Upload
abraham-kevin
View
34
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN
ACARA III
MENENTUKAN BOBOT 1000 BIJI
Semester:
Ganjil 2012/2013
Oleh
Nama : Abraham Kevin PS
NIM : A1L012123
Rombongan :C1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2013
ACARA III. BOBOT 1000 BIJI
Tanggal Praktikum : 21 Oktober 2013
Nama : Abraham Kevin PS
NIM : A1L012123
Nama partner : 1. Dewi Wulandari ( A1l011120)
2. Rohmat Z (A1l010268)
3. Indra Sella (A1L012107)
4. Anissa A. (A1L012113)
5. Imam Zaky (A1L012119)Rombongan : C1
Asisten : Trian Apriliani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang dapat digunakan untuk memperbanyak
atau mengembangbiakkannya. Atau yang dimaksud dengan benih adalah hasil
perkembangbiakkan secara generatif maupun vegetatif yang akan dipakai untuk
memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha tani (Kuswanto. 1997).
Menurut Lita Sutopo (1985), biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio)
yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang. Sedangkan menurut Jurnalis
Kamil (1986), biji merupakan alat untuk mempertahankan kelanjutan hidup jenis (spesies)
suatu tumbuhan yaitu dengan cara mempertahankan atau memperpanjang kehidupan
embrionic axis. Kehidupan embrionic axis dalam biji ini kemudian berubah menjadi
kehidupan bentuk baru sampai bertahun-tahun sesudah tanaman induknya mati. Mengenai
jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan utama yaitu untuk
menjamin kelangsungan hidupnya (spesies). Jadi bahan makanan cadangan yang berupa
karbohidrat, protein dan lipid yang terdapat pada endosperm atau kotyledon semata-mata
disediankannya untuk makanan embryonic axis, tidak perbah untuk diberikan atau
dihadiahkan kepada binatang atau manusia. Hanya binatang dan manusialah yang merampas
makanan cadangan itu untuk keperluan hidupnya.
Jika dilihat dari morfologi biji tersebut, sebenarnya bentuk dan ukuran biji dapat
dijadikan ukuran tingkat kualitas biji atau benih tersebut. Menurut Jurnalis Kamil (1986),
berat kering suatu biji (seed dry weight) penting karena ini erat hubungannya dengan
besarnya hasil. Tinggi rendahnya nilai berat kering ini tergantung dari banyak atau sedikitnya
bahan kering yang terdapat dalam biji. Bahan kering ini umumnya terdiri dari tiga bahan
dasar yaitu karbohidrat, protein, dan lemak, yang terdapat terutama pada jaringan
penyimpanan (storage tissue), seperti endosperm pada famili Gramineae dan kotiledon pada
legume.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan bobot 1000 biji dari suatu tanaman.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi, sebab benih harus mampu
menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.
Walaupun pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cara
bercocok tanam, tetapi tidak boleh diabaikan pentingnya pemilihan kualitas benih yang akan
digunakan (Sutopo, 1985).
Menurut Kartasapoetra, dkk (1992), benih yang berkualitas tinggi itu memiliki daya
tumbuh lebih dari 90 persen, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman
yang baik atau mampu berkecambah (tumbuh dengan normal) merupakan tanaman yang
menghasilkan atau sering disebut juga sebagai benih yang matang. Memiliki kemurnian
(trueness seeds), artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas
dari benih varietas lain, dan terbebas dari biji herba, hama, dan penyakit.
Lebih lanjut lagi Kartasapoetra, dkk (1992) menyatakan bahwa tujuan pengujian benih
adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih, yang perlu diuji selaras dengan
faktor kualitas benih. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih
tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih,
benih berkulit keras, terdapatnya biji-bijian herba yang membahayakan benih, terbebasnya benih
dari penyakit dan hama tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji
benih yang dimaksud.
Hasil gabah setiap hektar dapat diketahui dengan bobot 1000 biji, karena bobot 1000 biji
relatif lebih tetap, sehingga dapat digunakan untuk menyatakan hasil setiap hektarnya
(Ismunadji, dkk, 1998). Mengingat pentingnya masalah benih maka penggunaan benih dan
pemilihan benih sudah pasti harus mendapat perhatian khusus. Penentuan benih dilakukan
dengan menggunakan bobot 1000 biji, dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti
menandakan biji tersebut benar-benar dalam keadaan masak karena biji yang baik untuk ditanam
adalah biji yang benar-benar masak.
Benih atau biji mempunyai arti dan pengertian yang bermacam-macam, tergantung dari
bidang dan segi peninjaunya. Biji merupakan alat untuk mempertahankan kelanjutan hidup jenis
atau spesies suatu tumbuhan yaitu dengan cara mempertahankan atau memperpanjang
kehidupan embryonic axis. Kehidupan embryonic axis dalam biji kemudian berubah menjadi
menjadi kehidupan bentuk baru sampai bertahun-tahun sesudah tanaman induknya mati. Biji
merupakan suatu unit organianisai yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan
yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupanya. Biji merupakan alat untuk
menyebarkan kehidupan baru dari suatu tempat lain kettempat dengan kekuatnnya sendiri, dan
dengan pertolongan binatang dan manusia dari suatu tumbuhan (Kamil, 1982)
Biji mempunyai arti penting karena:
1. Biji memudahkan untuk mengerti segala sesuatunya mengenai biji untuk memproduksi
dan dalm pemakainya yang lebih efektif dan efisien
2. Biji atau bagian dari biji adalah merupakan bentuk materi hidup yang ideal untuk
mengkaji dasar-dasar proses pada tumbuhan.( Rahmawati, 2009)
Peranan biji sebagai benih adalh sangat penting disamping unsur-unsur agronomi lainya
(pengolahan tanah, perbaikan tata air, pemupukan, pengawetan tanah, pola tanam).Unsur-unsur
agronomi tersebut telah diusahakn dengan teknologi yang semestinya, tetapi jika benihnya tidak
baikmak produksi yang diharapkan sangat sulit diapai, bahkan tidak jarang menggagalkan hasil
tanamna tersebut. Kuantitas dan kualitas produk yang diimpikan petani hanya dapat dicapai
apabila benihnya merupakan benih unggul atau benih yang mempunyai sertifikat.
Benih atau biji mempunyai arti dan pengertian yang bermacam-macam tergantung dari
bidang dari segi peninjauan. Biji merupakan alat untuk memepertahankan kelanjutan hidup
jenis atau spesies suatu tumbuhan yaitu dengan cara mempertahankan atau memperpanjang
kehidupan embryonic axic.
Kehidupan embryonic axis dalam biji kemudian berubah menjadi kehidupan bentuk
baru sampai bertahun-tahun sesudah tanaman induknya mati. Biji merupakan suatu unit
organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk
melindungi serta memperpanjang kehidupanya. Biji merpakan alat untuk menyebarkan
kehidupan baru dari suatu tempat ke tempat lain dengan kekuatan sendiri, dan dengan
pertolongan binatang atau manusia dari suatu tumbuhan (Kamil, 1982)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Padi
Kedelai
B. Alat
Timbangan
Alat tulis
Hand counter
C. Prosedur kerja
1. Biji padi diambil 1.000 butir sebanyak 3 kali ulangan untuk ditimbang.
2. Hasilnya dihitung untuk mengetahui bobot 1.000 biji, dengan menggunakan metode
1 dengan rumus :
Bobot 1000 biji (g) = 10001000 x bobot biji
3. Kerjakan 5 kali ulangan
4. Biji padi 200 butir sebanyak 3 kali ulangan ditimbang, kemudian dihitung dengan
menggunakan metode 2 dengan rumus :
Bobot 1000 biji (g) = 1000200 x bobot biji
5. Kerjakan sebanyak 5 kali ulangan.
6. Ambil benih padi sebanya kurang lebih 1000 butir dan timbang
7. Catat angka hasil penimbangan
8. Hitung bobot 1000 biji menggunakan metode 3 dengan rumus:
Bobot 1000 biji (g) = bobot bijijumlab iji x bobot biji
9. Kerjakan dengan 5 kali ulangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Metode 1
Ulangan Bobot X (timbang)
Bobot Y(hitung)
V=(M-Y) V2
1. 24,65 24,65 2,87 8,232. 27,75 27,75 -0,23 0,05293. 26,85 26,85 0,67 0,44894. 27,50 27,50 0,02 0,00045. 30,85 30,85 -3,33 11,08
Jumlah 137,6 137,6 19,8122
Bobot rata-rata = M = Yn = 137,6
5 = 27,52 gr
Salah menengah = V 2
n (n−1 ) = 19,8122
20 = 0,99061
Jadi bobot biji sebenarnya adalah 27,52 ± 0,99061 gr
Metode 2
Ulangan Bobot X(gr)
Bobot Y(gr)
V=(M-Y) V2
1. 23,35 116,75 -41,95 1759,802. 17,20 86 -11,2 125,443. 7,75 38,75 36,05 1299,604. 10,20 51 23,8 566,405. 16,30 81,5 -6,7 44,89
Jumlah 417 gr 374 gr 0 3796,17
Bobot rata-rata = M = Yn = 374
5 = 74,8 gram
Salah menengah = V 2
n (n−1 ) = 3796,17
20 = 189,80 gram
Jadi bobot biji sebenarnya adalah 74,8 ± 189,80 gram
Metode 3
Ulangan Bobot XTimbangan
(gram)
Bobot Yhitungan (gram)
V=(M-Y) V2
1. 24,4 25,68 0,78 0,60842. 30,7 27,26 -0,7 0,493. 22 25,97 0,49 0,24014. 31,4 27,52 -1,06 1,12365. 24,7 25,97 0,49 0,2401
Jumlah 133,2 132,3 2,7022
Bobot rata-rata = M = Yn = 132,3
5 = 26,46
Salah menengah = V 2
n (n−1 ) = 2,7022
20 = 0,13511
Jadi bobot biji sebenarnya adalah 26,46 ± 0,13511 g
B. Pembahasan
Makin maraknya penggunaan benih padi oleh petani harus diimbangi dengan pengadaan
benih yang dapat menghasilkan padi yang bayak dari segi kuantitas dan sesuai dengan selera
konsumen atau segi kualitasnya. Biji tersebut di uji kemurniannya agar dapat menghasilkan hasil
yang optimal. Penentuan bobot 1000 biji dari suatu tanaman merupakan suatu cara yang
digunakan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas suatu benih atau biji dari suatu tanaman.
Salah satu hal yang berkaitan erat dengan penentuan bobot 1000 biji yaitu untuk menghitung
kebutuhan benih petani per satuan luas pada usaha tani (Kamil. 1986).
Hasil gabah diketahui dengan bobot 1000 biji, karena bobot 1000 biji lebih relatif lebih
tetap, sehingga dapat digunakan untuk menyatakan hasil setiap hektarnya. Mengingat pentingnya
masalh benih maka penggunaan benih suadah pasti harus mendapat perhatian khusus. Penentuan
benih dilakukan dengan menggunakan bobot 1000 biji yang besar atau berat berarti menandakan
biji tersebut benar-benar dalam keadaan masak karena biji yang baik untuk ditanam adalah biji
yang bena-benar sudah masak (Ismunadi, 1998)
Penetapan bobot 1000 biji suatu benih bertujuan untuk menghitung kebutuhan benih
persatuan luas pada usaha tani, salah satu faktor yang perlu diketahui adalah bobot 1000 biji
melakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :
1. Untuk menentukan berat 1000 butirbenih, prinsip pelaksanaannya adalah 1000 butir benih
hasil uji kemurnian benih ditimbang dengan tingkat kepekaan penimbangan pada uji
kemurniaan benih.
2. Untuk menentukan berat 1000 butir benih dapat pula dilakukan dengan menimbang per
100 butir. Caranya , ambil 100 butir benih sebanyak delapan kali, masing-masing
ditimbang, kemudian dihitung varian, standar devian dan koevisien variasinya.
Faktor-faktor yang memepengaruhi mutu hasil benih menjadi kecil dapat dibagi ke dalam faktor-
faktor genetis dan lingkkungan. Benih-benih yang berbentuk bulat biasanya lebih terlindungi
pada kerusakan yang kritis dari pada benih-benih yang panjang atau berbentuk tidak teratur.
Penentuan bobot 1000 biji diperlukan untuk mengetahui produktivitas suatu tanaman pada suatu
lahan tertentu yang diharapkan dapat menentukan hasil suatu varietes yang dapat beradaptasi
dengan lingkungan. (Kuswanto, 1997)
Bobot 1000 biji merupakan karakter kuantitatif dari suatu tanaman yang meliputi bagian
biji,panjang biji, jumlah biji, berat biomassa dan lain-lain.
Umumnya karakter ini dapat diukur dengam menggunakan satuan tertentu, sehingga disebut juga
karakter metrik. Karakter metrik tidak dapat dibedakan secara tegas, karena sebenarnya bersifat
kontinue. Biasanya karakter ini dikendalikan oleh banyak gen minor, untuk menentukan hasil
gabah tiap hektar perlu diketahui bobobt 1000 biji, karena bobot 1000 biji relatif tetap sehingga
dapat digunakan untuk menyatakan hasil tiap hektar.( Nasir, 2001).
Menurut Mugnisjah (1990), Ukuran benih tergantung kondisi pertumbuhan induknya
(pamjang hari). Ukuran benih yang konstan dlam beberapa spesies dapat disebabkan oleh
penggunaan contoh yang banyak, contoh misal 1000 benih untuk menentukan bobot 1000 rata-
rata. Hal ini bukan saja menutupi variasi yang terjadi dalm populasi , tetapi bukan pada tiap-tiap
individu. Unsur lain yang penting dalam strategi reproduktif tumbuhan berkaitan dengan
ukuran besar/ kecil. Rata-rata bobot benih cenderung menjadi ciri yang tetap dari setiap spesies.
Ukuran benih sedikit banyak mempunyai fungsi dari ukuran tumbuh induknya, ukuran benih
telah diperlihatkan berkorelasi dengan jumlah faktor lingkungan, flora dkali fornia
memeperlihatkan bahwa benih besar berkaitan dengan habitat yang lebuh kering.
Pengujian benih penting untuk dilakukan, terujinya benih berarti terhindarnya petani dari
berbagai kerugianya yang dapat ditimbul dalam pelaksanaan usaha taninya. Tujuan pengujianya
benih adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu di uji selaras
dengan faktor kualitas benih. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentasi dari benih murni,
benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur , gaya berkecambah atau daya tumbuh
benih, benih berkulit keras, terdapanya biji-bijian herba yang memebahayakan benih,
terbebasnya benih dari penyakit dan hama tanaman, kadar air bersih pengujian berat benih
perseribu benih yang dimaksud tertentu.
Penentuan bobot 1000 biji pada benih padi dengan 5 kali ulangan dilakukan dengan 2
metode, pada masing-masing metode dilakukan penimbangan dan perhitungan bobot 1000 biji
yang sebenarnya. Metode 1 yaitu dengan cara mengambil benih sebanyak 1000 butir diperoleh
bobot 1000 biji sebenarnya yaitu 27,52 gram dan 0,99061 gram. Metode III yaitu dengan cara
mengambil segenggam biji kemudian dihitung jumlahnya dan dilakukan perhitungan bobot
sebenarnya. Bobot 1000 biji dari metode III adalah 26,46 gram dan 0,13511 gram. Bobot 1000
biji yang sebenarnya pada kedelai ditentukan dengan masing-masing 5 kali ulangan serta
penimbangan dan perhitungan. Metode II menggunakan 200 biji, bobot sebenarnya adalah 74,8
gram dan 189,80 gram
Metode yang paling baik untuk menghitung bobot 1.000 biji adalah metode 1. Hal ini
disebabkan pada metode 1 kita benar-benar menghitung 1.000 biji dan kemudian
menimbangnya, sehingga hasilnya lebih mendekati dari pada metode-metode yang lain. Menurut
Kuswanto (1997), untuk penentuan berat 1000 butir benih, prisip pelaksanaanya adalah 1000
butir benih hasil uji kemurnian benih ditimbang dengan tingkat kepekaan penimbangan pada uji
kemurnian benih, dapat juga dilakukan dengan penimbangan 100 butir.
Perhitungan 1000 biji pada kedelai varietas slamet termaksud dalam ukuran sedang.
Menurut Departemen Pertanian Satuan Pengendali Bimas (1983), varietas kedelai berbiji kecil
bobot 1.00 biji kurang dari 100 gram.
Secara umum faktor fisik yang harus diperhatikan untuk menilai mutu benih menurut
Kartasapoetra (1992) ialah :
1. Benih yang bersih tidak tercampur dengan potongan–potongan tangkai yang kering, biji-
bijian yang lain, debu, dan lain-lain.
2. Warna benih yang baik berwarna terang, tidak kusam atau mengkilat, berwarna kuning
muda, tidak bercak–bercak hitam.
3. Biji normal (tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar ).
4. Biji bernas atau berisi, untuk mengetahuinya perlu dirambang dalam air yang diambil yang
mengendap saja.
5. Tidak terlalu kering, karena daya tumbuhnya kurang baik, demikian pula yang terkelupas
kulitnya jangan sampai diambil.
.
BAB V
KESIMPULAN
1. Penentuan bobot 1000 biji dapat dihitung menggunakan tiga metode dan metode yang
paling baik adalah metode pertama dengan menimbang lagsung bobot 1000 biji.
2. Bobot 1000 biji merupakan karakter kuantitatif dari suatu tanaman.
3. Penentuan bobot 1000 biji , salah satu tujuanya untuk mengetahuai mutu dan kualitas
benih.
4. Bobot 1000 biji suatu benih diturunkan atau diwariskan kepada keturunannya.
5. Penentuan bobot 1000 biji dilakukan untuk mengetahui mutu dan kualitas benih.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian Satuan Pengendali Bimas. 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi,
Palawija, Sayur-sayuran. Departemen Pertanian Satuan Pengendali Bimas, Jakarta.
Hayes, Herbert Kendal. 1942. Method of Plant Breeding. Kogakusha Company LTD, Tokyo.
Ismunadji.1998. Bali Penelitian dan Pengembangan Pertanian.IPB, Bogor
Kamil, Jurnalis. 1986. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya Padang, Padang.
Kartasapoetra, A. 1992. Teknologi Benih. Bina Aksara, Jakarta.
Kuswanto. 1997. Analisis Benih. Jogjakarta: Penerbit ANDI.
Mugnisjah,W.H.1990.Pengantar Produksi Benih. Raja wali press, Jakarta.
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rahmawati.2009. MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI
SELAMA PERIODE SIMPAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia.273-282
Sutopo, Lita. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Soepomo. 1968. Ilmu Seleksi dan Teknik Kebun Percobaan Penerbit PT. Soeroengan,
Jakarta.