Upload
khairu-din
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONTRIBUSI MATERI AJAR GEOGRAFI DALAM PENANAMAN SIKAP SISWA TERHADAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP N 24 Semarang Tahun Ajaran 2006 / 2007)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana
Oleh: Nama : Yuane Firstie Kusara NIM : 3201402005 Prodi : Pendidikan Geografi
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 16 Februari 2007
Yang mengajukan
Yuane Fistie Kusara NIM. 3201402005
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. R. Soegianto, S. U Drs. Juhadi, M. Si NIP.130515745 NIP. 131568881
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
Dra. Erni Suharini, M. Si NIP. 131764047
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skipsi ini telah dipertahankan didepan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 23 Februari 2007
Penguji Utama
Drs. R. Soegianto, S. U NIP. 130515745
Anggota I Anggota II
Drs. Juhadi, M. Si Drs. Sunardi, MM 131568881 NIP. 130367998
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, MM NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
Semarang, Februari 2007 Yuane Firstie Kusara
NIM. 3201402005
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar( Q. S. Al Baqoroh: 53 )
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka, namun
seringkali kita memandang begitu lama pintu yang tertutup itu sehingga
kita tidak melihat pintu yang sudah dibukakan untuk kita( Hellen Keller )
Tidak ada kekuatan selain Allah, raihlah kekuatan dari Allah dengan
puasa, berdzikir, membaca Al Qur’an dan Shalat Tahajud
PERSEMBAHAN
Setetes peluh dan sebentuk karya kecil kupersembahkan untuk:
1. Ayahanda Kuat Santoso Raharjo dan Ibunda Trisnowati
“Tercinta”
2. Adikku Lutfah dan Osa “ Tersayang”
3. Mas Bondan “Terkasih” yang selalu menyayangiku,
mendukungku, dan mendampingiku selama pembuatan Skripsi
“I will allways love you”
4. Teman-teman kos MU’MINATUL terimakasih atas dukungan
dan bantuannya
5. Teman-teman pendidikan geografi angkatan 2002, terimakasih
atas persahabatan dan bantuannya. Special untuk windut,
dini, fikoh, ata, dan yayu. Kenangan bersama kalian tak akan
terlupakan
vi
SARI
Yuane Firstie Kusara. 2007. Kontribusi Materi Ajar Geografi Dalam Penanaman Sikap Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP N 24 Semarang Tahun Ajaran 2006/ 2007. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I. Drs. R. Sugiyanto, SU, Dosen Pembimbing II Drs. Juhadi M. Si. 80 h. Kata Kunci: Materi Ajar Geografi, Sikap, Kepedulian Lingkungan Hidup Melalui materi ajar tentang lingkungan hidup yang terintegrasi dalam materi ajar geografi, yang diharapkan dapat menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan hidup. Namun apakah pengetahuan lingkungan hidup di SMP N 24 memberikan kontribusi terhadap kepedulian lingkungan hidup? Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang materi ajar geografi yang terkait dengan lingkungan hidup, 2) Untuk mengetahui sikap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP N 24 Semarang, 3) Untuk mengetahui kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP N 24 Semarang Tahun ajaran 2006/ 2007, sebanyak 240 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional random sampling, sebanyak 48 siswa. Ada dua variabel yang diteliti yaitu pengetahuan siswa tentang materi ajar geografi tentang lingkungan hidup sebagai variabel bebas dan sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup sebagai variable terikat. Data diperoleh dengan menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif persentase, analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi materi ajar geografi tentang lingkungan hidup berpengaruh positif terhadap sikap siswa tentang kepedulian lingkungan hidup, terbukti dari hasil analisis regresi diperoleh Fhitung =29,587> Ftabel (4,052). Dilihat dari koefisien determinasi sebesar sebesar 39,1% menunjukkan bahwa kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup mencapai 39,1%. Sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup dapat dilihat dari tingginya sikap siswa untuk mengelola sampah dilingkungan sekolah, menjaga kebersihan MCK, kebersihan ruang pembelajaran dan kebersihan taman hijau. Sikap siswa karena pengaruh tentang pengetahuan tentang lingkungan hidup yang terintegrasi pada materi ajar yang cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan ada pengaruh materi ajar geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup. Disarankan pada guru untuk memberikan materi tentang lingkungan hidup tidak hanya sebatas kognitif saja, namun secara psikomotor. Penilaian psikomotor perlu dilakukan melalui kegiatan diluar kelas seperti aktivitas menjaga kebersihan lingkungan sekolah yang dimasukkan dalam penilaian, dengan harapan akan timbul motivasi pada siswa untuk menjaga lingkungan hidup. Kepala sekolah beserta guru harus dapat menciptakan kondisi
vii
agar anak dapat mengembangkan sikap dan tindakan untukm menjaga lingkungan. Secara real perlu adanya kegiatan rutin untuk menjaga kebersihan, memberikan sanksi yang tegas namun mendidik bagi siswa yang membuang sampah di sembarang tempat.
viii
PRAKATA
Allhamdullilah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga laporan penelitian ini
dapat terselesaikan, sholawat serta salam selalu tercurah kepada manusia terbaik
pengemban risalah, Rasulullah Muhammad SAW yang selalu kita nantikan
syafa’atnya kelak di yaumul akhir
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta
kerjasama dari semua pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. H Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan belajar di UNNES
2. Drs. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin dan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian sampai selesainya skripsi ini
3. Dra. Erni Suharini, M. Si, selaku Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial UNNES yang telah menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang
telah penulis ajukan
4. Drs. R. Soegianto, S. U, sebagai dosen pembimbing I yang dengan
kesungguhan dan memberikan petunjuk dan saran dalam menyusun skripsi
ini
5. Drs. Juhadi, M. Si, sebagai dosen pembimbing II yang dengan
kesungguhan dan memberikan petunjuk dan saran dalam menyusun skripsi
ini
ix
6. Segenap dosen dan staf karyawan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
UNNES yang telah memberikan bantuan, dan bimbingan kepada penulis
selama belajar dijurusan Geografi
7. Keluarga besar SMP N 24 Semarang terimakasih atas kerjasamanya
8. Teman-teman seperjuangan yang memberikan kenangan terindah,
motivasi, dan semangat untuk maju
9. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi
ini
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
kritik dan saran yang berfisat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
Semarang, Februari 2007
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
SARI................................................................................................................. vi
PRAKATA....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 4
D. Penegasan Istilah .......................................................................... 5
E. Sistematika Skripsi........................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9
A. Pembelajaran Geografi Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.................................................................................... 9
1. Pembelajaran Geografi ............................................................ 9
xi
2. Materi Pembelajaran Geografi Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi ............................................................................. 11
3. Pendekatan Pembelajaran........................................................ 12
4. Metode Pembelajaran Geografi............................................... 14
5. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Geografi............................ 15
6. Media Pembelajaran Geografi................................................. 16
7. Tujuan Pembelajaran Geografi................................................ 19
B. Penanaman Sikap Siswa ............................................................... 20
1. Sikap Siswa ............................................................................. 20
2. Penanaman Sikap Siswa.......................................................... 21
C. Kepedulian Lingkungan Hidup..................................................... 22
1. Pengertian Lingkungan Hidup................................................. 22
2. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ................................... 24
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup .............................................. 24
D. Hipotesis ....................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 43
A. Penentuan Obyek Penelitian ......................................................... 43
1. Populasi ................................................................................... 43
2. Sampel ..................................................................................... 43
B. Variabel Penelitian........................................................................ 45
C. Metode Pengumpulan Data........................................................... 46
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 47
E. Metode Analisis Data .................................................................... 50
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 58
A. Hasil Penelitian............................................................................. 57
1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 57
2. Pengetahuan Siswa terhadap Materi Ajar tentang
Lingkungan Hidup .................................................................. 64
3. Sikap Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup .......... 65
4. Uji prasyarat ............................................................................ 68
5. Kontribusi Materi Ajar Geografi Dalam Penanaman Sikap
Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup .................... 71
B. Pembahasan................................................................................... 72
BAB V Simpulan dan Saran ............................................................................ 79
A. Simpulan ....................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi Penelitian............................................................................. 43
Tabel 2. Sampel Penelitian............................................................................... 44
Tabel 3. Tingkat Skor....................................................................................... 50
Tabel 4. Persentase Kontribusi Materi Ajar Geografi...................................... 51
Tabel 5. Tabel ANAVA Uji Keberartian Persamaan Regresi dan Kelinieran. 54
Tabel 6. Daftar Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan Kegiatan Pembelajaran di
SMP N 24 Semarang ........................................................................ 60
Tabel 7. Tingkat pengetahuan Siswa tentang Lingkungan Hidup ................... 62
Tabel 8. Gambaran Umum Pengetahuan Siswa Terhadap Materi Ajar Geografi
tentang Lingkungan Hidup ............................................................... 63
Tabel 9. Sikap Siswa Dalam Pengelolaan Sampah.......................................... 64
Tabel 10. Sikap Siswa Dalam Menjaga Kebersihan MCK.............................. 65
Tabel 11. Sikap Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Ruang Pembelajaran...... 66
Tabel 12. Sikap Siswa Dalam Menjaga KebersihanTaman Hijau ................... 66
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Siswa Tentang Lingkungan
Hidup ................................................................................................ 68
Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Sikap Siswa Terhadap Kepedulian
Lingkungan Hidup............................................................................ 68
Tabel 15. Uji Linieritas .................................................................................... 69
Tabel 16. Uji Hipotesis .................................................................................... 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Salah Satu Bentuk Tindakan Siswa Untuk Membuang Sampah di Tempat Sampah......................................................................... 113
Gambar 2. Pengeloaan Sampah........................................................................ 113 Gambar 3. Kondisi Tempat Sampah ................................................................ 113
Gambar 4. Kondisi MCK Untuk Siswa SMP N 24 Semarang......................... 113
Gambar 5. Kondisi MCK ................................................................................. 114
Gambar 6. Kondisi Tempat Sampah di Depan Kelas ...................................... 114
Gambar 7. Sikap Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Perpustakaan ................ 114
Gambar 8. Kondisi Ruang Pembelajaran......................................................... 114
Gambar 9. Kondisi Laboratorium .................................................................... 115
Gambar 10. Kondisi Taman Hijau ................................................................... 115
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-kisi Instrumen Materi Ajar Geografi (Pengetahuan Lingkungan Hidup) ........................................................................................................ 80
2. Lembar Instrumen materi Ajar Geografi ................................................... 81
3. Kisi-kisi Angket kepedulian Lingkungan Hidup ....................................... 84 4. Angket Kepedulian Lingkungan Hidup Sekolah SMP N 24 Semarang .... 87
5. Lembar Observasi kepedulian Lingkuangan Hidup (Sikap Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup Sekolah) .................................. 90
6. Daftar Siswa Kelas VIII SMP N 24 Semarang .......................................... 91
7. Data hasil Uji Coba Instrumen Sikap Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup ..................................................................................... 97
8. Perhitungan Validitas Angket Sikap Siswa Terhadap Kepedulian
Lingkungan Hidup ..................................................................................... 100
9. Data Hasil Uji Coba Instrumen Pengetahuan Siswa Tentang Materi Ajar Geografi Berkaitan Dengan Lingkungan hidup......................................... 101
1. Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Siswa Terhadap Kepedulian
Lingkungan Hidup ..................................................................................... 102 2. Perhitungan Validitas Pengetahuan Siswa Tentang Materi Ajar Geografi
Berkaitan Dengan Lingkungan hidup ........................................................ 103 3. Perhitungan Reliabilitas Pengetahuan Siswa Tentang Materi Ajar Geografi
Berkaitan Dengan Lingkungan hidup ........................................................ 104 13. Data hasil Penelitian................................................................................... 115
14. Uji Normalitas Data Pengetahuan Siswa Terhadap Materi Ajar Tentang Lingkungan hidup ...................................................................................... 117
15. Uji Normalitas Data Sikap Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan
Hidup ......................................................................................................... 118 16. Analisis Regresi ......................................................................................... 119
17. Surat Ijin Penelitian.................................................................................... 123
xvi
18. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Nasional ................................ 124
19. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP N 24 Semarang... 125
20. Gambar Hasil Penelitian ............................................................................ 126
21. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................ 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari hari selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga
dipengaruhi oleh lingkungannya. Dalam usaha menjaga kelangsungan
hidupnya, manusia berusaha memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada
dengan disertai pengelolaan yang baik. Manusia sangat dominan dalam
mengelola lingkunganya, sedangkan kelangsungan hidup manusia tergantung
pada kelestarian ekosistemnya.
Secara umum yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah segala
sesuatu di luar organisme. Sedangkan menurut Emil Salim (Soemartono, 1982:
34) Lingkungan hidup diartikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan, dan
pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati, dan mempengaruhi
hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Berdasarkan pengertian tersebut
jelas bahwa manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama
mahluk hidup yang lain dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan hidup bagi manusia berperan untuk memenuhi kebutuhan dasar
hayatinya. Hal ini terjadi karena setiap manusia memerlukan sandang, pangan,
air, dan udara untuk mempertahankan jenisnya. Seluruh kegiatan pemenuhan
kebutuhanya, juga berlangsung dalam lingkungan hidupnya. Untuk itu perlu
adanya pemberian pengetahuan kelingkungan. Pengetahuan lingkungan
2
mempunyai peran penting dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pelestarian
lingkungan dan SDA, pengetahuan berusaha mengubah dalam cara berfikir dan
bertingkah laku. Pemberian pengetahuan lingkungan diberikan sejak dini yaitu
sejak masuk sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi.
Siswa sebagai subyek lingkungan khususnya siswa di SMP N 24
Semarang memiliki peranan penting dalam pengelolaan dan pelestarian
lingkungan. Karena siswa sudah dibekali dengan pengetahuan lingkungan
sejak dini, diharapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di SMP N 24
Semarang berperilaku sesuai dengan tujuan pengetahuan lingkungan. Tapi
kenyataanya walaupun sudah mendapatkan pengetahuan lingkungan masih
saja berperilaku semaunya sendiri. Bisa dikatakan tidak mencerminkan sebagai
siswa.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari
ditingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Salah satu cabang
dari mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah Geografi. Mata pelajaran
3
Pengetahuan Sosial mencakup tiga sub mata pelajaran, yaitu Sejarah, Ekonomi
dan Geografi. Masing-masing mempunyai ruang lingkup pengajaran yang
cukup luas dan penjabaran yang berbeda-beda. Untuk mengembangkan
kemampuan dan sikap rasional siswa diperlukan beberapa faktor pendukung
yang diantaranya adalah kemampuan berpikir siswa dan lingkungan kegiatan
belajar mengajar yang memadai.
Jadi bila seseorang mempelajari Pengetahuan Sosial, maka disamping
menguasai materi pengetahuan sosial, juga diharapkan memiliki kemampuan
tambahan untuk mengelola lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup
merupakan kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki mutu lingkungan
agar kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Pengelolaan lingkungan yang baik dapat diperoleh melalui pendidikan
khususnya mata pelajaran Pengetahuan Sosial Geografi.
Dalam pengajaran Pengetahuan Sosial geografi diajarkan tentang berbagai
topik yang berkaitan erat dengan masalah lingkungan. Dengan demikian
terdapat keterkaitan antara materi ajar Pengetahuan Sosial Geografi dengan
kepedulian lingkungan hidup
Dengan latar belakang diatas maka dalam penyusunan skripsi ini penulis
memilih judul “ Kontribusi Materi Ajar Geografi Dalam Penanaman Sikap
Siswa Terhadap Kepedulian lingkungan Hidup(Studi Kasus Pada Siswa Kelas
VIII SMP N 24 Semarang Tahun Ajaran 2006 / 2007)”
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah: Sejauh mana kontribusi materi ajar
geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa yang terkait dengan
penanaman sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup
b. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup
c. Untuk mengetahui kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman
sikap siswa dengan kepedulian lingkungan hidup
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
a. Guru
1. Bagi guru mata pelajaran, hasil penelitian ini digunakan sebagai
bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengelola lingkungan hidup
3. Memberi suatu informasi akademis, tentang faktor–faktor tertentu
dalam penelitian ini, mengenai manfaat materi ajar geografi yang
mempengaruhi sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup
5
4. Dapat memberikan wawasan tambahan bagi guru dan kepala
sekolah, bahwa dengan materi ajar geografi akan berdampak pada
pembentukan penanaman sikap siswa terhadap kepedulian
lingkungan hidup.
b. Bagi siswa itu sendiri, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kepedulian
lingkungan hidup
D. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian bermaksud untuk memperjelas tema
penelitian
1. Kontribusi
Pengertian kontribusi adalah sumbangan, turut membantu tenaga/
pikiran (Moeliyono, 1989: 89). Khususnya mengenai kontribusi ini adalah
sumbangan yang diberikan materi ajar geografi dalam penanaman sikap
siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup.
2. Materi Ajar Geografi
Materi ajar geografi dalam penelitian ini yang kami maksudkan
adalah sub pokok bahasan tentang lingkungan hidup dan pelestariannya.
Materi Ajar merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran,
karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan
pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisir secara
6
sustematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga
terhadap intensitas proses pembelajaran (Achmad, 2004: 29)
Menurut Ferdinan (Moch. Amin: 13) Geografi adalah ilmu yang
mempelajari gejala dan sifat–sifat permukaan bumi dan penduduknya
disusun menurut letaknya, dan menerangkan baik tentang terdapatnya
gejala, sifat tersebut secara bersama maupun tentang hubungan timbal
baliknya gejala dan sifat itu.
Materi ajar Pengetahuan Sosial geografi menjadi salah satu mata
pelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi yang dimulai dari kelas I
sampai kelas VI (SD/MI) dan dari kelas VII sampai dengan kelas IX
(SMP dan MTs). Dalam penelitian ini materi ajar merupakan materi ajar
geografi yang diberikan pada siswa kelas VIII SMP N 24 Semarang.
3. Sikap
Sikap atau lebih tegas lagi sikap mental adalah keadaan mental
dalam jiwa dan jiwa seorang individu untuk bereaksi terhadap
lingkungannya, baik lingkungan manusia atau masyarakatnya, lingkungan
alamiah, maupun lingkungan fisiknya. Sikap mental ini merupakan
keseluruhan reaksi intelektual, emosional, dan proses kejiwaan lainnya
dari seseorang terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungannya.
Secara keseluruhan sikap ini bisa positif dan bisa negatif (Nursid, 1989:
39-40)
Yang dimaksud sikap dalam penelitian ini adalah mengenai sikap
positif terhadap menjaga dan mempertahankan kualitas lingkungan, dan
7
sikap negatif terhadap hal–hal yang menyebabkan terjadinya ketimpangan
dan kerusakan lingkungan khususnya pada siswa kelas VIII SMP N 24
Semarang yang didapat siswa melalui pengajaran materi ajar geografi
4. Lingkungan hidup
Secara umum Lingkungan hidup diartikan sebagai segala benda,
kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati, dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia
(Emil Salim dalam Soemartono, 1982: 34)
Jadi judul penelitian ini adalah Kontribusi Materi Ajar Geografi Dalam
Penanaman Sikap Siswa Terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup
E. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi adalah tata urutan persoalan maupun langkah-
langkah pembahasan yang akan diuraikan dalam tiap-tiap bab yang terangkum
secara teratur dan sistematis. Adapun sistematika dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari: halaman judul, halaman
pengesahan, halaman kelulusan, halaman moto dan persembahan, halaman sari,
halaman prakata, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, halaman gambar, dan
halaman lampiran. Dan untuk bagian isi terdiri dari:
BAB I. Pendahuluan, berisi tentang alasan pemilihan judul, permasalahan,
penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
skripsi
BAB II Landasan Teori dan Hipotesis yang berisi mengenai: Pembelajaran
Geografi berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum
8
2004) yang mencakup Pembelajaran Geografi, materi pembelajaran
Geografi, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran Geografi,
waktu pelaksanaan pembelajaran Geografi, media pembelajaran
Geografi, tujuan pembelajaran Geografi. Selain itu juga mengenai
penanaman sikap siswa, serta kesadaran lingkungan hidup yang berisi
mengenai pengertian lingkungan hidup, tujuan pendidikan lingkungan
hidup dan pengelolaan lingkungan hidup dan kesadaran lingkungan
hidup, serta mengenai sikap siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan kampus, kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman
sikap siswa dengan kepedulian lingkungan hidup, serta hipotesis
BAB III Metode penelitian, yang berisi metode yang digunakan dalam
penelitian meliputi: Metode penentuan obyek penelitian, variabel
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
metode analisis data
BAB IV. Hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini menyajikan
tentang gambaran obyek penelitian, pengetahuan siswa terhadap
materi ajar geografi tentang lingkungan hidup, sikap siswa terhadap
kepedulian lingkungan hidup, uji prasyarat, kontribusi materi ajar
geografi dalam penanaman sikap siswa dengan kepedulian lingkungan
hidup. Dan pembahasan
BAB V. Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian dan saran-saran yang mungkin berguna bagi pihak yang
terkait
Pada bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Geografi Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Pembelajaran Geografi
Pembelajaran diartikan sebagai usaha guru dalam memberikan
materi pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah
mengorganisirnya menjadi suatu pola yang bermakna (MKDK, 1999 : 10).
Sedangkan Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan
perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi atau gejala-gejala
alam dalam konteks keruangan atau kewilayahan serta interaksi antara
manusia dan dengan lingkungan fisiknya (Daljoeni, 1982 : 3)
Berdasarkan dari pengertian pembelajaran dan pengertian Geografi
diatas, maka pembelajaran Geografi dapat didefinisikan sebagai interaksi
antara guru dan siswa berupa pemindahan sejumlah bahan kajian
mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka
bumi dalam konteks keruangan dan kewilayahan serta interaksi antara
manusia dan lingkungannya
Proses pembelajaran memuat beberapa komponen penunjang yang
menuntut organisasi, pengelolaan dan hasil (Harun Utuh, 1987 : 6 )
komponen tersebut saling tekait, saling membantu dan merupakan satu
kesatuan. Komponen-komponen proses pembelajaran tersebut antara lain:
10
a. Tujuan, yaitu indikator keberhasilan pembelajaran yang pada
hakikatnya adalah hasil belajar yang diinginkan.
b. Bahan Pelajaran, yaitu isi kegiatan belajar mengajar dalam mendidik,
berupa tingkah laku yang diharapkan untuk dimiliki siswa
c. Metode dan alat, yaitu media transformasi pelajaran terhadap tujuan
yang ingin dicapai dan harus dibuat secara efektif dan efisien
d. Pendidikan dan evaluasi, yaitu suatu alat yang berperan sebagai alat
untuk mengukur tercapai atau tidaknya (Tabrani, 1992 : 167-168).
Kegiatan belajar mengajar kurikulum berbasis kompetensi
( kurilkulum 2004) memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran
dan pengajaran yang untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta
gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran
agar tidak mekanistik.
Sebelum sampai pada kegiatan belajar, terlebih dulu seorang
pendidik atau guru harus menyusun rencana KBM. Dalam membuat
perencanaan tersebut guru harus menyesuaikan dengan kebutuhan
pencapaian aspek tujuan pengajaran Geografi untuk sekolah menengah
tingkat pertama
Salah satu aspek dan sifat pembelajaran Geografi di sekolah adalah
kecenderungan berfikir dan bekerja "integral" dan "komprehensip”
(Daljoeni, 1982: 113).
Agar pembelajaran Geografi tidak menyimpang dari hakikatnya dan
mudah dipahami serta dipelajari oleh guru dan siswa, para ahli
11
menyarankan agar konsep-konsep dasar geografi dipahami benar oleh
guru dan siswa.
Uraian di atas menegaskan bahwa untuk dapat mempelajari Geografi
sangat diperlukan pemahaman konsep-konsep dasar geografi. Salah satu
yaitu dengan berfikir integral dan komprehensip. Untuk menuju hal
tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan langsung siswa dengan
kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan sehari -hari.
b.Materi Pembelajaran Geografi Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Mata pelajaran Geografi diberikan kepada siswa dimaksudkan untuk
memberikan bekal kemampuan dan sikap rasional yang bertanggung
jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan di muka bumi
permasalahan yang timbul sebagai akibat interaksi antara manusia dengan
lingkungan alam.
Materi pokok Geografi yang diajarkan di tingkat sekolah lanjutan
tingkat pertama berdasarkan kurikulum KTSP, dengan ketentuan bahwa
materi yang diajarkan diserahkan kepada guru masing-masing mata
pelajaran. Dalam proses pembelajaran guru masih menerapkan materi
yang terdapat didalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Dalam kurikulum 2004/ KBK meliputi beberapa hal pokok antara lain:
(Aneka Ilmu, 2004).
a. Proses sosial.
b. Pranata Sosial.
12
c. Peta Tematik.
d. Unsur Fisik Wilayah Indonesia.
e. Unsur Sosial Wilayah Indonesia.
f. Dinamika Penduduk dan Unsur-unsurnya.
g. Lingkungan Hidup dan Pelestariannya.
c. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran Geografi di SMP mengacu pada tujuan
pendidikan nasional, dengan demikian maka dalam kegiatan belajar
mengajar kreatifitas siswa perlu diupayakan karena disadari bahwa peserta
didik bukan semata-mata penerima informasi yang diberikan kepadanya,
akan tetapi peserta didik adalah manusia yang kreatif yang kemampuan
kreatifitasnya perlu diupayakan melalui kegiatan belajar mengajar. Untuk
mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
dapat diupayakan dengan pendekatan konstektual.
Pendekatan konstektual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Pendekatan kontektual atau CTL memiliki tujuh komponen
utama yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, pemodelan, refleksi,
masyarakat belajar dan penilaian yang sebenarnya.
13
Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan
pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan atau ditransfer dari
satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks lainnya.
(Sunarko, 2004: 11).
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : (Sunarko, 2004: 14).
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Selain materi pelajaran, bahan kajian Geografi yang perlu diperhatikan
adalah perlunya kegiatan belajar mengajar dikaitkan langsung dengan
contoh - contoh yang dijumpai dalam lingkungan sekitar atau yang sering
dijumpai siswa (Sudaryo, 1994: 4).
Perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 memungkinkan
kreatifitas guru dan peranannya secara optimal dalam kegiatan belajar
mengajar agar dapat diciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
14
siswa mau berperan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan
terlibat didalamya.
d. Metode Pembelajaran Geografi
Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pengajaran jika
dikaitkan dengan dunia pendidikan, metode merupakan suatu cara agar
orang atau siswa diberi pengajaran agar siswa mampu menguasai dan
mengembangkan bahan - bahan yang diterima dan dikuasainya.
Mata pelajaran Geografi bukanlah materi pelajaran yang bersifat
hafalan saja seperti terlihat dalam garis-baris besar program pengajaran
materi pelajaran Geografi. Fungsi tersebut tidak akan terwujud jika siswa
hanya mendengarkan ceramah dari guru, namun akan lebih terkesan dalam
benak siswa jika mereka langsung dihadapkan permasalahan praktis
disekelilingnya. Dari pengalaman siswa sendiri ditambah penjelasan dari
guru akan muncul konsep pada diri siswa (Kartawijaya, 1998: 2).
Untuk itulah diperlukan pemilihan metode yang tepat oleh guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Metode yang dipilih haruslah
membantu siswa mencapai hasil yang efektif dan efisien.
Mempelajari Pengetahuan Sosial Geografi perlu dikembangkan
ketrampilan pengamatan langsung dan tak langsung (Suharyono, 1989:
46)
Untuk tujuan ini jelas diperlukan metode mengajar yang pada
dasarnya memberikan kesempatan pada siswa untuk berbuat daripada
mendengarkan atau menerima secara pasif.
15
e. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Geografi
Kurikulum 2004 menerapkan sistem semester atau 6 bulanan.
Sistem ini membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi dua waktu,
masing - masing semester selama enam bulan. Jumlah minggu efektif
dalam setahun pelajaran adalah 34 minggu dan jam sekolah efektif per
minggu minimal 29 jam (1740 menit). Alokasi waktu yang disediakan
adalah 34 jam pelajaran per minggu, dimana satu jam pelajaran tatap
muka dilaksanakan selama 45 menit (Depdikbud, 2004).
Dalam GBPP, alokasi waktu dirinci hanya untuk setiap satu
semester. Cara seperti ini akan memberikan keleluasaan kepada guru
untuk mengatur alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan sesuai dengan
kebutuhan dalam pembelajaran agar waktu dapat diatur sebaik-baiknya
maka diperlukan perencanaan yang cermat dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: (Sulaiman, 1972: 10).
1. Berapa banyak tujuan yang akan dicapai.
2. Berapa lama masing-masing tujuan diperkirakan dapat tercapai
dalam pengajaran.
3. Berapa lama waktu yang disediakan / dimiliki.
4. Berapa lama kegiatan evaluasi membutuhkan waktu.
5. Berapa lama waktu yang tersedia digunakan untuk menyampaikan
seluruh kegiatan yang direncanakan
Seorang pendidik jika dalam kegiatan belajar mengajar
memperhatikan hal tersebut di atas kecil kemungkinannya mengalami
16
kesulitan dalam pengalokasian waktu pembelajaran. Pada akhirnya
kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan
kurikulum dan siswa dapat menguasai materi yang seharusnya mereka
terima dalam setiap semester.
f. Media Pembelajaran Geografi
Media adalah perantara atau pengantar yang berupa pesan dari
pengirim ke penerima (Sardiman, 1989:42). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa media adalah alat bantu dalam pengajaran untuk memudahkan
penyampaian pesan dari guru ke siswa.
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran yang harus
diketahui oleh seorang guru adalah sebagai berikut: ( Sunarko, 2004 : 6 )
1. Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
2. Pemilihan media harus secara obyektif bukan semata-mata didasarkan
atas kesenangan guru atau sekedar selingan atau hiburan.
3. Tidak ada satupun media yang dipakai untuk semua tujuan karena
tiap-tiap media mempunyai kelebihan dau kekurangannya.
4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar
yang digunakan, materi pelajaran, mengingat media adalah bagian
integral dalam proses belajar mengajar.
5. Untuk memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-
ciri media.
6. Pemilihan media supaya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
17
7. Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan gaya atau
pola belajar siswa.
8. Media pembelajaran akan sangat efektif dan efisien penggunaanya
apabila diorganisir secara sistematis, jadi jangan asal menggunakan
saja.
9. Penggunaan multi media pembelajaran (berbagai jenis media
pengajaran) akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses
belajar siswa serta merangsang gairah semangat belajar siswa.
Manfaat media pembelajaran bagi siswa apabila digunakan dengan
tepat dan baik adalah sebagai berikut : (Sunarko, 2004 : 5).
1. Dapat memberikan variasi mengajar.
2. Dapat memberikan struktur yang memudahkan belajar
3. Dapat menyajikan inti informasi belajar.
4. Dapat menampilkan contoh yang kongkrit sehingga mengurangi
verbalisme
5. Dapat digunakan untuk merangsang berpikir analitis.
6. Dapat memberikan situasi belajar yang tanpa tekanan (kurang bersifat
formal).
7. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar.
Manfaat media pembelajaran bagi guru apabila direncanakan dengan
baik adalah: (Sunarko, 2004: 5).
1. Dapat memberikan variasi mengajar
2. Struktur, tata urutan dan hierarki belajar.
18
3. Memberikan kerangka sistematika belajar.
4. Memudahkan kendali pengajaran.
5. Membantu kecermatan dan ketelitian penyajian.
6. Dapat memberikan situasi belajar yang tanpa tekanan (kurang bersifat
formal)
7. Meningkatkan kualitas pengajaran.
Pada umumnya media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
5 macam yaitu: (Sunarko, 2004 : 7).
1. Media visual yang dilihat misalnya: filmstrip, transparansi, chart,
diagram, grafik, peta dan globe
2. Media auditif hanya didengar misalnya radio dan tape recorder
3. Media audio-visual yang dapat dilihat dan didengar misalnya film dan
televisi
4. Media benda-benda tiga dimensi misalnya: model-model, bak pasir,
spacemen
Proses pembelajaran Geografi perlu menggunakan berbagai media
yang mempunyai potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar
serta meningkatkan hasil belajar. Selain itu untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar maka digunakan buku pelajaran, sarana dan alat
belajar yang sesuai dengan tujuan dan kompetesi yang ingin dicapai dalam
kurikulum. Siswa dapat menggunakan buku pelajaran yang disediakan
sekolah baik buku pemerintah ataupun buku yang di terbitkan oleh
penerbit non pemerintah.
19
Dari butir-butir uraian materi yang terdapat pada kurikulum 2004
juga memuat isyarat secara eksplisit yang mengarahkan guru agar
mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang disertai media dan tugas
- tugas pengamatan, misalnya:
a. Kemampuan mengidentifikasikan informasi geografis dari peta, atlas,
dan globe (yang mana membutuhkan media pengajaran berupa peta,
atlas, dan globe)
b. Kemampuan mengidentifikasikan jenis yang mana membutuhkan
media pengajaran berupa batuan berdasarkan proses pembentukannya
(yang mana membutuhkan media pengajaran berupa sample batu-
batuan
c. Kemampuan mengidentifikasikan jenis tanah (yang mana
membutuhkan media pengajaran berupa sampel batu-batuan)
g. Tujuan Pembelajaran Geografi
Fungsi mata pelajaran Geografi adalah membentuk sikap regional
dan bertanggung jawab terhadap masalah-masalah yang timbul sebagai
akibat interaksi antara manusia denga lingkungan alamnya (Syarifudin.
1989: 34).
Tujuan pembelajaran Geografi adalah agar siswa memiliki
pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir analitis geografis dalam menghadapi dan memahami gejala-gejala
geosfera, memupuk rasa cinta tanah air, menghargai keberadaan negara
lain dalam menghadapi masalah - masalah yang timbul sebagai akibat
20
interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya (Depdikbud, 2002:
3).
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa tujuan dari
pembelajaran Geografi di sekolah adalah untuk melatih dan
menumbuhkan pada diri siswa, agar mereka mempunyai pengetahuan,
ketrampilan untuk berfikir secara kritis dan analitis geografis serta
rasional dan dapat dipertanggung jawabkan terhadap masalah–masalah
yang muncul
2. Penanaman sikap siswa
a. Sikap Siswa
Sikap atau lebih tegas lagi sikap mental adalah keadaan mental
dalam jiwa dan diri seorang individu untuk bereaksi terhadap
lingkungan baik lingkungan manusia atau masyarakatnya, lingkungan
alamiah, maupun lingkungan fisiknya. Jadi sikap mental ini merupakan
keseluruhan reaksi intelektual, emosional, dan proses kejiwaan lainnya
dari seseorang terhadap rangsangan, sikap yang harus dikembangkan
dalam pendidikan lingkungan yaitu sikap positif terhadap usaha dan
daya upaya yang baik terhadap menjaga dan mempertahankan kualitas
lingkungan, dan sikap negatif terhadap hal - hal yang menyebabkan
terjadinya ketimpangan dan kerusakan lingkungan (Nursid, 1979: 34)
Sikap mental yang digambarkan diatas, tidak akan lahir begitu
saja. Sikap yang demikian itu harus dibangun melalui pembinaan
mental atas dasar wibawa pendidik terhadap anak didiknya. Melalui
21
pendidikan lingkungan, pendidik membina mental anak didiknya
dengan menunjukkan ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di
lingkungan, membina anak didik menghindarkan terjadinya
ketimpangan - ketimpangan, mengembangkan kemampuan anak didik
mengatasi masalah yang ada dilingkungan sekitarnya dan
menunjukkan kelakuan teladan yang memperkaya mental positif anak
didik. Dengan usaha yang demikian itu, pendidikan lingkuangan yang
kita bina, dapat mencapai hasil yang sesuai dengan harapan kita
bersama.
b. Penanaman Sikap Siswa
Penanaman sikap atau tingkah laku siswa, peraturan atau
ketentuan tingkah laku dalah ketentuan-ketentuan perilaku kita
dimasyarakat yang mengindahkan sistem nilai, kelaziman dan
peraturan yang berlaku dimasyarakat. Dengan demikian, kode tingkah
laku ini tidak dapat terlepas dari pola yang berlaku di masyarakat, atau
dengan perkataan lain harus sesuai dengan lingkunganya, harus
mengindahkan sistem nilai - nilai dan norma - normanya yang berlaku.
Dengan demikian akibat dari tingkah laku dan perbuatan kita itu tidak
akan menimbulkan ketimpangan dan ketegangan fisik. Oleh karena itu,
dalam rangka pendidikan lingkungan ini, pendidik harus
memperkenalkan tingakah laku yang berlaku pada lingkungan dan
masyarakat secara umum, dan juga pada pola dan lingkungan tertentu
(Nursid: 43)
22
3. Kepedulian lingkungan hidup
a. Pengertian Lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi
termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat
dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan
hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya ( Munadjad,
1980: 67 )
Pengetahuan hidup merupakan pertemuan berbagai disiplin ilmu
yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
serta mengkaji penerapan berbagai asas dan konsep kepada masalah yang
lebih luas. Ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi.
Berbagai asas dan konsep ekologi dapat diterapkan dalam
menanggulangi masalah-masalah dalam ilmu lain seperti ilmu pertanian,
ilmu kehutanan, ilmu gizi dan lain-lain yang tidak dapat menjadi kajian
khusus ilmu-ilmu itu. Pengetahuan lingkungan dapat dikatakan merupakan
jembatan atau sebagai sebuah poros tempat berbagai asas dan konsep
aneka ragam ilmu digabungkan untuk mengatasi masalah yang
menyangkut hubungan antara mahluk hidup dau lingkungannya .
Dalam ekologi satuan dasar pengkajiannya adalah populasi. Cara
menentukan batasan populasi yang lebih baik adalah dengan
mendasarkannya pada pengaruh suatu individu terhadap individu dalam
suatu populasi. Jadi populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis
23
dari segala individu yang selalu melakukan saling hubungan dan
mempunyai potensi untuk saling berkembang biak.
Kesatuan seluruh populasi di suatu tempat tertentu membentuk
komunitas Dalam kelangsungan hidup komunitas selalu terjadi interaksi
bukan hanya antara populasi dalam komunitas, tetapi juga faktor-faktor
geologis, kimia serta fisika lingkungan. Interaksi terutama dalam aliran
materi dan energi membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai
ekosistem. Ditinjau dari fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua
komponen, yaitu (1) komponen ototrof, yaitu organisme yang, mampu
menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-
bahan organik menjadi bahan organik dengan bantuan energi matahari dan
klorofil, dan (2) komponen heterotrof, yaitu organisme yang mampu
memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya.
Berdasarkan penyusunannya ekosistem dibedakan menjadi empat
komponen, antara lain:
1) Komponen abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas
tanah, air, udara, sinar matahari dan sebagainya
2) Produsen, yaitu organisme ototrof, umumnya. terdiri dari tumbuhan
berklorofil, yang dapat mensintesis makanan dari bahan-bahan
anorganik yang sederhana.
3) Konsumen, yaitu organisme heterotrof misalnya manusia dan hewan
yang dalam hidupnya memakan organisme lain
24
4) Pengurai atau perombak, yaitu organisme heterotrof sebagai pengurai
bahan organik yang berasal dari organisme mati, menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen (Resosoedarmo dkk, 1985: 8)
b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan Pendidikan Lingkugan Hidup ialah membina,
mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku
kependudukan dan mengelola lingkungan hidup secara rasional dan
tanggung jawab dalam rangka memelihara keseimbangan sistem
lingkungan dan penggunaan sumber alam secara bijaksana demi
tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup baik spiritual maupun
material (Depdikbud, 1994:2 )
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
bukanlah merupakan mata pelajaran tersendiri, karena itu tepat sekali
usaha pengintegrasian materi PKLH dengan mata pelajaran terkait
diantaranya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya Geografi
di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ).
c. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dapat diartikan sebagai usaha secara sadar
untuk memelihara dan atau memperbaiki mutu agar kebutuhan dasar dapat
terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Karena konsepsi tentang kebutuhan
dasar, terutama untuk kelangsungan hidup yang manusiawi, tidak sama
25
untuk semua golongan masyarakat dan berubah-ubah dari waktu ke waktu,
pengelolaan lingkungan haruslah lentur (Soemarwoto, 1989:79 )
Manusia mempunyai daya adaptasi yang besar, secara hayati
maupun kultural. Untuk mendapatkan mulu lingkungan yang baik, usaha
kita ialah memperbesar manfaat lingkungan dan memperkecil resiko
lingkungan
1) Kelestarian Keseimbangan Lingkungan
Pembangunan pada hakekatnya adalah pengubahan lingkungan,
yaitu mengurangi resiko lingkungan dan atau memperbesar manfaat
lingkungan. Dalam usaha untuk mengubah keseimbangan lingkungan
baru pada tingkat mutu lingkungan yang tinggi diusahakan agar
lingkungan tetap dapat mendukung mutu hidup yang lebih tinggi. Denga
demikian jelaslah yang perlu dilestarikan bukanlah keserasian dan
keseimbangan lingkungan, melainkan diinginkan daya dukung
lingkungan yang dapat menopang secara berikelanjutan pertumbuhan
dan perkembangan sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu
dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik (Soemarwoto,
1989: 73 )
Pembangunan harus mempunyai tujuan tujuan jangka panjang
dalam arti pembangunan tidak hanya untuk generasi sekarang, melaikan
juga untuk generasi mendatang, sehingga diharapkar pembangunan
harus berwawasan lingkungan. Sehingga pembangunan dapat
menaikkan mutu hidup, sekaligus menjaga dan memperkuat lingkungan
26
untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan. Daya dukung
selanjutnya ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor biofisika,
sosial, budaya dan ekonomi ( Soemarwoto,1989:82 ).
Faktor biofisik penting dalam menentukan daya dukung yang
terlanjutkan ialah proses, ekologi yang merupakan sistem pendukung
kehidupan dan keaneragaman jenis yang merupakan sumber daya gen.
Mahkluk hidup secara keseluruhan merupakan sistem dalam daur
materi. Rusaknya daur materi, akan mengakibatkan pencemaran lebih
kuat lagi, kerusakan. daur materi akan mengancam kelangsungan hidup
semua mahluk.
Faktor sosial budaya juga mempunyai peranan sangat penting,
bahkan menentukan dalam daya dukung terlanjutkan, sebab manusialah
yang menentukan apakah pembangunan akan berjalan terus atau
terhenti. Filsafat, agama, seni dan ilmu sangat mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, bukan materi. Karena itu dengan
tidak mengabaikan pentingnya pembangunan materiil, pembangunan
non materiil pun perlu mendapat perhatian.
2) Ruang Lingkup Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan mempunyai ruang lingkup yang culap
luas, antara lain:
a) Pengelolaan lingkungan secara rutin;
b) Perencanam dini pengelolaan lingkungan suatu daerah yang menjadi
dasar dan tuntutan bagi perencanaan pembangunan
27
c) Perencanaan pengelolaan lingkungan mendasarkan perkiraan
dampak lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat suatu
pembangunan yang sedang direncanakan
d) Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingungan
yang mengalami kerusakan, baik karena sebab alamiah maupun
karena tindakan manusia
Pembuangan sampah dan pembuatan saluran pembuangan limbah
dapur dan kamar mandi merupakan kegiatan dalam pengelolaan
lingkungan. Perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini perlu
dikembangkan untuk dapat memberikan petunjuk pembangunan apa
yang sesuai di suatu daerah, tempat pembangunan itu dilakukan dan
bagaimana pembangunan itu dilaksanakan.
Pengelolaan lingkungan yang akhir - akhir ini banyak mendapat
perhatian ialah mencakup aspek perencanaan pengelolaan lingkungan
berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan terjadi sebagai
akibat suatu proyek pembangunan yang sedang direncanakan dan aspek
perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingkungan
yang mengalami kerusakan, baik karena sebab alamiah maupun karena
tindakan manusia, yaitu berturut-turut untuk rencana proyek
pembangunan dan untuk memperbaiki lingkungan yang mengalami
kerusakan. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan lebih bersifat reaktif
yaitu bereaksi terhadap suatu perencaan atau keadaan tertentu. Hal itu
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pengelolaan lingkungan,
28
terutama karena reaksi itu sering menangani hal-hal yang negatif,
misalnya: pencemaran, kematian populasi hewan, banjir dan tanah
langsor ( Soemarwoto, 1989: 88 ).
Pendidikan lingkungan hidup adalah proses pengenalan nilai dan
penanaman konsep dan ketrampilan untuk mengapresiasikan saling
hubungan antara manusia, kebudayaan dan lingkungan biofisiknya
Pendidikan lingkungan hidup bertujuan agar para pelajar memiliki
pengetahuan, ketrampilan, sikap, motivasi dan rasa keterpanggilan untuk
bekerja secara individual dan kolektif menuju kepada pemecahan dan
pencegahan timbulnya masalah lingkungannya ( Depdikbud, 1987: 27 )
Berdasarkan penjelasan tersebut, pendidikan lingkungan hidup
mengembangkan kesadaran atau keterlibatan pelajar tentang lingkungan
hidup serta masalahnya dan memberikan mereka pengetahuan,
ketrampiln, sikap dan keterikatan motifasi untuk bekerjasama untuk
bekerja secara individual menuju kepada pemecahan masalah serta
upaya penghindarannya.
3) Menjaga Kebersihan Lingkungan sekolah (sarana dan prasarana sekolah)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah termasuk didalamnya sarana dan
prasarana sekolah antara lain:
29
a) Sampah
(1) Pegertian Sampah
Sampah adalah salah satu masalah lingkungan hidup yang
sampai sekarang ini belum dapat ditangani secara baik, terutama di
negeri yang sedang berkembang, apabila sampai tidak terurus
dengan baik akan menyebabkan menurunnya kesehatan dan nilai
estetika lingkungan, oleh karena itu sampah tidak menyangkut
pribadi tetapi juga orang banyak.
Menurut Sidik Warsito, pengertian sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
(2) Sumber-Sumber Sampah
Sampah secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
(a) Sampah Anorganik/ kering
Contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan lain-lain
yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami.
(b) Sampah Organik/ basah
Contoh: Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayur, rempah-
rempah atau sisa buah dan lain-lain yang dapat
mengalami pembusukan secara alami.
(c) Sampah Berbahaya
Contoh: baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dan
lain- lain.
30
(3) Permasalahan Sampah
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan:
(a) Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus
(b) Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara
(c) Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang
membahayakan kesehatan.
(4) Tata cara Pemusnahan Sampah
Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara
sederhana sebagai berikut:
(a) Penumpukan
Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan
secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan
organik. Metode penumpukan ini bersifat murah, sederhana,
tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit
menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau kotoran dan
sumber penyakit dan badan-badan air.
(b) Pengkomposan
Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat
menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomis.
(c) Pembakaran
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat
dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk
menghindari pencemaran asap, bau, dan kebakaran.
31
(d) Sanitary Landfill.
Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan
yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini
memerlukan areal khusus yang sangat luas.
( Wasito, 1990 )
(5) Proses Pengelolalaan Sampah
Menurut Sri Mulyani (2003: 21) sampah padat berasal dari
berbagai sumber seperti rumah tangga, pabrik, rumah sakit, hotel,
warung dan pasar. Biasanya, sampah dari rumah tangga di buang di
tempat sampah dan diangkut ke TPS oleh petugas kebersihan yang
dikelola oleh masyarakat sekitar. Di masyarakat yang tidak
mempunyai petugas kebersihan, penduduk harus membuang
sendiri sampahnya ke TPS.
Sedangkan sampah yang ada di SMP N 24 Semarang
khususnya, termasuk jenis sampah kering antara lain kertas,
plastik, botol-botol dan lain-lain, biasanya dibuang di tempat
sampah masing-masing jurusan dan kemudian dibuang di tempat
pembuangan akhir sampah oleh petugas kebersihan yang dikelola
oleh SMP N 24 Semarang.
Parameter kualitas kebersihan dalam penataan lingkungan
menurut salah satu dosen manageman komunikasi Fikom Unisba
(2006) yaitu: Jumlah tempat sampah, Frekuensi pengumpulan dan
pengakutan sampah, Keterkumpulan dan keterangkatan sampah,
serta Kebersihan sungai
32
Salah satu parameter kualitas kebersihan yang diukur dalam
penelitian ini adalah jumlah tempat sampah. Ketersediaan tempat
sampah yang baik harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu
dalam setiap ruangan antara lain kelas, laboratorium, perpustakaan,
taman hijau, serta MCK yang ada di sekolah tersedia tempat
sampah.
b) Jamban
Menurut Sidik Wasito, jamban adalah sarana kebersihan yang
sederhana yang digunakan untuk membuang sisa metabolisme tubuh
atau bangunan yang digunakan untuk membuang air besar.
(1) Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban
adalah sebagai berikut:
(a) Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air
minum, dan permukaan tanah yang ada di sekitar jamban.
(b) Menghindarkan berkembangbiaknya atau tersebarnya cacing
pada permukaan tanah.
(c) Tidak memungkinkan berkembangbiaknya lalat dan serangga.
(d) Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan
pemandangan yang tidak menyedapkan.
(e) Jarak saptictank kurang lebih 10 meter dari sumber air bersih.
(f) Cukup terang dan cukup lubang.
(g) Mengusahakan konstruksi yang sederhana, kuat dan murah
(h) Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima
masyarakat setempat.
33
(2) Kriteria Jamban Yang Baik:
(a) Terbuat dari porselin atau traso
(b) Sumur pembuangan atau saptictank yang tertutup
(c) Ruang jamban tertutup dan beratap tetapi mepunyai lubang angin
dan usahakan untuk mendapat cahaya
Perlu diketahui saptictank adalah tempat penghancuran dan
pembusukan tinja sehingga terurai menjadi endapan lumpur dan air
bekas tinja.
(3) Pencemaran yang diakibatkan oleh tinja antara lain:
(a) Pencemaran udara, karena baunya
(b) Pencemaran lingkungan, karena tinja berserakan dimana-mana.
(c) Pencemaran air, karena tinja bercampur sembarangan dengan air
yang digunakan untuk berbagai kepentingan
(d) Pencemaran langsung pada makanan, karena binatang yang
dihinggap pada tinja kemudian hinggap di atas makanan.
(4) Cara pemeliharaan jamban yang ideal:
(a) Setiap kali dipakai jamban harus disiram sampai semua kotoran
hilang
(b) Menyediakan tisu khusus untuk menjaga kebersihan
(c) Lantai setiap hari di kosed dan dipel dengan bahan pembunuh
kuman
( Wasito,B. 1990 ).
34
c) Kelas
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting
terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan
dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas
proses perbuatan peserta didik dan mempunyai pengaruh yang positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud
akan meliputi hal-hal dibawah ini:
(1) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak
leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara
peserta didik yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan
aktivias belajar. Besarnya ruangan sangat tergantung pada hal
antara lain:
(a) Jenis kegiatan, apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam
kelas ataukah kerja di ruang praktikum.
(b) Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan-kegiatan
bersama segara klasikal akan berbeda dengan kegiatan
kelompok kecil. Kegiatan klasikal segara relatif membutuhkan
ruangan rata-rata yang lebih per orang bila dibandingkan
dengan kebutuhan ruangan untuk kegiatan kelompok.
35
(2) Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, di mana guru sekaligus
dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Pengaturan tempat
duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses belajar
mengajar.
Beberapa pengaturan tempat duduk di antaranya:
(a) Berbaris berjajar
(b) Pengelompokan yang terdiri atas 8 sampai 10 orang
(c) Setengah lingkaran seperti dalam teater, di mana di samping
guru bisa langsung bertatap muka dengan peserta didik juga
mudah bergerak untuk segera memberikan kepada peserta didik
(d) Berbentuk lingkaran
Individual yang biasanya terlihat di ruang baca, di
perpustakaan, atau di ruang praktik laboratorium
Dengan sendirinya penataan tempat duduk ini dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
(3) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. Jendela
harus cukup besar sehingga memungkinkan panas cahaya matahari
masuk, udara sehat dengan ventialsi yang baik, sehingga semua
peserta didik dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup
mengandung O 2 (oksigen), peserta didik harus dapat melihat
36
tulisan dengan jelas, tulisan di papan, pada bulletin board, buku
bacaan, dan sebagainya. Kapur yang digunakan sebaiknya kapur
yang bebas dari debu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari
sebelah kiri, cukup terang akan tetapi tidak menyilaukan.
(4) Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang
mudah dicapai kalau segera dibutuhkan dan akan dipergunakan
bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku
pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan sebagainya,
hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu gerak kegiatan peserta didik. Cara pengambilan
barang dari tempat khusus, penyimpanan dan sebagainya
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut
segera dapat digunakan (Ahmad Rohani HM, 2004: 127-129).
d) Laboratorium
Menurut kamus besar bahasa Indonesia laboratorium adalah
tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan
peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan).
Persyaratan umum tetang lokasi laboratorium terhadap bangunan
sekolah dan ligkungan di sekitarnya:
(1) Laboratorium tidak terletak di arah angin, hal ini untuk meghindari
terjadinya pencemaran udara.
37
(2) Letak laboratorium mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber
air.
(3) Laboratorium harus mempunyai saluran pembuangan sendiri agar
memghindari pencemaran sumber air penduduk di sekitarnya.
(4) Letak laboratorium mempunyai jarak yang cukup jauh terhadap
bangunan yang lain, hal ini sangat diperlukan agar dapat memberilan
ventilasi dan penerangan alami yang optimal.
(5) Letak laboratorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam
kompleks sekolah/kampus, hal itu erat hubunganya dengan
keamanan.
Fungsi Laboratorium:
(1) Ruang untuk kegiatan belajar mengajar
Ruang ini berisi perlengkapan laboratorim seperti meja, kursi,
lemari dan rak.
(2) Ruang persiapan
Ruang ini diperuntukan bagi guru dan petugas laboratorium yang
lain melakukan persiapan sebelumnya, agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar.
(3) Ruang Gudang
Ruang ini khusus untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang
jarang digunakan.
(Suroso Purwadi, Tobing, 1981: 19-22)
38
e) Perpustakaan
Perpustakaan adalah ruangan dimana mahasiswa dapat mencari
informasi untuk mengembangkan ilmunya melalui membaca buku-buku
yang tersebut.
Perpustakaan diatur berdasarkan fungsi, subjeknya, atau
kombinasi antara keduanya.
(1) Pengaturan berdasarkan fungsinya.
(a) Cirkulasi (circulation)
Meja sirkulasi dapat dijumpai dari lobi perpustakaan,
yang dijaga oleh beberapa pengurus perpustakaan. Pengurus
perpustakaan akan memberi beberapa informasi yang
dibutuhkan, jam berapa perpustakaan akan di buka dan beberapa
buku yang akan dipinjam. Dilobi perpustakaan akan diberi kartu
katalog. Kartu Katalog berisi index buku yag ada di
perpustakaan.
(b) Ruang Penyimpanaan (Reserve Room)
Ruang Penyimpanaan berisi buku-buku atau barang-
barang. Jika akan membaca buku pergi ke ruang penyimpanan,
meminjam buku, menadai buku yang dipinjam untuk beberapa
waktu.
39
(c) Ruang Referensi (Reference Room)
Buku referensi merupakan sumber dari fakta yang
spesifik. Beberapa buku referensi antara lain: ensiklopedia, buku
pegangan, kamus, atlas dan lain-lain.
(d) Ruang Berkala
Perpustakaan yang ruangannya kecil menyimpan majalah,
surat kabar dan pamphlet, sedangkan perpustakaan yag ruangnya
besar menyimpan majalah, surat kabar, dan lain-lain secara
berkala di ruang yang terpisah yaitu ruang berkala. Ruangan ini
memiliki banyak ruangan yaitu ruang browsing, membaca, dan
belajar.
(2) Pengaturan berdasarkan subjek atau divisi
(a) Kartu katalog (Card Catalog)
Aturan di perpustakaan di buat oleh bagian pengaturan. Kartu
katalog di tempatkan berdasarkan bagiannya, dan semua kartu
untuk semua bagian digandakan untuk perpustakaan dan untuk
pemegang kartu.
(2) Microfilm
Microfilm terdiri atas buku-buku yan langka/jarang, skripsi dan
majalah. Microfilm merupakan peralatan untuk mengkopi
halaman yang kamu inginkan.
( Rogan and Buck, 1969: 6-10)
40
f) Taman
(1) Pengertian Taman
Taman (Garden) diterjemahkan dari bahasa ibrani, Gan berarti
melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu
lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan, kegemberiaan dan
kenyamanan. Secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang
lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan,
kegembiraan dan kenyamanan (Laurie, 1986: 9)
(2) Taman Berdasarkan Rancangannya
Berdasarkan rancangannya taman terbagi atas:
(a) Taman alami atau Natural
Taman alami atau natural adalah Suatu taman yang dirancang
untuk memberikan kesan alami atau menyatu dengan alam
(b) Taman Buatan (Artifisial)
Taman buatan atau artifisial merupakan sebuah taman yang
elemen-elemennya lebih banyak didominasi dengan elemen
buatan manusia (Suharto, 1994: 9)
4. Kontribusi antara materi ajar geografi dalam penanaman sikap siswa
dengan kepedulian lingkungan hidup
Bidang keilmuan yang secara langsung membahas materi
pembelajaran mengenai hubungan antara manusia dengan alam
lingkungannya adalah geografi. Oleh karena itu konsep-konsep yang
berlaku pada bidang keilmuan itu mendasari konsep pendidikan
41
lingkungan. Materi ajar geografi mengenai pendidikan lingkungan
menanamkan nilai-nilai luhur mengenai esesi lingkungan bagi kelestarian
hidup manusia, membahas gejala dan masalah kehidupan diwilayah tertentu
dipermukaan bumi. Oleh karena itu, hal yang dibahasnya menyangkut faktor
manusia, faktor alam, faktor ruang yang menjadi wadah kehidupan tersebut
(Nursid, 1979: 18 dan 48). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan lingkungan bagi manusia agar peduli terhadap lingkungan hidup
yang ada disekitarnya.
Materi ajar geografi yang membahas mengenai pengetahuan
lingkungan hidup mempunyai peran yang sangat penting dalam
menciptakan lingkungan yang sehat, khususnya lingkungan di SMP N 24
Semarang. Dengan diajarkannya materi mengenai lingkungan hidup, siswa
akan mengerti bagaimana berinteraksi dengan lingkungan, sehingga akan
tertanam suatu sikap yang peduli terhadap lingkungan hidup. Dengan
adanya sikap peduli terhadap lingkungan tersebut siswa akan lebih mengerti
bagaimana merawat dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah demi
kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan betapa pentingnya materi ajar geografi dalam hal penanaman
sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup di SMP N 24 Semarang.
5. Hipotesis
Pada penelitian ini penulis mengambil Hipotesis (Ha) dengan tema
“Kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap
42
kepedulian lingkungan hidup (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP N
24 Semarang Tahun Ajaran 2006/ 2007) sebagai berikut:
Materi ajar geografi mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap
penanaman sikap siswa dengan kepedulian lingkungan hidup pada siswa
kelas VIII SMP N 24 Semarang Tahun Ajaran 2006/ 2007
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan metode
penelitian yang baik dan dapat dipercaya. Metode atau cara mengolah data
tersebut menjadi dasar simpulan untuk mencapai yang dapat dipertanggung
jawabkan
A. Metode Penentuan Obyek Penelitian
Metode penentuan obyek penelitian meliputi: populasi, sampel, dan
variabel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1997:
108). Populasi dalam penelitian adalah semua siswa kelas VIII SMP N 24
Semarang tahun ajaran 2006 / 2007, yang jumlahnya 240 siswa, dan
terbagi dalam atas 6 kelas
Tabel 1. Populasi Penelitian
NO Kelas Populasi 1 2 3 4 5 6
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F
40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa
Jumlah 240 Siswa (Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
2. Sampel
Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
1997: 109). Mengenai ukuran sampel, apabila subyek peneliti kurang dari
44
dari seratus, lebih baik diambil seluruhnya, sedangkan jumlah seluruh
subyek apabila cukup besar dapat diambil dengan sampel sebanyak 10%
sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih ( Arikunto, 1997: 107 ).
Penelitian ini akan mengambil sampel sari siswa kelas VIII SMP N 24
Semarang tahun ajaran 2006 / 2007.
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proporsional random
sampling yang mana setiap populasi dalam kelas diperlakukan sama,
namun secara proporsional diambil 20% dari keseluruhan populasi.
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel ini sebagai berikut:
a. Pada secarik kertas kecil masing-masing ditulis nomor urut siswa
sejumlah siswa pada masing-masing kelas, lalu kertas tersebut
digulung
b. Gulungan kertas masing-masing kelas dipisahkan lalu dimasukkan
kedalam wadah yang berbeda
c. Wadah dikocok, kemudian dikeluarkan satu persatu gulungan kertas
pada masing-masing kelas sehingga didapat jumlah yang diinginkan.
Berikut perincian jumlah sampel
Tabel 2. Sampel Penelitian
No Kelas Populasi Sampel Sampel 1 2 3 4 5 6
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F
40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa 40 Siswa
20 % 20 % 20 % 20 % 20 % 20%
8 Responden 8 Responden 8 Responden 8 Responden 8 Responden 8 Responden
Jumlah 240 Siswa 48 Responden (Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
45
B. Variabel Penelitian
Untuk mempertegas konsep variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, maka istilah-istilah yang ada pada judul ini perlu diberi pembatasan
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
diselidiki pengaruhnya. Sebagai variabel bebas (X) dalam penelitian ini
adalah Materi ajar geografi. Materi ajar geografi dalam hal ini menyangkut
penguasaan pengetahuan tentang lingkungan hidup oleh siswa dan
sumbangannya bagi sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup.
Sedangkan sub variabelnya meliputi Materi ajar yang terkait sikap siswa
terhadap kepedulian lingkungan hidup
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diramalkan akan timbul
dalam hubungannya yang fungsional dari variabel bebas. Sebagai variabel
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kepedulian lingkungan hidup
siswa. Kepedulian lingkungan hidup siswa menyangkut mengenai sikap
siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah (sarana dan
prasarana). Sedangkan sub variabelnya meliputi:
a. Sikap siswa dalam pengelolaan sampah
b. Sikap siswa dalam menjaga kebersihan kebersihan MCK
c. Sikap siswa dalam menjaga kebersihan ruang pembelajaran yaitu:
kelas, laboratorium, perpustakaan
d. Sikap siswa dalam menjaga kebersihan Taman Hijau
46
C. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner / Angket
Untuk memperoleh data–data yang diperlukan dalam penelitian ini
digunakan metode angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997:128 )
Berdasarkan pendapat diatas maka yang disebut angket merupakan
daftar suatu pertanyaan secara tertulis mengenai suatu hal yang harus
dijawab dan dikerjakan sebagai laporan tentang keadaan pribadinya.
Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
kuesioner tertutup, angket ini digunakan untuk mendapatkan jawaban
tentang kontribusi materi ajar geografi yang berjumlah 60 soal yang terdiri
atas angket mengenai materi ajar geografi dengan 20 soal dan 4 pilihan
jawaban sehingga responden cukup menentukan pilihan, serta angket
Kepedulian Lingkungan Hidup Sekolah dengan 40 pernyataan
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera seperti penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 1997: 133)
Metode observasi memungkinkan peneliti mengamati dari dekat
gejala yang diteliti, dalam hal ini peneliti semata – mata hanyalah sebagai
pengamat, yaitu mengamati tentang bagaimana tingkah laku siswa
3. Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode–metode yang lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal–hal atau variabel yang
47
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya ( Arikunto, 1997: 135 )
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari
data mengenai siswa kelas VIII SMP N 24 Semarang tahun ajaran 2006 /
2007, data tersebut berisi mengenai jumlah kelas VIII secara keseluruhan
dan jumlah siswa kelas VIII tiap kelas. Selain itu juga digunakan untuk
mendokumentasikan gambaran nyata mengenai kondisi sarana dan
prasarana yang ada di sekolah.
D. Instrumen Angket
Instrumen merupakan alat pengumpul data. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket/ kuesioner yang bersifat tertutup dengan
jawaban yang sudah disediakan dalam bentuk pilihan ganda.
Angket tersebut berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan
kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap
kepedulian lingkungan hidup
Berdasarkan kisi–kisi instrument tersebut selajutnya dikembangkan
menjadi pertanyaan yang terdapat dalam lembar angket, sebelum digunakan
angket tersebut diujicobakan pada siswa sampel penelitian. Uji coba bertujuan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket
1. Uji coba angket
Langkah–langkah yang perlu diambil dalam uji coba angket adalah
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
48
1) Validitas Angket
2) Membuat kisi–kisi angket
b. Pelaksanaan
Uji coba dilaksanakan kepada siswa kelas VIII SMP N 24
Semarang tahun ajaran 2006/ 2007. Perangkat angket tersebut terdiri
atas 60 butir pertanyaan/ pernyataan yang terdiri atas 20 butir
pertanyaan mengenai materi ajar geografi yang terkait dengan materi
ajar tentang lingkungan hidup, dan 40 pernyataan mengenai sikap
siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup. Uji coba ini diikuti oleh
20 siswa.
c. Tahap Analisis
Analisis yang ditujukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen
1) Validitas Angket
Validitas soal dalam metode ini ditentukan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar
( )( )( ){ } ( ){ }2222 ΣΥ−ΣΥΣΧ−ΣΧ
ΣΥΣΧ−ΣΧΥ=
NN
Nrxy
Keterangan:
xyr : Koefisien Korelasi
N : Jumlah Subyek
Χ : Skor butir
Υ : Skor total (Arikunto, 1997: 243)
49
Harga r xy yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga
tabel product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika r xy > r tabel
maka butir soal tersebut valid. Berdasarkan hasil uji coba
instrumen pengetahuan siswa terhadap materi ajar geografi tentang
lingkungan hidup diperoleh 2 butir soal yang tidak valid yaitu
nomor 9 dan 17 dengan koefisien korelasi masing-masing -0,325
dan -0,301 yang kurang dari rtabel (0,444), sehingga terdapat 18
butir soal yang layak digunakan untuk pengambilan data karena
masuk dalam kategori valid. Pada instrumen sikap siswa terhadap
kepedulian lingkungan hidup diperoleh 4 butir angket yang tidak
valid yaitu soal nomor 9 dengan koefisien korelasi -0,087, soal
nomor 15 (-0,203), soal nomor 34 (-0,106) dan soal nomor 39 (-
0,015). Keempat koefisien korelasi tersebut kurang dari rtabel
(0,444). Jadi terdapat 36 butir angket yang layak digunakan untuk
pengambilan data selanjutnya.
2) Reliabilitas Angket
Reliabilitas dapat menunjukkan pada suatu pengertian bahwa
instrumen untuk dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas penelitian ini
adalah rumus Alpha, yaitu:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ Σ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= 2
2
11 11 t
b
kkr
σσ
Keterangan:
50
2σΣ : Jumlah varian total
n : Jumlah butir angket
2tσ : Varian skor total
( Arikunto, 1997: 171 )
Harga 11r kemudian dibandingkan dengan tabelr product moment
dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan N. Jika 11r >
tabelr maka berarti instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil
analisis reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas untuk instrumen
pengetahuan siswa terhadap materi ajar geografi tentang
lingkungan hidup sebesar 0,796 dan untuk instrumen sikap siswa
terhadap kepedulian lingkungan hidup sebesar 0,934. Kedua
koeifisien reliabilitas tersebut melebihi rtabel (0,444) yang berarti
dalam kategori reliabel.
E. Metode Analisis Data
1. Menghitung Deskriptif Porsentase
Data dari hasil angket siswa tentang sikap siswa terhadap kepedulian
lingkungan hidup dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-
langkah sebagai berikut
Tabel 3. Tingkat skor
NO Pilihan Skor 1 A 4 2 B 3 3 C 2 4 D 1
51
a. Merekap nilai
Menghitung frekuensi untuk tiap kategori jawaban yang ada pada
masing–masing indikator
b. Menghitung persentase dengan rumus
DP = n / N x 100 %
Keterangan:
P : Persentase nilai yang diperoleh
N : Jumlah keseluruhan responden
n : Jumlah jawaban responden (Ali , 1987: 184 )
Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan
kriteria persentase untuk ditarik kesimpulan.
Adapun langkah–langkah pembuatan kriteria persentase adalah:
1) Mencari Persentase Maksimal
= 100min
ximalskor
alskormaksim %
= 10044 x %
=100%
2) Mencari Persentase Minimal
= 100min xalskormaksim
imalskor %
= 10041 x %
= 100%
3) Menghitung rentang persentase
52
= Persentase Maksimal-Persentase Minimal
= 100% - 25%
= 75%
4) Menentukan banyaknya kriteria
Kriteria dibagi menjadi 4, yaitu rendah, sedang, tinggi, sangat
tinggi
5) Menghitung rentang kriteria
=eriaBanyakkritgn tanRe
= 7,18475
= %
6) Membuat tabel persentase
Tabel 4. Persentase sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup
Kelas Interval Kriteria
25,00% - 43, 74% 43, 75% - 62, 49% 62, 50% - 81,24% 81, 25% - 100%
Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Hasil kriteria yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara
deskriptif
Untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa terhadap
materi ajar geografi tentang lingkungan hidup dapat dilihat dari
batas ketuntasan yaitu 65. Batas ketuntasan 65 ini ditentukan oleh
guru berdasarkan kondisi siswa dan mengacu pada ketentuan
kurikulum yang berlaku (KTSP) serta masih berpijak pada
Kurikulum Berbasis kompetensi. Apabila nilai kurang dari 65,
53
tergolong belum tuntas dan sebaliknya apabila > 65 tergolong
tuntas.
2. Analisis regresi linier sederhana
Metode ini digunakan untuk mengalisis data penelitian tentang
pengaruh mata pelajaran geografi dalam penanaman sikap siswa terhadap
kepedulian lingkungan hidup pada siswa SMP N 24 Semarang tahun
ajaran 2006/ 2007
Langkah – langkah dalam analisis regresi linier sederhana adalah
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menentukan langka
seterusnya, untuk mengetahui data berdistribusi data yang diperoleh,
rumus yang digunakan adalah chi kuadrat
( )∑=
−=
k
i i
i
EEO
x1
22
Keterangan:
=2x Chi kuadrat
Oi = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
Ei = Frekuensi yang diharapkan (Sudjana, 1996: 273)
b. Menentukan persamaan regresi linier
Bentuk persamaan regresi Y dan X adalah
∧
Y = a + bX
54
Rumus koefisien a dan b adalah:
( )( ) ( )( )( )22
2
ii
iiiii
na
ΣΧ−ΣΧ
ΥΣΧΣΧ−ΣΧΣΥ=
( )( )( )22
ii
iiii
Nn
bΣΧ−ΣΧ
ΣΥΣΧ−ΥΣΧ=
Keterangan:
a = Koefisien a X = Jumlah skor X
b = Koefisien b Y =Jumlah skor Y
n = Jumlah responden
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
ΣX2 = Jumlah seluruh kuadrat skor X
ΣY2 = Jumlah seluruh kuadrat skor Y (Sudjana, 1996: 315)
c. Uji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran
Untuk menguji keberartian regresi dan kelinieran garis regresi
digunakan analisis varians seperti tabel berikut:
Tabel 5. Tabel ANAVA uji keberartian persamaan regresi dan kelinieran
Sumber variasi dk JK KT F
Total n 2iY∑
2iY∑
Reg (a) Reg (b/a) Residu
1 1 n-2
( ) ni /2Υ∑ JKreg= JK(b/a)
JKres=2
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ Υ−Υ∑
∧
ii
JK/n ( )abJKSreg /2 =
2
2
2−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ Υ−Υ∑
=
∧
nS
ii
res
2
2
res
reg
SS
55
Tuna cocok kekeliruan
k-2 n-k
JK (TC) JK (E)
S ( )2
2
−=
kTCJK
TC
S ( )knEJK
e −=2
2
2
e
TC
SS
(Sudjana, 1996: 332)
Keterangan:
JK = 21Y∑
JK (a) = ( )
nY 2
1∑
JK (b/a) = ( )( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ Υ∑Χ∑
−ΧΥ∑n
b
JKres = 2
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −∑
∧
YY
JK (E) = ( )∑ ⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡ ∑−∑
xi inY
Y2
121
JK (TC) = JKres-JK(E)
JK = Jumlah kuadrat
dk = Derajat kebebasan
KT = Kuadrat total
Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu:
1. Harga F1= res
reg
SS
2
2
untuk uji keberatian persamaan regresi
Jika F1≥Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan
taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan
signifikansi
2. Harga signifikansi F2 = e
TC
SS
2
2
untuk uji kelinieran persamaan regresi
56
Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k)
dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut
dinyatakan linier
d. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, rumus yang
digunakan adalah:
rxy =( )( )
( ) ( ){ }( ) ( ){ }2222
1
iiii
iii
nn
n
Υ∑−Υ∑Χ∑−Χ∑
Υ∑Χ∑ΥΧ∑ (Sudjana, 1996: 369)
Keterangan
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
n = Jumlah responden
ΥΧ i = Jumlah hasil kali antara skor X dan Y
Yi = Jumlah seluruh skor
X2i = Jumlah seluruh kuadrat skor X
Y2i = Jumlah seluruh kuadrat skor Y
Selanjutnya harga t yang diperoleh diuji signifikansinya
denganuji t dengan rumus sebagai berikut:
212
rnrt−
−= (Sudjana, 1996: 377)
Keterangan:
n = Banyaknya sampel
t = Koefisien korelasi
dengan derajat kebebasan n-2
57
Jika t > ttabel maka disimpulkan koefisien korelasi r tersebut
signifikansi
e. Koefisien determinisme
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan rumus sebagai berikut:
( )( ){ }( )22
2
ii
iiii
nnb
rΥ∑−Υ∑
Υ∑Χ∑−ΥΧ∑= (Sudjana, 1996: 370)
Keterangan:
2r = Koefisien korelasi
b = Koefisien regresi
n = Jumlah data
X1 = Skor variabel X
Y1 = Skor variabel Y
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Objek Penelitian
a. Letak Lokasi Penelitian
Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SMP N 24
Semarang. Secara administratif SMP 24 Semarang terletak dikelurahan
Sumurejo Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang.
58
Adapun batas-batas letak SMP N 24 Semarang secara geografis
adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Pakintelan dan Magersari
Sebelah Timur : Kecamatan Ungaran
Sebelah Selatan : Kecamatan Ungaran
Sebelah Barat : Kelurahan Plalangan
Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada halaman 59
b. Kondisi fisik SMP N 24 Semarang
1) Jumlah Kelas
Jumlah kelas yang terdapat di SMP N 24 Semarang untuk
kelas VII ada 6 kelas, jumlah kelas VIII ada 6 kelas dengan jumlah
siswa 240, keenam kelas inilah yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini, untuk kelas IX ada 5 kelas.
58
59
2) Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran
di SMP N 24 Semarang adalah ruang kelas yang terdiri atas ruang
laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang
ketrampilan dan musik, UKS, koperasi, BP/ BK, Kepala Sekolah,
guru, TU, OSIS, kamar mandi dan WC guru dan WC siswa,
gudang, ruang ibadah, kantin, ruang parkir, ruang dapur, dan
lapangan olah raga. Tanah yang digunakan untuk berdirinya
gedung yang ada di SMP N 24 Semarang adalah 2877, 25 m2.
Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di SMP N
24 Semarang meliputi sarana bangunan untuk penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar, perpustakaan, dan laboratorium. Sarana
dan prasarana kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk
mendukung kegiatan pembelajaran adalah ruang kelas lengkap
dengan papan tulis, kursi, ruang kantor, ruang tata usaha,
perpustakaan, dan ruang rapat, secara rinci dapat dilihat pada
tabel 6
Untuk mengetahui bagaimana keadaan ruang yang ada di
SMP N 24 Semarang dilakukan suatu observasi. Dari hasil
observasi menunjukkan bahwa di SMP N 24 Semarang sarana dan
prasarana penunjang kebersihan termasuk dalam kondisi baik, hal
ini ditunjukkan dengan adanya penghapus, kemoceng disetiap
kelas dan tempat sampah didepan kelas. Kebersihan lantai dan
60
dinding dalam kondisi cukup bersih, hal ini ditunjukkan dengan
sedikitnya coretan dan tapak sepatu kaki. Untuk kebersihan meja
dan kursi termasuk baik, karena hanya ada beberapa kursi dan meja
yang dicorat-coret.
SMP N 24 Semarang memiliki laboratorium yang relatif
memadai, yaitu adanya laboratorium IPA. Dari hasil observasi
laboratorium IPA termasuk dalam kriteria baik tingkat
kebersihannya. Hal ini dibuktikan dengan tersedianya tempat
sampah, sapu, kemoceng. Untuk kondisi meja dan kursi termasuk
dalam kriteria bersih, karena tidak adanya coretan pulpen dan
tipex.
Perpustakaan yang dikelola oleh SMP N 24 Semarang
menyediakan buku-buku yang memadai dan mendukung proses
belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi tingkat kebersihan
perpustakaan secara umum termasuk dalam kriteria bersih. Untuk
ruang literatur, lantai yang dilapisi oleh karpet selalu dalam
keadaan bersih hal ini dikarenakan tiap harinya dibersihkan oleh
petugas perpustakaan dan siswa, selain itu siswa selalu melepas
sepatu sebelum memasuki ruang perpustakaan. Lantai yang dilapisi
dengan karpet digunakan sebagai sarana untuk membaca
diperpustakaan
61
Tabel 6. Daftar sarana dan prasarana penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di SMP N 24 Semarang
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Ruang Kelas Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Komputer Ruang Laboratorium Ruang Perpustakaan
17 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang
( Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
2) Kondisi MCK
Gedung yang terdapat di SMP N 24 Semarang meliputi
gedung untuk ruang kepala sekolah, ruang guru dan karyawan,
ruang tata usaha, ruang kelas, ruang laboratorium IPA, ruang
komputer, ruang perpustakaan, ruang ketrampilan dan musik,
UKS, koperasi, OSIS dan BP/ BK. Gedung yang memiliki MCK
hanya terdapat di ruang kepala sekolah, ruang guru dan karyawan
dan untuk MCK untuk siswa disendirikan.
a. Ruang kepala sekolah terdiri atas satu ruangan dengan WC ada
didalamnya. Dari hasil observasi kebersihan WC termasuk
dalam keadaan baik, kondisi air dan bak juga baik, serta WC
tidak berbau
b. Ruang guru dan karyawan terdiri atas satu ruangan dengan WC
ada didalamnya. Dari hasil observasi kebersihan air dan WC
termasuk dalam kriteria baik, kondisi air dan bak juga baik,
serta WC tidak berbau
62
c. WC untuk siswa disendirikan dari ruang kelas. Dari hasil
observasi kebersihan air dan WC termasuk dalam kategori baik,
hal ini ditunjang dengan adanya tempat sampah dan sapu.
Untuk kebersihan lantai dan dinding termasuk dalam kondisi
baik karena tidak adanya coretan dan tapak kaki sepatu.
3) Kondisi Taman Hijau
Taman hijau di SMP N 24 Semarang sudah cukup baik.
Taman hijau di SMP N 24 Semarang hampir terdapat disetiap
belakang dan depan gedung. Dari hasil observasi kondisi taman
hijau termasuk dalam kondisi baik, walaupun ada sedikit sampah
yang ada disekitar taman, seperti sampah organik. Hal ini
dikarenakan disetiap sudut taman disediakan tempat sampah dan
sapu
4) Tenaga Pengajar dan Administrasi
Tenaga pengajar berjumlah 36 orang, terdiri atas 31 guru
tetap, 2 guru Bantu pusat, 2 guru bantu daerah, dan kepala sekolah,
tenaga administrasi 9 orang
5) Kurikulum
Kurikulum yang digunakan kurikulum 2006/ 2007 atau KTSP.
63
2. Pengetahuan Siswa terhadap Materi Ajar Geografi tentang
Lingkungan Hidup
Pengetahuan siswa terhadap materi ajar geografi tentang
lingkungan hidup dapat dilihat dari 7 indikator yaitu: mengidentifikasikan
unsur-unsur lingkungan hidup, menafsirkan arti penting lingkungan bagi
kehidupan, mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
hidup dan faktor penyebabnya, memberi contoh usaha pelestarian
lingkungan hidup, mendeskripsikan tujuan dan sasaran pembangunan
nasional, menafsirkan hakikat pembangunan berwawasan lingkungan dan
mengidentifikasikan ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan
hidup. Gambaran tentang pengetahuan siswa dari ketujuh indikator
tersebut dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Lingkungan Hidup
No Indikator pengetahuan siswa Nilai Kriteria
1 Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan hidup 72.92 Tuntas
2 Menafsirkan arti penting lingkungan bagi kehidupan 60.42
Tidak tuntas
3
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya 65.63 Tuntas
4 Memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup 75.00 Tuntas
5 Mendeskripsikan tujuan dan sasaran pembangunan nasional 85.42 Tuntas
6 Menafsirkan hakikat pembangunan berwawasan lingkungan 55.21
Tidak tuntas
7 Mengidentifikasikan ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup 83.33 Tuntas
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
64
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai dalam mengidentifikasi
unsur-unsur lingkungan hidup mencapai 72,92 dalam kategori tuntas,
dalam menafsirkan arti penting lingkungan bagi kehidupan mencapau
60,42 dalam kategori belum tuntas. Pada indikator mengidentifikasikan
bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya
mencapai 65,63 dalam kategori tuntas, pada indikator memberi contoh
usaha pelestarian lingkungan hidup mencapai 75 dalam kategori tuntas.
Dalam hal mendeskripsikan tujuan dan sasaran pembangunan nasional
mencapai 85,42 dalam kategori tuntas, namun ketika menafsirkan hakikat
pembangunan berwawasan lingkungan mencapai 55,21 dalam kategori
tidak tuntas. Saat mengidentifikasikan ciri-ciri pembangunan yang
berwawasan lingkungan hidup mencapai 83,33 dalam kategori tuntas.
Secara umum pengetahuan siswa tentang materi ajar geografi masih
tergolong baik, karena telah melebihi batas tuntas (65). Dari 48 siswa yang
diteliti ternyata 34 siswa telah mencapai ketuntasan. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Gambaran Umum Pengetahuan Siswa terhadap materi Ajar Geografi tentang Lingkungan Hidup
Nilai Kriteria Frekuensi Persentase > 65 Tuntas 34 70.8 < 65 Belum tuntas 14 29.2
Jumlah 48 100
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
65
Terlihat dari tabel 8, sebanyak 70,8% siswa telah tuntas dalam
menguasai materi ajar geografi tentang lingkungan hidup, selebihnya
29,2% masih belum tuntas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12
3. Sikap Siswa terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup di Sekolah
Sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup di sekolah
dapat dilihat dari empat komponen yaitu: sikap siswa dalam pengelolaan
sampah, menjaga kebersihan MCK, menjaga kebersihan ruang
pembelajaran, menjaga kebersihan taman hijau.
a. Sikap siswa dalam pengelolaan sampah
Sikap siswa dalam pengelolaan sampah tergolong baik. lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Sikap Siswa dalam pengelolaan Sampah
Interval Kriteria Frekuensi Persentase 81,26 - 100,0 Sangat baik 4 8.3 62,51 - 81,25 Baik 42 87.5 43,76 - 62,50 Kurang baik 2 4.2 25,00 - 43,75 Tidak baik 0 0.0 Jumlah 48 100
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat dari tabel, sebanyak 42 siswa (87,5%) memiliki sikap
yang baik dalam pengelolaan sampah, selebihnya 4 siswa (8,3%)
dalam kategori sangat baik dan 2 siswa (4,2%) dalam kategori kurang
baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa memiliki sikap yang baik karena memiliki
memiliki sikap yang positif untuk membuang sampah di tempat
66
sampah, menjaga ketersediaan tempat sampah, mengumpulkan sampah
di tempat sampah dan setuju bahwa sampah perlu dibakar di belakang
sekolah.
b. Sikap siswa dalam Menjaga Kebersihan MCK
Sikap siswa dalam menjaga kebersihan MCK tergolong baik.
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Sikap Siswa dalam Menjaga Kebersihan MCK
Interval Kriteria Frekuensi Persentase 81,26 - 100,0 Sangat baik 1 2.1 62,51 - 81,25 Baik 42 87.5 43,76 - 62,50 Kurang baik 5 10.4 25,00 - 43,75 Tidak baik 0 0.0 Jumlah 48 100
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat dari tabel, sebanyak 42 siswa (87,5%) memiliki sikap
yang baik dalam menjaga kebersihan MCK, selebihnya 1 siswa (2,1%)
dalam kategori sangat baik dan 5 siswa (10,4%) dalam kategori kurang
baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa memiliki sikap yang baik untuk menjaga
kebersihan MCK karena sudah memiliki kesadaran untuk mengguyur
toilet, menutup WC setelah menggunakannya. Di samping itu siswa
memiliki kesadaran untuk menutup keran air dan tidak mencoret-coret
dinding saat menggunakan WC.
67
c. Sikap siswa dalam Menjaga Kebersihan Ruang Pembelajaran
Sikap siswa dalam menjaga kebersihan ruang pembelajaran
tergolong baik. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Sikap Siswa dalam Menjaga Kebersihan Ruang Pembelajaran
Interval Kriteria Frekuensi Persentase 81,26 - 100,0 Sangat baik 6 12.5 62,51 - 81,25 Baik 40 83.3 43,76 - 62,50 Kurang baik 2 4.2 25,00 - 43,75 Tidak baik 0 0.0 Jumlah 48 100
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat dari tabel, sebanyak 40 siswa (83,3%) memiliki sikap
yang baik dalam menjaga kebersihan ruang pembelajaran, selebihnya 6
siswa (12,5%) dalam kategori sangat baik dan 2 siswa (4,2%) dalam
kategori kurang baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa memiliki sikap yang baik untuk menjaga kebersihan ruang
pembelajaran karena memiliki kesadaran untuk membuang sampah di
tempat sampah di depan ruangan yang telah disediakan, membersihkan
sepatu sebelum memasuki ruang kelas dan laboratorium, melepas
sepatu sebelum memasuki ruang perpustakaan dan pada saat di ruang
pembelajaran tidak mencoret-coret dinding, meja dan kursi.
d. Sikap siswa dalam Menjaga Kebersihan Taman Hijau
Sikap siswa dalam menjaga kebersihan taman hijau tergolong
baik. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.
68
Tabel 12. Sikap Siswa dalam Menjaga Kebersihan Taman Hijau Interval Kriteria Frekuensi Persentase
81,26 - 100,0 Sangat baik 1 2.1 62,51 - 81,25 Baik 32 66.7 43,76 - 62,50 Kurang baik 15 31.3 25,00 - 43,75 Tidak baik 0 0.0 Jumlah 48 100
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat dari tabel, sebanyak 32 siswa (66.7%) memiliki sikap
yang baik dalam menjaga kebersihan taman hijau, selebihnya 15 siswa
(31,3%) dalam kategori kurang baik dan 1 siswa (2,1%) dalam
kategori sangat baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa memiliki sikap yang baik untuk menjaga kebersihan taman
hijau, karena siswa memiliki kesadaran untuk menyiram taman hijau
secara teratur, membuang sampah di tempat sampah yang sudah
disediakan di setiap sudut taman hijau. Mereka juga memiliki
kesadaran untuk selalu menyiram tanam hijau sesuai dengan jadual
piket yang telah ditentukan.
4. Uji Prasyarat
Analisis pengaruh materi ajar dalam penanaman sikap siswa
dengan kepedulian lingkungan hidup dianalisis menggunakan analisis
regresi, dengan syarat bahwa data berdistribusi normal dan linier.
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunkana
uji chi kuadrat. Apabila diperoleh nilai chi kuadrat kurang dari chi
kuadrat tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-3, dengan k adalah
banyak kelas interval, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
69
1) Uji Normalitas Variabel Pengetahuan Siswa tentang Lingkungan Hidup
Hasil uji normalitas data menggunakan uji chi kuadrat untuk variabel
pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup
(Oi-Ei)² Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z Ei Oi
Ei
38.88 - 48.14 38.875 -2.42 0.4922 0.0387 1.8585 1 0.396648.15 - 57.41 48.145 -1.68 0.4535 0.1271 6.1022 10 2.489757.42 - 66.68 57.415 -0.95 0.3264 0.2432 11.6748 13 0.150466.69 - 75.95 66.685 -0.21 0.0832 0.2851 13.6853 11 0.526975.96 - 85.22 75.955 0.53 0.2019 0.1942 9.3226 8 0.187685.23 - 94.49 85.225 1.26 0.3962 0.0811 3.8921 5 0.3154
94.495 2.00 0.4772 χ² = 4.0666
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat dari tabel di atas, diperoleh χ2 hitung sebesar 4,066. Pada taraf
signifikansi 5% dengan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh χ2 tabel sebesar 7,81. Karena
χ2hitung kurang dari χ2
tabel yang berarti bahwa data pada variabel tersebut
berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Variabel Sikap Siswa terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup
Hasil uji normalitas data menggunakan uji chi kuadrat untuk variabel sikap
siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Hasil Uji Normalitas Data Variabel sikap terhadap kepedulianlingkungan hidup
(Oi-Ei)² Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z Ei Oi
Ei
61.42 - 65.47 61.415 -2.46 0.4931 0.0479 2.2969 2 0.038465.48 - 69.53 65.475 -1.60 0.4452 0.1749 8.3928 7 0.231169.54 - 73.59 69.535 -0.74 0.2704 0.3181 15.2692 18 0.4884
73.6 - 77.65 73.595 0.12 0.0478 0.2912 13.9754 11 0.633577.66 - 81.71 77.655 0.99 0.3389 0.1289 6.1887 9 1.277181.72 - 85.77 81.715 1.85 0.4678 0.0288 1.3820 1 0.1056
85.775 2.71 0.4966 χ² = 2.7741
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
70
Terlihat dari tabel di atas, diperoleh χ2 hitung sebesar 2,7741.
Pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh χ2 tabel
sebesar 7,81. Karena χ2hitung kurang dari χ2
tabel yang berarti bahwa data
pada variabel tersebut berdistribusi normal. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 14
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F. Apabila
diperoleh nilai F hitung < Ftabel yang berarti bahwa hubungan antara
variabel membentuk garis lurus. Lebih jelasnya hasil uji linieritas
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Uji Linieritas
Sumber Variasi Dk JK RK F F tabel Kriteria
Tuna Cocok 8 143.530 17.941
Galat 38 491.720 12.9401.386 2.194 Linier
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat pada tabel di atas, diperoleh Fhitung = 1,386. Pada taraf
kesalahan 5% dengan dk1 = 8 berbanding dk 2 = 38 diperoleh F tabel =
2,194. Karena nilai Fhitung < Ftabel, dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara kedua variabel bersifat linier. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 15.
71
5. Kontribusi Materi Ajar Geografi dalam Penanaman Sikap Siswa
terhadap Kepedulian Lingkungan Hidup
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh materi ajar gepgrafi
dalam penanaman sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hiduap
dapat dilihat dari hasil uji hipotesis seperti pada tabel 16.
Tabel 16. Uji Hipotesis
Sumber Variasi dk JK RK F F tabel Total 48 256877.551
Regresi (a) 1 255833.716 255833.716Reresi (b|a) 1 408.585 408.585Residu (S) 46 635.250 13.810
29.587 4.052
(Sumber: Hasil Penelitian, 2007)
Terlihat dari tabel di atas, nilai F hitung = 29.587. Pada taraf
signifikansi 5% dengan dk 1 = 1 berbanding dk 2 = 46 diperoleh Ftabel
= 4,052. Karena Fhitung > Ftabel , dapat disimpulkan bahwa hipotesis
diterima. Dengan kata lain ada pengaruh materi ajar dalam penanaman
sikap siswa dengan kepedulian lingkungan hidup. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 15
b. Analisis Korelasi dan Determinasi
Berdasarkan hasil analisis korelasi antara pengetahuan
lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan
hidup sebesar 0,626. Besarnya kontribusi pengetahuan siswa terhadap
materi ajar geografi tentang lingkungan hidup terhadap sikap siswa
terhadap kepedulian lingkungan hidup dapat dilihat dari koefisien
determinasi yaitu (0,626)2 x100% = 39,1% .
72
B. Pembahasan
Sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup perlu dipupuk sejak
dini. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu
membina, mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkah laku
kependudukan dan mengelola lingkungan hidup secara rasional dan tanggung
jawab dalam rangka memelihara keseimbangan sistem lingkungan dan
penggunaan sumber alam secara bijaksana demi tercapainya peningkatan
kesejahteraan hidup baik spiritual maupun material (Depdikbud, 1994:2).
Sesuai dengan tujuan tersebut sikap kepedulian lingkungan perlu dibina dan
dikembangkan, sebab dengan adanya sikap yang baik diharapkan terbentuk
perilaku peduli terhadap lingkungan hidup. Penanaman sikap yang baik dan
peduli menjadi kunci utama agar tujuan pendidikan lingkungan tercapai.
Penanaman sikap tersebut dalam kehidupan di sekolah seperti di SMP N 24
Semarang (Lihat Gambar 1 dan 2 Lampiran 19 Halaman 116) dapat
diwujudkan dalam bentuk pengembangan sikap siswa untuk menjaga
lingkungan di sekitar sekolah seperti pengelolaan sampah, menjaga kebersihan
MCK, menjaga kebersihan ruang pembelajaran yang mencakup kelas,
laboratorium dan perpustakaan serta menjaga kebersihan taman hijau.
Terkait dengan keempat indikator tersebut ternyata sebagian besar dari
siswa telah menunjukkan sikap yang baik. Berdasarkan data yang diperoleh,
sebanyak 87,5% siswa telah menunjukkan sikap yang baik dalam pengelolaan
sampah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
pandangan yang positif terhadap pengelolaan sampah dan tempat sampah yang
73
baik. Mereka memiliki perasaan senang terhadap pengelolaan sampah dan
memiliki kemampuan yang baik untuk berusaha mengikuti pengelolaan
sampah yang baik. Mereka memiliki sikap untuk selalu membuang sampah di
tempat smapah yang telah disediakan dan selalu menjaga ketersediaan tempat
sampah. Sampah-sampah yang terkumpul dibuang di tempat pembuangan
akhir yang berada di belakang sekolah, serta membakar sampah-sampah
tersebut agar tidak menumpuk. Sikap dan tindakan siswa untuk membuang
sampah pada tempatnya merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap
pengelolaan sampah (Lihat Gambar 3 Lampiran 19 Halaman 117).
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa tempat sampah tidak hanya
di depan kelas, namun tersedia di ruangan TU, guru maupun kepala sekolah,
serta laboratorium dan perpustakaan. Sampah yang berada di setiap tempat
sampah selanjutnya dikumpulkan menjadi satu di tempat pembuangan akhir
(Lihat Gambar 4 Lampiran 19 Halaman 117). Sampah anorganik dan yang
organik ditimbun, namun pengelolaan masih belum dipisahkan antara yang
organik dan yang non organik. Ditinjau dari kesadaran dalam membuang
sampah tergolong baik. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa
sampah-sampah tidak berserakan di sembarang tempat, namun sudah
terkumpul di tempat sampah yang tersedia. Siswa juga memiliki kesadaran
yang tinggi untuk memelihara tempat sampah, terbukti dari hasil observasi
yang menunjukkan bahwa tempat sampah masih dalam kondisi baik, tidak
rusak dan masih berada pada tempatnya (Lihat Gambar 5 Lampiran 19
Halaman 118).
74
Berdasarkan hasil penelitian ternyata sebagian besar siswa memiliki
sikap yang baik untuk menjaga kebersihan MCK. Dari data terdapat 87,5%
siswa memiliki sikap yang baik dalam menjaga kebersihan MCK (Lihat
Gambar 6 Lampiran 19 Halaman 118). Mereka memiliki pandangan yang
positif terhadap pengelolaan MCK atau toilet, memiliki perasaan senang
terhadap pengelolaan MCK dan memiliki kemampuan yang baik untuk
berusaha mengikuti pengelolaan MCK secara baik. Sikap yang positif untuk
menjaga kebersihan MCK ditunjukkan dari sikap siswa yang selalu
mengguyur toilet setelah selesai menggunakannnya, mematikan kran dan tidak
mencoret-corert dinding WC serta menutup pintu agar tidak menimbulkan bau
( Lihat Gambar 7 Lampiran 19 Halaman 119).
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa kondisi MCK di
SMP Negeri 24 Semarang tergolong cukup bersih. Sikap siswa yang baik
untuk menjaga kebersihan MCK tersebut karena tersedianya sarana
pendukung yang memadai seperti air dalam kondisi bersih, adanya tempat
sampah di depan MCK, sehingga bebas dari sampah (Lihat Gambar 8
Lampiran 19 Halaman 119).
Berdasarkan hasil penelitian ternyata sebagian besar siswa sudah
memiliki sikap yang baik dalam menjaga kebersihan ruang pembelajaran yaitu
kelas, labortorium dan perpustakaan. Berdasarkan data yang diperoleh
sebanyak 83,3% siswa memiliki sikap yang baik bahkan 12,5% memiliki
sikap yang sangat baik untuk menjaga kebersihan ruang pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa memiliki padangan yang baik tentang pengelolaan
kelas, laboratorium dan perpustakaan. Siswa juga merasa senang dan memiliki
75
kemampuan yang baik untuk usaha mengikuti dalam hal pengelolaan kelas,
laboratorium dan perpustakaan. Sikap yang positif untuk menjaga kebersihan
ruang pembelajaran ditunjukkan dari banyaknya siswa yang membuang
sampah di tempat sampah yang tersedia di depan kelas, di laboratorium dan
perpusatkaan. Ketika memasuki ruang kelas dan laboratorium, sebagian besar
siswa membersihkan sepatu agar tidak mengotori lantai, sedangkan ketika
memasuki perpustakaan sebagian besar siswa memiliki kesadaran yang tinggi
untuk melepas sepatu agar tidak mengotori karpet di perpustakaan (Lihat
Gambar 9 Lampiran 19 halaman 120).
Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran bahwa di setiap
ruangan kelas, laboratorium dan perpustakaan tersedia tempat sampah, sapu,
kesed, kemoceng, penghapus dengan kondisi yang baik. di samping itu lantai,
dinding dan meja serta kursinya dalam keadaan bersih ( Lihat Gambar 10 dan
11 Lampiran 19 Halaman 120).
Hal ini disebabkan karena berjalannya jadual piket di setiap kelas oleh
siswa, meskipun untuk ruangan perpustakan dan laboratorium dikelola oleh
sekolah melalui petugas kebersihan. Namun demikian, kesadaran siswa untuk
selalu menjaga kebersihan di ruang laboratorium tergolong baik, terbukti
ketika selesai kegiatan praktikum, siswa selalu membersihkan ruang tersebut
serta merapikan kembali kursi dan meja yang digunakan (Lihat Gambar 12
Lampiran 19 Halaman 121)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa untuk menjaga
kebersihan taman hijau tergolong baik (Lihat Gambar 13, 14, 15 Lampiran 19
76
Halaman 122). Hal ini terbukti dari data yang menunjukkan bahwa 66,7%
siswa memiliki sikap yang baik, meskipun masih ada 31,3% siswa yang masih
memiliki sikap kurang baik untuk menjaga taman hijau.
Tingginya sikap siswa dalam hal pengelolaan sampah, menjaga
kebersihan MCK, ruangan pembelajaran maupun taman hijau karena salah
satunya adanya pembelajaran tentang lingkungan yang terintegrasi pada mata
pelajaran geografi. Pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup tergolong
cukup baik sehingga memberikan kontribusi terhadap sikap terhadap
kepedulian lingkungan hidup di lingkungan sekolah.
Hal ini terbukti dari hasil analisis regresi diperoleh Fhitung = 29,587 >
Ftabel = 4,052 sehingga hipotesis diterima yang berarti adanya pengaruh yang
signifikan pengetahuan siswa tentang materi ajar geografi yang berkaitan
dengan lingkungan hidup terhadap sikap siswa terhadap kepedulian
lingkungan hidup. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata sebanyak 70,8%
memiliki pengetahuan yang baik (tuntas). Tingginya pengetahuan ini menjadi
modal dasar bagi siswa untuk bersikap peduli terhadap lingkungan hidup di
sekolah yaitu mengelola sampah, menjaga kebersihan MCK, menjaga
kebersihan ruang pembelajaran dan menjaga kebersihan taman hijau. Dari
analisis regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar 39,1% yang berarti
bahwa pengetahuan tersebut memberikan sumbangan terhadap sikap siswa
sebesar 39,1%, selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut seperti
budaya bersih di lingkungan yang tercipta melalui peraturan sekolah yang
salah satunya adalah setiap siswa wajib menjaga kebersihan di lingkungan
77
sekolah. Budaya bersih juga ditanamkan kepada siswa melalui kegiatan setiap
hari Jumat setelah senam pagi yang diwajibkan untuk membersihkan
lingkungan sekolah. Berjalannya regu piket setiap harinya tergolong lancar
sehingga sehingga kedisiplinan siswa untuk menjaga kebersihan. Tidak
dipungkiri pula faktor keluarga juga membentuk sikap dan tindakan siswa
untuk selalu menjaga kebersihan.
78
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa
simpulan antara lain:
1. Tingkat pengetahuan siswa yang terkait dengan penanaman sikap siswa
terhadap kepedulian lingkungan hidup tergolong tuntas dengan persentase
mencapai 70,8%, selebihnya 29,2% masih tergolong belum tuntas.
2. Sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan tergolong baik, terbukti dari
87,5% siswa memiliki sikap siswa untuk mengelola sampah di lingkungan
sekolah, 87,5% siswa memiliki sikap yang baik untuk menjaga kebersihan
MCK, 83,3% siswa memiliki sikap yang baik untuk menjaga kebersihan
ruang pembelajaran dan 66,7% siswa memiliki sikap yang baik untuk
menjaga kebersihan taman hijau.
3. Materi ajar geografi memberikan kontribusi terhadap sikap siswa terhadap
kepedulian lingkungan hidup, terbukti dari analisis regresi diperoleh Fhitung
= 29,587 > Ftabel (4,052). Dilihat dari koefisien detrminasi sebesar 39,1%
menunjukkan bahwa kontribusi materi ajar geografi dalam penanaman
sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 24 Semarang mencapai 39,1%.
79
B. Saran
1. Mengingat bahwa materi ajar geografi berpengaruh dalam penanaman
sikap siswa terhadap kepedulian lingkungan hidup, maka disarankan pada
guru untuk memberikan materi tentang lingkungan hidup tidak hanya
sebatas kognitif saja, namun secara psikomotor dilakukan penilaian
berkaitan dengan sikap dan tindakan siswa untuk menjaga lingkungan
hidup. Penilaian psikomotor perlu dilakukan melalui kegiatan di luar
kelas, seperti aktivitas menjaga kebersihan lingkungan sekolah yang
dimasukkan dalam penilaian, dengan harapan akan timbul motivasi pada
siswa untuk menjaga lingkungan hidup.
2. Kepala sekolah beserta guru harus dapat menciptakan kondisi agar anak
dapat mengembangkan sikap dan tindakan untuk menjaga lingkungan.
Secara real perlu adanya kegiatan rutin untuk menjaga kebersihan,
memberikan sanksi yang tegas namun mendidik bagi siswa yang
membuang sampah di sembarang tempat.
3. Bagi guru-guru lain seperti Bahasa Indonesia, PPKn dan Biologi
diharapkan dapat mengintegrasikan materi tentang lingkungan hidup pada
materi pelajaran yang diampu.
4. Dalam periode tertentu seperti dua minggu sekali diadakan lomba
kebersihan kelas dan lingkungannya, sehingga anak termotivasi untuk
mempertahankan kebersihan kelasnya.
80
DAFTAR PUSTAKA
A, Tabrani. 1992. 1992. Dasar-dasar Pemahaman Kurikulum. Malang: Malang
YA Ali, Muhamad. 1985. Penelitian Kependidikan prosedur dan strategi. Bandung:
Angkasa Arie. 2005. Air Bersih Bebas Bakteri dan Zat Kimia. Jakarta: http://www.
Mediaindo. Co. Id. Arif S, Sandiman dkk. 1990. Beberapa Aspek Pengembangan Belajar. Jakarta :
Mediatama Sarana Perkasa Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan
Evaluatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa Budisulistyo, Hasan. 2003. Pengembangan Evaluasi Dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Semarang : Makalah pada Seminar Kegiatan SP4 Jurusan Geografi FIS UNNES
Daldjoeni. 1982. Pengantar Geografi.Bandung : Alumni Bandung Depdikbud 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran IPA
Biologi. Jakarta: Depdikbud . 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Depdikbud Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 2004 (Standart
Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial). Jakarta : Depdiknas . 2003. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta : Depdiknas E, Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik dan
Implementasi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Moeliyono.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Balai
Pustaka Omi, Kartawijaya. 1988. Metode Mengajar Geografi. Jakarta : Depdikbud Dirjen
Dikti Proyek Pengembangan LPTK Prawiro, R. 1979. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Semarang: Satya Wacana
81
Purwadi, T. 1981. Pengelolaan Laboratorium IPA. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Rogan, Buck. 1969. Using Libraries Effectively. Calivornia Dickenson Puplising
Company Rohani, A. 2004. Pengelolaan Air dan Sanitasi. Jakarta: Rineka Cipta Rososoedarmo, dkk. 1985. Pengantar Ekologi. Bandung: CV Remadja Karya Sudjana.1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Soemartono. 2004. Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Offset:
Jakarta Soemarwoto, Otto. 1989. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan Sugandi. Achmad. 2004. Teori Pembelajaran Semarang: UPT MKK UNNES Suharyono. 2000. Geografi Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Semarang:
UNNES Suharyono. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata
Pelajaran Pengetahuan Sosial Geografi SLTP (Sumber Belajar Geografi). Jakarta : Depdiknas
Suharyono. 2002. Sumber Belajar Geografi, Modul Geografi, C-05. Jakarta:
Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Dinas Pendidikan Nasional Sumaatmadja, Nursid. 1979. Pengantar Kearah Pendidikan Lingkungan Hidup.
Bandung: IKIP, FKIP Sunarko. 2004. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Berbasis Kontekstual
(CTL). Semarang : Makalah pada Seminar atau Lokakarya Jurusan Geografi FIS-UNNES
Syarifudin, Udin. 1989. Konsep dan Makalah Pembelajaran Ilmu Sosial Di
Sekolah Menengah. Jakarta : LPTK Wasito. 1999. Pengelolaan Air dan Sanitasi. Jakarta: www. Google. Com(13
September 2005)
82