Upload
rizal-fadlan-abida
View
91
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BANGUNAN PELINDUNG PANTAIMATA KULIAH TEKNIK PANTAI
MAULANA DWI PRASETYA 2010.02.4.0005
PROTO.C.R.LOLOLUAN 2011.02.4.0017
ARIEF WIYONO 2012.02.4.0013
PROGRAM STUDI/JURUSAN OESEANOGRAFI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2013
Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius perubahan garis pantai. Selain proses
alami, seperti angin, arus dan gelombang, aktivitas manusia menjadi penyebab terjadinya erosi
pantai seperti; pembukaan lahan baru dengan menebang hutan mangrove untuk kepentingan
permukiman, dan pembangunan infrastruktur. Juga pemanfaatan ekosistem terumbu karang
sebagai sumber pangan (ikan-ikan karang), sumber bahan bangunan (galian karang), komoditas
perdagangan (ikan hias), dan obyek wisata (keindahan dan keanekaragaman hayati) sehingga
mengganggu terhadap fungsi perlindungan pantai. Selain itu kerusakan terumbu karang bisa
terjadi sebagai akibat bencana alam, seperti gempa dan tsunami, yang akhir-akhir ini sering
melanda Negara Indonesia dan selalu menimbulkan kerusakan pada wilayah pesisir.
Salah satu dari masalah yang ada di daerah pantai adalah erosi pantai. Erosi pantai
dapat menimbulkan kerugian sangat besar dengan rusaknya kawasan pemukiman dan fasilitas-
fasilitas yang ada didaerah tersebut. Untuk menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah mencari penyebab terjadinya erosi. Dengan mengetahui penyebabnya,
selanjutnyadapat ditentukan cara penanggulangannya, yang biasanya adalah dengan membuat
bangunan pelindung pantai atau menambah suplai sedimen.
Salah satu metode penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan struktur pelindung
pantai, dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang pada lokasi
tertentu. Namun banyak tulisan sebelumnya bahwa struktur pelindung pantai dengan material
batu alam yang cenderung tidak ramah lingkungan dan tidak ekonomis lagi apabila
dilaksanakan pada daerah-daerah pantai yang mengalami kesulitan dalam memperoleh
material tersebut.
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena
serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi
pantai yaitu:
1. memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena serangan
gelombang
2. mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
3. mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai
4. reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:
1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai
2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai
3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kikra-kira sejajar garis pantai
Menurut bentuknya bangunan pantai dapat dibedakan menjadi bangunan sisi miring dan sisi
tegak. Termasuk dalam kelompok pertama adalah bangunan dari tumpukan batu yang bagian luarnya
diberi lapis pelindung yang terbuat dari batu-batuukuran besar, balok beton, atau batu buatan dari
beton dengan bentuk khusus seperti tetrapod, quadripod, tribar, dolos dan sebagainya. Lapis pelindung
ini harus mampu menahan serangan gelombang. Sedangkan yang termasuk dalam tipe kedua adalah
dinding turap baja atau beton dan sebagainya.
Tipe bangunan pantai yang digunakan biasanya ditentukan oleh ketersediaan material di dekat
lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air, danketersediaan peralatan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Batu adalah salah satubahan utama yang digunakan untuk membuat bangunan. Mengingat
jumlah yangdiperlukan sangat besar maka ketersediaan batu disekitar lokasi pekerjaan harus
diperhatikan. Faktor penting lainnya adalah karakteristik dasar laut yang mendukung bangunan tersebut
dibawah pengaruh gelombang. Tanah dasar (pondasi bangunan) harus mempunyai daya dukung yang
cukup sehingga stabilitas bangunandapat terjamin. Pada pantai dengan tanah dasar lunak, dimana daya
dukung tanah kecil, maka konstruksi harus dibuat ringan (memperkecil dimensi) atau memperlebar
dasar sehingga bangunan berbentuk trapesium (sisi miring) yang terbuat dari tumpukan batu atau balok
beton. Bangunan berbentuk trapesium mempunyai luas alas besar sehingga tekanan yang ditimbulkan
oleh berat bangunan kecil. Apabila daya dukung tanah besar maka dapat digunakan pemecah
gelombang sisi tegak. Bangunan ini dapat dibuat dari kubus beton atau balok beton yangditumpuk.
Seiring dijumpai tanah dasar sangat lunak sehingga tidak mampu mendukung beban diatasnya. Untuk
mengatasi masalah tersebut perlu dilakukanperbaikan tanah dasar dengan mengeruk tanah lunak
tersebut dan menggantinyadengan pasir, atau dengan memancang terucuk bambu yang akan berfungsi
sebagai pondasi.
Jenis-jenis bangunan pelindung pantai
1. Dinding Pantai Revetmen
Dinding pantai atau revetmen adalah bangunan yang memisahkan daratan danperairan pantai,
yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang
(overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan
bangunan yang menghadaparah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring. Dinding
pantaibiasanya berbentuk dinding vertikal, sedangkan revetmen mempunyai sisi miring.Bangunan ini
ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai, danbisa terbuat dari pasangan batu, beton,
tumpukan pipa beton, turap, kayu atautumpukan batu.
Dalam perencanaan dinding pantai atau revetmen perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan,
lokasi, panjang, tinggi stabilitas bangunan dan tanah pondasi,elevasi muka air baik di depan maupun di
belakang bangunan, ketersediaan bahanbangunan, dan sebagainya.
Fungsi bangunan akan menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat berbentuk
sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Bangunan sisi tegakdapat juga digunakan sebagai dermaga
atau tempat penambatan kapal, Tetapi sisitegak kurang efektif terhadap serangan gelombang, terutama
terhadap limpasandibanding dengan bentuk lengkung (konkaf). Pemakaian sisi tegak dapat
mengakibatkan erosi yang cukup besar apabila kaki atau dasar bangunan berada diair dangkal.
Gelombang yang pecah menghantam dinding akan membelokkan energi keatas dan kebawah.
Gelombang datang mulai pecah di depan dinding vertikal, dan terjadi benturan dengan muka gelombang
hampir vertikal. Tumbukan tersebut menyebabkan masa air bergerak keatas dan kebawah. Komponen
ke bawah menimbulkan arus yangdapat mengerosi material dasar di depan bangunan. Untuk mencegah
erosi tersebut diperlukan perlindungan di dasar bangunan yang berupa batu dengan ukuran dan gradasi
tertentu. Untuk mencegah keluarnya butir-butir tanah halus melalui sela-sela batuan yang dapat
berakibat terjadinya penurunan bangunan, pada dasar pondasi diberi lapis geotekstil. Sisi miring dan
kasar dapat menghancurkan dan menyerap energi gelombang, mengurangi kenaikan gelombang (wave
run up),limpasan gelombang dan erosi dasar. Bangunan dengan sisi lengkung konkaf adalah yang paling
efektif untuk mengurangi limpasan gelombang. Apabila puncak bangunan digunakan untuk jalan atau
maksud yang lain, bentuk ini merupakan yang paling baik untuk perlindungan puncak bangunan.
Air laut yang melimpas kebelakang bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah dan mengalir
kembali ke laut. Apabila perbedaan elevasi muka air dibelakang dan didepan bangunan cukup besar
dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup yang dapat menarik butiran tanah dibelakang dan pada
pondasi bangunan.
Susunan revetment
Revetment dari tumpukan batu
Di dalam perencanaan dinding pantai perlu di perhatikan kemungkinan terjadi erosi pada kaki
bangunan. Keadaan erosi yang terjadi tergantung pada bentuk sisi bangunan, kondisi gelombang dan
sifat tanah untuk melindungi erosi tersebut maka pada kaki bangunan ditempatkan batu pelindung.
Selain itu pada bangunan sisi tegak harus dibuat turap yang dipancang di bwah sisi depan bangunan.
Keadaan erosi maksimum terhadap dasar tanah dasar asli adalah sama dengan tinggi gelombang
maksimum yang munkin terjadi di depan bangunan. (CERC,1984)
2. Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai, dan
berfungsi untuk menahan pengiriman sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untuk menahan
masuknya pengiriman sedimen sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.
Groin hanya bisa menahan pengiriman sedimen sepanjang pantai dalam disepanjang pantai
terjadi pengiriman sedimen sepanjang pantai. Groin yang ditempatkan dipantai akan menahan gerak
sedimen tersebut, sehingga sedimen mengendap disisisebelah hulu (terhadap arah pengiriman sedimen
sepanjang pantai). Di sebelahhilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi, sementara suplai dari
sebelah hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami difisit sedimen
sehingga pantai mengalami erosi. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai
yang akan terus berlangsung sampai dicapai suatu keseimbangan baru. Keseimbangan baru tersebut
tercapai pada saat sudut yang dibentuk oleh gelombang pecah terhadap garis pantai baru adalah
nol,dimana tidak terjadi angkutan sedimen sepanjang pantai.
Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak sedimen tersebut sehingga sedimen
mengendap di sisi sebelah hulu ( terhadap arah transport sedimen sepanjang pantai ). Di sebelah hilir
groin angkutan sedimen masih tetap terjadi sementara suplai dari sebelah hulu terhalang oleh
bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami deficit sedimen sehingga pantai mengalami erosi.
perlindungan pantai dengan menggunakan satu buah groin tidak efektif. Biasanya perlindungan pantai
dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan
dengan jarak tertentu.
Groin tunggal dan perubahan garis pantai yang ditimbulkan
Pelindung pantai dengan menggunakan satu buah groin tidak efektif. Biasanya perlindungan
pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri atas beberapa groin yang di
tempatkan pada jarak tertentu. Dengan menggunakan satu sitem groin perubahan garis pantai tidak
terlalu besar.
Groin dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe L. Menurut
kontruksinya groin dapat berupa tmpukan batu, caisson beton, turap, tiang yang dipancang berjajar,
atau tumpukan buis beton yang didalamnya diisi beton.
Groin tipe lurus ,L dan T
Di dalam perencanaan groin masih dimungkinkan terjadinya suplai pasir melintasi groin ke
daerah hilir. Pasir dapat melintasi groin dengan melewati sisi atasnya (overpassing) atau melewati
ujungnya (endpassing).
Overpassing tergantung pada elevaisi pasir disekitar groin dan elevasi puncak groin. Apabila
elevasi pasir terlalu rendah terhadap puncak groin, transport pasir sepanjang pantai tidak bisa
melompati groin, dan pasir akan terkumpul di hulu groin sehingga elevasi pasir bertambah sampai
akhirnya pasir melompati groin. Proses terjadinya endpassing adalah serupa dengan overpassing, hanya
factor pengontrolnya adalah pertumbuhan endapan pasir ke laut. Endapan di sebelah hulu groin terus
maju kearah laut sehingga daerah gelombang pecah juga bergerak ke arah laut, sedemikian sehinggan
transport sedeimen sepanjang pantai akan melintasi ujung groin. Pasang surut dan gelombang
mempengaruhi perubahan elevasi muka air di groin. Pada saat pasang elevasi muka air laut naik
sehingga overpassing meningkat, sementara pada saat surut garis gelombang pecah bergerak kearah
laut sehingga endpassing bertambah.
3. Jetty
Jetty adalah sebuah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisimuara sungai
yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimenpantai. Pada penggunaan muara
sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk
keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar gelombang pecah. Dengan jetty
panjang pengiriman sedimen sepanjang pantai dapat bertahan dan pada alur pelayaran kondisi
gelombang tidak pecah sehingga memungkinkan kapal masuk ke muara sungai.
Jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan di muara, dalamkaitannya dengan
pengendalian banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai berpasir dengan gelombang cukup besar
sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir. Karena pengaruh gelombang dan angin,
endapan pasir terbentuk dimuara. Pengiriman sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh
terhadap pembentukkan endapan tersebut. Pasir yang melintas di depan muara akan terdorong oleh
gelombang masuk ke muara dan kemudian diendapkan. Endapan yang sangat besar dapat
menyebabkan tersumbatnya muara sungai. Penutupan tersebut terjadi padamusim kemarau dimana
debit sungai kecil sehingga tidak mampu mengerosi endapan.Penutupan muara tersebut dapat
menyebabkan terjadinya banjir di daerah sebelah hulu muara. Pada musim penghujan air banjir dapat
mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses
penutupan dan pembukaan kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai
dalam arah yang sama dengan arah pengiriman sedimen sepanjang pantai. Jettydapat digunakan untuk
menanggulangi masalah tersebut.
Mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu dari
bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang atau jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya
berada di luar gelombang pecah. Tipe iniefektif untuk menghalangi masuknya sedimen ke muara, tetapi
biaya kontruksisangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir pemakaian
jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat
penting. Jetty sedang, dimana ujungnya berada antara muka air surut dan lokasi gelombang pecah,
dapat menahan sebagianpengiriman sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan
terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada padamuka air surut. Fungsi
utama bangunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran ada
alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga pada awal musim pasang hujan
dimana debit besar(banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.
Selain ketiga tipe jetty tersebut dapat pula dibuat bangunan yang di tempatkan pada kedua sisi
atau hanya satu sisi tebing muara yang tidak menjorok kelaut. Bangunan ini sama dengan jetty pendek
yaitu mencegah beloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi endapan.
Seperti halnya dengan groin, jetty dapat juga dibuat dari tumpukan batu,beton,tumpukan buis
beton,turap dan sebagainya.
4. Pemecah Gelombang (Break Water).
Seperti telah dijelaskan di depan bahwa pcmecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan
pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipekedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi.
Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada
perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah
gelombang lepas pantai.
Pemecah gelombang sambung pantai
Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai danberada pada
jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dan serangan gelombang.Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah
gelombang lepas pantaidapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang
terdiridari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi
gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen didaerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang
pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan
tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya
dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.
Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat
dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli,
terjadi difraksi di daerah terlindung dibelakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok
dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan
angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan dibelakang bangunan.
Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate di belakang bangunan. Proses
tersebut akan terus berlangsung sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang
terdifraksi.
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai, laju transport sedimen
sepanajang pantai akan berkurang yang menyebabkan pengendapan sedimen dan terbentuk cucpate.
Pengendapan berlanjut sehingga terbentuk cuspate dan terus berkembang sampai akhirnya terbentuk
tombolo. Tombolo yang terbentuk akan menangkap transport sedimen sepanjang pantai (berfungsi
sebagai groin), sehingga suplai sedimen kea rah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi
pantai di hilir bangunan. Pemecah gelombang lepas pantaidapat direncanakan sedemikian sehingga
terjadi limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat lain dari
cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate menjadi lebih rata dan menyebar ke arah samping
sepanjang pantai.
Untuk perlindungan pantai yang panjang, di buat suatu seri pemecah gelombang lepas pantai
yang yang di pisah oleh suatu celah. Energi gelombang bisa masuk ke daerah pantai melalui celah
sehingga dapat mengurangi kemungkinan terbentuknya tombolo. Energy yang sampai di daerah
terlindung dipengaruhi oleh lebar celah antara bangunan dan difraksi gelombang melalui celah tersebut.
Lebar celah paling tidak dua kali panjang gelombang dan panjang segmen bangunan lebih kecil dari
jaraknya ke garis pantai. Seperti halnya groin, pemecah gelombang lepas pantai dapat juga dibuat dari
tumpukan batu, beton, tumpukanbuis beton, dan sebagainya
Fungsi Breakwater
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari
serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh
pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang
sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke
arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian
sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang
sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian
dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-
lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan
tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan
peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik
bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan)
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman
sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari
daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan
stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.
Material Dalam Pembuatan Breakwater
Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri. Seperti halnya
bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya
bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material seperti
pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu, tumpukan buis beton,
dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling umum di
jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada pemecah gelombang
lepas pantai adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir
atau batu. Pada pemecah gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu
yang berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat
perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton.
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa
dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada
umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat
seperti sebuah gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran
butiran sangat besar.
Dalam Breakwater konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari
debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang
melindungi bagian inti(core) terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-
potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan utama
dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-
batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari
beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos,
tribar, xbloc accropode dan lain-lain.
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional kecuali
beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat baja. Untuk unit-unit
yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan
tinggi dan beton bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja)
telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu
buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas pantai juga
mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah gelombang komposit.
Yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam
penggunaan matrial pun dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan
sebagai pondasinya
Ada tiga tipe pemecah gelombang yaitu :
Pemecah Gelombang Sisi Miring
Pada pemecah gelombang tipe ini dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis
pelindung berupa batu besar atau beton dengan ukuran tertentu. Pemecah gelombang tipe ini
bersifat fleksibel. Kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-tiba.
Jenis lapis pelindung pemecah gelombang tipe ini adalah Quadripod, Tetrapod, Dolos.
Gambar pemecah gelombang sisi miring
Pemecah Gelombang Sisi tegak
Pemecah gelombang tipe ini ditempatkan di laut dengan kedalaman lebih besar dari tinggi
gelombang. Pemecah ini dibuat apabila tanah dasar mempunyai daya dukung besar dan tahan
terhadap erosi. Bisa dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara vertikal, kaison
beton, turap beton atau baja.
Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi tegak adalah:
1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik
2. Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan
3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan yang
dapat membahayakan stabilitas bangunan
Gambar pemecah gelombang sisi tegak
Pemecah Gelombang Campuran
Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah dasar tidak
mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak.
Ada tiga macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :
1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan sisi tegak
hanya sebagai penutup bagian atas
2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan air
tertinggi
3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak
Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment)
Pantai berpasir mempunyaikemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan
arus. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang menyebabkan
gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan selamadalam penjalaran
menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore
bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang
(menyebabkan gelombangpecah).
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangansuplai pasir.
Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasirke daerah tersebut. Apabila pantai
mengalami erosi secara terus menerus, maka penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara
berkala, dengan laju sama dengan kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut oleh arus
sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya grointersebut, pasir yang ditimbun akan
tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan
groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan
permasalahan baru di daerah tersebut.
5. Kubus Beton Tumpuk
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi
secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat banyak
metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok penanggulangannya adalah
memecah gelombang atau meredam energi gelombang yang terjadi.
Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu dilakukan
pengkajian yang mendalam terhadap :
1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang
2. Kondisi tanah
3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai
Kubus beton tumpuk
Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type
pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah type
box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton memiliki
perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton untuk 1 m3
beton
2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus
memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang
breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga
menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk
susunan berpori.
Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang tidak
memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg – 700 kg keputusan
untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi biaya pengadaan dan
mobilisasinya.
6. Seawall
Seawall hampir serupa dengan revetment (stuktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai
dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu dibuat sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding
relatif tegak atau lengkung. Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai
pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat
seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa. Bahan konstruksi tambahan termasuk : vinil ,
kayu , aluminium , komposit fiberglass , dan dengan karung pasir biodegrable besar yang terbuat dari
rami dan sabut. Tujuan dari seawall adalah untuk melindungi pemukiman pesisir , konservasi dan
rekreasi manusia dari pengaruh pasang surut dan gelombang .
7. Artificial Headland
Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang ujung pantai
mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang memungkinkan proses-proses alam
untuk melanjutkan sepanjang bagian depan yang tersisa. Hal ini secara signifikan lebih murah
daripada melindungi seluruh bagian depan dan dapat memberikan perlindungan sementara
atau jangka panjang dengan aktif dari berbagai macam resiko. Tanjung sementara dapat
dibentuk dari gabions atau kantong pasir, namun umurnya biasanya tidaklah panjang antara 1
sampai 5 tahun
Tanjung buatan berfungsi menstabilkandaerah pesisir pantai, membentuk garis pantai
semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok sehingga energi gelombang akan hilang
pada daerah shoreline dan akhirnya membentuk pesisir rencana yang lebih stabil dan dapat
berkembang. Stabilitas akan tergantung pada panjang dan jarak dari tanjung. struktur pendek
dengan celah panjang akan memberikan perlindungan lokal tetapi tidak mungkin mengizinkan
bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. Jika erosi berlangsung terus-menerus tanjung
mungkin perlu diperpanjang atau dipindahkan untuk mencegah kegagalan struktural, meskipun
tanjung buatan akan terus memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan dekat
pantai.
8. Terumbu Buatan
Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan Amerika usaha ini telah
dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula-mula dilakukan dengan menempatkan material
natural berukuran kecil sebagai upaya untuk menarik dan meningkatkan populasi ikan. Di
Indonesia, terumbu buatan mulai disadari peranan dan kehadirannya oleh masyarakat luas sejak
tahun 1980-an, pada saat dimana Pemda DKI. Jakarta menyelenggarakan program bebas becak,
dengan merazia seluruh becak yang beroperasi di ibu kota dan kemudian mengalami kesulitan
dalam penampungannya, sehingga pada akhirnya bangkai becak tersebut dibuang ke laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan bahan telah digunakan
sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan kualitas habitat ikan dan biota laut lainnya.
Saat ini sedang terjadi pergeseran paradigma rekayasa pantai dari pendekatan rekayasa
secara teknis yang lugas (hard engineering approach) ke arah pendekatan yang lebih ramah
lingkungan (soft engineering approach). Salah satu contoh misalnya adalah bangunan pemecah
gelombang (breakwater) yang semula ambangnya selalu terletak di atas muka air laut, kini
diturunkan elevasinya hingga terletak dibawah muka air laut.
Reboisasi (Melakukan penghijauan daerah pantai)
Reboisasi merupakan cara alami untuk pengaman daerah pantai. Penanaman tumbuhan
pelindung pantai seperti pohon bakau atau pohon api-api sangat cocok untuk pantai lumpur atau
lempung Pohon bakau selain dapat mematahkan energi gelombang juga dapat bermanfaat untuk :
a. perlindungan dan pelestarian terhadap kehidupan pantai seperti ikan, burung,
b. dapat membantu mempercepat pertumbuhan pantai,
c. sebagai daerah buffer zone yang dapat berfungsi sebagai daerah produksi oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Triatmodjo, B. ,1999, Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.
http://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pemecah-gelombang (17September 2013)
http://en.wikipedia.org/wiki/Seawall (17 September 2013)
http://www.snh.org.uk/publications/online/heritagemanagement/erosion/
appendix_1.9.shtml (17September 2013)