63
Sahabat Sepanjang Jalan Tidak perlu berkeliling dunia dan mengitari angkasa untuk mendapatkan satu sahabat. Hanya perlu waktu Meiga Dyah Indriastia

file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

  • Upload
    lykhue

  • View
    232

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Sahabat Sepanjang Jalan

Tidak perlu berkeliling dunia dan mengitari angkasa untuk mendapatkan satu sahabat. Hanya perlu waktu yang lama untuk menjadikanya

Meiga Dyah Indriastia

Page 2: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Thanks to :Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmatnya hingga saat ini.

kepada keluarga besarku, Alm Kakek Nenek, Ayah (Gatot Sumarsono), Ibu(Utik Rutiah), my beloved brother(Indra Bagus Prahastama), my beloved sister(Siti Nur Halimah) yang sellau mendukung hoby tulisku ini. untuk teman sepanjang masaku Putri Nugraha, Dita Yoga Pratama yang selalu menuai inspirasi dalam perjalanan pembuatan novel ini. untuk keluarga kecil Thelapan A dan arpelo yang selalu menuai warna di setiap goresan kertas putih hidupku. Untuk M.Yusuf, Nindi Tsamratul Faida, Putri Nugraha,Retno Ires Devina Yolanti yang telah menjadi first reader untuk novelku. Dan untuk semua reader – reader, thanks a lot.

Meiga Dyah Indriastia

Page 3: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 1

(Flash back! Again)

Banyuwangi, 25 Juli 2019

Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal

lewat film “Refrain”nya dulu sekitar tahun 2013 pernah beken banget. Ini dia Cinta Datang

Terlambat dari Maudy Ayunda yang akan menemani malam anda hari ini, selamat

menikmati..

Alunan lembut lagu Maudy Ayunda terdengar begitu halus di kamarku ini. Lagu

penuh kisah 6 tahun lalu..

♫♫ Tak kumengerti mengapa begini,

Waktu dulu ku tak pernah merindu..

Tapi,saat semuanya berubah,

Kau jauh dariku pergi tinggalkanku..

Mungkin memang ku cinta..

Mungkin memang ku sesali..

......

♫♫

Deg!!! Ada kepedihan di hati ini tiba-tiba. Lagu kenangan itu muncul lagi, aku

mencoba untuk tidak menitikan air mata, namun air mata jatuh tanpa ada perlawanan,

spertinya air mata ini telah mengetahui perasaan rindu ini padanya. Dan lagu itu selalu

mengingatkanku padanya, sosok seorang Yoga yang selalu menghantui fikiranku selama

5tahun terakhir ini. Yoga, dia sahabat seperjuanganku selama 10tahun lalu, dan 5tahun ini

aku tidak pernah tahu bagaimana keadaanya. Aku telah memutuskan untuk tidak bersamanya

lagi setelah malam itu, buka bersama 8a yang penuh kejujuran dan rasa sakit. Sampai malam

ini pula aku tetap memikirkanya. Flash back itu datang lagi..

***

Page 4: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Banyuwangi, 11 Juli 2010

Aku sekelas lagi dengan Yoga di kelas 3 SMP ini, satu tahun bersamanya di kelas 2

membuatku kenal dekat dengan Yoga. Dia laki – laki yang selalu menenangkan hati ini. Laki

– laki yang senantiasa membuat hati ini selalu saja nyaman. Laki – laki yang ketika ia

tersenyum membuat hati ini luluh. Laki – laki pertama yang menyakitkan hati.

“Woi!! Mey ojo pati nglamun1 kesambet lho nanti”. Yoga mengagetkanku. Wajahnya

yang hanya berjarak 5cm dari wajahku sontak membuatku kaget dan memundurkan badan.

“Apa se!! Mesti jadi ngganggu.” Ku kerucutkan bibirku tanda bahwa aku marah

padanya.

“Ish merucut terus tu bibir biar tambah mancung” godanya sambil membuat bentuk

kerucut dari bibinya.

“Yogaaaaaaaaaaaaa! Awas kamu yaa.” Jiwitanku melayang bertubi –tubi kearahnya,

dan bagiku itu adalah kebahagiaan tersendiri.

Selalu saja begitu, tiada hari tanpa rasa bosan saat bersamanya, itulah kenapa teman –

teman sering menganggapku dan Yoga pacaran saat jalan bersama.

Ujian Nasional SMP akan segera datang, tidak heran semua murid SMP Negeri 1

Cluring khususnya kelas 3 sangat padat – padatnya mengikuti bimbingan sekolah, les,

bimbingan di luar lagi dan begitu lah seterusnya, sampai tidak ada lagi waktu untuk bersantai.

---

Banyuwangi, 25 April 2011

Ujian Nasional berlangsung ....

---

Banyuwangi, 29 Mei 2011

Alhamdulillah, semua siswa LULUS termasuk aku dan Yoga. Dan hari ini sekolah

mengadakan perpisahan untuk kelas 3.

Memasuki aula sekolah dan mendengar lagu “terima kasih guruku” membuat air mata

ini jatuh, terharu betapa mulia seorang guru, terharu akan perpisahan yang begitu berkesan

ini. Ku dapati Yoga duduk di kursi depanku, diam – diam aku mulai takut untuk kehilangan

Page 5: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

dia, aku takut kalau tidak dapat lagi bertemu denganya. Ya, air mata itu kembali jatuh lebih

deras lagi....

“SELAMAT!! Danemmu lebih tinggi dariku lhoo.” Kata yoga yang menemuiku

setelah perpisahan sekolah.

“Halah, sama saja! Mau sekolah dimana Yog?” tanyaku, berharap ada tujuan yang

sama.

“Gaktau, di SMA Negeri 1 Genteng mungkin, gakmau di Banyuwangi pergaulanya

bebas. Males.” Deg!! Benar – benar menyebalkan juga dia.

“Eh kamunya mau kemana Mey?”

“SMK Negeri 1 Banyuwangi, udah aku mau pulang capek.” Aku meninggalkanya

begitu saja.

“Oke hati – hati teman baiku.” Ia tersenyum, hangat sekali.”Ya” jawabku.

Sangat sayang rasanya, tidak bisa satu sekolah lagi denganya, tidak bisa lagi datang

pagi – pagi ke sekolah denganya dan mencontek masal pekerjaan rumah yang belum selesai

pengerjaanya. Huft, kehilangan masa – masa indah lagi..

---

Page 6: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 2

(with him in youngers session)

Banyuwangi, 03 Juli 2011

Akhirnya jadi siswa SMK juga, masuk di kelas RPL 2 dan bertemu teman – teman

baru. Kesibukan baru, pelajaran baru dan hampir saja semua itu membuat ku lupa dengan

makhluk yang bernama Yoga. Iseng, ku hubungi dia. Sempat kaget ternyata dia sekolah di

lingkungan yang sama denganku di Banyuwangi, ya di SMK Negeri 1 Glagah. Baru aku tahu

juga ternyata ia mempunyai pacar baru bernama Fina. Seorang Fina yang kata Yoga adalah

cinta pertammanya. Ya, apalah itu aku tidak tahu, hanya Yoga yang mampu menafsirkanya.

---

Banyuwangi, 10 Desember 2012

“Ayo Mey, ini nanti telat dikira Banyuwangi itu deket apa!” ceramahnya sambil

menungguku menyiapkan makanan di kotak makanku.

Hari ini aku berencana untuk berangkat bersama dia. Satu tahun sudah aku di

Banyuwangi dan bersamanya.

“Ya, ayo berangkat.” Aku berdiri di depanya menenteng tas makananku dan tas

sekolah yang sudah terselempang di pundakku.

“Lelet amat.” Dia masih saja ceramah. Setelah ijin ke Bapak. Aku dan diapun

berangkat membelah udara dingin sepanjang jalan ke Banyuwangi, berceloteh ria dan

akhirnya sampai di tempat tujuan.

---

Banyuwangi, 19 Mei 2013

From : Diie

Selamat Ulang tahun, semoga panjang umur dan sehat selamanya.

Page 7: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Aku terima pesan singkat itu darinya. Orang ketiga yang mengucapkan ulang tahun

padaku. “Diie” adalah nama panggilanku untuknya, ingat juga waktu ia terus manggil aku

dengan nama “Miie”, karena katanya mukaku lucu kayak mie. Awalnya agak menyebalkan

juga, tapi setelah berjalan lama aku terbiasa dengan panggilan itu. Ahh, terima kasih Allah

engkau masih saja mengijinkan hamba berteman dengannya selama 4tahun ini. masih saja dia

orang yanag selalu hadir.

---

“ini untukmu.” Kata Yoga sambil memberiku kantong plastik yang dalamnya ada

kotak kadonya

“apa ini Diie? Bom?” tanyaku menyelidik.

“Buka saja semoga kamu suka Miie.” Katanya dan lagi – lagi dengan senyum hangat

itu.

Benar saja, kantong itu berisi tas kado yang gendut, ku kira hanya permen – permen

saja, tapi ternyata salah, di dalam tas itu ada tas lagi dan isinya jam tangan, coklat warna –

warni, ada boneka doraemon dan gantugan spongebob juga ternyata. Akh, air mata ini selalu

mudah terharu.

---

Banyuwangi, 25 Juli 2013

Happy Birthday untuk kamu Diie! Akhirnya aku dapat memberikannya kado dengan

jerih payah yang luar biasa hebatini. Sekotak explotion box, sarung warna biru lengkap

dengan tasbihnya.

“Kapan kamu buat ini? kenapa se keras ini sih usahamu?” cercahnya ketika melihat

explotion box itu. Dan selalu saja pertanyaan yang sama ber continue sampai seminggu

kemudian sampai ia mendapatkan jawaban yang emmuaskan. Katanya, belum ada yang

pernah memberianya explotion box seperti itu. Padahal menurutku itu tidak sebanding dengan

apa yang telah ia berikan.

---

Banyuwangi 30 Agustus 2013

Page 8: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Ayo keluar, suntuk ini.” katanya saat sampai di kosanku.

“Sek, bentar tak ganti baju.” Jawabku dengan melangkahkan kaki ke dalam kosan.

Ganti baju sekenanya, agar tidak lelet lagi.

Melajulah sepedah motor itu membelah malam di kota Banyuwangi yang tidak pernah

sepi. Melikuk – likuk megikuti jalan. Sesekali ku pandanginya dari spion sepedah. Kenapa ia

begitu diam malam ini? apa ada sesuatu? Keapa kamu Diie? Masih ku ajukan pertanyaan itu

dalam hati.

“Kenapa?” tanyamu tiba – tiba setelah kita sampai di pantai itu. Pantai yang selalu

jadi tempat kita menuai kenangan. Malam ini kita duduk berhadapan di bawah bintang yang

enggan bersinar lebih terang lagi. Bernyanyikan dengan ombak pantai yang sangat merdu.

Sesekali suara kendaraan berlalu lalang menghiasi jelan raya itu.

“Apanya? Gak tau maksudmu aku.” Jawabku sekenanya sambil terus menikmati ice

cream yang ku beli di supermarket tadi bersamanya.

“Kamu kenapa tanya sama Ayu kemana aku?.” Aku mendongak, darimana dia tahu

kalau kemaren aku ini bingung mencarinya yang tanpa kabar menghilang. Terpaksa aku

bertanya pada Ayu –mantan Yoga yang masih dekat denganya– dimanakah dia.

“Enggak! Aku enggak tanya sama Ayu.” Jawabku dengan penuh kebohongan.

Sebenarnya saat itu aku khawatir Yoga kenapa – kenapa.

“Berapa lama aku kenal kamu? Kamu bohong barusan. Dan aku sangat hafal dengan

nada kebohonganmu.” Ya, memang ada penekanan pada kata – kata yang ku ucapkan saat

aku berbohong. Dan Yoga sangat tau itu.

“Ya, aku tanya sama Ayu dimana kamu, aku khawatir takut kamu kenapa – kenapa.

Maaf kalau lancang dan sok mau tau.” Jawaban poloos.

“kalau kamu tau, kamu orang yang akan tau segalanya Miie, aku kemaren ke

Sumbawa. Tanda tangan surat tanah yang kan dijual Ayah.” Jawabanya mengejutkan. Aku

tau keluarganya memang diujung tanduk. Ia juga sering bercerita tentang apa yang ia

inginkan dalam keluarganya.

“Kamu ketemu Ayahmu?”

Page 9: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Enggak, aku gak mau ketemu lagi dan aku enggak mau tahu lagi tentang dia. Jangan

membicarakanya lagi. Yang penting sekarang kau udah disini bareng kamu kan? Ayo pulang

udah malam.” Jawaban yang sangat tegas darinya, dan itu membisukanku.

“Mmm, ayo.” Aku berdiri. Berjalan disampingnya mendaki tangga menuju tempat

sepedanya di parkir.

“Oke, ayo pulang!” tanganya menggandeng tanganku. Deg! Jantung ini berjalan lebih

cepat dari biasanya. Ku toleh Yoga, dia tersenyum. Dan lagi – lagi senyum itu selalu

menghangatkan...

---

Page 10: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 3

(Last day, and Good Bye!)

Banyuwangi, 26 Mei 2014

Pengumuman tibaaaaa!! Alhamdulillah LULUS!! Ku kirim sms padanya.

To : [D]iie

Gimana Diie? I’m past. And you??

2menit kemudian dia membalas sms-ku.

From : [D]iie

Alhamdulillah Meey. Jadi liburanya?Aku gak lupa lhoo..

Yoga memang pernah berjanji akan berlibur denganku, ke Jember dan pastinya berdua.

Malam harinya ku rayakan acara kelulusan ini bersama Putri dan anak – anak lain

dengan makan – makan di tempat makan ini. ku habiskan malam bersama mereka yang

setelah ini entah dapat ku temui lagi atau tidak.

---

Banyuwangi, 1 Juni 2014

Aku memutuskan untuk pergi bersama Yoga. Meninggalkan kebisingan Banyuwangi,

membelah pegunungan Kumitir. Melikuk – likuk mengikuti jalan raya. Memasuki gang. Dan

selama 2,5jam ini terbayar dengan keindahan “Pantai Watu Ulo”. Yoga memilih duduk di

bawah pohon pandan pantai yang teduh di utara gundukan batu besar.

“Huaaaaaa!! Gimana ujianmu? Kamu mau ke Jember nih? Ambil guru Bahasa

Indonesia?” pertanyaanya yang langsung melayang kearahku.

“Yapps. Aku ke trima lhoo di Jember. Eh kamu mau kemana? Jadi ke Malang??”

tanyaku juga penasaran.

Page 11: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Rahasia! Aku gakmau cerita sama kamu Miie.” Pernyataan itu diakhiri dengan

juluran lidahnya.

“Kurang ajaaaaaaaaaaaaaaaaar kamu Diie.” Yoga berlari menghindari cubitanku.

Sayangnya, itu juga yang membuatku mengejarnya.

Dari kejauhan, ku lihat Yoga berhenti dari larinya. Mengambil handphone dari saku

celananya. Berbicara sebentar. Berlari menghampiriku dengan raut wajah yang sumringah.

“Miiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiie, aku di terima.” Katanya berulang kali. Yoga memelukku.

“Di Universitas mana Diie? Cie, selamat yaa mybro.” aku tidak menyangka dia

diterima juga di Universitas yang ia inginkan.

“Kenapa fikiranmu sekolah mulu sih, aku nggak di terima kuliah. Fina Miie, Fina

menerimaku. kemarin malam aku menyatakan cinta lagi padanya. Dan sekarang dia

menerimaku.” pernyataan Yoga benar – benar membuatku lemas.

Sepanjang jalan, air mataku menitik. Bagaimana bisa? Apa Yoga memang tidak tahu

bagaimana perasaanku? Bagaimana bisa? Dulu Fina tidak pernah menyukainya. Tapi?

Kenapa sekarang begini? Semua rancu dalam benakku, semua jadi satu pernyataan besar.

Why must Fina? Not me?

Sepedah CBR itu memasuki halaman rumahku, aku turun dari boncenganya. Menoleh

sejenak.

“Aku masuk, kamu cepat pulang sudah malam.” Jawbku tanpa menatap matanya.

“Are you okay, miie?”

“Fine, thanks Diie.” Tak ku ijinkan Yoga bertanya lagi. Aku berlari memasuki rumah.

Mencuci muka, dan masuk ke kamar.

Malam itu, ku biarkan semua air mata yang tumpah, ku biarkan semua sakit hati ini,

ku biarkan semua hal yang ingin aku tangisi terjadi. Kepedihan sangat terasa sekarang.

Begitu menusuk dan menyakitkan hati.

---

Page 12: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Banyuwangi, 25 Juli 2014

Reuni dan buka bersama 8a yang ke-5 ku hadiri sendiri tanpa Yoga lagi. Aku

berangkat sendiri. Sejak hari itu aku tidak pernah lagi menghubungi Yoga, tidak pernah mau

lagi ketemu Yoga.

“Tumben Mei, mana Yoga? Biasanya sama Yoga?” tanya Getta –teman dekatku di

8a- padaku.

“Gak tau Get, gak datang dia.” Jawabku sambil berlalu.

Maghrib hampir datang, aku bersyukur Yoga tidak datang di acara buka bersama itu.

Ku lanjutkan menata piring – piring di meja. Meletakan sendok dan garpu di setiap piring.

Menyiapkan gelas dan keperluan lain bersama teman – teman cewek 8a.

“Mei, ambilkan minuman mineral dalam kardus di ruang tamu yaa.” Kata Nyda yang

juga jadi panitia di bukber itu.

“Oke bik.”

Ku lihat anak – anak sudah berada di ruang tengah dan ruang makan, ada yang

membantu menata kursi. Ada yang diam. Ada yang berfoto, dan ada juga yang sibuk dengan

media sosial mereka. Aku berjalan ke ruang tamu, silau lampu sepedah motor yang baru saja

memasuki gerbang menembus kaca ruang tamu dan memaksa mataku memicing untuk

menghindari silaunya. Gemas juga melihat anak – anak sering mengerjaiku. Berniatan untuk

memarahi mereka, aku keluar.

“Ayo tha rek, ojo ngece. Lampu ki di pateni lak wes gak digawe. Rausah di sorot

ngunu2” ku cecar dia dengan bahasa Jawaku yang khas.

“Eh maaf, gak tau lak ada kamu disana.” Aku kenal suara itu. Suara yang sangat

menyakitkan. Dia melepas helmnya, menatapku. Hanya bisa diam dan membeku, hati ini

seperti teriris lagi, lebih parah. Dia, Yoga.

“Mei, air mineralnya. Udah buka ini.” triak Nyda dari dalam rumah. Aku beranjak

tanpa mempersilahkanya masuk dan menyapanya. Hanya diam.

Berbuka bersama mereka 5kali bulan Ramadhan ini membuat kekeluargaan 8a

semakin hangat dan akrab. Semakin membuat kita tidak seperti teman lagi, tapi keluarga

Page 13: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

besar. Acara bukber dilanjutkan dengan shalat berjama’ah bersama. Keheningan saat

menghadap Sang Khalik selalu mengingatkanku saat berjama’ah bersama Yoga. Cerah

wajahnya yang tersapu air wudhu selalu membuatku merasa kagum padanya. ketegaranya

menjalani hidup tanpa kasih sayang keluarga semakin membuat hati ini jatuh lebih dalam.

Dia memang mampu menjadi sahabatku, kakakku, bahkan teman sependeritaanku dari dulu.

“Pulang sendiri?” tanya Yoga sambil mendekat ke arahku yang sedari tadi menunggu

gelisah. Kenapa telfonku tidak ada yang menjawab? Ayah Ibu aku tidak mau bareng dia.

“Dijemput.”

“Ada apa Mei?” dia tidak menggunakan kata panggilan itu lagi, Yoga mendekat

kearahku, duduk di sampingku. Itu pula yang semakin membuat jantung ini berderu memburu

waktu.

“Nothing, i’m fine.”

“Harus berapa pertanyaan lagi agar kamu mau jujur Mei? Aku tahu, sejak saat di

Jember itu kamu berubah. Kamu tidak ada kabar sama sekali, bahkan kamu ganti nomer

tanpa memberitahuku. Kenapa? Karena Fina? Atau karena yang lain? Maaf, aku takut untuk

menanyakan ini di rumahmu. Aku ingin menanyakan sekarang. Kamu benar – benar

membuatku bersalah Mei.” Dia menatapku, semakin tajam.

“Masih peduli kamu dengan keberadaanku? Bukanya kamu sudah punya Fina, and

it’s enough for you” air mataku mulai menggenang di pelupuk mata.

“Hanya kaena Fina kamu begini?”

“Hanya kamu bilang?” aku berdiri menatapnya lekat, ku biarkan air mata ini jatuh,

semakin deras.”Kamu boleh bekata hanya Yog, tapi hati ini bukan perkara cuma atau hanya

suka sama kamu. Jangan pernah menilai semua halnya dari kata hanya Yog. Apa kamu

pernah merasakanya? Posisiku sulit Yog, aku sahabatmu, sahabat yang katanya tidak boleh

mencintaimu. Tapi apa? Aku manusia Yog, aku tidak dapat mencegah perasaan ini buat tidak

suka dan sayang sama kamu. Dan aku manusia yang selalu sakit hati ketika kamu bersama

orang lain, terutama Fina.” Air mata ini sudah tidak dapat di bendung lagi. Jatuhnya semakin

deras.

Page 14: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Mei, are you love me?” aku tau suaranya terbata karena terkejut. Tidak pernah ku

jawab pertanyaan itu, aku hanya bisa menangis. Menangis dalam perasaan yang tidak mau

bersahabat.

***

Page 15: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 4

(He is really, not imagine )

Air mata ini memang sudah jadi saksi bagaimana perasaan ini masih dengan Yoga,

bagaimana fikiran ini masih terbayang dengan sosok Yoga. Kulihat kalender kecil yang

berada di sisi tempat tidurku, 25 Juli 2019 dia genap berusia 24tahun. Dan selama itu, aku

tidak pernah tau bagaimana seorang Yoga Pratama tumbuh menjadi pribadi yang dewasa.

Apa dia sudah menikah? Bertambah tinggikah atau bagaimana? Semakin banyak pertanyaan

yang kadang singgah dalam benakku. Ke pejamkan mata, berharap esok memang sudah ada

kejelasan tentang dia.

***

Beep! Beep! Nada sms dari hp-ku menggelegar di ruangan kamar. Kubuka hp-ku

dengan mata yang masih 5watt.

From : Pak Indra

Meiga, wakilkan saya menghadiri rapat nasabah dengan bank Jatim di kantor jam 08.00 pagi ini. Jangan telat

Rasa malas kini benar – benar telah hinggap. Kenapa Pak Indra memberiku tugas di

saat weekend begini? Ini kan hari istirahat Paaaaaaak! Tunggu! Jam 08.00?? Ku lihat jam

kecil di meja tempatku mengerjakan tugas kantor. Jam digital itu menunjukan pukul 07.15.

45menit bukan waktu yang lama. Malas yang sempat hinggap kini musnah tidak berbekas.

Yang ada hanya fikiran bagaimana bisa mamanfaatkan waktu 45 menit itu? Semua ku

kerjakan secepat kilat. Ku rapikan kerudungku, ku masukkan handphone, notebook, alat tulis,

berkas – berkas rapat ke dalam tas kantorku dengan speed super kilat. Ku bawa kunci motor

vario-ku dan menge”gas”nya 2x lipat dari biasanya. Menerobos jalan raya yang sudah hampir

hidup karena kendaraan yang melaluinya.

***

5menit lagi rapat akan dimulai, ku sempatkan ke toilet. Merapikan semua yang

berantakan. Tidak lupa handphone dalam keadaan silent. Langkah ku percepat menuju lantai

Page 16: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

3 tempat biasanya rapat dilangsungkan. Kunaiki setiap anak tangga yang hampir menguras

tenaga itu, ini kesialan yang selalu ada ketika ngantor pada saat weekend, karena lift pasti

mati ketika weekend begini. Ku buka pintu tempat rapat. Alhamdulillah, rapat baru akan

dimulai.

***

Suara dering telfon sangat menggangguku, rasanya perut yang lapar ini belum mau

mengangkat telfon. Sejak rapat tadi hingga keluar belum ada yang ku makan. Dengan malas

ku rogoh tasku untuk menemukan telfon.

Pak Indra calling.

Dan lagi – lagi nama itu tidak pernah bisa membuatku malas lagi. Ku angkat telfon dari

beliau.

“Assalamu’alaikum pak. Ada apa?” tanyaku sedikit halus.

“Wa’alaikumsalam Mei, rapatnya sudah? Segera cari Adit, dia juga di kantor.

Silahkan kalian hadiri pertemuan di Bank BCA. Dan berikan saya laporanya besok pagi.”

“iya pak, saya segera mencari Adit.” Ucapku.

Terkadang juga terlintas pertanyaan kenapa kok bisa kerja di bank ini, padahal ijasah

sudah jelas – jelas S1 pendidikan bahasa Indonesia. Eh, sekarang malah jadi sekretaris

pembantu umum di bank. Sedikit melamun membuatku ingat bahwa Adit harus ikut dalam

rapat itu. Segera ku sms Adit .

To : Mas Ganteng

Adit, cepet ke lobi. Suruh pak indra rapat. Ditunggu.

“Let’s go Diiiit” kataku sambil mengibaskan tangan isyarat agar Adit menyalakan

mesin mobilnya.

“Gak capek Mei? Kerja mulu, sekali – sekali kek bilang sama pak indra suruh ngasih

hari libur kamu. Kasihan sekali kamu sayang.” Ucap Adit yang sok mengkhawatirkanku.

Page 17: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Adit memang dekat denganku, parasnya yang bijaksana , ganteng dan sangat baik membuat

banyak wanita mengejarnya. Dan tak banyak pula wanita yang ia tolak dengan alasan “wanita

yang dikejar itu lebih baik dari pada wanita yang mengejar Mei.” Yah apapun itu aku mulai

tahu apa yang dimaksudkan Adit.

“Kamu itu juga weekend masih saja ngantor. Gak capek bang?”

“Ayo turun sudah sampai, nanti rapat dimulai lho.” Ajak Adit setelah sampai di depan

kantor Bank BCA.

“Oh, iya iya”

Aku melangkah memasuki gedung itu dengan Adit, ku biarkan Adit bertanya kepada

resepsionis dimana ruang rapatnya. Setelahnya, ia melangkah ke arahku.

“Mana ID Cardmu?”

“Ini.” ku pasang ID Card itu. Ku ikuti Adit menuju ruang rapat.

“Di ruang mana Dit?”

“Lantai 6 Mei”

***

Rapat telah usai, keputusanya Kantor Bank BRI kami akan bekerja sama dengan

BCA. Dan lagi – lagi aku se-tim dengan Adit dan 5 orang lain dari Bank BCA. Kata Adit di

tim itu ada teman kuliahnya.

“Dit, handphone-ku ketinggalan di tempat rapat tadi. Biar aku ambil kamu tunggu di

lobi depan ya.”

“Oke sayang”

Aku segera kembali ke ruang rapat untuk mengambil handphone yang tertinggal.

Berharap masih ada orang yang bekerja membersihkan disana. Tapi sayang, handphone-ku

tidak ada. Salah satu office boy berkata bahwa ada yang mengambil handphone-ku dia

mengaku sebagai rekan kerjaku. Tapi, yang datang di kantor itu hanya aku dan Adit,

sedangkan Adit sama sekali tidak tahu menahu dimana handphone-ku.

Page 18: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Segera ku cari Adit, dengan wajah cemas ku lihat sekelilingku. Tapi Adit sama sekali

tidak terlihat. Ku cari lagi dia di lobi utama. Dia bersma temanya. Aku berhenti sejenak.

Kenapa teman kuliah Adit itu tidak asing di mataku? Aku membeku, tidak dapat berkata dan

berucap. Mungkinkah itu? Mungkinkah dia? Aku tidak berani mendekat ke arah Adit. Hanya

bisa berhenti dan kaku.

“Mei, ayo ku kenalin sama temen kulaihku yang satu tim dengan kita.” Adit

menyadarkanku.

Deg!! Benar saja itu adalah Yoga, tubuh tinggi putih rambut klimis dengan kemeja

putih dengan aksen biru muda. Rasanya semua kakiku tidak dapat lagi menumpu. Aku

bertemu denganya lagi. Untuk sekian lama setelah aku memutuskan tak lagi denganya. Untuk

selama 5 tahun yang penug penderitaan karena merindukanya. Ia Yoga, seorang laki – laki

yang dari dulu ku sukai. Muncul dengan tiba – tiba dan tanpa kabar berita.

“Yoga Pratama” dia mengulurkan tangan.

“Mei. Meiga Dyah Indriastia” ku balas uluran tanganya. Untuk sepersekian detik

tangan ini menjadi saksi bahwa kerinduan selama 5tahun sudah terbalaskan. Tetesan airmata

mulai menggenang di pelupuk mata.

“Tadi sempat tahu kamu, ini handphone-mu, ku fikir milik Adit.” Yoga menyodorkan

handphone-ku.

“Oh Yog thanks ya, aku pulang dulu dia sudah capek.” Ujar Adit yang sedari tadi

memandangiku. Mengambil handphone itu dan segera menggandengku keluar kantor.

Sepertinya dia tau “sesuatu” antara aku dan Yoga.

“Iya Dit, silahkan.” Yoga mempersilahkan

Masih tercium aroma parfumnya meskipun kini aku telah berjalan menjauh dari

possisi dimana Yoga berdiri.

***

Meski satu tim, aku masih enggan berbicara ataupun sekedar menyapa dengan Yoga.

Hanya diam dan berbicara seperlunya, itupun hanya disaat rapat. Beep! Beep! Handphone-ku

bergetar

Page 19: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

From : Mas Ganteng

Mei, kamu hadiri rapat sendiri ya, tadi aku sudah bilang ke pak indra kalau ijin tidak dapat hadir rapat hari ini. jadi kamu sendiri. Okay?

Ku ketik balasan untuknya.

To : Mas Ganteng

Kenapa sih Dit? Kok gitu? Gak seru ah kamu ni.

Kenapa harus gitu sih Dit? Kalau kamu tau, ini tim paling sulit yang akan ku hadapi

tanpa kamu. Aku harus berhadapan dengan Yoga. Sahabat menyakitkan yang pernah ku

miliki. Sahabat yang pernah ku sukai dan melukai ku Dit.

Dengan malas. Aku melangkah seorang diri menuju ruang rapat gedung BCA.

Membiarkan Yoga berbicara dan anggotanya dan yang lain mengangguk. Aku hanya bisa

melamun. Dan....

“Saudari Mei, bagaimana pendapat anda mengenai rencana ini?” tanya Yoga padaku,

sepertinya ia memastikan bahwa aku mendengarkanya tadi. Rencana apa? Apa yang mau

direncanakan?

“Menurut saya,.................. Begini kalaupun kita mau membuka bisnis apapun di antar

kedua bank baik itu berupa ksp, pinjaman berkala, atau pinjaman total. Sebaiknya tiidak

memihak, dengan kata lain meratakan peminjaman itu untuk usaha menengah hingga kecil

yang memang membutuhkan dana. Kas bunganya juga harus disesuaikan dengan pendapatan

pemilik usaha yang meminjam modal tersebut. Nah, bagaimana?” aku ini ngomong apa sih?

Aku tidak tahu apa yang dibicarakan mereka sama sekali.

“Saya setuju. Jadi bagaimana? Masing – masing individu silahkan membuat

gambaran sebaiknya berapa bunga untuk masing – masing pendapatan usaha yang meminjam

Page 20: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

modal. bagaimana” Yoga menjelaskan, kulihat semua orang mengangguk – angguk mengerti

padahal aku sendiri saja tidak mengerti apa yang ku bicarakan tadi.

“Oke, rapat saya tutup kita lanjutkan 3hari mendatang. Selamat malam.” Yoga

menutup rapat dengan sangat bijaksana. Sesegera mungkin aku keluar ruangan agar Yoga

tidak bisa menemuiku. Ku percepat langkahku menuju lobi bawah dan menunggu taxi di

pinggir jalan. Segera pulang dengan begitu Yoga tidak akan pernah bisa menemuiku. Tapi,

apa ini?? kenapa hujan begitu deras sekali? Kenapa hujan sama sekali tidak mau bersahabat

denganku? Aaaaaaaaargh ingin aku menjerit.

Sekarang selama menunggu hujan reda, aku hanya bisa duduk di pojok ruangan

tunggu memasuki twitterku dan sesekali megikuti alunan musik yang terputar di earphoneku.

Seorang laki – laki duduk di sampingku dan melakukan hal yang sama seperti yang ku

lakukan.

“Mau nunggu sampai kapan?” tanyanya.

“Ini mas mau nunggu hujan reda dulu baru nyetop taxi. Kalau and.......” aku menoleh

dan ku dapati Yoga tengah tersenyum di sampingku. Kaget, dan tersentak membuat

handphone-ku jatuh.

“kenapa? Mau pulang bersama? Kebetulan aku mau ketemu ibu juga. Udah lama

nggak ketemu. Boleh?” tanyanya dengan lembut. Ia segera beranjak mengambil mobil dan

memakirkanya di depan pintu masuk. Ia membuka pintu mobil penumpangnya. Mau tidak

mau aku memasuki mobilnya. Tak pernah ku byangkan sorang Yoga memiliki mobil di usia

24nya. Sekalipun pegawai bank, namun melihat posisinya wajar saja kalau ia mampu

membeli mobil itu.

“tadi naik apa kamu Mei?” ia mulai buka suara. Aku menoleh.

“kemana? Ke kantormu? Naik bis. Sepedaku mogok.” Jawabku singkat.

Hanya itu saja percakapan yang ada sepanjang perjalanan pulang. Aku merasa sangat

canggung bersamanya saat ini. sungguh aku tidak pernah dalam situasi canggung ini

bersamanaya.

Mobil itu memasuki halaman rumahku. Ku dapati Ibu tengah menata daganganya di

teras rumah. Sontak beliau menoleh, mempersilahkan Yoga duduk. Selebihnya aku tidak tau

Page 21: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

apa yang Ibu dan Yoga bicarakan. Dalam fikiranku aku hany aingin tidur, tidak peduli Yoga

masih di teras atau tidak.

***

Page 22: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 5

(Adit, You’re make me amaze to you)

Hari ini hari terakhir Bank tempatku bekerja mengakhiri kerjasamanya dengan Bank

tempat Yoga bekerja, rasa puas akan pujian manajer membuatku dan Adit mengisi jam

istirahat kantor ini dengan perayaan keberhasilan proyek kerjasama yang kita garap.

“Nanti malam ada acara?” Aku mendongak.

“Enggak Dit, kenapa? Mau keruumah?”

“Enggak. Jalan yuk, ke Genteng atau kemana gitu Mei.”

“Tumben amat ngajak jalan. Ada apa?”

“Nanti malam lah, tak jemput jam 7. Oke?”

“Siip. Ini dibayari kamu ya? Habis bakso 1 sama es teh nih Dit.”

“iyaaaaaa Mei, laporanya gimana? Udah?”

“Udah Dit, nanti bantu aku buat lapor ke Pak Indra.”

***

Adit menjeputku jam 7 tepat. Ia membawa sepedah motornya, dan membawaku

menyusuri kota Banyuwangi bagian selatan itu. Mengunjungi istana boneka. Memebeli

boneka mini doraemon. Bermain di wahana main salah satu supermarket di Genteng.

Semalaman membuat hati ini benar – benar menggembirakan. Dan, saat ini aku bersama Adit

di tempat makan lesehan pinggir jalan.

“Aku suka kamu Mei.” Sontak pernyataan Adit membuat semua makanan yang ada di

mulut hampir saja keluar. Ku telan susah payah semua makanan ini.

“Ha? Dit, agak romantis kek tiba – tiba ngomong suka. Gak romantis banget anak ini”

“Aku serius Mei aku udah lama suka sama kamu. Dari awal kamu gabung di kantor

itu, aku sudah mulai mengamatimu, memperhatikanmu dan saat ini perasaan itu berubah jadi

suka Mei. Aku juga mulai cemburu ketika kamu dekat dengan teman kuliahku, Yoga itu.”dia

kan emang temen deketku Adit.

Page 23: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Dit, gini ya kamu kan tahu aku ini makhluk alien agak normal. Sedangkan kamu?

You’re Mr. Perfect Dit, jadi kayaknya gak pantes kamu bareng aku, aku malah malu – maluin

kamu aja.” Aku menatapnya lekat sekali.

“Apa cinta seseorang dilihat dari seberapa alienya dia Mei? Oke aku akan buktikan

padamu Mei.” Dia berdiri, agak was – was juga takut kalau Adit akan melakukan hal nekat.

Yap, benar saja. Dia kembali memakai sandal swallow sandal yang tadi ia pakai entah hilang

kemana. Ia sengaja mengenakan warna yang berbeda, sebelah kanan warna ungu dan

sebelahnya lagi biru, itu adalah warna kesukaan Adit dan aku. Parahnya, dia sudah berjanji

akan mengenakan itu sampai aku menerimanya. Konyol. Aku tertawa. Lepas sekali.

“Oke oke kamu sudah jadi alien Dit” keputusan terakhir untuk meredakan kegilaan

Adit saat ini.

“Jadi?”

“Jaadiiiiii?”

“Ayo dong Mei Yes or Not?”

“Yes”

“Really?”

“Yes, i never lie to you”. Aku menoleh ke arah Adit, sinar matanya yang begitu

gembira membuat hatiku ini ikut gembira. Raditya Hardian, sosok laki – laki yang saat ini

telah menjadi pemilik hati ini. sosok laki – laki yang sangat dikagumi teman – teman

kantorku itu kini telah menjadi prince charmingku.

Dan malam itu, semua bintang menjadi saksi hubungan baru ku dengan Adit.

***

From : Mas GantengSayang, ingat sekarang ada rapat laporan kemaren jangan telat. Aku tungggu di Lobi.Aku tersenyum menatap sms dari Adit itu..

Page 24: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

***

8bulan hubunganku bersama Adit dan semuanya baik – baik saja. Hampir tidak ada jeda untuk kebahagiaan. Tidak ada air mata ataupun kecemburuan saat bersama Adit, semua berjalan layaknya pertemananku dengan Adit selama 2tahun terakhir ini. tapi? Kenapa saat bersama Yoga tidak begini? Kenapa selalu kecemburuan yang ada? Apa iya? hatiku memang tidak sepenuhnya dengan Adit?

Kupandangi Adit yang sejak tadi disampingnya, senyum simpul yang selalu terbentuk dari wajah Adit selalu membuat hatiku tenang. Dia bukan tipe orang pemarah. Selalu saja tersenyum untuk semua kejadian, bahkan ketika aku kepergok menghilangkan boneka dari-nya, ia tidak marah hanya mengingatkan untuk hati – hati kalau membawa barang – barang berharga. Beruntungnya aku kalau mempunyai suami seorang Adit. Adit, hampir saja tidak mempunyai kecacatan selama mata memandang.

“Kamu mau minum cappucino sayang?” Adit bertanya dan menyadarkan lamunanku.

“Ah, enggak Dit. Langsung pulang aja. Boleh?.”

“Yasudah, aku antar kamu pulang.” Adit tersenyum.

Motor Adit memasuki halaman rumahku, sudah ada motor milik orang lain terparkir terlebih dulu di depan rumahku. Sempat bertanya siapakah pemiliknya? Atau?

Aku memasuki rumah disusul dengan Adit, Ibu menghampiriku yang baru memasuki pintu. Ku cium tangan, pipi, dan dahi Ibu. Adit menyalami ibu dan mencium tanganya.

“Ayo nak Adit masuk. Itu ada Yoga juga temen dari SMPnya Mei.” Ibu menoleh kearah Yoga yang sedari tadi tertutupi punggung Ibu. Mataku membulat. Kaget, kenapa Yoga kerumah tanpa memberitahuku? Ku lihat Adit yang memendam amarahnya. Aku memang berbohong pada Adit kalau aku tidak mengenal Yoga, mungkin dari itu Adit marah. Adit membalikan badanya, beranjak meninggalkan rumahku.

“Dit, aku bisa jelaskan. Semua tidak seperti yang kamu kira.. aku hanya...” terbata – bata aku menjelaskan pada Adit alasanku membohonginya.

“Apa? Kenapa harus bohong dengan bilang kalau kamu tidak mengenalnya? Mana mungkin orang tidak kenal bisa tahu rumahmu? Dia teman dekatku Mei? Kenapa harus dengan dia?” nada bicaranya meninggi. Tidak pernah ku lihat Adit marah seperti itu. Ia tidak mau mendengarkanku lagi, ia melaju motornya tanpa menoleh kearahku lagi. Aku hanya bisa menangis.

“Kenapa? Kenapa kamu datang kesini? Kenapa datang lagi Yog? KENAPA?!” tanyaku dengan nada yang meninggi. Ku lihat Yoga hanya diam. Mungkin dia tahu apa yang dilakukanya memang salah.

“aku hanya ingin bertemu Ibu, Mei, aku tidak tahu kalau kamu akan pulang bersama Adit. Maaf, aku tidak pernah bermaksud untuk mengganggumu dan Adit. Aku pulang.” Ku

Page 25: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

lirik ia dari sudut mataku, kulihat ia bersalaman dengan Ibu dan melangkah keluar rumah. Aku tidak memandanginya lagi bahkan ketika ia izin untuk pulang. Aku membencinya.

Ku telfon dan sms Adit berkali – kali tapi tidak ada jawaban. Adit benar – benar marah. Kenapa kamu harus muncul lagi Yog?

***

Page 26: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 6

(Thanks Yog. )

Sudah 2minggu ini hubunganku dan Adit tidak baik. Saat aku menyapanya, ia juga tidak menoleh kearahku. Ku kirim sms panjang yang menjeaskan hubunganku dengan Yoga berkali – kali. Tapi Adit tidak membalasnya. Ku telfondia berkali –kali juga tidak ada balasan. Aku menyerah, dan memilih untuk diam juga. Pekerjaanku juga semrawut gara – gara pertengkaran dengan Adit. Seperti pagi tadi, Pak Indra memarahiku karena laporan data administrasi bulan ini belum juga rampung hingga akhir bulan.

“Saya tidak mau tahu Mei, kamu harus menyelesaikanya hari ini. saya minta laporan itu sudah ada di meja saya besok pagi jam 7.” Bibirku gemetar menahan tangis. 2tahun bekerja di Bank itu, baru sekali ini aku di tegur.

Dan disinilah aku sekarang ruang kerja Kantor, ku lembur laporan itu, sudah ku telfon pada Ibu bahwa aku lembur. Jam sudah menunjukan puku 9 malam. Dan ¾ dari laporan itu sudah ku kerjakan. Di buru wktu, aku mulai memasukan data- data pada lembar kerja mencetaknya satu – satu dan menjilid laporan yang telah usai. Pukul 10 malam semua pekerjaanku telah selesai begitu juga dengan laporan yang tengah ku tenteng menuju keluar gedung. Lampu tiba – tiba mati. Aku berteriak sekenanya. Ku geledah handphone-ku dari dalam tas. Segera kuhubungi Adit untuk menjemputku, tapi niat itu urung kulakukan, aku baru sadar Adit tengah marah dan pasti tidak akan mengangkat telfon dariku. Ku hubungi semua teman – temanku dekat kantor. Tapi mereka tidak dapat menjemputku karena hari sudah malam. Ku hubungi Putri –rekan baiku sejak SMA. Jawaban yang sama masih saja ku terima. Ku telfon Ibu, ku pencet tombol telfon. Menunggu jawaban. Dan bicara pada Ibu dengan gemetar karena takut akan kegelapan dalam kantor itu. Ku coba hilangkan semua fikiran parnoku akan hal – hal yang berbau setan. Aku menunggu. Ibu bilang Ayah akan menjemputku. Ku susuri lobi – lobi dengan sinar dari handphone-ku, ku tunggu ayah di teras kantor. Dengan bibir gemetar masih ku baca asma – asma Allah. Berharap Allah senantiasa menjagaku dalam keadaan seperti ini. 45menit. Ku lihat sepeda motor memasuki halaman kantor, tapi aku merasa itu bukan ayah. Takut jika itu orang jahat, aku berlari memasuki gedung gelap itu lagi. Penjahat itu memegang tanganku. Tangisanku sudah tidak dapat di tahan. Ketakutanku menjadi, aku takut penjahat itu akan melakukan hal aneh padaku. Aku berteriak meminta tolong. Meronta. Dan genggaman tangan penjahat itu semakin kuat.

“Mei, Mei ini aku Yoga. Ibu menyuruhku menjemputmu.” Terdengar kalimat itu yang penjahat itu ucapkan. Ku reda ketakutanku, ku lihat wajahnya dari sinar bulan yang remang. Itu memang Yoga. Terbesit kelegaan yang luar biasa dalam hatiku. Aku memeluknya, menenangkan diri sendiri. Menangis sejadinya, tidak pernah ku bayangkan kalau itu penjahat yang kan melakukan perbuatan kejinya. Tangan Yoga membelai kerudungku. Menenangkan aku. Menuntunku untuk duduk di teras kantor. Entah kemana satpam – satpam kantorku hari itu. Kenapa mereka tidak muncul sama sekali.

Page 27: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Minum dulu,” Yoga menyodorkan teh panas yang entah darimana ia dapatkan”tadi Ibu menelponku dengan cemas. Beliau menyuruhku menjemputmu. Kamu tidak apa – apa? Kamu pulang denganku saja. Biarkan sepeda motormu disini.” Aku hanya mengangguk.

***

Sudah 2 hari sejak kejadian itu, ku lihat Adit duduk sendiri di trotoar seusai jam pulang kantor. Entah menunggu apa. Aku mendekatinya, niatku untuk memutuskan hubungan denganya telah bulat. Aku tidak mau kerjaanku berantakan hanya karena berantem dan digantungkan oleh Adit. Aku duduk di sampingnya. Ku letakan tas kerjaku di pangkuanku. Adit menoleh dan kaget.

“Mei”

“Hai Dit, sendiri?.” Percakapan itu seperti terjadi antar orang yang baru saja berkenalan.

“Iya. Kamu? Mau pulang?” Adit sedikit grogi saat mengatakanya.

“Ada yang ingin ku bicarakan Dit. Rasanya hubungan ini sudah tidak bisa diperjuangkan lagi. Maaf, bukan karena Yoga atau apapun. Aku hanya tidak mau kerjaanku berantakan seperi kemarin – kemarin saat kita berantem. Aku harap kamu mengerti Dit.” Adit menolehku, memegang tanganku menatap mataku dengan lekat.

“Aku menunggumu disini Mei, aku ingin minta maaf karena sudah berlebihan denganmu. Aku tahu kamu bohong padaku. Tapi seharusnya aku memberimu kesempatan untuk menjelaskan. Seharusnya aku memang harus berusaha mempercayaimu daripada kemarahanku. Tolong Mei, ijinkan aku berjuang sekali lagi untuk hubungan ini. aku belum siap untuk kehilangan kamu.”

“Dit, tapi...” ingin ku bicarakan padanya kejadian malam itu, tapi sepertinya memnag Adit tidak perlu tahu.

“Sekali saja, kita berusaha bersama buat mempertahankan hubungan ini lagi. Kalaupun memang tidak bisa, aku siap untuk mengakhirinya denganmu. Sekali saja Mei.” Ada penekanan saat Adit mengatakan “sekali”. Aku mengangguk. Berharap memang semuanya masih bisa diselamatkan.

***

“Giama Yoga mem? Kata Ibu kemaren dia kesini dan pas pacramu kesini juga. Ngambek ya pacarmu?” Mas Bagus terus saja menggodaku saat aku duduk santai di depan TV weekend ini.

“Apa se mas? Aku udsh gak pernah ketemu Yoga lagi.” Jawabku dan mengalihkan pandanganku.

Page 28: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Mem, sudah saatnya kamu jujur dengan perasaanmu. Dilihat dari jauh saja, kamu dan pacarmu saat ini ngambang. Entah kamunya atau dianya. Tapi rasanya hanya setangah – setengah kamu menjalaninya. Kamu ingat bagaimana saat kamu cerita tentang Yoga? Mas selalu lihat mata kamu berbinar – binar menceritakanya. Kamu selalu semangat kalau Yoga mau kesini? Tapi sekarang? Kamu hanya menghindarinya kan? Kamu tidak ingin Yoga tahu kalau kamu masih suka kan? Kasihanilah dirimu Mei, itu sangat menyiksa.” Deg! Mas Bagus memang benar. Aku memang menemukan perbedaan yang menonjol saat aku bersama Yoga dan Adit. Sekalipun suasananya berbeda, bersama Yoga aku memang selalu semangat. Aku selalu tenang dan selalu larut dalam kehangatan suasana yang ia ciptakan. Tapi bersama Adit? Kepaksaan untuk menikmati suasana sanagt ku rasakan. Sepertinya memang hatiku belum sepenuhnya melepaskan cinta untuk Yoga dulu.

“malah ngelamun. Hei! Ayam tetangga mati tuh” mas Bagus menyadarkan lamunanku.

“Tapi tetangganya belum marahi aku kok mas kalau ayamnya mati. Week” kutinggalkan mas Bagus di ruang tengah dengan perasaan yang penuh tanya.

***

Untuk Yoga, sahabat culunku dari dulu.Aku kenal kamu dari jaman lama dulu Yog,Dari jaman dimana kamu dan aku masih culun dan

anak kecil.Dari dulu kamu selalu jadi teman terhebat yang

pernah ada Yog.Kamu selalu berhasil membuatku tertawa saat aku

sedih.Kamu selalu berhasil membuatku memliki pilihan

saat aku punya dua pilihan.Bersamamu aku selalu merasa sempurna.Bersamamu, aku sudah tidak butuh siapa – siapa

lagi,Karena pada dasarnya kamu bisa jadi siapapun

yang ku butuh,Aku menyayangimu Yog, entah sejak kapan dan

sejak saat apa.Semakin kamu ada, perasaan bersalah karena tidak

jujur ini selalu muncul.Selalu kamu, orang terkasih yang selalu ku sayang.It’s always been you..

Page 29: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Banyuwangi, 20 Juli 2014

Meiga

Ku baca surat yang tak pernah sampai itu. Entah sudah kesekian ribu kalinya sejak saat surat itu selelsai kubuat. Namun sayangnya belum ada kesempatan untuk menunjukanya pada Yoga. Ku tangisi semuanya. Kenapa kehidupan tidak dapat di rekayasa seperti di film – film. Sekarang hidup benar – benar semakin sulit. Aku benar – benar tidak bisa jujur pada diriku sendiri.

***

BAB 7

(Please, give me more time)

Hubunganku dan Adit tidak lagi seperti dulu semuanya renggang, bahkan aku tidak

pernah lagi jalan bersamanya. Rasanya seperti tidak punya hubungan lagi dengan Adit. Beep!

Beep! Tanda sms masuk berbunyi dari handphone-ku.

From : Mas Ganteng

Ada yang ingin ku bicarakan denganmu Mei. Nanti malam di warung tempat kita jadian. Aku tunggu.

Mungkin Adit ingin menanyakan kenapa hubungan ini? tak ku balas sms darinya. Hanya mengangguk dan akan pergi malam nanti.

Aku bertemu adit di warung itu. Seperti dejavu aku masih ingat bagaimana Adit melakukan hal gila disini. Bagaimana Adit menyatakan cintanya padaku. Dan bagaimana Adit akan menanyakan hubungan ini.

Ku masuki warung itu, melihat ke kanan dan kiri untuk menemukan Adit. Ya, pria tubuh tinggi dan bijaksana itu duduk di tempat dimana aku dan ia duduk dulu. Aku menghampirinya, menghirup nafas dalam dan duduk di depanya.

“Ada apa Dit? Lho, kamu kok tidak pesan minum?” aku sedikit grogi saat mengatakanya.

“Nunggu kamu, lama juga yaa.” Ia mengrecutkan bibir tanda bahwa ia sedang ngambek.

Page 30: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Ish, kemana aja sih pak baru nongol? Ku kira kamu masih marah sama aku.” Aku mencoba membuka percakapan dengan Adit.

Untuk sepersekian menit. Aku dan Adit memilih untuk diam, rasanya tidak ada yang ingin ku bicarakan denganya lagi.

“Mei, will you marry me?” Adit menyatakan hal yang sangat mengagetkan. Aku tidak pernah menyangka Adit akan melamarku di tempat ini pula. Masih diam. Aku tidak tahu apa yang harus ku jawab padanya.

“Are you serious? But, why? I’m not perfect.” Ku yakinkan Adit bahwa ia tidak salah mengatakan itu.

“Apa cinta itu butuh alasan Mei? Aku tidak pernah menjadi manusia yang lebih bermanfaat selama ini Mei. Tapi setelah bersamamu banyak hal positif yang telah ku lakukan. Banyak hal yang sudah ku pelajari. Dan banyak cinta yang telah kamu berikan. Untuk itu aku mau kamu menjadi ibu dari anak – anakku dan menyemaikan cinta disetiap kehidupan bersamaku nanti Mei.” Begitu dalamnya pemikiran Adit, sayang aku belum sepenuhnya mencintai Adit, ada yang mengganjal hatiku entah apa rasanya berat harus berkata iya pada Adit.

“Give me more time to thinking it Dit.” Suaraku pelan.

“i’m wait.”

Begitulah, aku masih saja memikirkan apa yang Adit katakan sepanjang jalan tadi. Aku masih mencari keganjalan dalam hati ini. Diam – diam aku mengharapkan Yoga hadir untuk meminta pendapatnya. Akh, selalu saja Yoga. Kupandangi fotoku bersama Yoga di meja riasku, senyumnya yang lepas membuatku kadang merindukanya. Ku usap kaca pigura foto itu kenapa tidak kamu Yog yang mengatakanya?

***

Page 31: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 8

(Yog, please hold myhand)

Malam ini ku putuskan pergi ke pantai yang penuh kenangan itu, ku duduk di bangku yang pernah menjadi saksi persahabatanku bersama Yoga. Tidak banyak yang berubah, warung – warung penjaja makanan masih saja terjajar rapi dalam lintasnya. Yang berubah adalah, tidak adanya Yoga di bangku depanku ini seperti tahun – tahun lalu. Tidak adanya candaan bersamanya dan tangan hangatnya yang membelai rambut ini. kerinduan tiba – tiba merasuki tubuh ini. dan lagi – lagi Yoga selalu hadir dalam rangkaian perjalanan hidupku.

“Masih suka kesini juga kamu?.” Suara yang sangat ku hafal menyapaku dari belakang. Yoga? Kenapa ia kesini?

“Eh? Iya. Sendiri Yoga?” ku toleh ia dan mempersilahkanya duduk di bangku depanku. Ku pandanginya dari sudut mataku. Ia masih sama. Hanya saja sekarang wajahnya lebih bersih dan bijaksana tubuhnya lebih tinggi dari terakhir kali aku melihatnya dulu.

“Ya, hanya ingin memastikan kalau tempat ini masih saja tempat yang kamu suka. Kamu sendiri? Tumben.” Ia mulai bercakap. Ada kehangatan yang kembali muncul. Kecanggungan tidak terasa lagi. Mungkin secara perlahan hati ini telah memaafkanya. Jauh sebelum ia datang dan hadir seperti sekarang.

“Aku baru kali ini kesini setelah terakhir kali bersamamu dulu, aku suka dengan pemandanganya sekarang lebih kota daripada dulu. Kamu suka yang mana? dulu atau sekarang Yog?” masih ku permainkan kerang kerang kecil yang sedari tadi mengelilingi kakiku.

“Sama saja Mei, aku lebih suka tempat ini ketika bersamamu.” Ia beranjak dari tempat duduknya, berdiri di bibir pantai entah apa yang ia bayangkan tapi melihatnya dari belakang aku hanya terfikir bagaimana mengembalikan persahabatn yang dulu itu. “Bagaimana Adit? Aku sempat kaget waktu Adit cerita bahwa kamu sekarang pacarnya. Dia masih baik kan?” tanyanya lagi. Aku mendekat ke arahnya, berdiri di sampingnya.

“Ya, dia melamarku.”

“Jadi kamu mau nikah dulu?”

“Kalaupun bisa, basicly aku belum sepenuhnya mencintai Adit. Belum ku temukan ketenangan bersama Adit.”

“Why Mei?”

“I don’t know Yog, i want found the answer. But i can’t found it. Kamu masih sama Fina?”

“Fina? She’s long story. Banyak ketidak cocokan antara aku dan Fina, tapi sayangnya masih saja hati ini dengan Fina Mei. Damn it.”

Page 32: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Aku merindukanmu Yog.” Tanpa sadar ku ucap kalimat itu. Ada kelegaan yang langsung menyusuri setiap nadi dalam tubuh. Yoga menggenggam tanganku. Kurasakan jawaban darinya dalm bahasa yang kalbu.

“Masihkah kamu mau berteman denganku Mei? I’m so mess without you.”

“So do i Yog. Please hold myhand when i’m fall.” Yoga memelukku, ku rapatkan tubuhku dalam pelukanya. Untuk selama 6tahun ini semua terbayar. Aku menangis sebisanya. Menangisi pertemuan kembaliku dengan sahabat tercintaku. Menangisi setiap jalur hidup yang ku lalui. Setiap hal yang telah ku lewatkan bersama Adit hanya untuk melewatkan Yoga. Sekarang aku tahu, aku tidak mencintai Adit, aku hanya membohongi perasaanku sendiri saat bersama Adit. Yoga masih membelai rambutku dalam pelukanya. Kehangatan pelukanya telah membisukan semua hal. Deburan ombak pantai kini menjadi saksi seorang Yoga dan semua perasaan ini kembali lagi. Untuk malam ini Yoga telah kembali, sebagai sahabat yang selalu hadir..

***

Page 33: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 9

(Forgive Me to anything, Dit)

Malam tengah berjalan dalam kesunyian. Masih enggan ku bereskan peralatan shalatku. Telah ku selesaikan shalat istikharah yang ke sekian kalinya minggu – minggu ini. aku telah memiliki keputusan. Mungkin, tidak semua orang yang mengenalku dapat menerima keputusan ini. Masih ku ingat perkataan Putri saat ku mintai pendapat “ikuti kata hatimu saja Mei, aku mungkin bisa saja menyarankanmu untuk memilih salah satu, tapi hidupmu bukan dari pilihan orang lain. Kamu jauh lebih tau siapa yang harus kamu pilih. Kamu sudah dewasa Mei dan aku yakin kamu jauh lebih tau siapa yang pantas untukmu.” Perkataan Putri-lah yang saat ini masih terngiang, percuma rasanya memintai pendapat orang laintoh mereka hanya memberikan saran. Yang memutuskan tetap saja aku. Sudah kesekian kalinya aku melakukan shalat istikharah ini. kemantaban pilihan, tiba – tiba saja datang. Raut wajahnya tiba – tiba saja berkelebat dalam benakku. Mulai berkelebat semua kenangan – kenangan dan masa – masa bersamanya. Banyak hal yang mulai ku ingat tentang ia. Ku bereskan peralatan shalatku. Dengan bismillah hatiku telah mantap untuk memilihnya. Mantap untuk tetap memilihnya, seorang sahabat dari jaman keculunan dahulu.

***

“Dit, ada yang ingin ku bicarakan. Bisakah kita ke tempat itu lagi setelah ini?” Ku temui Adit yang tengah duduk di ruanganya. Ketakutan akan membuat Adit kecewa kini mengguyur tubuhku. Adit hanya mengangguk, sempat ku tangkap wajahnya yang datar sebelum aku berlalu pergi dari ruanganya. Ku selesaikan semua pekerjaan kantor hari ini. segera ku pacu sepeda motorku ke tempat itu. Tempat yang menjadi saksi bisu bagaimana awal hubunganku bersama Adit, bagaimana Adit melamarku dan bagaimana hubungan ini harus ku akhiri.

Masih ku tunggu kedatanagn Adit, ku duduk di tempat yang sama seperti saat Adit hendak melamarku. Keringat dinginku telah bercucuran sedari tadi. Tak ku bayangkan, apa ini yang juga dirasakan Adit saat hendak melamarku dulu. Ke lihat motor Adit telah tiba. Adit memasuki warung itu, menghampiriku. Ia duduk, dan gemtaranku semakin menjadi.

“Ada yang ingin ku sampaikan Dit.” Kalimat pembuka yang meluncur dari bibirku.

“Ya Mei?.bagaimana jawabanya?”Adit menyodoriku dengan pertanyaanya.

“Selama ini aku mengenalmu lebih dari sekedar teman dekat Dit, bersamamu lebih dari setengah tahun membuatku tahu bahwa kamu laki – laki baik. Tapi Dit, seandainy ahati itu bisa dibohongi, aku lebih membohongi diriku kalau aku mencintaimu.” Tuturku. Aku mencoba menahan setiap tetes air mata yang hampir jatuh.

“Kamu bisa menjelaskanya?” Adit mengerutkan keningnya.

Page 34: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Maaf Dit, aku tidak bisa menikah denganmu. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Hatiku sudah tidak di hubungan ini.” adit menoleh kearahku. Dari sudut matanya aku tahu, banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan tentang pernyataanku.

“Jadi?”

“Aku ingin kita hanya teman Dit.” Ku gigit bibir bawahku agar air mata ini tetap tergenang di pelupuk mata tanpa jatuh.

“Karena Yoga?”

“Ya, aku tidak bisa bohong Dit.”

“Oke, semoga bahagia.” Ungkapan sederhana Adit benar – benar membuat air mata ini jatuh deras. Aku menyakiti hatinya. Masih kuikuti langkah kaki Adit dengan mataku. Masih ingin ku tahan Adit jadi kekasihku. Namun, hati kecil ini tidak mengijinkanya. Ku lihat Adit telah meninggalkan warung itu, menjauh dan semakin jauh. Saat itu air mata ini benar – benar tumpah tidak ada lagi genangan yang tertahan. Dit, forgive me to anything.

***

Adit mengundurkan diri dari kantor. Entah kenapa aku merasa semua karena kejadian malam itu. Hari – hari ini Adit tidak pernah terlihat di kantor. Kalaupun datang, ia pasti menghindari pertemuan denganku. Memilih jalan memutar yang tidak akan ku lewati. Sempat ku tanyakan pada teman dekat Adit tentang alasan ia mengundurkan diri. Namun semua seakan telah sepakat untuk menutup mulut. Sudah ku sms Adit untuk meminta maaf, tapi sekali lagi nomernya sudah tidak aktif. Tiba – tiba perasaan bersalah itu muncul mendadak. Kenapa harus berubah Dit? Dimanapun, semoga kamu bahagia Dit. Forgive Me.

***

Page 35: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 10

(with You again, Yog)

“Jadi?”

“Jadi? Ini saja Spongbob.” Kataku pada Yoga yang sedari tadi meungguiku memilih

snack di supermarket. Hari ini Yoga telah menemaniku wawancara di kantor baru. Kantorku

telah mempromosikanku pada kantor cabang yang lebih besar. Dan hari ini Yoga dan aku

telah berniat merayakan selesainya wawancara dengan berkeliling dengan kereta api menuju

Jember. Setelah membeli banyak makanan, aku mengikutinya berjalan ke dalam stasiun,

menunjukan tiket dan mencari tempat duduk yang telah di tentukan. Satu hal lagi, aku

memaksa Yoga untuk berfoto bersama. Ku nikmati setiap detik dan setiap perjalanan

bersamanya sekarang. Ada banyak hal yang sudah ku bicarakan denganya, termasuk

kegagalanku menjalin hubungan dengan Adit. Namun, tetap saja aku tidak memberinya

alasan sesungguhnya mengapa aku memutuskan tidak melanjutkan denganya.

Semuanya seperti kembali pada awal kita bertemu. Rasanya aku telah menemukan

sahabatku yang telah hilang lagi. Aku menemukan Yoga lagi dalam hidupku. Ia menyikutku,

rupanya sedari tadi ia tahu bahwa aku memandanginya lama.

“Kenapa? Aku tambah ganteng? Segitunya melihatku.” Yoga menampangkan pose

sok kerenya di depanku.

“Enggak, tambah lebiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih....... mmmmm” lebih dari sekedar ganteng yog.

“Lebih apa Miie? Haa? Ayo jawab.” Dia masih saja memaksaku untuk mejawabnya.

“Lebih jelek.” Jawaban singkatku membuat Yoga gemas juga rupanya. Aku

menatapnya, masih tidak percaya jika ia sudah ada di depanku lagi. Berulang kali aku

bercerita hal – hal konyol bersama Yoga. Tertawa bersama, dan semuanya berjalan sangat

cepat.

Hari itu kota Jember menjadi saksi betapa hati ini teramat mencintainya. Bagaimana

dua orang sahabat menjelma membuat dunia mereka sendiri. Dunia yang tidak dapat mereka

bagi dengan orang lain.

***

Page 36: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Yog, kamu ngantar aku pulang kan?”

“Iya dong.” Kulihat ia berjalan keluar stasiun Banyuwangi. Malam sudah datang

rupanya. Yoga mengambil sepeda motor yang ia parkirkan tadi. Aku menututinya, menaiki

sepedahnya.

Membelah Banyuwangi di kedinginan manlam membuatku terserang flu mendadak.

Sepanjang perjalanan, hanya bisa menahan demam mendadak ini. sialnya, kenapa aku lupa

membawa jaket pula. Yoga menghentikan sepeda motornya, menyentuh tanganku. Melepas

jaketnya dan memakaikanya di badanku.

“Kenapa tidak bilang kalau kedinginan?”

“Malu.”

“Oke, bilang kalau aku terlalu kencang membawa sepedah.” Katanya padaku.

“Kamu pake lengan pendek? Gak papa jaketmu tak pake?”

“Kamu hanya perlu pegangan tangan. Itu sudah cukup.”

“Apa hubunganya Diie?”

Dia tak menjawab pertanyaanku. Ia tetap memacu sepedanya. Semakin cepat

membelah malam. Ku pegang lengannya. Ia mengenakan baju lengan pendek,tak bisa ku

bayangkan bagaimana dingin menyeruak ke dalam tubuhnya. Lenganya dingin, ia tetap saja

tidak memperdulikanya. Ia terus membelah malam yang semakin dingin itu. Ku peluk ia erat,

berharap dingin tidak merasuk dalam tubuhnya semakin parah. Dan malam ini, dejavu itu

muncul lagi. Aku tersenyum, menatap wajahnya sesekali.

“Thanks Allah, ia masih saja tetap menjadi sahabatku.” Ucapku dalam hati.

***

Page 37: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 11

(Everything be change)

Bersama yoga semuanya lebih indah dari saat bersama Adit dahulu, bahkan aku juga

tidak tahu dimana Adit sekarang. Dengan siapa ia atau masih marahkah ia padaku? Sepulang

ngantor, iseng – iseng ku kunjungi warung lesehan yang sering ku kunjungi bersama Adit

dulu. Masih ku lihat tempat ini tidak banyak berubah, hanya kursi – kursi yang telah di cat

kembali. Ku dapati sosok yang amat ku kenal di pojok warung itu, dengan secangkir mocca

yang telah ia minum separuhnya. Aku sangat hafal dengan kebiasaanya itu. Aku mendekat.

“Boleh saya duduk disini?” Tanyaku yang hanya dibalas dengan anggukanya. “Masih

sering kesini Dit?” tanyaku lagi dengan senyum simpul.

“Beginilah Mei. Bagaimana kabarmu? Masih di kantor yang sama?” ia kembali

bertanya. Menyeruput mocca-nya yang hampir habis.

“Alhamdulillah, baik. Aku di promote-kan kantor akhir – akhir ini Dit, aku pindah ke

kantor baru. Kamu keman aja? Segitu marahnya?” tanyaku hati – hati.

“Tidak Mei.” Ia menyerutup mocca-nya lagi. Masih ku pandangi ia lekat. Tidak

pernah berubah. Meski sudah 8 bulan dari kejadian itu. Ia masih sama. Masih sama seperti

dulu.

“Bagaimana Yoga?” tanyanya.

“Fine.” Ia beranjak dari tempat duduknya. “Mau langsung pulang Dit? Aku ingin

ngajak kamu ke suatu tempat.” Ia menoleh dan mengangguk. “Aku ikut kamu.”

***

Aku mengajak Adit di tempatku bertemu dengan Yoga. Di SMPku yang telah berubah menjadi gedung pencakar langit. Aku menatap Adit, wajahnya yang penuh dengan tanda tanya semakin membuatku diam.

“Kenapa disini?.” Adit mulai bertanya.

“Aku mengenal Yoga ditempat ini Dit, dari 11 tahun lalu. Dari aku masih sangat culun dan tidak mengerti apa – apa. Aku menemukan banyak hal bersama Yoga selama ini Dit. ” ku tatap Adit lekat, ia tahu bahwa semuanya akan ku jelaskan sekarang. Siapa Yoga dan mengapa aku tidak memeberitahunya bahwa Yoga teman baiku. Aku berjalan ke

Page 38: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

halaman sekolah lamaku itu. Aku duduk di pinggir lapangan basket dan menatap langit. Adit melakukan hal yang sama denganku.

“Aku juga lupa Dit sejak kapan aku bersahabat dengan dia. Sejak kapan aku mulai membagi kisah kehidupanku bersama dia. Dan sejak kapan rasaku bersamanya semakin berubah. Banyak hal yang sudah aku lakukan bersama dia Dit, bahkan juga sakit hati itu juga masih terasa, tidak akan mungkin aku menceritakan semuanya. Dia jauh dari apa yang orang lain kenal, bahkan juga kamu. Dia sudah menjadi kakakku saat aku ingin bermanja Dit, banyak hal yang sudah ku lakukan bersamanya. Sampai detik ini ia tidak pernah tergantikan dengan orang lain. Termasuk kamu. Maaf Dit aku tidak bermaksud menyakitimu saat itu. ” adit memejamkan mata.

“Kenapa kamu tidak bicarakan ini dari dulu Mei? Sebenarnya saat bertemu Yoga untuk pertama kalinya, aku sudah tahu bahwa kamu telah mengenalnya terlebih dahulu. Mata kalian berdua tidak bisa berbohong Mei. Tatapan kalian memang tatapanpenuh arti Mei.” Pernyataan Adit sedikit membuatku terkejut, bagaimana Adit bisa membaca tatapan mata?

“Aku mencintainya Dit, entah akhirnya dia tahu atau tidak. Aku sendiripun juga tidak tahu sejak kapan perasaanku padanya berubah Dit. Ada kecemburuan yang hebat saat dia bersama orang lain. 6tahun lalu aku berusaha mengatakan perasaanku kepadanya. Hampir aku mengucap kata cinta itu Dit, tapi..... dia telah bersama seorang wanita yang memang dia suka. Sejak saat itu aku menutup hati untuknya. Aku lost contact denganya. Aku tidak mau lagi bertemu denganya Dit. Karena rasa sakit itu tidak pernah hilang. Rasa sakit itu teus menghantui aku sampai pada masa sekarang. Bahkan aku takut kalau dia pergi lagi Dit. Aku rasa sekarang kamu tahu alasanya, kenapa aku lebih memilih ia dan melepaskanmu.”

“Thanks Mei, kamu pernah menjadi teman terbaikku.” Adit menatapku.

Dan malam itu ku habiskan bersama Adit di tempat itu, kelegaan bahwa Adit dapat menerima semua alasanku sangat menyejukkan hati. Aku membuka halaman baru bersama Adit. Bukan sebagai kekasih, ataupun musuh. Tapi sebagai teman kembali..

***

From : [D]iie

Miie, nanti malam ketemu di cafe cappucino ya.

Mau traktiran ini. jam 7 aku tunggu kamu.

Sms Yoga membuatku hampir saja melompat. Aku tersenyum. Kembali ku masukan handphone-ku ke dalam saku.

Page 39: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Malam ini, aku duduk di cafe ini dengan baju warna merah jambu dan kerudung yang agak muda dari bajuku. Mengalun dengan lembut lagu sheila on seven – bila kau tak di sampingku - ku tatapi jam tangan yang ku pakai. Sudah setengah jam tapi Yoga tetap tidak muncul. Ku coba mengirim sms kepadanya. Tetap saja tidak ada balasan. Satu jam setengah berlalu, ku putuskan untuk meninggalkan cafe itu, entah kemana Yoga malam ini. kenapa ia tak kunjung datang? Bukanya Yoga yang memintaku untuk datang? Kenapa ia sendiri yang tidak datang? Ku coba menelfonya sekali lagi. Nomor yng anda tuju sedang tidak ak... Nomernya juga tidak aktif. Kemana ia? Sepanjang perjalanan pulang tak hentinya aku terus berfikir kemana ia? Biasanya sekalipun tak bisa menepati janji pasti ia mengabariku.

***

Ku ganti bajuku. Menghapus make up tipisku itu. Ku baringkan diri di tempat tidur. Tak lama, Ibu memanggil, katanya Yoga datang. Aku segera keluar, ku lihat bajunya basah kuyup, wajahnya berantakan. Ku minta Yoga mengganti bajunya dengan baju mas Bagus. Ku buatkan cappucino panas untuknya. Ia masih saja duduk dengan pandangan yang kosong. Wajahnya semakin kusut. Rambutnya yang masih basah ku keringkan dengan handuk. Di tatapinya aku, mata Yoga menyiratkan kebimbangan. Ada apa ini? kenapa begitu menakutkanya Yoga saat seperti ini. ia kembali meminum cappucinonya. Kulihat air matanya menetes bersama air hujan dari rambutnya. aku hanya diam, tidak berani menanyakan apapun padanya. rasa kesal kini menghinggapinya, ia memukul wajahnya sendiri. Sangat keras. Sedikitpun ia tak merasakan. Ibu hanya melihat dari kejauhan, seakan bertanya padaku “mengapa?” aku hanya menggeleng..

Yoga tetap saja diam, air mataku tidak dapat lagi ku tahan melihat Yoga seperti itu membuat hati ini tak tenang juga. Ku lingkarkan tanganku di bahunya. Ku tepuk – tepuk lengan kananya dengan lembut. Mungkin itu juga yang membuat emosi Yoga sedikit reda.

“Everything be Oke Diie.” Hanya kalimat iitu yang dapat ku bicarakan. Aku tenggelam dalam tangisanku sendiri. Memeluk Yoga yang saat itu masih memendam amarahnya. Tak pernah ku tanyakan lagi mengapa ia begini..

***

Setelah malam itu, Yoga tidak pernah muncul lagi. Sudah 6bulan ini ia tidak ada kabar. Sudah ku coba bertanya pada Riski –teman dekatnya- ia melontarkan jawaban sama saja. Riski tidak mau memberitahukan diamana Yoga dan kenapa ia. Hanya bisa menunggu ia kembali, fikirku saat ini. semakin berantakan saja kisahku bersama Yoga.

Terasa lebih sulit lagi sekarang. 6bulan ini weekendku habiskan memasak bersama Putri. Berenang di dekat rumah Yusuf atau hanya di rumah melihat tivi saja. Begitu seterusnya hingga aku benar – benar jenuh dengan rutinitas saat ini. sekarang yang harus ku fikirkan, kemana lagi weekend ini? ke rumah Putri, Yusuf atau dirumah saja?

Ku rogoh tasku, ku cari kunci sepedah motorku. Baru saja hendak mngembilnya handphone-ku berbunyi. Nyaring sekali. Siapa sih telfon, apa ia tidak tahu aku sedang sibuk mencari kunciku?

Page 40: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Hallo! Ya! Ada apa?” tanyaku tanpa salam. Gondok rasanya, telfon itu benar – benar sedikit mengganggu.

“Ngapain sih kamu? Merogoh – rogoh tas. Nyari apa?” Bagaimana orang ini bisa tau?

“Siapa Kamu?”

“Di depanmu!”

Aku mendongak, kudapati Yoga tengah tersenyum dan memutar – mutar kunci motorku. Bagaimana bisa ada di dia?. Aku masih melongo. Tidak tahu mau berbuat apa.

“Hei! Itu kunci kok bisa di kamu? Ha?” aku menyambar kunciku yang sedari tadi dipegang Yoga. Bagaimana bisa?

“Itu tertinggal di sepedahmu kali Miie.”

“Ohh.” Aku menuruni tangga hendak pulang.

“Langsung pulang? Ada yang ingin ku sampaikan.” Sorot matanya mengisyaratkanku untuk ikut bersamanya. “Oke.” Jawabku akhirnya.

***

Page 41: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 12

(Yeah, Everything be Oke)

Lagi – lagi di pantai ini, semua kenangan yang ada tersimpan. Yoga berjalan menyusuri pantai dengan tas kecil yang ia selempangkan. Aku mengikutinya dari belakang. Sibuk meminum cappucinoku dan ngemil snack yang di bawakan Yoga. Ia kini duduk di bibir pantai. Menurunkan tasnya dan merebahkan tubuhnya pada bebatuan yang ada. Aku mngikutinya.

“What’s wrong boy?”

“Aku ketemu Fina”

Deg!! FINA lagi. Kenapa harus hadir lagi dia? Kenapa ia tidak musnah saja? Atau menikah dengan orang lain saja? Lama aku terdiam, menguatkan diri untuk menerima kenyataan bahwa Yoga akan pergi lagi. Yoga akan kembali pada Fina lagi.

“Well?”

“Memintaku kembali padanya Miie.” Matanya menerawang ke langit. Tapi? Kenapa dari sudut matanya ku lihat ada kelegaan? Ada apa ini?

“Can you tell me?”

“Kamu kira untuk apa aku ajak kamu kesini kalau tidak untuk. mendengarkan ceritaku?” Apapun yang terjadi aku ingin semuanya baik – baik saja.

“Sebenarnya 6bulan lalu saat aku datang kerumahmu itu, aku ketemu Fina. Aku sudah berniat untk menemuimu di cafe itu, tapi Fina mendadak muncul di kantorku.” Yoga mulai bercerita. Ku dengarkan dengan seksama perkataanya setiap kata. “Dia mengajaku untuk duduk di teras kantor, aku masih ingat kata- kata yang keluar dari bibirnya. Fina saat itu meyakinkanku bahwa ia telah berubah. Fina sempat menggenggam tanganku. Ia bilang Ayahnya akan menjodohkan Fina dengan anak rekan kerjanya. Untuk itu, Fina menemuiku, ia ingin aku yang menikah denganya bukan anak dari rekan ayahnya itu. Fina menangis, tidak pernah ku lihat Fina seperti itu. Dia mengatakan You’re still love me,aren’t you? Kamu tidak mau melepaskanku kan Yog? Saat itu aku hanya diam Mei, aku benar – benar tidak tau harus bagaimana? Hati ini benar – benar bimbang.” Tatapan Yoga beralih pada sepatunya. Entah apa yang tengah ada dalam benaknya.

“Siapa yang akan di jodohkan dengan Fina Diie?”

“Aku tidak tahu, Fina sama sekali tidak menyebutkanya. Mungkin saat itu juga aku berfikir memiliki Fina seutuhnya dan tidak akan kehilangan dia lagi ketika aku mau menikah denganya. Tapi kamu tahu kan? Aku tidak seserakah itu memutuskan jawaban, karena pada kenyataanya hidup tidak segampang dan seindah apa yang aku fikirkan. Akhirnya ku suruh Fina menunggu jawabankku hingga minggu berikutnya. Karena jujur hatiku sangat enggan

Page 42: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

mengatakan ‘iya’ padanya. entah untuk alasan apa.” Yoga menghentikan ceritanya, meminum cappucino-nya. “Dan malam itu setelah pulang bertemu Fina aku mengendarai sepedahku tanpa tujuan Mei, aku tidak pernah berfikir akan kerumahmu atau menemuimu di cafe itu. Hujan-pun tidak dapat menghentikanku, aku hanya berharap setelah hujan reda aku dapat menemukan jawaban untuk pertayaan Fina dan hatiku. Kenyataanya tidak, aku juga tidak sadar kalau aku kerumahmu. Aku seperti orang yang linglung saat itu.” Yoga lagi – lagi menerawang. “Tapi karena kamu, ketenangan itu berangsur ada Mei, ku putuskan untuk melakukan shalat istikharah sampai hari dimana aku memberikan jawaban pada Fina. Terus ku lakukan dzikir untuk menenangkan hatiku. Terus ku lakukan shalat tahajud dan istikharah, saat itu kau benar – benar membutuhkan jawaban dari sang Khalik.” Sejenak Yoga berhenti. Sebegitunya sayang kamu ke Fina Yog?. “Setelahnya aku temui Fina Mei, ku ungkapkan semua jawabanku ‘Fina, berapa lama kamu mengenalku? Aku memang masih menyukaimu, tapi tidak untuk menikah Fin, apalagi dengan cara dadakan. Aku terlalu polos untuk menentang ayahmu dan perintah ayahmu. Lagipula, tidak semua pilihan orang tua kita itu buruk Fin,ayahmu pasti sudah menimbang – nimbang apa alasan beliau memilih laki – laki itu daripada aku. Saat ini kamu memang belum tahu mengapa. Tapi yakinlah, ayahmu ingin yang terbaik untukmu. Nikmat Allah juga tidak akan beranjak dari hidupmu ketika kamu mau belajar menerima dan bersyukur. Maaf Fin, sampai disini saja hubungan kita, semoga kamu bahagia denganya’ ” Yoga mengenang apa yang ia katakan pada Fina. Air mataku jatuh, bagaimana bisa ia melepaskan Fina dengan sangat bijaksana? Bahkan untuk orang lain yang belum ia ketahui.

“Are you okay Yog?”

“Yes, always. Sejak saat itu hidupku jauh lebih tenang Mei, tidak ada kerisauan. Mungkin itu juga mengapa aku tidak pernah menghubungimu. Aku sempat tidak menikmati hidup selama 5bulan lamanya. Sampai aku ingat kata – katamu ‘buat apa sih Yog mematahkan semangat untuk hal yang belum semestinya. Hidup itu panjang. Sekarang waktunya kita menentukan apa yang harus kita lakukan selanjutnya bukan jatuh pada penyesalanya’ kamu mengucapkan itu saat kamu baru saja memutuskan lamaran Adit. Ingat? Kata – katamu itu manjur sekali. Mungkin tanpa itu, sampai detik ini kau tidak pernah bangkit. Thanks Mei. ” Yoga tersenyum. Seketika ku hapus air mataku, ku pandangi Yoga sangat lekat. Bagaimana kamu bisa jadi setegar ini Yog?

“Kamu sangat bijaksana Yog.”

“Itu juga berkat kamu Mei.” Lagi – lagi senyumnya menghangatkan hati ini.

“Apa jawaban Fina saat itu?” tanyaku hati – hati.

“Dia tidak pernah menjawabnya. Sampai seminggu yang lalu dia menemuiku dan memberikan jawabanya.” Yoga membuka tas kecilnya. Diambilnya kertas berwarna merah jambu dari plastik yang membungkusnya. Apa itu? Undangan? Yoga memberikanya padaku. “Fina memberikan ini padaku sebagai jawabanya.”

Page 43: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Undangan?” aku tertegun. Di kolom bawah undangan tertulis nama Yoga disana. Apa mungkin? Ku buka undangan itu. Bagai tersengat listrik, kekagetan itu semakin menjadi, bagaimana tidak? Dalam surat undangan itu jelas tertulis nama RADITYA HARDIAN & AFINA rasanya ingin aku bangun dari tidur kalau itu memang mimpi. “Mereka?” tanyaku pada Yoga. Aku masih tidak menyangka.

“Ya, mereka hanya di ijinkan memiliki kita sesaat Mei, pada hakikatnya mereka berdua memang diciptakan untuk berjodoh.”

“Bagaimana bisa? Adit dan Fina kenal dimana?”

“Aku juga tidak tahu.”

Aku hanya bisa tersenyum, kamu memang lebih pantas bahagia dengan Fina, Dit.

***

Page 44: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

BAB 13

(Finally.....)

Adit tampak gagah dengan baju pengantinya itu. Ku lihat senyum simpul Adit telah terparti disana. Tiada hentinya ia menyalami tamu – tamu yang hadir di ijab kabulnya bersama Afina. Aku sendiri sengaja memilih untuk lewat pintu belakang agar Adit tidak mengetahi kedatanganku. Akupun sengaja duduk di kursi tamu paling belakang. Tak terasa air mataku menetes. Terharu melihat mereka berdua.

“Sendiri buk? Atau lagi nyari pasangan buat nikah juga?” Yoga duduk di sampingku, ternyata ia juga melakukan hal yang sama. Lewat pintu belakang dan duduk di kursi belakang.

“Mereka serasi ya Yog, terharu rasanya. Bagaimanapun Adit ingin mendapatkanku dulu, pada ujung – ujungnya ia juga sama Fina.”

“Jodoh, tidak ada yang tahu juga. Udah diem, ijabnya mau dimulai.”

Lantunan ijab terdengar begitu jelas dari speaker pengeras. Ku lihat Fina menitikan air mata setelah wali dari Fina mngucapkan “Sah”. Sakral sekali pernikahan itu. Semua tamu – tamu sedang menikmati hidangan makanan yang telah di siapkan oleh keluarga kedua mempelai. Tak sengaja Fina melihatku dan tersenyum. Ia sangat cantik dengan jilbab dan kebaya putihnya itu. Ku balas senyuman itu, betapa cantiknya Fina. Fina menghampiriku, ia duduk di depanku.

“Meiga?”

“Ah iya.” Ku jabat tangan Fina.

“Sama Yoga?”

“Mmmmm, iya tapi dianya lagi ngambil makan tuh Fin.” Aku menunjuk Yoga yang tengah berjejer denagn tamu lainya untuk mengambil hidangan.

“Sepertinya memang Yoga cocok untukmu”

“InsyaAllah Fin, tapi sepertinya hanya untuk teman baik saja.” Kataku pada Fina. Ku lihat Fina mengawasi Yoga dengan pandangan menerawang.

“Bagaimana bisa hanya teman dekat Mei? Kau kira apa alasan Yoga tidak menikahiku?” ujar Fina yang sedikit membuatku tak nyaman.

“Karena dia belum siap untuk menikah Fina.”

“Karena kamu Mei. Bohong kalau dia hanya mengatakan itu.”

“Maksud kamu Fin?”

Page 45: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Dia lebih memilihmu Mei, bagaimanapun kamu mengenal Yoga lebih lama dariku, Yoga-pun begitu......” Yoga datang dengan makananya, Fina berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum sekali lagi pada Yoga. Mereka memang makhluk yang sangat ajaib.

***

Sepanjang perjalanan pulang perkataan Fina masih terus mengiang dalam fikiranku “Dia hanya menyukaimu Mei,aku masih ingat apa yang dikatakan Yoga saat memberikan jawabanya padaku ‘aku selalu saja berkeliling dunia untuk menemukan cinta Fin, berkeliling angkasa untuk mendapatkan kamu. Tapi kamu tahu Fin? Aku tidak perlu berkeliling dunia untuk mendapatkan sahabat seperti Mei, aku juga tidak perlu pergi ke angkasa untuk mendapatkan sahabat seperti Mei. Sekarang ia sudah menjadi sahabatku, sahabat sepanjang jalan hidupku. Aku mencintainya lebih dari bagaimana aku pernah mencintaimu. Aku mengharapkanya lebih dari bagaimana pengharapanku padamu. Bukan kamu Fin, tapi ia yang ku pilih. Hatiku mantap padanya.’ ”.

Bagaimana bisa seorang Yoga mencintaiku?

***

SMP Negeri 1 Cluring, 09 Juli 2022

“Kenapa harus kesini Yog? Mau ngapain kamu?” tanyaku yang masih bingung.

“Tunggu disini.” Yoga beranjak dari tempatnya. Berjalan ke sudut taman SMP itu.

Dihidupkanya lampu warna – warni yang telah dipasang di ruangan 8a dulu. Semua pot

lampu taman ikut menyala dengan lapu warna kuning gelap. Entah darimana asalnya, lagu a

thousand years – cristhina perry mengalun dengan perlahan entah dari sudut mana. Anak –

anak 8a yang tadi bersembunyi, kini menempati posisi masing – masing. Masih belum terfikir

bagaimana Yoga bisa melakukan semuanya?

Yoga menghampiriku. Untuk sekian lama. Jantungku berderu semakin cepat. Air

mata haru ini juga telah menetes sejak tadi. Yoga mengusap air mataku, ia genggam

tanganku. Ia menatapku dengan penuh makna.

“Kamu masih ingat? Tepat hari ini, 13tahun lalu kita bertemu disini. Di tempat ini dan

di kelas ini. di depan semau teman – teman kita ini. Are you remember?” Yoga

mngucapkanya dengan sangat lembut.

“Ya.” Suaraku parau karena tangisan. Aku hanya bisa mengangguk.

Page 46: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

“Aku ingin menjadi seorang suami dan seorang bapak Mei, dan sekali lagi aku

membutuhkan wanita untuk mewujudkanya. Aku membutuhkan wanita yang bisa menjaga

kehormatanya dan kehormatankku. Aku membutuhkan wanita yang bisa menjdi ibu dari anak

– anakku. Aku juga membutuhkan wanita yang senantiasa mengabdi pada seorang suami

Mei.” Tangisanku semakin menjadi. Air mataku semakin deras mengalir. “Karena semua

alasan itu, aku membutuhkanmu untuk menjadi pendampingku mendapatkan Surga Allah

Mei. Will you marry me?” Tutur Yoga dengan kebijaksanaan. Aku hanya ingin menyadarkan

diri. Inikah Yoga? Belum pernah ku kenal ia sebagai sosok yang begitu berwibawa. Aku

masih mencoba mengatur nafasku karena tangisan ini.

“Ditempat ini, dan di depan teman – teman ini aku bertemu denganmu, mengarungi

awal persahabatan denganmu pula. Dan sekarang, aku ingin mengawali hidup baru

bersamamu disini juga Mei. Once again, Will you marry me?”

“Adakah alasan untuk berkata tidak Yog? Kalaupun ada, aku tidak akan

mendengarkan itu.”

Yoga memelukku, sempat ku lihat anak – anak 8a terhanyut dalam percakapanku

bersama Yoga saat ini. Aku rasakan pelukan Yoga yang hangat telah meluruhkan segala

masalah ada. Masalahku bersama Adit, masalah Yoga dengan Fina. Ataupun masalah –

masalah yang lain. Semuanya sudah berakhir pada titik ini. Aku percaya Yoga dapat bekerja

sama denganku untuk menyelesaikan masalah yang akan datang di pernikahan kita nanti.

Bersama Yoga aku percaya banyak hal yang dapat diselesaikan berdua..

Dan malam ini selama 13tahun menunggunya. Aku telah memilikinya. Memiliki

yoga, bukan sebagai sahabatku lgi. Tapi sebagai sahabat sepanjang jalanku. Memiliknya lebih

dari bagaimana Fina memilikinya dulu. Ku terawang langit malam ini, bintang- bintang telah

menjadi saksi akhir persahabatanku dengan Yoga. Dan awal perjalananku dengan yoga dalam

sebuah “Pernikahan”. Terimakasih untuk segala nikmat ini YaAllah..

***

Page 47: file · Web viewBAB 1 (Flash back! Again) Banyuwangi, 25 Juli 2019. Ya pendengar setia Radio FM, selanjutnya nih, ada lagu kenangan yanng terkenal lewat film “Refrain”nya dulu

Tentang Penulis

Meiga Dyah Indriastia lahir di Banyuwagi pada 19 Mei 1996 lalu. “Sahabat Sepanjang Jalan” merupakan novel pertamanya. Gadis ber-zodiak taurus ini lebih suka bakso daripada mie ayam. Sebelum menyelesaikan novelnya ini, ia pernah membuat beberapa cerpen diantaranya “1.095 Hari bersamamu”,”It’s You”,”Please, Doing it to Me”,”Saat Kamu Pergi”,dan ”Tidak, kita memang tak jodoh Nci.”.

Semua karyanya dapat anda ikuti di semua acc sosmednya

Sosmed offical Meiga Dyah Indriastia.

Facebook : www.facebook.com/MeigaYP

Twitter : @MeigaDyah

Website : myucil.wordpress.com

E-mail : [email protected]