7
BAB I PENDAHULUAN A. Al-Hakim Biamrillah Al-Hakim Biamrillah adalah Khalifah Abbasiyah di Mesir (Mamluk) yang berkuasa antara tahun 1262-1302. Khalifah Al-Hakim Biamrillah ia berhasil meloloskan diri dan mendapat perlindungan dari Bani Khafajah yang dipimpin Husain bin Falah. Setelah beberapa lama tinggal bersama kabilah itu ia berangkat menuju Damaskus. Untuk beberapa lama ia tinggal bersama Pangeran Isa bin Muhanna. B. Sejarah Dinasti Bani Abbasiyah Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam. Para ahli sejarah tidak meragukan hasil kerja para pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dan membahas tentang sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah dan perkembangan ilmu beserta ilmuwan yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah hingga akhirnya Dinasti Abbasiyah runtuh.

Dinasti Abbasyiah Runtuh Sampai Alhakim Biamrillah (SPI)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dinasti Abbasyiah Runtuh Sampai Alhakim Biamrillah (SPI)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Al-Hakim Biamrillah

Al-Hakim Biamrillah adalah Khalifah Abbasiyah di Mesir (Mamluk) yang berkuasa antara tahun 1262-1302. Khalifah Al-Hakim Biamrillah ia berhasil meloloskan diri dan mendapat perlindungan dari Bani Khafajah yang dipimpin Husain bin Falah. Setelah beberapa lama tinggal bersama kabilah itu ia berangkat menuju Damaskus. Untuk beberapa lama ia tinggal bersama Pangeran Isa bin Muhanna.

B. Sejarah Dinasti Bani Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam. Para ahli sejarah tidak meragukan hasil kerja para pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.Dan membahas tentang sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah dan perkembangan ilmu beserta ilmuwan yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah hingga akhirnya Dinasti Abbasiyah runtuh.

Page 2: Dinasti Abbasyiah Runtuh Sampai Alhakim Biamrillah (SPI)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Al-Hakim Biamrillah

Ketika Baghdad diserang pasukan Tartar, Al-Hakim Biamrillah bersembunyi dan berhasil menyelamatkan diri. Ia kemudian lari dari Baghdad bersama sekelompok orang yang menemaninya.Dalam perjalanan, Al-Hakim menuju kediaman Husain bin Falah, pemimpin Bani Khafajah. Untuk beberapa lama dia tinggal bersamanya. Kemudian dia berangkat ke Damaskus bersama orang-orang Arab yang berada di Khafajah, dan tinggal bersama Pangeran Isa bin Muhanna.

An-Nashir, penguasa Damaskus, mendengar kedatangannya. An-Nashir kemudian mengirim utusan meminta agar Al-Hakim segera datang ke Damaskus. Namun kedatangan Al-Hakim pada saat itu bersamaan dengan kedatangan pasukan Tartar.

Tatkala Malik Al-Muzhaffar datang ke Damaskus, dia segera menyuruh Amir Qalaj Al-Baghdadi untuk menjemputnya. Akhirnya Al-Hakim Biamrillah tiba di Damaskus dan dilantik sebagai khalifah.

Al-Hakim banyak dibantu oleh orang-orang terkemuka dari kalangan Arab. Dengan bantuan merekalah, ia mampu menaklukkan Ghanah, Al-Haditsah, Hita dan Al-Anbar. Dia bertempur melawan pasukan Tartar dan berhasil mengalahkan mereka.

Akhirnya, Al-Hakim kembali ke Halb dan kemudian dibaiat menjadi khalifah oleh penguasa dan para pembesar kota itu. Di antara orang-orang yang membaiatnya adalah Abdul Halim Ibnu Taimiyah. Al-Hakim berkuasa dalam waktu yang sangat lama, sekitar empat puluh tahun lebih (1262-1302 M).

Syekh Quthbuddin mengatakan, pada Kamis 8 Muharram 660 H, Sultan Malik Azh-Zhahir melakukan rapat umum. Khalifah Al-Hakim Biamrillah datang ke tempat tersebut. Dia duduk bersama sultan, yang kemudian mengangkat tangannya dan membaiatnya sebagai khalifah kaum Muslimin. Setelah dibaiat, Al-Hakim langsung mengangkat tangan Sultan Al-Malik dan memberikan tugas-tugas. Setelah itu para hadirin membaiatnya bergantian sesuai kedudukan dan posisi masing-masing.

Keesokan harinya, Jumat 9 Muharram 660 H, Al-Hakim berkhutbah di masjid. Dalam khutbahnya, ia menyebutkan tentang jihad dan kepempimpinan (imamah). Tak lupa juga ia mengutarakan tentang pengrusakan kehormatan negara Islam (khilafah) oleh para musuh.

Kemudian Al-Hakim berkata, "Sultan ini (Malik Azh-Zhahir) telah berhasil menyelamatkan kepemimpinan Islam saat para pendukungnya sangat sedikit. Dia telah berhasil mengusir tentara-tentara kafir setelah sebelumnya mereka berhasil mengobrak-abrik tanah kaum Muslimin. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya penolong bagi Bani Abbas."

Setelah itu, ia mengirimkan surat ke seluruh pelosok negeri untuk mendoakan Sultan Malik.Pada tahun ini, beberapa orang Tartar datang menemui khalifah dan menyatakan masuk Islam dengan penuh kesadaran. Setelah bersyahadat, mereka pun diberi roti dan makanan yang biasa dimakan kaum

Page 3: Dinasti Abbasyiah Runtuh Sampai Alhakim Biamrillah (SPI)

Muslimin. Ini merupakan permulaan terhentinya kejahatan mereka.

Pada bulan Muharram 676 H, Sultan Malik Azh-Zhahir meninggal dunia di Damaskus. Setelah itu, anaknya, Malik As-Sa'id yang berumur 18 tahun, menggantikan ayahnya sebagai sultan.

Pada 678 H, Sultan Malik As-Sa'id dicopot dari jabatannya. Akhirnya ia diberangkatkan ke Karak untuk menjadi sultan di sana. Namun ia meninggal dunia tahun itu juga. Maka diangkatlah saudaranya, Badruddin Salamusy yang saat itu berusia tujuh tahun, sebagai sultan. Mereka menggelarinya Al-Malik Al-Adil, dan diangkat pula Saifuddin Qalawun sebagai menterinya.

Namun tak berapa lama, Salamusy juga diturunkan dari kursi kesultanan. Sebagai penggantinya diangkatlah Saifuddin Qalawun. Pada Dzulqa'dah 689 H, Sultan Qalawun meninggal dunia. Sebagai penggantinya, diangkatlah Malik Al-Asyraf Shalahuddin Khalil. Saat memerintah, dia menampakkan dukungan yang sangat besar pada Khalifah Al-Hakim.

Pada malam Jumat, 18 Jumadil Ula 701 H, Khalifah Al-Hakim Biamrillah wafat. Dia dishalatkan dekat benteng. Semua pejabat negara hadir saat pemakamannya, dan semuanya berjalan kaki. Al-Hakim dimakamkan berdekatan dengan kuburan Sayyidah Nafisah. Dia adalah khalifah pertama yang dimakamkan di tempat itu. Sebelum meninggal, Al-Hakim telah mewasiatkan kekhalifahan kepada anaknya, Sulaiman Abu Ar-Rabi.

B.     Sejarah Dinasti Bani Abbasiyah RuntuhKemudian khalifah Al-Watsiq digantikan oleh Al-Mutawakkil sebagai khalifah besar terakhir, khalifah sesudahnya umumnya lemah-lemah dan tidak dapat melawan tentara pengawal dan Sultan-sultan yang menguasai ibu kota. Ibu kota kembali dipindahkan ke Baghdad oleh khalifah al-Mu’tadhid.Dari gambaran di atas terlihat bahwa, Terdapat beberapa perbedaan pokok antara Bani Abbas dan Bani Umayyah yaitu:1)   Dengan ibukota Bagdad, pemerintahan menjadi jauh dari pengaruh Arab2)   Dalam stuktur Negara, Bani Abbas terdapat Wazir ( Perdana menteri )3)   Terbentuknya militer professional pada Bani Abbas4)   Bani Abbas lebih menekankan kepada pembentukan peradaban Islam dan perkembangan kebudayaan  daripada ekspansi

Adapun seluruh Khalifah Dinasti Bani Abbasiyah yang berkuasa berjumlah 37 orang, diantaranya sebagai berikut:

1)   Abu Abbas as-Saffah  132-136 H/749-754 M2)   Abu Ja’far al-Mansur 136-158 H/754-775 M3)   Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi  158-169 H/775-785 M4)   Abu Muhammad Musa al-Hadi  169-170 H/785-786 M5)   Abu Ja’far Harun ar-Rasyid 170-193 H/786-809 M6)   Abu Musa Muhammad al-Amin 193-198 H/809-813 M7)   Abu Ja’far Abdullah al-Ma’mun 198-218 H/813-833 M8)   Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tashim 218-227 H/833-842 M9)   Abu Ja’far Harun al-Watsiq 227-232 H/842-847 M10) Abu Fadl Ja’far Muhammad al-Mutawakkil  232-247 H/847-861 M11) Abu Ja’far Muhammad al-Muntashir 247-248 H/861-862 M

Page 4: Dinasti Abbasyiah Runtuh Sampai Alhakim Biamrillah (SPI)

12) Abu Abbas Ahmad al-Musta’in  248-252 H/862-866 M13) Abu Abdullah Muhammad al-Mu’tazz  252-255 H/866-869 M14) Abu Ishaq Muhammad al-Muhtadi  255-256 H/869-870 M15) Abu Abbas Ahmad al-Mu’tamid  256-279 H/870-892 M16) Abu Abbas Muhammad al-Mu’tadhid 279-289 H/892-902 M17) Abu Muhammad Ali al-Muktafi 289-295 H/902-908 M18) Abu Fadl Ja’far al-Muqtadir  295-320 H/908-932 M19) Abu Mansur Muhammad al-Qahir  320-322 H/932-934 M20) Abu Abbas Ahmad ar-Radhi  322-329 H/934-940 M21) Abu Ishaq Ibrahim al-Muttaqi 329-333 H/940-944 M22) Abu Qasim Abdullah al-Mustaqfi 333-334 H/944-946 M23) Abu Qasim al-Fadl al-Mu’thi 334-363 H/946-974 M24) Abu Fadl Abdul Kari math-Tha’I  363-381 H/974-991 M25) Abu Abbas Ahmad al-Qadir  381-422 H/991-1031 M26) Abu Ja’far Abdullah al-Qa’im  422-467 H/1031-1075 M27) Abu Qasim Abdullah al-muqtadi  467-487 H/1075-1094 M28) Abu Abbas Ahmad al-Mustazhhir  487-512 H/1094-1118 M29) Abu Mansur al-Fadl al-Murtasyid  512-529 H/1118-1135 M30) Abu Ja’far al-Mansur ar-Rasyid  529-530 H/1135-1136 M31) Abu Abdullah Muhammad al-Muqtafi  530-555 H/1136-1160 M32) Abu Muzaffar al-Mustanjid  555-566 H/1160-1170 M33) Abu Muhammad al-Hasan al-Mustadhi’  566-575 H/1170-1180 M34) Abu al-Abbas Ahmad an-Nashir  575-622 H/1180-1225 M35) Abu Nasr Muhammad az-Zhahir  622-623 H/1225-1226 M36) Abu Ja’far al-Mansur al-Mustanshir  623-640 H/1226-1242 M37) Abu Ahmad Abdullah al-Musta’shim   640-656 H/1242-1256 MKhalifah dinasti Bani Abbasiyah terakhir yaitu al-Musta’shim yang dibunuh oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang menaklukkan Baghdad tahun 656 H/1258 M. Seorang pangeran keturunan Abbasiyah berhasil lolos dari pembunuhan dan meneruskan khilafah dengan gelar Khilafah yang berkuasa di bidang keagamaan saja di bawah kekuasaan kaum Mamluk di Kairo, Mesir tanpa kekuasaan duniawi yang bergelar Sultan.

Para khalifah dinasti Bani Abbasiyah yang ada di Mesir berjumlah 22 orang yaitu:

1)  Al-Mustanshir  659-660 H/1261-1261 M2) Al-Hakim I  660-701 H/1261-1302 M3) Al-Mustakfi I  701-740/1302-1340 M4) Al-Watsiq I  740-741 H/1340-1341 M5) Al-Hakim II  741-753 H/1341-1352 M6) Al-Mu’tadhid  753-763 H/1352-1362 M7) Al-Mutawakkil I  763-779 H/1362-1377, pertama kali.8) Al-Mu’tashim  779 H/1377 M, pertama kali.9) Al-Mutawakkil I  779-785 H/1377-1383 M, kedua kali.10) Al-Watsiq II  785-788 H/1383-1386 M11) Al-Mu’tashim  788-791 H/1386-1389 M, kedua kali.12) Al-Mutawakkil I  791-808 H/1389-1406 M, ketiga kali.13) Al-Musta’in   808-816 H/1406-1414 M14) Al-Mu’tadhid II  816-845 H/1414-1441 M

Page 5: Dinasti Abbasyiah Runtuh Sampai Alhakim Biamrillah (SPI)

15) Al-Mustakfi II  845-855 H/1441-1451 M16)Al-Qa’im  855-859 H/1451-14-79 M17)Al-Mustanjid   859-884 H/1455-1479 M18)Al-Mutawakkil II  884-903 H/1479-1497 M19)Al-Mustamsik  903-914 H/1497-1508 M, pertama kali.20)Al-Mutawakkil III  914-922 H/1508-1516 M, pertama kali.21)Al-Mustamsik  922-923 H/1516-1517 M, kedua kali.22)Al-Mutawakkil III  923 H/1517 M, kedua kali.

Jabatan khalifah yang di sandang oleh keturunan Abbasiyyah di Mesir berakhir ketika diambil oleh Sultan Salim I dari Turki Utsmani yang menguasai Mesir pada tahun 923 H/1517 M. Sejak saat itu, hilanglah Khalifah Abbasiyah untuk selama-lamanya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni

[2]  Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam (Dirasah Islamiah II).(Jakarta: PT Raja Grafinda Persada. 1993), hlm. 49-50.

[3]  Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam. (Bandung: CV. Pustaka Islamika. 2008), hlm. 143-144.

[4]  Maslani dan Ratu Suntiah, Sejarah Peradapan Islam. (Bandung: CV. Insan Mandiri. 2010). hlm. 96.

[5] Ibid., hlm. 51.

[6]  Badri Yatim, op. cit., hlm. 52

[7]  Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam (Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia. (Jakarta: Kencana. 2008). hlm. 69-70.