Upload
trinhquynh
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG ALAMAT : Jl. BHAYANGKARA NO. 03 TELP. ( 0253 ) 201064 - P A N D E G L A N G
2
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PANDEGLANG
Assalamu‟alaikum Wr.Wb,
engan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat serta kekuatan pada kami, sehingga penyusunan profil
kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010 dapat diselesaikan.
Buku Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu produk
sistem informasi kesehatan, yang terbit secara berkala setiap tahun. Profil ini diharapkan
dapat digunakan sebagai sarana penyediaan data/ informasi, sebagai salah satu kegiatan
evaluasi dan pemantauan dalam pencapaian “ Kabupaten Pandeglang Sehat 2010 “.
Dengan kata lain, bahwa sistem informasi kesehatan menjadi tulang punggung bagi
pelaksanaan pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan.
Saya harapkan buku profil kesehatan ini dapat dimanfaatkan se- optimal
mungkin oleh semua pihak sesuai dengan keperluannya. Kepada Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan yang telah menerbitkan buku Profil Kesehatan,
serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku profil kesehatan tahun
2010 ini, saya ucapkan terima kasih dan diharapkan profil kesehatan ini dapat
diterbitkan setiap tahun dengan kelengkapan dan penyajian data yang lebih baik.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Pandeglang, 06 Juli 2011
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PANDEGLANG
TTD
( Drs. H. Iskandar. MM )
3
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010 telah dapat diselesaikan.
Buku Profil Kesehatan Kabupaten ini merupakan publikasi rutin yang
diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang. Tabel-tabel yang disajikan
sebagian besar merupakan data yang di gunakan sebagai hasil pemantauan terhadap
pencapaian Kabupaten Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal
bidang kesehatan selama setahun. Diharapkan data yang disajikan dapat memenuhi
kebutuhan berbagai pihak, sebagai evaluasi sekaligus perencanaan yang terarah.
Walaupun profil kesehatan ini telah disiapkan secermat mungkin, namun
disadari masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, segala saran sangat
diharapkan agar profil kesehatan mendatang dapat lebih baik lagi.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam
rangka penyusunan Profil Kesehatan ini, kami menyampaikan terimakasih. Harapan
kami semoga buku Profil Kesehatan bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat guna mewujudkan Visi Pandeglang Sehat 2010.
Pandeglang, Juli 2011
TIM PENYUSUN
“ Profil Kabupaten Pandeglang “
4
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
DAFTAR ISI
Hal
Sambutan Ka. Dinkes ………………………………………….……………………………….... i
Kata Pengantar …………………………………………………………..………………………. ii
Daftar Isi ..…………………………………………………………………………….…………. iii
Daftar Tabel .......………………………………………………………………………………… v
BAB I Pendahuluan ...………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………... 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………............... 2
1.3 Sistematika Penyusunan ………………………………………………………... 3
BAB II Gambaran Umum dan Lingkungan ………………………………………………… 5
2.1. Letak Geografis ………………………………………………………………… 5
2.2. Kependudukan ……………………………………………………….………… 7
2.3. Tingkat Pendidikan ……………………………………………….…………... 11
BAB III Situasi Derajat Kesehatan …………………………………………………………… 12
3.1. Derajat Kesehatan ……….……………………………………………………… 12
A. Kematian (Mortalitas) ……………………………………………………… 13
B. Kesakitan (Morbiditas) …………………………………………………….. 16
C. Status Gizi ………………………………………………………………….. 19
BAB IV Situasi Upaya Kesehatan …………………………………………………………….. 25
A. Kesehatan Ibu dan Anak ………………………………………………….. 25
B. P 2 P L …………………………………………………………………....... 28
1. Pengamatan Penyakit ………………………………………………… 28
2. Pencegahan Penyakit …………………………………………...……. 33
5
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
3. Pemberantasan Penyakit ……………………………………………... 34
4. Kesehatan Lingkungan ………………………………………………... 37
C. Rawat Inap dan Rujukan ………………………………………………….. 40
D. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ……………………………………….. 42
E. Pengawasan Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya ……………………… 44
BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan …………………………………………………… 45
A. Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah ……………………………….. 45
B. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta …………………………………...... 47
C. Tenaga Kesehatan ………………………………………………………… 47
D. Pembiayaan Kesehatan …………………………………………………… 49
BAB VI Kesimpulan ……………………………………………………………...................... 51
Lampiran-lampiran
6
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
Tabel 2 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban
Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
Tabel 3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten
Pandeglang Tahun 2010
Tabel 4 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 tahun keatas dirinci
menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan Kecamatan
Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Tabel 5 Persentase Penduduk berusia 10 tahun keatas yang melek huruf Kabupaten
Pandeglang Tahun 2010
Tabel 6 Jumlah Kelahiran dan kemtian bayi dan balita menurut Kecamatan di
Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Tabel 7 Jumlah kematian ibu maternal menurut Kecamatan di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
Tabel 9 AFP Rate, % TB Paru sembuh dan pneumonia balita ditangani Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 10 HIV/AIDS ditangani IMS Diobati dan DBD Ditangani di Kabupaten
Pandeglang Tahun 2010
Tabel 11 Persentase penderita malaria diobati Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Tabel 12 Persentase penderita kusta selesai berobat di Kabupaten Pandeglang Tahun
2010
Tabel 13 Kasus penyakit filaria ditangani di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Tabel 14 Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular menurut kecamatan dan
Puskesmas di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Tabel 15 Cakupan kunjungan neonatus, bayi dan bayi BBLR Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
Tabel 16 Status Gizi Balita dan Jumlah kecamatan rawan gizi di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
7
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tabel 17 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dan persalinan ditolong tenaga kesehatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 18 Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita, pemeriksaan kesehatan
siswa SD/SMP/SMU Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 19 Jumlah PUS, Peserta KB, Peserta KB baru dan KB aktif menurut Kecamatan
dan Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 20 Jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 21 Pelayanan KB baru menurut Kecamatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 22 Persentase cakupan desa/kelurahan UCI menurut Kecamatan Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 23 Persentase cakupan imunisasi bayi menurut Kecamatan Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 24 Cakupan bayi, balita yang mendapat pelayanan kesehatan menurut Kecamatan
dan Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 25 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1, Fe3 menurut Kecamatan dan
Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 26 Jumlah wanita usia subur dengan status imunisasi TT menurut Kecamatan dan
Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 27 Persentase akses ketersediaan darah untuk bumil dan neonatus yang dirujuk
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 28 Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatal risiko tinggi/komplikasi
ditangani menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun
2010
Tabel 29 Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 30 Jumlah dan persentase desa/kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam
menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 31 Jumlah penderita dan kematian CFR, KLB menurut jenis KLB, jumlah
kecamatan dan jumlah desa yang terserang menurut Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 32 Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 33 Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik menurut
Kecamatan Kabupaten Pandeglang tahun 201
8
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tabel 34 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 35 Penyuluhan pencegahan penanggulangan dan penyalahgunaan Napza
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 36 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 37 Cakupan pelayanan kesehatan penduduk miskin dan JPKM Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 38 Persentase pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 39 Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila Kabupaten Pandeglang tahun
2010
Tabel 40 Cakupan wanita usia subur mendapat kapsul yodium Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 41 Persentase donor darah diskrining terhadap HIV-AIDS Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 42 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gangguan jiwa disarana
pelayanan kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 43 Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut ke,menurut Kecamatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 44 Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 45 Persentase penulisan resep obat generic di Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 46 Persentase rumh tangga berperilaku hidup bersih sehat menurut Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 47 Jumlah dan persentase posyandu menurut strata dan Kecamatan Kabupaten
Pandeglang tahun 2010
Tabel 48 Persentase rumah sehat menurut Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 50 Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut Kecamatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 51 Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) sehat menurut
Kecamatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
9
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tabel 52 Persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya menurut Kecamatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 53 Persentase rumah/bangunan yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk aedes
menurut Kecamatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 54 Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja Kabupaten Pandeglang tahun
2010
Tabel 55 Jumlah tenaga kesehatan disarana pelayanan kesehatan Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 56 Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 57 Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi di sarana kesehatan Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 58 Jumlah tenaga keperawatan disarana kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun
2010
Tabel 59 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di sarana kesehatan dan
kepadatan penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 60 Jumlah tenaga teknisi medis disarana kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun
2010
Tabel 61 Jumlah sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 62 Jumlah sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
Tabel 63 Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) Kabupaten Pandeglang
tahun 2010
Tabel 64 Indikator pelayanan Rumah Sakit Kabupaten Pandeglang tahun 2010
10
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Nasional, karena kesehatan
menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia dan berhubungan derajat
kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh
aspek demografi/ kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat
termasuk tingkat pendidikan, serta keadaan dan perkembangan lingkungan baik
lingkungan fisik maupun biologi.
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pandeglang tidak lepas dari Visi
Pembangunan Nasional, Visi Kesehatan Kabupaten Pandeglang, yaitu “Kabupaten
Pandeglang Sehat dalam mendukung terwujudnya Pandeglang Berkah sebagai
Daerah Agribisnis dan Tujuan Wisata Unggul yang berkelanjutan didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang Mandiri dan Terbuka, menuju Masyarakat Madani,
Sejahtera, Lahir dan Bathin”. Melalui visi ini diharapkan pada tahun 2010 masyarakat
di Kabupaten Pandeglang hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan.
Dalam tatanan desentralisasi/ otonomi daerah dibidang kesehatan, Sistem
Informasi Kesehatan memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam
pembangunan kesehatan, dengan tersedianya informasi yang akurat diharapkan
Rencana Pembangunan Kesehatan benar-benar sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhan masyarakat.
11
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Salah satu bentuk penyajian data dan informasi yang dapat menggambarkan
hasil Pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Pandeglang adalah Profil
Kesehatan Kabupaten Pandeglang yang dibuat satu tahun sekali. Yang tercantum
dalam Profil Kesehatan merupakan jabaran dari Indikator Indonesia Sehat 2010 serta
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan. Indikator-indikator ini dipakai sebagai
alat untuk mengukur Hasil Pembangunan sektor kesehatan dalam mencapai visi
Pandeglang Sehat 2010 yang berarti bahwa pada saat itu masyarakat Kabupaten
Pandeglang berada pada kondisi sehat, hidup di lingkungan yang sehat, berperilaku
sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu dan merata. Di dalam buku Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun
2010 ini terlihat kinerja kesehatan baik yang bersifat intern kesehatan maupun
koordinasi dan kerjasama antar sektor-sektor terkait yang diharapkan mempunyai
peran penting dalam pencapaian visi Pandeglang Sehat 2010.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang bertujuan untuk menyediakan
bahan informasi tentang gambaran kesehatan secara menyeluruh di wilayah
Kabupaten Pandeglang dalam rangka membantu para pimpinan disemua tingkatan
administrasi terutama dalam perbaikan Perencanaan Pembangunan Kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Tersedianya Data Dasar dilingkungan Kabupaten Pandeglang meliputi data
lingkungan fisik, biologik, data prilaku kesehatan masyarakat, data demografi dan
data sosial ekonomi, Derajat Kesehatan, Hasil Cakupan berbagai Program dan data-
data lain yang selama ini dikumpulkan, diolah dan dilaporkan oleh para UPT Dinas.
b. Tersedianya Dokumen Hasil Evaluasi Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang sebagai bahan masukan bagi para pengambil Kebijakan baik
dilingkungan Dinas Kesehatan maupun diluar Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang.
12
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Adapun sistematika penyusunan buku profil kesehatan tahun 2009 kali ini
adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang profil kesehatan dan
sistematika dari penyajian profil kesehatan.
Bab II : Gambaran Umum Kabupaten Pandeglang
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten. Selain uraian
tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya
misalnya kependudukan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
lingkungan.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan (Mortalitas.
Morbiditas, UHH dan Status Gizi)
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam
situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam Bab
ini juga mengakomodir indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan serta upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan
oleh Kabupaten Pandeglang.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana prasarana kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
13
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Bab V : Kesimpulan
Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2009
ini. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga
mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran :
Pada lampiran ini berisi tabel-tabel data isian (format)
14
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PANDEGLANG
2.1 Letak Geografis
Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak pada 6021„ - 7010‟ Lintang
Selatan dan 104048‟‟-106011‟ Bujur Timur, memiliki luas 2.747,89 Km2 (274.689,91 ha),
atau 29,98% dari luas Provinsi Banten.
Kota Pandeglang sebagai Ibukota Kabupaten terletak pada jarak 23 km dari
Ibukota Propinsi Banten (Serang) dan 111 km Ibukota Negara, Jakarta.
Sejak bulan juli 2007 Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 kecamatan
dengan dua tambahan kecamatan yaitu Kecamatan Majasari dan Kecamatan Sobang.
Kecamatan Cikeusik merupakan kecamatan terluas sekitar 322,76 km2 sedangkan
kecamatan Labuan merupakan kecamatan terkecil dengan luas sekitar 15,66 km2.
Secara umum keadaan morfologi Kabupaten Pandeglang terbagi atas empat
kelompok besar, yaitu :
1. Morfologi Mendatar
2. Morfologi Lembah
3. Morfologi Perbukitan
4. Morfologi Perbukitan Terjal
Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Pandeglang terdiri dari wilayah
administrasi Kecamatan sebanyak 35 Kecamatan, wilayah Desa sebanyak 322 desa dan
13 Kelurahan, dengan batas-batas administrasi :
Sebelah utara : Kabupaten Serang
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Selat Sunda
Sebelah timur : Kabupaten Lebak
15
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
0
5
10
15
20
25
30
35
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
28 28 31 3335 35 35
Kecamatan
Grafik 2.1
Perkembangan Jumlah Kecamatan di Kabupaten
Pandeglang Tahun 2004-2010
Sumber Data : BPS Kabupaten Pandeglang
Dari 35 Kecamatan wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Pandeglang,
sarana Puskesmas sebanyak 36 sarana Puskesmas, dengan titik sarana puskesmas sebagai
berikut :
Sumber Data : Sub. Bag. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Menes
Jiput
Patia
Sumur
Banjar
Saketi
Bojong
Picung
Cisata
Labuan
Carita
Munjul
Sobang
Cimanuk
Cikedal
Angsana
Perdana
Cadasari
SukaratuPulosari
Cigeulis
Cikeusik
Cibitung
Cimanggu
Cipeucang
Pagelaran
Panimbang
Cibaliung
Mekarjaya
Mandalawangi
Sindangresmi
Kadom
as
Pagadunga
n
Cikole
Bangkonol Kd.
Hej
o
16
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
1.2 Kependudukan
Salah satu sumber data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilakukan
oleh BPS atas nama Pemerintah setiap sepuluh tahun sekali yang jatuh pada tahun yang
berakhiran dengan angka nol. Dasar hukum yang melandasinya adalah Undang-undang
nomor 06 tahun 1997 tentang Statistik. Sumber lain adalah registrasi penduduk dan
survei kependudukan.
Registrasi penduduk dilaksanakan oleh kantor desa/kelurahan yang
dikumpulkan setiap bulan berdasarkan Kepres nomor 52 tahun 1977. Dengan demikian
data registrasi penduduk ini memiliki keterkaitan dengan tertib administrasi di
desa/kelurahan. Hingga kini data statistik yang dihasilkan melalui registrasi belum dapat
digunakan sebagai pembanding terhadap informasi yang diperoleh melalui sensus atau
survei secara baik, walau demikian keterangan dari registrasi penduduk ini tetap
berguna untuk mengikuti perkembangan kependudukan yang diharapkan muncul setiap
tahun, sehingga informasi tersebut sangat berarti pada tahun-tahun antara dua sensus
penduduk.
a. Jumlah, Distribusi, Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data dari BPS penduduk Kabupaten Pandeglang pada tahun 2009
tercatat 1.149.064 orang (Pandeglang Dalam Angka 2010 - BPS), yang terdiri dari laki-
laki sebanyak 588.126 orang dan perempuan sebanyak 560.938 orang, dengan rasio jenis
kelamin sebesar 104,85. hal ini dapat dilihat pada LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk)
karena LPP merupakan salah satu indikator penting dalam penentuan kebijakan
kependudukan. Berdasarkan data dari BPS penduduk Kabupaten Pandeglang pada tahun
2010 tercatat 1.159.578 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 594.187 orang dan
perempuan sebanyak 565.391 orang, dengan rasio jenis kelamin sebesar 105,09.
17
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tabel. 2.1
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur
Tahun 2010
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-
LAKI+PEREMPUAN
1 < 1 11.898 12.586 24.484
2 1 - 4 50.205 49.131 99.336
3 5 - 9 66.215 63.159 129.374
4 10 - 14 65.943 64.599 130.542
5 15 - 19 60.813 55.329 116.142
6 20 - 24 49.395 48.034 97.429
7 25 - 29 46.539 46.639 93.178
8 30 - 34 43.008 41.205 84.213
9 35 - 39 44.554 42.924 87.478
10 40 - 44 38.041 38.741 76.782
11 45 - 49 31.977 27.002 58.979
12 50 - 54 26.187 23.214 49.401
13 55 - 59 21.070 20.272 41.342
14 60 - 64 14.917 11.737 26.654
15 65 - 69 10.958 10.024 20.982
16 70 - 74 8.413 7.659 16.072
17 75+ 4.054 3.136 7.190
JUMLAH (KAB/KOTA) 594.187 565.391 1.159.578
Sumber Data : BPS Kabupaten Pandeglang
18
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tabel. 2.2
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Tahun 2010
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 Cadasari 16.757 14.932 31.689
2 Koroncong 9.276 8.593 17.869
3 Karangtanjung 17.049 15.704 32.753
4 Pandeglang 21.573 19.858 41.431
5 Banjar 15.240 14.780 30.020
6 Kaduhejo 17.719 17.046 34.765
7 Mandalawangi 23.989 23.195 47.184
8 Cimanuk 19.801 18.780 38.581
9 Cipeucang 14.598 13.623 28.221
10 Saketi 22.032 21.339 43.371
11 Bojong 17.272 16.533 33.805
12 Picung 18.000 17.436 35.436
13 Cisata 11.964 11.577 23.541
14 Menes 18.044 17.469 35.513
15 Jiput 14.510 14.025 28.535
16 Cikedal 15.477 15.133 30.610
17 Pagelaran 17.541 16.619 34.160
18 Labuan 28.362 26.154 54.516
19 Carita 16.588 15.670 32.258
20 Angsana 13.290 12.436 25.726
21 Patia 13.912 13.498 27.410
22 Munjul 11.423 10.941 22.364
23 Panimbang 25.338 24.075 49.413
24 Sobang 17.837 17.460 35.297
25 Cigeulis 17.514 16.608 34.122
26 Cikeusik 26.359 25.081 51.440
27 Cibaliung 15.086 14.044 29.130
28 Cibitung 10.952 10.437 21.389
29 Cimanggu 18.723 18.305 37.028
30 Sumur 11.679 11.310 22.989
31 Sukaresmi 17.515 16.524 34.039
32 Mekarjaya 9.592 9.507 19.099
33 Sindangresmi 10.823 10.573 21.396
34 Majasari 24.168 22.589 46.757
35 Pulosari 14.184 13.537 27.721
JUMLAH (KAB/KOTA) 594.187 565.391 1.159.578
19
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Sebaran penduduk relatif tidak merata, Kecamatan dengan penduduk
terbanyak yaitu kecamatan labuan dan penduduk terkecil yaitu kecamatan Keroncong,
sementara untuk kepadatan penduduk berdasarkan prediksi BPS untuk tahun 2010
tercatat 422/km2.
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000, jumlah penduduk
Kabupaten Pandeglang tercatat sebanyak 1.011.788 jiwa. Selama periode 1990-2000 rata-
rata LPP menunjukan angka sekitar 2,14% per tahun, sedangkan pada periode 2000-2009
rata-rata LPP mancapai 1,14%, berdasarkan data LPP di atas dimana pada periode 2000-
2009 angkanya lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya.
Masalah kependudukan yang tampak terlihat secara kasat mata di Kabupaten
Pandeglang adalah sebaran penduduk yang tidak merata. Persebaran penduduk yang
tidak merata akan terkait dengan akses penduduk terhadap daya dukung lingkungan
baik fisik maupun sosial yang tidak berimbang. Contoh nyata adalah perbedaan
persebaran penduduk pada daerah perkotaan (Urban) dan pedesaan (rural).
Dampak dari ketidakseimbangan sebaran penduduk tersebut berakibat pada
perbedaan tingkat kemudahan (akses) penduduk terhadap berbagai fasilitas baik fisik
maupun sosial antara penduduk perkotaan dengan penduduk di pedesaan.
Dengan luas wilayah sebesar 2.746,89 km2 dan jumlah penduduk sebanyak
1.159.578 orang (Data BPS), maka pada tahun 2010 setiap km2 wilayah di Kabupaten
Pandeglang rata-rata ditempati oleh 422 jiwa. Kecamatan dengan kepadatan penduduk
paling besar adalah Kecamatan Labuan yaitu 3.481 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan
paling kecil kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sumur, yaitu 89 jiwa per km2
(data tahun 2010).
20
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
1.3 Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu basic needs bagi setiap manusia, sehingga
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan bagian dari
upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan modal
penggerak pembangunan (Engine Development).
Kemampuan baca tulis tercermin dari indikator Angka Melek Huruf. Penduduk
berusia 10 tahun ke atas di Kabupaten Pandeglang yang sudah mampu membaca dan
menulis huruf latin tahun 2010 mencapai 97,5%, sisanya 2,5% adalah penduduk yang
tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf). Penduduk yang tidak bisa membaca dan
menulis sebagian besar terkonsentrasi pada penduduk usia tua, yaitu penduduk yang
berumur 45 tahun keatas.
Tabel 2.4
Angka Melek Huruf (Latin) Penduduk Usia 10 Tahun
Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Pandeglang
Data Tahun 2010
Jenis Kelamin 2007 2008 2009 2010
Laki-laki 96,83 97,9 98,97 99,27
Perempuan 94,37 95,1 95,83 96,43
Laki-laki + Perempuan 95,61 96,5 97,39 98,3 Sumber Data : BPS Kabupaten Pandeglang
Gambaran mengenai perkembangan SDM dapat dilihat dari kualitas pendidikan
penduduk usia 10 tahun keatas.
Partisipasi sekolah anak di Kabupaten Pandeglang dapat terlihat dari Angka
Partisipasi Sekolah (APS) usia SD/ Sederajat, SLTP? Sederajat maupun SLTA/ Sederajat.
Angka ini menunjukan partisipasi anak pada usia sekolah yang bersekolah, baik pada
usia SD (7-12 tahun), SLTP (13-15 tahun) maupun SLTA (16-18 tahun). Angka ini juga
menunjukan berapa besar keikutsertaan masyarakat dalam memanfaatkan program
pendidikan yang ada.
21
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
3.1 Derajat Kesehatan
Kesehatan adalah Hak dari semua individu, karena menurut UU RI No. 36
Tahun 2009, keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental),
social dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga
dapat hidup produktif secara social ekonomi. keadaan sehat maupun sakit sangatlah
penting mengingat kita harus dapat menentukan ada atau tidaknya permasalahan/
penyakit diantara individu dan seberapa banyak. Secara umum keadaan sakit itu
dinyatakan sebagai penyimpangan dari keadaan normal, baik struktural maupun
fungsinya atau juga keadaan dimana tubuh atau organisme/ bagian dari organisme/
populasi yang diteliti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan
patologisnya.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi
Departemen Kesehatan “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan Misi
“Membuat Rakyat Sehat” serta Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pandeglang
diperlukan indikator . indikator tersebut yaitu Indikator Indonesia Sehat 2010 (IIS 2010)
dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi :
a. Indikator Derajat Kesehatan (Mortalitas, Mobiditas dan Status Gizi)
b. Indikator Keadaan Lingkungan (Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan
Kesehatan)
c. Indikator Pelayanan Kesehatan (Sumber Daya Kesehatan, Manajemen
Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait)
Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pandeglang yang dapat diukur dari
angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi sampai saat ini masih belum dapat di
uraikan secara jelas dan akurat, hal ini di sebabkan karena pendataan kelahiran dan
kematian di luar kewenangan Dinas kesehatan.
22
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
A. Kematian (Mortalitas)
Adapun jumlah kematian Ibu bersalin, jumlah kematian bayi dan kematian
neonatal yang selama ini di kumpulkan melalui pencatatan dan pelaporan puskesmas
dan rumah sakit hanyalah salah satu upaya untuk menilai effisiensi dan efektivitas
pelayanan kesehatan bukan sebagai ukuran Derajat Kesehatan.
Kasus Kematian Ibu
Secara umum di Kabupaten Pandeglang masih belum mempunyai angka
untuk kematian ibu yang diperoleh secara survey. Jumlah kasus kematian ibu
maternal tahun 2010 sebanyak 38 kasus, hal ini berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Berikut kami sampaikan jumlah
kematian ibu maternal pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.1
Jumlah Kematian Ibu Maternal
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2006-2010
Sumber Data : Bidang Kesga
11 1310
59
2219
24 24 23
13 12 11 126
05
1015202530
2006 2007 2008 2009 2010
Ibu Hamil
Ibu Bersalin
Ibu Nifas
23
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Pandeglang tahun 2010
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Penyebab Kematian Ibu Maternal
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
NO SEBAB KEMATIAN IBU JUMLAH
1. Perdarahan 17
2. Hipertensi dlm kehamilan 11
3. Infeksi 0
4. Partus Lama 3
5. Lain-lain 7
J U M L A H 38 Sumber Data : Bidang Kesga
Kasus Kematian Bayi
Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah kasus kematian bayi 29 hari – 12
bulan secara keseluruhan tercatat sebanyak 41 kasus, kasus kematian bayi yang
berusia 0 - 7 hari tercatat sebanyak 135 kasus dan kematian bayi yang berusia 8 - 28
hari tercatat sebanyak 8 kasus, sehingga totalitas kematian bayi 0 - 29 hari
(neonatal) sebanyak 143 kasus dan keseluruhan kematian bayi dan neonatal di
Kabupaten Pandeglang tahun 2010 sebanyak 187 kasus dengan gambaran penyebab
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian Bayi (29 hari-12 bln)
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
NO SEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH
1. TN 1
2. BBLR 2
3. Pneumonia 3
4. Infeksi 3
5. Diare 2
7. Lain-lain 30
J U M L A H 41 Sumber Data : Bidang Kesga
24
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tabel 3.3
Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian Neonatal (0 hari - 28 hari)
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
NO SEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH
1. TN 2
2. BBLR 37
3. Asfiksia 55
4. Infeksi 3
5. Ikterus 2
5. Lain-lain 44
J U M L A H 143
Sumber Data : Bidang Kesga
Angka kematian bayi di Kabupaten Pandeglang menunjukan penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya.
B. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup Kabupaten Pandeglang pada tahun 2009 relatif
meningkat dari 63,3 tahun (tahun 2008) menjadi 63,5 tahun (tahun 2009), angka ini
memberi makna bahwa setiap bayi di Kabupaten Pandeglang yang lahir pada tahun
2009 mempunyai harapan hidup selama 63,5 tahun (data AHH tahun 2010 Per
Desember belum tersedia “Via BPS Kab. Pandeglang”). Upaya meningkatkan AHH
merupakan hal penting yang perlu dicermati melalui upaya-upaya peningkatan
kegiatan program yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat seperti
penuunan resiko kesakitan, pada keluarga rentan, trend penyakit degeneratif dan
tidak menular, serta peningkatan kesehatan pra usila yang dapat hidup produktif
dan mandiri.
25
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Umur Harapan Hidup (UHH) dipengaruhi oleh masih tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) serta Angka Kematian Bayi (AKB), semakin tinggi jumlah
kematian bayi maka semakin rendah Umur Harapan Hidup.
B. Kesakitan (Morbiditas)
10 (Sepuluh) Besar Penyakit
Kasus penyakit yang diamati di Puskesmas menunjukan penyakit
pada semua golongan umur, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Kasus 10 Besar Penyakit Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2008 -2010
No Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Kasus Jumlah Kasus Jumlah Kasus Jumlah
1. Infeksi Sal Nafas Atas Akut Ytt 111.948 Infeksi Sal Nafas Atas Akut Ytt 153.088 Infeksi Sal Nafas Atas Akut Ytt 151.167
2. Gastritis & Duodenitis 49.914 Gastritis & Duodenitis 78.898 Gastritis & Duodenitis 71.021
3. B a t u k 42.991 Dermatitis 49.948 B a t u k 50.498
4. Dermatitis 41.436 Diare & Gastroenteritis 44.225 Dermatitis 43.825
5. Diare & Gastroenteritis 38.249 B a t u k 43.941 Diare & Gastroenteritis 42.194
6. Demam yg sebab tidak diketahui 34.393 Demam yg sebab tidak diketahui 38.427 Demam yg sebab tidak diketahui 39.276
7. Influenza karena virus Ytt 32.134 Influenza karena virus Ytt 30.686 Influenza karena virus Ytt 31.521
8. Hipertensi Essensial (Primer) 23.003 Hipertensi Essensial (Primer) 25.763 Hipertensi Essensial (Primer) 24.223
9. Sakit Kepala 20.574 Sakit Kepala 23.354 Sakit Kepala 22.457
10. Gangg lain kulit & Jar Subkutan Ytt
14.165 Artitis Lainnya 21.012 Gangg lain kulit & Jar Subkutan Ytt 18.312
Sumber Data : Rekapitulasi SP3
Dari tabel tersebut, menunjukan bahwa penyakit terbanyak yang
tercatat di sarana pelayanan kesehatan yaitu penyakit infeksi saluran nafas atas akut
ytt, dimana hal ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan lingkungan dan perilaku
masyarakat serta kesadaran untuk memanfaatkan Sarana Pelayanan Kesehatan
secara oftimal masih belum baik.
26
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Penyakit Menular
a. Eradikasi Polio
Eradikasi Polio merupakan salah satu komitmen global yang harus dicapai
pada tahun 2008 dengan membuktikan tidak ditemukannya virus polio liar di
muka bumi. Kegiatan penemuan kasus polio liar ini dilaksanakan dengan
pelaksanaan surveilans AFP.
Untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan surveilans AFP adalah
dengan menggunakan Indikator kinerja surveilans AFP. Berdasarkan target
indikator Indonesia Sehat tahun 2010 yang tertuang dalam Rencana Kerja
Pembangunan Kesehatan Kabupaten Pandeglang, indikator penilaian Eradikasi
Polio adalah dengan melihat AFP rate yaitu sebesar > 2 / 100.000 penduduk
umur < 15 tahun. Jumlah kasus AFP rate yaitu sebanyak 11 kasus tahun 2010,
atau > 3,2 / 100.000.
b. Diare
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Kabupaten Pandeglang, beberapa faktor yang menjadi penyebab
timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/
minuman yang tercemar tinja dan/ atau kontak langsung dengan penderita,
sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi faktor penjamu dan faktor lingkungan.
Secara proporsional penyakit diare yang ditemukan oleh kader ataupun yang
terjaring di sarana kesehatan di Kabupaten Pandeglang terjadi pada seluruh golongan
usia sebanyak 62.094 jiwa dari sasaran perkiraan kejadian kasus diare sebanyak
50.458 jiwa realisasi capaian 123,1%.
27
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
d. TBC
Program pemberantasan penyakit TBC/TB Paru merupakan program
nasional dalam mengeliminasi penderita TBC/TB Paru. Indikator penting yaitu
angka penemuan kasus baru, angka konversi angka kesembuhan dan angka
kesalahan laboratorium.
Pemberantasan TBC yang berjalan menggunakan Strategi Direcly Oserved
Treatment Shourtcourse (DOTS) yaitu pengobatan penderita dalam jangka pendek
melalui pengawasan langsung oleh pengawas minum obat, total penderita TBC yang
diobati tahun 2010 sebanyak 1.119 jiwa, persentase kesembuhan sebesar 92,41%,
meninggal 1.22% atau kasus TBC yang meninggal sebanyak 6 jiwa.
Hasil kegiatan pemberantasan penyakit TBC :
Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif sebanyak 947 kasus, dari
sasaran perkiraan 1.242 kasus, capaian 76%.
Pemberantasan penyakit ini sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama
dalam tingkat pelayanan guna mencapai cakupan yang di targetkan antara lain :
Masih sedikitnya sumber daya kesehatan.
Rendahya motivasi pengelola TBC Pkm dan tingginya rasa ketakutan
terhadap resiko penularan.
Sarana dan prasarana Laboratorium yang belum memadai.
Masih rendahnya keterampilan petugas laboratorium.
Dukungan keluarga dalam proses penyembuhan yang rendah dan masih
banyaknya kasus baru yang tersembunyi (under reported)
28
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
C. Status Gizi
Secara umum masalah balita gizi buruk masih cukup tinggi, dapat
dihitung pada indikator Berat Badan/ Tinggi Badan yang menggambarkan status
gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam
waktu yang pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit, atau karena
menderita diare.
Dalam keadaan demikian berat badan anak akan cepat turun sehingga
proposional lagi dengan tinggi badan dan anak menjadi kurus.
Disamping mengidentifikasikan masalah gizi yang bersifat akut
dengan tinggi badan tidak seimbang, dapat juga dilihat dari anak yang
kegemukan, dalam hal ini berat badan anak melebihi proporsi normal terhadap
tinggi badannya, kegemukan ini dapat terjadi sebagai akibat dari pola makan
yang kurang baik atau juga karena keturunan, masalah kekurusan dan
kegemukan pada usia dini dapat berakibat pada rentannya terhadap berbagai
penyakit d egeneratif pada usia dewasa (teori Barker).
Secara umum, prevalensi balita bawah garis merah (BGM/D) tahun
2010 adalah 2,73% dari balita ditimbang 81.085 dan BGM 2.213 balita dan
berada dibawah batas kondisi yang dianggap serius 15% (ambang batas). Semua
balita di Kabupaten Pandeglang yang naik berat badannya (N/D) sekitar 62.681
balita menurut hasil capaian yang didapat sebesar 77,30% dari target 80% dan
(N/S) sebesar 45,88%.
Cakupan Kecamatan bebas rawan gizi tahun 2010 di Kabupaten
Pandeglang sebesar 88,57%, dari 35 kecamatan hanya 4 kecamatan yang dapat
dikategorikan rawan gizi dan 24 kecamatan bebas rawan gizi dengan kriteria
kecamatan <15% penduduknya kurang gizi.
29
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Adapun penanggulangan untuk asupan bagi balita kekurangan gizi
tahun 2010 diberikan makanan pendamping ASI pada BGM usia 6 – 24 bulan
dari keluarga miskin, dengan capaian pemberian makanan pendamping ASI
(MP-ASI) pada sasaran anak usia 6 – 24 bulan BGM dari keluarga miskin
sebanyak 1,068 jiwa dari 1,398 jiwa (baduta dan termasuk BGM diatas dua tahun
yang diberikan makanan pendamping ASI), besaran target 100 % dan capaian
target 76,39%.
Sehingga presentasi pencapaian pada tahun 2010 untuk cakupan balita
gizi buruk mendapat perawatan mencapai 1,068 bayi dan balita gizi buruk
(BB/TB <3 SD WHO NCHS) mendapat perawatan dari rencana capaian target
100% dan pencapaiannya hanya sebesar 76,39%, dikarenakan beberapa faktor
penyebab dari ketidak berhasilan pencapaian, menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar yang dilakukan di Kabupaten Pandeglang, beberapa aspek penyebabnya
yaitu :
1. Dilihat dari faktor kepercayaan KK terhadap tenaga kesehatan masih
kurang, sehingga permasalahan kesehatan tidak menjadi prioritas utama
bagi KK terhadap Nakes.
2. Dipandang dari barometer prilaku KK masih didapat ketidak pahaman
terhadap kesehatan baik terhadap lingkungan maupun dirinya sendiri.
3. Ditinjau dari jangkauan pelayanan kesehatan terhadap KK miskin masih
terhitung jauh, sehingga pengeluaran biaya sudah tidak bisa menutupi
kebutuhan perawatan (Bagi KK miskin yang tidak tercover JPS).
4. Menurut pekerjaan utama KK, jelas terlihat bahwa pada keluarga
memiliki pekerjaan tidak tetap, prevalensi masalah Gizi Buruk
meningkat.
5. Ditinjau dari pendidikan KK, terlihat kecenderungan semakin minim
tingkat pendidikan KK, maka semakin tinggi masalah Balita Gizi buruk
yang tidak mendapat perawatan.
30
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
a. ASI Eksklusif
Air susu ibu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya, hanya
seorang ibu yang dapat memberikan anugerah tersebut kepada bayinya.
Menyusui secara eksklusif merupakan cara yang aman, baik dan selalu
tersedia untuk pemberian makanan bayi dalam 6 (enam) bulan pertama
kehidupannya. Dan penting untuk diteruskan lebih dari 6 (enam) bulan,
sebagaimana WHO dan UNICEF merekomendasikan bahwa menyusui harus
berlanjut bersama makanan pendamping ASI yang benar sampai 2 (dua) tahun
atau lebih.
Para pakar dewasa ini menyetujui bahwa ASI dapat memberikan
semua yang dibutuhkan bayi normal untuk 6 (enam) bulan pertama dan tanpa
memerlukan minuman atau makanan lain selama periode ini.
Menyusui eksklusif diartikan bahwa bayi hanya menerima ASI, dari
ibunya sendiri atau ibu susu, atau ASI perah, dan tanpa makanan minuman
lainnya.
Banyak ibu yang mengalami bahwa menyusui eksklusif selama 6
(enam) bulan merupakan suatu hal yang sederhana. Mereka tidak perlu cemas
apakah bayi memperoleh minuman atau makanan yang cukup atau apakah ini
benar dan tanpa kesulitan atau tanpa biaya untuk membuat makanan lain yang
tidak perlu.
Disayangkan, bahwa menyusui eksklusif tersebut masih jarang
dilakukan oleh masyarakat kita dengan berbagai alasan. Hal ini dapat di
tentukan cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2010 baru mencapai 4,03% dari rencana pencapaian 80%
sehingga persentase pencapaiaan baru mencapai 5,04% (Data capaian E6).
31
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
b. Desa dengan garam beryodium baik
Gangguan Akibat Kurang Yodium adalah sekumpulan gejala yang
timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur Yodium secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang cukup lama. Yang dimaksud dengan Yodium adalah
sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air, merupakan
zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Kita membutuhkan Yodium agar badan tumbuh sehat dan mental
berkembang dengan baik. Yodium dapat membentuk hormon Tiroksin yang
diperlukan oleh tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai
dari janin sampai dewasa. Organ kita yang mengolah yodium adalah kelenjar
gondok. Letaknya di dalam leher, di bagian depannya. Kebutuhan yodium rata-
rata per orang dewasa perhari hanya sekitar 150 mikrogram.
Akan tetapi yodium diperlukan tubuh setiap harinya, sehingga yodium
harus menjadi bagian dari konsumsi makanan sehari-hari. Gangguan Akibat
Kurang Yodium ( GAKY ) merupakan masalah gizi yang menonjol dibanyak
Negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Gondok dan kretin (badan
kerdil ) merupakan luaran dari keadaan kurang yodium yang umumnya
dijumpai di daerah yang kekurangan yodium.
Upaya penanggulangan jangka panjang terhadap masalah akibat kurang
yodium adalah perbaikan perilaku pola konsumsi masyarakat termasuk di
dalamnya berbagai bahan makanan yang mengandung yodium dan peningkatan
konsumsi bahan makanan yang di fortivikasi dengan yodium yang secara masal
telah di produksi yaitu garam beryodium. Cakupan garam beryodium di kab.
Pandeglang pada tahun 2009 mencapai (77,61%) desa dengan garam beryodium
baik dari rencana pencapaian target (90%) sehingga persentase pencapaian target
(86.23%) (Cat : Data Tahun 2010 belum tersedia).
32
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
c. Vitamin A 2 kali per tahun
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam
lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dari luar, berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Sumber Vitamin A terdapat pada Air Susu Ibu (ASI), bahan makanan
hewani seperti hati, kuning telur, ikan, daging, ayam, dan bebek. Buah – buahan
berwarna kuning dan jingga seperti pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji
merah, pisang. Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga seperti
bayam, daun singkong, kangkung, daun katuk, tomat, woetel.
Akibat dari kekurangan vitamin A bagi balita salah satunya dapat
menyebabkan buta senja yang ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya
remang atau senja hari.
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan
akibat kekurang vitamin A yaitu :
a. Pemberian kapsul vitamin A warna biru untuk bayi (6-11 bulan), diberikan 1
kali setahun, setiap bulan Pebruari atau Agustus.
b. Pemberian kapsul vitamin A warna merah untuk anak balita diberikan 2 kali
setahun, setiapa bulan Februari dan Agustus
c. Pemberian kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas diberikan 2
kapsul, kapsul pertama diberikan segera setelah lahir dan kapsul kedua
diberikan 24 jam sesudah kapsul pertama.
Hasil dari pemberian kapsul vitamin A 2 kali per tahun pada bayi 6 –
11 bulan di posyandu pada tahun 2008 mencapai 79,7% dari target 85%,
sedangkan tahun 2009 pelayanan pemberian Vitamin A 2 kali per tahun sebesar
89.2% dan tahun 2010 mencapai 66,7% dari target 90%.
33
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Dapat kita lihat pemberian vitamin A 2 kali per tahun mengalami
kenaikan secara bertahap setiap tahunnya, pada balita 12 – 59 mencapai 74,49%
dari target 90% persentase pencapaian 82,77%, dan pemberian Vitamin A pada
Ibu Nifas sebanyak 10.380 bufas dari 25.831 bufas yang ada sehingga capaian
pemberian vitamin A pada bufas sebesar 40,18% dari target 90% persentase
pencapaian sebesar 44,65%.
d. Tablet Tambah Darah/TTD
Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan
salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Salah satu kelompok masyarakat
yang rawan menderita anemia gizi adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk
ibu hamil, remaja putri dan kelompok lainnya. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
perdarahan dan kematian. Cakupan pemberian tablet fe I pada ibu hamil pada
tahun 2010 mencapai 49,55%, persentase capaian cakupan fe III mencapai
39,26% ,sehingga pencapaian Fe1 dan Fe3 sebesar 66,2%.
Grafik 3.4
Persentase Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2006-2010
Sumber Data : Seksi Gizi Tahun 2010
62.11
77
65.56
84.7
49.5553.68
66
51.2
72.6
39.26
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2006 2007 2008 2009 2010
Fe1
Fe3
34
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. Kesehatan Ibu dan Anak
e. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal (pemeriksaan kehamilan sebelum persalinan) empat kali
sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun
2010 dari rencana capaian 85% dan hasil capaian sebesar 78,9%, sehingga
presentasi tingkat capaian target 92,82%, namun bila di banding dengan
indikator K1 ternyata masih di temukan adanya ketidaksinambungan program
dimana kontak pertama ibu hamil ( K1 ) jauh lebih tinggi yaitu 96% dari target
95% sehingga capian target sebesar 101,05%.
f. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
Tingginya komplikasi obstetri seperti misalnya perdarahan pasca
persalinan, eklampasi, sepsis dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya
kasus kematian dan kematian ibu da banyak negara berkembang, sebagian besar
penyebab kesakitan dan kematian ibu tersebut dapat dicegah, hal ini telah
dibuktikan pada negara-negara dimana angka kesakitan dan kematian ibu
tersebut tergolong rendah, salah satu usahanya dengan berbagai pelatihan dan
peningkatan SDM Kesehatan, serta kemitraan.
Asuhan kesehatan ibu bersalin adalah salah satu kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan tahun 2010, yang berfokus pada :
a. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi, bukti-
bukti klinis menujukan bahwa sebagian besar kematian ibu dapat dicegah
jika ibu mendapat Asuhan persalinan yang bersih, aman dan tepat waktu.
35
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
b. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi selama persalinan dan setelah
bayi lahir, dalam upaya menurunkan kejadian kesakitan dan kematian ibu,
penatalaksanaan pada tingkat tertentu akan mempunyai keterbatasan
karena komplikasi tidak selalu mudah di tatalaksana, disetiap tempat dan
keadaan.
Pergeseran Paradigma :
Fokus utama APN adalah terjadinya komplikasi, beberapa contoh
menunjukan adanya pergeseran paradigma tersebut :
Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri.
Laserasi Episiotomi (tidak merupakan tindakan rutin).
Ratensio Plasenta, penatalaksanaan aktif kala tiga dan melakukan
penegangan tali pusat terkendali.
Mencegah partus lama (APN mengandalkan penggunaan partograf).
Mencegah asfiksi bayi baru lahir.
Dengan membersihkan muka dan jalan nafas sesaat setelah ekspulsi
kapala, kemudian dilakukan penghisapan lender secara benar segera
mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi, mekanisme ini dapat mencegah
terjadinya hipotermi.
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu ibu bersalin yang
mendapat pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
Pada tahun 2010 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
sebanyak 21,951 bulin dari rencana sasaran bumil sebanyak 25.831, sehingga
capaian sasaran sebesar 84,98%, dari rencana target capaian sebesar 75%.
Peningkatan kinerja program ini walaupun dibanding tahun lalu terdapat
kenaikan namun kenaikan tersebut relative lamban walaupun program ini
mendapat bantuan dari JPKMM - Askeskin yang cukup memadai, namun
nampaknya masih belum ditemukan suatu model pendekatan yang efektif.
36
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
g. Ibu Hamil resiko tinggi yang ditangani
Kesehatan ibu merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan,
tetapi masih banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu untuk memeriksakan kandungan dan pelayanan persalinan yang
sehat dan aman. Pada tahun 2010 cakupan Ibu Hamil resiko tinggi yang
ditangani dari rencana sebesar 80%, realisasinya mencapai 57,4 % sehingga
presentasi tingkat capaian 71,75%.
Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan program ini antaralain
rendahnya kontak tenaga kesehatan dengan Ibu hamil risiko tinggi yang
disebabkan karena jangkauan/ penyebaran pemukiman bumil risti yang tidak
merata, di samping sosial budaya masyarakat yang relative masih rendah dalam
pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan serta faktor pengetahuan masyarakat
yang menjadi permasalahan tersebut.
h. Pelayanan Nifas (Ibu Nifas) Kf Lengkap
Pelayanan Ibu Nifas yang telah dilakukan sebagai salah satu usaha
untuk menekan angka kematian ibu dan penurunan angka kesakitan merupakan
tantangan yang harus diupayakan, adapun hasil cakupan pelayanan nifas (Kf
Lengkap) tahun 2010 sebesar 81,95% dari rencana target 90%, sehingga capaian
pelayanan ibu nifas (Kf 1) sebesar 91,05%.
i. Kunjungan Bayi
Presentase cakupan kunjungan bayi sebagai salah satu indikator
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, yang merupakan
pelayanan dasar yang minimal dilaksanakan di Puskesmas, Tahun 2010 capaian
kunjungan bayi tercatat 78,2% dari target 90%, dari sasaran kunjungan bayi (data
real) sebesar 24,601 bayi yang berkunjung kesarana pelayanan kesehatan baik
Puskesmas, pustu maupun posyandu sebanyak 19,238 kunjungan bayi.
37
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Cakupan kunjungan neonatal lengkap (Kn Lengkap) sebesar 91,8%
dari rencana target 90%, sehingga capaian target sebesar 102%.
j. Cakupan Peserta KB Aktif
Upaya keluarga berencana yang dikoordinir oleh BKKBN pada tahun
2009 menunjukan pencapaian pelayanan kepada peserta KB Pasangan Usia Subur
(PUS) sebanyak 206.537 pasangan, dengan jumlah peserta KB aktif menurut jenis
kontrasepsi MKJP sebanyak 25.750 peserta atau 12,46% dari jumlah PUS yang
ada (IUD 7.752, OW 2.210, OP 1.443, Implant 14.345) dan Non MKJP sebanyak
149.837 sekitar 72,54% dari total peserta (Suntik 105.328, Pil 43.401, Kondom
1.108), dari jumlah keseluruhan peserta KB, sekitar 175.587 peserta yang aktif
atau 85,01%.
B. P 2 P L
1. Pengamatan Penyakit
Kegiatan pengamatan penyakit merupakan salah satu kegiatan penting dalam
memberikan informasi tentang gambaran suatu penyakit secara epidemiologi.
Pendekatan epidemiologi suatu penyakit dapat menjadi suatu acun dalam menentukan
rencana kegiatan program intervensi, sehingga dalam mengintervensi suatu masalah
kesehatan menjadi efektif dan efisien.
Ruang lingkup operasional pengamatan penyakit meliputi Sistem Kewaspadaan
Dini penyakit potensial KLB/Wabah, penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
pelaksanaan Surveilans Acut Flacid Paralisis (AFP). Penyakit dibagi 2 (dua) katagori
Penyakit Menular dan Tidak Menular.
Penyakit menular biasanya ditularkan melalui Vektor, penyakit yang
ditularkan melalui udara atau percikan air liur, dan penyakit yang ditularkan melalui
makanan atau air, penyakit yang ditularkan oleh vektor adalah filariasis, demam
berdarah dengue (DBD), dan malaria.
38
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), pneumonia dan campak, sedangkan penyakit
yang ditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid, hepatitis, diare, dll.
Sedangkan Penyakit tidak menular meliputi penyakit sendi, asma, stroke, jantung, DM,
hipertensi, tumor/kanker, ganguan jiwa berat, buta warna, glaukoma, bibir sumbing,
dermatitis, rinitis, talasemia dan hemofilia, dll.
a. Campak
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak,
penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Penyakit ini sangat mudah menular khususnya kepada anak yang
berusia 1 - 5 tahun, penularanya melalui percikan droplet pada saat batuk atau
bersin. Proses penularan ini dimulai 1-3 hari setelah muncul demam. Di
Kabupaten Pandeglang penyakit campak masih menjadi masalah kesehatan,
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir penyakit campak selalu menjadi penyebab
timbulnya wabah, sedangkan frekuensi wabah yang terjadi di Kabupaten
Pandeglang berkisar antara 10 sampai dengan 15 kali setiap tahunnya, tahun
2010 tidak terjadi kasus campak.
Berdasarkan hasil kajian epidemiologi penyakit campak, karakteristik
penderita campak lebih banyak menyerang pada kelompok balita, sehingga
kelompok ini menjadi kelompok yang rentan, sedangkan daerah yang pernah
mengalami wabah penyakit campak dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
menyerang pada daerah yang terbilang tertinggal yang jauh dari jangkauan
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil investigasi bahwa biasanya penderita campak yang
meninggal mempunyai status gizi yang buruk dan mengalami keterlambatan
dalam mengambil keputusan untuk mencari pengobatan.
39
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Dengan melihat kejadian yang telah ada menggambarkan bahwa di
Kabupaten Pandeglang, masih mempunyai banyak kelompok-kelompok yang
rentan terhadap penyakit campak yang disebabkan karena tidak mempunyai
riwayat status imunisasi campak sebelumnya, Sehingga diharapkan seluruh
lapisan masyarakat harus lebih memahami akan manfaat imunisasi campak yang
diberikan. Pada dasarnya memang benar bahwa imunisasi campak memberikan
efek demam pada bayi yang diimunisasi, tetapi demam tersebut merupakan
reaksi pembentukan daya tahan tubuh (antibodi) dan proses tersebut tidak lama.
Harapan yang dapat diambil dengan mencermati kejadian ini adalah Imunisasi
merupakan salah satu pencegahan yang paling baik untuk melindungi generasi
penerus bangsa, sehingga di masa yang akan datang bangsa Indonesia
mempunyai generasi yang sehat dan cerdas dan mampu mengadapi persaingan
global, tentunya keberhasilan imunisasi tidak terlepas dari peran aktif aparat
pemerintah, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat.
b. Sistem Kewaspadaan dan Respon Dini Wabah/KLB
Sistem kewaspadaan dan respon dini wabah dimaksudkan untuk
mengantisipasi atau mendeteksi semua penyakit yang berpotensi wabah/KLB
dengan kecenderungan penyakit berdasarkan pemantauan mingguan Puskesmas,
sehingga setiap peningkatan kasus (Epidemi) dapat terdeteksi sedini mungkin.
Sehingga setiap puskesmas khususnya mempunyai gambaran kondisi lingkungan
dan kelompok populasi yang rentan terhadap penyakit tertentu. Pelaksanaan
sistem kewaspadaan dan respon dini penyakit berpotensi wabah di Kabupaten
Pandeglang tahun 2010 masih belum berjalan secara optimal, hal ini dikarenakan
pemantauan kecederungan terhadap peningkatan kasus belum didukung dengan
situasi dan keadaan lingkungan dan kelompok yang rentan sebagai faktor resiko.
40
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Sedangkan indikator Kelengkapan dan Ketepatan pemantauan mingguan
wabah Puskesmas (W-2) masih belum memuaskan, kelengkapan laporan secara
keseluruhan baru mencapai 96% dari target 98%. Rendahnya kelengkapan
laporan yang disampaikan dari puskesmas menunjukan bahwa pemanfaatan data
mingguan di Puskesmas masih belum berjalan sesuai harapan.
Seharusnya pemanfaatan data pemantauan mingguan yang paling besar
adalah di puskesmas dalam melihat dan memprediksikan kecenderungan
penyakit yang dapat mengakibatkan timbulnya KLB. Sedangkan ketepatan
laporan mingguan ini masih sangat jelek, hal ini terkait dengan proses
pengumpulan data yang bersumber dari semua jenis pelayanan yang ada di
Puskesmas seperti informasi dari bidan desa, pembina desa, Pustu, Pusling, klinik
swasta dan informasi masyarakat. Dengan hal tersebut proses pengumpulan yang
berpariasi menyebabkan pelaporan dari puskesmas terlambat, walaupun sudah
dilakukan kesepakatan mengenai waktu pelaporan.
c. Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu proses alam yang terjadi
karena terganggunya keseimbangan antara agent, host dan environtment
(lingkungan). Pada prinsipnya KLB dapat terjadi pada daerah yang mempunyai
kelompok populasi yang rentan sangat tinggi atau daerah yang mempunyai
kondisi rawan penyakit.
Selama tahun 2010 kejadian KLB penyakit menular di Kabupaten
Pandeglang frekuensinya cukup tinggi. Adapun jenis penyakit yang terjadi pada
tahun 2010 adalah Tetanus Neonatorum, Campak, Demam Berdarah, diare.
Secara umum frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi di
Kabupaten Pandeglang tahun 2010, masih didominasi oleh KLB yang disebabkan
oleh vektor diantaranya KLB malaria, KLB Diare dan KLB penyakit lainnya,
jumlah kasus KLB 65 kasus dan tertangani 65 kasus (100%).
41
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Namun demikian dibandingkan dengan frekuensi tahun sebelumnya
jumlah kejadian ini terbilang menurun. Dengan kondisi ini menunjukan bahwa
di Kabupaten Pandeglang masih mempunyai kondisi yang potensial untuk
terjadinya KLB penyakit menular.
KLB Tahun 2010 di Kabupaten Pandeglang :
1. TN 10 kali kasus, terjadi di 10 kecamatan (Jiput, Menes, Bojong, Cibaliung,
Pagelaran, Saketi, Mandalawangi, Picung, Kd.Hejo, Pandeglang).
2. DBD 8 kali kasus, terjadi di 7 kecamatan (Sobang, Bojong, Menes,
Pandeglang, Kr.Tanjung, Koroncong, Banjar).
3. Cikungunya 6 kali kasus, terjadi di 3 kecamatan (Munjul, Panimbang,
Koroncong, Cibitung).
4. Keracunan Makanan 4 kali kasus, terjadi di 4 kecamatan (Banjar, Cimanggu,
Carita, Pandeglang).
5. Kasus Banjir dan Longsor 17 kali kasus, terjadi di 6 kecamatan (Perdana,
Labuan, Jiput, Pulosari, Md.Wangi, Patia, Pagelaran, Cisata, Sumur,
Pandeglang).
6. AFP 11 kali kasus, terjadi di 5 kecamatan (Koroncong, Cigeulis, Pandeglang,
Mekarjaya, Labuan).
7. Diare 7 kali kasus, terjadi di 6 kecamatan (Panimbang, Pandeglang, Jiput,
Sumur, Bojong, Cibaliung).
8. Campak 3 kali kasus, terjadi di 3 kecamatan (Panimbang, Cimanuk,
Majasari)
9. Rabies/ Gigitan Anjing 4 kali kasus, terjadi di 2 kecamatan (Cigeulis, Sumur)
10. Filariasis 3 kali kasus, terjadi di 2 kecamatan (Angsana, Sumur).
42
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
2. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit merupakan salah satu tindakan antisipasi dalam
menekan jumlah kelompok rentan terhadap penyakit tertentu yang diwujudkan
dengan pemberian imunisasi pada bayi, balita, anak sekolah calon pengantin dan
ibu hamil. Pemberian imunisasi yang dilakukan selama ini digunakan untuk
mencegah timbulnya penyakit TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis
dan Campak. Angka pencapaian Desa/ Kelurahan UCI (Universal Child
Immunization) di Kabupaten Pandeglang tahun 2010, yang diharapakan dari
rencana tingkat capaian target adalah 100% dari seluruh desa/ kelurahan yang
ada, tetapi yang terealisasi hanya 174Desa/kelurahan (52%) sehingga tingkat
persentasi pencapaian sebesar 52%.
Dengan melihat masih rendahnya pencapaian UCI di tingkat desa/
kelurahan menggambarkan masih banyaknya daerah yang menjadi kantong
rawan penyakit PD3I di Kabupaten Pandeglang, ini harus menjadi perhatian bagi
semua pihak, sehingga perlu dilakukan pemberian imunisasi pada kelompok
umur anak sekolah agar generasi yang kuat dan terhindar dari penyakit PD3I
dalam mendapatkan kekebalan seumur hidup.
Kesenjangan yang terjadi dalam pencapaian UCI di Tingkat Desa/
Kelurahan ini disebabkan karena penilaian UCI bersifatnya tidak statis artinya
kondisi keberhasilan UCI tingkat Desa/ Kelurahan sebelumnya harus
dipertahankan agar tidak menurun menjadi status Desa/ Kelurahan belum UCI.
Selain hal tersebut, terdapat pula beberapa faktor yang menjadi
predisposisi dalam pencapaian status UCI yaitu peran serta masyarakat yang
belum optimal khususnya kader kesehatan yang ikut menjadi penggerak dalam
setiap even kegiatan imunisasi, adanya reaksi efek samping dalam setiap
pemberian imunisasi yang mengakibatkan besarnya kekhawatiran orang tua
sasaran terhadap efek samping yang akan timbul disini perlunya pemahaman
43
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
masyarakat terhadap Imunisasi serta perlunya penyuluhan-penyuluhan program
kesehatan terhadap masyarakat, khususnya desa/kelurahan yang belum UCI.
Dari hasil kegiatan pelayanan imunisasi Tahun 2010, dengan hasil capaian dari
perkiraan sasaran sebanyak 24.601 bayi, adalah sebagai berikut :
1. HB0 (0 < 7 Hari) : 64,7%
2. BCG : 87,4%
3. Polio 1 : 95,9%
4. Polio 2 : 94.2%
5. Polio 3 : 89.5%
6. Polio 4 : 87.5%
7. DPT/HB1 : 92.6%
8. DPT/HB 2 : 89.7%
9. DPT/HB 3 85.1%
10. Campak : 85.7%
3. Pemberantasan Penyakit
Kegiatan pemberantasan penyakit merupakan tindakan penanggulangan
kasus melalui pengobatan. Kegiatan yang termasuk dalam pemberantasan
penyakit meliputi penanggulangan penyakit Malaria, TBC, ISPA, Diare, Demam
Berdarah, Kusta, HIV-AIDS, Infeksi Manular Seksual dan Filariasis.
a. P2 ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat. ISPA yang mengenai jaringan
paru-paru atau ISPA berat dapat menjadi Pneumonia, pneumonia merupakan
penyakit infeksi penyebab kematian utama, terutama pada balita. Pelaksanaan
program P2 ISPA yang dilaksanakan terfokus pada penemuan dan penatalaksaan
penderita peneumonia pada balita.
44
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Kasus pneumonia pada balita di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010
sebanyak 1.539 jiwa, Target penemuan penderita pneumonia balita 10%, capaian
penemuan penderita balita pneumonia tahun 2010 hanya sebesar 8%.
c. P2 Filariasis
Salah satu indikator yang digunakan dalam pemberantasan penyakit filariasis
adalah jumlah penderita yang diobati Tahun 2010 sebesar 100% dan angka
mikrofilaria sebesar <1/1000
Keterbatasan-keterbatasan dalam penanggulangan penyakit Filariasis di
Kabupaten Pandeglang akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam
penyebaran dan penularan penyakit yang lebih luas. Jumlah kasus filariasis yang
diobati tahun 2010 adalah sebanyak penderita dengan 3 penderita (100%).
e. P2 Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang bersumber
binatang melalui nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai vektornya.
Hasil pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah digambarkan
dengan penemuan kasus yang ditangani dan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
dalam memotong mata rantai penularannya.
Indikator pencapaian pemberantasan demam berdarah yang tertuang dalam
rencana kerja Dinas Kesehatan adalah kasus demam berdarah yang ditangani tahun
2010 sebesar 100% dari target 35/100.000. sedangkan besarnya jumlah penanganan
kasus yang ditemukan dan ditangani 100% (213 penderita, meninggal 7 penderita)
yang tersebar di 24 Kecamatan.
Penyelidikan epidemiologi terhadap rumah sekitar kasus dengan radius 100
meter, penyuluhan masyarakat, penggerakan pemberantasan sarang nyamuk dan
abatisasi.
45
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Tahun 2010 tidak terjadi peningkatan jumlah kasus sebelumnya dimana
masa puncak penularan terjadi pada bulan Februari sampai Juni. Pada bulan
Desember terjadi peningkatan kasus yang kemungkinan akan terus meningkat pada
awal tahun 2011.
Pola penularan penyakit demam berdarah berdasarkan kelompok umur
adalah golongan umur 5 – 14 tahun mempunyai jumlah kasus tertinggi, sehingga
pada tahun 2010 tingkat transmisi penularan demam berdarah lebih banyak terjadi
di tempat sekolah.
f. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum terjadi di 10 Kecamatan. Kecamatan Jiput, Kecamatan
Bojong, Kecamatan Menes, Kecamatan Cibaliung, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan
Saketi, Kecamatan Mandalawangi, Kecamatan Picung, Kecamatan Cimanggu dan
Kecamatan Pandeglang, dengan penemuan kasus TN 10 kasus (meninggal 6
penderita).
g. Kusta (RFT rate)
Kegiatan pemberantasan penyakit Kusta di Kabupaten Pandeglang
dilakukakan pada Desa yang terdapat penderita Kusta, prevalensi kusta di
Kabupaten Pandeglang sudah berada dibawah target nasional yaitu 1/10.000
penduduk, capaian Kabupaten Pandeglang sebesar 0,04/10.000 penduduk. Adapun
indikator pencapaian kinerja program pemberantasan penyakit Kusta tahun 2010,
untuk penderita kusta yang selesai diobati (RFT Rate) adalah 39,84%.
46
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
h. Malaria
Penyakit Malaria mejadi permasalahan yang krusial hal ini disebabkan
bahwa di Kabupaten Pandeglang masih terdapat 12 wilayah Puskesmas Reseptif
malaria artinya Puskesmas tersebut memiliki tempat-tempat perindukan yang
sangat potensial sebagai tempat perindukan vektor nyamuk anopheles, terutama
daerah-daerah pesisiran pantai.
Kasus penderita malaria yang diobati tahun 2010 sebesar 54%, jumlah kasus
648 kasus dari perkiraan sasaran 1.200 kasus, dan kasus tersebut sering terjadi setiap
tahunnya di 12 Kecamatan.
4. Penyehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan cabang ke ilmuan yang mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dan
segala macam perubahan komponen lingkungan hidup, seperti spesies kehidupan,
bahan, zat atau kekuatan disekitar manusia, yang menimbulkan ancaman, atau
berpotensi menganggu kesehatan masyarakat serta mencari upaya upaya
pencegahannya (Achmadi,1991). Komponen lingkungan (Agent) yang mempunyai
potensi bahaya penyakit tersebut, menurut H L Bloom (40%) dikelompokkan dalam
bentuk :
Fisik (Kebisingan, radiasi,cuaca panas, partikel dan lain-lain)
Kimia (Pestisida dalam makanan, asap rokok, limbah pabrik, polutan
udara, bahan pewarna makanan)
Biologi (Spora jamur, bakteri, virus, protozoa, cacing, dan lain lain).
Kemudian komponen lingkungan tersebut berinteraksi dengan manusia
melalui media atau wahana (Vehicle): Udara, air, tanah, makanan, atau
vektor penyakit (seperti nyamuk).
47
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Out Come hasil interaksi ini, yang menyebabkan apakah status manusia
sakit atau sehat. Inilah yang merupakan wilayah kajian Program Kesehatan
lingkungan.
Perlindungan terhadap sarana air bersih dan sanitasi dasar, agar tidak
menjadi ancaman terhadap kesehatan masyarakat dirasa mutlak diperlukan,
perlindungan ini ditujukan pada pengamanan sumber air, sarana sanitasi dasar,
sampah, salah satu upaya untuk melindunginya adalah pengawasan kualitas air dan
penyehatan lingkungan permukiman.
Pengawasan penyehatan lingkungan permukiman meliputi penilaian
terhadap kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi dan melindungi/memperbaiki sarana
air bersih, cubluk jamban, air limbah dan sampah yang mengakibatkan/
mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh lingkungan
yang tidak bersih.
Pemeriksaan secara periodik yang dilaksanakan dalam kegiatan penyehatan
lingkungan permukiman diharapkan memberikan jaminan bahwa semua sarana
penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan yang berada di masyarakat
terbebas dari gangguan kesehatan, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat
tercapai.
Secara umum pelaksanaan program di Program Penyehatan Lingkungan
Permukiman Kabupaten Pandeglang tahun 2010 masih belum maksimal, hal ini
dikarenakan kompleksitas permasalahan dan kendala baik yang bersifat intern
seperti lemahnya koordinasi lintas program dalam menentukan intervensi terhadap
kondisi lingkungan dan kelompok rentan. Dan permasalahan yang bersifat ekstern
seperti kurangnya dukungan dan kebijakan politis pemerintah daerah dalam
pembangunan sektor kesehatan.
48
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Berdasarkan data program Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
pada tahun 2010 target dan hasil cakupan sarana kesehatan lingkungan sebagai
berikut :
Tabel 3.5
Indikator program kesehatan lingkungan
Berdasarkan target dan realisasi
Tahun 2010
INDIKATOR PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
TARGET
(%) TAHUN
2010
REALISASI
(%)
CAPAIAN(%)
TAHUN 2010
a. Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat
Kesehatan 75 59 78,67
b. Penduduk yg menggunakan jamban sehat 80 62 77,50
c. TTU yg memenuhi syarat kesehatan 80 60,4 75,50
d. Rumah yg memenuhi syarat kesehatan 80 56 70,00
e. SPAL yg memenuhi syarat kesehatan 60 55 91,67
f. Pengelolaan sampah Rumah tangga yg memenuhi syarat 60 49 81,67
g. Pengelolaan TP2 yang memenuhi syarat kesehatan 70 45,19 64,56
Permasalahan Inspeksi sanitasi jamban, SPAL, tempat sampah :
1. Cakupan jamban, SPAL, Tempat sampah belum memenuhi target
karena sarana jamban belum menjadi kebutuhan pokok masyarakat
khususnya pedesaan.
2. Pada masa krisis ekonomi swadaya masyarakat untuk membangun sarana
sanitasi belum maksimal karena kebutuhan sehari hari belum terpenuhi
3. Budaya / adat istiadat dan kebiasaan masyarakat masih kuat sehingga
masih banyak keluarga yang belum tertarik untuk membangun sarana
sanitasi.
49
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Sebagai implikasi dari kurang baiknya kondisi sanitasi lingkungan
masyarakat, maka penyakit yang muncul adalah penyakit menular (comunicable
diseases) atau penyakit tradisional (tradisional Hazzards), penyakit ini disebabkan
oleh kondisi kesehatan lingkungan yang buruk (Environment Health Base Diseases).
Pencapaian Indonesia Sehat 2010, salah satunya adalah kondisi sanitasi dasar
(air bersih/air minum, spal, tps dan jaga) yang sehat/baik, sehingga masyarakat
terlindungi dari bahaya penyakit menular, khususnya penyakit berbasis lingkungan
(Diare, ISPA, TBC, DBD, Malaria, Kecacingan, Hepatitis dan lain lain).
Tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan adalah salah satu
masalah yang menjadi pekerjaan rumah kita semua, para stake holder pembangunan
Pandeglang. Masalah kualitas lingkungan bukan merupakan tanggung jawab sektor
kesehatan semata tetapi sudah merupakan tanggung jawab semua stake holder mulai
dari lintas sektor, legislatif, swasta, media masa, dunia usaha dan masyarakat luas
secara umum. Transisi Epidemiologi juga memperberat situasi yang ada, dengan
munculnya penyakit berbasis lingkungan dan perilaku sebagai akibat perkembangan
aktifitas pembangunan (Modern Hazzards).
Jadi saat ini kita dihadapkan kepada persoalan penanganan kondisi penyakit
ganda (Double Burden of Diseases) bahkan Triple Burden of Deseases (Penyakit
Infeksi, Re-Emerging Infectious Deseases (REID), New Emerging Infectious Deseases
(NEID).
C. Rawat Inap dan Rujukan
Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu ( Pustu ) merupakan pelaksanaan kegiatan kesehatan dasar,
untuk menghitung persentase penduduk Kabupaten Pandeglang yang memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan keluarga miskin maupun
masyarakat non miskin, diperlukan adanya penelitian dan perhitungan khusus
mengingat sistem pencatatan dan pelaporan rawat jalan belum optimal.
50
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Indikator lain yang dipakai untuk mengukur keberhasilan pelayanan
oleh Puskesmas antara lain :
Ratio Puskesmas terhadap kecamatan telah mencapai 1.19 dari target 1.51
sehingga pencapaian kinerja sebesar 82 %
Ratio Pustu terhadap Puskesmas 2.32 dari target 3.3 sehingga pencapaian kinerja
sebesar 70,30 %
Cakupan Rawat Jalan terhadap Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan Puskesmas
sebesar 43,8% per bulan dari target 15% per bulan.
Pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas perawatan baru mencapai 38,5
% dari target 1,5 % kunjungan.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin sebesar 6,6% perbulan
dari target per bulan 15%.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebesar 1,5%
dari target 12% kunjungan.
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kabupaten/ Kota sebesar 33% dari target 100%, sehingga capaian target
sebesar 33%.
Cakupan puskesmas dengan kemampuan PONED di Kabupaten Pandeglang baru
tercapai 16,66% dari jumlah sarana puskesmas yang ada dengan rencana target
100%, dari 36 puskesmas baru 6 puskesmas PONED (Puskesmas Saketi,
Cimanuk, Menes, Labuan, Panimbang, Cibaliung).
Bertambahnya jumlah dan mutu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
melalui tersediannya sumber daya, sarana dan prasarana kesehatan, tersedianya
kebutuhan obat serta perbekalan kesehatan pada tahun 2010 ini. Indikator untuk
mengukur keberhasilan pelayanan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk tahun 2010 masih belum terpenuhinya sarana kesehatan dengan
kemampuan UGD, hanya 11 puskesmas dari 36 puskesmas yang memiliki
UGD, sehingga mencapai 33,33% dari target 45%.
51
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
b. Terpenuhinya sarana puskesmas dengan kemampuan Laboratorium
Kesehatan sederhana sebesar 13,89%, dari 36 Puskesmas baru 5
puskesmas dengan laboratorium kesehatan sederhana, dan puskesmas
dengan lab malaria sebanyak 12 puskesmas atau 33.33%, serta puskesmas
dengan lab pemeriksaan TB Paru sebanyak 36 puskesmas dengan capaian
sebesar 100%.
c. Terpenuhinya ketersediaan obat sesuai kebutuhan di Puskesmas untuk
tahun 2010 dengan rencana target 90% dan capaian 90%, Obat generik
berlogo dalam persediaan 100% dari target 100%, pengadaan obat
essensial 100% dari 100% dan penulisan resep obat generik tercapai
100% dari target 100%.
D. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Program penyuluhan kesehatan masyarakat di lakukan melalui berbagai
upaya yakni Peningkatan Promosi Kesehatan dalam rangka meningkatkan peran
serta masyarakat di bidang kesehatan, Kemitraan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan Media Massa dalam rangka meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta meningkatkan frekwensi Penyuluhan Pencegahan dan
Penanggulangan (P3) Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA).
Selain itu program penyuluhan kesehatan masyarakat juga melakukan
Penyebarluasan informasi kesehatan yang dilakukan melalui spanduk maupun
penggunaan lembar balik khusus untuk meningkatkan jangkauan penyuluhan P3
NAPZA oleh petugas puskesmas.
Peningkatan upaya promosi kesehatan yang telah dilakukan diantaranya
yakni kegiatan peningkatan peran serta masyarakat melalui pelatihan kader
posyandu guna meningkatkan tingkat perkembangan pos pelayanan terpadu
(Posyandu) dari posyandu pratama menjadi purnama atau mandiri.
52
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Upaya peningkatan peran serta masyarakat lainnya yang dilakukan di
seluruh Desa untuk dibentuk menjadi desa siaga komprehensif sebanyak 134 desa
siaga dengan 32 bangunan Pos kesehatan Desa dan 6 bangunan Pos Kesehatan
Pesantren.
Penyuluhan kesehatan masyarakat secara intensif juga dilakukan
ditingkat puskesmas melalui berbagi aksi baik dalam rangka pencegahan penyakit
menular seperti diare, demam berdarah, flu burung, campak, tetanus neonatorum
maupun penyuluhan penyakit pasca kejadian luar biasa yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat.
Penyuluhan juga dilakukan secara periodik oleh petugas baik ditatanan
sekolah, tempat-tempat umum maupun pada kelompok rawan kesehatan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
Penyuluhan sebagai bagian yang terintegrasi dengan program kesehatan
lainnya juga telah dilaksanakan melalui kegiatan di dalam gedung seperti di ruang
pelayanan puskesmas, klinik sanitasi maupun klinik gizi.
Ditingkat kabupaten, penyuluhan telah dilaksanakan di sekolah-sekolah,
penyuluhan kelompok langsung kepada warga rawan kesehatan, kampanye
kesehatan serta penyuluhan yang dilakukan melalui media massa baik dengan radio
maupun surat kabar.
Dari berbagai intervensi program penyuluhan kesehatan masyarakat
yang telah dilaksanakan selama tahun 2010 baik intervensi kegiatan ditingkat
kabupaten maupun kecamatan didapat hasil kegiatan sebagai berikut :
Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan NAPZA di sekolah–sekolah telah
mencapai target yang di tetapkan 2.82%.
53
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat telah
mencapai 56%.
Adanya peningkatan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat, adalah :
a. Posyandu Pratama : 44,19%
b. Posyandu Madya : 38,81%
c. Posyandu Purnama : 13,22%
d. Posyandu Mandiri : 3.78%
E. Pengawasan Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
Bertambahnya jumlah dan mutu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
melalui tersediannya sumber daya, sarana dan prasarana kesehatan, tersedianya
kebutuhan obat serta perbekalan kesehatan pada tahun 2010 ini. Indikator untuk
mengukur keberhasilan pelayanan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk tahun 2010 masih belum terpenuhinya sarana kesehatan dengan
kemampuan UGD, hanya 11 puskesmas dari 36 puskesmas yang memiliki
UGD, sehingga mencapai 33,33% dari target 45%.
b. Terpenuhinya sarana puskesmas dengan kemampuan Laboratorium
Kesehatan sederhana sebesar 13,89%, dari 36 Puskesmas baru 5 puskesmas
dengan laboratorium kesehatan sederhana, dan puskesmas dengan lab malaria
sebanyak 12 puskesmas atau 33.33%, serta puskesmas dengan lab pemeriksaan
TB Paru sebanyak 36 puskesmas dengan capaian sebesar 100%.
c. Terpenuhinya ketersediaan obat sesuai kebutuhan di Puskesmas untuk tahun
2010 dengan rencana target 90% dan capaian 90%, Obat generik berlogo
dalam persediaan 100% dari target 100%, pengadaan obat essensial 100% dari
100% dan penulisan resep obat generik tercapai 100% dari target 100%.
54
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah
1. Puskesmas
Di Kabupaten Pandeglang distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan dasar terhadap masyarakat dapat dikategorikan merata, terlihat dari
pemekaran jumlah Puskesmas per kecamatan yang ada sampai akhir tahun 2010,
yaitu sebanyak 36 Puskesmas (DTP 6 Unit, TTP 30 Unit). Dengan demikian rata-
rata rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 3,14, hal ini
menggambarkan setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3 – 4
Puskesmas.
2. Pustu
Puskesmas Pembantu di Kabupaten Pandeglang sampai akhir tahun 2010 tercatat
sebanyak 58 Unit yang tersebar di beberapa desa wilayah binaan Puskesmas, jika
berdasarkan ratio Puskesmas Pembantu terhadap desa adalah 0,17, dengan
demikian setiap Puskesmas Pembantu rata-rata melayani 5 – 6 Desa.
3. Poskesdes dan Poskestren
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini, telah
tumbuh dan berkembang berbagai upaya kesehatan yang berbasis masyarakat
(UKBM), dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat masih diposisikan
sebagai subyek dan belum sebagai obyek, selain itu masih banyak upaya
kesehatan yang belum menyentuh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,
tertinggal, terisolir, kepulauan dan perbatasan.
55
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Untuk itu perlu adanya upaya kesehatan berbasis masyarakat, agar upaya
kesehatan lebih tercapai (accessible), lebih terjangkau (affordable), serta lebih
berkualitas (quality), berbagai upaya yang telah dikembangkan di Kabupaten
Pandeglang antara lain : Pelayanan Pos Kesehatan Desa (poskesdes), Pos
Kesehatan Pesantren (poskestren) dan Pos Pelayanan Terpadu (posyandu).
Jumlah sarana Pos Kesehatan Desa di Kabupaten Pandeglang tahun 2010
sebanyak 31 Unit, cakupan Pos Kesehatan Desa sebesar 9.25% dari jumlah desa
yang ada dan jumlah Pos Kesehatan Pesantren sebanyak 6 Unit, jika dilihat dari
Kepmenkes RI 564/Menkes/SK/VII/1/2006 diharapkan seluruh desa sudah
menjadi Desa Siaga pada tahun 2010 dan salah satu kriteria Desa Siaga minimal
ada 1 (satu) Pos Kesehatan Desa, hal ini menggambarkan, di Kabupaten
Pandeglang Pos Kesehatan Desa harus lebih di tingkatkan kembali, baik dari segi
sarana prasarana, manajerial maupun teknik (Fungsional).
4. R S U D
Fasilitas yang memberikan layanan rujukan dan rawat inap di Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2010 sebanyak 1 Unit yaitu Rumah Sakit Umum
Pemerintah Daerah, jika ditinjau dari letak RSUD Kabupaten Pandeglang yang
berada di Ibu Kota Kabupaten dengan luas wilayah maka dapat dikatakan tidak
strategis, mengingat jarak tempuh mayarakat di wilayah selatan (Kec Sumur)
sekitar 101 Km ke RSUD, sehingga diperlukan pembangunan sarana pelayanan
rujukan (Rumah Sakit) yang tempatnya strategis dan dapat diakses cepat oleh
masyarakat setempat pada umumnya dan khususnya masyarakat wilayah selatan.
5. Sarana Pelayanan Penunjang lainnya
Sarana Gudang Farmasi di Kabupaten Pandeglang sebanyak 1 Unit dan
Laboratorium Kesehatan Daerah sebanyak 1 Unit, serta jumlah Puskesmas
Keliling atau Ambulans sebanyak 35 Unit, jika dilihat dari proporsi pusling/
ambulans terhadap puskesmas sebesar 97,22%.
56
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Rata-rata puskesmas yang memiliki pusling/ambulans standar minimalnya
sebanyak 1 unit, namun jumlah pusling/ambulans masih kurang, mengingat
jumlah puskesmas lebih banyak dibandingkan jumlah pusling/ambulans yang
ada.
B. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta yang Memiliki Izin
e. Klinik Swasta/ Balai Pengobatan : 20 Unit
f. Praktek Dokter Spesialis : 4 Unit
g. Praktek Dokter Gigi : 5 Unit
h. Praktek Dokter Umum : 33 Unit
i. Praktek Bidan Sowasta : 73 Unit
C. Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam
hal ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan
dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Tenaga kesehatan yang terampil dilaksanakan
melalui pendidikan dan pengembangan serta pelatihan oleh pemerintah maupun
swasta.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan/ non kesehatan yang ada di Kabupaten
Pandeglang (Dinas Kesehatan dan Puskesmas), antara lain :
Dokter Umum : 31 Orang Gizi : 22 Orang
Dokter Gigi : 8 Orang Teknis Medis : 15 Orang
Perawat : 427 Orang Sanitasi : 36 Orang
Bidan : 407 Orang Kesmas : 9 Orang
Farmasi : 16 Orang
57
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
KEGIATAN PENINGKATAN SARANA PRASARANA TAHUN 2010
No. Kegiatan Lokasi
1 2 3
JENIS KONTRAK : PELALANGAN UMUM
1 Pembangunan Poskesdes Juhut Pkm Pagadungan Karang Tanjung
2 Pembangunan Poskesdes Gunung Batu Pkm Munjul Munjul
3 Tambah Lokal Puskesmas Cisata Cisata
4 Rehabilitasi Puskesmas Cimanuk Cimanuk
5 Rehabilitasi ruang Bersalin Puskesmas Banjar Banjar
6 Rehabilitasi Pustu Pasir Tenjon Sindang Resmi Sindang Resmi
7 Pengadaan Alat Kesehatan Kedokteran Umum Dinas Kesehatan
8 Rehabilitasi Rumah Dinas Dokter Jiput Jiput
9 Pengadaan Kendaraan Roda 4 (Empat) Operasional Dinas Kesehatan
10 Rehabilitasi Gedung Dinas Dinas Kesehatan
JENIS KONTRAK : PEMILIHAN LANGSUNG
1 Rehabilitasi Pustu Weru Perdana Perdana
2 Rehab Rudis dokter Perdana Perdana
3 Pemagaran dan Pembuatan papan nama PKM Carita Carita
4 Penataan Ruangan dan Penambahan Lokal Ruang Rapat Bangkonol Bangkonol
5 Pemagaran bagian Belakang Puskesmas Cibaliung Cibaliung
6 Pemagaran Pustu Kalanganyar Pandeglang
JENIS KONTRAK : PENUNJUKAN LANGSUNG
1 Pemb.SAB dan Jaringan listrik Pkm Sindang Resmi Sindang Resmi
2 Pemb.SAB Puskesmas Munjul Munjul
3 Pemb.SAB dan Jaringan listrik PKM Cibitung Cibitung
4 Pemb.SAB Puskesmas Cigeulis Cigeulis
5 Pemb.SAB Puskesmas Cikeusik Cikeusik
6 Pemb.SAB Puskesmas Picung Picung
7 Pemb.SAB Poskesdes Pasir Mae Puskesmas Cipeucang Cipeucang
8 Pemb,saluaran air dan Penataan rudis Pkm Pulosari Pulosari
9 Pemb.TPT Rudok Puskesmas Picung Picung
10 Pemagaran samping dan Belakang Pkm Bangkonol Bangkonol
11 Pembuatan Garasi Pusling Puskesmas cipeucang Cipeucang
12 Perluasan Tempat Tunggu Pasien Puskesmas Mandalawangi Mandalawangi
13 Pembuatan Pintu Masuk Puskesmas saketi Saketi
14 Pemasangan Paving Blok Akses Jalan Puskesmas Cibitung Cibitung
15 Rehabilitasi Atap/DAK dan Drainase Puskesmas Cibaliung Cibaliung
16 Pemagaran dan Pembuatan Papan Nama Pustu Pasir Tenjo Sindang Resmi
17 Rehabilitasi Gedung Pustu pasir Tenjo Sindang Resmi (Lanjutan) Sindang Resmi
18 Rehabilitasi Pustu Surakarta Pagelaran Pagelaran
19 Pembuatan dan Pemegaran Papan Nama puskesmas Kadu Hejo Kadu Hejo
20 Rehabilitasi Pustu Mogana Puskesmas Banjar Banjar
21 Pemb,Papan nama dan Auning Pkm Cikupa Pandeglang
22 Pengadaan Generator Set 2,5 KVA Dinas Kesehatan
Data Seksi Sarana Prasarana & Farmamin Th. 2010
58
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
D. Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2010 total pagu anggaran APBD Kabupaten untuk sektor
Kesehatan Belanja Tidak Langsung Rp. 28.220.719.000,- dan Belanja Langsung
sebesar Rp. 14.822.697.700,-. Total Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2010
sebesar Rp. 43.043.416.700,-.
59
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
BAB VI
KESIMPULAN
erdasarkan apa yang telah kami uraikan pada bab-bab sebelumnya, terdapat
beberapa simpulan utama yang terkait dengan Profil Kesehatan Kabupaten
Pandeglang Tahun 2010, yaitu :
1. Pengukuran Sasaran Makro untuk meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Pandeglang yang dapat diukur dari angka kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi sampai saat ini masih belum dapat di uraikan secara jelas dan
akurat, hal ini disebabkan karena pendataan kelahiran dan kematian di luar
kewenangan Dinas kesehatan. Analisa atas pencapaian kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang dapat diuraikan dalam pencapaian Indikator Program
Kesehatan yang secara garis besar terbagi kedalam :
Indikator Derajat Kesehatan
Indikator Hasil Antara
Indikator Proses dan Masukan
2. Dalam pencapaian sasaran mikro dan sasaran stratejik yang ditetapkan melalui
pelaksanaan program dan kegiatan, capaiannya didapat masih belum optimal,
terlihat pada penurunan kematian bayi dan neonatal tahun 2007 sejumlah 261
kasus dan tahun 2008 sejumlah 254 kasus, tahun 2009 sejumlah 217 kasus dan
tahun 2010 sejumlah 187 penurunan kematian bayi sekitar 37 kasus (14.56%)
dari tahun sebelumnya, dan jumlah kematian ibu tahun 2007 sekitar 44 kasus
sedangkan tahun 2008 sebanyak 45 kasus dan tahun 2009 sebanyak 41 kasus,
mengalami penurunan sekitar 4 kasus (8,88%) sedangkan tahun 2010
sebanyak 38 kasus, permasalahan ini bukan hanya Sektor Kesehatan yang
harus bertanggung jawab tetapi merupakan tanggungjawab bersama untuk
menekan angka kematian Ibu dan Bayi setinggi-tingginya di Kabupaten
Pandeglang.
60
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Dalam rangka perbaikan kinerja pada tahun-tahun mendatang Dinas
Kesehatan mempunyai tujuan pembangunan kesehatan masyarakat di Kabupaten
Pandeglang sampai dengan tahun 2010 antara lain sebagai berikut :
1. Mengembangkan sumber daya kesehatan baik sumber daya manusia, fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk sarana prasarana yang mendukung terhadap
peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal.
2. Memantapkan fungsi-fungsi manajemen kesehatan sehinggaa tercipta suatu
sistem pengelolaan data yang akurat, yang mampu mendukung terlaksananya
proses perencanaan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi,
penggerakan sasaran, evaluasi program yang kontinue serta koordinasi
pembangunan kesehatan yang terarah dan terpadu.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan Angka
Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kesakitan terutama penyakit
penyakit yang sering menimbulkan kejadian yang bersifat luar biasa serta
menurunkan jumlah balita di bawah garis merah.
4. Meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman, tempat-tempat umum,
lingkungan pendidikan, tempat kerja baik formal maupun informal sesuai
standar kesehatan.
5. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan motto Kabupaten
Pandeglang yang bersih, elok, ramah, kuat, aman, dan hidup.
6. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan berbagai lembaga
sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan dunia usaha lainnya.
7. Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa Siaga
dengan berbagai model yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pandeglang
seperti Siap Antar Jaga (Siaga), Siaga Rawan Pangan dan Gizi, Siaga
Penanggulangan Wabah dan Kejadian Luar Biasa, dan lain sebagainya.
61
Profil Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang Tahun 2010
Demikian profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010 ini,
diharapkan dapat di jadikan pedoman dan dasar evaluasi serta laporan
pelaksanaan atas kinerja selama satu tahun Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang.
“ Semoga Buku Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 ini dapat
bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan Buku Profil
Kesehatan pada tahun-tahun mendatang ”
Doc : [email protected] Pass Three Bdg