11
DREDGING PERAIRAN DANGKAL Oktoberty Staf Pengajar Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran Semarang Abstrak Perairan yang bermanfaat ekonomis adalah perairan yang dapat memberikan keuntungan bagi pemilik dan pemakai secara riil yang berupa kelancaran perjalanan pemakainya, secara khusus adalah perjalanan kapal laut. Perairan yang dangkal tidak dapat dipakai untuk lalu lintas kapal sehingga memerlukan pendalaman dengan tahapan pengerukan (Dredging) tanah / lumpur yang berada dibawah permukaan perairan / air laut. Cara pendalaman terbaik dengan menggunakan alat pengerukan berupa armada Kapal Keruk. Dengan mengambil tanah / lumpur dari permukaan perairan kemudian diangkut untuk dibuang ke daerah lain yang lebih dalam atau ke daratan, sehinga memerlukan Kapal keruk dan beberapa armada pendukung yang mempercepat dan memeperlancar proses pendalaman suatu perairan. Kata Kunci : pengerukan, peraian, dangkal PENDAHULUAN Pengerukan (bahasa Inggris : Dredging) berasal dari kata dasar keruk (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk. Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain. Untuk melakukan pengerukan biasanya digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk, seperti : Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll) Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.) Peraturan atau hal hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan

Dredging Pengerukan Dangkal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gambaran Singkat Pengerukan

Citation preview

  • DREDGING PERAIRAN DANGKAL

    Oktoberty

    Staf Pengajar Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran Semarang

    Abstrak

    Perairan yang bermanfaat ekonomis adalah perairan yang dapat

    memberikan keuntungan bagi pemilik dan pemakai secara riil yang berupa

    kelancaran perjalanan pemakainya, secara khusus adalah perjalanan kapal

    laut.

    Perairan yang dangkal tidak dapat dipakai untuk lalu lintas kapal

    sehingga memerlukan pendalaman dengan tahapan pengerukan (Dredging)

    tanah / lumpur yang berada dibawah permukaan perairan / air laut. Cara

    pendalaman terbaik dengan menggunakan alat pengerukan berupa armada

    Kapal Keruk. Dengan mengambil tanah / lumpur dari permukaan perairan

    kemudian diangkut untuk dibuang ke daerah lain yang lebih dalam atau ke

    daratan, sehinga memerlukan Kapal keruk dan beberapa armada pendukung

    yang mempercepat dan memeperlancar proses pendalaman suatu perairan.

    Kata Kunci : pengerukan, peraian, dangkal

    PENDAHULUAN

    Pengerukan (bahasa Inggris : Dredging) berasal dari kata dasar keruk

    (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk.

    Sedangkan definisi pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan

    Pengerukan adalah mengambil tanah atau material dari lokasi di dasar air,

    biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal,

    dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain.

    Untuk melakukan pengerukan biasanya digunakan kapal keruk yang memiliki

    alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk, seperti :

    Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll)

    Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.)

    Peraturan atau hal hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan

  • Tahapan pengerukan

    Pengerukan utamanya terdiri dari 3 tahap, yaitu :

    1. Memisahkan dan mengambil material dari dasar air dengan menggunakan : o Pengikisan (erosion)

    o Memancarkan air tekanan tinggi (jetting)

    o Memotong (cutting)

    o Menghisap (suction)

    o Memecah (breaking)

    o Mengambil dengan menggunakan bucket (grabbing)

    2. Mengangkut material dengan menggunakan : o Tongkang (barges)

    o Tongkang atau kapal yang didesain secara khusus memiliki wadah

    penampung (hoppers)

    o pipa terapung / floating pipeline

    o conveyor-belt

    o Truk

    3. Pembuangan material tersebut dengan menggunakan : o Pembuangan pipa (pipeline discharge)

    o Alat angkat seperti crane

    o Membuka pintu di bawah pada beberapa kapal atau tongkang yang

    didesain secara khusus (hopper barges)

    Pengerukan ini dilakukan untuk membuat :

    Pelabuhan baru, termasuk alur pelayarannya. Melebarkan dan atau

    mendalami pelabuhan / terusan / sungai yang sudah ada.

    Proyek reklamasi.

    Hal-hal lainnya yang terkait dengan pertambangan.

    Alat Pengerukan Alat yang biasa dipergunakan untuk mengambil tanah atau material dari

    lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara

    ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain

    biasa disebut Kapal Keruk. Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering disebut dredger merupakan

    kapal yang memiliki peralatan khusus untuk melakukan pengerukan. Kapal ini

    dibuat untuk memenuhi kebutuhan, baik dari suatu pelabuhan, alur pelayaran,

  • ataupun industri lepas pantai, agar dapat bekerja sebagaimana halnya alat-alat

    levelling yang ada di darat seperti excavator dan Buldoser.

    Ada beberapa jenis kapal keruk diantaranya adalah :

    1. Kapal keruk penghisap / Suction dredgers

    1.1 .Trailing suction hopper dredger

    1.2. Cutter-suction dredger

    2. Bucket dredger

    3. Backhoe/dipper dredge

    4. Water injection dredger

    Gambar 1. Trailing suction hopper dredger (TSHD)

    Trailing Suction Hopper Hredger (TSHD) membuang material dari hopper

    (penampung), jenis pembuangan ini disebut rainbowing, digunakan untuk

    melakukan reklamasi :

    1. Kapal keruk penghisap / Suction dredgers Beroperasi dengan menghisap material melalui pipa panjang seperti

    vacuum cleaner. Jenis ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu :

  • a. Trailing Suction Hopper Hredger

    Gambar 2. TSHD menyeret pipa penghisap

    Sebuah trailing suction hopper dredger (TSHD) menyeret pipa

    penghisap ketika bekerja, dan mengisi material yang diisap tersebut ke satu

    atau beberapa penampung (hopper) di dalam kapal. Ketika penampung sudah

    penuh, TSHD akan berlayar ke lokasi pembuangan dan membuang material

    tersebut melalui pintu yang ada di bawah kapal atau dapat pula memompa

    material tersebut ke luar kapal. TSHD terbesar di dunia adalah milik

    perusahaan Belgia yaitu Jan De Nul TSHD. Vasco Da Gama (33.000 m penampung, 37,060 kW total tenaga yang ada) dan perusahaan Belanda

    Boskalis TSHD. W.D. Fairway (35.000 m penampung). PT Pengerukan Indonesia memiliki pula kapal keruk jenis ini seperti TSHD

    Halmahera dan TSHD Irian Jaya. Digunakan untuk melakukan maintenance

    dredging di pelabuhan-pelabuhan seluruh Indonesia.

  • b. Cutter-suction dredger

    Gambar 3. Cutter-Suction Dredger (CSD)

    Cutter-Suction Dredger (CSD) mempunyai tabung penghisap berkepala

    pemotong di pintu masuk penghisap. Pemotong dapat pula digunakan untuk

    material keras seperti kerikil atau batu. Material yang dikeruk biasanya diisap

    oleh pompa pengisap sentrifugal dan dikeluarkan melalui pipa atau ke

    tongkang. CSD dengan pemotong yang lebih kuat telah dibangun beberapa

    tahun terakhir, digunakan untuk memotong batu tapi peledakan. CSD memiliki

    dua buah spud can di bagian belakang serta dua jangkar di bagian depan kiri

    dan kanan. Spud can berguna sebagai poros bergerak CSD, dua jangkar untuk

    menarik ke kiri dan kanan.

    Dua CSD terbesar di dunia adalah CSD milik Dredging International

    CSD D'Artagnan (28.200 kW) dan Jan De Nul CSD J.F.J. DeNul (27.240 kW).

    2. Bucket dredger Bucket dredger adalah jenis tertua dari suatu kapal keruk. Biasanya

    dilengkapi dengan beberapa alat seperti timba / bucket yang bergerak secara

    simultan untuk mengangkat sedimen dari dasar air. Varian dari Bucket dredger

    ini adalah Bucket Wheel Dredger.

    Beberapa Bucket dredger dan Grab dredger cukup kuat untuk mengeruk dan

    mengangkat karang agar dapat membuat alur pelayaran.

  • Gambar 4. Bucket dredger

    Bucket dredger masih dipergunakan untuk penambangan bijih timah di

    Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau yang dioperasikan oleh PT

    Timah Tbk.

    3. Backhoe / dipper dredge Backhoe/dipper dredger memiliki sebuah backhoe seperti excavator.

    Backhoe dredger dapat pula menggunakan excavator untuk darat, diletakkan di

    atas tongkang. Biasanya backhoe dredger ini memiliki tiga buah spudcan, yaitu

    tiang yang berguna sebagai pengganti jangkar agar kapal tidak bergerak, dan

    pada backhoe dredger yang high-tech, hanya memerlukan satu orang untuk

    mengoperasikannya.

    Dua backhoe dredger terbesar di dunia adalah milik dari Bean L.L.C. yaitu

    TAURACAVOR dan milik dari Great Lakes Dredge & Dock Co. NEW

    YORK. Keduanya dilengkapi dengan Excavator Liebherr 996.

  • 4. Water injection dredger

    Gambar 5. Water Injection Dredger (WID)

    Water Injection Dredger menembakkan air di dalam sebuah jet kecil

    bertekanan rendah (tekanan rendah karena material seharusnya tidak

    bertebaran kemanapun, karena harus secara hati-hati agar material dapat

    dipindah) ke sedimen di dasar air agar air dapat mengikat sedimen sehingga

    melayang di air, selanjutnya di dorong oleh arus dan gaya berat keluar dari

    lokasi pengerukan. Biasanya digunakan untuk maintenance dredging di

    pelabuhan. Beberapa pihak menyatakan bahwa WID adalah bukan pengerukan

    sementara pihak lain menyatakan sebaliknya.

    Hal ini terjadi karena pengukuran yang seksama harus dibuat untuk mengukur

    kedalaman air, sedangkan beberapa alat ukur untuk itu (seperti singlebeam

    echosounder) kesulitan untuk mendapat hasil yang akurat dan harus

    menggunakan alat ukur yang lebih mahal (multibeam echosounder) untuk

    mendapat hasil ukuran yang lebih baik.

    Didalam pelaksanaan untuk mengambil tanah atau material dari lokasi

    di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun

    laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain

    memerlukan alat bantu lain yang sering disebut kapal penunjang pelaksanaan.

    Adapun kapal-kapal penunjang untuk memperlancar pengoperasian kapal

    keruk, terdiri dari :

  • 1. Kapal Tunda Penggunaan kapal tunda dalam pengoperasian kapal keruk, dapat dibedakan

    menjadi 3 tahap kegiatan, yaitu :

    a. Penggunaan pada saat mobilitasi armada keruk Untuk keperluan mobilisasi ini, kapal tunda digunakan untuk menarik kapal

    keruk, tongkang lumpur, tongkang minyak, tongkang air, yang biasanya

    tidak mempunyai mesin penggerak sendiri, dari home base ke lokasi

    pengerukan dan sebaliknya

    b. Penggunaan pada saat transportasi bahan keruk Dalam hal ini, kapal tunda digunakan untruk menarik tongkang-tongkang

    lumpur dilokasi pengerukan ke tempat pembuangan akhir yang telah

    ditentukan dilaut, di pinggir pantai/sungai dan sebaliknya

    c. Penggunaan di lokasi pengerukan Pada lokasi pengerukan, biasanya kapal tunda digunakan untuk

    memindahkan posisi kapal keruk, posisi jangkar, menempatkan tongkang-

    tongkang lumpur disamping kapal keruk, dan membantu pemasangan pipa-

    pipa apung pada kapal keruk

    2. Kapal Kerja Kapal kerja mulai melakukan kegiatan dilokasi pengerukan yaitu digunakan

    sebagai tempat untuk mereparasi peralatan yang cepat aus, seperti pipa-pipa

    apung, sling-sling, rol-rol,kepala potong dan timba-timba keruk

    3. Kapal survey Kapal survey digunakan di lokasi pengerukan sebelum dan sesudah kapal

    keruk beroprasi. Pekerjaan yang digunakan adalah mengukur kedalaman dasar

    laut/sungai sebelum dan sesudahnya, menyelidiki jenis tanah/limpur yang akan

    dikeruk dan volume bahan keruk yang akan dikeruk

    4. Tongkang Lumpur Tongkang lumpur dengan mesin penggerak sendiri digunakan untuk

    mengangkut hasil-hasil keruk dari lokasi pembuangan akhir, yang berada di

    tengah laut atau dipinggir pantai, tanpa bantuan kapal tunda

    Tongkang lumpur tnapa mesin penggerak sendiri digunakan untuk

    mengumpulkan bahan hasil keruk dan membawanya kelokasi pembuangan

    akhir yang berada di tengah laut atau pinggir pantai denagn bantuan kapal

    tunda

  • 5. Tongkang Minyak Tongkang minyak dengan mesin penggerak sendiri digunakan untuk

    mengangkut bahan bakar dari pelabuhan ke lokasi pengerukan.

    Setelah sampai ke lokasi pengerukan, bahan bakar biasanya langsung di

    pindahkan ke tongkang penyimpanan bahan bakar.

    Tongkang minyak tanpa mesin penggerak sendiri digunakan untuk menyimpan

    bahan bakar dilokasi pengerukan, sebagai persediaan harian bagi keperluan

    pengoperasian kapal keruk selama kegiatan pengerukan berlangsung

    6. Tongkang Air Tongkang air digunakan untuk menyimpan air tawar di lokasi pengerukan

    sebagai persediaan harian baik untuk keperluan minuman, masak serta mandi

    ABK dan karyawan maupun untuk air pendingin mesin induk dan mesin bantu

    kapal keruk dan kapal-kapal penunjang lainnya.

    Pengerukan ini dilakukan untuk hal-hal berikut :

    a. Navigasi b. Infrastruktur c. Rekayasa pantai / Coastal Engineering Salah satunya adalah beach nourishment yaitu menambang pasir di lepas-

    pantai dan ditempatkan di pantai untuk mengganti pasir yang tererosi oleh

    badai atau ombak. Hal ini dilakukan untuk melindungi fungsi dari pantai

    dan rekreasi.

    d. Industri pertambangan o Pengerukan mineral

    o Memindahkan permukaan tanah yang digali / overburden

    o Reklamasi bekas tambang

    e. Industri pertambangan lepas-pantai. o Pembuatan parit untuk pipa bawah laut

    o Menyiapkan lokasi pengeboran lepas-pantai

    o Menstabilkan platform lepas-pantai

    o Melindungi pipa bawah laut

    KESIMPULAN

    Pengerukan tanah dibawah air pada daerah perairan seperti danau,

    sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke

    lokasi lain ternyata memerlukan perencanaan dan koordinasi yang sangat

    intensif dan efisien.

  • Sarana dan prasarana yang diperlukan telah dimiliki dan dipergunakan

    oleh bangsa Indonesia, hanya saja perlu intensif dan terstruktur pelaksanaannya

    sehingga dapat lebih bermanfaat bagi anak cucu kita secara luas, baik untuk

    fungsi perlindungan pantai, tempat rekreasi maupun perkembangan teknologi

    lepas pantai dan pertambangan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Herbich JB, Coastal & Deep Ocean Dredping 2. Holland IHC, Ports and Dredging & Oil Report 3. Hubert R, Cooper, Practical Dredging 4. Tasrun Sjahrun, (1987), Membangun Kapal Penunjang Secara Praktis,

    Ikhwan, Jakarta.

    5. Peter Nissen, Pengalaman Menggunakan Mesin Disel pada Kapal Tunda 6. Ship & Boat International (1980), Survey Vessel and British Work Boat 7. World Dredging, (1979), Australia Workboat Designed for vertility,

    Manuver Ability.