draft_akhir_bab_7 konsef s ruang kawasan industri.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 1

    7.17.1 KONSEP DASAR EKOLOGI INDUSTRI

    Konsep dasar penataan kawasan didasarkan pada prinsip eco industrial park, yaitu industry for sustainibility, melalui upaya untuk mempertahankan dan

    mengalihkan fungsi rawa sebagai area parkir air pada kanal-kanal yang

    diperlebar serta perencanaan empat danau buatan yang berfungsi sebagai

    water basin, kolam biofiltrasi

    sekaligus sebagai public park.

    Pemanfaatan ruang kawasan

    berada pada area perpotongan

    jalan dan water basin linier

    barat-timur dan jalan utara-

    selatan.

    Fitur utama pada kawasan eco industrial park ini adalah : (1)

    rasio lahan terbangun dan area

    hijau (berupa hutan rawa) yang proporsional (2) Kanal rawa untuk

    pengendali air, kolam biofiltrasi, ekosistem rawa dan public park dan (3)

    pengelolaan limbah cair melalui kolam biofiltrasi, pemisahan sampah organik-

    non organik, pengolahan limbah dan sampah dengan prinsip 4 R (reduce, re-

    use, recycle, recovery) (4) tipologi bangunan tropis yang hemat energi dan

    berorientasi pada kelestarian lingkungan serta kenyamanan manusia

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 2

    7.27.2 STRUKTUR RUANG

    Pembentukan struktur ruang kawasan direncanakan dan disusun sebagai respon terhadap kondisi eksisting yang merupakan daerah rawa, dengan

    beberapa sungai dan parit yang melintas Barat-Timur kawasan

    Parit-parit pada kawasan eksisting, yaitu Parit Candu, Parit Sagu, Parit Satu dan Parit Parit Gantung serta sungai Lapean Dalam dijadikan sebagai areal

    terendah dengan fungsi utama sebagai drainase alamiah di mana air akan

    mengalir. Parit-parit ini menjadi muara untuk pengeringan lahan yang akan di

    keraskan untuk menampung fungsi kawasan industri

    Topografi direkayasa dengan menjadikan titik tengah antara dua parit sebagai titik tertinggi, sehingga proses pengeringan dan drainase akan menjadikan

    parit sebagai arah alirannya

    Parit-parit dilebarkan sampai 20 - 50 meter, dengan menjadikan area kiri kanannya sebagai resapan alamiah yang ditanami vegetasi rawa, seperti

    nipah dan pandan. Area hijau ini berfungsi sebagai prosessor yang mengatur

    tata air dan menjadi ekosistem alamiah (layaknya area hijau kawasan lindung

    pada area sempadan sungai), di mana berlangsung proses-proses ekologi

    rawa, sebagai tempat hidup aneka flora dan fauna dan berlangsungnya

    proses aliran energi dan materi. Di sisi terluar parit ini dikeraskan menjadi

    area sirkulasi pedestrian dan kendaraan bermotor.

    Gambar 7. 1 Tanaman Nipah Sebagai Jalur Hijau Yang Mempertahankan

    Karakter Ekosistem Rawa

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park

    Gambar 7. 2 Skema Aliran Air

    Arah aliran air

    Topografi

    Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 3

  • Gambar 7. 3 Imrpesi Tiga Dimensi Kemiringan Tanah

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 4

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 5

    7.37.3 JARINGAN JALAN DAN AKSES

    Struktur ruang kawasan disusun berdasarkan hirarki jalan, yang terdiri dari : jalan lingkar kawasan, jalan utama (bulevard) dan jalan lingkungan kawasan

    industri, baik yang mamanjang timur-barat, maupun utara-selatan

    Jalan-jalan ini membagi ruang kawasan, menjadi beberapa area. Zona kavling besar berada di sisi terluar jalan lingkar di sisi Barat, kavling menengah dan

    sedang di antara jalan lingkar dan jalan-jalan lingkungan, zona komersil multi

    fungsi dan hunian di sisi kanan boulevard utama pada area timur kawasan

    Jalan masuk utama /akses ke kawasan berada di sisi paling Selatan di mana terdapat persimpangan. Pada titik ini terdapat pilihan tujuan, ke kiri arah barat

    disambut oleh kompleks perkantoran yang jalan terusannya mengarah ke

    kawasan industri; jalan lurus ke utara menuju danau buatan dengan public

    park dan fasilitas publik di sekelilingnya, dan ke kanan arah timur ke arah

    pelabuhan.

  • Gambar 7.4 KEYPLAY Potongan Jalan, Drainase dan Pedestrian

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 6

  • Gambar 7. 5 Potongan Jalan, Drainase dan Pedestrian

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 7

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 8

    7.47.4 ZONASI

    Kawasan dibagi dalam tiga zonasi : (1) Zonasi berdasarkan sifat publik-privat, terdiri dari area publik, yaitu public

    park di ujung kanal rawa dan area komersil-serba guna multi fungsi

    dengan unit-unit hunian bagi karyawan kawasan industri, pada area yang

    memanjang utara-selatan di sisi timur kawasan

    (2) Zonasi berdasarkan luasan kavling industri, terdiri dari kavling besar,

    menengah dan kecil

    (3) Zonasi berdasarkan tahap pembangunan, terdiri dari tiga zona yang

    masing-masing dibatasi oleh parit yang dilebarkan; (a) Zona

    Pembangunan tahap pertama dimulai dari gerbang utama di selatan

    kawasan, yaitu area yang dibatasi oleh sungai Lapean Dalam dan Parit

    Gantung (b) Zona Tahap pembangunan II, yaitu area antara Parit

    Gantung dan Prit Sagu (c) Zona Tahap Pembangunan III, yaitu area

    antara Parit Satu dan sekitar Parit Sagu

    Pembangunan tahap pertama dimulai dengan kompleks kantor pengelola dan kawasan industri yang dibagi dalam kavling-kavling modular, sehingga

    fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan luas kavling industri dari kecil,

    menengah sampai sedang

    Gambar 7. 6 Impresi Bangunan Industri

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 9

    PRIVAT PUBLIK

    Gambar 7.7 Zonasi Private dan Publik

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 10

    ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 1

    ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 2

    ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 3

    Gambar 7. 8 Zonasi Tahapan Pembangunan

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 11

    7.57.5 GUNA LAHAN DAN SEKUENS

    Pemanfaatan ruang kawasan berada pada kavling-kavling di antara jalan-jalan, dengan orientasi utama ke arah jalan. Kavling industri dengan luas

    terbesar berada pada sisi Barat kawasan. Kemudian kavling menengah dan

    kecil pada ruang antara jalan sampai ke sisi paling timur, di mana di

    seberangnya terdapat tipologi bangunan urban multifungsi yang direncanakan

    sebagai area komersil dan permukiman buruh

    Jalan masuk utama /akses ke kawasan berada di sisi paling Selatan di mana terdapat persimpangan. Pada titik ini terdapat pilihan tujuan, ke kiri arah barat

    disambut oleh kompleks perkantoran yang jalan terusannya mengarah ke

    kawasan industri; jalan lurus ke utara menuju danau buatan dengan public

    park dan fasilitas publik di sekelilingnya, dan ke kanan arah timur ke arah

    pelabuhan.

    Titik orientasi pada persimpangan di pintu masuk (akses) utama kawasan didominasi oleh adanya sekuens awal berupa gerbang kawasan yang

    mencitrakan industry for sustainability. Di sisi timur gerbang merupakan

    kompleks perkantoran dengan pedestrian yang cukup lebar pada sisi sungai

    Lapean Dalam dengan beberapa titik yang dilebarkan membentuk plaza

    kawasan yang bercitra waterfront. Semua bangunan di sisi Selatan kawasan

    ini berorientasi ke arah sungai.

    Kawasan di sekitar kantor pengelola ditempatkan fungsi gedung serba guna, yang dapat digunakan untuk olahraga indoor. Di pelataran gedung ini

    direnncanakan fasilitas olahraga outdoor yang cukup nyaman dengan view ke

    arah sungai Lapian Dalam.

    Pada gerbang utama difungsikan sebagai area community center, di mana berkantor serikat pekerja, koperasi pekerja, dsb.Boulevard utama kawasan

    berada pada jalan utara-selatan di sisi paling timur dengan guna lahan di sisi

    timurnya merupakan area permukiman berikut fasilitas umum dan fasilitas

    sosial.

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park

    Gambar 7. 9 Peta Guna Lahan

    Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 12

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 13

    7.67.6 PROGRAM RUANG

    7.6.1 Program Ruang Industri

    NO AKTIFITAS KAPASITAS STANDARD LUAS 1 TAPAK 1000 m2

    - Ekspansi Bangunan 200 m2

    - Parkir (tamu, pekerja, truk) 50

    unit mobil 25 m2/unit 1250 m2

    20 unit motor 4.5 m2/unit 90 m2

    5 unit truk 50 m2/unit 250 m2 - Landscape 800 m2 - Jalan 500 m2

    2 BANGUNAN (KDB 60%)

    Pabrik (Industri Menengah)

    150 pekerja/gedung 2160 m2

    Unloading 10% luas bangunan 216 m2 Process 60% luas bangunan 1296 m2 Packing 10% luas bangunan 216 m2 Storage 10% luas bangunan 216 m2 Sorting 5% luas bangunan 108 m2 Loading 5% luas bangunan 108 m2

    3 WASTE

    4 FASILITAS PENUNJANG 150 pekerja 20 m2/org 3000 m2

    5 SIRKULASI 10% 10% luas bangunan 216 m2

    TOTAL 9466 m2 Sumber : Hasil Analisis

    7.6.2 Program Ruang Pergudangan

    NO AKTIFITAS KAPASITAS STANDARD LUAS 1 TAPAK

    - Parkir 10 motor 4.5 m2/unit 45 m2 20 mobil 25 m2/unit 500 m2 10 truk 50 m2/unit 500 m2 - Landscape 200 m2 - Jalan m2

    2 Bangunan 9 workspace 324 m2/workspace 2916 m2 Inload 3 workspace 324 m2/workspace 972 m2 Main Storage 9 workspace 324 m2/workspace 2916 m2 Outload 3 workspace 324 m2/workspace 972 m2 Control Office 10% luas bangunan 486 m2

    3 Sirkulasi 10% luas bangunan 777.6 m2 Penunjang 5% luas bangunan 388.8 m2

    TOTAL 10673.4 m2

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 14

    7.77.7 PERENCANAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN

    A. Konsep Perencanaan Infrastruktur

    Industri yang akan dikembangkan pada kawasan JAIP adalah industri yang berbasis agro yaitu industri oleo chemical dan crumb rubber. Industri

    tersebut merupakan industri potensial yang akan dikembangkan dan

    didukung oleh industri menengah-kecil lainnya untuk pengolahan sumber

    bahan baku yang tersedia di propinsi Jambi. Komoditas unggulan yang

    dapat dikembangkan adalah kelapa sawit, karet, kedelai, jagung, ikan,

    sayur mayur dan buah-buahan. Dan produk olahan berupa minyak

    goreng, biodiesel, sabun, detergen, ban, sarung tangan, sol sepatu, susu

    kedelai, kecap, minyak kedelai, makanan ternak, makanan olahan, dan

    sayur mayur serta buah-buahan segar kemasan. Berdasarkan pada

    industri dasar yang akan dikembangkan di JAIP ini berupa industri yang

    menghasilkan limbah polutif diluar katagori limbah B3. Limbah yang

    dihasilkan berupa limbah dari proses industri dan produk sampingan

    pendukung proses.

    Konsep industri berwawasan lingkungan yang akan dikembangkan pada kawasan ini berupa perencanaan konsep ruang yang mendukung sirkulasi

    udara dengan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru dan

    aktifitas industri yang meminimalkan dampak limbah pada setiap

    prosesnya ( clean production ) dengan mengacu pada konsep

    perencanaan industri yang bebas polusi (zero waste).

    Penataan kawasan dengan memanfaatkan rancangan tapak sebagai penyangga dalam perencanaan prasarana kawasan merupakan langkah

    untuk menghindari dampak yang ditimbulkan oleh pengembangan

    kawasan industri. Industri yang dikembangkan dengan menggunakan

    teknologi baik teknologi sederhana maupun teknologi tinggi bertujuan

    untuk meningkatkan taraf hidup manusia, tetapi juga akan memberikan

    dampak berupa sosial, dan lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan

    lingkungan.

    Untuk mendukung langkah pengembangan kawasan ini maka semua usulan aktivitas yang diperkirakan mempunyai dampak penting harus

    disertai laporan Environmet Impact Assesment atau lebih dikenal dengan

    Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Studi AMDAL ini

    terdiri atas Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),

  • Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan

    Lingkungan (RPL). Studi AMDAL wajib dilakukan sebelum sebuah kegiatan

    dilaksanakan dan pelaksana pembangunan harus konsisten menjadikan

    studi AMDAL tersebut sebagai acuan dalam setiap tahapan pelaksanaan

    kegiatannya.

    B. Sistem Penyediaan Air Minum

    Air Bersih berdasarkan ketetapan Deperindag berasal dari PDAM setempat

    atau dari sumber lain yang diusahakan, baik dari air tanah maupun air

    permukaan. Tetapi untuk saat ini penggunaan air tanah oleh industri

    sudah pada tingkat dikhawatirkan, karena pengambilan air tanah oleh

    kegiatan industri dibeberapa daerah saat ini membuat daya dukung air

    tanah semakin rendah. Dengan keberadaan sarana industri, permukiman

    dan perdagangan berdampak pada konsekuensi bahwa badan air berupa

    sungai atau sumber-sumber air permukaan lainnya cenderung menjadi

    sarana pembuangan sampah dan sarana pembuangan limbah. Kualitas air

    sungai menjadi kotor sebagai dampak keberadaan limbah industri dan

    limbah pemukiman yang akan mengganggu mutu air yang ditampung

    pada danau di wilayah JAIP. Sumber air permukaan yang akan digunakan

    untuk memenuhi kebutuhan air bersih kawasan industri memerlukan

    pengolahan untuk memenuhi standar kualitas sebelum didistribusikan ke

    pemakai.

    Pencemaran yang umumnya ada pada air permukaan dalam hal ini danau

    antara lain CO2 Agresif, warna yang berasal dari zat organic (mikroalgae)

    dan zat organik, bau, rasa (besi), nitrit, nitrat dan ammonium (dari

    sampah domestik). Untuk mengolah air baku tersebut akan dibangun

    Water Treatment Plan dengan system pengolahan lengkap, reservoir

    distribusi dan jaringan distribusi.

    Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Pelayanan.

    Pertumbuhan penduduk Tanjung Jabung Timur dari data statistik tahun

    2006 sebesar 1,97 %, sedangkan total populasi yang akan dilayani di

    kawasan sebanyak 11.000 jiwa hingga akhir periode perencanaan.

    Populasi yang dilayani adalah karyawan dan semua personil yang terlibat

    dalam kegiatan di kawasan JAIP. Yang menjadi pertimbangan dalam

    perhitungan kebutuhan air adalah bahwa kondisi pelayanan eksisting saat

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 15

  • ini belum ada dan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum

    sejalan dengan rencana pengembangan kawasan JAIP.

    Kriteria Kebutuhan Air

    Sebagai dasar perhitungan untuk pengembangan sistem penyediaan air

    minum selama 15 tahun dan perhitungan kebutuhan air yang

    direncanakan hingga tahun 2022 sesuai dengan tahun perencanaan

    Master Plan dan yang dinilai layak untuk dilaksanakan. Pelayanan saat ini

    belum ada karena masih dalam tahap perencanaan, dan secara bertahap

    sesuai dengan rencana pengembangan dan pertumbuhan kawasan, harus

    tercapai 100 % pelayanan terhadap jumlah personil dan indsutri di

    wilayah pelayanan.

    Dalam menghitung kebutuhan total air bersih untuk kawasan selama 15

    tahun dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri, target tingkat

    pelayanan, konsumsi air dan kehilangan air. Program pengembangan

    untuk sistem penyediaan air bersih direncanakan menjadi tiga tahap :

    1. Tahap I ( 2008 2012), pembangunan sistem penyediaan air minum

    yang meliputi, unit intake yang bersumber sungai Batanghari, pipa

    transmisi 350 mm sepanjang 2500 meter, WTP lengkap dengan

    kapasitas 130 liter/detik, reservoar kapasitas 2300 m3, pipa distribusi

    sepanjang 12.000 meter dan sambungan langsung 100 unit .

    2. Tahap II ( 2013 2017), peningkatan cakupan pelayanan dengan

    penambahan sambungan rumah dan menurunkan tingkat kehilangan

    air.

    3. Tahap III ( 2018 2022), peningkatan cakupan pelayanan,

    menurunkan tingkat kehilangan air dan optimalisasi sistem.

    Tabel 7. 1 Kriteria dalam proyeksi kebutuhan air

    Konsumsi Air Kehilangan(%) Tahun Cakupan (%) l/orang/hari Produksi Distribusi Total

    2008 80 125 5 10 152013 90 130 5 10 152018 90 150 5 10 152022 100 150 5 5 10

    Sumber : Analisis Konsultan, 2007

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 16

  • Tingkat Konsumsi Air

    Sesuai dengan data tentang konsumsi air yang didapat dari data

    administrasi PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tahun 2006

    diperoleh data bahwa tingkat konsumsi air rata-rata sebesar 120

    l/orang/hari, hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi di wilayah ini

    masih dibawah bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional

    sebesar 125 150 l/orang/hari. Waktu pelayanan air direncanakan 24

    jam dalam satu hari, sehingga dapat melayani kebutuhan kawasan JAIP.

    Kehilangan Air

    Tingkat kehilangan air direncanakan maksimum sebesar 15 % pada

    tahun pertama pelaksanaan program dan akan diturunkan hingga 10 %

    pada tahun 2022. Tingkat kehilangan air yang terjadi pada sistem ini

    adalah kehilangan secara fisik, kehilangan tersebut bisa terjadi pada

    sistem pengolahan air minum maupun terjadi pada distribusi. Kehilangan

    air secara fisik terjadi karena :

    kebocoran pada komponen instalasi WTP (unit pengolahan air dan assesorisnya),

    kebocoran pada pipa-pipa jaringan distribusi,

    kebocoran pada sambungan langsung,

    pemakaian air yang tidak tertagih pada konsumen sambungan rumah

    Tabel 7. 2 Rencana Operasional Sistem

    Kapasitas Terpasang

    Kapasitas Produksi Unit Sistem Sumber air

    l/detik l/detik

    Keterangan

    Intake Batanghari 130 130WTP Intake 129 129

    Distribusi Reservoar 129 129

    Sumber : Analisis konsultan, 2007

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 17

  • Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

    Perkiraan kebutuhan air dalam wilayah JAIP hingga 15 tahun ke depan

    didasarkan pada kriteria yang telah diuraikan pada tabel di atas.

    Kebutuhan air non domestik ditentukan berdasarkan kriteria untuk

    masing-masing golongan pelanggan. Target cakupan pelayanan

    Tabel 7. 3 Proyeksi Kebutuhan Air Kawasan JAIP

    Tahun Jenis Kebutuhan Satuan 2008 2009 2013 2018 2022

    Konsumsi Air l/dtk 0 114 118 125 128

    Distribusi l/dtk 0 114 118 126 129

    Produksi l/dtk 0 114 122 126 129

    Intake l/dtk 0 114 122 127 130

    Kehilangan Air % 0 15 15 15 10

    Sumber : Analisis konsultan 2007

    Sumber air baku berupa air permukaan yaitu sungai Batanghari yang

    terbentang di lokasi kawasan dan tidak kering pada saat musim

    kemarau. Untuk dapat mengetahui lebih detail potensi sumber air baku,

    perlu dilakukan terlebih dahulu studi mengenai air baku di wilayah

    perencanaan.

    Kualitas sumber air baku yang ada saat ini secara fisik tidak baik, dan

    memerlukan sistem pengolahan lengkap. Sistem yang akan

    dikembangkan pada penyediaan air minum di kawasan sebagai berikut :

    Sumber air baku berupa air permukaan yang dipompakan ke unit pengolahan air minum.

    Pipa transmisi untuk mengalirkan air baku dari lokasi sumber ke WTP

    Unit pengolahan air Minum dengan sistem pengolahan lengkap

    Reservoar distribusi, untuk menampung air yang telah diolah untuk selanjutnya didistribusikan ke masing-masing sambungan industri

    dan sambungan langsung.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 18

  • Jaringan pipa distribusi, untuk mendistribusikan air bersih ke masing-masing industri dan seluruh wilayah pelayanan.

    Sistem penyediaan air minum yang akan dikembangkan di kawasan

    dengan pola sebagai berikut :

    Perhitungan Keseimbangan Air

    Perhitungan keseimbangan air antara proyeksi kebutuhan

    dengan jumlah air yang diproduksi didasarkan pada :

    Wilayah pelayanan sesuai kondisi topografi dan jaringan

    sistem pelayanan yang ada.

    Kapasitas eksisting masing-masing sumber air dan

    kapasitas yang telah digunakan untuk produksi.

    Kapasitas distribusi ke wilayah pelayanan.

    Rencana pengembangan wilayah pelayanan dan

    kapasitas pengembangan system.

    Dari hasil perhitungan kebutuhan air untuk wilayah pelayanan

    perencanaan sistem penyediaan air minum dibagi menjadi tiga tahap.

    Pada tahap pertama pembangunan sistem penyediaan air minum yang

    meliputi, unit intake, pipa transmisi, WTP lengkap, reservoar, pipa

    distribusi dan sambungan langsung. Tahap kedua dan ketiga adalah

    program peningkatan cakupan pelayanan dengan penambahan

    sambungan langsung dan menurunkan tingkat kehilangan air. Untuk

    menghitung jumlah keseluruhan kehilangan air, tahapan perhitungan

    sebagai berikut :

    Menghitung jumlah air yang dapat diambil dari sumber terhadap. kapasitas maksimal sumber air.

    Menghitung kapasitas produksi unit pengolahan.

    Menghitung kapasitas distribusi.

    Menghitung kehilangan air pada tiap-tiap tahapan produksi

    Menghitung jumlah keseluruhan kehilangan air.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 19

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 20

    Gambar 7. 10 Skema Keseimbangan Air

    WILAYAH PELAYANAN

    Jumlah Penduduk : 11.000Sambungan Langsung : 800Air Terdistribusi : 129 l/s

    Kawasan JAIP

    RESERVOARLokasi : Muara SabakKapasitas : 2300 m3

    INTAKESumber : Sungai BatanghariLokasi : Muara Sabak Kapasitas Sumber : 2000 l/detikKapasitas Terpasang : 130 l/detikKapasitas Produksi : 130 l/detik

    INSTALASI PENGOLAHAN AIRLokasi : Muara Sabak Kapasitas Terpasang : 129 l/detikKapasitas Produksi : 129 l/detik

    Pumping

    Ql = 0 l/detik

    Qp = 130 l/detik

    Qd = 129 l/detik

    Qp = 129 l/detik

    Ql = 6 l/detik

    Ql = 6 l/detik

    Pumping

    Pumping

  • Tabel 7. 4 Tabel Kebutuhan Air dan Pengembangan

    Kebutuhan Pengembangan Tahap Implementasi Distribus

    i (l/dtk) Kapasitas Produksi (l/dtk)

    Sumber (l/dtk)

    Daerah Pelayanan

    Kapasitas Produksi (l/dtk)

    Sumber (l/dtk)

    Daerah Pelayanan

    Kondisi Akhir ( sbg eksisting)

    0 0

    Tahap I (2008-2012)

    114 114 114 Kawasan JAIP

    130 130 JAIP

    Kondisi Akhir ( sbg eksisting)

    130 130

    Tahap II (2012-2016)

    125 126 127 Kawasan JAIP

    0 0 JAIP

    Kondisi Akhir ( sbg eksisting)

    130 130

    Tahap III (2017-2021)

    128 129 130 Kawasan JAIP

    0 0 JAIP

    Sumber : Analisis Konsultan 2007

    C. Sarana dan Drainase Kawasan

    Fungsi drainase di kawasan industri JAIP adalah untuk mengalirkan

    limpasan air permukaan. Lahan dasar yang digunakan sebagai lokasi

    pengembangan JAIP berupa tanah gambut yang labil dengan kondisi

    topografi relatif datar. Kegiatan pembangunan kawasan ini, baik untuk

    kegiatan industri, perumahan bagi karyawan, maupun sarana

    pendukungnya akan mengakibatkan bertambahnya lahan terbangun yang

    secara langsung akan mengakibatkan bertambahnya besar limpasan air

    permukaan. Fungsi drainase selain untuk menanggulangi terjadinya

    genangan juga berfungsi untuk menghindari terjadinya banjir, karena

    genangan yang terjadi akan mengakibatkan kerusakan fasilitas berupa

    jalan dan bangunan lainnya. Untuk dapat membuat jaringan drainase

    kawasan, perlu dilakukan terlebih dahulu perencanaan jaringan jalan,

    perencanaan muka tanah (grading plan) dan penyusunan blok plan

    kawasan. Pada kondisi tanah bergambut tingkat infiltrasi air permukaan

    besar, dan membuat kondisi tanah semakin labil. Konsep perencanaan

    drainase kawasan dilakukan secara terpadu berwawasan lingkungan.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 21

  • Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan drainase kawasan

    adalah :

    Perencanaan muka tanah.

    Penyusunan out line plan drainase kawasan.

    Perencanaan detail sistem penyaluran air hujan di kawasan.

    Elemen-elemen Meteorologi

    Elemen-elemen meteorologi yang mempengaruhi limpasan air

    permukaan adalah sebagai berikut :

    1. Jenis presipitasi

    Pengaruhnya terhadap limpasan sangat berbeda, yang

    tergantung pada presipitasinya, jika hujan maka pengaruhnya adalah

    langsung dan hidrograf itu hanya dipengaruhi intensitas curah hujan

    dan besarnya curah hujan.

    2. Intensitas curah hujan

    Pengaruh intensitas curah hujan pada limpasan permukaan tergantung

    dari kapasitas infiltrasi. Jika intensitas curah hujan melampaui

    kapasitas infiltrasi, maka besarnya limpasan permukaan akan segera

    meningkat sesuai dengan peningkatan intensitas curah hujan.

    3. Lamanya curah hujan

    Di setiap daerah aliran terdapat lamanya curah hujan yang kritis. Jika

    lamanya curah hujan itu kurang dari lamanya yang kritis, maka lamanya

    limpasan itu praktis akan sama dan tidak tergantung dari intensitas

    curah hujan. Untuk curah hujan yang waktunya panjang, limpasan

    permukaannya menjadi lebih besar meskipun intensitasnya sedang.

    4. Distribusi curah hujan dalam daerah pengaliran

    Jika kondisi-kondisi seperti topografi, keadaan tanah dan lain-lain

    diseluruh daerah pengaliran itu sama dan jumlah curah hujan sama,

    maka curah hujan yang disrtibusinya merata yang mengakibatkan

    debit puncak minimum.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 22

  • 5. Arah pergerakan curah hujan

    Curah hujan lebat yang bergerak sepanjang sistem aliran sungai akan

    sangat mempengaruhi debit puncak dan lamanya limpasan permukaan.

    6. Curah hujan terdahulu dan kelembaban tanah

    Jika kadar kelembaban lapisan teratas tanah itu tinggi, maka akan

    mudah terjadi banjir karena kapasitas infiltrasi kecil. Demikian pula

    jika kelembaban tanah itu meningkat dan mencapai kapasitas

    lapangan, maka air infiltrasi akan mencapai permukaan air tanah

    dan memperbesar aliran air tanah.

    7. Kondisi-kondisi meteorologi yang lain

    Curah hujan memiliki pengaruh yang terbesar pada limpasan.

    Secara tidak langsung, suhu, kecepatan angin, kelembaban relatif,

    tekanan udara rata-rata, curah hujan tahunan dan lain - lain yang

    berhubungan satu dengan lain juga mengontrol iklim di daerah itu

    dan mempengaruhi limpasan.

    Elemen Daerah Pengaliran

    Elemen daerah pengaliran yang mempengaruhi limpasan air

    permukaan adalah sebagai berikut :

    1. Kondisi penggunaan tanah (landuse)

    Limpasan air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan

    tanah yang termasuk dalam daerah pengaliran. Daerah hutan yang

    ditutupi tumbuh-tumbuhan yang lebat akan sulit mengadakan

    limpasan permukaan karena kapasitas infiltrasinya yang besar.

    2. Daerah pengaliran

    Jika faktor-faktor termasuk besar curah hujan, intensitas curah hujan

    dan lainnya tetap maka limpasan air permukaan selalu sama, dan

    tidak tergantung luas daerah pengaliran.

    3. Kondisi topografi dalam daerah pengaliran

    Corak, elevasi, gradien, arah dari daerah pengaliran mempunyai

    pengaruh terhadap hidrologi daerah pengaliran. Corak daerah

    pengaliran adalah faktor bentuk, yaitu perbandingan panjang sungai

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 23

  • utama terhadap lebar rata-rata daerah pengaliran. Elevasi daerah

    pengalirandan elevasi rata-rata mempunyai hubungan yang penting

    terhadap suhu dan curah hujan. Gradien mempunyai hubungan dengan

    infiltrasi, limpasan permukaan, kelembaban dan pengisian air tanah.

    Gradien daerah pengaliran adalah salah satu faktor penting yang

    mempengaruhi waktu mengalirnya air permukaan, waktu konsentrasi

    ke sungai dari curah hujan dan mempunyai hubungan langsung

    terhadap debit banjir.

    4. Jenis tanah

    Bentuk butir-butir tanah, coraknya dan cara mengendapnya adalah

    faktor-faktor yang menentukan kapasitas infiltrasi, maka karakteristik

    limpasan sangat dipengaruhi oleh jenis tanah daerah pengaliran itu.

    5. Faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh

    Faktor-faktor penting lain yang mempengaruhi limpasan adalah

    karakteristik jaringan sungai-sungai, adanya daerah pengaliran yang

    tidak langsung, dan drainase buatan.

    Koefisien Limpasan Air Permukaan

    Harga koefisien limpasan air permukaan dipengaruhi oleh intensitas

    hujan daerah setempat, mempunyai nilai yang berbeda pada

    berbagai kemiringan dan perbedaan penggunaan lahan.

    Intensitas Curah Hujan

    Jumlah presipitasi dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm).

    Derajat curah hujan dinyatakan oleh curah hujan dalam suatu satuan

    waktu dan disebut intensitas curah hujan dengan satuan mm/jam.

    Tabel 7. 5 Keadaan dan Intensitas Curah Hujan

    Curah Hujan Intensitas curah hujan (mm) 1 jam 24 jam

    Hujan sangat lemah Hujan lemah Hujan normal Hujan deras Hujan sangat deras

    < 1 1 - 5 5 - 20 10 - 20 > 20

    < 5 5 - 20 20 - 50 50 - 100 > 100

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 24

  • Curah hujan tidak bertambah sebanding dengan waktu. Curah hujan

    yang diperlukan untuk pembuatan rancangan berdasarkan volume

    debit dari daerah pengaliran kecil seperti penyaluran air hujan adalah

    curah hujan jangka waktu pendek. Intensitas curah hujan singkat

    diubah menjadi intensitas curah hujan perjam dan disebut intensitas

    curah hujan. Volume debit dihitung berdasarkan rumus rasional

    dengan menggunakan curah hujan ini.

    Kemiringan Lahan

    1. Lahan Miring Terjal

    Lahan persil miring, dengan kemiringan S > 7 % biasanya terdapat

    pada DAS upstream. Kebijaksanaan penggunaan lahan terbangun

    sebaiknya diperkecil prosentasenya terhadap luas lahan total. Sehingga

    masih banyak tanah kosong yang memberi kesempatan air hujan dapat

    masuk infiltrasi - perkolasi ke dalam tanah. Sebagai contoh

    mengenai penggunaan lahan terbangun yaitu untuk tanah miring ( S

    > 7 % ) hanya diperbolehkan membuat bangunan seluas kurang dari

    30 % total luas lahan pribadi. Jadi masih ada tanah kosong 70 % dari

    luas total yang masih memungkinkan menanam pepohonan,sehingga

    air hujan yang jatuh melalui proses intersepsi dahulu di daun,

    batang dan akar tumbuhan, menghambat jatuhnya sampai di

    permukaan tanah.

    2. Lahan Miring Sedang

    Lahan miring sedang dengan kemiringan rata-rata 2 % - 7 %, biasanya

    terdapat pada DAS bagian tengah. Kebijaksanaan penggunaan lahan

    terbangun sebaiknya antara 40 % - 50 % dari luas lahan total pribadi.

    Sehingga paling sedikit setengah lahannya masih terbuka dan masih

    memberi kesempatan air hujan yang jatuh berinfiltrasi ke dalam

    tanah. Air tanah pada lahan ini adalah kiriman dari aliran tanah

    sebelah atas, ditambah perolehan air tanah setempat, hasil dari air

    infiltrasi dan perkolasi setempat.

    3. Lahan Datar

    Lahan datar dengan kemiringan S < 2%, biasanya terdapat pada

    bagian lembah DAS ( down stream ). Pada bagian lembah DAS, sumber

    air tanah mendapat kiriman dari DAS di atasnya, ditandai dengan

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 25

  • permukaan air tanah yang dangkal. Kebijaksanaan penggunaan lahan

    terbangun dapat lebih besar dari setengah luas lahan total tanah

    pribadi.

    Daerah Tangkapan

    Dalam menentukan luasnya perlu dipertimbangkan beberapa hal

    sebagai berikut :

    kontur tanah daerah yang akan dilayani kemampuan DAS menerima beban pengaliran penggunaan lahan yang akan mempengaruhi besarnya limpasan air

    permukaan.

    Kriteria Perencanaan Penyaluran Air Hujan

    Periode Perencanaan

    Periode perencanaan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang

    Kota, dengan pertimbangan sebagai berikut :

    Perkembangan kota Kekuatan dan daya tahan material terhadap beban selama umur

    proyek.

    Periode perencanaan untuk kawasan JAIP ditetapkan 15 tahun, sejalan

    dengan perencanaan kawasan.

    Bentuk dan jenis saluran yang ada dan dipilih dengan

    pertimbangan mudah dalam pengelolaan ,tipe saluran drainase yang

    digunakan sebagai berikut :

    1. Saluran tertutup

    Saluran ini dibuat dari beton tidak bertulang, berbentuk bulat dan

    diterapkan pada daerah kepadatan tinggi dengan ruang yang tersedia

    terbatas, pusat komersial atau pemerintahan dan jalan protokol.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 26

  • 2. Saluran Terbuka

    Saluran ini terdiri dua bentuk dengan karakteristik yang berbeda.

    Saluran berbentuk segi empat dan modifikasinya. Saluran ini dibuat dari pasangan batu kali dan diterapkan pada daerah dengan ruang

    yang tersedia terbatas.

    Saluran berbentuk trapesium dan modifikasinya. Saluran ini dibuat tanpa pengerasan, diterapkan pada daerah dengan kepadatan rendah

    dengan ruang yang tersedia masih luas.

    Tabel 7. 6 Tipe Material Drainase

    Tipe Material Bentuk Saluran

    Kemiringan Lereng Sisi

    Keterangan

    Saluran tanah trapesium maksimum 50% atau 2 : 1

    saluran haus ditutupi vegetasi untuk mencegah erosi

    Saluran batu kali trapesium empat persegi

    maksimum 67% atau 1.5: 1

    untuk kemiringan lereng sisi lebih dari 67%. sisi saluran harus dirancang sesuai

    Saluran beton semua bentuk tidak ada batasan struktur dinding

    Jalur Saluran

    Jaringan sistem penyaluran air hujan di kawasan disesuaikan dengan

    keadaan fisik daerah pelayanan. Jalur yang akan dibuat agar dapat

    mengalirkan limpasan air permukaan di seluruh kawasan JAIP. Kapasitas

    saluran disesuaikan dengan beban, keadaan medan serta sifat hidrolis.

    Prinsip Pengaliran Air Hujan

    Prinsip pokok pada perencanaan sistem penyaluran air hujan pada

    kawasan JAIP ini dengan menentukan grading plan dari kondisi topografi

    yang ada, dan untuk penyaluran akhir memanfaatkan jalur drainase

    alamiah sebagai badan air penerima. Selain itu mengikuti kaidah-kaidah

    pengaliran sebagai berikut :

    a) Limpasan air hujan dari awal saluran (tributary) selama masih

    belum berbahaya, dihambat agar ada kesempatan berinfiltrasi

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 27

  • sebesar-besarnya, sehingga dapat mengurangi debit limpasan ke

    bawah aliran dan berfungsi sebagai konservasi air tanah pada

    daerah atas (upstream).

    b) Saluran sebesar mungkin memberikan pengurangan debit

    limpasan melalui infiltrasi, untuk mengendalikan besarnya profil

    saluran (debit aliran).

    c) Kecepatan aliran tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi

    penggerusan dan tidak boleh terlalu rendah agar tidak terjadi

    pengendapan.

    d) d. Profil saluran mampu menampung debit maksimum dari daerah pengaliran sungai dengan PUH yang telah ditentukan

    Tabel 7. 7 Koefisien limpasan untuk berbagai penggunaan lahan

    Jenis tata guna lahan Koefisien pengaliran PUH 5 tahun

    Perdagangan pusat kota pinggiran kota Perumahan kepadatan 20 rumah/Ha kepadatan (20-60) rumah/Ha Kepadatan (60-120) rumah/Ha Industri industri berat industri ringan Taman/kuburan Taman bermain Daerah kosong kemiringan < 2 % kemiringan (2-7) % kemiringan > 7 % Daerah pertanian Jalan beraspal beton batu Atap

    0,75 0,50

    0,25-0,40 0,40-0,70 0,70-0,80

    0,50 0,60 0,10 0,20

    0,05 0,10 0,15 0,45

    0,70 0,80

    0,75

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 28

  • Tabel 7. 8 PUH perencanaan saluran drainase kota dan bangunan pelengkap

    Jenis saluran PUH (tahun)

    Saluran mikro pada : lahan rumah, taman, kebun & lahan tak terbangun kesibukan dan perkantoran Perindustrian

    ringan menengah berat super berat

    Saluran tersier resiko kecil (pemukiman) resiko besar (komersial) Saluran sekunder tanpa resiko resiko kecil resiko besar Saluran induk/primer tanpa resiko resiko kecil (pemukiman) resiko besar (komersial) atau luas DAS (25-50)Ha luas DAS (50-100)Ha luas DAS (100-1300)Ha luas DAS (1300-6500)Ha Pengendali banjir makro Gorong-gorong jalan kecil jalan raya biasa jalan by pass jalan freeways Saluran tepi jalan jalan raya biasa jalan by pass jalan freeways

    2 5 5 10 25 50 2 5

    2 5 10 5 10 25 5

    (5-10) (10-25) (25-50)

    100 5 10 25 50

    (5-10) (10-25) (25-50)

    Penampang Saluran

    Tipe saluran drainase yang direncanakan ada dua macam, yaitu:

    Saluran terbuka; digunakan bila air yang disalurkan belum tercemar atau kualitasnya tidak membahayakan

    Saluran tertutup; biasanya diterapkan pada daerah kepadatan tinggi dengan ruang yang terbatas bila air yang disalurkan tidak

    membahayakan. Bila membahayakan/tercemar maka saluran

    tertutup diterapkan di semua lokasi.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 29

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 30

    Berdasarkan Kondisi yang ada maka Jaringan drainase baru untuk

    Kawasan JAIP adalah berbentuk trapesium yang dikombinasikan (Model

    3 ) agar pengaliran lancar.

    Dihitung dari as jalan sampai ke bahu jalan dan ditambah jarak tertentu

    di seberang saluran jalan (maksimum diambil jarak 100 m)

    L1L2L3 L2 L1L1

    Keterangan :

    L1 = dari as jalan sampai bagian perkerasan

    L2 = dari tepi jalan sampai perkerasan bahu jalan

    L3 = dari tepi saluran ke daerah terjauh yang mengalir ke saluran (maksimum 100m)

    Koefisien aliran bergantung pada kondisi permukaan daerah pengaliran

    sebelum mencapai saluran seperti. Jika daerah pengaliran terdiri dari

    bermacam-macam tipe permukaan maka dihitung dengan rumus :

    C1 . A3 + C2 . A2 + C3 . A3 C =

    A1 + A2 + A3

    dimana :

    Ci = Koefisien aliran untuk tipe permukaan I

    Ai = Luas daerah pengaliran untuk tipe permukaan i

    Setelah semua faktor di atas diketahui maka debit aliran pada saluran

    yang direncanakan dapat ditentukan dengan turnus rasional, yaitu

    sebesar:

    C . I . A Q =

    3,6

    Keterangan :

  • Q = debit rencana

    C = koefisien pengaliran

    I = intensitas hujan maksimum

    A = luas daerah pengaliran (daerah tangkapan)

    Tinggi jagaan saluran samping

    Tinggi jagaan untuk saluran samping untuk semua bentuk saluran

    ditentukan berdasarkan rumus:

    w = (0.5 d)0,5

    Keterangan :

    w = tinggi jagaan

    d = tinggi basah saluran

    1. Kemiringan saluran dan gorong-gorong

    Untuk menghitung kemiringan saluran samping dan gorong-gorong

    pembuang air digunakan rumus, yaitu :

    i = ( V . n / R 2/3)2 dan R = F/p

    Keterangan :

    V = kecepatan aliran

    n = koefisien kekasaran Manning

    F = luas penampang basah

    P = keliling basah

    i = kemiringan saluran yang diizinkan

    2. Analisis Penampang Saluran

    Desain penampang saluran yang diperkeras merupakan proses coba-

    coba dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Semua keterangan dikumpulkan, taksir n dan pilih S.

    2. Hitung faktor penampang AR273 dengan persamaan :

    n Q AR2/3 =

    1,49 S

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 31

  • 3. Nilai faktor penampang AR273 ini dapat diturunkan menjadi dimensi

    penampang daluran drainase b, d dan h.

    Berdasarkan kondisi wilayah kawasan JAIP kriteria yang ditetapkan dalam

    perencanaan ini dan digunakan sebagai dasar perhitungan :

    Intensitas curah hujan : 25 mm dalam 24 jam ( Normal ) Koefisien limpasan : 0,50 0,70 PUH Perencanaan : 10, 5, dan 2 Bentuk saluran : Trapesium Kecepatan pengaliran : 2 m/detik

    Arah pengaliran limpasan air hujan dan jalur pengaliran digambarkan pada

    gambar jalur drainase kawasan terlampir.

    Dimensi saluran primer air hujan hasil perhitungan :

    Primer (L,D dan D eff) : 1 meter, 1,2 meter dan 1,5 meter. Sekunder (L,D dan D eff) : 0,8 meter, 1,0 meter dan 1,2 meter. Tersier (L,D dan D eff) : 0,6 meter, 0,8 meter dan 1,0 meter.

    D. Perencanaan Pengelolaan Limbah

    Aktifitas industri yang berkembang di kawasan JAIP akan menghasilkan air

    buangan, baik yang berasal dari proses bahan baku maupun unit proses

    industri. Pada tahap proses bahan baku umumnya air digunakan untuk

    pencucian bahan baku dan peralatan pendukungnya. Sedangkan pada unit

    proses, air digunakan sebagai bahan dan terlibat pada proses tersebut,

    sehingga terjadi perubahan kualitas airnya. Besarnya kapasitas air buangan

    tergantung pada jenis industrinya dan produk yang dihasilkan. Selain buangan

    dari kegiatan industri, air buangan yang timbul adalah buangan domestic yang

    berasal dari para pegawai industri yang beraktivitas penuh di lokasi pekerjaan

    dan perumahan yang dikembangkan sebagai sarana pendukung untuk

    kepentingan pegawai. Produksi air buangan rumah tangga (domestic)

    besarnya 80 % dari pemakaian air, pada periode perencanaan pemakaian air

    bersih di kawasan diperkirakan sebesar 150 liter/orang/hari. Pengelolaan air

    limbah dilakukan dengan pembangunan IPAL industri dan IPAL buangan

    domestic. Khusus untuk industri yang menghasilkan limbah beracun dan

    berbahaya dilakukan pengelolaan secara khusus. Pada JAIP untuk lebih efisien

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 32

  • dilakukan pengolahan terpusat dengan didahului pre treatment pada masing-

    masing industri dan diangkut dengan menggunakan tangki menuju IPAL.

    Karakteristik air limbah industri dikelompokkan berdasarkan sifat fisika, kimia

    dan biologis yang meliputi :

    a. Karakteristik fisika : bau, temperature, warna, kekeruhan dan kandungan

    zat padat. Zat padat ini terdiri dari materi yang dapat di flotasi, materi

    yang dapat diendapkan & materi koloid dan materi terlarut.

    b. Karakteristik kimia

    Zat organic, terdiri dari karbohidrat, minyak, lemak, protein, zat organic yang dapat menimbulkan kanker & mutasi, surfactant,

    senyawa organic volatile, dll.

    Zat anorganik, terdiri dari logam berat (seperti timbale), nitrogen, phosphate, pH, sulfur, senyawa anorganik beracun (arsenic)

    c. Karakteristik Biologis, yang merupakan Mikroorganisme yang terdapat

    dalam air limbah industri.

    Di dalam lingkup pengembangan Kawasan JAIP di wilayah Kecamatan

    Muara Sabak Barat, membuka peluang bagi berbagai industri yang

    mengacu pada kep. Menteri Perindustrian & perdagangan Republik

    Indonesia No. 589/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 akan di

    tetapkan bahwa jenis-jenis industri dibangun adalah mixed industri yaitu

    berbagai jenis industri yang memiliki prospek ke masa depan dalam

    kompetisi produk pasar global. Asumsi kelompok industri yang akan ada di

    Kawasan JAIP adalah sesuai namanya Agro Industri maka akan

    berkembang industri makanan, minuman dan hasil olahan pertanian.

    1. Perkiraan Laju Aliran Air Limbah Industri

    Besar aliran limbah industri bervariasi menurut jenis dan ukuran industri

    yang ada, tingkat pengunaan air dan metoda pengolah air limbah

    setempat. Tipical design untuk memperkirakan aliran dari daerah industri

    yang tidak mempunyai atau sedikit wet -process adalah 9 14 m3/ha.hari

    untuk industri ringan dan 14 28 m3/ha.hari untuk industri menengah.

    Untuk industri tanpa kegiatan recycling atau reuse di dalamnya, dapat

    diasumsikan sekitar 85-95% dari air yang dipergunakan dalam berbagai

    operasi dan proses menjadi air limbah (Met Calf & Eddy, 1991). Untuk

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 33

  • memperkirakan laju aliran air Limbah Industri di Kawasan JAIP

    diasumsikan tidak ada kegiatan recyling atau reuse maka perkiraan yang

    digunakan adalah 0.85 x 177,66 liter/detik = 151.01 Liter/detik.

    2. Pengolahan Air Limbah Industri

    Mengingat sifat limbah industri yang kompleks dan memberi dampak

    terhadap lingkungan maka penanganan air limbah industri harus

    disesuaikan dengan sifat limbah industri tersebut. Tujuan pengolahan

    limbah industri di Kawasan JAIP adalah untuk meningkatkan kesehatan

    masyarakat sekitar Kawasan JAIP dan menghindari pencemaran

    lingkungan dengan menghilangkan unsur pencemar dari limbah untuk

    mendapatkan effluent dari pengolahan yang sesuai dengan standar

    kualitas badan air penerima dan peruntukkannya seperti tercantum pada

    Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

    dan Pengendalian Pencemaran Air.

    Pengolahan Air limbah harus mengacu pada perundangan-undangan yang

    berlaku diantaranya :

    a. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

    Hidup

    b. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

    Dampak Lingkungan

    c. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

    Air dan Pengendalian Pencemaran Air

    d. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup,

    Kep-03/MENKLH/1/1991 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi

    Kegiatan yang sudah Beroperasi

    e. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup,

    Kep-51/MENKLH/10/1995 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi

    Kegiatan Industri

    Dalam perencanaan instalasi pengolahan air limbah di Kawasan JAIP, air

    limbah dari industri-industri yang ada perlu diketahui terlebih dahulu

    karakteristik air limbahnya baik kualitas maupun kuantitasnya untuk

    menentukan jenis pengolahan yang tepat bagi setiap industri baik secara

    individual maupun collective. Pelaksanaan penanganan air limbah industri

    secara kolektif dilakukan jika air limbah industri yang ada mempunyai

    karakteristik sejenis, sedangkan jika karakteristik air limbah industri yang

    ada di wilayah Kawasan JAIP mempunyai karakteristik yang berbeda-beda

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 34

  • maka penanganan air limbah industri dilakukan secara individual.

    Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri di Kawasan JAIP

    direncanakan untuk mengolah air limbah industri yang mempunyai

    karakteristik sejenis secara kolektif.

    Tabel 7. 9 Karakteristik Limbah Cair dan Pengolahannya Berdasarkan

    Kelompok Industri

    No Jenis Industri Karakteristik limbah cair Unit Pengolahan 1 Pakaian : tekstil, kulit,

    sepatu Warna, sifat alkali, BOD, temperature, zat padat tersuspensi tinggi, kesadahan, garam, sulfide, kromium

    Penyaringan, netralisasi, presipitasi kimia, sedimentasi, flotasi, adsorpsi, pengolahan biologi (aerasi atau trickling filter)

    2. Makanan & Minuman Zat organic terlarut, koloid & tersuspensi tinggi, BOD, pH, lemak

    Penyaringan, absorpsi ke tanah atau penyemprotan irigasi, pengolahan biologi (aerasi, trickling filter, activated sludge, kolam anaerobic), flotasi

    3. Kertas : pulp & paper, alat tulis

    Warna, pH tinggi atau rendah, zat padat tersuspensi, koloid, & terlarut tinggi, zat anorganik, sifat alkali

    Pengendapan, kolam aerasi

    4. Kimia : detergen, PVC, pupuk, polimer, farmasi, pestisida

    Zat padat tersuspensi dan terlarut tinggi, asam, zat organic tinggi, BOD, busa, logam berat, benzene, formaldehid, fenol

    Netralisasi, flotasi & skimming, presipitasi kimia, adsorpsi karbon aktif, pengolahan biologi (aerasi, trickling filter), incinerator

    5. Perkakas : furniture, kerajinan rkayu lapis, kayu olahan

    COD, BOD, pH, fenol, zat padat Koagulasi, pengendapan, pengolahan biologi (kolam oksidasi, anaerobic digestion), incinerator

    6. Logam : pengecoran dan pelapisan

    Asam, logam berat, fenol alkali, mineral, minyak, surfaktan

    Netralisasi, pemisahan minyak, absorpsi karbon, koagulasi, presipitasi kimia

    7. Bahan & material: besi, baja, cat, tinta, semen

    Zat padat tersuspensi tinggi, asam, fenol, minyak, alkali, batu bara, garam anorganik, solven, zat padat organic

    Netralisasi, koagulasi, sedimentasi, segregasi

    8. Elektronik Potongan metal, karbon, kaca, karet, plastic, resin, serat yang terbawa aliran gelontor

    Penyaringan

    9. Otomatif Asam, logam berat, fenol, alkali, solven, logam berat

    Netralisasi, koagulasi, presipitasi kimia

    10. Petroleum : Petrokimia, refinery

    BOD, COD, minyak & lemak, fenol, asam, alkali, ion anorganik, ammonia nitrogen, surfactant, warna, logam berat, zat padat tersuspensi tinggi

    Netralisasi, flotasi, koagulasi, presipitasi kimia, pengolahan biologi (kolam aerasi, Lumpur aktif, trickling filter),adsorpsi karbon

    Sumber : Nemerow, 1978

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 35

  • Perbandingan kemudahan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan

    antara unit pengolahan biologis yang ada pada instalasi pengolahan air

    limbah adalah :

    a. Lumpur aktif

    Pengolahan biologis ini cocok untuk limbah dengan konsentrasi organic

    tinggi, misalnya limbah industri. Jumlah mikroorganisme dijaga agar tetap

    konstan, dan air limbah yang datang teraduk sempurna di seluruh reactor,

    sehingga air limbah dan mikroorganisme akan tercampur. Bioflok dan

    effluent dipisahkan pada bak clarifier. Bioflok diresirkulasi ke dalam reactor

    untuk memperbaiki kinerja pengolahan. Pengadaan mikroorganisme yang

    dijual di pasaran dan terbukti efektif untuk mengolah air buangan industri.

    Selain itu dari segi operasional dan pemeliharaan relative mudah dan

    sederhana.

    b. Kontak Stabilisasi

    Pengolahan biologis ini merupakan proses biosorpsi (adsorpsi dan

    absorpsi) yang mempunyai dua reaktor tangki aerasi sebagai tangki

    kontak dan tangki stabilisasi. Pada tangki kontak terjadi proses adsorpsi

    polutan oleh mikroorganisme (karena adanya kontak antara air limbah dan

    mikroorganisme) dengan waktu kontak 0.52 jam. Waktu kontak ini

    tergantung pada konsentrasi solid dan tingkat penyisihan BOD yang

    diinginkan. Pembentukan bioflok karena proses biooksidasi bahan-bahan

    yang telah terserap pada tangki kontak. Bioflok kemudian diaerasi di

    tangki stabilisasi. Efluen yang keluar akan dipisahkan antara bioflok dan

    cairannya pada clarifier. Bioflok dapat diresirkulasi ke dalam tangki kontak

    kembali dengan rasio resirkulasi 0.5 1.5.

    c. Trickling Filter

    Pengolahan biologis ini merupakan pengolahan biologis dengan

    menggunakan media terlekat, misalnya batu, yang menjadi tempat

    mikroorganisme untuk hidup dan menjadi bioflok. Air limbah yang diolah

    dialirkan melalui media batu ini dan berkontak dengan bioflok yang

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 36

  • melekat pada media batu. Air yang keluar merupakan efluen yang tidak

    atau sedikit bercampur dengan bioflok, sehingga mengurangi biaya untuk

    pembangunan clarifier. Dalam operasional dan pemeliharaan agak sulit

    karena harus menangani kemungkinan terjadinya clogging pada media

    batu.

    Dari studi perbandingan di atas, maka dipilih unit lumpur aktif sebagai unit

    pengolahan biologis karena kemudahan dalam pembangunan, operasional

    dan pemeliharaan, dengan efisiensi penyisihan parameter pencemar cukup

    tinggi.

    Tabel 7. 10 Perbandingan Efisiensi Pengolahan

    Perbandingan efisiensi

    konstituen (%) Lumpur Aktif Kontak Stabilisasi Trickling Filter

    BOD 80-95 80 -95 65-80

    COD 80-85 60-80

    SS 80-90 80-90

    P 10-25 8-12

    N-org 15-50 15-50

    NH3-N 8-15 8-15

    Sumber : MetCalf & Eddy,1991

    Instalasi pengolahan limbah cair industri di wilayah Kawasan JAIP

    dilengkapi dengan bangunan pengoperasian yang terdiri dari kamar

    pengoperasian dengan sebuah panel peragaan pengatur proses utama,

    sebuah kantor, laboratorium, fasilitas-fasilitas kesehatan dan kamar untuk

    staf yang bertugas serta bangunan bahan kimia yang fasilitas-fasilitas

    untuk pembuatan dan pemberian bahan kimia dan juga penyimpanan

    dalam jumlah besar. Sebagai tambahan terdapat suatu bengkel, gudang

    umum dan generator pembantu untuk fungsi-fungsi penting dari instalasi

    pengolahan selama waktu pemutusan aliran listrik.

    Fungsi dari unit pengolahan IPAL terpadu adalah:

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 37

  • a. Pengolahan tingkat pertama bertujuan untuk menyisihkan bahan-

    bahan yang dapat mengganggu proses maupun perawatan peralatan

    pada tahap pengolahan selanjutnya

    Grit Chamber untuk menyingkirkan kricak anorganik/partikel-partikel kasar yang cukup berat untuk mengendap secara

    gravitasi, sehingga tidak mengganggu proses pengolahan

    selanjutnya.

    Tangki Buffer (Buffer Tank) berfungsi untuk meratakan konsentrasi sehingga mengurangi beban organic dan mencegah

    terjadinya shock loading pada pengolahan selanjutnya.

    Unit koagulasi-flokulasi berfungsi untuk menggumpalkan zat padat tersuspensi sehingga tidak mengganggu proses

    pengolahan selanjutnya

    Unit pengendapan pertama berfungsi untuk mengendapkan suspended solid yang terbawa aliran.

    b. Pengolahan tingkat kedua adalah pengolahan secara biologis dan

    kimiawi untuk mengurangi bahan polutan utama dan mengurangi

    beban pada tahap pengolahan selanjutnya.

    Unit lumpur aktif berfungsi menguraikan zat-zat organik yang terkandung dalam air buangan secara aerob dengan suplai

    oksigen ke dalam air.

    Unit pengendapan kedua (clarifier) berfungsi mengendapkan zat-zat padat yang terbentuk pada pengolahan tingkat kedua

    c. Pengolahan tingkat ketiga bertujuan agar effluent air limbah

    mempunyai kriteria yang sesuai dengan Baku Mutu Badan Air

    Penerima.

    Unit desinfeksi dengan klorinasi berfungsi untuk menurunkan konsentrasi bakteri pathogen yang ada pada air limbah

    Rangkaian unit pengolahan Lumpur dimulai dari unit anaerobic digester

    yang berfungsi menstabilkan kondisi Lumpur dari IPAL, dilanjutkan

    dengan pengeringan lumpur di unit sludge dewatering. Lumpur yang

    telah diolah dapat diaplikasikan sebagai pupuk organic dan dijual di

    pasaran atau di pertanian dan perkebunan.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 38

  • d. Pengelolaan Limbah Domestik dari Kawasan Perumahan, Fasilitas

    Sosial dan Fasilitas Umum

    Kehadiran kawasan perumahan, kawasan komersial, fasilitas social dan

    fasilitas umum akan menimbulkan air limbah dimana jika tidak dikelola

    dengan baik dan jika air limbah dibuang ke badan air penerima tanpa

    melalui pengolahan terlebih dahulu akan memberikan dampak pada

    lingkungan berupa pencemaran pada air tanah yang pada akhirnya akan

    menurunkan tingkat kesehatan masyarakat sekitar dan mengurangi

    kenyamanan. Jumlah penduduk pekerja di Kawasan JAIP diproyeksikan ke

    depan sebesar 11.000 jiwa. Jumlah ini adalah penduduk yang menetap di

    Kawasan JAIP belum termasuk penduduk yang datang dan pergi setiap

    harinya untuk bekerja di Kawasan JAIP. Komposisi air limbah dari kawasan

    perumahan atau rumah tangga terdiri dari kotoran-kotoran yang sebagian

    berbentuk larutan dan sebagian lagi merupakan larutan tersuspensi. Air

    limbah rumah tangga mengandung banyak benda-benda organic dalam

    keadaan terlarut atau tidak misalnya sisa-sisa makanan, sisa-sisa sabun

    dan detergen dan lain-lain. Jumlah air limbah rumah tangga tergantung

    dari pemakaian air bersih dalam rumah tangga. Tidak tersedianya air

    bersih akan mengakibatkan berkurangnya air limbah.

    Karakteristik air limbah dari kegiatan perdagangan pada umumnya

    mengandung banyak padatan, minyak dan lemak dan sebagainya yang

    berasal dari proses pengolahan bahan untuk perdagangan, perdagangan

    itu sendiri seperti kantin, tempat makan dsb. Sedangkan limbah yang

    berasal dari kegiatan jasa dan kawasan pariwisata umumnya berupa air

    buangan dari WC, urinoir dan cleaning service.

    Kondisi fisik Kawasan JAIP yang berhubungan dengan pengelolaan air

    limbah dari kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas sosial dan

    fasilitas umum antara lain adalah :

    a. Daerah pemukiman dan komersial yang cukup luas memberikan

    pengaruh pada sistem pengolahan yang akan diterapkan sehingga

    system penanganan air limbah dilakukan secara kolektif berdasarkan

    fungsi kawasan.

    b. Topografi wilayah Kawasan JAIP terletak pada ketinggian 650 meter

    diatas permukaan laut dengan kondisi tanah relative datar, kemiringan

    tidak lebih dari 5%, memberikan kendala dalam sistem perpipaan air

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 39

  • limbah sehingga sistem penanganan air limbah dilakukan secara

    kolektif berdasarkan fungsi kawasan.

    Pengelolaan air limbah akan dikelola berdasarkan fungsi kawasan yaitu

    kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas social dan fasilitas

    umum. Kondisi topografi Kawasan JAIP yang relatif datar, memberikan

    kendala dalam penyaluran air limbah karena kemampuan penyaluran air

    limbah hanya dapat dalam jarak pendek, sehingga alternative pengelolaan

    air limbah yang digunakan adalah on site system yaitu system septic tank.

    Alternatif sistem septic tank yang akan diterapkan adalah :

    1. Sistem septic tank individual, yaitu pengelolaan air limbah dengan

    penggunaan septic tank pada rumah tipe besar di mana lahan yang

    tersedia cukup luas untuk pembangunan septic tank dan bidang

    rembesannya.

    2. Sistem septic tank komunal, yaitu pengelolaan air limbah dengan

    penggunaan 1 septik tank untuk beberapa rumah (6 10 rumah)

    perumahan pedesaan Dimensi septic tank disesuaikan dengan jumlah

    kelompok pemakai.

    Penggunaan septic tank ini untuk mencegah adanya kontaminasi terhadap

    badan air terutama air tanah. Sistem septic tank yang akan diterapkan

    dilengkapi dengan bidang resapan dimana sistem penyalurannya melalui

    saluran tertutup. Buangan dalam septic tank akan mengalami dua proses

    pembersihan yaitu proses mekanis dengan mengendapnya kotoran padat

    dan proses biologis dengan diuraikannya zat-zat organic oleh bakteri

    anaerob. Bentuk septic tank yang akan digunakan adalah septic tank

    pengendapan lumpur ganda (multiple compartement). Lumpur dari septik

    tank dikosongkan oleh mobil tangki dengan cara dihisap memakai pompa

    dan disalurkan oleh selang hisap yang terbuat dari karet atau bahan lain

    yang elastis kemudian ditampung dalam sebuah tangki yang ada pada

    mobil tersebut. Selang hisap harus cukup panjang agar dapat menjangkau

    septik tank yang terletak dibelakang bangunan sehingga sedapat mungkin

    tercecernya Lumpur dapat dihindari . Lumpur dari mobil tangki selanjutnya

    dibuang ke instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang terletak di sebelah

    TPS dengan unit-unit pengolahannya adalah :

    a. Imhoff tank, sebagai pengolahan pendahuluan, yag menggabungkan

    pengendapan dan pengolahan biologis anaerob sederhana.

    b. Kolam fakultatif, sebagai pengolahan biologis pada kondisi fakultatif

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 40

  • c. Kolam maturasi, merupakan unit control kualitas effluent dengan

    ikan sebagai bioindikator.

    d. Unit desinfeksi, untuk menjamin kualitas air effluent sebelum

    dibuang ke badan air

    e. Sludge drying bed untuk pengeringan lumpur hasil pengolahan dari

    kolam fakultatif. Lumpur hasil pengeringan dapat digunakan sebagai

    pupk untuk pertanian setempat atau dijual di pasaran.

    Perkiraan Laju Aliran Air Limbah Domestik

    Jumlah air limbah domestik dari suatu daerah biasanya sekitar 60 75

    % dari air yang disalurkan ke daerah itu.

    Bila air yang dipergunakan untuk suatu daerah diketahui jumlahnya,

    maka kemungkinan output air limbah tangga domestik dari daerah itu

    dapat diperkirakan. Perkiraan laju aliran air limbah domestik Kawasan

    JAIP adalah 0.75 x 14.10 liter/detik = 10.575 Liter/ Detik

    Kapasitas pengolahan sebesar 20 liter/detik, secara umum karakteristik

    limbah domestik di kawasan industri ini sebagai berikut :

    BOD = + 300 mg/l COD = + 500 mg/l pH = 6 - 7

    E. Perencanaan Penglolaan Sampah

    Sampah adalah bahan buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas

    domestik, komersial, pertanian, pelayanan umum, pembangunan,

    pertambangan, industri, dan lain-lain. Volume sampah yang dihasilkan dari

    setiap kegiatan tersebut setiap harinya tergantung pada jenis dan

    besarnya produksi tiap industri serta besarnya jumlah karyawan di

    kawasan tersebut.

    Pola penanganan pengelolaan sampah Kawasan Industri dapat

    diklasifikasikan ke dalam tingkat pewadahan, pengumpulan,

    pengangkutan ke transfer station atau Tempat Pembuangan Sampah

    Sementara (TPS), kemudian pengangkutan dan pemusnahan di tempat

    pembuangan akhir (TPA), yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip

    kesehatan lingkungan, ekonomi, rekayasa, konservasi, estetika dan sikap

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 41

  • masyarakat. Perencanaan pengelolaan sampah di Kawasan JAIP secara

    tepat akan mampu mengintegrasikan secara optimal berbagai alternatif

    baik dari segi teknologi, manajemen, sumberdaya maupun biaya sistem

    pengelolaan sampah di kawasan JAIP. Sehingga diharapkan dalam

    implementasi rencana, semua aspek dari suatu system pengelolaan

    sampah akan saling mendukung dan memberi hasil yang maksimal.

    Terdapat beberapa alternatif sistem pengelolaan akhir sampah, yaitu :

    1. Open Dumping :

    Sampah yang dihasilkan dibuang pada suatu areal, kemudian dipadatkan

    tanpa harus ditimbun oleh tanah.

    2. Sanitary Landfill :

    Sampah yang dihasilkan dibuang pada suatu areal kemudian dipadatkan lalu

    ditimbun dengan tanah.

    3. Compositing

    Sampah yang dihasilkan dicampur dengan kotoran hewan atau manusia

    kemudian dibusukkan selama waktu tertentu berguna untuk pupuk.

    4. Incenerator

    Sampah yang dihasilkan dibakar dengan mempergunakan alat pembakaran,

    kemudian abunya dibuang.

    Kapasitas sampah yang akan dikelola di kawasan ini meliputi limbah padat

    domestik dan industri. Standar jumlah limbah padat domestik yang

    dihasilkan adalah sekitar 0,7 liter/orang/hari. Untuk sampah yang

    dihasilkan dari masing-masing industri menggunakan pendekatan 4

    m3/Ha/Hari. Dengan perkiraan jumlah tenaga sebanyak 90 orang/Ha

    atau 12.408 jiwa maka dapat diperkirakan timbulan sampah domestik

    sebesar 8.685,6 liter/hari atau 8,6856 m3/Hari. Sedangkan

    sampah industri sebesar 451,20 m3/Hari. Jadi total perkiraan

    sampah yang dihasilkan adalah 8,68 m3/hari + 451,20 m3/hari = 459,88

    m3/hari atau 13.796,40 m3/bulan.

    Sesuai dengan karakteristik terbangun Kawasan Industri perlu ditetapkan

    alat-alat angkut sampah yang dapat menjangkau lokasi sumber sampah

    secara efektif dan efisien. Untuk kawasan kawasan industri bisa

    menggunakan grobak, sedangkan untuk kawasan tertentu seperti jalan

    atau fasilitas pendukung dengan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi

    jalan-jalan lokasi peruntukannya.

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 42

  • Untuk kawasan-kawasan lainnya disediakan truk-truk khusus pengangkut

    sampah, dilengkapi dengan kontainer untuk menampung sampah yang

    dapat diturunkan dan dinaikkan pada truk dengan mudah. Bentuk yang

    direncanakan berupa Arm Roll Truck (Mengangkut container) dan Dump

    Truck (mengangkut sampah-sampah khusus).

    Keberadaan peralatan-peralatan transportasi dan peralatan pembantu

    tersebut akan mempunyai konsekwensi pada penyediaan work shop dan

    parking space untuk kendaraan dan peralatan berat dengan lokasi yang

    optimal dilihat dari aspek aksesibilitas untuk menjangkau daerah kerja.

    Kapasitas kendaraan pengangkut ke TPS adalah 8 m3.

    Perhitungan Kebutuhan Gerobak : Jumlah ritasi per hari = 3 rit/hari/gerobak

    Volume gerobak = 1000 liter

    Faktor kompaksi = 1,1

    K = r x v x kp

    dimana :

    K = kemampuan angkut tiap gerobak/hari

    V = volumegerobak

    R = jumlah ritasi

    Kp = angka kompaksi

    K = 3 rit x 1000 l/gerobak x 1.1

    = 3,3 m3/hari

    Jumlah timbulan sampah = 459,88 m3/hari

    Kebutuhan gerobak (N) = Jumlah sampah/kapasitas

    N = 459,88/3,3 = 139 gerobak

    Asumsi: Pengumpulan Tidak keseluruhannya memakai gerobak, karena

    hanya akan melayani kawasan tertentu saja sehingga diperkirakan hanya

    berjumlah 10 % dari total kebutuhan yaitu:

    0.1 x 139 Gerobak = 14 Gerobak Sampah

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 43

  • Perhitungan Kebutuhan Truk : Jumlah ritasi = 1 rit/4 hari

    Volume truk = 8 m3

    Faktor kompaksi = 1,2

    K = r x v x kp

    dimana :

    K = kemampuan pengangangkutan

    V = volume truk

    R = jumlah ritasi

    Kp = angka kompaksi

    K = 1 rit/4 hr x 8 m3 x 1.2

    = 9,6 m3/hari

    Jumlah sampah yang dibuang ke TPA semakin sedikit karena di TPS

    sebagian besar sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah

    anorganik di daur ulang. Di asumsikan sampah yang diangkut ke TPA

    sebesar 10%.

    Jumlah timbulan sampah = 459,88 m3/hari

    Sampah Yang diangkut ke TPA = 10% x 459,88 = 46 m3

    Pengangkutan dilakukan setiap 4 hari sekali = 4 x 46 = 184 m3

    Sehingga Kebutuhan Truk adalah :

    R = K/kapasitas Truk

    R = 184/9,6 =19 truk

    Perhitungan Kebutuhan TPS : Berdasarkan Standar Deperindag Mengenai Standar Teknis Pelayanan

    Umum Kawasan Industri, maka diperlukan 1 unit TPS/20 Ha-nya

    berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan 188 / 20 = 9 Unit TPS untuk

    Kawasan JAIP

    Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 44

  • Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park

    VII - 45

    Sistem yang direncanakan diatas merupakan kombinasi dari berbagai

    teknologi pengkomposan, teknologi daur ulang dampah non organic,

    teknologi pembakaran (incinerator), teknologi sanitari landfill yang sehat

    dan dapat diguna ulang (dapat dipakai secara terus menerus) teknologi

    pemanfaatan sisa pemanfaatan sisa pembakaran. Cara meminimalisai

    sampah ini dikenal dengan konsep 3 R yaitu (reduce, Reuse dan Recyle)

    yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang.

    Konsep 3R paling ideal dilakukan dengan dimulai upaya pemilahan

    sampah di sumber sampah, yaitu dengan cara tiap sumber sampah

    memiliki tempat pewadahan sampah yang terpisah antara sampah basah

    dan sampah kering. Selanjutnya dipilah menjadi 2 bagian yaitu sampah

    organik dan an organik. Di tingkat sumber sampah ini sudah dapat

    dilakukan proses daur ulang untuk mendapatkan kembali sampah-sampah

    an organik yang masih bisa dimanfaatkan (Reuse). Sementara sampah

    organik bisa di daur ulang untuk dijadikan kompos yang sangat berguna

    untuk kebutuhan pupuk tanaman (recycle).

    Rencana pengelolaan 3 R yaitu reduce (mengurangi), Reuse

    (menggunakan kembali) dan Recycle (mendaur ulang) diharapkan dapat :

    Mengurangi dan menggunakan kembali sampah yang dapat dilakukan di sumbernya.

    Mendaur ulang, dapat dilakukan di sumber sampah dan tingkat pengolahan yang kecil.

    Alternatif lain yang dapat dilakukan di kawasan-kawasan penghasil sampah, yaitu dengan pemisahan sumber sampah.

    Pengelolaan sampah dengan system ini dapat dilakukan kerjasama antara

    pihak swasta, Pekerja dan sub dinas kebersihan Kabupaten Tanjabtim.

    Pihak Pekerja dapat melakukan kegiatan pemisahan sampah sesuai dengan sampah sampah yang dhasilkan yaitu memisahkan sampah

    kering dan sampah basah yang terkupul pada tempat terpisah.

    Pihak swasta dapat bekerjasama dengan pengolajan sampah yang bersifat daur ulang yaitu sampah-sampah kering yang dapat

    mereka beli dan dapat didaur ulang.

    Pihak sub dinas melakukan pengangkutan sisa-sisa sampah yang telah terpisah untuk diangkut ke TPS - TPA.

    7.1 KONSEP DASAR EKOLOGI INDUSTRI7.2 STRUKTUR RUANG7.3 JARINGAN JALAN DAN AKSES7.4 ZONASI7.5 GUNA LAHAN DAN SEKUENS7.6 PROGRAM RUANG7.7 PERENCANAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN A. Konsep Perencanaan InfrastrukturB. Sistem Penyediaan Air MinumC. Sarana dan Drainase Kawasan D. Perencanaan Pengelolaan LimbahE. Perencanaan Penglolaan Sampah