30
PRESENTASI KASUS DISPEPSIA Oleh: Teguh Hermawansyah G9911112134

Dispepsia.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dispepsia

Citation preview

KASUS KECIL

PRESENTASI KASUS

DISPEPSIA

Oleh:Teguh HermawansyahG9911112134

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDIS U R A K A R T A2012

BAB IILUSTRASI KASUS

I. ANAMNESISA. IDENTITAS PENDERITANama: Tn. M Umur: 78 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPekerjaan: PetaniAlamat: RT 09/03 Tanon Sragen

B. Keluhan Utama : Nyeri ulu hatiC. Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang pasien laki-laki datang ke RSDM. Kurang lebih 4 bulan yang lalu pasien sering mengeluh nyeri ulu hati. Nyeri terutama pada malam hari, dirasakan hilang timbul. Nyeri tidak hilang sesudah makan. Mual muntah -, penurunan Bb +, rasa penuh -, cepat kenyang kalau makan -, sering sendawa +.D. Riwayat Penyakit Dahulu :a. Riwayat sakit jantung: disangkalb. Riwayat stroke: disangkalc. Riwayat asma: disangkald. Riwayat batuk lama: disangkale. Riwayat sakit liver : disangkalf. Riwayat alergi: disangkalg. Riwayat mondok: disangkalh. Riwayat diabetes melitus: disangkalE. Riwayat Kebiasaana. Riwayat merokok: merokok selama 30 tahunb. Riwayat minum jamu: disangkalc. Riwayat minum obat pegal linu: disangkald. Riwayat minum minuman keras: disangkal

F. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluargaa. Riwayat sakit gula: disangkalb. Riwayat tekanan darah tinggi: disangkalc. Riwayat sakit gula: disangkald. Riwayat asma: disangkale. Riwayat alergi: disangkalf. Riwayat batuk lama: disangkal

G. Riwayat Sosial dan EkonomiPasien sehari-hari bekerja sebagai petani penggarap, berhenti sejak 2009. Mempunyai satu orang istri dan empat orang anak. Pasien makan tiga kali sehari, porsi sedang dengan lauk pauk tempe, tahu, kadang-kadang telur, daging ayam atau ikan.

II. PEMERIKSAAN FISIKA.Keadaan UmumSakit sedang, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda Vital

Status GiziTensi : 130/90mmHgNadi : 90 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukupFrekuensi Respirasi: 20 x/menitSuhu : 36.8 0CBB = 50 kgTB = 173 cmIMT = 16,51

C.KulitWarna sawo matang, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-), kering (-), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-), ekimosis (-), pucat (-)

D.KepalaBentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban (+), mudah rontok (-), luka (-)

E.MataMata cekung (-/-), konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-)

F.TelingaMembran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)

G.HidungNafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi penghidu baik

H.MulutSianosis (-), gusi berdarah (-), gigi tanggal (+), bibir kering (-), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-)

I.LeherJVP R+2cm (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-), distensi vena-vena leher (-)

J.ThoraxBentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran KGB axilla (-/-)

Jantung :

InspeksiIktus kordis tidak tampak

PalpasiIktus kordis teraba di SIC V 1 cm medial linea medioclavicularisIktus kordis tidak kuat angkat

PerkusiBatas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dextraBatas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstraBatas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistraBatas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea medioklavicularis sinistraPinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra konfigurasi jantung kesan tidak melebar

AuskultasiHR : 100 kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-). Bunyi jantung I > Bunyi jantung II, di SIC V 1 cm medial linea medioklavikula sinistra dan SIC IV linea parasternal sinistra. Bunyi jantung II > Bunyi jantung I di SIC II linea parasternal dextra et sinistra.

Pulmo :

InspeksiNormochest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar (-). Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga melebar, retraksi intercostal (-)

PalpasiSimetris. Pergerakan dada ka = ki, peranjakan dada ka = ki, fremitus raba kanan = kiri

Perkusi Sonor / Sonor

AuskultasiSuara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-/-), ronchi basah kasar (-/-), ronchi basah halus basal paru (-/-), krepitasi (-/-)

K.Punggungkifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok kostovertebra (-),

L.Abdomen :

InspeksiDinding perut sejajar dari dinding thorak, distended (-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput medusae (-)

AuscultasiPeristaltik (+) normal

PerkusiTimpani, pekak alih (-)

PalpasiSupel, nyeri tekan (+). Hepar tidak teraba. Lien tidak teraba.

MGenitourinariaUlkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)

N.EkstremitasKuku pucat (+), spoon nail (-)Akral dingin Odem

__

__

__

__

III. RESUME Seorang pasien laki-laki Tn S 78 th datang ke RSDM. Kurang lebih 1 bulan yang lalu pasien sering mengeluh nyeri ulu hati. Nyeri hilang timbul. Nyeri hilang sesudah makan. Mual muntah +, penurunan Bb +, rasa penuh +, cepat kenyang kalau makan +, sering sendawa +.Dari pemeriksaan fisik didapatkan : IMT=16,51, RrR=20x /menit, TD = 130/90, N = 90 x/menitIV. DIAGNOSIS DISPEPSIA ULCER LIKE TYPE

VII. TUJUAN PENGOBATAN1 Menetralisir asam lambung yang berlebihan.2. Menghambat produksi asam lambung.3. Melindungi sel-sel mukosa lambung.4. modifikasi gaya hidup

VIII. PENGOBATAN 1. Obat-obatan antasid (obat ini mengandung senyawa basa/alkali untuk menetralisir asam lambung (HCL) yang berlebihan). Antasid DOEN (obat generik), promag, mylanta, rennie, dexanta, plantacid.2. H2 blocking agent (untuk menghambat produksi asam lambung / HCL) Cimetidin (obat generik), cimet, ranitidine, radin, famotidin.Ctt: Untuk laki-laki, hindari penggunaan cimetidin untuk jangka panjag, karena menimbulkan efek samping impotensi dan gynekomastia.3. Koloid alumunium (untuk melapisi sel-sel lambung dari serangan asam lambung. sucralfat4. Penghambat pompa proton (H+) omeprazol, OMZ5. Obat-obat anti mual muntah metoklopramid, primperan, compositum, vometa.6. Analgesik (mengurangi rasa nyeri) parasetamol, parasetamol-coles, panadol, hebron. Jangan menggunakan analgesik yang bersifat asam spt ibuprofen, proris, aspirin, asam mefenamat.7. Antiflatulen (untuk mengurangi gas dan kembung) simetikon,dimetil polisiloksan

Medikamentosa

R/ Ranitidine inj amp no IIIcum disposs. Syringe cc 3 No III S imm R/ Antrain inj amp No IIIcum disposs. Syringe cc 3 No III S imm R/ Paracetamol tab mg 500 No.XXI S 3 dd tab 1 p.r.n.R/ Antasyda DOEN suspensi cc 60 No I S 3 dd Cth II pc et ante noctumR/ Ulsidex tab mg 1000 No IIIS 4 dd tab 1 1h ac et ante noctumR/ Omeprazol tab mg 40 No IS 0-0-1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. DefinisiDispepsia berasal dari bahasa Yunani "-" (Dys-), berarti sulit , dan "" (Pepse), berarti pencernaan (N.Talley, et al., 2005). Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu (Bazaldua, et al, 1999)Tabel 1.1 Diagnosis banding nyeri/ketidaknyamanan abdomen atas

Dispepsia OrganikDispepsia Fungsional-Ulkus peptik kronik (ulkus ventrikul, ulkus-Disfungsi sensorik-motorik gastroduodenum duodeni)-Gastroparesis idiopatik/hipomotilitas antrum-Gastro-oesophageal reflux disease (GORD),-Disritmia gaster dengan atau tanpa esofagitis-Hipersensitivitas gaster/duodenum-Obat : OAINS, aspirin-Faktor psikososial-Kolelitiasis simtomatik-Gastritis H.pylori-Gangguan metabolik (uremia, hiperkalsemia,-Idiopatik gastroparesis DM)-Keganasan (gaster, pankreas, kolon)-Insufisiensi vaskula mesentrikus-Nyeri dinding perut(Mansjoer, et al, 2007)2. EtiologiSeringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:1. Menelan udara (aerofagi) 2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung 3. Iritasi lambung (gastritis) 4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis 5. Kanker lambung 6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya) 8. Kelainan gerakan usus 9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi 10. Infeksi Helicobacter pylory

3. Manifestasi KlinisKlasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe :1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala:a. Nyeri epigastrium terlokalisasib. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasidc. Nyeri saat lapard. Nyeri episodik2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:a. Mudah kenyangb. Perut cepat terasa penuh saat makanc. Muald. Muntahe. Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas) (Mansjoer, et al, 2007).Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.4. PemeriksaanPemeriksaan untuk penanganan dispepsia terbagi beberapa bagian, yaitu:1. Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urine. Dari hasil pemeriksaan darah bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung (Hadi, 2002). Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9 (Vilano et al, cit Hadi, 2002).2. Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan (Mansjoer, 2007). 3. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori. Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah:a. CLO (rapid urea test)b. Patologi anatomi (PA)c. Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringand. PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian4. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan kontras ganda, serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test (belum tersedia di Indonesia) (Mansjoer, 2007). Pemeriksaan radiologis dilakukan terhadap saluran makan bagian atas dan sebaiknya dengan kontras ganda. Pada refluks gastroesofageal akan tampak peristaltik di esofagusnyang menurun terutama di bagian distal, tampak anti-peristaltik di antrum yang meninggi serta sering menutupnya pilorus, sehingga sedikit barium yang masuk ke intestin (Hadi, 2002). Pada tukak baik di lambung, maupun di duodenum akan terlihat gambar yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya reguler, semisirkuler, dengan dasar licin (Vilano et al, cit Hadi, 2002). Kanker di lambung secara radiologis, akan tampak massa yang ireguler tidak terlihat peristaltik di daerah kanker, bentuk dari lambung berubah (Shirakabe cit Hadi, 2002). Pankreatitis akuta perlu dibuat foto polos abdomen, yang akan terlihat tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cut off sign), atau tampak dilatasi dari intestin terutama di jejunum yang disebut sentinal loops (Hadi, 2002).5. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.5. PenatalaksanaanBerdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996, ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan dispepsia di masyarakat. Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:1. Antasid 20-150 ml/hariGolongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.2. AntikolinergikPerlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.3. Antagonis reseptor H2Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.5. SitoprotektifProstoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).6. Golongan prokinetikObat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance) (Mansjoer et al, 2007).7. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti- depresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi (Sawaludin, 2005)

Golongan obat penghambat pompa proton ObatIndikasiDosisPemberianEfek samping

OmeperazolTukak peptik

Tukak duodenum1x20mg/hari

1x20-50mg/hariSetiap pagi, selama1-2 minggu, oral

Selama 2-4 hari minggu, oralSakit kepala, nuase, diare,mabuk, lemas, nyeri epigastrik, banyak gas

LansoprazolTukak peptik1x30mg/hari4 minggu, oralIdem

PantoprazolTukak peptik, inhibitor pompa proton yang reversibel1x40mg/hariOralIdem

(Mansjoer et al, 2007)6. PencegahanModifikasi gaya hidup sangat berperan dalam mencegah terjadinya dispepsia bahkan memperbaiki kondisi lambung secara tidak langsung (Ariyanto, 2007)Berikut ini adalah modifikasi gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola dan mencegah timbulnya gangguan akibat dispepsia :1. Atur pola makan seteratur mungkin. 2.Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung (coklat, keju, dan lain-lain). 3.Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis, kentang, melon, semangka, dan lain-lain). 4.Hindari makanan yang terlalu pedas. 5.Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol. 6.Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung, seperti obat anti-inflammatory, misalnya yang mengandung ibuprofen, aspirin, naproxen, dan ketoprofen. Acetaminophen adalah pilihan yang tepat untuk mengobati nyeri karena tidak mengakibatkan iritasi pada dinding lambung. 7.Kelola stress psikologi se-efisien mungkin. 8. Jika anda perokok, berhentilah merokok.9. Jika anda memiliki gangguan acid reflux, hindari makan sebelum waktu tidur.10. Hindari faktor-faktor yang membuat pencernaan terganggu, seperti makan terlalu banyak, terutama makanan berat dan berminyak, makan terlalu cepat, atau makan sesaat sebelum olahraga. 11. Pertahankan berat badan sehat12. Olahraga teratur (kurang lebih 30 menit dalam beberapa hari seminggu) untuk mengurangi stress dan mengontrol berat badan, yang akan mengurangi dispepsia.13. Ikuti rekomendasi dokter Anda mengenai pengobatan dispepsia. Baik itu antasid, PPI, penghambat histamin-2 reseptor, dan obat motilitas.

BAB IIIPEMBAHASAN OBAT

RanitidineDaya menghambat senyawa-furan terhadap sekresi asam. Tidak merintangi perombakan oksidatif dari obat-obat lain. Resorpsinya pesat dan baik, tidak dipengaruhi oleh makanan. Efek samping seperti simetidin, diare (sementara), nyeri otot, pusing-pusing, reaksi kulit. Tapi tdak menyebabkan gynecomastia.AntrainIsinya Metamizole Na. Fungsinya sebagai penghilang nyeri akibat colic maupun pasca operasi. Kontra indikasi pada kehamilan dan menyusui, bayi kurang dari 3 bulan atau berat badan kurang dari 5 kg. Pada penggunaan jangka panjang monitor fungsi hati dan hitung darah karena dapat menyebabkan kerusakan susunn darah, gangguan fungsi ginjal dan hati, agranulocitosis, reaksi alergi. Kontraindikasi pada nyeri otot pada flu, rheumatik, lumbago, bursitis, shoulders-arm sindrom.Antasida DOENGolongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasid biasanya mengandung Alumunium-magnessium hidroksida gel. Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2. Indikasi untuk tukak lambung dan usus 12 jari, gastritis, refluk esofgitis, hiperaciditas lambung, perut kembung karena gas dalam perut.UlsidexBerisi sucralfat. Indikasi untuk peptic ulcer. Dapat membentuk suatu komplek protein pada permukaan tukak yang melindunginya dari HCL, pepsin, dan empedu.Menetralkanasam, menahan kerja pepsin dan mengadsorpsi asam empedu. Efek samping obstipasi, mulut kering, dan erythema.OmeprazoleMerupakan penghambat pompa-proton yang digunakan untuk menurunkan dengan sangat kuat produksi asam lambung. Efek samping: gangguan lambung-usus, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, vertigo, gatal-gatal dan rasa kantuk atau sukar tidur.ParacetamolMempunyai efek analgesik yaitu menghilangkan rasa nyeri ringan sampai dengan sedang. Obat ini juga mempunyai efek antipiretik yang diduga melalui efek sentral.efek anti inflamasinya lemahsehingga tidak digunakan sebagai anti reumatik. Parasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung tidak terlihat.

BAB IVPENUTUP

A. Simpulan0. Diagnosis dispepsia fungsioanal didasarkan pada keluhan atau gejala atau sindrom dispepsia dimana pada pemeriksaan penunjang baku dapat disingkirkan penyebab organik atau biokimiawi, sehingga masuk dalam kelompok penyakit gastrointestinal fungsional.0. Dispepsia fungsional mempunyai patofisiologi yang kompleks dan multifaktorial, dimana tampaknya berbasiskan gangguan pada motilitas atau hipersensivitas viseral.0. Modalitas pengobatan berdasarkan kompleksitas patogenesisnya, serta lebih ke arah hanya untuk menurunkan atau menghilangkan gejala.

B. Saran1. Penderita dispepsia diharapkan dapat mengatur konsumsi atau intake makanan sedemikian sehingga tidak memicu kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta.: 488-4912. Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung : 156,1593. Bazaldua, O.V. et al. 2006. Dyspepsia: What It Is and What to Do About It. http://familydoctor.org/online/famdocen/home/common/digestive/dyspepsia.html, Desember 20064. Anonim. 2001. Dyspepsia-Symptoms, Treatment, abd Prevention. http://www.healthscout.com/ency/68/294/main.html, 2001 5. Sawaludin, Diding. 2005. Nyeri Ulu Hati yang Berulang. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/09/hikmah/kesehatan.htm, 9 Oktober 20056. Ariyanto, W.L. 2007. Mencegah Gangguan Lambung. www.kiatsehat.com, 20077. Anonim. 2004. Dispepsia. http://medicastore.com/med/subkategori_pyk.ph p?idktg=7&UID=20071107122240202.162.33.202, 20048. Anonim. 2007. Dyspepsia. http://en.wikipedia.org/wiki/Dyspepsia, 7 Oktober 20079. Bazaldua, OV et al.1999. Evaluation and Management of Dyspepsia. http://www.aafp.org/afp/991015ap/1773.html, 15 Oktober 199910. Torpy, Janet M. 2006. Dyspepsia. http://jama.ama-assn.org/cgi/reprint/295/ 13/1612?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=dyspepsia&searchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT, 5 April 2006 11. Holtmann, Gerald. 2006. A Placebo-Controlled Trial of Itopridein Functional Dyspepsia. http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/ 832, 23 Februari 2006 12. Longstreth, George F. 2006. Functional Dyspepsia Managing the Conundrum. http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/791, 23 Februari 2006

10