderson, H.A et al (1993). Environmental Science. McMillan
Publishing Company. New York
Brown, R Lester (1992). Tantangan Masalah Lingkungan Hidup.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Chiras, D. Daniel (1985). Environmental Science. Benjamin
Publishing Company. California
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kementerian Lingkungan Hidup. (2000). Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 42
Tahun 2000 tentang Penilai dan Tim Teknis Analisis Mengenai
Lingkungan Hidup Pusat
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (1988). Hari
Depan Kita Bersama. Gramedia. Jakarta
Manahan, S. (2001). Environmental Chemistry. McMillan
Publishing Co. New York
Samidjo, dkk. (1999). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Universitas Terbuka
7
Silver, C. Simon. (1992). Satu Bumi Satu Masa Depan. Remaja
Rosdakarya Bandung
Soemarwoto, Otto. (1991). Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Djambatan. Jakarta CM.PRD‐01‐04
Soerjani, M et al. (1987). Lingkungan: Sumber Daya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. UULH No 23 Tahun 1997.
John Glasson, Riki Therivel, Andrew Chadwick. 2005. Introduction
To Environmental Impact Assessment. Taylor & Francis.
William P.Cunningham, Mary Ann Cunningham, Mary
Cunningham. 2009. Environmental Science : a Global Concept;
Mc.Graw Hill Higher Education.
Miller; Environmental Science : Sustaining The Earth; Wadsworh,
1991. Soriatmadja; Ilmu Lingkungan; penerbit ITB, 1987.
Materi
Pokok
Kompetensi
Dasar Indikator KBM Bentuk
penilaian
Metode Media
Azas-azas Pengetahuan Lingkungan
.
Mengetahui dan memahami azas-azas pengetahuan lingkungan
Mahasiswa mengetahui dan memahami Ekologi dan Ilmu lIngkungan serta azas-azas dari pengetahuan lingkungan Mahasiswa menyadari
pentingnya melestarikan daya dukung lingkungan dan keterbatasan sumber daya alam dalam pembangunan, memahami peran teknologi dalam pembangunan dan pengelolaan lingkungan.
Tatap muka 4 dasar metode pembelajran wajib
(ceramah, tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok)
White board, spidol, 4 lembar kasus lingkunga
n hidup dari media elektronik, laptop dan LCD projector
Pre test, project, performance, portofolio,
presentation
Sumber Daya Alam
Mengetahui dan memahami sumber daya alam
Mahasiswa diharapkan untuk memahami dan mengerti dari falsafah, konsep, permasalahan, dan kebijaksanaan serta pengelolaan sumber daya
alam. Selain dari pada itu mahasiswa perlu memahami karakteristik ekologi sumber daya alam, daya dukung lingkungan serta keterbatasan kemampuan manusia.
Tatap muka 4 dasar metode pembelajran wajib
(ceramah, tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok)
White board, spidol, 4 lembar kasus lingkunga
n hidup dari media elektronik, laptop dan LCD projector
Pre test, project, performance, portofolio,
presentation
Mahasiswa memahami dan mengerti perkembangan prnduduk Indonesia, pertambahan penduduk dan lingkungan, serta pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan. Selain itu mahasiswa diharapkan memahami pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup,
Tatap muka
White board, laptop dan LCD projector
Pre test, project, performance, portofolio, presentation
9
pertumbuhan penduduk dan kelaparan, serta kemiskinan dan keterbelakangan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Mahasiswa memahami dan mengetahui ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan.
Mahasiswa diharapkan memahami dan mengerti pengembangan ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan, hubungan lingkungan dengan pengembangan, serta pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh proses pembangunan
Tatap muka 4 dasar metode pembelajran wajib (ceramah, tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok)
White board, spidol, 4 lembar kasus lingkungan hidup dari media elektronik, laptop dan LCD projector
Pre test, project, performance, portofolio, presentation
Global Warming
Memahami dan Mengetahui efektifitas global warming
dan lingkungannya
Mahasiswa mengerti dan memahami masalah lingkungan yang menyebabkan terjadinya global warming
Tatap muka 4 dasar metode pembelajran wajib
(ceramah, tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok)
White board, spidol, 4 lembar kasus lingkunga
n hidup dari media elektronik, laptop dan LCD projector
Pre test, project, performance, portofolio,
presentation
EFSD (Education For Sustainable Development)
Memahami dan mengetahui cara menerapkan pendidikan lingkungan
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan pendidikan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
Tatap muka
White board, laptop dan LCD projector
Pre test, project, performance, portfolio, presentation
A. Azas-azas Lingkungan Hidup
Konsep yang diupayakan pemerintah dalam pelestarian lingkungan
1. Semua energi yang memasuki sebuah organisma (hidup)
populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari bentuk satu
ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau
diciptakan.
2. Tak ada sistem pengubah energi yang betul-betul efisien
3. Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya
termasuk kategori alam
4. Untuk semua kategoi alam, kalau pengadaannya sudah
mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun
degan penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat
maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada yang
menguntungkan lagi. Untuk semua kategori alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang
melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan, untuk
banyak kendala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumber alamyang sudah mendekati
batas maksimum
5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang
pengadaannya dapat merangsang pemggunaan seterusnya dan
yang tak mempunyai daya rangsangpenggunaan lebih lanjut.
11
6. 6. Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan
daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan
saingannya itu.
7. 7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi
dalam lingkungan yang mudah diramal
8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman
takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan
hidup itu dapat memisahkan takson tersebut
9. 9. Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan
biomassa dan produktivitas.
10. 10. Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa
dan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah
asimtot
11. 11. Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem
yang belum mantap (belum dewasa)
12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung
kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu
lingkungan
13. 13. Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan
terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem
yang mantap dan kemudian dapat mengalahkan kemantapan
populasi
14. 14. Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi bergantung
kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya
yang nanti akan mempengaruhi populasi itu
B. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan terbatas jumlahnya. Ada
5 kategori yang kini dianggap termasuk sumber daya alam, yaitu:
1. Energi
Sumber energi primer adalah matahari, angin, fosil, geothermal,
nuklir, dan lainnya
2. Materi
Materi yang dimaksud adalah semua jenis unsur atom, oksigen,
karbon, hydrogen, nitrogen, dan lainnya.
3. Lahan
Bumi kita perlu dijaga sebagai lahan potensial
4. Waktu
Waktu sangat terbatas, sebagai Negara berkembang bagaimana
penggunaan waktu kita untuk membangun
5. Keanekaragaman
Keragaman jenis makhluk hidup, tumbuhan, hewan termasuk
manusia, perlu dilindungi.
Rencana Kebijakan Pada Tahapan Perubahan Iklim
Kebijakan lingkungan dalam konferensi ditingkat internasional terjadi
perdebatan yang cukup panjang terkait dengan kondisi dilema,
kaitannya dengan politik dan ekonomi. namun pada akhirnya diambil
keputusan jalan tengah seperti di amerika bahwa kebijakan politik
internasional diambil solusi dengan mengimplementasikan teknologi
pengelolaan lingklungan. contoh: pengelolaan industri yang
berbasiskan lingkungan. pengurangan emisi dalam industri otomotif.
Pengetahuan Politik: pengetahuan politik adalah proses atau cara
untuk menjadikan pengetahuan sebagai landasan utama dalam
menetukan kebijakan.
Contoh : hasil konferensi di Bali tentang perubahan iklim
menghasilkan kebijakan. masing-masing Negara peserta konfrensi
untuk melakukan recovery terhadap lingkungannya misalnya
penanaman pohon, teknologi ramah lingkungan, green economic.
Penilaian Resiko: Kebijakan dibangun tidak hanya berdasarkan
kesepakatan sementara, tetapi juga harus bersifat jangka panjang
yang berkaitan dengan politik, ekonomi, pengetahuan, kesehatan,
13
teknologi dan gaya hidup. hal tersebut beresiko terhadap dampak
lingkungan sehingga yang bertanggung jawab besar dalam hal ini
adalah para ahli scince dan pemerintah.
Pengakuan dari ahli Pengetahuan: Para ahli memprediksikan akan
terjadinya kehancuran alam semesta dikarenakan exploitasi sumber
daya alam yang berlebihan oleh industri, serta faktor alampun juga
berperan seperti bencana alam yang tidak bisa diprediksi.
Isu Evolusi: Kebijakan iklim dapat dibagi ke dalam lima langkah
pengembangan:
Langkah 1 : Penilaian ilmiah (1950 - 1988)
Langkah 2 : Perencanaan Kerja (1988 - 1992)
Langkah 3: Kerangka Kinerja Kebijakan (1992 - 1997)
Langkah 4: Target Nasional dan Perencanaan Waktu (1997 - 2012)
Langkah 5 : Pengelompokan dalam Implementasi (2012- skg)
Penilaian Ilmiah: Terjadinya pemanasan global akibat meningkatnya
gas Karbondioksida. Seperti terbukti CO2 naik, dan mungkin akibat
aktivitas manusia yang terakumulasi sebelumnya, sehingga pada
tahun 1970, iklim menjadi lebih tajam lagi dan menimbulkan
perdebatan mengenai energi dan kebijakan lingkungan. Contohnya :
Pemanasan Global di Eurasia akibat dari pembakaran bahan bakar
fosil
Perencanaan Kerja: Perencanaan kerja yang diperdebatkan oleh
para pakar dalam organisasinya yang dinamakan Intergovermental
Panel on Climate Change (IPCC). Perdebatan tersebut menghasilkan
1 wacana yang dinamakan ”Pengetahuan yang Ramah
Lingkungan”
IPCC ini membuat suatu wacana sebagai acuan di tingkat
internasional secara ilmiah dalam hal melayani masyarakat dunia.
Pengaruh dari IPCC ini pada perencanaan kerja nasional dan
multinasional yaitu mencakup kebijakan yang sangat berat menurut
para ahli sains dan para pemimpin mengenai lingkungan. Para ahli
iklim dan pakar terkait pengetahuan ramah lingkungan menganjurkan
para pemimpin dunia tentang aspek teknis perubahan iklim yang
berdampak terhadap makhluk hidup, harus disikapi dengan kebijakan
iklim. Dalam hal ini salah seorang anggota organisasi internasional
bernama Hansen di Toronto dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa untuk mengurangi pemanasan global harus ada pengurangan
karbon sebanyak 20 persen pada tahun 2005. Hal tersebut
menyatakan bahwa terdapat salah satu bukti atmosfer sudah tinggi
kandungan karbondioksidanya sehingga terjadilah pemanasan global
di dunia. kemudian para pemimpin dunia harus menindak lanjuti hal
tersebut. Pemanasan global yang dihasilkan dari industri ini akan
menjadikan kekhawatiran para ahli sains yang mungkin pemikirannya
masih premature yang mempengaruhi dalam perencanaan kerja, dari
group kecil ini melobi bagaimana hal ini yang menimbulkan
ketidakpastian data yang luas dan jelas, dan mereka tidak setuju
dengan adanya kebijakan tersebut, tetapi beberapa ahli sains
memaksakan bahwa kebijakan dari ramah lingkungan ini adalah
sebagai dasar dari kemampuan secara politis, dan ekonomi
dibandingkan sebelumnya.
Kerangka Kinerja Kebijakan : Melihat dari beberapa negara yang
kaya dan lemah pada kerangka internasional mempunyai esensi yang
cukup mengancam dan mungkin selanjutnya akan mengikis daya
dukung yang dihasilkan oleh Amerika. amerika pada tahun 1992
melakukan sebuah upaya pembatasan pada zaman Clinton untuk
mencapai satu kesepakatan domestic, untuk mencapai kerangka
tersebut secara administrasi harus mempunyai rencana tindakan yaitu
15
rencana tersebut harus diimplementasikan. pada oktober 1993. hal ini
diharapkan bisa mencapai gol nasional dan bisa memproyeksikan
greenhouse dan mengurangi pemanasan global secara kasar 100 ton
pada tahun 2000.
Target Nasional dan Perencanaan Waktu: Mengikuti kesepakatan
pada satu kerangka konvensi, satu rangkaian rapat internasional yang
sangat luas untuk membuat kebijakan perlindungan iklim dihadiri oleh
beberapa negara yang fokus dalam perlindungan iklim di Berlin,
Geneva, Kyoto, Buenos Aires, Bonn, hague, dan marrakech.
diketahui secara resmi seperti conferrences dari pihak (COP),
ditentukan rapat ini pada konvensi kerangka untuk menyediakan
waktu dalam prosesnya yang realistis dalam pengurangan
karbondioksida tahun 2000. Adapun pada saat itu detik konferensi dari
para pihak (COPS-2) dijumpai di Geneva pada bulan juli 1996, ini jelas
yang paling tidak lima belas bangsa dikembangkan, secara
keseluruhan bertanggung jawab untuk tidak menggunaka gas rumah
kaca yang menaikkan emisi di (COPS-3) ada di Kyoto December 1997
mengurangi 53 persen , (COPS-4) ada 153 kota yang ikut rapat d
boenus aires, (COPS-5) target di Bonn Jerman, (COPS-6) di Amerika
pada tahun 2001
Pengelompokan dalam Implementasi
Hal ini termuat dalam COPS-7 yang dimulai sangat perlahan pada
implementasinya kebijakan iklim berusaha untuk membedakan
kebijakan dari daerah ke daerah, negara ke negara, dan bahkan
komunitas ke komunitas yang diatur untuk mengimplementasikan dan
menyesuaikan dari kebijakan yang dibuat.
Peran Dari Daya Kebijakan U.S diperlindungan Iklim
Pengurangan karbon akan mungkin memerlukan kemajuan pada tiga
area berbeda dari kebijakan daya: (1) promosi peningkatan efisiensi
daya dan penggunaan dari alat penghematan energi, (2) pembakaran
dari ekstraksi daya fosil dan penggunaan tidak berlebihan dan (3)
pembangunan teknologi energi alternatif seperti kendaraan hidrogen,
turbin memutar, photovoltaics, sel bahan-bakar, dan gas turbin
Kemajuan masa depan di kebijakan perlindungan iklim akan
sesuaikan pada pemerintahan yang sangat luas di dunia yang
kebijakan tersebut akan menjawab ketiga dilema:
1. Pemisahan sementara dari biaya dan bermanfaat bagi
menciptakan insentif suka menentang untuk menunda kebijakan
dibutuhkan respon.
2. Perdebatan di antara golongan dengan kebijakan menyeluruh
dan yang dapat menyesuaikan diri manajemen berlanjut
mengacaukan upaya perlindungan iklim.
3. Desain kebijakan baik akan mencerminkan perdebatan kreatif di
antara para Politik nasional dan domestik seperti halnya
perdebatan di antara teori dan praktis dan pada akhirnya akan
mengeluarkan instnrments kebijakan dan implementasi rencana.
Jadi sudah ada kesepakatan antara ilmuwan dengan politisi untuk
jangka waktu yang sangat panjang menyikapi terkait kebijakan
perubahan iklim.
C. Perkembangan Pendidikan Penduduk Indonesia
Negara Indonesia ditempati oleh berbagai keanekaragaman penduduk
yang dewasa ini mengalami berbagai macam permasalahan.
Permasalahan yang sedang dihadapi diantaranya adalah tidak
17
meratanya pendidikan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat
Negara Indonesia.
Penduduk Indonesia yang sudah mencapai proyeksi 253,7 juta jiwa
pada tahun sekarang s.d tahun 2020, angka buta huruf selalu
bertambah seiring dengan pertambahan penduduk yang makin cepat
yang tidak diimbangi dengan penambahan fasilitas, misalnya; gedung
sekolah dan guru-gurunya. Jutaan anak-anak menjadi dewasa tanpa
melalui bangku sekolah, sebagian lain putus sekolah pada kelas-kelas
permulaan tanpa pernah belajar membaca, berhitung dan menulis,
sebagai basic untuk mempermudah mempelajari ilmu-ilmu yang
dihadapi dalam kehidupan. Di Negara Indonesia anggaran pendidikan
masih rendah sementara angka kelahiran sangat tinggi. Tidak hanya
persediaan dana yang kurang tapi komposisi usia secara piramida
pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa
rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan
terus berkurang. Akibatnya Negara Indonesia yang sebelumnya
mengarahkan perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-
diam mengalihkan sasarannya.
Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari
masyarakat buta huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi
dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah
antara pria dan wanita. Hampir dimana-mana pria diberikan prioritas
untuk pendidikan umum dan latihan-latihan tekhnis. Mereka adalah
orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam
dunia. Sebaliknya pengetahuan wanita ditekan secara kejam pada
tingkat yang terbawah.
Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya
terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk
menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas
pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara
laki-laki dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian
masyarakat yang kaya dan miskin.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga
dirasakan pada keluarga. Jika digabungkan dengan kemiskinan,
keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat,
menghambat berpikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di
samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua
dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah
ini.
Pertumbuhan penduduk yang cepat menghambat program-program
perluasan pendidikan, juga mengarah pada apatisme di Negara
Indonesia yang kesulitan untuk mengatasinya. Tingkat pendidikan
adalah sangat menentukan sebagai alat penyampaian informasi
kepada manusia tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang
penerimaan gagasan-gagasan baru.
Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan sosial,
ekonomi dan kebudayaan suatu masyarakat. Pertumbuhan penduduk
yang cepat akan menimbulkan banyak masalah dalam bidang
pendidikan. Dalam Negara seperti itu biaya pendidikan relatif akan
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang sudah stabil.
Tekanan pada pemerintah untuk menyediakan jumlah sekolah serta
guru yang lebih banyak amat besar. Di Negara berkembang seperti
Indonesia, masalah ini menjadi amat besar. Di satu pihak, kewajiban
bersekolah ingin ditekankan, tapi dilain pihak kemampuan negara
untuk melaksanakannya amat terbatas. Karena itu pendidikan
merupakan suatu variabel yang mempengaruhi keadaan penduduk.
(Sembiring, 1985:73).
Oleh karena itu penyeimbangan jumlah penduduk harus segera
ditangani demi keselarasan dan pemerataan pendidikan warga negara
Indonesia, terutama pendidikan lingkungan hidup. Saat ini yang terjadi
di alam Indonesia berbagai bencana bertubi-tubi datang, bencana
19
lumpur lapindo, global worming, longsor, badai gelombang, dll.
Terutama banjir yang sekarang sedang terjadi di daerah kabupaten
Karawang akibat tersumbatnya aliran dari sungai citarum. Apabila
tidak segera ditangani maka air citarum akan meluap kedaerah yang
pengalirannya melewati kota bekasi, purwakarta, subang dan Jakarta.
Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya dan tidak meratanya
pendidikan, terutama pendidikan lingkungan hidup secara teoritis dan
praktis yang didapatkan oleh masyarakat baik secara formal, informal
maupun non formal. Terlebih pendidikan secara umum diberbagai
bidang. Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi menjadi salah satu
factor urgen ketidakmerataaan pendidikan yang terjadi sekarang. Jadi
perlu ada upaya dalam pembatasan kelahiran untuk menanggulangi
pesatnya jumlah penduduk yang menjadi salah satu factor
penyebabnya.
Lingkungan hidup dan ekologi merupakan hal yang masih baru bagi
masyarakat Indonesia. Perhatian terhadap hal ini muncul menjelang
pertengahan tahun 70an dan baru meningkat pada waktu akhir-akhir
ini setelah masyarakat dikejutkan oleh tulisan para ahli dan media
massa mengenai kemerosotan dan kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungan.
Perusakan dan pencemaran yang masih terus terjadi dan meningkat,
misalnya: penebangan hutan lindung untuk pemukiman liar, perusakan
rimba bakau di daerah pesisir, perburuan binatang yang terlarang,
pencemaran sungai oleh limbah dari industri dan perumahan
penduduk atau pembuangan sampah yang sembarangan. Di samping
itu fakta yang terjadi kekurangan partisipasi dalam usaha-usaha
pelestarian lingkungan, umpamanya dalam memelihara proyek
penghijauan atau mengikuti ketentuan kesehatan lingkungan.
Tidak sedikit masyarakat yang belum memahami akibat-akibat
langsung dari tindakan seperti itu terhadap kehidupan mereka sendiri.
Implikasi lingkungan hidup ternyata juga belum begitu diperhatikan
dalam perencanaan dan pelaksanaan beberapa proyek pembangunan
dan penanaman modal. Contoh: beberapa pabrik dibangun tanpa
peralatan pencegahan pencemaran yang cukup, malahan ada yang
menyalurkan limbah yang mengandung zat-zat mencemarkan
dibagian hulu dari sumber air minum, proyek yang akan menimbulkan
kegiatan ekonomi dan pemukiman baru direncanakan di daerah cagar
alam atau wilayah “catchment area” untuk daerah aliran sungai, dan
lain-lain.
Soerjani (1987:265), keadaan tersebut di atas, dapat ditelusuri
beberapa sebab, diantaranya:
1. Pengetahuan dasar pendidikan umum selama ini belum atau
tidak banyak mencakup segi-segi lingkungan hidup secara
khusus meskipun sebenarnya ada di dalam berbagai mata
pelajaran, butir-butir pengetahuan yang bersangkutan belum
diberikan dalam kaitan yang berarti sehingga memberikan
relevansi lingkungan hidup bagi pelajar.
2. Keahlian, berkaitan dengan itu ahli-ahli Indonesia yang berkaitan
khusus mendalami masalah lingkungan hidup sangat terbatas
jumlahnya, banyak pengelola dan perencana sumberdaya alam
serta lingkungan tidak dibekali pengetahuan dan keterampilan
yang cukup.
3. Penelitian dan Data, pengetahuan tentang keadaan lingkungan
hidup Indonesia masih sangat kurang dan masih banyak hal-hal
yang belum diketahui, bagian yang cukup besar dari
pengetahuan mengenai lingkungan hidup didasarkan pada
penelitian yang dilakukan negara barat yang mempunyai kondisi
alam dan lingkungan yang berbeda, sehingga belum tentu
sepenuhnya sesuai dengan keadaan lingkungan di Indonesia.
21
4. Tekhnologi, pemilihan teknologi yang kurang tepat membawa
pengaruh dalam jangka panjang pada lingkungan hidup yang
tidak terduga sebelumnya. Umpamanya pemilihan “Combustion
engine” membawa masalah pencemaran udara dan penggunaan
bahan bakar dari sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui, dan
penggunaan insektisida tertentu ternyata dapat memberikan
pengaruh berantai.
Implikasinya, jika pendidikan lingkungan tidak dapat diterapkan, maka
berbagai ketidakseimbangan alam akan bermunculan, bencana-
bencana akan terjadi. Dan yang akan merasakannya adalah seluruh
penduduk Indonesia yang sekarang pada tahun 2009 berjumlah 243,
3 juta jiwa. Oleh karena itu para pendidik atau guru di berbagai
tingkatan harus menjadikan prioritas menyampaikan dan melatih
dalam pemahaman dan penerapan pendidikan lingkungan, terutama
bagi guru yang konsen dalam bidang lingkungan hidup.
Sumber daya alam itu jika tidak dipelihara keseimbangannya, maka
tidak akan berkontribusi lama lagi serta tidak akan menjadi
pembangunan yang berkelanjutan bagi Negara Indonesia.
Selain itu faktor bertambahnya jumlah penduduk menjadi salah satu
indikator pendidikan. Oleh karena itu program KB harus digalakkan
kembali sebagai upaya untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk. Karena semakin bertambah jumlah penduduk, maka
semakin banyak pula fasilitas pendidikan, kesehatan, yang dibutuhkan
dan semakin banyak pula produktivitas sampah yang dihasilkan.
Pendidikan lingkungan harus ditekankan pada peserta didik sedini
mungkin untuk dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
melihat bahwa kondisi lingkungan Indonesia sekarang sudah rentan
dengan berbagai bencana yang salah satunya disebabkan oleh
tangan-tangan kreatifitas manusia yang berlebih, sehingga
menyebabkan keseimbangan lingkungan tidak terjaga. Kelestarian air,
tanah, udara, hutan sudah mulai mengalami kepunahan. Oleh sebab
itu pendidikan lingkungan hidup yang mencakup, pendidikan
multikecerdasan diantaranya: multikemampuan, multiprofesional,
multiinquiry, dan Pendidikan kepribadian harus dijadikan bahan ajaran
prioritas.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005 sebesar 213.375.000
juta jiwa, dengan yang mengenyam pendidikan diperkotaan sebesar
60.381.826, jika dalam jumlah yang sedang mengenyam pendidikan
tersebut diberikan pendidikan lingkungan dan menerapkannya, maka
akan ada harapan menuju pembangunan yang berkelanjutan melalui
pendidikan lingkungan hidup.
Karena pendidikan lingkungan merupakan salah satu upaya menuju
pembangunan yan berkelanjutan untuk generasi berikutnya. Tentunya
dengan memperhatikan faktor-faktor pertumbuhan penduduk yang
menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan lingkungan. Karena jumlah
penduduk yang meningkat tanpa diimbangi dengan fasilitas
pendidikan yang memadai, maka pendidikan lingkungan akan
cenderung sedikit tingkat keberhasilannya. Jika penerapan pendidikan
lingkungan ini gagal, maka mungkin suatu saat penghuni penduduk
Indonesia akan punah dan digantikan oleh kaum yang lain. Selain itu
akan berdampak pada aspek ekonomi yang menciptakan masalah-
masalah baru seperti kemiskinan, kelaparan, keterbelakangan hidup
dalam keseharian.
D. IPTEK dan Lingkungan
Peranan IPTEK dalam Kehidupan Manusia
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat
manusia. Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari
permasalahan yang ada. Sebagian orang bahkan memuja IPTEK
23
sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan
kefanaan dunia. IPTEK diyakini akan memberi umat manusia
kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
a. Peranan terhadap Kebutuhan Pokok Manusia :
1. Pangan
a. Ditemukannya bibit unggul dengan memanfaatkan sinar zat
radioaktif yang dapat mengadakan mutasi gen.
b. Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memanen hasil
produksi sehingga hasilnya lebih besar dibandingkan dengan
menggunakan tenaga manusia.
c. Pemberantasan hama dan membunuh kuman-kuman
pembusuk menggunakan radiasi yang bersumber dari tenaga
nuklir.
2. Sandang
Dengan kemajuan teknologi, kita tidak perlu menunggu terlalu
lama hasil serat tanaman kapas karena dengan serat sintesis,
pembuat tekstil dapat dilakukan secara besar-besaran dalam
waktu yang singkat. Dalam hal perhiasan, perkembangan IPTEK
telah dapat dibuat intan sintetis, berdasar dari struktur intan
mengubah struktur heksagonal dari karbon grafit menjadi
strukturtetragonal dari intan.
3. Papan
Dengan menerapkan teknologi maju, manusia mampu
membangun rumah dan gedung pencakar langit sehingga tidak
membutuhkan lahan yang luas untuk membangun pemukiman.
Disamping itu, manusia akan berusaha memanfaatkan lautan
dan antariksa sebesar-besarnya, melalui pulau pulau buatan.
b. Peranan terhadap Pendayagunaan Sumber Daya Alam
1. Minyak Bumi
Semua mesin kendaraan dan mesin pabrik menggunakan
minyak bumi sebagai bahan bakarnya. Namun, kita sadar minyak
bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.
2. Batu Bara
Pembangkit tenaga listrik, mesin uap, bahkan sampai rumah
tangga banyak menggunakan batu bara, meski sedikit demi
sedikit tergeser oleh minyak bumi. Namun, dengan adanya
kemajuan teknologi, menyebabkan bahan tersebut dapat didaur
ulang.
3. Air
Kita tahu ditempat tempat terpencil masih sangat kekurangan air.
Namun, dengan berkembangnya teknologi, air dapat menjangkau
seluruh pelosok negeri ini. Air sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia, tidak hanya untuk diminum, tetapi juga bias
sebagai sarana transportasi, wisata, olahraga dan menjadi
sumber pembangkit listrik yang mempunyai peranan besar pada
kehidupan sehari hari.
4. Hutan dan Hewan
Hutan dan hewan merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui. Sayangnya, teknologi modern justru
mengakibatkan sumber daya tersebut menjadi tidak lagi dapat
diperbaharui. Contohnya:
Penebangan hutan yang semena-mena menyebabkan tanah
gundul dan erosi. Contoh lainnya, penangkapan ikan memakai
pukat harimau mengancam kelangsungan hidup ikan.
5. Tanah
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi,
manusia mampu menentukan jenis tanah, unsur-unsur yang
diperlukan tanaman sehinga dapat memberikan pupuk yang
paling tepat.
c. Peranan terhadap Kehidupan Manusia
1. Komunikasi
a. Dengan teknologi modern, manusia dapat menciptakan telegram
(pertengahan abad 20), yang dapat dipakai untuk menyampaikan
pesan sampai ribuan kilometer dalam waktu beberapa menit
saja.
b. Penemuan telepon (Graham Bell 1876) sehingga orang dapat
berkomunikasi langsung.
c. Penemuan pesawat radio (Marconi 1896), untuk mengirim dan
menerima berita tanpa melalui kawat penghubung seperti pada
telepon dan telegram.
d. Penemuan televisi yang dapat mengirim suara dan gambar hidup
pada pemirsa dalam jarak ratusan kilometre dari objek yang
disaksikan.
e. Penemuan komputer yang dapat dengan mudah dan tepat dalam
memperoleh informasi yang diperlukan. Komputer saat ini
merupakan alat komunikasi yang kompleks, karena hanya
dengan alat ini kita bisa mengetahui informasi dari segala macam
aspek kehidupan dengan cepat dan tepat.
25
f. Ditemukannya satelit yang dapat membantu manusia dalam
berkomunikasi meski terjadi antar benua.
g. Ditemukannya mesin cetak pada awal abad 15. Dengan adanya
mesin ini, dapat digunakan sebagai penghasil komunikasi massa
berupa koran.
Dengan adanya media massa berupa koran, suatu berita dapat
diikuti oleh orang banyak dalam waktu yang pendek. Dengan
koran masuk desa, komunikasi menjadi lebih luas.
2. Transportasi
Dengan diterapkan ilmu pengetahuan alam dan teknologi
modern, orang dapat membuat sarana transportasi, misalnya
sepeda motor, mobil, bus, kereta api, kapal laut, pesawat
terbang. Sarana transportasi tersebut sangat efektif dan efisien
daripada memakai alat transportasi pada zaman dahulu,
misalnya kuda, kereta kuda atau kapal layar.
3. Kesehatan
a. Meningkatkan ilmu dan fasilitas di bidang kedokteran.
Berkembangnya cabang-cabang ilmu di bidang pengobatan
dan penemuan alat kedokteran seperti mikroskop, banyak
membantu pemecahan masalah di bidang kedokteran.
b. Meningkatkan Teknologi Obat-obatan.
Dengan ditemukannya teknologi material, orang dapat
mengetahui susunan suatu zat, sifat-sifatnya jumlah masing-
masing bagian dari susunan suatu persenyawaan. Dasar
pemisahan suatu bersenyawa dari campurannya dan
pembentukan senyawa baru dari senyawa lain merupakan
awal dari pembuatan teknologi di bidang obat-obatan.
c. Memberantas Penyakit Menular.
Perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan
kberhasilan ilmu kedokteran dalam mengikuti tingkah laku
dinamika gelombang epidemic, sehingga mampu
mengadakan usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular.
4. Sosial dan Budaya
a. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa
percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan
semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat
melecehkan bangsa-bangsa Asia.
b. Kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin,
tekun dan pekerja keras.
5. Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang
pendidikan antara lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai
sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah
guru bukannya satu-satunya penyampai materi atau sumber ilmu
pengetahuan.
b. Dengan kemajuan teknologi munculah metode-metode
pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran.
c. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
6. Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari
kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara
lain:
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b. Terjadinya industrialisasi
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat
d. Mudahnya kegiatan jual beli, bahkan penjua dan pembeli
tidak perlu bertatap muka untuk bertransaksi.
Dampak positif dan negatif IPTEK dalam kehidupan manusia
1. Dampak Positif
a. Memberikan berbagai kemudahan
- Perkembangan dan kemajuan serta penemuan-penemuan baru
di bidang IPTEK dapat membantu mempermudah segala
aktivitas manusia. Terlebih aktivitas yang berkaitan dengan
kegiatan telekomunikasi dan perindustrian.
- Di bidang telekomunikasi, IPTEK telah memberikan damp[ak
luar biasa sehingga manusia lebih mudah berkomunikasi, bahkan
dari jarak jauh. Melalui telepon seluler maupun layar komputer,
manusia bisa saling berbincang dan saling memandang.
- Memudahkan kegiatan perindustrian dengan penemuan berbagai
alat atau mesin canggih. Dengan bantuan mesin mampu
27
memproduksi barang dalam jumlah banyak dan juga dapat
meringankan kerja para karyawan.
- Dalam dunia pertanian pun, para petani diringankan dengan
terciptanya mesin pembajak lahan pertanian. Sehingga para
petani dapat bekerja dengan lebih cepat dan penanaman
padipun dapat dilakukan secepat mungkin.
b. Mempermudah penyebaran informasi
Salah satu faktor penting untuk menunjang kemajuan manusia
adalah informasi. Baik dari media cetak maupun elektronik.
c. Menambah pengetahuan dan wawasan
Komputer sebelumnya merupakan sebuah alat tercanggih
sehingga hanya dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang
tertentu. Akan tetapi, perkembangan IPTEK telah membalikkan
keadaan tersebut. Kini, peralatan komunikasi sudah mulai
menjamur seperti, komputer, internet dan handphone.
Dengan demikian, perkembangan IPTEK telah memberikan
pengaruh positif untuk menambah wawasan serta pengetahuan
masyarakat. Masyarakat yang pintar dan berwawasan luas
diharapkan mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi.
2. Dampak Negatif
a. Mempengaruhi pola pikir
Masyarakat Indonesia adalahmasyarakat yang agresif
dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama
sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata
perkembangan tersebut tidak hanya berdampak
terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap
pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi
setiap harinya masyarakat kita di sajikan dengan
berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagai
media elektronik.
b. Hilangnya budaya tradisional
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti
mall, hotel dll, mengakibatkan hilangnya budaya
tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang
dulunya lebih dikenal sebagai pasar tradisional kini
berubah menjadi pasar modern.Begitu juga terhadap
pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah
mengarah kepada pergaulan bebas cenderung tanpa
aturan.
c. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan
sumber daya alam, namun hingga saat ini, Indonesia
lebih dikenal sebagai Negara yang sedang berkembang
dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita
juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang
tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu
contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun
yang lalu, sebelum era 90-an kota Karawang dikenal
sebagai lumbung padi, bahkan menjadi salah satu
andalan untuk ketahanan pangan provinsi Jawa Barat.
Hal tersebut dimungkinkan karena pada masa itu di
Karawang masih terdapat banyak lahan
pertanian.Tetapi sekarang, sebutan “ lumbung padi “
rasanya sudah tidak sesuai lagi, karena saat ini
Karawang sudah bergerak menuju kota industri yang
dalam pembangunannya menghabiskan banyak lahan
pertanian di kota Karawang. Perkembangan
pembangunan di kota ini amat sangat pesat. Mulai dari
berdirinya berbagai kawasan kegiatan industri, hotel,
serta perumahan berdiri di mana-mana. Akibatnya lahan
pertanian berkurang, polusi udara mulai terasa,
pencemaran sungai Citarum yang semakin parah,
kemacetan yang terjadi hampir setiap jam kerja mulai
dan selesai. Di mana hal tersebut dulu tidak pernah
terjadi.
29
E. Global Warming
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas
dengan fungsi yang berbeda-beda.
Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi
agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah
kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-
gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja
rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di
dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat.
Paradigm berkelanjutan: Perubahan perkembangan
kehidupan sosial, budaya, ekonomi & lingkungan secara
bersama (lokal, nasional, regional ,global) secara
simultan, seimbang, berkesinambungan.
Lestarikan Bumi untuk Masa Depan yang Lebih
Baik, Iklim dunia secara menyeluruh sedang mengalami
kerusakan sebagai konsekuensi dari aktivitas manusia. Dampak perubahan iklim terhadap manusia sangat
kompleks.
• Konferensi Stockholm : Deklarasi lingkungan hidup :
Rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia (action
plan) dan Rekomendasi tentang kelembagaan dan
keuangan yang mendukung rencana aksi tersebut.
• Dalam konferensi Stockholm inilah menyepakati
pentingnya pemeliharaan lingkungan hidup melalui
kesadaran dengan motto
• “Hanya Ada Satu Bumi” (The Only One Earth )
untuk semua manusia.
“EarDeklarasi Rio juga dikenal dengan “Earth
Chapter” ;
A. Pernyataan Prinsip-Prinsip Kehutanan;
B. Konvensi tentang perubahan iklim;
C. Konvensi Keanekaragaman Hayati ;
D. Agenda-21 merupakan “action plan” yaitu
merupakan aksi pembangunan berkelanjutan.
th Chapter” KTT Rio de Janeiro: KTT Bumi (Earth
Summit) pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil.
Jargon “ Think globally, act locally “,
menekankan pentingnya semangat kebersamaan
(multilaterisme )
untuk mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan
oleh benturan antara upaya-upaya melasanakan
pembangunan dan upaya-upaya melestarikan
lingkungan.
• Prinsip 1 : Manusia menjadi pusat perhatian dari
pembangunan berkelanjutan. Mereka hidup secara
sehat dan produktif, selaras dengan alam.
• Prinsip 2 : Negara mempunyai, dalam
hubungannya dengan the Charter of the United
Nations dan prinsip hukum internasional, hak
penguasa untuk mengeksploitasi sumberdaya
mereka yang sesuai dengan kebijakan lingkungan
dan pembangunan mereka
31
• Prinsip 3 : Hak untuk melakukan pembangunan
harus diisi guna memenuhi kebutuhan
pembangunan dan lingkungan yang sama dari
generasi sekarang dan yang akan datang.
• Prinsip 4 : Dalam rangka mencapai pembangunan
berkelanjutan, perlindungan lingkungan seharusnya
menjadi bagian yang integral dari proses
pembangunan dan tidak dapat dianggap sebagai
bagian terpisah dari proses tersebut.
• Prinsip 5 : Semua nagara dan masyarakat harus
bekerja sama memerangi kemiskinan yang
merupakan hambatan mencapai pembangunan
berkelanjutan……..
• Prinsip 8 : Untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan dan kualitas kehidupan masyarakat
yang lebih baik, negara harus menurunkan atau
mengurangi pola konsumsi dan produksi, serta
mempromosikan kebijakan demografi yang sesuai.
• Prinsip 9 : Negara harus memperkuat kapasitas
yang dimiliki untuk pembangunan berlanjut melalui
peningkatan pemahaman secara keilmuan dengan
pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
dengan meningkatkan pembangunan, adaptasi, alih
teknologi, termasuk teknologi baru dan inovasi
teknologi.
• Prinsip 10 : Penanganan terbaik isu-isu
lingkungan adalah dengan partisipasi seluruh
masyarakat yang tanggap terhadap lingkungan dari
berbagai tingkatan. Di tingkat nasional, masing-
masing individu harus mempunyai akses
terhadap informasi tentang lingkungan, termasuk
informasi tentang material dan kegiatan berbahaya
dalam lingkungan masyarakat, serta kesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan. Negara harus memfasilitasi dan
mendorong masyarakat untuk tanggap dan
partisipasi melalui pembuatan informasi yang dapat
diketahui secara luas.
• Prinsip 15 : Dalam rangka mempertahankan
lingkungan, pendekatan pencegahan harus
diterapkan secara menyeluruh oleh negara sesuai
dengan kemampuannya. Apabila terdapat ancaman
serius atau kerusakan yang tak dapat dipulihkan,
kekurangan ilmu pengetahuan seharusnya tidak
dipakai sebagai alasan penundaan pengukuran
biaya untuk mencegah penurunan kualitas
lingkungan.
• Prinsip 17 : Penilaian dampak lingkungan sebagai
instrument nasional harus dilakukan untuk kegiatan-
kegiatan yang diusulkan, yang mungkin
mempunysai dampak langsung terhadap lingkungan
yang memerlukan keputusan di tingkat nasional.
• Prinsip 20 : Wanita mempunyai peran penting
dalam pengelolaan dan pembangunan lingkungan.
Partisipasi penuh mereka perlu untuk mencapai
pembangunan berlanjut.
• Prinsip 22 : Penduduk asli dan setempat
mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan
pembangunan lingkungan karena pemahaman dan
pengetahuan tradisional mereka. Negara harus
mengenal dan mendorong sepenuhnya identitas,
budaya dan keinginan mereka serta menguatkan
partisipasi mereka secara efektif dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan.
33
Kondisi lingkungan saat ini
1. Pencemaran Air, Udara dan Tanah semakin
meningkat
2. Kerusakan Lingkungan Semakin Meningkat
a. Hutan
b. Terumbu Karang
c. Lahan
3. Bencana Lingkungan Semakin Meningkat
a. Banjir
b. Longsor
c. Kekeringan
d. Kebakaran Hutan
e. Penurunan Spesies Flora dan Fauna
4. Perubahan Iklim (Naiknya Suhu Bumi)
a. Es di Kutub mencair
b. Kadar Garam Air Laut Menurun
c. Muka Air Laut Naik
d. Suhu Air Laut di Kutub Menurun
Penyebab Penurunan Kualitas
Lingkungan :
1. Eksploitasi Sumber Daya Alam Meningkat
a. SDA terbarukan
b. SDA tidak terbarukan
2. Sampah/limbah yg dibuang ke lingkungan
3. Transportasi Tidak Ramah Ligkungan
4. Industri Tidak Ramah Lingkungan
5. Kebakaran Hutan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarilkan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi: Perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.
Tujuan :
1. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi
masa kini dan generasi masa depan
2. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak
atas lingkungan hidup sebagai bagian dari HAM
3. Menjaga Kelestarian fungsi lingkungan
4. Mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan
5. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
KTT 16 Perubahan Iklim di Cancun Meksiko
Menghasilkan keputusan yang berimbang antara negara
maju dan berkembang dalam menuju masa depan
pembangunan rendah emisi; Menuju peningkatan
aksidalam rangka perubahan iklim di negara
berkembang; Adanya satu inisiasi institusi untuk
melindungi masyarakat miskin dan rentan dampak
perubahan iklim dan menyalurkan dana dan teknologi
dari negara maju untuk pembangunan berkelanjutan;
Negara-negara maju akan melakukan aksi nyata untuk
melindungi hutan-hutanm di negara berkembang;
Menjaga kenaikan temperatur global tidak lebih dari 2
derajat celcius; dan mengatur jangka waktu evaluasinya;
Elemen Cancun Agreements termasuk target
penurunan emisi negara-negara industri di bawah
proses multilateral dan negara tersebut
mengembangkan rencana pembangunan rendah
karbon, strategi dan evaluasinya termasuk mekanisme
pasar dan laporan inventori secara berkala.
35
UNFCCC, Perubahan iklim adalah mengindikasikan
adalnya perubahan pada iklim yang disebabkan secara
langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas manusai
yang mengubah komposisi atmosfer global dan juga
aterhadap variabilitas iklim alami yang diamati selama
periode tertentu.
Disebabkan oleh dominasi konsentrasi GRK di atmosfir,
sehingga energi panas matahari dalam bentuk
gelombang tampak masuk dan menghangatkan
permukaan bumi, bumi yang dingin mengemisikan
energi tersebut kembali ke angkasa dalam bentuk
gelombang infra merah, thermal dan radiasi. GRK akan
menghalangi radiasi infra merah agar tidak kembali ke
angkasa, Efek GRK alami menyebabkan temperatur
bumi lebih panas 30oC seharusnya 15oC
Sejak Revolusi industri 250 tahun yang lalu, emisi GRK
semakin menebalkan selubung GRK di
atmosfersehingga mengakibatkan perubahan komposisi
atmosfir selama 650.000 tahun. Lajunya akan cepat
kecuali ada strategi mengurangi emisi GRK ke atmosfir.
Upaya menumbuhkan budaya menanam di masyarakat
dilakukan Kementerian Kehutanan melalui berbagai
program penanaman. Tercatat program yang telah
dilaksanakan antara lain Aksi Penanaman Serentak
Indonesia (tahun 2007 dan 2008), Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara Pohon (tahun 2007), Pencanangan
Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam
Nasional (tahun 2008), serta Satu Orang Satu Pohon
(One Man One Tree - tahun 2009).
Melalui program Penanaman 1 Miliar Pohon Tahun
2010 ini Kementerian Kehutanan juga berupaya untuk
sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
terutama yang tinggal di sekitar hutan. Beberapa skema
yang ditempuh Kementerian Kehutanan adalah melalui
Hutan Kemasyarakatan, dimana tahun 2010 ini
direncanakan seluas 210.749,64 ha, Hutan Rakyat
Kemitraan seluas 203.833 ha, Hutan Desa seluas
10.310 ha, dan pencadangan Hutan Tanaman Rakyat
mencapai 480.303 ha. Total luas seluruh skema
tersebut mencapai 905.195,64 ha. Apabila setiap
Kepala Keluarga (KK) diberikan ijin kelola rata-rata
seluas 15 ha, dan melibatkan 4 orang sebagai tenaga
kerja, maka sedikitnya 60.346 KK atau 241.384 tenaga
kerja terserap dalam pengelolaan hutan ini. Apabila
setiap hektare yang dikelola masyarakat dapat
menghasilkan 200 m3 kayu dengan harga Rp.
500.000,00/m3, maka setiap hektare lahan dapat
menghasilkan 100 juta rupiah, atau Rp 1,5 miliar setiap
KK.
Keberhasilan seluruh program tersebut memacu
pemerintah untuk meluncurkan program Penanaman 1
Miliar Pohon tahun 2010 dengan motto “Satu Miliar
Pohon Indonesia untuk Dunia” atau “One Billion
Indonesian Trees for the World”. Penyediaan bibit
direncanakan melalui anggaran DIPA BA tahun 2010
sebanyak 36 juta batang, partisipasi para pihak (swasta,
BUMN, LSM, Pemda, lembaga donor) 300 juta batang,
Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa 320 juta
batang, Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran
Sungai 300 juta batang, serta Hutan Rakyat Kemitraan
sebanyak 50 juta batang.
37
Dasar Hukum UUD-45 Bab XA. Hak Asasi Manusia
pasal 28H: “Setiap orang berhak….mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat….”;
2.Permendiknas No. 63/2009: Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan. Bagian ke-tiga: Paradigma & Prinsip
Penjaminan Mutu Pendidikan pasal 3 butir c):
„Pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan
/atau pembangunan berkelanjutan (education for
sustainable development), yaitu pendidikan yang
mampu mengembangkan peserta didik menjadi rahmat
bagi sekalian alam.”
Mengapa Perlu Menanam Pohon; Karena Meningkatnya
Emisi Grk :
CO2 (Karbondioksida) sumber pembakaran bahan
bakar fosil, transportasi, deforestasi, dan pertanian;
Metan (CH4) sumber pertanian, perubahan
tataguna lahan, pembakaran biomassa, dan tempat
pembuangan sampah.
Nitrous Oksida (N2O) bersal dari pembakaran
bahan bakar fosil, industri dan pertanian;
Hidrofluorokarbon (HFCs) berasal dari industri
manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan
aerosol;
Perfluorokarbon (PFCs) berasal dari industri
manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan
aerosol; (freon), penggunaan aerosol;
Sulfur Heksalfluorida (SF6) berasal dari industri
manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan
aerosol; transmisi listrik.
Tantangan Global :
1. Archipelego Indonesia & beraneka mikro-iklim,
populasi penduduk, suku etnis, agama, ras
berbhinneka, kekayaan alam;
2. World chaostic : pertumbuhan populasi yang
melebihi kapasitas produktivitas natural bumi &
World interlinkages;
3. Kehidupan yang tidak „seimbang‟: lebih banyak
memanfaatkan daripada memelihara sumber-
sumber natural unsustainable development ‟
F. Education For Sustainable Development (EFSD)
• Paradigm Berkelanjutan: Tanpa memperdulikan
akan ‘ambruk’
• Tanpa msistem lingkungan, semuanya
emperdulikan sistem ekonomi, masyarakat tidak
dapat maju,
• Tanpa memperdulikan sistem sosial, orang tidak
akan berkembang.
• Visi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
adalah sebuah dunia dimana semua orang
mempunyai kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dari pendidikan yang berkualitas,
belajar nilai-nilai , tingkah laku dan gaya hidup yang
diperlukan untuk masa depan yang berkelanjutan
dan untuk transformasi masyarakat yang positif
Pembangunan yang berkelanjutan adalah masa depan
dimana setiap orang akan mempunyai kesempatan
untuk menjadi manusia yang dihargai.
Contoh Kegiatan Adaptasi Untuk Pengelolaan Sumber
Daya Air:
39
1. Masyarakat, Mengubah kebiasaan dengan
menggunakan air secara hemat.
2. Perusahaan/Swasta, Menciptakan proyek/kegiatan
yang membantu Pemda
3. dalam mengatasi kekurangan air bersih terutama
pada musim kemarau di daerah-daerah yang
kekurangan air bersih.
4. Pemda, Mengatasi kekurangan air bersih.
5. Pemerintah Pusat, Membuat regulasi penyediaan
air bersih dan mengawasi pelaksanaannya
Penyesuaian perencanaan infrastruktur:
• Teknologi ramah lingkungan (zero waste
technology)
• Green building
• Pengolahan sampah
• Penggunaan energi ramah lingkungan
• Perluasan ruang terbuka hijau (RTH)
• Dll
Pelaku Mitigasi
Pelaku Kegiatan
Pemerintah Ratifikasi konvensi Perubahan iklim
(UNFCCC) dan Protokol Kyoto;
Pengembangan program-program
terkait dengan mitigasi perubahan
iklim
Masyarakat Mengurangi konsumsi listrik
misalnya melalui penggunaan
lampu heamat energi;
Mematikan peralatan elektronik
yang tidak digunakan;
Mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi;
Meningkatkan penggunaan
transportasi massal;
Bersepeda atau berjalan kaki untuk
jarak dekat;
Menanam pohon di sekitar tempat
tinggal.
Industri Pemanfaatan energi secara efisien;
Pemanfaatan bahan baker dan
bahan baku yang ramah
lingkungan
41
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, H.A et al (1993). Environmental Science. McMillan
Publishing Company. New York
Brown, R Lester (1992). Tantangan Masalah Lingkungan Hidup.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Chiras, D. Daniel (1985). Environmental Science. Benjamin
Publishing Company. California
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kementerian Lingkungan Hidup. (2000). Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 42
Tahun 2000 tentang Penilai dan Tim Teknis Analisis Mengenai
Lingkungan Hidup Pusat
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (1988). Hari
Depan Kita Bersama. Gramedia. Jakarta
Manahan, S. (2001). Environmental Chemistry. McMillan
Publishing Co. New York
Samidjo, dkk. (1999). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Universitas Terbuka
Silver, C. Simon. (1992). Satu Bumi Satu Masa Depan. Remaja
Rosdakarya Bandung
Soemarwoto, Otto. (1991). Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Djambatan. Jakarta CM.PRD‐01‐04
Soerjani, M et al. (1987). Lingkungan: Sumber Daya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. UULH No 23 Tahun 1997.
John Glasson, Riki Therivel, Andrew Chadwick. 2005. Introduction
To Environmental Impact Assessment. Taylor & Francis.
William P.Cunningham, Mary Ann Cunningham, Mary
Cunningham. 2009. Environmental Science : a Global Concept;
Mc.Graw Hill Higher Education.
Miller; Environmental Science : Sustaining The Earth; Wadsworh,
1991. Soriatmadja; Ilmu Lingkungan; penerbit ITB, 1987.