69
DIY : Baca Diagnostic Trouble Code dengan alat sederhana pada Aerio / Next G Mobil-mobil baru saat ini sudah menggunakan komputer (ECU) untuk mengatur kerja mesin, ECU sebagai pemroses memerlukan input dari sensor-sensor dan output yang dilanjutkan ke actuator seperti injector, koil dsb. Karena ketergantungan ECU dengan sensor-sensor maka kegagalan dari salah satu sensor tersebut juga dapat mempengaruhi kinerja ECU bahkan tidak dapat mengoperasikan mesin sama sekali. Meskipun begitu mobil sudah dilengkapi dengan port diagnostic seperti OBD-II sehingga dengan menggunakan tool khusus yaitu engine scanner akan memudahkan melakukan diagnosa dan troubleshooting. Kita sebagai pengguna mobil juga dapat mengetahui apakah mobil mengalami permasalahan pada ECU atau tidak melalui lampu check engine. gambar 1 - check engine lamp Normalnya sewaktu kita memutar kunci kontak pada posisi on (sebelum mesin hidup) maka lampu check engine tersebut akan menyala, hal ini supaya kita mengetahui bahwa bohlam lampunya dalam kondisi normal. Selanjutnya bila kita menghidupkan mesin maka lampu check engine seharusnya mati bila semua berjalan normal. Apabila ternyata lampu tersebut menyala ataupun berkedip, maka kita dapat meminta bantuan ke bengkel yang memiliki engine scanner supaya dapat melakukan pembacaan kode error. Sayangnya tools semacam engine scanner ini mahal harganya sehingga tidak semua bengkel memilikinya. Meskipun begitu apabila kita ingin melakukan DIY untuk membaca error code kita bisa lakukan dengan tool yang sangat sederhana yaitu seutas kabel :). Meski demikian tidak semua error code dapat ditampilkan menggunakan cara murah meriah ini, beberapa error code hanya terbaca oleh engine scanner. Untuk melakukan deteksi dengan seutas kabel (service wire), yang pertama kali kita lakukan adalah mencari soket konektor untuk melakukan diagnosa.

DIY. Aerio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perawatan dan Do It Your Self untuk kendaraan suzuki Aerio. artikel ini hasil copy - paste dari artikelnya om singachu a.k.a Agus Santosa. salah satu sesepuh Aerio Club Indonesia

Citation preview

DIY : Baca Diagnostic Trouble Code dengan alat sederhana pada Aerio

/ Next G

Mobil-mobil baru saat ini sudah menggunakan komputer (ECU) untuk mengatur kerja mesin, ECU

sebagai pemroses memerlukan input dari sensor-sensor dan output yang dilanjutkan ke actuator

seperti injector, koil dsb. Karena ketergantungan ECU dengan sensor-sensor maka kegagalan dari

salah satu sensor tersebut juga dapat mempengaruhi kinerja ECU bahkan tidak dapat

mengoperasikan mesin sama sekali. Meskipun begitu mobil sudah dilengkapi dengan port diagnostic

seperti OBD-II sehingga dengan menggunakan tool khusus yaitu engine scanner akan memudahkan

melakukan diagnosa dan troubleshooting. Kita sebagai pengguna mobil juga dapat mengetahui

apakah mobil mengalami permasalahan pada ECU atau tidak melalui lampu check engine.

gambar 1 - check engine lamp

Normalnya sewaktu kita memutar kunci kontak pada posisi on (sebelum mesin hidup) maka lampu

check engine tersebut akan menyala, hal ini supaya kita mengetahui bahwa bohlam lampunya dalam

kondisi normal. Selanjutnya bila kita menghidupkan mesin maka lampu check engine seharusnya

mati bila semua berjalan normal. Apabila ternyata lampu tersebut menyala ataupun berkedip, maka

kita dapat meminta bantuan ke bengkel yang memiliki engine scanner supaya dapat melakukan

pembacaan kode error.

Sayangnya tools semacam engine scanner ini mahal harganya sehingga tidak semua bengkel

memilikinya. Meskipun begitu apabila kita ingin melakukan DIY untuk membaca error code kita bisa

lakukan dengan tool yang sangat sederhana yaitu seutas kabel :). Meski demikian tidak semua error

code dapat ditampilkan menggunakan cara murah meriah ini, beberapa error code hanya terbaca

oleh engine scanner.

Untuk melakukan deteksi dengan seutas kabel (service wire), yang pertama kali kita lakukan adalah

mencari soket konektor untuk melakukan diagnosa.

gambar 2 - monitor connector

Pada gambar 2 di atas adalah diagram Aerio / Next G untuk Left Handed Driver, sedangkan pada

Indonesia yang menganut Right Handed maka tinggal dibalik saja posisi kanan dan kirinya. Maka

untuk Aerio / Next G di Indonesia tinggal mencarinya di bawah laci dashboard sebelah kiri.

gambar 3 - monitor connector

gambar 4 - monitor connector biru untuk ABS

Pada gambar 3 dan 4 terlihat 2 buah connector, yang kita butuhkan adalah connector berwarna

putih. Pada gambar 3 sudah terlihat seutas kawat untuk melakukan jumper koneksi sesuai gambar 2.

Untuk melakukan diagnosa, maka step-step yang kita lakukan :

- Perhatikan gambar 2; pasang service wire alias seutas kabel pada konektor putih, dengan

menghubungkan diagnostic switch terminal (1) ke ground terminal (2)

- Putar kunci kontak pada posisi ON, tanpa menghidupkan mesin

- Lampu check engine akan berkedip, yang kita lakukan adalah menghitung jumlah kedipan;

secara umum kedipan tersebut akan melambangkan 2 digit angka, dan antar angka akan ada

jeda 1 detik..... misalnya : hidup mati hidup mati mati mati hidup mati hidup mati hidup mati

: artinya kode adalah 23.

- Matikan kontak, cabut service wire

Cari kode tersebut pada tabel DTC cari yang menggunakan (No.XX) bukan yang Pxxx (tidak

semua DTC memiliki No.XX menunjukkan DTC tersebut hanya bisa dilihat menggunakan

engine scanner)

Catatan :

Jika terdapat lebih dari 1 error code, maka masing-masing error code akan ditampilkan 3 kali

berturut-turut sebelum menampilkan error code berikutnya.

Bila sudah ditampilkan semua maka akan ditampilkan lagi error code yang pertama lagi selama

service wire diaktifkan dan kontak posisi on.

Teks asli :

[Without using SUZUKI scan tool] (vehicle without immobilizer indicator lamp)

Check malfunction indicator lamp referring to “Malfunction Indicator Lamp Check” in this section.

With the ignition switch OFF position, disconnect SUZUKI scan tool if connected and using service

wire (4), connect diagnosis switch terminal (1) to ground terminal (2) in monitor coupler (3).

With the ignition switch ON position and leaving engine OFF, read DTC from flashing pattern of

malfunction indicator lamp. Refer to “Diagnostic Trouble Code Table”. If lamp remains ON, go to

“Diagnostic Flow Table A-4”.

After completing the check, turn the ignition switch OFF position and disconnect service wire from

monitor coupler.

NOTE:

If abnormality or malfunction lies in two or more areas, malfunction indicator lamp indicates

applicable codes three times each. And flashing of these codes is repeated as long as diagnosis

terminal is grounded and ignition switch is held at ON position.

Take a note of diagnostic trouble code indicated first.

Untuk menghapus DTC yang tersimpan pada ECM bisa dilakukan dengan engine scanner.

Untuk menghapus tanpa tool tersebut :

- Matikan kontak pada posisi OFF

- Cabut negatif aki kira-kira 30 detik atau lebih.

Catatan :

DTC dan freeze frame data (freeze frame data adalah informasi pendukung untuk diagnostic - hanya

dapat dibaca melalui engine scanner).

Yang tersimpan di ECM akan terhapus juga untuk kasus berikut ini. Hati-hati untuk tidak

menghapusnya sebelum dicatat terlebih dulu.

- Ketika listrik ke ECM dimatikan (dengan mencabut kabel aki, cabut fuse, cabut konektor

ECM)

- Ketika DTC tidak terdeteksi lagi selama 40 kali proses warm up mesin.

Teks asli :

Without using scan tool

Turn the ignition switch OFF position.

Disconnect battery negative cable for specified time below to erase diagnostic trouble code stored in

ECM memory and reconnect it.

Time required to erase DTC :

Ambient temperature : Over 0°C (32°F)

Time to cut power to ECM : 30 sec. or longer

NOTE:

DTC and freeze frame data stored in ECM memory are also cleared in following cases. Be careful not

to clear them before keeping their record.

- When power to ECM is cut off (by disconnecting battery cable, removing fuse or

disconnecting ECM connectors)

- When the same malfunction (DTC) is not detected again during 40 engine warm-up cycles.

(Vehicle with immobilizer indicator lamp)

gambar 4 - DTC

gambar 5 - DTC

gambar 6 - DTC

gambar 7 - DTC

Catatan :

DTC 12 artinya Normal atau tidak terdeteksi error.

Teks asli :

NOTE:

For parenthetic No. in DTC column, it is used for vehicle without immobilizer indication lamp.

For star (bintang putih) marked items in MIL column, MIL does not light even when DTC is detected.

DTC is erased after turning ignition switch OFF. Bear these in mind when diagnosing troubles.

DTC No.12 appears when none of the other codes is identified.

For vehicle with immobilizer indication lamp, star (*) marked DTCs can be read with SUZUKI scan tool

ECM application.

Fail-safe table

Pada beberapa DTC, ECM masuk ke mode fail-safe selama malfunction terjadi tetapi akan kembali ke

mode normal ketika ECM mendeteksi kondisi kembali normal.

Teks asli :

Fail-safe table

When any of the following DTCs is detected, ECM enters fail-safe mode as long as malfunction

continues to exist but that mode is canceled when ECM detects normal condition after that.

gambar 8 - Fail Safe

Untuk Service Wire newbie merasa lebih enak untuk memakai klip kertas karena relatif kaku

dibandingkan foto di atas.

Dilakukan pencabutan soket IAT sensor dan mesin dinyalakan, lampu check engine menjadi menyala.

Setelah dilakukan pengecekan terdeteksi DTC No 18.

Newbie coba biarkan beberapa hari dan tidak bisa menghitung sudah berapa kali stater, tapi

ternyata DTC No 18 masih tersimpan. Akhirnya newbie cabut kabel negatif aki dan DTC kembali No

12.

Hmm not bad lah untuk cari informasi awal, bisa DIY dengan "alat" murah meriah. Bila sakit

berlanjut hubungi bengkel yang memiliki engine scanner.

DIY : Posisi sekring ECU pada aerio/baleno next-g

Untuk mereset ECU, selain cabut aki 30 menit bisa dgn cabut sekring yg di panah warna merah atau

bisa dgn tekan tombol sensor pintu bersamaan dgn menyalakan lampu senja/lampu posisi

DIY : Learning initialization transmisi matic Next G untuk

menghilangkan jeduk perpindahan gigi

OK langsung aja sekarang masuk ke inisiasi Learning Control nya.

gambar 5 - Learning control initialization

Learning control initialization

1) Remove glove box (1) from instrument panel.

2) Using service wire, connect diagnosis switch terminal (3) and ground terminal (4) of

blue monitor connector (2).

3) Turn ignition switch ON leaving engine OFF.

4) Turn O/D off switch OFF and confirm “O/D OFF” light in combination meter does

not light.Shift selector lever to “L” range.

5) With brake pedal and accelerator pedal depressed fully, repeat turning O/D off switch

to ON position and vice versa for 5 times within 10 seconds to complete memory

initialization.

NOTE:

When initialization is achieved, “O/D OFF” lamp neither light nor flash unless diagnosis

switch terminal is once disconnected from ground terminal of monitor connector. If

initialization is failed, re-try initializing procedure.

Ada sedikit perbedaan dari yang newbie alamti dari step di atas :

step no 4, tidak bisa di buat lampu "OD/Off" mati.

Jadi kalau diringkas cara newbie :

1) Hubungkan service wire (step 2 di atas) dengan kawat/kabel, jumper deh.

2) Putar kunci kontak ke ON. Maka speedo menyala semua, setelah itu lampu P R N D 2

L mati, selang 2 detikan maka semua lampu P R N D 2 L dan O/D off menyala

bersamaan. (Nah step ini biarpun tombol O/D off dipencet-pencet, itu lampu O/D off

ga bakalan mati). Kalau di step ini P R N D 2 L tidak menyala bersamaan, cek no 1.

3) Geser tuas transmisi ke L; lampu di speedo tetap menyala semua P R N D 2 L dan

O/D off nya.

4) Injak pedal gas dan rem secara penuh, dan tahan sewaktu melakukan step no 5.

5) Pencet-pencet tekan tombol O/D off di tuas transmisi sampai lampu O/D off mati.

Kalau belum mati ulangi kembali prosesnya karena gagal; kalau sudah mati berarti

sukses.

Untuk memperjelas cara newbie bisa dilihat di foto-foto berikut :

gambar 6 - lokasi connector warna biru

gambar 7 - ini connector warna birunya, perhatikan panah merah yang harus dijumper

gambar 8 - jumper di blue monitoring connector

gambar 9 - setelah kunci kontak on, P R N D 2 L dan O/D off menyala bersamaan

gambar 10 - geser ke L, pedal gas + rem injek, pencet-pencet tombol O/D

gambar 11 - kalau sukses maka lampu O/D off akan mati

Di step terakhir gambar 11 ini, biarpun tombol O/D di tuas transmisi dipencet-pencet lebih

lanjut, lampu O/D off nya ga bakalan nyala lagi.

Selanjutnya melakukan pembelajaran transmisi maticnya.

This method is effective to be learned quickly when learned condition which is suitable for

automatic transaxle is necessary immediately. For example, at the time when shift shock at

downshifting 4th gear to 3rd gear or any upshifting become worse than shift shock before

replacing TCM.

1) Turn ignition switch ON, turn O/D off switch OFF and confirm “O/D OFF” light in

combination meter does not light.

2) Start engine and raise transaxle fluid up to normal operating temperature.

3) Start vehicle and repeat kickdown of 4th gear to 3th gear for 10 times each in the vehicle

speed ranges shown below.

• – 40 km/h ( – 25 mile/h). • 40 – 50 km/h (25 – 31 mile/h). • 50 – 65 km/h (31 – 41 mile/h). • 65 – 90 km/h (41 – 56 mile/h). • 90 – km/h (56– mile/h) if necessary.

4) Referring to “Automatic Gear Shift Diagram” in this section, perform upshifting of 3rd

gear to 4th gear for 10 times each in the throttle opening ranges shown below. • 0 – 20 %.

• 20 – 40 %.

• 40 – 60 %.

• 60 – 80 % if necessary.

• 80 – 100 % if necessary.

5) At “D” range, perform upshifting for 10 times each in the vehicle speed ranges shown

below.

• 20 – 55 km/h (12 – 34 mile/h).

• 55 – 70 km/h (34 – 44 mile/h).

• 70 – 90 km/h (44 – 56 mile/h).

• 90 – 125 km/h (56 – 78 mile/h) if necessary.

• 125 – km/h (78 – mile/h) if necessary.

DIY : Menampilkan dan menghapus kode error DTC yang tersimpan di

TCM Next G

gambar 1 - DTC yang tersimpan di TCM

Dari proses sebelumnya, didapati ada error code yang tersimpan di TCM, ga jelas juga sejak kapan ini

muncul, mungkin hanya sisa error yang tersimpan saat terjadi sebelum newbie memakai Next G matic

ini. Well pastinya ga tau. Taunya juga pas proses learning initialize.

Sekarang kita bahas bagaimana menampilkan, arti code nya apa dan bagaimana menghapus error

tersebut.

gambar 2 - Membaca DTC

Dari gambar 2, Next G newbie termasuk "Vehicle without immobilizer Lamp". Dari sana terlihat DTC

(Diagnostic Trouble Code) yang tersimpan di TCM (Transmission Control Module) tidak bisa terbaca

oleh Generic Scan Tool, bisanya pakai "Service Wire" atau SUZUKI scan tool

e gambar 3 - baca pakai generic scan tool

gambar 4 - hasilnya No Fault Codes Stored

Dan benar coba baca pakai Generic Scan tools via OBD connector, ternyata didapati tidak ada error,

padahal Errornya masih tersimpan tuh di TCM.

Mengetahui adanya error pada TCM

Kalau pada ECU terjadi error maka lampu check engine akan menyala. Sedangkan untuk error pada

transmisi matic, melihatnya adalah dari lampu O/D off, Saat kunci kontak diputar ke ON pertama

kali, dalam jeda waktu sekitar 2 detik maka lampu O/D off pada speedometer akan mati. O/D off

hanya akan nyala kembali kalau tombol O/D di tuas transmisi matic dipencet. Kalau ternyata setelah

2 detik lampu O/D off tidak mati maka berarti ada masalah di salah satu sensor maticnya atau di TCM

nya.

Seperti halnya lampu Check Engine yang kalaupun sudah tidak nyala, error code yang lama masih

tersimpan di ECM/ECU dan masih bisa dibaca, kecuali error codenya di hapus.

“O/D OFF” Lamp Check

1) Check that O/D off switch button (2) is at OFF position.

2) Turn ignition switch ON.

3) Check that “O/D OFF” lamp (1) lights for about 2 sec. and then goes OFF. If anything faulty

is found, advance to “Diagnostic Flow Table A-3”.

Menampilkan Error Codes di TCM

gambar 5 - blue monitoring connector

Di balik Glove box sebelah kiri, cari blue connector, dan hubungkan pin no 3 dan no 4 yang

nampak di gambar 5.

Putar kunci kontak ke ON tanpa menghidupkan mesin, maka setelah sekitar 2 detik, lampu P R N

D 2 L dan O/D off akan menyala bersama-sama

Tekan dan tahan tombol di speedometer yang biasanya dipakai untuk merubah tampilan

Odometer ke Trip A dan Trip B

Selama tombol tersebut di tahan maka akan muncul tulisan Code seperti gambar 1, bila terdapat

beberapa error maka akan ditampilkan bergantian semua errornya selama tombol ditahan.

Apabila tidak ada error apa-apa maka muncul tulisan Code 12.

Menghapus Error Code pada TCM

To clear DTC stored in TCM without scan tool – method-3

1) Remove glove box (1) from instrument panel.

2) Turn ignition switch ON.

3) After 6 seconds or more, repeat connecting and disconnecting diagnosis switch terminal (3)

and ground terminal (4) of blue monitor connector (2) 5 times at about 1 second interval

within 10 seconds, using service wire.

4) Check TCM that no malfunction DTC remains in memory of it.

NOTE:

For vehicle without immobilizer lamp, method-1 is not necessary to be performed, because

automatic transmission DTC is not stored in memory of ECM.

Penghapusan error code di TCM tidak bisa dilakukan menggunakan generic scan tools, udah dicoba

dibuktikan penghapusan sukses tapi cek dengan cara di atas errornya masih ada.

Untuk menghapusnya mirip dengan cara menampilkan, tapi setelah kunci diputar ke ON, maka

service wire di putus sambung selama 5 kali. Untuk memudahkan newbie buat dari microswitch

untuk sebagai saklar putus sambungnya :

Microswitch sebagai service wire dihubungkan ke blue monitoring connector, caranya sama

seperti untuk menampilkan error code-nya.

putar kunci kontak ke ON tanpa start mesin

tunggu sekitar 6 detik, pencet-pencet microswitchnya sekitar 5 kali untuk connect discconect

service wire

Cek lagi errornya dengan cara menampilkan Error Code di TCM di atas, harusnya sekarang

code yang tampil adalah Code 12.

Setelah error terhapus, sebaiknya dilakukan test jalan lagi. Kemudian lakukan pengecekan

Error Code di TCM, apabila Code error muncul kembali artinya error masih belum

terselesaikan, sebaliknya apabila yang muncul Code 12 berarti masalah tidak muncul kembali.

gambar 6 - microswitch untuk connect disconnect service wire

gambar 7 - kunci kontak putar ke ON, tekan microswitch beberapa kali

Arti code yang ada :

gambar 10 - table DTC

gambar 11 - table DTC

gambar 12 - table DTC

Dari error sebelumnya tercatat Error Code 27, 31, 32 dan 64.

Code 27 : Torque reduction signal circuit malfunction.

Voltage of torque reduction signal circuit is low although TCM does not require ECM to reduce engine

torque

Code 31 : Output speed sensor/VSS circuit malfunction

No sensor signal is inputted although input shaft speed sensor signal is inputted.

Code 32 : Throttle position signal circuit malfunction

Too short low signal of pulse signal from ECM to TCM continues out of specification.

Code 64 : Engine torque signal circuit malfunction

Too short low signal of pulse signal from ECM to TCM continues out of specification. or Too long low

signal of pulse signal from ECM to TCM continues out of specification.

Hmmm agak susah juga mengartikannya, tapi bila dilihat di tabel diagnostic, error-error code ini bisa

menyebabkan Excessive shift shock, ntah kebetulan dengan jeduk yang dialami atau tidak kurang tau.

Tapi yang jelas setelah di clear DTC nya dan dipakai jalan, Error tidak muncul kembali yang artinya

aman terkendali.

gambar 13 - Code menjadi Possible Cause shifting yang mengentak

DIY : Aktifkan dan nonaktifkan ABS

Kalo posisi tuas merah ke atas brarti ABS aktif krn soket terpasang

Kalo di geser kebawah rem menjadi manual...ABS nonaktif. Bila soket ini sering terkena air

juga bisa bikin konektornya jamuran bisa juga terdetect modul ABS rusak padahal

masalahnya cm di soket ini. Cabut dan bersihkan bila ada masalah.

DIY : troubleshoot ABS & EBD

Well, bukan benar-benar DIY sih, newbie hanya mencuplik sebagian-sebagian saja dari swift manual

tentang bagaimana cara troubleshoot bila lampu ABS atau EBD menyala. Newbie sendiri belum

pernah mempraktekkan. Pengalaman newbie sendiri pernah mendapati lampu ABS menyala waktu

Aerio newbie di-run di atas dyno, roda depan berputar dan roda belakang diam, langsung lampu ABS

menyala karena dianggapnya sebagai masalah, setelah mobil dipakai test jalan otomatis lampu ABS

kembali padam tanda normal kembali. Itu salah satu gambaran bahwa lampu ABS menyala

menunjukkan adanya kelaianan pada system, meski begitu kelainan bukan berarti ada yang rusak.

Tentu saja karena ABS ini mengandalkan sensor dan perangkat electronic tentu saja pastikan bahwa

Aki memiliki setrum yang cukup, bisa saja kelainan disebabkan kekurangan setrum. Sepele tapi bisa

bikin pusing.

gambar 1

Gambar 1 normalnya : menyala waktu kunci kontak di ON dan mati setelah 2 detik. Bila menyala

terus berarti ada masalah, bila kedip-kedip / flashing kemungkinan ada konektor di ABS Hydrolic Unit

yang bermasalah atau bahkan ABS Hydrolic Unit itu sendiri.

gambar 2

Gambar 2 normalnya : menyala waktu kunci kontak di ON dan mati setelah 2 detik. Atau bila

Handrem ditarik. Bila menyala terus padahal tidak handrem sudah dilepas berarti ada masalah pada

EBD. Minyak rem yang kurang mencukupi di tabung reservoir juga bisa menjadi penyebabnya.

Dengan mengetahui komponen-komponen pada system ABS, akan membantu kita melakukan

trouble shooting dari kelainan yang ada di system ABS ini. Beberapa cara trouble shoot ada yang bisa

kita lakukan sendiri tetapi ada juga yang harus meminta bantuan ke pihak yang lebih ahli misalnya

Bengkel Resmi atau sering disingkat BERES. Sedangkan di blog ini newbie mencoba untuk menulis

porsi yang sekiranya dapat kita lakukan.

Komponen-komponen ABS :

gambar 3

BERES memiliki alat yang lengkap dan mekanik ahli yang dapat melakukan trouble shoot system ABS.

Salah satu toolsnya adalah Scanner untuk membaca kode error yang ditunjukkan system. Scanner ini

(A) akan dicolokkan ke socket OBD-II (1).

gambar 4

Kode error yang dapat mungkin muncul adalah :

gambar 5

Dari sini terlihat dengan kelengkapan tools akan memudahkan mencari sumber permasalahan.

Meski begitu ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk melakukan pengecekan sendiri.

Newbie coba tulis penjelasan dan hal yang perlu dicek secara bergantian.

1. Cek Aki, pastikan tegangannya mencukupi. Gunakan AVO untuk mengecek voltasenya,

apabila di bawah 12 Volt coba charge atau ganti.

2. Cek ketinggian minyak rem pada tabung reservoir. Perhatikan pula switch minyak

rem (gambar 6 no 1) yang ada apakah terlepas atau putus kabelnya.

gambar 6

3. Pahami lokasi dari masing-masing komponen (lihat gambar 3). Newbie fokus ke :

- ABS Hydrolic Unit atau ABS Control Modul (gambar 3 no 1)

- Ring sensor ABS yang ada di masing-masing roda (gambar 3 no 6)

- ABS Sensor yang ada di masing-masing roda (gambar 3 no 2)

4. Pastikan konektor kabel ke ABS Hydrolic Unit tidak kendor / kotor / korosif yang

menyebabkan ganguan kelistrikan. Perhatikan gambar 7 no 3, itu adalah konektor.

Perhatikan gambar 8, tarik tuas ke bawah untuk melepas (disconnect) dan ke atas untuk

menyambung (connect), bersihkan soket dan pastikan koneksinya sempurna dan tidak

goyang.

gambar 7

gambar 8

5. Perhatikan kondisi fisik sensor ABS yang menempel pada knukle di roda depan dan roda

belakang apakah menempel sempurna atau tidak. Perhatikan gambar 11, A : menempel

sempurna karena tidak ada gap / celah / clearance. Pastikan pula kabel dari sensor ABS tidak

ada yang terkelupas / putus.

gambar 9 - Sensor ABS (4) pada roda depan

gambar 10 - Sensor ABS (2) pada roda belakang

gambar 11 - A: Sensor menempel sempurna, B: salah karena ada gap

6. Amati ring sensor ABS, apakah hilang, apakah pas posisinya atau miring, apakah

terdeformasi, apakah kotor. Bersihkan bila gigi-gigi pada ring tersebut kotor.

gambar 12 - ring sensor ABS pada roda depan

7. Lepas socket konektor kabel dari Sensor ABS yang menuju ke ABS Hydrolic Unit / Control

Unit. Untuk roda belakang Swift / Aerio, soket terdapat di bawah bangku belakang.

Hubungkan AVO dengan disetel ke Volt AC (arus bolak-balik), hubungkan ke konektor

(gambar 13 no 1) untuk mengukur voltase output dari sensor ABS. Dengan roda yang

terangkat, putar roda dengan tangan dengan kecepatan kira-kira 3/4 sampai 1 1/4 putaran

per detik, baca AC Volt yang timbul dari sensor. Seharusnya terbaca 53 mV atau lebih. Bila

ternyata pengukuran di luar spek, maka dugaan sensor bermasalah dan perlu penggantian.

gambar 13 - cek voltase yang timbul dari sensor ABS

Bila memiliki osiloskop dapat juga diukur dengan menggunakan osiloskop (yang punya

jarang nih keknya, dulu aja cuman pernah nyoba waktu pratikum fisika waktu SMA). Cek

apakah voltase puncak ke puncak (peak) 140 mV atau lebih pada frekuensi 15 Hz bila roda

diputar dengan kecepatan 1/2 sampai 1 putaran per detik, pastikan pula terbentuk gambar

sinus yang sambung.

gambar 14

8. Lepas sensor dari knuckle roda, gunakan AVO untuk mengukur resistansi/hambatan.

Perhatikan gambar 15; Pengukuran terminal ke terminal (no 1) : 1.2 - 1.6 kOhm pada 20

*Celcius; Pengukuran terminal ke body sensor (no 2) : infinite atau tak terhubung. Bila

ternyata pengukuran di luar spek, maka dugaan sensor bermasalah dan perlu penggantian.

gambar 15

9. Serahkan ke BERES atau bengkel lain yang memiliki peralatan lengkap dan ahli mengenai ABS

untuk diagnosa lebih lanjut.

DIY : troubleshoot ABS dengan scan error code ABS serta

perbaikannya

gambar 1 - diagnostic switch terminal pada monitor connector

http://otodiy.blogspot.com

Beberapa waktu yang lalu didapati lampu ABS sempat menyala tapi tidak selalu, lama-lama menyala

terus. Awalnya dicoba membersihkan sensor ABS dan ring sensor di keempat roda sekalian

membersihkan kampas rem, hasilnya lampu ABS tetap menyala. Kemudian lepas konektor modul

utama ABS di ruang mesin, semprot dengan electro contact cleaner, hasilnya tidak membantu sama

sekali. Akhirnya disempatkan untuk cek error code nya menggunakan seutas kabel yang dicolok ke

monitor connector (gambar 1) untuk mendapatkan apa error yang terdeteksi di sana.

gambar 2 - Cara menampilkan kode error ABS

Caranya :

- Buka laci penumpang sebelah kiri, cari monitor connector yang berwarna biru (gambar

1). Ada dua monitor connector di sana, biru adalah untuk ABS sedangkan putih

untuk Check Engine Error.

- Selanjutnya menggunakan kabel (newbie kasi microswitch biar enak nantinya kalau mau

clear errornya) jumper connector seperti di gambar 2 dan gambar 1 (lihat panah).

- Putar kunci kontak ke ON tanpa menyalakan mesin.

- Lihat hasil kedipannya, newbie coba rekam dengan camera handphone seperti terlihat di

Video 1 di bawah ini, tujuannya biar kalau mau ngitung lagi kode kedipannya tinggal

puter ulang di handphone.

- Putar kunci kontak ke OFF dan lepas kabel jumpernya.

- Selanjutnya catat kode kedipannya dan bandingkan dengan tabel di gambar 3 untuk

mengetahui kode errornya.

gambar 3 - tabel DTC untuk ABS

Dari video 1 didapati terdapat 4 DTC yang ada yaitu : 32, 35, 36, 25 32 : Kanan belakang : sensor ABS

atau ring sensor ABS 35 : Kiri Belakang : sensor ABS 36 : Kiri Belakang : sensor ABS atau ring sensor

ABS 25 : Kiri Depan : sensor ABS Semua sensor sudah dibersihkan tapi masih bermasalah, coba hapus

errornya dengan cara di gambar 4.

gambar 4 - cara hapus error code ABS

Cara hapusnya :

- Colokkan kabel jumper ke blue connector (tambahkan microswitch biar enak on-off nya).

- Putar kunci kontak ke ON.

- Tekan microswitch untuk putus-sambung kabel jumpernya dalam interval 10 detik

minimal 5 kali tekan lepas.

- Putar kunci kontak ke OFF.

- Test jalan.

Hasilnya ternyata error ABS masih ada, dan saat dicek kedipan kode errornya lagi dengan cara di atas

tercatat error 35 alias sensor ABS sebelah kiri belakang.

gambar 5 - diagram letak dan jalur kabel sensor ABS kiri belakang

gambar 6 - cara cek sensor ABS dengan multimeter

Berikutnya langsung buka tempat duduk kiri belakang dan lepas socket sensor ABS (gambar 7 dan 8),

selanjutnya cek nilai resistansinya, kedapatan tidak terdapat koneksi kabel sama sekali seakan-akan

kabelnya putus. Cek di sensor kanan belakang dan ukur resistansinya, tercatat 1.5 KOhm. Cek lagi

sensor kiri belakang dan dicoba tekuk-tekuk kabel barangkali ada putus di dalam, ternyata masih

sama tanpa koneksi sama sekali.

gambar 7 - konektor sensor ABS di bangku kiri belakang

gambar 8 - konektor sensor ABS

Akhirnya diputuskan dilepas aja dulu biar lebih enak ngeceknya. Lepas baut sensor kiri belakang

(gambar 9), tapi ternyata masih susah banget dicabut, akhirnya newbie coba buka tromol

belakangnya dan terlihat sensor dari dalam (gambar 10). Setelah berusaha cabut akhirnya terlepas

juga, sepertinya karena ada karat di dudukan sensornya yang bikin susah dicabut.

gambar 9 - nampak dari luar sensor ABS roda kiri belakang

gambar 10 - sensor ABS di dekat ring sensor ABS

gambar 11 - sensor ABS sudah terlepas

gambar 12 - dudukan sensor ABS yang berkarat

gambar 13 - start cek lagi nilai resistansinya

gambar 14 - cek juga pake meteran analog

gambar 14 - hasilnya sama tanpa continuity

gambar 15 - sensor ABS

Ternyata setelah dicoba tekuk-tekuk kabel masih tidak terdapat koneksi ke sensor, langsung

putuskan sedikit bongkar plastik ABS sampai muncul connectornya (gambar 16) dan langsung test

nilai resistansinya dari sana, kalau misal ada continuity maka kabel bermasalah, tapi kalau tidak ada

maka sensor yang memang rusak. Dan ternyata memang sensornya yang rusak.....hiks....

gambar 16 - kabel sensor ABS

gambar 17 - masih tanpa continuity

Ga sempet ke toko sparepart, akhirnya putuskan pesen di Sentosa Motor untuk dikirim pakai kurir.

Harga sensor 600rb sebelum ongkir.

gambar 18 - sensor ABS baru untuk roda kiri belakang

Setelah ada waktu pasang, dan ABS langsung mati, reset error code yang masih tersimpan, cek lagi

kedipan, kali ini kedipan menunjukkan kode 12 alias normal.

Test jalan, test rem mendadak, jalan lagi, semuanya normal, cek lagi kode error, masih kode

12....aman. Case close.

DIY : Bikin label fungsi fuse dan relay Aerio / Next G

Gambar 1 - Main Fuse Box hanya kode saja

Bikin label yuk buat kasi keterangan fungsi dari Fuse dan Relay yang ada di ruang mesin karena

hanya ada keterangan Ampere dari Fuse dan kode Relay saja tanpa ada keterangan jelas mengenai

fungsi dan sirkuit apa yang dilindungi. Pada user manual terdapat penjelasan mengenai fungsinya

tetapi tidak ada kejelasan secara lengkap untuk fungsi-fungsi relay, selain itu dengan adanya label

petunjuk singkat pada ruang mesin membuat praktis bila melakukan pengecekan apalagi di kala

darurat.

Gambar 2 - Label Main Fuse Box - balik dan sejajarkan saja untuk baca

Gambar 3 - Buka lipatan label untuk Fungsi detail

Gambar 4 - Fuse Box Kecil Engine Room

Gambar 5 - Tarik keterangan biar gampang baca

Setelah cari tau fungsi-fungsinya berdasarkan Service Manual Book, newbie coba design di komputer

untuk dicetak. Berikut hasilnya dalam bentuk PDF yang tinggal dicetak ke printer : download.

Pastikan waktu print jangan diresize/scaling ulang supaya ukurannya tidak berubah.

Gambar 6 - Hasil print

Gambar 7 - Potong dan lipat

Newbie pakai bahan kertas HVS A4 biasa, dilapis isolasi transparant biar ga mudah sobek dan sedikit

tahan air (splash ya bukan dicelup). Agar lipatan lebih penyet ditindih aja dengan barang yang berat

selama beberapa hari biar lipatan jadi rapi. Design newbie buat untuk pembacaan dari samping

mesin sebelah kiri, sehingga cara baca terlihat di foto-foto di atas. Untuk label fungsi fuse utama

newbie beri lipatan untuk mencari tau fungsi detailnya karena keterangan sedikit panjang,

sedangkan untuk kotak fuse tambahan newbie juga design lipatan untuk memudahkan pembacaan

karena tutup tidak bisa terlepas sama sekali dibandingkan fuse utama. Penempelan pakai isolasi saja,

cukup awet lah secara lokasi kan terlindungi tutup fuse itu sendiri jadi ga bakalan kena air.

Sep, kalo pas perlu ga lupa lagi dan ga bingung cari catatan, tinggal buka dan jajarkan catatan dengan

fuse nya, baca deh :) Gampang kan ?

Lampiran :

DIY : buka shockbreker depan + karet pasang dudukan per + ganti

tierod stabilizer

Ini karet dudukan per atas dan bawah utk depan

Ini dudukan per bawah

Ini dudukan per atas gw pake SGP part

caranya :

kendorkan baut shock dgn bantuan kunci L ditengahnya

Atau bisa dipake bantuan pipa besi seperti ini supaya ada tenaga buat mutar baut keras

Buka tierod stabil dgn bantuan kunci L ditengah juga utk tahan

Buka 2 baut knukle.. biasanya keras.. perlu tambahan pipa buat tenaga muternya

Buka dudukan kabel ABS

Buka 3 baut shock .. siap2 shock akan lepas terjatuh.. ganjal atau pegang pake sebelah tangan pas 3

baut hampir lepas.. agar tidak terhempas ke bawah .. hati2 !

Setelah lepas 1 set shockbreker

Kali ini menerapkan cara ikat pake kawat ulir2 per.. tujuan agar nanti pemasangannya tidak sulit

menekan per :D cara lbh simple yah pake treker seperti cara gw bongkar shock blakang.

Setelah itu buka baut tengah shock utk melepas mangkuk atas / ini sering disebut support

shockbreker menimbulkan bunyi jg kalo karet tengahnya hancur

Kalo yg ini bearing shockbreker. Fungsinya utk memperingan putar setir /roda saat belok2 :D

kalo uda hancur ganti aja. Ini bearingnya bahan plastik

-lalu lepaskan per karet boot, stooper juga.. cuci sampe bersih kalo mau enak dipandang :D

ini stooper bawaan bahan spoon keras uda hancur

Ganti pake stooper futura. Stooper apa aja gak masalah asal jgn karet keras.. krn fungsinya meredam

benturan antara shock dan mangkuk saat shock bergerak maksimal

Gw cat ulang shock,per, mangkuk nya jg

Ini suasana posisi dongkrak dan jack stand

Perhatikan tulisan out di mangkuk tengah sblm mangkuk atas.. posisinya hadap keluar / sejajar dgn

posisi dudukan knukle roda di shock

ini posisi karet per atas dipasang dibawah mangkuk tengah

rakit ulang, susun karet dudukan per bawah, stooper, karet boot shockbreker

dilanjut pemasangan per mangkuk tengah trus mangkuk atas

Setelah selesai baut shock tengahnnya ... kencangkan lagi apabila uda terpasang di mobil

Pasang kembali ke posisi nya

Karena sekalian bongkar gw mengganti tierod stabil juga krn uda jelek kondisinya. Udah pernah di

press juga dulu

perbandingan tierod stabil lama dgn yg baru .. yg penting ukurannya sama panjang kalo misal gak

ada part original nya

Lalu tinggal pasang kembali tierod stabil. Cek ulang smua baut2 sblm menyelesaikan kerjaan :D

DIY : kuras oli power steering Aerio

17 July 2010, Aerio M/T tahun 2003, odometer 65rb km lebih.

gambar 1 - Shell ATF Dextron III

Tools dan Bahan :

kunci no 10

kunci no 12

Tang

selang transparant 2 meter atau lebih (newbie pakai 3 meter tapi terlalu panjang) - Rp2000,-

per meter

Connector 2 biji, @Rp4500an

Klem selang 3 buah.

Botol bekas yang cukup besar misal air mineral atau softdrink kemasan 2 liter.

Lem Araldite atau lem epoxy.

Botol dan Wadah penampungan oli bekas

Seal Tape untuk pipa ledeng/air (beli di toko bangunan) - sekitar Rp1500,-

Solder

Cutter

Tali/kawat untuk pengikat/penggantung botol

Lap

Kertas-kertas

Oli Dextron III 2 liter.

Step persiapan : Membuat alat "Transfusi Darah" untuk proses penggantian oli Power Steering.

Alat ini dibuat mirip seperti Ampul untuk Infus, dibuat dari botol bekas dengan cara dibalik - tutup

botol menghadap bawah.

Cara :

Potong selang secukupnya kira-kira 30 cm s/d 100 cm (newbie kira-kira 100cm tapi ternyata

terlalu panjang - tergantung posisi penempatan waktu pengerjaan )

Gunakan solder untuk melubangi Tutup Botol dengan ukuran yang pas dengan selang

Setelah tepat, masukkan selang lewat lubang di tutup botol tadi cukup sampai masuk 0,5 cm

saja.

Tambal sela-selanya dan Lem dengan Epoxy. Jadi fungsi Epoxy selain untuk merekatkan

selang pada tutup botol, juga berfungsi sebagai sealer - Biarkan semalaman agar Lem

mengeras dengan sempurna.

gambar 2 - tutup botol dipasang selang

gambar 3 - tutup botol dan drat yang dililit seal tape

Lubangi bagian bawah botol dengan cutter, newbie buat dua buah lubang agar bisa diikat

untuk digantung, ukuran lubang dibuat cukup besar agar mudah untuk menuangkan oli lewat

lubang tersebut.

gambar 4 - lubang di bawah botol

Lilitkan Seal Tape pada Drat di mulut botol, tujuannya agar memastikan tidak terjadi

kebocoran. (Lihat gambar 3)

Pasangkan kembali Tutup Botolnya

Ujung Selang yang lain pasangkan ke Connector Selang dan pasang klem Selang, lilitkan Seal

Tape bila perlu untuk memastikan tidak ada rembes di sana.

gambar 5 - connector untuk selang IN dan selang OUT

Proses Instalasi :

Nyalakan mesin sampai suhu operasional / rpm sudah di posisi idle

Matikan mesin

Dongkrak mobil sampai kedua roda depan terangkat dan pasang jackstand. (Pastikan mobil

tidak akan menggelinding)

Lepas box filter udara, termasuk box filter bagian bawah - gunakan kunci T panjang no 12mm

bila ingin mudah, tapi bila tidak ada bisa pakai kunci pas 12mm. Jumlah baut ada 2 biji.

gambar 6 - Baut no 12 mm untuk membuka box filter bawah

gambar 7 - Baut no 12 mm untuk membuka box filter bawah

Letakkan kertas-kertas untuk menutupi area di bawah selang sedemikian, tujuannya agar bila

terjadi tumpahan oli power steering, jangan sampai terkena VBelt yang ada. Tapi perhatikan

juga jangan sampai Kertas-kertas tadi terlibas oleh putaran VBelt.

Sedot oli pada tabung reservoir oli power steering, tujuannya sewaktu melepas selang OUT

dan IN dari tabung oli yang tersisa tidak banyak agar meminimalisir tumpahan.

gambar 8 - kiri oli baru, kanan oli hasil sedot

Lepaskan tabung dari dudukan, newbie sekaligus melepas plat dudukan dari body mobil -

menggunakan kunci ring no 10 mm ada 2 buah.

Kendorkan baut klem Pengikat Selang pada tabung reservoir (Selang dari Tabung menuju

pompa power steering), persiapkan wadah di bawahnya sebelum mencabut selang dari

tabung, tampung sisa-sisa oli yang masih keluar ke wadah penampungan.

Kendorkan klem pengikat selang yang satunya lagi menggunakan Tang (Selang yang menuju

Tabung - berasal dari steering rack).

Lepaskan Tabung untuk nantinya dibersihkan.

gambar 9 - tabung reservoir yang dilepas

Pasang selang yang berasal dari botol "transfusi darah" ke selang yang menuju pompa power

steering (yang klemnya memakai baut), gunakan tersebut untuk mengencangkan sambungan,

pakai seal tape bila perlu untuk memastikan tidak ada bocor di sambungan

Pasangkan selang untuk pembuangan ke selang yang berasal dari steering rack (yang klemnya

dibuka pakai Tang), pasang klem lain yang sudah disiapkan (newbie prefer pakai klem yang

diulir - ditakutkan kurang kencang bila memakai klem bawaan).

Ujung selang pembuangan masukkan ke wadah penampung oli bekas.

Isi botol "transfusi darah" dengan oli Dextron III yang baru dan gantungkan ke tempat yang

lebih tinggi dari posisi mesin.

gambar 10 - botol oli baru

gambar 11 - selang dari botol menuju selang pompa PS & selang dari steering rack ke

penampungan

gambar 12 - dua buah konektor yang sudah terpasang

gambar 13 - konektor dari botol ke selang pompa PS

gambar 14 - konektor dari selang balik steering rack ke penampungan oli bekas

Proses kuras :

Setelah instalasi baik dan botol sudah diisi oli baru, maka sebagian oli akan

terdorong keluar ke tempat penampungan.

Nyalakan mesin dan putar setir ke kanan sampai mentok dan cepat putar ke kiri

sampai mentok putar lagi ke kanan dan seterusnya.

Perhatikan oli yang yang ada di botol jangan sampai kehabisan, segera matikan

mesin bila tampak oli sudah akan habis. Tambahkan oli pada botol dan lakukan

proses putar-putar setir lagi. (WARNING : oli mengalir dengan cukup cepat !!)

Lihat juga oli yang keluar ke tempat penampungan apakah sudah seperti warna oli

baru ataukah belum.

Jika sudah sama maka oli lama yang ada di sistem power steering sudah tergantikan

dengan oli baru.

Hmmm, newbie numpahin oli nih, gara-gara ga liat kalo botol udah penuh :

gambar 15 - ceceran oli

Proses De-instalasi alat :

Cuci botol reservoir, newbie lakukan dengan cara menyumbat lubang dengan jari

tangan, menuang oli PS baru melalui lubang tutup pengisian, menutup lubang

pengisian dengan tutupnya dan mengocok-ngocok dan dibuang. Lakukan beberapa

kali.

gambar 16 - tabung reservoir perlu dibersihkan juga

Berikutnya, cabut selang dan langsung pasang pada tabung reservoir satu per satu.

Pastikan sudah meletakkan wadah penampung untuk jaga-jaga bila ada tumpahan.

gambar 17 - persiapan melepas konektor

Pasang kembali tabung reservoir dan pasang bautnya.

Isi tabung reservoir dengan oli baru sampai batas max, pastikan tidak ada kebocoran

pada sambungan selang.

Lakukan proses Bleeding.

Bersihkan ceceran yang mungkin ada, ambil semua kertas-kertas yang tadi di pasang.

Pasang kembali filter box, lepaskan jackstand/dongkrak, beres-beres.

Proses Bleeding.

Copy - Paste buku manual :

Air Bleeding Procedure

1) Jack up the front end of vehicle and apply safety stands.

2) Fill P/S fluid reservoir with fluid up to specified level.

NOTE:

Before starting engine, place transmission gear shift lever in “Neutral” (shift

selector lever to “P” range for A/T model), and set parking brake.

3) After running engine at idling speed for 3 to 5 seconds, stop it and add fluid to

satisfy specification.

4) With engine stopped, turn steering wheel to the right and left as far as it stops,

repeat it a few times and fill fluid to specified level.

5) With engine running at idling speed, repeat stop-to-stop turn of steering wheel till

all foams in P/S fluid reservoir are gone.

NOTE:

Make sure to bleed air completely. If air remains in fluid, P/S pump may

make humming noise or steering wheel may feel heavy.

6) Finally check to make sure that fluid is filled to specified level.

Proses Bleeding secara simpelnya, adalah melakukan proses sirkulasi oli lagi dengan :

menyalakan mesin dan memutar-mutar setir ke kanan dan kiri

setelah itu cek lagi isi tabung reservoir untuk melihat adanya gelembung udara / buih

tambahkan oli sampai batas max bila perlu

ulangi lagi sampai tidak terlihat gelembung udara / buih.

Ini hasil penampungan oli bekasnya, sayang untuk yang terakhir tidak tertampung

dengan baik di botol terpisah karena tercecer ke bak hijau (penampungan oli bekas yang

sedianya cuman untuk jaga-jaga saja kalau botol-botol kecil luber).

gambar 18 - kiri : oli awal, tengah : pembuangan awal, kanan : pembuangan akhir

Akhirnya bisa juga kuras oli PS, dan dilakukan sendirian tanpa ada yang membantu memutar setir

sembari jaga kondisi ketinggian oli di tabung oli baru. Karenanya butuh botol "transfusi darah"

yang agak gede biar sekali isi bisa langsung banyak.