Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DISERTASI
REVITALISASI PERAN DAN FUNGSI DEWAN PENDIDIKAN JAWA
TIMUR PADA DUNIA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
STUDI HERMENEUTIK: JURGEN HABERMAS
Oleh:
BONAVENTURA SUPRAPTO
15.3.02.110145
PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
2019
REVITALISASI PERAN DAN FUNGSI DEWAN PENDIDIKAN JAWA
TIMUR PADA DUNIA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
STUDI HERMENEUTIKA: JURGEN HABERMAS
DISERTASI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Manajemen
BONAVENTURA SUPRAPTO
15.3.02.110145
PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
2019
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan perkenannya disertasi ini dapat terselesaikan sebagai suatu persyaratan untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Doktor Ilmu Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia STIESIA-Surabaya.
Rasa hormat dan terimakasih, saya sampaikan kepada: Ibu Dr. Nur Fadjrih
Asyik, S.E., M.Si., Ak.,CA selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
STIESIA-Surabaya, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan guna mengikuti
Pendidikan Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) STIESIA Surabaya. Prof. Dr.
Budiyanto MS., selaku Ketua Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia STIESIA-Surabaya atas segala arahan selama saya menjalani proses
pembelajaran.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Pribadiyono, MS. Selaku
promotor yang telah memberikan banyak masukan selama penyusunan disertasi.
Kepada Bapak Dr. Akhmad Riduwan, SE, M.S.A. Ak, selaku co Promotor yang telah
memberikan banyak masukkan khususnya filsafat ilmu yang menjadi kerangka dasar
filosofis dalam penyusunan disertasi ditengah-tengah kesibukannya.
Terimakasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Wayan Gede Supartha, SE., SU,
selaku dosen penguji eksternal dari Udayana, atas kesediaannya dan masukan bagi
penyempurnaan penyusunan disertasi. Kepada Bapak Dr. Imam Hidayat, MM selaku
dosen penguji atas dorongan dan diskusinya selama penyusunan disertasi. Kepada
Bapak Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA selaku dosen penguji atas saran dan
masukannya bagi penyempurnaan disertasi.
vii
Dosen S3 Ilmu Manajemen STIESIA Surabaya yang membekali ilmu dan
berbagi pengalamanimendorong, memberikan pengarahan persiapan menghadapi
ujian, sehingga memperkaya khasanah pengetahuan sehingga bermanfaat bagi
kehidupan saya.
Saya sampaikan terimakasih kepada Ibu Dr. Suhermin, SE., MM selaku
sekretaris Program Studi Doktor Ilmu Manajemen STIESIA Surabaya yang
mendorong, memberikan pengarahan persiapan menghadapi ujian, sehingga dapat
melaksanakan ujian dengan baik, sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kepada Staf
Program Ilmu Manajemen STIESIA Surabaya, yang banyak membantu kelancaran
tehnis proses perkuliahan sampai dengan tahap orasi.
Kepada istri saya Cisilia Sri Lestari Amaningsih yang memberikan dorongan,
semangat, dan membantu biaya kuliah, anak saya Thomas Rahadi Utomo, Xaveria
Rahmani Utamai, juga menantu saya Popy Adi Lestiorini dan Ambrosius Harto. Tidak
lupa juga cucu-cucu saya Desca, Nara, Eduard, Paramita, dan Paragita.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati disertasi ini saya suguhkan kepada
dunia pendidikan, pemangku kepentingan di bidang pendidikan, stakeholder, pelaku
pendidikan, dan pemerintah. Saran dan kritik sangat saya butuhkan guna melengkapi
keterbatasan saya.
Surabaya,
Penulis
viii
RINGKASAN
Berbagai persoalan mendera dunia pendidikan Indonesia, mulai dari pemakaian
Buku Kurikulum 13, Ujian Nasional (UN), kesenjangan mutu pendidikan antara
daerah yang satu dengan daerah yang lain, dan alih kewenangan SMA/SMK dari
daerah Kota/Kabupaten ke Provinsi, sampai dengan perlindungan terhadap guru.
Tanggung jawab pendidikan tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada
pemerintah, melainkan masyarakat bersama. Maka pemerintah memandang perlu
membentuk Dewan Pendidikan, dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004. Adapun
peran Dewan Pendidikan diatur melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 044/U/2002, yaitu: (1) sebagai advisory agency (pemberi pertimbangan), (2)
supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan), (3) controlling agency
(pengontrol kegiatan layanan pendidikan), dan (4) mediator atau penghubung atau
pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah.
Antara Harapan dan Realita
Harapan masyarakat terhadap Organisasi Dewan Pendidikan sangat besar,
karena Undang-Undang memang memberikan keleluasaqn. Sayangnya Dewan
Pendidikan belum mampu menjalankan perannya secara maksimal, Dharma (2004)
menyebutnya lembaga ini dianggap ”banci”, ”tak bergigi”, ”tidak aspiratif”, dan ”tidak
membumi”, sebagai: Mission of Imposible. Hasil penelitian, Ali (2008), mengenai
Kinerja Dewan Pendidikan di Kabupaten Jember, menemukan permasalahan yang
menghambat kinerja pelaksanaan kebijakan pendidikan: Pertama, Komunikasi,
ix
struktur birokrasi, tidak sesuai dengan Kebijakan Mendiknas. Menurut Habermas
dalam McCarthy (2008), pada dasarnya komunikasi membutuhkan
Data awal (Pre Liminary), yang diperoleh penulis, untuk membangun “the
body of knowledge” (Ferdinand, 2008:62), terdiri atas dua macam, yaitu internal dan
eksternal. Data internal, diantaranya: pertama, Dewan Pendidikan Provinsi Jawa
Timur sampai saat ini masih belum memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART). Menurut Habermas dalam Hardiman (2009:199), AD/ART
merupakan alat terpenting dalam organisasi sebab itu adalah norma sosial yang
menjadi dasar tujuan sebuah organisasi.
Masalah Eksternal, anggaran keuangan dikendalikan oleh birokrat (Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur), untuk memudahkan pertanggungjawaban terhadap
laporan. Sementara Dewan Pendidikan menganggap ini menghambat kinerja
organisasi. Penyelesaian problem sosial, diyakini oleh Habermas dapat dilakukan
dengan tindakan komunikatif. Untuk menghindari distorsi-distorsi komunikasi,
Habermas dalam Beertens (2006:247) mengatakan bahwa perlu membangun diskursus
etika, yaitu suatu justifikasi normatif untuk mencapai kesesuaian kepentingan antar
anggota (generelizable interest).
Beberapa pertanyaan yang layak untuk dikemukakan: Apakah lembaga ini
benar-benar diperlukan dalam sistem pendidikan nasional kita di masa depan?
Bagaimana konsep ideal dan program untuk melakukan revitalisasi? Siapa yang
bertanggung jawab pada pelaksanaan revitalisasi lembaga ini, dan di mana peran pusat
serta daerah bermain? Siapa yang bertanggung jawab mendanai operasi lembaga ini?
Perlukah memberi honor anggotanya. Menurut Habermas, dalam McCarthy
x
(2008:486, pemberian imbalan (honor) untuk sebuah organisasi termasuk organisasi
sosial di bidang pendidikan disebut sebagai “Ideologi prestasi”.
Meski belum ada penelitian, tapi hampir dapat dipastikan hanya segelintir
Dewan Pendidikan yang dapat berfungsi dan berperan hingga kini, lainnya mati suri.
Lantas apa yang harus dilakukan untuk merevitalisasi Dewan Pendidikan? Laretna
dalam Hendarmananwar (2012), menyatakan bahwa revitalisasi harus diikuti dengan
peningkatan kinerja organisasi, serta pengenalan budaya organisasi. Rekonstruksi
sektor pendidikan diperlukan, agar sesuai kebutuhan masyarakatnya, menurut Smith
yang dikutip Hidayat (2000) melalui Otonomi daerah yang mencakup sektor
pendidikan (Pasal 11 Undang-Undang No. 32 tahun 2004). Otonomi daerah memberi
ruang bagi masyarakat untuk menentukan jalannya pembangunan daerah termasuk
dibidang pendidikan (Ps. 4 ayat 1 dan 9 UU No. 20 Thn. 2003 Tentang Sisdiknas).
Alat Analisis
Hermenutika dalam pandangan Jurgen Habermas, menjadi pertimbangan
bahan alat (pisau) analisis dalam pembahasan penelitian ini. Pandangan Jurgen
Habermans, dalam Soemaryono (1993), tentang hermeneutik menjadi pilihan alat
analisis dengan pertimbangan sebagai berikut: Hermeneutik menuntut penerapan
proposisi-proposisi teoritis terhadap fakta yang terbentuk secara bebas melalui
pengamatan sistematis. Dalam hermeneutik, kita tidak dapat memahami sepenuhnya
makna sesuatu fakta, sebab ada juga fakta yang tidak dapat diinterprestasi. Penjelasan
haruslah berupa penerapan secara obyektif suatu hukum atau teori terhadap fakta, dan
pemahaman menjadi bagian subyektifnya, sebab pemahaman melibatkan juga
pengalaman interpreter.
xi
Informan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: Data tekstual mengenai
peran dan fungsi Dewan Pendidikan Jawa Timur. Transkrip hasil wawancara, angket,
dengan para informan. Informan dalam penelitian ini adalah para pengurus inti, dan
anggota pengurus yang terlibat secara aktif dalam kegiatan organisasi Dewan
Pendidikan. Informan terdiri atas informan kunci dan informan pendukung. Zainul,
Gianto, Bambang Rahardjo, Lukito, Ibu Lusi (Informan kunci); Ramli, Suranto
(Informan oendukung); Adi Waluyo, Sayekti, Sulis, Riuyadi (Informan
pendukung/Stakeholders). Nama informan semuanya disamarkan.
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian menggambarkan Organisasi Dewan Pendidikan, sebagai badan
yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan satuan pendidikan
maupun lembaga pemerintah lainnya. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan
prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan di
kabupaten/kota. Anggota pengurus organisasi Dewan Pendidikan terdiri atas unsur
masyarakat dan dapat ditambah dengan unsur birokrasi/legislatif. Unsur masyarakat
dapat berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan; tokoh
masyarakat (ulama, budayawan, pemuka adat, dan lain-lain).
xii
Kontribusi Penelitian
Beberapa temuan diantaranya, Dewan Pendidikan kurang berfungsinya
menjalankan peran, ini disebabkan karena beberapa hal: pertama banyak pengurus
yang kurang aktif, organisasi tidak memiliki AD/ART, struktur organisasi yang tidak
jelas, tidak adanya anggaran khusus untuk biaya operasional, kurang mendapatkan
respon dari pemerintah.
Dari temuan di lapangan, solusi yang ditawarkan adalah: Pertama, sebagai
organisasi, pengurus Dewan Pendidikan harus mampu membuat Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), sebagai pedoman, petunjuk pelaksanaan
kerja, dan arah dasar organisasi.
Kedua, rekrutmen anggota pengurus Dewan Pendidikan sebaiknya dilakukan
secara transparan menggunakan sistem merit, dengan memerhatikan faktor-faktor
kepribadian, integritas, dan komitmen. Ketiga, dalam membuat rekomendasi
hendaknya tidak abstrak, tetapi mengarah pada program nyata yang bisa
diimplementasikan.
Keempat, dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah Dewan
Pendidikan bisa menjalankan fungsi sebagai pressure group atau oposisi terhadap
pemerintah (Soepratiknya, 2004), dan menjadi organisasi yang independen.
Kelima, Pemerintah hendaknya membuat regulasi yang jelas mengenai struktur
organisasi, kewenangan, dan pengelolaan anggaran, agar Dewan Pendidikan dapat
menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan Undang-Undang.
xiii
ABSTRACT
This study aims to analyze the role of the East Java Province Education
Council, the extent to which the East Java Provincial Education Board's Organizational
Performance is performing its role. The study population consisted of all members of
the board of the East Java Province Education Board.
The object of this research is the Management of the East Java Province
Board of Education Organization from the aspect of operational activities, and aspects
of human resources, roles and functions and facilities of the organization. First,
internal problems are human resources, even though the management consists of
people who are experts in their fields, but because most of them are not full time, so
they cannot carry out their duties optimally, but only work on projects.
Second, the unhealthy organizational structure in determining the duties and
roles of members of the organization. There are variations in the performance of the
East Java Provincial Education Board regarding tasks and roles, but the division of
labor (job discribtion) is unclear. Third, institutional issues related to financial funds
and facilities, are obstacles to realizing an independent organization as mandated by
the Law.
Important advice that needs to be revitalized is the East Java Provincial
Education Council Organization, as well as the principles contained in the autonomy
of education. Realizing the democratization of education, by involving the community
together with the government through communication actions with the aim of reaching
consensus.
Keywords: Role and Function of Education Board, Communication Act, Consensus,
and Revitalization.
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ..................................................................................... i
SAMPUL DALAM .................................................................................... ii
LEMBAR PRASYARAT GELAR ............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
SUSUNAN PANITIA UJIAN TERBUKA ................................................ v
PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI ........................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
RINGKASAN ............................................................................................. ix
ABSTRACT ................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI .............................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xxiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xxv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xxvi
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ................. xxvii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.1.1. Peran dan fungsi dewan pendidikan ................................... 6
1.1.2. Kebaruan ............................................................................. 9
xv
1.1.3 Kedudukan Dewan Pendidikan .......................................... ......... ........ . 10
1.1.4 Antara Harapan dan Realita ................................. .. ....................... 11
1.1.4.1 Masalah Internal Dewan Pendidikan ..... .................................. 12
1.1.4.2 Masalah Eksternal ......................................................................... 14
1.1.5 Partisipasi Masyarakat .......................................................... .... .... 15
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. . . . 21
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... . .. 22
1.4 Kontribusi Penelitian .......................................................................... .... . 22
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 24
2.1 Pengertian Konseptual .......................................................................... 24
2.1.1 Teori Komunikatif, Ruang Publik, Diskursus dan Konsensus ........... 26
2.1.1.1 Komunikasi dan RuangPublik ........................................ 26
2.1.1.2 Dirkursus ......................................................................... 27
2.1.1.3 Tindakan Komunikatif Jalan Praksis Menuju Konsensus ... 29
2.1.2 Konsep Organisasi Peran dan Perubahan ........................................ 31
2.1.3 Efektivitas Organisasi ..................................................................... 37
2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi ............... 38
2.2.1 Karakteristik Organisasi ............................................................... 39
2.2.2 Karakteristik Lingkungan ............................................................ 40
2.2.3 Karakteristik Anggota .................................................................. 40
xvi
2.2.4 Karakteristik Praktik Manajemen ............................................... 41
2.3. Budaya Organisasi ................................................................................. 43
2.4. Birokrasi ................................................................................................. 45
2.5. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................... 49
BAB 3 KONSEP DASAR HERMENEUTIK JURGEN HABERMAS … 54
3.1. Birografi Jurgen Habermas ........................................................................ 54
3.1.1 Pengertian dan Konsep Dasar Hermeneutik .................................. 55
3.1.2 Pandangan Jurgen Habermas Mengenai Hermeneutik .................. 56
3.1.3 Pandangan Jurgen Habermas Mengenai Ideologi ........................... 59
3.2. Metode Pengoperasian Hermeneutik ........................................................ 61
3.3. Metode Memahami ..................................................................................... 62
3.3.1 Jenis – Jenis Pemahaman ................................................................. 63
3.3.2 Pemahaman Sebuah Dilematis ........................................................ 65
3.4. Hubungan Antar Bahasa, Pengalaman, dan Tindakan .............................. 66
3.5. Peranan Minat dalam Hermeneutik ........................................................... 67
3.6. Ruang Publik, Tindakan Komunikatif dan Etika Prosedural ................... 69
3.6.1 Paradigma Teori Kritis Praksis Komunikasi ................................. 70
3.6.2 Ruang Publik ................................................................................. . 71
3.6.3 Tindakan Komunikatif dan Etika Diskursus .................................. 75
xvii
BAB 4 KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL PENELITIAN……… 83
4.1. Kerangka Teori Organisasi ....................................................................... 86
4.1.1 Konsep Organisasi Menurut Habermas .......................................... 87
4.1.2 Efektivitas dan Efisiensi Organisasi ................................................ 87
4.2. Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan ........................................................ 88
4.3. Beberapa Permasalahan yang dihadapi Dewan Pendidikan ...................... 89
4.4. Rencana Strategis ....................................................................................... 90
4.5. Indikator Organisasi Dewan Pendidikan yang Berfungsi Baik ................. 91
4.6. Revitalisasi Sebuah Harapan ........................................................................ 92
BAB 5 METODE PENELITIAN …………………………………………….. 96
5.1. Paradigma Penelitian .................................................................................... 96
5.2. Pendekatan Penelitian .............................................................................. .... 97
5.3. Situs Penelitian ............................................................................................ 98
5.4. Satuan Kajian .............................................................................................. 99
5.5. Data Informan .......................................................................................... 101
5.6. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 102
5.7. Alat Analisis dan Analisis ....................................................................... 105
5.7.1 Alat Analisis .................................................................................. 105
5.7.2 Analisis ...................................................................................... ..... 107
5.8. Metode Pengumpulan Data .................................................................. . ... 110
xviii
5.8.1 Pertanyaan Wawancara .................................................................. 110
5.8.2 Reduksi Data ................................................................................. 111
5.8.3 Penyajian Data .............................................................................. 112
5.8.4 Menarik Kesimpulan / Verifikasi ................................................... 113
BAB 6 GAMBARAN UMUM PERAN DEWAN PENDIDIKAN PROVINSI
JAWA TIMUR ……………………………………………………. 114
6.1 Eksistensi Dewan Pendidikan Jawa Timur Tinjauan Historis ................ 114
6.1.1 Pendidikan Berbasis Masyarakat .................................................. 118
6.1.2 Stakeholders dan Eksistensi Dewan Pendidikan ........................... 121
6.2 Ruang Publik Sebagai Sarana Komunikatif .............................................. 122
6.3 Otonomi Pendidikan ................................................................................. 123
6.4 AD dan ART Merupakan Conditio Sin Aquanon .................................... 126
BAB 7 KEPENTINGAN PEMERINTAH TERHADAP DEWAN PENDIDIKAN
SEBAGAIMANA DIAMANAHKAN UNDANG-UNDANG ………. 131
7.1 Kepentingan Pemerintah Terhadap Dewan Pendidikan ............................. 131
7.2 Implementasi Peran Dewan Pendidikan ................................................. ... 132
7.3 Menakar Kinerja Pengurus Dewan Pendidikan........................................... 134
7.3.1 Dewan Pendidikan sebagai Badan Pertimbangan
(Advisory Agency) ................................................................... 135
7.3.2 Dewan Pendidikan Sebagai Badan Pendukung
(Supporting Agency) .................................................................... 139
xix
7.3.3 Dewan Pendidikan Sebagai Badan Pengontrol
(Controlling Agency) .................................................................... 141
7.3.4 Dewan Pendidikan Sebagai Mediator (Mediator Agency) .......... 147
BAB 8. PERSPEKTIF STAKEHOLDERS DAN TOKOH MASYARAKAT
TERHADAP PERAN DAN FUNGSI DEWAN PENDIDIKAN .............. 152
8.1 Persepsi Stakeholders terhadap keberadaan Dewan Pendidikan .................. 153
8.2 Peran Dewan Pendidikan sebagai Mediator dan Fasilitator Menurut
Stakeholders .................................................................................................. 155
8.3 Kepentingan Stakeholders dan Tokoh Masyarakat .................................... 157
8.3.1 Harapan Stakeholders pada Dewan Pendidikan ................................. 157
BAB 9 TANGGUNG JAWAB ORGANISASI DAN FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT KINERJA ORGANISASI DEWAN PENDIDIKAN JAWA
TIMUR ....................................................................................................... 162
9.1. Tanggung Jawab Organisasi .................................................................... 162
9.1.1 Tanggung Jawab Administrasi ........................................................ 162
9.1.2 Tanggung Jawab Politik .................................................................. 163
9.1.3 Tanggung Jawab Professional ........................................................ 164
9.1.4 Tanggung Jawab Pribadi ................................................................. 165
9.2. Faktor – Faktor Penghambat Kinerja Pengurus Dewan Pendidikan ........ 166
9.2.1 Organisasi Tanpa Anggaran ........... ............................................... 166
9.2.2 Proyek Oriented .............................................................................. 168
9.2.3 Independensi Organisasi ................................................................. 170
xx
9.2.4 Disfungsi Peran ............................................................................... 172
9.3. Relasi yang baik dalam Manajemen ....................................................... 176
9.4 Kontribusi Dewan Pendidikan ................................................................. 177
9.5 Memanfaatkan Ruang Publik ................................................................... 178
BAB 10 REVITALISASI DAN RENCANA STRATEGIS ORGANISASI 180
10.1 Revitalisasi Sebagai Sebuah Proses ........................................................ 180
10.2 Transformasi Manajemen Organisasi Era Digital ................................... 183
10.3 Digitalisasi Sebuah Sarana Pengembangan Organisasi .......................... 184
10.4 Fleksibelitas Organisasi .......................................................................... 185
10.5 Langkah – Langkah Strategis .................................................................. 187
10.5.1 Langkah Konkrit ...................................................................... 191
BAB 11 SINTETIS, IMPLIKASI, DAN SARAN ………………………… 195
11.1 Sintetis dan Implikasi Penelitian ............................................................. 196
11.1.1 Eksistensi, Peretasan Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan
Keberadaan Diantara Perundangan dan Realita .......................... 196
11.1.2 Tindakan Komunikatif (Communicatie Action) Jalan Praksis
Menggapai Konsensus ................................................................ 201
11.2 Kebermaknaan Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan ............................ 203
11.2.1 Dewan Pendidikan Berperan Sebagai Advisory Agency ...................... 203
11.2.2 Dewan Pendidikan Berperan Sebagai Supporting
xxi
Agency (Pendukung Kegiatan Layanan Pendidikan) ................... 203
11.2.3 Peran Dewan Pendidikan Sebagai Controlling
Agency (pengontrol Layanan kegiatan pendidikan) ................. 204
11.2.4 Peran Mediator atau Penghubung Pengait Tali Komunikasi antara
Masyarakat dengan Pemerintah .................................................... 204
11.3. Keterbatasan ........................................................................................... 205
11.4. Penelitian Tipe Refutation ..................................................................... 206
11.5. Kontribusi Penelitian .............................................................................. 209
11.5.1 Pengurus Dewan Pendidikan Sebagai Bahan Pertimbangan
Dalam Menjalankan Peran dan Fungsi ........................................ 209
11.5.2 Institusi Pemerintah Dalam Hal ini Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia .................................................. 210
10.5.3 Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................. 212
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 213
xxii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kasus Pengaduan Anak KPAI Tahun 2011-2014 ............................. 2
Tabel 2.1 Mapping Teori Komunikatif JurgenHabermas ................................. 25
Tabel 2.2 Mapping Teori Organisasi ................................................................ 30
Tabel 2.3 Mapping Aktivitas Organisasi .......................................................... 36
Tabel 2.4 Mapping Teori Budaya Organisasi .................................................... 42
Tabel 2.5 Mapping Teori Birokrasi ................................................................... 45
Tabel 2.6 Temuan Hasil Kajian/PenelitianTerdahulu SebagaiRujukan ............ 47
Tabel 4.1 Mapping Teori Komunikatif Jurgen Habermas ................................. 84
Tabel 4.2 Mapping Teori Organisasi ................................................................ 86
Tabel 4.3 Indikator Dewan Pendidikan Yang Berfungsi Dengan Baik ............ 91
Tabel 5.1 Informan Kunci ................................................................................ 102
Tabel 5.2 Informan Pendukung ........................................................................ 102
Tabel 5.3 Informan Pendukung Stakeholders .................................................. 102
Tabel 5.4 Pengumpulan data ............................................................................ 111
Tabel 7.1 Data Fisik Kegiatan Tahun 2012-2016 ............................................. 133
Tabel 7.2 Indikator Dewan Pendidikan Berfungsi Dengan Baik ..................... 134
xxiii
Tabel 7.3 Indikator Kinerja Dewan Pendidikan sebagai Badan
Pertimbangan Advisor Agency ......................................................... 138
Tabel 7.4 Indikator Kinerja Dewan Pendidikan sebagai Badan
Pendukung Supporting Agency ......................................................... 140
Tabel 7.5 Indikator Kinerja Dewan Pendidikan sebagai Badan Pengontrol ..... 147
Tabel 7.6 Kegiatan yang Berhubungan dengan Fungsi Mediator .................... 150
Tabel 7.7 Mapping Perbedaan Kepentingan Antara Pemerintah dan Dewan
Pendidikan ........................................................................................ 151
Tabel 8.1 Diagram Quesioner Lanjutan Wawancara dengan Stakeholders ...... 160
Tabel 8.2 Mapping Perbedaan Kepentingan antara Dewan
Pendidikan dan Stakeholders ............................................................ 161
Tabel 9.1 Presensi Forum Group Diskusi selama tahun 2016 ............................ 168
Tabel 9.2 Rekomendasi Hasil Kegiatan Dewan Pendidikan .............................. 178
Tabel 10.1 Proses Revitalisasi Melalui Program Pengembangan Organisasi ..... 183
Tabel 10.2 Hasil Identifikasi, Tindakan Komunikasi dan Langkah Konkrit ..... 294
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Relasi Pemerintah, Dewan Pendidikan dan
Masyarakat, Menurut Peneliti (2017) ........................................... 47
Gambar 3.1 Paradigma, Komunikatif, Ruang Publik dan Tindakan
Komunikatif Jurgen Habermas .................................................. . 70
Gambar 4.1 Kerangka Konsep Penelitian Menurut Peneliti 2017 .................... 95
Gambar 5.1 Diskripsi Analisis Menurut Peneliti 2017 .................................. . 107
Gambar 5.2 Analisa data ................................................................................... 113
Gambar 6.1 Peran Dewan Pendidikan .............................................................. 119
Gambar 10.1 Skema Langkah - Langkah Revitalisasi
Usulan Peneliti Tahun 2017 .................................................... . 191
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan .............................................................. 220
Lampiran 2 Petunjuk Wawancara .............................................................. 220
Lampiran 3 Data Lapangan dan Dokumen ..................................................... 221
Lampiran 4 Wawancara Melalui Internet........................................................ 227
Lampiran 5 Wawancara Stakeholder .............................................................. 234
Lampiran 6 Observasi Akhir Kegiatan............................................................ 238
xxvii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, & ISTILAH
Peneliti memberikan batasan istilah, singkatan, dan pemaknaan untuk memudahkan
pembaca dalam memahami permasalahan. Sumber singkatan dan istilah berasal dari isi
disertasi dan berbagai referensi yang dihimpun oleh peneliti pada tahun 2017, diantaranya:
No Istilah Pemaknaan
1 Advisory Agency peran Dewan Pendidikan memberi pertimbangan kepada pemerintah
2 Aufklarung abad pencerahan.
3 Abduksi proses pembentukan hipotesis (salah satu bentuk penyimpulan Habermas)
4 Agora berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti pasar dalam polis sebagai tempat
berinteraksi masyarakat.
5 AD/ART Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dalam suatu organisasi.
6 Bahasa Simbol oleh Habermas disebut juga bahasa murni, pemahaman atas simbol-simbol.
7 Body of knowledge pengorganisasian pengetahuan.
8 Bourgeois anggota kelas ekonomi
9 Boneka istilah ini digunakan untuk Dewan Pendidikan yang tidak bisa menjalankan
fungsi.
10 Burgerliche offenlichkeit ruang publik kaum borjuis.
11 Client centered beraucracy birokrasi yang dikendalikan oleh pusat
12 Citoyen anggota komunitas politisi
13 Conditio Sine qua non suatu kondisi yang harus ada, diperlukan.
14 Controlling Agency peran Dewan Pendidikan pengontrol kegiatan layanan publik
15 DP Dewan Pendidikan organisasi pendidikan bentukan pemerintah sebagai mitra
yang menjalankan fungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
16 Deduksi metode penyimpulan Habermas pembuktian perilaku dengan cara tertentu.
17 Enginering Mode of
Goverment
model teknik pemerintahan
18 Entry point titik masuk
19 Exellent luar biasa
20 Eksplanatoris Menerangkan
21 Emergency mendadak, darurat.
22 Epistemologi cabang dari filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan.
23 Execution Quetient kecerdasan pelaksanaan
24 Follow up tindak lanjut atas rekomendasi
xxviii
Geisteswissenchaften pengetahuan tentang hidup
Good Governance pemerintah yang baik.
Generelizable kepentingan antar anggota
Geltungsanpruche klaim yang sahih.
Grass root akar rumput lapisan masyarakat terkecil
Grey area wilayah abu-abu, posisi yang tidak jelas
Hermeneutik hermeneuein (Yunani kuno) yang berarti penafsiran atau interpretasi
Human Capital sumber daya manusia.
Improvement kebaruan dalam istilah penelitian
Integritas berkaitan dengan sikapjujur, tanggung jawab, konsisten
Intiusi kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektual.
Kedekatan batin berkaitan dengan psychic nexus, ciri khas pengalaman hidup.
Kontemporer kekinian
Konsensus sebuah kesepakatan untuk menyelesaikan perbedaan.
Knowledge berkaitan dengan pengetahuan
KPAI komisi perlindungan anak Indonesia
Lebenswelet dunia kehidupan
Linguistik bahasa murni dalam konsep Hermeneutik Habermas.
Local capability kemampuan daerah (mutu pendidikan)
Mediator Agency peran Dewan Pendidikan sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah.
Medio crity setengah hati, tidak total dalam bekerja
Mindset pola pikir yang dimilik oleh satu atau sekelompok orang.
Mission of imposible ketidak mampuan Dewan Pendidikan menjalankan peran dan fungsinya.
Need assement analisis kebutuhan, proses analisis data dalam mengidentifikasi kesenjangan.
Outcomes penilaian terhadap dampak pendidikan.
Patologi modernitas konsep Habermas mengenai diskursus sebagai “proyek yang belum selesai”
Praksis tindakan nyata
Pre Liminary data awal sebelum penelitian
Problem solving pemecahan masalah.
Revitalisasi usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting.
Refutation peningkatan prinsip yang sebelumnya sudah ada.
Responsive tanggapan
Road map pemetaan permasalahan penelitian.
Ruang publik menurut Habermas, secara normatif mengacu pada peranan masyarakat warga dalam
demokrasi disebut juga “public use reason”
School base management manajemen berbasis sekolah.
xxix
60 Stakeholders beberapa kelompok kepentingan, pemangku kepentingan di bidang pendidikan.
61 Supporting Agency peran Dewan Pendidikan pendukung kegiatan layanan publik.
62 Tindakan Teleologi tindakan yang mengarah pada tercapainya tujuan.
63 Tindakan normatif tindakan yang bertujuan tercapainya pemenuhan norma, nilai-nilai yang berlaku
umum (nilai sosial)
64 Tindakan dramaturgi tindakan pokok adalah penampilan diri dihadapan umum.
65 Tindakan komunikasi tindakan yang menunjuk kepada interaksi baik secara verbal maupun non
verbal,bagi tercapainya konsensus.
66 Value nilai-nilai kehidupan, seperti kejujuran, tanggung jawab, konsisten.
67 Verstehen sebuah pendekatan untuk melakukan interpretasi
68 Volunter tenaga sukarela