11
PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PEMAKAIAN NARKOBA PADA REMAJA STUDI KASUS TUAN MR PASIEN RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT CIBUBUR TUGAS LAPORAN KASUS DISUSUN OLEH: MOHAMMAD DODDY RIZKI DWI PUTRA 1102011166 BIDANG KEPEMINATAN: DRUG ABUSE (KELOMPOK 5) TUTOR: dr. Taufiq Nashrulloh, S.Si

Doddy Case Report

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga berkah

Citation preview

PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PEMAKAIAN NARKOBA PADA REMAJA STUDI KASUS TUAN MR PASIEN RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT CIBUBUR

TUGAS LAPORAN KASUS

DISUSUN OLEH:MOHAMMAD DODDY RIZKI DWI PUTRA1102011166

BIDANG KEPEMINATAN: DRUG ABUSE (KELOMPOK 5)TUTOR: dr. Taufiq Nashrulloh, S.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSINOVEMBER 2014ABSTRACTBackground: Drug abuse is still a serious problem in teenagers life. Users of narcotics, psychotropic and addictive substances in adolescents 12-21 years old are estimated at 14,000 people from total of teenagers in Indonesia about 70 million people. Lack of parental role in the prevention and provide knowledge about dangers of drug use on children become more factors among adolescents who use drugs. Therefore the aim of this paper is to determine parental role in preventing drug use in adolescents.Methods: interviews with young men 19 years old from Malaysia who is a former drug user and has been a patient at Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur, East Jakarta.Results and conclusions: role of family or parents are very important in prevention of drug use in adolescents because parents are first in shaping personality of child to become a mature teens and mentally prepared to face problems encountered and prevent teenagers fall into drug abuse.Keywords: Drugs, Parents, Prevention.PENDAHULUANNarkoba (narkotika dan obat/bahan terlarang) atau Napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif) adalah obat, bahan atau zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh pada kerja otak (susuna saraf pusat) dan sering menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Narkoba yang sering disalahgunakan dan menyebabkan ketergantungan, antara lain heroin (putauw), sabu (metamfetamin), ekstasi, obat penenang dan obat tidur (anxiety sedative), ganja dan kokain. (Martono Lydia H, Satya Joewana. 2006)

Pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif pada usia remaja 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna napza berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru 2013 tercatat 519 orang. (Herdajani F, Irma Rosalinda. 2013)

Kurangnya peran keluarga atau orang tua merupakan faktor risiko tinggi bagi remaja untuk memakai narkoba dikarenakan berbagai sikap orang tua terhadap anaknya diantaranya orang tua terlalu otoriter (serba tidak boleh) atau permisif (serba boleh), orang tua kurang komunikatif dengan anak, orang tua terlalu mengatur anaknya, orang tua terlalu menuntut agar anaknya berprestasi di luar kemampuannya, orang tua yang terlalu sibuk kurang memberi perhatian kepada anaknya, orang tua yang kurang harmonis, bahkan orang tuanya menjadi salah satu pemakai narkoba. (Martono Lydia H, Satya Joewana. 2008)

Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui peran orang tua dalam pencegahan pemakaian narkoba pada remaja studi kasus Tuan MR pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur. Penulisan ini berdasarkan wawancara dengan salah satu pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur, Jakarta Timur.

PRESENTASI KASUS

Tuan MR adalah salah satu mantan pengguna narkoba yang telah menjadi pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Cibubur, Jakarta Timur. Dia sudah menjalani rehabilitasi selama 1 bulan lebih 3 hari. Dia berusia 19 tahun bersuku melayu berasal dari Malaysia. Pendidikan terakhir SMP dan status belum menikah. Tuan MR merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Dalam keluarganya, hanya dia yang memakai narkoba. Tuan MR pertama kali mengkonsumsi narkoba jenis sabu pada umur 13 tahun. Selain jenis sabu, dia juga pernah mencoba narkoba jenis lain diantaranya yaitu ganja, ekstasi dan kokain. Cara penggunaan pada semua jenis narkoba yang dipakai dengan cara dihidu. Tuan MR pertama kali diperkenalkan dengan narkoba oleh teman-temannya. Dia memakai narkoba awalnya karena rasa ingin coba-coba dan rasa penasaran. Pada awal pemakaiannya, Tuan MR hanya menggunakan sedikit tidak sekaligus. Tuan MR dan teman-temannya sering menggunakan zat tersebut di rumah Tuan MR tanpa diketahui oleh orang tuanya.

Orang tua Tuan MR bekerja sebagai petinggi di salah satu perusahaan perminyakan di Malaysia. Tuan MR tidak pernah membeli dan tidak pernah meminta uang kepada orang tua untuk mendapatkan narkoba karena dia mendapatkanya secara gratis meminta kepada teman-temannya. Awalnya kedua orang tua Tuan MR tidak mengetahui jika dia memakai narkoba, akhirnya kedua orang tua dia mulai curiga karena ada penurunan prestasi yang dialami Tuan MR sampai mereka mengetahui jika Tuan MR telah memakai narkoba. Akhirnya Tuan MR dibawa ke Indonesia untuk menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Cibubur, Jakarta Timur oleh pamannya atas permintaan orang tua Tuan MR karena jika dilakukan rehabilitasi di Malaysia takut membuat kedua orang tua Tuan MR kesusahan ditambah kedua orang tua MR yang bekerja sebagai petinggi di perusahaan perminyakan di Malaysia.

DISKUSI

Faktor-faktor yang mendorong penyalahgunaan narkoba yang berasal dari diri sendiri, antara lain faktor kepribadian, fisik, usia, dan lain-lain. Faktor dari luar antara lain: faktor keluarga, sosial, agama dan lain-lain. Berdasarkan yang didapat penulis melalui wawancara kepada Tuan MR, dapat diketahui pasien dapat memakai narkoba dengan mudah di rumahnya sendiri karena kurangnya pengawasan orang tua dan kurangnya peran orang tua dalam pencegahan pemakaian narkoba. Dijelaskan juga bahwa kedua orang tua pasien bekerja sebagai petinggi di perusahaan perminyakan di Malaysia, bahkan mengirim anaknya untuk menjalani rehabilitasi di luar negeri karena tidak ingin pekerjaan mereka terganggu karena perilaku anaknya. Kurangnya peran keluarga atau orang tua merupakan faktor risiko tinggi pada pemakaian narkoba pada kehidupan remaja (Martono Lydia H, Satya Joewana. 2008), menghindari hal tersebut peran keluarga atau orang tua dalam pencegahan pemakaian narkoba pada remaja harus lebih ditekankan.

Keluarga adalah yang mendasari segala perkembangan pribadi seorang anak. Menurut para ahli Psikologi Perkembangan, sejak lahir, ia mendapatkan dasar-dasar yang langsung didapat dari orang tua. Kunci pertama dalam mengarahkan pendidikan dan membentuk mental anak terletak pada peranan orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada budi pekerti orang tuanya. Disinilah anak tumbuh dan berkembang mendapat pelajaran-pelajaran dan pengalaman yang dipelajari orang tua, yang akan memperkembangkan kepribadian yang seimbang. Faktor kepribadian memegang peranan penting bagi keberhasilan seseorang.

Oleh karena itu peran orang tua sangatlah penting dalam mengembangkan pribadi sehingga menjadi remaja yang matang dan siap mental dalam menghadapi masalah serta godaan yang mungkin dihadapi, dan mencegah remeja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. (Herdajani F, Irma Rosalinda. 2013) Menurut Jehani L, dkk (2006) ada beberapa aspek yang harus diketahui bagaimana peran keluarga atau orang tua dalam pencegahaan pemakaian narkoba pada remaja diantaranya, yaitu :

1. Orang tua harus paham narkobaBanyak orang tua yang ragu untuk mendiskusikan masalah narkoba dengan anak-anaknya. Sebagian kita percaya jika anak anak mereka tidak akan terlibat pada hal-hal tersebut. Sebagian lainnya menundanya karena tidak mengetahui bagaimana mereka mengatakannya, atau justru mereka takut untuk memikir tentang hal itu dan mendorong ke arah yang tidak diinginkan. Sebagai orang tua kita harus paham tentang narkoba dan yang perlu diperhatikan adalah strategi penyampaian tentang bahaya narkoba tersebut perlu disesuaikan dengan usia dan tahapan perkembangan anak.

2. Orang tua harus mengawasi kegiatan anakOrang tua sebagai pengawas sesungguhnya menjaga anak untuk menghindari bahaya narkoba. Orang tua juga harus meningkatkan perannya sebagai pengawas. Tetaplah terbangun sampai saat anak pulang pada waktu malam. Para orang tua perlu mengetahui gejala-gejala penyalahgunaan narkoba agar mereka segera membantu. Fungsi orang tua sebenarnya juga sebgai detektor penyalahgunaan narkoba. Tanda tanda perubahan perilaku dan keadaan tubuh anak seperti, munculnya kebosanan pada hal-hal yang awalnya sering dilakukan dengan senang hati. Juga menurunnya prestasi, menjadi mudah tersinggung, malas, mengantuk, berat badan menurun dan suka memakai baju lengan panjang untuk menyembunyikan suntikan pada lengan. (Jehani L, dkk. 2006)

Menurut Abu Hanifah dan Nunung Unayah (2011) peran orang tua atau keluarga dalam pencegahan pemakaian narkoba pada remaja diantaranya, yaitu :

1. Tiada alasan repot mengurus soal pekerjaan sehingga orang tua tidak sempat memperhatikan kehidupan anak yang hidup tanpa kasih sayang. Ayah dan ibu mempunyai kekuasaan sepenuhnya untuk membentuk pribadi yang baik terhadap kehidupan anak-anak. Kebiasaan hidup hormat menghormati, sopan santun, terhadap orang tua harus dimulai sejak masih kanak-kanak. Dalam kehidupan beragama pun orang tua yang harus memulainya dari kecil. Mereka harus dibimbing mengenai tuhan, mengenai kewajiban, belajar agama sehingga mengetahui berbagai perintah dan larangan tuhan.

2. Para orang tua wajib melarang anak-anaknya untuk tidak merokok dan meminum minuman keras. Sebagai pintu gerbang penyalahgunaan narkoba itu kebiasaan merokok dan meminum minuman keras. Dari kebiasaan itu akan beranjak maju pada taraf menghisap ganja dan sampai meminum morfin, kemudian menginjeksikan atau menyuntikkan zat-zat berbahaya ke dalam tubuhnya.

3. Kontrol orang tua dalam mengawasi sikap, tingkah laku, dan kebiasaan anak-anak secara terus menerus, apa yang dibawa anak, apa isi tas sekolah anak, perlu dikontrol dan bila terdapat hal-hal yang tidak semestinya, anak harus diberi peringatan. Demikian pula siapa teman bermain anak dan kemena mereka pergi perlu diketahui orang tua.

4. Orang tua mengisi waktu luang anak jangan dibiarkan kosong sehingga ia berkesempatan untuk membuat hal yang aneh. Isilah waktu luang dengan anak dengan acara-acara sesuai bakat, dan minat yang berguna untuk meningkatkan ketrampilan anak. (Hanifah A, Nunung Unayah. 2011)

Pandangan Islam tentang hukum penggunaan narkoba adalah haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat.Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama.Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan (Majmu Al Fatawa, 34: 204). Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba (Tausikal, 2012) : - - Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah) (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309.Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dhoif). Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba. (Tausikal Muhammad A. 2012)Ada ada beberapa metode orang tua dalam mendidik anaknya untuk mencegah pemakaian narkoba menurut ajaran Islam. Menurut Hartini (2011) setidaknya ada enam metode pendidikan anak yang telah dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu :1. Metode dialog Qurani dan nabawi. Maksud dialog dalam metode ini adalah pembicaraan diantara dua orang atau lebih melalui tanya jawab yang didalamnya ada kesatuan inti pembicaraan sehingga dialog berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pemikirian antar manusia.2. Metode kisah Alquran dan nabawi. Metode kedua ini berupa cara mendidik anak melalui media cerita tentang kisah-kisah teladan yang ada di dalam Alquran maupun pada masa Islam generasi pertama.3. Metode keteladanan. Keteladanan adalah salah stu metode yang efektif dalam mendidik anak. Tanpa keteladanan orang tua sulit mendapatkan ketaatan muthlak dari anaknya. Rasul sebagainya yang dinyatakan Alquran adalah suri tauladan dalam setiap detik kehidupan beliau.4. Metode praktek dan perbuatan. Metode ini merupakan sebuah metode pendidikan dengan cara mengajari anak langsung tanpa memberikan teori yang bertele-tele.5. Metode ibrah dan mauizzah. Dengan metode ini anak diajak untuk bisa mengambil setiap pelajaran atau hikmah dari setiap peristiwa kehidupan yang dialami anak.6. Metode targhib dan tarhib. Istilah lain dari metode ini adalah reward and punishment. Melalui metode ini anak akan mengetahui konsekuensi dari setiap keputusan dan perbuatan yang diambil. (Hartini M. 2011)KESIMPULAN

Peran keluarga atau orang tua sangat penting dalam pencegahan pemakaian narkoba karena orang tua merupakan sarana pertama dalam membentuk kepribadian anak sehingga menjadi remaja yang matang dan siap mental dalam menghadapi masalah yang dihadapi dan mencegah remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan wawancara dengan Tuan MR diketahui orang tua Tuan MR bekerja sebagai petinggi perusahan perminyakan di Malaysia, orang tua Tuan MR tidak memberikan peran dalam pencegahan pemakaian narkoba pada anaknya diantaranya orang tuanya yang terlalu sibuk kurang memberi perhatian kepada anaknya sehingga kurang dalam mendidik anaknya untuk membentuk kepribadian yg baik dan kuat dalam menghadapi masalah seperti penolakan untuk memakai narkoba dan kurangnya peran orang tua dalam memberi informasi tentang bahaya serta kerugian memakai narkoba.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis sangat berterimakasih kepada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur, Jakarta Timur yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan mengumpulkan data informasi dari pasien untuk kelancaran penulisan case report ini. Terima kasih kepada DR. drh. Hj. Titiek Djannatun selaku koordinator penyusun Blok Elektif, dr. Hj. RW. Susilowati, M.Kes selaku koordinator pelaksana Blok Elektif, dr. Nasrudin Noor, SpKJ selaku dosen pengampu bidang kepeminatan Ketergantungan Obat/Drug Abuse. Serta kepada dr. Taufiq Nasrulloh, S.Si sebagai pembimbing kelompok 5 yang telah memberikan bimbingannya, serta teman-teman kelompok 5 drug abuse dan rekan-rekan calon sejawat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi yang telah membantu dalam penulisan case report ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hanifah A, Nunung Unayah. 2011. Mencegah dan Menanggulangi Penyalahgunaan Napza Melalui Peran Serta Masyarakat. Informasi. Vol. 16(1). Hal 33-46.

Hartini M. 2011. Metodologi Pendidikan Anak dalam Pandangan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Talim. Vol. 9(1). Hal 31-43.

Herdajani F, Irma Rosalinda. 2013. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika pada Remaja. Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013. Hal 373-384. Jehani L, dkk. 2006. Mencegah Terjerumus Narkoba. Tanggerang: Visimedia.

Martono Lydia H, Satya Joewana. 2006. 16 Modul Latihan Pemulihan Pecandu. Jakarta: Balai Pustaka.

Martono Lydia H, Satya Joewana. 2008. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka.

Tuasikal Muhammad A. 2012. Narkoba dalam Pandangan Islam. Diunduh tanggal 14 November 2014 dari http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.html