8
SEJARAH SINGKAT HIMA-CITA Rame Ing Gawe, Suci Ing Pamrih.. Gemah Ripah, Loh Jinawi.. Satu Hati, Satu Cinta, Terpatri di Jiwa, Viva HIMA-CITA.. Berawal dari niat “nawaitu” yang kuat dari beberapa mahasiswa asal Cirebon yang sedang melanjutkan studi di kota Jakarta untuk menyatukan dan mewadahi aktivitas sesama teman-teman sedaerahnya, maka di rasa perlu untuk membentuk suatu komunitas yang bisa memenuhi keinginan tersebut. Berasal dari perkumpulan santai dan sederhana yang diadakan beberapa kali, terbesitlah sebuah ide untuk membentuk organisasi kemahasiswaan yang menyatukan visi mahasiswa yang berasal dari Cirebon. Padahal pada saat yang sama telah berdiri untuk organisasi sejenis yang menaungi mahasiswa se wilayah tiga Cirebon yaitu KMSGD. Mengapa organisasi kemahasiswaan yang lebih khusus ini perlu didirikan? Adalah pertanyaan yang muncul dari sebagian besar teman- teman mahasiswa yang berasal dari Cirebon. Dengan semangat yang sama, beberapa teman- teman yang lain pun serta merta menjawab bahwa didirikannya organisasi mahasiswa Cirebon adalah sebuah semangat yang muncul seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 1999. Hal ini menurut sebagian mahasiswa Cirebon perlu ditanggapi secara serius sekaligus dijadikan tantangan sejauh mana mahasiswa Cirebon dapat memanfaatkan momentum untuk membangun daerah tercintanya. Dengan refleksi panjang tersebut, tepatnya

Draft Himacita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uios

Citation preview

Page 1: Draft Himacita

SEJARAH SINGKAT HIMA-CITA

Rame Ing Gawe, Suci Ing Pamrih..

Gemah Ripah, Loh Jinawi..

Satu Hati, Satu Cinta, Terpatri di

Jiwa, Viva HIMA-CITA..

Berawal dari niat “nawaitu” yang kuat

dari beberapa mahasiswa asal Cirebon yang

sedang melanjutkan studi di kota Jakarta

untuk menyatukan dan mewadahi aktivitas

sesama teman-teman sedaerahnya, maka di

rasa perlu untuk membentuk suatu

komunitas yang bisa memenuhi keinginan

tersebut. Berasal dari perkumpulan santai

dan sederhana yang diadakan beberapa kali,

terbesitlah sebuah ide untuk membentuk

organisasi kemahasiswaan yang menyatukan

visi mahasiswa yang berasal dari Cirebon.

Padahal pada saat yang sama telah berdiri

untuk organisasi sejenis yang menaungi

mahasiswa se wilayah tiga Cirebon yaitu

KMSGD. Mengapa organisasi

kemahasiswaan yang lebih khusus ini perlu

didirikan? Adalah pertanyaan yang muncul

dari sebagian besar teman-teman mahasiswa

yang berasal dari Cirebon. Dengan semangat

yang sama, beberapa teman-teman yang lain

pun serta merta menjawab bahwa

didirikannya organisasi mahasiswa Cirebon

adalah sebuah semangat yang muncul

seiring dengan diberlakukannya otonomi

daerah pada tahun 1999.

Hal ini menurut sebagian mahasiswa

Cirebon perlu ditanggapi secara serius

sekaligus dijadikan tantangan sejauh mana

mahasiswa Cirebon dapat memanfaatkan

momentum untuk membangun daerah

tercintanya. Dengan refleksi panjang

tersebut, tepatnya pada tanggal 23 Agustus

2003 atau bertepatan dengan 4 Jumadil

Akhir 1424 Hijriah dibentuk dan

dideklarasikannya organisasi mahasiswa

asal Cirebon di wilayah Jakarta Raya dengan

nama Keluarga Mahasiswa Cirebon Jakarta

Raya (KEMACIJAYA), sekarang Himpunan

Mahasiswa Cirebon Jakarta Raya (HIMA-

CITA). Beberapa nama penggagas dan

pendiri HIMA-CITA adalah sebagai berikut,

seperti H. Basit Baedowi, S.ThI, Didi

Ahmadi, S.ThI, Kholid, Nasihin, Anwar

Musyaddad, Sirojuddin, Yuyun Virgonita,

Hasyim Marzuki, SE, dan yang lainnya yang

masih belum bias kami sebutkan. HIMA-

CITA adalah organisasi primordial, nirlaba,

dan independen yang didirikan oleh

mahasiswa Cirebon yang sedang

melaksanakan studi di Perguruan Tinggi

yang ada di Jakarta. Semangat pendiriannya

adalah untuk mengcover dan membina serta

mensolidkan mahasiswa Cirebon yang

berada di daerah ibu kota Indonesia untuk

ikut serta dalam membina, memberdayakan,

Page 2: Draft Himacita

dan membangun masyarakat Cirebon yang

sejahtera dan berperadaban.

Sebelum secara formal dideklarasikan,

perkumpulan ini hanya difungsikan untuk

menampung aspirasi suara “masa kampus”

asal Cirebon dan mengumpulkannya guna

mengadakan acara kekeluargaan secara

bersama-sama. Namun pada perkembangan

selanjutnya, terlebih setelah melihat

pesatnya perkembangan organisasi-

organisasi besar di wilayah ibu kota Jakarta

Raya, maka mau tidak mau HIMA-CITA

pun harus bersaing dn memposisikan dirinya

sejajar dengan organisasi-organisasi besar,

seperti; HMI, PMII, IMM, KAMMI, dan

organisasi lainnya. Mengingat peran aktif

mahasiswa sangat diperlukan oleh

masyarakat dalam membangun dan

mengembangkan bangsa dan daerah demi

mencapai suatu kemajuan di masa

mendatang, maka organisasi ini terus

melakukan pembenahan untuk terus

berpartisipasi di daerah Cirebon.

Di era desentralisasi dan otonomi

daerah ini peran serta dari semua elemen

masyarakat tak terkecual mahasiswa tidak

dapat dielakkan lagi dalam membangun dan

mengelola daerahnya sesuai dengan sumber

daya masing-masing. Begitu pun yang ingin

dilakukan para mahasiswa Cirebon

khususnya yang berada di Jakarta yang

tergabung dalam HIMA-CITA. Oleh karena

itu, HIMA-CITA terus mengadakan

kegiatan yang dapat menjaga eksistensi

anggota dan organisasinya. Kegiatan atau

program yang dilaksanakan HIMA-CITA

adalah berorientasi pada penguatan basis

intelektual, pelatihan, pembekalan dan

peningkatan life skill, dan kepedulian sosial.

Organisasi ini dibentuk sebagai wadah

pembelajaran mahasiswa Cirebon untuk

membina, mengembangkan dan

menyalurkan bakat, minat, dan skill

mahasiswa dalam wahana intelektual, social,

dan keagamaan. Sejak tahun berdirinya

hingga sekarang HIMA-CITA terus

berusaha untuk memberikan kontribusinya

yang terbaik kepada masyarakat Cirebon,

hal ini adalah sebagai bentuk partisipasi,

loyalitas, dan pengabdian mahasiswa kepada

tanah kelahirannya.

Berikut ini adalah ketua umum HIMA-

CITA:

1. Nasihin (KEMACIJAYA, 2003-2004)

2. Eko H. S., S.T (HIMA-CITA 2004-2005)

3. Ahud Rulyana, 2005-20064. Akhwani Subkhi, 2006-20075. Sulhan Sofwan, 2007-20086. M. Nuruddin, 2008-20097. Khaerul Muttaqin, 2009-20108. Herry Heryanto, 2010-20119. Moh. Adib, 2011-201210. Muhammad As’ad, 2012-Sekarang

Page 3: Draft Himacita

TEKNIK PERSIDANGAN

A. Definisi

Sidang adalah forum yang

bersifat formal untuk

pengambilan keputusan yang

akan dijadikan kebijakan dalam

sebuah organisasi (struktural)

dengan diawali konflik.

Sedangan rapat adalah

forum yang bersifat formal

untuk pengambilan kebijakan

dalam sebuah organisasi dalam

bentuk keputusan, kesepakatan,

atau yang lainnya tanpa diawali

dengan konflik.

Musyawarah adalah forum

yang bersifat informal sebagai

sarana pengambilan keputusan,

kesepakatan, penyebaran

informasi atau lainnya dalam

sebuah institusi tanpa harus

didahului konflik.

B. Macam-macam Sidang

1. Sidang Pleno

Sidang Pleno adalah sidang

yang dihadiri oleh seluruh

peserta sidang, yang

termasuk kategori sidang ini

adalah:

a. Sidang Pendahuuan,

biasanya untuk

menetapkan jadwal, tata

tertib, dan pemilihan

presidium sidang.

b. Sidang Paripurna (Sidang

Pleno I) biasanya

dilaksanakan di tengah

persidangan untuk

mengesahkan laporan

pertanggungjawaban

pengurus dan dipimpin

oleh presidium sidang

terpilih.

c. Sidang Paripurna (Sidang

Pleno II) biasanya berisi

pengesahan hasil-hasil

sidang komisi, dsb.

d. Sidang Paripurna (Sidang

Pleno III), biasanya berisi

pemilihan formatur, mid

formatur (tim formatur),

dipimpin oleh presidium

sidang terpilih.

2. Sidang Komisi

Sidang komisi adalah sidang

yang diikuti oleh peserta

sidang terbatas (anggota

komisi), sidang ini diadakan

untuk pematangan materi

Page 4: Draft Himacita

sebelum

diplenokan/diparipurnakan

dan dipimpin oleh pimpinan

komisi.

3. Sidang Subkomisi

Sidang subkomisi lebih

terbatas daripada sidang

komisi untuk pematangan

materi lanjut.

C. Unsur-unsur Persidangan

1. Tempat/Ruang Sidang

2. Waktu dan acara sidang

3. Peserta sidang

4. Tata Tertib

5. Pimpinan dan Notulen

6. Perlengkapan

D. Trik-trik Persidangan

1. Skorsing adalah penundaan

sementara waktu atau dalam

waktu tertentu.

2. Lobying adalah penentuan

jalan tengah atas konflik

dengan skorsing waktu untuk

menyatukan andangan

melalui obrolan antardua

pihak yang bersebrangan

pandangan secara informal.

3. Interupsi adalah pemotongan

pembicaraan, ditempuh

dengan menggunakan kata

“interupsi” yang pada

hakikatnya untuk meminta

kesempatan berbicara.

Berikut ini adalah macam-

macam interupsi:

a. Interupsi Point of Order

yaitu permintaan

kesempatan untuk

berbicra yang

dipergunakan untuk

memotong pembicaraan

yang dianggap

menyimpang dari masalah.

b. Interupsi Point of

Information adalah

pelurusan permasalahan

agar penyimpangan

pemahaman tidak semakin

jauh.

c. Interupsi Point of

Clarification yaitu

pemberian atau

permintaan penjelasan

atas yang telah

disampaikan, atau

ketidaksetujuan atas

pemojokan,

penyinggungan masalah

pribadi.

Page 5: Draft Himacita

d. Interupsi Point Personal

Prevelage yaitu

pernyataan

ketidaksetujuan atas

pemojokan, atau

penyinggungan masalah

pribadi.

HYMNE HIMA-CITACipt : Ambon ”Edo” Manise / Must-x

Intro : C G C G

C Satu hatiG Satu cintaF G CTerpatri di jiwaC Berhimpun

GDalam satu asaF G CUntukmu HIMA-CITA

* EBerbakti AmDan mengabdiG CPada nusa bangsaEEmban amanah Am GBercita muliaF G CHarumlah HIMA-CITA

Reff. :C GHIMA-CITA HIMA-CITAF G CTebarkan nilai agamaC GHIMA-CITA HIMA-CITA

F G CMemupuk insan mulia

Corus :E Am GJayalah HIMA-CITA F G C Disepanjang masa

E Am 4xBack to *

MARS HIMA-CITACipt. Ambon ”Edo” Manise/Must-x

Intro : D G DMelangkah maju

DWahai putra daerah G Tetap pegang teguh D Asas nilai budaya

D * Satukan tekad

DBara semangat juang G Tetap satu ukhuwah D Untuk HIMA-CITA

Reff.AMelangkah maju G DBangun HIMA-CITAG ABerkarya

D Dan mencipta

AWahai Ang Yayu G DKita tetap bersama

Page 6: Draft Himacita

G D A D A Mengabdi setia Viva HIMA-CITA

D A G D back to *