8
Nama : Krismonalia Rizki Kelas/No : XI MIPA 3 / 17 Mapel : Bahasa Indonesia Menceritakan Ulang Teks Biografi Sudirman : Sosok Nyata Pemimpin dan Pendidik Bangsa Sudirman, laki-laki kelahiran Rembang dari pasangan Karsid dan Siyem pada tanggal 24 Januari 1961. Tak lama dari kelahirannya ia diangkat oleh Raden Cokrosunaryo, suami dari kakak perempuan Siyem. Oleh karena ia menjadi keturunan priyayi sehingga mendapat gelar Raden Sudirman. Dari kedua orang tuanya, ia telah diwariskan sebagai anak yang memilki nilai kesederhanaan, keprihatinan, kesholehan dan pekerja keras. Tak heran ia menjadi teladan bagi sesamanya. Menginjak umur 7 tahun Sudirman menempuh pendidikan berjenjang dasar di HIS Gubernemen kemudian pindah ke HIS Taman Siswa karena dilatar belakangi oleh suatu alasan. Kemudian ia melanjutkannya ke SLTP HIS Taman Dewasa, SLTA MULO Wiworotomo, hingga Perguruan Tinggi Wiworotomo. Semasa masih menempuh jalan pendidikannya, ia dikenal sebagai murid yang disiplin, tekun, dan rajin belajar. Panggilan bagi kawan sebayanya, yaitu “guru kecil” sangat cocok terhadap kepribadian Sudirman. Ia sering membimbing kawan-

Draft Biografi Jenderal SUdirman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Draft Biografi Jenderal SUdirman

Citation preview

Page 1: Draft Biografi Jenderal SUdirman

Nama : Krismonalia Rizki

Kelas/No : XI MIPA 3 / 17

Mapel : Bahasa Indonesia

Menceritakan Ulang Teks Biografi

Sudirman : Sosok Nyata Pemimpin dan Pendidik Bangsa

Sudirman, laki-laki kelahiran Rembang dari pasangan Karsid dan Siyem

pada tanggal 24 Januari 1961. Tak lama dari kelahirannya ia diangkat oleh Raden

Cokrosunaryo, suami dari kakak perempuan Siyem. Oleh karena ia menjadi

keturunan priyayi sehingga mendapat gelar Raden Sudirman. Dari kedua orang

tuanya, ia telah diwariskan sebagai anak yang memilki nilai kesederhanaan,

keprihatinan, kesholehan dan pekerja keras. Tak heran ia menjadi teladan bagi

sesamanya.

Menginjak umur 7 tahun Sudirman menempuh pendidikan berjenjang

dasar di HIS Gubernemen kemudian pindah ke HIS Taman Siswa karena dilatar

belakangi oleh suatu alasan. Kemudian ia melanjutkannya ke SLTP HIS Taman

Dewasa, SLTA MULO Wiworotomo, hingga Perguruan Tinggi Wiworotomo.

Semasa masih menempuh jalan pendidikannya, ia dikenal sebagai murid yang

disiplin, tekun, dan rajin belajar. Panggilan bagi kawan sebayanya, yaitu “guru

kecil” sangat cocok terhadap kepribadian Sudirman. Ia sering membimbing

kawan-kawannya. Karena kepribadiannya itu ia terlibat ke dalam organisasi

Ikatan Pelajar Wiworotomo. Melalui ikatan pelajar tersebut banyak kegiatan yang

dilaksanakan, yaitu bidang kesenian, olahraga, baris-berbaris, dan pertemuan-

pertemuan

Menginjak kedewasaan, pada periode 1935 – 1937 Sudirman tetap aktif

dalam berbagai organisasi, seperti HW atau Pandu Muhammadiyah, Pergerakan

Muhammadiyah, dan Pemuda Muhammadiyah di Cilacap. Sebagai bagian dari

organisasi-organisasi tersebut, ia selalu mengikutinya dengan baik bahkan hingga

mencapai titik perkembangan. Wawasannya yang luas serta jiwa kepemimpinan

Page 2: Draft Biografi Jenderal SUdirman

dan kedisiplinannya membuat Sudirman terpilih menjadi ketua dari ketiga

organisasi yang diikutinya. Tak hanya itu, bahkan ia dapat menempati kedudukan

sebagai Majelis Pemuda Muhammadiyah (WMPM). Ia memiliki peran pemimpin

yang amanah dan berwibawa. Motivasi yang diberikan olehnya selalu

menekankan pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Baginya, semangat dan

perjuangan nasionalisme dalam praktik penjajahan juga diselingi oleh penegakkan

Islam dan jihad.

Tidak hanya dari segi kepribadian, penampilannya yang mengagumkan

telah mengantar Sudirman untuk mendapatkan pasangan kelak di kehidupan

selanjutnya. Gadis yang merupakan teman semasa kuliah Sudirman, yang terlahir

dari keluarga saudagar kaya, Alfiah adalah pujaan hati seorang wakil majelis

pemuda muhammadiyah itu. Ia juga terlibat dalam organisasi Muhammadiyah.

Akhirnya keduanya direstui untuk melanjutkan ke mahligai perkawinan atas

kesepakatan orang tua dan pihak organisasi.

Demi meraih keinginannya memajukan dan meneruskan pendidikan

bangsa, Sudirman tampil sebagai pendidik di HIS Muhammadiyah Cilacap

sekaligus menempati jajaran profesional. Di samping penampilannya sebagai

pendidik, ia juga dikenal sebagai da’i atau pendakwah. Ia selalu mengajarkan

kaitan antara keagamaan dan kebangsaan. Ceramah-ceramah dilakukannya secara

berkeliling ke masjid di berbagai daerah.

Penderitaan rakyat akibat praktik penjajahan membuat hati Sudirman luluh

dan memunculkan keprihatinan. Ia ditunjuk sebagai ketua organisasi LBD,

organisasi penjagaan bahaya udara bentukan Indonesia. Atas ketanggung

jawabannya, ia menegaskan kepada rakyat untuk menyelematkan diri dan

membentuk pos-pos penjagaan. Langkah-langkah yang diambilnya sangat

bijaksana dan waspada dalam berjuang di pihak rakyat Indonesia.

Menjelang meletusnya Perang Dunia II justru menambah penderitaan dan

kerusuhan bangsa Indonesia. Salah satunya, HIS Muhammadiyah dimana

Sudirman menampilkan dirinya sebagai sosok pendidik kaum bumiputera ditutup

Page 3: Draft Biografi Jenderal SUdirman

oleh Belanda dengan alasan untuk kepentingan perang. Karena keinginan keras

Sudirman dalam memajukan dan meneruskan pendidikan kaum bumiputera, ia

berhasil membuka dan menghidupkan kembali sekolah tersebut dengan jalan

keluarnya yang penuh akal.

Dalam bidang politik dan militer, Sudirman menjadi bagian dari berbagai

organisasi bentukan Jepang, yaitu Syu Sangi, Jawa Hokokai, dan PETA. Sikap

dan jiwanya yang memperjuangkan nasib rakyat Indonesia tak pernah enyah.

Walaupun Jepang mempengaruhi Sudirman untuk berpihak padanya, namun ia

tetap berpegang pada prinsip kebangsaannya dalam membela tanah air. Tak heran

anggotanya menunjuk Sudirman sebagai pemimpin PETA. Sosok pemimpin itu

terlihat setelah ia berhasil memadamkan pemberontakan PETA di Gumilir. Jiwa

kemiliterannya semakin nyata.

Sebagai pemimpin yang berprinsip kebangsaan, ia terus menanamkan

kesadaran nasional kepada masyarakat luas. Jepang yang tak ingin bangsa

Indonesia meraih kemerdekaannya terus menghadang jalan Sudirman. Berbagai

taktik licik telah diterapkan oleh mereka. Walaupun demikian, Sudirman tetap

berusaha dan berkorban penuh dengan menghalalkan berbagai cara demi

keselamatan bangsanya dari para penjajah. Jepang menahan dan mengisolir

pasukan PETA di kamp kosentrasi Reisentai Bogor yang lokasinya jauh dari

masyarakat. Masa isolasi dan penahanan tersebut dapat ia taklukkan dengan

keberaniannya dan teriakan takbirnya. Prinsipnya terhadap kebangsaan itu

memang selalu diimbangi dengan ajaran tauhid.

Dalam melucuti senjata Jepang, pada tanggal 22 Agustus 1945 dibentuklah

organisasi BKR. Peranannya dalam memimpin organisasi tetap muncul. Berkat

kepemimpinannya, proses pengambilalihan dan pelucutan senjata berhasil

dilaksanakan dari tangan Jepang. Beberapa bulan dari organisasi BKR berdiri

dibentuklah TKR. Keanggotaan TKR terdiri dari bekas anggota BKR, termasuk

Sudirman. Urip Sumoharjo, selaku tokoh yang membidani kelahiran organisasi

TKR membagi wilayah Jawa menjadi 10 divisi. Dari kesepuluh divisi itu,

Page 4: Draft Biografi Jenderal SUdirman

Sudirman bertugas di wilayah Banyumas dan Kedu sebagai Komandan Divisi V

berpangkat kolonel. Semakin berkembangnya keanggotaan TKR, Sudirman

diangkat dan dilantik menjadi Panglima Besar TKR oleh Presiden Sukarno.

Walaupun masih berusia 29 tahun, ia sudah menduduki jabatan panglima besar.

Sebagai panglima besar TKR, Sudirman siap menghadapi pertempuran

yang menyerang wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah pertempuran di

Ambarawa. Dalam memegang peran sebagai pemimpin ia selalu memberikan

motivasi. Para pejuang memiliki semangat tempur yang diajukan olehnya.

Kemudian ia menerapkan serangan mendadak Gelar Supit Urang. Pasukan sekutu

berhasil terdesak beserta benteng pertahanannya, yaitu Benteng Willem. Sudirman

telah berhasil mengusir pasukan sekutu berkat kecerdikan taktiknya dalam

memimpin anggota-anggotanya.

Sudirman tak pernah lepas dari perannya sebagai pemimpin. Ia diangkat

sebagai Panglima Besar Angkatan Perang oleh Presiden Sukarno dan membawahi

anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia bentuk penyempurnaan dari TKR). Bagi

Sudirman, tentara selalu mendukung politik pemerintah sehingga kelompok

pejuang bersenjata harus kuat dan bersatu padu di bawah komando. Namun

perjuangan diplomasi tetap dilakukan.

Konflik Indonesia dengan Belanda masih belum reda. Untuk itu Sudirman

sepakat untuk menyelesaikannya dengan perundingan saja daripada menggunakan

kekuatan bersenjata. Perundingan pertama diadakan di Linggarjati berlanjut

perundingan kedua yang diadakan di Kapal Renville. Hasil dari kedua

perundingan tersebut merugikan Republik Indonesia karena adanya aksi licik

Belanda. Wilayah RI menjadi lebih sempit dan dibatasi. Hal tersebut membuat

Sudirman tidak berhenti bertindak. Ia langsung memerintahkan anak buahnya

untuk melakukan operasi militer sambil berhijrah ke berbagai wilayah. Di

samping memberi instruksi, ia juga memberi amanat kepada segenap pejuang

bangsa.

Page 5: Draft Biografi Jenderal SUdirman

Aktivitasnya sebagai pemimpin berbagai organisasi yang diikutinya

terutama pada bidang kemiliteran cukup menjadi beban fisik Sudirman. Ia mulai

sakit-sakitan selama beberapa hari. Menurut hasil pemeriksaan, Jenderal

Sudirman terkena penyakit TBC. Kemudian ia langsung dirawat di RS Rapih pada

tanggal 28 Oktober 1928. Namun karena tidak cocok Sudirman sempat

dipindahkan ke sanatorium Yogyakarta dan tempat peristirahatan Magelang.

Akhirnya, Ahad, 29 Januari 1950 pada pukul Sudirman menghembuskan

nafas terakhirnya. Usianya masih cukup muda, yaitu 34 tahun. Penyakitnya

memang tidak menunjukkan jalan kesembuhan total dan justru semakin kritis.

Keesokan harinya, 30 Januari 1950 jenazah Sudirman dibawa ke Yogyakarta

untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki.

Sudirman adalah tokoh besar yang menjadi pejuang bagi rakyat-rakyat

Indonesia. Pengorbanannya sangat mengagumkan. Jiwa kepahlawanannya patut

diteladani. Naluri kepemimpinan dan ketanggungjawabannya juga sangat kuat.

Tak jarang ia ditunjuk sebagai pemimpin. Keislaman dan jiwa keguruannya sudah

mempribadi dan mengakar kehidupannya. Obsesinya selalu mengarah pada

semangat dan perjuangan nasionalisme dalam mengusir penjajah, kemajuan

pendidikan bangsa, dan juga penekanan pada ajaran-ajaran tauhid. Perjalanan

hidupnya selalu memegang erat motto perjuangan “Daripada hidup di kalang

penjajah, lebih baik mati di kalang tanah!” demi membela tanah air Indonesia.