Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI
MAHASISWA INTRA KAMPUS DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NAMA : MUZAKKIR
NIM : 105381107316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2021
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax. (0411) 860132
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muzakkir
NIM : 105381107316
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Disparitas Sosial Antara Anggota Organiasi
Mahasiswa Intra Kampus Di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri.
Bukan hasil jiplikan atau dibuatkan oleh orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya berbeda
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Januari 2021
Yang Membuat pernyataan
Muzakkir
NIM: 105381107316
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax. (0411) 860132
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muzakkir
NIM : 105381104316
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skrips : Disparitas Sosial Antara Anggota Organisasi
Mahasiswa Intra Kampus Di Universitas
Muhammadiyah Makassar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya
menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skpripsi
saya.
4. Apa bila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1,2 dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Makassar, Januari 2021
Yang Membuat pernyataan
Muzakkir
NIM: 105381107316
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Resopa Temmangingngi, Malomo Naletei Pammase Dewata
(Hanya dengan keras dan ketekunan yang akan diridhai oleh
Allah SWT)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini Sebagai darma baktiku untuk
Ayahanda dan Ibundaku tercinta Serta saudara dan
keluargaku tersayang.
vi
ABSTRAK
Muzakkir, 2020 Disparitas Sosial Antara Anggota Organisasi Intra Kampus
Unismuh Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Dibimbing oleh Nursalam sebagai pembimbing I dan Andi Nursida
sebagai pembimbing II
untuk mengetahui Interaksi sosial antara anggota organisasi intra Kampus
Unismuh Makassar. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus mencoba mendeskripsikan fenomena dan pengalaman dalam
kehidupan yang bertujuan untuk mengungkap dan mengetahu interaksi sosial antara
anggota organisasi. Lokasi penelitian Universitas Muhammadiyah Makassar dengan
informan keseluruhan dalam penelitian ini sembilan orang tiga pengurus BEM, tiga
orang pengurus IMM dan tiga orang pengurus UKM. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yaitu: 1)reduksi data, 2)penyajian data, 3)Verifikasi. Serta
analisis dan keabsahan data yang digunakan yaitu: 1)Triangulasi Sumber,
2)Triangulasi Teknik, 3)Triangulasi Waktu.
Hasil penelitian ini menunjukkan interaksi antara anggota organisasi
mahasiswa memiliki kerjasama dalam mengawal kebijakan birokrat kampus dan
momen itulah anggota organisasi bersatu, disamping itu sering terjadi konflik antara
anggota organisasi dalam persaingan merekrut anggota baru dan persaingan dalam
menduduki posisi ketua dilembaga kampus yang biasanya berakhir pada konflik.
Kata kunci : Disparitas Sosial Organisasi,
vii
ABSTRAK
Muzakkir, 2020 Interactions Among The Members Organization Inter Campus
Makassar Unismuh. Skripsi. Teaching sociology the faculty of education and
knowledge education. Guided by Nursalam as when I and Andi Nursida as II
Guidance to know social interaction between a member of a campus makassar
unismuh inter. Skripsi used the qualitative study descriptive study the case is tried
described phenomena and experience in the aimed at exposing and know a member of
a social interaction between.Research locations Muhammadiyah University Makassar
by informants overall this study, the nine people three bem three people the imm and
three were the smes.Data collection in this research using three technique, the
observation interview, and documentation. Data analysis techniques: 1 ) the reduction
data, 2 ) the data presentation used, 3 ) verification.Analysis and authenticity of the
and the data used the: 1 ) of triangulation, 2 ) triangulation technique, 3 ) triangulation
time.
This research result shows interactions among members of the student body
has the cooperation in protecting the policy of bureaucrats college and a moment that
is a member of the organization united, besides often conflict between members of
the organization in competition recruiting new members and competition in a sitting
head of dilembaga campus who usually end up on conflict.
Keywords: social interaction, organization, makassar unismuh
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proposal dengan judul “ Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi Intra
Kampus Unismuh Makassar” dapat dirampungkan dalam rangka memenuhi salah
satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Tak lupa juga penulis panjatkan shalawat dan salam atas
junjungan Nabiullah Muhammad Saw, Nabi yang telah membawa kita dari alam yang
gelap gulita ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Berbagai hambatan dan rintangan penulis hadapi dalam upaya pembuatan
proposal ini. Namun, berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak akhirnya proposal
ini dapat penulis selsaikan meskipun masih memiliki berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat berharap sumbangan saran serta kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua Zainuddin dan Marta, atas
segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis
dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
ix
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse., M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Drs. H. Nurdin, M.Pd Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadi
yah Makassar.
4. Dr. H. Nursalam, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing 1.
5. Andi Nursida, S.Pd.,M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang senangtiasa
memberikan masukan dan arahan dalam penyempurnaan proposal ini.
Bapak dan Ibu dosen prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Buat teman-teman tercinta yang
selalu setia dalam memberikan motivasi. Buat teman-teman seperjuangan angkatan
2016 dan seperjuangan di Pikom IMM FKIP yang namanya tak mampu penulis
tuliskan satu-persatu atas segala dorongan, motivasinya terutama teman saya Nurul
Inna Hidayah yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini.
Terima kasih kepada saudara yang selalu membantu dan kepada seluruh keluarga
dan teman-teman tanpa terkecuali serta semua pihak yang tidak sempat penulis
sebutkan namanya satu-persatu. Karena, keterbatasan tempat, namun tidak
mengurangi rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala jasa-jasa dan
sumbangsi pemikiran yang telah diberikan selama ini.
x
Penulis menyadari bahwa kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi yang ditulis dapat bermanfaat bagi
pembaca dan umumnya bagi penulis khususnya.
Amin
Makassar, Desember 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................ii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................iii
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................v
ABSTRAK INDONESIA ..................................................................................vi
ABSTRAK INGGRIS ........................................................................................vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................8
C. Tujuan Masalah ......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................10
A. KAJIAN KONSEP .................................................................................10
1. Interaksi Sosial ...................................................................................10
a. Pengertian Interaksi Sosial ............................................................10
b. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial .....................................................10
c. Faktor- Faktor Pendorong Interaksi Sosial.....................................17
xii
2. Organisasi Intra Kampus .....................................................................20
a. Pengertian Organisasi ...................................................................20
b. Dasar Pembentukan Organisasi .....................................................22
c. Tujuan Organisasi .........................................................................22
d. Budaya Organisasi ........................................................................24
e. Organisasi Kampus .......................................................................25
B. KAJIAN TEORI.....................................................................................27
1. Teori Struktural Fungsional ................................................................27
2. Teori Konflik ......................................................................................29
C. KERANGKA FIKIR .............................................................................33
D. PENELITIAN YANG RELEVAN .........................................................35
BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................37
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................39
C. Fokus Penelitian .....................................................................................39
D. Informan Penelitian ................................................................................39
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................39
F. Teknik Pengecekan dan Keabsahan Data ................................................41
G. Teknik Analisis Data ..............................................................................42
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..............................44
A. Sejarah Lokasi Penelitian .......................................................................44
B. Keadaan Pendidikan ...............................................................................51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................62
xiii
A. Hasil Penelitian ......................................................................................62
B. Pembahasan ...........................................................................................74
C. Interpretasi Teori ....................................................................................81
D. Nilai Kebaruan .......................................................................................82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................84
A. Simpulan ................................................................................................84
B. Saran ......................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................86
LAMPIRAN ......................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................34
Gambar 5.1 Dokumentasi Aksi Demontrasi .......................................................66
Gambar 5.2 Dokumentasi Pembukaan DAD IMM .............................................71
Gambar 5.3 Dokumentasi Berita Bentrok Antara mahasiswa ..............................73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang memiliki
ketergantungan antara yang satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa adanya bantuan manusia lainnya sehingga disebut sebagai zoon
politicon. Interaksi sosial merupakan proses yang dilalui oleh seseorang dalam
mengadakan hubungan timbal balik, baik oleh individu dengan individu,
individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Dalam
mengadakan interaksi sosial, terdapat dua proses sosial yang dinamakan proses
asosiatif dan proses disosiatif. Sebagaimana yang diungkapkan Gillin dan
Gillin dalam (Maryati dan Suryawati 2012: 72) mengatakan bahwa ada, Dua
macam proses sosial yang dihasilkan oleh adanya interaksi sosial adalah proses
asosiatif dan proses disosiatif. Dalam interaksi sosial, tiap-tiap individu atau
kelompok memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Sebagian orang
menciptakan wadah yang digunakan dalam melakukan interaksi tersebut,
sehingga dibentuklah kelompok-kelompok sosial.
Organisasi merupakan bentuk dari kelompok sosial yang dibentuk dalam
rangka memfasilitasi individu atau kelompok dalam berserikat, berkumpul,
serta mengeluarkan pendapat. Menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1954 perubahan kedua tahun 2000 BAB XA tentang
1
2
Hak Asasi Manusia pasal 28 E ayat (3) disebutkan bahwa tiap-tiap warga
negara diberikan kebebasan dalam melakukan interaksi sosial dalam wujud
berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat, hal inilah merupakan
bentuk hak yang diberikan kepada warga negara serta jaminan dalam
membentuk suatu perkumpulan, kelompok sosial, atau bahkan organisasi.
Menurut Gebson (Hermino, 2013: 33), organisasi adalah sebagai wadah
yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak
dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Ada berbagai macam atau
jenis organisasi yang terdapat di Indonesia saat ini. Dilihat dari bidang yang
digelutinya, ada organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, budaya,
politik, lingkungan, pendidikan, keagamaan, militer dan lain sebagainya.
Sementara jika dilihat dari status anggota yang ada dalam organisasi tersebut,
ada organisasi kepemudaan, kemahasiswaan, buruh, tani, nelayan, karyawan
dan lain sebagainya. Setiap organisasi yang dibentuk tentunya memiliki tujuan
tersendiri dalam rangka melengkapi kebutuhan manusia yang kompleks sesuai
dengan bidangnya.
Dalam organisasi ekonomi misalnya, yang dibentuk dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia pada aktivitas produksi, distribusi, dan
konsumsi, sedangkan organisasi militer sengaja dibuat untuk sistem keamanan
suatu negara. Begitu pula dengan adanya organisasi politik, pendidikan, dan
organisasi lainnya, semuanya sengaja dibentuk dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan tujuan bersama. Setiap organisasi sosial yang ada di masyarakat
memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan sosial sehingga akan
3
mempengaruhi kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, bahkan dapat
menciptakan perubahan secara signifikan bagi kehidupan masyarakat. Secara
umum, diantara beberapa bentuk organisasi yang disebutkan diatas, organisasi
kemahasiswaan merupakan organisasi yang cukup menarik untuk diamati
karena memiliki peranan dan pengaruh yang besar bagi keadaan sosial di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di Indonesia sendiri, organisasi mahasiswa memiliki peranan penting
dalam menciptakan transisi pemerintahan yang terjadi pada tahun 1998, pada
saat itu pergerakan mahasiswa yang tergabung dalam aksi demonstrasi berhasil
menciptakan perubahan besar dalam sejarah Negara sehingga terjadi peralihan
sistem dari orde baru menuju tahap reformasi. Organisasi kemahasiswaan
merupakan organisasi yang cukup menarik untuk dibahas, karena mahasiswa
merupakan kaum intelektual, generasi kritis dan memiliki profesionalisme.
Organisasi kemahasiswaan sendiri berperan dalam memudahkan
mahasiswa untuk mengadakan aktifitas dan pengembangan diri serta
pendalaman keilmuan mahasiswa di kampus sesuai dengan apa yang di
sampaikan oleh Sudarman, (2004: 34-35) mengatakan bahwa, Organisasi
kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakuler
mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran,
keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa
dituntut untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain serta tidak
mengaklusifkan diri, sejalan dengan apa yang di sampaikan Soekanto dalam
(Irfani 2012: 43) Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang
4
berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan di dalam masyarakat sebagai kunci kehidupan sosial. Dalam
partisipasi atau keikutsertaan di lingkungan organisasi, mahasiswa tentunya
harus saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lain sehingga terjalin
kordinasi dan komunikasi yang baik pula diantara para anggotanya. Secara
umum organisasi kampus terbagi menjadi dua organisasi yakni ekstra dan intra
kampus, adapun organisasi ekstra kampus adalah organisasi yang berada di
luar birokrasi kampus, organisasi ini berperan sebagai organisasi kader
sedangkan wilayah geraknya cenderung menasional dan memiliki misi dan visi
sesuai dangan tujuan organisasi, sedangkan organisasi intra kampus adalah
organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan
pergurunan tinggi, dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari
pengelola perguruan tinggi atau kementerian dan lembaga. Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi
Muhammadiyah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah dan memiliki
sejarah yang erat kaitannya dengan organisasi intra kampus.
Berdasarkan pedoman pimpinan pusat (PP) Muhammadiyah tentang
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) BAB X pasal 28 Tentang
Mahasiswa, Organisasi kemahasiswaan, dan Alumni. Pada ayat ke-2
disebutkan bahwa Organisasi PTM terdiri atas Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM), Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun dengan
banyaknya organisasi tersebut, maka banyak perbedaan pemikiran antara satu
5
organisasi dengan organisasi lainnya, yang berpotensi pertikaian apabila
interaksi dan komunikasi sosial tidak dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut
berdampak langsung pada masing-masing anggota organisasi tersebut.
IMM merupakan ortom dari muhammadiyah yang didirikan pada tanggal
14 Maret 1964 M, dengan tujuan mengusahakan terbentuknya akademisi islam
dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. Kehadiran IMM di Unismuh
Makassar merupakan suatu kewajiaban demi menyokong tercapainya tujuan
Muhammadiyah. Interaksi antar anggotanya hanya dalam lingkup komisariat
atau setingkat fakultas. Proses penyatuan interaksi kader IMM dalam lingkup
Unismuh Makassar terlaksana ketika koordinator komisariat yang
melaksanakan suatu kegiatan.
UKM adalah lembaga kemahasiswaan tempat berhimpunnya para
mahasiswa yang memiliki kesamaan minat, kegemaran, kreativitas, dan
orientasi aktivitas penyaluran kegiatan ekstrakulikuler di dalam kampus. UKM
merupakan organisasi kemahasiswaan yang mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler kemahasiswaan
yang bersifat penalaran, minat dan kegemaran, kesejahteraan, dan minat khusus
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kedudukan lembaga ini berada
pada wilayah universitas yang secara aktif mengembangkan sistem pengelolaan
organisasi secara mandiri.
BEM adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga
eksekutif di tingkat pendidikan tinggi yang dipimpin oleh seorang Presiden
Mahasiswa. Dalam melaksanakan program-programnya, umumnya BEM
6
memiliki beberapa kementerian dan departemen atau bidang. Akan tetapi di
Unismuh Makassar presiden mahasiswa (Presma) sudah fakum selama 4 tahun.
Organisasi tersebut memiliki kerjasama yang baik. Organisasi tersebut
bekerjasama untuk mengawal segala bentuk kebijakan pimpinan kampus dan
berlomba-lomba menjadi yang terbaik dalam mengembangkan intelektual
mahasiswa dengan adanya kajian-kajian setiap organisasi. Ketiga organisasi itu
berjuang mengharumkan Unismuh Makassar baik skala nasional maupun
internasional.
Proses interaksi ketiga organisasi itu tidak selamanya berjalan dengan
baik. Di dalam Organisasi sering terjadi perbedaan pendapat, terutama ketika
manusia berinteraksi dengan pihak lain diluar pribadi manusia itu sendiri.
Perbedaan pendapat umumnya dipicu oleh perbedaan-perbedaan dasar
pemikiran dalam menyikapi suatu hal. Dasar-dasar pemikiran tersebut meliputi
sudut pandang, pola analisis objek, paradigrna hidup, pandangan hidup dan
berbagai hal yang digunakan sebagai indikator seseorang dalam menilai suatu
hal. Inilah salah satu pemicu masalah dalam suatu organisasi, sehingga dapat
menyebabkan konflik antar organisasi.
Semua organisasi berlomba-lomba mendorong anggotanya untuk mengisi
posisi tertinggi dalam suatu organisasi intra kampus unismuh makassar.
Sehingga memunculkan persaingan yang serius diantara organisasi tersebut
yang akan berujung pada konflik. Pimpinan kampus mengeluarkan kebijakan
bahwa persyaratan untuk menjadi ketua harus kader IMM yang sudah
mengikuti darul arqam madya (DAM), sehingga memunculkan polemik
7
diantara organisasi terutama UKM dan BEM. Hal itulah yang membuat
renggangnya interaksi diantara organisasi.
Kader merupakan regenerasi dalam organisasi, ketiga organisasi tersebut
berlomba-lomba merekrut kader baru, sehingga adanya saling mengklaim
kader, misalnya mahasiswa baru sudah dikader di IMM, dikader pula di UKM,
begitupula di BEM sehingga menimbulkan pengklaiman kader yang
menyebabkan renggangnya interaksi diantara organisasi.
Di samping itu banyaknya organisasi tak luput pula dari permasalahan atau
sentimen-sentimen yang ada antara organisasi. Kebanyakan ini terjadi antara
kader-kader oraganisasi satu dengan yang lainnya, karena keegoisan kader itu
sendiri yang menganggap organisasi mereka lebih baik dengan organisasi lain.
Dan disitulah terjadi perang dingin antar organisasi yang kurangnya interaksi di
antara sesama kader organisasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian di kampus Unismuh Makassar dengan judul
"Disparitas Sosial Antara Anggota Organisasi Mahasiswa Intra Kampus
Di Universitas Muhammadiyah Makassar".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok masalah
dalam pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana disparitas sosial antara anggota organisasi mahasiswa intra Kampus
di Unismuh Makassar?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Interaksi sosial antara
anggota organisasi mahasiswa intra Kampus di Unismuh Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan secara umum memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis karya ilimiah ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan atau acuan untuk penelitian empiris lebih lanjut mengenai
persoalan yang berhubungan dengan kajian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan penulis untuk
berfikir secara kritis guna melatih kemampuan, memahami dan
menganalisis masalah-masalah komunikasi sosial.
b. Bagi Organisasi
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pembinaan
organisasi.
c. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengalaman, wawasan dalam mengembangkan
keilmuan bagi dunia berorganisasi serta kemampuan upaya
peningkatan studi.
d. Bagi Universitas
9
Dapat menambah referensi yang berhubungan dengan penelitian
organisasi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Interaksi Sosial
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, kenyataan tersebut
menyebabkan manusia tidak akan dapat hidup normal tanpa kehadiran
manusia yang lain. Hubungan tersebut dapat digolongkan sebagai interaksi
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang berkaitan dengan orang-perorangan, kelompok-
perkelompok, maupun perorangan terhadap perkelompok ataupun
sebaliknya, Muslim dalam (Abdullah, 2013: 485). Interaksi sosial yaitu
hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok, Muslim dalam (Soekanto,
2013: 485).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian interaksi sosial
yaitu hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain,
baik secara individu maupun dengan kelompok.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan,
dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Pertikaian
mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian
tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang
dinamakan akomodasi.
10
11
Menurut Philipus dan Aini (2006: 63) bahwa bentuk-bentuk interaksi
sosial antara lain sebagai berikut:
a. Proses Asosiatif
1) Kerjasama
Munurut Santoso (2004:22) kerjasama adalah sebuah proses
dimana terjadi sebuah kesadaran adanya kepentingan dan tujuan
yang sama, didalamnya yang kemudian melakukan sebuah
tindakan guna memenuhi kebutuhannya tersebut. Dalam bentuk
kerjasama ada kesediaan dari anggota kelompok untuk mengganti
kegiatan anggota kelompok lainnya karena kegiatan yang
dilaksanakan saling bergantung dengan kegiatan yang lain dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan bersama dalam organisasi.
Suatu usaha yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Bentuk-bentuk kerjasama yaitu kerukunan yang mencakup gotong-
royong dan tolong menolong, Bargaining yaitu pelaksaan
perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara
dua organisasi atau lebih, kooptasi (cooptation) yaitu suatu proses
penerimaan unsur-unsur dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi
bersangkutan, koalisi (coalition) yakni kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sarna,
12
Joint venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek proyek
tertentu, misalnya pengoboran minyak, dan lain-lain.
2) Akomodasi
Munurut Santoso (2004:69) akomodasi merupakan sebuah
bentuk usaha untuk mengurangi pertentangan antara orang
perorangan atau antar kelompok-kelompok di dalam masyarakat
akibat perbedaan paham atau pandangan. Mencegah timbulnya
suatu pertentangan untuk sementara waktu atau temporer dalam
organisasi.
Akomodasi menunjukan pada dua arti yaitu yang menunjuk
pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses. Akomodasi
yang menunjukan suatu keadaan, berarti adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara individu atau kelompok-
kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma- norma sosial
dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjukan pada usaha-
usaha manusia untuk menyelesaikan suatu pertentangan, yaitu
usaha-usaha untuk mencapai suatu kestabilan. Akomodasi
sebenarnya suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehinga pihak lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Adapun tujuan dari akomodasi yaitu untuk
mengurangi pertentangan antara individu atau kelompok-kelompok
sebagai akibat dari perbedaan paham, mencegah meledaknya suatu
13
pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer, untuk
memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok-kelompok
sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial
psikologis dan kebudayaan seperti dalam masyarakat yang
mengenal sistem kasta, mengusahakan peleburan antara kelompok-
kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campur
atau asimilasi dalam arti luas.
3) Asimilasi
Munurut Santoso (2004:81) asimilasi merupakan suatu proses
sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-
usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental
dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan
bersama dakam organisasi.
b. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut dengan oppositional process.
Oposisi atau proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga
bentuk yaitu persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan
melalui bidang kehidupan yang menjadi perhatian umum, kontroversi
adalah Satu proses yang berada antara persaingan dan pertentangan
atau pertikaian, Pertentangan terjadi karena menyadari adanya
14
perbedaan-perbedaan tertentu antara suatu kelompok masyarakat
dengan kelompok masyarakat yang lain.
1) Persaingan
Munurut Santoso (2004:87) Persaingan merupakan suatu
proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa jadi pusat perhatian umum dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa
mempergunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan dalam hal ini
meliputi berbagai hal yaitu persaingan ekonomi, budaya,
kedudukan atau peran, dan juga kesukuan/ras. Adapun fungsi dari
persaingan salah satunya adalah untuk menyalurkan sebuah
keinginan individu yang bersifat kompetitif dalam masyarakat,
yang kemudian secara output dengan adanya persaingan timbul
sebuah perubahan sosial dimana akan merujuk pada sebuah
kemajuan masyarakat.
2) Kontravensi (contravention)
Munurut Santoso (2004:90) Kontravensi yaitu bentuk
proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi
terhadap orangorang lain atau terhadap orang-orang lain atau
terhadap unsurunsur kebudayaan golongan tertentu. Kontravensi ini
identik dengan sebuah perbuatan penolakan dan perlawanan yang
15
memungkinkan terjadinya sebuah penghasutan untuk menjatuhkan
lawan-lawanya. Menurut von Wiese dan Backer dalam (Soekanto,
2005:88) terdapat tiga tipe umum dalam kontravensi, yaitu
kontravensi parlementer, kontravensi yang menyangkut seks dan
kontravensi generasi masyarakat.
3) Pertentangan (Conflict)
Menurut Muchlas (2005;449) Pertentangan atau pertikain
yaitu suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha
memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menantang pihak
lawan dengan sebuah acmanan atau kekerasan. Di dalam diri
seseorang biasanya terdapat sejumlah kebutuhan dan peran yang
saling berkompetisi, berbagai macam cara untuk mengekspresikan
usaha dan peran, berbagai macam halangan yang terjadi antara usaha
dan tujuan, dan juga adanya aspek-aspek positif dan negatif yang
terkait dengan tujuan yang diinginkan.
Secara umum terjadinya pertentangan dikarenakan adanya
sebuah perbedaan yang sangat mencolok, mulai dari perbedaan
individu, kepentingan hingga perbedaan sosial. Konflik dalam
kelompok pun sering disebabkan oleh tidak sesuainya tujuan,
perbedaan-perbedaan imterpretasi dari berbagai fakta, ketidasetujuan
yang didasarkan pada bermacam ekspetasi perilaku. Pertentangan
dalam hal ini tidak serta merta bersifat negatif, namun juga bersifat
positif. Dalam hal ini dijelaskan mengenai akibat-akibat dari bentuk
16
pertentangan yaitu yang bersifat positif adalah terjadi sebuah
solidaritas dalam suatu kelompok dan kemudian memungkinkan
terjadinya perubahan kepribadian, sedangkan yang bersifat negatif
adalah goyah atau retaknya kesatuan sosial masyarakat yang
memungkinkan terjadinya perpecahan atau disorganisasi. kelompok
dan kemudian memungkinkan terjadinya perubahan kepribadian,
sedangkan yang bersifat negatif adalah goyah atau retaknya kesatuan
sosial masyarakat yang memungkinkan terjadinya perpecahan atau
disorganisasi.
Masalah sosial tidak muncul secara alami, namum masalah
sosial ada karena social creation, yang tercipta sebagai hasil dari
pemikiran manusia dalam kebudayaan yang dimiliki oleh manusia
itu sendiri yang terwujud dari peranan-perenannya yang terwujud
karena interaksi sosial dalam suatu arena tertentu. Perwujudan
interaksi sosial tidak hanya bersifat positif saja, melainkan juga
bersifat negatif berupa masalah-masalah sosial. Bentuk interaksi
sosial yang bersifat disasosiatif merupakan bagian di dalamnya yang
pembahasannya adalah, dimana setiap kerangka perubahan yang
terjadi pasti terdapat proses yang kadang kala dimulai dengan adanya
benturan-benturan satu sama lain, yang mana kondisi ini dapat
berupa kontravensi bahkan pertentangan.
Secara umum hal tersebut sangat wajar karena untuk
membentuk sebuah keseimbangan atau equibilirium. Proses interaksi
17
disasositif ini juga menjadi tinjauan konsep dalam menganalisis
interaksi sosial Himpunan Mahasiswa Lampung yang berada di
Yogyakarta dimana proses yang terjadi di dalamnya juga terdapat
unsur yang bersifat pro kontra diantara anggotanya, serta perbedaan
pendapat bahkan pertentangan turut menjadi bentuk interaksinya.
3. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial di masyarakat dapat terjadi karena ada
faktor pendorong terjadinya interaksi sosial. Menurut Mardianto (2007,
70-72) ada beberapa faktor pendorong dalam interaksi sosial yaitu:
a. Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi dilakukan
dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara atau tingkah
laku.
b. Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap
yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Contohnya nasehat
orangtua.
c. Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Contohnya seorang anak yang
mengidolakan ayahnya.
d. Empati
18
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi
kejiwaan seseorang.
4. Syarat-syarat Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara
individu dengan kelompok. Menurut Soekanto, (2012: 58). Suatu interaksi
sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi beberapa syarat,
yaitu:
a. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa Inggrisnya contact, dari bahasa latin
con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya
menyentuh. Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh. Kontak sosial
ini tidak selah. Melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang
dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya
menggunakan Handphone (HP), telepon dan sebagainya. Kontak
sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1) Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negatif. Kalau kontak
sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah
pada suatu pertentangan atau konflik berarti negatif.
2) Kontak sosial dapat bersifat primer dan bersifat sekunder.
Kontak sosial primer terjadi apabila peserta interaksi bertemu
muka secara langsung. Misalnya kontak antara guru dengan
murid. Kalau kontak sekunder terjadi apabila interaksi
19
berlangsung melalui perantara. Misal percakapan melalui
telepon, Handphone (HP), dan sebagainya.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari
satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa unsur pokok dalam komunikasi yaitu:
1) Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau
pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
2) Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi
pesan, pikiran, informasi.
3) Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan
4) Media yaitu alat untuk menyampaikan pesan.
5) Efek atau feedback yaitu tanggapan atau perubahan yang
diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari
komunikator, soekanto, (2012: 58). Jadi pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan dengan nonverbal yaitu menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala.
20
B. Organisasi Intra Kampus
1. Organisasi
Organisasi merupakan elemen yang sama diperlukan didalam
kehidupan manusia. Organisasi membantu manusia melaksanakan hal-hal
atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik secara
individu. Disamping itu, dapat dikatakan lagi bahwa organisasi-organisasi
membantu masyarakat demi kelangsungan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan.
Menurut Argyris dalam Winardi, (2003 : 2) menerangkan bahwa
organisasi biasanya dibentuk orang guna mencapai sasaran-sasaran yang
dapat dicapai terbaik secara kolektif. Suatu organisasi dibentuk untuk
mencapai suatu tujuan tertentu oleh karenanya keberhasilan suatu
organisasi ditunjukan oleh kemampuannya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
sangat ditentukan oleh kinerja organisasi yang sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal maupun internal organisasi.
Menurut Duha (2016:181) organisasi adalah sekelompok orang yang
memiliki saling kebergantungan satu dengan yang lainnya, yang secara
bersama-sama memfokuskan usaha mereka untuk mencapai tujuan
tertentu, atau menyelesaikan tugas tertentu. Organisasi dicirikan oleh
perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Mereka
mengupayakan pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran, yang dapat
21
dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Hal itu melalui tindakan-
tindakan individu-individu serta kelompok-kelompok secara terpadu.
Sebuah organisasi memiliki sebuah batas yang relatif dapat di
identifikasi.Adapun batas tersebut dapat berubah dengan berlangsungnnya
waktu. Batas itupun tidak senantiasa jelas, tetapi perIu terdapat adanya
sebuah batas yang dapat diidentifikasi, guna dapat membedakan anggota
organisasi tersebut, dengan bukan anggota.
Menurut Fattah, (2004: 82) elemen inti suatu organisasi adalah
manusia yang berinteraksi. Interaksi yang demikian merupakan kondisi
yang diperlukan sekaligus kondisi cukup, guna menetapkan eksistensi
organisasi yang ada. Kunci bagi organisasi yang berhasil adalah upaya
bersama yang memuaskan sarana-sarana pribadi yang bersifat keserasian,
ada kemungkinan bahwa sarana-sarana pribadi mungkin sangat atau agak
atau bersifat netral bertentangan dengan sarana-sarana ke organisasian.
Tapi kebanyakan anggota organisasi, hubungan yang diinginkan adalah
bahwa sarana-sarana pribadi mereka sesuai dengan sarana-sarana
keorganisasian. Keharusan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
yang mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai dalam organisasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila sarana-sarana
keorganisasian tercapai.
22
2. Dasar Pembentukan Organisasi
Manusia memiliki banyak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat di
klasifikasikan menjadi kebutuhan fisik yang bersifat jasmani, kebutuhan
yang bersifat rohani atau psikologis, dan kebutuhan yang bersifat sosial.
Kebutuhan yang bersifat jasmani dan fisik berupa makanan dan
minuman, pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan primer manusia. Sedangkan kebutuhan yang bersifat rohani
atau psikologis berupa kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, kasih
sayang, perhatian, kehormatan, dan rasa aman. Adapun kebutuhan yang
bersifat sosial meliput kebutuhan untuk berserikat dan berkelompok,
kebutuhan untuk bekerja sama, kebutuhan untuk mendapatkan kebutuhan
persahabatan.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terhitung banyak
tersebut manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Manusia
membutuhkan orang lain atau pihak lain. Kebutuhan dengan pihak lain
terwujud dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
Menurut Sucipto dan Siswanto (2008: 62) dasar pembentukan
organisasi sebagai hal-hal berikut:
a. Memiliki tujuan yang jelas
Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas berarti memiliki arah yang
jelas. Tujuan tersebut menentukan adanya keteraturan dalam gerak
langkah organisasi jika organisasi tidak memiliki arah yang jelas akan
menimbulkan masalah organisasi yang akan mendatang.
23
b. Terdapat pendelegasian tugas dan wewenang
Pendelegasian memiliki pendapat antara lain: pertama, pimpinan dapat
lebih memiliki fokus pada masalah kebijakan, rencana strategis dan
pengembangan organisasi. Kedua, bawahan memiliki rasa percaya diri
dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaannya. Ketiga, tingkat
ketergantungan bawahan terhadap pimpinan berkurang.
c. Memiliki satu kesatuan komando
Organisasi yang baik menyaratkan adanya satu kesatuan komando.
Kesatuan komando diperlukan guna meminimalkan kebingungan dan
konflik bawahan. Tiap pekerjaan dideskripsikan dengan jelas agar
tidak tumpang tindah sehingga teratur dan terencana dengan baik.
d. Memiliki struktur yang mendorong kreativitas karyawan
Era globalisasi mendorong kecepatan dalam merespon perubahan dan
pasar. Kecepatan karyawan dalam merespon perubahan tersebut
tergantung dari kreativitas karyawan. Dalam pendekatan teori
organisasi, struktur organisasi dapat mendukung terciptanya
kreativitas karyawan dan bawahan.
e. Ada pembagian tugas yang jelas
Organisasi yang baik juga memperhatikan pembagian tugas yang
jelas. Pembagian tugas memiliki implikasi pada adanya keteraturan
dan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan.
Struktur sebuah organisasi terbentuk berdasarkan komponen
komponen yang terdapat di dalam organisasi tersebut sebagai contoh
24
sebuah organisasi yang terdapat di dalam sekolah misalkan, Struktur
organisasi di dalam sekolah tersebut akan terbentuk dari atas sebagai
pemimpin tertinggi yaitu Kepala Sekolah hingga sampai staff-staff
yang ada di paling bawah pada setiap departemen yang membentuk
sebuah visi dari organisasi sekolah tadi sehingga demikian struktur
organisasi akan memiliki bagan yang berbeda-beda sesuai komponen
yang membentuk organisasi tersebut dan sangat dipengaruhi oleh visi
dan bentuk organisasi tersebut.
3. Tujuan Organisasi
Secara sistematik maka keseluruhan kegiatan orgamsasi harus
berorientasi pada tujuan. Ini berarti bahwa tujuan organisasi mesti
dijadikan pedoman untuk dalam pembagian kerja, penentuan bahan tugas,
banyaknya tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu harus dipertimbangkan dengan berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, keseluruhan pekerjaan pengelolaan
dan operasional harus diatur dan direncanakan berdasarkan strategi untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan dengan cara efektif dan efisien.
Sucipto dan Siswanto (2008: 62) prinsip kerja yang menggunakan
tujuan sebagai pedoman lazimnya disebut management By Objective
(MBO). MBO merupakan penetapan prosedur formal atau semi formal,
yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan oleh kegiatan
(Iangkah), sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan.
25
Begitu pentingnya kedudukan tujuan dalam penyusunan organisasi,
maka tujuan organisasi perlu terlebih dahulu dirumuskan secara jelas,
tertulis, dan kemudian dikomunikasikan secara baik sehingga tujuan bisa
dipahami secara benar-benar oleh para anggota organisasi.
Bila management by objective bisa dilaksanakan secara baik, maka
masing-masing anggota organisasi walaupun berbeda dalam dalam
kedudukan atau fungsinya, walaupun berbeda dalam waktu bekerjanya,
namun semuanya sebagai anggota sistem. Gerak langkahnya terarah pada
pencapaian tujuan organisasi dan didalamnya harus mempunyai tujuan
yang jelas, untuk membangun dan menghasilkan sesuatu pencapaian yang
lebih baik, yang sesuai dengan keinginan secara bersama-sama. Oleh
sebab itu, organisasi perIu menyediakan bagi bakat tersebut, sumber daya
sesuai dengan kemampuannya.
4. Budaya Organisasi
Budaya mengandung pengertian yang lebih luas. Bangsa-bangsa
dunia mempunyai budaya sendiri yang menjadi budaya nasional dalam
suatu negara mungkin terdapat berbagai suku yang mempunyai budaya
tersendiri, sebagai sub kultur berdasarkan kesukaan atau kewilayahan.
Menurut Linton Ihromi, (2006: 18) seluruh cara kehidupan dari
masyarakat yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara
hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau
lebih diinginkan.
26
Demikian pula setiap organisasi dapat mempunyai budaya sendiri
yang berbeda dengan organisasi lain inilah yang disebut dengan budaya
organisasi. Dengan demikian budaya organisasi adalah budaya yang
diterapkan pada lingkup organisasi tertentu.
Lain halnya yang dikatakan oleh Wulantika, (2011: 209) budaya
merupakan pengendali sosial dan pengatur jalannya organisasi atas dasar
nilai dan keyakinan yang dianut bersama, sehingga menjadi norma kerja
kelompok, dan secara operasional disebut budaya kerja karena merupakan
pedoman dan arah perilaku kerja karyawan.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan,
norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti
tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan,
norma-norma, dan nilai-nilai tersebut menjadi pegangan semua sumber
daya manusia dalam organisasi dalam melaksanaka kinerjaanya. Tapi
pada hakikatnya, budaya organisasi itu adalah budaya yang menjadi
acuan yang melakukan interaksi.
5. Organisasi Kampus
Organisasi intra kampus adalah organisasi mahasiswa yang
memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan mendapat
pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Bentuknya dapat
berupa Badan Legislatif Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Senat
Mahasiswa, Himpunan Mahasiwa Jurusan, dan Para Ketua Tingkat.
27
Berbeda halnya diperguruan tinggi Muhammadiyah, Berdasarkan
pedoman PP Muhammadiyah tentang PTM BAB X pasal 28 Tentang
Mahasiswa, Organisasi kemahasiswaan, dan Alumni. Pada ayat ke-2
disebutkan bahwa “Organisasi PTM terdiri atas IMM, Dewan Perwakilan
Mahasiswa, BEM dan UKM.
C. Kajian Teori
1. Teori Struktural Fungsional
Teori ini menekankan keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya antara
lain fungsi, difungsi, fungsi laten, fungsi manifes dan keseimbangan
(equalibrium). Menurut teori ini, masyarakat merupakan suatu sistem sosial
yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling menyatu
dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan
membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, Ritzer dalam (Wirawan,
2012: 42).
Menurut Lawer dalam (Wirawan, 2012: 43), teori ini mendasarkan pada
tujuh asumsi yaitu:
a. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri
atas bagian-bagian yang saling berinteraksi.
b. Hubungan yang ada bersifat satu arah atau hubungan yang bersifat timbal
balik.
c. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis.
28
d. Integrasi yang sempurna didalam masyarakat tidak ada, sehingga
dimasyarakat senantiasa timbul ketegangan-keteganan dan
penyimpanagan-penyimpangan.
e. Perubahan-perubahan akan berjalan secara gradual dan perlahan-lahan
sebagai proses adaptasi.
f. Perubahan-perubahan hasil penyesuaian dari luar tumbuh oleh adanya
diferensiasi dan inovasi.
g. Sistem diintegarasikan lewat pemilikan nilai-nilai yang sama.
Teori struktural fungsional melihat masyarakat sebagai suatu sistem
yang memiliki struktur yang terdiri lembaga. Masing-masing lembaga
memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi dengan kompleksitas
yang bebeda-beda ada pada setiap masyarakat, baik masyarakat modern
maupun masyarakat primitif. Misalnya lembaga sekolah memiliki fungsi
mewariskan nilai-nilai yang ada pada generasi yang baru. Semua lembaga
akan saling berinteraksi dan saling menyesuaikan yang mengarah pada
keseimbangan. Bila terjadi penyimpangan dari suatu lembaga masyarakat
maka lembaga yang lainnya akan membantu dengan mengambil langkah
penyeuaian.
Stuktural fungsional dalam pandangan Parson dalam (Wirawan, 2012:
53) dapat dijelaskan dalam teori AGIL. Asumsi teori ini yaitu :
a. Adaptasi : sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari
luar, ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan
lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.
29
b. Pencapaian tujuan : sistem harus mendefinisikan dan mencapai
tujuantujuan utamanya.
c. Integrasi : sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya. Itu pun harus mengatur hubun
d. gan antar ketiga imperatif fungsional tersebut (A,G,L).
e. Latensi (pemeliharaan pola). Sistem harus melengkapi, memelihara, dan
memperbaharui motivasi individu dan pola-pola budaya yang
menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.
2. Teori Konflik
Teori konflik merupakan salah satu teori dalam paradigma fakta
sosial. Para penganut teori konflik menunjukkan persepsi yang berbeda
dengan kalangan fungsionalis dalam memahami masyarakat. Teori konflik
melihat masyarakat sebagai arena dimana satu kelompok dengan yang lain
saling bertarung untuk memperebutkan (power) dan mengontrol dan bahkan
melakukan penekanan bagi saingan-saingan mereka. Menurut Alison dan
Wallace teori konflik memiliki tiga asumsi utama, dimana satu dengan yang
lainnya saling berhubungan (Wirawan, 2012 : 61).
a. Teori konflik menegaskan, bahwa manusia memiliki kepentingan-
kepentingan yang asasi dan mereka berusaha untuk merealisasikan
kepentingan itu.
b. Menunjukkan (power) (kekuasan) bukanlah sekadar barang langka dan
terbagi secara tidak merata, sehingga merupakan sumber konflik.
30
c. Idiologi dan nilai-nilai dipandangnya sebagai senjata yang digunakan
oleh berbagai kelompok yang berbeda untuk meraih tujuan dan
kepentingan mereka masing-masing.
Teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf bahwa
masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada
kekuasaan (dominasi satu pihak atas pihak lainatas dasar paksaan) atau
wewenang (dominasi yang diterima dan diakui oleh pihak yang didominasi)
yang dinamakan (Imperatively coordinated associations) (asosiasi yang
dikoordinasi secara paksa) karena kepentingan kedua pihak dalam asosiasi-
asosiasi tersebut berbeda. Pihak penguasa berkepentingan untuk
mempertahankan kekuasaan, sedangkan pihak yang dikuasai berkepentingan
untuk memperoleh kekuasaan yang dapat menyebabkan perubahan sosial.
Dengan demikian, konflik menurut Dahrendorf merupakan sumber
terjadinya perubahan sosial. Pokok pikiran yang terkandung menurut teori
konflik yang dikemukakan oleh Dahrendorf adalah :
a. Setiap masyarakat manusia tunduk pada proses perubahan; perubahan
ada dimana-mana.
b. Disensus dan konflik terdapat dimana-mana.
c. Setiap unsur masyarakat memberikan sumbangan pada disintegrasi dan
perubahan masyarakat.
d. Setiap masyarakat didasarkan pada paksaan beberapa orang anggota
terhadap anggota lain (Rosana, 2015: 219).
31
Berbicara mengenai teori konflik tidak lepas dari Coser dalam
(Wulansari, 2009:184) yang membedakan konflik yang realistis dari yang
tidak realistis. Konflik yang realistis berasal dari kekecewaan terhadap
tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan
kemungkinan keuntungan para partisipan dan yang ditunjuk pada objek
yang dianggap mengecewakan.Sedangkan konflik yang non-realistis,
yakni konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak
dari salah satu pihak.
Menurut paradigma fakta sosial kehidupan masyarakat dapat
dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri. Lepas dari persoalan apakah
individu-individu anggota masyarakat itu suka atau tidak suka, setuju atau
tidak setuju, jika masyarakat dilihat, dari struktur sosialnya tentunya
memiliki seperangkat aturan yang secara analitis merupakan, fakta yang
terpisah dari individu warga masyarakat, akan tetapi dapat mempengaruhi
perilaku kesehariannya. Kehidupan sosial manusia merupakan kenyataan
(Fakta) tersendiri yang tidak mungkin dapat dimengerti berdasarkan ciri-
ciri personal individu semata. Bagi Lewis A. Coser, konflik yang terjadi
didalam masyarakat tidak sematamata menunjukkan fungsi negatifnya
saja, tetapi dapat pula menimbulkan dampak yang positif. Oleh karena itu
konflik itu bisa menguntungkan bagi sistem yang bersangkutan. Bagi
Coser, konflik merupakan salah satu bentuk interaksi dan tak perlu
diingkari keberadaannya.
32
Fungsi positif dari konflik menurut Lewis A.Coser dalam (M.
Poloma, 1994;108) merupakan cara atau alat untuk mempertahankan,
mempersatukan, dan bahkan untuk mempertegas sistem sosial yang ada.
Proposisi yang dikemukakan oleh Lewis Coser yaitu:
a. Kekuatan solidaritas internal dan integrasi kelompok dalam (in group)
akan bertambah tinggi apabila tingkat permusuhan atau suatu konflik
dengan kelompok luar bertambah besar.
b. Integritas yang semakin tinggi dari kelompok yang terlibat dalam
konflik dapat membantu memperkuat batas antar kelompok itu dan
kelompokkelompok lainnya dalam lingkungan itu, khususnya
kelompok yang bermusuhan atau secara potensial dapat menimbulkan
permusuhan.
c. Di dalam kelompok itu ada kemungkinan berkurangnya toleransi akan
perpecahan atau pengatokan, dan semakin tingginya takanan pada
consensus dan konformitas.
d. Para menyimpang dalam kelompok itu tidak lagi ditoleransi, kalau
mereka tidak dapat dibujuk masuk ke jalan yang benar, mereka
kemungkinan diusir atau dimasukan dalam pengawasan yang ketat.
e. Dan sebaliknya, apabila kelompok itu tidak terancam konflik dengan
kelompok luar yang bermusuhan, tekanan yang kuat pada
kekompakan, konformitas, dan komitmen terhadap kelompok itu
kemungkinan sangat berkurang. Ketidaksepakatan internal mungkin
dapat muncul kepermukaan dan dibicarakan, dan para penyimpang
33
mungkin lebih ditoleransi, umumnya individu akan memperoleh
ruang gerak yang lebih besar untuk mengejar kepentingan pribadinya.
Pemikiran lewis Coser tentang suatu hubungan antara
kelompok luar dan dalam ini memang ada sedikit kemiripan dengan
George Simmel seperti proporsi simel yang menggambarkan tentang
fungsi positif konflik eksternal bagi kelompok internal sebagi berikut:
“Conflict with pther group constributes to establishment and
reaffirmation of the identy of the group and maintains its boundaries
against the surrounding social world” (Coser,1964:38) Seperti yang
pernah di ungkapkan oleh Coser bahwa Fungsi konflik eksternal
untuk memperkuat kekompakan internal dan meningkatkan moral
kelompok sedemikian pentingnya, sehingga pemimpin kelompok
dapat berusaha memancing antagonisme dengan kelompok luar atau
menciptakan musuh dengan orang luar supaya mempertahankan atau
meningkatkan solidaritas internal.
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan pedoman PP Muhammadiyah tentang PTM BAB X pasal 28
Tentang Mahasiswa, Organisasi kemahasiswaan, dan Alumni. Pada ayat ke-2
disebutkan bahwa “Organisasi PTM terdiri atas), Dewan Perwakilan
Mahasiswa, BEM dan UKM.
Banyaknya organisasi tak luput pula dari permasalahan atau sentimen-
sentimen yang ada antara organisasi. Kebanyakan ini terjadi antara kader-
kader oraganisasi yang satu dengan yang lainnya, karena keegoisan kader itu
34
sendiri yang menganggap organisasi mereka lebih baik dengan organisasi
lain.
Peneliti menggunakan teori struktural fungsional dan teori konflik untuk
menganalisis interaksi sosial. Dalam interaksi sosial antar organisasi selalu
ditemukan yang namanya kerjasama dan persaingan. Kerjasama yang
dimaksud adalah mengawal kebijakan birokrat kampus dan membuat kegiatan
di kampus sedangkan persaingan yang dimaksud adalah merekrut anggota
baru dan pemilihan umum di kampus.
Gambar 2.1 Kerangka pikir
Organisasi Intra Kampus
Interaksi antara anggota
organisasi
Mengawal kebijakan
birokrat kampus
Merekrut anggota
baru
Pemilihan ketua
organisasi di kampus
Asosiatif
Disosiatif
35
E. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Lutfia Taqwa Ginanjar dengan judul “Interaksi Social Antara Organisasi
Ekstra Kampus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Study Kasus di HMI
dan PMII Cabang Ciputat). Hasil penelitiannya adalah bahwa organisasi
ekstra yang memiliki idiologi yang berbeda yang membuat mereka ingin
selalu bersaing untuk mendapatkan kedudukan atau tempat yakni
kekuasaan di dalam Badan Eksekutif Jurusan, Fakultas, dan Universitas.
Sebagian pula mementingkan kepentingan kelompok serta kepentingan
pribadi demi eksistensinya, dikarenakan adu gengsi dengan kelompok lain
apabila memiliki eksistensitas yang kuat, maka organisasi tidak boleh
dipisahkan dalam kehidupan mahasiswa, karena berorganisasi dapat
belajar membagi wewenang dalam diri seseorang ataupun organisasinya.
2. Maulisa Sudrajat dengan judul “Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga
Kemahasiswaan Nasional POS Keadilan Peduli Umat (PKPU). Hasil
penelitiannya bahwa pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh
lembaga kemahasiswaan Nasional PKPU adalah Pola bintang dan pola
rantai: Pola bintang digunakan untuk berkomunikasi secara umum, dimana
atasan bebas berkomunikasi kepada bawahan dan bawahan bebas
berkomunikasi ke atasan tanpa perantara orang lain. Pola ini dapat
berjalan dengan baik karena ada keterbukaan antara atasan dengan
bawahan dan bawahan dengan atasan. Untuk pola rantai dalam lembaga
kemanusiaan Nasional PKPU digunakan untuk memberikan informasi
36
yang bersifat pengumuman dari satu divisi kepada seluruh karyawan yang
harus disampaikan melalui divisi SDM.
3. Defarul Andriansyah dengan judul “Interaksi Sosial Antar Organisasi
Kemahasiswaan (Analisis Terhadap Interaksi Antara BEM, Himasio,
Himakasi, dan Himapol Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Syiah Kuala). Hasil penelitiannya adalah bahwa pola interaksi antar
organisasi kemahasiswaan di fakultas ilmu sosial dan politik universitas
syiah kuala menunjukkan pola interaksi yang tidak berjalan hrmonis
disebabkan oleh ego pribadi atau organisasi serta adanya konflik yang
berkepanjangan yang diwariskan oleh para angkatan terdahulu kepada
penerus-penerus organisasi.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memenuhi fenomena tentang yang dialami subjek peneliti. Deskriptif adalah
berupa kata-kata, dan gambar. Deskriptif yaitu berupa kata-kata, dan gambar.
Penelitian kualitatif deskriptif yang menguraikan fakta tentang interaksi antara
anggota organisasi intra kampus Unismuh Makassar.
Metode deskriptif yaitu metode yang menuturkan dan menafsirkan data
yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, suatu proses
yang sedang berlangsung, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang
nampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya. Tujuan utama
penelitian kualitatif yaitu untuk memahami fenomena atau gejala sosial yang
terjadi di masyarakat.
Emzir, (2011:3) Jenis penelitian kualitatif tipe deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-
angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti prestasi.
Creswell (2017:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif (qualitative
research) yaitu metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna
yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan
37
38
upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-
prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis
data dan menafsirkan makna data. Sehingga peneliti dapat mengeksplorasi dan
mengumpulkan data tentang interaksi antara anggota organisasi intra kampus
Unismuh Makassar.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan studi kasus di
mana dengan studi kasus mencoba mencari arti dari pengalaman dalam
kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat,
pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau
pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian studi kasus yaitu mencari
atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari
pengalaman hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam
yang lama dengan partisipan. Sehingga peneliti dapat mengkaji, memperdalam
peristiwa tentang interaksi sosial antara anggota organisasi intra kampus
Unismuh Makassar.
Menurut Lauterbach (1993) dan Creswel mengatakan bahwa studi kasus
merupakan sebagai upaya menyingkap makna substantif suatu fenomena,
penelitian studi kasus ini berusaha mengartikulasikan “esensi”. Dengan
menggunakan perseptif feminis, fokus penelitian ini adalah pada persepsi
mahasiswa dan pengalaman organisasinya mereka. Perseptif ini mempermudah
usaha menyingkap pengalaman-pengalaman tersebut yang tertutup selama ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi refleksi studi kasus atas
39
data yang ada berdasarkan investigasi eksistensial pada pengalaman para
mahasiswa, dan investigasi atas fenomena tersebut dalam konteks seni kreatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Unismuh Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2020.
C. Fokus Penelitian
Interaksi sosial antara pelaku organisasi mahasiswa intra kampus di
Unismuh Makassar.
D. Informan Penelitian
Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling. Sugiyono (2018:124) menyatakan “Purposive Sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun informan
utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri karena peneliti terlibat
langsung dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus bersama
dengan partisipan atau informan ( locke, Spirduso, dan Silverman, 2007).
Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa organisasi intra
kampus sebanyak 9 orang sebagai informan kunci dengan kriteria sebagai
pengurus aktif dan memiliki jabatan ketua atau sekertaris.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam permasalahan penelitian untuk memperoleh data maka digunakan
adalah sebagai berikut:
40
1. Obsevasi
Menurut Subagyo, (2015: 62) observasi dilakukan sesuai dengan
kebutuhan penelitian mengingat tidak setiap penelitian menggunakan alat
pengumpul data. Observasi memakan waktu yang lebih lama apabila ingin
melihat suatu perubahan dan pengamatan.
Penelitian ini menggunakan observasi langsung yang bersifat
partisipatif ataupun non partisipatif yaitu pengamatan yang melibatkan
peneliti dalam kegiatan yang menjadi penelitian dari organisasi IMM,
BEM dan UKM yang berguna untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang
telah terjadi didalam fenomena, sikap dan perilaku keseharian yang
berkaitan dengan interaksi sosial.
2. Wawancara
Menurut Sukandarrumidi, (2012: 88) wawancara adalah suatu
proses Tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara
fisik bertatap muka. Hal senada juga dikatakan o1eh Sugiyono, (2012:
233) wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon. Dalam kegiatan wawancara dilakukan
sebagai tindak lanjut untuk memperdalam keabsahan data dalam studi
dokumentasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan wawancara merupakan
teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas atau diteliti. Wawancara dilakukan kepada
pengurus organisasi yang telah ditentukan siapa yang ingin diwawancarai.
41
3. Dokumentasi
Menurut Mulyana, (2010: 195) dalam wawancara dapat pula
dilengkapi dengan analisis dokumen seperti otobiografi, catatan harian,
surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita Koran, artikel majalah,
brosur, bulletin dan foto-foto. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data tentang latar belakang Organisasi IMM, UKM dan BEM yang
meliputi struktur organisasi, dan foto-foto setelah wawancara.
F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian, setiap hal temuan harus di cek keabsahannya agar
hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat
dibuktikan keabsahannya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti antara
lain:
1. Trungulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu
fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari
dimensi waktu maupun dari sumber yang lain, (Sugiono, 2012: 241)
Dalam pengecekan data ini, peneliti menggunakan observasi dalam
lapangan yang didukung dengan pengecekan melalui wawancara dan
dokumentasi.
2. Tringulasi teknik
Dalam Sugiono, (2008:127) triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jadi
triangulasi teknik mencari informasi pada orang yang sama atau subjek
yang sama dengan cara atau teknik yang berbeda.
42
3. Triangulasi Waktu
Menurut Sugiono, (2008:127) dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawacara,
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jadi
kondisi mampu mempengaruhi proses pengumpulan data.
G. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menguraikan model analisis
Huberman dan Miles yang disebut sebagai model Interatif. Menurut (Idrus,
2009: 147-151) adapun bentuk dari model interatif, yaitu:
1. Tahap pengumpulan data ini merupakan kegiatan dalam proses analisis
data interaktif berupa kata-kata, fenomena, foto, sikap dan perilaku
keseharian yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi
mereka dengan menggunakan metode kualitatif.
2. Tahap reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data ini berlangsung
secara terus-menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung.
3. Tahap penyajian data sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai
penarikan arti data yang telah ditampilkan.
Dalam pelaksanaannya, data yang diperoleh berasal dari informasi dari
lapangan, dijadikan bentuk uraian, kemudian dikaitkan dengan data yang
43
lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau
sebaliknya sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan
gambaran yang sudah ada.
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Universitas Muhammadiyah Makassar
a. Sejarah Universitas Muhammadiyah Makassar
Unismuh Makassar didirikan pada tanggal 19 Juni 1963 sebagai
cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pendirian Perguruan
Tinggi ini adalah realisasi dari hasil Musyawarah Wilayah
Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-21 di Kabupaten
Bantaeng. Pendirian tersebut didukung oleh Persyarikatan
Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan
dan pengajaran dakwah amar ma’ruf nahi munkar, lewat surat nomor : E-
6/098/1963 tertanggal 22 Jumadil Akhir 1394 H/12 Juli 1963 M.
Kemudian akte pendiriannya dibuat oleh notaries R. Sinojo
Wongsowidjojo berdasarkan akta notaries Nomor : 71 tanggal 19 Juni
1963. Universitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan sebagai
Perguruan Tinggi Swasta terdaftar sejak 1 Oktober 1965.
Unismuh Makassar sebagai PTM mengemban tugas dan peran yang
sangat besar bagi agama, bangsa dan negara, baik di masa sekarang
maupun di masa depan. Selain posisinya sebagai salah satu PTM/PTS di
Kawasan Timur Indonesia yang tergolong besar, juga padanya tertanam
kultur pendidikan yang diwariskan sebagai amal usaha Muhammadiyah.
44
45
Nama Muhammadiyah yang terintegrasi dengan nama makassar
memberikan harapan terpadunya budaya, keilmuan dan nafas keagamaan.
Pada awal berdirinya, Unismuh Makassar membina dua fakultas yakni
fakultas keguruan dan seni jurusan bahasa Indonesia, dan fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan umum (PU), dan
pendidikan sosial (PS) yang dipimpin oleh rektor Dr. H. Sudan. Pada
tahun yang sama (1963) Unismuh Makassar telah berdiri sendiri dan
dipimpin oleh rektor Drs. H. Abdul Watif Masri. Perkembangan
berikutnya Unismuh Makassar pada tahun 1965 membuka fakultas baru
yaitu: fakultas ilmu agama dan dakwah (FIAD), fakultas ekonomi
(Fekon), fakultas sosial politik, fakultas kesejahteraan sosial, dan akademi
pertanian. Selanjutnya tahun 1987 membuka fakultas teknik, tahun 1994
fakultas pertanian, tahun 2002 membuka program pascasarjana, dan tahun
2008 membuka fakultas kedokteran, dan sampai saat ini, Universitas
Muhammadiyah Makassar telah memiliki 7 Fakultas 34 Program Studi
dan Program Pascasarjana yang telah terkareditasi BAN-PT.
Unismuh Makassar pada Tahun 2003 mengalami tahapan transisi
sejarah perkembangan, berupa perubahan formasi kepemimpinan dengan
bergabungnya generasi muda dan generasi tua. Pimpinan dan seluruh
civitas akademika Unismuh Makassar bertekad untuk memelihara hasil
capaian para pendahulu dan mengembangkannya kepada capaian yang
lebih baik, serta berkomitmen:
46
1) memelihara kepercayaan masyarakat
2) mencapai keunggulan dalam kompetisi yang semakin ketat, dan
3) mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan dan pengembangan
diri. Dari ke tiga komitmen tersebut diharapkan dapat mengantar
Unismuh Makassar untuk menjadi Perguruan Tinggi Islam
Terkemuka.
Unismuh Makassar didirikan oleh Pemimpin Wilayah
Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara sebagai hasil karya
Panitia Pendiri yang dibentuk pada Musyawarah Wilayah Sulawesi
Selatan dan Tenggara ke 24 di Kabupaten Watan Soppeng pada tanggal 5
September 1962, dengan
Fakultas Ilmu Penelitian. Pada tahun 1966 - 1967, Unismuh
Makassar memindahkan Pusatnya ke Makassar dengan menempati
gedung Sekolah China yang pada tahun 1966.
Dalam perkembangannya, Unismuh Makassar memulai
pembinaannya dengan dua Fakultas yakni Fakultas Ilmu Pendidikan yang
kurikulumnya mengacu IKIP (sekarang Universitas Negeri Makassar ),
dan Fakultas Agama Islam denagn kurikulum IAIN (sekarang UIN).
Kedua Fakultas tersebut membuka cabang berbagai Kabupaten di
Sulawesi Selatan. Untuk cabang Fakultas Ilmu Pendidikan di Kabupaten
Bone, Bulukumba, Sidrap, Enrekang, dan kotamadya Pare – pare, cabang
Fakultas Tarbiyah di Kabupaten Jeneponto, Sinjai, Enrekang, Maros, dan
47
Pangkep. Di Kotamadya Makassar, membuka Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial dan Politik. Untuk tetap bersaing di pasar kerja Unismuh Makassar
menggunakan tenaga dosen Yayasan dari berbagai Perguruan Tinggi
Negeri. Status mahasiswa adalah pegawai negeri yang sudah bekerja dan
mahasiswa murni.
b. Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Makassar
1) Visi
Ini menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Catur Dharma
PTM di Unismuh Makassar untuk kurun waktu hingga 2024. Dengan
penjelasan sebagai berikut:
(a) Perguruan Tinggi Islam
Dimaknai sebagai amal usaha muhammadiyah yang bergerak
di bidang dakwah dan amar maruf nahi munkar. Dengan demikian
Unismuh Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni senantiasa
berorientasi pada pengembangan nilai-nilai Islam dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
(b) Terpercaya
Sebagai perguruan tinggi yang bernaung dibawah perserikatan
Muhammadiyah, maka Unismuh Makassar selalu berusaha
memelihara citra Muhammadiyah khususnya dibidang pendidikan
48
yaitu menunaikan amanah masyarakat dalam penyelenggaraan
Catur Dharma PTM sehingga Unismuh Makassar menjadi pilihan
utama masyarakat.
(c) Unggul
Pengertian unggul memiliki makna substansif yang bernilai
kompetitif tinggi. Keunggulan Unismuh Makassar akan dibangun
melalui kegiatan- kegiatan akademik yang bersifat substansial yang
dapat dikompetisikan baik dalam ranah nasional maupun
internasional. Keunggulan yang dikembangkan mengarah kepada
enam bidang keunggulan yaitu; (1) Pendidikan,(2) Penelitian,(3)
Pengabdian kepada Masyarakat,(4) Kemahasiswaan,(5)
Kelembagaan, dan (6) Al Islam Kemuhammadiyahan. Masing-
masing bidang didorong untuk memiliki keunggulan spesifik
berupa kemampuan menginplementasikan nilai-nilai Islam ke
dalam seluruh bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya sehingga mempunyai nilai kompetitif yang tinggi.
(d) Mandiri
Kepercayaan masyarakat dan keunggulan diberbagai bidang
merupakan modal utama dalam menggapai kemandirian. Ada dua
kemandirian yang dimaksud yaitu; (1) Unismuh Makassar sebagai
lembaga yang mampu mandiri dalam pengelolaan dan
pengembangan diri, dan (2) mandiri dalam mewujudkan
49
kesejahteraan bagi seluruh civitas akademika, alumni, masyarakat,
bangsa dan negara.
(e) Terkemuka
Visi terkemuka bagi Unismuh Makassar memiliki makna
sebagai cita-cita mulia yang terencana dan terarah untuk (1)
memelihara kepercayaan civitas akademika Unismuh Makassar,
alumni, dan masyarakat luas bahwa Unismuh Makassar adalah
tempat yang tepat untuk: menuntut ilmu, mengembangkan, dan
menyebarluaskannya, sekaligus sebagai tempat mengabdi dan
beribadah kepada Allah SWT. (2) meraih keunggulan dalam proses
pelaksanaan Catur Dharma PTM, dan (3) mewujudkan
kemandiriaan dalam pengelolaan dan pengembangan diri, serta ma
mpu mensejahterakan seluruh civitas akademika Unismuh
Makassar, alumni, masyarakat, bangsa, dan negara.
2) Misi
a) Menyelenggarakan proses pendidikan untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan;
b) Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran
yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan;
c) Menumbuhkembangkan dan menyebarluaskan penelitian yang
inovatif, unggul dan berdaya saing;
50
d) Menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis kemitraan dan
ukhuwah;
e) Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan civitas akademika,
alumni, dan masyarakat.
Mengacu pada Visi dan Misi di atas, maka tujuan
Unismuh Makassar dirumuskan sebagai berikut: (1)
Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, cakap,
profesional, bertanggung jawab dan mandiri; (2) Meningkatnya
mutu proses dan hasil pembelajaran yang bermuara pada
kualitas lulusan; (3) Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil
penelitian; (4) Terwujudnya unit-unit usaha yang berbasis
ekonomi syariah; (5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas
pengabdian dan pelayanan pada masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan. Dalam kiprahnya sebagai Perguruan Tinggi,
strategi dasar dalam mencapai visi dan misi adalah
menciptakan suasana kondusif dalam melaksanakan aktivitas
pengabdian di Unismuh Makassar sebagai upaya memberikan
pelayanan terbaik untuk meningkatkan kualitas pancadharma
Perguruan Tinggi dengan prinsip-prinsip.
c. Keadaan Pendidikan
Peningkatan pengelolaan, pengembangan, aktivitas pembelajar
an, dan suasana kampus yang islami tercermin di setiap gerak dan
51
dinamikanya yang berelevansi pada misi persyarikatan
Muhammadiyah. Prinsip-prinsip manajemen modern yang berorientasi
pada peningkatan proses, mutu atau kualitas lulusan, dan terserapnya
alumni di berbagai lapangan pekerjaan adalah usaha Unismuh
Makassar yang bersifat berkelanjutan. Orientasi kualitas pelayanan
dan kualitas pengelolaan adalah upaya yang tiada henti dilakukan
untuk menciptakan kualitas lulusan yang tidak hanya memiliki
kemampuan akademik, tetapi juga mampu mengemban misi dakwah
sebagai bagian dari tugas utama persyarikatan Muhammadiyah.
Mewujudkan Visi menjadi Perguruan Tinggi Islam
Terkemuka, Unggul, Terpercaya dan Mandiri, Unismuh Makassar
terus berupaya untuk menghasilakn lulusan yang berakhlak mulia,
cakap, profesional, bertanggungjawab, dan mandiri. Menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi lulusan yang unggul dan
berkualitas dengan cara peningkatan hard skill dan soft skill
mahasiswa berupa penguasaan Iptek dan Keterampilan serta
peningkatan kualitas karakter melalui Pendidikan Al Islam dan
Kemuhammadiyahan dan penerapan aturan yang sesuai Standar
Nasional Perguruan Tinggi adalah upaya yang harus diterapkan di
semua Program Studi.
Penyelenggaraan pendidikan dan aktivitas layanannya
senantiasa menjadikan Islam sebagai ruhnya. Upaya yang bersungguh-
52
sungguh mendidik putra-putri bangsa untuk menjadi insan-insan
manusia yang bukan saja unggul dalam keilmuan, tetapi juga unggul
dalam keislaman. Unismuh Makassar berkeyakinan bahwa insan-insan
muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.
Betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan
pemikiran secara matang terlebih dahulu. QS. Az-Zumar (39): 9 telah
menerangkan hal ini yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang
mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya
orang- orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
Peningkatan kualitas dan mutu pendidikannya, Unismuh
Makassar saat ini mengelola 8 Fakultas dengan 1 Program
Pascasarjana dan 1 Program Doktor. Dari ketiga program tersebut
terdapat 1 Prodi Diploma, 32 Prodi Strata 1, 6 Prodi Pascasarjana, 1
Program Doktor dan 2 Program Profesi. Kegiatan perkuliahan
dipusatkan pada Kampus Pusat, yang terletak di Jalan Sultan Alauddin
259 Makassar.
Proses pembelajaran, Unismuh Makassar di beberapa jurusan
telah menerapkan e-learning dan open course ware, bahkan telah
melakukan sistem ujian berbasis komputer (computer based test).
Mahasiswa dapat mengakses materi pemebalajaran dalam bentuk hard
copy di perpustakaan dan secara online, yaitu di digital library, e-
journal, skripsi online, dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru telah
53
menggunakan Sistem One Day Service (ODS) atau Pelayanan Sehari
(Pendaftaran-Seleksi-Registrasi).
1) Aturan Akademik
Di Unismuh Makassar, layanan akademik mempermudah
kesuksesan belajar mahasiswa adalah usaha yang diprioritaskan.
Mahasiswa yang baru masuk hingga pada mahasiswa lulus, mereka
senantiasa dibimbing, diberi penjelasan secara intensif tentang
prosedur-prosedur layanan yang dapat diperoleh, baik sebagai hak
maupun sebagai kewajiban seorang mahasiswa.
Proses studi diawali dengan pendaftaran mahasiswa baru
melalui sistem One Day Service (ODS) atau Pelayanan Sehari
(Pendaftaran-Seleksi-Registrasi). Selanjutnya adalah mengikuti
kegiatan Pesantren Mahasiswa Baru dan kegiatan Orientasi
Pengenalan Jurusan, dan diakhiri dengan Pengukuhan Mahasiswa
Baru yang ditandai dengan Pemasangan Jas Almamater dan Kuliah
Perdana. Selanjutnya, Pemrograman MataKuliah atau sering
dikenal dengan istilah pengisian “Kartu Rencana Studi (KRS)”.
Pemrograman Matakuliah atau pengisian Kartu Rencana Studi
(KRS) ini telah diterapkan melalui Sistem Pemrograman
Matakuliah Berbasis IT Terintegrasi Bank Mitra Unismuh
Makassar yang dikenal dengan istilah SIMAK (Sistem Informasi
Manajemen Akademik). Sistem ini dapat diakses secara online
54
penuh sehingga Pemrograman Matakuliah atau Pengisian KRS
tersebut dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Dan, sistem ini
dapat pula menjadi media informasi bagi wali mahasiswa atau
orang tua mahasiswa, sehingga wali mahasiswa atau orang tua
mahasiswa tersebut dapat mengetahui dan mengontrol status
keaktifan kuliah anaknya.
Setelah Pemrograman Matakuliah atau Pengisian KRS
dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah mengikuti perkuliahan.
Kegiatan perkuliahan dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan
dengan sistem pertemuan di kelas dan pertemuan melalui e-
learning. Praktikum, Praktek Kerja Lapang (PKL), Pemantapan
Profesi Keguruan (P2K), Kuliah Kerja Nyata (KKN), Penelitian,
Penyusunan Tugas Akhir atau Skripsi, Ujian Skripsi, Yudisium,
dan Wisuda adalah jenis-jenis kegiatan yang harus dilalui seorang
mahasiswa hingga menjadi Alumni Unismuh Makassar, dan proses
pengambilan atau pemrograman kegiatan-kegiatan tersebut
kesemuanya dilakukan melalui Sistem Berbasis IT SIMAK.
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari sisi
pelayanan materi maupun intensitas kehadiran dosen dan
mahasiswa di kelas, maka di setiap ruang kelas telah dilengkapi
dengan multimedia LCD, kamera CCTV, dan Pendingin Ruangan.
Selain itu, fasiltas-fasilitas penunjang pembelajaran dan
55
pengembangan bakat mahasiswa, seperti: Laboratorium Bahasa,
Laboratorium Teknik, Laboratorium Komputer, Laboratorium
MIPA, Laboratorium Micro Teaching, Laboratorium Kedokteran,
Laboratorium Anatomi, Laboratorium Akuntansi, Hutan
Pendidikan, Pertambakan dan Empang Pendidikan, Laboratorium
Sekolah, Studio Gambar, Sarana Olahraga dan Kesenian,
Apartemen Mahasiswa, Mall Studen, Perpustakaan, Area Free
Hotspot Internet, Auditorium, Medical Center, KC. Bank Mitra
telah direpresentatifkan.
2) Suasana Kampus
Didukung dengan semangat mewujudkan Kampus “Unismuh
Yang Kau Cari” (UNggul, terperCAya, dan mandiRI), serta
semangat ruh Kampus Islami segenap Civitas Akademik senantiasa
berupaya menciptakan dan memelihara suasana kampus yang
dibingkai prinsip: Sipakainge yaitu Saling ingat mengigatkan, Sip
akalebbi yaitu Saling menghargai, Sipakatau yaitu Saling mengho
rmati, Malilu Sipakainge yaitu yang Khilaf diingatkan, Mali
Siparappe yaitu yang hanyut/tersesat ditolong, Rebba Sipatokkon
g yaitu yang Jatuh ditegakkan, Resofa temmangingi naletei
fammasena Dewata yaitu kerja keras penuh keikhlasan dan berdoa
mewujudkan tercapainya cita-cita yang diridhai Allah SWT.
56
Mahasiswa Unismuh Makassar yang berasal dari seluruh
Wilayah Republik Indonesia, bahkan dari luar negeri dengan latar
belakang sangat beragam semuanya terbingkai dalam “Satu
Ikatan Persaudaraan” tanpa memandang perbedaan status sosial,
ekonomi, agama, suku, dan budaya. Semuanya berbaur dalam
senyum dan canda yang ceria. Semuanya bergerak dan beraktivitas
menuju tujuan tercapainya cita-cita tanpa ada diskriminasi.
Bingkaian prinsip Sipakainge, Sipakalebbi, Sipakatau, Malilu
Sipakainge, Mali Siparappe, Rebba Sipatokkong, dan Resofa
temmangingi naletei fammasena Dewata, Unismuh Makassar
berkomitmen menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas
yang tidak hanya untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan akademik baik, namun juga menjunjung tinggi nilai-
nilai etika berkehidupan di masyarakat, serta dapat bertindak
Islami.
Pemberlakukan aturan ketat terhadap setiap pelanggaran,
program kampus bebas asap rokok, program kewajiban shalat
berjma’ah di masjid kampus, gerakan shalat subuh berjamaah di
masjid Kampus, gerakan jamaah dakwah jamaah, program
pengajian tujuh menit (Kultum) usai shalat dhuhur, dan tahzinul
qira’ah 3 kali sepekan di seluruh unit kerja adalah responsif dalam
rangka mewujudkan kampus damai, islami, dan penciptaan suasana
57
kampus penuh kekeluargaan, ramah, nyaman, asri, dan indah, serta
bersih dari berbagai polusi.
3) Ekstrakulikuler
Unismuh Makassar dalam setiap komitmennya, selain
berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan reputasi dan
sarana-prasarana proses penunjang keberhasilan akademik, juga
sangat diupayakan untuk menghasilkan alumni-alumni yang berbobot
dan siap terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, selain menyediakan
kurikulum yang sesuai dengan perkembangan tebaru di dunia kerja,
juga disediakan berbagai kesempatan bagi para mahasiswa untuk
membina keahlian-keahlian yang nantinya diperlukan di dunia kerja.
Mempersiapkan mahasiswa menuju ke gerbang kehidupan
yang sebenarnya setelah mereka lulus adalah hal yang utama dan
pertama. Unismuh Makassar memerhatikan bahwa zaman
sekarang: “hard skill is necessary but is not sufficient”, kita butuh
pelengkap yang namanya “soft skill”.
Melengkapi kebutuhan “soft skill” mahasiswa tersebut,
Universitas Muhammadiyah Makassar menghadirkan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan aktivitas
pelengkap yang sesuai kebutuhan dan kegemaran dari mahasiswa.
Dengan demikian, kehadiran mahasiswa di kampus tidak hanya
menghabiskan waktu untuk mengikuti perkuliahan, praktikum,
58
pengerjaan tugas dan ujian, penelitian serta aktivitas akademik
lainnya, namun juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
menjalani kehidupan kampus secara alami melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang ada.
Keaktifan mahasiswa di dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah
harapan dan upaya pembelajaran non akademik yang dapat
memberikan efek pembiasaan cepat beradaptasi, terbiasa
bersosialisasi, terbiasa berkompetisi, dan memperluas relasi dan
jaringan komunikasi. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler di
Unismuh Makassar adalah upaya memenuhi kebutuhan, kegemaran,
dan juga sebagai pembinaan mental untuk menjadikan mahasiswa
memiliki berbagai keahlian, punya inisiatif, dan mandiri.
2. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
a. Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Dalam Anggaran Dasar (AD) BAB I pasal 1 dan 2, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah adalah Gerakan Mahasiswa Islam yang beraqidah Islam
yang bersumber dari Al-quran dan As-Sunnah yang didirikan pada tanggal
29 Syawal 1384 H. Bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di
Yogyakarta. Sejarah berdirinya IMM sebagai bagian dari AMM (Angkatan
Muda Muhammadiyah), yang merupakan organisasi otonom dibawah
perserikatan Muhammadiyah, sesungguhnya didasari oleh dua faktor
integral yang melandasinya. Kedua faktor tersebut yaitu faktor internal dan
59
faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud yaitu faktor yang terdapat
didalam diri Muhammadiyah yang salah satunya ingin menyebarkan
idiologi Muhammadiyah dikalangan mahasiswa, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang berasal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat
Islam di Indonesia dan pada umumnya adalah seluruh umat dunia.
Adapun pendiri IMM yaitu Djazman Al Kindi, Soedibjo Markoes, M.
Amien Rais, Yahya Muhaimin, dan Rosyad Saleh. IMM adalah organisasi
otonom muhammadiyah dan merupakan organisasi satu-satunya yang
diakui keberadaannya di Unismuh Makassar untuk mengadakan kegiatan
pengkaderan kepemimpinan secara formal. Rektor adalah pembina IMM di
tingkat Universitas. Dekan adalah pembina IMM ditingkat fakultas.
Stuktur dan tata kerja IMM di Unismuh Makassar mengikuti AD/ART
IMM yang berlaku.
b. Tujuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Tujuan dari IMM yaitu mengusahakan terbentuknya akademisi islam
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Adapun penegasan dari
IMM
1) Menegaskan bahwa IMM merupakan gerakan mahasiswa
2) Menegaskan bahwa kepribadian adalah landasan perjuangan IMM
3) Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam
Muhammadiyah
60
4) Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah
dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta
dasar dan falsafah Negara
5) Menegaskan bahwa ilmu adalá amaliah dan amal adalah ilmiah
6) Menegaskan bahwa amal usaha Mahammadiyah lillahi ta'ala dan
senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa
BEM adalah merupakan lembaga eksekutif tertinggi organisasi
ditingkat Fakultas. BEM ini berfungsi membantu pimpinan fakultas dalam
membina mahasiswa dan bertugas mengkoordinir kegiatan yang dilaksanakan
oleh HMJ. BEM merupakan suatu organisasi intra kampus yang mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap mahasiswa,salah satu diantaranya
mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh HMJ selain dari pada itu
merupakan wadah pembelajaran diri, mengembangkan ilmu pengetahuan,
mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktifis yang ada
di dalam organisasi tersebut. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa
untuk berkreativitas dalam rangka memperoleh pengetahuan di bangku kuliah.
62
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya
bertujuan untuk mengetahui interaksi sosial antara anggota organisasi intra
kampus Unismuh Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
bersifat deskriptif, yang bertujuan memberikan gambaran dan informasi mengenai
interaksi sosial antara anggota organisasi intra kampus Unismuh Makassar. Pada
BAB ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian yang ditemukan
dilapangan pada beberapa mahasiswa yang bergabung dalam organisasi intra
kampus Unismuh Makassar.
Pada penelitian kualitatif, peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan
apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data. Pada penelitian
kualitatif, bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi
berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data, dan diharapkan dapat memberikan
pemahaman secara lebih mendalam tentang organisasi pada anggota masing-
masing organisasi.
Unismuh Makassar dalam setiap komitmennya, Selain berupaya semaksimal
mungkin untuk meningkatkan reputasi dan sarana prasarana proses penunjang
keberhasilan akademik, juga sangat diupayakan untuk mengahsilkan alumni-
alumni yang berbobot dan siap terjun kerja. Oleh karena itu, selain menyediakan
62
63
kurikulum yang sesuai dengan perkembangan terbaru di dunia kerja, juga
disediakan berbagai kesempatan bagi para mahasiswa untuk membina keahlian-
keahlian yang nantinya diperlukan di dunia kerja. Mempersiapakan mahasiswa
menuju ke gerbang kehidupan yang sebenarnya setelah mereka lulus adalah hal
yang utama dan pertama. Unismuh Makassar memerhati bahwa zaman sekarang
hard skill is necessary but is not sufficient, kita butuh pelengkap yang namanya
soft skill.
Ada beberapa bentuk organisasi mahasiswa di kampus Unismuh Makassar
yaitu IMM, BEM, UKM. Ketiga organisasi itu merupakan organisasi yang diakui
oleh perguruan tinggi Muhammadiyah termasuk di unismuh Makassar.
1. Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi Intra Kampus Unismuh
Makassar.
Berbicara mengenai interaksi sosial dalam suatu organisasi, tidak
terlepas dari hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Secara umum bentuk
interaksi sosial terbagi menjadi dua yaitu asosiatif dan disosiatif.
a. Interaksi Sosial Bersifat Asosiatif
Proses Asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif.
Proses ini penting untuk kemajuan suatu organisasi. Dalam proses ini,
anggota-anggota organisasi berada dalam keadaan harmoni yang
mengarah pada pola-pola kerjasama, akomodasi dan asimilasi.
64
Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa ketika ada kebijakan
birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, maka organisasi intra
kampus mengadakan konsolidasi. (Observasi 10/10/2020).
Dipertegas lagi hasil wawancara yang dilakukan dengan H (23)
sebagai Pengurus BEM di Unismuh Makassar
“Ketika semua organisasi memiliki keresahan yang sama, biasanya
ketika ada kebijakan kampus yang tidak pro dengan mahasiswa maka
semua elemen organisasi bersatu untuk melakukan kegiatan
demokrasi.” (Wawancara, H 14/10/2020)
Dari hasil wawancara diatas bahwa anggota organisasi akan
bekerjasama ketika ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan
mahasiswa, Para anggota organisasi memiliki kesadaran yang tinggi
untuk mengawal segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh birokrat
kampus.
Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara peneliti dengan D (22)
Selaku Pengurus IMM di Unismuh Makassar
“Dalam hal penegakan hak-hak dan kebijakan kampus serta isu-isu
yang merugikan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar”
(Wawancara, D 14/10/2020)
Dari hasil Wawancara diatas dimana anggota organisasi memiliki
peranan penting dalam menegakkan hak-hak mahasiswa bahkan
masyarakat disekitarnya. Setiap organisasi memiliki kewajiban untuk
mengawal segala bentuk permasalahan sosial yang merupakan tanggung
jawab sosial yang harus dijewantahkan dalam bentuk tindakan. Tindakan
65
itulah yang menghimpun anggota organisasi bersatu dan bekerjasama
dalam satu tujuan yang sama. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh H
(23) selaku ketua BEM di Unismuh Makassar
“kami bersama teman-teman melakukan konsolidasi bersama sebelum
turun aksi agar gerakan kami ini tersistematis dan semua massa aksi
mengetahui apa yang kami perjuangkan”
(wawancara, H 17/10/2020)
Dari hasil wawancara diatas proses konsolidasi diharapkan
memberikan suatu bentuk kesepakatan dan kerjasama dalam menuntaskan
suatu permasalahan sosial terutama masalah didalam kampus.
Apa yang dikatakan oleh beberapa informan diatas dipertegas
dengan apa yang dikatakan oleh F (23) selaku pengurus BEM
“kemarin ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan
mahasiswa, kami bersama elemen organisasi kampus melakukan
konsolidasi”
(wawancara, F 01/11/2020)
Dari wawancara diatas bahwa semua elemen organisasi bersatu
dan melakukan konsolidasi untuk menyatukan gagasan mereka sebelum
turun melakukan aksi demokrasi.
Kemudian diperjelas oleh H (23) dalam proses wawancara
“Saya teringat waktu ada kebijakan Rektor tentang pembayaran
uang kuliah yang merugikan mahasiswa”
(wawancara, H 21/10/2020)
Dari wawancara diatas bahwa organisasi di unismuh Makassar
akan bersatu melalukan konsolidasi sebelum demonstrasi, sebagaimana
66
yang dikatakan oleh H ketika ada kebijakan Rektor yang dianggap
merugikan mahasiswa.
Gambar 5.1 Dokumentasi aksi demontrasi organisasi intra kampus
Unismuh Makassar
Dari dokumentasi diatas bahwa aliansi mahasiswa organisasi intra
kampus Unismuh Makassar melakukan aksi demonstrasi yang menuntut
birokrasi kampus. Jelas terlihat bahwa organisasi intra kampus unismuh
Makassar bersatu dan bekerjasama mengawal kebijakan birokrat kampus.
b. Interaksi Sosial Bersifat Disosiatif
Interaksi sosial yang cenderung mengarah pada perpecahan suatu
kelompok atau organisasi yang meliputi persaingan bahkan suatu konflik.
berbicara mengenai interaksi yang bersifat disosiatif, tidak terlepas dari
persaingan, pertentangan maupun konflik dalam suatu organisasi.
Interaksi sosial yang bersifat Disosiatif yang biasa didapatkan dalam
67
organisasi diantaranya perekrutan anggota baru dan persaingan dalam
menduduki posisi ketua dilembaga kampus.
Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa semua pengurus organisasi
masuk dan dikader dalam organisasi sejak mahasiswa baru (Observasi
11/10/2020).
Observasi yang ditemukan dilapangan dipertegas dengan wawancara
dengan R (23) selaku pengurus IMM di Unismuh Makassar.
“Saya masuk organisasi sejak mahasiswa baru pada tahun 2017,
pertama saya masuk di IMM karena disitu saya pertama dikader
kemudian yang kedua di himpunan mahasiswa jurusan”
(Wawancara, R 14/10/2020)
Dari wawancara diatas bahwa R masuk organisasi sejak
mahasiswa baru terutama di ikatan mahasiswa Muhammadiyah, semua
organisasi membuka perkaderan untuk menghimpun anggota baru, demi
melanjutkan regenerasi kepengurusan dalam organisasi.
Senada dengan apa yang dikatakan oleh Y (21) selaku pengurus
BEM
“Saya masuk organisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya
diperkenalkan dengan mahasiswa jurusan setelah itu lanjut di
IMM dan lanjut di BEM dan saya didoktrin oleh senior”
(Wawancara, Y 19/10/2020)
Dari wawancara diatas bahwa Y masuk organisasi sejak
mahasiswa baru pertama diperkenalkan oleh himpunan kemudian lanjut
di IMM terakhir lanjut di BEM, Dia mendapat dorongan dari senior-
68
seniornya untuk berorganisasi karena dengan organisasi akan memperlaus
jaringan dan mengembangkan kemampuan pengetahuannya.
Senada dengan apa yang dikatakan oleh R (23) selaku pengurus
IMM
“Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, mulanya di kader
IMM lalu lanjut di himpunan mahasiswa jurusan”
(Wawancara, R 17/10/2020)
Berdasarkan wawancara diatas sangat jelas persaingan organisasi
dalam memperebutkan dan mencari anggota baru dimulai saat ada
mahasiswa baru .
Apa yang dikatakan kedua informan diatas dipertegas dan
dikuatkan dengan wawancara T (22) selaku pengurus UKM di Unismuh
Makassar
“Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru terkhusus di UKM
Talas, pada saat itu saya didokrin oleh dosen sekaligus senior di
Jurusan, dan pada saat itulah saya memberanikan diri untuk masuk
diorganisasi”
(Wawancara, T 25/10/2020)
Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa mereka masuk
organisasi karena dorongan dari senior yang mengatakan bahwa dengan
berorganisasi akan mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan, disamping
itu akan mengasah dan mengembangkan kemampuan diri (soft skill).
Sangat jelas perbedaan antara mahasiswa yang mengikuti organisasi
dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi salah satunya
69
kemampuan mereka dalam mengembangkan kepemimpinan maupun
bakat yang dimiliki.
Rata informan masuk organisasi pada mahasiswa baru begitu pula
apa yang dikatakan R (23) selaku pengurus IMM di Unismuh Makassar
“Organisasi yang pertama saya masuki yaitu IMM lalu ke
himpunan mahasiswa jurusan, pada saat itu saya masih
mahasiswa baru” (wawancara, 21/10/2020.
Berdasarkan wawancara diatas sangat jelas persaingan organisasi
dalam memperebutkan dan mencari anggota baru dimulai saat ada
mahasiswa baru .
Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa semua organisasi
berlomba-lomba mencari anggota baru terutama dalam penerimaan
mahasiswa baru, salah satunya membuat perkaderan dalam organisasi
(Observasi 11/10/2020).
Observasi yang ditemukan dilapangan dipertegas dengan
wawancara dengan M (23) selaku Pengurus UKM di Unismuh Makassar.
“betapa sulitnya untuk mencari anggota baru untuk dikader
terutama mahasiswa baru karena semua organisasi intra
melakukan hal yang sama, tapi kami terus berusaha”
(Wawancara, Y 05/11/2020)
Dari wawancara diatas bahwa semua organisasi berlomba-lomba
untuk mencari anggota baru terutama pada musim mahasiswa baru,
tentunya dengan tujuan untuk mencari pelanjut ekstafek kepemipinan
dalam suatu organisasi.
70
Senada apa yang dikatakan A (21) selaku pengurus IMM di
Unismuh Makassar.
“kami selalu membuka perkaderan untuk mahasiswa baru, tetapi
setelah dikader hanya 5 sampai 10 orang yang aktif karena
mereka mengikuti perkaderan organisasi lain di intra kampus
seperti di UKM”
(Wawancara, A 07/11/2020)
Dari wawancara diatas menunjukkan perebutan anggota organisasi
intra berada dalam persaingan yang ketat sehingga semua organisasi harus
kreatif dalam perebutan mahasiswa baru.
Dipertegas lagi dengan wawacara dengan B (23) selaku pengurus
BEM di Unismuh Makassar
“semua organisasi berlomba-lomba untuk mencari kader,
persaingan itu pasti ada, tapi kami tetap berusaha untuk
merekrutnya dengan memberikan sesuatu yang lebih dalam
organisasi kami”
(Wawancara, B 01/11/2020)
Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa semua organisasi
berlomba-lomba dan bersaing untuk mencari kader dan itu semua
dirasakan oleh organisasi intra kampus, jadi semua organisasi harus
menunjukkan sesuatu yang lebih agar kader-kader mau masuk dalam
organisasinya.
Dalam berorganisasi tentunya akan menambah pengetahuan yang
tidak didapat diperkuliahan dan akan memperbanyak teman serta
memperluas, oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah untuk
berklaborasi dan berinteraksi dari berbagai latar belakang. Setiap
71
organisasi senantiasa mempersiapkan anggotanya untuk eksis dengan
organisasi lain.
Gambar 5.2 Dokumentasi Pembukaan DAD IMM
Dari dokumentasi diatas bahwa organisasi intra kampus unismuh
Makassar khususnya IMM melakukan DAD sebagai pintu bagi
mahasiswa baru untuk masuk dalam organisasi tersebut. Persaingan
dalam memcari kader atau anggota baru masuk tinggi dan mau tidak mau
semua organisasi intra kampus harus mengadakan perkaderan untuk
mendapatkan kader.
Persaingan dalam organisasi intra kampus bukan hanya dalam
perekrutan kader tapi persaingan dalam pesta demokrasi dalam hal ini
pemilihan ketua baru disemua level organisasi di kampus
Dari observasi yang ditemukan bahwa semua organisasi
berlomba-lomba untuk mendudukkan anggotanya dilembaga tertinggi di
kampus.
72
Observasi tersebut diperjelas wawancara dengan B (23)
“Persaingan organisasi saya dengan organisasi lain biasanya
terjadi dalam perebutan kedudukan di kampus”(wawancara,
01/11/2020)
Dari wawancara diatas bahwa perebutan kekuasaan atau kedudukan
merupakan salah satu persaingan organisasi intra di kampus unismuh
Makassar yang tertunya akan berakibat konflik.
Senada dengan apa yang dikatakan oleh D (22)
“Konflik terjadi ketika adanya momen politik di dalam kampus,
karena kami dan organisasi-organisasi lain saling menunjukkan
eksistensinya dan ingin terus mempertahankannya, sehingga
dalam momen politik kampus kami terus menunjukkan taring dari
masing-masing organisasi kami.” (wawancara, D 25/10/2020)
Dari hasil wawancara diatas dalam organisasi sering kali terjadi
konflik terutama dalam menunjukkan eksistensinya dengan
organisasai lain, itu tentunya semua anggota organisasi harus
mempersiapkan dirinya untuk bersaing. Hal yang perlu diperhatikan
sebelum terjun dalam persaingan itu, yaitu dengan memperbanyak belajar
atau membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Semua organisasi telah
memberikan wadah bagi anggotanya untuk belajar agar memperoleh ilmu
pengetahuan.
73
Gambar 5.3 Dokumentasi berita bentrok antara mahasiswa
Dari dokumentasi diatas bahwa bentrok antara mahasiswa salah
satu penyebabnya yaitu pemilihan ketua sehingga organisasi kampus
berlomba-lomba dalam mendorong anggotanya.
Ada juga konflik yang terjadi hanya karena kesalahpahaman
antara anggota organisasi, sebaimana yang dikatakan H (23)
“ Hal yang biasa terjadi konflik dengan organisasi lain adalah
ketika terjadi kesalapahaman baik dari segi anggota misalnya
yang diganggu oleh teman-teman yang lain ataupun kultur
organisasi yang disepelehkan oleh organisasi lain biasa
persoalan-persoalan itu menimbulkan konflik tertunya itu berasal
dari kesalapahan.” (wawancara, U 25/10/2020)
Dari hasil wawancara diatas konflik organisasi biasanya terjadi
karena kesalahpahaman antara anggota organisasi. konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap organisasi dan tidak satu organisasi pun
yang tidak pernah mengalami konflik antara anggotanya atau dengan
74
kelompok organisasi lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya organisasi maupun masyarakat itu sendiri.
B. Pembahasan
1. Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi intra Kampus Unismuh
Makassar
Dalam kehidupan manusia baik dalam suatu masyarakat ataupun
kelompok sosial pasti tidak terlepas dari interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan kunci dari sebuah kehidupan yang sengaja dibentuk guna untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Dalam kehidupan
berorganisasi tidak terlepas dari interaksi sosial baik yang berbentuk asosiasi
yaitu proses interaksi sosial yang berbentuk kerjasama dalam konteks ini
kerjasama antara anggota organisasi, dan yang berbentuk disosiatif yaitu
proses interaksi sosial yang cenderung mengarah pada persaingan,
pertentangan dan bahkan akan berujung pada konflik.
a. Interaksi Sosial Bersifat Asosiatif
Proses interaksi sosial yang asosiatif yaitu proses yang di dalam
realitas sosial anggota-anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni
yang mengarah pada pola-pola kerja sama. Harmoni sosial ini menciptakan
kondisi sosial yang teratur atau disebut social order. Dalam realitas sosial
terdapat seperangkat tata aturan yang mengatur perilaku para anggotanya.
Jika anggota masyarakat dalam keadaan mematuhi tata aturan ini, maka
pola-pola harmoni sosial yang mengarah pada kerja sama antar anggota
75
masyarakat akan tercipta. Selanjutnya harmoni sosial ini akan
menghasilkan interaksi sosial, yaitu pola sosial para anggota
masyarakatnya dalam keadaan bersatu menjalankan kerja sama.
Organisasi sebagai sistem, yang di dalamnya terdiri atas berbagai sub
system. Sub sistem yang ada dalam organisasi berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Interksi dalam organisasi meliputi interaksi antara
anggota organisasi maupun dengan pimpinan kampus. Organisasi
merupakan suatu system sosial yang didalamnya terdapat seperangkat
hubungan yang mapan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya. Organisasi intra kampus seperti IMM, BEM dan UKM merupakan
wadah berkumpulnya para mahasiswa untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki.
Anggota organisasi merupakan pernggerak dalam sebuah organisasi.
Mereka tersusun secara sistematis dan terstruktur demi berjalannya roda
organisasi. Keterkaitan antara anggota yang satu dengan yang lainnya
merupakan pendukung untuk tercapainya suatu keseimbangan
(equilibrium).
Pola keseimbangan dalam organisasi tidak terlepas dari interaksi dari
para anggotanya dalam menfilter interaksi yang memicu terjadinya konflik
yang mengarahkan pada kerjasama. Semua anggota organisasi
menginginkan tercapainya keseimbangan dalam organisasi, olehnya itu
dibutuhkan kerjasama antara anggota organisasi. Berbicara mengenai
76
kerjasama tentunya semua organisasi memiliki pola kerjasama tersendiri
sebagaimana yang terjadi pada organisasi di Unismuh Makassar yang lebih
mengarah pada kerjasama mengawal kebijakan birokrat kampus yang
merugikan mahasiswa sebagaimana yang dikatakan oleh F (23) bahwa
“kemarin ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami
bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidas”
Organisasi intra kampus mengawal kebijakan kampus sebagai
bentuk kontrol sosial tentunya ingin menciptakan keseimbangan
(equilibrium) yang berujung pada keharmonisan
Pola struktural organisasi intra kampus dalam mengatur
keseimbangan (equilibrium). Dengan menggunakan pendekatan teori
Parsons yakni teori fungsional struktural dengan 4 fungsi yang terdapat
didalamnya yaitu AGIL (Adaptations, Goal, Integration, dan Latern
Patern).
1) Adaptasi (Adaptations)
Sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan dilapangan, di
Kampus Unismuh Makassar tepatnya pada system setiap organisasi
dalam mengarahkan dan membimbing para anggotanya untuk senantiasa
beradaptasi dengan anggota organisasi lain salah satunya dengan
kerjasama. Bukan hanya dokrin untuk senantiasa menghargai terutama
para anggota baru. Dengan suasana adaptasi yang baik akan
menghadirkan interaksi yang harmonis.
77
2) Pencapaian Tujuan (Goal)
Kerja sama dalam organisasi itu sangat diperlukan untuk
membuat organisasi itu lebih baik. Dari hasil yang peneliti temukan
terkait dengan Goal semua organisasi mampu mengarahkan anggotanya
untuk mencapai sistem atau tujuan secara bersama yaitu dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi untuk mengawal kebijakan
kampus, selain itu organisasi mampu mengerakkan anggotanya untuk
mengadakan konsolidasi ketika ada kebijakan birokrat kampus yang
merugikan mahasiswa, tujuannya ingin menciptakan keharmonisan
dalam kampus agar tidak ada yang dirugikan.
3) Integrasi (Integration)
Dari hasil penelitian yang dilakukan semua anggota organisasi
intra kampus baik IMM, BEM maupun UKM saling bekerjasama antar
bagian-bagiannya dalam kampus agar saling terkait hubungan kerja
sama yang baik. Anggota organisasi mampu membangun suasana
kebersamaan dan kekeluargaan sehingga meningkatkan solidaritas antar
organisasi.
4) Pemeliharaan Pola (Latency)
Semua anggota organisasi yang ada di kampus harus saling
menjaga atau memelihara pola-pola atau system norma yang mengatur.
Contoh terbesarnya yaitu semua anggota organisasi menerapkan
78
kedisiplinan, tata tertib pada aturan masing-masing organisasi dan
melakukan kontrol sosial terutama kepentingan mahasiswa dan
masyarakat. Di kampus unismuh Makassar melalui interaksi diantara
anggotanya dapat menggerakkan dalam menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing sesuai tujuan masing-masing organisasi tanpa ada yang
saling merugikan.
Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan
mernpunyai cukup pengetahuan, dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan ada
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-
fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
b. Interaksi Sosial Bersifat Disosiatif
Proses interaksi sosial yang disosiatif yaitu keadaan sosial dalam
keadaan disharmoni akibat adanya pertentangan antar anggota masyarakat.
Ketidaktertiban sosial (social disorder) memunculkan disintegrasi sosial
akibat pertentangan antara anggota masyarakat tersebut. Maka dari itu,
proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau
disjungtif. Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat, ketidakhadiran disosiatif berakibat stagnasi masyarakat.
Dalam sebuah organisasi tidak bisa dipisahkan dari konflik, salah satu
penyebab dari konflik karena adanya persaingan diantara organisasi
79
kampus baik itu persaingan memperebutkan kekuasaan ataupun
memperebutkan kader, terutama mahasiswa baru. Konflik merupakan
sebuah situasi dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan
yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang di antara
rnereka, tetapi hal tersebut tidak mungkin tercapai oleh kedua belah pihak.
Dari Penjelasan tersebut persaingan maupun konflik dapat
menyebabkan dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positif
yang timbul adalah menumbuhkan semangat dan motivasi dalam internal
kelompok organisasi tersebut. Sedangkan dampak negatif pada konflik
adalah dapat menimbulkan perpecahan yang mengarah pada pertikaian.
Sebagaimana yang dikatakan oleh B (23) bahwa “semua organisasi
berlomba-lomba untuk mencari kader, persaingan itu pasti ada, tapi kami
tetap berusaha untuk merekrutnya dengan memberikan sesuatu yang lebih
dalam organisasi kami”. Tentunnya dengan adanya persingan untuk
memperebutkan anggota baru akan membuat organisasi menunjukkan
yang terbaik dari keunggulan mereka memperbaiki kekurangan untuk
memikat hati anggota baru untuk bergabung semakin. Dalam sebuah
persaingan tidak selamanya akan berujung pada konflik, akan tetapi bisa
saja akan bersifat positif yang akan memberikan dampak yang positif
dalam organisasi.
Dalam pandangan Coser bahwa konflik dan persaingan yang terjadi
dalam masyarakat maupun organisasi tidak semata-mata menunjukkan
80
fungsi negatif tetapi, konflik dapat pula menimbulkan dampak yang positif
bagi berlangsungnya tatanan masyarakat maupun organisasi. Persaingan
untuk menjadi ketua lembaga di kampus merupakan pertarungan yang
bergensi bagi semua organisasi karena akan memberikan efek yang positif
bagi anggota organisasi karena mereka akan belajar berpolitik sebelum
terjun langsung dalam perpolitikan dalam masyarakat.
Dalam persiangan diatas tentunya setiap organisasi memiliki
kepentingan dan tujuan tersendiri sebagaimana yang dikatakan D (22)
“Konflik terjadi ketika adanya momen politik di dalam kampus, karena
kami dan organisasi-organisasi lain saling menunjukkan eksistensinya dan
ingin terus mempertahankannya….”
Dahrendorf menyebutkan dalam teori konfliknya yang memandang
masyarakat sebagai sistem sosial yang terdiri atas kepentingan-
kepentingan yang berbeda-beda dimana ada suatu usaha untuk
menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingan lainnya
atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya. Semua organisasi
mendorong anggotanya untuk bertarung dalam pemilihan ketua-ketua
lembaga di kampus unismuh Makassar yang tentunya menimbulkan
persaingan yang ketat dan bahkan konflik. Dalam analisis menggunakan
teori Dahrendrorf bahwa semua organisasi memiliki kepentingan dalam
memperjuangkan anggotanya untuk menduduki ketua di lembaga Unismuh
Makassar, sebagaimana yang peneliti dapatkan dilapangan
81
Konflik yang terjadi perlu penyelesaiaan, sehingga tidak menimbulkan
perpecahan dan pertikaian yang berkepanjangan. Oleh karena itu,
menyelesaikan konflik yang efektif adalah dengan cara bermusyawarah.
Dengan permusayawarahan yang dilaksanakan tentunya menghadirkan
dari kedua organisasi, agar tidak terdapat pihak yang dirugikan pada hasil
musyawarah tersebut. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi sangat
diperlukan interaksi sosial antara satu orang dengan orang lainnya, dengan
tujuan untuk saling bekerjasama dalam hal kebaikan dan kemajuan
organisasi. Semakin banyak interaksi sosial yang terjadi antara satu orang
dengan orang lainnya semakin baik pula komunikasi dan hubungan pola
kerjasama yang dilaksanakannya. Dalam kerjasama, tentu perlu adanya
komunikasi yang baik untuk menjalankan organisasi sesuai dengan
tujuannya.
C. Interpretasi Teori
Interaksi antara anggota organisasi intra kampus di Unismuh Makassar
No Nama
Informan
Interview Hasil
Wawancara
Interpretasi Teori
1. Herman Ketika ada kebijakan
kampus yang tidak pro
dengan mahasiswa
Dalam dunia kampus
sering kali ada
kebijakan yang
merugikan
mahasisawa
Struktural
Fungsional
2. Rahmayani Persaingan dalam
organisasi
Dalam organisasi
selalu ada persaingan,
dimana persaingan iu
bisa bersifat posotif
maupun negatif
Teori Konflik
82
3. Darwan Organisasi menunjukkan
eksitensinya dalam
perpolitikan di Kampus
Dalam menentukan
ketua dalam
organisasi tentu
memunculkan politik
yang skala kecil
Teori konflik
4. Fahmi kebijakan birokrat
kampus yang merugikan
mahasiswa
Pengambilan
keputusan akan
diterima dengan baik
atau tidak
Teori
Struktural
Fungsional
5. Maulana penegakan hak-hak dan
kebijakan kampus serta
isu-isu yang merugikan
mahasiswa bahkan
masyarakat sekitar
Kebijakan adalah hak
birokrat kampus
Teori konflik
6. Yahya Semua organisasi
menunjukkan
eksitensinya
Semua organisasi
berjuang untuk tampil
menjadi yang terbaik
diantara organisasi
lain
Teori konflik
7. Taufik Mengawal kebijakan
kampus
Organisasi mengontrol
kebijalan birokrat
kampus
Teori
Struktural
fungsional
8. Adriansyah Persaingan merekrut
anggota
Semua organisasi
bersaing untuk
merektrut kader
Teori konflik
9. Bayu Saling mengundang Setiap organisasi
menggundang
organisasi lain
Teori
struktural
fungsional
D. Nilai Kebaharuan
Penilitian Muzakkir (2020) dengan judul “Interaksi Sosial Antara Anggota
Organisasi Intra Kampus Di Universitas Muhammadiyah Makassar”. Hasil
penelitiannya adalah bahwa interaksi sosial yang terjadi di organisasi intra
kampus Unismuh Makassar selalu membangun kerjasama dalam mengawal
kebijakan birokrat kampus dan interaksi yang terjadi tidak selamanya berjalan
83
dengan baik, sering terjadi konflik antara anggota organisasi terutama dalam
persaingan merekrut anggota baru dan persaingan dalam menduduki posisi ketua
dilembaga kampus.
84
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dikemukakan bahwa interaksi antara anggota organisasi
di kampus Unismuh Makassar sangat baik untuk memajukan organisasi atau
membina kader-kader organisasi tersebut mulai dari pemikiran, sikap dan jiwa
kepemimpinan. Ada dua hal yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu hal yang
bersifat positif mengarah pada asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan interaksi antara anggota organisasi mahasiswa
memiliki kerjasama dalam mengawal kebijakan birokrat kampus dan momen
itulah anggota organisasi bersatu, disamping itu sering terjadi konflik antara
anggota organisasi dalam persaingan merekrut anggota baru dan persaingan
dalam menduduki posisi ketua dilembaga kampus yang biasanya berakhir pada
konflik.
B. Saran
1. Bagi anggota organisasi, hendaknya bersikap dewasa dalam menyikapi
perbedaan yang ada dan tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang belum jelas
dan jangan saling berprasangka buruk. Saling komunikasi dan kordinasi baik
itu di tataran organisasi sendiri maupun sesama organisasi intra, Karena
berorganisasi akan dibilang sukses apabila komunikasi dan kordinasinya
berjalan dengan baik.
84
85
2. Bagi mahasiswa, dapat memilah dan memilih situasi kondisi yang menjadi
faktor penghambat dari interaksi kedua organisasi tersebut.
3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya bisa menambahkan apa yang menjadi
kekurangan dari skripsi ini.
87
DAFTAR PUSTAKA
Duha, Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. Jakarta: Deepublish.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hermino, Agustinus. 2013. Asesme Kebutuhan Organisasi Persekolah. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Ulum.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.
Irfani, Amalia. 2012. Pengantar Sosiologi. Pontianak: STAIN Press.
Ihromi. 2006. Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obar Indonesia.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mardiyanto, Janu. 2007. Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Muhammad, Farouk dan Djaali. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bunga
Rampai.
Muslim, A. 2013. Interaksi Sosial Dalam Masyarakat Multietnis. Jurnal
Diskursus Islam, 1(3), 483-494.
Nursalam dan Suardi. 2016. Sosiologi Pengantar Masyarakat Indonesia.
Yogyakarta: Writing Revolution.
Philipus dan Nurul Aini. 2006. Sosiologi dan Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain dan Aplikasi.
Jakarta: Arca.
Rosana, E. 2015. Konflik Pada Kehidupan Masyarakat (Telaah Mengenai Teori
dan Penyelesaian Konflik Pada Masyarakat Modern). Al-Adyan: Jurnal
Studi Lintas Agama, 10(2), 216-230.
Sudarman, Paryati. 2004. Belajar Efektif Di Perguruan Tinggi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
86
87
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sucipto, Agus dan Siswanto. 2008. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UIN
Malang Press.
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Afabeta.
Sukandarrumidi. 2002. Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Pemula.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Subagyo, Joko. 2015. Metode Penelitian Dalam Teori Praktik. Jakarta: PT Renita
Cipta.
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Afabeta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 perubahan kedua
tahun 2000 BAB XA Tentang Hak Asasi Manusia.
(https://id.wikisource.org/wiki/Undang Undang DasarNegara Republik
Indonesia Tahun 1945/Perubahan II, diakses tanggal 19 Februari 2016).
Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,
Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Dokumentasi Wawancara
Wawancara dengan pengurus UKM pada 05 November 2020
Wawancara dengan pengurus IMM pada 14 Oktober 2020
Wawancara dengan pengurus IMM pada 14 Oktober 2020
Wawancara dengan BEM pada 01 November 2020
Wawancara dengan pengurus BEM pada 14 Oktober 2020
Wawancara dengan pengurus UKM pada 05 November 2020
Wawancara dengan pengurus IMM pada 07 November 2020
Wawancara dengan pengurus BEM pada 01 November 2020
DAFTAR INFORMAN
Berikut ini merupakan daftar informan yang ditemui oleh peneliti dalam
melakukan penelitian di Kampus Unismuh Makassar.
NO NAMA INFORMAN UMUR KETERANGAN
1. Herman 23 Tahun Pengurus BEM
2. Darwan 22 Tahun Pengurus IMM
3. Rahmayani 23 Tahun Pengurus IMM
4. Fahmi 23 Tahun Pengurus BEM
5. Maulana 23 Tahun Pengurus UKM
6. Yahya 21 Tahun Pengurus IMM
7. Taufik 22 Tahun Pengurus UKM
8. Adriansyah 21 Tahun Pengurus IMM
9. Bayu 23 Tahun Pengurus BEM
Hasil Wawancara
Wawancara Rahmayani (23)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, mulanya di kader IMM lalu
lanjut di himpunan mahasiswa jurusan
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Saya masuk organisasi di kampus karena kewajiban dari DAD dan disitu
saya mulai kenal organisasi.
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Semua organisasi memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda
tentunya kami terutama di IMM sangat membuka komunikasi dengan
dengan organisasi lain. Sejauh ini komunikasinya berjalan aman.
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Banyak sih, mulai dari ketika ada kegiatan organisasi, biasa organisasi lain
ikut berpartisipsi, tapi yang saya lihat baru-baru ini saat demo kemarin
tentang pembayaran semester.
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di dalam
kampus?
Jawaban :
Dalam organisasi kak, tentu tidak bisa dipisahkan dari persaingan karena
itu yang membuat organisasi menunjukkan taringnya dengan organisasi
lain.
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawab :
Selama saya masuk organisasi kak, belum pernah organisasiku terlibat
konflik.
Wawancara dengan Herman (23)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya
diperkenalkan dengan mahasiswa jurusan setelah itu lanjut di IMM dan
lanjut di BEM terkhusus di fakultas pertanian.
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
saya masuk organisasi tentunya pada saat itu diberikan kesadaran oleh
senior-senior bahwa organisasi itu sangat penting sebagai penunjang dan
tentunya akan banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang didapatkan.
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Komunikasi kami dengan organisasi lain terjalin dengan baik.
Komunikasi organisasi selayaknya hubungan antar lembaga yang
dibangun melalui sesama ketua umum, namun tidak menutup
kemungkinan Juga untuk melakukan komunikasi antar individu.
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Ketika semua organisasi memiliki keresahan yang sama, biasa kalau
dalam lembaga internal kampus tentunya ketika ada kebijakan kampus
yang tidak pro dengan mahasiswa tentunya semua elemen organisasi
ketika mereka merasakan hal yang sama tentu mereka akan bersatu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang menyeluruh baik dari segi demontrasi
misalnya, audensi dengan pimpinan bahkan kegiatan-kegiatan yang bisa
dipatenkan atau kelaborasi dengan lembaga-lembaga lain.
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
Menurut saya bagus, selama tidak masih berjalan positif, salah satu
persaingan yang rasakan yaitu persaingan mencari anggota baru
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Hal yang biasa terjadi konflik dengan organisasi lain adalah ketika terjadi
kesalapahaman baik dari segi anggota misalnya yang diganggu oleh
teman-teman yang lain ataupun kultur organisasi yang disepelehkan oleh
organisasi lain biasa persoalan-persoalan itu menimbulkan konflik
tertunya itu berasal dari kesalapahan.
Wawancara dengan Darwan (22)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organnisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya di kader di
IMM.
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Karena kewajiban, makanya saya ikut DAD dan sejak itulah saya mulai
aktif di organisasi.
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Saya selalu berkomunikasi dengan baik dengan organisasi lain.
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
salah satunya dalam hal penegakan hak-hak dan kebijakan kampus serta
isu-isu yang merugikan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar.
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
Menurut saya bagus, selama tidak masih berjalan positif, salah satu
persaingan yang rasakan yaitu persaingan mencari anggota baru
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Konflik terjadi ketika adanya momen politik di dalam kampus, karena
kami dan organisasi-organisasi lain saling menunjukkan eksistensinya
dan ingin terus mempertahankannya, sehingga dalam momen politik
kampus kami terus menunjukkan taring dari masing-masing organisasi
kami.
Wawancara dengan Fahmi (22)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, tepatnya di himpunan
mahasiswa jurusan
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Ingin menambah keaktifan serta jaringan dan wawasan
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
komunikasi dengan organisasi lain dibangun agar bisa bersinergi dalam
melaksanakan tujuan organisasi jika memang diperlukan. Jika memang
membutuhkan dan dimungkinkan untuk berjalan bersama organisas lain
pasti akan dikomunikasikan selama itu sejalan dengan organisasi saya
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin
ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami
bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
Bagus, intinya dalam persaingan yang membangun anggota oraganisasi
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Tidak pernah
Wawancara dengan Maulana (23)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organnisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya di kader di
IMM lalu masuk di UKM LKIM
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Karena kewajiban, makanya saya ikut DAD dan sejak itulah saya mulai
aktif di organisasi.
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Saya selalu berkomunikasi dengan baik dengan organisasi lain.
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
salah satunya dalam hal penegakan hak-hak dan kebijakan kampus serta
isu-isu yang merugikan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar.
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
Menurut saya luar biasa terurtama persaingan mencari kader betapa
sulitnya untuk mencari anggota baru untuk dikader terutama mahasiswa
baru karena semua organisasi intra melakukan hal yang sama, tapi kami
terus berusaha.
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Selama saya aktif berorganisasi belum pernah saya dapatkan konflik
dalam organisasiku.
Wawancara dengan Yahya (21)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
saya diperkenalkan dengan mahasiswa jurusan setelah itu lanjut di IMM
dan lanjut di BEM dan saya didoktrin oleh senior.
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Semua organisasi memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda
tentunya kami terutama di IMM sangat membuka komunikasi dengan
dengan organisasi lain. Sejauh ini komunikasinya berjalan aman.
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Banyak sih, mulai dari ketika ada kegiatan organisasi, biasa organisasi lain
ikut berpartisipsi, tapi yang saya lihat baru-baru ini saat demo kemarin
tentang pembayaran semester.
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi didalam
kampus?
Jawaban :
Dalam organisasi kak, tentu tidak bisa dipisahkan dari persaingan karena
itu yang membuat organisasi menunjukkan taringnya dengan organisasi
lain.
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawab :
Selama saya masuk organisasi kak, belum pernah organisasiku terlibat
konflik.
Wawancara dengan Taufik (22)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, tepatnya di UKM Talas
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Karena doktrin senior
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
komunikasi dengan organisasi lain dibangun agar bisa bersinergi dalam
melaksanakan tujuan organisasi jika memang diperlukan. Jika memang
membutuhkan dan dimungkinkan untuk berjalan bersama organisas lain
pasti akan dikomunikasikan selama itu sejalan dengan organisasi saya
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin
ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami
bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
Persaingan organisasi di dalam kampus tentu hal yang tak bisa dihindari.
Tinggal bagaimana orgamsasl tersebut agar sebaiknya bersaing secara
sehat
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Tidak pernah
Wawancara dengan Adriansyah (21)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru tepatnya dihimpunan
jurusan lalu masuk IMM
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Karena doktrin kakanda
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Dalam segi komunikasi dengan organiasi lain sangatlah baik, terlihat dari
setiap acara yang dilaksanakan pasti mengundang para ketua ataupun
pengurus dari orgamsasl lain untuk hadir sebagai tamu.
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin
ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami
bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
kami selalu mendapatkan persaingan salah satunya persaingan perekrutan
kader yaitu kami selalu membuka perkaderan untuk mahasiswa baru,
tetapi setelah dikader hanya 5 sampai 10 orang yang aktif karena mereka
mengikuti perkaderan organisasi lain di intra kampus seperti di UKM
oraganisasi
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Tidak pernah, hanya konflik yang bersifat positif.
Wawancara dengan Bayu (23)
1. Kapan Anda masuk Organisasi?
Jawaban:
Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru tepatnya dihimpunan
jurusan lalu masuk IMM
2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?
Jawaban:
Karena doktrin kakanda
3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi
lain?
Jawaban:
Dalam segi komunikasi dengan organiasi lain sangatlah baik, terlihat dari
setiap acara yang dilaksanakan pasti mengundang para ketua ataupun
pengurus dari orgamsasl lain untuk hadir sebagai tamu
4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan
organisasi lain?
Jawaban:
Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin
ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami
bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi
5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di
dalam kampus?
Jawaban:
semua organisasi berlomba-lomba untuk mencari kader, persaingan itu
pasti ada, tapi kami tetap berusaha untuk merekrutnya dengan
memberikan sesuatu yang lebih dalam organisasi kami
6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?
Jawaban:
Tidak pernah, hanya konflik yang bersifat positif.
200
RIWAYAT HIDUP
Muzakkir. Dilahirkan di Sinjai pada tanggal 21 Mei 1998.
Penulis adalah anak pertama dari pasangan ayahanda
Zainuddin dan ibunda Marta. Penulis memulai pendidikan
di SDN 129 Batulappa tahun 2004 dan tamat tahun 2010,
tamat SMP Negeri 4 Sinjai Timur tahun 2013, dan tamat
SMA Negeri 3 Sinjai tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016), penulis
melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai
tahun 2021.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar,
penulis aktif berproses di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sampai jenjang
kekaderan Latihan Instruktur Dasar (LID). Penulis terakhir diamanahi sebagai
Ketua Bidang Tablig dan Kajian Keislaman periode 2019-2020. Penulis juga
pernah berproses di Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi
sebagai Ketua Bidang Kemuhammadiyahan periode 2017-2018.
Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Subhanahu wata’ala serta
iringan doa dari kedua orang tua sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di perguruan tinggi dengan menulis skripsi yang berjudul “Disparasi
Sosial Antara Anggota Organisasi Mahasiswa Intra Kampus di Universitas
Muhammadiyah Makassar”.