Upload
widyasari
View
567
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
AMPLANG
Gambaran umum Kerupuk Amplang/Kuku Macan di Kota Samarinda
Amplang merupakan makanan ringan yang terbuat dari ikan. Biasanya berbentuk bulat dan berwarna putih. Amplang produk yang dikenali berasal dari Samarinda provinsi Kalimantan Timur. Samarinda tidak hanya terkenal dengan sarungnya. Kuku macan, seperti juga sarung samarinda, menjadi semacam "pengabsah" kunjungan seseorang ke kota tepian Mahakam ini. Makanan khas dari Samarinda ini mungkin menjadi oleh-oleh yang paling banyak dicari oleh pengunjung ibu kota provinsi kaya tambang ini. Kuku macan begitu mudah didapat karena cukup banyak tersedia di kios-kios, di sejumlah sudut kota.
Kuku macan sebenarnya hanyalah salah satu jenis dari makanan khas yang biasa disebut amplang oleh warga Kaltim. Di sebut kuku macan karena bentuk fisiknya memang seperti potongan kuku macan, jadi bisa juga disebut kuku kucing atau kuku hewan-hewan yang sejenis.Besarnya seujung jari kelingking yang meruncing. Selain bentuk kuku macan, para perajin juga membuat amplang dalam bentuk lain, yakni panjang, tanggung, meriap, dan bundar.
Cara mengetahui amplang yang bagus kualitasnya dengan melihat dari warnanya. Bila amplang yang warnanya cukup putih, itu tandanya bawang putihnya kurang. Jika yang agak kemerah-merahan, bawang putihnya cukup. Tidak di ketahui siapa yang memulai, kerajinan makanan khas ini sudah berlangsung puluhan tahun secara turun-temurun. Dalam buku Kalimantan Timur, Apa, Siapa, dan Bagaimana disebutkan, makanan khas ini sudah dikenal bahkan sejak sebelum Perang Dunia II.
Aslinya, makanan ini bahan utamanya adalah ikan pipih atau ikan belida (Notopetrus chitala). Pembuatan amplang dengan berbagai bentuknya ini dari zaman dulu sampai sekarang masih menggunakan cara-cara tradisional.
Proses pengolahan amplang relatif sederhana. Ikan segar setelah dibersihkan lalu diambil dagingnya, kemudian digiling. Setelah daging ikan digiling kemudian dicampur bumbu dan tepung, lalu diaduk hingga rata. Adonan itu kemudian dibentuk dengan tangan sesuai dengan keinginan, atau dicetak jika akan dibuat kuku macan.
Semua pekerja yang mengaduk dan membentuk amplang ini umumnya perempuan, sementara laki-laki hanya kebagian membersihkan ikan. untuk membuat campuran atau ulenan itu hingga siap digoreng dibutuhkan ketelatenan yang hanya dimiliki oleh pekerja perempuan. Seusai dibentuk, tinggal dimasukkan ke penggorengan dan setelah dingin dikemas.
Tetapi seiring dengan semakin rusaknya ekosistem Sungai Mahakam, kekhasan amplang sedikit berkurang. Makin sulitnya mencari ikan belida memaksa para perajin beralih bahan pembuatan amplang.
Belida adalah sejenis ikan sungai yang gurih dagingnya dan banyak durinya. Bentuk badannya pipih lebar dengan punuk di bagian tengkuknya. Ikan pipih biasanya berasal dari para nelayan yang menangkapnya dengan menggunakan jaring rengge. Penangkapan dari alam kini sangat sulit, sementara hingga sekarang belum ada teknologi untuk membudidayakan ikan ini.Hingga sekarang ikan ini belum bisa dibudidayakan di Kaltim.
Menurut para perajin, untuk mendapatkan ikan ini harus berebutan dan harganya sangat mahal. Sekarang harganya bisa mencapai Rp 50.000 per kilogram. Selain dari nelayan di Sungai Mahakam, juga ada yang dari Kalimantan Selatan. Sekarang ini, sangat sulit untuk mendapatkan amplang yang terbuat dari ikan belida. Menurut keterangan sejumlah perajin, dalam sehari mereka sebenarnya memerlukan 150 kilogram ikan. Karena tidak ada ikan belida, bahan baku para perajin kuku macan dan berbagai jenis amplang lainnya kini beralih ke ikan tenggiri. Sejumlah perajin juga membuat amplang dari bahan ikan biji nangka. Hanya saja, substitusi bahan baku utama ini sedikit mengorbankan cita rasa khas amplang. Perlu segera dicari cara untuk membudidayakan ikan belida agar cita rasa dan kekhasan kuku macan Samarinda kembali terjaga
DIVERSIFIKASI PRODUK
Dijaman modern seperti sekarang ini membuat pasar barang dan jasa dibanjiri oleh
banyak produk baik barang maupun jasa. Untuk bisa tampil beda produsen dituntut untuk
dapat kreatif agar mampu menciptakan sesuatu yang baru untuk ditawarkan kepada para
konsumen. Produk baru yang diterima pasar alias laku dijual dapat memberi nilai plus pada
perusahaan atau bahkan bisa memimpin pasar pada segmen tertentu.
Berikut di bawah ini adalah tahapan dalam pengembangan atau penciptaan produk baru :
1. Pencarian Ide Produk
Ide bisa dicari namun terkadang datang dengan sendirinya tanpa diharapkan. Banyak
perusahaan yang memiliki bagian atau divisi riset maupun menggunakan jasa pihak luar
untuk mencarikan ide segar dan brilian bagi perusahaan. Ide yang dihasilkan haruslah sesuai
dengan apa yang telah menjadi tujuan perusahaan.Ide pun bisa datang dari konsumen yang
biasa mengkonsumsi produk perusahaan maupun produk produsen lain yang serupa. Ide pun
bisa dicuri dari produsen lain yang berkompetisi dengan kita. Ide memang mahal, kerena
tidak sedikit perusahaan yang berani membayar mahal sebuah inovasi baru yang mampu
menciptakan keuntungan besar bagi perusahaan.
Yang diharapkan pada perusahaan amplang ini ialah munculnya ide-ide baru pada produk
amplang. Misalnya pada rasa amplang/kuku macan, biasanya amplang hanya rasa asin dan
bawang putih. Dari sini diinginkan munculnya ide baru dalam membuat rasa baru seperti
rasa pedas asin, jagung bakar. Barbeque dan rasa lainnya. Pada kemasan produk adanya
diversifikasi seperti kemasan dari alumunium foil agar terlihat lebih menarik dan terjaganya
amplang dari masuknya angin ke dalam kemasan.
2. Menyaring Ide Produk
Apabila ide yang didapat banyak jumlahnya maka sebaiknya dilakukan pemilihan ide yang
sekiranya patut untuk maju ke langkah selanjutnya. Sesuaikanlah dengan kondisi dan tujuan
perusahaan. Ide yang sulit untuk diwujudkan karena dirasa tidak memiliki sumber daya yang
dibutuhkan sebaiknya tidak diteruskan demi kebaikan perusahaan.
3. Analisis Bisnis
Perusahaan melakukan berbagai perkiraan estimasi pada produk tersebut mulai dari berapa
kira-kira biaya investasi yang dibutuhkan, seberapa besar potensi pasarnya, seberapa besar
tingkat penjualannya, dan seberapa banyak laba atau keuntungan yang mungkin diraih
perusahaan. Semua itu sebaiknya dilakukan secara ilmiah dan tidak hanya dengan kira-kira
saja.
4. Pengembangan Produk
Dari ide yang layak untuk maju ke tahap selanjutnya dibuatkan prototip atau model produk
untuk dilakukan uji kelayakan bisnis. Produk diuji coba secara internal baik dilakukan sendiri
maupun dilakukan oleh pihak luar perusahaan yang kompeten di bidangnya. Dari contoh
produk yang dibuat, jika ada yang dirasa buruk produknya atau akan mengalami kendala
produksi di masa depan sebaiknya tidak dilanjutkan atau dilakukan perbaikan dengan
kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk diperbaiki.
5. Uji Coba Pemasaran
Produk yang telah lulus uji model prototipe, selanjutnya dilakukan pengujian pemasaran
dengan memilih beberapa sampel pasar yang kurang lebih mewakili kondisi segmen pasar
yang akan dituju oleh produk perusahaan. Lihat bagaimana reaksi pasar terhadap produk
baru tersebut. Jika hasilnya ternyata positif maka produk tersebut layak untuk lanjutkan ke
tahap berikutnya. Sebaliknya apabila ternyata negatif atau mendapat respon yang buruk dari
target pasat terbatas maka sebaiknya dilakukan evaluasi kembali atau menggugurkan
produk. Baik hasil positif dan negatif sebaiknya dipelajari kelebihan dan kekurangan agar
hasil di pasar yang sesungguhnya dapat dimaksimalkan.
6. Komersialisasi Produk Baru
Tahap yang terakhir dari rangkaian pengembangan produk baru adalah menawarkannya
kepada seluruh pasar yang dituju. Produk baru tersebut sebaiknya terus dilakukan
monitoring dan dilakukan berbagai evaluasi dari yang ada di lapangan dan perbaikan baik
pada produk, target konsumen, harga, promosi, dan lain sebagainya sehingga mampu
memaksimalisasi keuntungan yang diperoleh. Amplang tersebut ditawarkan kepada pasar
yang banyak didatangi konsumen agar amplang dengan rasa, bentuk dan kemasan baru
dapat dilihat dan dibeli langsung oleh konsumen.