41
1 DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2009 DAN 2014 DI KABUPATEN KUPANG Oleh : Ir. Zet Malelak, MSi Jonathan E. Koehuan, ST.MP KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUPANG JULI 2015

DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

1

DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN

PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2009 DAN 2014

DI KABUPATEN KUPANG

Oleh :

Ir. Zet Malelak, MSi

Jonathan E. Koehuan, ST.MP

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN KUPANG

JULI 2015

Page 2: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan atas karunia dan perlindungannya sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan akhir kegiatan “Dinamika Pemilihan Legislatif dan Pemilihan

Presiden Tahun 2009 dan 2014 di Kabupaten Kupang”. Laporan hasil penelitian ini

menyajikan seluruh informasi hasil penelitian yang dilakukan.

Hasil penelitian ini merupakan bentuk tanggung jawab ilmiah dari kami team peneliti.

Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung penelitian ini hingga

selesai laporannya. Apabila dari hasil penelitian ini hasilnya belum sempurna dari yang

diharapkan maka kritik dan saran sangat kami harapkan.

Demikian laporan hasil penelitian ini . Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Kabupaten Kupang, Juli 2015

Team Peneliti

Page 3: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

3

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. ii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 2

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………… 2

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………… 4

A. Konsep Bernegara ……………………………………………………………………. 4

B. Konsep Demokrasi …………………………………………………………………… 5

C. Konsep Pemilihan Umum ……………………………………………………………. 8

D. Konsep Partisipasi ……………………………………………………………………. 11

E. Konsep Perilaku Pemilih ……………………………………………………………... 17

BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………………… 19

A. Jenis Penelitian ………………………………………………………………………. 19

B. Lokasi Penelitian ……………………………………………………………………... 19

C. Populasi Dan Sample ………………………………………………………………… 19

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………………… 20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………... 21

A. Gambaran Umum Kabupaten Kupang ……………………………………………….. 21

B. Partisipasi Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden …………………………….. 23

C. Dinamika Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden ……………………………... 26

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………. 32

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………... 32

B. Saran ………………………………………………………………………………….. 33

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 34

LAMPIRAN………………………………………………………………………….... 35

Page 4: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

4

BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar belakang

Jhon Locke dan Rousseau dalam Adisusilo (2013), memberikan pemikiran tentang

negara adalah kehendak rakyat yakni dari , oleh dan untuk rakyat dan salah satu konsistusi

pemikiran mereka berdua tersebut adalah; adanya lembaga perwakilan rakyat serta pemilihan

umum. Bangsa Indonesia mencoba mengadobsi kedua pemikiran tersebut, sehingga pada

tahun 1955 hingga 2014, sudah 9 (sembilan) kali untuk melakukan pemilihan umum dalam

rangka memilih perwakilan rakyat maupun president. Sebagai Alat kelengkapan negara

dalam konsep trias politika maka perangkat ini harus dibentuk oleh rakyat agar nantinya

mereka yang dibentuk tersebut dapat menjalakan amanah yang diberikan oleh rakyat.

Bagi negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolok ukur dari

demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dan

kebebasan berpendapat mencerminkan secara akurat aspirasi rakyat.

Pemilihan umum di Indonesia merupakan suatu pesta demokrasi per periodik lima

tahunan untuk memilih baik wakil rakyat maupun president di negara kita . Perjalanan

pemilihan umum sudah berlang kurang lebih 9 (Sembilan) kali yakni sejak tahun 1955

kingga 2014 selama negara ini merdeka . Dengan pola yang selalu berubah dari satu pemilu

yang satu ke pemilu lainnya. Mengapa terjadi perubahan- perubahan tersebut , sebab dari

dokumen, ada begitu banyak persoalan yang terjadi dalam setiap pemilihan umum yang

dianggap merugikan sistem pemilu itu sendiri serta tidak demokrasi misalnya pola pemilihan

umum pada saat orde lama ke orde baru dan era reformasi sehingga dibutuhkan perbaikan –

perbaikan.

Adapun hal – hal yang sering ditemukan dalam pemilihan umum yang menjadikannya

tidak demokrasi dan inefisien, misalnya terjadi penipuan perhitungan suara, keterlambatan

dalam pemilihan dikotak suara (TPS), pengelembungan suara, kesulitan dalam hal

penceblosan , biaya (honor) ditingkat KPPS yang rendah dan persoalan lainnya, yang

berakibat pada menurunya tingkat kepercayaan terhadap penyelenggara pemilu yakni

pemerintah baik pemerintah daerah maupun pusat. Akumulasi dari seluruh persoalan tersebut

menyebabakan partisipasi masyarakat untuk ikut pesta demokrasi tersebut cenderung

menurun, dan ini terjadi hampir diseluruh wilayah di Indonesia.

Page 5: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

5

Negara lewat UUD 1945 dan Kepres, membentuk Lembaga pemilihan umum yang

disebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memiliki wewenang penuh untuk melakukan

pemilihan umum baik pada pemilihan para legislator, president, dan kepala- kepala daerah.

Dengan berbagai kekuatan KPU menjalankan tugas tersebut namun dari berbagai diskusi dan

analisis ternyata ada temuan yang cukup esensial yakni ada kecenderungan partisipasi

pemilih yang menurun baik pada pemilihan anggota legislatif maupun president. Dari

fenomena dan berbagai analisis sementara mengatakan juga bahwa, ada gap antara

pemilihan legislative dengan pemilihan prisident. Dari berbagai fenomena sudah dapat ditarik

beberapa kesimpulan mengapa terjadi demikian, namun perlu kajian mendalam secara

ilmiah.

Partisipasi merupakan bagian dari kesadaran suatu masyarakat untuk ikut suatu

kegiatan tertentu tanpa paksaan tetapi dengan kesenagan yang timbul karena, dirasakan oleh

masyarakat atau individu tertentu ada manfaat dari mengikuti kegiatan tersebut. Dari

hipotesis yang di bangun di kangan mansyarakat bahwa ada indikasi bahwa partispasi dalam

Pileg maupun Pilpres diberbagai tempat di seluruh Indonesia ada kecenderungan menurun.

Oleh sebab itu dengan melihat fakta tersebut diatas maka perlu dilakukan sebuah penelitian

agar mendapatkan informasi yang akurat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pemilih atau partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum baik pada

pemilihan legislatif maupun president pada tahun 2009 dan 2014 di Kabupaten Kupang

Provinsi Nusa Tenggra Timur ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kehadiran atau partsisiapasi pemilih

untuk Pileg maupun Pilpres di Kabupaten Kupang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan anggoata legislatif maupun

prisident tahun 2009 dan 2014 di Kabupaten Kupang.

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tingkat partisipasi menurun

atau ada gap antara Pileg dan Pilpres pada tahun 2009 dan 2014 di Kabupaten

Kupang.

Page 6: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

6

D. Manfaat Penelitian

1. Mendapatkan informasi baru dan pengetahuan yang baru secara akurat dan ilmiah

tingkat partisipasi pemilu baik Pileg dan Pilpres tahun 2009 dan 2014 di Kab Kupang.

2. Mengetahui masalah apa saja yang menyebabkan tingkat partisipasi pemilu di

Kabupaten Kupang menurun.

3. Memberikan masukan atau solusi bagi penyelenggara pemilu (KPU) baik ditingkat

kota, kabupaten , provinsi maupun pusat untuk menyusun strategi yang tepat dalam

menjalankan pemilu dengan partisipasi yang tinggi.

4. Menjadi acuan bagi pemerintah untuk menyiakan regulasi – regulai antisipatif dalam

rangka penyelengaraan pemilu yang demokrasi dan efisien di masa yang akan datang.

Page 7: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menelah sebuah fenomena atau perubahan – perubahan atau persoalan yang

terjadi di masyarakat dan lingkungannya maka, selalu dilakukan telah ilmiah agar dapat

menghasilkan pendapat- pendapat baru yang nantinya dapat dipakai sebagai solusi. Namun

untuk menelaah sesuatu secara ilmiah membutuhkan suatu metode yang ilmiah agar benar-

benar telaah yang dihasilkan ini ada dasarnya .

Dalam penelitian ini dengan judul Dinamika Tingkat Partisipasi Pemilihan Legislaatif

Dan Presiden RI Tahun 2009 Dan 2014 Di Kabupaten Kupang membutuhkan juga dasar

berpikir yang kuat agar alur berpikir ilmiah akan didapati sehingga dalam pengambilan

kesimpulan serta saran dalam penelitian tersebut dasarnya jelas . Maka pada BAB II ini

peneliti ingin mencatat juga teori- teori sebagai dasar berpikir dan jalan menuju kebenaran

penelitian ini maka, perlu diketahui bahwa peneliti akan menulis beberapa cara pemikiran

ilmiah dari berbagai pendapat para ahli baik dari buku, jurnal, akses internet, majalah

maupun hasil- hasil penelitian yang berhubungan dengan peneltian tersebut. Adapun hal- hal

teori yang akan ditulis dalam penelitian ini adalah :

a. Konsep Bernegara

b. Konsep Demokrasi

c. Konsep Pemilihan Umum

d. Konsep Partisipasi

e. Konsep Perilaku Pemilih

F. Konsep Bernegara

Mac Iver terjemahan Moertono(1984) bernegara : negara (state), Negara adalah

suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi sosial

maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga

merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua

individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara

adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat.

Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.

Page 8: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

8

1. Pengertian Negara

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan

untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta

memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Menurut John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi

hasil dari perjanjian masyarakat. Menurut pandangan Max Weber, negara adalah sebuah

masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam

wilayah tertentu. Menurut Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur pokok, yaitu

wilayah, rakyat, dan pemerintahan.

Roger F. Soleau menyatakan, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang

mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas nama

masyarakat.

Prof. Mr. Soenarko menyatakan bahwa, Negara adalah organisasi masyarakat yang

mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu

kedaulatan, sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah

organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua

golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan

bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan

diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar

dan ke dalam).

Rousseau dalam Adisusilo (2013) mengemukakan bahwa, kehendak negara harus

sesuai dengan kehendak rakyat atau sebaliknya , harus satu dan sama, dan kehendak rakyat

itu dapat diketahui lewat pemilihan umum.

G. Konsep Demokrasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, pemakaian kata "demokrasi"

untuk menyebut sistem yang melibatkan pemilu multipartai, pemerintahan perwakilan, dan

kebebasan berbicara, lihat Demokrasi liberal. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang

semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat

mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara

langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Page 9: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

9

Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya

praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",

yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan"

pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani salah satunya Athena;

kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara

teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas

lagi. Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis

kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi

politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern,

kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di

sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak

suara pada abad ke-19 dan 20.

Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari

bahasa Perancis dan Latin. Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk

pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok

kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini

sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk

elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi

sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada

kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka

tanpa perlu melakukan revolusi.

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya

menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama

adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif

dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern,

seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya

dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan.

Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang

pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.

Beberapa ahli mengemukakan pendangannya tentang demokrasi seperti dibawah ini.

Abraham Lincoln ; Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari

rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Page 10: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

10

Charles Costello, Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan

kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan

untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara.

John L. Esposito, Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh

karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif

maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain

itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas

antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Hans Kelsen, Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang

melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih.

Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya

akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.

Sidney Hook, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan

pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada

kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

C.F. Strong, Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota

dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan

yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-

tindakannya pada mayoritas tersebut.

Hannry B. Mayo, Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil

yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang

didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana

di mana terjadi kebebasan politik.

Merriem, Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh

mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan

dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem

perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang

diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber

otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau

kesewenang-wenangan.

Samuel Huntington, Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat

dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil,

jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing

untuk memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat

Page 11: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

11

memberikan suara. Dengan berpatokan pada beberapa pandangan dari

beberapa ahli abad pertengan tentang demokrasi dapat disimpulkan

bahwa inti dari demokrasi adalah kekuasaan secara berdaulat ditangan

rakyat dan diwakilkan ke lembaga baik lembaga legislatif,eksekutif

dan yudikatif dan semua lembaga itu harus berasal dan terbentuk dari

hasil pemilihan umum (pemilu).

H. Konsep Pemilihan Umum

1. Pengertian Pemilihan Umum (Pemilu)

Kurniawan (2014) menyatakan berdasarkan UUD 1945 Bab I Pasal 1 ayat (2)

kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam

demokrasi modern yang menjalankan kedaulatan itu adalah wakil-wakil rakyat yang

ditentukan sendiri oleh rakyat. Untuk menentukan siapakah yang berwenang mewakili rakyat

maka dilaksanakan pemilihan umum. Pemilihan umum adalah suatu cara memilih wakil-

wakil rakyat yang akan duduk dilembaga perwakilan rakyat serta salah satu pelayanan hak-

hak asasi warga negara dalam bidang politik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2007 Tentang

Penyelenggara Pemiliham Umum dinyatakan bahwa pemilihan umum, adalah sarana

pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Repbulik Indonesia tahun 1945.

Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu hak asasi warga negara yang sangat

prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi

pemerintah untuk melaksanakan pemilu. Sesuai dengan asas bahwa rakyatlah yang berdaulat

maka semuanya itu harus dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannya. Adalah suatu

pelanggaran suatu hak asasi apabila pemerintah tidak mengadakan pemilu atau

memperlambat pemilu.

Dari pengertian di atas bahwa pemilu adalah sarana mewujudkan pola kedaulatan

rakyat yang demokratis dengan cara memilih wakil-wakil rakyat, Presiden dan Wakil

Presiden secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Karena pemilu merupakan

hak asasi manusia maka warga negara yang terdaftar pada daftar calon pemilih berhak

memilih langsung wakil-wakilnya dan juga memilih langsung Presiden dan Wakil

Presidennya.

Page 12: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

12

2. Tujuan Pemilihan Umum

Tujuan pemilu adalah menghasilkan wakil-wakil rakyat yang representatif dan

selanjutnya menentukan pemerintahan. Dalam UUD 1945 Bab VII B pasal 22 E ayat (2)

pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), kemudian dijabarkan dalam UU RI Nomor 15 tahun 2011 bahwa pemilihan

umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat konstitusional

yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Asas Pemilihan Umum

Berdasarkan Pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indoneisa tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan

adil. Pengertian asas pemilu adalah :

a. Langsung : Yaitu rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk secara langsung

memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

b. Umum : Pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal

dalam usia, yaitu sudah berumur 17 tahun atau telah pernah kawin, berhak ikut

memilih dalam pemilu. Warga negara yang sudah berumur 21 tahun berhak dipilih

dengan tanpa ada diskriminasi (pengecualian).

c. Bebas : Setiap warga negara yang memilih menentukan pilihannya tanpa tekanan dan

paksaan dari siapapun/dengan apapun. Dalam melaksanakan haknya setiap warga

negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati

nurani dan kepentingannya.

d. Rahasia : Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan

diketahui oleh pihak manapun dan dengan apapun. Pemilih memberikan suaranya

pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapapun

suaranya akan diberikan.

e. Jujur : Dalam penyelenggaraan pemilu setiap penyelenggara/pelaksana pemilu,

pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas, dan pemantau pemilu,

termasuk pemilih serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung harus bersikap

dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku.

Page 13: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

13

f. Adil : Berarti dalam penyelenggaraan pemilu setiap pemilih dan parpol perserta

pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

4. Sistem Pemilihan Umum

Dalam ilmu politik dikenal bermacam-maca sistem pemilhan umum, akan tetapi

umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu : single member constituency (satu daerah

pemilihan memilih satu wakil ; biasanya disebut Sistem Distrik dan multi-member

constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya dinamakan

Prorportional Representation atau sistem Perwakilan Berimbang)”.

a. Single-member constituency (Sistem Distrik)

Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasarkan atas

kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang

diliputi) mempunyai satu wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk keperluan

itu daerah pemilihan dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat

dalam Dewan Perwakilan Rakyat ditentukan oleh jumlah distrik. Dalam pemilihan

umum legislatif tahun 2014, untuk anggota Dwan Perwakilan Daerah pesertanya

perseorangan menggunakan sistem distrik.

b. Multi-member constituency (sistem Perwakilan Berimbang)

Satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan

prorportional representation atau sistem perwakilan berimbang. Sistem ini dimaksud

untuk menghilangkan bebarapa kelemahan dari sistem distrik. Gagasan pokok ialah

bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh suatu golongan atau partai adalah sesuai

dengan jumlah suara yang diperolehnya. Untuk keperluan ini diperlukan suatu

pertimbangan.

Jumlah total anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditentukan atas dasar

pertimbangan dimana setiap daerah pemilih memilih sejumlah wakil sesuai dengan

banyaknya penduduk dalam daerah pemilih itu.

Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi dimana dengan adanya sistem

pemilihan umum yang bebas untuk membentuk dan terselenggaranya pemerintahan yang

demokratis. Hal ini sesuai dengan tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 14: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

14

Penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia dilaksanakan sebagai saranan pelaksanaan

kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu 2014 dilakukan

dua kali putaran dimana pemilu putaran pertama memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD

(legislatif) kemudian pemilu putaran ke dua yaitu memilih Presiden dan Wakil Presiden

(eksekutif).

Dalam pemilu legislatif rakyat dapat memilih secara langsung wakil-wakil mereka

yang akan duduk di kursi DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pada pemilihan

umum anggota legislatif menggunakan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka

dimana dalam memilih, rakyat dapat mengetahui siapa saja calon wakil-wakilnya yang akan

mewakilinya daerahnya. Selain dilaksanakan sistem proporsional juga adanya sistem distrik

dalam pemilihan untuk anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Dengan adanya sistem

pemilihan umum yang terbuka inilah diharapkan dapat memilih wakil-wakil rakyat yang

mempunyai integritas dan benar-benar mewakili aspirasi, keragaman, kondisi, serta keinginan

dari rakyat yang memilihnya.

I. Konsep Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan

bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan

mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di

dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi.

Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam

suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai

dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam

bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.

Soerjono Soekanto (1993:355) menyatakan bahwa merupakan setiap proses

identifikasi atau menjadi peserta, suatu proses komunikasi atau kegiatan bersama dalam suatu

situasi sosial tertentu. Mifthah Thoha (1993:92) mengatakan dasar pokok yang amat penting

atas keterlibatan seseorang dalam kehidupan berkelompok adalah kesempatan untuk

berinteraksi dengan pihak lainnya. Menurut Canter ( dalam Arimbi 1993: 1) mendefinisikan

partisipasi sebagai feed-forward information and feedback information dengan defenisi ini

partisipasi masyarakat sebagai proses komunikasi dua arah yang terus menerus dapat

diartikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan komunikasi antara pihak pemerintah

Page 15: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

15

sebagai pemegang kebijakan dan masyarakat dipihak lain sebagai pihak yang merasakan

langsung dampak dari kebijakan tersebut. Dari pendapat Canter juga tersirat bahwa

masyarakat dapat memberikan respon dalam artian mendukung atau memberikan masukan

terhadap program atau kebijakan yang dan diambil oleh pemerintah, namun dapat juga

menolak kebijakan.

Bank Dunia dalam Suhartanti, (2001) memberikan defenisi partisipasi sebagai suatu

proses para pihak yang terlibat dalam suatu program/proyek, yang ikut mempengaruhi dan

mengendalikan inisiatif pembangunan dan pengambilan keputusan serta pengelolaan sumber

daya pembangunan yang mempengaruhinya.

Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi

adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon

terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam suatu proses serta mendukung pencapaian

tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi

pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan.

Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda,

biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.

Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk

pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang

dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya

Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide,

pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk

memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan

memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang

diikutinya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat

unsur-unsur sebagai berikut :

1. Keterlibatan peserta dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu proses.

2. Kemauan peserta untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan

dalam suatu proses.

Page 16: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

16

Partisipasi dalam suatu proses sangat penting untuk menciptakan kondisi yang aktif,

kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan yang sudah direncanakan bisa dicapai

semaksimal mungkin. Tidak ada proses tanpa partisipasi dan keaktifan, hanya yang

membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan peserta dalam proses. Ada keaktifan itu

dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas regulator dalam mengelola

proses agar peserta dapat berpartisipasi aktif dalam suatu proses. Penggunaan strategi dan

metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan dan pencapaian tujuan. Metode

yang bersifat partisipatoris akan mampu menciptakan situasi yang lebih kondusif karena

peserta lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam setiap kegiatan.

1. Bentuk - Bentuk Partisipasi

Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi

horizontal.

Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang

terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam

hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.

Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk

mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi

secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha

bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut

Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan

tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri.

2. Prinsip-prinsip partisipasi

Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang

disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique

Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:

Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak

dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.

Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang

mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk

menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog

tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.

Page 17: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

17

Transparansi : Semua pihak harus dapat menumbuh kembangkan komunikasi dan

iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.

Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Berbagai pihak yang

terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk

menghindari terjadinya dominasi.

Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Berbagai pihak mempunyai

tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan

(sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan

langkah-langkah selanjutnya.

Pemberdayaan (Empowerment ) : Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan

aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling

memberdayakan satu sama lain.

Kerjasama : Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling

berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang

berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

3. Tipe Partisipasi

Tipe dan karakteristik partisipasi masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Tipe dan Karakteristik Partisipasi Masyarakat

Tipologi Karakteristik

Partisipasi pasif /

manipulatif

a. Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang

atau telah terjadi;

b. Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana tanpa

memperhatikan tanggapan masyarakat;

c. Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional

di luar kelompok sasaran.

Partisipasi dengan cara

memberikan informasi

a. Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya;

b. Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan

memengaruhi proses penyelesaian;

c. Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.

Page 18: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

18

Tipologi Karakteristik

Partisipasi melalui

konsultasi

a. Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi;

b. Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-

pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan

permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi

tanggapan-tanggapan masyarakat;

c. Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama;

d. Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-

pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindak lanjuti.

Partisipasi untuk insentif

materil

a. Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya

seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti

rugi, dan sebagainya;

b. Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses

pembelajarannya;

c. Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang

disediakan/diterima habis.

Partisipasi fungsional

a. Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk

mencapai tujuan yang berhubungan dengan tujuan;

b. Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-

keputusan utama yang disepakati;

c. Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak

luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya memiliki kemampuan

sendiri.

Partisipasi inter aktif

a. Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah

pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru

atau penguatan kelembagaan yang telah ada;

b. Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang

mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang

terstruktur dan sistematik;

c. Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas

keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil

dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.

Self mobilization

a. Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara

bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah

sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki;

b. Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga

lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumber daya

yang dibutuhkan;

c. Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya

yang ada.

Page 19: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

19

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu

program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun

ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia,

terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967:

130) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:

a. Usia : Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke

atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap,

cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia

lainnya.

b. Jenis kelamin : Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa

mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti

bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus

rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser

dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.

c. Pendidikan : Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.

Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya,

suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

d. Pekerjaan dan penghasilan : Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya.

Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat

mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.

Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh

suasana yang mapan perekonomian.

e. Lamanya tinggal : Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada

partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa

memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar

dalam setiap kegiatan lingkungan tertentu.

Page 20: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

20

5. Partisipasi Politik

Menurut Rona Dasmara Putra (2014), Partisipasi politik secara umum adalah :

kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik,

antara lain dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung maupun tidak

langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Partisipasi politik adalah kegiatan warga

negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan

dalam ikut serta menentukan pemimpin pemerintahan, ada beberapa kegiatan dalam

partisipasi politik dibedakan menjadi empat kategori, yaitu :

a. Apatis, artinya orang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik.

b. Spektator artinya orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam pemilihan

umum.

c. Gladiator, yakni mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, seperti

aktivis partai, pekerja kampanye dan aktivis masyarakat.

d. Pengritik, yakni partisipasi dalam bentuk non konvensional.

J. Konsep Perilaku Pemilih

Dalam kajian perilaku pemilih hanya ada dua konsep utama yakni; perilaku pemilih

(voting behavior) dan perilaku tidak memilih (not voting behavior). David Monn dalam

Dama putra (2014), mengatakan ada dua pendekatan teoritik utama dalam menjelaskan

perilaku non voting yaitu pertama menekankan pada karakteristik sosial ekonomi dan

psikologi pemilih dan karakteristik institusional sistem pemilu, ke dua menekankan pada

harapan pemilih tentang keuntungan dan kerugian atas keputusan mereka untuk hadir atau

tidak hadir memilih, yang dimaksud dengan :

a. Karakteristik Sosial Ekonomi : ada beberapa alasan mengapa tingkat status sosial

ekonomi berkolerasi dengan memilih untuk menggunakan hak pilihnya atau tidak

mengunakan hakpilihnya.

b. Pendekatan Pisikologis : pendekatan yang dikembangkan untuk merespon

kelemahan yang dimiliki oleh pendekatan sosiologi, terutama pada rangka analisis

metodologi,

c. Pendekatan Pilihan Rasional : pendekatan yang melihat kegiatan memilih sebagai

produksi kalkulasi untung rugi, yang meliputi antara lain ongkos memilih,

kemungkinan suarahnya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan dan perbedaan

dari hasil alternatif berupa pilihan yang ada.

Page 21: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

21

d. Pendekatan Struktural : pendekatan ini melihat perilaku memilih sebagai hasil dari

bentuk sosial yang luas cakupannya, seperti jumlah partai kelompok-kelompok sosial

yang ada dalam masyarakat, sistem kepartaian, program kerja atau visi maupun misi

yang diusung oleh partai, yang semuanya ini berbeda antara satu negara dengan

negara yang lainnya disebabkan adanya perbedaan basis sosial yang ada di

masyarakat.

e. Pendekatan Ekologis : pendekatan yang hanya relevan jika dalam suatu daerah

pemilihan terdapat adanya sebuah ciri khas dalam pemilih yang berdasarkan unit

toritorial seperti desa, kelurahan, kecamatan serta kabupaten dan juga kelompok

masyarakat dengan tipe tertentu seperti penganut agama, profesi, suku dan bermukim

disuatu daerah.

Dengan demikian konsep Negara – Demokrasi- Pemilihan Umum – Partsipasi –

Partispasi Politik dan juga Perilaku Pemilih, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

subuah hubungan yang sangat linear dalam membentuk perjalanan sebuah negara yang stabil.

Apabila terjadi tidak ada partispasi atau kurangnya atau macetnya partisipasi masyarakat

untuk ikut pemilihan umum yang bersifat demokrasi maka perjalanan bernegara, negara

tersebut akan lemah.

Gambaran dasar- dasar teori yang telah dikemukakan di atas tersebut dan juga

pemikiran –ahli, filsuf, sosiologi, antropolgi dan hukum tatanegara mengisayartkan bahwa

pemilihan umum begitu penting dalam perjalanan sebuah negara karena dengan adanya

pemilihan umum yang bermartabat maka akan menghasilkan pula pimpinan sebuah negara

yang bermartabat serta rakyat menjadi satu-satunya alat kontrol kebijakan.

Page 22: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

22

BAB III

METODE PENELITIAN

E. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif dan kuantatif yakni dengan

mengsurvei berbagai informasi yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi dalam konteks

Pileg maupun Pilpres dengan cara melibatkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Pada umumnya untuk mendapatkan berbabagi data tersebut dilakukan dengan teknik

wawancara, pengamatan, studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Dan

alat yang diapakai untuk wawancara adalah Questioner dan Focus Group Disscusion (FGD)

(Singarimbun dan Efendi 2008).

F. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kupang sesuai dengan thema penelitian

yakni; Dinamika partisipasi masyarakat dalam mengikuti pemilu legislatif dan president

tahun 2009 dan 2014.

G. Populasi Dan Sampel

Pupulasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mereka yang terdaftar dalam

Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan mendapat undangan untuk pemilihan umum baik Pileg

maupun Pilpres pada tahun 2009 dan 2014. 8 (delapan) kecamatan diambil dari 24

kecamatan sebagai sampel berdasarkan jarak dari pusat pertumbuhan Kabupaten Kupang dan

daerah kepulauan agar terwakilkan responden dengan berbagai latar belakang ekologi, sosial

budaya , dan pendidikan. Kecamatan dan karakteristik sampling ditampilkan pada tabel

berikut.

Tabel 2. Tabel Sebaran Dan Karakteristik Sampel

No. Kecamatan Karakteristik Alat Pengumpulan

Data

1. Semau Daerah kepulauan terpisah dari pulau Timor

dan transpotasi menggunakan perahu

Questioner

2. Kupang Barat Daerah selatan Kabupaten Kupang dan

didiami oleh dua suku yakni Rote dan

Timor

Questioner

Page 23: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

23

No. Kecamatan Karakteristik Alat Pengumpulan

Data

3 Amarasi Barat Mewakili daerah tengah Kab.Kupang

didominasi suku Timor

Questioner

5 Amfoang Barat laut Mewakili Daerah Selatan Kab.Kupang

didominasi suku Timor

Questioner

6 Amfoang Utara Mewakili wilayah tengah Kab Kupang dan

daerah pegunungan didominasi suku Timor

Questioner

7 Kupang Timur Wewakili daerah pertumbuhan ekonomi Kab.

Kupang dan pusat Kab. Kupang didominasi

suku Rote dan sangat heterogen

FGD

8 Kupang Tengah Mewakili darah berbatasan dengan Kota

Kupang, masyarakat Heterogen

FGD

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan questioner

wawancara , Fokus Group Disscusion, studi pustaka serta data- data sekunder hasil analisis

KPU Kabupaten Kupang.

1. Data Primer

Adapun yang dimaksud dengan data primer dalam peneltian ini adalah ; data yang

diperoleh langsung dari informan yang pernah mengikuti maupun tidak mengikuti Pileg dan

Pilpres 2009 dan 2014 di Kabupaten Kupang.

2. Data Sekunder

Adapun yang dimaksud dengan data sekunder dalam penelitian ini adalah semua data

yang diperoleh oleh peneliti tidak langsung ditempat penelitian antara lain : Data sekunder

dari KPU, pustaka dan media elektronik yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

3. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan dua teknik analsisi adapun teknik

tersebut adalah teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif dalam bentuk grafik, rasio

maupun presentasi.

Page 24: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Kupang

1. Letak Geografis, Iklim dan Luas Wilayah

Kabupaten Kupang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi NTT dan

berada di Pulau Timor. Dan bagian dari 21 kabupaten dan 1 kota. Dari segi geografis Kab

Kupang diapit oleh 2 kabupaten 1 negara dan 1 kota yakni bagian utara sampai tengah diapit

oleh kab Timor Tengah Selatan dan Distrik Oecusi Timor Leste, bagian barat dengan Kota

Kupang, bagian selatan dengan Laut Timor dan bagian barat yang lain berbatasan dengan

Laut sawu . Terdapat juga 2 (dua) pulau yang berpenghuni yakni Pulau Semau dan Pulau

Kera. Dengan luas wilkayah daratan 515,250 Ha. Merupakan daerah yang masuk dalam

wilayah zona beriklim kering tipe E,D (Oldeman) dengan curah hujan 3 – 4 bulan dan bulan

kering 8 - 9 bulan. Rata- rata curah hujan 100-150 mm perbulan namun ada beberapa daerah

yang curah hujan lebih dari rata-rata umum yakni Kecamatan Amfoang Tengah karena, dan

Amarasi Barat sebab memiliki ketinggian tampat 500 dpl. Topografi berbukit- hingga

bergunung dengan kemiringan 15 - 35 % mendominasi wilayah daratan.

2. Jumlah Penduduk.

Penduduk kabupaten kupang susenas 2013 berjumlah 328,688.dengan perbandingan

laki- laki 168,316 dan perempuan 160.372 orang mereka tersebar secara merata di 24

kecamatan namun kecamatan yang tertinggi penbduduknya di Kecamatan Kupang Timur dan

yang terendah di kecamatan amfoang barat daya 4425 orang.

3. Suku dan agama

Suku Timor (Dawan ) merupakan suku mayoritas , diikuti suku Rote, Sabu , Helong

dan pendatang Suku Flores, Bugis Dan Jawa. Agama mayoritas Kristen Protestan ( 266.240

orang) selanjutnya Katolik (39.581 orang) muslim (6.239 Orang) dan Agama Hindu (376

Orang) serta Agama Budha.

Page 25: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

25

4. Pendidikan

Dari jumlah penduduk diKab Kupang yang tidak atau belum pernah sekolah, 29%,

masih SD 9,96%, SMP 6,62%, SMA 5,67%, dan Perguruan Tingggi 4,74% yang tidak

sekolah lagi 64,71%.

5. Infrastruktur

Jalan beraspal 269.0 km, jalan kerikil 168,70 km, tanah 259,69 km , dari total panjang

jalan 697,47 km . Dan yang unik dan membuat infrastruktur tidak bertahan lama serta sangat

mempengaruhi akses transportasi di Kabupaten Kupang adalah jalannya sebagian besar

berbukit sampai bergunung, dengan tanah yang labil (Struktur tanah Liat Bobonaro Clay)

serta melewati ratusan anak sungai sehingga banyak infrastuktur jalan tidak terpakai secara

ekonomi misalnya dari keseluruhan jalan bahwa jalan yang kondisinya baik hanya 108,31

Km, dengan demikian untuk jalan- jalan trans Kabupten Kupang biaya perawatannya lebih

tinggi dibanding dengan jalan-jalan di Pulau Jawa.

6. Struktur Pekerjaan

Sebagian besar pekerjaan penduduk di Kabupaten Kupang adalah petani dan peternak

(68,22%) Nelayan, PNS, TNI - Polri (0,68%), Tenaga Profesional ( 5,12%) , Teknisi Dan

Asisten Tenaga Profesional (0,48%) Tenaga Tata Usaha (2,28%) , Tenaga Usaha Jasa Dan

Tenaga Penjual Di Tokoh Dan Pasar (8,10%) , Tenaga Pengolahan Dan Kerajinan (7,42%) ,

Operator Dan Perakit Mesin (4,68%).

7. Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita di Kabupaten Kupang Rp 2.070.000.-

Page 26: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

26

B. Partisipasi Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden

Pemilihan Umum merupakan salah satu kegiatan 5 tahunan yang dilaksanakan KPU

Pusat, dengan bantuan dari KPU Provinsi dan KPU Kota/Kabupaten. Berdasarkan hal itu

maka kegiatan tersebut seharusnya dapat dijalankan dengan baik, namun terkadang yang

menjadi kendalanya adalah partisipasi masyarakat dalam memilih. Untuk mengamati

kecenderungan pemilih dalam kegiatan Pemilu maka pada gambar dibawah ini ditampilkan

jumlah pemilih dan Partisipasi pemilih dalam Pileg dan Pilpres Tahun 2009 dan 2014 di

Kabupaten Kupang.

Gambar 1. Jumlah Pemilih, Peserta Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Peserta Pemilihan

Presiden ( Pilpres) Tahun 2009 dan 2014 di Kabupaten Kupang

1. Jumlah Pemilih Dan Penggunaan Hak Pilih

Terdapat peningkatan jumlah pemilih pada Pemilihan legislatif dan Pemilihan

Presiden pada tahun 2009 dan tahun 2014. Jumlah pemilih Pilpres lebih tinggi dibanding

jumlah pemilih Pileg pada tahun 2009 dan 2014. Pada tahun 2009, jumlah penggunaan hak

pilih pada Pilpres lebih banyak dibanding Pileg. Pada tahun 2014, meskipun terjadi kenaikan

jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dibanding tahun 2009, namun jumlah

penggunaan hak pilih pada pilpres tahun 2014 lebih rendah dibanding pengunaan hak pilih

pada Pileg tahun 2014.

Jumlah pemilih dalam Pemilihan Legislatif 2009 tercatat 177,319 orang dan jumlah

pemilih legislatif 2014 tercatat 198,319 orang, terjadi peningkatan jumlah pemilih. Jumlah

pemilih presiden 2009 tercatat 179,704 orang meningkat pada tahun 2014 menjadi 204,150

Page 27: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

27

orang. Peningkatan jumlah pemilih ini dikarenakan faktor usia pemilih yang bertambah

khususnya pada usia dewasa dan juga faktor untuk memberi dukungan suara bagi calon

legislatif yang berasal dari daerah pemilihan mereka serta untuk adanya keterwakilan dari

daerah mereka sendiri.

a. Penggunan Hak Pilih Pada Pileg 2009 dan Pilpres 2009

Jumlah pemilih legislatif yang mengunakan hak pilih pada pemilihan legislatif 2009

sebanyak 144,911 orang dari jumlah hak pilih sebanyak 177,319 orang, sehingga jumlah

pemilih yang tidak mengunakan hak pilih sebanyak 32,408 orang.

Jumlah pemilih presiden tahun 2009 sebanyak 179,704 orang lebih banyak

dibandingkan jumlah pemilih pada Pemilihan Legislatif tahun 2009 yang sebanyak 177,319

orang. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih untuk Pemilihan Presiden sebanyak

146,167 orang, lebih banyak dibandingkan jumlah pemilih pada Pemilihan Legislatif tahun

2009 sebanyak 144,911 orang.

b. Penggunaan Hak Pilih Pada Pileg 2014 dan Pilpres 2014

Partisipasi masyarakat dalam pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden tahun 2014

menunjukkan peningkatan jumlah dibandingkan pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden

tahun 2009. Namun pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah penggunan hak pilih pada

Pemilihan Presiden dibanding jumlah penggunaan hak pilih pada Pemilihan Legislatif.

Dari jumlah pemilih dalam pemilihan legislatif 2014 sebanyak 198,319 orang, yang

menggunakan hak pilihnya sebanyak 158,709 orang. Pemilih yang tidak menggunakan hak

pilih dalam Pemilihan Legislatif 2014 sebanyak 39,610 orang.

Dari jumlah pemilih presiden 2014 sebanyak 204,150 orang, yang menggunakan hak

pilih sebanyak 151,729 orang. Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam

Pemilihan Presiden tahun 2014 sebanyak 52,421 orang.

2. Rasio Pemilih Tahun 2009 dan Tahun 2014

Rasio pemilih tahun 2009 dan tahun 2014 dimaksudkan untuk mengamati

perkembangan yang terjadi antara dua kegiatan pemilu ini. Rasio yang diamati adalah Rasio

Pileg 2014 dan Pileg 2009, Rasio Pilpres 2014 dan Pilpres 2014, Rasio Golput Pilpres 2014

Page 28: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

28

dan Pilpres 2009, Rasio Peserta Pileg dan Pilpres 2009 serta Rasio Peserta Pileg dan Pilpres

2014. Nilai rasio-rasio tersebut ditampilkan pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Rasio Pemilihan Legislatif dan Pemilian Presiden Tahun 2009 dan 2014 di

Kabupaten Kupang

Nilai Rasio jumlah pemilih Pileg 2014 dibandingkan jumlah pemilih Pileg 2009

menunjukan nilai lebih dari 1 sehingga dapat dikatakan jumlah pemilih pada Pileg 2014

meningkat 1,12 kali jumlah pemilih pada Pileg 2009. Nilai rasio mengindikasikan jumlah

pemilih pada Pilpres 2014 meningkat 1,14 kali jumlah pemilih pada Pilpres 2009. Hal ini

merupakan hal yang wajar sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk yang memiliki hak

suara.

Nilai rasio Golput pada Pemilihan Legislatif (Pileg) mengindiaksikan terjadi kenaikan

jumlah Golput sebanyak 1,22 kali pada Pileg tahun 2014 dibanding Pileg tahun 2009. Nilai

Rasio Golput pada Pemilihan Presiden mengindikasikan terjadi peningkatan jumlah pemilih

yang tidak menggunakan hak pilih pada Pemilihan Presiden tahun 2014 sebanyak 1,54 kali

dibandingkan Golput pada Pilpres 2009. Peningkatan Golput pada Pilpres 2014

dibandingkan Pilpres 2009 ini menjadi indikator yang harus dicermati agar dalam

pelaksanaan Pelpres periode depan rasio ini tidak meningkat lagi. Peningkatan nilai indikator

ini mengindikasikan terjadi penurunan tingkat partisipasi pemilih dalam kegiatan Pilpres.

Rasio pemilih yang menggunakan hak suara pada Pemilihan Legislatif tahun 2009

dibanding penggunaan hak suara pada Pemilihan Presiden tahun 2009 mengindikasikan

bahwa jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih pada Pemilihan Presiden tahun 2009

Page 29: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

29

sedikit lebih banyak dibanding penggunaan hak pilih pada Pemilihan Legislatif tahun 2009.

Indikator yang ideal adalah 1, dimana setidaknya jumlah penggunan hak pilih pada Pileg dan

Pilpres sama banyaknya.

Rasio penggunaan hak suara pada Pileg 2014 dibandingkan pada Pilpres 2014

mengindikasikan terjadi penurunan penggunaan hak suara pada kegiatan Pilpres 2014

sebanyak 1,05 kali disbanding penggunan hak suara pada Pileg 2014.

C. Dinamika Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden

Dinamika pemilihan Legislatif danPemilihan Presiden di Kabupaten Kupang pada

tahun 2009 dan tahun 2014 ditampilkan menggunakan data yang dianalisis dari hasil

questioner dan FGD. Dinamika ini dimaksudkan menampilkan dinamika yang lebih mikro

dan lebih faktual yang terkait informasi kondisi dan presepsi pemilih.

1. Informasi umum responden

Sebagian besar responden merupakan perempuan (53%) sedangkan 48% laki-laki.

Rata-rata umur responden 43 tahun, dengan usia terndah 20 tahun dan tertinggi 79 tahun.

Sebagian besar (58%) merupakan anggota keluarga, sisanya 43 % merupakan kepala

keluarga. Pada umumnya responden merupakan tokoh masyarakat (50%), anggota

masyarakat 43% , pengurus RT 5% dan anggota pemerintahan kabupaten 3%. Rata-rata

pendidikan terakhir responden adalah tamatan SLTA (48%), tamatan SD (15%), tamatan

Perguruan Tinggi (13%), tamatan SLTP (10%) dan sisanya 15% adalah tidak bersekolah atau

tidak memberikan informasi pendidikannya. Pekerjaan utama responden adalah petani (25%),

swasta (30%), PNS ( 5%) dan pekerjaan lainnya seperti pensiunan sebanyak 40%. Sebagian

besar responden tidak memiliki pekerjaan tambahan (94%), bertani dan nelayan merupakan

pekerjaan sebagian kecil responden masing-masing sebanyak 3%. Rata-rata pendapatan

responden Rp. 1.121.053/ bulan dengan pendapatan terendah Rp.100.000/ bulan dan

pendapatan tertinggi Rp. 3.300.000/ bulan.

2. Partisipasi Dalam Pileg dan Pilpres Tahun 2009

78% responden menyatakan berpartisipasi dalam Pileg 2009 namun hanya 48% yang

menyatakan berpartisipasi dalam Pilpres 2009. Terdapat 23% responden yang tidak

berpartisipasi dalam Pileg 2009 dan 53% responden yang tidak berpartisipasi dalam Pilpres

2009.

Page 30: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

30

Dari responden yang terlibat dalam Pileg 2009 selain sebagai pemilih juga sebagai

Panitia Pemilihan (PPS) sebanyak 44%, sebagai anggota tim sukses partai, sebagai saksi,

sebagai anggota Panwaslu dan sebagai anggota keamanan masing-masing sebesar 11%.

Sebagian besar responden yang mengikuti Pileg 2009 menyatakan karena kesadaran pribadi

(33%), adanya sosialisasi dari KPU/ PPS (22%), ingin memilih dan mengenal caleg yang

berasal dari keluarga (13%), kepribadian caleg yang baik (7%), dan kerena alasan lain (9%).

Sedangkan keterlibatan dalam Pileg 2009 juga disebabkan oleh pertemanan, caleg berasal

dari tokoh masyarakat/gereja, sosialisasi caleg, caleg merupakan anggota partai yang sesuai,

peran pemerintah desa/ petugas keamanan dan peran tokoh masyarakat merupakan bagian

yang kecil masing-masing sebesar 2%.

Beberapa kesulitan yang ditemui selama mengikuti Pileg 2009 antara lain :

1. Parpol dan Caleg sangat banyak dan caleg tidak disertai foto sehingga menyulitkan

pemilih dalam memilih caleg yang diharapkan.

2. Cara atau metode pemilihan dianggap masih menyulitkan pemilih.

Meskipun sebagian besar (45%) responden tidak memberikan jawaban terhadap

tingkat kepuasan dalam Pileg 2009, namun dari responden yang memberikan pendapat,

sebagian besar 26% menyatakan Cukup Puas dengan pelaksanaan Pileg 2009, 13% responden

masing-masing menyatakan sangat puas dan puas, hanya 1% responden yang menyatakan

kurang puas terhadap pelaksanaan Pileg 2009.

Dari seluruh responden yang ikut memilih dalam Pilpres 2009, sebagian besar

responden (35%) menyatakan karena kesadaran pribadi sebagai warga Negara, 23% karena

adanya sosialisasi dari KPU/PPS, 13% merupakan peran tokoh masyarakat/ gereja, 10%

merupakan peran pemerintah desa/ pihak keamanan, 8% menyatakan karena tertarik dengan

program Capres, 6% menyatakan peran Tim Sukses/ Partai dan karena bantuan Capres dan

alasan lainnya masing-masing 2%. Sebagian besar peserta Pilpres 2009 menyatakan Puas

(53%), 21% responden menyatakan Cukup Puas, 16% menyatakan Sangat Puas dan 11%

tidak memberikan tanggapan.

Pada umumnya responden tidak memberikan alasan ketidak hadiran dalam Pileg dan

Pilpres 2014 ( 40% pada Pileg dan 71% pada Pilpres). Alasan pribadi seperti sakit, belum

masuk dalam usia memilih, ada aktifitas lain seperti bertani dan berdagang di luar wilayah

pemilihan) dikemukakan oleh 20% pada Pileg dan 24% pada Pilpres. 20% responden yang

tidak ikut memilih dalam pileg dan 5% responden yang tidak ikut memilih dalam Pilpres

2009 menyatakan Tidak Tertarik untuk ikut dalam proses pemilihan.

Page 31: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

31

Terkait keterlibatan pemilih dalam Pileg dan Pilpres tahun 2009 di Kabupaten

Kupang, dapat digeneralisasi bahwa kesadaran pribadi dan sosialisasi KPU/PPS berperan

besar dalam keterlibatan pemilih. Sifat kekeluargaan juga merupakan faktor pendorong,

karena ada anggota keluarga yang menjadi caleg maka pemilih cenderung mengikuti Pileg.

Keterlibatan pemilih dalam Pilpres ternyata juga didorong oleh peran tokoh-tokoh eksternal

dan juga program Capres. Hal yang menarik adalah peran Tim Sukses/Partai tidak terlalu

signifikan.

Banyak responden tidak memberikan keterangan jelas terkait tidak turut memilih

dalam Pileg maupun Pilpres, hal ini merupakan indicator yang harus diwaspadai agar tidak

menimbulkan rasa apatis bagi pemilih untuk masa-masa yang akan datang. Alasan pribadi

dan ketidak tertarikan tentunya menjadi perhatian agar ditemukan strategi bersama untuk

meningkatkan kesadaran pribadi sehingga pada akhirnya meningkatkan minat pemilih dalam

berpartisipasi dalam kegiatan Pemilu.

3. Partisipasi Dalam Pileg dan Pilpres 2014

50% responden berpartisipasi dalam Pileg 2014 dan 53% responden berpartisipasi

dalam Pilpres 2014. Terdapat 50% responden yang tidak berpartisipasi dalam Pileg 2014 dan

47% responden yang berpartisipasi dalam Pilpres 2014.

Sebagian besar responden sebagai pemilih dalam Pileg 2014 (39%), hanya sebagian

kecil sebagai pemilih sekaligus sebagai anggota Tim Sukses Caleg (3%) dan Sebagai Panitia

Pemilu/PPS (8%). Sebagian besar responden yang ikut memilih dalam Pileg 2014 karena

Kesadaran Pribadi sebagai warga Negara (37%). Karena ada sosialisasi dari KPU/ PPS

sebanyak 20% dan Peran dati Tokoh Masyarakat/Gereja sebanyak 5%. Pemilihan Caleg

sebagian besar karena Caleg merupakan Keluarga (15%), sosialisasi caleg dan kepribadian

Caleg masing-masing 7%. Caleg dikenal baik/ sebagai teman, Program/Janji Kampanye

Caleg, Tokoh Masyarkat dan Alasan Lain seperti ingin memilih Caleg yang mewakili

wilayah tempat tinggal masing-masing sebesar 2%.

Beberapa kesulitan yang dialami selama Pileg 2014 antara lain :

1. Jumlah Caleg terlalu banyak, tidak terdapat foto sehingga pemilih kesulitan memilih

Caleg yang diinginkan.

2. Kertas suara terlalu besar sehingga pemilih kesulian dalam mencari Caleg, memilih

Caleg dan melipat Kertas Suara.

Page 32: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

32

Berdasarkan kesulitan diatas maka responden mengusulkan :

1. Mencantumkan Foto Caleg

2. Mengurangi jumlah partai peserta dan jumlah Caleg tiap partai misalnya hanya 5

(lima) partai peserta dengan jumlah Caleg 3 (tiga) orang tiap partai.

3. Perlu meningkatkan sosialisasi Pemilu sehngga semua kalangan dapat lebih

memahami proses pemilu dan meminimalisasi dugaan pengaruh politik uang (money

politic) dari para Caleg.

Sebagian besar responden peserta menyatakan Cukup Puas terhadap proses Pileg

2014. Persepsi sangat puas dan puas meningkat dibandingkan pada Pileg 2009. Meskipun

masih terdapat resonden yang Kurang Puas, Tidak Puas dan Tidak memberikan Jawaban

masing-masing pada porsi yang lebih kecil. Namun perlu dicermati agar diupayakan

perbaikan proses Pemilu agar tingkat kepusan pemilih dapat ditingkatkan. Sebaran persepsi

pemilih dalam Pileg 2014, ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 3. Tingkat Kepuasan Pemilih Dalam Pemilihan Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten

Kupang

Keteribatan responden sebagai pemilih dalam Pilpres 2014 selain sebagai pemilih

juga sebagai Tim Sukses Capres, Panitia Pemungutan Suara (PPS), Saksi, Pengurus Partai

masing-masing sebanyak 5% dan sebagai Tim Sukses Partai sebanyak 3%. Keterlibatan

dalam Pilpres 2014 sebagian besar karena Kesadaran Pribadi sebagai Warga Negara (31%)

dan Adanya Sosialisasi dari KPU/PPS (24%), Peran Tokoh Masyarkat/ Gereja ( 14%), Peran

Tim Sukses/ Partai dan Program Capres yang sesuai kebutuhan masing-masing sebanyak

10% serta alasan lainnya 8%.

Page 33: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

33

Tingkat kepuasan Pilpres 2014 menurut responden adalah sebagian besar merasa

Cukup Puas, Sangat Puas, Puas, Tidak memberikan Pendapat dan sebagian kecil yang

menyatakan Tidak Puas. Tingkat kepuasan resonden terhadap pelaksanaan Pilpres 2014

ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 4. Tingkat Kepuasan Pelaksanaan Pilpres 2014 di Kabupaten Kupang

Keterlibatan Pemilih dalam Pileg maupun Pilpres 2014 dipengaruhi oleh dua variabel

yaitu kesadaran pribadi dan adanya sosialisasi dari KPU/ PPS. Pada Kegiatan Pileg, peran

kedudukan caleg dalam struktur masyarakat baik sebagai keluarga, teman maupun kerabat

memiliki pengaruh namun karena beberapa keterbatasan maka pemilih cukup sulit

menentukan pilihannya karena banyaknya peserta pemilu dan kesulitan dalam mencari posisi

caleg yang diinginkan dalam kertas suara.

Peran eksternal seperti peran tokoh masyarakat/ gereja kurang berpengaruh dalam

pemilihan legislatif tetapi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses pemilihan presiden

(Pilpres). Oleh sebab itu salah satu upaya meningkatkan minat pemilih dalam pemilihan

presiden adalah dengan memberikan penguatan juga pada Tokoh Masyarakat/ Gereja.

Adanya sebagian responden yang memilih karena tertarik degan Program Capres adalah hal

yang menggembirakan karena hal ini mengindikasikan bahwa pemilih di Kabupaten Kupang

mulai bergerak dari pemilih tradisional menuju pemilih yang lebih rasional. Hal ini mungkin

akibat tingkat pendidikan, sosialisasi dan kemudahan mengakses informasi.

Page 34: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

34

Terkait tidak ikut dalam Pileg maupun Pilpres 2014, sebagian besar responden tidak

memberikan jawaban. Hanya sebagia kecil responden yang menyatakan Alasan Pribadi dan

Tidak Tertarik sebagai alasan untuk tidak ikut Pileg, dan Tidak mengenal Calon Presiden

sebagai alasan untuk tidak ikut Pilpres 2014. Sebagian kecil responden tidak ikut memilih

karena melakukan aktifitas di luar daerah pemilihan, akibat belum mengetahui proses

pengalihan lokasi pemilihan, hal ini mengindikasikan belum semua pemilih memahami

penggunaan hak pilihnya. Banyaknya responden yang tidak memberikan alasan kenapa tidak

ikut memilih tentunya menjadi perhatian agar hal ini tidak menimbulkan sikap apatis

terhadap proses pemilihan umum.

Page 35: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai hasil analsis rasio jumlah pemilih Pileg 2014 dan Pileg 2009 nilainya 1,12 (lebih

besar dari 1) mengindikasikan ada peningkatan jumlah pemilih pada Pemilih Legislatif

Tahun 2014 dibanding Pileg 2009.

2. Hasil analsis rasio Golput Pileg 2014 dan 2009 nilainya 1,22 ( lebih besar dari 1)

mengindikasikan ada kecenderungan masyarakat mulai apatis dengan Pileg.

3. Nilai hasil analsis ratio Golput pada Pilpres 2014 dan 2009 1,54 (lebih besar dari 1) ada

kecendurungan masyarakat mulai apatis dengan Pilpres.

4. Nilai hasil analsis rasio Pileg dan Pilpres 2009 nilainya 0,99 ( kurang dari 1)

mengindikasikan partisipasi Pilpres tahun 2009 lebih tinggi disbanding Pileg 2009.

5. Nilai hasil analsisi rasio Pileg 2014 dan Pilpres 2014 nilainya 1.05 ( lebih dari 1)

mengindikasikan ada kecenderungan masyarakat mulai apatis dengan Pilpres.

6. Kesadaran Pribadi dan Sosialisasi KPU/PPS memiliki peran yang berpengaruh pada

pengunaan hak memilih pada Pileg maupun Pilpres. Peran Tokoh Masyarakat/ Gereja

lebih berpengaruh pada Pilpres dibanding pada Pileg.

7. Adapun faktor penyebab peningkatan jumlah pemilih Pileg tahun 2014 dibanding tahun

2009 karena adanya penambahan usia yang sebelumya berumur dibawah 17 tahun, pada

pemilu 2014 sudah berumur 17 atau lebih dan pendatang.

8. Adapun faktor penyebab penurunan jumlah penggunaan hak suara pada Pileg 2014

dibanding tahun 2009 sesuai dengan hasil wawancara, quisioner serta FGD, mengatakan

bahwa masyarakat semakin rasional dalam memilih anggota legislatif misalnya tidak

menepati janji- janji sesuai kampanye, tidak ada perubahan pembangunan selama periode

lima tahunan, caleg terlalu banyak, kertas coblos terlalu besar serta menunggu waktu

untuk pencoblosan terlalu lama di TPS .

9. Adapun faktor penyebab menurunya pemilihan president tahun 2014 dibanding tahun

2009 sesuai hasil analisis data sekunder, wawancara, quisioner dan FGD, penyebabnya

ada indikasi tidak ditepatinya janji sesuai program yang dikampanyekan baik lewat tatap

muka langsung maupun lewat media masa dan presiden periode 2009 - 2014 membuat

begitu banyak hal yang mengecewakan rakyat dan dampaknya pada pemilihan presiden

Page 36: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

36

2014 masyarakat menjadi apatis. Ini sesuai dengan teori pendekatan psikologis, struktural

dan pendekatan rasional.

10. Adapun faktor penyebab mengapa Pileg dan Pilpres tahun 2009 tidak ada gap, sebab

masyarakat masih dibayangi dengan model pemilu yang reformatif atau masyarakat

masih menaruh harapan yang tinggi terhadap hasil Pemilu.

11. Adapun faktor penyebab mengapa tingkat partisipasi lebih tinggi pada saat Pileg 2014

dibanding Pilpres 2014 Sebab masyarakat merasa mengenal baik calon legislatif, pernah

bertemu, kenal sebagai teman dan keluarga. Tetapi untuk Pilpres kurang berminat karena

programnya tidak berdampak langsung kepada masyarakat. Ada anggota DPR yang

mengkampanyekan bahwa program yang sampai kemasyarakat adalah program dari

anggota DPR tersebut, dengan alasan demikian tidak ada alasan bagi masyarakat untuk

datang memilih presiden.

B. Saran

1. Perlu sosialisasi yang lebih intensif oleh KPU bukan saja untuk Pemilihan Umum tetapi

untuk Pendidikan Politik.

2. KPU harus melibatkan ketokohan masyarakat setempat sebagai corong KPU baik pada

tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa.

3. KPU perlu memperkuat KPPS sebagai tangan resmi KPU yang ada didesa yang selalau

berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan demikian KPU harus bekerja setiap

saat tidak saja menjelang Pemilihan Umum.

4. KPU harus melibatkan lembaga lembaga desa baik yang berlatar budaya, agama sebagai

corong untuk mengsosialisasikan program- program KPU menyangkut Pemilihan Umum

yang baik.

Page 37: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

37

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo JR. 2013. syarat pemerintahan barat dari yang klasik sampai yang modern.

Penerbit PT. Raja Gratindo Persada

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. 2015. Kabupaten Kupang Dalam Angka 2014

Dinasthi, Juna. 2013. Pengertian Negara, Unsur, Sifat, Fungsi, Tujuan. Http: //

sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/09/pengertian-negara-unsur-

fungsi-tujuan.html.

Dokumen KPU Kabupaten Kupang 2009-2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Negara

https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi

Isrok dan Dhia Al Uyun. 2010. Ilmu Negara Berjalan Dalam Dunia Abstrak.

Kurniawan. 2015. Penelitian Studi Terhadap Tingkat Kehadiran Pemilih Dilokasi TPS,

Analisis Tingkat Partisipasi Pemilih Dalam Pemiluh Tahun 2004 di Kabupaten

Lombok Tengah.

Kusnardi, M. dan Ibrahim, H. 1994. Pengantar Hukum Tata Negara. Penerbit Sinar Bakti.

Jakarta

Mac Iver. 1984. Negara Modern. Terjemahan Moertono. Penerbit Aksara Baru Jakarta.

Rahman, H.A. 2007. Sistem Politik Indonesia. Penerbit Garaha Ilmu. Yogyakarta

Rona Desmara Putra. 2014. Faktor Yang Menyebabkan Masyarakat Tidak Mengunakan Hak

Pilihnya Dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Tahun 2013 Di TPS 5

RT/RW 1 Kelurahan Tuah Kerja Kecamatan Tampan Baru. Jurnal Penelitian

Jurusan Fisip No.2 Oktober 2014.

Syarbaini, S. Dkk. 2002. Sosiologi dan Politik. Penerbit Galia Indonesia. Jakarta,

Singaribun, Masri dan Sofia Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Penerbit LP3ES,Edisi

Revisi. Jakarta.

Page 38: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

38

LAMPIRAN

Page 39: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

39

Lampiran 1. Data Pemilih dan Penggunaan Hak Pilih Pemilih Legislatif dan Pemilihan

Presiden Tahun 2009 dan Tahun 2014 Di Kabupaten Kupang

1 Amfoang Tengah 3,390 3480 2,958 2,724 432 756

2 Amarasi Timur 3,639 3669 3,247 3,174 392 525 4,480 4548 3,856 3,459 624 1,089

3 Semau Selatan 2,745 2772 2,276 2,722 469 500 2,890 2981 2,483 2,213 407 768

4 Amabi Oefeto Timur 7,200 7262 6,028 6,129 1,172 1,133 7,801 7915 6,642 6,154 1,159 1,761

5 Amfoang Selatan 8,519 8314 7,537 7,453 982 861 5,085 5305 4,294 4,086 791 1,219

6 Amarasi 9,103 9300 7,785 7,842 1,318 1,458 9,792 10082 8,245 7,898 1,547 2,184

7 Fatuleu Tengah 2,879 2871 2,556 2,641 323 230 2,779 3000 2,330 2,442 449 558

8 Amarasi Selatan 6,018 6117 5,061 4,991 957 1,126 6,607 6865 5,530 4,868 1,077 1,997

9 Kupang Barat 8,724 8981 7,626 7,822 1,098 1,159 10,500 10,794 8,773 8,406 1,727 2,388

10 Amfoang Barat Daya 2,527 2502 2,276 2,232 251 270 2,720 2769 2,267 2,171 453 598

11 Amarasi Barat 8,818 9119 7,769 7,265 1,049 1,854 9,659 9981 8,026 7,334 1,633 2,647

12 Amfoang Utara 4,148 4148 3,355 3,450 793 698 4,093 4122 3,394 3,172 699 950

13 Amabi Oefeto 4,263 4388 3,554 3,500 709 888 4,685 4904 3,837 3,671 848 1,233

14 Taebenu 8,739 8858 6,805 6,971 1,934 1,887 10,110 10343 8,181 7,971 1,929 2,372

15 Fatuleu Barat 4,819 4831 3,897 4,114 922 717 5,088 5107 4,073 4,068 1,015 1,039

16 Amfoang Barat Laut 5,087 5061 4,360 4,211 727 850 5,224 5235 4,176 4,073 1,048 1,162

17 Nekamese 5,701 5778 4,826 4,766 875 1,012 6,776 6919 5,363 5,044 1,413 1,875

18 Kupang Timur 23,141 23726 17,850 18,041 5,291 5,685 25,942 26955 20,508 20,073 5,434 6,882

19 Takari 12,364 12504 9,897 9,981 2,467 2,523 13,407 13738 10,492 9,929 2,915 3,809

20 Sulamu 8,644 8775 7,016 7,244 1,628 1,531 9,559 9974 7,460 7,177 2,099 2,797

21 Amfoang Timur 4,083 4012 3,208 3,262 875 750 4,299 4380 3,348 3,178 951 1,202

22 Fatuleu 12,679 13110 10,275 10,711 2,404 2,399 14,310 14857 11,053 10,870 3,257 3,987

23 Semau 4,209 4245 3,556 3,422 653 823 4,648 4610 3,548 3,144 1,100 1,466

24 Kupang Tengah 19,270 19361 14,151 14,223 5,119 5,138 24,475 25286 17,872 17,604 6,603 7,682

177,319 179,704 144,911 146,167 32,408 34,017 198,319 204,150 158,709 151,729 39,610 52,421

Golput

Pileg

2014

Golput

Pilpres

2014

Golput

pileg

2009

Golput

Pilpres

2009

Jumlah

Pemilih Pileg

2014

Jumlah

pemilih

Pilpres

Pileg 2014Pilpres

2014NO KECAMATAN

T O T A L

Jumlah

Pemilih

Pileg

Jumlah

Pemilih

Pilpres

Pileg 2009Pilpres

2009

Page 40: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

40

Lampiran 2. Rasio Pemilih dan Penggunaan Hak Pilih Pemilih Legislatif dan Pemilihan

Presiden Tahun 2009 dan Tahun 2014 Di Kabupaten Kupang

1 Amfoang Tengah 1.086

2 Amarasi Timur 1.231 1.240 1.592 2.074 1.023 1.115

3 Semau Selatan 1.053 1.075 0.868 1.536 0.836 1.122

4 Amabi Oefeto Timur 1.083 1.090 0.989 1.554 0.984 1.079

5 Amfoang Selatan 0.597 0.638 0.805 1.416 1.011 1.051

6 Amarasi 1.076 1.084 1.174 1.498 0.993 1.044

7 Fatuleu Tengah 0.965 1.045 1.390 2.426 0.968 0.954

8 Amarasi Selatan 1.098 1.122 1.125 1.774 1.014 1.136

9 Kupang Barat 1.204 1.202 1.573 2.060 0.975 1.044

10 Amfoang Barat Daya 1.076 1.107 1.805 2.215 1.020 1.044

11 Amarasi Barat 1.095 1.095 1.557 1.428 1.069 1.094

12 Amfoang Utara 0.987 0.994 0.881 1.361 0.972 1.070

13 Amabi Oefeto 1.099 1.118 1.196 1.389 1.015 1.045

14 Taebenu 1.157 1.168 0.997 1.257 0.976 1.026

15 Fatuleu Barat 1.056 1.057 1.101 1.449 0.947 1.001

16 Amfoang Barat Laut 1.027 1.034 1.442 1.367 1.035 1.025

17 Nekamese 1.189 1.197 1.615 1.853 1.013 1.063

18 Kupang Timur 1.121 1.136 1.027 1.211 0.989 1.022

19 Takari 1.084 1.099 1.182 1.510 0.992 1.057

20 Sulamu 1.106 1.137 1.289 1.827 0.969 1.039

21 Amfoang Timur 1.053 1.092 1.087 1.603 0.983 1.053

22 Fatuleu 1.129 1.133 1.355 1.662 0.959 1.017

23 Semau 1.104 1.086 1.685 1.781 1.039 1.128

24 Kupang Tengah 1.270 1.306 1.290 1.495 0.995 1.015

1.118 1.136 1.222 1.541 0.991 1.046

Rasio Peserta

Pileg dan Pilpres

2009

Rasio Peserta Pileg

dan pilpres 2014

Rasio Jumlah

Pemilih pileg

2014/jumlah pemilih

pileg 2009

Rasio Jumlah

Pemilih Pilpres 2014/

jumlah pemilih

pilpres 2009

Rasio Golput Pileg

2014/pileg 2009

Rasio Golput

Pilpres

2014/pilpres

2009

NO KECAMATAN

T O T A L

Page 41: DINAMIKA PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PEMILIHAN … · Kami juga berterima kasih kepada berbagi pihak yang telah mendukung ... sebab dari dokumen, ... perubahan atau persoalan yang terjadi

41

Lampiran 3. Dokumentasi