136
Dokumen RENCANA AKSI KOTA PUSAKA (RAKP) KABUPATEN GIANYAR PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN : 2016 PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PEKERJAAN UMUM CV. TRI MATRA DISAIN PT. DUTA DEWATA KONSULTAN Engineering Consultant K S O

Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

DokumenRENCANA AKSI KOTA PUSAKA (RAKP)

KABUPATEN GIANYARPROVINSI BALI

TAHUN ANGGARAN : 2016

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYARDINAS PEKERJAAN UMUM

C V . T R I M A T R A D I S A I N

PT. DUTA DEWATA KONSULTANEngineering Consultant

K S O

Page 2: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

Dokumen RAKP i

kata pengantar…

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya kepada kita semua

sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen Rencana Aksi Kota

Pusaka Kabupaten Gianyar tepat pada waktunya.

Buku ini berisikan materi pendahuluan, profil kota pusaka, tujuan, kebijakan dan

strategi, konsep pengelolaan kota pusaka dan penetapan kawasan prioritas

dalam penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka Gianyar.

Akhir kata tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu kelancaran penyusunan naskah Laporan Pendahuluan ini

Gianyar, September 2016

Tim Penyusun RAKP Kabupaten Gianyar

Page 3: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

Dokumen RAKP ii

daftar isiKATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. I-1

1.2 Tujuan Rencana Aksi Kota Pusaka ............................................................................ I-3

1.3 Landasan Hukum ......................................................................................................... I-3

1.4 Sistematika Rencana Aksi Kota Pusaka.................................................................... I-4

BAB II PROFIL KOTA PUSAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Kota Terkait Morfologi Kota ............................................. 2-1

2.1.1 Signifikansi, Otentisitas/Keaslian dan Integritas................................................... 2-21

2.1.2 Atribut Pusaka .......................................................................................................... 2-24

BAB III TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Tujuan ............................................................................................................................ 3-1

3.2 Kebijakan ...................................................................................................................... 3-1

3.3 Strategi .......................................................................................................................... 3-2

BAB IV KONSEP PENGELOLAAN KOTA PUSAKA

4.1 Rencana Pengembangan Kota Pusaka .................................................................. 4-1

Page 4: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

Dokumen RAKP iii

4.1.1 Sebaran Pusaka Di Tiap Kecamatan.................................................................... 4-1

4.1.2 Kota Gianyar dan Catuspatha sebagai Sentra Kota Pusaka Kota Gianyar

Sebagai Ibukota Kabupaten Gianyar ................................................................. 4-44

4.1.3 Konsep dan Pola Tata Ruang Catuspatha Kota Gianyar................................. 4-47

4.1.4 Arahan Penataan Kawasan Pusaka Catuspatha Kota Pusaka Gianyar........ 4-51

4.2 Rencana Pengembangan Kelembagaan .............................................................. 4-52

4.3 Rencana Partisipasi Pemangku Kepentingan ......................................................... 4-52

BAB V PENETAPAN KAWASAN PRIORITAS

5.1 Penentuan Alternatif Kawasan Prioritas ................................................................... 5-1

5.2 Penentuan Kawasan Prioritas..................................................................................... 5-27

BAB VI ARAHAN DAN INDIKASI PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA

6.1 Arahan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka .................................... 6-1

6.2 Indikasi Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka ................................... 6-2

Page 5: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

1-1

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan implementasi RTRW atau penataan ruang

kota yang konsisten berbasis kekuatan ruang kota dengan nilai-nilai

pusaka di dalamnya serta mendorong diakuinya Kota Pusaka di

Kabupaten Gianyar sebagai Kota Pusaka Indonesia oleh Pemerintah

Pusat dan JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) dan bahkan sebagai

Kota Pusaka Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Kabupaten Gianyar

memiliki keragaman potensi aset pusaka yang belum tergali. Kabupaten

Gianyar memiliki pusaka alam (natural heritage) dan juga pusaka

budaya (cultural heritage) berupa pusaka pusaka artefak fisik dan atribut

tidak berwujud dari individu, kelompok atau masyarakat. Dalam

perjalannnya pusaka-pusaka tersebut mengalami tekanan oleh karena

perkembangan ekonomi dan tuntutan ekonomi masyarakat sekitar,

seperti misalnya pusaka alam mulai terjamah pembangunan fisik

sekitarnya sehingga keasrian dan keindahan alam mulai terganggu oleh

kegiatan manusia. Demikian juga pusaka budaya khususnya situs dan

Page 6: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

1-2

candi mulai didesak oleh pembangunan fisik disekitarnya. Selain kondisi

tersebut keberadaan pusaka baik pusaka alam maupun budaya

diperlukan perhatian yang lebih oleh pemerintah daerah maupun

pemerintah pusat.

Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan untuk mendorong

terwujudnya Pengembangan Kota Pusaka adalah penyusunan Rencana

Penataan Kota Pusaka (RAKP) yang merupakan dokumen rencana

penataan yang berfungsi sebagai panduan penataan kota pusaka

sekaligus panduan rancang kawasan terpilih. Untuk selanjutnya,

ditindaklanjuti dengan kegiatan perencanaan penataan bangunan

kawasan kota pusaka yang mengacu kepada RAKP. RAKP sendiri

memuat pendahuluan (latar belakang, tujuan RAKP, landasan hukum,

sistematika RAKP), profil kota pusaka, signifikansi kota pusaka, tantangan

dan permasalahan dalam melestarikan keunggulan, visi dan misi,

rencana penataan (manajemen kota pusaka, perencanaan dan olah

desain kota pusaka), dan pencapaian rencana penataan hingga tahun

2019, dimana kerangka RAKP dan inventarisasi awal aset pusaka serta

pembuatan draft peta pusaka akan dilaksanakan pada tahun 2016.

Oleh karena itu pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar menyelenggarakan kegiatan

Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka Kabupaten Gianyar yang

nantinya dipusatkan pada kawasan Puri di Pusat ibukota GIanyar.

Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong dan mempercepat

diakuinya Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kota Pusaka di

Indonesia dan diterima sebagai anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia

(JKPI).

Page 7: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

1-3

1.2. Tujuan Rencana Aksi Kota Pusaka

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka

Kabupaten Gianyar ini dimaksudkan untuk mengetahui seluruh aset

pusaka yang dimiliki oleh Kabupaten Gianyar beserta nilai keunggulan

universal didalamnya yang dijadikan dasar dalam upaya

pengembangan kota pusaka kedepannya, khususnya di kawasan Puri di

pusat ibukota Kabupaten Gianyar.

Tujuan Penyusunan Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka Kabupaten

Gianyar adalah untuk menginventarisasi aset pusaka secara lengkap dan

menyusun rencana penataan masing-masing aset pusaka tersebut

dalam rangka pengembangannya, yang pada akhirnya dapat

mendorong pelaksanaan P3KP (Program Penataan dan Pelestarian Kota

Pusaka) di Kabupaten Gianyar.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini, adalah :

• Tersusunnya data base inventarisasi aset pusaka di Kabupaten

Gianyar;

• Tersusunnya peta sebaran aset pusaka skala makro 1:5.000;

• Tersedianya dokumen hasil inventarisasi aset pusaka;

• Tersedianya dokumen Panduan Rancang Penataan Kota Pusaka

Kabupaten Gianyar.

1.3. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

No.49/UM.001/MKP/2001 tentang Pedoman Pelestarian Benda Cagar

Budaya;

Page 8: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

1-4

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional;

8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar Tahun 2012-2032.

1.4. Sistematika Rencana Aksi Kota Pusaka

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka ini terdiri dari 6 Bab, dengan

kerangka sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bagian Pendahuluan ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi

disusunnya RAKP, maksud dan tujuan seta landasan hukum yang menjadi

dasar bagi keikutsertaan sebagai kota pusaka. Bab ini terdiri dari:

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Rencana Aksi Kota Pusaka

1.3. Landasan Hukum

1.4. Sistematika Rencana Aksi Kota Pusaka

Bab II Profil Kota Pusaka

Profil Kota Pusaka terdiri dari gambaran perkembangan kota, kawasan-

kawasan pusaka, signifikansi dan atribut kota pusaka (aspek fisik, sosial

budaya, ekonomi) yang menonjol sebagai hasil sejarah perkembangan

kota. Bab ini terdiri dari:

2.1. Sejarah Perkembangan Kota terkait Morfologi Kota

Page 9: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

1-5

2.2. Signifikansi, Otentisitas/Keaslian dan Integritas

2.3. Atribut Pusaka

Bab III Tujuan, Kebijakan, dan Strategi

Bab ini berisikan tujuan, kebijakan, dan strategi yang dirumuskan setelah

mengidentifikasi beragam potensi dan kendala yang dihadapi dalam

mewujudkan upaya penataan dan pelestarian kota pusaka. Bab ini terdiri

dari:

3.1. Tujuan

3.2. Kebijakan

3.3. Strategi

Bab IV Konsep Pengelolaan Kota Pusaka

Konsep pengelolaan kota pusaka terdiri dari :

4.1. Rencana Pengembangan Kota Pusaka

4.2. Rencana Pengembangan Kelembagaan

4.3. Rencana Partisipasi Pemangku Kepentingan

Bab V Penetapan Kawasan Prioritas

Penetapan kawasan prioritas harus memperhatikan bahwa kawasan

prioritas merupakan hasil dari identifikasi signifikansi asset pusaka untuk

mengantisipasi keterancaman dan degradasi asset pusaka terhadap

tekanan perkembangan kota sehingga memerlukan penanganan yang

mendesak

Bab VI Arahan dan Indikasi Program Penataan dan Pelestarian Kota

Pusaka

Arahan dan indikasi program ini merupakan upaya perwujudan konsep

pengelolaan kota pusaka yang akan dijabarkan ke dalam indikasi

program utama.

Page 10: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-1

BAB IIPROFIL KOTA PUSAKA2.1. Sejarah Perkembangan Kota terkait Morfologi Kota

Kota Keraton Gianyar, 1771 – 1960.

Dua seperempat abad lebih, tepatnya 233 tahun yang lalu, 19 April 1771,

sampai diperingati hari jadinya pada 19 April 2004. Ketika kota yang

dalam erkembangan selanjutnya nama Gianyar dipilih menjadi nama

sebuah keraton istana raja yaitu Puri Agung Gianyar oleh Ida Dewa

Manggis Shakti, maka sebuah kerajaan yang berdaulat penuh dan

otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan

kerajaan-kerajaan di Bali. Persyaratan upacara skala niskala untuk

berfungsinya Puri Agung Gianyar, keraton sebagai ibukota pusat

pemerintahan kerajaan 19 April 1771 itu dapat dijadikan tonggak sejarah

lahirnya kota keraton Gianyar (Mahaudiana, 1988 : 30).

Dari tonggak sejarah yang telah ditegakkan oleh raja (Ida Anake Agung)

Gianyar I, Ida Dewa Manggis yang menggunakan nama alias Manggis

Api, Manggis Shakti, dan Manggis Sukawati memberi isyarat kepada

Page 11: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-2

pembaca bahwa proses menjadi dan ada itu bisa ditarik ke belakang

(masa sebelumnya) atau ditarik ke depan (masa sesudahnya) yang

senantiasa menunjukkan nuansa seni dengan segala dinamika dan

perkembangannya. Perlu dipahami bahwa sesempit apa pun wilayah

kekuasaan kerajaan pada saat baru dibangun tidak akan mengurangi

status kedaulatan dan otonomi kerajaan itu memberi peluang

semaraknya kreativitas produk kesenian.

Secara geografis, wilayah yang sejak dahulu disebut Gianyar itu ternyata

mengalami proses yang telah berlangsung berabad-abad sebelum

tonggak sejarah yang sudah disebut di atas dan hanya dua seperempat

abad lebih sesudahnya. Karena itu, pemahaman akan semakin menarik

jika generasi sekarang mampu merekontruksinya dan menangkap makna

untuk dijadikan spirit (revitalisasi) menghadapi tantangan saat ini danyang

akan datang.

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di wilayah dan

kawasan Gianyar, dapat diduga bahwa telah muncul komunitas di

Gianyar sejak 6000 tahun yang lalu. Itu terkait dengan ditemukannya situs

atau perkakas (arefak) berupa batu, logam perunggu yaitu nekara (bulan

Pejeng), relief yang menggambarkan kehidupan dan candi atau gua di

tebing-tebing sungai (Tukad) Pakerisan sebagai produk berkesenian pada

tahap awal (Sutaba, 1980). Setelah ditemukan bukti-bukti tertulis berupa

prasasti di atas batu atau logam dapat diidentifikasi situs pusat kerajaan

dari dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah

ekspedisi Gajah Mada (Majapahit) dapat menguasai pulau Bali, maka di

bekas pusat markas laskarnya didirikan sebuah keraton, yaitu Keraton

Samprangan kemudian menjadi sebuah desa di kabupaten Gianyar.

Page 12: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-3

Keraton ini merupakan pusat pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh

raja adipati (Ida Dalem) Kresna Kepakisan (1350 – 1380). Dia adalah

pendiri dari dinasti Ida Dalem Kresna Kepakisan. Keraton Samprangan

berusia lebih kurang tiga warsa kemudian keraton pusat kerajaan Bali itu

dipindahkan ke Gelgel oleh putra bungsunya beliau yang bernama Ida

Dalem Ketut Ngulesir, (1380 – 1460) raja adipati di Bali. Keraton Gelgel

kemudian diberi nama Swecalingarsapura dan berlangsung lebih kurang

tiga abad.

Selama pusat pemerintahan berada di Gelgel ada lima raja dari

keturunan Ida Dalem Kresna Kepakisan yang memerintah yaitu : Ida

Dalem Ketut Ngulesir (1380 – 1460), Ida Dalem Waturenggong (1460 –

1550), Ida Dalem Bekung (1550 – 1580), Ida Dalem Segening (1580 – 1630),

dan Ida Dalem Dimade (1630 – 1651). Selama periode 1651 – 1686

kekuasaan pemerintahan di Gelgel diambil alih oleh I Gusti Agung Maruti,

dari keturunan Arya Kepakisan (Babad Dalem, passim).

Cikal bakal penguasa (raja) yang kemudian dikenal sebagai daerah

Gianyar berasal dari keturunan Dalem Segening dan Ida Dalem Dimade.

Sementara itu, pada periode yang bersamaan muncul juga dua pusat

kekuasaan, yaitu I Gusti Ngurah Jelantik di Blahbatuh dan I Gusti Agung

Maruti di Keramas, keduanya berasal dari keturunan Arya Kepakisan,

kemudian daerah kekuasaannya diserahkan dan dimasukkan ke wilayah

kerajaan Gianyar (Babad Dalem; C.C. Berg, 1932). Periode Gelgel berakhir

dengan kekalahan dan berakhirnya kekuasaan I Gusti Agung Maruti pada

tahun 1686. Salah satu putra dari Dalem Dimade yang bernama I Dewa

Agung Jambe dan dengan didukung oleh laskar gabungan (Singarsa,

Denbukit, Badung dan laskar pering gading oncer ganda dari desa Beng)

dapat merebut kembali tahta kerajaan. Selanjutnya, para anglurah yang

Page 13: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-4

memimpin laskar gabungan sepakat menobatkan Ida I Dewa Agung

Jambe sebagai raja (Ida Dewa Agung). Ida I Dewa Agung Jambe

selanjutnya memindahkan keraton pusat pemerintahannya ke Klungkung,

yang dinamai Keraton Semarapura. Periode Klungkung sebagai kerajaan

yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh berlangsung dua abad lebih,

tepatnya 222 tahun (1686 – 1908).

Salah seorang putra Ida Dalem Segening yang bernama Ida I Dewa

Manggis Kuning (1600-an) adalah cikal bakal dinasti Manggis yang

kemudian muncul setelah generasi IV. Sementara itu, salah seorang putra

Ida Dalem Dimade yang bernama Ida I Dewa Agung Pemayun (1640-an)

adalah cikal bakal dinasti Pemayun yang muncul setelah generasi II dan

yang membangun keraton-keraton pusat kekuasaan di Tampaksiring,

Pejeng, dan Kerajaan Payangan (1735 – 1843) kemudian termasuk wilayah

kerajaan Gianyar. Salah seorang putra dari Ida I Dewa Agung Jambe

yang bernama Ida I Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal

dinasti raja-raja yang berkuasa di keraton Sukawati (1711 – 1771). Daerah

kekuasaannya kemudian diambil alih oleh raja Gianyar pada tahun 1771

(Babad Dalem; Babad Dalem Sukawati).

Ketiga cikal bakal penguasa yang muncul di Gianyar yang berasal dari

dinasti Ida Dalem Kresna Kepakisan sejak periode Gelgel sampai periode

Klungkung mengalami pergumulan, silih-berganti, pasang-surut, malang

melintang untuk menuju puncak kekuasaan kerajaan, baik dengan cara

kekerasan maupun secara damai. Dinamika pergumulan antara elite

tradisional dari generasi ke generasi telah berproses. Pada momentum

tertentu, salah seorang di antaranya adalah pembangun kota keraton,

atau kota kerajaan yang menjadi pusat pemerintahan kerajaan yang

disebut Gianyar. Pembangun kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki

otonomi penuh adalah Ida I Dewa Manggis Shakti, generasi keempat dari

Page 14: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-5

Ida I Dewa Manggis Kuning. Berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April 1771,

yang sekaligus menjadi ibukota, dan pusat pemerintahan Kerajaan

Gianyar dipakai sebagai tonggak sejarah. Sejak itu Kerajaan Gianyar

yang berdaulat ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali,

yang terdiri atas sembilan kerajaan yaitu: Klungkung, Karangasem,

Buleleng Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan Gianyar.

Namun, sampai akhir abad ke-19, setelah runtuhnya Kerajaan Payangan

dan Mengwi di satu pihak dan munculnya Jembrana di lain pihak, maka

hanya ada delapan kerajaan di Bali (asta negara), yaitu : Klungkung,

Karangasem, Buleleng, Jembrana, Tabanan, Bandung, Bangli, dan

Gianyar (ENI, 1971).

Petunjuk tertulis dalam dokumen arsip Belanda memberikan bukti kuat

bahwa kerajaan Gianyar yang memiliki otonomi dan kedaulatan wilayah,

kekuasaannya diakui oleh kekuasaan asing Belanda atau kekuasaan

pribumi, raja-raja di Bali. Surat perjanjian pertama, antara Letkol van

Swieten dari pihak Gubernemen Hindia Belanda dan Ida I Dewa Pahang

dari pihak Kerajaan Gianyar, ditandatangani pada tanggal 25 Juli 1849. Isi

perjanjian itu adalah kerjasama bantu membantu antara pihak kerajaan

pribumi dan pihak asing Gubernemen, yang sama-sama memiliki otonomi

dan kedaulatan atas wilayah kekuasaannya dan yang secara

kenegaraan keduanya berstatus sederajat (ANRI, 1964).

Perlu diketahui sejak didirikannya Kerajaan Gianyar oleh raja yang

pertama, yaitu Ida I Dewa Manggis Shakti pada tahun 1771 sampai

ditandatanganinya surat perjanjian dengan pihak Gubernemen oleh Ida I

Dewa Pahang (1847 – 1892) yang juga bergelar Ida I Dewa Manggis

Mantuk Di Satria, telah terjadi beberapa kali suksesi pewarisan takhta.

Sesudah wafatnya Ida I Dewa Manggis Shakti sebagai peletak dasar

Page 15: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-6

Kerajaan Gianyar yang berdaulat penuh, tahta kerajaan diwariskan

kepada putera mahkota yang bergelar Ida I Dewa Manggis Di Madya

(1814 – 1839), raja Gianyar II. Kekuasaannya berakhir karena wafat

kemudian digantikan oleh putera mahkota yang bergelar Ida I Dewa

Manggis Di Rangki (1839 – 1847), raja Gianyar III. Kekuasaannya singkat,

hanya berlangsung delapan tahun dan berakhir karena wafat.

Pewaris tahta berikutnya adalah Ida I Dewa Pahang atau Ida I Dewa

Manggis Mantuk Di Satria (1847 – 1892), raja IV. Gelar Mantuk Di Satria itu

diberikan untuk mengingatkan pada peristiwa bahwa raja ini wafat dalam

pengasinagn (1885 – 1892) di Satria (Klungkung). Pengasingan itu

melibatkan intervensi dari pihak Ida I Dewa Agung di Kerajaan Klungkung.

Raja Gianyar IV, Ida I Dewa Pahang (menurut sumber Belanda) dimusuhi

oleh raja-raja Klungkung, Bangli, Badung, Tabanan, dan Mengwi. Setelah

Ida I Dewa Pahang berhasil diperdaya dan ditawan oleh Ida I Dewa

Agung di Klungkung pada tahun 1885, tahta di keraton Gianyar

mengalami kekosongan sampai wafatnya Ida I Dewa Pahang di

pengasingan Satria (Klungkung) pada tahun 1892. Selanjutnya, wilayah

kekuasaan kerajaan Gianyar dikuasai oleh kerajaan Bangli dan kerajaan

Klungkung. Ketika Ida I Dewa Manggis Mantuk Di Satria wafat di Satria

(Klungkung), kedua puteranya, yaitu Ida I Dewa Pahang dan adiknya Ida I

Dewa Gde Raka beserta keluarganya berhasil lolos meninggalkan tempat

pengasingan untuk kembali ke Gianyar pada bulan Januari 1893. Berkat

dukungan para punggawa yang masih setia di Gianyar, Ida I Dewa

Pahang, raja Gianyar V (1893 –1896), berhasil membebaskan Kerajaan

Gianyar dari cengkraman pendudukan raja-raja tetangga sehingga

Kerajaan Gianyar berdaulat kembali. Setelah wafat digantikan oleh

adiknya yang bernama Ida I Dewa Gde Raka, sebagai raja Gianyar VI.

Atas dasar musyawarah dan mufakat dari para manca, punggawa dan

Page 16: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-7

dukungan rakyat di Kerajaan Gianyar, maka dinobatkanlah Ida I Dewa

Gde Raka, adik dari raja Gianyar V, sebagai raja Gianyar VI (1896 – 1912)

(ANRI, 1964).

Upacara resmi penobatan sesuai dengan tradisi Bali (mabiseka ratu) Ida I

Dewa Gde Raka sebagai raja Gianyar VI ini sangat unik karena

dilaksanakan setelah penyerahan kedaulatan kerajaannya kepada

pemerintah Belanda. Keputusan Ida I Dewa Gde Raka, raja Gianyar VI

untuk menempatkan diri di bawah perlindungan dan kekuasaan

pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 8 Maret 1900 adalah karena

alas an permusuhan yang tidak pernah henti dengan kerajaan-kerajaan

tetangga yaitu : Badung, Mengwi, Bangli, dan Klungkung. Situasi pada

akhir abad ke-19 itu sangat mengacaukan kehidupan di Kerajaan

Gianyar. Pertimbangan yang matang dari seorang pemimpin dan juga

raja yang sangat memperhatikan kawulanya itu memperoleh

perlindungan dari pihak Gubernemen itu dapat diterima dengan baik

pada waktu itu. Tujuannya adalah untuk mencari tempat berlindung guna

menyelamatkan kerajaan dari keruntuhan karena diancam dan diserang

oleh empat kerajaan tetangga dari pelbagai penjuru, seperti yang

disebutkan di atas (Agung, 1989).

Untuk menangkis tekanan-tekanan kerajaan tetangga, raja Gianyar Ida I

Dewa Raka meminta bantuan kepada Karangasem I Gusti Gde Jelantik

pada tahun 1898. Akan tetapi, karena status Kerajaan Karangasem sudah

menjadi stedehouder (wakil) pemerintah Gubernemen, maka permintaan

tersebut dikonsultasikan dulu kepada residen di Singaraja. Keputusan yang

diterima ialah bahwa Residen Liefrinck menolak usul I Gusti Gde Jelantik

dengan alasan agar kerajaan yang merupakan bagian (wakil)

pemerintah Gubernemen tidak terlibat dalam sengketa antar kerajaan di

Page 17: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-8

Bali (Agung, 1989). Raja Gianyar, Ida I Dewa Raka putus asa atas

penolakan bantuan dan berusaha memohon bantuan lagi kepada

pemerintahan Gubernemen, Residen Liefrinck pada tanggal 28 Desember

1899 dan pada tanggal 8 Januari 1900. Isinya yang terpenting adalah

penyerahan kerajaan Gianyar kepada pemerintah Gubernemen, dengan

alas an untuk lestarinya lembaga-lembaga yang ada dan menghindari

kepungan musuh dari segala penjuru (Agung, 1989). Karena lama tidak

mendapat jawaban dari Residen Liefrinck atas suratnya, raja Gianyar

selanjutnya mengirim surat susulan pada tanggal 14 Januari 1900.

Sementara itu Ida I Dewa Agung di Klungkung menawarkan perdamaian

dengan raja Gianyar, Ida I Dewa Raka. Tawaran tersebut disertai dengan

suatu imbalan bahwa Ida Dewa Agung bersedia menjadi perantara

dengan raja-raja lain di Bali, terutama raja Bangli untuk menghentikan

permusuhan dan peperangan dengan Kerajaan Gianyar, asalkan

Kerajaan Gianyar bersedia mengakui kekuasaan tertinggi Ida Dewa

Agung Klungkung. Meskipun tawaran perdamaian tersebut tidak

mendapat respons yang menggembirakan dari sebagian besar

punggawa Kerajaan Gianyar, raja Gianyar tidak dapat menolak tekanan

Ida Dewa Agung Klungkung untuk mengadakan perdamaian.

Perdamaian antara Ida Dewa Agung Klungkung dengan raja Gianyar

akhirnya dikukuhkan juga dengan suatu upacara sumpah yang

berlangsung di Pura Kentel Gumi, Banjarrangkan pada tanggal 26 Januari

1900 (Agung, 1989). Peristiwa sumpah perdamaian itu dilaporkan oleh raja

Gianyar, Ida I Dewa Gde Raka kepada Residen Liefrinck dalam suratnya

tertanggal 17 Februari 1900. Disampaikan dalam suratnya itu bahwa

perdamaian disetujui karena raja Gianyar berada dalam keadaan sulit

dan meminta jawaban atas permohonan penggabungan Kerajaan

Gianyar ke dalam pemerintah Gubernemen. Surat yang terakhir ini

Page 18: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-9

dipertimbangkan masak-masak oleh Residen dan dikonsultasikan kepada

Gubernur Jenderal di Batavia (Agung, 1989).

Permohonan saran dan argumentasi yang disampaikan Residen Liefrinck

dibalas dengan sebuah keputusan Gubernur Jenderal yang disampaikan

oleh sekretaris Umum Hindia Belanda dengan kawat tanggal 28 Februari

1900. Isinya menerima tawaran raja Gianyar agar ditempatkan dalam

hubungan yang sama dengan Gubernemen seperti Karangasem. Selain

petunjuk di atas, Residen Liefrinck mendapat instruksi dari Gubernur

Jenderal untuk menyelidiki kemungkinan penempatan seorang pejabat

Belanda di Gianyar. Berdasarkan instruksi tersebut, Liefrinck bertolak ke

Gianyar untuk mengadakan perundingan dengan raja Gianyar dan para

punggawa kerajaan tersebut guna menyelesaikan masalah Gianyar..

Dengan menumpang kapal pemerintah Condor, Liefrinck disertai oleh

kontrolir urusan politik dan agraris, H.E.J.F. Schwatz dan dua punggawa

dari Buleleng, mereka berlabuh di pantai Lebih pada tanggal 5 Maret

1900. Residen dengan rombongan diterima oleh para pembesar Kerajaan

Gianyar dan diantar ke Ibukota dan mereka menginap di Puri Agung

Gianyar (Agung, 1989). Pertemuan berlangsung selama sehari penuh

pada tanggal 7 Maret 1900. Untuk menjamin kelangsungan

pemerintahan, maka dimuat ketentuan tentang pengangkatan Ida I

Dewa Gde Raka, raja Gianyar VI untuk sementara waktu sebagai

stedehouder (wakil) pemerintah Hindia Belanda di Gianyar. Sambil

menunggu keputusan tetap mengenai pengangkatannya dari Gubernur

Jenderal, dan raja bertindak sebagai wali negeri yang baik, seperti yang

berlaku di Karangasem. Pada hari Kamis malam tanggal 8 Maret 1900,

berita acara tersebut ditandatangani oleh residen Liefrinck dan Ida I

Dewa Gde Raka. (Agung, 1989). Isinya menegaskan bahwa Ida I Dewa

Gde Raka, raja di Kerajaan Gianyar berjanji dengan sungguh-sungguh

Page 19: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-10

bahwa jabatan yang diemban sebagai stedhouder (wakil) pemerintah

Hindia Belanda senantiasa akan memerintah kerajaan Gianyar sebagai

seorang wali negeri yang baik dan setia kepada pemerintahHindia

Belanda.

Dengan keputusan Gubernur Jenderal tertanggal 29 November 1900

No.15, detetapkan bahwa Ida I Dewa Gde Raka dikukuhkan dalam

kedudukan dan martabatnya sebagai Stedehouder (wakil) pemerintah

Hindia Belanda di Kerajaan Gianyar (Agung, 1989). Pelantikannya

dilakukan dengan suatu upacara yang disaksikan oleh semua punggawa

di Kerajaan Gianyar pada tanggal 2 Januari 1901. Selanjutnya, pada

tanggal 15 Juni 1903 Ida I Dewa Gde Raka dinobatkan dalam suatu

upacara penobatan menurut adat agama (mabiseka ratu) sebagai raja

Gianyar dengan gelar Ida I Dewa Manggis, seperti lazimnya dipakai oleh

raja-raja yang berkuasa di Gianyar turun-temurun (sejak Ida I Dewa

Manggis Shakti).

Selama satu dekade, sejak penobatan Ida I Dewa Gde Raka sebagai

stedehouder terjadilah suksesi kepemimpinan. Beliau mengundurkan diri

secara sukarela dengan mengajukan permohonan kepada pemerintah

Gubernemen pada tanggal 12 Mei 1912. Dengan surat keputusan

Gubernur Jenderal pada tanggal 11 Januari 1913, Ida I Dewa Gde Raka

diberhentikan dengan hormat sebagai Stedehouder di Kerajaan Gianyar.

Sementara itu, di Bangli juga terjadi suksesi karena Dewa Gde Tangkeban,

raja Bangli wafat pada tahun 1912. Baik Ida I Dewa Ngurah Agung yang

menggantikan ayahnya, Ida I Dewa Gde Raka (Ida I Dewa Manggis VIII)

di Gianyar maupun pengganti Dewa Gde Tangkeban di Bangli tidak diberi

gelar stedehouder oleh pemerintah Gubernemen. Akan tetapi mereka

diangkat sebagai regent untuk kepala pemerintahan di Gianyar atau

Page 20: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-11

daerah-daerah yang disamakan pada waktu itu berlangsung sampai

tahun 1929. Oleh J. Caron sebagai residen Bali dan Lombok pada waktu

itu diadakan perubahan tata pemerintahan di Bali.

Berdasarkan prinsip bahwa pulau Bali adalah suatu wilayah yang

langsung berada di bawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda, maka

mulai tahun 1929 pulau Bali dibagi menjadi delapan resort (daerah)

pemerintahan. Resort (daerah) pemerintahan itu adalah Buleleng,

Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli dan

Karangasem. Tiap-tiap resort pemerintahan dikepalai oleh seorang

pribumi putra warga Bali yang akan ditunjuk, dari keturunan raja-raja yang

dahulu memerintah kerajaankerajaan di Bali. Untuk resort pemerintahan

Karangasem, Bangli, dan Gianyar tidak perlu diadakan penunjukan

kepala pemerintahan baru, karena di sana keturunan raja-raja yang

berkuasa terdahulu di tiga kerajaan tersebut sudah memangku jabatan

sebagai kepala pemerintahan (Agung, 1989). Akan tetapi, untuk daerah-

daerah lainnya, residen J. Caron mengadakan penyelidikan seksama

siapa-siapa yang dianggap masih keturunan terdekat dari dinasti

kerajaannya masing-masing. Keseragaman tata pemerintahan di Bali

dapat diwujudkan pada tahun 1929. Pulau Bali dibagi menjadi delapan

resort pemerintahan yang diberi nama Bali asli yaitu negara di bawah

pimpinan kepala-kepala pemerintahan yang ditunjuk dari keturunan raja-

raja Bali terdahulu. Para kepala pemerintahan di tiaptiap negara diberi

gelar negara berstuuder (penguasa Negara) dengan disertai pengukuhan

gelar tradisional yang menyerupai tradisi yang berlaku di tiap-tiap

kerajaan. Ida I Dewa Ngurah Agung, sejak tahun 1929 dikukuhkan oleh

pemerintah Gubernemen dengan dua gelar yaitu secara modern

(Bestuurder) atau secara tradisi adat di negara Gianyar (Anak Agung).

Kepala pemerintahan pribumi (Bestuurder, Anak Agung) yang baru

Page 21: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-12

dibentuk ini memiliki tiga ciri dalam sistem pemerintahannya, yaitu

pemerintahan rangkap, adanya jabatn patih sebagai pembantu raja,

dan adanya dewan kerajaan. Patih raja Gianyar berasal dari keturunan

Pasek, sedangkan dewan kerajaan (pesamuan agung) terdiri dari

pembesar kerajaan, yaitu para punggawa, para manca, para pendeta

(W.F. van der Kaaden, 1937). Keistimewaan dalam sistem pemerintahan di

Gianyar adalah pembentukan korps abdi raja yang disebut prayoda

pada tahun 1936. Pembentukan korps tersebut yaitu diilhami oleh barisan

sebagai abdi Sentana di Madura (Kuntowijoyo, 2002).

Selama Pemerintahan stedehouder dan regent (1913 – 1929) kemudian

bestuurder sampai tahun 1938 dan selama Anak Agung Ngurah Agung,

raja Gianyar VII (1913 – 1943) memimpin daerah kerajaannya suasana

aman dan tertib mewarnai kehidupan masyarakatnya. Secara perlahan

bakat alam bersentuhan dengan kemampuan berkreasi para warganya.

Kreativitas waktu-waktu luang telah menampilkan aktivitas seni dan

pelbagai produk karya seni yang sejak semula terkait erat dengan

persembahan untuk keperluan upacara keagamaan Hindu di pura-pura

(kahyangan) untuk kepentingan kehidupan di keraton (puri, istana raja,

court art) yaitu, hiburan dan keindahan bagi raja dan para bangsawan,

elite kerajaan, dan untuk kepentingan rakyat yaitu hiburan dan keindahan

yang dinikmati oleh masyarakat luas (folk art). Sejak itu berkembang

pelbagai produk karya seni antara lain: seni lukis, seni ukir, seni patung, seni

tari pertunjukan, wayang, seni karawitan dan gamelan, seni sastra

kekawin. Melalui kreativitas para seniman dan produk karya-karya seni

mereka, kerajaan Gianyar di Bali semakin dikenal oleh wisatawan

mancanegara (profil Kabupaten Gianyar 2005: Bab VII).

Page 22: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-13

Kabupaten Gianyar “Kota Seni”, 1961 – 1980-an

Kehadiran seniman-seniman berkebangsaan asing : Walter Spies dari Rusia

dan Rudolf Bonnet dari Belanda pada tahun 1928 yang menetap di Ubud

dapat dijadikan tonggak akulturasi terjadinya dinamika kebudayaan

pada unsur karya seni. Atas inisiatif kedua seniman Barat yang

memperoleh dukungan para bangsawan Ubud: Tjokorda Gde Raka

Soekawati (punggawa Ubud), Tjokorda Gede Agung Soekawati dan

Tjokorda Gede Rai (punggawa Peliatan) beserta para seniman Gianyar

mereka bersama-sama membentuk sebuah organisasi modern pertama

para seniman yaitu “Pita Maha” pada tanggal 29 Januari 1936.

Keanggotaannya terdiri dari para pelukis, pemahat, pengukir, pengerajin

anyaman, pengerajin perak dan emas hingga mencapai jumlah 159

orang di Ubud dan di luar Ubud sampai di Badung. Melalui pameran-

pameran yang diselenggarakan di kota-kota di Bali (Singaraja), di Jawa:

Bandung, Yogya, dan Batavia, Surabaya, Tegal, di Sumatra (Medan dan

Palembang), di Kalimantan (Pontianak), bahkan hingga ke luar negeri

(Amsterdam, Den Haag, London), organisasi seniman “Pita Maha” semakin

luas dikenal. Akan tetapi selama pendudukan Jepang dan revolusi

Indonesia aktivitas “Pita Maha” terhenti (“Pita Maha 29 Jan 1936 – 29 Jan

1940” Djatayoe, No. 7, 25 Feb 1940, Th 4, Singaradja: 195 – 202).

Selama masa revolusi, ketika daerah Bali temasuk ke dalam wilayah

Negara Indonesia Timur (NIT), otonomi daerah kerajaan/swapraja tetap

diakui. Namun, semuanya itu dikoordinasikan dalam sebuah lembaga

yang disebut Dewan Raja-raja. Raja Gianyar Ida A.A. Gde Oka, diangkat

sebagai Ketua Dewan Raja-raja pada tahun 1947 menggantikan A.A.

Pandji Tisna, raja Buleleng. Selain itu, pada periode NIT dua tokoh lainnya,

yaitu Tjokorda Gde Rake Soekawati (Puri Kantor Ubud) diangkat menjadi

presiden NIT dan Ide A.A. Gde Agung (Puri Agung Gianyar) menjadi

Page 23: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-14

Perdana Menteri NIT. Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus

1950, Undang-undang NIT No. 44 tanggal 15 Juni 1950 tetap diberlakukan.

Daerah swapraja di wilayah NIT disebut dengan daerah

bahagian/swapraja. Namun, untuk keseragaman pemerintah daerah di

seluruh Indonesia, dikeluarkan Undang-undang No. 69 tahun 1958 yang

mengubah daerah bahagian/swapraja menjadi daerah swatantra tingkat

II (Daswati II). Daswati II itu berlaku secara seragam untuk seluruh Indonesia

sampai tahun 1960. Setelah itu, nama tersebut diganti lagi dengan nama

daerah tingkat II (Dati II), Kabupaten Dati II, dan kabupaten. Dari sisi

otonomi, jelas tampak proses perkembangan yang terjadi di kota

Gianyar. Status otonomi dan berdaulat penuh melekat pada pemerintah

Kerajaan Gianyar sejak 19 April 1771, yang terus berproses sampai otonomi

daerah tingkat II kabupaten diberlakukan dewasa ini. Proses otonomi

sejalan dengan dinamika kebudayaan yang tetap menunjukkan

perkembangannya. Produk kesenian untuk kepentingan keraton (puri),

tempat-tempat pemujaan Hindu (pura) baik yang diskralkan maupun

yang diprofankan telah menyentuh pula kepentingan masyarakat dan

bisa dinikmati oleh masyarakat lokal dan oleh masyarakat dunia melalui

wisatawan yang datang ke Gianyar. Akibatnya nuansa seni semakin

melekat dan memberi jatidiri terhadap daerahnya.

Setelah Pemilu I tahun 1955 timbul lagi inisitif R. Bonnet, Tjokorda Gede

Agung Sukawati dan beberapa seniman Ubud untuk menghimpun para

seniman. Mereka mendirikan organisasi “Golongan Pelukis Ubud” pada

tahun 1956. Ketuanya adalah A.A. Gede Sobrat. Kehadiran seorang

pelukis Belanda yang menjadi warga negara Indonesia Arie Smith pada

tahun 1961 telah menciptakan pembauran lewat karya seni lukisan yang

kemudian dikenal dengan aliran “the young artist”. Gaya young artist

Page 24: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-15

menghasilkan lukisan-lukisan yang bertemakan kehidupan sehari-hari

dengan polesan warna-warna cerah, kontras, bebas dan ekspresif (I

Nyoman Suasta, 1981: 62 – 63).

Visi dan misi organisasi “Pita Maha” yaitu menampung hasil karya

seniman-seniman berbakat sekaligus sebagai dokumentasi dan pameran

yang mendunia terutama kota-kota di benua Eropa terwujud pada tahun

1959. Ketika itu didirikan sebuah museum yang diberi nama “Museum Puri

Lukisan Ratna Warta” di Ubud. Museum ini cukup menarik kehadiran

wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan karya seni yang

terlukis dari bumi seniman di kabupaten Gianyar. Disusul dengan

dibukanya museum lukisan oleh Pande Wayan Suteja Neka, seorang

pelukis kelahiran tahun 1939 maka menambah semarak pengenalan

jatidiri yang bernuansa senu untuk dipemerkan. Museum lukisan yang

dibukanya sendiri pada tahun 1976 diberi nama “Museum Neka”

diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 7 Juli

1982 ternyata mengundang antusias pada penikmat keindahan lewat

karya-karya seni lukisan. Setelah itu berdiri pula museum-museum lukisan

lainnya seperti “Museum Arma”, “Museum Rudana” (Garrett Kam, 2002: 10

–11; Profil....2005: Bab VII). Dapat dikatakan bahwa berdirinya museum-

museum seni lebih memperkaya lagi khazanah nuansa seni di Kabupaten

Gianyar.

Untuk menampung produk karya-karya seni dan menjualnya kepada

konsumen bermunculan pula bengkel kerja (work shop), studio-srudio,

galery-galery, artshop-artshop yang tersebar di kecamatan-kecamatan

hingga ke desa-desa di seluruh kabupaten Gianyar : Batubulan, Celuk,

Guang, Sukawati, Bona, Gianyar, Ubud, Tegallalang, Kedewatan, dan

lain-lain. Dari pihak pemerintah kabupaten Gianyar menjadi fasilitator

Page 25: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-16

pembangunan “Pasar Seni” di Sukawati pada tahun 1983 dan “Pasar

Seni” di Blahbatuh pada tahun 1987. Selain itu pemerintah juga

memfasilitasi tanah dan pembangunan gedung Sekolah Seni Rupa

Indonesia (SSRI) di Ubud dan Guwang serta Sekolah Seni Karawitan di

Batubulan. Atraksi kesenian seperti tari barong dan keris, kecak bisa

ditemukan di desa-desa Singapadu, Bedulu dan Bona.

Masa sekarang

Sejak tahun 1950 sampai sekarang yang hampir lima dasawarsa lebih

telah tercatat sepuluh orang Kepala Pemerintahan/Bupati Gianyar, yaitu:

1. A.A. Gde Raka (1950-1960)

2. Tjokorde Ngurah (1960-1963)

3. Drh. Tjokorde Dalem Pudak (1963-1964)

4. I Made Sayoga,BA (1964-1965)asal Br Kesian Desa Lebih,Gianyar

5. I Made Kembar Kerepun (1965-1969)

6. A.A. Gde Putra, SH (1969-1983)

7. Tjokorda Raka Dherana, SH (1983-1993)

8. Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH (1993-2003)

9. A.A.G. Agung Bharata, SH (2003-2008)

10. Ir.Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati,MSi (2008-2012)

11.A.A.G. Agung Bharata, SH (2012-2017)

Dari sisi otonomi jelas nampak bahwa proses perkembangan yang terjadi

di Kota Gianyar. Otonomi dan berdaulat penuh melekat pada Pemerintah

kerjaan sejak 19 April 1771 kemudian berproses sampai otonomi Daerah di

Tingkat II Kabupaten yang diberlakukan sampai sekarang. Berbagai gaya

kepemimpinan dan seni memerintah dalam sistem otonomi telah terparti

di atas lembaran Sejarah Kota Gianyar. Proses dinamika otonomi cukup

lama sejak 19 April 1771 sampai 19 April 2005 saat ini, sejak kota keraton

Page 26: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-17

dibangun menjadi pusat pemerintahan kerajaan yang otonomi sampai

sebuah kota kabupaten, nama Gianyar diabadikan. Sampai saat ini telah

berusia 234 tahun, para pemimpin wilayah kotanya, dari raja (kerajaan)

sampai Bupati (Kabupaten), memiliki ciri dan gaya serta seni memerintah

sendiri-sendiri di bumi seniman. Seniman yang senantiasa membumi di

Gianyar dan bahkan mendunia.

Ringkasan selengkapnya mengenai sejarah pemerintahan di Kabupaten

Gianyar, mulai dari periode jaman Kerajaan, periode penjajahan Belanda,

periode penjajahan Jepang, jaman Kemerdekaan dan seterusnya, kami

sajikan seperti pada table dibawah ini :

Periode PemerintahanJaman Kerajaan, Penjajahan dan Masa Setelah Kemerdekaan di

Kabupaten Gianyar

No. Tahun Periode Pemerintahan/Nama Pimpinan

Keterangan

1 2 3 41.1. Kerajaan

1 1771 –1814

I Dewa Manggis IV Raja Gianyar I

2 1814 –1839

I Dewa Manggis V (Dimadia) Raja Gianyar II

3 1839 –1847

I Dewa Manggis VI (Di Rangki) Raja Gianyar III

4 1847 –1885

I Dewa Manggis VII (Mantuk DiSatria)

Raja Gianyar IV

5 1885 –1893

Kosong/Raja I Dewa Manggis VIIdiasingkan ke Klungkungditempatkan di Desa Satria (suatuDesa + 3 Km disebelah Timur KotaSemarapura

Pemerintahanditangani dariKlungkung danBangli

6 1893 –1896

I Dewa Pahang wafat mendadakdi dalam tahun 1896 dan belumsempat dinobatkan (mabisekaratu) sebagai Raja

Raja Gianyar V

7 1896 –1900

I Dewa Manggis VIII Raja Gianyar VI

1.2. Penjajahan Belanda8 1900 –

1913I Dewa Manggis VIII Stedehuoder

(Wakil

Page 27: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-18

PemerintahanBelanda diDaerah SwaprajaGianyar

Regent Gianyar9 1913 –

1937Ida Anak Agung Ngurah Agung Zelfbestuuder

(KepalaPemerintahanSwaprajaGianyar)

10 1938 –1942

Ida Anak Agung Ngurah Agung

1.3. Penjajahan Jepang11 1942 –

1943Ida Anak Agung Ngurah Agung Syutjo

12 1943 –1945

Ida Anak Agung Gde Agung Syutjo

1.4. Kemerdekaan13 1945 –

1947Ida Anak Agung Gde Agung Kepala

PemerintahSwapraja Gianyar

14 1947- 1950 Anak Agung Gde Agung KepalaPemerintahSwapraja Gianyar

15 1950 –1958

Anak Agung Gde Oka Ketua DewanPemerintahDaerah Gianyar

16 1958 –1960

Anak Agung Gde Oka Kepala Dati IIGianyar

17 1960 –1963

Tjokorda Ngurah Bupati KepalaDati II Gianyar

18 1963 –1964

Drh. Tjokorda Anom Pudak Pejabat KepalaDaerah Bupati

19 1964 –1965

I Made Sayoga, BA Bupati KepalaDati II Gianyar

20 1965 –1969

I Made Kembar Kerepun Pejabat KepalaDaerah Bupati

21 1969 –1983

Anak Agung Gde Putra, SH Bupati Kdh. Tk.IIGianyar

22 1983 –1993

Tjokorda Raka Dherana, SH Bupati Kdh. Tk.IIGianyar

23 1993 –2003

Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH Bupati Kdh. Tk.IIGianyar

24 2003 –2007

A.A. Gde Agung Bharata, SH Bupati Gianyar

25 2007 –2012

Tjokorda Artha Ardhana Sukawati Bupati Gianyar

24 2012 –2017

A.A. Gde Agung Bharata, SH Bupati Gianyar

Page 28: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-19

Berikut ini merupakan ilustrasi Peta Perkembangan Morfologi Kota Pusaka:

Gambar 2.1 Ilustrasi Peta Perkembangan Morfolo

Page 29: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-20Gambar 2.2 Infografis Lini Masa Sejarah Kabupaten

Gianyar

Page 30: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-21

2.2. Signifikansi, Otentisitas/Keaslian dan Integritas

Kabupaten Gianyar kaya dengan berbagai keanekaragaman budaya.

Konsep Budaya atau kebudayaan ini sebagaimana diungkapkan oleh

Koentjaraningrat (Koentjaraningrat, 1993) memiliki tiga wujud, yakni nilai-nilai,

sosial, dan artefak (kebendaan). Kabupaten Gianyar memiliki kawasan Sungai

Pakerisan, dan di bagian hulu terdapat sistem Subak (Subak Pulagan dan Subak

Kulub (Kulub Atas dan Kulub Bawah). Subak merupakan warisan budaya yang

bersifat intangible (tak tampak) berupa nilai-nilai Tri Hita Karana dan tangible

(tampak) dalam bentuk sistem sawah terasering dan juga sistem Pura Subak.

Subak juga memiliki wujud sosial dimana subak memiliki organisasi yang solid

dan didukung oleh landasan berupa awig-awig (aturan tertulis) dan perarem

(aturan yang tidak tertulis tetapi sudah disepakati secara konsensus) yang

dilaksanakan dengan ketat. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa subak

di Sungai Pakerisan merupakan warisan budaya Bali dan telah menjadi warisan

budaya dunia (WBD) yang telah diakui oleh UNESCO.

Selain itu, semua Kecamatan di Kabupaten Gianyar merupakan kawasan

yang sangat kaya dengan nilai-nilai pusaka yang bersumber pada masa

Prasejarah, Sejarah Bali Kuna, Sejarah Modern, dan Post Modern. DI kawasan

kecamatan ini terdapat situs-situs yang tidak hanya signifikan bagi masyarakat

local tetapi juga bagi masyarakat di tingkat nasional, misalnya, di Kecamatan

Tampaksiring terdapat Istana Kepresidenan Tampaksiring yang sudah dibangun

sejak masa Presiden Indonesia 1 yaitu Presiden Soekarno.

Dalam hal Pusaka Alam, di Kabupaten Gianyar ditemukan pusaka alam

yang meliputi:

1. Pusaka alam pantai, seperti: Pantai Purnama, Panta Saba, Pantai Lebih,

Pantai Masceti, dll yang ada di kawasan selatan Kabupaten Gianyar;

2. Pusaka lembah sungai, seperti : Lembah Sungai Ayung, Lembah Sungai

Pakerisan, Lembah Sungai Petanu;

3. Pusaka Alam Air Terjun, yaitu Air Terjun Tegenungan;

Page 31: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-22

4. Pusaka Alam Terasering, yaitu Terasering Ceking, Tegallalang;

5. Pusaka Alam Hutan Bambu Tegallalang, dll.

Sedangkan dalam hal Pusaka Budaya, Kabupaten Gianyar tampil

dengan kekayaan dan keragaman yang luar biasa. Secara komprehensif

kekayaan dan keragaman pusaka budaya Kabupaten Gianyar meliputi:

1. Pusaka Arkeologi;

2. Sejarah;

3. Permukiman dan Arsitektur;

4. Subak;

5. Religi/Agama;

6. Seni, tradisi, dan Sastra;

7. Multikultur;

8. Pusaka Khas Kabupaten Gianyar.

Ragam Pusaka Saujana juga ditemukan di berbagai desa, subak dan

komunitas dengan keunikan tersendiri. Beberapa contoh pusaka saujana

Kabupaten Gianyar adalah:

1. Pusaka saujana Subak Pulagan, Kulub atas, dan Kulub Bawah yang telah

ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO;

2. Pusaka saujana Desa Pejeng, Desa Bedulu, dan Desa Tampaksiring yang

mensinergikan alam Lembah Pakerisan dan Petanu dengan ragam

peninggalan arkeologi, sejarah, seni , dan arsitektur bernilai tinggi;

3. Pusaka saujana Desa Padangtegal yang mensinergikan pesona Monkey

Forest (Hutan Kera) dan kesenian;

4. Pusaka saujana Desa Petulu yang mensinergikan fauna Burung Kokokan

dan seni;

5. Pusaka saujana Desa Taro yang mensinergikan Hutan Bambu dengan

budaya agraris.

Secara umum dapat dikatakan bahwa warisan-warisan budaya fisik yang

tersebar di Kabupaten Gianyar saat ini masih dapat disaksikan antara lain

Page 32: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-23

adanya bangunan puri, pura, pasar, bale banjar, setra/kuburan, dan lain

sebagainya. Kawasan Puri Gianyar yang di masa lalu merupakan pusat aktivitas

pusat pemerintahan tradisional, kegiatan ekonomi dan sosial budaya dapat

dianggap sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan

masyarakat di Kabupaten Gianyar. Hal ini dapat dilihat dari adanya

pemahaman secara filosofis yang mengikuti pola penataan perempatan

agung sebagaimana tampak pada konsep Catuspatha itu.

Dengan mempergunakan kategori unsur kebudayaan universal dan unsur

kebudayaan khusus orisinal, dibawah ini disajikan daftar panjang contoh-

contoh unsur budaya khusus yang tergolong sebagai unsur budaya orisinal di

Kabupaten Gianyar sebagai representasi Kota Pusaka.

No Unsur Universal Unsur Budaya Khusus Orisinal

1 Arsitektur Arsitektur Puri, Geria, Umah dengan penataan berbasisAsta Kosala-Kosali

2 Mata Pencaharian Pertanian basah dan system subak yang khas berbasisTri Hita Karana dan diapresiasi UNESCO sebagai WBD

3 Organisasi social Sistem desa pakraman sebagai komunitas lokalberbasis Tri Hita Karana

4 Bahasa dan Sastra Bahasa dan Sastra Bali dengan tradisi Mebebasan

5 Kesenian Seni lukis, seni kriya, seni rias, seni Wli, seni Babali danseni Balih-Balihan

6 Sistem Pengetahuan Pengetahuan Usada, Pengetahuan Astronomi, sampaisistem kalender Hindu Bali berbasis Pawukon

7 Sistem Religi Sistem ritual Panca Yadnya: Dewa Yadnya, Rsi Yadnya,Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, Butha Yadnya

Page 33: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-24

2.3. Atribut Pusaka

A. Pusaka Alam

Page 34: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-25

B. Pusaka Budaya

Page 35: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-26

Page 36: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

2-27

C. Pusaka Saujana

Page 37: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

3-1

BAB IIITUJUAN, KEBIJAKAN, DANSTRATEGI

3.1 Tujuan

Tujuan merupakan cita-cita perwujudan kelestarian keunggulan kota

pusaka yang diinginkan pada masa yang akan datang untuk menjadi

dasar dalam merumuskan kebijakan dan strategi. Tujuan ini dirumuskan

dengan merujuk pada Visi dan Misi pembangunan daerah. Tujuan dari

Kota Pusaka Gianyar adalah:

“Terwujudnya Kota Pusaka Gianyar yang Beidentitas, Lestari, dan Unggul

Menuju Kesejahteraan, Kebahagiaan, dan Berkelanjutan”

3.2 Kebijakan

Kebijakan merupakan serangkaian prinsip yang menjadi dasar dalam

pelaksanaan kegiatan penataan dan pelestarian kota pusaka. Kebijakan

berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret untuk tindakan yang

diambil. Kebijakan dari Kota Pusaka Gianyar yaitu:

Page 38: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

3-2

1. Melakukan pendataan, pelestarian, dan perlindungan terhadap Kota

Pusaka Gianyar dan aset-aset pusaka secara berkelanjutan.

2. Melakukan penguatan identitas Kota Pusaka dengan berdasarkan

identitas local Kabupaten Gianyar.

3. Melakukan penguatan SDM dan lembaga masyarakat dalam

pelestarian dan perlindungan Kota Pusaka Gianyar.

4. Melakukan pengembangan pemanfaatan aset Kota Pusaka untuk

kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat secara berkelanjutan.

3.3 Strategi

Strategi merupakan penjabaran tiap kebijakan penataan dan pelestarian

kota pusaka ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Strategi dari Kota Pusaka Gianyar yaitu:

1. Mengidentifikasi, merevitalisasi, dan melestarikan pusaka alam,

budaya, dan saujana Kota Pusaka Gianyar.

2. Menghidupkan jiwa, karakter, dan spirit Kota Pusaka Gianyar melalui

kreatifitas cipta, karsa, dan karya dan dipromosikan.

3. Merevitalisasi sentra-sentra Kota Pusaka Gianyar, baik di level

Kabupaten, Kecamatan, maupun Desa.

4. Memberdayakan SDM pusaka yang kreatif, cerdas, unggul sebagai

sumberdaya kreatif, inovatif, dan kader pelestari.

5. Memfungsikan lembaga-lembaga adat, dinas, dan swasta dalam

melakukan pelestarian dan pemberdayaan Kota Pusaka Gianyar

secara harmoni dan berkelanjutan.

6. Mengembangkan ekonomi pusaka yang kreatif dengan menjangkau

sektor primer, sekunder, dan tersier melalui bidang pertanian,

kerajinan, dan pariwisata dan seluruh kelompok ekonomi kreatif.

7. Memanfaatkan hasil dari ekonomi pusaka bagi pelestarian pusaka

alam, budaya, dan saujana serta bagi kesejahteraan masyarakat.

8. Merevitalisasi, merenovasi, dan merekonstruksi infrastruktur pusaka.

Page 39: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-1

BAB IVKONSEP PENGELOLAANKOTA PUSAKA

4.1. Rencana Pengembangan Kota Pusaka

4.1.1. Sebaran Pusaka di Tiap Kecamatan

Sebaran pusaka di masing-masing kecamatan ini diperoleh dari berbagai

sumber baik melalui survey sekunder maupun survey primer ke lapangan.

Sebaran pusaka dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 40: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-2

Tabel 4.1 Sebaran Pusaka di Tiap Kecamatan

No. SitusLokasi Cagar Budaya/yang diduga Cagar Budaya

Dusun Desa/Kel Benda Bangunan Struktur

Kecamatan Blahbatuh

1 Pura Puseh Antugan Arca membawa ayam

Frag. Arca membawa ayam

Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Frag. Arca perwujudan

Frag. Bangunan

Frag. Arca penjaga

2 Pura Dalem Antugan Lingga

3 Pura Prajapati Antugan Lingga

4 Yeh Pulu Batulumbang Bedulu Relief

5 Goa Gajah Goa Bedulu Tri lingga Kolam

Arca Ganesa Goa

Arca Hariti Relief yasti

Arca pancuran

Arca Jongkok

Fragmen arca

Fragmen bangunan

6 Pura Jempinis Goa Bedulu Frag Bangunan

Page 41: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-3

Arca Ganesa

7 Candi TebingTegallinggah Tegallinggah Bedulu Gapura Candi tebing

Ceruk

8 Pr Sucen Tegallinggah Bedulu Arca Perwujudan

Arca Catur Muka

Arca Parwati

Lingga

9 Pr Pengastulan Bedulu Bedulu Batu alam

Arca Ganesa

Pilar bangunan

Relief pd bingkai segi 4

Frag bangunan

Arca pancuran pendeta

Frag Miniatur candi

Arca Binatang

10 Pura Santrian Pekandelan Bedulu Lingga

Arca Pendeta

Miniatur candi

Frag Miniatur candi

Frag bangunan

Batu bergores

Batu alam

Page 42: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-4

11 Pura Samuantiga Pekandelan Bedulu Lingga yoni

Frag. bangunan

Batu alam

Arca Durga M

Arca Dewa Wisnu

Arca Ganesa

Frag. Arca Caturkaya

Frag. arca

Lingga semu

Lempeng batu

Batu segi 4 berrelief

Kendi

Batu bergores

Frag. Lingga semu

Arca jongkok

Frag. Arca raksasa penjaga

Arca Gajah

Arca Nandi

Arca Penjaga

Lingga sempurna

Kumpulan Batu alam

Pretima (Perunggu)Pretima berbentuk singa

(kayu)

Page 43: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-5

Cepuk (keramik)(pratima)Pretima berbentuk arca

budha (perunggu)Pretima berbentuk nandi

(perunggu)Genta (perunggu)pratimaWadah genta

(perunggu)pratimaWadah (perunggu) pratima

Frag gelang(pratima)

12 Pura Gunung Sari Wanayu Bedulu Lingga

Relief kala

Lingga dgn relief 4 tokoh

Batu bergores

Menhir

Batu alam

13 Pura SubakKedangan Wanayu Bedulu Arca Budha

Arca Ganesa

Arca perwujudan

Arca bawa ayam

Frag bangunan

Frag arca

Frag lingga

Batu alam

14 Pura Tegenungan Wanayu Bedulu

Page 44: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-6

15 Pura Batan Jeruk Bedulu

16 Pura DukuhSantrian Pekandelan Bedulu Beliung

Alat batu

Batu lonjong

Batu alam

Menhir

Lumpang batu

Mata tombak

Permata

17 Pura Pengubengan Tengah Bedulu Frag. Miniatur Candi

Jaladwara (kambing)

Jaladwara (singa)

Jaladwara (makara)

Arca Perwujudan

Frag. Bangunan

Arca Durda M

Frag. Arca Prwujudan

Frag. Arca Kinari

frag. Ulekan

Frag. Kapak Batu

Batu dgn pahatan mata

frag. bangunan

18 Pura Kejaksan Lebah Bedulu Arca Raksasa

Page 45: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-7

Arca Ganesa

Arca Durga M

Arca Siwa Mahaguru

Arca Primitif

Lingga

Arca Binatang

Miniatur Candi

19 Pura Putra BataraDesa Tengah Bedulu Frag. Arca Pancuran

Frag. Arca Ganesa

Lingga sempurna

Lingga semu

Arca Siwa Mahadewa

Frag. bangunan

Frag. Arca Perwujudan

Arca Ganesa

Relief

Frag. Arca kodok (pncr)

Stamba

20 Pura Genuruhan Goa Bedulu

21 Pura Telangu Pekandelan Bedulu Arca Ganesa Perunggu

22 Pura Menguntur Bedulu

23 Pura Dalem Lebah Bedulu Batu alam

Page 46: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-8

Arca Siwaguru

24 Pura Batan Kelagi Margabingung Bedulu Arca

Lingga

Yoni

25 Pura Puseh Blahbatuh Blahbatuh Arca kepala kebo iwa

Frag. bangunan

Arca ganesa

Arca kinari

Arca memegang ayam

Arca Perwujudan

Frag. Arca bhairawa

Frag. Arca perwujudan

Frag. Arca ganesa

Arca Agastya & Dw Wisnu

di atas garuda

Frag. Arca dwarapala

Frag. Kepala kuda

26 Pura Musen Blangsinga Blahbatuh

27 Pura Batur Sari Satria Blahbatuh Gapura

Meru

28 Pura Dalem Maya Ds. PkramaTeruna Blahbatuh Arca terakota

Prasasti

Batu alam

Page 47: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-9

29 JembatanBlahbatuh Blahbatuh Blahbatuh Jembatan

30 Pura PedarmanKutri Kutri Buruan Arca

Lingga

Yoni

Fragmen arca

31 Pura Dalem Celuk Celuk Buruan Arca frimitif

Kemuncak bangunan

Relief kala sungsang

Kepala kala (fr bangunn)

32 Pura Gunung Sari Celuk Buruan batu lonjong

Frag. Arca perwujudan

Frag relief

Lingga?

Arca Pendeta

Arca Dewa

Frag lapik

33 Pura Batan Pakel Yang Loni Buruan Arca binatang

Arca primitif

34 Pura Pucak Manik Buruan

35 Pura Segana Bangun Liman Buruan Frag. Arca

Frag. bangunan

Batu alam

Page 48: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-10

Arca sederhana

Arca binatang

36 Pura Ibu Celuk Buruan Batu alam

Kapak batu

Keris

37 Pura PusehAmping Gelgel Keramas Arca Siwa

Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Arca Nandi

Frag. Arca

Frag. bangunan

Lingga

Lingga Yoni

38 Pura Besakih Lebah Keramas Arca primitif

Frag. Lingga

Arca binatang primitif

39 Pura Kebo Edan Lebah Keramas Arca perwujudan

Frag arca perwujudan

Frag. bangunan

Arca Ganesa

Lingga

Lapik

Page 49: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-11

40 Pura PasekNgukuhan Maspahit Keramas Arca

Kepala kala (fr bangunn)

41 Pura Dalem Sekah Maspahit Keramas Miniatur Candi

Arca Perwujudan

Arca Sederhana

Arca Binatang

Periuk

42 Pura Panti Gelgel Keramas Miniatur candi

Lingga semu

Frag. Miniatur candi

43 Pura Botoan Pering Pering Frag. bangunan Gapura

Arca ganesa

Arca perwujudan

Frag. Arca

Frag. lingga

Lingga

Umpak

44 Pura Tampaksidi Sema Pering Arca

Lingga

45 Pr PenataranPerangsada Gambang Prangsada Kendi

Arca

Lingga

Page 50: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-12

Stamba

Arca Perwujudan

Arca Penjaga

Prasasti

Palung batu

Selonding

Gangsa

Batu alam

46 Pura Puseh Pering Pering Arca Ganesa

Frag. Arca

Arca kura-kura

Frag. bangunan

Arca binatang unsur bngn

Arca Perwujudan

Relief unsur bangunan

Frag arca caturkaya

(unsur bangunan)

Arca binatang

Frag arca pancuran

Frag binatang kahyangan

Arca nandi

47 Pura Sukaluwih Pering Meru tump.11

48 Pura Dalem Bon Biu Saba

Page 51: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-13

49Pura Buda

Cemeng Banda Saba Frag bangunan

Arca dwarapala

Batu alam

Lingga

Arca wanita

50 Pr Puseh Banda Banda Saba Arca

Batu Alam

51 Pura Dalem Timbul Blangsinga Saba Lumpang batu bergores

52 Pura Puseh Saba Saba Saba Frag. Arca

53 Pura Dalem Saba Saba Saba Arca Perwujudan

Arca membawa ayam

Frag. Arca

Arca pendeta

Arca ganesa

Arca penjaga

Batu alam

Peripih

Lingga semu

54 Pura DalemAdegan Saba Arca

Batu alam

Gelungan

55 Pura Segara Saba Saba Arca Gapura

Page 52: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-14

56 Pura Puseh Blangsinga Saba Arca

57 Pr Pasek Meranggi Kebon Kaler Belege Peripih

Lapik

Fragmen Arca

Ganeca

Arca Perwujudan

Fragmen BNG

Batu Persegi 4

58 Pr Empelan Blege Blege Batu Alam

Pragmen Lingga

Lingga

Pragmen Arca

Kecamatan Gianyar

1 Pura Puseh Abian Base Abian Base Miniatur Candi

Arca Ganesa

Arca Caturmuka

Arca Perwujudan

Frag. Arca Perwujudan

Arca Pendeta

Frag. Arca Ganesa

Frag. Bangunan

Lumpang batu

Page 53: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-15

Lingga semu

Frag. Arca membwa ayam

Arca Penjaga

Arca Raksasa

Batu alam

2 Pura Puseh DesaTaulan - Abian Base

3 Pura Bukit Tedung Abian Base Arca Perwujudan

Fragmen Arca

4 Pura Ulun Suwi Tedung Abian Base Arca Perwujudan

Fragmen Arca

Lingga

5 Pura Puseh Tedung Abian Base

6 Pura Puseh Gitgit Beng

7 Relief Bebitra Roban Bitera Relief

8 Pura Rijasa Sengguan Bitera Arca DurgaMahisasuramardhini

Lingga

9 Pura Pucak BuronAlit Batur Sari Bitra Arca

Pripih

10 Pura DalemTenggaling Siangan Bitra

11 Pura Hyang Api Sengguan Gianyar

12 Pr Jeron DwKeloncing Kaja Kesian Lebih Arca Perwujudan

Page 54: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-16

Arca Pendeta

Lingga

13 Pr Jeron DwKeloncing Klod Kesian Lebih Arca Perwujudan

Arca Binatang

14 Pura Sibi Agung Kesian Lebih Arca Siwa Mahaguru

Arca Ratu Nganten (Sejoli)Arca Durga

MahisasuramardhiniArca Siwa Mahadewa

Arca Ganesa Primitif

Fragmen Arca

Arca Perwujudan

Arca Parwati

Arca Ganesa Primitif

Arca Nandi Primitif

Lumpang Batu

Batu Silindris

15 Pura Blanjong Lebih BetenKelod Lebih

16 Pura Ratu Bajang Lebih BetenKelod Lebih

17 Pura Sakenan Cebaang Lebih

18 Pura Ulun Suwi - Mantring

19 Pura Ulun Suwi - Petak

20 Pura Puseh Petak Petak Petak

Page 55: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-17

21 Pura PenataranPetak Petak

22 Pr DalemSamprangan Samplangan Samplangan

23 Pura Pucak Bukit batu Samplangan

24 Pura DalemCamplung - Samplangan

25 Pura PusehSamplangan Samplangan Arca Perwujudan

Lingga

Arca GanesaArca Perwjdn mmbawa

ayamFrag. Arca

Frag. Lingga

Arca Pendeta

Arca burung garuda

batu alam

26 Pura Puseh Sidan Sidan Sidan Arca binatangFragmen Arca Menungga

KudaArca perwujudan

Lingga

Arca Pendeta

Arca Ganesa

Frag. Arca

Frag. Bangunan

Frag. Arca naga

Page 56: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-18

27 Pura Bukit telaga Sidan

28 Pura Sibi Alit Tegaltugu Tegaltugu Arca berkepala tiga

Arca Perwujudan

Arca Ganesa

Arca Sejoli

Frag Arca

Arca mgang ayam

Arca primitif

Frag arca primitif

29 Pura Gaduh Temesi Temesi Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Batu alam

30 Pura Puseh Temesi Temesi Arca Perwujudan

Frag. Bangunan

Frag. Arca

Batu dgn pahatan vagina

Lingga

Batu alam

Lumpang batu

31 Pura Bale Agung Pande Tulikup

32 Pura Melanting Roban Tulikup Arca raksasa

Frag. Arca

33 Pr Ganter Bitra Bintra Yoni Str Bangunan

Page 57: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-19

Lingga

Lingga Yoni

Fragmen Arca

Arca Gajah

Arca Bhatari

Arca Ganeca

Arca Jongkok

34 Komando DaerahMiliter IX / Candi baru Candi Baru Meriem Markas

BatalionUdayana Bataliyon ZeniTempur

KtrPeristirahatan

18/Ykr Ruang Staf

Aula

Gudang Alat

Kecamatan Payangan

1 Pura PuserPeganjingan Ulapan Bukian Lingga yoni

Yoni

Arca nandi

Arca penjaga

Arca perwujudan

Arca pendeta

Batu silendris

2 Pura Puseh Bukian - Bukian Batu silindris

Batu alam

Page 58: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-20

Arca

Lingga

Fragmen bangunan

3 Pura Hyang IsungBukian - Bukian Lingga

Arca

Fragmen bangunan

Framen Lingga

Batu alam

4 Pura Dalem Bukian - Bukian Arca

5 Pura Bedugul - Bukian Arca

Lingga

6 Pura PusehSubilang - Bukian Menhir

Arca

Batu persegi empat

Fragmen bangunan

Sarkofagus

7 Pura Penataran AirJeruk Semaon Puhu

8 Pura Eer Baas - Puhu

9 Pr Masceti Bukian Lingga

Frag Lingga

Arca perwujudan

Frag Bangunan

Page 59: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-21

sarkopagus

Arca Catur Kaya

10 Pr Taman Sari Melinggih PayanganDesa Fragmen

Fragmen Lingga

Lingga Yoni

Arca Ganeca

Kecamatan Sukawati

1 Pura Puseh Batuan Arca Perwujudan

Lingga Gapura

Kotak Peripih

Frag. Arca

Frag. Bangunan

Arca Memegang Ayam

Relief Kinara-Kinari

Arca Garuda

Arca Dwarapala

Arca Budha

Frag. Lapik

2 Pura Puseh Wasan Wasan Batuan Kaler Arca Candi Kolam

Nandi

Lingga

Kotak Pripih

Page 60: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-22

3 Pura Hyang Naga Sakah Batuan Kaler

4 Pura Hyang Tiba Blahtanah Batuan Kaler Arca Gapura

5 Pura Canggi Canggi Batuan Kaler Arca Perwujudan Gapura

Arca Pwjdn mmbawa ayam

Arca Ganesa

Fragmen Arca Perwjdn

Kotak pedagingan

Fragmen Bangunan

Lingga

Arca nandi (dwarapala)

Arca domba (dwarapala)

Frag. Arca binatang

Frag. Yoni

Frag. Miniatur candi

6 Pura Gunung Cangi Batuan Kaler Arca Perwujudan

Fragmen Arca Perwjdn

& Lingga

Frag. Arca Durga M

Arca GanesaPura Batur

Patilawasan Petak Fragmen Bangunan

7 Pura Puseh Tegaltamu Batubulan Arca menunggang kuda

Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Page 61: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-23

Fragmen bangunan

Arca sederhana

Frag. Arca

8 Pura LuhurCemenggaon Cemenggaon Cemenggaon

9 Pr Payogan AKetewel Ketewel Guwang

10 Pura DalemBanyelangu Tengkulak Kemenuh

11 Pura Puseh Kemenuh Kemenuh Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Fragmen Arca Perwjdn

Arca Pendeta

Arca Membawa Ayam

Yoni

Arca Budha

Arca Nandi

12 Pura Batur Kemenuh Kemenuh

13 Pura Dalem Kemenuh Kemenuh Arca Men Brayut

Arca Pan Brayut

Arca Pendeta

Arca Tokoh

Arca berwahana angsa

14 Pura Gandalangu Tengkulak Kemenuh Arca Naga

Arca Ganesa

Page 62: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-24

Arca Binatang

Frag. Bangunan

Frag. Lingga

Frag. Arca

Arca penjaga

15 Pura Dadya AgungKemulan Tengkulak Kumenuh Prasasti Tembaga

Kemimitan KGT

16 Pura PengajeganAlas Harum Tengkulak Kemenuh

17 Pura Dalem SekarEmbang Tengkulak Kaja Kemenuh Lingga

18 Pura Puseh Apuan Singapadu

19 Pura Puseh Gumi Singapadu

20 Pura Taman Sari Singapadu

21 Pura Bukit Blangsamu Singapadu

22 Pura Lumbung DelodPangkung Sukawati Arca bawa ayam

Arca Perwujudan

Fragmen Arca

Arca Durga M

Arca Ganesa

Lingga

Relief/panel

23 Pura Budha Kliwon DelodPangkung Sukawati Arca Megalitik

Lingga Semu

Page 63: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-25

Batu silendris

Frag Arca tunggang kuda

Frag Arca Megalitik

Frag Arca Perwujudan

24 Pura Penataran ErJeruk Gelumpang Sukawati Arca sederhana Kori Agung

Relief

Arca pendeta

Arca perwujudan

25 Sanggah Dadia PSukawati Gelulung Sukawati Arca perwujudan

26 Pura Tumpek Kebalian Sukawati Lingga yoni

Fragmen Arca Perwjdn

27 Pura Masceti Glumpang Sukawati Arca

28 JembatanGantung Sukawati Jembatan

29 Gedung SD No. 1 Sukawati Gedung

30 Pura Dalem Tebuana Sukawati Gapura

31 Pr Buda Cemeng Penida Batuan Arca Perwujudan Wanita50 L 0309561,

9050047 UTM Arca Pencaga

Arca Perwujudan Wanita

Fragmen Kepala Arca

32 Pr Jempaling DelodPangkung Sukawati Unsur Bangunan

Page 64: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-26

Arca Perwujudan

Lapik Arca

Lingga Sempurna

Yoni

33 Subak Bubuan Kebalian Sukawati Arca Ganeca

Arca Perwujudan

Linga Yoni

Frag Bangunan

Umpak

34Pr Buda Kliwon

Lantanghidung Lantanghidung Batuan Arca Ganeca Gapura

Lumpang batu

KecamatanTampaksiring1 Pura Tirta Empul - Manukaya Lingga yoni Tepesana

Arca nandi

Arca singa

Jaladwara

Arca perwujudan

2 Pura SakenanManukaya Saraseda Manukaya

3 Pura DesaGumang Penempahan Manukaya Lingga

Lingga Yoni

Fragmen bangunan

Page 65: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-27

Miniatur Stupa

fragmen Arca nandi

Batu Alam

4 Pura Pegulingan Basangambu Manukaya Fragmen bangunan STSupa

Relief Gana

Fragmen Yasti

Fragmen lipit sisi genta

Yoni

Kepala arca Budha

Frag arca binatang

5 Pura Alas Arum Basangambu Manukaya Arca Perwujudan

Frag. Arca Perwujudan

Arca Ganesa

Arca Nandi

Lingga

Frag. Arca ganesa

Frag. Yoni

Frag,. Bangunan

6 Pura PusehPenempahan Penempahan Manukaya Prasasti

Fragmen Arca

Arca Pendeta

Arca Ganesa

Yoni

Page 66: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-28

Fragmen Bangunan

Arca Perwujudan

Fragmen Lingga

Batu alam

7 Pr Taman Sari BaliAgung Penempahan Manukaya Candi Bentar

8 Pura Puseh Manukaya Manukaya

9 Pura BintangKuning Melayang Melayang Fragmen Bangunan

Fragmen Relief Gana

Fragmen Kepala Kala

10 Pura Pegulingan Intaran PejengTengah Frag. Arca

Frag. Lingga

Prasasti (padas)

Frag. Bangunan

Batu bulat lonjng

Arca penjaga

Arca raksasa

11 Pura Kebo Edan Intaran PejengTengah Arca raksasa (dwarapala)

Arca kerbau

Arca raksasa (umpak)

Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Page 67: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-29

Arca bhairawa

12 Pura PuseringJagat Intaran Pejeng

Tengah Sangku Sudamala

Palus (kelamin laki)

Vulva (Kelamin wanita)

Arca Ganesa

Arca Durga M

Arca Perwujudan

Arca raksasa

Arca jongkok

Arca pancuran

Arca penjaga

Arca singa

Arca Caturkaya

13 Pura PenataranSasih Intaran Pejeng

Tengah Arca penjaga

Arca Perwujudan

Arca nandi

Frag. Arca

Arca menunggang gajah

Arca Ganesa

Arca Pendeta

Frag arca dwarapala

Lingga

Page 68: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-30

Frag. Arca berpasangan

Frag. Lingga

Arca raksasa

Arca caturkaya

Arca berpasangan

Frag. Prasasti

Frag. Arca Ganesa

Batu selendris

Frag. bangunan

Frag. Arca kura-kura

Nekara

14 Pura Mas Surat Intaran PejengTengah Arca sederhana

Arca Perwujudan

Lingga

Frag. Arca

Frag. bangunan

Batu persegi empat

15 Pura Ratu MasMengening Intaran Pejeng

Tengah

16 Pura Saren Intaran PejengTengah Arca

Lingga Semu

Menhir

fragmen bangunan

Page 69: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-31

17 Pura Pegending Intaran PejengTengah Frag bangunan

Relief Gana

Frag lapik

Frag lingga

Arca tokoh

Frag arca

Muka Lingga

18 Pura Manik Corong Intaran PejengTengah Lingga

Fragmen bangunan

Fragmen arca

Arca Perwujudan

Arca jongkok

19 Pura Taman Sari Intaran PejengTengah Fragmen bangunan

Lingga

Frag miniatur candi

Arca Ganesa

Arca Perwujudan

20 Pura KembangRijasa Guliang Pejeng

Tengah

21 Pura PenataranPanglan Pande Pejeng

Tengah Lingga ganda

Lingga dgn kedok muka

Lingga

Batu alam

Page 70: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-32

Arca Perwujudan

Hariti

Arca pendeta

Arca Durga M

Arca dlm sikap tribanga

Arca jongkok

Ganesa

Arca dgn kaki terjuntai

Frag. Arca perwujudan

fragmen bangunan

Frag. Arca penjaga

22 Pura Bangun Sakti Intaran PejengTengah

23 Arjuna Metapa Intaran PejengTengah

24 Pura DesaDapdapan Dapdapan Pejeng

Tengah

25 Pura MasMengalup Intaran Pejeng

Tengah

26 Pura Bedugul Kana Panglan PejengTengah Arca jongkok

Ganesa

Arca durga M

Frag. Arca Agastya

Frag. Lingga

Arca Perwujudan

Lingga

Page 71: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-33

Arca pendeta

Frag. Arca

Arca dlm posisi duduk

Frag. Bangunan

27 Pura Kenaruhan Guliang PejengTengah

28 Pura Galang Sanja Guliang PejengTengah

29 Pura Muntur Guliang PejengTengah

30 Pura Penataran Alit Pande PejengTengah

31 Pura BatanCamplung Pande Pejeng

Tengah

32 Pura Yeh Ayu Guliang PejengTengah Frag. Arca

Arca Perwujudan

Arca Ganesa

33 Pura Kepatihan - PejengTengah Lingga

Arca Perwujudan

Arca Pendeta

Frag. Arca

Frag. Bangunan

Frag. Arca Binatang

Batu Dakon

Batu Alam

34 Pura Mas Maketel Pande PejengTengah Frag. Arca singa

Page 72: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-34

Batu silinder dgn reliefbudha

Pahatan surya Majapahit

Lingga

Arca pancuran

Arca jongkok

Arca nandi

Fragmen

35 Pura PasarMelanting Pande Pejeng

Tengah Lingga sempurna

Arca Agastya

Arca Ardanareswara

Arca Perwujudan

Frag. Arca Perwujudan

Frag. Lingga

36 Pura Melanting Puseh PejengTengah Arca Bodhisattwa

Arca jongkok

Arca Gana

Frag. bangunan

Frag. Arca

37 Pura BatanKlecung Guliang Pejeng

Tengah Fragmen Arca

Fragmen bangunan

Lapik arca

Arca singa

Page 73: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-35

Arca Ganesa

Lingga

Arca jongkok

38 Pr Taman Sari Tarukan Tarukan Arca Ganesa

Frag arca Durga M

39 Pura PenataranBelusung Belusung Pejeng Kaja Arca Caturkaya

Arca Perwujudan

Candra sangkala

Kala frag. Bangunan

Frag. Bangunan

40 Pura Dugul RajaSuta Tarukan Pejeng Kaja Frag. Arca Perwujudan

Prasasti Batu

41 Pura Panti Tarukan Tarukan Pejeng Kaja Arca Perwujudan

42 Pura Dalem Setra Tarukan Pejeng Kaja Stamba

Frag. bangunan

43 Pura Puseh Tarukan Pejeng Kaja Arca Perwujudan

Frag. Arca Perwujudan

Arca membawa ayam

Arca Durga M

44 Pura Dugul SubakTubuh Tarukan Pejeng Kaja Frag. bangunan

45 Pura Dalem Sembuwuk Pejeng Kaja Arca sederhana

Page 74: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-36

Lingga semu

46 Pura Agung BatanBingin Tatiapi Pejeng Kawan Arca jongkok

Arca Perwujudan

Frag. Arca ganesa

47 Pura Alas Arum Tatiapi Pejeng Kawan Arca Perwujudan

Frag. Arca perwujudan

Lingga semu

48 Candi Kelebutan Tatiapi Pejeng Kawan Candi tebing

Ceruk

49 Pura PusehMasceti Umakuta Pejeng

Kangin Arca

50 Pura Puseh BaleAgung Pesalakan Pejeng

Kangin Arca

Lingga Yoni

Fragmen bangunan

51 Pura Dugul Subak Gepokan PejengKangin

52 Candi TebingKerobokan Cemadik Pejeng

Kangin Candi tebing

Ceruk

53 Pura Bugbugan Petemon Pejeng Kelod Arca Perwujudan

54 Pura Pengukur-Ukuran Sawa Gunung Pejeng

Kangin Arca Ganesa Candi Ceruk

Arca perwujudan Gapura

Arca pendeta

Kemuncak

Arca pancoran

Page 75: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-37

Lingga yoni

cap telapak kaki

Lingga

Kedok muka

Relief kendi

55 Pura PusehSanding Sanding Sanding Arca ganesa di atas yoni

Arca primitif

Arca primitif berpasangan

Lingga

Arca Ganesa

Arca ganesa berdiri

Arca Perwujudan

Fragmen bangunan

Batu alamArca binatang (unsur

bangunn)Kepala kala (unsur

bangunan)

56 Pura MascetiSanding Sanding Sanding Arca Ganesa

Arca ganesa berdiri

Arca Durga M

batu alam

batu pengulek

Frag bangunan

Page 76: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-38

57 Candi TebingGunung Kawi Penaka Tampaksiring Peripih Candi tebing

Batu segi empat CerukGapura candi

ke 1058 Pura Penataran Tegalsuci Tampaksiring

59 Pura YehMengening Sarasada Tampaksiring Lingga yoni Candi

60 Pr PenataranSaresidi Sareseda Sareseda Pragmen bangunan

61 Pura Tegal Suci Tegal Suci Tampaksiring

62 Pura Pucak ManikUkir Bukit Tampaksiring Frag. Bangunan

frag. Arca

batu ulekan

Lingga semu

Batu bergores

Arca Ganesa

Relief padma

Arca binatang

Kecamatan Tegallalang

1 Pura DalemManuaba Manuaba Kenderan

2 Pura Puseh-DesaManuaba Kendraan Manuaba Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Arca Pendeta

Frag. Arca Perwujudan

Page 77: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-39

Frag. Arca Catur Muka

Lingga

Frag. Cetakan Nekara

Arca binatang

Frag. Arca berpasangan

Arca menunggang kudaFrag. Arca menungang

kuda

3 Petirtaan TelagaWaja Kepitu Kenderan Ceruk

4 Pura Gunung Sari-Taman Sari Timbul Pupuan Sarkofagus

Guci

Uang kuna

Lesung batu

Frag. Bangunan

5 Pura Puseh-Desa Timbul Pupuan Arca Nandi

Frag. Arca Nandi

Menhir

Arca Perwujudan

Lingga

Yoni

Arca Jongkok

Frag Bangunan

Arca Pendeta

Page 78: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-40

Meja/altar

Frag. Arca Perwujudan

Arca Siwa Mahaguru

Arca Catur Kaya

6 Pura Pucak ManikBelabur Timbul Pupuan Frag. Bangunan

Batu Alam

7 Pura Grya Timbul Pupuan Miniatur Candi

Menhir

Frag Bangunan

8 Pura DalemTengaling Timbul Pupuan Stamba

Frag Bangunan

Batu Alam

Sarkofagus

Arca Dwarapala

9 Pura PenataranPerean Timbul Pupuan Sarkofagus

10 Pura Sabang Daat - Taro Sarkofagus

11 Pura PusehPuakan Puakan Taro Arca Ganesa

Lingga

Yoni

Stambha

Batu pipisan

Page 79: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-41

Nandi

Frag. Bangunan

12 Pura DalemKoripan - Taro

13 Pura AgungGunung Raung Taro Kaja Taro

14 Pura PenataranTaro Taro

15 Pura Bolo - Tegalalang

16 Pura Subak AbianGunung Timbul

17 Pr Penedengan Taro Tegalalang Arca Perwujudan

Kecamatan Ubud

1 Pura PusehMawang Mawang Lodtunduh Arca perwujudan

Arca binatang

Arca membawa ayam

Lingga

Frag arca

Arca menunggang kuda

Arca kodok

Arca empas

Frag bangunan

Arca binatang dwarapala

2 Pura Manik Suci Mawang Lodtunduh

3 Pura PenataranKacang Bubuan Bangkelasan Mas Arca Perwujudan Gapura

Page 80: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-42

Arca Pendeta

Fragmen Arca

Arca Ganesa

Arca Primitif

Lingga

Arca Binatang

Batu alam

Fragmen Bangunan

Punakawan

4 Pura Dalem Padangtegal Padangtegal Lingga

5 Pura Puseh Desa Padangtegal Padangtegal Arca Ganesa

Arca Perwujudan

Arca menunggang kuda

Lingga yoni

Fragmen Bangunan

6 Pura Pucak Sari - Peliatan Tajak perunggu

Menhir

7 Pura PenataranPande Tebasaye Peliatan Genta

Mangkuk

8 Pura Desa Peliatan Peliatan Peliatan Arca perwujudan

Frag. Arca perwujudan

Page 81: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-43

Frag. Arca pancuran

Frag. Arca Ganesa

Lingga

9 Pura PenataranLaplapan Laplapan Petulu Arca perwujudan

Lingga

Arca primitif

Batu silinder

10 Candi Tebing JukutPaku - Singakerta Candi tebing

Ceruk

11 Ceruk Campuhan Campuhan Ubud

12 Pura SakenanUbud - Ubud

13 Pura Amerta Sari Pengosekan Mas Frag. Bangunan

Frag. Arca

Batu alam

14 Pr Bongli Batan Ancak Mas Arca Prunggu CiwaMahadewi

Arca PerwujudanFragmen Aarca

PerwujudanLumpang batu

Fragmen bangunan

Page 82: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-44

Secara umum, berdasarkan sebaran pusaka budaya per kecamatan

pada tabel diatas dapat dinyatakan bahwa satu desa dari setiap kecamatan

untuk menjadi Desa Pusaka. Beberapa desa yang berpotensi menjadi Desa

Pusaka tersebut, seperti: Desa Bukian, Kecamatan Payangan; Desa Taro,

Kecamatan Tegallaang; Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring; Desa Petulu,

Kecamatan Ubud; Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh; Desa Sukawati,

Kecamatan Sukawati; dan Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar.

4.1.2. Kota Gianyar dan Catuspatha sebagai Sentra Kota Pusaka Kata Gianyar

sebagai ibukota Kabupaten Gianyar

Pengembangan sistem struktur tata ruang perkotaan dalam Rencana

Tata Ruangwilayah (RTRW) Kabupaten Gianyarmenyiratkan bahwa Kawasan

Perkotaan Gianyar merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita,

yang dikembangkan sebagai pusat kegiatan dari sistem Kawasan Strategis

Nasional (KSN) Perkotaan Sarbagita meliputi: i) Kawasan Perkotaan lnti terdiri

atas Kota Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kuta di Kabupaten Badung; ii)

Kawasan Perkotaan di sekitarnya terdiri atas: Kawasan Perkotaan Mangupura

dan Kawasan Perkotaan Iimbaran di Kabupaten Badung, Kawasan Perkotaan

Gianyar, Kawasan Perkotaan Ubud, dan Kawasan Perkotaan Kabupaten

Tabanan; dan iii) Kawasan penyeimbang antar Kawasan Perkotaan lnti dan

Kawasan Perkotaan di sekitarnya. Kawasan Perkotaan Gianyar, Kawasan

Perkotaan Ubud, dan Ka- wasan Perkotaan Sukawati sebagai kawasan

perkotaan di sekitarnya meliputi sebagian wilayah Kecamatan Gianyar,

sebagian wilayah Ke- camatan Blahbatuh, sebagian wilayah Kecamatan Ubud,

dan sebagian wilayah Kecamatan Sukawati terdiri atas: 1] Wilayah Kelurahan

Gianyar, Kelurahan Beng, Kelurahan Samplangan, Desa Serongga, Kelurah- an

Abianbase, dan Kelurahan Bitera di Kecamatan Gianyar; 2] Wilayah Desa

Page 83: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-45

Blahbatuh, Desa Belega dan Desa Bona di Kecamatan Blahbatuh: 3] Wilayah

Kelurahan Ubud, Desa Singakerta, Desa Lodtunduh, Desa Sayan, Desa Mas,

Desa Peliatan dan Desa Kedewatan di Kecamatan Ubud; dan 4] Wilayah Desa

Sukawati, Desa Batuan, Desa Celuk dan Desa Guwang di Kecamatan Sukawati.

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan termasuk kawasan lindung

sebaran lokasinya ter- dapat di beberapa kecamatan terdiri atas:

1) Kecamatan Tampaksiring: i) Pura Penataran Sasih, Pura Pusering lagat,

Klebutan Pura Batu, Sibit Alit, Pura Telaga Waja, Pura Kerobokan Cemadik,

Sarkofagus, Pura Tainan Sari, Pura Kembang Rijasa, Pura Batan Klecung, Pura

Penataran Panglan, Pura Pegulingan, Pura Melanting, Pura Desa Dapdapan,

Pura Penataran Belusung, Pura Bedugul Kan, Pura Agung Batan Bingin, Pura

Kemaruhan, Pura Galang Senja, Pura Mentur di Pejeng; ii) Pura Samuan Tiga,

Pura Penataran Tampaksiring, Pura Yeh Mengening di Desa Tampaksiring; iii)

Pura Sakenan, Pura Desa Gumang, Pura Puseh Panempahan di Desa

Manukaya; dan iv) Pura Puseh Sanding, Sarkofagus di Desa Sanding.

2) Kecamatan Blahbatuh: i) Goa Gajah, Pura Santrian, Gedong Area Pura Sibi

Agung, Sarkofagus, Pura Samuan Tiga, Pura Yeh Pulu, Pura Pengubengan,

Pura Putra Betara Desa, Pura Telangu, Pura Kejaksanaan, Pura Alas Arum di

Desa Bedulu; ii) Sarkofagus di Desa Marga Tengah; iii) Pura Subak Kedangan

di Desa Wanayu; dan iv) Pura Pedarman Durga di Desa Buruan.

3) Kecamatan Gianyar: i) Sibit Alit di Desa Tegai Tugu; ii] Bebitra (relief) di Desa

Bitra; iii) Arjuna Metapa di Desa Lebih; iv) Gunung Kawi di Desa Bakbakan;

dan v) Macara Bukitjati di Desa Samplangan.

4) Kecamatan Ubud; i) Pura Telaga Waja di Desa Petulu; ii) Pura jukut Batu di

Desa Singakerta; dan iii) Ceruk Campuhan di Desa Ubud.

5) Kecamatan Sukawati: i) Pura Hyang Tiga di Desa Sakah; dan ii) Pura Canggi

di Desa Batuan.

6) Kecamatan Tegallalang : i) Pura Dalem Manuaba di Desa Tegallalang.

Page 84: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-46

Kawasan suci catuspatha agung dan catuspatha alit merupakan

simpang empat [perempatan] sebagai pusat kota kecamatan dan pusat desa

adat [pekraman], termasuk kawasan perlindungan setempat. Kawasan ini

tersebar di seluruh catuspatha agung dan catuspatha alit pada setiap wilayah

desa adat/pakraman yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara

keagamaan bagi umat Hindu. Sesuai struktur tata ruang yang berkarakter

perkotaan dan pedesaan Kecamatan Gianyar yang terdiri atas 17

Desa/Kelurahan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Yang termasuk

wilayah dengan ciri-ciri perkotaan adalah : i] Desa Samplangan; ii] Desa

Gianyar; iii] Desa Tegal Tugu; iv] Desa Abianbase; v] Desa Beng; dan vi]

Kelurahan Bitera; vii] Desa Bedaulu; dan viii] Desa Buruan. Sedang wilayah yang

berada pada interland wilayah perkotaan, sebagai Kawasan Sub Urban

adalah : i] Desa Temesi; ii] Desa Tulikup; iii) Desa Serongga; dan iv] Desa Lebih.

Sisanya adalah merupakan kawasan yang masih menunjukkan ciri-ciri

perdesaan yaitu : i] Desa Bakbakan; ii] Desa Siangan; iii] Desa Suwat; iv] Desa

Sumita; v] Desa Petak; vi) Desa Petak Kaja; dan vii] Desa Sidan. Secara historikal

budaya Kawasan Pusat Kota Gianyar, sampai saat ini masih tampak sebagai

Catuspatha Agung sesuai Konsep Tata Ruang Bali. Pada kawasan tersebut

sejarah Gianyar dimulai sejak akhir abad ke 18, dapat dilihat dari keberadaan

Puri Agung Gianyar beserta aktifitas yang menyertainya. Kesatuan fisik dengan

sejarah dan fungsi kawasan ini sangat menonjol di Gianyar, sehingga perlu

dimunculkan dalam Wilayah Pengembangan Khusus yang dapat disebut

sebagai Wilayah Pengembangan Pusat Kota Gianyar. Dengan adanya Wilayah

Pengembangan Pusat Kota Gianyar akan menjadi pelengkap poros dari

konsep empat Wilayah Pengembangan Gianyar [WPG) atau nyaturdesa yaitu:

1) WPG Utara: melayani wilayah Kecamatan Payangan, Tegalalang dan

Tampaksiring ciengan pusat pengembangan di Kecamatan Tegalalang;

Page 85: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-47

2) WPG Timur: melayani wilayah Kecamatan Gianyar dengan pusat

pengembangan di Kecamatan Gianyar sebagai Pusat Pelayanan Kota

yang melayani seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar;

3) WPG Barat: dengan pusat pengembangan di Kecamatan Ubud yang

melayani wilayah Kecamatan Ubud, dengan pusat pengembangan di

Kecamatan Ubud; dan

4) WPG Selatan: yang melayani Kecamatan Sukawati dan Blahbatuh dengan

pusat pengembangan di Kecamatan Sukawati.

Untuk Wilayah Pengembangan Gianyar (WPG) Timur, pengembangan fisik

wilayah perkotaan Gianyar diarahkan pada nilai-nilai budaya Bali. Kawasan

Pusat Kota Gianyar merupakan salah satu pusat kegiatan lokal dalam sistem

kota di Bali. Pada kawasan pusat kota terkonsentrasi fasilitas perdagangan dan

jasa, fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan juga

fasilitas terkait kegiatan seni budaya.

4.1.3 Konsep dan Pola Tata Ruang Catuspatha Kota Gianyar

Catuspatha di Bali diartikan bukan sekedar simpang 4 atau perempatan,

tetapi merupakan simpang empat yang memiliki nilai sakral dan makna

tersendiri dan disepadankan dengan pempatan agung. Di zaman kerajaan di

Bali, catuspatha sebagai pusat ibukota kerajaan. Pusat catuspatha merupakan

pusat dunia dan juga pusat negara. Dari sinilah menentukan letak puri seorang

kepala negara. Dengan demikian maka pempatan agung atau catuspatha

merupakan simbol pusat dunia. Letak puri sebagai pusat kekuasan ditentukan

menurut arah mata angin dari pusat catuspatha ini, bukan didasarkan kepada

kiblat gunung-laut. Catuspatha memiliki bentuk dasar palang (+] dalam istilah

Bali disebut juga dengan tampak dara yang mitologinya terdapat dalam

Lontar Catur Bumi. Orang-orang Yunani Kuno menyebut tampak dara ini

dengan istilah gammadion. Tampak dara ini mengilhami koordinat Cartesius

dalam matematika dan menjadi dasar swastika. Bila swastika merupakan

Page 86: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-48

simbol perputaran alam semesta, maka tampak dara [sumbu salib] merupakan

simbul alam semesta. Dengan demikian Catuspatha kota Gianyar menganut

pola crossroad atau Pempatan Agung, disamping sebagai pusat atau ibu kota

juga sebagai pusat negara Kerajaan Gianyar, sehingga fungsi catuspatha Kota

Gianyar memiliki posisi sentral dalam pengembangan Kecamatan dan Kota

Gianyar.

Gambar 4.1 Konsep Catuspatha Kota Gianyar

Page 87: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-49

Kondisi saat ini pada area Catuspatha dikembangkan beberapa fasilitas

sebagai berikut:

a) Pada kawasan/area Kaja-Kangin tetap lestari Puri Agung Gianyar, kini

sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan dan sebagai pusat kegiatan seni

dan budaya di pusat Kota Gianyar;

b) Kawasan/area Klod-Kangin yaitu Lapangan Astina dengan kegiatan utama

tempat upacara resmi ketatanegaraan Pemerintah Kota Gianyar, pentas

budaya, tempat anak-anak bermain dan rekreasi, olahraga jogging,

tempat promosi produk dan kuliner dibagian Timur Lapangan dan sesekali

dipakai untuk penyelenggaraan upacara keagamaan.

Page 88: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-50

Gambar 4.2 Catuspatha Gianyar di Masa Lalu

Page 89: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-51

4.1.4 Arahan Penataan Kawasan Pusaka Catuspatha Kota Pusaka Gianyar

1) Puri Agung Gianyar

Puri Agung Gianyar saat ini tidak lagi berfungsi sebagai Pusat Pemerintahan

dan Politik, namun tetap difungsikan sebagai Pusat Budaya dan Pariwisata

Kata Gianyar. Kondisi bangunan sudah tua dan lapuk, serta ada yang sudah

hancur, sehingga penataan dan pelestariannya dilakukan dengan metode

rekonstruksi pada area Geria Anyar dan Kerandan; Revitalisasi pada Bale

Pegambuhan di Ancak saji dan Bale Wedura, Tetaring, Pintu Gerbang

Selatan dan Tembok Penyengker di komplek Puri Anyar/Rum. Landscape

dan infrastruktur kawasan.

2) Lapangan Astina

Lapangan Astina ke depan hanya dlfungsikan untuk: upacara

ketatanegaraan Pemerintah/ instansi/lembaga di Kabupaten Gianyar,

upacara agama dan kegiatan adat, pentas budaya, olah raga ringan dan

rekreasi, tempat bermain anak, ruang terbuka hijau sebagai Natah Kota

Gianyar. Kondisi rumput tidak terawat dan mati, ke depan ditanami rumput

lepang dengan sistem drainase dan irigasi otomatis seperti Lapangan Sepak

Bola, sehingga nyaman dan layak sebagai ruang terbuka hijau dan dipakai

tempat bermain anak-anak beserta keluarga. Masyarakat pemakai dilarang

membawa hewan peliharaan ke tengah lapangan untuk menjaga

kebersihan.

3) Balai Budaya Kota Gianyar

Balai Budaya Kota Gianyar kurang efektif digunakan, ke depan bagaimana

dapat dimanfaatkan secara efektif setiap hari secara berkesinambungan

untuk kegiatan masyarakat. Lantai atas tetap digunakan sebagai ruang

serbaguna, pentas tertutup dan ditambahkan tempat latihan kegiatan

kesenian, baik seni tari maupun seni karawitan atau seni lainnya. Sedang

pentas terbuka balk sebagai pentas eksebisi maupun pentas kolosal

Page 90: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-52

dilaksanakan pada Amphi theatre / open stage di bagian Timur Balai

Budaya. Pada Lantai bawah/ground floor difungsikan untuk : pameran/

peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan umum, diorama

kehidupan dan budaya masyarakat Bali.

4.2. Rencana Pengembangan Kelembagaan

Pengelolaan kota pusaka atau kawasan pusaka yang akan dikembangkan

membutuhkan keterlibatan banyak pihak atau sektor terkait. Prinsip, strategi

dan instrumen Perencanaan Pengelolaan Pelestarian Kota Pusaka ,

berdasarkan berbagai prinsip, ketentuan dan kaidah-kaidah pelestarian dalam

penataan kota pusaka secara universal dan mencermati kondisi kota-kota di

Indonesia yang memiliki kekentalan pusaka baik alam, budaya serta gabungan

alam dan budaya perlu dilakukan dengan strategi yang matang. Di samping

juga untuk pencapai atribut-atribut sebagai mana diuraikan sebelum ini, perlu

dilakukan strategi dan penggunaan instrumen dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Manajemen yang handal, holistik, sistematik, dan komprehensif

Manajemen ditunjukkan dengan kehandalan pengelola kota pusaka yang

melibatkan banyak pihak, mampu selalu melakukan inventarisasi dan

pembaharuan data serta mudah diakses publik, mampu mengelola

perubahan dengan tepat, mampu menyusun dan melaksanakan promosi serta

memiliki kekuatan menghadapi bencana baik alam, teknologi maupun

manusia. Berikut adalah instrumen untuk mendukung prinsip ini yaitu:

a) Kelembagaan dan Peran Pemangku Kepentingan

1) Kesiapan kelembagaan, proses dan mekanisme pelestarian baik di

pemerintahan (Dinas), swasta, Perguruan Tinggi, dan/atau Lembaga

Swadaya Masyarakat.

2) Memiliki Strategi dan Kebijakan Pelestarian termasuk peraturan yang

mewujudkan semangat pelestarian. Kembali contoh dari Kota

Yogyakarta yang telah menetapkan daftar bangunan cagar budaya

Page 91: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-53

yang memperoleh pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. Sementara

itu para pelaku pelestarian di berbagai belahan Indonesia perlu

membuat kesepakatan etika pelestarian kota pusaka dalam bentuk

Piagam Pelestarian Kota Pusaka Indonesia.

3) Memiliki perencanaan & perancangan pelestarian berupa dokumen

perencanaan yang berorientasi pelestarian dalam RTRW dan RDTR.

Masing-masing kota/kabupaten perlu melakukan evaluasi terhadap

kandungan upaya pelestarian pusaka dalam RTRW , RDTR, dan RTBL

4) Sumber Daya Manusia memiliki kompetensi (keahlian teknis) pelestarian

pusaka. Kompetensi ini berasal dari banyak bidang seperti perencanaan

kota, arsitektur, arkeologi, sosiologi, ekonomi, dan bidang lain yang

relevan. Mengingat SDM ini masih terbatas, perlu aktif untuk mencari

dan mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan tentang pelestarian

pusaka.

5) Komunitas pelestarian (Pelaku atau LSM yang paham dan terlibat

pelestarian). Di berbagai kota dan daerah di Indonesia kini telah

tersebar lebih dari 60 organisasi masyarakat yang bergerak di bidang

pelestarian pusaka. Komunitas pelestarian merupakan mitra pemerintah

dan mediator bagi masyarakat.

6) Pengelolaan pengujung (visitor manajement). Suatu kota yang

mengendalikan pertumbuhan secara benar mensyaratkan

pemanfaatan ruang khususnya ruang-ruang pusaka secara selektif agar

tidak merusak asetnya. Kunjungan yang berlebih dapat merusak aset

pusaka kota. Aturan dan pengendalian pengunjung menjadi keharusan.

b) Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka

1) Inventarisasi Aset Pusaka, Intentarisasi perlu dilakukan secara menyeluruh

dan terbaharui terhadap Pusaka Alam termasuk bentang

alam/landscape, Budaya Ragawi & Tak Ragawi, rajutan berbagai

pusaka, ruang antar bangunan, serta pemandangan indah/panorama.

Page 92: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-54

2) Inventarisasi yang telah distrukturkan dimasukkan dalam daftar/regristrasi

yang sistematik dan disusun dalam dokumentasi berbentuk Peta Pusaka

dan Buku Data.

3) Dokumentasi yang ada mampu dipresentasikan baik sebagai materi

tercetak, digital, public accessible web, dll.

c) Informasi, Edukasi dan Promosi

1) Informasi dan edukasi pelestarian perlu dilakukan ke berbagai lapisan

masyarakat, pemerintah dan berbagai pihak terkait. Sosialisasi secara

konsisten dalam mendorong pemahaman pelestarian pusaka, di

antaranya dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah, museum, atau

Jelajah Pusaka (Heritage Trail)

2) Pemasaran/marketing

d) Pengelolaan Resiko Bencana untuk Pusaka

1) Kenyataan menunjukkan Indonesia berada di Cincin Api, dimana

bencana alam terus menerus beruntun terjadi. Rencana Pengelolaan

Resiko Bencana untuk Pusaka merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari rencana penataan dan pelestarian Kota Pusaka.

Rencana tersebut terdiri dari 3 tahap:

2) Kesiapan menghadapi bencana

3) Tanggap darurat pusaka (heritage emergency response)

4) Pemulihan

2. Pengembangan pusaka alam, budaya (tangible & intangible) secara

paralel, harmonis dan berkelanjutan

Berbagai aset pusaka kota baik alam dan budaya baik yang tangible (ragawi)

maupun intangible (tak ragawi) perlu ditangani secara paralel bersamaan,

harmonis dan berkelanjutan. Instrumen yang diperlukan adalah:

a) Pengembangan Karakter & Kehidupan Kota

1) Pengolahan, pemanfaatan dan pengembangan aset pusaka

Page 93: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-55

2) Penguatan Dinamika Budaya (Kreatif dan dinamis dalam

pengembangan kegiatan budaya, termasuk pencangkokan kegiatan

baru pada aset pusaka)

3) Pengembangan Pariwisata Kota Pusaka

b) Pengembangan Ekonomi

1) Pengembangan Ekonomi Kreatif & Kewirausahaan Pelestarian (Kegiatan

usaha memanfaatkan dan mengembangkan aset pusaka)

2) Pengembangan Pariwisata berkelanjutan

3) Investasi pusaka (Heritage investment)

c) Olah Disain Bangunan dan Ruang Terbuka Pusaka

1) Penyusunan Acuan Rancangan (Design Guidelines)

2) Pelestarian Bangungan Pusaka (pemugaran, rehabilitasi, retrofit,

rekonstruksi, replika, Olah Disain Arsitektur Pusaka/ODAP (pemanfaatan

& pengembangan aset)

3) Menepati Analisis Mengenai Dampak Pusaka (AMDAP)

d) Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Alam

1) Mewadahi dan elaborasi berbagai hasil perencanaan dan disain dari

aspek perencanaan kegiatan, pengembangan ekonomi dan disain

bangunan (butir a, b, c)

2) Penyusunan Acuan Perencanaan dan Perancangan Kawasan

3) Merencanaan dan mengelola akses (lalu lintas, transportasi publik,

pedestrian & jalur pesepeda, akses untuk semua)

4) Merencanakan dan mengelola prasarana & sarana pelestarian

Page 94: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-56

4.3. Rencana Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan

masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk

menentukan pilihan kegiatan yang paling seusai bagi kemajuan diri mereka

masing-masing. Lebih lanjut memberdayakan adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi

tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan atau dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah

memampukan dan memandirikan masyarakat. Dari pendapat diatas maka

dapat di simpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu upaya untuk

memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang

mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang paling seusai bagi

kemajuan diri mereka masing-masing.Upaya untuk memandirikan masyarakat

PEMERINTAH

Presiden

PEMPROV

Gubernur

PEMKAB/PEMKOT

Bupati/Walikota

BPCB

TAKP

TABG

PEMBINA

PENGARAH

PENANGGUNG JAWAB

BAPPEDA DISPAR DISBUD DIS PU BLH DIS DIK PERTANIAN

AKADEMISI

LEMBAGAADAT

KOMUNITAS LSM

PENGUSAHA

PARIWISATA

Page 95: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-57

melalui perwujudan potensi untuk menetukan pilihan kegiatan yang paling

sesuai, yang menyatakan bahwa secara empirik, banyak studi menunjukan

bahwa masyarakat lebih mampu mengindentifikasi, menilai dan

memformulasikan permasalahannya baik fisik, sosial kultur maupun ekonomi

dan kesehatan lingkungan, membangun visi dan aspirasi dan kemudian

memprioritaskan, intervensi, merencana, mengelola, memonitor dan bahkan

memilih tehnologi yang tepat.Upaya untuk memampukan dan memandirikan

masyarakat bahwa pemberdayaan mengandung dua pegertian yaitu ;

1. Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pelaksanaan berbagai kebijakan dan program-program pembangunan,

agar kondisi kehidupan masyarakat mencapai tingkat kemampuan yang

diharapkan.

2. Memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuasaan atau mendelegasikan

otoritas kepada masyarakat agar masyarakat memiliki kemandirian

dalam pengambilan keputusan dalam rangka membangun diri dan

lingkungannya secara mandiri.

Pemberdayaan merupakan pendekatan pembangunan yang

mengutamakan masyarakat sebagai pelaku utama proses pembangunan

dengan cara meningkatkan kemampuannya dan memberikan kewenangan

dalam mengambil keputusan dalam rangka membangun diri dan

lingkungannya secara mandiri.

Strategi Pemberdayaan

Bagaimana strategi memberdayakan masyarakat di sekitar obyek yang

rawan konflik agar masyarakat lokal lebih berdaya, sehingga tidak hanya

dapat meningkatkan sense of belonging, rasa kepemilikan terhadap warisan

budaya, melainkan juga meningkatkan kemampuan baik secara moril maupun

materiil. Seringkali upaya pemberdayaan diartikan dengan pemberian bantuan

fisik. Namun seringkali pula bantuan tidak berlanjut dan setelah program selesai

bantuan itu tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Page 96: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-58

Secara substantif, pemberdayaan masyarakat adalah proses

mengembangkan, memampukan kemampuan masyarakat agar dapat

mandiri dalam mengelola potensi sumber daya, termasuk di dalamnya sumber

daya budaya yang ada di sekitarnya. Dalam konteks demikian ini, masyarakat

tidak hanya diarahkan pada kemajuan secara fisik atau secara materi semata,

melainkan lebih penting juga pada perkembangan non materi. Dengan

demikian, pemberdayaan tidak hanya memerlukan sumber daya manusia,

modal maupun sarana, tetapi juga membutuhkan nilai-nilai yang akan

membimbing, mengarahkan ke mana orientasi perubahan dilakukan.

Pada dasarnya memang sangat penting untuk memahami tujuan

sekaligus perbedaan antara pemberdayaan dengan pembinaan. Pembinaan

ada kecenderungan intervensi dari pihak luar, bahkan inisiatif maupun

kebijakan sangat ditentukan oleh pihak luar tesebut sesuai dengan kerangka

pikirnya sendiri. Dengan demikian posisi masyarakat hanya sebagai objek.

Berbeda dengan pengertian tersebut, pemberdayaan adalah proses dari, oleh

dan untuk masyarakat. Masyarakat lokal di sekitar obyek, perlu dibantu,

didampingi dan difasilitasi agar berdaya dalam mengelola berbagai potensi

sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian tujuan pemberdayaan adalah

kemandirian, yaitu memampukan masyarakat di sekitar obyek agar dapat

mengaktualisasikan diri mereka dalam pengelolaan sumber daya yang

terdapat di sekitarnya dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri

tanpa ketergantungan dengan pihak-pihak lain.

Upaya memberdayakan masyarakat harus dilakukan melalui tiga cara.

Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat dapat berkembang. Dengan demikian harus dilihat potensi yang

dimiliki oleh masyarakat terlebih dahulu. Kedua, memperkuat atau

mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan menerapkan langkah

konkrit, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana

baik fisik (seperti jalan, listrik) sosial (seperti sekolahan maupun layanan fasilitas

Page 97: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-59

kesehatan). Terbukanya berbagai akses pada berbagai peluang akan

membuat rakyat semakin berdaya seperti tersedianya lembaga-lembaga

pendanaan, pelatihan dan lapangan kerja, modal, pemasaran produk. Ketiga,

memberdayakan rakyat dalam arti melindungi dan membela kepentingan

masyarakat lemah. Perlindungan dan keberpihakan kepada yang lemah amat

mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan rakyat. Melindungi dan

membela harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan

yang tidak seimbang dan eksploitasi atas yang lemah.

Pemberdayaan tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan

diperlukan strategi pendekatan yang menyeluruh. Dalam hal ini arkeologi tidak

dapat bekerja sendiri, karena upaya pemberdayaan selalu melibatkan

berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, sosiologi, ilmu komunikasi, psikologi. Di

samping itu, upaya ini perlu melibatkan inisiatif dari berbagai pihak, khususnya

keberadaan dan peranan Organisasi Non-pemerintah (Ornop) atau NGOs

(Non-Governmental Organizations) sebagai agen perubahan (agents of

change).

Pada prisipnya program pemberdayaan dapat diwujudkan dalam

berbagai aspek seperti aspek hukum, aspek sosial-budaya atau aspek ekonomi,

sesuai dengan problem yang mereka hadapi. Pemberdayaan pada aspek

hukum, dilakukan dengan cara pembekalan terhadap berbagai peraturan

perundang-undangan yang menyangkut kelestarian warisan budaya.

Pembekalan aspek hukum ini penting dipahami oleh masyarakat di sekitar

obyek, sebagai dasar untuk melangkah pada aspek pemberdayaan di sektor

lainnya.

Pemberdayaan pada aspek sosial-budaya, dapat dicapai dengan

memberdayakan kemampuan masyarakat untuk mengenali jati dirinya melalui

temuan dan interpretasi data arkeologis yang dilakukan oleh para arkeolog.

Misalnya saja melalui diseminasi penelitian arkeologi kepada masyarakat lokal

sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah para peneliti yang telah

Page 98: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-60

meneliti wilayah dan benda warisan budaya mereka. Dengan informasi yang

didapatkan dari interpretasi arkeologis masyarakat dapat mengenal dirinya

sendiri dalam bidang sosial-budaya, seperti revitalisasi budaya yang selanjutnya

dapat dipergunakan dorongan moral bagi pengaktualisasian eksistensinya.

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi merupakan pemberdayaan

yang secara langsung paling cepat dan konkrit dirasakan hasilnya oleh

masyarakat di sekitar obyek. Namun demikian pemberdayaan yang

menyentuh aspek ekonomi ini harus dilakukan dengan hati-hati, agar

masyarakat tidak selalu mengantungkan pada pihak lain, yang pada akhirnya

justru melemahkan masyarakat itu sendiri.

Model Pemberdayaan

Program pemberdayaan masyarakat di sekitar obyek akan lebih berhasil

apabila disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang sudah dimiliki oleh

masyarakat. Oleh karena itu, pemetaan potensi masyarakat di sekitar obyek

merupakan keharusan untuk dipahami. Potensi tersebut merupakan modal

dasar dalam pencapaian keberhasilan suatu upaya pemberdayaan sebagai

daerah tujuan wisata di masa depan.

Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan dalam

tiga aspek, yaitu pemberdayaan dalam aspek hukum, aspek sosial-budaya dan

aspek ekonomi. Pemberdayaan pada aspek hukum, dilakukan dengan cara

pembekalan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang

menyangkut kelestarian warisan budaya. Pembekalan aspek hukum ini penting

dipahami oleh masyarakat, sebagai dasar untuk melangkah pada aspek

pemberdayaan lainnya.

Pemberdayaan pada aspek sosial-budaya masyarakat lokal dicapai

dengan memberdayakan kemampuan masyarakat untuk mengenali jati dirinya

melalui temuan dan interpretasi data arkeologis yang dilakukan oleh para

arkeolog. Misalnya saja melalui diseminasi penelitian arkeologi kepada

masyarakat lokal sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah para

Page 99: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-61

peneliti yang telah meneliti wilayah dan benda warisan budaya mereka.

Dengan informasi yang didapatkan dari interpretasi arkeologis masyarakat

dapat mengenal dirinya sendiri dalam bidang sosial-budaya, seperti revitalisasi

budaya yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai dorongan moral bagi

pengaktualisasian eksistensinya.

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi merupakan pemberdayaan

yang secara langsung paling cepat dirasakan hasilnya oleh masyarakat lokal di

sekitar obyek. Secara konseptual, pemberdayaan rakyat memiliki makna

mengembangkan, memandirikan, atau menswadayakan dan memperkuat

posisi tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan

di segala sektor kehidupan. Dalam implementasinya di lapangan, konsep

tersebut menampakan dua kecenderungan. Pertama, pemberdayaan

menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian

kekuasaan, kekuatan atau kemampuan (power) kepada masyarakat agar

lebih berdaya. Proses ini sering disebut sebagai kecenderungan primer dari

makna pemberdayaan. Kedua adalah kecenderungan sekunder yang

menekan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi masyarakat

agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan yang

menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Dalam proses pemberdayaan tersebut tentu saja diperlukan perantara

(mediator) sebagai motivator, fasilitator sekaligus dinamisator. Dalam konteks

demikian itu, pemerintah tidaklah dominan. Pemerintah hanya dituntut

menyediakan iklim yang kondusif bagi pemberdayaan masyarakat melalui

kebijakan-kebijakan yang memberikan peluang seluas-luasnya bagi

keterlibatan masyarakat terhadap pengelolaan. Dengan asumsi tersebut,

peran kelembagaan seperti LSM dapat turut serta berpartisipasi. Dengan

demikian upaya pemberdayan masyarakat di wilayah Cagar Budaya,

masyarakat tidak hanya menjadi pihak yang pasif yang tidak berdaya, tetapi

juga terlibatkan langsung dalam perumusan, persiapan maupun pelaksanaan

Page 100: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-62

program aksi pemberdayaan tersebut. Upaya pelibatan masyarakat dalam

pengelolaan warisan budaya, penting dilakukan dengan tetap memperhatikan

konsep-konsep pelestarian sebagaimana telah diatur oleh Undang-Undang No.

5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Peran Serta Masyarakat Dan Kemitraan

Masyarakat secara perorangan maupun berkelompok dapat berinisiatif

mendukung dan/atau berperan dalam berbagai bentuk, guna terwujudnya

keberhasilan penyelenggaraan daerah sebagai Kota Pusaka. Peran

masyarakat dapat dalam bentuk pengembangan kelembagaan masyarakat

dan kontribusi dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Peran masyarakat dalam bentuk pengembangan kelembagaan masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat dengan fasilitasi Pemerintah Daerah melalui

Tim Kota Pusaka dan/atau inisiatif masyarakat. Kelembagaan masyarakat

dapat bersifat kewilayahan, peminatan maupun berdasarkan keahlian yang

terkait dengan pengelolaan kepusakaan kota. Fungsi kelembagaan

masyarakat adalah:

a. sebagai mitra Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan daerah sebagai

Kota Pusaka;

b. sebagai unsur pelaksana partisipasi maupun unsur penggerak masyarakat

lainnya dalam penyelenggaraan daerah sebagai Kota Pusaka;

c. sebagai salah satu unsur pemberi pertimbangan kepusakaan kota.

Bentuk kontribusi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan meliputi:

a. perencanaan:

1) penyediaan data dan informasi;

2) penyampaian aspirasi;

3) perumusan produk perencanaan;

b. pelaksanaan:

1) konsultasi pembangunan fisik dan non fisik;

Page 101: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

4-63

2) pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik;

3) keswadayaan dan kemitraan dalam pembangunan fisik dan non fisik;

4) dukungan pendanaan dan sumber daya lainnya dalam pembangunan

fisik dan non fisik;

5) pemeliharaan pusaka kota;

c. pengawasan :

1) pemberian data dan informasi;

2) penyampaian temuan;

3) perumusan rekomendasi.

Kemitraan

Penyelenggaraan daerah sebagai Kota Pusaka dapat dilaksanakan

melalui kemitraan dengan berbagai pihak sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 102: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-1

BAB VPENETAPAN KAWASANPRIORITAS5.1 PENENTUAN ALTERNATIF KAWASAN PRIORITAS

Sebelum dilakukan penetapan kawasan prioritas kota pusaka di Kabupaten

Gianyar, terlebih dahulu dilakukan pemilihan alternatif kawasan yang akan

diprioritaskan dalam skala kabupaten. Alternatif kawasan prioritas ditentukan

pertimbangan, yaitu :

1. Aspek keberadaan jenis dan jumlah aset pusaka termasuk sebarannya

dalam satu kesatuan secara spasial atau berpotensi membentuk sebuah

kluster kawasan pusaka

2. Aspek kemudahan pencapaian yang ditunjukkan oleh adanya jaringan

jalan yang memadai untuk menuju lokasi aset-aset pusaka dan sekaligus

merupakan penghubung aset satu dengan yang lainnya

3. Aspek Kesejarahan aset pusaka, baik berupa sejarah perkembangan

kebudayaan maupun lokasi keberadaan aset pusaka yang membentuk

suatu alur kesejarahan yang saling terkait,

Page 103: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-2

4. Aspek Kemanfaatan aset pusaka, dimana keberadaan aset pusaka

berpotensi untuk dikembangkan atau dimanfaatkan untuk tujuan

ekonomi sebagai bentuk usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dan keberlanjutan aset pusaka yang ada.

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dapat ditentukan beberapa

alternatif kawasan yang akan diprioritaskan, yaitu :

1. Kawasan Catus Patha Pusat Kota Gianyar

2. Kawasan Cagar Budaya/Kepurbakalaan Pejeng

3. Pusat Kota Kecamatan Sukawati

4. Kawasan Ubud dan sekitarnya

5. Kawasan Pusat Kota Kecamatan Blahbatuh

6. Kawasan Tampaksiring dan sekitarnya

7. Kawasan Pusat Kota Kecamatan Payangan

8. Kawasan Pesisir Pantai Ketewel – Siyut

Berikut akan diuraikan gambaran umum masing – masing kawasan terkait

dengan sebaran aset pusakanya, kesejarahan, kemudahan akses, dan potensi

pengembangan atau pemanfaatannya :

Page 104: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-3

A. Kawasan Catus Patha Pusat Kota Gianyar

Gambar 5.1 Orientasi Kawasan Catus Patha Pusata Kota Gianyar

1. Cathus Patha Gianyar

Catuspatha di Bali diartikan bukan sekedar simpang

empat atau pempatan tetapi suatu simpang

empat yang memiliki nilai sakral dan makna

tersendiri dan disepadankan dengan pempatan

agung. Di zaman kerajaan di Bali catus patha

sebagai pusat kerajaan dan berarti catus patha adalah pusat negara.

2. Puri Agung Gianyar

Didirikan pada tahun 1770, oleh cucu Dewa

Manggis Kuning ( penguasa Desa Beng ) yaitu

Dewa Manggis Jorog atas desakan dan bantuan

dari sang Mertua yaitu Raja Taman Bali. Pada

awalnya Puri ini dinamakan “Geriya Anyar” yang

3

12

5

7

4

6

Page 105: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-4

artinya Tempat Kediaman Baru, kemudian desa yang muncul di sekitar Istana

baru tersebut dikenal dengan nama Gianyar sampai dengan sekarang.

Secara resmi Dewa Manggis Jorog mulai menempati Istana barunya pada

tahun 1771, dan karena kesuksesannya Dewa Manggis Jorog dijuluki “Dewa

Manggis Sakti” serta dianggap sebagai pendiri Kerajaan dan Kota Gianyar.

3. Puri Beng

Diceritakan keberanian seorang Dewa Manggis

Kuning yang berhasil mematahkan serangan Gusti

Panji Sakti ( Penguasa Buleleng saat itu ) dengan

menggunakan sebuah senjata sakti berupa Tombak

yang dinamakan “Baru Alis”. keberhasilan Dewa

Manggis Kuning pun menjadi buah bibir dan dia pun terkenal sebagai

pemimpin yang cakap, berani dan memiliki senjata bertuah. Dewa Manggis

Kuning kemudian mendirikan sebuah pemondokan bersama dengan 40 orang

pengikutnya di sebuah hutan yang disebut hutan Bengkel. Lama kelamaan

pemondokan ini pun berubah menjadi sebuah desa, dan orang-orang

menyebutnya Desa Beng. Desa ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan

Gianyar pada tahun 1771.

4. Relief Bebitra

Diceritakan Relief Tantri yang terletak di Pertapaan

Gunung Kawi Bebitra. Daerah ini terletak di Desa

Bitera, Kabupaten Gianyar. Batuan ini menceritakan

tentang hubungan persahabatan antara Singa

Pinggala dan Lembu Nandaka.

Pada yang terakhir hubungan persahabatan ini terganggu oleh Anjing

Sembada. Hal ini dapat dilihat dari karakter yang melengkung dalam bentuk

singa, sapi dan anjing.

Page 106: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-5

5. Obyek Wisata Bukit Jati

Bukit Jati terletak di Desa Samplangan, Gianyar, Bali.

Kawasan wisata Bukit Jati menawarkan

pemandangan yang alami dengan iklim yang sejuk.

Daerah ini sangat cocok untuk dijadikan tempat

bersantai dan berkemah, bahkan dari puncak bukit ini

juga anda dapat melihat Kota Gianyar. Di sekitar kawasan Bukit Jati ini

terdapat gedung serbaguna yang diperuntukkan sebagai tempat pementasan

berbagai jenis kesenian, antara lain: seni tari, tabuhan dan gamelan, serta

pementasan bela diri.

6. Pura Dalem Sidan

Pura Dalem Sidan didirikan sekitar abad 17 oleh tetua

dari Puri Sidan yaitu I Dewa Gede Pindi ( almarhum ),

yang selanjutnya pada tahun 1948 direnovasi kembali

oleh putranya yang bernama I Dewa Kompyang Pindi

( almarhum ). Pura Dalem Sidan tidak jauh berbeda

dengan pura lainnya, tetapi pura ini mempunyai keunikan tersendiri, karena

disamping kemegahannya, juga dihiasi dengan beraneka ragam relief dan

ukiran yang khas dan sarat dengan filosofi Agama Hindu.

7. Wisata Alam Sidan

Obyek Wisata Alam Sidan terletak di Desa Sidan

Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar, tepatnya 4

Km, dari Kota Gianyar ke arah Kota Bangli dan 31 Km.

Dari Kota Denpasar. Konon Desa Sidan ( Kerajaan

Sidan ) berada di Dusun Pegesangan ( kurang lebih 1

km. di sebelah Selatan Desa Sidan sekarang ) dan karena sesuatu hal maka

kerajaan tersebut dipindahkan ( kekisidan ) ke Utara, yang sampai saat ini

dikenal dengan nama Desa Sidan. Secara alami Desa Sidan memang memiliki

Page 107: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-6

panorama yang sangat indah, karena berada di areal bebukitan yang lepas

pandang.

B. Kawasan Cagar Budaya / Kepurbakalaan Pejeng

Gambar 5.2 Orientasi Kawasan Cagar Budaya / Kepurbakalaan Pejeng

1. Pura Kebo Edan

Nama Pura Kebo Edan secara etimologi berasal dari

kata kebo = sapi / kerbau dan kata edan = gila.

Penamaan pura ini kemungkinan besar diambil dari

sepasang arca-arca kerbau di halaman pura. Dua

arca Kerbau itu dilukiskan melihat kearah arca Siwa

Bhairawa yang sedang melakukan praktek ajaran Bhairawa. Pura Kebo

Edan adalah salah satu pura sebagai bukti bahwa ajaran Hindu

Tantrayana berkembang di Bali. Ajaran Hindu Tantrayana ini berkembang pesat

di Bali saat raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari melakukan ekspedisi

dalam rangka memperluas kekuasaannya dari Sumatera hingga ke Bali. Raja

21

3

4

5

6

Page 108: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-7

Kertanegara adalah seorang raja yang menganut paham tantrayana dengan

mentasbihkan dirinya sebagai Bhairawa.

2. Pura Penataran Sasih

Pura Penataran Sasih berusia cukup tua ketimbang

peninggalan lain. Ia ada jauh sebelum Hindu lahir di

Bali. Jika diterjemahkan dengan bebas, Penataran

Sasih dapat diartikan sebagai tanahnya bulan. Ia

memang memiliki keterkaitan erat dengan mitos yang

berkembang bersama

pura ini. Di atas pelinggih/tugu inilah ditempatkan nekara besar yang dianggap

sebagai bulan. Dahulu kala diceritakan bahwa ada dua bulan yang bersinar. Di

malam hari, sinar kedua bulan itu menyamai terangnya matahari. Ini

menyebabkan para bromocorah terutama pencuri sulit melakukan aksinya.

Maka salah satu pencuri tersakti lalu terbang ke bulan dan mengencingi salah

satunya. Bulan yang dikencingi itu kemudian redup dan lantas jatuh ke bumi. Di

tempat jatuhnya bulan itu kemudian didirikan pura yang bernama Penataran

Sasih.

3. Pura Pusering Jagat

Pura Pusering Jagat merupakan pura penting di Bali.

Pura ini termasuk satu dari enam Pura Kahyangan

Jagat ( Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pura Lempuyang,

Pura Goa Lawah, Pura Batukaru dan Pura Pusering

Jagat ) yang berposisi di tengah-tengah. Dalam

kosmologi Hindu, tengah adalah sthana (tempat bersemayam) Dewa Siwa.

Pura Pusering Jagat terletak di desa Pejeng yang di masa lampau merupakan

pusat Kerajaan Bali Kuna.

Page 109: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-8

4. Pura Pengukur-ukur dan Goa Garba

Diperkirakan Pasraman Dharmma Hanyar berganti

nama menjadi Pura Pengukur Ukuran setelah

pasraman tersebut dijadikan tempat seleksi pada

masa kerajaan Bedahulu. “Diceritakan pada masa

Kerajaan Bedahulu, Ki Kebo Iwa atau Ki Kebo Taruna,

seorang keturunan Arya Karang Buncing melamar untuk menjadi maha patih.

Agar bisa diterima ia harus melewati berbagai ujian kesaktian dan salah

satunya dengan melawan Ki Pasung Grigis yang terkenal sangat sakti. Kebo Iwa

dapat melewati semua ujian tersebut dan sejak itu Pasraman Dharmma Hanyar

berganti nama menjadi Pura Pengukur Ukuran.

5. Puri Pejeng

Puri Pejeng merupakan salah satu Puri yang ada di

Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar.

Lokasinya berada di sebelah barat daya Pura

Penataran Sasih . Kata “Pejeng” sendiri diduga berasal

dari kata “Pajeng” yang berarti payung, karena dari

desa inilah raja-raja Bali Kuno memayungi rakyatnya. Ada juga yang menduga

berasal dari kata pajang, bahasa Jawa Kuno yang berarti sinar. Diyakini, dari

sinilah sinar kecemerlangan dipancarkan ke seluruh jagat. Akan tetapi, bagi

orang-orang tua di Pejeng, nama itu bukan nama asli desa. Sudah mengalami

perubahan. Menurut mereka, sebelum Pejeng desa itu disebut Soma Negara,

ibukota Kerajaan Singamandawa.

6. Candi Kelebutan

Menurut cerita konon area candi ini sering dijadikan

tempat semedi (meditasi) oleh para penekun spiritual.

Sementara di seberangnya, di bibir tebing bagian

barat Tukad Kelebutan terdapat situs mirip rumah tua

(tempat peristirahatan). Di hulu sungai, tepatnya di

Page 110: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-9

sebelah utaranya terdapat sumber air suci yang oleh warga setempat disebut

sebagai air kelebutan. Karena air kelebutan itulah, sungai ini dinamakan Tukad

Kelebutan. Areal tersebut hingga kini masih dijaga kesuciannya, karena

merupakan tempat pabejian Ida Bethara Sasuhunan Ratu Pura Pusering Jagat.

C.Pusat Kota Kecamatan Sukawati

Gambar 5.3 Orientasi Kawasan Pusat Kota Kecamatan Sukawati

1. Jembatan Gantung

Jembatan gantung yang terletak di Dusun

Camenggaon, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati,

Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. merupakan

jembatan penghubung transportasi yang didirikan

pada masa Kolonial (Belanda) sekitar abad 17 – 18

Masehi. Jembatan yang saat ini digunakan sebagai penyeberangan pejalan

kaki karena sudah tidak mampu lagi untuk menahan beban yang sangat berat

4

1

2

3

Page 111: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-10

dan terus menerus, sehingga disebalah selatannya dibangunlah jembatan

yang baru sebagai pengganti jembatan yang lama.

2. Pura Desa Batuan

Pura Puseh Pura Desa Batuan merupakan sebuah

bangunan cagar budaya yang berada di Desa

Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali. Bagian luar Pura

Puseh Pura Desa Batuan memiliki ornamen ukir yang

njlimet, halus dan indah. Pura tua ini kabarnya telah

mengalami beberapa kali renovasi untuk sampai kepada bentuknya saat ini.

Pada dinding sebelah kiri terdapat tengara dalam huruf Bali dan latin yang

berbunyi: “Pr Puseh Pr Desa, Desa Adat Batuan, Saka 944”, yang memberi

informasi tahun berdirinya Pura Puseh Pura Desa Batuan ini, yaitu 944 Saka atau

1020 M. Dengan demikian Pura Puseh Pura Desa Puseh Batuan ini sebentar lagi

akan genap berusia 1000 tahun.

3. Candi Wasan

Berlokasi di daerah Batuan Kecamatan Sukawati,

Gianyar-Bali, candi yang diperkirakan merupakan

peninggalan abad ke XIV ini bukanlah candi

bangunan tunggal. Candi Wasan memiliki ukuran

panjang 11,10m, lebar dihitung dari lapik candi 9,40m

dan tinggi 14,1m. Susunan atap 4 tingkat yang

dilengkapi dengan hiasan simbar dan menara sudut

serta satu tingkat teratas merupakan atap candi.

Sesungguhnya penelitian candi Wasan sudah dimulai dari tahun 1986 yang

dilaksanakan dalam bentuk ekskavasi arkeologi. Tahap demi tahap proses

pemugaran dilaksanakan hinga akhirnya kini terbentuklah sebuah bangunan

candi utuh dimana sebagian materinya masih menggunakan bahan asli yang

ditemukan pada saat ekskavasi.

Page 112: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-11

4. Hidden Canyon

Hidden Canyon Beji Guwang berada di area

Sungai Beji yang lokasinya dekat dengan Pura

Dalem Desa Guwang, Kecamatan Sukawati,

Kabupaten Gianyar. Lokasi Hidden Canyon Beji

Guwang termasuk kategori tempat suci umat

Hindu sehingga kesopanan dalam bertingkah ataupun berkata sangat

diperhatikan. Pemandangan tebing batu di Hidden Canyon Beji Guwang

memiliki tinggi sekitar 20-30 meter dengan aliran sungai yang berwarna biru

langit. Pengunjung memanfaatkan keindahan pemandangan tebing tersebut

sebagai latar belakang foto. Hidden Canyon Beji Guwang memiliki 3 lembah

rahasia yang bisa dilihat dengan waktu tempuh 1,5 jam hingga 2 jam. Tebing-

tebing batu di Hidden Canyon Beji Guwang memiliki bentuk yang berbeda-

beda sesuai dengan imajinasi pengunjung. Ada yang berbentuk tengkorak,

macan, kepala kera, orang bermuka sedih dan tersenyum.

Page 113: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-12

D. Kawasan Ubud dan sekitarnya

Gambar 5.4 Orientasi Kawasan Ubud dan Sekitarnya

1. Pura Gunung Lebah

Asal usul pura Gunung Lebah dibangun pada

abad ke 8 oleh seorang pendeta dari India.

Pendeta ini bernama Rsi Markandeya, salah satu

pendeta yang banyak mendirikan pura di Bali

dan salah satunya pura terbesar di Bali, Pura

Besakih. Pendirian pura ini awal mulanya, Rsi Markandeya merasa adanya

kekuatan magis dari lembah sungai Campuhan Ubud. Karena adanya

kekuatan magis di lembah sungai Campuhan, setelah beliau kembali dari

perjalanan mendirikan pura di kaki Gunung Agung (Pura Besakih). Beliau

mendirikan pura di lembah sungai Campuhan, yang pada awalnya di gunakan

sebagai tempat meditasi.

3

1 2

4

Page 114: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-13

2. Monkey Forest

Monkey Forest Ubud terletak di Desa Ubud, berjarak

kurang lebih 1 km dari pusat desa Ubud, dan berjarak

sekitar 26 km dari Denpasar. Hutan ini merupakan

hutan kecil yang dihuni oleh monyet dan merupakan

tempat yang disucikan karena terdapat sebuah pura

di dalamnya. Ubud Monkey Forest luasnya sekitar 27 hektar dan memiliki sekitar

115 jenis pohon. Di dalam hutan ini juga terdapat tiga pura besar, pura-pura

tersebut diantaranya adalah Pura Dalem Agung yang berada di tengah hutan

merupakan hutan tempat hidup kera. Pura Beji yang terdiri dari tiga pura yakni

Pura Utama Mandala yang dikenal sebagai pura pemandian para dewa, Pura

Madia mandala yakni pura yang memiliki sebuah kolam suci serta Puri Nista

mandala yang merupakan tempat pemandian umum.

3. Puri Ubud

Pada saat kerajaan Majapahit runtuh di abad ke 15,

maka terjadi eksodus besar-besaran dari bangsawan

Jawa untuk migrasi ke pulau Bali. Bangsawan dari

pulau Jawa inilah yang mendirikan kerajaan Gelgel

yang berada di kabupaten Klungkung, kabupaten di

bagian tenggara pulau Bali. Kerajaan Gelgel inilah yang memberikan

perlindungan kepada para bangsawan dari Jawa yang migrasi ke pulau Bali.

Bangsawan dari Jawa yang membawa sistem kasta di Bali. Pada abad ke 17

banyak berdiri kerajaan baru di wilayah pulau Bali, salah satunya di Ubud. Pada

abad ke 17, banyak di bangun rumah para bangsawan di Ubud yang di beri

nama Puri. Sampai saat ini keberadaan Puri Ubud sendiri menjadi salah satu

destinasi wisata di Kabupaten Gianyar-Bali. Dengan keindahaan arsitektur yang

dimiliki, menjadikan Puri ini sebagai tujuan wisata faforit wisatawan asing

maupun domestik.

Page 115: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-14

4. Obyek Wisata Kokokan Petulu

Menurut keterangan dari Warga Desa Petulu, burung-

burung bangau tersebut mulai bersarang di Desa

Petulu sejak tahun 1965. Saat itu, jumlahnya hanya

sekitar lima ekor. Awalnya, burung-burung bangau

tersebut ditangkap untuk dipelihara ataupun dipotong untuk dimakan

dagingnya oleh masyarakat sekitar. Dari sini keanehan mulai terjadi. Mereka

yang menangkap burung-burung bangau yang ada di Desa Petulu, selalu

datang kembali ke Desa Petulu untuk mengembalikan burung bangau tersebut.

Menurut mereka, setelah menangkap burung bangau tersebut, mereka mulai

didatangi oleh makhluk-makhluk aneh bertubuh besar dan menyeramkan, baik

dalam mimpi maupun di alam nyata. Hal tersebut bukan halusinasi, karena

yang mengalaminya lebih dari 50 orang. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan

seorang pendeta, dilakukanlah ritual meminta maaf di pura Desa Petulu. Saat

prosesi berlangsung, pemangku pura desa mengalami kerasukan/kesurupan

dan mengatakan kalau burung bangau tersebut sebenarnya adalah pengawal

Ida Betara yang dipuja di pura desa setempat. Burung-burung bangau tersebut

adalah pasukan yang akan menjaga desa dari gangguan penyakit dan hama

yang menyerang sawah mereka. Hal ini sudah terbukti. Setelah masyarakat

membuat sebuah pelinggih di pura desa sebagai persembahan terhadap

burung banagau tersebut, Desa Petulu menjadi makmur, panen melimpah dan

tidak ada bahaya yang mengancam sampai dengan hari ini.

Page 116: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-15

E. Kawasan Pusat Kota Kecamatan Blahbatuh

Gambar 5.5 Orientasi Kawasan Pusat Kota Kecamatan Blahbatuh

1. Pura Samuan Tiga

Pura Samuan Tiga yang terletak di desa Bedulu,

Blahbatuh, kabupaten Gianyar Bali, dan berfungsi

sebagai tempat memuja kekuatan alam dan nenek

moyang. Tergolong pura yang sudah tua, karena

dibangun pada masa pra-sejarah, melewati perjalanan sejarah yang sangat

panjang, sehingga ada kemungkinan ada informasi yang hilang, seperti yang

ada di salah satu halaman dalam lontar Tatwa Siwa Purana menyebutkan

bahwa pada masa pemerintahan Prabu Candrasangka membangun pura

3

1

5

4

2

Page 117: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-16

Penataran sasih dan Samuan Tiga dan ilen-ilen (hiburan) tarkala piodalan

seperti nampiyog nganten, sanghyang jaran nglamuk beha (menginjak bara),

mapalengkungan siyat pajeng, pendet dan siyat sampian dengan tujuan

menghilangkan sehananing leteh dan membersihkan diri.

2. Pura Durga Kutri

Pura Bukit Dharma terletak di Banjar (Dusun) Kutri, Desa

Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Giahyar,

Propinsi Bali. Berdasaran prasasti di berbagai wilayah

di Bali yang menunjuk keberadaan pura ini, Pura Bukit

Dharma Durga Kutri diperkirakan sudah berdiri sejak

835 caka. Pada saat itu Bali diperintah oleh Raka Sri Kesari Warmadewa. Ada

yang menarik dari pura ini, yakni diistinakannya permaisuri Raja sebagai Dewi

Durga. Sungguh pura yang banyak mengandung nilai dan aspek sejarah.

Keberadaan Arca Durga Mahisasura Mardini ini sangat erat kaitannya dengan

cerita-cerita Purana dari India. Cerita ini memang sangat populer di kalangan

umat Hindu di India dan di Bali. Diceritakan Dewi Parwati atau Dewi Uma

berperang melawan raksasa. Raksasa itu sangatlah sakti dan sulit ditaklukkan.

Karena itulah disebut Durga. Artinya sulit dicapai, karena raksasa itu sampai bisa

bersembunyi di dalam tubuh seekor lembu atau Mahisa. Karena ada raksasa

atau Asura di dalam tubuh lembu itu, maka ia disebut Mahisasura.

3. Puri Agung Blahbatuh

Sejarah Blahbatuh sangat erat hubungannya dengan

kerajaan Bali Aga, yaitu Kerajaan Bedahulu dengan

Dinasti Udayana Warmadewa, yang salah seorang

menterinya, yaitu Kebo Iwa berkedudukan di

Blahbatuh. Masyarakat Bedahulu tentu juga orang

Blahbatuh adalah orang Bali Aga, berasal dari sebuah desa dikaki Gunung

Raung Jawa Timur. Begitu pula tata cara kehidupannya sangat erat

hubungannya dengan cara hidup masyrakat kerajaan Kediri di Jawa Timur

Page 118: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-17

yang didirikan oleh Airlangga putra Udayana raja Bedahulu sampai dengan

Majapahit, yang didirikan oleh Raden Wijaya keturunan Airlangga.

4. Goa Gajah

Goa Gajah pada dasarnya adalah sebuah goa

dimana terdapat peninggalan sejarah Bali masa

lampau. Namun tidak hanya artefak sejarah yang ada

tapi juga suasana alamnya yang begitu indah dan

memikat. Objek wisata ini juga dikelilingi persawahan dan sungai dengan air

yang selalu mengalir. Ada empat kompleks di Goa Gajah yaitu kompleks goa

dengan relief Ganesha, Trilingga, Petirtaan (tempat mandi), dan lembah Tukad

Pangkung dimana terdapat relief stupa bercabang tiga, relief payung bersusun

13, dan arca Budha.

5. Konco Budha Amurva Bhumi

Vihara / Konco ini terletak di bawah jembatan dan

ada tangga menuju ke sungai di bawah jembatan,

dimana air sungai tersebut sering digunakan untuk

acara kegiatan di vihara tersebut. pujaan utama

vihara blahbatuh adalah Hok Tik Cin Sin ( Tu Ti Kong ),

dibawah altar Hok Tik Cin Sin terdapat dewa harimau, selain altar Hok Tik Cin Sin

juga terdapat altar Ma Kwan Im dan Altar Budha, ke indahan Vihara Amurva

Bhumi dapat terlihat dari kejauhan, lokasinya lumayan cukup luas untuk sebuah

vihara, ada jalan kecil di depannya untuk menuju langsung ke bangunan di

tepi sungai, bangunan bertingkat atas kebawah. umat yang sembahyang di

tempat ini berasal dari berbagai aliran baik dari aliran Theravada maupun dari

penduduk setempat Hindu dan juga umat Tridharma.

Page 119: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-18

6. Relief Yeh Pulu

Relief Yeh Pulu paling tidak memiliki lima fragmen

dengan kandungan cerita yang berbeda-beda.

Namun relief-relief tersebut memiliki garis besar yakni

bercerita tentang Krishna sebagai inkarnasi Bhatara

Wisnu. Pahatan-pahatan lain selain yang tampak di

dinding tebing, yakni di ceruk-ceruk Raja Bendahulu sebelum gugur dalam

pertempuran dengan Kerajaan Majapahit yang terjadi pada tahun 1343 M.

F. Kawasan Tampaksiring dan sekitarnya

Gambar 5.6 Orientasi Kawasan Tampaksiring dan Sekitarnya

1

2

3

54

7

6

Page 120: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-19

1. Alam Desa Sanding

Pulau Bali terkenal dengan keindahaan alamnya,

salah satu dari keindahaan alam tersebut dapat

dijumpai di Desa Sanding Kecamatan Tampaksiring-

Gianyar. Panorama alam dengan hamparan sawah

yang menyejukkan mata dapat kita jumpai disana,

selain itu tersedia juga jalur tracking bagi para wisatawan yang ingin menikmati

keindahan tersebut dari dekat.

2. Pura Gunung Kawi

Pura Gunung Kawi merupakan salah satu tempat

wisata di Bali yang menarik untuk di kunjungi. Di

kompleks tempat wisata di Bali ini terdapat

peninggalan - peninggalan purbakala berupa

pahatan candi - candi yang terdapat pada dinding tebing, sehingga tempat

wisata di Gianyar ini dikenal dengan sebutan Candi Gunung Kawi. Objek wisata

Pura Gunung Kawi terletak di Sungai Pakerisan, Dusun Penaka, Desa

Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar - Bali. Tak ada

yang tahu pasti mengenai asal mula kata “Gunung Kawi”. Namun, berdasarkan

tinjauan etimologi, Gunung Kawi berasal dari dua gabungan kata yakni

“Gunung” dan “Kawi”. Gunung berarti daerah yang berumpak-umpak dan

memiliki puncak diatasnya (pegunungan), dan Kawi bermakna pahatan. Maka,

maksud dari kata “Gunung Kawi” adalah pahatan-pahatan yang terdapat di

pegunungan atau padas pahatan. Candi Gunung Kawi merupakan

peninggalan sejarah abad ke-11 dimana di kompleks candi tersebut terdapat

pemakaman keluarga raja, permaisuri dan keturunannya yang pernah

memerintah di wilayah Bali.

Page 121: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-20

3. Subak Pulagan, Subak Kulub Atas & Kulub Bawah

Perairan melimpah dari Tukad

Pekerisan memungkinkan

pertanian padi basah

menjadi berkembang di Bali.

Salah satu contoh tertua

yang masih digunakan saat ini adalah Subak Pulagan, Subak Kulub Atas dan

Kulub Bawah. Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur

sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi. Subak ini

biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul,

yang khusus dibangun oleh para pemilik lahan dan petani yang diperuntukkan

bagi dewi kemakmuran dan kesuburan dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh

seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani yang disebut Kelian

Subak. Ketiga Subak tersebut diatas telah mendapatkan pengakuan dari

UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia.

4. Istana Presiden Tampaksiring

Istana Kepresidenan Tampaksiring dibangun secara

bertahap. Arsiteknya ialah R.M Soedarsono. Yang

pertama kali dibangun adalah Wisma Merdeka dan

Wisma Yudhistira, yakni pada tahun 1957.

Pembangunan berikutnya dilaksanakan tahun 1958, dan semua bangunan

selesai pada tahun 1963. Selanjutnya, untuk kepentingan kegiatan Konferensi

Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7-8

Oktober 2003, Istana dibangun gedung baru untuk Konferensi beserta fasilitas-

fasilitasnya dan merenovasi Balai Wantilan. Kini Tampaksiring juga memberikan

kenyamanan kepada pengunjungnya (dalam rangka kepariwisataan) dengan

membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar, Koro

Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.

Page 122: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-21

5. Pura Pegulingan

Pura Pegulingan merupakan suaka peninggalan

sejarah purbakala yang dilindungi oleh UU No.52/1992,

karena memiliki nilai historis yang tinggi. Di bagian

dalam pura terdapat sebuah stupa besar yang

berbentuk segi delapan dimana telah menjadi suatu kepercayaan bahwa

stupa merupakan simbol pemujaan yang dipercaya sebagai tempat

bersemayamnya para dewa yang agung. Lokasi Pura Pegulingan ini ditemukan

sekitar tahun 1983 berkat bantuan dari Pamong Desa setempat. Pengamatan,

penggalian dan penyelamatan dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan

Purbakala Bali. Dari hasil penggalian inilah stupa berbentuk segi delapan itu

ditemukan selain sejumlah materi dari tanah liat yang memuat mantra agama

Budha.

6. Pura Mengening

Pura Mengening sudah ditemukan pada abad ke 11,

bahkan keberadannya sudah ada saat raja Masula-

Masuli memerintah dan pusat pemerintahan kala itu

berada di Pejeng, jadi terbilang bangunan yang

sudah sangat kuno, memang waktu jelas kapan

dibangunnya belum ditemukan secara pasti. Pura

Kahyangan jagat ini terletak di desa Saraseda,

Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, sebelah Utara

objek wisata Tirta Empul yang menjadi salah satu

tujuan tour favorit di Bali. Tempatnya berada dalam lingkungan yang damai

dan hening sehingga tepat ini dinamakan Mengening.

Page 123: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-22

7. Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul dibangun pada zaman pemerintahan

Raja Masula Masuli berkuasa dan memerintah di Bali.

Hal ini dapat diketahui dari bunyi lontar Usana Bali. Isi

dari lontar itu disebutkan artinya sebagai berikut:

“Tatkala itu senang hatinya orang Bali semua,

dipimpin oleh Baginda Raja Masula Masuli, dan rakyat seluruhnya merasa

gembira, semua rakyat sama-sama mengeluarkan padas, serta bahan

bangunan lainnya, seperti dari Blahbatuh, Pejeng, Tampaksiring”. Sedangkan

Permandian Tirta Empul dibangun pada zaman pemerintahan Raja Sri

Candrabhaya Singha Warmadewa, dan hal ini dapat diketahui dari adanya

sebuah piagam batu yang terdapat di desa Manukaya yang memuat tulisan

dan angka yang menyebutkan bahwa permandian Tirta Empul dibangun pada

Sasih Kapat tahun Caka 884, sekitar Oktober tahun 962 Masehi. Dalam Prasasti

Sading ada disebutkan, Raja Masula Masuli bertahta di Bali mulai tahun Saka

1100 atau tahun 1178 M, yang memerintah selama 77 tahun. Berarti

Permandian Tirtal Empul dibangun lebih dulu kemudian Puranya. Ada

perbedaan waktu sekitar 216 tahun antara pembangunan permandian Tirta

Empul dengan pembangunan puranya.

Page 124: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-23

G.Kawasan Pusat Kota Kecamatan Payangan

Gambar 5.7 Orientasi Kawasan Pusat Kota Kecamatan Payangan

3

2

1

Page 125: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-24

1. Suasana Alam Buahan

Desa Dinas Buahan adalah salah satu desa di

kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Desa ini

memiliki hawa yang sejuk dan terkadang dingin

sehingga cocok untuk lahan pertanian dan

perkebunan. Selain itu desa ini memiliki pemandangan

dengan latar pegunungan dan hutan yang indah sehingga di desa ini

berkembang juga sektor pariwisata seperti Hotel, Villa, dan Bungalow namun

belum sebesar sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Di Desa Adat

Buahan terdapat tradisi unik yaitu Nyepi Kasa yaitu Nyepi yang dilangsungkan

saat bulan pertama (kasa) dalam penanggalan Bali. Pada hari tersebut segala

aktivitas sehari-hari dihentikan layaknya hari Nyepi biasanya termasuk lalu lintas

dari dan menuju Kintamani.

2. Puri Agung Payangan

Berdirinya Puri Agung Payangan berawal dari

runtuhnya kerajaan Gelgel pada masa pemerintahan

Dalem Dimade akibat pemberontakan patih kerajaan

yang bernama I Gusti Agung Maruti. Terjadinya

pergolakan di pusat pemerintahan Bali menyebabkan

daerah Payangan kurang mendapatkan perhatian. Kedatangan ekspedisi I

Gusti Ngurah Pacung Gede pada masa tersebut ke Payangan kemudian mulai

membangun pemerintahan di Payangan.

3. Pura Murwa Bhumi

Pura Murwa (Purwa) Bhumi menjadi tonggak pertama

kali Maharsi Markandeya menyebarkan ilmu

keagamaan, menularkan ilmu teknologi pertanian

pada orang Aga yang tinggal di Payangan. Lokasi

pura ini terletak tidak jauh dari pusat kota kecamatan,

kurang lebih 500 meter ke arah selatan dari pasar Payangan.

Page 126: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-25

H. Kawasan Pesisir Pantai Ketewel – Siyut

Gambar 5.8 Orientasi Kawasan Pesisir Pantai Ketewel - Siyut

1. Pantai Erjeruk

Pantai Erjeruk termasuk kedalam pantai yang berpasir

hitam serta terdapat karang-karang laut yang

nampak pada saat air laut surut. Karang yang

ditumbuhi rumput laut ini nampak indah dilihat dari

pesisir pantai. Aktifitas yang banyak dilakukan di

pantai ini adalah memancing dan juga tempat melaksanakan ritual

keagamaan bagi umat Hindu.

2. Pura Erjeruk

Pura Erjeruk merupakan salah satu pura yang memiliki

nilai sejarah yang tinggi di Bali. Keberadaan Pura

Erjeruk erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang

1

3

4

5

2

Page 127: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-26

Nirarta di Bali di masa pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali. Pura ini di

masa lalu pernah berfungsi sebagai media pendidikan kerohanian umat. Hal ini

dapat dilihat dari adanya Pelinggih Manjangan Saluwang sebagai tempat

pemujaan Mpu Kuturan dan Pelinggih Meru Tumpang Tiga sebagai tempat

pemujaan Danghyang Nirarta yang merupakan Dang Guru atau Adi Guru Loka

pada masa tersebut.

3. Pantai Saba

Tempat wisata pantai Saba terletak di Desa Saba,

Kecamatan Blahbatu, Gianyar Bali. Pantai ini berada

di sebelah barat Pantai Keramas dan sebelah timur

dari Pantai Purnama. Objek wisata Pantai Saba

menyuguhkan keindahan panorama pantai yang menawan yang menawan

dengan pasir hitam yang berkilau jika tertimpa sinar mentari. Bagi pecinta

surfing maka pantai ini cocok untuk berolahraga surfing karena ombaknya

cukup besar. Selain itu pantai ini mempunyai keunikan tersendiri yaitu pesisir

pantai terbelah oleh adanya aliran sungai yang bermuara kelaut serta tebing

tinggi membatasi pantai, sementara di sebelah selatan pantai terdapat Pura

Sukaluwih.

4. Pantai Lebih

Pantai Lebih adalah satu obyek wisata pantai di

kabupaten Gianyar. Pantai yang berpasir hitam ini

menawarkan suasana yang tenang dengan

pemandangan ke laut lepas, dan jika cuaca bagus,

pemandangan pulau Nusa Lembongan dapat dilihat

dari pinggir pantai. Selain itu Pantai Lebih merupakan salah satu pusat kuliner

dengan adanya banyak warung makan lesehan di pinggir pantai. Semua

warung makan ini menawarkan menu yang hampir sama seperti nasi sela (nasi

campur ubi jalar), bakso ikan, sup kepala ikan, sate languan (sate ikan laut),

sayur plecing kangkung dan pepes ikan. Semua menu makanan disini dijamin

Page 128: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-27

halal, karena berasal dari ikan yang ditangkap oleh nelayan-nelayan pantai

Lebih.

5. Pantai Siyut

Pantai Siyut merupakan pantai milik Kabupaten

Gianyar, tepatnya berada di Banjar Siyut, Desa Tulikup,

Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar dan

merupakan daerah perbatasan antara Kabupaten

Klungkung dan Kabupaten Gianyar. Dari pantai Siyut

pengunjung bisa menyaksikan indahnya matahari terbit (sunrise) pada saat

sang surya menampakan diri di ufuk timur. Pantai ini ramai dikunjungi pada saat

sore hari, hari raya dan hari-hari libur. Selain itu, pantai ini juga sering dijadikan

tempat upacara keagamaan seperti upacara melasti dan Ngaben. Di Pantai

Siyut ini aktifitas yang biasa dilakukan adalah kegiatan surfing, memancing,

bermain bola dan bersantai bersama keluarga dan teman.

5.2 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS

Selanjutnya alternatif kawasan ini akan dipilih atau diranking untuk

menetapkan kawasan yang akan diprioritaskan dan/atau diunggulkan sebagai

kawasan prioritas untuk dikembangkan atau ditangani. Penetapan kawasan

prioritas/unggulan didasarkan atas kriteria sebagai berikut :

1. Tingkat Keletakan/Posisi Lokasi: sebaran aset pusaka membentuk satu

kesatuan spasial sehingga mudah direncanakan linkage system-nya.

2. Tingkat Kemudahan Pencapaian: aset pusaka mudah dicapai melalui

jaringan pergerakan yang telah terbentuk (ada) dan tersedianya

sarana transportasi publik.

3. Tingkat Kemanfaatan: potensial dikembangkan dan/atau

dimanfaatkan untuk peningkatan pendapatan daerah dan

kesejahteraan masyarakat.

Page 129: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-28

4. Tingkat Keterancaman: ancaman keberlanjutan aset pusaka dari

pesatnya pembangunan baru dan minimnya pemeliharaan baik

karena kurangnya apresiasi maupun kemampuan finansial.

5. Tingkat Dukungan: berupa komitmen semua pihak untuk melindungi,

melestarikan dan mengembangkan aset pusaka, ditandai dengan

adanya regulasi terkait, adanya komunitas pelestari, dokumen

program dan rencana pendukung, potensi pembiayaan dan investasi,

dsb.

6. Tingkat Kesiapan: kawasan siap dikembangkan baik dari aspek

administratif maupun teknis, seperti adanya kesepakatan antara

semua pihak, adanya lembaga yang dibentuk untuk berkonsentrasi

menangani kepusakaan, adanya kejelasan status kepemilikan

dan/atau penguasaan aset pusaka, adanya dukungan infrastruktur

yang memadai, dsb.

Sebelum digunakan untuk menetapkan maupun melakukan perangkingan

terhadap kawasan pusaka prioritas atau unggulan sesuai alternatif yang telah

ditentukan, kriteria ini akan diberi bobot, seperti tabel dibawah ini:

Tabel 5.1 Penentuan Bobot Masing-masing Kretiria

No. KRITERIA BOBOT

1 Tingkat Keletakan /

Posisi Lokasi

Jarak antar aset pusaka dalam

lingkup kawasan (radisus ± 200 ha) :

Dekat = 3, Sedang = 2, Jauh = 1

2 Tingkat

Kemudahan

Pencapaian

Kondisi jaringan jalan dan sarana

transportasi publik :

Memadai = 3, Sedang Memadai = 2,

Tidak Memadai = 1

Page 130: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-29

3 Tingkat

Kemanfaatan

Aset sudah dan/atau berpotensi

untuk dimanfaatkan

Tinggi = 3, Sedang = 2, Kecil = 1

4 Tingkat

Keterancaman

Ancaman terhadap aset tinggi baik

karena desakan pembangunan

maupun kurangnya pemeliharaan

Tinggi = 3, Sedang = 2, Kecil = 1

5 Tingkat Dukungan Dukungan terhadap perlindungan,

pemeliharaan dan pengembangan

aset

Tinggi = 3, Sedang = 2, Kecil = 1

6 Tingkat Kesiapan Terpenuhinya persyaratan administrasi

dan teknis dalam rangka

pengembangannya

Siap = 3, Belum Siap = 2, Tidak Siap = 1

Berikutnya akan dilakukan penilaian terhadap kedelapan alternatif yang telah

ditetapkan sebelumnya. Penilaian terhadap kawasan prioritas / unggulan akan

dilakukan pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Penentuan Kawasan Proiritas / Unggulan

No. KRITERIA

ALTERNATIF KAWASAN PRIORITAS /

UNGGULAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tingkat Keletakan 3 3 2 3 3 3 2 3

Page 131: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-30

/ Posisi Lokasi

2 Tingkat

Kemudahan

Pencapaian

3 3 3 3 3 2 3 3

3 Tingkat

Kemanfaatan3 2 3 3 3 3 1 2

4 Tingkat

Keterancaman3 2 3 3 3 2 2 2

5 Tingkat Dukungan 3 3 2 3 2 1 1 1

6 Tingkat Kesiapan 3 2 1 2 2 2 1 1

TOTAL NILAI 18 15 14 17 16 13 10 12

Ketrangan urutan alternatif dalam tabel :

1. Kawasan Catus Patha Pusat Kota Gianyar

2. Kawasan Cagar Budaya/Kepurbakalaan Pejeng

3. Kawasan Pusat Kota Kecamatan Sukawati

4. Kawasan Ubud dan sekitarnya

5. Kawasan Pusat Kota Kecamatan Blahbatuh

6. Kawasan Tampaksiring dan sekitarnya

7. Kawasan Pusat Kota Kecamatan Payangan

8. Kawasan Pesisir Pantai Ketewel – Siyut

Berdasarkan penilaian yang dilakukan diatas, dapat dilakukan perangkingan

terhadap kawasan pusaka prioritas / unggulan yaitu;

Rangking 1 Kawasan Catus Patha Pusat Kota Gianyar

Rangking 2 Kawasan Ubud dan sekitarnya

Rangking 3 Kawasan Pusat Kota Kecamatan Blahbatuh

Page 132: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

5-31

Rangking 4 Kawasan Cagar Budaya/Kepurbakalaan Pejeng

Rangking 5 Kawasan Pusat Kota Kecamatan Sukawati

Rangking 6 Kawasan Tampaksiring dan sekitarnya

Rangking 7 Kawasan Pesisir Pantai Ketewel – Siyut

Rangking 8 Kawasan Pusat Kota Kecamatan Payangan

Dengan demikian berdasarkan hasil penilaian dan perangkingan yang

dilakukan, maka kawasan yang menjadi prioritas / unggulan dalam rangka

pemngembangan adalah KAWASAN CATUS PATHA PUSAT KOTA GIANYAR.

Page 133: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

6-1

BAB VIARAHAN DAN INDIKASIPROGRAM PENATAANDAN PELESTARIANKOTA PUSAKA6.1. ARAHAN PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA

Berdasarkan potensi dan permasalahan pada kawasan pusaka terpilih yaitu

kawasan Catus Patha Pusat Kota Gianyar, program penataan dan pelestarian kota

pusaka diarahkan pada 8 (delapan) aspek utama, yaitu :

1. Aspek Legalitas : merumuskan dan menyusun dasar hukum baik dalam bentuk

peraturan daerah atau peraturan Bupati untuk menguatkan dan melindungi

rencana penataan dan pelestarian kota pusaka.

2. Aspek Edukasi : menyelenggarakan pembinaan secara berkelanjutan melalui

pendidikan dan pelatihan serta mengedukasi masyarakat melalui sektor

pendidikan formal.

Page 134: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

6-2

3. Aspek Institusional : membentuk dan menguatkan kelembagaan pusaka baik

lembaga tradisional maupun formal yang telah ada, dan komunitas.

4. Aspek Pengembangan SDM : mengembangkan kapasitas dan kompetensi SDM

yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan penataan dan pelestarian kota

pusaka dalam rangka peningkatan kreatifitas dan inovasi untuk keberlasnjutan

pengelolaan

5. Aspek Pengkajian, Informasi dan Dokumentasi : melaksanakan pengkajian,

pendokumentasian dan penginventarisasian aset pusaka serta penyebarluasan

informasi secara berkelanjutan.

6. Aspek Jejaring : masuk dalam keanggotaan jejaring pusaka dan terlibat aktif

dalam setiap kegiatan baik tingkat lokal, nasional dan internasional.

7. Aspek Insentif dan Penghargaan : memberikan insentif dan penghargaan keapda

aktivis pusaka, perintis, inovator, pelestari pusaka secara berkelanjutan.

8. Aspek Pendanaan : mengelola sumber pendanaan secara akuntabel dan

transparan dan mengusahakan secara mandiri pembiayaan yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan program penataan dan pelestarian kota pusaka.

Kedelapan arahan program penataan dan pelestarian kota pusaka ini akan

diterjemahkan kedalam indikasi program.

6.2. INDIKASI PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKAProgram penataan dan pelestarian ini disusun khusunya untuk pengembangan

kawasan pusaka prioritas atau unggulan yang telah dipilih melalui analisis pemilihan

pada bab sebelumnya. Beberapa bentuk program / kegiatan arahan penataan dan

pelestarian kota pusaka Kabupaten Gianyar dalam upaya rencana aksi kota pusaka

yang dapat dikembangkan antara lain seperti pada tabel di bawah:

Page 135: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

6-3

NO PROGRAM / KEGIATAN LOKASI SKPD SUMBERDANA

TAHUN PELAKSANAAN KETERANGAN2017 2018 2019 2020 2021

1 Lanjutan Inventarisasi, Pemetaandan Dokumentasi Aset Pusaka

KabupatenGianyar

Tim PengelolaP3KP Gianyar

APBDKabupaten

200 jt 200 jt 200 jt 200 jt 200 jt

2Pembentukan Tim TeknisPengelola Program P3KP DenganMelibatkan Seluruh Stakeholder

KabupatenGianyar

SetdaKabupaten

Gianyar

APBDKabupaten

10 jt

3 Sosialisasi Program Kota Pusaka(Kelurahan/Desa)

KabupatenGianyar

Tim PengelolaP3KP Gianyar

APBDKabupaten

50 jt 50 jt 50 jt 50 jt

4Pembentukan Komunitas GianyarKota Pusaka (Skala Kecamatan/Kluster Kawasan Pusaka)

KabupatenGianyar

Tim PengelolaP3KP Gianyar

APBDKabupaten

1000jt 75 jt

5 Peningkatan Kapasitas danPemberdayaan Masyarakat

KabupatenGianyar

Tim PengelolaP3KP Gianyar

APBDKabupaten,

SWASTA100 jt 100 jt 100 jt 100 jt

6Penyusunan RTBL pada 8 KawasanPusaka Prioritas/ Unggulan SesuaiRangking

KabupatenGianyar

Dinas PUKabuapten

GianyarAPBN 800 jt 800 jt 800 jt 800 jt 800 jt

7

Penyusunan Rencana Tindak/Rencana Revitalisasi KawasanBerupa Master Plan dan DEDKawasan Pusaka Prioritas/Unggulan

KawasanPrioritas

R. 1, 2 & 3

Dinas PUKabuapten

GianyarAPBN 400 jt 400 jt 400 jt

Tabel 6.1 Program Indikasi

Page 136: Dokumen - sippa.ciptakarya.pu.go.idsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/... · otonom telah lahir serta ikut dalam pentas percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali

Dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kabupaten Gianyar

6-4

8Penyusunan Kajian dan UsulanBangunan Cagar Budaya/ KawasanCagar Budaya

KabupatenGianyar

DinasKebudayaanKabupaten

Gianyar

APBN, APBDProv, APBDKabupaten

50 jt 50 jt 50 jt 50 jt 50 jt

9Penyelenggaraan Kegiatan GemaPusaka Gianyar "GEMPAR"(tematik)

KabupatenGianyar

DinasKebudayaanKabupaten

Gianyar

APBDKabupaten,

SWASTA300 jt 300 jt 300 jt 300 jt

10

Peningkatan Kualitas FisikKawasan dan Aset Pusaka melaluiRevitalisasi, Rehabilitasi, Renovasidan Renewal Pada KawasanPrioritas/ Unggulan Terpilih

KawasanPrioritasTerpilih

Dinas PUKabuapten

Gianyar

APBN, APBDProv, APBD

Kab, SWASTA10 M 10 M 10 M

11

Penyusunan Peraturan dan NotaKesepahaman Dalam RangkaPerlindungan, Pelestarian,Pengembangan dan PengelolaanKota serta Aset Pusaka

KabupatenGianyar

SetdaKabupaten

Gianyar

APBDKabupaten

50 jt 50 jt 50 jt 50 jt 50 jt

12

Pemberian Penghargaan AtasPartisipasi Aktif DalamMendukung P3KP Kepada SeluruhMasyarakat Sebagai InduviduMaupun Lembaga

KabupatenGianyar

DinasKebudayaanKabupaten

Gianyar

APBDKabupaten,

SWASTA100 jt 100 jt 100 jt 100 jt