35
Diskusi Tutorial “ Anestesia Umum Pada Operasi Sectio Cesaria “ Prayitno Rima Tamara Yeni Marlina Kepaniteraan Klinik Stase Anestesia RSIJ/Fkk UMJ

Diskusi Tutorial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diskusi Tutorial

Citation preview

Page 1: Diskusi Tutorial

Diskusi Tutorial “ Anestesia Umum Pada Operasi

Sectio Cesaria “

Prayitno

Rima Tamara

Yeni Marlina

Kepaniteraan Klinik Stase Anestesia RSIJ/Fkk UMJ

Page 2: Diskusi Tutorial

Identitas Pasien

Nama Pasien : Ny. P Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Dokter Alamat : Jakarta No RM : 04-03-55

Page 3: Diskusi Tutorial

Status Anamnesis

Status Kehamilan : G2P1A0, umur kehamilan 38 minggu.

Riwayat Penyakit : hipertensi (-), DM (-), Alergi obat (-), Asma (-).

Riwayat operasi : SC tahun 2004 Riwayat minum obat-obatan : disangkal

Page 4: Diskusi Tutorial

Catatan Anestesia

Diagnosa Preoperasi : Post SC 3 tahun yll Jenis operasi : Sectio Cesaria Diagnosa Postoperasi : Sectio Cesaria

Page 5: Diskusi Tutorial

Catatan Anestesia

Jenis Anestesi : Umum Teknik Anestesi : Laringeal Mask + cuff Ø

½ tertutup, observasi ventilasi kendali. Lama Anestesi : 75 menit Lama Operasi : 65 menit

Page 6: Diskusi Tutorial

Keadaan Prabedah

Berat Badan : 98 kg Tekanan Darah : 110/80 mmhg Suhu : 36,2 ºC Hemoglobin : 11,8 gr/dl Hematokrit : 36 % Golongan Darah : B Rhesus :

Page 7: Diskusi Tutorial

Jam 08.30 - 09.15 dilakukan tindakan spinal anestesi, namun tidak berhasil, setelah dicoba berkali2 liquor selalu bercampur dengan darah dan karena terdapat penyulit berupa keadaan obesitas pada pasien.

Sehingga diputuskan untuk dilakukan anestesi umum.

Page 8: Diskusi Tutorial

Medikasi Prabedah : - Status Fisis : ASA II Obesitas

Page 9: Diskusi Tutorial

Medikasi

(1) Ketamin : 100 mg

(2) Succinil colin : 100 mg

(3) Esmeron : 40 mg

(4) Methergin : 0,4 mg

(5) Pithon : 10 mg

(6) Transamin : 500 mg

(7) Toradosik : 100 mg

(8) Kedacilin : 2000 mg

Page 10: Diskusi Tutorial

Ketamin : sebagai sedatif

Dosis induksi : 1-2 mg/kg BB

Succinil colin : sebagai relaksan depolarisasi

Dosis induksi :1 mg/kg BB

Page 11: Diskusi Tutorial

Esmeron (rokuronium) Sebagai relaksan non depolarisasi Dosis induksi : 0,6-1 mg/kg BB. Rumatan : 0,1-0,15 mg/kg BB/30-60mnt

Page 12: Diskusi Tutorial

Etrane (Enflurane) Menimbulkan efek relaksasi yang moderat. Meningkatkan aktifitas obat pelumpuh otot non

depolarisasi Kosentrasi rendah (0,5-0,8%) tidak menimbulkan

depresi pada fetus.

Page 13: Diskusi Tutorial

Catatan Anestesia

Page 14: Diskusi Tutorial

Jumlah Medikasi : - Ketamin : 100 mg - Succinil colin : 100 mg - Esmeron : 40 mg - Methergin : 0,4 mg - Pithon : 10 mg - Transamin : 500 mg- Toradosik : 100 mg - Kedacilin : 2000 mg

Jumlah Cairan : RL 1000 ml

Page 15: Diskusi Tutorial

Catatan Pasca Anestesi

Page 16: Diskusi Tutorial

Catatan

Jam 09.30 bayi lahir laki-laki dengan BB 3200 gr, PB 48 cm.

Apgar Score : 7/9

Page 17: Diskusi Tutorial

Tnjauan Pustaka

Tindakan anestesi atau analgesi reional diperlukan untuk persalinan tanpa nyeri, ekstraksi cunam atau vakum, versi dalam & luar, bedah cesar atau penyulit lain.

Metode Seminimal mungkin mendepresi janin, aman &nyaman bagi ibu & operator.

Page 18: Diskusi Tutorial

Faktor-faktor yang menyebabkan asfiksia atau mendepresi janin

Zat anestetik parenteral Zat anestetik inhalasi Zat pelumpuh otot Analgetik lokal Insufesiensi sirkulasi uteroplasenta

Page 19: Diskusi Tutorial

Zat Anestetik Parenteral

Untuk induksi/hipnosi, analgesi (tiopenton 4mg/kgBB, ketamin 1 mg/kgBB, diazepam 0,1mg/kgBB, Petidin 1mg/kgBB iv).

Efek nyata bayi prematur atau BB tidak sesuai umur.

Page 20: Diskusi Tutorial

Tiopenton mencapai 8mg/kgBBterlambat menangis, tidak bernafas & reflek protektif menurun.

Ketamin > 2mg/kgBBrigid otot nafas Diazepam > 0,2mg/kgkgBBhipotoni,

hipotermi, hipoaktiv. Petidin >2mg/BBhipoventilasi, asidosis

respiratorik.

Page 21: Diskusi Tutorial

Zat Anestetik Inhalasi

Halotan, enflurane, isoflurane,dinitrogen oksida oksida. Kota kecil (eter, kloretil).

Makin besar dosis, makin nyata efek depresi, makin lama masa mulai induksi sampai bayi lahir makin besar pengaruhnya pada bayi (ex : asfiksia)

Aman dinitrogen : oksigen70%:30%

Page 22: Diskusi Tutorial

Golongan berhalogen (halotan, enflurane & isoflurane < 1% volume tidak mendepresi janin bahkan memperbaiki sirkulasi uteroplasenta & perfusi oksigen ke janin).

Dikota kecil (fasilitas anestesia terbatas), eter masih digunakan cepat melewati sawar plasenta (kosentrasi jangan >2 % volume, sebelum bayi lahir).

Kosentrasi lebih besar bayi tidur & kurang tanggap terhadap menangis.

Page 23: Diskusi Tutorial

Zat Pelumpuh Otot

Mempermudah intubasi endotrakhea & kerja operator.

Sukar melewati sawar plasenta kecuali galamin.

Dosis klinis (2mg/kgBB) efek ≠ > 10mg/kgBB kelumpuhan otot lurik

BBL.

Page 24: Diskusi Tutorial

Analgetik Lokal

Page 25: Diskusi Tutorial

Insufesiensi Sirkulasi Uteroplasenta

Penurunan sirkulasi uteroplasenta hipoksia & asidosik respiratorik asfiksia & asidosis metabolik kematian janin.

Page 26: Diskusi Tutorial

Terjadi pada ibu yang mengalami : Hipotensi (obstruksi aorta-kava, blok

simpatis, perdarahan antepartum). Vasokonstriksi pembuluh darah uterus

(hipokarbia, manipulasi uterus yang lama, kontraksi uterus kuat&lama, pemberian vasokonstriktor (kecuali efedrin).

Page 27: Diskusi Tutorial

Komplikasi pada ibu

Aspirasi paru Gangguan respirasi Gangguan kardiovaskuler

Page 28: Diskusi Tutorial

Aspirasi paru

Aspirasi isi lambung akibat regurgitasi atau muntahobstruksi atau pneumonitis kimia akut (sindroma mendelson).

Penurunan tonus gastroesofageal, pengosongan lambung lebih lambat, produksi cairan lambung banyak&asam.

Selama anestesi : saat induksi & intubasi mendorong uterus guna mempercepat proses kelahiran bayi & ekstubasi.

Page 29: Diskusi Tutorial

Sindroma Mendelson

Gejala : dispneu atau takhipneu, takhikardi, sianosis, suara mengik.

Kasus berat sembab paru akut, gagal nafas akut Pencegahan :

- Mengurangi sekresi cairan lambung (ranitidin 50-100mg, simetidin im 2 jam atau 1 jam iv sebelum induksi)- Menaikkan PH cairan lambung (emulsi antasid 30ml atau sodium sitrat 0,3 mole 1-2 jam sebelum induksi).- Intubasi endotrakhea - Induksi cepat dengan perasat Sellick- Ekstubasi pasien sudah sadar

Page 30: Diskusi Tutorial

Gangguan Respirasi

Trauma saat intubasi, kesukaran intubasi, hipoventilasi karena obat narkotika atau anestesia.

Pencegahan hipoksia : preoksigenasi dgn oksigen 100% 3-5 mnt sebelum induksi & intubasi. Bila hipoventilasi berikan oksigen.

Bila terjadi aspirasi paru bersihkan jalan nafas, berikan bronkodilator & kortikosteroid bila perlu diintubasi atau ventilasi kendali.

Page 31: Diskusi Tutorial

Gangguan kardiovaskular

Gejala kardiovaskular tidak adekuat hipotensi. Dijumpai pada perdarahan hebat yang tiba-tiba,

obstruksi aorta-kava, blok simpatis karena analgesi subaraknoid atau epidural & depresi vasomotor karena anestesia yang dalam.

Gangguan lebih berat bila faktor tersebut timbul bersamaan.

Page 32: Diskusi Tutorial

Teknik Dianjurkan

1. 30ml antasid, dan 150mg ranitidin atau 300mg simetidin diberikan 1-2 jam sebelum induksi secara intramuskular

2. Mendorong meja operasi ke kiri atau mengganjal bokong kanan atau memiringkan meja operasi 20-30 derajat kekiri.

3. Pasang infus cairan garam berimbang

4. Preoksigenasi selama 3-5 menit, dengan oksigen 100%.

5. Berikan 25% dosis klinis pelumpuh otot non depolarisasi secara intravena.

Page 33: Diskusi Tutorial

1. Induksi dengan 3-4mg/kgBB tiopenton atau 1mg/kgBB ketamin secara iv

2. Berikan 1,5-2mg/kgBB suksinilkolin secara intravena.

3. Intubasi dengan penekanan kartilago krikoidea. 4. Berikan N2O:O2 = 60%-40% (50%-50%)5. Tambahkan 0,5 vol % halotan, atau 0,5-0,75 vol

% enflurane atau 0,5 vol % isoflurane. 6. Bila tidak ada N20 dapat dipakai 2 vol% eter

Page 34: Diskusi Tutorial

1. Nafas dikendali tetapi jangan hiperventilasi.2. Kalau pasien bergerak atau dinding abdomen

kurang lemas berikan pelumpuh otot non depolarisasi.

3. Bila anestesi kurang dalam setelah bayi lahir, diazepam atau narkotika dapat diberikan. Bila hanya tersedia eter dapat diberikan sampai 6 vol%

4. Ekstubasi dilakukan kalau pasien sudah sadar.

Page 35: Diskusi Tutorial

DAFTAR PUSTAKA

Staf pengajar bagian anestesiologi dan terapi intensif FKUI. Anastesiologi. Jakarta : 1989.

Latif, Said A dkk. Petunjuk praktis anestesiologi. Bagian anestesiologi FKUI. Jakarta : 2001.

Dobson, Michael B. Penuntun Praktis Anestesiologi (WHO). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 1994.