33
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENULISAN IKLAN SISWA KELAS IX SMPN 6 KURUN DENGAN MEDIA GAMBAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1. PENDAHULUAN Iklan merupakan salah satu wujud penyampaian gagasan dan pikiran seseorang yang dituangkan dalam bentuk suatu karya seni sastra. Untuk menghasilkan iklan yang baik perlu suatu latihan untuk mengasah kemampuan mereka untuk membentuk kalimat-kalimat yang memiliki keindahan yang dapat ditangkap oleh indra perasaan pembacanya. Kemampuan itu tak akan bisa muncul bila seseorang tidak memiliki kemampuan membuat kalimat dengan baik. Membuat kalimat yang komunikatif, baik secara lisan maupun tulisan, harus sudah dikuasai oleh seseorang agar mampu menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Gagasan-gagasan yang dimiliki dan

DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENULISAN IKLAN SISWAKELAS IX SMPN 6 KURUN DENGAN MEDIA GAMBAR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1. PENDAHULUAN

Iklan merupakan salah satu wujud penyampaian gagasan dan pikiran

seseorang yang dituangkan dalam bentuk suatu karya seni sastra. Untuk

menghasilkan iklan yang baik perlu suatu latihan untuk mengasah kemampuan

mereka untuk membentuk kalimat-kalimat yang memiliki keindahan yang

dapat ditangkap oleh indra perasaan pembacanya.

Kemampuan itu tak akan bisa muncul bila seseorang tidak memiliki

kemampuan membuat kalimat dengan baik. Membuat kalimat yang

komunikatif, baik secara lisan maupun tulisan, harus sudah dikuasai oleh

seseorang agar mampu menyampaikan gagasannya kepada orang lain.

Gagasan-gagasan yang dimiliki dan ingin disampaikan kepada pihak lain

harus mampu direspon dengan baik oleh orang lain.

Berdasarkan pengalaman selama mengajar, kemampuan menulis iklan

siswa kelas IX SMPN 6 Kurun, relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain kurangnya dukungan orang tua terhadap cara

belajar peserta didik, latar belakang orang tua yang berpendidikan rendah,

bahkan banyak yang tidak memperoleh pendidikan formal, kesalahan metode

Page 2: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran

menulis kepada para peserta didik

Melalui media gambar diharapkan siswa kelas IX dapat membuat

kalimat-kalimat apresiatif tentang gambar tersebut, sehingga akan lebih mudah

bagi siswa untuk membuat suatu ik;an baris.

2....PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. Tepatkah penggunaan media pembelajaran gambar dilakukan di kelas IX

SMPN 6 Kurun?

b. Apakah kemampuan menulis iklan siswa kelas IX SMPN 6 Kurun dapat

ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran gambar untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia?

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pemecahan masalah yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan kelas tambahan dengan materi pelajaran menulis serta

penggunan fasilitas berupa komputer guna mendukung proses belajar yang

lebih efektif.

b. Melatih keterampilan menulis siswa dengan selalu memberi tugas membuat

cerita pendek yang kemudian akan mereka bacakan di depan umum (di

depan kelas) agar siswa terlatih menulis serta berbicara dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Page 3: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

3....TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan menggunakan media pembelajaran gambar dengan

memperhatikan ada atau tidaknya peningkatan kemampuan menulis iklan

siswa kelas IX SMPN 6 Kurun.

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Tingkat kemampuan menulis iklan pada siklus 1 siswa kelas IX SMPN 6

Kurun dengan menggunakan media pembelajaran gambar.

b. Tingkat kemampuan menulis iklan pada siklus 2 siswa kelas IX SMPN 6

Kurun dengan menggunakan media pembelajaran gambar.

4....MANFAAT PENELITIAN

Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

profesional, dan metode SAS menjadi alternatif pembelajaran membaca bagi

siswa kelas kecil untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberi kesadaran guru

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan

dengan tujuan dan materi, karakteristik siswa dan kondisi pembelajaran. Guru

mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran aktif yang

merupakan hal baru bagi guru dan menerapkannya dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia. Dengan penelitian ini kemampuan guru mengaktifkan siswa dan

memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa.

Page 4: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

5....KAJIAN PUSTAKA

a. Definisi dan Fungsi Media Pembelajaran

1) Definisi Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.

Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya

komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002;

Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu

komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator

menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut,

dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses

komunikasi.

2) Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai

pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).

Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa

dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan,

fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan

hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga

kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al.,

2001) adalah sebagai berikut:

Page 5: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap,

menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.

Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret,

direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan

dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.

Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat

menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam

perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,

kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.

Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu

menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian

secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.

Komunikasi juga mengalami hambatan-hambatan dalam proses

pembelajaran. Hambatan-hambatan tersebut antara lain:

Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata

tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru

mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung

hanya menirukan apa yang dikatakan guru.

Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama

diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya

menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media

pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan

sebagainya.

Page 6: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena

beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih

menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar

guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi,

kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.

Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki

kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat,

dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai

dari kesadaran hingga timbulnya konsep.

Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan

untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media

tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin

muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam

proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa

lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau

media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata

tentang benda/peristiwa sejarah.

b) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena

jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang

kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor

nuklir, dan sebagainya.

Page 7: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

c) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar

diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak

memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya

dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang

jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan

slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba,

dan sebaginya.

d) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara

langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.

e) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati

secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar,

potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam

serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.

f) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya

untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat

mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.

g) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar

diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat

memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh

manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.

h) Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar,

model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua

benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.

Page 8: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

i) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara

lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai

menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit.

Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari,

dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.

j) Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung

secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat

mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah,

yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.

b. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media

pembelajaran, antara lain landasan filosofis dan teknologis.

1) Landasan Filosofis

Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai

jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses

pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan

teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah

pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media

pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk

digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya?

Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi

kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar

sesuai dengan kemampuannya.

Page 9: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

2) Landasan Teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,

pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan

sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses

kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan,

dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,

melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-

masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan

dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah

dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem

pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan

dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem

pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan,

orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

c. Karakteristik Media Pembelajaran Dua Dimensi

Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang

hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang

datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis dan media bentuk

papan.

1) Media Grafis

Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang

menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan,

atau simbul visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan,

Page 10: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Fungsi

umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke

penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik

perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang

mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Karakteristik media grafis dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya,

kelebihan yang dimilikinya, kelemahannya, unsur-unsur disain dan

kriteria pembuatannya, dan jenisjenisnya.

Ciri-cirinya, media grafis termasuk: media dua dimensi

sehingga hanya dapat dilihat dari bagian depannya saja; media visual

diam sehingga hanya dapat diterima melalui indra mata.

Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah: bentuknya

sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat menyampaikan

rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa

memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit

memerlukan informasi tambahan, dapat membandingkan suatu

perubahan, dapat divariasi antara media satu dengan yang lainnya.

Kelemahan media grafis adalah: tidak dapat menjangkau

kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja,

tidak menampilkan unsur audio dan motion.

2) Media Bentuk Papan

Media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri dari papan

tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet. Fungsi papan

Page 11: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

tulis adalah untuk menuliskan pokok-pokok keterangan guru dan

menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau

gambar. Keuntungan mengunakan papan tulis adalah: dapat digunakan

di segala jenis tingkatan lembaga, mudah mengawasi keaktifan kelas,

ekonomis, dapat dibalik. Kekurangannya adalah: memungkinkan

sukarnya mengawasi aktivitas murid, berdebu, kurang menguntungkan

bagi guru yang tulisannya jelek.

Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai

tempat untuk menempelkan pesan dan suatu tempat untuk

menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas

penting suatu sekolah. Keuntungan menggunakan papan tempel

adalah: dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak,

mendorong kreativitas, menghemat waktu, membangkitkan rasa

keindahan, dan memupuk rasa tanggung jawab. Kelemahan-

kelemahannya adalah: sulit memantau apakah semua murid dapat

memperhatikan, kemungkinan terjadi gangguan kenakalan,

membosankan jika terlalu lama dipasang.

Papan flanel sering juga disebut sebagai visual board, adalah

suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu di mana

padanya diletakan potongan gambar-gambar atau simbul-simbul lain.

Gambar-gambar atau simbul-simbul tersebut biasanya disebut item

papan flanel. Kegunaan papan flanel adalah: dapat dipakai untuk jenis

pelajaran apa saja, dapat menerangkan perbandingan atau persamaan

Page 12: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

secara sistematis,dapat memupuk siswa untuk belajar aktif.

Keuntungan papan flanel adalah: dapat dibuat sendiri, item-item dapat

diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu, item-item dapat

digunakan berkali-kali, memungkinkan penyesuaian dengan

kebutuhan siswa, menghemat waktu dan tenaga. Kelemahannya

adalah: pada umumnya terletak pada kurang persiapan dan kurang

terampilnya para guru.

6. METODE PENELITIAN

a. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 6 Kurun.

SMPN 6 Kurun terletak di Kecamatan Kuala Kurun, Kabupaten Gunung

Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Keadaan sekolah yang terletak di daerah marginal menyebabkan

sekolah berada di lingkungan masyarakat yang relatif lebih rendah tingkat

pendidikannya dibandingkan dengan sekolah di daerah tengah kota.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class

Action Research). Dasna dan Fatchan (2007: 2) menyatakan bahwa

“Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian praktis yang

dilaksanakan oleh guru untuk menemukan solusi dari permasalahan yang

timbul di kelasnya agar dapat meningkatkan proses dan hasil belajar

pembelajaran di kelas”. Hopkins (dalam Setyosari dan Widijoto, 2007:36)

Page 13: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

dapat kita lakukan dalam situasi praktis, dengan maksud untuk

meningkatkan atau memperbaiki situasi praktis. Penelitian tindakan kelas

dapat kita lakukan secara bersama-sama dengan peneliti profesional

dengan tujuan untuk meningkatkan misalnya strategi, praktek, dan

pengetahuan dalam situasi riil di lapangan. Penelitian tindakan merupakan

suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan seluruh partisipan

dalam proses pendidikan (peserta didik, guru, dan pihak-pihak lain)

dengan maksud untuk meningkatkan praktek pendidikan atau

pembelajaran yang dilakukan dalam pengalaman pendidikan.

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut (Susilo, 2007:17):

1) Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan

peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2) Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta

didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

3) Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses

pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

4) Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi

permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

Page 14: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

5) Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai

adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian

itu berlangsung.

c. Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka

rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu

pendekatan dalam penelitian yang berbasis kelas atau sekolah untuk

melakukan pemecahan berbagai permasalahan yang digunakan dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan (Tim Pelatih Proyek PGSM,

1999:1-2).

Pada dasarnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki

karakteristik yaitu: (1) bersifat situasional, artinya mencoba mendiagnosis

masalah dalam konteks tertentu, dan berupaya menyelesaikannya dalam

konteks itu; (2) adanya kolaborasi-partisipatoris; (3) self-evaluative, yaitu

modifikasi-modifikasi yang dilakukan secara kontinyu – dievaluasi dalam

situasi yang terus berjalan secara siklus, dengan tujuan adanya

peningkatan dalam praktek nyatanya.

d. Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Tahap Penelitian Tindakan Kelas secara umum mencakup empat

langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan atau pelaksanaan, (3)

observasi atau pengamatan, dan (4) refleksi.

Page 15: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

1) Siklus Pertama

Siklus pertama yang tersusun atas empat tahap, yaitu:

a) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

(1) Observasi awal/refleksi awal

- Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah

satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX yang

memberikan materi Penulisan iklan.

- Mengamati keaktifan siswa pada waktu proses pembelajaran

- Membagikan gambar sebagai bahan diskusi kelompok untuk

mengukur keaktifan siswa.

- Menentukan sumber data.

- Menetapkan kelompok.

(2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan

- Menentukan tujuan pembelajaran.

- Menyusun kegiatan pembelajaran dengan media gambar untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis iklan.

- Menyusun lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan

lapangan.

- Membuat soal yang akan didiskusikan untuk mengukur

keaktifan belajar peserta didik

Page 16: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

- Mengkoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan

teman sejawat dan salah satu guru.

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara

garis besar adalah sebagai berikut:

(1) Penyajian materi

Penyajian materi pada mata pelajaran hubungan

masyarakat dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30

menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar.

(2) Belajar dalam kelompok

Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya

siswa akan mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil

yang telah ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan gambar

saling berdiskusi dalam kelompok untuk membuat empat

kalimat puisi yang tepat berdasarkan gambar yang telah

diterima dari guru. Setiap individu dalam kelompok wajib

berpendapat dalam membuat kalimat puisi. Hasil diskusi

dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung

pada masing-masing kelompok.

(3) Pemberian penghargaan

Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka

akan diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok

Page 17: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

yang mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan

berupa tambahan nilai dan diberi predikat sebagai kelompok

terbaik.

c) Mengamati (observe)

Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan

berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh dua

orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati

meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan keaktifan siswa

selama kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan

lembar observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi

data hasil observasi.

d) Merefleksi (reflect)

Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan

tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah

menganalisis data-data yang diperoleh dari tes akhir, observasi,

wawancara dan catatan lapangan. Tahap refleksi meliputi kegiatan

memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data. Peneliti bersama

pengamat merenungkan hasil tindakan pertama sebagai bahan

pertimbangan apakah siklus sudah mencapai kriteria atau tidak.

Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan yang telah ditentukan,

dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap proses

pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini

dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Page 18: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

2) Siklus Kedua

Pada siklus ini memiliki beberapa tahap yang sama seperti

tahap yang ada pada siklus I yaitu:

a) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

(1) Observasi awal/refleksi awal

- Menetapkan kelompok.

- Membagikan gambar sebagai bahan diskusi kelompok untuk

mengukur keaktifan siswa

(2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan

- Menentukan tujuan pembelajaran.

- Menyusun kegiatan pembelajaran dengan media pembelajaran

gambar untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis iklan.

- Menyusun lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan

lapangan.

- Membuat soal-soal yang akan didiskusikan untuk mengukur

keaktifan belajar peserta didik

- Mengkoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan

teman sejawat dan salah satu guru.

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Page 19: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara

garis besar adalah sebagai berikut:

(1) Penyajian Materi

Penyajian materi pada mata pelajaran hubungan

masyarakat dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30

menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar.

(2) Belajar dalam kelompok

Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya

siswa akan mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil

yang telah ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-

soal yang harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama

dan saling berdiskusi dalam kelompok. Setiap individu dalam

kelompok wajib berpendapat dalam menyelesaikan soal-soal

diskusi. Soal-soal dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang

diperoleh dihitung pada masing-masing kelompok.

(3) Pemberian penghargaan

Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka

akan diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok

yang mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan

berupa tambahan nilai dan diberi predikat sebagai kelompok

terbaik.

c) Mengamati (observe)

Page 20: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan

tindakan berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan

oleh dua orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang

diamati meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas

siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan

berdasarkan lembar observasi, disediakan catatan lapangan untuk

melengkapi data hasil observasi.

d) Merefleksi (reflect)

Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan

tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah

menganalisis data-data yang diperoleh dari tes akhir, observasi,

wawancara dan catatan lapangan. Tahap refleksi meliputi kegiatan

memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data. Peneliti bersama

pengamat merenungkan hasil tindakan pertama sebagai bahan

pertimbangan apakah siklus sudah mencapai kriteria atau tidak.

Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan yang telah ditentukan,

dalan refleksi juga dilakukan penelitian terhadap proses

pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap

ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus

berikutnya.

7....JADWAL PENELITIAN

JULI 2015 : SIKLUS 1

Page 21: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc

AGUSTUS 2015 : SIKLUS 2

8....DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta :

Rineka Cipta.

------------. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

------------. 1986. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

------------. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK

Depdikbud. Ditjen Dikti.

------------. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bina

Aksara.

Bahri Syaiful Djamara. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya :

UN.

Darajat Zakiyah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif. Jakarta :

PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Page 22: DIMPOS EDIT PUNYA ELEN.doc