33
0 DAFTAR ISI - Halaman Daftar Isi................................i BAB I PENDAHULUAN..........................1 BAB II PEMBAHASAN................................2 A. Pengertian Industri Petrokimia .......... 2 B. Bahan Baku Industri Petrokimia............2 C. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia 7 D. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia 8 E. Produk-Produk Industri Petrokimia ...... 8 F. Jalur-Jalur Dalam Pembuatan Industri Pterokimia 11 G. Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia 13 H. Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia 16 I. Dampak Negatif Industri Petrokimia......17 BAB III PENUTUP .................................18 A. Kesimpulan................................. B. Saran ................................... Daftar Pustaka ................................... 19 Lampiran ............................................ 20

file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

0

DAFTAR ISI

- Halaman Daftar Isi.............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2

A. Pengertian Industri Petrokimia ...................................................... 2

B. Bahan Baku Industri Petrokimia.....................................................2

C. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia ........... 7

D. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia ................................ 8

E. Produk-Produk Industri Petrokimia .............................................. 8

F. Jalur-Jalur Dalam Pembuatan Industri Pterokimia........................11

G. Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia...........13

H. Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia.............16

I. Dampak Negatif Industri Petrokimia.............................................17

BAB III PENUTUP .........................................................................................18

A. Kesimpulan.......................................................................................

B. Saran ...............................................................................................

Daftar Pustaka .................................................................................................. 19

Lampiran ..........................................................................................................20

Page 2: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

1

BAB I

PENDAHULUAN

Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri

yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan

produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara,

serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin,

gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat

diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-

produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi

ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal

mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti,

diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery

(coke).

Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster

industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk

strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil,

plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan

peledak, bahan bakar, kulit imitasi).

Page 3: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Industri Petrokimia

Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan

gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan:

plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk,

berbagai jenis obat dan vitamin.

Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang

berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk

industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan

kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Bahan Baku Industri Petrokimia

Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:

a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia

b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan

c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat

dimanfaatkan.

Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari

tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas – sintesis(syn-

gas).

1. Olefin (alkena – alkena)

Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi

olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin

yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena),

propilena (propena), butilena (butena), dan butadiena.

Page 4: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

3

Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak

gas ( gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana

dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal

dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas

oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C –

30 atau C-40.

CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3

Etilena Propilena

CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2

Butilena Butadiena

2. Aromatika (benzena dan turunannya)

Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari

nafta melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang

terpenting adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena

(C6H4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini secara kolektif disebut BTX.

3. Gas Sintetis

Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO)

dan hidrogen (H). Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui

proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam

reforming adalah campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan

pada suhu dan ekanan tinggi dengan bantuan katalis ( bahan pemercepat

reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu metana direaksikan dengan

sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan tinggi.

Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)

Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)

Petrokimia dari Ofelin

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :

Page 5: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

4

a) Polietilena

Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik

polietilena antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik

pembungkus / sampul. Plastik polietilena ( maupun plastik lainya)

yang kita kenal, selain mengandung polietilena juga menggandung

berbagai bahan tambahan, misalnya bahan pengisi, plasticer,dan

pewarna.

b) PVC

PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain

digunakan untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai.

c) Etanol

Etanol adalah bahan yang sehari – hari biasa kita kenal sebagai

alkohol. Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk

berbagai produk lain, misalnya asam asetat.

Alkohol dibuat dari etilena:

CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH

d) Etilena glikol atau glikol

Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di

daerah beriklim dingin.

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar

propilena:

a) Polipropilena

Page 6: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

5

Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik

polietilena. Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik

dan tali plastik.

b) Gliserol

Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab )

industri makanan, dan bahn peledak ( nitrogliserin).

c) Isopropil alkohol

Zat ini digunakan sebagai bahan – antara untuk berbagai produk

petrokimia lainya, misalnay aseton( bahan pelarut, digunakan sebagai

pelarut pelais kuku / kutek).

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar

butadiena:

a) Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena

b) Nilon, yaitu nilon 6,6

Petrokimia dari Aromatika

Pada industri petrokimia berbahan dasar benzena, umumnya benzena

diubah menjadi stirena,kumena,dan sikloheksena.

a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan

polistirena.

b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol

digunakan untuk membuat perekat dan resin.

c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya

nilon-6,6 dan nilon-6.

Page 7: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

6

Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk

membuat detergen, misalnya ABS dan LAS.

Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena

antara lain:

a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)

b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat

seperti metiltereftalat.

Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)

Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran

dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen(H2). Berbagai contoh

petrokimia dari syn-gas adalah :

a) Amonia (NH3)

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri

petrokimia gas nitrogen diperoleh dari udar, sedangkan gas

hidrogen dari syn-gas. Sebagian besar produk amonia digunakan

untuk membuat pupuk seperti [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4];

pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat. Sebagian lainya

digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lain, seperti

asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan plastik.

b) Urea [CO(NH2)2]

CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)

NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)

Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang

lain yaitu untuk makanan ternak,industri perekat, plastik, dan

resin.

c) Metanol (CH3OH)

CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)

Page 8: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

7

Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan

tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian besar metanol diubah

menjadi formaldehida. Sebagian yang lain digunakan

untuk membuat serat , dan campuran bahan bakar.

d) Formaldehida (HCHO)

CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)

Formaldehida dibuat melalui oksidasi metanol dengan bantuan

katalis. Larutan Formaldehida dalam air dikenal dengan nama

formalin. Formalin digunakan untuk mengawetkan preparat

biologi (termasuk mayat). Akan tetapi, penggunaan utama dari

Formaldehida adalah untuk membuat resin urea- Formaldehida

dan lem. Lem Formaldehida banyak digunakan untuk industri

kayu lapis.

C. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia

Berikut ini diuraikan cara-cara mendapatkan bahan baku Industri

Petrokimia.

1. Gas Metana (CH4) à Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana

dari kilang BBM (off gases) dijadikan gas buangan

2. Gas Etana (C2H6) à Dari lapangan gas bumi

3. Gas Etilena (C2H4) à Cracking gas etana, nafta dan kondensat

4. Gas Propana (C3H8) à Absorpsi dan ekstraksi

5. Gas Propilena (C3H6) à Cracking gas etana, propane, nafta dan

kondensat

6. Gas Butana (n-C4H10) à Ekstraksi dan absorpsi

7. Kondensat (C5H12 – C11H24) à Ekstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga

dapat diperoleh dari kilang BBM

8. Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) à Catalytic reforming

9. Nafta (C6H14 – C12H26) à Proses distilasi

10. Kerosin (C12H26) à Distilasi atmosferik

Page 9: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

8

11. Short Residue / waxy residue

D. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia

Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku Industri Petrokimia

yang ada di Indonesia, diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat, bahan

baku nafta, dan bahan baku residu.

1. Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)

Ketersediaan cadangan gas bumi 60%-80% kandungannya adalah gas

metana. Ketersediaan tersebut hampir merata dan menjangkau dareah

padat penduduk dan pusat industri.

2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11)

Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. Jika

kandungan Produk paraffin dan olefinnya besar à jalur olefin center.

Jika kandungan naftene dan aromatic besar à jalur aromatic center

3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12)

Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan dan produksinya

diekspor ke luar negeri.

4. Ketersediaan Bahan Baku Residu / Low Sulfur Waxy Residu (LSWR)

Berasal dari Kilang Dumai, Sungai Pakning, dan Eksor I Balongan.

E. Produk – produk Industri Petrokimia

Produk petrokimia merupakan produk lanjut dari hasil pengolahan minyak

dan gas bumi guna memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Produk

petrokimia yang dihasilkan dari hasil pengolahan minyak bumi berupa

naptha, dan kondensat adalah produk aromatik (benzene, toluene dan xylene)

dan produk olefin (ethylene, propylene dan butadiene) yang merupakan bahan

baku untuk industri sandang, karet, sintetis, plastik.

Produk petrokimia yang dihasilkan dari pengolahan gas bumi adalah

methanol, urea, ammonia yang merupakan bahan baku untuk industri perekat,

pupuk. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas

Page 10: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

9

bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang

Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di

Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa

Tengah.

Secara garis besar produk – produk Industri Petrokimia dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu :

1. Industri Petrokimia Hulu (Upstream Petrochemical)

Industri petrokimia hulu yaitu industri yang menghasilkan produk

petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan

produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku

untuk produk jadi).

Pada daftar berikut disebelah kiri diurutkan beberapa bahan baku yang

dapat dipakai untuk industri petrokimia hulu. Semuanya merupakan atau

terdiri dari hidrokarbon yang merupakan produk-produk industri minyak

dan gas bumi.

Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l.

dari gas sampai kecairan. Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-

produk industri petrokimia hulu yang kadang-kadang disebut “first

generation petrochemicals” atau juga “basic petrochemicals” atau

“petrochemical building blocks”.

Feedstocks Petrochemical Product Fuel Coproduct

Methane

Ethane

Propane

Butane

Condensate

Naphta

Gas Oil

Reformate

Raffinate

Methanol

Ethylene

Propylene

Butadiene

Benzene

Toluene

Xylenes

Pyrolysis Gasoline

Pyrolysis Fuel Oil

Raffinate

Mixed C4’s

Page 11: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

10

Pyrolysis

Gasoline

Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut

bumi dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga

mengandung senyawa-senyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene

dan butene/butadiene.

2. Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)

Industri petrokimia hilir yaitu industri yang menghasilkan produk

petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.

Oleh karena itu, maka produk petrokimia berdasarkan proses

pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:

1. Produk dasar

Produk dasar terdiri dari gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena,

butadiene, benzene. toluene, xilena, dan n-parafin.

2. Produk antara

Produk antara diantaranya adalah amonia, inetanol, carbon black, urea,

etil alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil

alkohol, isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified

terephthalic acid), TPA (terephthalic acid), DMT (dimethyl

terephthalate), kaprolaktam (caprolactain), LAB (liner alkyl benzene).

3. Produk akhir

Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida,

asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena,

TNT (trinitro toluene), poli ester, nilon, poli uretan, “LAB-sulfonate”

(Surfactant).

4. Produk jadi

Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam

kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti:

plastik-plastik untuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi

Page 12: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

11

(radio, tv, film alat-lat komputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel

listrik), plastik-plastik untuk rumah tangga (ember plastik,

kantong/karung plastik, botol-botol kemasan plastik), peralatan plastik

untuk industri mobil dan pesawat terbang (bemper mobil, jok/busa

mobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang). Baju dan kaus

kaki yang kita pakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban mobil

dari bahan campuran karet dan carbon black, sabun bubuk deterjen

dibuat dari “LAB-sulfonate” dan lain sebagainya.

Dengan proses polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik

atau polimer buatan manusia). Pengertian polimer dalam arti sempit adalah

suatu molekul raksasa (dengan berat molekul berkisar antara 104-107 yang

terbentuk melalui proses polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga

makromolekul. Maka berdasarkan proses pembentukannya, bahan/produk

polimer dapat dibagi alas 2 bagian, yaitu: 

1. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:

a) Polisakarida (pati dan bahan selulosa)

b) Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)

c) Karel alam dan asam-asam nukleat

2. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang  

mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik

dengan proses polimerisasi dari migas, misalnya:

a) Plastik-plastik sintetik

b) Serat-serat sintetik

c) Karet-karet sintetik

F. Jalur – Jalur Dalam Pembuatan Produk Industri Petrokimia

Proses pembuatan produk petrokimia yang lebih ekonomis dapat ditempuh

dengan 3 jalur/lintasan utama :

1. Jalur Gas Sintetik

Page 13: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

12

Jalur gas sintetik yaitu dengan pembentukan gas CO dan H2 dari bahan

baku gas bumi (CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol dan carbon

black. Dan untuk memproduksi gas sintetik melalui 3 cara:

a) Reaksi steam reforming untuk membentuk amonia yang reaksinya

berlangsung dengan bantuan katalis Ni pada suhu 1.400 – 1.600oF,

pada tekanan 400-500 psi.

2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2 à 2 CO2 + 4 NH3

b) Reaksi stream reforming pada pembentukan methanol dan cara

memproduksinya menggunakan 2 macam proses  yaitu pada

tekanan tinggi dan tekanan rendah. (Lurgi High Pressure Process

dan ICI Low Pressure Process)

c) Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang

dilanjutkan dengan reaksi pirolisis pada suhu 1300-1500oC dan

tekanan 100-150 atm.

2. Jalur Olefin

Jalur olefin yaitu untuk membentu gas-olefin (gas etilena, propilena

dan butena/butadiena) adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh,

yang mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif , sehingga

dengan mudah dapat berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya

membentuk bahan/produk polimer. Gas olefin dapat dapat diproduksi 

dengan 2 cara yaitu olefin dengan bahan baku nafta dan dengan bahan

baku etana.

1) Ofelin dangan bahan baku nafta

Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15 – C23) dan dari

jenis minyak parafin, maka akan terbentuk campuran molekul

parafin dan olefin :

a) C23H48 à C8H18 + C15H30 à C3H8 + C12H22 (cracking)

Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga terbentuk cokes :

a) C12H22 à C2H6 + C10H16 à C2H4 + C8H12 à 2 CH4 + C6H4

(cracking)

Page 14: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

13

b) C6H4 à CH4 + 5 C (cracking)

Selain itu juga dapat terbentuk terdiri hasil polimerisasi olefin :

a) C10H16 + C10H16 à C20H32 + C15H30 à C35H62 (kopolimerisasi

C20H32 dengan C15H30 )

2) Ofelin dengan bahan baku etana

Jika bahan baku yang digunakan adalah gas etana, maka reaksi

cracking yang terjadi adalah sebagai berikut :

a) C2H6 à 2 C2H4 + H2 (cracking)

Karena di dalam umpan juga terdapat gas propana, maka terjadi

pula reaksi cracking sebagai berikut :

a) C3H8 à C3H6 + H2 (cracking)

b) C3H8 à C2H4 + CH4 (cracking)

c) 2 C3H8 à C4H8 + 2 CH4

d) 2 C3H8 à C2H6 + C2H6 + CH4

Hasil cracking tersebut akan mengalami cracking dan hidrogenasi

lebih lanjut sebagai berikut :

a) C3H6 + 3 H2 à 3 CH4

b) C3H6 à C4, C5, C6 + H2

3. Jalur Aromatik

Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik

(benzena, toulena dan xilena). Senyawa aromatic adalah suatu senyawa

hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara

siklis berupa ikatan atom antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan

mudah bereaksi atau berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya

sehingga membentuk produk polimer.

G. Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia

Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri :

1. Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida

Page 15: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

14

Produk amoniak / urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai

pupuk pertanian, dan adhesive urea formaldehida.

Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan

aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate,

thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.

2. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik

Produk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA

(terepthalic   acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified

terepthalic acid), dan kaprolaktam.

3. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik

PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS

(polistirena).

4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin

Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida.

5. Penggunaan dalam Industri Deterjen

Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil

(CMC).

6. Penggunaan dalam Industri Elastomer

Karet sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR dan karet

butil sebesar 20%.

7. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna

(Dyestuff Industry)

Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black

Pemanfaatan produk Industri Petrokimia lainnya :

1. Aspal

Kegunaan aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air,

sebagai bahan isolasi, pelapisa anti korosi pada logam dan juga sebagai

bahan campuran pada pembuatan briket batubara.

Page 16: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

15

2. Lilin

Kegunaan lilin sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis

ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan

Fully Refined White Wax. Selain untuk penerangan, kedua jenis lilin

tersebut dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku

semir serta pengkilap lantai dan mebel.

3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)

Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali

rafiaadalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat

dengan menggunakan bahan polytam pp.

4. Methanol

Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan

bakar pesawat, bahan bakar jenis methylfuel, bahan pelarut jenis nitro

cellulose, insektisida,dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk

industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.

5. Petrolium Cokes

Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium

cokes tersiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk

samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green

coke bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke,yang berfungsi

sebagai reduktor dalam proses peleburan timah,bahan bakar padat atau

bahan penambahan kadar karbon pada industri logam.Satunya lagi adalah

Calcined coke berguna sebagai elektroda dalam proses pengolahan

aluminium pada industri Kalsium Karbida (CaC2), bahan baku industri

elektroda grafit, bahan bakar padat atau bahan penambah kadar karbon

pada industri modern, dan sebagai unsur pengisi pada industri baja

(sebagai karbon).

6. Solvent

Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;

Page 17: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

16

a) Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer

cat dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing),

bahan pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.

b) Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan

pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner,tinta cetak,industri

farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.

c) Special Gas Oil, digunakan pada industri farmasi, khususnya

pembuatan pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.

d) Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industry

tinta cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.

e) Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer

pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak.

7. Processing Oil

Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex - B yang berguna,

sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor,

bantalan jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Paraffinic Oil 60

dan 95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol

karet, karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta

cetak.

8. Kimia Pertanian

Produk kimia pertanian terbagi menjadi dua macam, yakni; Tenac Stiker

yang bermanfaat sebagai bahan perekat dan perata pestisida. Sedangkan

TB 192 berguna untuk menutup luka tanaman / bidang sadap tanaman

karet, mencegah pengeringan bidang sadap.

H. Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia

1. Pulau Sumatra

a) Asean Aceh Fertilizer, PT. (Aceh)

b) Belawan Deli Chemical PT. (Sumatra Utara)

c) Intan Prima Tani, PT. (Lampung)

Page 18: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

17

d) Justus Sakti, PT.(Riau)

e) Pupuk Sriwidjaya, PT. (Sumatra Selatan)

f) Sabak Indah, PT. (Jambi)

2. Pulau Jawa

a) Dover Chemical, PT. (Banten)

b) Henkel Indonesia, PT. (Jawa Barat)

c) Justus Sakti, PT. (DKI. Jakarta)

d) Indo Acidatama Chem. Ind., PT.(Jawa Tengah)

3. Pulau Kalimantan

a) Benua Multi Lestari, PT. (Kalimantan Barat)

b) Cakram Utama Jaya, PT. (Kalimantan Timur)

c) Intan Wijaya Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)

d) Korindo Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)

4. Pulau Papua

a) Kayu Lapis Indonesia, PT.

b) Kodeco Memberamo, PT.

5. Kepulauan Maluku

a) Nusa Prima Pratama Industry, PT.

b) Wira Nusa Trisatrya, PT.

I. Dampak Negatif Industri Petrokimia

Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk

mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya

kualitas hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak

negatif dari industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi

daya dukung alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk

mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat

menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak

yang berhubungan dengan masalah sosial masyarakat (dampak

psikososioekonomi).

Page 19: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi

dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan

minyak bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk

petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu ofelin, aromatika, dan gas

sintesis. Jalur-jalur dalam pembuatan produk petrokimia yang ekonomis dapat

ditempuh dengan tiga jalur utama yaitu jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur

aromatik. Umumnya produk petrokimia berupa barang-barang atau bahan-

bahan yang dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga

seperti: plastik-plastik untuk produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan

rumah tangga, peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang.

Penggunaan dan pemanfaatan menurut sektor industri antara lain sebagai

industri pupuk dan pestisida, industri serat sintetik, industri bahan plastik,

industri bahan baku cat, industri adhesive resin, industri detergen/pencuci,

industri elastomer/ karet sintetik, dan industri kimia khusus.

B. Saran

Hasil Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang

penting bagi kehidupan manusia, namun masih dapat ditemukan juga hasil

dari produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan seperti halnya

plastik. Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya berusaha untuk

mengurangi pemakaian produk tersebut secara berlebihan. Kita juga tidak

boleh mengeksploitasi penggunaan bahan baku Industri Petrokimia. Jadi tetap

pergunakan bahan baku Industri Petrokimia secukupnya serta berusaha untuk

meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

Page 21: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

20

LAMPIRAN

Contoh produk antara dan produk jadi Industri

Carbon Black Urea

Contoh produk jadi Industri Petrokimia

Page 22: file · Web viewBahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin

21

Contoh produk Industri Petrokimia

Kantong plastik dari polietilena Tutup sebuah kotak permen dari propilena

Contoh Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia (PT. Pupuk Sriwidjaya)