draf sminar sieve shaker

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    1/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    1

    Mini Sieve Shaker( Sanchia Janita Khodijah, Her Gumiwang Ariswati, Tribowo Indrato )

    Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan SurabayaJl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

    ABSTRAK

    Sieve shaker adalah sebuah ayakan terbuat dar i kawat, sil k, atau plastik, benang, logam, pelat

    logam berl ubang. Logam yang biasa digunakan adalah baja dan baja tahan kar at.ukuran ayakan dinyatakan

    dengan mesh yaitu banyaknya l ubang bukan ayakan dalam setiap in persegi, mi salnya disebut ayakan 40

    mesh, berar ti terdapat 40 lubang 1 in persegi. Ki saran ukuran mesh standart adalah mulai dari 4mesh-

    400mesh. Sieve shakerumumnya memiliki nilai mesh 100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai

    mess sama akan memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan

    nilai mesh berbeda akan menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman berbeda. Sieve shaker

    biasanya digunakan pada bidang farmasi yang dimana sebagai pengayak obat dalam bentuk bubuk. Pada

    modul ini menyetting waktu dan 2 mode ( high dan low).

    Pada modul in i memakai sistem mikr okontroler dimana nanti di gunakan untuk pengontrolan

    motor . Maka pembuatan modul ini memili ki nil ai error waktu 1,01% , nilai error rpm 0,6% .

    Kata Kunci: Kecepatan Rpm, Waktu, IRF530N dan ATMEGA8535

    Latar Belakang

    Pengayakan sediaan farmasi dilakukan

    untuk menentukan ukuran butiran tertentu sesuai

    dengan yang diinginkan. Proses pengayakanmerupakan proses penting dalam menentukan

    ukuran partikel yang akan digunakan dalam

    membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran

    partikel mempunyai peranan besar dalam

    pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efekfisiologisnya.Banyak metode yang tersedia untuk

    menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan

    disini hanyalah metode yang digunakan secara

    luas dalam praktek di bidang farmasi serta metode

    yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus.

    Pada bagian ini akan dibicarakan metode

    pengukuran pengayakan. pengayakan dilakukan

    sebelum menjadiobat, karena tujuan pengayakan

    itu sendiri antara lain untuk mendapatkan ukuran

    partikel yang seragam. Teknik pengayakan dibagi

    menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan

    mekanik.

    Teknik pengayakan manual dilakukan

    tanpa menggunakan mesin sedangkan teknik

    pengayakan mekanik dilakukan dengan bantuan

    mesin. Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci

    dengan dasar kawat kasar dengan lubang

    lubang segi empat.Pada pembuatan modul inidengan mengangkat judul mengenai sieve shaker

    namun di sini merancang sieve shaker dalam

    ukuran mini, di karenakan beban pengayakan

    sieve shaker kg. Pada alat sieve shaker

    memakai pergerakan mekanik secara vertikal ,

    dimana sistem pergerakan motor lebih tampak

    getaran. Sehingga kali ini penulis ingin merancang

    alat yang berjudul M ini Sieve Shaker

    Batasan Masalah

    Dalam pembuatan modul Mini Sieve Shaker,

    penulis membatasi masalah yang akan dibahas,meliputi :

    1.3.1 Pengunaan sistem vibrate ( getaran) pada

    sieve shaker.

    1.3.2 Pada perancangan modul ini disertai LCDyang menampilkan settingan waktu dan

    kecepatan.

    1.3.3 Terdapat settingan dua pemilihan mode yaitu

    high dan low.

    1.3.4Terdapat settingan waktu antara 0 30

    menit.

    1.3.5 Terdapat susunan sieve stack/ ayakan seri 4

    susunan, dimana 3 susunan tempat filter ayakan

    dan 1 wadah penampung

    1.3.6Berat pengayakan 200 gram yang akan di

    ayak.

    Rumusan MasalahDari uraian latar belakang di atas, maka

    penulis membuat rumusan masalah yaitu:

    Dapatkah dirancang alat mini sieve shaker?

    Tujuan

    a. Tujuan UmumDibuatnya alatmini sieve shakerdalam bentuk

    bubuk dengan ukuran mini

    b. Tujuan Khusus1. Membuat rangkaian power supply.

    2.Merancang rangkaian IC mikrokontroller

    ATMega8535.

    3. Merancang rangkaian driver motor.

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    2/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    2

    4. Membuat rangkaian LCD karakter.

    5. Membuat dan merancang filterisasi sieving

    dengan ukuran no ayakan 8 , no

    40 < 425 m >, dan no 80

    6. Menguji hasil perancangan alat.

    MANFAAT

    1. Manfaat TeoritisMeningkatkan ilmu pengetahuan

    bagi mahasiswa teknik elektromedik di

    bidang alat laboratorium khususnya mini

    sieve shaker

    2. Manfaat PraktisDengan adanya alat ini diharapkan

    dapat mempermudah tenaga farmasi

    dalam pembuatan obat pada bidang

    farmasi.

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Sieve shaker

    Sieve shaker adalah sebuah Ayakan terbuat

    dari kawat, silk, atau plastic, benang, logam, pelat

    logam berlubang. Logam yang biasa digunakan

    adalah baja dan baja tahan karat.ukuran ayakandinyatakan dengan mesh yaitu banyaknya lubang

    bukan ayakan dalam setiap in persegi, misalnya

    disebut ayakan 40 mesh,berarti terdapat 40 lubang

    1 in persegi. Kisaran ukuran mesh standart adalah

    mulai dari 4mesh-400mesh. Pemisahan ukuran

    dalam kisaran 4mesh dan 48mesh disebut ayakan

    halus (fine screening)sedang yang lebih kecil lagidisebut ultrafine. Lubang bukan ayakan adalah

    persegi panjang dan lebih kecil dari bilangan

    meshnya karena ketebalan dari kawat. Ayakan

    umum digunakan adalahstandart tyler. Set ayakan

    ini di dasarkan pada bukan 200mesh yang

    ditetapkan pada 0,074mm. daerah bukan suatu

    ayakan dalam susunannya tepatnya adalah dua kali

    daerah bukaan ayakan yang lebih kecil berikutnya.

    Dalam bidang farmasi, zat-zat yang

    digunakan sebagai bahan obat kebanyakan

    berukuran kecil dan jarang yang berada dalam

    keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat

    padat mempunyai peranan penting dalam bidangfarmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat,

    baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari

    bahan obat tersebut, serta mempunyai perananbesar dalam pembuatan sediaan obat. Pengetahuan

    dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran

    partikel sangat penting dalam bidang farmasi.

    Secara klinik, ukuran partikel suatu obat

    dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral,

    parenteral, rektal, dan tropikal. Formulasi yang

    berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi

    kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga

    bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari

    produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan

    kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat

    penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang

    diperlukan dan pencampuran yang benar dari

    granul dan serbuk. Salah satu metode paling

    sederhana yang digunakan untuk menentukanukuran partikel bahan obat tersebut, adalah

    menggunakan metode pengayakan.Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran

    lubang tertentu. Istilah ini (mesh)digunakan untuk

    menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear. Sieve

    shaker adalah alat pemisahan mekanis dengan pola

    pengayakan dan penyaringan yang ukuran bahan

    disesuaikan dengan kain (screen)yang digunakan.

    kain (screen) berlaku sebagai saringan, saringan

    yang digunakan pada alat ini dapat dibuat tersusun

    bertingkat atau hanya terdiri atas satu saringan.

    Saringan yang digunakan memiliki nilai mess yang

    menyatakan jumlah lubang per 1 mm2.Saringan yang digunakan pada alat Sieve

    shakerumumnya memiliki nilai mesh100 sampai

    200. Saringan bertingkat dengan nilai mess sama

    akan memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil,

    sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mesh

    berbeda akan menghasilkan beberapa produkdengan keseragaman berbeda. Sieve shaker

    biasanya digunakan pada bidang farmasi yang

    dimana sebagai pengayak obat dalam bentuk

    bubuk.

    1.2 Teknik Pengayakan

    Pengayakan adalah sebuah carapengelompokan butiran, yang akan dipisahkan

    menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan

    demikian dapat dipisahkan anatara partikel lolos

    ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di

    ayakan ( butiran kasar). Ukuran butiran tertentu

    yang masih dapat melintasi ayakan dinyatakan

    sebagai butiran batas.

    Pengayakan merupakan pemisahan berbagai

    campuran partikel padatan yang mempunyaI

    berbagai ukuran bahan dengan menggunakan

    ayakan. Proses pengayakan juga digunakan

    sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang

    ukurannya berbeda dengan bahan baku.Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan

    serbuk dengan ukuran yang seragam. Dengan

    demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagaisuatu metoda pemisahan berbagai campuran

    partikel padat sehingga didapat ukuran partikel

    yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang

    memiliki ukuran yang berbeda dengan

    menggunakan alat pengayakan.Pada pengayakan manual, bahan dipaksa

    melewati lubang ayakan, umumnya dengan

    bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau

    dengan sikat. Beberapa farmakope memuat

    spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu.

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    3/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    3

    Sekelompok partikel dinyatakan memiliki tingkat

    kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat

    melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa

    sisa diayakan). Dengan demikian ada batasan

    maksimal dari ukuran partikel (Voigt, 1994).

    Sedangkan, pada pengayakan secara

    mekanik (pengayak getaran, guncangan atau

    kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang

    umumnya mempunyai satu set ayakan dengan

    ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan

    yang dipak, bergerak-gerak diatas ayakan,

    berdesakan melalui lubang kemudian terbagimenjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Beberapa

    mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar

    atau ellipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada

    jenis ayakan yang statis, bahan yang diayak

    dipaksa melalui lubang dengan menggunakan

    bantuan udara kencang atau juga air deras (Voigt,1994).

    Beberapa cara atau metode yang dapat

    digunakan dalam pengayakan tergantung dari

    material yang akan dianalisa, antara lain:

    1. Ayakan dengan gerakan melemparCara pengayakan dalammetode ini, sampel

    terlempar ke atas secara

    vertikal dengan sedikit

    gerakan melingkar sehingga

    menyebabkan penyebaran

    pada sampel dan terjadi pemisahan secara

    menyeluruh, pada saat yang bersamaan

    sampel yang terlempar keatas akan

    berputar (rotasi) dan jatuh di atas

    permukaan ayakan, sampel dengan

    ukuran yang lebih kecil dari lubang

    ayakan akan melewati saringan dan yang

    ukuran lebih besar akan dilemparkan keatas lagi dan begitu seterusnya. Sieve

    shaker modern digerakkan dengan electro

    magnetik yang bergerak denganmenggunakan sistem pegas yang mana

    getaran yang dihasilkan dialirkan ke

    ayakan dan dilengkapi dengan kontrol

    waktu (Zulfikar, 2010).

    2. Ayakan dengan gerakan horizontalCara Pengayakan

    dalam metode ini,

    sampel bergerak

    secara horisontal

    (mendatar) pada bidang permukaan sieve

    (ayakan), metode ini baik digunakan

    untuk sampel yang berbentuk jarum,

    datar, panjang atau berbentuk serat.

    Metode ini cocok untuk melakukan

    analisa ukuran partikel aggregat(Zulfikar, 2010).

    Kegunaan metode pengayakan dalam kefarmasian

    :

    Biovailabilitas. Makin kecil partikelbioavailabilitas obatnya semakin baik.

    Sifat alir. Makin besar partikel memilikisifat alir yang baik daripada partikel

    berukuran kecil.

    Absorbsi. Makin kecil ukuran partikelmakin mudah partikel diabsorbsi dan

    memberikan efek yang cepat. Pencampuran lebih mudah. Pencampuran

    lebih mudah pada pertikel yang lebih kecil

    karena adanya pendekatan yang mudah satu

    sama lain.

    Jenisjenis ukuran kehalusan sieve stack

    Very Coarse powder( serbuk sangat kasaratau nomor 8 ) semua partikel serbuk dapat

    melewati lubang ayakan nomor 8 dan tidaklebih dari 20% melewati lubang ayakan No.

    60. Coarse powder (serbuk kasar atau nomor

    20 ) semua partikel serbuk dapat melewati

    lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih

    dari 40% yang melewati lubang ayakannomor 60.

    Moderately Coarse ( serbuk cukup kasaratau nomor 40 ) semua partikel serbuk

    dapat melewati lubang ayakan nomor 40

    dan tidak lebih dari 40% melewati lubangayakan nomor 80.

    Fine Powder(serbuk halus atau nomor 60 )semua partikel serbuk dapat melewati

    lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebihdari 40% melewati ayakan nomor 100

    Very Fine powder ( serbuk sangat halusatau nomor 80) semua partikel serbuk dapat

    melewati lubang ayakan nomor 80 dan

    tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    4/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    4

    Daftar Komponen

    IC Mikrokontroler ATmega8535

    Gambar 1 : Konfigurasi pin ATmega8535

    Atmega 8535 mempunyai empat buahport yang bernama PortA, PortB, PortC, dan PortD.

    Keempat port tersebut merupakan jalur bi-

    directional dengan pilihan internalpull-up. Tiapport mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn,

    PORTxn, dan PINxn. Huruf x mewakili nama

    huruf dari port sedangkan huruf n mewakili

    nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address

    DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address

    PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address

    PINx. Bit DDxn dalam register DDRx (Data

    Direction Register) menentukan arah pin. Bila

    DDxn diset 1, maka Px berfungsi sebagai pin

    output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi

    sebagai pin input. Bila PORTxn diset 1.

    pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin

    input, maka resistorpull-up akan diaktifkan. Untukmematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port

    adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn

    diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin

    output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila

    PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi

    sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0.Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state

    (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high

    (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi

    peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled

    (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low

    (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-upenabled dapat diterima sepenuhnya, selama

    lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan

    perbedaan antara sebuahstrong high driver dengan

    sebuahpull-up.

    Jika ini bukan suatu masalah, maka bit

    PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk

    mematikan semua pull-up dalam semua port.

    Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke

    kondisi output low juga menimbulkan masalah

    yang sama. Maka harus menggunakan kondisi tri-

    state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi outputhigh (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi

    transisi.

    Tabel Konfigurasi Pin Port

    Tabel diatas menunjukkan konfigurasi pinpada port port mikrokontroler. Bit 2 PUD =

    Pull-up Disable, bila bit diset bernilai 1 maka pull-

    uppada port I/O akan dimatikan walaupun register

    DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk

    menyalakanpull-up (DDxn=0, PORTxn=1).

    LCD karakter 2x16

    LCD merupakan komponen display yang

    dapat menampilkan berbagai macam karakter.

    Jenis LCD ada berbagai macam, dan yang palingsering digunakan adalah LCD Karakter 2 x 16.

    Pada percobaan ini akan menggunakan LCD

    karakter 2 x16, dengan interface pada PORTC,

    Codevision menyediakan fungsi-fungsi untuk

    keperluan pengelolaan LCD.

    Modul LCD Character dapat dengan

    mudah dihubungkan dengan mikrokontroller

    seperti AT89S51. LCD yang akan kitapraktikumkan ini mempunyai lebar display 2 baris

    16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD

    Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yangdidifinisikan sebagai berikut:

    Gambar 4.2. Modul LCD Karakter 2x16

    Tabel 4.1 Pin dan Fungsi

    No. Nama Fungsi

    1 VSS Ground voltage

    2. VCC +5V

    3. VEE Contrast Voltage

    PA5

    PA2

    PC2

    PA6

    PC0

    PA4

    PC3

    PA1

    C?10MF

    J?

    REF

    123

    VCC

    C?33PF

    Y?

    CRYSTAL

    PD5

    PB8

    PB5

    R?1K

    VCC

    PD3

    PA0

    PC5

    PD6

    VCC

    PB0

    PD1

    PA7

    PC1

    PA3

    VCC

    U?

    atmega8535

    4

    141516

    2627

    29

    38

    40

    28

    39

    6

    123

    181920 21

    22232425

    5

    789

    10111213

    3736353433323130

    17

    PB3(OC0/AIN1)

    PD0(RXD)PD1(TXD)PD2(INT0)

    PC4PC5

    PC7(TOSC2)

    PA2(ADC2)

    PA0(ADC0)

    PC6(TOSC1)

    PA1(ADC1)

    PB5(MOSI)

    PB0(XCK/T0)PB1(T1)PB2(INT2/AIN0)

    PD4(OC1B)PD5(OC1A)P D6 (I CP ) P D7 (OC 2)

    PC0(SCL)PC1(SDA)

    PC2PC3

    PB4(SS)

    PB6(MISO)PB7(SCK)RESETVCCGNDX-TALL2X-TALL1

    PA3(ADC3)PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)

    AREFAGNDAVCC

    PD3(INT1)

    PB7

    PD0

    PD7

    PD2

    PB4

    VCC

    PD4

    RESET?

    R?

    103

    1

    3

    2

    PB1

    PB6

    PC6

    PB3

    C?33PF

    PC7

    C?10MF PC4

    PB2

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    5/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    5

    4. RS Register Select

    0 = Instruction Register1 = Data Register

    5. R/W Read/ Write, to choose write orread mode

    0 = write mode

    1 = read mode

    6. E Enable

    0 = start to lacht data to LCD

    character1= disable

    7. DB0 LSB

    8. DB1 -

    9. DB2 -

    10. DB3 -

    11. DB4 -

    12. DB5 -

    13. DB6 -

    14. DB7 MSB

    15. BPL Back Plane Light16. GND Ground voltage

    Motor DC

    Getaran motor ukuran yang kompak tanpa

    biji motor DC yang digunakan untuk

    menginformasikan pengguna menerima sinyal

    dengan bergetar, tidak ada suara. Getaran motor

    secara luas digunakan dalam berbagai aplikasi

    termasuk ponsel, handset, pager, dan sebagainya.

    Utama fitur getaran motor magnet tanpa biji motor

    DC yang permanen, yang berarti akan selalu

    memiliki sifat magnetik yang (tidak sepertielektromagnet, yang hanya berperilaku seperti

    magnet ketika arus listrik berjalan melalui itu),

    fitur utama lain adalah ukuran dari motor itu

    sendiri kecil, dan dengan demikian berat ringan.

    Selain itu, kebisingan dan konsumsi daya yangmotor menghasilkan saat menggunakan rendah.

    Berdasarkan fitur-fitur tersebut, performa motor ini

    sangat handal. Motor getaran dikonfigurasi dalam

    dua jenis dasar: coin (atau flat) dan silinder (atau

    bar). Ada beberapa komponen dalam kedua

    konstruksi internal mereka.

    Gambar 1

    meningkatkan tegangan yang diberikan ke

    motor akan meningkat kecepatan, dan karena itu

    frekuensi getaran, serta amplitudo getaran.

    FREKUENSI

    f vibration =

    FORCE(GAYA)

    Fvibration= m x r x 2

    Dimana :

    m = massa dari berak eksentrik (kg)

    r = jarak / jari-jari (m)= kecepatan radian pada motor (rad)

    = 2

    PWM (Pulse Width Modulation)

    Pengaturan lebar pulsa modulasi atau

    PWM merupakan salah satu teknik yang ampuh

    yang digunakan dalam sistem kendali (control

    system) saat ini. Pengaturan lebar modulasi

    dipergunakan di berbagai bidang yang sangat luas,

    salah satu diantaranya adalah: speed control

    (kendali kecepatan), power control(kendali sistem

    tenaga), measurement and communication

    (pengukuran atau instrumentasi dantelekomunikasi).

    Prinsip Dasar PWM dicapai/diperoleh

    dengan bantuan sebuah gelombang kotak yang

    mana siklus kerja (duty cycle) gelombang dapat

    diubah-ubah untuk mendapatkan sebuah tegangankeluaran yang bervariasi yang merupakan nilai

    rata-rata dari gelombang tersebut. Lebih jelasnya

    mari kita simak gambar dibawah ini,

    Perhatikan gambar gelombang kotak (pulsa) yang

    ditunjukkan di atas.

    Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran

    berada pada posisi tinggi (baca: high atau 1) dan,

    Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran

    berada pada posisi rendah (baca: lowatau 0).Anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau

    penjumlahan antara Ton dengan Toff, biasa

    dikenal dengan istilah periode satu gelombang.

    Siklus kerja atau duty cycle sebuah gelombang di

    definisikan sebagai,

    Tegangan keluaran dapat bervariasi dengan duty-

    cycledan dapat dirumusan sebagai berikut,

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    6/13

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    7/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    7

    Tampak depan

    Tampak belakang

    Blok Diagram

    Cara kerja :

    Rangkaian ini menyupply tegangan + 12 v dan + 5

    v . Tekan tombol start (sebagai inisialisasi LCD

    dan preparation). Atur settingan rpm dan waktu

    yang di perlukan dengan menekan tombol up /

    down dan enter. Maka mikro akan memberikansignal pada driver motor dan motor akan aktif.

    Pada saat mekanik ayakan bergerak maka waktu

    mulai counting down hingga buzzer off dan motor

    akan off.

    Diagram Alir

    Cara Kerja :

    start untuk memulai suatu program. Mikro

    memulai menginisialisasi lcd dimana program

    akan di mulai. Saat setting waktu dan kecepatanmikro akan memulai menyetting putaran motor

    dan waktu . tombol enter di tekan mikro aktif

    motor on sampai waktu tercapai waktu tercapai

    motor akan off dan buzzer bunyi. Itu menandakan

    proses telah selesai.

    Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulismembuat beberapa urutan kegiatan diantaranya :

    1. Mencari dan mempelajari dasar teori ataureferensi yang berkaitan dengan

    permasalahan yang akan dibahas.

    2. Mempelajari dan merancang konfigurasisistem ( dimensi modul, blok diagram,

    dan diagram alir ).

    3. Menyusun proposal4. Menyiapkan komponen dan peralatan

    yang digunakan dalam pembuatan modul.

    5. Membuat jadwal kegiatan untuk mengaturwaktu pembuatan modul.

    6. Menyiapkan komponen dan peralatanyang dibutuhkan

    7. Melakukan percobaan percobaansementara pada project board

    8. Me layout wiring diagram ke papanPCB dan pemasangan modul

    9. Melakukan pengukuran dan pengujianmodul

    10. Mengikuti Uji Kelayakan modul11. Menyusun laporan KTI12. Ujian Seminar Alat13. Ujian KTI

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    8/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    8

    Tempat dan Waktu Pembuatan Modul

    Tempat Pembuatan ModulPembuatan modul ini dilakukan di kampus Teknik

    Elektromedik POLTEKKES Surabaya.

    Waktu Pembuatan Modul

    Waktu pembuatan modul disesuaikan dengan

    jadwal akademik Teknik Elektromedik

    POLTEKKES Surabaya.

    Jadwal kegiatan

    Pengujian Sistem

    Teknik Pengujian dan Pengukuran

    Teknik pengujian dan pengukurandilakukan dengan cara membandingkan modul

    perbandingan. Seperti contohnya :

    1. Membandingkan waktu pada tampilanLCD dengan stopwatch.

    2. Mengukur kecepatan putaran motordengan Tachometer.

    3. Mengukur berat sampel dengantimbangan digital.

    4. Sebelum melakukan pengujian,Menyiapkan 1 buah Avometer digital, 1

    buah tachometer dan 1 buah

    stopwatch.dan juga pasang tanda pada

    poros motor agar nanti dapat dihitungnilai RPM.

    5. Ukur dahulu tegangan jala-jala PLN.6. Buka penutup sieve shaker, tuangkan

    sample dan tutup kembali.

    7. Pasang steker pada jala-jala PLN8. Tekan tombol power ON9. Setting waktu yang akan di gunakan

    (semisal 10 menit). Maka tekal tombol

    up dan enter.

    10. Setting mode pemilihan high dan low(semisal low). Maka tekan tombol up

    dan enter.

    11. Maka alat akan berjalan.

    12.Nyalakan tachometer , posisikantachometer sejajar dengan reflektive

    mark (tanda pada rotor motor). Jarak

    penembakan yakni 15cm.

    13. Pengambilan nilai Rpm dilakukansebanyak 5 kali pengambilan.

    14. Sedangkan pengambilan nilai waktujuga sama, pengambilan di ambilsebanyak 5 kali percobaan.

    15. Waktu proses habis , maka buzzer akanberbunyi.

    16. .matikan Tombol power ON. Cabutkabel steker

    17. Buka pentutup sieve shaker, lihat padahsail penampung akhir dan timbang

    hasil output pada sample.

    18. Catat hasil dari pengujian.

    HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA

    Setelah pembuatan modul, perlu diadakan

    pengukuran dan pengujian. Maka dari itu penulis

    melakukan pendataan waktu,kecepatan dan berat

    dari sample.

    Tabel data pengukuran tanpa beban

    a. Pengukuran nilai Rpm

    b. Pengukuran waktu

    Tabel data Pengukuran dengan beban

    1. Dengan waktu 10 menit

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    9/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    9

    2. Dengan waktu 20 menit

    3. Dengan waktu 30 menit

    Tabel data Analisa perhitungan

    a. Tanpa beban1. Perhitungan nilai RPM

    2. Perhiungan nilai Waktu

    b. Dengan Beban1. Perhitungan dengan waktu 10

    menit

    1.1 Nilai RPM

    1.2 Nilai waktu

    2. Perhitungan dengan waktu 20menit

    2.1 Nilai RPM

    2.2 Nilai Waktu

    3. Perhitungan dengan waktu 30menit

    3.1 Nilai RPM

    3.2 Nilai Waktu

    Analisa table hasil perhitungan :

    Dari angka-angka hasil analisis, nilai rpm

    belum stabil dikarenakan modul ini memanfaatkannilai getaran dan tegangan. Jika tegangan makin

    besar maka getaran serta frekuensi yang di

    hasilkan makin kecil. Yang mengakibatkan serbuk-

    serbuk sampel tidak dapat turun maksimal.

    Dan pula nilai massa partikel sample juga

    mempengaruhi waktu turunnya partikel. Dimana

    makin lama waktu, makin banyak partikel yang di

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    10/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    10

    hasil, selain itu sistem mekanik modul ini sudah

    bisa bergetar namun belum maksimal. Dimana di

    pengaruhi luas penampang dari pegas atau per

    pada mekanik, jika makin kecil luas penampang

    maka makin mudah wadah ayakan digoyangkan.

    Analisa keseluruhan :

    Dari hasil akhir yang didapatkan, dapat

    disimbulkan bahwa banyak faktor yang

    mempengaruhi segala hasil akhir yang didapatkan.

    Dan faktor-faktor tersebut diantaranya, pada modul

    ini memiliki hardware yang berbeda dengan alat

    pembanding yang digunakan, rumus yang

    digunakan dalam software bahasa C belum tentu

    sama dengan yang ada pada alat pembanding, dan

    juga tenggang waktu selama proses pengambilan

    data suhu menunjukkan hasil yang berbeda pulaantara modul dengan alat pembandingnya. Tetapi

    dari hasil yang didapatkan, penyimpangan atau

    perbedaan suhu yang didapat masih dalam batas

    toleransi.

    PEMBAHASAN

    Rangkaian Keseluruhan

    Saat pertama kali dinyalakan tegangan

    akan masuk ke semua rangkaian, ketika

    mikrokontroller aktif maka akan menampilkankarakter menu pemilihan waktu dan mode pada

    display LCD melalui portC. Disini PINB.1 sebagai

    tombol enter, PINB.2 sebagai tombol UP, dan

    PINB.3 sebagai tombol DOWN. Saat PINB.1

    ditekan setelah melakukan pemilihan mode, maka

    mikrokontroller akan mengaktifkan timer dan

    memberikan logika 0 pada PORTD.7 sehingga

    Mosfet yang tersambung pada PIND.7 akan aktif,grain mosfet aktif dan motor berputar.

    Saat motor mulai berputar, maka timer counter

    down akan aktif sesuai dengan settinggan awal

    waktu tadi. Waktu counter habis maka buzzer

    mendapatkan logika 1 yang dimana buzzer On dan

    motor akan Off

    Penjelasan Software

    #include

    #include

    #include

    #define buzzer PORTA.0=1;

    // Alphanumeric LCD Module functions

    #include

    // Timer 0 overflow interrupt service

    routine

    unsigned char i=1, a;

    unsigned char temp1[6]; //pemilihan

    waktu

    unsigned char temp[6];

    unsigned char mikrodetik;

    int detik;

    int menit;

    // Timer 0 overflow interrupt service

    routine

    interrupt [TIM0_OVF] void

    timer0_ovf_isr(void)

    {

    TCNT0=0x9E;

    mikrodetik++;

    if (mikrodetik==10)

    {

    detik-- ; //untuk timer up

    mikrodetik=0;

    }

    }

    void tampil_waktu()

    {

    itoa(detik,temp);

    lcd_gotoxy(10,1);

    lcd_puts(temp);

    lcd_gotoxy(9,1);

    lcd_putsf(":");

    itoa(menit,temp);

    lcd_gotoxy(7,1);

    lcd_puts(temp);

    VCC

    PC1

    PB2

    SW2

    UP

    C210MF

    GND

    +5V

    C3334

    PC2

    PB0

    PA0

    PC3

    SW3

    DOWN

    R11K

    PC4

    GNDPC4

    PC7

    J3

    12345678

    C433PF

    VCC

    PC5

    +5V

    +5V

    PC6

    Q2IRF530

    2

    1

    3

    PC6

    +5V

    +5V

    PC2

    J2

    12345678

    C5

    33PF

    PC7

    PC0

    PD0

    PROGRAMMER1

    CON6

    123456

    U1

    atmega8535

    4

    141516

    2627

    29

    38

    40

    28

    39

    6

    123

    181920 21

    22232425

    5

    789

    10111213

    373635343332

    3130

    17

    PB3(OC0/AIN1)

    PD0(RXD)PD1(TXD)PD2(INT0)

    PC4PC5

    PC7(TOSC2)

    PA2(ADC2)

    PA0(ADC0)

    PC6(TOSC1)

    PA1(ADC1)

    PB5(MOSI)

    PB0(XCK/T0)PB1(T1)PB2(INT2/AIN0)

    PD4(OC1B)PD5(OC1A)P D6( I CP ) P D7(O C2 )

    PC0(SCL)PC1(SDA)

    PC2PC3

    PB4(SS)

    PB6(MISO)PB7(SCK)RESET

    VCCGNDX-TALL2X-TALL1

    PA3(ADC3)PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)

    AREF

    AGNDAVCC

    PD3(INT1)

    R2

    1K

    PA0

    PC5

    PD1

    J8

    ENABLEPWM

    1234

    R31k

    PA1

    PC1

    PD2

    J1

    12345678

    D2

    DIODE

    +12

    PA2

    PD7

    D1

    1N4007

    PD3

    SW1

    ENTER

    D3

    LED

    J4

    12345678

    Y1

    CRYSTAL

    PA3

    SUPPLY BESAR

    PD4

    PA4

    R4

    RESISTOR

    PD5

    J9

    input supply

    1234

    RESET1

    PA5

    PD6

    J5

    CONNECTOR BESAR

    1234

    +5V

    PA6

    LS1

    BUZZER

    1

    2

    J6

    MOTOR

    12

    PD7

    PA7

    LCD 2 X 16

    J7

    CON16

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    Q1

    PNPECB

    PC0

    PB1

    C110uF

    R5POT

    1 3

    2

    Driver motorMini s stem + lcd

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    11/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    11

    }

    void jamdigi(){

    if(detik==-1)

    {

    lcd_clear();

    detik=59;

    menit--;

    }

    if(detik

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    12/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    12

    lcd_gotoxy(0,0);

    lcd_putsf("pilih mode");

    if(PINB.1==0)

    {

    delay_ms(500);a=0;

    lcd_clear(); // diibaratkan 60

    rpm=a=0 *kalo bingung tanya

    saya..hahaha -- sama halnya kayak 80

    rpm "sebagai identitas pengganti biar

    gampang

    }

    else if(PINB.2==0)

    {

    delay_ms(500);

    a=1;

    lcd_clear();

    }

    if (a==0)

    {

    lcd_gotoxy(0,1);

    lcd_putsf("mode : low");

    }

    else if (a==1)

    {

    lcd_gotoxy(0,1);

    lcd_putsf("mode : high");

    }

    }

    lcd_clear();

    goto proses;

    proses:

    if(a==0)

    {

    lcd_clear();

    lcd_gotoxy(2,0);lcd_putsf("mode : low");

    PORTA.0=1; //buzzer ON

    TCCR2=0x6D;

    OCR2=40; //motor on misal mode

    low

    menit=i; // setting timer

    satu:

    lcd_gotoxy(2,0);

    lcd_putsf("mode : low");

    TCCR0=0x05; // aktifin timer

    jamdigi(); // void pemanggilan

    jamdigital

    tampil_waktu(); // void

    pemanggilan tampil timer pada lcd

    if(menit==0&&detik==0){

    TCCR0=0x0; //non aktifkan

    timer

    PORTA.0=0; //buzzer off

    OCR2=0; //matikan motor

    selesai(); //panggil void

    }

    goto satu;

    }

    if(a==1)

    {

    lcd_clear();

    lcd_gotoxy(2,0) ;

    lcd_putsf("mode : high");

    PORTA.0=1; //BUZZER MATI

    TCCR2=0x6D;

    OCR2=128; // MISAL SETTING

    mode high

    menit=i;

    satuu:

    lcd_gotoxy(2,0);

    lcd_putsf("mode : high");

    TCCR0=0x05;

    jamdigi();

    tampil_waktu();

    if(menit==0&&detik==0)

    {

    TCCR0=0x00;

    PORTA.0=0; //buzzer ON

    OCR2=0; // PWM MATI

    selesai();

    }

    goto satuu;

    }

    }

    }

    Kesimpulan

    Dengan demikian dapat disimpulkan yaitu :

  • 7/21/2019 draf sminar sieve shaker

    13/13

    Seminar Tugas Akhir Juni 2014

    13

    1. Pada alat ini menggunakan rangkaianmikrokontroller ATMEGA 8535,

    2. Rangkaian driver dan Rangkaian driverBuzzer bekerja dengan baik.

    3. Dapat dibuat software pemilihan modehigh dan low.

    4. Dapat dibuat mekanik putaran motordengan dua mode yaitu high dan low.

    5. Berdasarkan hasil pengukuran kecepatanmotor, kesalahan error rata rata pada

    waktu adalah pada saat low 1,4 % serta

    high 2% dan error rata-rata rpm adalah

    pada saat low 0,68 % dan high 2%.

    6. Dapat digunakan untuk mengayak obatsebelum obat di produksi.

    Saran

    Untuk mengembangkan modul yang telah dibuat

    ini, maka ada beberapa hal yang perlu

    ditambahkan, diantaranya :

    1. Memperbaiki sistem mekanik dari alat modulini

    2. Pada saat pendeteksian putaran rpm , motormasih belum stabil

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]H. C., Ansel, 1989,--Pengantar BentukSediaan Farmasi, Edisi keempat, Universitas

    Indonesia Press, Jakarta.

    [2] ____,____, standar analysis effiecy laboratory

    vibration, http://www.alibaba.com/200 standard

    analysis efficiency laboratory vibration sifter ,

    (2/12/13, 23:17)

    http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/elect

    ric_motor.html

    http://electronics.howstuffworks.com/motor3.html.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Commutator_(electric)

    .

    http://en.wikipedia.org/wiki/Rotor_(electric).

    .

    Ign Suharto. 1998. Sanitasi , Keamanan , dan

    Kesehatan Pangan dan Alat Industri. Bandung.

    Kurniawan, Dhadhang W. dkk., 2012, Teknologi

    Sediaaan Farmasi, Laboratorium Farmasetika

    UNSOED, Purwokerto.

    Lachman, Leon., 1989, Teori dan Praktek Farmasi

    Industri, UIPress, Jakarta

    McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999 . Operasi

    Teknik Kimia. Alih Bahasa Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4.

    Penerbit Erlangga : Jakarta.

    Metode dan teknik pengayakan untuk menentukanukuran partikel dalam teknologi farmasi-

    tsffaunsoed2009.htm < 23/09/2013, 14:30>

    phaRmacy World.htm

    Pentingnya mengetahui proses pengayakan dalamsediaan farmasi- tsf farmasi unsoed 2012.htm

    Pemecahan dan Pengayakan _ Goelanzsaw.htm.

    26/09/13, 19:30

    Sop.pd.30701 Endecotts Octagon 200 Test Sieve

    Shaker01/10/13, 14:30

    Service Manual Endecotts Octagon 200 Test Sieve

    Shaker01/10/13, 14:30

    Swinkels JJM. 1985. Sources of Starch, its

    Chemistry and Physics. Di dalam :Starch

    Conversion Technology. Van Beynum GMA,

    Roels A, editor. New York : Marcel Dekker.

    BIODATA PENULIS

    Nama : Sanchia Janita Khodijah

    NIM : P27838011034

    TTL : Sidoarjo, 25Mei1993

    Alamat : Kebraon manis selatan 1

    No 36, surabaya.

    Pendidikan : SMA MUHAMMADIYAH4 KEMLATEN

    SURABAYA

    http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://en.wikipedia.org/wiki/Rotor_(electric)http://en.wikipedia.org/wiki/Rotor_(electric)http://en.wikipedia.org/wiki/Rotor_(electric)http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://en.wikipedia.org/wiki/Rotor_(electric)http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013http://www.daviddarling.info/encyclopedia/E/electric_motor.html%3c4/12/2013