96

 · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung
Page 2:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung
Page 3:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung
Page 4:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung
Page 5:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

v

ABSTRAKSI

Zaimah Imamatul Baroroh,

“POTRET KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Hubungan

antara Agama Islam, Kristen dan Hindu di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan)”

Desa Balun merupakan desa yang majemuk dalam hal budaya dan agama Desa ini

terdiri dari dua Pedukuhan atau dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni:

agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan

Hindu. Kehidupan masyarakat Desa Balun nampak sangat rukun dan damai. Selama berabad-

abad penduduk tinggal di desa Balun tidak pernah dijumpai konflik-konflik atas nama agama,

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana masyarakat Balun memaknai kerukunan,

dan bagaimana wujud kerukunan serta faktor perekat sosial yang melahirkan kerukunan. Dan

bagaimana peran pemuka agama dalam mewujudkan integrasi tersebut. Jenis penelitian yang

dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan atau studi kasus dengan pengamatan

langsung ditempat penelitian dan wawancara ke berbagai pihak untuk mendapatkan data-data

yang valid. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenoligi,

pendekatan sosiologi dan pendekatan historis.

Menurut masyarakat Desa Balun agama merupakan urusan individu dengan Tuhan

jadi mereka tidak pernah mempermasalahkan agama dalam interaksi sosial mereka.

Kehidupan mereka berjalan normal seperti masyarakat lain yang satu agama. Hampir tidak

bisa dibedakan antara pemeluk agama Islam, Kristen ataupun Hindu kecuali saat beribadah.

Menurut mereka kehidupan rukun dan damai harus diwujudkan untuk kebaikan bersama.

Kerukunan yang terjadi di desa Balun merupakan kerukunan yang asli, tidak dibuat-

buat. Mereka hidup rukun apa adanya dan tidak sewaktu-waktu saja. Kelangsungan

kerukunan tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : kekerabata, budaya

gotong-royong, peran aktif pemimpin agama untuk menjaga kerukunan, pemahaman

beragama yang inklusif dan semangat kerja masyarakat Balun yang tinggi sehingga dapat

menutup cela-cela terjadinya konflik, dan tidak kalah penting yakni keberadaan Mbah Alun

yang yang menjadi sejarah masyarakat Balun.

Page 6:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan hidayah-

Nya, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarga, sahabat dan umat-Nya. Merupakan kebahagiaan bagi penulis ketika

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun banyak kendala yang penulis

jumpai dalam penyusunan skripsi ini. Itu semua dikarena keterbatasan kemampuan penulis,

tetapi berkat kerja keras, jasa dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak akhirnya skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu ucapan terimakasih penulis sampaian

kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada:

1. Orang tua tercinta (Ibu Siti Romah dan Bapak Selamet) yang selalu memberikan

kasih sayang, semangat, motivasi dan do’a yang tulus untuk kesuksesan dan

kebahagiaan anaknya. Semoga Allah selalu melimpahan rahmat-Nya dan

memberikan umur panjang pada mereka.

2. Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr. Masri Mansoer, MA; Ketua Jurusan

Perbandingan Agama, Dr. Media Zainul Bahri; Sekretaris Jurusan Perbandingan

Agama, Dra. Halimah M, MA; serta seluruh Civitas Akademika Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. M. Ridwan Lubis, M.A sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini,

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga fikiran dan kesabaran dalam

memberi arahan, motivasi serta bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Hj. Siti Nadroh, M. Ag yang selalu memberikan motivasi dan menjadi

insprirasi bagi penulis.

Page 7:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

vii

5. Segenap dosen pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang sudah bersedia membekali pengetahuan selama penulis belajar di Fakultas

Ushuluddin;

6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan bahan pustaka dan sumber bacaan

dalam penulisan skripsi.

7. Segenap Jajaran pemerintah Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan,

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian terkait

judul skripsi dan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi yang

penulis butuhkan untuk penyusunan skripsi.

8. Segenap masyarakat Desa Balun yang bersedia meluangkan waktu untuk sekedar

berbincang-bincang dengan penulis demi melenkapi data guna menyelesaikan

penyusunan skripsi;

9. Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan yang telah memberikan bantuan biaya

pendidikan kepada penulis.

10. Saudaraku ( Adek Agus, Mbak Nely, Kak Sueb, Adek Farid) dan keluarga besarku

yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi

ini;

11. Sahabat-sahabat dan orang-orang terdekatku (Nurul, Isnainiyah, Zhee Bashry,

Bang Ilham, Adek Kiki, Sapinah, Iis, Cio, Anis, Elita, Iin, Tika, Ava, Ida, Ikhwan,

Lely, Dila, Mbak Lathifah, Mbak Halimah, Mbak Biya, Mbak Febri) yang selalu

memberikan dukungan, semangat, wejangan dan motivasi kepada penulis.

12. Si kecil Zifah dan Dede Thalita yang selalu menjadi penghibur saat penat dengan

kelucuan foto dan celotehan suaranya.

Page 8:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

viii

13. Teman-teman Perbandingan Agama A&B angkatan 2010, semoga ilmu kita

bermanfaat dan sukses selalu.

14. Semua guru-guruku yang sudah membagi ilmunya kepada penulis.

15. Sahabat-sahabat di WASIAT Jakarta, Rekanita PC IPPNU Tangsel, Teman-

Teman KKN STMG, semoga kita menjadi orang-orang yang bermanfaat buat diri

sendiri dan orang lain.

16. Bapak Abdullah Mas’ud dan Mbak Margaret Aliyatul Maimunah pemilik

PARAMUDA Travel yang telah memberi motivasi moril dan material. Serta

sahabat-sahabat PARAMUDA (Halim, Zaki, Cak Sulthon, Cak Shofi, Eky, dll);

17. Pihak-pihak lain yang sudah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a semoga, dukungan, bimbingan, perhatian,

motivasi dari semua pihak dari awal pekuliahan sampai skripsi ini dapat diselesaikan menjadi

amal ibadah dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca karya

ini. Amin

Jakarta, 28 November 2014

Penulis

Page 9:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................. v

ABSTRAKSI ....................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 6

F. Kerangka Teori .................................................................................... 8

G. Metode Penelitian ................................................................................ 11

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BALUN KECAMATAN TURI

KABUPATEN LAMONGAN

A. Sejarah Desa .......................................................................................... 16

B. Demografi .............................................................................................. 18

C. Keadaan Sosial ...................................................................................... 21

D. Keadaan Ekonomi ................................................................................ 29

Page 10:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

x

BAB III HUBUNGAN ANTARA UMAT ISLAM, KRISTEN DAN HINDU DI

DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

A. Sejarah Agama Islam. Kristen dan Hindu di Desa Balun Kecamatan

Turi Kabupaten Lamongan ................................................................. 30

1. Latar Belakang Masuknya Agama : Islam, Kristen dan Hindu 30

2. Pola Interaksi Sosial : Bidang Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya

dan Keagamaan .............................................................................. 35

3. Peran Pemuka Agama ................................................................... 44

B. Pertemuan Antar Agama ..................................................................... 46

BAB IV ANALISA TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI DESA

BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

A. Model Kerukunan Umat Beragama di Desa Balun ........................... 50

B. Pola-pola Kerukunan Umat Beragama .............................................. 51

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kerukunan Umat

Beragama ............................................................................................... 56

D. Faktor yang Berpotensi Menimbulkan Konflik ................................ 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 68

B. Saran-saran ........................................................................................... 69

Daftar Pustaka ...................................................................................... 71

Page 11:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, bahasa,

adat istiadat dan agama, sehingga bangsa Indonesia adalah masyarakat yang

majemuk. Keragaman tersebut adalah salah satu struktur yang membentuk pola

pikir masyarakat Indonesia baik itu masyarakat yang baru tumbuh atau

berkembang. Bagi masyarakat yang baru tumbuh corak tersebut akan mewarnai

pertumbuhan mereka untuk mencari jati diri mereka dan menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk tumbuh dan

mempertahankan diri. Dalam hidup bermasyarakat manusia akan selalu dihadapkan

pada kelompok masyarakat lain yang mempunyai masalah-masalah ataupun

kepentingan kelompok mereka. Dalam menghadapi persoalan ini manusia

membutuhkan sarana penunjang dalam perkembangan hidupnya untuk

mempertahankan eksistensinya. Dengan kata lain pastilah manusia membutuhkan

kekuatan yang berada diluar kuasanya baik itu didalam kehidupan sosial atau

spiritualnya. Dalam hal spiritual yaitu agama adalah bagian dari struktur sosial yang

mempunyai peranan penting dalam masyarakat.

Agama mempengaruhi sikap-sikap praktis manusia terhadap berbagai

aktifitas kehidupan sehari-hari manusia. Dalam salah satu teori sosiologi yakni teori

fungsional memandang agama terkait dengan aspek pengalaman yang

mentransendenkan sejumlah peristiwa eksistensi sehari-hari yakni melibatkan

Page 12:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

2

kepercayaan dan tanggapan kepada sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia.

Oleh karena itu secara sosiologis, agama menjadi penting dalam kehidupan

manusia ketika pengetahuan dan keahlian tidak berhasil memberikan sarana untuk

melakukan adaptasi atau mekanisme yang dibutuhkan.1

Melihat begitu pentingnya agama dalam kehidupan masyarakat maka agama

di Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat jelas dan konstitusional dengan

dicantumkannya sebagai salah satu bab dalam UUD-1945, yaitu Bab XI. Tentang

Agama yaitu pasal 29 ayat : (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.2

Selanjutnya didalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pacasila (P4)

yang merupakan penetapan MPR No. II/MPR/1978, pada sila pertama dijelaskan :

“Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan

kepercayaannya dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh

karenanya manusia Indonesia percaya dan takwa terhadapa Tuhan Yang Maha Esa

sesuai dengan agama da kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab”.3

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa dalam kehidupan bermasyarakat

manusia berinteraksi dan saling membutuhkan satu sama lain. Mereka saling

berhadapan dengan berbagai kelompok masyarakat yang beragama dan memiliki

berbagai kepentingan masing-masing. Dalam keadaan yang seperti itulah nantinya

yang akan menyebabkan integrasi dan konflik.

1 Thomas F.O’Dea, Sosiologi Agama Suatu Pengantar Awal (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1995) h. 25 2 Mulyanto Sumardi, Penelitian Agama Masalah dan Pemikiran (Jakarta : Penerbit Sinar

Harapan, 1982) h.7 3 Ibid,. h. 7

Page 13:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

3

Berkaitan dengan integrasi dan konflik sosial, bahwa agama dalam konteks

sosial dapat menyebabkan integrasi dan konflik sosial masyarakat. Namun apabila

sikap beragama disertai dengan sikap toleransi dan kesadaran akan adanya

perbedaan maka akan dapat menyatukan unsur-unsur yang berbeda dalam

masyarakat sehingga menciptakan integrasi sosial. Sebaliknya perbedaan agama

banyak pula yang mnimbulkan berbagai konflik sosial dan sewaktu-waktu bisa

menjadi konflik nasional.

Sederet kasus seperti munculnya pemberontakan-pemberontakan atas nama

agama, penghancuran rumah ibadah yang masih sering terjadi, sulitnya membangun

tempat ibadah tertentu dan banyak ketegangan-ketegangan yang terjadi antar umat

beragama adalah bukti bahwa pemahaman terhadap agama bisa berpotensi

menimbulkan konflik.4

Menurut pengamatan di lapangan, dalam kaitan dengan agama sebagai

sumber konflik, kebanyakan perbedaan agama di perdesaan berpotensi rawan

menimbulkan konflik, sebab pengetahuan tentang toleransi keberagamaan masih

awam, rata-rata fanatisme keberagamaan orang perdesaan sangat tinggi jadi

perbedaan agama dan keyakinan sangat berpengaruh terhadap aktifitas sosial

mereka.5 Namun hal ini berbeda dengan keadaan masyarakat Desa Balun

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Desa Balun terdiri dari dua Pedukuhan atau

dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama

mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu.

4 seperti kasus pnghancuran patung bunda maria di jawa timur dan yang paling terkenal

adalah konflik poso ambon yang benar-benar atas terjadi karena agama dan menelan banyak korban. 5 Asumsi ini didapat dari pengamatan penulis di beberapa desa sekitar Balun yakni desa

Wates, Turi, Geger, da Kemlagi sebagai perbandingan kasus dengan sampel yang akan diteliti.

Page 14:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

4

Kehidupan Masyarakat di Desa Balun nampak sangat damai dan rukun

walaupun berbeda agama. Dalam kaitan aktifitas sosial di antara mereka tidak

berbeda jauh dan berjalan dengan lancar. Pembangunan desa pun sangat lancar,

contoh pembangunan fisik sarana prasarana desa seperti lapangan, perbaikan jalan

kemudian gotong-royong bersih-bersih rutin yang diadakan di desa tersebut selalu

diikuti setiap kepala keluarga tanpa memandang agama. Mereka semua

menempatkan diri mereka sebagai warga yang memang harus mentaati peraturan

dan kebijakan pemerintah desa tanpa memandang perbedaan agama. Lebih menarik

lagi di desa tersebut ada satu kawasan yang disitu berdiri tiga tempat ibadah yang

berbeda dan saling berdampingan.

Tertarik dengan hal tersebut dan dengan ditopang oleh asumsi bahwa agama

dalam konteks sosial berpotensi menimbulkan integrasi dan konflik maka penulis

melakukan penelitian di desa tersebut. dengan tema penelitian: Kerukunan Umat

Beragama Islam, Kristen dan Hindu di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan. Penelitian ini akan mengkaji seberapa besar peranan sikap

keberagamaan yang mempengaruhi aktifitas sosial mereka. Selanjutnya juga akan

mengkaji pengaruh sikap beragama terhadap integrasi dan konflik yang terjadi

didesa tersebut serta hubungan antar umat beragama dan peran pemuka agama

untuk menjaga kerukunan tersebut sebagai suatu hal yang menarik untuk diteliti.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan guna menjelaskan pokok

permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pembatasan masalah penelitian

tentang Kerukunan Umat Beragama dan hubungan antar agama dalam hal ini Islam,

Page 15:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

5

Kristen dan Hindu di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Penelitian

ini bermaksud mengungkap sejauh mana agama mempengaruhi kehidupan

masyarakat yang hidup rukun dan damai dalam satu desa dalam keadaan berbeda

agama yang dianut masyarakat. Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa sikap

keberagamaan berpotensi dalam konteks sosial memunculkan konflik dan integrasi.

Berdasarkan fokus di atas maka dapat dihasilkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana masyarakat Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

memahami kerukunan umat beragama?

2. Bagaimana wujud dari kerukunan umat beragama di Desa Balun Kecamatan

Turi Kabupaten Lamongan ?

3. Bagaimana strategi para pemuka agama dalam mewujudkan integrasi dan

menghindarkan konflik di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pemahaman umat beragama di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan tentang proses dan pola kerukunan antar umat beragama.

2. Faktor perekat sosial yang melahirkan kerukunan umat beragama di Desa

Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

3. Strategi para pemuka agama dalam mewujudkan integrasi dan

menghindarkan konflik di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan

Page 16:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk menjadi sumbangan pemikiran terhadap format kerukunan umat

beragama yang hidup dan berkembang di daerah perdesaan Jawa Timur

2. Untuk memenuhi persyaratan akhir memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

Theologi Islam pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

pesoalan dengan fokus yang sama.

4. Sebagai khazanah pustaka pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, penulis mencari informasi tentang judul

terkait. Untuk itu maka perlu dikemukakan tulisan yang terkait dengan judul

penelitian yang akan dilaksanakan. Tulisan yang serupa dengan judul penelitian

tersebut diantaranya adalah:

Skripsi karya Iyus Riyan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

kelulusan 2006 yang berjudul Kerukunan Umat Beragama antara Islam dan

Kristen (Studi Kasus di Desa Sindang Jaya Kec. Ciranjang-Cianjur6) Skripsi ini

membahas tentang kerukunan antar pemeluk dua agama yang berbeda didesa

Sindang Jaya kec. Ciranjang-Cianjur. Skripsi ini menerangkan potensi sosial untuk

menunjang kerukunan beragama. Perbedaan mendasar dari skripsi ini dan

penelitian yang akan dilakukan adalah pertama tempat penelitian, perbedaan tempat

penelitian ini sangat berpengaruh kepada hasil penelitian karena perbedaan tempat

6 Iyus Riyan , Skripsi Kerukunan Umat Beragama Antara Islam dan Kristen (Studi Kasus: di

Desa Sindang Jaya ec. Ciranjang-Cianjur) ( Jakarta : fak Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006)

Page 17:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

7

akan memungkinkan perbedaan karakter serta adat dan kebiasaan penduduk.

Selanjutnya jika penelitian yang lalu terdapat dua agama yang menjadi obyek

penelitian maka penelitian yang dilaksanakan terdapat tiga agama yakni Islam,

Kristen dan Hindu. Selanjutnya fokus penelitian yang lalu terletak pada seberapa

besar pengaruh aktifitas sosial terhadap agama maka penelitian yang akan

dilakukan berfokus pada seberapa besar pengaruh agama terhadap kehidupan sosial

masyarakat. Artinya pengaruh apakah sikap keberagamaan masih punya di

kalangan masyarakat.

Literatur yang kedua adalah skripsi karya Ibnu Solihin yang berjudul

Kerukunan Hidup Umat Beragama di Sekolah (Studi kasus di SMK Yadika 5

Pondok Aren)7 Dalam skripsi ini penulisnya menggambarkan pembinaan kerukunan

hidup beragama di sekolah sebagai lembaga pendidikan serta gambaran kerukunan

yang dicapai. Perbedaan yang mendasar dari skripsi ini dan penelitian yang penulis

lakukan adalah berkaitan dengan tempat penelitian. Peneliti yang lalu menggunakan

sekolah serta warga sekolahnya sebagai populasi penelitian sedangkan penulis

melakukan penelitian dengan populasi masyarakat di suatu desa yang menyangkut

berbagai kegiatan aspek sosial.

Kemudian literatur ketiga adalah skripsi karya Isa Farhani yang berjudul

Kerukunan antar Umat Beragama di Kota Yogyakarta8dalam skripsi ini penulis

meneliti tentang hubungan antar umat beragama di kota Yogyakarta, perbedaan

yang mendasar dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah tempat

penelitian. Penulis akan melengkapi penelitian ini dengan meneliti pengaruh

7 Ibnu Sholihin, Skripsi Kerukunan Hidup Umat Beragama di Sekolah (Studi Kasus di SMK

Yadika 5 Pondok Aren) (Jakarta : Fak. Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 8 Isa Farhani, Skripsi Kerukunan antar Umat Beragama di Kota Yogyakarta (Yogyakarta :

Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Page 18:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

8

agama terhadap integrasi dan konflik didesa tersebut dan akan meneliti berbagai

aspek utamanya khususnya di bidang sosial dimana agama sangat berpengaruh.

F. Kerangka Teori

Dalam menelaah permasalahan diatas tidak hanya diselesaikan dengan

pemikiran saja, melainkan harus dianalisis dengan landasan teori, sehingga dapat

terwujud karya ilmiah yang memiliki bobot keilmuan. Dalam penelitian ini

fokusnya adalah : Kerukunan Antar Umat Beragama. Inti dari teori tersebut dapat

dipakai untuk memahami dan mengungkapkan secara sistematis mengenai obyek

yang akan diteliti. Penjabaran teori dari tema tersebut adalah sebagai berikut:

Secara etimologis kata kerukunan pada mulanya adalah bahasa arab, yaitu :

“ruknun” yang berarti tiang, dasar, sila. Jamak dari ruknun adalah arkan artinya

bangunan sederhana ynag terdiri dari berbagai unsur. Dari kata arkan diperoleh

pengertian bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai

unsur yang berlainan dan setiap unsur tersebut saling menguatkan. Kesatuan tidak

dapat terwujud jika ada diantara unsur tersebut yang tidak berfungsi.9

Kemudian arti kerukunan juga bisa diuraikan sebagai berikut:

Rukun (n-nomina) : (1) sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya

pekerjaan.(2) asas, berarti : dasar, sendi : semuanya terlaksana dengan baik tidak

menyimpang dari rukunnya.

Rukun (A-jektiva) berarti : (1) baik dan damai, tidak bertentangan. (2)

menjadikan bersatu hati, bersepakat. Merukunkan berarti mendamaikan dan

9Munawar Khalil, Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Dan Lihat pula, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988) h. 658

Page 19:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

9

menjadikan bersatu hati. Kerukunan : (1) prihal hidup rukun; (2) Rasa Rukun ;

Kesepakatan : kerukunan hidup bersama.10

Sedangkan Kerukunan secara terminologi atau secara istilah sehari-hari kata

rukun dan kerukunan adalah damai yang umum dipakai dalam kerukuan. Bila kata

kerukunan ini dipergunakan dalam konteks yang lebih luas seperti antar golongan

atau antar bangsa, pengertian rukun atau damai ditafsirkan menurut tujuan,

kepentingan dan kebutuhan masing-masing sehingga dapat disebut kerukunan semu

atau kerukunan sementara. Kemudian ada juga yang disebut kerukunan hakiki

yakni kerukunan yang didorong oleh kesadaran bersama terhadap dasar ajaran

agama yang diyakini dan hasrat bersama demi kepentingan bersama. Jadi

kerukunan hakiki adalah kerukunan murni, mempunyai nilai dan harga yang tinggi

dan bebas dari segala pengaruh dan hipokrisi.11

Selain kata rukun perlu juga diuraikan tentang agama. Agama dalam bahasa

sansekerta berasal dari “a” yang berarti kesini dan “Gam: gaan, go, gehen” yang

berarti berjalan-jalan. Sehingga dapat berarti peraturan-peraturan tradisional, ajaran,

kumpulan hukum-hukum, pendeknya apa saja yang turun temurun dan ditentukan

oleh adat kebiasaan.12

Kemudian menurut Prof. KHM. Taib Thahir Abdul Muin agama adalah

suatu peraturan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal, memegang

10

Departemen Agama RI, Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan Hidup

Umat Beragama, edisi Ketujuh, h. 5-6 11

Said Aqil Husain Al Munawwar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Penerbit

Ciputat Press, 2005) h. 4-5 12

Drs. Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1996) h.1-2

Page 20:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

10

peraturan tuhan dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup di

dunia dan kebahagiaan kelak diakhirat.13

Kemudian konsep agama menurut Joachim Wach, agama menurut Dia

menerapkan seluruh kecakapan Praktis yang dia miliki, dan baginya agama adalah

perbuatan manusia yang paling mulia dalam kaitannya dengan tuhan Yang Maha

Pencipta, kepadanyalah manusia memberikan kepercayaan dan keterikatan yang

sesungguhnya.14

Dari pengertian agama tersebut maka dapat diartikan bahwa umat

beragama adalah seseorang atau kelompok yang menjalankan aturan-aturan agama

yang dianutnya.

Jadi kerukunan antar umat beragama berarti perihal hidup rukun yaitu

hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar; bersatu hati dan bersepakat

antar umat yang berbeda-beda agamanya atau antara umat dalam satu agama.15

Namun Kerukunan umat beragama ini telah menyangkut kepada akidah

masing-masing individu apakah dengan kerukunan antar umat ini akidah individu

menjadi terganggu maka perlu dijelaskan bagaimana wujud akidah secara pribadi

dan bagaimana pula beragama dalam hubungan kemasyarakatan (inklusif).

Aqidah atau yang disebut iman berarti kepercayaan dalam semua agama

terdapat kepercayaan, doktrin kebenaran dan keselamatan, wujud akidah secara

eksklusif adalah kepercayaan akan kebenaran tertentu yang hanya diyakini oleh

agama tertentu. seperti keyakinan iman Kristiani tentang trinitas yang hanya diakui

13

Ibid, h. 3-4 14

Joseph M. Kitagawa, Ilmu Perbandingan Agama inti dan bentuk Pengalaman

Keagamaan Joachim Wach (Jakarta: CV. Rajawali, 1894) h. xxxix 15

Departemen Agama RI, Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan Hidup

Umat Beragama, edisi Ketujuh, h. 6

Page 21:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

11

oleh umat Kristiani, umat agama lain tidak mungkin mengakui kebenaran trinitas

namun trinitas merupakan doktrin yang bersifat fundamental bagi umat kristiani.16

Selain wujud akidah secara eksklusif perlu juga diterangkan mengenai

pemahaman beragama secara inklusif. Pemikiran inklusif atau bisa juga dikatakan

pemikiran beragama yang toleran adalah sebuah pemikiran yang merambah segala

budaya (multiculturalism); sensitif terhadap keragaman, mengakui keragaman,

tidak bersifat mengadili (judgmental); dan tidak bersifat menekan pada hal-hal yang

dianggap berbeda termasuk dalam agama.17

Dalam hubungan bermasyarakat yang

terdiri dari beragam pemeluk agama pemahaman yang bersifat inklusif ini sangat

diperlukan untuk tetap menjaga kerkunan umat beragama.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau studi kasus dengan tema

Kerukunan Antar Umat Beragama.

2. Jenis Data

Untuk melakukan penelitian tersebut maka penulis mengumpulkan data primer

dan sekunder yang sesuai dengan tema penelitian.

Sumber Data

Berdasarkan jenis data yang ditentukan sebelumnya maka dalam penelitian ini

sumber data berasal dari sumber primer dan sekunder. Sumber Primer artinya

data yang didapat dari sumber pertama, seperti wawancara kepada seseorang

16

M. Dawam Rahardjo, Kliping : Mengapa Semua agama it Benar?, Diakses dari

http://www.islamlib.com/ pada 01 September 2014 17

Departemen Agama RI, Riuh Beranda Satu Peta Kerukunan Umat Beraga di Indonesia,

Seri II, (Jakarta : Puslitbang Kehidupan Beragama, 2003) h.37

Page 22:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

12

atau pengamatan peneliti langsung pada obyek penelitian. Sumber sekunder

artinya data-data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain yang sudah

diolah menjadi data-data, buku, koran, majalah dan lain-lain. Atau juga

pandangan, komentar orang di luar lokasi penelitian tentang kondisi masyarakat

di Desa Balun Lamongan.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa tehnik yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data, diataranya yaitu:

a. Tehnik Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara

pewawancara atau peneliti dengan responden. Peneliti melakukan wawancara

dengan responden ditempat penelitian yakni Desa Balun Kecamatan Turi

Kabupaten Lamongan. Dengan tehnik wawancara ini peneliti akan memperoleh

data yang bersifat fakta.

Peneliti melakukan wawancara terhadap warga Desa Balun diantaranya

beberapa perangkat desa, Pemuka agama, dan masyarakat umum yang sudah

dianggap mewakili pemikiran Masyarakt desa Balun.

b. Tehnik Observasi

Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang menggunakan

pertolongan indra mata. Tehnik ini bertujuan untuk lebih mendalami situasi

sosial sebagaimana yang diperoleh lewat wawancara, mengukur kebenaran

jawaban pada wawancara dan untuk memperoleh data yang tidak bisa

didapatkan dengan wawancara atau yang lainnya.

4. Langkah-langkah pengumpulan data

Page 23:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

13

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis mengambil langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Tempat penelitian

Lokasi penelitan ini di Desa Balun Kec. Turi Kab. Lamongan. Balun adalah

sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lamongan bagian tengah tepatnya

Kecamatan Turi yang hanya berjarak 6 km dari ibu kota kecamatan dan 4 km

dari ibu kota kabupaten. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan

pertimbangan peduduknya menganut beberapa agama yakni agama Islam.

Kristen dan Hindu.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan antara bulan Maret sampai bulan Oktober 2014

5. Pendekatan

Ada beberapa Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini, pendekatan-

pendekatan tersebut adalah sbagai berikut:

a. Pendekatan Fenomenologi

Dengan pendekatan ini peneliti dapat mengetahui fenomena-fenomena

keagamaan serta realitas-realitas yang terjadi di masyarakat.

b. Pendekatan Sosiologis

Dengan pndekatan ini peneliti bisa mengetahui hubungan sosial kemasyarakatan

antar pemeluk agama. Bagaimana mereka saling mempengaruhi dalam hidup

bermasyarakat. Dan untuk mengetahui proses sosial yang terjadi di kalangan

umat yang berbeda beragama baik di dalam acara internal kelompok maupun

antar kelompok.

Page 24:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

14

c. Pendekatan Historis

Selain dua pendekatan diatas, dalam penelitian ini juga digunakan pendekatan

historis unuk mengetahui alur sejarah dan lain-lain sebagai pelengkap data

penelitian.

6. Teknik Analisa Data

Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan maka teknik analisa data yang akan

digunakan oleh penulis adalah analisis kualitatif.18

Penulis akan berusaha

menggabungkan data-data serta menafsirkan data untuk menjelaskan pola

kerukunan umat beragama di lokasi penelitian.

7. Panduan Penulisan

Skripsi ini menggunakan pedoman penulisan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima

bab, dengan uraian sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teoritik, metodolgi penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II: GAMBARAN UMUM DESA BALUN KECAMATAN TURI

KABUPATEN LAMONGAN

18

Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, cet 8 (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1994) h. 269

Page 25:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

15

Bab ini merupakan gambaran umum tempat penelitian yang meliputi

sejarah desa letak geografis, kependudukan, struktur sosial budaya dan ekonomi

serta agama.

BAB III HUBUNGAN ANTARA UMAT ISLAM, KRISTEN DAN

HINDU DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Bab ini adalah penelitian lapangan Hubungan Antara Umat Islam, Kristen

dan Hindu di Desa Balun kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dan pertemuan

antar agama didesa tersebut. Bab ini berisi tentang data lapangan berupa latar

belakang masuknya agama-agama, pola interaksi sosial masyarakat Desa Balun

terutama dalam kehidupan yang berkaitan upacara keagamaan dan kehidupan

sehari-hari.

BAB IV ANALISA TENTANG KERUKUNAN ANTAR UMAT

BERAGAMA DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KBAUPATEN

LAMONGAN.

Bab ini berisi tentang analisa tentang kerukunan antar umat beragama di

Desa Balun Kecamatan Turi Kabaupaten Lamongan .Analisa ini terkait (1) apakah

model kerukunan yang mereka lakukan bersifat ideal, permanen atau hanya

sewaktu saja (2) apa faktor yang merekat kesatuan masyarakat sehingga mereka

dapat mengabaikan kecenderungan terjadinya konflik (3) bagaimana tingkat

wawasan pemuka agama terhadap ajaran agamanya dan ajaran agama orang lain (4)

hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya konflik.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata

penutup.

Page 26:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

16

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN

LAMONGAN

A. Sejarah Desa

Balun, adalah nama salah satu desa di kecamatan Turi Kabupaten

Lamongan, konon nama Balun diambil dari nama sesepuh desa yang bernama

Mbah Alun. Menurut ahli sejarah, Mbah Alun bernama asli Sunan Tawang Alun I

merupakan Keturunan Raja Blambangan yang bergelar Bdande1 Sakte Breau Sin

Arih. Menurut buku Babad Sembar, beliau adalah anak dari Minak Lupat yang

merupakan keturunan Lembu Miruda dari Majapahit (Brawijaya).2

Seiring dengan perkembangan waktu terjadi pereduksian nama dari Sunan

Tawang Alun I menjadi Mbah Alun kemudian orang Jawa memanggil Mbalun dan

akhirnya menjadi Balun. Sementara gelar Bdande Sakte Breau Sin Arih menjadi

Mbah Sin Arih yang kemudian populer dengan sebutan Mbah Sinari.

Konon bersama-sama dengan Mbah Lamong, Mbah Sabilan dan lainnya,

Mbah Alun adalah bagian dari sejarah berdirinya Kota Lamongan. Hal ini

dibuktikan dengan masuknya situs Makam Mbah Alun dalam daftar makam

bersejarah yang rutin dikunjungi oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan pada saat

peringatan Hari Jadi Kota Lamongan. Makam Mbah Alun/ Mbah Sinari berada di

tempat Makam Islam Desa Balun dan sampai sekarang masih menjadi ikon yang

dimulyakan dan diziarahi oleh penduduk desa Balun dan sekitarnya.

1 Gelar Bdande ini adalah gelar untuk pendeta Hindu zaman kerajaan Brawijaya karena

konon Mbah Alun adalah pendeta Hindu sebelum beliau masuk Islam (Wawancara dengan Bapak

Adi Wiyono Pemuka agama Hindu didesa Balun) 2 “Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 27:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

17

Penetapan berdirinya Desa Balun sampai sekarang masih menjadi misteri.

Demikian juga proses heterogenitas masyarakat di desa Balun juga tidak ada

panduan sejarah baik lisan maupun tertulis yang bisa dipertanggungjawabkan.

Namun demikian kondisi masyarakat yang heterogen tersebut merupakan

keistimewaan yang tidak dapat dijumpai di desa-desa lain sehingga desa Balun

dijuluki Desa Pancasila dimana kemajemukan agama dan tempat ibadah yang ada

dapat hidup rukun dan damai.3

Julukan desa Pancasila ini sudah sepantasnya disandang oleh Desa balun

karena keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dan sikap toleransi

keberagamaan yang tercipta didesa tersebut sehingga dapat terbina kerukunan

hidup antar pemeluk agama. Sikap Toleransi, saling menghormati antar pemeluk

agama, keharmonisan hubungan antar agama dan kerukunan yang tercipta di Desa

tersebut sesuai dengan Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 Tentang Pedoman

Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa) Pada Sila

Pertama yakni :

“ Dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia menyatakan

kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya

manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Ynag Maha Esa sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab.

Didalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap hormat

menghormati dan bekerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-

penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Sehingga dapat selalu dibina kerukunan

3 “Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 28:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

18

hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yanga Maha Esa

adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa

yang dipercayai dan diyakininya, maka dikembangkanlah sikap saling meghormati

kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya dan tidak

memaksakan suatu agama dan kepercayaannya itu kepada orang lain.”4

B. Demografi

1. Kondisi Geografis

Desa Balun masuk pada wilayah Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Propinsi Jawa Timur. Luas wilayah Desa Balun sekitar 621,103 ha terdiri dari

pemukiman umum seluas 22,85 ha, sawah tambak seluas 491,433 ha dan

ladang/ tegalan seluas 88, 65 ha. Batas wilayah desa balun adalah :

Sebelah utara : berbatasan dengan desa Ngujungrejo Kecamatan Turi

Sebelah Timur : berbatasan dengan desa Gedongboyo Untung Kecamatan

Turi

Sebelah selatan : berbatasan dengan Kelurahan Sukorejo Kecamatan

Lamongan

Sebelah barat : berbatasan dengan desa Tambakploso Kecamatan Turi.

Jarak tempuh Desa Balun ke ibu kota kecamatan berkisar 6 km,

sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 4 km.5 Walaupun desa

ini tidak jauh dari pusat kota tetapi desa ini tegolong masih tertinggal dibidang

pendidikan. Fasilitas pendidikan didesa ini hanya jenjang SD/MI sehingga jika

4 Naskah TAP MPR No. II/MPR/1978 diakses pada 10 Mei 2014 dari

http://www.tatanusa.co.id/tapmpr/78TAPMPR-II.pdf 5 Dokumen Profil desa Balun

Page 29:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

19

ingin meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi masyarakat harus rela

merantau keluar dari desa. Selain pendidikan, fasilitas lain seperti tempat

ibadah, jalanan umum pasar dan lain-lain sudah hampir menyamai pusat kota.

Sehingga kehidupan mereka sehari-hari tidak jauh beda dengan orang yang

tinggal di pusat kota. Di antara anak-anak muda bahkan perangkat desa juga

telah banyak yang menggunakan fasilitas handphone. Begitu juga bangunan

rumah-rumah, tempat ibadah yang tampak telah moderen. Disini menjadi

petunjuk bahwa masyarakat desa Balun tergolong sudah moderen dan bisa

mengikuti perkembangan zaman.

2. Kondisi Hidrologi

Desa Balun dilewati 2 sungai besar yaitu Kali Mengkuli dan Kali

Plalangan serta dibelah sungai kecil bernama Kali Ulo. Kondisi hidrologi

ditentukan oleh 3 telaga sebagai mata air yang digunakan untuk kebutuhan

sehari-hari. Ketinggian desa Balun relatif datar, namun demikian terjadi

kemiringan yakni bagian antara Kali Ulo sampai Kali Mengkuli ke timur

merupakan merupakan tegalan, pekarangan dan tambak musiman. Sementara

antara Kali Ulo dan Kali Plalangan adalah dataran rendah merupakan tambak

tahunan.

Dengan begitu banyaknya ketersediaan air maka masyarakat desa tidak

susah payah untuk mendapatkan air sebagai penunjang utama pertanian atau

tambak. Hanya tidak seperti subak di Bali yang memelihara pengairan secara

bersama-sama untuk kepentingan pertanian namun kerjasama yang terjadi

Page 30:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

20

dalam masyarakat dalam bidang ini adalah pada alat pengambil air yang di

desa tersebut disebut dessel.

Dessel adalah alat penyedot air dari sumber air yang disalurkan melalui

pipa guna mengairi sawah atau pertambakan penduduk. Di desa Balun ini

sebenarnya alat itu telah disediakan oleh Kelompok Tani desa Balun untuk

dipinjamkan kepada penduduk setempat. namun karena alat yang disediakan

kelompok tani terbatas mereka lebih memeilih untuk meminjam kepada

tetangganya yang memiliki alat tersebut. Disini pemanfaatan Dessellah yang

memiliki peran penting untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial mereka.

Secara umum wilayah desa Balun merupakan wilayah rawan banjir. Hal

ini karena diapit oleh sungai yang menghubungkan bengawan jero sehingga

apabila luapan bengawan solo sampai masuk pada wilayah bengawan jero

maka luapan air tersebut akan masuk Desa Balun baik melalui Kali Mengkuli

maupun Kali Plalangan.

Wilayah peta bencana di Desa Balun sebagian besar berada di dataran

rendah sepanjang bantaran Kali Plalangan. Kondisi Dusun Ngangkrik yang

berada di bibir Kali Plalangan merupakan wilayah peka bencana paling tinggi

mengingat kondisi kali tersebut mengalami penyempitan pada daerah hilir.6

Mengingat kondisi bencana yang mudah datang di tempat itu maka hal

ini menuntut masyarakat untuk selalu bekerjasama. Ketika banjir datang maka

masyarakat selalu membantu sesama yang membutuhkan, dengan menyediakan

rumah-rumah mereka siap menampung tetangga yang rumahnya terkena banjir

tanpa memanndang agama. Banyak warga Desa Balun yang berbeda agama

6 “Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 31:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

21

dalam satu keluarga. Tetapi walaupun tidak ada ikatan keluarga rumah-rumah

mereka saling berdampingan walaupun agamanya berbeda. Jika bencana

datang maka mereka akan saling membantu. Hal inilah yang menunjukkan

bahwa seringnya datang bencana banjir sebagai faktor yang ikut mendorong

terjadinya integrasi sosial.

C. Keadaan Sosial

1. Kependudukan

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2013, jumlah

penduduk Desa Balun adalah 4.703 jiwa yang terdiri dari 2.308 jiwa laki-laki

dan 2.395 jiwa perempuan dengan 1.131 KK. Dengan luas wilayah hunian

22.85 ha, maka kepadatan penduduk pada tahun 2010 mencapai 780 jiwa/ ha.

Dari jumlah 1.131 KK, terdapat 518 KK Pra Sejahtera dan KK Sejahtera I/II,

516 KK Sejahtera III dan 97 KK Sejahtera III plus. Jumlah Keluarga

Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang mencapai 488 KK/ sekitar 2.880

jiwa merupakan penduduk miskin yang mencapai .61,23 % dari penduduk desa

Balun. Usia produktif (15 th-55 th) sebesar 2.359 jiwa dan usia non produktif

(< 15 th dan > 55 th) sebesar 2.344 jiwa. Besarnya usia produktif merupakan

potensi berharga bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.7 (lihat tabel 1)

7 “Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 32:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

22

Tabel 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentase

1 0-4 164 172 336 jiwa 7,14%

2 5-9 172 178 350 jiwa 7,44%

3 10-14 155 168 323 jiwa 6,87%

4 15-19 176 170 346 jiwa 7,36 %

5 20-24 149 159 308 jiwa 6,55%

6 25-29 137 148 285 jiwa 6,06%

7 30-34 141 145 286 jiwa 6,08%

8 35-39 133 144 277 jiwa 5,89%

9 40-44 134 147 281 jiwa 5,97%

10 45-49 134 130 264 jiwa 5,61%

11 50-54 127 135 312 jiwa 5,57%

12 55-58 99 98 197 jiwa 4,19%

13 >58 587 601 1.183 jiwa 25,26%

Jumlah Total 2.308 2.395 4.703 jiwa 100,00%

Menyangkut semangat kerukunan didesa tersebut sebenarnya tidak

ada perbedaan antara masyarakat sejahtera dan pra sejahtera, mereka saling

menghormati dan menjalankan aktfitas sosial sebagaimana mestinya. Di desa

tersebut kerukunan tidak dibangun berdasar stratifikasi sosial namun atas

doronganr kesadaran masyarakat yang memang ingin hidup rukun.

Page 33:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

23

2. Agama dan Budaya

Agama adalah kepercayaan atau ajaran yang dianut seseorang. Di

Desa Balun terdapat 3 agama yang dianut oleh penduduk setempat yaitu agama

Islam dengan jumlah penganut 3.807 jiwa, Kristen Protestan dengan jumlah

penganut 612 jiwa dan agama Hindu dengan jumlah penganut 284 jiwa.

Dengan sarana ibadah sebagai berikut Masjid 2 buah, Gereja 1 buah

dan Pura 1 buah serta beberapa fasilitas ibadah yang lain seperti Pondok

Pesantren dan musholah-musholah.

Kebudayaan yang ada mencakup perkumpulan seni tradisional dan

modern yang tumbuh secara mandiri melalui kelompok-kelompok lingkungan,

keagamaan, kepemudaan dan lain-lain. Satu keistimewaan aset budaya di desa

Balun adalah adanya Makam Mbah Alun yang merupakan bagian dari aset

budaya pemerintah Kabupaten Lamongan. Intensitas peziarah pada hari Jum’at

Kliwon cukup tinggi sehingga dapat dikelola dan menghasilkan pendapatan

asli desa. Peziarah tidak hanya datang dari penduduk desa Balun melainkan

penduduk di luar desa Balun bahkan sampai dari luar Kabupaten Lamongan.

Memang budaya ziarah kubur dan mempercayai hal-hal mistis sebagai tradisi

pada sebagian besar masyarakat Jawa sangat kuat sehingga hal itulah yang

mungkin menyebabkan banyaknya para peziarah yang datang ke makam Mbah

Alun tersebut.

Pada masa hidupnya konon Mbah Alun merupakan pendiri sekaligus

pembawah agama Islam di desa Balun dikenal sebagai orang yang ramah, dan

sangat toleran.8Beliau mengajarkan agama islam dengan damai dan

8 Sejarah Balun diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Balun,_Turi,_Lamongan

pada 15 agustus 2014

Page 34:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

24

mengajarkan toleransi dan membinah kerukunan antar sesama. Dari situlah ada

kemungkinan bahwa ziarah makam mbah Alun adalah salah satu bentuk

aktifitas yang dapat menumbuhkan kesadaran spiritual masyarakat khususnya

Islam untuk selalu menjaga kerukunan dan toleransi antar sesama manusia.

Karena ketika ziarah tentunya kita akan ingat jasa-jasa beliau dan bagaimana

sikap beliau ketika masih hidup.

Islam sebagai agama mayoritas tidak pernah mempersoalkan

kehadiran dua agama yang datang ke balun yakni agama Kristen dan Hindu

begitu juga sebaliknya Kristen dan Hindu bisa saling menghormati dan

menghargai.

3. Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat sumber

daya manusia yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang sebagai

penguatan wawasan masyarakat dan kemudian membawa pengaruh pada

peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan

mendongkrak terjadinya pencerahan masyarakat yang pada gilirannya akan

mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,

sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan

pengangguran dan kemiskinan.

Secara umum tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, walaupun

penduduk yang buta aksara sudah tidak ada namun masih banyak penduduk

yang tidak tamat SD/MI, yakni mencapai 80 jiwa. Berbagai upaya dilakukan

Pemerintah Desa Balun diantaranya Program Kejar Paket B yang telah berhasil

meluluskan 24 orang. Peningkatan fasilitas pendidikan dengan pembangunan

Page 35:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

25

gedung baru, bantuan dana operasional dan pemberian tunjangan guru harus

tetap diprioritaskan.9(lihat Tabel : 2 )

Tabel 2

Tamatan Sekolah Masyarakat

No Keterangan Jumlah Prosentase

1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas - 0 %

2 Usia Pra-Sekolah 336 7,14 %

3 Tidak Tamat SD 80 1,7 %

4 Tamat Sekolah SD 1.417 30,13 %

5 Tamat Sekolah SMP 1.328 28,23 %

6 Tamat Sekolah SMA 1.420 30,2 %

7 Tamat Sekolah PT/ Akademi 122 2,6 %

Jumlah Total 4.703 100 %

Rendahnya kualitas tingkat pendidikan tidak terlepas dari terbatasnya

sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi

dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Balun baru

tersedia di tingkat pendidikan dasar (SD/MI), sementara untuk pendidikan

tingkat menengah ke atas berada di ibu kota kecamatan dan kabupaten.

Sehingga untuk melanjutkan jenjang pendidikan dari SD/MI ke jenjang yang

lebih tinggi warga desa Balun harus keluar dari desa.

9 “Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 36:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

26

4. Kesehatan

Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan

merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat ke depan.

Masyarakat akan produktif apabila didukung oleh pelayanan kesehatan.

Fasilitas kesehatan di Desa Balun terdapat 1 buah balai pengobatan desa/

Polindes serta terdapat 4 buah Posyandu bagi penduduk usia balita dan

pelayanan KB dengan seorang tenaga bidan desa dan dibantu kader-kader

kesehatan dari PKK. Tidak Jauh dari desa Balun juga terdapat Rumah sakit

besar yakni RSM Lamongan.

Sebenarnya tenaga kesehatan di desa balun cukup banyak, akan tetapi

hambatan birokrasi yang menyebabkan mereka tidak terjangkau dalam

program kesehatan pemerintah dan cenderung membuka pelayanan kesehatan

secara pribadi. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan keluarga sehat

dapat dilihat dari peserta KB aktif tahun 2010 di Desa Balun berjumlah 948

pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan

Polio dan DPT-1 berjumlah 148 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif

tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya

fasilitas kesehatan disamping jarak tempuh desa Balun dengan Rumah Sakit

pemerintah dan swasta cukup dekat. Fasilitas kesehatan desa memang tidak

berada ditengah-tengah desa tetapi jika diukur dari rumah-rumah penduduk

yang paling jauh masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki sehingga

penduduk tidak harus bersusah payah untuk berobat.

Adanya progran Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin

(ASKESKIN) cukup membantu peningkatan dan pelayanan kesehatan. Pada

Page 37:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

27

tahun 2010 terdapat 440 penduduk yang memperoleh jaminan kesehatan

melalui Askeskin.10

5. Ketenagakerjaan

Sebagian besar penduduk desa balun bekerja pada sektor pertanian

sebagai petani tambak. Selain petani lapangan kerja yang dominan bagi

penduduk desa balun adalah wiraswasta dengan pasar-pasar

tradisional sebagai akses usaha. Dalam skala kecil sebaian penduduk bekerja

sebagai pegawai negeri sipil, anggota TNI dan Polri, serta usaha

mandiri. (lihat tabel 3)

Tabel 3

Mata Pencaharian Penduduk

No Keterangan Jumlah Prosentase

1 Petani 1.560 66,13 %

2 Wiraswasta/ peg.

Swasta

480 20,35 %

3 PNS/ TNI-POLRI/Peg.

Desa

122 5,17 %

4 Lain-lain/ pencari kerja 197 8,35 %

Jumlah Total 2.359 100,00 %

Dari jumlah usia produktif 2.359 jiwa terdapat penduduk yang masih

dalam proses pencari kerja dan pangangguran sebanyak 128 jiwa.

10

“Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 38:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

28

6. Kepemudaan dan Olahraga

Untuk mendorong pemuda lebih aktif berpartisipasi dalam

pembangunan desa, terdapat organisasi kepemudaan Karang Taruna yang

dibentuk oleh pemerintah desa dan organisasi kepemudaan yang dibentuk

lembaga keagamaan yang ada di desa balun.

Maskot olahraga di desa balun adalah Persatuan Sepak Bola Balun

(PERSEBA) yang ditunjang dengan pembinaan-pembinaan Sekolah Sepak

Bola (SSB) yang berdiri di lingkungan Karang Taruna dan lembaga-lembaga

pendidikan. Ada juga Persatuan-persatuan Pencak silat yang dirintis oleh para

peuda setempat.

D. Keadaan Ekonomi

1. Pertanian dan Perikanan

Kondisi perekonomian desa Balun masih didominasi oleh sektor

pertanian dengan produksi utama berupa Ikan dan padi. Dalam kurun wktu 5

tahun terakhir terjadi pergeseran komuditas perikanan dari ikan bandeng ke

budidaya udang vanamie. Dengan pola standar ikan-ikan-padi sektor inilah

yang menjadi pondasi perekonomian desa Balun.

2. Industri, Perdagangan dan Koperasi

Kondisi perindustrian di desa balun masih mengarah pada industri rumah

tangga dan perdagangan perumahan secara pribadi. Namun sektor ini mampu

Page 39:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

29

menjadi siklus pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain usaha huler, benih

ikan dan padi, perdagangan sembako dan lain sebagainya.11

Kondisi yang demikian menuntut warga untuk bekerjasama demi

pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan sosial mereka. Walaupun

mereka berbeda agama tapi aktifitas sosial yang menyangkut perekonomian

mereka tetap harus berjalan demi pemenuhan kebutuhan mereka untuk itu

membina kerkunan antar umat beragama harus dibina dan dibudayakan,

kesadaran akan perbedaan harus ditumbuhkan agar peredaan tersebut tidak

mengganggu kesejahteraan sosial mereka.

11

“Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 40:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

30

BAB III

HUBUNGAN ANTARA UMAT ISLAM, KRISTEN DAN HINDU DI DESA

BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

A. Sejarah Agama Islam, Kristen Dan Hindu Di Desa Balun Kecamatan Turi

Kabupaten Lamongan

1. Latar Belakang Masuknya Agama : Islam, Kristen, Hindu

a. Agama Islam

Masuknya Agama Islam ke Desa Balun tidak luput dari sejarah

berdirinya kota Lamongan dan terbentuknya desa Balun. Desa Balun

merupakan salah satu desa tua yang sarat dengan berbagai nilai

kesejarahan, termasuk penyebaran Islam oleh para santri murid

Walisongo yang kemudian terkait dengan sejarah hari jadi Kota

Lamongan. Di mana kata Balun berasal dari nama “Mbah Alun” seorang

tokoh yang mengabdi dan berperan besar terhadap terbentuknya Desa

Balun sejak tahun 1600-an.1

Mbah Alun yang dikenal sebagai Sunan Tawang Alun I atau

Mbah Sin Arih konon adalah Raja Blambangan bernama Bedande Sakte

Bhreau Arih yang bergelar Raja Tawang Alun I yang lahir di Lumajang

tahun 1574. Dia merupakan anak dari Minak Lumpat yang menurut buku

babat sembar adalah keturunan Lembu Miruda

dari Majapahit (Brawijaya). Mbah Alun belajar mengaji di bawah asuhan

Sunan Giri IV (Sunan Prapen). Selesai mengaji beliau kembali ke tempat

1 Sejarah Balun diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Balun,_Turi,_Lamongan pada

15 agustus 2014

Page 41:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

31

asalnya untuk menyiarkan agama Islam sebelum diangkat menjadi Raja

Blambangan.

Selama pemerintahannya (tahun 1633-1639) Blambangan

mendapatkan serangan dari Mataram dan Belanda hingga kedaton

Blambangan hancur. Saat itu Sunan Tawang Alun melarikan diri ke arah

barat menuju Brondong untuk mencari perlindungan dari anaknya yaitu

Ki Lanang Dhangiran (Sunan Brondong), lalu diberi tempat di desa kuno

bernama Candipari (kini menjadi desa Balun) untuk bersembunyi dari

kejaran musuh. Disinilah Sunan Tawang Alun I mulai mengajar mengaji

dan menyiarkan ajaran Islam sampai wafat Tahun 1654 berusia 80 tahun

sebagai seorang Waliyullah.

Sebagai upaya menyembunyikan identitasnya sebagai raja, maka

beliau lebih dikenal sebagai seorang ulama dengan sebutan Raden Alun

atau Sin Arih. Sunan Tawang Alun I sebagai ulama hasil gemblengan

Pesantren Giri Kedaton ini menguasai ilmu laduni, fiqh, tafsir, syariat

dan tasawuf. Sehingga dalam dirinya dikenal tegas, kesatria, cerdas,

alim, arif, persuasif, dan yang lebih terkenal adalah sifat toleransinya

terhadap orang lain, terhadap budaya lokal dan penganut agama lain.

Desa tempat makam Mbah Alun ini kemudian disebut Desa Mbah

Alun dan kini Menjadi Desa Balun, Kecamatan Turi. Makamnya sampai

sekarang masih banyak di ziarahi oleh orang-orang dari daerah lain,

apalagi bila hari Jum’at kliwon banyak sekali rombongan-rombongan

peziarah yang datang ke Desa Balun.2

2 “Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Page 42:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

32

b. Agama Kristen

Sejak dulu desa Balun adalah desa yang tenang dan damai,

berbagai kebudayaan masuk dengan cara halus begitu juga agama, selain

Agama Islam terdapat Agama Kristen yang tumbuh subur di Desa Balun.

Awal Masuk agama Kristen didesa Balun menurut bapak Suwito dibawa

dan disebarkan oleh warga asli pribumi bernama Badhi yang waktu itu

menjabat sebagai Kepala Desa. Beliau mendapat ajaran agama Kristen

dari luar Desa Balun.

Awal mula berkembangnya agama Kristen adalah dari rumah

Badhi. Badhi adalah warga asli desa Blun yang berprofesi sebagai

tentara, Ia memperoleh ajaran agama Kristen dari perantauannya di Irian

Jaya. Sebelum memeluk agama Kristen Ia memeluk kepercayaan

kejawen sebagaimana warga desa Balu yang Lain kemudian setelah Ia

menjadi tentara Ia ditugaskan ke Irian Jaya dan disanalah Ia mempelajari

agama Kristen. Kemudian setelah selesai tugasyanya di Irian Jaya Ia

kembali ke Balun dan menjabat sebagai Kepala Desa Balun yang

pertama dan memperkenalkan agama Kristen pada keluarga dan

masyarakat desa Balun.3

Awalnyanya Badhi mengenalkan Agama Kristen melewati alat

musik yakni piano. Dahulu, piano adalah alat musik yang luar biasa bagi

masyarakat desa balun karena sebelumnya masyarakat awam tidak

mengenal alat musik itu. Pada setiap hari di rumah bapak Badhi alat

musik itu dimainkan dan lama-lama masyarakat awampun tertarik

3 Wawancara dengan Bapak Sutrisno Pemuka agama Kristen. Pada 15 April 2014

Page 43:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

33

sehingga tiap seminggu sekali bahkan dibuka les gratis untuk bermain

piano dan tentu saja memainkan lagu-lagu rohani kristiani. Dari situlah

masyarakat mulai tertarik dengan agama kristen dan perlahan-lahan

masuk kristen.4

Agama Kristen di Desa Balun semakin berkembang sejak

berdirinya Gereja sekitar tahun 1966-1967. Sebelum gereja dibangun

sebenarnya tempat peribadatan sudah ada namun masih sangat sederhana

kemudian karena kebutuhan akan tempat ibadah yang lebih nyaman

maka umat kristen yang ada di Balun berinisiatif untuk membangun

gereja dengan mengumpulkan donatur untuk membeli tanah sebagai

tempat berdirinya gereja tersebut yang kebetulan tanah kosong tersebut

berada tepat didepan masjid sebelah kiri yang dipisahkan oleh lapangan

olah raga.

Dalam perkembanganya, agama Kristen di Desa Balun tidak

terhambat dan tidak terjadi benturan fisik dengan penganut agama lain

karena pendatang yang masuk ke Desa Balun sudah mempunyai

kepercayaan agama masing-masing. Meskipun pengikut agama Kristen

pemeluknya lebih sedikit dibanding pemeluk agama Islam, pertemuan

yang baik secara rutin maupun yang insidentil tetap berjalan lancar,

sehingga menunjang persaudaraan sesama masyarakat Desa Balun baik

di kala suka maupun duka.

4 Wawancara dengan Bapak Sumitro sesepuh desa Balun. Pada 15 April 2014

Page 44:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

34

c. Agama Hindu

Hindu adalah merupakan salah satu agama dari India yang masuk

ke Indonesia dan sangat berpengaruh terhadap budaya pada tatanan

masyarakat di Indonesia. Di desa Balun sendiri agama Hindu mulai

dikenal sejak tahun 1966, sebelum mengenal Agama Hindu masyarakat

Desa Balun sebagian sudah memeluk Agama Islam dan sebagian lagi

masih mengikuti kepercayaan asli Jawa yang dinamakan ajaran Buddha

Jawi Wisnu yang memang sudah berkembang jauh sebelum agama-

agama mondial masuk ke Indonesia. Kepercayaan ini mengajarkan arti

kehidupan, hakekat hidup dan kerukunan umat manusia. Namun setelah

pembantaian peristiwa G 30 S PKI masyarakat yang menganut

kepercayaan Buddha Jawa Wisnu mempunyai kekhawatiran dan trauma

hingga tahun 1966, Sukambang sebagai salah satu warga desa balun

memperkenalkan Agama Hindu. Karena mereka merasakan sesuai

dengan ajaran Buddha Jawa Wisnu maka para penganut kepercayaan

itupun berpindah memeluk agama Hindu. Kemudian penyebaran mulai

lebih jelas ketika tahun 1967 dengan kedatangan beberapa orang yang

menyebarkan agama Hindu dari desa Ploso Wayu sehingga agama Hindu

mulai berkembang di desa Balun.

Masuknya agama Hindu secara perlahan dan damai sehingga tidak

menimbulkan gejolak. Agama Hindu berkembang di desa Balun secara

perlahan-lahan, masyarakat mulai melakukan sembahyang di rumah-

rumah tokoh agama mereka. Seiring perkembangannya pemeluk agama

Hindu mulai banyak dan dengan semangat swadaya mulai dibangunlah

Page 45:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

35

rumah ibadah sederhana dan setelah melalui tahap-tahap perkembangan

maka berdirilah rumah ibadah yakni pure megah arsitektur Bali yang

kebetulan berada disamping masjid dan hanya dipisah oleh gang kecil

yang kurang dari 4 meter.

Meskipun jarak tiga rumah ibadah saling berdekatan namun

kegiatan ibadah masing-maing agama tetap selalu lancar tanpa hambatan,

masyarakat saling menghormati dalam menjalankan ibadah masing-

masing.

2. Pola Interaksi Sosial : Ekonomi, sosial, politik, Budaya dan keagamaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Interaksi didefinisikan sebagai

hal saling melakukan aksi, berhubungan, atau saling mempengaruhi. Dengan

denikian, interaksi sosial adalah hubungan timbal balk (sosial) berupa aksi

saling meempengaruhi antara individu da individu, antara individu dan

kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Sementara itu Gilli

mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang

dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dan kelompok,

atau antar kelompok.5

Menurut Jhonson (1986) interaksi sosial merupakan proses yang

kompleks, yang dilalui oleh setiap orang ketika mengorganisasi dan

menginterpretasikan persepsi dia tentang orang lain dalam situasi dimana

sama-sama berada, sehingga memberi kesan mengenai siapakah orang lain

itu, apa yang dia perbuat dan apa sebab dia berbuat seperti itu.6

5 Kun Maryati, Juju Suryawati, Sosiologi : Jilid I (- : Esis, 2001) h. 56

6 Alo Liliweri, Prasangka & Konflik : Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat

Multikultural, (Yogyakarta : LkiS, 2005) h. 127

Page 46:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

36

Interaksi sosial menurut Schaver (2001) dapat pula dipahami sebagai

sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk menyatakan identitas

dirinya kepada orang lain, dan menerima pengakuan atas identitas diri

tersebut sehingga terbentuk perbedaan identitas antara seseorang dengan

orang lain (Schaver, 2001).7

Dari bebeapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam interaksi

sosial terjadi hubungan timbal balik yang melibatkan aspek sosial dan

kemanusiaan. Dalam hubungan tersebut, individu atau kelompok bekerja

sama atau berkonflik, melakukan interaksi formal maupun non formal,

langsung atau tidak langsung. Interaksi sosial dalam masyarakat dimana saja

bisa terjadi dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya maupun agama.

Dalam semua bidang tersebut ada interaksi sosial yang berupa integrasi

ataupun konflik.

Begitu pula di Desa Balun terjadi interaksi sosial dalam berbagai bidang

seperti yang terjadi pada kebanyakan masyarakat di Indonesia. Berikut

adalah hasil penelitian lapangan berupa pengamatan melihat fenomena yang

ada dan melakukan wawancara pada masyarakat secara acak.

a. Bidang Ekonomi

Tindakan ekonomi adalah segala tindakan manusia dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya yang senantiasa dilandasi oleh

pertimbangan yang cermat dan rasional ekonomis. Dengan kata lain

tindakan ekonomi adalah segala tindakan manusia dalam rangka

7 Ibid

Page 47:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

37

memenuhi kebutuhan hidupnya yang senantiasa dilandasi dengan prinsip

ekonomi.8

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beragam cara dilakukan oleh

manusia dan cara-cara ini meliputi pekerjaan atau usaha-usaha seperti

bisnis dan perdagangan. Seperti halnya masyarakat kebanyakan

penduduk desa Balun juga melakukan kegiatan ekonomoi untuk

memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan untuk menunjang

kesejahteraan hidup mereka. Mata pencarian penduduk mereka tergolong

heterogen seperti pertanian, perikanan atau petani tambak, perdagangan,

menjadi buruh berbagai bidang perindustrian termasuk industri-industri

kecil di rumah-rumah.

Pada semua bidang tersebut masyarakat mengaku tidak bisa bekerja

sendiri untuk menuntaskan pekerjaannya, mereka membutuhkan bantuan

orang lain, inilah interaksi yang terjadi dimasyarakat. Menurut hasil

wawancara dengan para pelaku bisnis seperti pedagang dan pemilik

industri-industri kecil didesa balun bahwa transaksi bisnis bisa

dilakukan dengan siapa saja tanpa memandang agama, atau etnis

tertentu.

Data ini diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara pada

beberapa pelaku bisnis atau pemilik industri-industri kecil rumahan dan

pedagang-pedagang di desa Balun yang diambil secara acak.

Kemudian dalam bidang pertanian, perikanan atau petani tambak

masyarakat sangat butuh bantuan orang lain ntuk menuntaskan pekerjaan

8 Mamat Ruhimat Dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi,

Ekonomi), (- : Grafindo Media Pratama) h. 115

Page 48:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

38

mereka dalam hal ini adalah buruh atau pekerja. Untuk sekali musim

tanam dan panen rata-rata mereka mempekerjakan 6 sampai 7 buruh

yang diambil dari masyarakat desa Balun sendiri dan orang diluar desa

Balun yang memang mau dan membutuhkan pekerjaan ini. Mereka

secara bersama menggarap sawah atau tambak. Selain buruh-buruh

tambak ada juga buruh bangunan jika dibutuhkan untuk membangun

rumah. Masyarakat mempekerjakan orang tanpa memandang agama atau

etnis tertentu namun siapa saja yang punya kemampuan dan kemauan

akan dipekerjakan pada bidangnya.

Interaksi sosial yang terjadi disini menimbulkan integrasi dalam

masyarakat, mereka akan saling membantu dan membutuhkan satu sama

lain.

b. Bidang sosial

Hubungan dibidang sosial yang dimaksud disini adalah aktifitas

sosial mereka sehari-hari seperti hubungan antar tetangga, di desa balun

walaupun masyarakatnya menganut agama berbeda namun tidak ada

pembatas atau lingkungan tersendiri untuk agama tertentu, mereka

berbaur tanpa batas, hidup tolong menolong tanpa memandang agama

tertentu, bagi mereka agama adalah urusan invidu dengan Tuhan maka

agama tidak membuat mereka berjauhan. Bahkan beberapa keluarga

didesa Balun dalam satu keluarga ada yang memeluk agama berbeda

tidak menjadi masalah seperti keluarga bapak Karmani. Beliau dan istri

memeluk agama Hindu dan dua anaknya memeluk agama islam dan

Page 49:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

39

Kristen. Walaupun berbeda agama keluarga ini tetap harmonis dan ketika

ada acara agama mereka tetap saling membantu.

c. Bidang Politik

Sebelum membahas lebih jauh hubungan yang terjadi antar

masyarakat didesa Balun dibidang politik, akan dibahas secara lebih

Rinci mengenai pengertian Politik. Pengertian politik telah dikemukakan

oleh para ahli. Batasan paling Klasik disampaikan oleh Lasswell (1958),

yang menyatakan bahwa politik adalah siapa memperoleh apa,kapan dan

bagaimana. Sedangkan Easton (1953) mengatakan bahwa politik adalah

pembagian nilai-nilai oleh yang berwenang. Dahl (1963) menyatakan,

politik sering diartikan sebagai kekuasaan dan pemegang kekuasaan.

Politik menurut Banfield (1961) adalah pengaruh, atau menurut

Weinstein (1971) politik adalah tindakan yang diarahkan untuk

mempertahankan atau memperluas tindakan lainnya. Menurut Bentley

(1967) politik juga mencakup sesuatu yang dilakukan orang atau politik

menurutnya juga diartikan sebagai kegiatan. Sedangkan Nimmo

mengartikan politik sebagai kegiatan yang secara kolektif mengatur

perbuatan mereka dalam kondisi konflik sosial. Lebih jauh ia

mengatakan bahwa setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya,

dan perbedaan inilah yang merangsang terjadinya konflik.9

Seperti dijelaskan definisi politik diatas, bisa disimpulkan politik

lebih terkesan atau lebih condong pada kekuasaan yang mendorong

9 Fathurin Zen, NU POLITIK : Analisa Wacana Media, (Yogyakarta: LkiS, 2004) h. 65-66

Page 50:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

40

terjadinya konflik sosial tetapi tak jarang politik juga bisa condong

kepada integrasi.

Kekuasaan ditingkat desa bisa digambarkan dengan pemerintahan

desa, pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung

oleh rakyat. Di desa Balun kepala desa dipilih dalam kurun waktu 6

tahun sekali sesuai Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa.

Dalam pemilihan kepala desa biasanya masyarakat balun memilih secara

langsung kepala desanya. Di desa Balun sempat ada kekosongan

pemerintahan selama kurang lebih enam bulan. Kekosongan ini

disebabkan habisnya masa jabatan kepala desa lama, kemudian ketika di

buka pendaftaran pencalonan kepala desa, tidak ada warga balun yang

mendaftar. Setelah enam bulan lamanya kemudian panitia mengadakan

musyawarah yang dihadiri oleh perangkat desa, DPD dan LKD untuk

menentukan orang-orang yang akan dicalonkan menjadi kepala desa.

Tidak ada kriteria mengenai agama dalam pemilihan ini, yang

diutamakan hanya kemampuan dalam memimpin, musyawarah tersebut

akhirnya menghasilkan nama-nama yang akan dicalonkan menjadi

kepala desa kemudian calon-calon tersebut seperti biasa dipilih oeh

rakyat secara langsung melalui Pemilihan Umum. Maka dari itu umat

Kristenpu pernah menjadi kepala desa Balun bahkan kepala desa yang

pertama, perangkat desa di Balun juga merupakan kombinasi dari umat

tiga agama yang ada di desa Balun sehingga pelayanan kepada

masyarakat bisa adil dan merata.

Page 51:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

41

Partisipasi politik masyarakat desa Balun tergolong normal, mereka

menjalankan sesuai aturan tidak ada kefanatikan golongan yang bisa

menyebabkan perpecahan dan konflik baik dalam pemilihan kepala desa,

pemilihan legislatif atau pemilihan presiden. Walaupun pemilihan

presiden tahun 2014 ini dimana-mana menyisakan gejolak tapi lain

halnya didesa Balun mereka tidak pernah fanatik terhadap golongan, bagi

mereka yang penting hidup damai dan bekerja.

d. Bidang Budaya dan Agama

Desa Balun adalah desa yang sarat dengan warisan budaya dan

sejarah, mulai dari penyebaran Agama Islam oleh para santri murid wali

songo yang berkaitan erat dengan sejarah berdirinya kota Lamongan

sampai penyebarab agama Kristen dan Hindu yang berjalan mulus tanpa

adanya gejolak. Desa Balun saat ini adalah desa yang moderen yang

selalu menjaga keharmonisan hubungan antara pemeluk agama yang

berbeda dan antar tetangga. Akan tetapi walaupun tergolong desa yang

modern yang sudah bisa mengikuti perkembangan zaman, desa Balun

masih selalu menjaga budaya dan tradisi pendahulunya. Ditambah

dengan masuknya tiga agama didesa Balun maka semakin memperkaya

budaya dan tradisi yang semuanya ikut mempengaruhi pola interaksi

sosial mereka.

Interaksi sosial dengan latar belakang agama yang berbeda

melahirkan budaya yang khas dan terbilang unik. Interaksi yang

demikian juga melahirkan pemaknaan yang berbeda pada simbol-simbol

agama dan budaya. Seperti contoh fakta-fakta yang terjadi pada

Page 52:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

42

masyarakat desa Balun, seperti hajatan. Hajatan adalah pesta, perayaan

atau syukuran terhadap suatu moment yang jarang terjadi seperti

pernikahan dan sunatan. Sudah menjadi tradisi kalau ada anggota

keluarga yang mau nikah atau sunatan lantas keluarga tersebut

mengadakan hajatan, walaupun tidak wajib namun jika tidak

melaksanakan terasa belum lengkap.

Di desa Balun jika ada tetangga yang hajatan maka para

perempuan akan datang untuk membantu persiapan hajatan tersebut, atau

ada yang sengaja datang untuk memberikan bantuan berupa uang

ataupun makanan pokok yang disana disebut sumbang atau buwoh. Pada

saat itu semua perempuan apapun agamanya baik Islam, Kristen ataupu

Hindu sama-sama memakai tudung yang biasa dipakai juga oleh umat

Islam sebagai lambang menutup aurat. Bagi umat islam memakai tudung

atau jilbab sudah menjadi kewajiban, tetapi oleh umat Hndu dan kristen

tudung ini hanya dimaknai sebagai budaya dan adat kebiasaan dan

diartikan sebagai simbol untuk menghormati acara tersebut.

Selain hajatan budaya yang masih kental dipertahankan adalah

selametan. Selametan adalah sebuah acara ritual yang biasanya diisi doa-

doa yang dipimpin oleh pemimpin agama atau orang yang dianggap

mampu untuk memimpin ritual-tersebut. Di desa Balun acara selametan

biasanya diadakan untuk menyambut Ramadhan, mendoakan orang yang

meninggal, membuka toko baru ataupun rumah baru dan lain-lain.

Di desa Balun selametan romadhon diadakan untuk menyambut

bulan romadhon. Terdapat praktik yang unik di Desa Balun yaitu

Page 53:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

43

ramadhan sebagai bulan suci bagi umat Islam. Oleh karena itu, jika orang

Islam melaksanakan acara selamat tersebut adalah merupankan hal yang

wajar. Tetapi lain halnya di Desa Balun, selametan menyambut bulan

ramadhan juga dilakukan oleh umat non Islam yakni umat Hindu dan

Kristen. Hal ini dimaksudkan untuk merekatkan hubungan antar

tetangga, bukan tujuan ibadah tradisi slametan sudah merupakan adat

kebiasaan untuk menyambut bulam ramadhan.

Selain adat selametan ramadhan, selametan mendoakan orang

meninggal juga masih dilakukan oleh pemeluk agama Islam di desa

Balun. Selametan atau biasanya disebut dengan tahlilan adalah ritual

mendoakan orang meninggal biasanya dilaksana keluarga yang

ditinggalkan pada malam hari setelah orang meninggal, selametan ini

biasanya dilakukan selama tujuh hari berturut-turut, dan dihadiri oleh

tetangga terdekat dan keluarga orang yang meninggal.

Dalam acara ini tuan rumah mengundang para tetangga untuk

ikut serta dalam acara tersebut, bukan hanya orang islam saja yang

datang tetapi juga umat hindu dan kristen biasanya juga hadir untuk

menghormati undangan. Tata cara pakaian mereka hampir tidak bisa

dibedakan antara muslim dan non muslim karena hampir semuanya

memakai baju koko dan peci.

Begitu juga dengan kegiatan agama Kristen, Kegiatan yang

diadakan di gereja, jika kami butuh bantuan untuk kegiatan-kegiatan

keagamaan, masyarakat selalu siap sedia untuk mengulurkan tangan

membantu kami, seperti ketika perayaan natal umat Islam dan Hindu

Page 54:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

44

juga berduyun-duyun mengucapkan selamat pada kami. Demikian

penuturan bapak Sutrisno pemuka agama Kristen saat berbincang-

bincang dengan peneliti.

Begitulah hubungan atau interaksi masyarakat menyangkut

agama dan budaya. Agama yang berbeda bisa hidup berdampingan dan

disatukan oleh kesadaran bertoleransi dan budaya mereka.

Selain hal-hal tersebut ada satu budaya yang umum dilakukan

oleh orang-orang namun didesa Balun budaya ini adalah salah satu

perekat hubungan antar sesama. Budaya ini adalah budaya arisan. Arisan

didesa Balun adalah ajang untuk saling membantu dan untuk

mengumpulkan dana sebagai penunjang kebutuhan besar seperti

membangun rumah dan kebutuhan modal usaha yang besar. Arisan ini

diikuti oleh hampir seluruh masyarakat desa Balun dengan satu Borek

atau Tuan Arisan.10

3. Peran pemuka agama

Tokoh agama atau pemuka agama merupakan sosok yang dihormati,

karena keluasan dan kedalaman. takaran takwa dan wawasan agamanya.

Orang yang memiliki kadar pengetahuan yang luas bukanlah sembarang

orang, dia memiliki pola hidup diatas rata-rata manusia. Orang-orang seperti

ini biasanya bukanlah sebagai pemimpin formal karena dilantik pada

jabatannya. Mereka adalah pemimpin sebagai penjaga sekaligus pemelihara

iman para jamaahnya.

10

Wawancara dengan Bapak Rudi perangkat desa Balun. Pada 15 April 2014

Page 55:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

45

Tokoh agama sebenarnya bukan kehendak dari orang tersebut,

penokohan itu adalah sebuah pengakuan dari masyarakat sekitarnya yang

didasari dedikasi yang luar biasa menyumangkan pikiran dan pengabdiannya

untuk urusan dakwah agama tanpa ada imbalan dan pamrih apapun. Ilmu

agama yang diperolehnya adalah hasil dari proses belajar selama bertahun-

tahun. Untuk mencapai derajat ketokohan agama membutuhkan proses yang

panjang dan berliku. Negara membutuhkan banyak figur-figur yang

berpengaruh dikalangan masyarakat. Public figure tak hanya hadir dari

kalangan pejabat, gubernur maupun presiden saja. Untuk menjaga stabilitas

dan harmonisasi masyarakat, maka diperlukan sosok pemimpin nonfomal

yang disegani di kalangan masyarakat seperti tokoh agama atau rohaniawan.

Di desa Balun, pemuka agama /tokoh agama sangat berperan penting

dalam keseharian masyarakat. Tokoh agama berfungsi sebagai panutan serta

pemimpin ritual-rutual dan kegiatan keberagamaan. Mereka juga berperan

dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi misalnya dalam islam

ada masalah pembagian warisan, kemudian mereka juga sangat berperan

dalam membina kerukunan antar umat beragama. Para pemuka agama

beserta pemerintah desa sering bertemu untuk mendiskusikan berbagai hal

misalnya mengenai situasi-situasi di desa terkait isu-isu yang datang dari

luar. Seperti pernah ada isu bom untuk gereja yang datang dari luar maka

untuk menjaga kerukunan umat beragama kemudian mereka mengadakan

pertemuan yang dihadiri juga oleh perangkat desa untuk mencari solusi atas

kepanikan atau ketegangan yang terjadi.

Page 56:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

46

Kemudian mereka berhasil menemukan solusi, bahwa jika gereja akan

dibom maka yang akan mengadakan antisipasi pengamanan bukan hanya

orang kristen melainkan semua warga Balun, dan memang benar tanpa susah

payah memberi penjelasan semua warga balun dari berbagai agama menjaga

dan menganmankan gereja tersebut.

Tokoh agama atau pemuka agama memang mempunyai pengaruh

besar terhadap masyarakat karena jika kita melihat memang penduduk

pedesaan itu tidak bisa lepas dari sosok orang-orang yang mereka anggap

lebih dari mereka dibidang agama, mereka selalu meminta solusi tau

petunjuk jika terjadi masalah keagamaan kepada para pemuka agama

Para pemimpin agama, sangat berperan penting dalam menjaga

kerukunan antar umat beragama, bertanggung jawab terhadap jamaahnya

melalui berbagai seruan untuk menjaga kerukunan dalam berbagai pidato

atau ceramah agama. Di kalangan umat Islam maka tokoh-tokoh agama

islam biasanya menyerukannya melalui ceramah-ceramah agama. Begitu

juga umat hindu dan kristen mereka akan menyerukan pada saat pidato-

pidato gereja dan saat brkumpul di pura untuk beribadah atau sekedar

pertemuan-pertemuan kegamaan.

B. Pertemuan Antar Agama

Pertemuan antar agama dapat terjadi dengan proses sinkretisme, adaptasi,

akulturasi aratu inkulturasi.11

Menurut Prof. Dr. David Fernando

Siagian, sinkretisme adalah suatu proses perpaduan dari beberapa paham-paham

atau aliran-aliran agama atau kepercayaan. Pada sinkretisme terjadi proses

11

Am. Hardjana, Penghayat Agama : yang otentik & Tidak Otentik, (Yogyakarta :

Kanisius, 1993) h. 101

Page 57:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

47

pencampuradukkan berbagai unsur aliran atau faham, sehingga hasil yang

didapat dalam bentuk abstrak yang berbeda untuk mencari keserasian,

keseimbangan. Istilah ini bisa mengacu kepada upaya untuk bergabung dan

melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri tradisi, terutama dalam teologi

dan mitologi agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah kesatuan

pendekatan yang melandasi memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama

lain.12

Kemudian yang kedua adalah adaptasi. Adaptasi berasal dari kata bahasa

latin adaptare yang berarti menyesuaikan. Adaptasi berarti agama berproses

memasuki agama lain dengan menyampaikan isi ajaran, cara beribadat dan

praktik-praktik keagamaannya dengan situasi dan kondisi sosial, budaya dan

cara hidup ditempat agama yang mau dimasuki berada. Proses adaptasi

merupakan cara untuk mempermudah dan memperlancar masuknya satu agama

kedalam komunitas agama lain. Adaptasi ini merupakan proses saling

mempengaruhi antar agama yang bersifat lahiriah dan sebatas kulit saja.13

Cara yang ketiga adalah akulturasi, akulturasi berasal dari kata latin

acculturare yang berarti tumbuh dan berkembang bersama. Dalam proses

akulturasi dua atau lebih agama bertemu dan saling mempengaruhi dan saling

bertukar ilai-nilai religius yang dimiliki masing-masing. Nilai-nila agama

tersebut kemudian saling dimasukkan ke tubuh agama masing-masing, tetapi

meskipun demikian, masing-masing agama tetap berpegang teguh pada inti

kepercayaan dan isi ajaran masing-masing. Berkat akulturasi, masing-masing

12

Diakses pada 30 Oktober 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sinkretisme 13

Am. Hardjana, Penghayat Agama : yang otentik & Tidak Otentik, (Yogyakarta :

Kanisius, 1993) h. 104

Page 58:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

48

agama diperkaya entah dalam dimensi inti ajaran, ibadat, praktik keagamaan

lain, atau pengamalanya dalam masyarakat.14

Terakhir adalah inkultuasi, inkulturasi berasal dari kata latin inculturare

yang berarti tumbuh dan berkembang didalam. Proses inkulturasi terjadi bila

agama dapat masuk ke dalam agama atau budaya lain, dan terintegrasi serta

berakar di sana. Dalam proses inkulturasi nilai-nilai agama masuk dan diterima

penuh dalam aama atau budaya lain, dan dihayati sesuai dengan kondisi, situasi

dan budaya setempat. dalam proses inkulturasi, nilai-nilai sejati agama yang

masuk ditangkap dan dilepaskan dari budaya yang menjadi ungkapannya dan

dari sutuasi dan situasi yang melatarbelakangi perkembangannya. Dengan proses

inkulturasi, para penganut agama dan budaya yang menerima agama lain.

Menerima dengan enak, dan menghayati dengan gembira karena tidak

mengalami pemaksaan, perusakan dan penjajahan agama dan budaya. Proses

inkulturasi merupakan bagian dari proses diterimanya nla-nilai agama dari satu

agama ke dalam agama atau budaya lain.15

Di desa Balun nampaknya pertemuan agama-agama melalui proses-

proses diatas seperti adaptasi, agama yang datang belakangan menyesuaikan

dengan situasi kondisi sosial budaya dan cara hidup masyarakat dengan tidak

berbuat kekerasan sehingga masyarakat bisa menerima dengan baik, merasa

nyaman dan tidak terganggu akan kehadirannya.

Pertemuan antar umat beragama didesa Balun juga terjadi ketika

pembangunan desa. Desa adalah daerah milik bersama yang harus

dikembangkan bersama, demi kemajuan desa warga harus gotong royong

14

Ibid, h. 104-105 15

Ibid, h. 105

Page 59:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

49

membantu pembangunannya. Kemudian budaya yang sering mempertemukan

mereka, budaya hajatan, kemudian ta’ziyah orang yang meninggal dan lain-lain.

Pemanfaatan fasilitas desa memberikan ruang bagi mereka untuk saling

membantu dan bertemu satu sama lain. Seperti pemanfaatan bersama tanah

pemakaman, tanah pemakaman didesa Balun diperuntukan untuk umum karena

memang didesa balun apapun agamanya semua yang meninggal tetap

dikebumikan atau dikubur, tanah pemakaman yang ada sekarang ini digunakan

oleh umat islam dan hindu karena umat kristen sudah memiliki lahan

pemakaman sendiri.

Mereka juga disatukan dalam adat budaya selametan seperti yang telah

dijelaskan diatas, bahwa masyarakat tetap memelihara budaya-budaya lokal

seperti selametan, walaupun selametan menyambut bulan ramadhan, bulan yang

disucikan oleh umat Islam, umat Hindu dan Kristen tetap melaksanakannya.

Page 60:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

50

BAB IV

ANALISA TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI DESA BALUN

KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

A. Model Kerukunan Umat Beragama di Desa Balun

Desa Balun adalah desa yang kaya akan sejarah dan budaya. Sejarah desa

Balun tidak terlepas dari sejarah berdirinya kota Lamongan, selain itu sejarah

agama yang terbilang cukup menarik juga terdapat di Balun. Seperti masuknya

Islam yang berhubungan erat dengan berdirinya desa Balun. Dimana desa Balun

ini diambil dari nama Mbah Alun, seorang tokoh yang menyebarkan agama

Islam didesa Balun dan mengabdi serta berperan besar terhadap terbentuknya

desa Balun. Mbah Alun ini dikenal juga dengan nama sunan Tawang Alun I, Ia

menguasai ilmu laduni, fiqh, Tafsir, Syariat dan Tasawuf, sehingga dalam

dirinya dikenal tegas, ksatria, cerdas. alim. arif, persuasif dan yang sangat

tekenal adalah sifat toleransinya terhadap orang lain , terhadap budaya lokal dan

toleransinya terhadapa agama lain. Mbah Alun tidak hanya mengajarkan ilmu

agama namun ilmu-ilmu toleransi dan kemanusiaanpun diajarkan, nampaknya

inilah yang membuat warga Balun selalu hidup tenang dan damai sejak dulu

hingga sekarang.

Kerukunan di desa Balun terjadi secara ideal dan tidak hanya sewaktu-

waktu saja. Hal ini terbukti dalam fenomena yang terjadi dimasyarakat, tak

pernah ada perselisihan atau konflik yang terjadi karena perbedaan agama,

aktifitas sosial mereka seperti ekonomi, politik dan hubungan-hubungan sosial

mereka selalu berjalan dengan damai.

Page 61:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

51

Di bidang ekonomi, masyarakat selalu bantu membantu untuk

menuntaskan pekerjaannya, seperti dibidang pertanian, pemilik lahan tani atau

lahan pertambakan selalu mempekerjakan buruh yang berasal dari agama

manapun, dibidang pedagangan, mereka penjual dan pembeli tidak pernah

membedakan antara pemeluk agama satu dengan lain.

Gambaran kerukunan juga terlihat sejak pertama kali memasuki gapura

desa, kita akan disambut dengan pemandangan yang amat luar biasa, yakni

berdiri tiga rumah ibadah dari tiga agama yang berbeda dalam satu lokasi,

walupun begitu mereka tidak pernah saling merasa terganggu satu sama lain.

Mereka saling menghormati, ketika nyepi tanpa diminta umat Islam juga turut

mematikan lampu, adzan tanpa pengeras suara, ketika ramadhan umat Hindu

akan beribadah lebih awal dari biasanya karena agar tidak mengganggu ibadah

sholat tarawih umat Islam, pun ketika hari raya mereka akan saling mengucap

selamat.

Kerukunan ini benar-benar terjadi bukan semusim atau sewaktu-waktu

saja melainkan berlangsung ters menerus dari dulu hingga sekarang. Sikap

bergama yang inklusif dan toleran berhasil ditanamkan dan dipelihara dengan

baik oleh semua komponen masyarakat, mulai pemerintah desa, tokoh agama

dan semua masyarakat Desa Balun.

B. Pola-Pola Kerukunan Umat Beragama

Kondisi masyarakat Desa Balun bisa dilihat dari aktifitas sehari-hari

masyarakatnya, mereka hidup damai rukun dan tentram berdampingan dengan

yang lain meskipun mereka berbeda agama. Pola-pola kerukunan dalam desa

Page 62:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

52

Balun juga bermacam-macam yang terlihat dari aktifitas sosial mereka baik

aktifitas sosial kegamaan maupun aktifitas sosial kemasyarakatan. Dalam

kaitannya dengan pola kerukunan ini akan dikelompokkan menjadi dua yakni

pola hubungan sosial keagamaan dan pola hubungan sosial kemasyarakatan

yang mana dua pola ini akan menggambarkan kerukunan didesa Balun.

1. Pola Hubungan Sosial Keagamaan

Desa Balun kecamatan Paciran kabupaten Lamongan adalah desa yang

dikategorikan majemuk dalam hal agama atau kepercayaan, disini terdapat tiga

agama yakni agama Islam, Kristen dan Hindu. Islam adalah agama yang paling

banyak pemeluknya disusul Kristen kemudian Hindu. Masing-masing umat

beragama didesa ini menjalankan ajaran agamanya baik itu perorangan maupun

kelompok dalam kehidupan sehari-hari mereka. Walaupun berbeda agama tapi

masyarakat tetap menjalin komunikasi dengan baik.

Perbedaan agama bagi mereka bukanlah hal yang harus dipermasalahkan

dalam menjalin hubungan antar pemeluk agama. Bagi masyarakat Balun

keyakinan adalah urusan individu dengan tuhan, tidak bisa dipaksakan. Atas

dasar itu kebebasan dalam memeluk agama sangat dijunjung tinggi bahkan

beberapa keluarga didesa Balun yang memeluk agama berbeda tidak menjadi

masalah seperti contoh keluarga bapak Karmani beliau dan istri memeluk agama

Hindu dan dua anaknya memluk agama Islam dan Kristen.Walaupun berbeda

agama keluarga ini tetap harmonis dan ketika ada acara agama mereka tetap

saling membantu walaupun berbeda agama. Seperti acara tahlilan1 oleh umat

1 Tahlilan adalah membaca dzikir-dzikir dan kalimat Thoyyibah untuk berdoa kepada

Allah yang dlakukan bersama-sama dan dipimpin oleh pemuka agama.

Page 63:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

53

Islam. Acara tahlilan ini biasanya diadakan untuk mendoakan orang yang

meninggal yang mengundang tetangga sekitar maka apapun agamanya kalo

tetangga biasanya ia akan hadir. Untuk umat non Islam kehadiran ini

dimaksukan untuk menghormati undangan tuan rumah. Dari contoh diatas

terlihat jelas bahwa perbedaan agama tidak menjadi masalah yang serius didesa

Balun untuk tetap menjalin komunikasi dengan baik.

Bagi mereka agama dan keyakinan adalah urusan invidu dengan

tuhannya, kebenaran agama terletak dihati invidu masing-masing. Menurut

sebagian masyarakat agama yang paling benar adalah agama yang dipeluknya,

kepercayaan yang dianutnya tanpa mau berkomentar tentang agama lain. Hampir

sama seperti anggapan sebagian mahasiswa Perbandingan agama selama ini

yakni semua agama benar menurut penganutnya masing-masing, menurut saya

itu artinya agama yang paling benar memang agama kita anut tanpa

menyalahkan agama lain. Tetapi ada juga masyarakat Desa Balun yang

menganggap semua agama itu benar karena semunya mengajarkan kebenaran,

tidak ada agama yang mengajarkan keburukan pada pemeluknya hingga tak

jarang didesa Balun yang masyarakatnya berpindah agama dari agama satu ke

agama lain.

Seperti bapak Sutejo yang semula beragama Kristen berpindah agama

menjadi Islam karena akan menikahi gadis yang dicintainya dan memang

anggapan dia tentang kebenaran agama seperti itu jadi dengan mudahnya dia

berpindah agama. Tetapi menurut asumsi penulis, tentang pendapat mereka

mengenai agama, itu adalah dali bagi mereka yang ingin mewujudkan

keinginannya untuk berpinda agama dengan mudah.

Page 64:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

54

Kemudian dari hasil penemuan lapangan hubungan dan kerjasama sosial

keagamaan di desa Balun terlihat pada saat hari-hari besar keagamaan dan

upacara-upacara keagamaan. Hal yang paling sering dijumpai adalah hari raya

idul fitri, pada hari raya idul fitri baik umat islam maupun non Islam ikut

merayakannnya, kalau biasanya umat pada hari raya idul fitri ini umat Islam

menyediakan kue-kue lebaran maka umt non Islampun begitu, orang-orang kaya

dari kalangan non muslim turut memberikan angpau untuk anak-anak kecil,

begitu juga ketika natal dan hari raya nyepi. Pada hari raya nyepi biasanya umat

hindu mengadakan serangkaian acara, yang salah satu acaranya adalah ogoh-

ogoh2 seperti adat-adat yang digunakan Hindu Bali, yang dilaksanakan sebelum

hari raya nyepi, pada saat ogoh-ogoh siapapun dan apapun agamanya akan

dipersilahkan untuk menyaksikannya dan pada saat Nyepi untuk menghormati

umat Hindu yang merayakan nyepi biasanya kegiatan masjid diadakan tanpa

menggunakan pengeras suara seperti adzan dan kadang hanya ada iqomah saja.

Pada saat ramadhan biasanya diadakan tadarrus al-Quran dengan menggunakan

pengeras suara sampai malam tetapi pada malm kamis pahing penggunaan

pengeras suara akan dibatasi pada jam 22.00 untuk menghormati ibadahnya

umat Hindu.

Selain itu upacara-upacara keagamaan seperti upacara pernikahan,

upacara kematian, selametan bayi, khitan juga dilaksanaan didesa Balun. Pada

2 Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Hindu Bali yang

menggambarkan kepribadian Bhuta Kala, dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala

digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa. Dalam

fungsinya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Raya Nyepi dan

diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari pengrupukan, yakni sehari sebelum hari

Nyepi kemudian dibakar atau dihanyutkan ke laut, proses ini menggambarkan pertaubatan

manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dahsyat (sumber : Wikipedia.org)

Page 65:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

55

resepsi pernikahan masyarakat balun akan saling membantu mempersiapkan

segala sesuatunya tanpa memandang agama.

2. Pola Hubungan Sosial Kemasyarakatan

Masyarakat desa Balun merupakan tipe masyarakat yang berbentuk

paguyuban (gemeinschaft) yang dikembangkan oleh Ferdian Tonies.

Menurutnya Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-

anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamia serta

bersifat kekal.3

Dalam masyarakat desa Balun bentuk Paguyuban ini terlihat dari sistem

hubungan kekerabatan, kekeluargaan dan pola pemukiman yang saling

berdekatan. Fakta-fakta hubungan sosial dimasyarakat desa Balun secara nyata

telah menunjukkan bahwa kehidupan sosial didesa tersebut mengarah pada

kerukunan dan integrasi, hal ini dibuktikan bahwa sekian abad lamanya mereka

hidup dan bermasyarakat didesa tersebut tidak ada konflik yang serius yang bisa

memecah belah persatuan dan kesatuan mereka, mereka hidup saling membantu,

rukun, damai dan saling menghormati satu sama lain.

Potensi Kerukunan dalam masyarakat desa Balun secara nyata bisa

dilihat baik dalam kehidupan sehari-hari mereka maupun dalam upacara-upacara

adat atau dalam pelaksanaan program pembangunan desa. Mengambil contoh

ketika upacara kematian ataupun perkawinan, mereka akan saling bantu-

membantu tidak peduli jika mereka berbeda agama, bagi mereka membina

hubungan yang baik dan rukun jauh lebih penting dari pada mempersoalkan

3 Ferdian Tonnies, Gmeinschaft dan Gesellschaft seperti yang dikutip dalam Bunga

Setangkai Sosiologi hlm 461

Page 66:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

56

agama masing-masing. Hal lain yang menggambarkan kerukunan mereka adalah

gotong royong membangun desa seperti gotong royong membersihkan

lingkungan, membngun jalan dan lain-lain.

Kemudian dalam hubungan sosial kemasyarakatan tidak luput dari

kegiatan ekonomi sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka dan

dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka. Dalam kegiatan perekonomian,

masyarakat desa Balun nampak tetap menjaga hubungan baik antar umat

beragama. Kegiatan ekonomi ini memiliki potensi menjaga kerukunan antar

umat beragama karena transaksi ekonomi tidak bisa dilakukan seorang diri dan

memilah-milih partner, mereka akan bertransaksi sesuai kebutuhan mereka tanpa

ada sekat-sekat yang membatasi.

Potret kerukunan antar umat beragama juga terlihat jelas pada tata letak

rumah-rumah penduduk yang saling berdampingan, bercampur baur antara

penduduk yang beragama Islam, Kristen maupun Hindu. Bahkan dalam satu

keluarga mereka bebas memilih agama yang yang mereka anut, tidak ada

paksaan atau intimidasi dari pihak-pihak tertentu. Begitulah hubugan sosial

masyarakat desa Balun yang rukun dan damai.

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya Kerukunan Umat

Beragama

Kerukunan yang terjadi dimanapun pasti tidak terjadi begitu saja, banyak

faktor yang mempengaruhi hubungan sosial ataupun dalam hal beragama yakni

hubungan antar umat beragama, begitu juga di desa Balun, desa yang

mempunyai beragam agama yakni Islam, Kristen dan Hindu yang bisa menjaga

Page 67:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

57

hubungan baik antara pemeluk agama. Walaupun penduduknya mengatakan

bahwa tak ada faktor yang mempengaruhi kerukunan mereka dan kerukunan

mereka terjadi begitu saja tetapi fakta dilapangan membuktikan bahwa banyak

faktor yang mempengaruhi kerukunan yang terjadi diantara mereka. Diantara

faktor-faktor tersebut adalah:

1. Hubungan Kekeluargaan/Kekerabatan

Keluarga sebagai praktek hubungan sosial dalam lingkup kecil

mempunyai peranan penting dalam menjaga kerukunan karena hubungan

keluarga dapat dijadikan sebagai mediasi dan penyatu perbedaan. Sebagian

besar penduduk desa Balun mempunyai hubungan kerabat/keluarga,

hubungan ini nampaknya cukup baik dan kuat dalam kehidupan masyarakat

desa balun, hubungan keluarga yang bertalian atau beruntun akan

memunculkan hubungan keluarga yang sangat besar dan ini memungkinkan

terjadinya perbedaan terutama dalam segi agama dan kepercayaan.

Hubungan keluarga tersebut yang mempertemukan mereka dalam

banyak hal seperti hajatan pernikahan, khitan selametan dan pada saat

upacara kematian. Maka menurut asumsi penulis bahwa hubungan keluarga

dapat menjadi faktor yang sangat menunjang adanya intergrasi di desa

Balun. Bahkan menurut Bapak Suwito “kalau dihitung-hitung seluruh

masyarakat desa Balun ini bisa dibilang satu keluarga.”

2. Pemuka Agama

Tokoh agama atau pemuka agama merupakan sosok yang dihormati,

karena keluasan dan kedalaman. takaran takwa dan wawasan agamanya.

Page 68:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

58

Orang yang memiliki kadar pengetahuan yang luas bukanlah sembarang

orang, dia memiliki pola hidup diatas rata-rata manusia. Orang-orang seperti

ini biasanya bukanlah sebagai pemimpin formal karena dilantik pada

jabatannya. Mereka adalah pemimpin sebagai penjaga sekaligus pemelihara

iman para jamaahnya.

Didesa Balun, pemuka agama /tokoh agama sangat berperan penting

dalam keseharian masyarakat. Tokoh agama berfungsi sebagai panutan serta

pemimpin ritual-rutual dan kegiatan keberagamaan. Mereka juga berperan

dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi misalnya dalam Islam

ada masalah pembagian warisan, kemudian mereka juga sangat berperan

dalam membina kerukunan antar umat beragama. Para pemuka agama

beserta pemerintah desa bertemu untuk mendiskusikan berbagai hal misalnya

mengenai situasi-situasi di desa terkait isu-isu yang datang dari luar.

Tokoh agama atau pemuka agama memang mempunyai pengaruh

besar terhadap masyarakat karena jika kita melihat memang penduduk

pedesaan itu tidak bisa lepas dari sosok orang-orang yang mereka anggap

lebih dari mereka dibidang agama, mereka selalu meminta solusi atau

petunjuk jika terjadi masalah keagamaan kepada para pemuka agama.

Para pemimpin agama, sangat berperan penting dalam menjaga

kerukunan antar umat beragama, bertanggung jawab terhadap jamaahnya

melalui berbagai seruan untuk menjaga kerukunan dalam berbagai pidato

atau ceramah agama. Di kalangan umat Islam maka tokoh-tokoh agama

Islam biasanya menyerukannya melalui ceramah-ceramah agama. Begitu

Page 69:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

59

juga umat Hindu dan Kristen mereka akan menyerukan pada saat pidato-

pidato gereja dan saat brkumpul di pura untuk beribadah atau sekedar

pertemuan-pertemuan kegamaan.

Bahkan pernah para tokoh agama dan perangkat desa mengadakan

pertemuan dan menandatangi kesepakatan menjaga keukunan didesa

terebut.4

3. Gotong royong

Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama

lain, mereka melakukan interaksi sosial dalam hidup sehari-hari, mereka

hidup bermasyarakat dan melakukan kerja sama yang sering diistilahkan

sebagai gotong royong.

Mengenai hal tersebut, Aristoteles menyebutnya dengan sebutan zoon

politicon. Manusia sebagai makhluk sosial yang lahir, berkembang dan

meninggal dunia dalam masyarakat. Setiap individu berinteraksi degan

individu atau kelompok lainnya. Interaksi yang dilakukan manusia

senantiasa didasari oleh aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam

masyarakat.5

Dalam Masyarakat, manusia berinteraksi satu sama lain dan pasti

melakukan kerja sama untuk pemenuhan kebutuhan dan demi kesejahteraan

bersama kerja sama ini sering disebut dengan istilah gotong royong. Gotong

royong memiliki suatu pengertian bekerja secara bersama-sama untuk

4 Wawancara dengan pak Rudi, perangkat Desa. 05 Oktober 2014

5 Lukman Surya Saputra, Pendidikan Kewarganegaraan : Menumbuhkan

Nasionalisme dan Patriotisme (Bandung : PT. Setia Purna Inves, 2007) h. 11

Page 70:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

60

mencapai tujuan bersama yang dilakukan dengan adil dan tanpa pamrih.

Bekerja secara bersama-sama di sini memiliki makna saling tolong

menolong tanpa membeda-bedakan kelas sosialnya, suku, bangsa, ras, agama

dan budaya yang dimilikinya. Adapun tujuan bersama yang ingin dicapai

budaya gotong royong adalah untuk mewujudkan kerukunan dan kedamaian

antarbangsa Indonesia serta dapat mendekatkan bangsa untuk mencapai

tujuan nasionalnya.

Istilah gotong royong pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno saat

meresmikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Dalam pidatonya,

Soekarno berbicara, Pancasila apabila diperas akan menjadi Ekasila yang

memiliki makna gotong royong. Di zaman orde lama budaya gotong royong

dijadikan suatu sifat dasar bangsa Indonesia. Tak jarang banyak para tokoh

besar di masa saat itu menjadikan gotong royong sebagai filsafat bangsa

Indonesia dan suatu kearifan lokal yang diwariskan turun menurun kepada

generasi penerus bangsa. Bahkan saat pergantian zaman dari orde lama

menjadi orde baru saat pemerintahan Soeharto pun budaya gotong royong

masih berdiri kokoh mewarnai pergerakan nasional di Indonesia, walaupun

tidak seheboh pada masa orde lama. Bila dilihat lebih dekat, dapat dikatakan

bahwa budaya gotong royong adalah manifestasi dari sifat dasar bangsa

Indonesia yang dalam rentang sejarah filsafat disepakati sebagai mahluk

sosial. Hal ini yang membuat budaya gotong royong di jadikan doktrin bagi

seluruh elemen masyarakat Indonesia sebagai suatu sifat dasar unggulan

Page 71:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

61

Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara manapun di dunia untuk

membentuk mayarakat Indonesia yang dapat hidup adil dan sejahtera.6

Termasuk di desa Balun, yang masih kental dengan budaya gotong-

royong, bekerja sama dalam berbagai bidang tanpa memandang suku, ras

dan agama. Mengingat di desa Balun terdapat tiga agama.

Demikian telah dipaparkan diatas bahwa tujuan gotong royong tidak

lain adalah untuk mencapai kerukunan Bangsa, di desa Balunpun gotong

royog menjadi salah satu faktor terjadinya kerukunan dalam masyarakat

yang berbeda agama karena gotong royong ini dilakukan tanpa memaandang

agama, gotong royong dilakukan demi menjaga kerukunan dan kedamaian

warga. Seperti dikatakan Bapak Khusairi kepala desa Balun “ Masyarakat

disini Hidup saling membantu tanpa membedakan agama, kalau waktunya

kerja bakti ya dilakukan bersama-sama, kalau tetangga butuh bantuan ya

dibantu sesuai kemampuan seperti ketika hajatan, selametan dan kalau ada

yang meninggal walaupun berbeda agama tapi semuanya ikut membantu”.

4. Pemahaman keberagamaan

Agama merupakan sistem yang terlembaga dalam masyarakat, agama

memiliki ajaran yang idealnya jika dipahami dengan benar bisa menjadi

acuan untuk manusia berinteraksi dengan tuhan dan dengan sesama manusia.

Idealnya jika manusia memahami ajaran agamanya secara keseluruhan maka

tidak ada masalah dengan perbedaan agama. Perbedaan akan menjadi rahmat

bagi seuruh alam dan kerukunan antar umat beragama akan muda terjalin.

6 Jeritan Bisu Budaya Gotong-royong di akses dari http://journalnda.blogspot.com

pada 03 November 2014

Page 72:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

62

Di desa Balun walaupun masyarakatnya memeluk agama yang

berbeda tetapi masyarakat selalu hidup rukun, mereka tidak pernah

mempersoalkan perbedaan agama diantara mereka karena mereka

memahami bahwa agama merupakan urusan invidu dengan tuhan, manusia

tidak bisa saling memaksa untuk memeluk suatu agama tertentu.

Menurut asumsi penulis bahwa masyarakat dibalun telah berhasil

memahami pemahaman keberagamaan secara inklusif. Sehingga terjadi

toleransi yang sangat kuat dan tercipta keruknan atar pemeluk agama.

5. Etos Kerja

Etos, kata Geertz adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia

yang dipancarkan hidup.7 Menurut penulis dalam arti sederhana etos kerja

dapat diartikan sebagai semangat kerja. Kerja yang dimaksud dalam bagian

ini adalah aktifitas/Tindakan yang menghasilkan input materi demi

kesejahteraan hidup.

Menurut data yang didapat dari wawancara dan pengamatan penulis

bahwa masyarakat Balun adalah termasuk orang-orang yag mempunyai

semangat kerja yang tinggi demi meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Menurut pak Adi Wiyono pemuka agama Hindu “Bahwa masyarakat Balun

berupaya untuk mandiri dan tidak merepotkan orang lain, semangat kerja

masyarakat Balun sangat tinggi karena mereka ingin terus berupaya

mencapai kesejahteraan ekonomi kalau bisa diumpamakan hidup mereka

7 Taufik Abdullah, Agama, Etos Kerja dan Perkemangan Ekonom, (Jakarta: LP3ES,

1986), h. 3

Page 73:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

63

kebanyakan untuk kerja tentunya setelah mereka melaksanakan kewajiban

kepada Tuhan Yang Maha Esa”.

Melihat kenyataan tersebut maka ada kemungkinan etos kerja

mempengaruhi terciptanya integrasi dan kerukunan dalam masyarakat desa

Balun, karena semangat kerja dan semangat mereka untuk hidup sejahtera

bisa menutupi cela-cela timbulnya konflik.

6. Mbah Alun

Mbah Alun adalah seorang tokoh yang sangat bersejarah di Desa Balun,

Beliau bisa dikatakan sebagai pendiri Desa Balun dimana kata Balun diambil

dari nama Mbah Alun. Mbah Alun tokoh kharismatik dengan berbagai cerita

bersejarah, konon Beliau adalah orang yang menyebarkan agama Islam di

Desa Balun dan sebelum Mbah Alun masuk Islam Beliau merupakan

seorang Badande yakni pendeta Hindu yang sangat disegani yang memiliki

banyak keistimewaan.

Barangkali itulah faktor yang tidak kalah pentingnya yang membuat

masyarakat tetap rukun karena mereka merasa sama-sama memiliki sosok

Mbah Alun. Apalagi makam Mbah Alun yang berada di Desa Balun juga

masih ada sampai sekarang, makam ini berada di tengah pemakaman umum

Desa Balun.

D. Faktor yang berpotensi menimbulkan konflik

1. Media Sosial

Tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi informasi diera modern

ini memang sangat mepengaruhi disegala aspek kehidupan tak hanya dikota-

Page 74:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

64

kota besar tetapi didesa-desa telah masuk apa itu teknologi, salah satunya

adalah media sosial baik online ataupun dalam bentuk print out seperti

majalah dan koran.

Perkembangan elektronik seperti hp dan internet yang bisa diakses

dimana-mana sangat memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai

macam berita dimedia sosial bahkan tak sedikit media sosial mempengaruhi

kehidupan masyarakat lewat berita-berita yang disajikan entah itu hanya

fiktif atau fakta. Tetapi yang pasti tidak sedikit masyarakat yang menelan

mentah-mentah berita-berita tersebut hingga menimbulkan berbagai dampak

di kehidupan sosial mereka.

Menurut pengamatan penulis media sosial merupakan salah satu

faktor yang bisa menimbulkan suatu konflik diberbagai bidang bahkan

agama sekalipun. Tidak menutup kemungkinan konflik yang disebabkan

oleh berita-berita di media sosial dapat terjadi juga di Desa Balun yang

kebanyakan penduduknya menjadi konsumen media sosial.

Apalagi bagi para remaja yang emosinya belum stabil, menurut Prof.

DR. Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama bahwa masa remaja

adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa ini adalah masa peralihan

diatas jembatan goyang.8 Artinya masa remaja ini adalah masa yang rawan

untuk emosi dan psikologinya ia mulai bisa mencerna informasi yang

didapat kemudian melampiaskan dalam perbuatan. Jadi tidak menutup

kemungkinan jika berita-berita di media sosial tentang SARA dapat

8 Prof. DR. Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) h. 72

Page 75:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

65

mempengaruhi emosi mereka dan dilampiaskan dengan tindakan hingga

terjadi kerusuhan.

2. Hewan Peliharaan

Islam adalah agama mayoritas didesa Balun, kita telah mengetahui

bahwa dalam Islam diharamkan memakan ataupun menyentuh hewan-hewan

yang dihukumi najis seperti anjing dan babi. Lain bagi umat hindu dan

keristen ajaran mereka tidak melarang hal itu jadi sah-sah saja jika mereka

memelihara hewan-hewan itu.

Didesa balun banyak umat non muslim yang memelihara anjing tetapi

sampai saat ini nampaknya tidak ada konflik yang disebabkan karena hewan-

hewan tersebut. Tetapi hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan

beberapa orang muslim yang ditemui ditempat penelitian selama ini aman-

aman saja karena hewan-hewan tersebut tidak mengganggu, dan memang

nampak juga pemilik hewan-hewan tersebut memasukkan peliharaannya ke

dalam kandang atau diberi tali.

Analisa penulis, jika selama ini tidak ada konflik yang disebabkan

hewan peliharaan karena hewan-hewan tersebut tidak mengganggu maka

besar kemungkinan terjadinya konflik jika hewan-hewan tersebut mengusik

ketenangan umat muslim.

3. Konversi agama

Konversi agama (regious conversion), menurut Jalaluddin (2004:265-

271) secara umum dapat diartikan dngan berubah agama ataupun masuk

agama. Definisi senada diungkapkan juga oleh Jalaludin Rahmat bahwa “

Page 76:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

66

konversi agama” adalah istilah yang pada umumnya diberikan untuk proses

yang menjurus pada penerimaan suatu sikap keagamaan, baik prosesnya

terjadi secara bertahap maupun secara tiba-tiba.9

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya konversi agama salah

satunya adalah karena perubahan status seperti lajang menjadi menikah yang

menikah menjadi cerai dan lain-lain.10

Proses perubahan status atau akibat

perubahan status inilah yang sering berdampak pada peristiwa konversi

agama seperti juga terjadi didesa Balun.

Didesa Balun konversi agama kebanyakan disebabkan oleh

pernikahan, biasanya dua orang yang berbeda agama yang saling mencintai

dan akan melangsungkan pernikahan mereka akan sepakat berpindah agama

entah itu yang laki-laki ikut agama si perempuan ataupun sebaliknya karena

di Indonesia belum diperkenankan menikah beda agama sesuai dengan pasal

2 ayat 1 UU Perkawinan yang berbuni “Perkawinan adalah sah, apabila

dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya

itu”11

. Artinya perkawinan itu akan sah apabila sah juga menurut hukum

agama sedangkan agama belum membolehkan menikah beda agama.

Selama ini memang belum pernah terjadi konflik yang disebabkan

konversi agama karena menurut penulis desa Balun ini belum banyak

bersentuhan dengan kondisi diluar yang banyak mempersoalkan tentang

konversi agama, tetapi menurut analisa penulis konversi agama ini akan

9 Drs. Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2008)

h. 155 10

Ibid, h. 193 11

-,Undang-Undang Republik Indnesia Nomor I Tentan Prkawinan, Diakses dari

http://www.lbh-apik.or.id Pada 15 November 2014

Page 77:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

67

menjadi salah satu penyebab tibulnya konflik yang dahsyat antar agama

apabila ada gesekan-gesekan atau omongan dari luar daerah balun.

Page 78:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desa Balun adalah desa yang kaya akan sejarah dan budaya. Sejarah desa

Balun tidak terlepas dari sejarah berdirinya kota Lamongan, selain itu sejarah

agama yang terbilang cukup menarik juga terdapat di Balun. Seperti masuknya

Islam yang berhubungan erat dengan berdirinya desa Balun. Dimana desa Balun

ini diambil dari nama Mbah Alun, seorang tokoh yang menyebarkan agama

Islam didesa Balun dan mengabdi serta berperan besar terhadap terbentuknya

desa Balun.

Desa Balun termasuk desa yang majemukdalam hal agama dan budaya,

didesa Balun terdapat tiga agama yakni Islam sebagai agama mayoritas,

kemudian Kristen dan Hindu. Walaupun masyarakatnya berbeda agama tetapi

kehidupan masyarakat desa Balun terlihat rukun dan damai. Nampaknya Sikap

bergama yang inklusif dan toleran berhasil ditanamkan dan dipelihara dengan

baik oleh semua komponen masyarakat, mulai pemerintah desa, tokoh agama

dan semua masyarakat desa Balun.

Kerukunan didesa Balun terjadi secara ideal dan permanen tidak hanya

sewaktu-waktu saja. Hal ini terbukti dalam fenomena yang terjadi dimasyarakat,

tak pernah ada perselisihan atau konflik yang terjadi karena perbedaan agama,

aktifitas sosial mereka seperti ekonomi, politik dan hubungan-hubungan sosial

mereka selalu berjalan dengan damai.

Page 79:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

69

Pola-pola kerukunan yang tercipta didesa Balun dapat dikelompokkan

menjadi dua yakni pola hubungan sosial keagamaan dan pola hubungan sosial

kemasyarakatan yang mana dua pola ini akan menggambarkan kerukunan didesa

Balun. Kedua pola tersebut yang mewarnai kehidupan sosial masyarakat balun

yang rukun dan damai.

Kerukunan yang terjadi di Balun adalah merupakan kerukunan yang

permanen tetapi keberlangsungan kerukunan tersebut pasti tidak terjadi begitu

saja, banyak faktor yang mempengaruhi hubungan sosial ataupun dalam hal

beragama yakni hubungan antar umat beragama walaupun penduduknya

mengatakan bahwa tak ada faktor yang mempengaruhi kerukunan mereka dan

kerukunan mereka terjadi begitu saja tetapi fakta dilapangan membuktikan

bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kerukunan yang terjadi diantara

mereka. Diantara faktor-faktor tersebut yakni 1) Hubungan

Kekeluargaan/Kekerabatan; 2) Pemuka Agama; 3) Gotong-royong yang

memang masih kental didesa Balun; 4) Pemahaman keberagamaan yang inklusif

dan toleran; 5) Etos Kerja, semangat bekerja masyarakat Balun yang tinggi

nampaknya bisa menutup cela-cela terjadinya konflik. Dan yang tidak kalah

pentingnya adalah factor keberadaan Mbah Alun sebagai tokoh yang merekatkan

masyarakat Desa Balun, karena Mbah Alun merupakan pendiri Desa Balun,

Beliau juga penyebar agama Islam di Desa Balun dan konon sebelum beliau

masuk Islam, Beliau merupakan seorang Badande yakni pemuka agama Hindu

yang sangat di hormati dan memiliki banyak keistimewaan.

Selain faktor-faktor yang penyebab kerukunan dan integrasi dari uraian

yang sudah diuraikan dapat pula disimpulkan bahwa terdapat juga faktor-faktor

Page 80:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

70

yang berpotensi menyebabkan konflik atas nama agama di desa Balun. Faktor-

Faktor tersebut yakni 1) Media Sosial; 2) Hewan Peliharaan. Didesa Balun

banyak umat non muslim yang memelihara anjing, hewan peliharaan yang

menurut orang Islam merupakan hewan yang najis. Maka besar kemungkinan

terjadinya konflik jika hewan tersebut tidak dijaga dengan baik dan mengusik

ketenangan umat muslim; 3) Konversi Agama, konversi agama yang dimaksud

adalah berpindah dari agama satu ke agama lain. Didesa Balun konversi agama

banyak terjadi dan kebanyakan disebabkan oleh pernikahan, biasanya dua orang

yang berbeda agama yang saling mencintai dan akan melangsungkan pernikahan

mereka akan sepakat berpindah agama entah itu yang laki-laki ikut agama si

perempuan ataupun sebaliknya.

B. Saran-Saran

Setelah melakukan penelitian lapangan di desa Balun yang multi agama

maka penulis bisa memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk seluruh komponen masyarakat desa Balun hendaknya tetap

menjaga dan mempertahankan kerukunan dan kedamaian yang sudah

ada. Ambillah sesuatu dari luar yang mendukung berjalannya kerukunan

dan abaikan hal-hal yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan

antar umat beragama.

2. Untuk pemerinta baik itingkat pusat atau daerah hendaknya memberi

apresiasi teradap kerukunan di desa Balun dengan mengukuhkan desa

Balun sebagai desa percontohan kerukunan antar umat beragama.

Page 81:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

71

3. Untuk FKUB yang ada di Provinsi Jawa Timur Hendaknya memberi

apresiasi yang nyata berupa penghargaan atas terjalinnya kerukunan yang

ada didesa Balun sebagai percontohan desa yang guyub.

4. Bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah khususnya fakultas

Ushuluddin, hendaknya mencontoh toleransi yang ada didesa Balun,

tetapi harus mengambil yang baik dan menjadikan pelajaran hal-hal yang

kurang baik untuk pengalaman hidup.

5. Untuk studi lapangan mahasiswa UIN yang sedang belajar toleransi

beragama patutlah desa Balun ini sebagai tempat menimbah ilmu.

6. Dan terakhir penulis merekomendasikan desa Balun sebagai tempat

pertemuan-pertemuan dan musyawarah antar umat beragama. Agar bisa

mengetahui kenyataan hidup tenang dan damai didesa yang multi

Agama.

Page 82:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manaf, Mujahid, Sejarah Agama-agama (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1996)

Abdullah, Taufik , Agama, Etos Kerja dan Perkemangan Ekonom (Jakarta:

LP3ES, 1986)

Alo Liliweri, Prasangka & Konflik : Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat

Multikultural (Yogyakarta : LkiS, 2005)

Aqil Husain Al Munawwar, Said, Fikih Hubungan Antar Agama (Jakarta:

Penerbit Ciputat Press, 2005)

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)

Departemen Agama RI, Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan

Hidup Umat Beragama, edisi Ketujuh, 2005

Departemen Agama RI, Riuh Beranda Satu Peta Kerukunan Umat Beraga di

Indonesia, Seri II (Jakarta : Puslitbang Kehidupan Beragama, 2003)

F.O’Dea, Thomas, Sosiologi Agama Suatu Pengantar Awal (Jakarta: PT raja

Grafindo Persada, 1995

Farhani, Isa, Skripsi Kerukunan antar Umat Beragama di Kota Yogyakarta

(Yogyakarta : Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Hardjana, Am. Penghayat Agama : yang otentik & Tidak Otentik (Yogyakarta :

Kanisius, 1993)

Khalil, Munawar, Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Dan Lihat pula, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1988)

Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, cet 8 (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1994)

M. Kitagawa, Joseph, Ilmu Perbandingan Agama inti dan bentuk Pengalaman

Keagamaan Joachim Wach (Jakarta: CV. Rajawali, 1894)

Page 83:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

73

Maryati, Kun Dkk, Sosiologi : Jilid I (- : Esis, 2001)

Riyan , Iyus, Skripsi Kerukunan Umat Beragama Anatar Islam dan Kristen

(Studi Kasus: di Desa Sindang Jaya ec. Ciranjang-Cianjur) ( Jakarta : fak Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

Ruhimat, Mamat Dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi,

Ekonomi) (- : Grafindo Media Pratama)

Sholihin, Ibnu, Skripsi Kerukunan Hidup Umat Beragama di Sekolah (Studi

Kasus di SMK Yadika 5 Pondok Aren) (Jakarta : Fak. Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Sumardi, Mulyanto, Penelitian Agama Masalah dan Pemikiran (Jakarta :

Penebit Sinar Harapan, 1982)

Surya Saputra, Lukman , Pendidikan Kewarganegaraan : Menumbuhkan

Nasionalisme dan Patriotisme (Bandung : PT. Setia Purna Inves, 2007)

Syamsul Arifin, Bambang , Psikologi Agama (Bandung : Pustaka Setia, 2008)

Tonnies, Ferdian, Gmeinschaft dan Gesellschaft seperti yang dikutip dalam

Bunga Setangkai Sosiologi

Zen, Fathurin, NU POLITIK : Analisa Wacana Media (Yogyakarta: LkiS, 2004)

Sumber Dokumen

Dokumen Profil desa Balun, Di terbitkan Tahun 2013

Sumber Internet

M. Dawam Rahardjo, Kliping : Mengapa Semua agama it Benar?, Diakses dari

http://www.islamlib.com/ pada 01 September 2014

“Profil Desa Balun” diakses pada 06 Mei 2014 dari

http://lamongankab.go.id/instansi/turi/2013/10/16/profil-desa/

Naskah TAP MPR No. II/MPR/1978 diakses pada 10 Mei 2014 dari

http://www.tatanusa.co.id/tapmpr/78TAPMPR-II.pdf

Page 84:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

74

Sejarah Balun diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Balun,_Turi,_Lamongan

pada 15 agustus 2014

Jeritan Bisu Budaya Gotong-royong di akses dari

http://journalnda.blogspot.com pada 03 November 2014

Undang-Undang Republik Indnesia Nomor I Tentan Prkawinan, Diakses dari

http://www.lbh-apik.or.id Pada 15 November 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Sinkretisme Diakses pada 30 Oktober 2014

Page 85:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Adi Wiyono

Agama : Hindu

Pekerjaan/Jabatan : Guru/ Pemuka agama Hindu

no Pertanyaan Jawaban

01 Mohon diceritakan sejarah masuknya

agama Hindu ke Desa Balun!

Agama Hindu mulanya dikenalkan oleh bapak

Sukambang, Beliau adalah orang yang

mengkoordinir orang-orang yang akan

memeluk agama Hindu pada saat itu. Dan

untuk penyebaran serta pengajarannya selain

bapak Sukambang juga ada orang dari

tetangga desa yakni desa Ploso Wayu.

02 Sebelum ada agama Hindu saya dngar

ada kepercayaan kejawen yang

bernama Buddha Jawa

Iya, jadi dulu itu konon katanya masyarakat

Balun itu selain memeluk agama Islam juga

ada sebagian yang masih menganut

kepercayaan-kepercayaan kejawen itu,

kemudian ketika zaman PKI kan yang tidak

beragama dianggap PKI jadi mereka penganut

kepercayaan itu menganut agama Hindu

karena kebetulan ada yang mengenalkan

agama Hindu dan cara-cara beribadah agama

Hindu dirasa paling cocok dengan

kepercayaan Buddha Jawi.

03 Maaf pak kira-kira kenapa masyarakat

yang menganut kepercayaan Buddha

Jawa itu tidak beralih memeluk agama

Buddha?

Ya mungkin karena pada saat itu tidak ada

yang memperkenalkan agama Buddha.

04 Tentang Pendirian pure, apakah hal

yang kebetulan atau memang sudah

diatur sebelumnya, hingga Pure ini

berada dilokasi yang sama dengan

rumah ibadah lain?

Dulu kami Umat Hindu sebenarnya belum

punya pure yang megah seperti sekarang,

ibadahnya masih dirumah-rumah kemudian

kami mendirikan langgar, dulu belum disebut

pure, langgar itu sangat sederhana, itu

sebetulnya tanah negara yang sudah diberikan

untuk pendiirian pure itu dan kebetulan

tanahnya disit bersebelahan dengan SD dan

masjid.

05 Apa tidak ada masalah ketika Pure

didirikan pak?

Tidak, semuanya berjalan dengan lancar.

06 Menurut bapak bagaimana hubungan

antar pemeluk agama di Desa ini pak?

Sejak saya datang ke desa ini sampai sekarang

belum pernah saya menemukan bentrok yang

disebabkan oleh agama, karena saya termasuk

pendatang yang ditugaskan sebagai pembina

agama Hindu di desa ini tapi saya sudah

sangat lama disini jadi ini sudah seperti desa

saya. Pertama kali saya datang kesini memang

agak terkejut karena masyarakat bisa rukun

Page 86:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

dalam satu desa walaupun berbeda agama,

kata mereka agama itu urusan invidu dengan

tuhan makanya dalam hbungan bermasyarakat

mereka itu rukun.

07 Menurut bapak adakah faktor yang

mempengaruhi masyarakat disini?

Mungkin iktan keluarga atau apa?

Kalau ikatan keluarga saya rasa itu pasti,

karena sebagian besar masyarakat disini itu

punya hubungan keluarga, kemudian saya rasa

semangat mereka untuk bekerja itu yang

mengakibatkan mereka rukun, karena

masyarakat Balun ini termasuk masyarakat

yang punya semangat kerja tinggi hampir tidak

ada pengangguran disini, semua bekerja

walaupun pekerjaan serabutan tetapi saya salut

dengan semangat bekerja masyarakat sini,

kalau isa dibilang hidup mereka itu untuk

bekerja, bekerja dan bekerja tetapi tentunya

tidak lupa dengan urusannya dengan tuhan.

08 Pak ada gak kata-kata persatuan yang

kalau kata it disebut masyarakat Balun

ini semua tau misalnya “makan gak

makan kumpul” atau yang lain

Saya rasa gak ada sih untuk sekarang-sekarang

ini tetapi dulu mungkin 20 tahun yang lalu,

kata itu masih dipraktekkan karena dulu itu

hampir semua masyarakat desa Balun ini tidak

ada yang keluar jadi menikahpun harus dengan

orang asli sini tetapi untuk sekarang ini zaman

yang sudah modern kan kata-kata itu sudah

tidak dipraktekkan lagi.

09 Adakah pemeluk agama Hindu yang

berpindah ke agama lain? Dan

bagaimana tanggapan bapak?

Ada, dan kami tidak bisa menghalangi itu,

setelah mereka menyatakan akan berpindah

agaa dan kami beri pengertian-pengertian

kemudian mereka masih tetap ingin berpindah

agama ya itu hak mereka. Karena kami tidak

bisa memaksa dia tinggal dalam satu agama

sebab hidup itu kan butuh kesejahteraan dan

kita tidak bisa menjamin kesejahteraan mereka

jika kami mengekang mereka.

10 Perasaan bapak sendiri bagaimana pak?

Ada rasa kecewa tau bagaimana?

Ya kecewa itu pasti tapi itu tadi kami tidak

bisa memakakan yang sudah menjadi ha

mereka.

11 Biasanya orang-orang berpindah agama

itu ada sebabnya pak, kalo disini rata-

rata sebabnya apa pak?

Rata-rata disini sebabnya pernikahan, karena

suka dengan umat lain agama maka mereka

berpindah agama, karena belum ada legalisasi

pernikahan agama kan di Indonesia.

Page 87:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Khusairi

Agama :Islam

Pekerjaan/Jabatan :Kepala Desa Balun

No Pertanyaan Jawaban

01 Bagaimana Kondisi desa Balun yang

masyarakatnya memeluk tiga agama

yang berbeda?

Desa Balun ini selalu damai dan Rukun

walaupun masyarakatnya berbeda agama,

mereka saling menghormati satu sama lain.

02 Apakah tidak pernah ada kerusuhan

terutama disebabkan karena perbedaan

agama didesa Balun?

Tidak, perbedaan agama didesa ini sudah

menjadi hal yang biasa tidak pernah terjadi

konflik. Bahkan pada saat acara2 tertentu

hampir tidak bisa dibedakan mana umat

islam, kristen dan hindu karena masyarakat

disini berbaur.

03 Menurut Bapak apa faktor yang

menyebabkan integrasi dan kerukunan

didesa ini?

Tidak ada faktor-faktor tertentu, semuanya

berjalan apa adanya tanpa dibut-buat dari

dulu hingga sekarang.

04 Adakah peranan lembaga keagamaan

tertentu untk menjaga kerukunan di desa

ini?

Tidak

05 Menurut bapak bagaimana peran

pemuka agama dalam kehidupan sehari-

hari?

Ya pemuka agama atau pemimpin agama

disini berperan memimpin ibadah-ibadah

dan sebagai orang yang kerap kali memberi

soslusi kepada umatnya jika terdapat

permasalahan-permasalahan.

06 Apakah sudah maksimal peran pemuka

agama tersebut? Dan apaka mereka

menyerukan kerukunan kepada umat?

Menurut saya mereka sudah meaksanakan

tugas sebagaimana mestinya memimpin

agama. Untuk seruan-seran saya rasa pasti

ada. Seperti kalo diislam kan dalam forum2

kultum.

07 Apakah dalam satu keluarga didesa

Balun ini ada yang memeluk agama

berbeda? Dan bagaimana tanggapan

bapak?

Ada, dan kita tidak bisa melarang itu terjadi

karena itu hak mereka.

08 Apakah pernah terjadi pernikahan beda

agama disini?

Tidak.

09 Apakah disini pernah terjadi konversi

agama/ atau pindah agama? Bagaimana

tanggapan bapak mengenai hal itu?

Ada, dan tidak sedikit, dan sekali lagi kita

tidak bisa memaksa seseorang untuk

memeluk agama tertentu saya sebagai kepala

desa kan harus bersikap adil. Saya tidak

pernah ikut campur tentang keberagamaan

seseorang.

10 Mata pencarian masyarakat Balun? Petani Tambak rata-rata ada juga buruh,

wiraswasta dan llain-lain.

Page 88:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Rudi

Agama :Islam

Pekerjaan/Jabatan :Perangkat Desa Balun

No Pertanyaan Jawaban

01 Bagaimana Kondisi desa Balun yang

masyarakatnya memeluk tiga agama

yang berbeda?

Masyarakat sini selalu rukun, damai

02 Menurut bapak apa yang menyebabkan

masyarakat bisa hidup damai dan rukun

walaupun berbeda agama?

Dari dulu masyarakat disini sudah rukun,

walaupun berbeda agama jadi ya menurut

saya tidak ada penyebab-penyebabnya, ya

memang dari duu sudah rukun.

03 Adakah kebebasan memeluk agama

disini misalnya dalam satu keluarga

berbeda agama?

Ada, disini memang bebas memeluk agama

mana saja, tidak sedikit disini dalam satu

keluarga yang memeluk agama yang

berbeda..

04 Bisa disebutkan salah satu kepala

keluarga yang berbeda agama dalam

satu keluarga?

dikeluarga bapak karmani, belia dan istrinya

memeluk agama Hindu dan dua anaknya

memeluk agama Islam dan Kristen.

05 Bagaimana hubungan mereka dalam

acara-acara kegamaan misalnya

selamean orang meninggal atau

pernikahan?

Baik-baik saja, mereka saling membantu,

disini kalau ada tetangganya meninggal

mesti ta’ziyah seperti biasa. Walaupun

berbeda agama yang meninggal.

06 Pada saat hari raya agama bagaimana

kondisi masyarakat disini?

Masyarakat disini saling mengucapkan

selamat, baik natal atau hari raya idul fitri,

pada saat nyepi juga umat non Hindu sangat

menghormati.

07 Adakah momen berkumpul bersama 3

pemeluk agama?

Untuk acara keagamaan tidak ada, karena

kan setiap agama punya caranya sendiri-

sendiri, tetapi biasanya kami merayakan

HUT Indonesia, itu momen-momen

berkumpul masyarakat diberbagai usia,

kemudian arisan, kalau disini itu ada arisan

yang hampir diikuti seluruh masyarakat

Balun. Yang dikordinir oleh borek (Tuan

Arisan) biasanya arisan itu digunakan untuk

hajat-hajat yan besar seperti membangun

rumah atau modal-modal usaha karena

dapatnya puluhan juga. Itu bentuk

masyarakat saling bantu membantuh hajat

sesama.

08 Dalam pemilihan kepala desa apakah

ada syarat bahwa kepala desa harus

islam?

Tidak, tidak ada syarat agama tertentu, siapa

saja boleh menjadi kepala desa asalkan

memiliki kemampuan, kami juga pernah

mempunyai kepala desa yang beragama

Kristen.

Page 89:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

09 Untuk perangkat desanya pak? Perangkat desa ya campurang tai memang

lebih banyak yang beragama Islam karena

kan masyarakatnya juga banyak yang

beragama islam.

10 Menurut bapak apakah sudah adil

pelayanan desa kepada masyarakat yang

berbeda agama?

Saya ini termasuk orang lapangan, yang

melayani masyarakat ampir 24 jam

walaupun hari libur kalau ada orang yang

membutuhkan pelayanan desa ya saya

layani, siapapun itu, apapun agamanya, saya

tidak pernah membeda-bedakan antara orang

Islam, Kristen ataupun Hindu. Semuanya

kami layani dengan baik.

11

Page 90:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Sumitro

Agama : Islam

Pekerjaan/Jabatan : Prangkat desa dan salah satu sesepuh desa Balun

no Pertanyaan Jawaban

01 Sebagai salah satu sesepuh pasti bapak

adalah orang yang paling tau sejarah,

mohon diceritakan sejarah masuknya

agama-agama di desa ini pak !

Kalau berbicara tentang sejarah agama pasti

sangat panjang, kalau islam sendiri kan

ceritanya di ajarkan oleh mbah Alun, konon

katanya mbah ini adalah seorang wali yang

membawah agama islam ke desa ini dan

namanya pula yang dijadikan nama desa ini

mbah Alun jadi Balun.

Kemudian Agama Hindu masuk, dulu pas

zaman-zaman PKI itu orang-orang yang tidak

beragama kan dianggap PKI jadi waktu itu

masyarakat disini yang masih mempercayai

kepercayaan jawa yang biasa disebut kejawen

memeluk agama Hindu, karena mungkin

dirasa mirip upacaranya dan cara-cara

ibadahnya.

Kalau agama Kristen itu mula-mula dibawah

oleh Pak Badi, Dia adalah orang Balun yang

pekerjaannya tentara, pada waktu itu pak Badi

menjabat sebagai kepala desa Balun, Dia

memperkenalkan agama Kristen lewat musik,

jadi setiap hari dirumah pak badi memainkan

alat musik piano, lama-lama kan asyarakat

awam tertarik, sempat juga sampai dibuka les

kalo zaman sekarang, les piano dan yang

dimainkan tentu saja lagu-lagu kristen,

kemudian masyarakat perlahan banyak yang

tertarik dan masuk Kristen.

02 Menurut Bapak bagaimana hubungan

antara pemeluk agama disini?

Dari dulu hingga sekarang mereka sangat

rukun tidak ada permusuhan, masyarakat

disini hidup damai, bahkan dalam kehidupan

sehari-hari atau hajatan pernikahan atau yang

lainnya hampir tidak bisa dibedakan agama

mereka walaupun dari pakaian kalau hajatan

yang laki-laki sering pakai peci pas selametan

juga pakai kokoh yang perempuan juga

kadang pakai tudung juga.

03 Faktor-faktor yang menyebabkan

kerukunan tersebut apa? Misalnya

ikatan keluarga atau yang lain?

Ya gak faktor-faktor menurut saya masyarakat

disini ya memang hidup rukun tanpa dibuat-

buat ari dulu hingga sekarang. Kalau masalah

Page 91:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

keluarga memang penduduk Balun ini kalau

dihitung-hitung ya masih ada ikatan keluarga

karena zaan dulu itu pernikahan itu dilakukan

sesama penduduk Balun. Tapi sekarang kan

sudah tidak jadi sudah banyak pendatang.

04 Kalau ada orang yang meninggal

prosesinya bagaimana?

Ya jenazah akan diurus sesuai ajaran agama

masing-masing tetapi kalau misalnya ta’ziyah

ya dari agama manapun biasanya a’ziyah.

Jangankan ada orang yang meninggal ada saat

acara-acara keagamaan saja kalo misalnya

umat lain butuh bantuan juga masyarakat sini

akan saling membantu.

05 Kalau Tradisi hari raya begitu pak,

bagaimana?

Hari raya ya mereka akan saling

mengucapkan, kalau idul fitri saja banyak

masyarakat non muslim yang juga

menyediakan kue, kemudian dulu juga pernah

terjadi hari raya idul adha dan kebaktian

agama kristen itu terjadi dihari yang sama ykni

hari minggu, kemudian karea pelaksanaan

ibadahnya sama dilakukan jam 7 dan

tempatnya saling berdekatan akhirnya tanpa

diminta umat kristen mengundur jam

pelaksanaannya menunggu sholat id selesai.

Kalau nyepi juga begitu, kalau waktnya Nyepi

umat non Hindu tidak rame-rame kemudian

hanya sedikit lampu yang dihidupkan,

masjidpun kalau sholat juga adzannya tidak

pakai engeras suara paling nanti iqomahnya

saja. Pokoknya disini itu unik.

Page 92:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Sutrisno

Agama :Kristen

Pekerjaan/Jabatan :Dosen/Pemuka agama Kristen

no Pertanyaan Jawaban

01 Mohon diceritakan sejarah masuknya

agama Kristen ke Desa Balun!

Kristen awalnya dikenalkan oleh bapak Badi,

beliau adalah warga asli desa Balun, beliau

adalah seorang tentara yang ditugaskan ke

irian jaya sembari tugas beliau belajar agama

kristen dan setelah pulang ke Balun beliau

mengajarkan agama Kristen. Awalnya kepada

keluarganya, kemudian banyak masyarakat

yang tertarik untuk belajar dan menganut

agama kristen.

02 Tentang Pendirian gereja, apakah hal

yang kebetulan atau memang sudah

diatur sebelumnya, hingga gereja ini

berada dilokasi yang sama dengan

rumah ibadah lain?

Sebetulnya tidak diatur mengenai tempat

pendirian gereja, jadi ketika pemeluk agama

Krsten disini berangsur-angsur banyak maka

dirasa perlu mendirikan tempat ibadah yang

layak kemudian secara bersama kami membeli

tanah yang kebetulan tanah kosongnya berada

disitu.

03 Apa tidak ada masalah ketika gereja

didirikan pak?

Tidak, semuanya berjalan dengan lancar.

04 Menurut bapak bagaimana hubungan

antar pemeluk agama di Desa ini pak?

Hubungan kami baik-baik saja, kami hidup

rukun, kami saling menghormati satu sama

lain, masyarakat disini tidak pernah

mempermasalahkan perbedaan agama yang

ada.

05 Adakah pemeluk agama Kristen yang

berpindah ke agama lain? Dan

bagaimana tanggapan bapak?

Ada, dan kalo bertanya tanggapan saya

memang sebagai pemeluk agama yang baik

seharusnya itu tidak terjadi, tetapi kembali lagi

bahwa tidak ada paksaan dalam hal agama,

dan saya juga tidak bisa memaksa orang, kalo

orang itu mau pindah ke agama lain ya

bagaimana lagi.

06 Perasaan bapak sendiri bagaimana pak?

Ada rasa kecewa tau bagaimana?

Ya kecewa itu pasti tapi kan sekali lagi kita

tidak bisa memaksa seseorang.

07 Biasanya orang-orang berpindah agama

itu ada sebabnya pak, kalo disini rata-

rata sebabnya apa pak?

Rata-rata disini sebabnya pernikahan, karena

suka dengan umat lain agama maka mereka

berpindah agama, karena belum ada legalisasi

pernikahan agama kan di Indonesia.

Page 93:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung

IDENTITAS INFORMAN

Nama : Suwito

Agama : Islam

Pekerjaan/Jabatan : Petani Tambak/Tokoh agama Islam/Ta’mir Masjid

No Pertanyaan Jawaban

01 Bagaimana Hubungan antar agama

didesa ini?

Sangat baik, rukun sesama pemeluk agama

dan pemeluk agama lain.

02 Menurut bapak apa faktor yang

menyebabkan kerukunan terjadi?

Tidak ada faktor-faktor, semua berjalan

begitu saja tanpa sebab dan memang dari

dulu hingga sekarang juga kami begini

03 Menurut Bapak apa makna kerukunan? Kerukunan ya hidup dama tentantram saling

menghormati, saling menghargai sesama.

Saling membantu jia dibutuhkan.

04 Bagaimana gambarang kerukunan

disini?

Kami saling menghormati umat lain disini

bahkan ketika ada acara-acara kami juga

saling membantu.

05 Disini tempat ibadah berdekatan itu

hanya sekedar kebetulan atau sudah

diatur sebelumnya?

Sebenarnya masjid ini tanah desa, terus pure

itu tanah pemerintah dan gereja itu tanah

yang dibeli oleh umat kristen, tidak diatur

sebelumnya, tanah-tanah ini kebetulan

kosong.

06 Adakah pemeluk agama Islam yang

berpindah ke agama lain? Dan

bagaimana tanggapan bapak?

Ada tapi tidak banyak, lebih banyak yang

non islam berpindah ke islam

07 Perasaan bapak sendiri bagaimana pak?

Ada rasa kecewa tau bagaimana?

Ya kecewa, tapi kami sudah berbuat yang

seharusnya kami memberi arahan-arahan

berupaya agar mereka tidak berpindah agama

tapi ya pada akhirnya semua kembali kepada

individu masing-masing.

08 Biasanya orang-orang berpindah agama

itu ada sebabnya pak, kalo disini rata-

rata sebabnya apa pak?

Biasanya Karena faktor pernikahan.

09 Bapak sebagai petani tambak, apakah

para petani disini mengurus lahannya

sendiri atau dengan bntuan orang lain?

Ya pasti butuh bantuan tenaga lain, kami

biasanya mempekerjakan buruh-buruh disini

saat musim panen atau tanam, baik tanam

ikan atau jagung, cabe dan lain-lain karena

tambak disini kalau waktunya musim hujan

biasanya kami kasih nanem ikan tapi kalau

pas musim kemarau kami tanami tumbuhan.

10 Apakah ada kriteria tertentu dalam

memilih buruh yang berkenaan dengan

agama?

Oh tidak, ya yang penting mereka bisa

bekerja dengan baik, tidak masalah agama

mereka apa.

Page 94:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung
Page 95:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung
Page 96:  · dusun yang masyarakatnya memeluk tiga agama yakni agama Islam sebagai agama mayoritas dan dua agama lagi yakni agama Kristen Protestan dan Hindu. 4 seperti kasus pnghancuran patung