120
DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA INTRA KAMPUS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh NAMA : MUZAKKIR NIM : 105381107316 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2021

DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI

MAHASISWA INTRA KAMPUS DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NAMA : MUZAKKIR

NIM : 105381107316

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

2021

Page 2: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …
Page 3: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …
Page 4: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax. (0411) 860132

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muzakkir

NIM : 105381107316

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Disparitas Sosial Antara Anggota Organiasi

Mahasiswa Intra Kampus Di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri.

Bukan hasil jiplikan atau dibuatkan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya berbeda

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Januari 2021

Yang Membuat pernyataan

Muzakkir

NIM: 105381107316

Page 5: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax. (0411) 860132

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muzakkir

NIM : 105381104316

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skrips : Disparitas Sosial Antara Anggota Organisasi

Mahasiswa Intra Kampus Di Universitas

Muhammadiyah Makassar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya

menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skpripsi

saya.

4. Apa bila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1,2 dan 3 maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Makassar, Januari 2021

Yang Membuat pernyataan

Muzakkir

NIM: 105381107316

Page 6: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Resopa Temmangingngi, Malomo Naletei Pammase Dewata

(Hanya dengan keras dan ketekunan yang akan diridhai oleh

Allah SWT)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini Sebagai darma baktiku untuk

Ayahanda dan Ibundaku tercinta Serta saudara dan

keluargaku tersayang.

Page 7: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

vi

ABSTRAK

Muzakkir, 2020 Disparitas Sosial Antara Anggota Organisasi Intra Kampus

Unismuh Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Dibimbing oleh Nursalam sebagai pembimbing I dan Andi Nursida

sebagai pembimbing II

untuk mengetahui Interaksi sosial antara anggota organisasi intra Kampus

Unismuh Makassar. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan

pendekatan studi kasus mencoba mendeskripsikan fenomena dan pengalaman dalam

kehidupan yang bertujuan untuk mengungkap dan mengetahu interaksi sosial antara

anggota organisasi. Lokasi penelitian Universitas Muhammadiyah Makassar dengan

informan keseluruhan dalam penelitian ini sembilan orang tiga pengurus BEM, tiga

orang pengurus IMM dan tiga orang pengurus UKM. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yaitu: 1)reduksi data, 2)penyajian data, 3)Verifikasi. Serta

analisis dan keabsahan data yang digunakan yaitu: 1)Triangulasi Sumber,

2)Triangulasi Teknik, 3)Triangulasi Waktu.

Hasil penelitian ini menunjukkan interaksi antara anggota organisasi

mahasiswa memiliki kerjasama dalam mengawal kebijakan birokrat kampus dan

momen itulah anggota organisasi bersatu, disamping itu sering terjadi konflik antara

anggota organisasi dalam persaingan merekrut anggota baru dan persaingan dalam

menduduki posisi ketua dilembaga kampus yang biasanya berakhir pada konflik.

Kata kunci : Disparitas Sosial Organisasi,

Page 8: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

vii

ABSTRAK

Muzakkir, 2020 Interactions Among The Members Organization Inter Campus

Makassar Unismuh. Skripsi. Teaching sociology the faculty of education and

knowledge education. Guided by Nursalam as when I and Andi Nursida as II

Guidance to know social interaction between a member of a campus makassar

unismuh inter. Skripsi used the qualitative study descriptive study the case is tried

described phenomena and experience in the aimed at exposing and know a member of

a social interaction between.Research locations Muhammadiyah University Makassar

by informants overall this study, the nine people three bem three people the imm and

three were the smes.Data collection in this research using three technique, the

observation interview, and documentation. Data analysis techniques: 1 ) the reduction

data, 2 ) the data presentation used, 3 ) verification.Analysis and authenticity of the

and the data used the: 1 ) of triangulation, 2 ) triangulation technique, 3 ) triangulation

time.

This research result shows interactions among members of the student body

has the cooperation in protecting the policy of bureaucrats college and a moment that

is a member of the organization united, besides often conflict between members of

the organization in competition recruiting new members and competition in a sitting

head of dilembaga campus who usually end up on conflict.

Keywords: social interaction, organization, makassar unismuh

Page 9: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga proposal dengan judul “ Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi Intra

Kampus Unismuh Makassar” dapat dirampungkan dalam rangka memenuhi salah

satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan

Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar. Tak lupa juga penulis panjatkan shalawat dan salam atas

junjungan Nabiullah Muhammad Saw, Nabi yang telah membawa kita dari alam yang

gelap gulita ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Berbagai hambatan dan rintangan penulis hadapi dalam upaya pembuatan

proposal ini. Namun, berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak akhirnya proposal

ini dapat penulis selsaikan meskipun masih memiliki berbagai kekurangan. Oleh

karena itu, penulis sangat berharap sumbangan saran serta kritikan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan proposal ini.

Penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua Zainuddin dan Marta, atas

segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis

dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga yang telah mereka

berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia

dan di akhirat.

Page 10: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

ix

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse., M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Nurdin, M.Pd Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadi

yah Makassar.

4. Dr. H. Nursalam, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing 1.

5. Andi Nursida, S.Pd.,M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang senangtiasa

memberikan masukan dan arahan dalam penyempurnaan proposal ini.

Bapak dan Ibu dosen prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Buat teman-teman tercinta yang

selalu setia dalam memberikan motivasi. Buat teman-teman seperjuangan angkatan

2016 dan seperjuangan di Pikom IMM FKIP yang namanya tak mampu penulis

tuliskan satu-persatu atas segala dorongan, motivasinya terutama teman saya Nurul

Inna Hidayah yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini.

Terima kasih kepada saudara yang selalu membantu dan kepada seluruh keluarga

dan teman-teman tanpa terkecuali serta semua pihak yang tidak sempat penulis

sebutkan namanya satu-persatu. Karena, keterbatasan tempat, namun tidak

mengurangi rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala jasa-jasa dan

sumbangsi pemikiran yang telah diberikan selama ini.

Page 11: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

x

Penulis menyadari bahwa kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan

guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi yang ditulis dapat bermanfaat bagi

pembaca dan umumnya bagi penulis khususnya.

Amin

Makassar, Desember 2020

Penulis

Page 12: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................iii

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................v

ABSTRAK INDONESIA ..................................................................................vi

ABSTRAK INGGRIS ........................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI .....................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................8

C. Tujuan Masalah ......................................................................................8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................10

A. KAJIAN KONSEP .................................................................................10

1. Interaksi Sosial ...................................................................................10

a. Pengertian Interaksi Sosial ............................................................10

b. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial .....................................................10

c. Faktor- Faktor Pendorong Interaksi Sosial.....................................17

Page 13: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

xii

2. Organisasi Intra Kampus .....................................................................20

a. Pengertian Organisasi ...................................................................20

b. Dasar Pembentukan Organisasi .....................................................22

c. Tujuan Organisasi .........................................................................22

d. Budaya Organisasi ........................................................................24

e. Organisasi Kampus .......................................................................25

B. KAJIAN TEORI.....................................................................................27

1. Teori Struktural Fungsional ................................................................27

2. Teori Konflik ......................................................................................29

C. KERANGKA FIKIR .............................................................................33

D. PENELITIAN YANG RELEVAN .........................................................35

BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................37

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................39

C. Fokus Penelitian .....................................................................................39

D. Informan Penelitian ................................................................................39

E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................39

F. Teknik Pengecekan dan Keabsahan Data ................................................41

G. Teknik Analisis Data ..............................................................................42

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..............................44

A. Sejarah Lokasi Penelitian .......................................................................44

B. Keadaan Pendidikan ...............................................................................51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................62

Page 14: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

xiii

A. Hasil Penelitian ......................................................................................62

B. Pembahasan ...........................................................................................74

C. Interpretasi Teori ....................................................................................81

D. Nilai Kebaruan .......................................................................................82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................84

A. Simpulan ................................................................................................84

B. Saran ......................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................86

LAMPIRAN ......................................................................................................

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................

Page 15: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................34

Gambar 5.1 Dokumentasi Aksi Demontrasi .......................................................66

Gambar 5.2 Dokumentasi Pembukaan DAD IMM .............................................71

Gambar 5.3 Dokumentasi Berita Bentrok Antara mahasiswa ..............................73

Page 16: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang memiliki

ketergantungan antara yang satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup

sendiri tanpa adanya bantuan manusia lainnya sehingga disebut sebagai zoon

politicon. Interaksi sosial merupakan proses yang dilalui oleh seseorang dalam

mengadakan hubungan timbal balik, baik oleh individu dengan individu,

individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Dalam

mengadakan interaksi sosial, terdapat dua proses sosial yang dinamakan proses

asosiatif dan proses disosiatif. Sebagaimana yang diungkapkan Gillin dan

Gillin dalam (Maryati dan Suryawati 2012: 72) mengatakan bahwa ada, Dua

macam proses sosial yang dihasilkan oleh adanya interaksi sosial adalah proses

asosiatif dan proses disosiatif. Dalam interaksi sosial, tiap-tiap individu atau

kelompok memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Sebagian orang

menciptakan wadah yang digunakan dalam melakukan interaksi tersebut,

sehingga dibentuklah kelompok-kelompok sosial.

Organisasi merupakan bentuk dari kelompok sosial yang dibentuk dalam

rangka memfasilitasi individu atau kelompok dalam berserikat, berkumpul,

serta mengeluarkan pendapat. Menurut Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1954 perubahan kedua tahun 2000 BAB XA tentang

1

Page 17: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

2

Hak Asasi Manusia pasal 28 E ayat (3) disebutkan bahwa tiap-tiap warga

negara diberikan kebebasan dalam melakukan interaksi sosial dalam wujud

berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat, hal inilah merupakan

bentuk hak yang diberikan kepada warga negara serta jaminan dalam

membentuk suatu perkumpulan, kelompok sosial, atau bahkan organisasi.

Menurut Gebson (Hermino, 2013: 33), organisasi adalah sebagai wadah

yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak

dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Ada berbagai macam atau

jenis organisasi yang terdapat di Indonesia saat ini. Dilihat dari bidang yang

digelutinya, ada organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, budaya,

politik, lingkungan, pendidikan, keagamaan, militer dan lain sebagainya.

Sementara jika dilihat dari status anggota yang ada dalam organisasi tersebut,

ada organisasi kepemudaan, kemahasiswaan, buruh, tani, nelayan, karyawan

dan lain sebagainya. Setiap organisasi yang dibentuk tentunya memiliki tujuan

tersendiri dalam rangka melengkapi kebutuhan manusia yang kompleks sesuai

dengan bidangnya.

Dalam organisasi ekonomi misalnya, yang dibentuk dalam rangka

memenuhi kebutuhan manusia pada aktivitas produksi, distribusi, dan

konsumsi, sedangkan organisasi militer sengaja dibuat untuk sistem keamanan

suatu negara. Begitu pula dengan adanya organisasi politik, pendidikan, dan

organisasi lainnya, semuanya sengaja dibentuk dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan tujuan bersama. Setiap organisasi sosial yang ada di masyarakat

memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan sosial sehingga akan

Page 18: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

3

mempengaruhi kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, bahkan dapat

menciptakan perubahan secara signifikan bagi kehidupan masyarakat. Secara

umum, diantara beberapa bentuk organisasi yang disebutkan diatas, organisasi

kemahasiswaan merupakan organisasi yang cukup menarik untuk diamati

karena memiliki peranan dan pengaruh yang besar bagi keadaan sosial di

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di Indonesia sendiri, organisasi mahasiswa memiliki peranan penting

dalam menciptakan transisi pemerintahan yang terjadi pada tahun 1998, pada

saat itu pergerakan mahasiswa yang tergabung dalam aksi demonstrasi berhasil

menciptakan perubahan besar dalam sejarah Negara sehingga terjadi peralihan

sistem dari orde baru menuju tahap reformasi. Organisasi kemahasiswaan

merupakan organisasi yang cukup menarik untuk dibahas, karena mahasiswa

merupakan kaum intelektual, generasi kritis dan memiliki profesionalisme.

Organisasi kemahasiswaan sendiri berperan dalam memudahkan

mahasiswa untuk mengadakan aktifitas dan pengembangan diri serta

pendalaman keilmuan mahasiswa di kampus sesuai dengan apa yang di

sampaikan oleh Sudarman, (2004: 34-35) mengatakan bahwa, Organisasi

kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakuler

mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran,

keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa

dituntut untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain serta tidak

mengaklusifkan diri, sejalan dengan apa yang di sampaikan Soekanto dalam

(Irfani 2012: 43) Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang

Page 19: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

4

berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan

diterapkan di dalam masyarakat sebagai kunci kehidupan sosial. Dalam

partisipasi atau keikutsertaan di lingkungan organisasi, mahasiswa tentunya

harus saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lain sehingga terjalin

kordinasi dan komunikasi yang baik pula diantara para anggotanya. Secara

umum organisasi kampus terbagi menjadi dua organisasi yakni ekstra dan intra

kampus, adapun organisasi ekstra kampus adalah organisasi yang berada di

luar birokrasi kampus, organisasi ini berperan sebagai organisasi kader

sedangkan wilayah geraknya cenderung menasional dan memiliki misi dan visi

sesuai dangan tujuan organisasi, sedangkan organisasi intra kampus adalah

organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan

pergurunan tinggi, dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari

pengelola perguruan tinggi atau kementerian dan lembaga. Universitas

Muhammadiyah (Unismuh) Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi

Muhammadiyah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah dan memiliki

sejarah yang erat kaitannya dengan organisasi intra kampus.

Berdasarkan pedoman pimpinan pusat (PP) Muhammadiyah tentang

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) BAB X pasal 28 Tentang

Mahasiswa, Organisasi kemahasiswaan, dan Alumni. Pada ayat ke-2

disebutkan bahwa Organisasi PTM terdiri atas Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM), Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun dengan

banyaknya organisasi tersebut, maka banyak perbedaan pemikiran antara satu

Page 20: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

5

organisasi dengan organisasi lainnya, yang berpotensi pertikaian apabila

interaksi dan komunikasi sosial tidak dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut

berdampak langsung pada masing-masing anggota organisasi tersebut.

IMM merupakan ortom dari muhammadiyah yang didirikan pada tanggal

14 Maret 1964 M, dengan tujuan mengusahakan terbentuknya akademisi islam

dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. Kehadiran IMM di Unismuh

Makassar merupakan suatu kewajiaban demi menyokong tercapainya tujuan

Muhammadiyah. Interaksi antar anggotanya hanya dalam lingkup komisariat

atau setingkat fakultas. Proses penyatuan interaksi kader IMM dalam lingkup

Unismuh Makassar terlaksana ketika koordinator komisariat yang

melaksanakan suatu kegiatan.

UKM adalah lembaga kemahasiswaan tempat berhimpunnya para

mahasiswa yang memiliki kesamaan minat, kegemaran, kreativitas, dan

orientasi aktivitas penyaluran kegiatan ekstrakulikuler di dalam kampus. UKM

merupakan organisasi kemahasiswaan yang mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler kemahasiswaan

yang bersifat penalaran, minat dan kegemaran, kesejahteraan, dan minat khusus

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kedudukan lembaga ini berada

pada wilayah universitas yang secara aktif mengembangkan sistem pengelolaan

organisasi secara mandiri.

BEM adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga

eksekutif di tingkat pendidikan tinggi yang dipimpin oleh seorang Presiden

Mahasiswa. Dalam melaksanakan program-programnya, umumnya BEM

Page 21: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

6

memiliki beberapa kementerian dan departemen atau bidang. Akan tetapi di

Unismuh Makassar presiden mahasiswa (Presma) sudah fakum selama 4 tahun.

Organisasi tersebut memiliki kerjasama yang baik. Organisasi tersebut

bekerjasama untuk mengawal segala bentuk kebijakan pimpinan kampus dan

berlomba-lomba menjadi yang terbaik dalam mengembangkan intelektual

mahasiswa dengan adanya kajian-kajian setiap organisasi. Ketiga organisasi itu

berjuang mengharumkan Unismuh Makassar baik skala nasional maupun

internasional.

Proses interaksi ketiga organisasi itu tidak selamanya berjalan dengan

baik. Di dalam Organisasi sering terjadi perbedaan pendapat, terutama ketika

manusia berinteraksi dengan pihak lain diluar pribadi manusia itu sendiri.

Perbedaan pendapat umumnya dipicu oleh perbedaan-perbedaan dasar

pemikiran dalam menyikapi suatu hal. Dasar-dasar pemikiran tersebut meliputi

sudut pandang, pola analisis objek, paradigrna hidup, pandangan hidup dan

berbagai hal yang digunakan sebagai indikator seseorang dalam menilai suatu

hal. Inilah salah satu pemicu masalah dalam suatu organisasi, sehingga dapat

menyebabkan konflik antar organisasi.

Semua organisasi berlomba-lomba mendorong anggotanya untuk mengisi

posisi tertinggi dalam suatu organisasi intra kampus unismuh makassar.

Sehingga memunculkan persaingan yang serius diantara organisasi tersebut

yang akan berujung pada konflik. Pimpinan kampus mengeluarkan kebijakan

bahwa persyaratan untuk menjadi ketua harus kader IMM yang sudah

mengikuti darul arqam madya (DAM), sehingga memunculkan polemik

Page 22: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

7

diantara organisasi terutama UKM dan BEM. Hal itulah yang membuat

renggangnya interaksi diantara organisasi.

Kader merupakan regenerasi dalam organisasi, ketiga organisasi tersebut

berlomba-lomba merekrut kader baru, sehingga adanya saling mengklaim

kader, misalnya mahasiswa baru sudah dikader di IMM, dikader pula di UKM,

begitupula di BEM sehingga menimbulkan pengklaiman kader yang

menyebabkan renggangnya interaksi diantara organisasi.

Di samping itu banyaknya organisasi tak luput pula dari permasalahan atau

sentimen-sentimen yang ada antara organisasi. Kebanyakan ini terjadi antara

kader-kader oraganisasi satu dengan yang lainnya, karena keegoisan kader itu

sendiri yang menganggap organisasi mereka lebih baik dengan organisasi lain.

Dan disitulah terjadi perang dingin antar organisasi yang kurangnya interaksi di

antara sesama kader organisasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

melaksanakan penelitian di kampus Unismuh Makassar dengan judul

"Disparitas Sosial Antara Anggota Organisasi Mahasiswa Intra Kampus

Di Universitas Muhammadiyah Makassar".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok masalah

dalam pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana disparitas sosial antara anggota organisasi mahasiswa intra Kampus

di Unismuh Makassar?

Page 23: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Interaksi sosial antara

anggota organisasi mahasiswa intra Kampus di Unismuh Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan secara umum memberikan manfaat bagi

berbagai pihak. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis karya ilimiah ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan

pertimbangan atau acuan untuk penelitian empiris lebih lanjut mengenai

persoalan yang berhubungan dengan kajian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan penulis untuk

berfikir secara kritis guna melatih kemampuan, memahami dan

menganalisis masalah-masalah komunikasi sosial.

b. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pembinaan

organisasi.

c. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengalaman, wawasan dalam mengembangkan

keilmuan bagi dunia berorganisasi serta kemampuan upaya

peningkatan studi.

d. Bagi Universitas

Page 24: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

9

Dapat menambah referensi yang berhubungan dengan penelitian

organisasi.

Page 25: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Interaksi Sosial

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, kenyataan tersebut

menyebabkan manusia tidak akan dapat hidup normal tanpa kehadiran

manusia yang lain. Hubungan tersebut dapat digolongkan sebagai interaksi

sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang

dinamis yang berkaitan dengan orang-perorangan, kelompok-

perkelompok, maupun perorangan terhadap perkelompok ataupun

sebaliknya, Muslim dalam (Abdullah, 2013: 485). Interaksi sosial yaitu

hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, dan kelompok dengan kelompok, Muslim dalam (Soekanto,

2013: 485).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian interaksi sosial

yaitu hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain,

baik secara individu maupun dengan kelompok.

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan,

dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Pertikaian

mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian

tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang

dinamakan akomodasi.

10

Page 26: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

11

Menurut Philipus dan Aini (2006: 63) bahwa bentuk-bentuk interaksi

sosial antara lain sebagai berikut:

a. Proses Asosiatif

1) Kerjasama

Munurut Santoso (2004:22) kerjasama adalah sebuah proses

dimana terjadi sebuah kesadaran adanya kepentingan dan tujuan

yang sama, didalamnya yang kemudian melakukan sebuah

tindakan guna memenuhi kebutuhannya tersebut. Dalam bentuk

kerjasama ada kesediaan dari anggota kelompok untuk mengganti

kegiatan anggota kelompok lainnya karena kegiatan yang

dilaksanakan saling bergantung dengan kegiatan yang lain dalam

hubungannya dengan pencapaian tujuan bersama dalam organisasi.

Suatu usaha yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.

Bentuk-bentuk kerjasama yaitu kerukunan yang mencakup gotong-

royong dan tolong menolong, Bargaining yaitu pelaksaan

perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara

dua organisasi atau lebih, kooptasi (cooptation) yaitu suatu proses

penerimaan unsur-unsur dalam kepemimpinan atau pelaksanaan

politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk

menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi

bersangkutan, koalisi (coalition) yakni kombinasi antara dua

organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sarna,

Page 27: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

12

Joint venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek proyek

tertentu, misalnya pengoboran minyak, dan lain-lain.

2) Akomodasi

Munurut Santoso (2004:69) akomodasi merupakan sebuah

bentuk usaha untuk mengurangi pertentangan antara orang

perorangan atau antar kelompok-kelompok di dalam masyarakat

akibat perbedaan paham atau pandangan. Mencegah timbulnya

suatu pertentangan untuk sementara waktu atau temporer dalam

organisasi.

Akomodasi menunjukan pada dua arti yaitu yang menunjuk

pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses. Akomodasi

yang menunjukan suatu keadaan, berarti adanya suatu

keseimbangan dalam interaksi antara individu atau kelompok-

kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma- norma sosial

dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.

Sebagai suatu proses, akomodasi menunjukan pada usaha-

usaha manusia untuk menyelesaikan suatu pertentangan, yaitu

usaha-usaha untuk mencapai suatu kestabilan. Akomodasi

sebenarnya suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa

menghancurkan pihak lawan sehinga pihak lawan tidak kehilangan

kepribadiannya. Adapun tujuan dari akomodasi yaitu untuk

mengurangi pertentangan antara individu atau kelompok-kelompok

sebagai akibat dari perbedaan paham, mencegah meledaknya suatu

Page 28: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

13

pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer, untuk

memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok-kelompok

sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial

psikologis dan kebudayaan seperti dalam masyarakat yang

mengenal sistem kasta, mengusahakan peleburan antara kelompok-

kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campur

atau asimilasi dalam arti luas.

3) Asimilasi

Munurut Santoso (2004:81) asimilasi merupakan suatu proses

sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-

usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara

individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha untuk

mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental

dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan

bersama dakam organisasi.

b. Proses Disosiatif

Proses disosiatif sering disebut dengan oppositional process.

Oposisi atau proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga

bentuk yaitu persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu

atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan

melalui bidang kehidupan yang menjadi perhatian umum, kontroversi

adalah Satu proses yang berada antara persaingan dan pertentangan

atau pertikaian, Pertentangan terjadi karena menyadari adanya

Page 29: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

14

perbedaan-perbedaan tertentu antara suatu kelompok masyarakat

dengan kelompok masyarakat yang lain.

1) Persaingan

Munurut Santoso (2004:87) Persaingan merupakan suatu

proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing

mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada

suatu masa jadi pusat perhatian umum dengan cara menarik

perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa

mempergunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan dalam hal ini

meliputi berbagai hal yaitu persaingan ekonomi, budaya,

kedudukan atau peran, dan juga kesukuan/ras. Adapun fungsi dari

persaingan salah satunya adalah untuk menyalurkan sebuah

keinginan individu yang bersifat kompetitif dalam masyarakat,

yang kemudian secara output dengan adanya persaingan timbul

sebuah perubahan sosial dimana akan merujuk pada sebuah

kemajuan masyarakat.

2) Kontravensi (contravention)

Munurut Santoso (2004:90) Kontravensi yaitu bentuk

proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau

pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi

terhadap orangorang lain atau terhadap orang-orang lain atau

terhadap unsurunsur kebudayaan golongan tertentu. Kontravensi ini

identik dengan sebuah perbuatan penolakan dan perlawanan yang

Page 30: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

15

memungkinkan terjadinya sebuah penghasutan untuk menjatuhkan

lawan-lawanya. Menurut von Wiese dan Backer dalam (Soekanto,

2005:88) terdapat tiga tipe umum dalam kontravensi, yaitu

kontravensi parlementer, kontravensi yang menyangkut seks dan

kontravensi generasi masyarakat.

3) Pertentangan (Conflict)

Menurut Muchlas (2005;449) Pertentangan atau pertikain

yaitu suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha

memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menantang pihak

lawan dengan sebuah acmanan atau kekerasan. Di dalam diri

seseorang biasanya terdapat sejumlah kebutuhan dan peran yang

saling berkompetisi, berbagai macam cara untuk mengekspresikan

usaha dan peran, berbagai macam halangan yang terjadi antara usaha

dan tujuan, dan juga adanya aspek-aspek positif dan negatif yang

terkait dengan tujuan yang diinginkan.

Secara umum terjadinya pertentangan dikarenakan adanya

sebuah perbedaan yang sangat mencolok, mulai dari perbedaan

individu, kepentingan hingga perbedaan sosial. Konflik dalam

kelompok pun sering disebabkan oleh tidak sesuainya tujuan,

perbedaan-perbedaan imterpretasi dari berbagai fakta, ketidasetujuan

yang didasarkan pada bermacam ekspetasi perilaku. Pertentangan

dalam hal ini tidak serta merta bersifat negatif, namun juga bersifat

positif. Dalam hal ini dijelaskan mengenai akibat-akibat dari bentuk

Page 31: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

16

pertentangan yaitu yang bersifat positif adalah terjadi sebuah

solidaritas dalam suatu kelompok dan kemudian memungkinkan

terjadinya perubahan kepribadian, sedangkan yang bersifat negatif

adalah goyah atau retaknya kesatuan sosial masyarakat yang

memungkinkan terjadinya perpecahan atau disorganisasi. kelompok

dan kemudian memungkinkan terjadinya perubahan kepribadian,

sedangkan yang bersifat negatif adalah goyah atau retaknya kesatuan

sosial masyarakat yang memungkinkan terjadinya perpecahan atau

disorganisasi.

Masalah sosial tidak muncul secara alami, namum masalah

sosial ada karena social creation, yang tercipta sebagai hasil dari

pemikiran manusia dalam kebudayaan yang dimiliki oleh manusia

itu sendiri yang terwujud dari peranan-perenannya yang terwujud

karena interaksi sosial dalam suatu arena tertentu. Perwujudan

interaksi sosial tidak hanya bersifat positif saja, melainkan juga

bersifat negatif berupa masalah-masalah sosial. Bentuk interaksi

sosial yang bersifat disasosiatif merupakan bagian di dalamnya yang

pembahasannya adalah, dimana setiap kerangka perubahan yang

terjadi pasti terdapat proses yang kadang kala dimulai dengan adanya

benturan-benturan satu sama lain, yang mana kondisi ini dapat

berupa kontravensi bahkan pertentangan.

Secara umum hal tersebut sangat wajar karena untuk

membentuk sebuah keseimbangan atau equibilirium. Proses interaksi

Page 32: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

17

disasositif ini juga menjadi tinjauan konsep dalam menganalisis

interaksi sosial Himpunan Mahasiswa Lampung yang berada di

Yogyakarta dimana proses yang terjadi di dalamnya juga terdapat

unsur yang bersifat pro kontra diantara anggotanya, serta perbedaan

pendapat bahkan pertentangan turut menjadi bentuk interaksinya.

3. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial di masyarakat dapat terjadi karena ada

faktor pendorong terjadinya interaksi sosial. Menurut Mardianto (2007,

70-72) ada beberapa faktor pendorong dalam interaksi sosial yaitu:

a. Imitasi

Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi dilakukan

dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara atau tingkah

laku.

b. Sugesti

Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap

yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Contohnya nasehat

orangtua.

c. Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk

menjadi sama dengan pihak lain. Contohnya seorang anak yang

mengidolakan ayahnya.

d. Empati

Page 33: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

18

Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi

kejiwaan seseorang.

4. Syarat-syarat Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,

menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara

individu dengan kelompok. Menurut Soekanto, (2012: 58). Suatu interaksi

sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi beberapa syarat,

yaitu:

a. Adanya kontak sosial

Kata kontak dalam bahasa Inggrisnya contact, dari bahasa latin

con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya

menyentuh. Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh. Kontak sosial

ini tidak selah. Melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang

dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya

menggunakan Handphone (HP), telepon dan sebagainya. Kontak

sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1) Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negatif. Kalau kontak

sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah

pada suatu pertentangan atau konflik berarti negatif.

2) Kontak sosial dapat bersifat primer dan bersifat sekunder.

Kontak sosial primer terjadi apabila peserta interaksi bertemu

muka secara langsung. Misalnya kontak antara guru dengan

murid. Kalau kontak sekunder terjadi apabila interaksi

Page 34: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

19

berlangsung melalui perantara. Misal percakapan melalui

telepon, Handphone (HP), dan sebagainya.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari

satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Ada beberapa unsur pokok dalam komunikasi yaitu:

1) Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau

pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.

2) Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi

pesan, pikiran, informasi.

3) Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan

4) Media yaitu alat untuk menyampaikan pesan.

5) Efek atau feedback yaitu tanggapan atau perubahan yang

diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari

komunikator, soekanto, (2012: 58). Jadi pada umumnya,

komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat

dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa

verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih

dapat dilakukan dengan dengan nonverbal yaitu menggunakan

gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya

tersenyum, menggelengkan kepala.

Page 35: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

20

B. Organisasi Intra Kampus

1. Organisasi

Organisasi merupakan elemen yang sama diperlukan didalam

kehidupan manusia. Organisasi membantu manusia melaksanakan hal-hal

atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik secara

individu. Disamping itu, dapat dikatakan lagi bahwa organisasi-organisasi

membantu masyarakat demi kelangsungan pengetahuan dan ilmu

pengetahuan.

Menurut Argyris dalam Winardi, (2003 : 2) menerangkan bahwa

organisasi biasanya dibentuk orang guna mencapai sasaran-sasaran yang

dapat dicapai terbaik secara kolektif. Suatu organisasi dibentuk untuk

mencapai suatu tujuan tertentu oleh karenanya keberhasilan suatu

organisasi ditunjukan oleh kemampuannya mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan

sangat ditentukan oleh kinerja organisasi yang sangat dipengaruhi oleh

faktor eksternal maupun internal organisasi.

Menurut Duha (2016:181) organisasi adalah sekelompok orang yang

memiliki saling kebergantungan satu dengan yang lainnya, yang secara

bersama-sama memfokuskan usaha mereka untuk mencapai tujuan

tertentu, atau menyelesaikan tugas tertentu. Organisasi dicirikan oleh

perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Mereka

mengupayakan pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran, yang dapat

Page 36: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

21

dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Hal itu melalui tindakan-

tindakan individu-individu serta kelompok-kelompok secara terpadu.

Sebuah organisasi memiliki sebuah batas yang relatif dapat di

identifikasi.Adapun batas tersebut dapat berubah dengan berlangsungnnya

waktu. Batas itupun tidak senantiasa jelas, tetapi perIu terdapat adanya

sebuah batas yang dapat diidentifikasi, guna dapat membedakan anggota

organisasi tersebut, dengan bukan anggota.

Menurut Fattah, (2004: 82) elemen inti suatu organisasi adalah

manusia yang berinteraksi. Interaksi yang demikian merupakan kondisi

yang diperlukan sekaligus kondisi cukup, guna menetapkan eksistensi

organisasi yang ada. Kunci bagi organisasi yang berhasil adalah upaya

bersama yang memuaskan sarana-sarana pribadi yang bersifat keserasian,

ada kemungkinan bahwa sarana-sarana pribadi mungkin sangat atau agak

atau bersifat netral bertentangan dengan sarana-sarana ke organisasian.

Tapi kebanyakan anggota organisasi, hubungan yang diinginkan adalah

bahwa sarana-sarana pribadi mereka sesuai dengan sarana-sarana

keorganisasian. Keharusan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

yang mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai dalam organisasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila sarana-sarana

keorganisasian tercapai.

Page 37: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

22

2. Dasar Pembentukan Organisasi

Manusia memiliki banyak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat di

klasifikasikan menjadi kebutuhan fisik yang bersifat jasmani, kebutuhan

yang bersifat rohani atau psikologis, dan kebutuhan yang bersifat sosial.

Kebutuhan yang bersifat jasmani dan fisik berupa makanan dan

minuman, pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan tersebut adalah

kebutuhan primer manusia. Sedangkan kebutuhan yang bersifat rohani

atau psikologis berupa kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, kasih

sayang, perhatian, kehormatan, dan rasa aman. Adapun kebutuhan yang

bersifat sosial meliput kebutuhan untuk berserikat dan berkelompok,

kebutuhan untuk bekerja sama, kebutuhan untuk mendapatkan kebutuhan

persahabatan.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terhitung banyak

tersebut manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Manusia

membutuhkan orang lain atau pihak lain. Kebutuhan dengan pihak lain

terwujud dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

Menurut Sucipto dan Siswanto (2008: 62) dasar pembentukan

organisasi sebagai hal-hal berikut:

a. Memiliki tujuan yang jelas

Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas berarti memiliki arah yang

jelas. Tujuan tersebut menentukan adanya keteraturan dalam gerak

langkah organisasi jika organisasi tidak memiliki arah yang jelas akan

menimbulkan masalah organisasi yang akan mendatang.

Page 38: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

23

b. Terdapat pendelegasian tugas dan wewenang

Pendelegasian memiliki pendapat antara lain: pertama, pimpinan dapat

lebih memiliki fokus pada masalah kebijakan, rencana strategis dan

pengembangan organisasi. Kedua, bawahan memiliki rasa percaya diri

dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaannya. Ketiga, tingkat

ketergantungan bawahan terhadap pimpinan berkurang.

c. Memiliki satu kesatuan komando

Organisasi yang baik menyaratkan adanya satu kesatuan komando.

Kesatuan komando diperlukan guna meminimalkan kebingungan dan

konflik bawahan. Tiap pekerjaan dideskripsikan dengan jelas agar

tidak tumpang tindah sehingga teratur dan terencana dengan baik.

d. Memiliki struktur yang mendorong kreativitas karyawan

Era globalisasi mendorong kecepatan dalam merespon perubahan dan

pasar. Kecepatan karyawan dalam merespon perubahan tersebut

tergantung dari kreativitas karyawan. Dalam pendekatan teori

organisasi, struktur organisasi dapat mendukung terciptanya

kreativitas karyawan dan bawahan.

e. Ada pembagian tugas yang jelas

Organisasi yang baik juga memperhatikan pembagian tugas yang

jelas. Pembagian tugas memiliki implikasi pada adanya keteraturan

dan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan.

Struktur sebuah organisasi terbentuk berdasarkan komponen

komponen yang terdapat di dalam organisasi tersebut sebagai contoh

Page 39: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

24

sebuah organisasi yang terdapat di dalam sekolah misalkan, Struktur

organisasi di dalam sekolah tersebut akan terbentuk dari atas sebagai

pemimpin tertinggi yaitu Kepala Sekolah hingga sampai staff-staff

yang ada di paling bawah pada setiap departemen yang membentuk

sebuah visi dari organisasi sekolah tadi sehingga demikian struktur

organisasi akan memiliki bagan yang berbeda-beda sesuai komponen

yang membentuk organisasi tersebut dan sangat dipengaruhi oleh visi

dan bentuk organisasi tersebut.

3. Tujuan Organisasi

Secara sistematik maka keseluruhan kegiatan orgamsasi harus

berorientasi pada tujuan. Ini berarti bahwa tujuan organisasi mesti

dijadikan pedoman untuk dalam pembagian kerja, penentuan bahan tugas,

banyaknya tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

tertentu harus dipertimbangkan dengan berorientasi pada tujuan yang

telah ditetapkan. Dengan kata lain, keseluruhan pekerjaan pengelolaan

dan operasional harus diatur dan direncanakan berdasarkan strategi untuk

mencapai tujuan yang telah digariskan dengan cara efektif dan efisien.

Sucipto dan Siswanto (2008: 62) prinsip kerja yang menggunakan

tujuan sebagai pedoman lazimnya disebut management By Objective

(MBO). MBO merupakan penetapan prosedur formal atau semi formal,

yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan oleh kegiatan

(Iangkah), sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan.

Page 40: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

25

Begitu pentingnya kedudukan tujuan dalam penyusunan organisasi,

maka tujuan organisasi perlu terlebih dahulu dirumuskan secara jelas,

tertulis, dan kemudian dikomunikasikan secara baik sehingga tujuan bisa

dipahami secara benar-benar oleh para anggota organisasi.

Bila management by objective bisa dilaksanakan secara baik, maka

masing-masing anggota organisasi walaupun berbeda dalam dalam

kedudukan atau fungsinya, walaupun berbeda dalam waktu bekerjanya,

namun semuanya sebagai anggota sistem. Gerak langkahnya terarah pada

pencapaian tujuan organisasi dan didalamnya harus mempunyai tujuan

yang jelas, untuk membangun dan menghasilkan sesuatu pencapaian yang

lebih baik, yang sesuai dengan keinginan secara bersama-sama. Oleh

sebab itu, organisasi perIu menyediakan bagi bakat tersebut, sumber daya

sesuai dengan kemampuannya.

4. Budaya Organisasi

Budaya mengandung pengertian yang lebih luas. Bangsa-bangsa

dunia mempunyai budaya sendiri yang menjadi budaya nasional dalam

suatu negara mungkin terdapat berbagai suku yang mempunyai budaya

tersendiri, sebagai sub kultur berdasarkan kesukaan atau kewilayahan.

Menurut Linton Ihromi, (2006: 18) seluruh cara kehidupan dari

masyarakat yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara

hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau

lebih diinginkan.

Page 41: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

26

Demikian pula setiap organisasi dapat mempunyai budaya sendiri

yang berbeda dengan organisasi lain inilah yang disebut dengan budaya

organisasi. Dengan demikian budaya organisasi adalah budaya yang

diterapkan pada lingkup organisasi tertentu.

Lain halnya yang dikatakan oleh Wulantika, (2011: 209) budaya

merupakan pengendali sosial dan pengatur jalannya organisasi atas dasar

nilai dan keyakinan yang dianut bersama, sehingga menjadi norma kerja

kelompok, dan secara operasional disebut budaya kerja karena merupakan

pedoman dan arah perilaku kerja karyawan.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya

organisasi adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan,

norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti

tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan,

norma-norma, dan nilai-nilai tersebut menjadi pegangan semua sumber

daya manusia dalam organisasi dalam melaksanaka kinerjaanya. Tapi

pada hakikatnya, budaya organisasi itu adalah budaya yang menjadi

acuan yang melakukan interaksi.

5. Organisasi Kampus

Organisasi intra kampus adalah organisasi mahasiswa yang

memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan mendapat

pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Bentuknya dapat

berupa Badan Legislatif Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Senat

Mahasiswa, Himpunan Mahasiwa Jurusan, dan Para Ketua Tingkat.

Page 42: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

27

Berbeda halnya diperguruan tinggi Muhammadiyah, Berdasarkan

pedoman PP Muhammadiyah tentang PTM BAB X pasal 28 Tentang

Mahasiswa, Organisasi kemahasiswaan, dan Alumni. Pada ayat ke-2

disebutkan bahwa “Organisasi PTM terdiri atas IMM, Dewan Perwakilan

Mahasiswa, BEM dan UKM.

C. Kajian Teori

1. Teori Struktural Fungsional

Teori ini menekankan keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan

perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya antara

lain fungsi, difungsi, fungsi laten, fungsi manifes dan keseimbangan

(equalibrium). Menurut teori ini, masyarakat merupakan suatu sistem sosial

yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling menyatu

dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan

membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, Ritzer dalam (Wirawan,

2012: 42).

Menurut Lawer dalam (Wirawan, 2012: 43), teori ini mendasarkan pada

tujuh asumsi yaitu:

a. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri

atas bagian-bagian yang saling berinteraksi.

b. Hubungan yang ada bersifat satu arah atau hubungan yang bersifat timbal

balik.

c. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis.

Page 43: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

28

d. Integrasi yang sempurna didalam masyarakat tidak ada, sehingga

dimasyarakat senantiasa timbul ketegangan-keteganan dan

penyimpanagan-penyimpangan.

e. Perubahan-perubahan akan berjalan secara gradual dan perlahan-lahan

sebagai proses adaptasi.

f. Perubahan-perubahan hasil penyesuaian dari luar tumbuh oleh adanya

diferensiasi dan inovasi.

g. Sistem diintegarasikan lewat pemilikan nilai-nilai yang sama.

Teori struktural fungsional melihat masyarakat sebagai suatu sistem

yang memiliki struktur yang terdiri lembaga. Masing-masing lembaga

memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi dengan kompleksitas

yang bebeda-beda ada pada setiap masyarakat, baik masyarakat modern

maupun masyarakat primitif. Misalnya lembaga sekolah memiliki fungsi

mewariskan nilai-nilai yang ada pada generasi yang baru. Semua lembaga

akan saling berinteraksi dan saling menyesuaikan yang mengarah pada

keseimbangan. Bila terjadi penyimpangan dari suatu lembaga masyarakat

maka lembaga yang lainnya akan membantu dengan mengambil langkah

penyeuaian.

Stuktural fungsional dalam pandangan Parson dalam (Wirawan, 2012:

53) dapat dijelaskan dalam teori AGIL. Asumsi teori ini yaitu :

a. Adaptasi : sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari

luar, ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan

lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya.

Page 44: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

29

b. Pencapaian tujuan : sistem harus mendefinisikan dan mencapai

tujuantujuan utamanya.

c. Integrasi : sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi

komponennya. Itu pun harus mengatur hubun

d. gan antar ketiga imperatif fungsional tersebut (A,G,L).

e. Latensi (pemeliharaan pola). Sistem harus melengkapi, memelihara, dan

memperbaharui motivasi individu dan pola-pola budaya yang

menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.

2. Teori Konflik

Teori konflik merupakan salah satu teori dalam paradigma fakta

sosial. Para penganut teori konflik menunjukkan persepsi yang berbeda

dengan kalangan fungsionalis dalam memahami masyarakat. Teori konflik

melihat masyarakat sebagai arena dimana satu kelompok dengan yang lain

saling bertarung untuk memperebutkan (power) dan mengontrol dan bahkan

melakukan penekanan bagi saingan-saingan mereka. Menurut Alison dan

Wallace teori konflik memiliki tiga asumsi utama, dimana satu dengan yang

lainnya saling berhubungan (Wirawan, 2012 : 61).

a. Teori konflik menegaskan, bahwa manusia memiliki kepentingan-

kepentingan yang asasi dan mereka berusaha untuk merealisasikan

kepentingan itu.

b. Menunjukkan (power) (kekuasan) bukanlah sekadar barang langka dan

terbagi secara tidak merata, sehingga merupakan sumber konflik.

Page 45: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

30

c. Idiologi dan nilai-nilai dipandangnya sebagai senjata yang digunakan

oleh berbagai kelompok yang berbeda untuk meraih tujuan dan

kepentingan mereka masing-masing.

Teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf bahwa

masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada

kekuasaan (dominasi satu pihak atas pihak lainatas dasar paksaan) atau

wewenang (dominasi yang diterima dan diakui oleh pihak yang didominasi)

yang dinamakan (Imperatively coordinated associations) (asosiasi yang

dikoordinasi secara paksa) karena kepentingan kedua pihak dalam asosiasi-

asosiasi tersebut berbeda. Pihak penguasa berkepentingan untuk

mempertahankan kekuasaan, sedangkan pihak yang dikuasai berkepentingan

untuk memperoleh kekuasaan yang dapat menyebabkan perubahan sosial.

Dengan demikian, konflik menurut Dahrendorf merupakan sumber

terjadinya perubahan sosial. Pokok pikiran yang terkandung menurut teori

konflik yang dikemukakan oleh Dahrendorf adalah :

a. Setiap masyarakat manusia tunduk pada proses perubahan; perubahan

ada dimana-mana.

b. Disensus dan konflik terdapat dimana-mana.

c. Setiap unsur masyarakat memberikan sumbangan pada disintegrasi dan

perubahan masyarakat.

d. Setiap masyarakat didasarkan pada paksaan beberapa orang anggota

terhadap anggota lain (Rosana, 2015: 219).

Page 46: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

31

Berbicara mengenai teori konflik tidak lepas dari Coser dalam

(Wulansari, 2009:184) yang membedakan konflik yang realistis dari yang

tidak realistis. Konflik yang realistis berasal dari kekecewaan terhadap

tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan

kemungkinan keuntungan para partisipan dan yang ditunjuk pada objek

yang dianggap mengecewakan.Sedangkan konflik yang non-realistis,

yakni konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang

antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak

dari salah satu pihak.

Menurut paradigma fakta sosial kehidupan masyarakat dapat

dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri. Lepas dari persoalan apakah

individu-individu anggota masyarakat itu suka atau tidak suka, setuju atau

tidak setuju, jika masyarakat dilihat, dari struktur sosialnya tentunya

memiliki seperangkat aturan yang secara analitis merupakan, fakta yang

terpisah dari individu warga masyarakat, akan tetapi dapat mempengaruhi

perilaku kesehariannya. Kehidupan sosial manusia merupakan kenyataan

(Fakta) tersendiri yang tidak mungkin dapat dimengerti berdasarkan ciri-

ciri personal individu semata. Bagi Lewis A. Coser, konflik yang terjadi

didalam masyarakat tidak sematamata menunjukkan fungsi negatifnya

saja, tetapi dapat pula menimbulkan dampak yang positif. Oleh karena itu

konflik itu bisa menguntungkan bagi sistem yang bersangkutan. Bagi

Coser, konflik merupakan salah satu bentuk interaksi dan tak perlu

diingkari keberadaannya.

Page 47: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

32

Fungsi positif dari konflik menurut Lewis A.Coser dalam (M.

Poloma, 1994;108) merupakan cara atau alat untuk mempertahankan,

mempersatukan, dan bahkan untuk mempertegas sistem sosial yang ada.

Proposisi yang dikemukakan oleh Lewis Coser yaitu:

a. Kekuatan solidaritas internal dan integrasi kelompok dalam (in group)

akan bertambah tinggi apabila tingkat permusuhan atau suatu konflik

dengan kelompok luar bertambah besar.

b. Integritas yang semakin tinggi dari kelompok yang terlibat dalam

konflik dapat membantu memperkuat batas antar kelompok itu dan

kelompokkelompok lainnya dalam lingkungan itu, khususnya

kelompok yang bermusuhan atau secara potensial dapat menimbulkan

permusuhan.

c. Di dalam kelompok itu ada kemungkinan berkurangnya toleransi akan

perpecahan atau pengatokan, dan semakin tingginya takanan pada

consensus dan konformitas.

d. Para menyimpang dalam kelompok itu tidak lagi ditoleransi, kalau

mereka tidak dapat dibujuk masuk ke jalan yang benar, mereka

kemungkinan diusir atau dimasukan dalam pengawasan yang ketat.

e. Dan sebaliknya, apabila kelompok itu tidak terancam konflik dengan

kelompok luar yang bermusuhan, tekanan yang kuat pada

kekompakan, konformitas, dan komitmen terhadap kelompok itu

kemungkinan sangat berkurang. Ketidaksepakatan internal mungkin

dapat muncul kepermukaan dan dibicarakan, dan para penyimpang

Page 48: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

33

mungkin lebih ditoleransi, umumnya individu akan memperoleh

ruang gerak yang lebih besar untuk mengejar kepentingan pribadinya.

Pemikiran lewis Coser tentang suatu hubungan antara

kelompok luar dan dalam ini memang ada sedikit kemiripan dengan

George Simmel seperti proporsi simel yang menggambarkan tentang

fungsi positif konflik eksternal bagi kelompok internal sebagi berikut:

“Conflict with pther group constributes to establishment and

reaffirmation of the identy of the group and maintains its boundaries

against the surrounding social world” (Coser,1964:38) Seperti yang

pernah di ungkapkan oleh Coser bahwa Fungsi konflik eksternal

untuk memperkuat kekompakan internal dan meningkatkan moral

kelompok sedemikian pentingnya, sehingga pemimpin kelompok

dapat berusaha memancing antagonisme dengan kelompok luar atau

menciptakan musuh dengan orang luar supaya mempertahankan atau

meningkatkan solidaritas internal.

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan pedoman PP Muhammadiyah tentang PTM BAB X pasal 28

Tentang Mahasiswa, Organisasi kemahasiswaan, dan Alumni. Pada ayat ke-2

disebutkan bahwa “Organisasi PTM terdiri atas), Dewan Perwakilan

Mahasiswa, BEM dan UKM.

Banyaknya organisasi tak luput pula dari permasalahan atau sentimen-

sentimen yang ada antara organisasi. Kebanyakan ini terjadi antara kader-

kader oraganisasi yang satu dengan yang lainnya, karena keegoisan kader itu

Page 49: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

34

sendiri yang menganggap organisasi mereka lebih baik dengan organisasi

lain.

Peneliti menggunakan teori struktural fungsional dan teori konflik untuk

menganalisis interaksi sosial. Dalam interaksi sosial antar organisasi selalu

ditemukan yang namanya kerjasama dan persaingan. Kerjasama yang

dimaksud adalah mengawal kebijakan birokrat kampus dan membuat kegiatan

di kampus sedangkan persaingan yang dimaksud adalah merekrut anggota

baru dan pemilihan umum di kampus.

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Organisasi Intra Kampus

Interaksi antara anggota

organisasi

Mengawal kebijakan

birokrat kampus

Merekrut anggota

baru

Pemilihan ketua

organisasi di kampus

Asosiatif

Disosiatif

Page 50: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

35

E. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Lutfia Taqwa Ginanjar dengan judul “Interaksi Social Antara Organisasi

Ekstra Kampus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Study Kasus di HMI

dan PMII Cabang Ciputat). Hasil penelitiannya adalah bahwa organisasi

ekstra yang memiliki idiologi yang berbeda yang membuat mereka ingin

selalu bersaing untuk mendapatkan kedudukan atau tempat yakni

kekuasaan di dalam Badan Eksekutif Jurusan, Fakultas, dan Universitas.

Sebagian pula mementingkan kepentingan kelompok serta kepentingan

pribadi demi eksistensinya, dikarenakan adu gengsi dengan kelompok lain

apabila memiliki eksistensitas yang kuat, maka organisasi tidak boleh

dipisahkan dalam kehidupan mahasiswa, karena berorganisasi dapat

belajar membagi wewenang dalam diri seseorang ataupun organisasinya.

2. Maulisa Sudrajat dengan judul “Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga

Kemahasiswaan Nasional POS Keadilan Peduli Umat (PKPU). Hasil

penelitiannya bahwa pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh

lembaga kemahasiswaan Nasional PKPU adalah Pola bintang dan pola

rantai: Pola bintang digunakan untuk berkomunikasi secara umum, dimana

atasan bebas berkomunikasi kepada bawahan dan bawahan bebas

berkomunikasi ke atasan tanpa perantara orang lain. Pola ini dapat

berjalan dengan baik karena ada keterbukaan antara atasan dengan

bawahan dan bawahan dengan atasan. Untuk pola rantai dalam lembaga

kemanusiaan Nasional PKPU digunakan untuk memberikan informasi

Page 51: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

36

yang bersifat pengumuman dari satu divisi kepada seluruh karyawan yang

harus disampaikan melalui divisi SDM.

3. Defarul Andriansyah dengan judul “Interaksi Sosial Antar Organisasi

Kemahasiswaan (Analisis Terhadap Interaksi Antara BEM, Himasio,

Himakasi, dan Himapol Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Syiah Kuala). Hasil penelitiannya adalah bahwa pola interaksi antar

organisasi kemahasiswaan di fakultas ilmu sosial dan politik universitas

syiah kuala menunjukkan pola interaksi yang tidak berjalan hrmonis

disebabkan oleh ego pribadi atau organisasi serta adanya konflik yang

berkepanjangan yang diwariskan oleh para angkatan terdahulu kepada

penerus-penerus organisasi.

Page 52: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memenuhi fenomena tentang yang dialami subjek peneliti. Deskriptif adalah

berupa kata-kata, dan gambar. Deskriptif yaitu berupa kata-kata, dan gambar.

Penelitian kualitatif deskriptif yang menguraikan fakta tentang interaksi antara

anggota organisasi intra kampus Unismuh Makassar.

Metode deskriptif yaitu metode yang menuturkan dan menafsirkan data

yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, suatu proses

yang sedang berlangsung, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang

nampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya. Tujuan utama

penelitian kualitatif yaitu untuk memahami fenomena atau gejala sosial yang

terjadi di masyarakat.

Emzir, (2011:3) Jenis penelitian kualitatif tipe deskriptif yaitu data yang

dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-

angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk

mengilustrasikan dan menyediakan bukti prestasi.

Creswell (2017:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif (qualitative

research) yaitu metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna

yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari

masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan

37

Page 53: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

38

upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-

prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis

data dan menafsirkan makna data. Sehingga peneliti dapat mengeksplorasi dan

mengumpulkan data tentang interaksi antara anggota organisasi intra kampus

Unismuh Makassar.

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan studi kasus di

mana dengan studi kasus mencoba mencari arti dari pengalaman dalam

kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat,

pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau

pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian studi kasus yaitu mencari

atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari

pengalaman hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam

yang lama dengan partisipan. Sehingga peneliti dapat mengkaji, memperdalam

peristiwa tentang interaksi sosial antara anggota organisasi intra kampus

Unismuh Makassar.

Menurut Lauterbach (1993) dan Creswel mengatakan bahwa studi kasus

merupakan sebagai upaya menyingkap makna substantif suatu fenomena,

penelitian studi kasus ini berusaha mengartikulasikan “esensi”. Dengan

menggunakan perseptif feminis, fokus penelitian ini adalah pada persepsi

mahasiswa dan pengalaman organisasinya mereka. Perseptif ini mempermudah

usaha menyingkap pengalaman-pengalaman tersebut yang tertutup selama ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi refleksi studi kasus atas

Page 54: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

39

data yang ada berdasarkan investigasi eksistensial pada pengalaman para

mahasiswa, dan investigasi atas fenomena tersebut dalam konteks seni kreatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Unismuh Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2020.

C. Fokus Penelitian

Interaksi sosial antara pelaku organisasi mahasiswa intra kampus di

Unismuh Makassar.

D. Informan Penelitian

Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan Purposive

Sampling. Sugiyono (2018:124) menyatakan “Purposive Sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun informan

utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri karena peneliti terlibat

langsung dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus bersama

dengan partisipan atau informan ( locke, Spirduso, dan Silverman, 2007).

Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa organisasi intra

kampus sebanyak 9 orang sebagai informan kunci dengan kriteria sebagai

pengurus aktif dan memiliki jabatan ketua atau sekertaris.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam permasalahan penelitian untuk memperoleh data maka digunakan

adalah sebagai berikut:

Page 55: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

40

1. Obsevasi

Menurut Subagyo, (2015: 62) observasi dilakukan sesuai dengan

kebutuhan penelitian mengingat tidak setiap penelitian menggunakan alat

pengumpul data. Observasi memakan waktu yang lebih lama apabila ingin

melihat suatu perubahan dan pengamatan.

Penelitian ini menggunakan observasi langsung yang bersifat

partisipatif ataupun non partisipatif yaitu pengamatan yang melibatkan

peneliti dalam kegiatan yang menjadi penelitian dari organisasi IMM,

BEM dan UKM yang berguna untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang

telah terjadi didalam fenomena, sikap dan perilaku keseharian yang

berkaitan dengan interaksi sosial.

2. Wawancara

Menurut Sukandarrumidi, (2012: 88) wawancara adalah suatu

proses Tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara

fisik bertatap muka. Hal senada juga dikatakan o1eh Sugiyono, (2012:

233) wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun

dengan menggunakan telepon. Dalam kegiatan wawancara dilakukan

sebagai tindak lanjut untuk memperdalam keabsahan data dalam studi

dokumentasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan wawancara merupakan

teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas atau diteliti. Wawancara dilakukan kepada

pengurus organisasi yang telah ditentukan siapa yang ingin diwawancarai.

Page 56: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

41

3. Dokumentasi

Menurut Mulyana, (2010: 195) dalam wawancara dapat pula

dilengkapi dengan analisis dokumen seperti otobiografi, catatan harian,

surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita Koran, artikel majalah,

brosur, bulletin dan foto-foto. Metode ini digunakan untuk memperoleh

data tentang latar belakang Organisasi IMM, UKM dan BEM yang

meliputi struktur organisasi, dan foto-foto setelah wawancara.

F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian, setiap hal temuan harus di cek keabsahannya agar

hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat

dibuktikan keabsahannya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti antara

lain:

1. Trungulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu

fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari

dimensi waktu maupun dari sumber yang lain, (Sugiono, 2012: 241)

Dalam pengecekan data ini, peneliti menggunakan observasi dalam

lapangan yang didukung dengan pengecekan melalui wawancara dan

dokumentasi.

2. Tringulasi teknik

Dalam Sugiono, (2008:127) triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jadi

triangulasi teknik mencari informasi pada orang yang sama atau subjek

yang sama dengan cara atau teknik yang berbeda.

Page 57: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

42

3. Triangulasi Waktu

Menurut Sugiono, (2008:127) dalam rangka pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawacara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jadi

kondisi mampu mempengaruhi proses pengumpulan data.

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menguraikan model analisis

Huberman dan Miles yang disebut sebagai model Interatif. Menurut (Idrus,

2009: 147-151) adapun bentuk dari model interatif, yaitu:

1. Tahap pengumpulan data ini merupakan kegiatan dalam proses analisis

data interaktif berupa kata-kata, fenomena, foto, sikap dan perilaku

keseharian yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi

mereka dengan menggunakan metode kualitatif.

2. Tahap reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data ini berlangsung

secara terus-menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung.

3. Tahap penyajian data sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4. Tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai

penarikan arti data yang telah ditampilkan.

Dalam pelaksanaannya, data yang diperoleh berasal dari informasi dari

lapangan, dijadikan bentuk uraian, kemudian dikaitkan dengan data yang

Page 58: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

43

lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau

sebaliknya sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan

gambaran yang sudah ada.

Page 59: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Universitas Muhammadiyah Makassar

a. Sejarah Universitas Muhammadiyah Makassar

Unismuh Makassar didirikan pada tanggal 19 Juni 1963 sebagai

cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pendirian Perguruan

Tinggi ini adalah realisasi dari hasil Musyawarah Wilayah

Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-21 di Kabupaten

Bantaeng. Pendirian tersebut didukung oleh Persyarikatan

Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang pendidikan

dan pengajaran dakwah amar ma’ruf nahi munkar, lewat surat nomor : E-

6/098/1963 tertanggal 22 Jumadil Akhir 1394 H/12 Juli 1963 M.

Kemudian akte pendiriannya dibuat oleh notaries R. Sinojo

Wongsowidjojo berdasarkan akta notaries Nomor : 71 tanggal 19 Juni

1963. Universitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan sebagai

Perguruan Tinggi Swasta terdaftar sejak 1 Oktober 1965.

Unismuh Makassar sebagai PTM mengemban tugas dan peran yang

sangat besar bagi agama, bangsa dan negara, baik di masa sekarang

maupun di masa depan. Selain posisinya sebagai salah satu PTM/PTS di

Kawasan Timur Indonesia yang tergolong besar, juga padanya tertanam

kultur pendidikan yang diwariskan sebagai amal usaha Muhammadiyah.

44

Page 60: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

45

Nama Muhammadiyah yang terintegrasi dengan nama makassar

memberikan harapan terpadunya budaya, keilmuan dan nafas keagamaan.

Pada awal berdirinya, Unismuh Makassar membina dua fakultas yakni

fakultas keguruan dan seni jurusan bahasa Indonesia, dan fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan umum (PU), dan

pendidikan sosial (PS) yang dipimpin oleh rektor Dr. H. Sudan. Pada

tahun yang sama (1963) Unismuh Makassar telah berdiri sendiri dan

dipimpin oleh rektor Drs. H. Abdul Watif Masri. Perkembangan

berikutnya Unismuh Makassar pada tahun 1965 membuka fakultas baru

yaitu: fakultas ilmu agama dan dakwah (FIAD), fakultas ekonomi

(Fekon), fakultas sosial politik, fakultas kesejahteraan sosial, dan akademi

pertanian. Selanjutnya tahun 1987 membuka fakultas teknik, tahun 1994

fakultas pertanian, tahun 2002 membuka program pascasarjana, dan tahun

2008 membuka fakultas kedokteran, dan sampai saat ini, Universitas

Muhammadiyah Makassar telah memiliki 7 Fakultas 34 Program Studi

dan Program Pascasarjana yang telah terkareditasi BAN-PT.

Unismuh Makassar pada Tahun 2003 mengalami tahapan transisi

sejarah perkembangan, berupa perubahan formasi kepemimpinan dengan

bergabungnya generasi muda dan generasi tua. Pimpinan dan seluruh

civitas akademika Unismuh Makassar bertekad untuk memelihara hasil

capaian para pendahulu dan mengembangkannya kepada capaian yang

lebih baik, serta berkomitmen:

Page 61: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

46

1) memelihara kepercayaan masyarakat

2) mencapai keunggulan dalam kompetisi yang semakin ketat, dan

3) mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan dan pengembangan

diri. Dari ke tiga komitmen tersebut diharapkan dapat mengantar

Unismuh Makassar untuk menjadi Perguruan Tinggi Islam

Terkemuka.

Unismuh Makassar didirikan oleh Pemimpin Wilayah

Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara sebagai hasil karya

Panitia Pendiri yang dibentuk pada Musyawarah Wilayah Sulawesi

Selatan dan Tenggara ke 24 di Kabupaten Watan Soppeng pada tanggal 5

September 1962, dengan

Fakultas Ilmu Penelitian. Pada tahun 1966 - 1967, Unismuh

Makassar memindahkan Pusatnya ke Makassar dengan menempati

gedung Sekolah China yang pada tahun 1966.

Dalam perkembangannya, Unismuh Makassar memulai

pembinaannya dengan dua Fakultas yakni Fakultas Ilmu Pendidikan yang

kurikulumnya mengacu IKIP (sekarang Universitas Negeri Makassar ),

dan Fakultas Agama Islam denagn kurikulum IAIN (sekarang UIN).

Kedua Fakultas tersebut membuka cabang berbagai Kabupaten di

Sulawesi Selatan. Untuk cabang Fakultas Ilmu Pendidikan di Kabupaten

Bone, Bulukumba, Sidrap, Enrekang, dan kotamadya Pare – pare, cabang

Fakultas Tarbiyah di Kabupaten Jeneponto, Sinjai, Enrekang, Maros, dan

Page 62: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

47

Pangkep. Di Kotamadya Makassar, membuka Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial dan Politik. Untuk tetap bersaing di pasar kerja Unismuh Makassar

menggunakan tenaga dosen Yayasan dari berbagai Perguruan Tinggi

Negeri. Status mahasiswa adalah pegawai negeri yang sudah bekerja dan

mahasiswa murni.

b. Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Makassar

1) Visi

Ini menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Catur Dharma

PTM di Unismuh Makassar untuk kurun waktu hingga 2024. Dengan

penjelasan sebagai berikut:

(a) Perguruan Tinggi Islam

Dimaknai sebagai amal usaha muhammadiyah yang bergerak

di bidang dakwah dan amar maruf nahi munkar. Dengan demikian

Unismuh Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni senantiasa

berorientasi pada pengembangan nilai-nilai Islam dalam bingkai

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

(b) Terpercaya

Sebagai perguruan tinggi yang bernaung dibawah perserikatan

Muhammadiyah, maka Unismuh Makassar selalu berusaha

memelihara citra Muhammadiyah khususnya dibidang pendidikan

Page 63: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

48

yaitu menunaikan amanah masyarakat dalam penyelenggaraan

Catur Dharma PTM sehingga Unismuh Makassar menjadi pilihan

utama masyarakat.

(c) Unggul

Pengertian unggul memiliki makna substansif yang bernilai

kompetitif tinggi. Keunggulan Unismuh Makassar akan dibangun

melalui kegiatan- kegiatan akademik yang bersifat substansial yang

dapat dikompetisikan baik dalam ranah nasional maupun

internasional. Keunggulan yang dikembangkan mengarah kepada

enam bidang keunggulan yaitu; (1) Pendidikan,(2) Penelitian,(3)

Pengabdian kepada Masyarakat,(4) Kemahasiswaan,(5)

Kelembagaan, dan (6) Al Islam Kemuhammadiyahan. Masing-

masing bidang didorong untuk memiliki keunggulan spesifik

berupa kemampuan menginplementasikan nilai-nilai Islam ke

dalam seluruh bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya sehingga mempunyai nilai kompetitif yang tinggi.

(d) Mandiri

Kepercayaan masyarakat dan keunggulan diberbagai bidang

merupakan modal utama dalam menggapai kemandirian. Ada dua

kemandirian yang dimaksud yaitu; (1) Unismuh Makassar sebagai

lembaga yang mampu mandiri dalam pengelolaan dan

pengembangan diri, dan (2) mandiri dalam mewujudkan

Page 64: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

49

kesejahteraan bagi seluruh civitas akademika, alumni, masyarakat,

bangsa dan negara.

(e) Terkemuka

Visi terkemuka bagi Unismuh Makassar memiliki makna

sebagai cita-cita mulia yang terencana dan terarah untuk (1)

memelihara kepercayaan civitas akademika Unismuh Makassar,

alumni, dan masyarakat luas bahwa Unismuh Makassar adalah

tempat yang tepat untuk: menuntut ilmu, mengembangkan, dan

menyebarluaskannya, sekaligus sebagai tempat mengabdi dan

beribadah kepada Allah SWT. (2) meraih keunggulan dalam proses

pelaksanaan Catur Dharma PTM, dan (3) mewujudkan

kemandiriaan dalam pengelolaan dan pengembangan diri, serta ma

mpu mensejahterakan seluruh civitas akademika Unismuh

Makassar, alumni, masyarakat, bangsa, dan negara.

2) Misi

a) Menyelenggarakan proses pendidikan untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan;

b) Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran

yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan;

c) Menumbuhkembangkan dan menyebarluaskan penelitian yang

inovatif, unggul dan berdaya saing;

Page 65: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

50

d) Menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis kemitraan dan

ukhuwah;

e) Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan civitas akademika,

alumni, dan masyarakat.

Mengacu pada Visi dan Misi di atas, maka tujuan

Unismuh Makassar dirumuskan sebagai berikut: (1)

Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, cakap,

profesional, bertanggung jawab dan mandiri; (2) Meningkatnya

mutu proses dan hasil pembelajaran yang bermuara pada

kualitas lulusan; (3) Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil

penelitian; (4) Terwujudnya unit-unit usaha yang berbasis

ekonomi syariah; (5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas

pengabdian dan pelayanan pada masyarakat untuk mencapai

kesejahteraan. Dalam kiprahnya sebagai Perguruan Tinggi,

strategi dasar dalam mencapai visi dan misi adalah

menciptakan suasana kondusif dalam melaksanakan aktivitas

pengabdian di Unismuh Makassar sebagai upaya memberikan

pelayanan terbaik untuk meningkatkan kualitas pancadharma

Perguruan Tinggi dengan prinsip-prinsip.

c. Keadaan Pendidikan

Peningkatan pengelolaan, pengembangan, aktivitas pembelajar

an, dan suasana kampus yang islami tercermin di setiap gerak dan

Page 66: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

51

dinamikanya yang berelevansi pada misi persyarikatan

Muhammadiyah. Prinsip-prinsip manajemen modern yang berorientasi

pada peningkatan proses, mutu atau kualitas lulusan, dan terserapnya

alumni di berbagai lapangan pekerjaan adalah usaha Unismuh

Makassar yang bersifat berkelanjutan. Orientasi kualitas pelayanan

dan kualitas pengelolaan adalah upaya yang tiada henti dilakukan

untuk menciptakan kualitas lulusan yang tidak hanya memiliki

kemampuan akademik, tetapi juga mampu mengemban misi dakwah

sebagai bagian dari tugas utama persyarikatan Muhammadiyah.

Mewujudkan Visi menjadi Perguruan Tinggi Islam

Terkemuka, Unggul, Terpercaya dan Mandiri, Unismuh Makassar

terus berupaya untuk menghasilakn lulusan yang berakhlak mulia,

cakap, profesional, bertanggungjawab, dan mandiri. Menghasilkan

lulusan yang memiliki kompetensi lulusan yang unggul dan

berkualitas dengan cara peningkatan hard skill dan soft skill

mahasiswa berupa penguasaan Iptek dan Keterampilan serta

peningkatan kualitas karakter melalui Pendidikan Al Islam dan

Kemuhammadiyahan dan penerapan aturan yang sesuai Standar

Nasional Perguruan Tinggi adalah upaya yang harus diterapkan di

semua Program Studi.

Penyelenggaraan pendidikan dan aktivitas layanannya

senantiasa menjadikan Islam sebagai ruhnya. Upaya yang bersungguh-

Page 67: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

52

sungguh mendidik putra-putri bangsa untuk menjadi insan-insan

manusia yang bukan saja unggul dalam keilmuan, tetapi juga unggul

dalam keislaman. Unismuh Makassar berkeyakinan bahwa insan-insan

muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

Betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan

pemikiran secara matang terlebih dahulu. QS. Az-Zumar (39): 9 telah

menerangkan hal ini yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang

mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya

orang- orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

Peningkatan kualitas dan mutu pendidikannya, Unismuh

Makassar saat ini mengelola 8 Fakultas dengan 1 Program

Pascasarjana dan 1 Program Doktor. Dari ketiga program tersebut

terdapat 1 Prodi Diploma, 32 Prodi Strata 1, 6 Prodi Pascasarjana, 1

Program Doktor dan 2 Program Profesi. Kegiatan perkuliahan

dipusatkan pada Kampus Pusat, yang terletak di Jalan Sultan Alauddin

259 Makassar.

Proses pembelajaran, Unismuh Makassar di beberapa jurusan

telah menerapkan e-learning dan open course ware, bahkan telah

melakukan sistem ujian berbasis komputer (computer based test).

Mahasiswa dapat mengakses materi pemebalajaran dalam bentuk hard

copy di perpustakaan dan secara online, yaitu di digital library, e-

journal, skripsi online, dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru telah

Page 68: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

53

menggunakan Sistem One Day Service (ODS) atau Pelayanan Sehari

(Pendaftaran-Seleksi-Registrasi).

1) Aturan Akademik

Di Unismuh Makassar, layanan akademik mempermudah

kesuksesan belajar mahasiswa adalah usaha yang diprioritaskan.

Mahasiswa yang baru masuk hingga pada mahasiswa lulus, mereka

senantiasa dibimbing, diberi penjelasan secara intensif tentang

prosedur-prosedur layanan yang dapat diperoleh, baik sebagai hak

maupun sebagai kewajiban seorang mahasiswa.

Proses studi diawali dengan pendaftaran mahasiswa baru

melalui sistem One Day Service (ODS) atau Pelayanan Sehari

(Pendaftaran-Seleksi-Registrasi). Selanjutnya adalah mengikuti

kegiatan Pesantren Mahasiswa Baru dan kegiatan Orientasi

Pengenalan Jurusan, dan diakhiri dengan Pengukuhan Mahasiswa

Baru yang ditandai dengan Pemasangan Jas Almamater dan Kuliah

Perdana. Selanjutnya, Pemrograman MataKuliah atau sering

dikenal dengan istilah pengisian “Kartu Rencana Studi (KRS)”.

Pemrograman Matakuliah atau pengisian Kartu Rencana Studi

(KRS) ini telah diterapkan melalui Sistem Pemrograman

Matakuliah Berbasis IT Terintegrasi Bank Mitra Unismuh

Makassar yang dikenal dengan istilah SIMAK (Sistem Informasi

Manajemen Akademik). Sistem ini dapat diakses secara online

Page 69: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

54

penuh sehingga Pemrograman Matakuliah atau Pengisian KRS

tersebut dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Dan, sistem ini

dapat pula menjadi media informasi bagi wali mahasiswa atau

orang tua mahasiswa, sehingga wali mahasiswa atau orang tua

mahasiswa tersebut dapat mengetahui dan mengontrol status

keaktifan kuliah anaknya.

Setelah Pemrograman Matakuliah atau Pengisian KRS

dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah mengikuti perkuliahan.

Kegiatan perkuliahan dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan

dengan sistem pertemuan di kelas dan pertemuan melalui e-

learning. Praktikum, Praktek Kerja Lapang (PKL), Pemantapan

Profesi Keguruan (P2K), Kuliah Kerja Nyata (KKN), Penelitian,

Penyusunan Tugas Akhir atau Skripsi, Ujian Skripsi, Yudisium,

dan Wisuda adalah jenis-jenis kegiatan yang harus dilalui seorang

mahasiswa hingga menjadi Alumni Unismuh Makassar, dan proses

pengambilan atau pemrograman kegiatan-kegiatan tersebut

kesemuanya dilakukan melalui Sistem Berbasis IT SIMAK.

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari sisi

pelayanan materi maupun intensitas kehadiran dosen dan

mahasiswa di kelas, maka di setiap ruang kelas telah dilengkapi

dengan multimedia LCD, kamera CCTV, dan Pendingin Ruangan.

Selain itu, fasiltas-fasilitas penunjang pembelajaran dan

Page 70: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

55

pengembangan bakat mahasiswa, seperti: Laboratorium Bahasa,

Laboratorium Teknik, Laboratorium Komputer, Laboratorium

MIPA, Laboratorium Micro Teaching, Laboratorium Kedokteran,

Laboratorium Anatomi, Laboratorium Akuntansi, Hutan

Pendidikan, Pertambakan dan Empang Pendidikan, Laboratorium

Sekolah, Studio Gambar, Sarana Olahraga dan Kesenian,

Apartemen Mahasiswa, Mall Studen, Perpustakaan, Area Free

Hotspot Internet, Auditorium, Medical Center, KC. Bank Mitra

telah direpresentatifkan.

2) Suasana Kampus

Didukung dengan semangat mewujudkan Kampus “Unismuh

Yang Kau Cari” (UNggul, terperCAya, dan mandiRI), serta

semangat ruh Kampus Islami segenap Civitas Akademik senantiasa

berupaya menciptakan dan memelihara suasana kampus yang

dibingkai prinsip: Sipakainge yaitu Saling ingat mengigatkan, Sip

akalebbi yaitu Saling menghargai, Sipakatau yaitu Saling mengho

rmati, Malilu Sipakainge yaitu yang Khilaf diingatkan, Mali

Siparappe yaitu yang hanyut/tersesat ditolong, Rebba Sipatokkon

g yaitu yang Jatuh ditegakkan, Resofa temmangingi naletei

fammasena Dewata yaitu kerja keras penuh keikhlasan dan berdoa

mewujudkan tercapainya cita-cita yang diridhai Allah SWT.

Page 71: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

56

Mahasiswa Unismuh Makassar yang berasal dari seluruh

Wilayah Republik Indonesia, bahkan dari luar negeri dengan latar

belakang sangat beragam semuanya terbingkai dalam “Satu

Ikatan Persaudaraan” tanpa memandang perbedaan status sosial,

ekonomi, agama, suku, dan budaya. Semuanya berbaur dalam

senyum dan canda yang ceria. Semuanya bergerak dan beraktivitas

menuju tujuan tercapainya cita-cita tanpa ada diskriminasi.

Bingkaian prinsip Sipakainge, Sipakalebbi, Sipakatau, Malilu

Sipakainge, Mali Siparappe, Rebba Sipatokkong, dan Resofa

temmangingi naletei fammasena Dewata, Unismuh Makassar

berkomitmen menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas

yang tidak hanya untuk menghasilkan lulusan yang memiliki

kemampuan akademik baik, namun juga menjunjung tinggi nilai-

nilai etika berkehidupan di masyarakat, serta dapat bertindak

Islami.

Pemberlakukan aturan ketat terhadap setiap pelanggaran,

program kampus bebas asap rokok, program kewajiban shalat

berjma’ah di masjid kampus, gerakan shalat subuh berjamaah di

masjid Kampus, gerakan jamaah dakwah jamaah, program

pengajian tujuh menit (Kultum) usai shalat dhuhur, dan tahzinul

qira’ah 3 kali sepekan di seluruh unit kerja adalah responsif dalam

rangka mewujudkan kampus damai, islami, dan penciptaan suasana

Page 72: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

57

kampus penuh kekeluargaan, ramah, nyaman, asri, dan indah, serta

bersih dari berbagai polusi.

3) Ekstrakulikuler

Unismuh Makassar dalam setiap komitmennya, selain

berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan reputasi dan

sarana-prasarana proses penunjang keberhasilan akademik, juga

sangat diupayakan untuk menghasilkan alumni-alumni yang berbobot

dan siap terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, selain menyediakan

kurikulum yang sesuai dengan perkembangan tebaru di dunia kerja,

juga disediakan berbagai kesempatan bagi para mahasiswa untuk

membina keahlian-keahlian yang nantinya diperlukan di dunia kerja.

Mempersiapkan mahasiswa menuju ke gerbang kehidupan

yang sebenarnya setelah mereka lulus adalah hal yang utama dan

pertama. Unismuh Makassar memerhatikan bahwa zaman

sekarang: “hard skill is necessary but is not sufficient”, kita butuh

pelengkap yang namanya “soft skill”.

Melengkapi kebutuhan “soft skill” mahasiswa tersebut,

Universitas Muhammadiyah Makassar menghadirkan berbagai

kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan aktivitas

pelengkap yang sesuai kebutuhan dan kegemaran dari mahasiswa.

Dengan demikian, kehadiran mahasiswa di kampus tidak hanya

menghabiskan waktu untuk mengikuti perkuliahan, praktikum,

Page 73: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

58

pengerjaan tugas dan ujian, penelitian serta aktivitas akademik

lainnya, namun juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

menjalani kehidupan kampus secara alami melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang ada.

Keaktifan mahasiswa di dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah

harapan dan upaya pembelajaran non akademik yang dapat

memberikan efek pembiasaan cepat beradaptasi, terbiasa

bersosialisasi, terbiasa berkompetisi, dan memperluas relasi dan

jaringan komunikasi. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler di

Unismuh Makassar adalah upaya memenuhi kebutuhan, kegemaran,

dan juga sebagai pembinaan mental untuk menjadikan mahasiswa

memiliki berbagai keahlian, punya inisiatif, dan mandiri.

2. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

a. Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Dalam Anggaran Dasar (AD) BAB I pasal 1 dan 2, Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah adalah Gerakan Mahasiswa Islam yang beraqidah Islam

yang bersumber dari Al-quran dan As-Sunnah yang didirikan pada tanggal

29 Syawal 1384 H. Bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di

Yogyakarta. Sejarah berdirinya IMM sebagai bagian dari AMM (Angkatan

Muda Muhammadiyah), yang merupakan organisasi otonom dibawah

perserikatan Muhammadiyah, sesungguhnya didasari oleh dua faktor

integral yang melandasinya. Kedua faktor tersebut yaitu faktor internal dan

Page 74: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

59

faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud yaitu faktor yang terdapat

didalam diri Muhammadiyah yang salah satunya ingin menyebarkan

idiologi Muhammadiyah dikalangan mahasiswa, sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang berasal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat

Islam di Indonesia dan pada umumnya adalah seluruh umat dunia.

Adapun pendiri IMM yaitu Djazman Al Kindi, Soedibjo Markoes, M.

Amien Rais, Yahya Muhaimin, dan Rosyad Saleh. IMM adalah organisasi

otonom muhammadiyah dan merupakan organisasi satu-satunya yang

diakui keberadaannya di Unismuh Makassar untuk mengadakan kegiatan

pengkaderan kepemimpinan secara formal. Rektor adalah pembina IMM di

tingkat Universitas. Dekan adalah pembina IMM ditingkat fakultas.

Stuktur dan tata kerja IMM di Unismuh Makassar mengikuti AD/ART

IMM yang berlaku.

b. Tujuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Tujuan dari IMM yaitu mengusahakan terbentuknya akademisi islam

dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Adapun penegasan dari

IMM

1) Menegaskan bahwa IMM merupakan gerakan mahasiswa

2) Menegaskan bahwa kepribadian adalah landasan perjuangan IMM

3) Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam

Muhammadiyah

Page 75: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

60

4) Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah

dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta

dasar dan falsafah Negara

5) Menegaskan bahwa ilmu adalá amaliah dan amal adalah ilmiah

6) Menegaskan bahwa amal usaha Mahammadiyah lillahi ta'ala dan

senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.

3. Badan Eksekutif Mahasiswa

BEM adalah merupakan lembaga eksekutif tertinggi organisasi

ditingkat Fakultas. BEM ini berfungsi membantu pimpinan fakultas dalam

membina mahasiswa dan bertugas mengkoordinir kegiatan yang dilaksanakan

oleh HMJ. BEM merupakan suatu organisasi intra kampus yang mempunyai

peranan yang sangat penting terhadap mahasiswa,salah satu diantaranya

mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh HMJ selain dari pada itu

merupakan wadah pembelajaran diri, mengembangkan ilmu pengetahuan,

mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktifis yang ada

di dalam organisasi tersebut. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa

untuk berkreativitas dalam rangka memperoleh pengetahuan di bangku kuliah.

Page 76: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

62

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya

bertujuan untuk mengetahui interaksi sosial antara anggota organisasi intra

kampus Unismuh Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

bersifat deskriptif, yang bertujuan memberikan gambaran dan informasi mengenai

interaksi sosial antara anggota organisasi intra kampus Unismuh Makassar. Pada

BAB ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian yang ditemukan

dilapangan pada beberapa mahasiswa yang bergabung dalam organisasi intra

kampus Unismuh Makassar.

Pada penelitian kualitatif, peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan

apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data. Pada penelitian

kualitatif, bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi

berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,

dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data, dan diharapkan dapat memberikan

pemahaman secara lebih mendalam tentang organisasi pada anggota masing-

masing organisasi.

Unismuh Makassar dalam setiap komitmennya, Selain berupaya semaksimal

mungkin untuk meningkatkan reputasi dan sarana prasarana proses penunjang

keberhasilan akademik, juga sangat diupayakan untuk mengahsilkan alumni-

alumni yang berbobot dan siap terjun kerja. Oleh karena itu, selain menyediakan

62

Page 77: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

63

kurikulum yang sesuai dengan perkembangan terbaru di dunia kerja, juga

disediakan berbagai kesempatan bagi para mahasiswa untuk membina keahlian-

keahlian yang nantinya diperlukan di dunia kerja. Mempersiapakan mahasiswa

menuju ke gerbang kehidupan yang sebenarnya setelah mereka lulus adalah hal

yang utama dan pertama. Unismuh Makassar memerhati bahwa zaman sekarang

hard skill is necessary but is not sufficient, kita butuh pelengkap yang namanya

soft skill.

Ada beberapa bentuk organisasi mahasiswa di kampus Unismuh Makassar

yaitu IMM, BEM, UKM. Ketiga organisasi itu merupakan organisasi yang diakui

oleh perguruan tinggi Muhammadiyah termasuk di unismuh Makassar.

1. Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi Intra Kampus Unismuh

Makassar.

Berbicara mengenai interaksi sosial dalam suatu organisasi, tidak

terlepas dari hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu

dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Secara umum bentuk

interaksi sosial terbagi menjadi dua yaitu asosiatif dan disosiatif.

a. Interaksi Sosial Bersifat Asosiatif

Proses Asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif.

Proses ini penting untuk kemajuan suatu organisasi. Dalam proses ini,

anggota-anggota organisasi berada dalam keadaan harmoni yang

mengarah pada pola-pola kerjasama, akomodasi dan asimilasi.

Page 78: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

64

Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa ketika ada kebijakan

birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, maka organisasi intra

kampus mengadakan konsolidasi. (Observasi 10/10/2020).

Dipertegas lagi hasil wawancara yang dilakukan dengan H (23)

sebagai Pengurus BEM di Unismuh Makassar

“Ketika semua organisasi memiliki keresahan yang sama, biasanya

ketika ada kebijakan kampus yang tidak pro dengan mahasiswa maka

semua elemen organisasi bersatu untuk melakukan kegiatan

demokrasi.” (Wawancara, H 14/10/2020)

Dari hasil wawancara diatas bahwa anggota organisasi akan

bekerjasama ketika ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan

mahasiswa, Para anggota organisasi memiliki kesadaran yang tinggi

untuk mengawal segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh birokrat

kampus.

Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara peneliti dengan D (22)

Selaku Pengurus IMM di Unismuh Makassar

“Dalam hal penegakan hak-hak dan kebijakan kampus serta isu-isu

yang merugikan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar”

(Wawancara, D 14/10/2020)

Dari hasil Wawancara diatas dimana anggota organisasi memiliki

peranan penting dalam menegakkan hak-hak mahasiswa bahkan

masyarakat disekitarnya. Setiap organisasi memiliki kewajiban untuk

mengawal segala bentuk permasalahan sosial yang merupakan tanggung

jawab sosial yang harus dijewantahkan dalam bentuk tindakan. Tindakan

Page 79: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

65

itulah yang menghimpun anggota organisasi bersatu dan bekerjasama

dalam satu tujuan yang sama. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh H

(23) selaku ketua BEM di Unismuh Makassar

“kami bersama teman-teman melakukan konsolidasi bersama sebelum

turun aksi agar gerakan kami ini tersistematis dan semua massa aksi

mengetahui apa yang kami perjuangkan”

(wawancara, H 17/10/2020)

Dari hasil wawancara diatas proses konsolidasi diharapkan

memberikan suatu bentuk kesepakatan dan kerjasama dalam menuntaskan

suatu permasalahan sosial terutama masalah didalam kampus.

Apa yang dikatakan oleh beberapa informan diatas dipertegas

dengan apa yang dikatakan oleh F (23) selaku pengurus BEM

“kemarin ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan

mahasiswa, kami bersama elemen organisasi kampus melakukan

konsolidasi”

(wawancara, F 01/11/2020)

Dari wawancara diatas bahwa semua elemen organisasi bersatu

dan melakukan konsolidasi untuk menyatukan gagasan mereka sebelum

turun melakukan aksi demokrasi.

Kemudian diperjelas oleh H (23) dalam proses wawancara

“Saya teringat waktu ada kebijakan Rektor tentang pembayaran

uang kuliah yang merugikan mahasiswa”

(wawancara, H 21/10/2020)

Dari wawancara diatas bahwa organisasi di unismuh Makassar

akan bersatu melalukan konsolidasi sebelum demonstrasi, sebagaimana

Page 80: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

66

yang dikatakan oleh H ketika ada kebijakan Rektor yang dianggap

merugikan mahasiswa.

Gambar 5.1 Dokumentasi aksi demontrasi organisasi intra kampus

Unismuh Makassar

Dari dokumentasi diatas bahwa aliansi mahasiswa organisasi intra

kampus Unismuh Makassar melakukan aksi demonstrasi yang menuntut

birokrasi kampus. Jelas terlihat bahwa organisasi intra kampus unismuh

Makassar bersatu dan bekerjasama mengawal kebijakan birokrat kampus.

b. Interaksi Sosial Bersifat Disosiatif

Interaksi sosial yang cenderung mengarah pada perpecahan suatu

kelompok atau organisasi yang meliputi persaingan bahkan suatu konflik.

berbicara mengenai interaksi yang bersifat disosiatif, tidak terlepas dari

persaingan, pertentangan maupun konflik dalam suatu organisasi.

Interaksi sosial yang bersifat Disosiatif yang biasa didapatkan dalam

Page 81: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

67

organisasi diantaranya perekrutan anggota baru dan persaingan dalam

menduduki posisi ketua dilembaga kampus.

Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa semua pengurus organisasi

masuk dan dikader dalam organisasi sejak mahasiswa baru (Observasi

11/10/2020).

Observasi yang ditemukan dilapangan dipertegas dengan wawancara

dengan R (23) selaku pengurus IMM di Unismuh Makassar.

“Saya masuk organisasi sejak mahasiswa baru pada tahun 2017,

pertama saya masuk di IMM karena disitu saya pertama dikader

kemudian yang kedua di himpunan mahasiswa jurusan”

(Wawancara, R 14/10/2020)

Dari wawancara diatas bahwa R masuk organisasi sejak

mahasiswa baru terutama di ikatan mahasiswa Muhammadiyah, semua

organisasi membuka perkaderan untuk menghimpun anggota baru, demi

melanjutkan regenerasi kepengurusan dalam organisasi.

Senada dengan apa yang dikatakan oleh Y (21) selaku pengurus

BEM

“Saya masuk organisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya

diperkenalkan dengan mahasiswa jurusan setelah itu lanjut di

IMM dan lanjut di BEM dan saya didoktrin oleh senior”

(Wawancara, Y 19/10/2020)

Dari wawancara diatas bahwa Y masuk organisasi sejak

mahasiswa baru pertama diperkenalkan oleh himpunan kemudian lanjut

di IMM terakhir lanjut di BEM, Dia mendapat dorongan dari senior-

Page 82: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

68

seniornya untuk berorganisasi karena dengan organisasi akan memperlaus

jaringan dan mengembangkan kemampuan pengetahuannya.

Senada dengan apa yang dikatakan oleh R (23) selaku pengurus

IMM

“Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, mulanya di kader

IMM lalu lanjut di himpunan mahasiswa jurusan”

(Wawancara, R 17/10/2020)

Berdasarkan wawancara diatas sangat jelas persaingan organisasi

dalam memperebutkan dan mencari anggota baru dimulai saat ada

mahasiswa baru .

Apa yang dikatakan kedua informan diatas dipertegas dan

dikuatkan dengan wawancara T (22) selaku pengurus UKM di Unismuh

Makassar

“Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru terkhusus di UKM

Talas, pada saat itu saya didokrin oleh dosen sekaligus senior di

Jurusan, dan pada saat itulah saya memberanikan diri untuk masuk

diorganisasi”

(Wawancara, T 25/10/2020)

Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa mereka masuk

organisasi karena dorongan dari senior yang mengatakan bahwa dengan

berorganisasi akan mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan, disamping

itu akan mengasah dan mengembangkan kemampuan diri (soft skill).

Sangat jelas perbedaan antara mahasiswa yang mengikuti organisasi

dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi salah satunya

Page 83: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

69

kemampuan mereka dalam mengembangkan kepemimpinan maupun

bakat yang dimiliki.

Rata informan masuk organisasi pada mahasiswa baru begitu pula

apa yang dikatakan R (23) selaku pengurus IMM di Unismuh Makassar

“Organisasi yang pertama saya masuki yaitu IMM lalu ke

himpunan mahasiswa jurusan, pada saat itu saya masih

mahasiswa baru” (wawancara, 21/10/2020.

Berdasarkan wawancara diatas sangat jelas persaingan organisasi

dalam memperebutkan dan mencari anggota baru dimulai saat ada

mahasiswa baru .

Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa semua organisasi

berlomba-lomba mencari anggota baru terutama dalam penerimaan

mahasiswa baru, salah satunya membuat perkaderan dalam organisasi

(Observasi 11/10/2020).

Observasi yang ditemukan dilapangan dipertegas dengan

wawancara dengan M (23) selaku Pengurus UKM di Unismuh Makassar.

“betapa sulitnya untuk mencari anggota baru untuk dikader

terutama mahasiswa baru karena semua organisasi intra

melakukan hal yang sama, tapi kami terus berusaha”

(Wawancara, Y 05/11/2020)

Dari wawancara diatas bahwa semua organisasi berlomba-lomba

untuk mencari anggota baru terutama pada musim mahasiswa baru,

tentunya dengan tujuan untuk mencari pelanjut ekstafek kepemipinan

dalam suatu organisasi.

Page 84: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

70

Senada apa yang dikatakan A (21) selaku pengurus IMM di

Unismuh Makassar.

“kami selalu membuka perkaderan untuk mahasiswa baru, tetapi

setelah dikader hanya 5 sampai 10 orang yang aktif karena

mereka mengikuti perkaderan organisasi lain di intra kampus

seperti di UKM”

(Wawancara, A 07/11/2020)

Dari wawancara diatas menunjukkan perebutan anggota organisasi

intra berada dalam persaingan yang ketat sehingga semua organisasi harus

kreatif dalam perebutan mahasiswa baru.

Dipertegas lagi dengan wawacara dengan B (23) selaku pengurus

BEM di Unismuh Makassar

“semua organisasi berlomba-lomba untuk mencari kader,

persaingan itu pasti ada, tapi kami tetap berusaha untuk

merekrutnya dengan memberikan sesuatu yang lebih dalam

organisasi kami”

(Wawancara, B 01/11/2020)

Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa semua organisasi

berlomba-lomba dan bersaing untuk mencari kader dan itu semua

dirasakan oleh organisasi intra kampus, jadi semua organisasi harus

menunjukkan sesuatu yang lebih agar kader-kader mau masuk dalam

organisasinya.

Dalam berorganisasi tentunya akan menambah pengetahuan yang

tidak didapat diperkuliahan dan akan memperbanyak teman serta

memperluas, oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah untuk

berklaborasi dan berinteraksi dari berbagai latar belakang. Setiap

Page 85: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

71

organisasi senantiasa mempersiapkan anggotanya untuk eksis dengan

organisasi lain.

Gambar 5.2 Dokumentasi Pembukaan DAD IMM

Dari dokumentasi diatas bahwa organisasi intra kampus unismuh

Makassar khususnya IMM melakukan DAD sebagai pintu bagi

mahasiswa baru untuk masuk dalam organisasi tersebut. Persaingan

dalam memcari kader atau anggota baru masuk tinggi dan mau tidak mau

semua organisasi intra kampus harus mengadakan perkaderan untuk

mendapatkan kader.

Persaingan dalam organisasi intra kampus bukan hanya dalam

perekrutan kader tapi persaingan dalam pesta demokrasi dalam hal ini

pemilihan ketua baru disemua level organisasi di kampus

Dari observasi yang ditemukan bahwa semua organisasi

berlomba-lomba untuk mendudukkan anggotanya dilembaga tertinggi di

kampus.

Page 86: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

72

Observasi tersebut diperjelas wawancara dengan B (23)

“Persaingan organisasi saya dengan organisasi lain biasanya

terjadi dalam perebutan kedudukan di kampus”(wawancara,

01/11/2020)

Dari wawancara diatas bahwa perebutan kekuasaan atau kedudukan

merupakan salah satu persaingan organisasi intra di kampus unismuh

Makassar yang tertunya akan berakibat konflik.

Senada dengan apa yang dikatakan oleh D (22)

“Konflik terjadi ketika adanya momen politik di dalam kampus,

karena kami dan organisasi-organisasi lain saling menunjukkan

eksistensinya dan ingin terus mempertahankannya, sehingga

dalam momen politik kampus kami terus menunjukkan taring dari

masing-masing organisasi kami.” (wawancara, D 25/10/2020)

Dari hasil wawancara diatas dalam organisasi sering kali terjadi

konflik terutama dalam menunjukkan eksistensinya dengan

organisasai lain, itu tentunya semua anggota organisasi harus

mempersiapkan dirinya untuk bersaing. Hal yang perlu diperhatikan

sebelum terjun dalam persaingan itu, yaitu dengan memperbanyak belajar

atau membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Semua organisasi telah

memberikan wadah bagi anggotanya untuk belajar agar memperoleh ilmu

pengetahuan.

Page 87: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

73

Gambar 5.3 Dokumentasi berita bentrok antara mahasiswa

Dari dokumentasi diatas bahwa bentrok antara mahasiswa salah

satu penyebabnya yaitu pemilihan ketua sehingga organisasi kampus

berlomba-lomba dalam mendorong anggotanya.

Ada juga konflik yang terjadi hanya karena kesalahpahaman

antara anggota organisasi, sebaimana yang dikatakan H (23)

“ Hal yang biasa terjadi konflik dengan organisasi lain adalah

ketika terjadi kesalapahaman baik dari segi anggota misalnya

yang diganggu oleh teman-teman yang lain ataupun kultur

organisasi yang disepelehkan oleh organisasi lain biasa

persoalan-persoalan itu menimbulkan konflik tertunya itu berasal

dari kesalapahan.” (wawancara, U 25/10/2020)

Dari hasil wawancara diatas konflik organisasi biasanya terjadi

karena kesalahpahaman antara anggota organisasi. konflik merupakan

situasi yang wajar dalam setiap organisasi dan tidak satu organisasi pun

yang tidak pernah mengalami konflik antara anggotanya atau dengan

Page 88: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

74

kelompok organisasi lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan

hilangnya organisasi maupun masyarakat itu sendiri.

B. Pembahasan

1. Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi intra Kampus Unismuh

Makassar

Dalam kehidupan manusia baik dalam suatu masyarakat ataupun

kelompok sosial pasti tidak terlepas dari interaksi sosial. Interaksi sosial

merupakan kunci dari sebuah kehidupan yang sengaja dibentuk guna untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Dalam kehidupan

berorganisasi tidak terlepas dari interaksi sosial baik yang berbentuk asosiasi

yaitu proses interaksi sosial yang berbentuk kerjasama dalam konteks ini

kerjasama antara anggota organisasi, dan yang berbentuk disosiatif yaitu

proses interaksi sosial yang cenderung mengarah pada persaingan,

pertentangan dan bahkan akan berujung pada konflik.

a. Interaksi Sosial Bersifat Asosiatif

Proses interaksi sosial yang asosiatif yaitu proses yang di dalam

realitas sosial anggota-anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni

yang mengarah pada pola-pola kerja sama. Harmoni sosial ini menciptakan

kondisi sosial yang teratur atau disebut social order. Dalam realitas sosial

terdapat seperangkat tata aturan yang mengatur perilaku para anggotanya.

Jika anggota masyarakat dalam keadaan mematuhi tata aturan ini, maka

pola-pola harmoni sosial yang mengarah pada kerja sama antar anggota

Page 89: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

75

masyarakat akan tercipta. Selanjutnya harmoni sosial ini akan

menghasilkan interaksi sosial, yaitu pola sosial para anggota

masyarakatnya dalam keadaan bersatu menjalankan kerja sama.

Organisasi sebagai sistem, yang di dalamnya terdiri atas berbagai sub

system. Sub sistem yang ada dalam organisasi berkaitan antara satu

dengan yang lainnya. Interksi dalam organisasi meliputi interaksi antara

anggota organisasi maupun dengan pimpinan kampus. Organisasi

merupakan suatu system sosial yang didalamnya terdapat seperangkat

hubungan yang mapan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang

lainnya. Organisasi intra kampus seperti IMM, BEM dan UKM merupakan

wadah berkumpulnya para mahasiswa untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki.

Anggota organisasi merupakan pernggerak dalam sebuah organisasi.

Mereka tersusun secara sistematis dan terstruktur demi berjalannya roda

organisasi. Keterkaitan antara anggota yang satu dengan yang lainnya

merupakan pendukung untuk tercapainya suatu keseimbangan

(equilibrium).

Pola keseimbangan dalam organisasi tidak terlepas dari interaksi dari

para anggotanya dalam menfilter interaksi yang memicu terjadinya konflik

yang mengarahkan pada kerjasama. Semua anggota organisasi

menginginkan tercapainya keseimbangan dalam organisasi, olehnya itu

dibutuhkan kerjasama antara anggota organisasi. Berbicara mengenai

Page 90: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

76

kerjasama tentunya semua organisasi memiliki pola kerjasama tersendiri

sebagaimana yang terjadi pada organisasi di Unismuh Makassar yang lebih

mengarah pada kerjasama mengawal kebijakan birokrat kampus yang

merugikan mahasiswa sebagaimana yang dikatakan oleh F (23) bahwa

“kemarin ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami

bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidas”

Organisasi intra kampus mengawal kebijakan kampus sebagai

bentuk kontrol sosial tentunya ingin menciptakan keseimbangan

(equilibrium) yang berujung pada keharmonisan

Pola struktural organisasi intra kampus dalam mengatur

keseimbangan (equilibrium). Dengan menggunakan pendekatan teori

Parsons yakni teori fungsional struktural dengan 4 fungsi yang terdapat

didalamnya yaitu AGIL (Adaptations, Goal, Integration, dan Latern

Patern).

1) Adaptasi (Adaptations)

Sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan dilapangan, di

Kampus Unismuh Makassar tepatnya pada system setiap organisasi

dalam mengarahkan dan membimbing para anggotanya untuk senantiasa

beradaptasi dengan anggota organisasi lain salah satunya dengan

kerjasama. Bukan hanya dokrin untuk senantiasa menghargai terutama

para anggota baru. Dengan suasana adaptasi yang baik akan

menghadirkan interaksi yang harmonis.

Page 91: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

77

2) Pencapaian Tujuan (Goal)

Kerja sama dalam organisasi itu sangat diperlukan untuk

membuat organisasi itu lebih baik. Dari hasil yang peneliti temukan

terkait dengan Goal semua organisasi mampu mengarahkan anggotanya

untuk mencapai sistem atau tujuan secara bersama yaitu dengan

melibatkan seluruh anggota organisasi untuk mengawal kebijakan

kampus, selain itu organisasi mampu mengerakkan anggotanya untuk

mengadakan konsolidasi ketika ada kebijakan birokrat kampus yang

merugikan mahasiswa, tujuannya ingin menciptakan keharmonisan

dalam kampus agar tidak ada yang dirugikan.

3) Integrasi (Integration)

Dari hasil penelitian yang dilakukan semua anggota organisasi

intra kampus baik IMM, BEM maupun UKM saling bekerjasama antar

bagian-bagiannya dalam kampus agar saling terkait hubungan kerja

sama yang baik. Anggota organisasi mampu membangun suasana

kebersamaan dan kekeluargaan sehingga meningkatkan solidaritas antar

organisasi.

4) Pemeliharaan Pola (Latency)

Semua anggota organisasi yang ada di kampus harus saling

menjaga atau memelihara pola-pola atau system norma yang mengatur.

Contoh terbesarnya yaitu semua anggota organisasi menerapkan

Page 92: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

78

kedisiplinan, tata tertib pada aturan masing-masing organisasi dan

melakukan kontrol sosial terutama kepentingan mahasiswa dan

masyarakat. Di kampus unismuh Makassar melalui interaksi diantara

anggotanya dapat menggerakkan dalam menjalankan tugas dan fungsi

masing-masing sesuai tujuan masing-masing organisasi tanpa ada yang

saling merugikan.

Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan

mernpunyai cukup pengetahuan, dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk

memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan ada

kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-

fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.

b. Interaksi Sosial Bersifat Disosiatif

Proses interaksi sosial yang disosiatif yaitu keadaan sosial dalam

keadaan disharmoni akibat adanya pertentangan antar anggota masyarakat.

Ketidaktertiban sosial (social disorder) memunculkan disintegrasi sosial

akibat pertentangan antara anggota masyarakat tersebut. Maka dari itu,

proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif atau

disjungtif. Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan

masyarakat, ketidakhadiran disosiatif berakibat stagnasi masyarakat.

Dalam sebuah organisasi tidak bisa dipisahkan dari konflik, salah satu

penyebab dari konflik karena adanya persaingan diantara organisasi

Page 93: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

79

kampus baik itu persaingan memperebutkan kekuasaan ataupun

memperebutkan kader, terutama mahasiswa baru. Konflik merupakan

sebuah situasi dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan

yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang di antara

rnereka, tetapi hal tersebut tidak mungkin tercapai oleh kedua belah pihak.

Dari Penjelasan tersebut persaingan maupun konflik dapat

menyebabkan dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positif

yang timbul adalah menumbuhkan semangat dan motivasi dalam internal

kelompok organisasi tersebut. Sedangkan dampak negatif pada konflik

adalah dapat menimbulkan perpecahan yang mengarah pada pertikaian.

Sebagaimana yang dikatakan oleh B (23) bahwa “semua organisasi

berlomba-lomba untuk mencari kader, persaingan itu pasti ada, tapi kami

tetap berusaha untuk merekrutnya dengan memberikan sesuatu yang lebih

dalam organisasi kami”. Tentunnya dengan adanya persingan untuk

memperebutkan anggota baru akan membuat organisasi menunjukkan

yang terbaik dari keunggulan mereka memperbaiki kekurangan untuk

memikat hati anggota baru untuk bergabung semakin. Dalam sebuah

persaingan tidak selamanya akan berujung pada konflik, akan tetapi bisa

saja akan bersifat positif yang akan memberikan dampak yang positif

dalam organisasi.

Dalam pandangan Coser bahwa konflik dan persaingan yang terjadi

dalam masyarakat maupun organisasi tidak semata-mata menunjukkan

Page 94: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

80

fungsi negatif tetapi, konflik dapat pula menimbulkan dampak yang positif

bagi berlangsungnya tatanan masyarakat maupun organisasi. Persaingan

untuk menjadi ketua lembaga di kampus merupakan pertarungan yang

bergensi bagi semua organisasi karena akan memberikan efek yang positif

bagi anggota organisasi karena mereka akan belajar berpolitik sebelum

terjun langsung dalam perpolitikan dalam masyarakat.

Dalam persiangan diatas tentunya setiap organisasi memiliki

kepentingan dan tujuan tersendiri sebagaimana yang dikatakan D (22)

“Konflik terjadi ketika adanya momen politik di dalam kampus, karena

kami dan organisasi-organisasi lain saling menunjukkan eksistensinya dan

ingin terus mempertahankannya….”

Dahrendorf menyebutkan dalam teori konfliknya yang memandang

masyarakat sebagai sistem sosial yang terdiri atas kepentingan-

kepentingan yang berbeda-beda dimana ada suatu usaha untuk

menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingan lainnya

atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya. Semua organisasi

mendorong anggotanya untuk bertarung dalam pemilihan ketua-ketua

lembaga di kampus unismuh Makassar yang tentunya menimbulkan

persaingan yang ketat dan bahkan konflik. Dalam analisis menggunakan

teori Dahrendrorf bahwa semua organisasi memiliki kepentingan dalam

memperjuangkan anggotanya untuk menduduki ketua di lembaga Unismuh

Makassar, sebagaimana yang peneliti dapatkan dilapangan

Page 95: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

81

Konflik yang terjadi perlu penyelesaiaan, sehingga tidak menimbulkan

perpecahan dan pertikaian yang berkepanjangan. Oleh karena itu,

menyelesaikan konflik yang efektif adalah dengan cara bermusyawarah.

Dengan permusayawarahan yang dilaksanakan tentunya menghadirkan

dari kedua organisasi, agar tidak terdapat pihak yang dirugikan pada hasil

musyawarah tersebut. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi sangat

diperlukan interaksi sosial antara satu orang dengan orang lainnya, dengan

tujuan untuk saling bekerjasama dalam hal kebaikan dan kemajuan

organisasi. Semakin banyak interaksi sosial yang terjadi antara satu orang

dengan orang lainnya semakin baik pula komunikasi dan hubungan pola

kerjasama yang dilaksanakannya. Dalam kerjasama, tentu perlu adanya

komunikasi yang baik untuk menjalankan organisasi sesuai dengan

tujuannya.

C. Interpretasi Teori

Interaksi antara anggota organisasi intra kampus di Unismuh Makassar

No Nama

Informan

Interview Hasil

Wawancara

Interpretasi Teori

1. Herman Ketika ada kebijakan

kampus yang tidak pro

dengan mahasiswa

Dalam dunia kampus

sering kali ada

kebijakan yang

merugikan

mahasisawa

Struktural

Fungsional

2. Rahmayani Persaingan dalam

organisasi

Dalam organisasi

selalu ada persaingan,

dimana persaingan iu

bisa bersifat posotif

maupun negatif

Teori Konflik

Page 96: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

82

3. Darwan Organisasi menunjukkan

eksitensinya dalam

perpolitikan di Kampus

Dalam menentukan

ketua dalam

organisasi tentu

memunculkan politik

yang skala kecil

Teori konflik

4. Fahmi kebijakan birokrat

kampus yang merugikan

mahasiswa

Pengambilan

keputusan akan

diterima dengan baik

atau tidak

Teori

Struktural

Fungsional

5. Maulana penegakan hak-hak dan

kebijakan kampus serta

isu-isu yang merugikan

mahasiswa bahkan

masyarakat sekitar

Kebijakan adalah hak

birokrat kampus

Teori konflik

6. Yahya Semua organisasi

menunjukkan

eksitensinya

Semua organisasi

berjuang untuk tampil

menjadi yang terbaik

diantara organisasi

lain

Teori konflik

7. Taufik Mengawal kebijakan

kampus

Organisasi mengontrol

kebijalan birokrat

kampus

Teori

Struktural

fungsional

8. Adriansyah Persaingan merekrut

anggota

Semua organisasi

bersaing untuk

merektrut kader

Teori konflik

9. Bayu Saling mengundang Setiap organisasi

menggundang

organisasi lain

Teori

struktural

fungsional

D. Nilai Kebaharuan

Penilitian Muzakkir (2020) dengan judul “Interaksi Sosial Antara Anggota

Organisasi Intra Kampus Di Universitas Muhammadiyah Makassar”. Hasil

penelitiannya adalah bahwa interaksi sosial yang terjadi di organisasi intra

kampus Unismuh Makassar selalu membangun kerjasama dalam mengawal

kebijakan birokrat kampus dan interaksi yang terjadi tidak selamanya berjalan

Page 97: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

83

dengan baik, sering terjadi konflik antara anggota organisasi terutama dalam

persaingan merekrut anggota baru dan persaingan dalam menduduki posisi ketua

dilembaga kampus.

Page 98: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

84

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dikemukakan bahwa interaksi antara anggota organisasi

di kampus Unismuh Makassar sangat baik untuk memajukan organisasi atau

membina kader-kader organisasi tersebut mulai dari pemikiran, sikap dan jiwa

kepemimpinan. Ada dua hal yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu hal yang

bersifat positif mengarah pada asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Hasil

penelitian ini menunjukkan interaksi antara anggota organisasi mahasiswa

memiliki kerjasama dalam mengawal kebijakan birokrat kampus dan momen

itulah anggota organisasi bersatu, disamping itu sering terjadi konflik antara

anggota organisasi dalam persaingan merekrut anggota baru dan persaingan

dalam menduduki posisi ketua dilembaga kampus yang biasanya berakhir pada

konflik.

B. Saran

1. Bagi anggota organisasi, hendaknya bersikap dewasa dalam menyikapi

perbedaan yang ada dan tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang belum jelas

dan jangan saling berprasangka buruk. Saling komunikasi dan kordinasi baik

itu di tataran organisasi sendiri maupun sesama organisasi intra, Karena

berorganisasi akan dibilang sukses apabila komunikasi dan kordinasinya

berjalan dengan baik.

84

Page 99: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

85

2. Bagi mahasiswa, dapat memilah dan memilih situasi kondisi yang menjadi

faktor penghambat dari interaksi kedua organisasi tersebut.

3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya bisa menambahkan apa yang menjadi

kekurangan dari skripsi ini.

Page 100: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

87

DAFTAR PUSTAKA

Duha, Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. Jakarta: Deepublish.

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hermino, Agustinus. 2013. Asesme Kebutuhan Organisasi Persekolah. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Ulum.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.

Irfani, Amalia. 2012. Pengantar Sosiologi. Pontianak: STAIN Press.

Ihromi. 2006. Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obar Indonesia.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mardiyanto, Janu. 2007. Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung:

Grafindo Media Pratama.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi. Jakarta: Erlangga

Muhammad, Farouk dan Djaali. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bunga

Rampai.

Muslim, A. 2013. Interaksi Sosial Dalam Masyarakat Multietnis. Jurnal

Diskursus Islam, 1(3), 483-494.

Nursalam dan Suardi. 2016. Sosiologi Pengantar Masyarakat Indonesia.

Yogyakarta: Writing Revolution.

Philipus dan Nurul Aini. 2006. Sosiologi dan Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain dan Aplikasi.

Jakarta: Arca.

Rosana, E. 2015. Konflik Pada Kehidupan Masyarakat (Telaah Mengenai Teori

dan Penyelesaian Konflik Pada Masyarakat Modern). Al-Adyan: Jurnal

Studi Lintas Agama, 10(2), 216-230.

Sudarman, Paryati. 2004. Belajar Efektif Di Perguruan Tinggi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

86

Page 101: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

87

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sucipto, Agus dan Siswanto. 2008. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UIN

Malang Press.

Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Afabeta.

Sukandarrumidi. 2002. Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Pemula.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Subagyo, Joko. 2015. Metode Penelitian Dalam Teori Praktik. Jakarta: PT Renita

Cipta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Afabeta.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 perubahan kedua

tahun 2000 BAB XA Tentang Hak Asasi Manusia.

(https://id.wikisource.org/wiki/Undang Undang DasarNegara Republik

Indonesia Tahun 1945/Perubahan II, diakses tanggal 19 Februari 2016).

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,

Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Page 102: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Dokumentasi Wawancara

Wawancara dengan pengurus UKM pada 05 November 2020

Wawancara dengan pengurus IMM pada 14 Oktober 2020

Page 103: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Wawancara dengan pengurus IMM pada 14 Oktober 2020

Wawancara dengan BEM pada 01 November 2020

Page 104: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Wawancara dengan pengurus BEM pada 14 Oktober 2020

Wawancara dengan pengurus UKM pada 05 November 2020

Page 105: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Wawancara dengan pengurus IMM pada 07 November 2020

Wawancara dengan pengurus BEM pada 01 November 2020

Page 106: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

DAFTAR INFORMAN

Berikut ini merupakan daftar informan yang ditemui oleh peneliti dalam

melakukan penelitian di Kampus Unismuh Makassar.

NO NAMA INFORMAN UMUR KETERANGAN

1. Herman 23 Tahun Pengurus BEM

2. Darwan 22 Tahun Pengurus IMM

3. Rahmayani 23 Tahun Pengurus IMM

4. Fahmi 23 Tahun Pengurus BEM

5. Maulana 23 Tahun Pengurus UKM

6. Yahya 21 Tahun Pengurus IMM

7. Taufik 22 Tahun Pengurus UKM

8. Adriansyah 21 Tahun Pengurus IMM

9. Bayu 23 Tahun Pengurus BEM

Page 107: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Hasil Wawancara

Wawancara Rahmayani (23)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, mulanya di kader IMM lalu

lanjut di himpunan mahasiswa jurusan

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Saya masuk organisasi di kampus karena kewajiban dari DAD dan disitu

saya mulai kenal organisasi.

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Semua organisasi memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda

tentunya kami terutama di IMM sangat membuka komunikasi dengan

dengan organisasi lain. Sejauh ini komunikasinya berjalan aman.

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Banyak sih, mulai dari ketika ada kegiatan organisasi, biasa organisasi lain

ikut berpartisipsi, tapi yang saya lihat baru-baru ini saat demo kemarin

tentang pembayaran semester.

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di dalam

kampus?

Jawaban :

Dalam organisasi kak, tentu tidak bisa dipisahkan dari persaingan karena

itu yang membuat organisasi menunjukkan taringnya dengan organisasi

lain.

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawab :

Page 108: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Selama saya masuk organisasi kak, belum pernah organisasiku terlibat

konflik.

Wawancara dengan Herman (23)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya

diperkenalkan dengan mahasiswa jurusan setelah itu lanjut di IMM dan

lanjut di BEM terkhusus di fakultas pertanian.

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

saya masuk organisasi tentunya pada saat itu diberikan kesadaran oleh

senior-senior bahwa organisasi itu sangat penting sebagai penunjang dan

tentunya akan banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang didapatkan.

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Komunikasi kami dengan organisasi lain terjalin dengan baik.

Komunikasi organisasi selayaknya hubungan antar lembaga yang

dibangun melalui sesama ketua umum, namun tidak menutup

kemungkinan Juga untuk melakukan komunikasi antar individu.

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Ketika semua organisasi memiliki keresahan yang sama, biasa kalau

dalam lembaga internal kampus tentunya ketika ada kebijakan kampus

yang tidak pro dengan mahasiswa tentunya semua elemen organisasi

ketika mereka merasakan hal yang sama tentu mereka akan bersatu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan yang menyeluruh baik dari segi demontrasi

misalnya, audensi dengan pimpinan bahkan kegiatan-kegiatan yang bisa

dipatenkan atau kelaborasi dengan lembaga-lembaga lain.

Page 109: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Jawaban:

Menurut saya bagus, selama tidak masih berjalan positif, salah satu

persaingan yang rasakan yaitu persaingan mencari anggota baru

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Hal yang biasa terjadi konflik dengan organisasi lain adalah ketika terjadi

kesalapahaman baik dari segi anggota misalnya yang diganggu oleh

teman-teman yang lain ataupun kultur organisasi yang disepelehkan oleh

organisasi lain biasa persoalan-persoalan itu menimbulkan konflik

tertunya itu berasal dari kesalapahan.

Wawancara dengan Darwan (22)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organnisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya di kader di

IMM.

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Karena kewajiban, makanya saya ikut DAD dan sejak itulah saya mulai

aktif di organisasi.

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Saya selalu berkomunikasi dengan baik dengan organisasi lain.

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

salah satunya dalam hal penegakan hak-hak dan kebijakan kampus serta

isu-isu yang merugikan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar.

Page 110: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Jawaban:

Menurut saya bagus, selama tidak masih berjalan positif, salah satu

persaingan yang rasakan yaitu persaingan mencari anggota baru

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Konflik terjadi ketika adanya momen politik di dalam kampus, karena

kami dan organisasi-organisasi lain saling menunjukkan eksistensinya

dan ingin terus mempertahankannya, sehingga dalam momen politik

kampus kami terus menunjukkan taring dari masing-masing organisasi

kami.

Wawancara dengan Fahmi (22)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, tepatnya di himpunan

mahasiswa jurusan

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Ingin menambah keaktifan serta jaringan dan wawasan

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

komunikasi dengan organisasi lain dibangun agar bisa bersinergi dalam

melaksanakan tujuan organisasi jika memang diperlukan. Jika memang

membutuhkan dan dimungkinkan untuk berjalan bersama organisas lain

pasti akan dikomunikasikan selama itu sejalan dengan organisasi saya

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Page 111: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin

ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami

bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Jawaban:

Bagus, intinya dalam persaingan yang membangun anggota oraganisasi

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Tidak pernah

Wawancara dengan Maulana (23)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organnisasi sejak mahasiswa baru, pertama saya di kader di

IMM lalu masuk di UKM LKIM

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Karena kewajiban, makanya saya ikut DAD dan sejak itulah saya mulai

aktif di organisasi.

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Saya selalu berkomunikasi dengan baik dengan organisasi lain.

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

salah satunya dalam hal penegakan hak-hak dan kebijakan kampus serta

isu-isu yang merugikan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar.

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Page 112: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Jawaban:

Menurut saya luar biasa terurtama persaingan mencari kader betapa

sulitnya untuk mencari anggota baru untuk dikader terutama mahasiswa

baru karena semua organisasi intra melakukan hal yang sama, tapi kami

terus berusaha.

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Selama saya aktif berorganisasi belum pernah saya dapatkan konflik

dalam organisasiku.

Wawancara dengan Yahya (21)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

saya diperkenalkan dengan mahasiswa jurusan setelah itu lanjut di IMM

dan lanjut di BEM dan saya didoktrin oleh senior.

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Semua organisasi memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda

tentunya kami terutama di IMM sangat membuka komunikasi dengan

dengan organisasi lain. Sejauh ini komunikasinya berjalan aman.

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Banyak sih, mulai dari ketika ada kegiatan organisasi, biasa organisasi lain

ikut berpartisipsi, tapi yang saya lihat baru-baru ini saat demo kemarin

tentang pembayaran semester.

Page 113: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi didalam

kampus?

Jawaban :

Dalam organisasi kak, tentu tidak bisa dipisahkan dari persaingan karena

itu yang membuat organisasi menunjukkan taringnya dengan organisasi

lain.

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawab :

Selama saya masuk organisasi kak, belum pernah organisasiku terlibat

konflik.

Wawancara dengan Taufik (22)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru, tepatnya di UKM Talas

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Karena doktrin senior

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

komunikasi dengan organisasi lain dibangun agar bisa bersinergi dalam

melaksanakan tujuan organisasi jika memang diperlukan. Jika memang

membutuhkan dan dimungkinkan untuk berjalan bersama organisas lain

pasti akan dikomunikasikan selama itu sejalan dengan organisasi saya

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin

ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami

bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi

Page 114: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Jawaban:

Persaingan organisasi di dalam kampus tentu hal yang tak bisa dihindari.

Tinggal bagaimana orgamsasl tersebut agar sebaiknya bersaing secara

sehat

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Tidak pernah

Wawancara dengan Adriansyah (21)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru tepatnya dihimpunan

jurusan lalu masuk IMM

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Karena doktrin kakanda

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Dalam segi komunikasi dengan organiasi lain sangatlah baik, terlihat dari

setiap acara yang dilaksanakan pasti mengundang para ketua ataupun

pengurus dari orgamsasl lain untuk hadir sebagai tamu.

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin

ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami

bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi

Page 115: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Jawaban:

kami selalu mendapatkan persaingan salah satunya persaingan perekrutan

kader yaitu kami selalu membuka perkaderan untuk mahasiswa baru,

tetapi setelah dikader hanya 5 sampai 10 orang yang aktif karena mereka

mengikuti perkaderan organisasi lain di intra kampus seperti di UKM

oraganisasi

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Tidak pernah, hanya konflik yang bersifat positif.

Wawancara dengan Bayu (23)

1. Kapan Anda masuk Organisasi?

Jawaban:

Saya masuk organisasi pada mahasiswa baru tepatnya dihimpunan

jurusan lalu masuk IMM

2. Apa yang melatarbelakangi Anda masuk organisasi tersebut?

Jawaban:

Karena doktrin kakanda

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

Jawaban:

Dalam segi komunikasi dengan organiasi lain sangatlah baik, terlihat dari

setiap acara yang dilaksanakan pasti mengundang para ketua ataupun

pengurus dari orgamsasl lain untuk hadir sebagai tamu

4. Pada saat apa terjadinya kerjasama antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

Jawaban:

Page 116: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

Dalam hal kekerabatan antar anggota masing-masing organisasi. kemarin

ada kebijakan birokrat kampus yang merugikan mahasiswa, kami

bersama elemen organisasi kampus melakukan konsolidasi

5. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan antara organisasi di

dalam kampus?

Jawaban:

semua organisasi berlomba-lomba untuk mencari kader, persaingan itu

pasti ada, tapi kami tetap berusaha untuk merekrutnya dengan

memberikan sesuatu yang lebih dalam organisasi kami

6. Pernahka organisasi Anda terlibat konflik dengan organisasi lain?

Jawaban:

Tidak pernah, hanya konflik yang bersifat positif.

Page 117: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …
Page 118: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …
Page 119: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …
Page 120: DISPARITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …

200

RIWAYAT HIDUP

Muzakkir. Dilahirkan di Sinjai pada tanggal 21 Mei 1998.

Penulis adalah anak pertama dari pasangan ayahanda

Zainuddin dan ibunda Marta. Penulis memulai pendidikan

di SDN 129 Batulappa tahun 2004 dan tamat tahun 2010,

tamat SMP Negeri 4 Sinjai Timur tahun 2013, dan tamat

SMA Negeri 3 Sinjai tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016), penulis

melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai

tahun 2021.

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar,

penulis aktif berproses di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sampai jenjang

kekaderan Latihan Instruktur Dasar (LID). Penulis terakhir diamanahi sebagai

Ketua Bidang Tablig dan Kajian Keislaman periode 2019-2020. Penulis juga

pernah berproses di Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi

sebagai Ketua Bidang Kemuhammadiyahan periode 2017-2018.

Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Subhanahu wata’ala serta

iringan doa dari kedua orang tua sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan di perguruan tinggi dengan menulis skripsi yang berjudul “Disparasi

Sosial Antara Anggota Organisasi Mahasiswa Intra Kampus di Universitas

Muhammadiyah Makassar”.