Upload
yazaulia
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kulit
Citation preview
Disusun oleh :Yusra Dina
1102010306
Pembimbing :Dr. Yanto Widiantoro, Sp. KK
REFERAT
PATOMEKANISME DERMATITIS KONTAK
ALERGI
Pendahuluan
Dermatitis adalah peradangan kulit
(epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen ,
menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Inflamasi (peradangan) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang terinfeksi.
Faktor eksogen• Bahan Kimia (ex:
detergen, asam, basa, oli, semen, dll)
• Fisik (ex: sinar matahari, suhu, dll)
• Mikroorganisme (ex: bakteri, jamur, dll)
Faktor endogen
• Dermatitis atopik ( IgE dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita {d.atopi , rinitis alergi, asma})
Klasifikasi Dermatitis
Dermatitis kontak
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis atopik
Neurodermatitis sirkumskripta
Dermatitis numularis
Dermatitis statis
Dermatitis autosensitisasi
Definisi Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi (DKA)
merupakan reaksi peradangan kulit
yang didahului proses sensitisasi terhadap
suatu bahan penyebab atau
alergen.
Alergen
Bahan logam berat
Kosmetik (lipstick,
deodorant, cat rambut),
Bahan perhiasan (kacamata, jam tangan,
anting-anting),
Obat-obatan (obat kumur,
sulfa, penisilin),
Karet (sepatu,
BH)
Dll.
• Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA mengikuti respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi immunologic tipe IV, atau reaksi hipersensitifitas tipe lambat.
• Reaksi ini melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi.
• Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi yang dapat mengalami DKA.
• Hipersensitivitas tipe IV dikenal sebagai hipersensitivitas yang diperantarai sel atau tipe lambat (delayed-type).
• Reaksi ini terjadi karena aktivitas perusakan jaringan oleh sel T dan makrofag.
• Waktu cukup lama dibutuhkan dalam reaksi ini untuk aktivasi dan diferensiasi sel T, sekresi sitokin dan kemokin, serta akumulasi makrofag dan leukosit lain pada daerah yang terkena paparan.
Tipe Waktu reaksi Penampakan klinis Histologi Antigen
Kontak 48-72 jam Eksim (ekzema) Limfosit, diikuti makrofag; edema epidermidis
Epidermal (bahan kimia, fisik, mikroorganisme)
Fase sensitisasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk IgE sampai diikat silang oleh reseptor spesifik pada permukaan.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE IV
Fase sensitisasi dimulai bila hapten kontak dengan permukaan kulit akan terikat oleh protein dan menjadi antigen yang imunogenik.
Antigen ini dibawa oleh sel Langerhans epidermis ke kelenjar getah bening regional untuk dipresentasikan ke limfosit T melalui MHC kelas II.
Sel T yang telah tersensitisasi akan masuk ke sirkulasi darah, dan kembali ke kulit.
Fase elisitasi terjadi bila terdapat pajanan antigen yang sama akan menyebabkan interaksi antara sel
Langerhans epidermis dengan sel T yang telah tersensitisasi akan mensekresi sitokin dan faktor
kemotaktik sehingga menghasilkan gambaran klinis dermatitis
EFLORESENSI DKA
Eritem Papula Vesikel Erosi Krusta Skuama
Papula Plak Skuama Krusta
DKA Akut
DKA Kronis
Manifestasi klinis
• Keluhan utama adalah gatal. • Keluhan lain bergantung derajat penyakit dan lokasi.
– Lesi akut berbentuk eritematosa batas tegas, dengan edema, papul, vesikel, bula, erosi, dan eksudasi.
– Lesi kronis berbentuk kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi, fisur, dengan batas tidak jelas.
• Lokasi DKA tersering adalah tangan (mencuci, memasak), lengan, wajah (kosmetik), telinga (anting, gagang telepon), leher (kalung, parfum), badan, genitalia dan paha
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
• Dermografik dan riwayat pekerjaan (usia, jenis kelamin, suku, agama, status marietal, pekerjaan, pajanan zat kimia, lokasi bekerja).
• Erupsi timbul pada individu yang telah tersensitisasi setelah 48 jam sampai berhari-hari setelah kontak dengan antigen; pajanan berulang akan memperburuk reaksi.
• Tempat erupsi sesuai dengan pajanan alergen. • Gejala subyektif umumnya gatal, bisa disertai gejala
konstitusi pada kasus yang berat.• Riwayat alergi obat, penyakit penyerta, obat-obat yang
digunakan.• Riwayat menderita dermatitis tertentu (onset, lokasi,
pengobatan).
Anamnesis
• Lokalisasi: semua bagian tubuh dapat terkena.
• Akut : eritem berbatas jelas dan edema, vesikel, dan atau papula. Pada kasus yang berat dapat timbul bula, erosi, dan krusta.
• Subakut : plak dengan eritem minimal, skuama, dapat disertai papula eritem.
• Kronis : plak, likenifikasi, skuama, ekskoriasi, perubahan pigmentasi.
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan eosinophil darah tepi.• Pemeriksaan immunoglobulin E :• Uji tempel (Patch test)• Uji gores (Scratch test)• Uji tusuk (Prick test)
Pemeriksaan penunjang
Perbedaan Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi
Gejala Nyeri, rasa tersengat Gatal
Lesi :
Akut Eritem --> vesikel --> erosi --> krusta --> skuama Eritem --> papula --> vesikel --> erosi --> krusta --> skuama
Kronis Papula, plak, fisura, skuama, krusta Papula, plak, skuama, krusta
Batas lesi :
Akut Tegas, tepat pada tempat pajanan Tegas, tepat pada tempat pajanan, tetapi dapat menyebar ke perifer
Kronis Batas tidak tegas Batas tidak tegas, menyebar
Evolusi :
Akut Cepat (beberapa jam setelah pajanan) 12-72 jam setelah pajanan
Kronis Berbulan-bulan sampai tahunan pada pajanan berulang
Berbulan-bulan sampai tahunan, eksaserbasi setiap kali terpajan ulang
Penyebab Tergantung dari konsentrasi agen penyebab dan sawar kulit
Relatif tidak tergantung banyaknya zat alergen, konsentrasi rendah juga dapat mencetuskan, namun tergantung dari derajat sensitisasi
Insidensi Dapat terjadi pada setiap orang Hanya individu yang tersensitisasi